LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN. Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN. Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT bahwasanya Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2017 telah selesai disusun. Hal ini sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk memenuhi kewajiban sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja instansi pemerintah. Laporan Kinerja ini memuat perencanaan dan perjanjian kinerja, serta akuntabilitas kinerja sesuai tugas dan fungsi Puslitbang Tanaman Pangan. Capaian kinerja selama tahun 2017, merupakan pelaksanaan tahun ketiga berdasarkan Rencana Strategis , diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Secara umum capaian kinerja sasaran telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 103,17%. Sebanyak 11 VUB tanaman pangan telah dihasilkan dari target 10 VUB, 11 teknologi budi daya, 188,6 ton benih sumber, serta 6 rekomendasi kebijakan tanaman pangan. Dilaporkan pula kegiatan diseminasi, Sekolah Lapang Mandiri Benih, pembangunan TSP, dan penghargaan sebagai instansi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), PUI, dan pengelolaan keuangan. Ini menunjukkan komitmen untuk terus mewujudkan Good Governance dan Clean Government. Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam rangka membangun kinerja khususnya penelitian dan pengembangan tanaman pangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan IPTEK tanaman pangan. Bogor, 10 Januari 2018 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Dr. Andriko Noto Susanto Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii

4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv

5 IKHTISAR EKSEKUTIF Kinerja pembangunan pertanian tahun 2017 relatif berhasil dalam mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi pertanian 2017 secara umum meningkat dibandingkan tahun Kementerian Pertanian mencatat produksi padi pada tahun 2017 sebanyak 81,382 juta ton atau naik 2,56% dibandingkan tahun 2016 sebanyak 79,355 juta ton. Produksi jagung nasional 2017 tercatat 27,952 juta ton atau naik 18,55 % dibandingkan dengan produksi tahun 2016 sebanyak 23,578 juta ton, sedangankan produksi kedelai tahun 2017 belum mampu swasembada karena produksi tahun 2017 hanya ton biji kering dibandingkan dengan produksi tahun 2016 sebesar ton. Hal ini suatu tantangan untuk mengupayakan peningkatan produksi tanaman pangan. Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melakukan litbang padi dan palawija. Visi Puslitbang Tanaman Pangan Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Terkemuka, Penghasil Teknologi dan Inovasi Pertanian Modern untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani. Mandat tersebut dilaksanakan bersama dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi di Malang, Balai Penelitian Tanaman Serealia di Maros, dan Loka Penelitian Penyakit Tungro di Lanrang, Sulsel. Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada periode diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input. Output yang akan dicapai dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan, 2) Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan, 3) Jumlah produksi benih sumber tanaman pangan, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian. Dilaporkan pula pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan, diseminasi, realisasi keuangan, dan sumber daya penelitian. Ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan berdasarkan laporan capaian IKU satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan yang dipantau setiap triwulan melalui aplikasi i-monev, PMK 249, dan e-monev, serta monitoring dan evaluasi melalui kunjungan ke lapangan setiap semester. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori, yaitu: Sangat berhasil (capaian sasaran >100%), Berhasil (capaian sasaran %), Cukup berhasil (capaian sasaran 60-<80%), dan Kurang berhasil (capaian sasaran <60%). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v

6 Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2017 kategori Sangat Berhasil dengan capaian sasaran 103,17%. Telah dilepas 11 VUB, yaitu 5 VUB padi (varietas Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan, Tarabas, Mustaban Agritan, dan Munawacita Agritan), 3 VUB aneka kacang dan ubi (kedelai Derap 1, kacang tanah Katana 1 dan Katana 2), 3 VUB tanaman serealia (jagung Nasa 29, jagung Srikandi Andi Depu 2, dan gandum Guri 7 Agritan). Telah dirakit 11 paket teknologi budi daya tanaman pangan, produksi benih sumber 188,6 ton dari target 173 ton. Telah disusun 6 paket rekomendasi kebijakan tanaman pangan, dilaksanakannya SL-Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan terintegrasi Desa Mandiri Benih di 15 propinsi, pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di BBPadi Sukamandi dan Balitsereal Maros, serta pengelolaan sumber daya genetik, dan diseminasi hasil penelitian tanaman pangan. Kinerja keuangan Puslitbang Tanaman Pangan cukup baik, berdasarkan capaian realisasi anggaran dan PNBP yang melebihi target yang direncanakan. Pagu total anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2017 sebesar Rp ,- terdiri dari Belanja Pegawai Rp , Belanja Barang Operasional Rp ,- Belanja Barang Non-Operasional Rp ,- dan Belanja Modal Rp ,-. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar ,- (94,51%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp , (93,47%), Belanja Barang Operasional Rp ,- (98,81%), Belanja Barang Non-Operasional Rp ,- (99,64%), dan Belanja Modal Rp ,- (83,31%). Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2017 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp ,- (720,20%) dan Penerimaan Fungsional Rp ,- (116,95%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar Rp ,- (127,38%) dari target Rp Sumber daya manusia di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sampai dengan 31 Desember 2017 berjumlah 730 orang, berkurang daripada tahun 2016 sebanyak 768 orang, karena ada pegawai yang purna tugas. Kualitas SDM terus ditingkatkan melalui pendidikan jangka pendek dan jangka panjang. Ketersediaan sarana dan prasarana telah dimanfaatkan secara optimal untuk penelitian dan laboratorium telah terakreditasi. Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian internasional (IRRI, CYMMIT, CIP) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN, LIPI), serta swasta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi

7 Produk Puslitbang Tanaman Pangan telah diminati swasta dan dilisensikan tahun 2017, antara lain jagung hibrida varietas Bima 10, 14, 15 dan 20 sebanyak kg oleh PT. Sang Hyang Seri dan dipasarkan ke seluruh Indonesia, diperkirakan potensi royalti dari produksi jagung hibrida Rp ,-. Kerja sama lisensi dengan pihak swasta lainnya yaitu padi HiPa 12, 14 SBU dan 18 dengan PT. Petrokimia, padi HiPa 8 dengan PT. Dupont Indonesia, Materian 10 WP dengan PT. Biosindo Mitra Jaya, Pupuk hayati Agrisoy dengan PT. Agro Indo Mandiri, Jagung Bima 3 dengan PT. GIS, Jagung Bima 16 dengan PT. Pusri, jagung Bima 14 Batara dengan CV. Agro Indo Seed dan UD Sari Bumi Indonesia, jagung Bima 16 dengan PT. TWIN, jagung Bima 20 URI dengan PT. Mulya Agro Sarana, jagung JH 27, dan Bima 15 dengan PT. Pertani, Jagung Bima 9 dan Bima 22 Agritan dengan PT. Srijaya, dan jagung Bima 19 Uri dan Bima 20 Uri dengan PT. Tani Solusi. Ini merupakan suatu bentuk scientific dan impact recognition terhadap kinerja Puslitbang Tanaman Pangan. Capaian kinerja 2017 telah menjadi acuan penyusunan rencana kegiatan tahun mendatang dan bahan reviu Renstra Puslitbang Tanaman Pangan dalam mendukung program Kementerian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian viii

