DAMPAK KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Studi Pengguna Yamaha Byson Di Semarang )

Transkripsi

1 DAMPAK KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Studi Pengguna Yamaha Byson Di Semarang ) Teguh Utomo Ardi Progam Study Manajemen S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL : http//dinus.ac.id/ @mhs.dinus.ac.id ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of product quality, brand image, product differentiation and promotion on purchasing decisions of Yamaha Byson s. The population in this study is Yamaha Byson s user in Semarang and samples were taken 102 respondents. The sampling technique used is non-random purposive sampling type. Methods of data collection using questionnaires and analysis techniques used multiple regression. The results show that: 1). Product quality become the highest variable that has effect on purchase decisions. 2). Product differentiation become second variable that has effect on purchase decisions. 3). Brand image become third variable that has effect on purchase decisions. 4). Promotion become the lowest variable that has effect on purchase decisions. Keywords : Product Quality, Brand Image, Product Differentiation, Promotion, Purchasing Decision PENDAHULUAN Saat ini persaingan sepeda motor relatif ketat, hal ini menjadikan banyak pilihan bagi konsumen untuk menetapkan salah satu merek sepeda motor yang sesuai dengan keinginannya. Orang lebih memilih sepeda motor karena harga yang lebih relatif murah, serta penggunaan bahan bakar yang lebih rendah dan biaya operasionalnya lebih rendah. Keuntungan menggunakan sepeda motor adalah lebih cepat, lebih murah dan bisa menghindari macet. Alasan lainnya adalah ukurannya kecil, biaya perawatan murah, parkir mudah, kalau mau dijual lagi relatif mudah (Margonda,2014)). Saat ini ditawarkan sepeda motor dari berbagai jenis, salah satunya jenis sport. Hal ini adanya kebijakan dan aturan tentang otomotif yang diperediksikan bisa membuat pasar otomotif khususnya sepeda motor turun, tetapi tidak terjadi pada sepeda motor sport (Apriliananda,2012). Berdasarkan data, top brand index (TBI) sepeda motor sport tahun , maka dapat diketahui perkembangan dan market sharenya pada tahunnya yang bisa dilihat di tabel 1. :

2 Tabel 1. Market Share Sepeda Motor Sport Tahun No. Merek % Merek % Merek % 1 Yamaha V-IXION 20,5 Yamaha V-IXION 27,8 Yamaha V-IXION 21,5 2 Honda MegaPro 14,6 Honda Tiger 15,7 Kawasaki Ninja 15,6 3 Honda Tiger 12,2 Honda MegaPro 14,7 Honda CBR 10,9 4 Honda CBR 8,0 Kawasaki Ninja 13,4 Honda Tiger 9,7 5 Kawasaki Ninja 7,3 Yamaha Byson 6,7 Honda MegaPro 6,7 6 Yamaha Byson 7,2 Honda CBR 6,3 Yamaha Byson 5,4 Sumber : // Tabel 1. Memperlihatkan perkembangan market share sepeda motor sport dari tahun Market share merupakan perbandingan penjualan dari satu produk/merek dibandingkan dengan penjualan produk/merek yang ada di pasar. Semakin besar market sharenya menunjukkan bahwa penjualan suatu produk/merek semakin banyak dibandingkan produk/merek lain yang ada di pasar. Semakin tinggi penjualan menunjukkan bahwa keputusan pembelian terhadap suatu produk/merek tertentu juga semakin tinggi. Berdasarkan tabel tersebut, Yamaha V-ixion selalu menempati peringkat pertama. Namun demikian selama tahun , market sharenya mengalami fluktuatif (naik turun pada setiap tahunnya), sehingga tidak dapat diidentifikasi kenaikan maupun penurunan tersebut, diikuti oleh merek lain seperti Honda MegaPro, Honda Tiger dan Honda CBR. Hal ini diduga minat konsumen terhadap merek-merek tersebut cenderung berubah-ubah. Kawasaki Ninja selalu mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen cukup tinggi artinya keputusan konsumen untuk membeli Kawasaki Ninja juga tinggi. Sedangkan merek Yamaha Byson dari tahun selalu mengalami penurunan. Jadi menunjukkan bahwa keputusan pbeli konsumen pada Yamaha Byson juga turun dan bisa di bilang rendah artinya produk ini kurang diminati/disukai oleh konsumen karena mungkin banyak kekurangannya. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada keputusan pembelian terhadap suatu produk telah dilakukan oleh peneliti-peneiti sebelumnya, diantaranya adalah Gatot dan Dwiyanto (2013). Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan kualitas produk, citra merek dan promosi. Penelitian ini bermaksud mengembangkan penelitian (sintesa) tersebut dengan menambah diferensiasi produk sesuai penelitian Ong dan Sugiharto (2013), Sahetapy (2013) serta Simamora, dkk (2013). Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Rosyid, dkk,2013). Kualitas merupakan hal penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Apabila kualitas produk cenderung baik maka konsumen lebih cenderung untuk melakukan pembelian ulang dan bila kualitas produk itu tidak sesuai apa telah diinginkan berarti konsumen akan mengalihkan pembelian ke produk sejenis lainnya. Semakin baik, kualitas produk, itu berarti semakin tinggi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. 2