9 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Ikhtisar Eksekutif... Daftar Isi... iii v ix I. Pendahuluan... 1 II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Rencana Strategis Rencana Kinerja Tahunan Perjanjian Kinerja III. Akuntabilitas Kinerja Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Kinerja Pencapaian Kinerja Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan Capaian Kinerja Lainnya Akuntabilitas Keuangan Analisis Akuntabilitas Keuangan IV. Penutup Lampiran: 1. Rencana Strategis (RS) Puslitbang Tanmaan Pangan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix

10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian x

11 BAB. I PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja pembangunan pertanian selama periode 2017 relatif berhasil dalam mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi pertanian 2017 secara umum meningkat dibandingkan tahun 2016, bahkan tidak ada impor beras selama tahun Kementerian Pertanian mencatat produksi padi pada tahun 2017 sebanyak 81,382 juta ton atau naik 2,56% dibandingkan tahun 2016 sebanyak 79,355 juta ton. Produksi jagung nasional 2017 tercatat 27,952 juta ton atau naik 18,55% dibandingkan dengan produksi tahun 2016 sebanyak 23,578 juta ton, sedangankan produksi kedelai tahun 2017 belum mampu swasembada karena produksi tahun 2017 hanya ton biji kering atau mengalami penurunan 36,90 % dibandingkan dengan produksi tahun 2016 sebesar ton. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan terus peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Pembangunan pertanian di Indonesia masih akan menghadapi tantangan yang terkait dengan penambahan jumlah penduduk, perubahan iklim, dan perubahan pasar global yang mempengaruhi lingkungan strategis sektor pertanian Indonesia. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategis domestik dan global tersebut, maka perlu mencermati potensi (kekuatan dan peluang) maupun permasalahan/kelemahan dan implikasinya yang dihadapi subsektor tanaman pangan. Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke depan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke tiga ( ), di mana RPJMN sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Visi pembangunan dalam RPJM adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut dijabarkan menjadi Tujuh Misi serta Sembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA). Kesembilan Agenda Prioritas lima tahun ke depan adalah 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, 2) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas dari korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

14 rakyat dan daya saing di pasar internasional, 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa, dan 9) Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkan rincian dari Sembilan Agenda Prioritas, maka agenda prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu Peningkatan Agroindustri dan Peningkatan Kedaulatan Pangan. Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era revolusi bioekonomi (Modern Agriculture) sesuai konsep Ekonomi Biru yang digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering untuk menghasilkan biomasa sebesar-besarnya yang akan diolah menjadi bahan pangan, pakan, energi, obat-obatan, dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan. Puslitbang Tanaman Pangan akan semakin strategis guna mendukung pengembangan Modern Agriculture yang ditandai dengan pengembangan 1) Bio- Science (Genom Research), 2) Teknologi Inovasi menjawab Perubahan Iklim, dan 3) Aplikasi IT (Bioinformatika, Agrimap Info, dan Diseminasi). Puslitbang Tanaman Pangan, sebagai lembaga pendukung Sektor Pertanian perlu merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan secara lebih kontekstual dalam merespon perubahan lingkungan strategis Kedudukan Tugas Dan Fungsi Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian yang memperoleh mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman padi dan palawija. Tugas yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan menyiapkan perumusan kebijakan dan program serta melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan bersifat mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah. Penelitian yang bersifat hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar dan teknologi generik yang akan diuji daya adaptasi oleh BPTP sebelum disebarluaskan kepada petani. Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi yaitu: a) penyiapan rumusan dan kebijakan penelitian dan pengembangan, b) perumusan program penelitian dan pengembangan, c) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan, d) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, e) evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan, dan f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga di tingkat pusat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

15 Gambar 1. Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan Permentan 43/2015. Puslitbang Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Pusat dibantu: 1) Bidang Program dan Evaluasi membawahi Subbidang Program dan Subbidang Evaluasi, 2) Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian membawahi Subbidang Kerja Sama Penelitian dan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian, dan 3) Bagian Tata Usaha membawahi Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan. Kegiatan operasional penelitian dilaksanakan oleh satu Balai Besar, dua Balai, dan satu Loka Penelitian, sebagai berikut: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Jawa Barat, bertugas melakukan penelitian tanaman padi. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang, Jawa Timur, bertugas melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros, Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian tanaman jagung dan serealia lain. Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), di Lanrang, Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian penyakit tungro tanaman padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

16 1.3. Sumber Daya Manusia Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Tanaman Pangan didukung sarana kebun percobaan dan laboratorium yang terakreditasi, serta tenaga fungsional peneliti dan administrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun berkurang secara alamiah karena purna tugas. Jumlah SDM tahun 2017 berjumlah 730 orang, tahun 2016 berjumlah 768 orang, dan tahun 2010 berjumlah 901 orang. Pengurangan pegawai terjadi di seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Saat ini SDM lingkup Puslitbang Tanaman Pangan didukung oleh 65 orang S3, 100 orang S2, 161 S1, serta 8 orang profesor riset (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan pendidikan, 31 Desember Satker SDM berdasarkan tingkat pendidikan S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP /SD Total Puslitbangtan BBPadi Balitkabi Balitsereal Lolit Tungro Jumlah Dukungan Anggaran Dukungan anggaran sangat diperlukan untuk merakit teknologi menjawab berbagai tantangan pembangunan pertanian, seperti pengelolaan lahan suboptimal yang sangat luas guna meningkatkan produktivitas lahan dan produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tanaman pangan lainnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

17 Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran guna menunjang kegiatan manajemen dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Alokasi anggaran bervariasi dari tahun , pada tahun 2017 Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran sebesar Rp. 128,460 miliar yang lebih rendah dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp miliar (Tabel 2). Namun, hal ini tidak menyurutkan kinerja lembaga sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dan diamanatkan guna mendukung peningkatan agroindustri dan kedaulatan pangan. Tabel 2. Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan Satker Jumlah anggaran per tahun (x Rp.juta) Puslitbangtan BBPadi Balitkabi Balitsereal Lolit Tungro Jumlah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

18 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

19 BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

20 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

21 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Visi Visi dan Misi Puslitbang Tanaman Pangan mengacu pada visi dan misi Badan Litbang Pertanian dan merupakan bagian integral dari visi dan misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun Visi Badan Litbang Pertanian adalah: Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian, maka Puslitbang Tanaman Pangan merumuskan visi yaitu: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Terkemuka, Penghasil Teknologi dan Inovasi Pertanian Modern untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani. Misi Misi yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan adalah: 1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pertanian modern yang memiliki scientific recognition dengan produktivitas dan efisiensi tinggi. 2. Hilirisasi dan masalisasi teknologi pertanian modern sebagai solusi menyeluruh permasalahan pertanian yang memiliki impact recognition Tujuan Dan Sasaran Tujuan kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan tahun antara lain: 1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya, produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian, dengan memanfaatkan biosains dan bioenjinering. 2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

22 3. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian. 4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian, mendiseminasikan iptek, serta membangun jejaring kerja sama nasional dan internasional. 5. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition), serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition). Sasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan antara lain: 1. Tersedianya varietas unggul baru berdaya saing dengan memanfaatkan advance techonology (genomic, bioinformatika dan iradiasi). 2. Tersedia dan terdistribusinya benih sumber padi, serealia, serta kacang dan umbi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman. 4. Tersedianya model pengembangan agribisnis tanaman pangan terpadu dan berkelanjutan. 5. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan mendukung sistem agribisnis terpadu dan berkelanjutan. Arah Kebijakan Litbang Pertanian Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerja sama dengan institusi lain, baik nasional maupun internasional. Arah kebijakan pengembangan Badan Litbang Pertanian adalah: 1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan produksi pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan area pertanian, terutama di lahan suboptimal, serta mendukung penyediaan sumber bahan pangan yang beragam. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

23 2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya pertanian. 3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian. 4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yang saling menguatkan antar- UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dan dengan berbagai lembaga penelitian terkait di dalam dan luar negeri. Program Program Badan Litbang Pertanian periode diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Tanaman pangan merupakan merupakan komoditas strategis. Hal ini telah selaras dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang menetapkan litbang menurut fokus komoditas dalam 8 (delapan) kelompok produk, yaitu: 1) Bahan makanan pokok nasional: padi, jagung, kedelai, gula, daging unggas, daging sapi-kerbau, 2) Bahan makanan pokok lokal: sagu, jagung, umbi-umbian (ubikayu, ubijalar), 3) Produk pertanian penting pengendali inflasi: cabai, bawang merah, bawang putih, 4) Bahan baku industri: sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, susu, ubikayu, 5) Bahan baku industri: sorgum, gandum, tanaman obat dan atsiri, 6) Produk industri pertanian: aneka tepung dan jamu, 7) Produk energi pertanian: biodiesel, bioetanol, biogas, dan 8) Produk pertanian berorientasi ekspor dan substitusi impor: nanas, manggis, salak, jeruk, mangga, kambing/ domba, florikultura. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada periode diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input. Kegiatan difokuskan pada perakitan varietas unggul tanaman pangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan keunggulan satu atau lebih seperti potensi hasil tinggi, umur sangat pendek (sangat genjah), dan toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, adaptif dikembangkan di lahan suboptimal dan lahan terdampak perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul dirancang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

24 sejak awal dengan melibatkan konsumen dan stakeholder lainnya agar sesuai dengan preferensi konsumen. Sumber daya genetik untuk perakitan varietas antisipatif dampak perubahan iklim tidak selalu tersedia, maka perakitan varietas unggul tidak hanya menggunakan pendekatan pemuliaan konvensional, tetapi juga pendekatan biologi molekuler atau genomik untuk gen discovery dan pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber gen peningkatan produktivitas, toleransi terhadap cekaman biotik/abiotik menjadi sangat penting untuk dilakukan bersama-sama oleh litbang tanaman pangan bersama dengan litbang bioteknologi. Penelitian dalam bentuk konsorsium ke depan dijadikan wadah kegiatan perakitan varietas unggul dimulai dari merancang target pemuliaan. Peran sumber daya genetik tanaman pangan menjadi sangat penting karena keberhasilan identifikasi, karakterisasi morfologik dan genetik akan digunakan sebagai sumber tetua unggul dalam perakitan varietas unggul baru yang disesuaikan dengan tujuan perakitan. Kegiatan diseminasi varietas unggul baru perlu dipercepat agar dapat dimanfaatkan oleh petani dan stakeholder dengan system diseminasi multichannel di antaranya melalui Model Desa Mandiri Benih, Taman Sains Pertanian (TSP), Taman Tekno Pertanian (TTP), dan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LL-IP). Berdasarkan jargon Benih adalah UPBS, maka ke depan litbang tanaman pangan akan lebih fokus pada peningkatan peran dan fungsi UPBS tanaman padi, jagung, dan kedelai untuk dapat memenuhi kebutuhan benih sumber nasional mendukung penyebaran varietas spesifik lokasi. Tingkat adopsi varietas unggul oleh petani dalam bentuk riil di lapangan melalui kegiatan diseminasi varietas unggul yang baru dilepas. Kinerja UPBS dicirikan oleh kemampuannya menjaga kemurnian genetik varietas yang telah diadopsi melalui penyediaan benih sumber (BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi dan jagung yang dihasilkan dengan terus menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO Balit lingkup Puslitbang Tanaman Pangan akan dikembangkan secara bertahap menjadi TSP dan bersama dengan BPTP mengembangkan TTP dan LL-IP. Sejalan dengan hal tersebut, untuk aktualisasi potensi hasil varietas unggul perlu disiapkan logistik benih sumber bermutu dan penelitian perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya ramah lingkungan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yang disiapkan secara paralel dengan proses perakitan varietas unggul. Perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya pendukung yang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam; pengelolaan air; pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