3 Citra merupakan semua persepsi terhadap produk atau merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap produk atau merek itu (Andrianto dan Idris,2013). Citra merek bisa dikatan kuat bila beberapa keunggulan utama untuk perusahaan dan salah satunya bisa menciptakan dalam keunggulan bersaing. Produk yang ada citra mereknya yang baik akan bisa lebih mudah diterima oleh konsumen. Citra pada produk harus berhubungan dengan sikap yang bisa berupa keyakinan dan preferensi pada suatu produk. Konsumen dengan citra positif pada suatu produk, akan bisa memungkinkan dalam melakukan pembelian, dan bisa di analisis kegunaan utama iklan diantaranya itu untuk membangun citra positif pada suatu produk. Dan semakin baik citra suatu merek, maka akan bisa semakin tinggi pula keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Semakin tinggi, citra merek pada produk, maka akan semakin tinggi keputusan konsumen dalam pembelian. Diferensiasi produk merupakan tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari persaingannya (Ong dan Sugiharto,2013). Diferensiasi sangat memerlukan penelitian yang benar-benar berbedauntuk bisa membedakan perbedaan pada produk yang lainya, dan perlu pengetahuan tentang produk desain. Diferensiasi produk biasanya hanya mengubah sedikit penampilan atau karakter produk, yaitu pada kemasan, tema promosi dan tanpa mengubah spesifikasi fisik pada produk itu meskipun diperlukan. Tujuan diferensiasi produk merupakan elemen dimana pelaku usaha atau pasar pasar berusaha membedakan produk mereka dengan produk pesaingnya, suatu bentuk persaingan bukan harga. Semakin berbeda suatu produk, berarti ini bisa menarik minat konsumen untuk melakukan suatu pembelian. Promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen (Oetama,2011). Agar perusahaan bisa berhasil pada produk atau jasa yang bisa ditawarkan untuk konsumen, berarti ini diharus mengkomunikasikan sejumlah informasi bisa tentang perusahaany, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah orang yang meliputi konsumen, perantara perdagangan dan media. Komunikasi pemasaran yang bisa mengacu terhadap promosi, bisa juga digunakan untuk bisa mendapatkan keunggulan daya saing. Fungsi utama dari sebuah strategi promosi untuk para pemasar iyalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang kita tawarkan juga memiliki keunggulan yang cukup berbeda dibandingkan pesaing, sehingga ini bisa menarik minat beli konsumen untuk bisa melakukan pembelian. Promosi cukup berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen, apakah akan membeli atau tidak akan membeli. Promosi yang selalu gencar akan bisa lebih meningkatkan keputusan konsumen dalam melakukan suatu pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat menganalisis pengaruh kualitas produk, citra merek, diferensiasi produk dan promosi terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson 3