25 gulma; panen dan pascapanen primer sejak awal lebih diarahkan untuk agroekosistem lahan suboptimal dengan mempertimbangkan kondisi spesifik lokasi dan antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budi daya pendukung dalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas aktual dan indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan model pengembangan pertanian tanaman pangan bioindustri berkelanjutan, yakni kemandirian pangan dan kecukupan energi. Target Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan Sesuai dengan sasaran strategis, target kinerja Puslitbang Tanaman Pangan antara lain: 1. Penciptaan varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience. 2. Penciptaan teknologi dan inovasi budi daya, pascapanen, dan prototipe alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif. 3. Penyediaan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian. 4. Penyediaan dan pendistribusian produk inovasi pertanian (benih sumber) dan materi alih teknologi. 5. Pengembangan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park). 6. Pengembangan Model Sekolah Lapang (SL)-Kedaulatan Pangan mendukung Desa Mandiri Benih. 7. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang andal dan terkemuka, serta meningkatkan HKI RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2017 Penyusunan rencana kinerja kegiatan penelitian diselaraskan dengan sasaran Renstra Puslitbang Tanaman Pangan Sejalan dengan hal tersebut Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2017 yang berisi: 1) Sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan, 2) Indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel, dan 3) Target yang akan dihasilkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

26 Rencana kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan telah dituangkan dalam RKT tahun 2017 yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbang Tanaman Pangan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan 2. Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan 3. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan 5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di BBPadi (KP Sukamandi, Jabar) dan Balitsereal (KP Maros, Sulsel) 6. Terselenggaranya SL- Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih (padi, jagung, dan kedelai) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi Jumlah rekomendasi kebijakan tanaman pangan Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Jumlah propinsi yang dilatih menjadi pendamping melalui Training of Trainers (TOT) pada Sekolah Lapang Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih. 10 varietas 11 teknologi 173 ton 6 rekomendasi 2 Propinsi 15 propinsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

27 2.3. PERJANJIAN KINERJA 2017 Perjanjian Kinerja 2017 ditetapkan setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA tahun Perjanjian kinerja ini merupakan wujud komitmen antara Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dengan Kepala Badan Litbang Pertanian. Perjanjian kinerja tahun 2017 disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan 2. Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan 3. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Tersedianya rekomendasi dan saran kebijakan litbang tanaman pangan 5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di BBPadi (KP Sukamandi, Jabar) dan Balitsereal (KP Maros, Sulsel) (Lanjutan) 6. Terselenggaranya SL- Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih (padi, jagung, dan kedelai) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi Jumlah rekomendasi saran kebijakan tanaman pangan Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Jumlah propinsi yang dilatih untuk menjadi pendamping melalui Training of Trainers (TOT) pada Sekolah Lapang Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih. 10 varietas 11 teknologi 173 ton 6 rekomendasi 2 Propinsi 15 propinsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

28 Indikator Kinerja Utama Output yang dituangkan dalam IKU litbang tanaman pangan meliputi: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan, 2) Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan, 3) Jumlah produksi benih sumber padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan desa mandiri Benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP). Dalam laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Tanaman Pangan ini dilaporkan juga perkembangan berbagai kegiatan lain, yaitu: a) Pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan, b) Kegiatan diseminasi hasil penelitian tanaman pangan, c) Laporan keuangan, dan d) Sumber daya penelitian. Pencapaian target Indikator Kinerja Utama dilaksanakan melalui serangkaian penelitian di Puslitbang Tanaman Pangan, BBPadi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro, dengan judul perakitan varietas unggul baru, teknologi budi daya panen dan pascapanen primer, produksi benih sumber, rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan desa mandiri benih, dan pembangunan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

29 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

30 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

31 III. AKUNTABILITAS KINERJA Hasil-hasil penelitian tanaman pangan baik secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan kontribusi pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, seperti meningkatnya produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tersebarnya benih unggul dan teknologi tanaman pangan. Inovasi yang dihasilkan meliputi perakitan varietas unggul baru, benih sumber, dan teknologi budi daya. Hasil-hasil penelitian disebarluaskan melalui berbagai pertemuan ilmiah, ekspose dan gelar teknologi, serta menerbitkan publikasi ilmiah tercetak dalam bentuk jurnal, prosiding, buletin, dan website yang telah terbangun di seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tidak terlepas dari telah diterapkannya melalui monitoring dan evaluasi serta Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Mekanisme monitoring dan evaluasi penelitian dilakukan setiap Triwulan melalui pelaporan dari masingmasing satker, serta setiap semester melakukan kunjungan ke Satker untuk pemeriksaan dokumen dan peninjauan lapang. Realisasi keuangan dipantau melalui aplikasi i-monev berbasis web yang diupdate setiap hari Jumat oleh masing-masing satker, serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan serta SPAN KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN PENCAPAIAN KINERJA Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan berdasarkan dokumen laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan kemudian dihitung menggunakan rumus: Capaian sasaran = Realisasi IKU dibagi Target IKU x 100%. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring, yaitu: Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika capaian sasaran %, Cukup berhasil, jika capaian sasaran 60-<80%, dan Kurang berhasil, jika capaian sasaran <60% ANALISIS CAPAIAN KINERJA Capaian kinerja Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan IKU yang ditetapkan tahun 2017 disajikan pada Tabel 5 berikut ini. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

32 Tabel 5. Pengukuran Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian kinerja 1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan 2. Tersedianya teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer tanaman pangan 3 Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan 5 Terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di BBPadi (KP Sukamandi, Jabar) dan Balitsereal (KP Maros, Sulsel) (Lanjutan) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer tanaman pangan Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, serta kacang dan ubi berdasarkan SMM ISO Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) 10 Varietas 11 VUB Teknologi 11 Teknologi Ton 188,6Ton Rekomendasi 6 Rekomendasi Propinsi 2 Propinsi Terselenggaranya SL-Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih (padi, jagung, dan kedelai) Jumlah propinsi yang dilatih untuk menjadi pendamping melalui Training of Trainers (TOT) pada SL- Kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih. 15 Propinsi 15 Propinsi 100 Rata-rata 103,17 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