4 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Produk Kualitas produk yaitu suatu kemampuan yang bisa memuaskan keinginan konsumen atau kebutuhan (Cannon, dkk,2008:286). Definisi lain dari kualitas produk yaitu karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong,2008:272). Tantangan paling besar yang dihadapi setiap perusahaan yaitu masalah tentang pengembangan suatu produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Di samping itu bisa juga bisa menyewa para peneliti guna untuk menciptakan suatu produk baru dengan model-model yang disuaikan. Perusahaan yang tidak tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan suatu produk baru perusahaan akan selalu menghadapi banyak resiko seperti contohnya penurunan volume penjualan, karena banyak muncul pesaing yang lebih bisa lebih kreatif, adanya perubahan pada selera konsumen, munculnya banyak teknologi baru dalam proses produksi (Cannon,dkk, 2008: 285). Citra Merek Citra merek adalah suatu persepsi yang selalu ada di benak konsumen yang bertahan lama tentang suatu merek itu sendiri (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Menurut Suryani (2013:86), citra merek yaitu segala hal yang bisa terkait dengan suatu merek yang ada di benak konsumen atau bisa lebih kesan konsumen tentang suatu merek. Konsumen pada umumnya memiliki persepsi yang positif terhadap merek pioner (merek pertama pada satu kategori produk), bahkan meskipun merek berikutnya muncul. Setelah itu juga terdapat korelasi yang positif antara citra merek pioner dengan citra diri ideal individu. Persepsi yang positif terhadap merek pioner ini akan mengarah pada intensi pembelian yang positif (Suryani, 2013:85). Produk dan merek mempunyai nilai yang simbolis bagi individu, yang menilainya yaitu atas dasar konsistensi (kesesuaian) dari gambaran pribadi mereka mengenai suatu merek. Beberapa produk kelihatan cocok dengan seorang individu, yan lain tidak. Konsumen berusaha memelihara atau meningkatkan ciri-cirinya dengan membeli berbagai produk dan berlangganan yang menurut keyakinannya sesuai dengan citra mereka, dan menghindari dari yang tidak sesuai (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Diferensiasi Produk Diferensiasi produk adalah penawaran produk yang berbeda dari lain, sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen (Kotler dan Armstrong, 2008:62). Konsep lain diferensiasi produk adalah produk yang memiliki kinerja unggul yang dicapai dengan cara unik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai oleh sebagian besar pasar (Kotler dan Keller,2009:56 Perusahaan dalam memposisikan produknya, mula-mula mengenali perbedaan nilai pelanggan yang mungkin menyediakan keunggulan kompetitif untuk membangun 4

5 posisi. Perusahaan dapat menawarkan nilai pelanggan yang lebih besar baik dengan menetapkan harga yang lebih murah daripada pesaing maupun dengan menawarkan keuntungan yang lebih banyak untuk menyesuaikan dengan harga yang lebih tinggi. Tetapi jika perusahaan menjanjikan nilai yang lebih besar, perusahaan harus menghantarkan nilai yang lebih besar itu. Setelah perusahaan memilih posisi yang diinginkan, perusahaan harus mengambil langkah yang kuat untuk menghantarkan dan menyampaikan posisi itu kepada konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong,2008:62). 5

6 Penelitian Terdahulu 6

7 KERANGKA KONSEPTUAL Pada suatu proses pembelian, biasanya seseorang mempertimbangkan terlebih dahulu tentang produk apa yang akan dibelinya yaitu, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari produk merek lain Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka konseptual sebagai berikut : METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu : 1. Kualitas Produk Kualitas produk merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller,2009:143). Kualitas produk diukur dengan indikator (Gatot dan Dwiyanto,2013:4) : a. Mampu berlari hingga kecepatan 115/km/jam b. Dilengkapi karburator dengan manifold pendek, sehingga kabut bensin udara lebih cepat masuk mesin dan cepat panas c. Suspensi depan dimodifikasi dengan tambahan pipa 7