33 Capaian Kinerja 2017 Evaluasi dan analisis capaian kinerja Pulitbang Tanaman Pangan tahun 2017 disajikan sebagai berikut: Sasaran Strategis 1 : Terciptanya Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan Kegiatan ini dapat dicapai melalui penelitian pemuliaan dan perakitan varietas unggul baru tanaman pangan. Adapun target IKU tahun 2017 yaitu dilepasnya 10 varietas unggul baru tanaman pangan, sedangkan capaian realisasi perakitan VUB tanaman pangan sebanyak 11 VUB atau 110,00%, yaitu telah dilepas 5 varietas unggul baru padi, 3 VUB aneka kacang dan umbi, dan 3 VUB serealia (Tabel 6). Tabel 6. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun Indikator Kinerja Target Realisasi % Varietas unggul baru padi Varietas unggul baru aneka kacang dan umbi Varietas unggul baru serealia Secara umum, kinerja Puslitbang Tanaman Pangan dalam perakitan varietas unggul baru dapat tercapai sesuai target berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan (Tabel 7). Tabel 7. Perbandingan capaian kinerja tahun Indikator Kinerja Target/ Realisasi Varietas unggul baru padi Varietas unggul baru aneka kacang dan umbi Varietas unggul baru serealia Target Realisasi 5 (100%) 6 (100%) 5 (100%) Target Realisasi 4 (100%) 8 (133,33%) 3 (150%) Target Realisasi 7 (100%) 7 (140,00%) 3 (100%) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

34 Gambar 2. Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru tanaman pangan serta anggaran penelitian Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru (VUB) tanaman pangan selama tahun 2017 telah berhasil sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Meskipun jika dilihat dari perkembangan anggaran penelitian menurun diperbandingkan dengan tahun (Gambar 1). Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategis yang disusun untuk Adapun keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari VUB yang dilepas 2017 diuraikan sebagai berikut: Padi Tahun 2017 telah dilepas sebanyak 5 varietas unggul baru padi untuk padi sawah dan padi gogo. Varietas unggul baru yang dihasilkan oleh BB Padi pada 2017 adalah 2 (dua) VUB padi gogo toleran naungan, 1 (satu) VUB padi mutu tipe Japonica dan 2 (dua) VUB padi perbaikan padi Kewal lebih genjah antara lain : 1) Rindang 1 Agritan, 2) Rindang 2 Agritan, 3) Tarabas, 4) Mustaban Agritan dan 5) Munawacita Agritan. Lima varietas unggul padi yang baru dilepas ini untuk ditanam di lahan sawah dan gogo umumnya merupakan padi yang memiliki karakteristik khusus karena dikehendaki oleh pasar dalam negeri. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

35 Tarabas Varietas Tarabas merupakan hasil seleksi beberapa varietas dari golongan Japonica, di mana beras jenis Japonica banyak diimpor dari Jepang karena permintaan para expatriate di Indonesia cukup besar. Ini varietas yang pertama di Indonesia dari golongan Japonica untuk meraih peluang pasar dan substitusi impor. Varietas Tarabas ini dapat dikembangkan di lahan sawah dataran rendah sampai menengah dengan potensi hasil 5,38 ton/ha. Namun, lokasi tanam perlu memperhatikan kondisi daerahnya, karena varietas ini peka wereng coklat biotipe 1, agak tahan penyakit tungro inokulum Garut, rentan terhadap penyakit tungro inokulum Purwakarta, agak tahan blas ras 033 dan 073, tahan blas ras 133 dan 173. Rasa nasi sangat pulen sehingga diharapkan mampu bersaing dengan beras dari Jepang. Gambar 3. Keragaan Gabah dan Beras VUB Tarabas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

36 Rindang 1 Agritan Untuk mengoptimalkan lahan suboptimal karena ternaungi tanaman tahunan ataupun tanaman perkebunan, lahan tersebut dapat ditanami padi yang memiliki karakter toleran naungan sehingga mampu berproduksi. Salah satunya dengan menanam padi varietas Rindang 1 Agritan dengan karakteristik umur panen 113 hari, potensi hasil 6,97 ton/ha, dan rasa nasi pera. Varietas ini toleran naungan, toleran keracunan aluminium sampai kadar 40 ppm, dan berespon moderat terhadap kekeringan. Keunggulan lainnya Tahan terhadap blas ras 001, 041, 033 dan agak tahan blas ras 173, namun Agak peka terhadap wereng batang coklat 1, 2 dan 3. Saran pengembangan sebagai tanaman monokultur atau tumpang sari dengan naungan sampai 55% di lahan kering masam dan lahan kering subur dataran rendah. Fase Vegetatif Fase Generatif Malai Penampilan Tanaman Gabah dan Beras Gambar 4. Keragaan padi VUB Rindang 1 Agritan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

37 Rindang 2 Agritan Varietas ini termasuk golongan Cere, hasil persilangan varietas Batutegi, CNA2903, IR , dan Cimelati memiliki karakteristik moderat terhadap naungan, sangat toleran keracunan aluminium 40 ppm, dan berespon moderat terhadap kekeringan. Varietas Rindang 2 Agritan dapat dipanen pada umur 113 hari, potensi hasil 7,39 ton/ha, dan rasa nasi pulen. Keunggulan lainnya tahan terhadap blas ras 001, 041, 033, agak tahan ras 073, 051, namun Agak peka terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3. Saran pengembangan sebagai tanaman monokultur atau tumpang sari dengan naungan sampai 55% di lahan kering masam dan lahan kering subur dataran rendah. Fase Vegetatif Fase Generatif Penampilan Tanaman Gabah dan Beras Gambar 5. Keragaan padi VUB Rindang 2 Agritan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

38 Munawacita Agritan Varietas Munawacita Agritan merupakan perbaikan dari varietas lokal Kewal melalui radiasi sinar gamma yang sebelumya berumur dalam menjadi berumur lebih genjah (123 hari) dan sangat disukai konsumen. Karakteristik lainnya, rasa nasi agak pulen dengan potensi hasil 9,74 ton/ha. Keunggulan lainnya agak tahan wereng batang coklat biotipe 3, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan VIII, dan agak tahan penyakit blas Ras 033. Varietas ini sesuai ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai 600 m dpl. Mustaban Agritan Gambar 6. Keragaan padi VUB Munawacita Agritan Varietas ini juga merupakan hasil radiasi dengan sinar gamma dari varietas lokal Kewal yang sebelumnya berumur dalam menjadi berumur lebih genjah (118 hari) dan sangat disukai konsumen. Karakteristik lainnya, rasa nasi pulen dengan potensi hasil 10,86 ton/ha. Keunggulan lainnya agak tahan wereng batang coklat biotipe 3, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan VIII, dan agak tahan penyakit blas Ras 033. Cocok ditanam di agroekosistem sawah dataran rendah sampai 600 m dpl. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

39 Fase generatif awal Fase generatif akhir Gabah Beras Gambar 7. Keragaan tanaman, gabah dan beras VUB Mustaban Agritan Kedelai Derap 1 VUB Kedelai Derap 1 merupakan hasil seleksi persilangan antara G511H dengan Anjasmoro, yang memiliki keunggulan potensi hasil 3,2 t/ha dengan rata-rata hasil 2,8 t/ha, tahan terhadap hama pengisap polong hingga 80% dan agak tahan hama penggerek polong, berukuran biji besar (17,6 g/100 biji), umur masak genjah (76 hari), tahan terhadap pecah polong serta memiliki kandungan protein 39,2%. Gambar 8. Keragaan Kedelai VUB Derap 1 dengan potensi hasil 3,2 t/ha. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

40 Kacang Tanah Katana 1 dan Katana 2 Varietas Katana 1 merupakan hasil silang tunggal varietas Lokal Lamongan dengan ICGV87123, yang memiliki keunggulan potensi hasil 4,8 t/ha, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat dan bercak daun, memiliki daya adaptasi di ragam agroekosistem sawah dan tegal cukup baik, berbiji 2. Varietas Katana 2 merupakan hasil silang tunggal varietas Bima dengan ICGV99029, yang memiliki keunggulan potensi hasil 4,7 t/ha, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat, bercak daun, dan berbiji 3. Jagung Nakula Sadewa 29 Gambar 9. Keragaan kacang tanah VUB Katana 1 dan 2 Jagung varietas unggul Nakula Sadewa (Nasa 29), merupakan jagung hibrida hasil silang tunggal. Umur sedang 103 hari, tahan terhadap Bulai (Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis), hawar daun Helminthosporium maydis), dan karat daun. Beradaptasi luas dari dataran rendah sampai tinggi dan prolifik 30% pada lingkungan yang sesuai. Perakaran kuat dan tahan rebah, potensi hasil 13,7 ton/ha pada kadar air 15%. VUB jagung Nasa 29 diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani serta memasok kebutuhan jagung nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

41 Gambar 10. Keragaan VUB jagung Nakula Sadewa (NASA 29) bertongkol 2 Srikandi Andi Depu 2 dengan potensil hasil 13,7 ton/ha Calon varietas unggul baru jagung Srikandi Andi Depu 2 merupakan jagung khusus (specialty corn) karena bijinya berwarna ungu-hitam. Varietas ini kaya nutrisi antioksidan dan mengandung antosianin 60 mikrogram/g sampel. Umur tanaman 98 hari dengan potensi hasil 7,5 t/ha. Agak moderat terhadap penyakit bulai dan mampu beradaptasi pada dataran rendah daerah tropis. Gambar 11. Keragaan Jagung calon VUB Srikandi Andi Depu 2 berbiji ungu hitam yang kaya antosianin. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

42 Gandum Guri 7 Agritan Calon varietas unggul baru gandum Guri 7 Agritan merupakan galur G7 dengan potensi hasil 3,93 t/ha dengan rata-rata hasil 3,11 t/ha. Dapat dipanen pada umur 99 HST dan umur berbunga 55 HST. Keunggulan lain varietas ini dapat beradaptasi pada dataran menengah 600 m dpl. Gambar 12. Keragaan calon VUB gandum Guri 7 Agritan, potensi hasil 3,93 t/ha Outcome dari varietas unggul baru tanaman pangan yang dilepas dapat dilaporkan sebagai berikut: Lumbung Beras di Kota Tahu Sumedang, Jawa Barat Pilar - Jawa Barat memang layak sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Ini terlihat dari adanya panen terus menerus sejak Desember kemarin. Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Muhammad Syakir melakukan safari panen ke beberapa sentra padi di Jawa Barat. Di Kabupaten Sumedang, kota tahu ini Kepala Balitbangtan memanen padi varietas Mekongga dan Inpari 30 dengan hamparan 30 ha di lahan milik Kelompok Tani Gunung Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

43 Cariu yang diketuai Sunarya, namun sebagian besar telah dipanen sejak awal Januari. Sedangkan total luas lahan sawah di Desa Bugel 162 Ha. Kepala Balitbangtan senang, adanya panen membuktikan stok ketersediaan beras aman dan tidak ada lagi paceklik di Jabar hingga Nasional. Kabupaten Sumedang memiliki lahan ha padi yang siap panen di bulan Januari, rata-rata produktivitas padi petani 7 ton/ha sehingga total ton GKP setara 20 ribu ton beras. Kepala Dinas Pertanian, menuturkan di Sumedang tercatat lahan sawah mencapai lebih 30 ribu ha dan merupakan lahan produktif. Desa Bugel sejak tahun 2013 telah ditetapkan sebagai desa swasembada. "Petani sudah terbiasa untuk tanam padi dan setahun sampai 3 kali panen. Dua tahun terakhir, pendampingan semakin intensif. Bantuan dan teknologi budi daya sudah masuk," tutur Yusri, petani Desa Bugel. Kepala Badan Litbang Pertanian menyerahkan bantuan benih varietas Inpari 30, 31 dan 32 kelas ES sejumlah 365 kg kepada perwakilan kelompok tani Gunung Cariuk, Desa Bugel, Kec. Tomo. "Dengan bantuan benih dapat meningkatkan kesejahteraan petani, paling penting kerja sama pengawalan antara Dinas Pertanian, Dandim, penyuluh dan petani,". Sumber: (admin) Akhiri 2017, Petani Ponjong Panen Padi 7 Ton per Ha REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL--Menjelang akhir tahun 2017, petani di Gunung Kidul, Yogyakarta masih melakukan panen. Kelompok Tani Srimakmur, Kelurahan Genjahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul hari ini (28/12) panen seluas 25 hektar dengan hasil 7 ton/ha. "Panen ini merupakan panen kedua di Desa Genjahan," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto. Sebelumnya, panen di wilayah Genjahan Selasa (19/12) dengan hasil 6,5 ton/ha dan di Bulak Wareng dengan produktivitas 4,2 ton/ha. Pihaknya berupaya melakukan peningkatan luas tambah tanam (LTT) pada tahun ini. Caranya dengan membangun 19 dam parit dan penyaluran alsintan guna meningkatkan hasil panen padi. LTT di Gunungkidul mulai Oktober-Maret capaiannya 51 ribu ha dari target kurang lebih 57 ribu ha. Mulyadi, peneliti BPTP Yogyakarta menambahkan, panen terbesar varietas Ciherang dan Situbagendit dengan hasil rata-rata 7 ton GKP. Meski demikian, masih ada kendala yang dihadapi petani, berupa kekurangan air dan adanya burung pengganggu. Seluruh tanaman padi khususnya di Gunung Kidul telah mengeluarkan malai sehingga harus dijaga hingga menjelang panen nanti agar tidak dimakan burung. Sumber: ww.republika.co.id/berita/ekonomi/makro /17/12/28/p1o1hc415-akhiri-2017-petani-ponjong-panen-padi-7-ton-per-ha. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