8 2. Citra Merek Citra merek merupakan persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan lama tentang suatu merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157).. Citra merek diukur dengan indikator (Andrianto dan Idris,2013:5 serta Soewito, 2013:221) : a. Merek dikenal b. Merek terpercaya c. Logo produk 3. Diferensiasi Produk Diferensiasi produk merupakan tindakan merancang satu perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari lawan/pesaing (Widiyono dan Pakkanna,2013:132). Diferensiasi Produk diukur melalui indikator (Sahetapy,2013:415) : a. Kokoh dan kuat dengan monoshock bahan besi yang lebih tebal dibandingkan merek lain b. Variasi warna yang lebih banyak dibandingkan merek lain c. Harga yang lebih murah dibandingkan motor sport merek lain 4. Promosi Promosi merupakan mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain untuk mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon, dkk,2008:69) Promosi diukur melalui indikator (Oetama,2011:150): a. Media elektronik (internet) b. Pameran c. Brosur Varibel terikat yang digunakan adalah Keputusan Pembelian (Y) 5. Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen pada pembelian (Schiffman dan Kanuk,2008:485). Keputusan Pembelian diukur dengan indikator (Soewito,2013:222) a. Mencari informasi tentang Yamaha Byson b. Mantap dengan desain Yamaha Byson c. Kepercayaan pada kualitas Yamaha Byson d. Yamaha Byson merupakan alternatif pertama dalam memilih motor sport e. Rekomendasi kepada orang lain tentang Yamaha Byson Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu pengguna Yamaha Byson di Semarang Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian pengguna Yamaha Byson di Semarang dan diperoleh sampel 102 sampel. 8

9 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Regresi Berdasarkan dari hasil regresi maka dapat dibuat persamaan linear sebagai berikut : Y= 0,344 (X1) + 0,201 (X2) + 0,248 (X3) + 0,183 (X4) Persamaan regresi tersebut mengandung pengertian sebagai berikut : 1. Koefisien regresi kualitas produk (b1) bernilai positif yaitu sebesar 0,344, berarti setiap ada peningkatan kualitas produk itu akan meningkatkan keputusan pembelian. 9

10 2. Koefisien regresi citra merek (b2) bernilai positif sebesar 0,201, berarti jika setiap ada peningkatan citra merek itu akan meningkatkan keputusan pembelian. 3. Koefisien regresi diferensiasi produk (b3) bernilai positif sebesar 0,248, berarti setiap ada peningkatan diferensiasi produk itu akan meningkatkan keputusan pembelian. 4. Koefisien regresi promosi (b4) bernilai positif sebesar 0,183, berarti setiap ada peningkatan promosi itu akan meningkatkan keputusan pembelian.. Uji F Hasil uji - F sebesar 103,837 dengan sig 0,000. Dengan nilai sig. yang lebih kecil (<) dari = 0,05 maka kualitas produk, citra merek, diferensiasi produk dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian 10

11 Uji t Pembahasan 1. Kualitas Produk Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Uji hipotesis membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan pada kualitas produk akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian Yamaha Byson. Kualitas produk ialah karakteristikdari suatu produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong,2008:272). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penilaian tertinggi adalah Yamaha Byson mampu berlari hingga kecepatan 115/km/jam. Hal ini berarti kualitas produk Yamaha Byson lebih terlihat dari performa mesin yang bagus yaitu memiliki kapasitas mesin sebesar 150 cc sehingga bisa dipacu hingga kecepatan 115/km/jam. Sementara penilaian terendah adalah desain Yamaha Byson gagah dan bagus karena suspensi depan dimodifikasi dengan tambahan pipa. Hal ini berarti untuk desain perlu dibuat lebih bagus yang menggambarkan sepeda motor sport seperti menambah fairing di body samping. Dengan terus meningkatkan kualitas produk 11

12 maka diharapkan konsumen akan lebih menyukai Yamaha Byson sehingga memiliki keinginan lebih tinggi untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan penelitian Munawaroh (2011), Oetama (2011), Sari dan Astuti (2012), Astuti (2013), Andrianto dan Idris (2013), Gatot dan Dwiyanto (2013), Ong dan Sugiharto (2013), Rosyid, dkk (2013), Soewito (2013), Suatma (2013), Setianingsih (2014), Pangestu, dkk (2015), yang membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. Citra Merek Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Uji hipotesis membuktikan bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya citra merek yang lebih baik akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian Yamaha Byson. Menurut Suryani (2013:86), citra merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di benak konsumen atau kesan konsumen tentang suatu merek. Citra mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang produk, maka konsumen akan menggunakan citra merek sebagai dasar memilih produk (Suryani,2013:85). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penilaian tertinggi adalah logo Yamaha Byson mudah dikenal. Hal ini karena Yamaha Byson diproduksi oleh produsen sepeda motor yang sudah terkenal dan memiliki nama yaitu Yamaha, dimana di setiap memproduksi sepeda motor selalu membuat logo yang menjadi identitas produk sepeda motor tersebut, sehingga hal ini yang membuat konsumen mengenal Yamaha Byson. Sementara penilaian terendah adalah merek Yamaha Byson dipercaya sejak dulu. Hal ini bisa menjadi masukan untuk lebih meningkatkan citra merek, yaitu dengan selalu memperbarui teknologi yang digunakan seperti penggunaan rem cakram untuk ban belakang sehingga bisa lebih memberi rasa aman konsumen ketika mengendarai Yamaha Byson. Faktor ini yang semakin menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap Yamaha Byson sehingga akan bisa tertarik dalam melakukan suatu pembelian. Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan penelitian Andrianto dan Idris (2013), Ong dan Sugiharto (2013), Rosyid, dkk (2013), Soewito (2013), Simamora, dkk (2013), Permadi, dkk (2014), Setianingsih (2014), Pangestu, dkk (2015) yang membuktikan bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 3. Diferensiasi Produk Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Uji hipotesis membuktikan bahwa diferensiasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya citra merek yang lebih baik akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian Yamaha Byson. Diferensiasi produk adalah penawaran produk yang berbeda dari lain, sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen (Kotler dan Armstrong, 2008:62). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penilaian tertinggi adalah warna Yamaha Byson lebih bervariasi dibandingkan motor sport merek lain. Warna yang ditawarkan yaitu black fighter, silver bold, dan red combat dengan dipadukan stripping yang mencitrakan street fighter dan juga lambang dari Yamaha Byson sehingga lebih bervariasi dibanding merek pesaing. Sementara penilaian terendah adalah harga Yamaha Byson lebih murah dibandingkan motor sport merek lain. Yamaha Byson ditawarkan pada kisaran harga Rp Sementara untuk 12

13 harga pesaing terdekat yaitu Honda Megapro ditawarkan pada harga Rp , sehingga Yamaha Byson tidak jauh lebih murah dibanding merek pesaing. Hal ini berarti untuk meningkatkan diferensiasi produk dapat dilakukan dengan menawarkan harga yang lebih terjangkau seperti dengan memberikan program cashback uang muka sampai 1 juta rupiah sehingga dengan uang muka yang ringan para konsumen bisa lebih mampu dalam melakukan suatu pembelian pada Yamaha Byson. Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan penelitian Ong dan Sugiharto (2013), Sahetapy (2013), Simamora, dkk (2013) yang membuktikan bahwa diferensiasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 4. Promosi Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Uji hipotesis membuktikan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan promosi akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian Yamaha Byson. Tjiptono (2008:219) mendeskripsikan promosi ialah aktivitas pemasaran yang selalu berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penilaian tertinggi adalah Yamaha Byson dipromosikan melalui media elektronik (internet). Hal ini dapat dilihat dari berbagai website baik itu website resmi dari Yamaha maupun website lainnya yang menginformasikan mengenai spesifik Yamaha Byson maupun harga yang ditawarkan sehingga secara langsung maupun tidak langsung ikut mempromosikan Yamaha Byson. Sementara untuk penilaian terendah diberikan terhadap Yamaha Byson sering dipromosikan saat pameran, sehingga harus lebih sering melakukan pameran yang khusus mempromosikan Yamaha Byson di mall dan dilakukan setiap sebulan sekali selama satu minggu sehingga produknya akan lebih dikenal oleh konsumen. Dengan sumber informasi yang mudah didapat karena sering dilakukan pameran maka hal ini yang akan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian Yamaha Byson. Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan penelitian Andrianto dan Idris (2013), Gatot dan Dwiyanto (2013), yang membuktikan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Akan tetapi tidak mendukung penelitian Munawaroh (2011), Oetama (2011) yang membuktikan bahwa promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. KESIMPULAN 1. Kualitas produk menjadi variabel terbesar yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. Diferensiasi produk menjadi variabel kedua yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian 3. Citra merek menjadi variabel ketiga yang terhadap keputusan pembelian. 4. Promosi menjadi variabel terkecil yang mempengaruhi keputusan pembelian 13