44 Panen Jagung Hibrida di Kalimantan Tengah Jakarta (ANTARA News) - Penggunaan benih jagung hibrida sudah meluas di Kalimantan Tengah, untuk tahun 2017 saja, penggunaan benih jagung hibrida sekitar ha yang menyebar di enam kabupaten sentra jagung. Dari ha, ada kontribusi benih jagung varietas Balitbangtan sekitar 40% yang dipergunakan untuk mendukung ketersediaan benih jagung pada kegiatan pengembangan jagung di Kalimantan Tengah. BPTP Kalimantan Tengah, melalui kegiatan Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) tanggal 12 Oktober 2017, melakukan panen benih untuk dua varietas jagung hibrida, yaitu Bima 19 URI dan Bima 20 URI, pada luasan 4,5 ha, dengan perkiraan hasil benih sekitar 11 ton. Panen calon benih dilaksanakan di Desa Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat. Mitra kerja sama UPBS BPTP Kalimantan Tengah adalah Kelompok Tani Penangkar Jagung "Tani Makmur." Kelompok tani ini didirikan pada tahun 2015 dan diketuai oleh Bapak Marimin dan merupakan satu-satunya kelompok tani penangkar jagung di Kalimantan Tengah. Kepala BPTP Kalimantan Tengah, F. F. Munier sangat berharap produksi benih jagung di Desa Karang Mulya dapat menopang kebutuhan jagung Litbang nasional khususnya untuk berkontribusi pada alokasi benih jagung Litbang di Kalimantan Tengah. Panen jagung dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama yaitu dengan memanen terlebih dahulu seluruh tanaman jantan pada tiap barisnya. Hal ini dilakukan agar biji/tongkol jagung dari tanaman jantan tidak bercampur dengan tanaman betina, sehingga mutu dan kualitas benih dapat terjaga. Tahap kedua yaitu memanen semua tanaman betina. Nantinya biji dari tanaman betina merupakan calon benih jagung hibrida. Varietas Bima 19-URI dan Bima 20 URI merupakan salah satu varietas jagung yang disukai oleh petani jagung, selain karena tingginya hasil pipilan yang diperoleh juga karena potensi hijau tanaman yang masih bisa dimanfaatkan setelah panen jagung. Kegiatan panen jagung hibrida juga dilakukan di Desa Malungai Raya Kecamatan Gunung Bintang Awai Kabupaten Barito Selatan. Luas pertanaman jagung 199 ha. Acara panen disertai dengan Temu Wicara oleh BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah yang menyampaikan mengenai Teknologi Budi daya Jagung dan ketersediaan benih jagung Bima 19 URI dan Bima 20 URI di UPBS BPTP Kalimantan Tengah. (*)(TL). Sumber: /662501/panen-jagung-hibrida-di-kalimantan-tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

45 Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Teknologi Budi Daya, Panen, dan Pascapanen Primer Tanaman Pangan Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama dengan target yang telah ditetapkan dalam PK 2017, yaitu dihasilkannya 11 paket teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 telah tercapai seluruhnya dengan rata-rata 100,00%. Perakitan teknologi budi daya panen tanaman pangan pada tahun 2017 telah dirakit sebanyak 11 paket teknologi (Tabel 12). Tabel 12. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun 2017 Indikator Kinerja Target Realisasi % Teknologi budi daya padi Teknologi budi daya aneka kacang dan ubi Teknologi budi daya tanaman serealia Secara umum paket teknologi yang dihasilkan pada tahun ketiga renstra dapat terpenuhi sesuai dengan target. Jumlah teknologi yang dihasilkan bergantung pada sifat teknologi dan lama/waktu penelitian yang diperlukan (Tabel 13). Tabel 13. Perbandingan capaian kinerja tahun Indikator Kinerja Target/ Realisasi Teknologi budi daya padi Teknologi budi daya aneka kacang dan ubi Teknologi budi daya tanaman serealia Target Realisasi 9 (100%) 7 (100%) 6 (100%) Target Realisasi (100%) (100%) (100%) Target Realisasi (100%) (100%) (100%) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

46 Perkembangan kinerja perakitan paket teknologi tanaman pangan selama tahun lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan, kecuali tahun 2016 dan 2017 paket teknologi yang dihasilkan sama dengan target. Sedangkan pagu anggaran untuk melakukan penelitian perakitan teknologi cenderung menurun, tertinggi diperoleh tahun Adapun realisasi anggaran setiap tahun relatif mendekati pagu anggaran yang telah direncanakan. Gambar 13. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran penelitian perakitan teknologi tanaman pangan Keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari perakitan teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan diuraikan sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

47 1. Biopestisida Biopestisida (pestisida nabati) merupakan suatu alternatif pengendalian hama dan penyakit untuk tidak bergantung pada pestisida sintetis serta lebih ramah lingkungan. Pada dasarnya, bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu a) bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat anti-fitopatogenik (antibiotik pertanian), b) bersifat fitotoksik atau mengatur pertumbuhan tanaman (hormon tanaman), dan c) bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifeedant, repelen, atraktan, dan insektisida). Bahan baku yang digunakan antara lain Serai Wangi, Bawang Putih, dan Cengkeh. Serai wangi mempunyai mekanisme pengendalian antiserangga, insektisida, antifeedan, repelen, antijamur, dan antibakteri. Daun dan batangnya mengandung saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Daun dan minyak atsirinya potensial mengendalikan hama. Serai wangi diketahui memiliki fungsi untuk membunuh, mengusir, dan menghambat makan hama. Senyawa aktif sitronella 35% pada minyak serai wangi dapat melumpuhkan dan membunuh serangga dengan cara memblokir saraf sensoris. Ekstrak bawang putih berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga. Minyak atsiri dari bawang putih mempunyai susunan serat yang mempengaruhi sistem saraf hama, juga memberikan efek panas, serta rasa dan aroma yang tajam. Selain itu, bawang putih mengandung allicin yang memiliki khasiat sebagai pembunuh kuman atau antibakteri. Komponen utama minyak cengkeh adalah eugenol sekitar % dan merupakan cairan tak berwarna atau kuning pucat, bila kena cahaya matahari berubah menjadi cokelat hitam yang berbau spesifik. Eugenol dalam minyak cengkeh telah lama dikenal sebagai insektisida. Hasil pengujian pengaruh pestisida nabati terhadap wereng coklat. Ekstrak cengkeh 5% dapat membunuh 98% wereng terutama pada hari ketiga mencapai 58%, sedangkan ekstrak cengkeh 1% dapat membunuh 88% wereng. Namun, ekstrak cengkeh yang terlalu tinggi menyebabkan fitotoksisitas pada tanaman padi, daun padi menguning. Oleh karena itu, untuk konsentrasi 5% tidak digunakan pada pengujian berikutnya. Serai wangi dengan konsentrasi 1% dan 5% masing-masing menyebabkan kematian sebesar 93% dan 95%, kematian tertinggi terjadi pada hari ke-3 atau 72 jam. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