14 SARAN 1. Variabel terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Byson adalah adalah kualitas produk. Pada faktor kualitas produk para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai desain Yamaha Byson gagah dan bagus karena suspensi depan dimodifikasi dengan tambahan pipa. Hal ini berarti untuk tambahan pipa membuat penampilan Yamaha Byson gagah dan bagus tetapi di kedua sisi body perlu ditambah fairing agar selain terlihat gagah juga akan lebih memperlihatkan sebagai sepeda motor jenis sport. 2. Variabel kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Byson adalah adalah diferensiasi produk. Pada faktor diferensiasi produk para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai harga Yamaha Byson lebih murah dibandingkan motor sport merek lain. Hal ini menunjukkan bahwa Yamaha Byson masih perlu menawarkan harga lebih terjangkau seperti dengan memberikan program cashback uang muka sampai 1 juta rupiah sehingga dengan uang muka yang ringan para konsumen bisa lebih mampu untuk melakukan pembelian Yamaha Byson secara kredit. 3. Variabel ketiga yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Byson adalah adalah citra merek. Pada faktor citra merek para konsumen memberikan penilaian terendah terhadap merek Yamaha Byson dipercaya sejak dulu. Hal ini berarti Yamaha Byson harus terus berupaya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, yaitu dengan selalu memperbarui teknologi yang digunakan seperti penggunaan rem cakram untuk ban belakang sehingga bisa lebih memberi rasa aman konsumen ketika mengendarai Yamaha Byson. Hal ini yang akan semakin memperkuat citra merek yang baik dari Yamaha Byson sehingga konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian. 4. Variabel terendah yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Byson adalah adalah promosi. Pada faktor promosi para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai Yamaha Byson sering dipromosikan saat pameran, sehingga perlu lebih sering melakukan pameran di berbagai tempat seperti di mall yang khusus mempromosikan Yamaha Byson. Promosi dapat dilakukan setiap sebulan sekali selama satu minggu, sehingga dengan lebih gencar dipromosikan melalui pameran maka konsumen dapat secara langsung mengamati produk Yamaha Byson dan dapat meminta informasi dari para salesman/salesgirl mengenai spesifikasi produk Yamaha Byson sehingga apabila tertarik dengan penampilan dan spesifikasi yang ditawarkan maka akan menumbuhkan keinginan melakukan pembelian Yamaha Byson. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Astuti, Sri Rahayu Tri Studi Tentang Keputusan Pembelian Smartphone Pada Kelas Konsumen Baru Di Kota Semarang. Jurnal Fokus Ekonomi. Vol. 8 No. 1 Hal UNDIP. Semarang. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ginting, Nembah F. Hartimbul Manajemen Pemasaran. Cetakan 2. Yrama Widya. Bandung. Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta. Margonda, Codel Sepeda Motor. Sepeda_ motor. Munawaroh, Siti Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Mio Di Banjarbaru Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Oktober Volume 12. Nomor 2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin. Banjarmasin. Oetama, Seanewati Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda Di Sampit. Socioscientia : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Volume 3. Nomor 1. Hal STIE Sampit. Sampit. Ong, Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto Analisis Pengaruh Strategi Diferensiasi, Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Di Cincau Station Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1. No. 2. Hal Universitas Kristen Petra. Surabaya. Pangestu, Michael Febriant, Ronald Suryaputra dan Go George Herbert Analisis Pengaruh Product Image, Word Of Mouth, Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Buah Lokal Di Surabaya. Jurnal Gema Aktualita. Vol. 4 No. 2. Hal Business School UPH Surabaya. Surabaya. Permadi, Prima Conny, Srikandi Kumadji dan Andriani Kusumawati Pengaruh Citra Merek Terhadap Word Of Mouth dan Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Dapoer Mie Galau Jalan Selorejo 83 Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 10 No. 1. Hal Universitas Brawijaya. Malang. 15