48 Efek kontak pestisida nabati terhadap wereng coklat. Melalui penetesan bahan uji pada thorax wereng coklat, secara umum kombinasi bahan uji menyebabkan kematian wereng coklat di atas 60%. Tingkat kematian wereng coklat pada perlakuan serai wangi 1% + cengkeh 1% sebesar 74% dan kematian tertinggi pada hari ke-3 hingga 54%. Berdasarkan pengamatan di laboratorium selama 6 hari, kematian tertinggi terjadi setelah 24 jam aplikasi pestisida nabati. Aplikasi ekstrak bawang putih 5% + serai 1% + methanol dengan tingkat mortalitas wereng sebesar 66,67%. Pada hari ke 3 atau setelah 72 jam, perlakuan bahan pestisida nabati bawang putih 5% + serai 1% + methanol memiliki efikasi 80,7% namun pada hari ke-6 (144 jam) efikasi pestisida di laboratorium mencapai 92,3%. Ekstrak serai 1% + cengkeh 1% + methanol dan serai 1% + cengkeh 1% + solar juga berpotensi untuk dikembangkan dengan efikasi sebesar 89,3% dan 86,3% hingga hari ke-6. Anjuran aplikasi pestisida nabati ini, yaitu: Gunakan saat populasi wereng coklat rendah, sejak pesemaian dan stadia vegetatif, terutama untuk wereng coklat Generasi 0 (G 0 ) atau generasi pendatang dalam bentuk wereng coklat bersayap hingga Generasi 1 (G 1 ). Aplikasi dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sebelumnya lahan dikeringkan. Aplikasi dapat dilakukan setiap 7 14 hari sekali, dengan melakukan pengamatan populasi wereng coklat terlebih dahulu pada pertanaman. 2. Sistem Tanam Jajar Legowo Ganda Upaya peningkatan produksi padi sawah irigasi ditempuh dengan pendekatan sistem tanam (pengaturan populasi tinggi) dengan hasil 15 ton/ha. Syarat utama varietas yang ditanam mampu menghasilkan anakan produktif 15/rumpun, 150 gabah/malai, 80% kemampuan pengisian gabah dengan bobot butir gabah rata-rata 26 g, maka minimal populasi yang diperlukan sekitar rumpun/ha. Pendekatan hasil merupakan perkalian antara kemampuan varietas potensi hasil tinggi menghasilkan malai produktif, jumlah gabah per malai, dan berat gabahnya. Salah satu upaya dengan mengembangkan Sistem Tanam Jajar Legowo Ganda (Jarwo Ganda) yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamandi dan lahan petani di Kabupaten Indramayu pada Musim Kemarau (MK) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

49 Penelitian dengan sistem tanam legowo 2:1 (50;25;12,5 cm = jumlah populasi rumpun/ha); jarwo ganda 1 (50;25;12,5;5 cm = jumlah populasi rumpun/ha); jarwo ganda 2 (40;20;10;5 cm = jumlah populasi rumpun/ha); modifikasi titik tanam legowo 2:1 (50;25;12,5 cm = jumlah populasi titik tanam/ha rumpun/ha, di mana pada satu titik tanam dimodifikasi menjadi 4 titik tanam yang berdekatan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil dengan penambahan populasi yang cukup tinggi melalui sistem tanam sangat spesifik dipengaruhi oleh tipe varietas yang sesuai. Respon yang cukup baik terlihat pada varietas Mekongga dan Inpari 32 HDB, di mana peningkatan populasi hingga rumpun per hektar pada sistem tanam jarwo ganda 2 masih mampu meningkatkan hasil sebesar 16,31% dengan menanam varietas Mekongga dan 20,17% menanam varietas Inpari 32 HDB dibanding dengan sistem tanam Legowo 2:1. Gambar 14. Sistem tanam jarwo ganda 2 (40; 20; 10; 5 cm) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

50 3. Sistem Tanam Larikan Gogo (Larigo) Larigo adalah sistem tanam padi secara jajar legowo di lahan kering (gogo). Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan kombinasi pupuk organik dan anorganik serta hayati yang optimal untuk mencapai hasil optimum pada tanaman padi gogo. Penelitian ini dilakukan di Indramayu, Jawa Barat pada MT1 dan MT-2 di Kebumen, Jawa Tengah tahun 2017/2018. Penelitian menggunakan Rancangan Split plot dengan 3 ulangan dan luas petak percobaan 6 x 5 m 2. Terdapat 14 plot percobaan sebagai main plot yaitu T0 (sistem larikan manual) dan T1 (sistem larikan alat pertanian), sedangkan Subplotnya itu P0 (kontrol), P1 (pemupukan cara petani), P2 (pupuk hayati + cara petani), P3 (pupuk organik + pupuk hayati + cara petani), P4 (pupuk anorganik lengkap), P5 (50% pupuk anorganik + organik + hayati), P6 (75% pupuk anorganik + organik + hayati). Pemberian pupuk anorganik tetap diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan hasil padi gogo. Kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik dan pupuk hayati selain untuk mendukung pertumbuhan dan produksi padi ada hal penting yaitu untuk konservasi tanah dan air di lahan gogo. 4. Teknologi Beras Campuran Gambar 15. Keragaan Larigo di lapang. Dilakukan karakterisasi mutu fisik, kimia/fisikokimia, gizi dan organoleptik beberapa beras kombinasi (multigrain rice). Dirancang sepuluh beras kombinasi (Formula F1-F10) yang terdiri atas beras putih, beras merah, beras hitam, beras wangi, ketan, kacang tolo dan kacang hijau. Pada awal penelitian dilakukan Focus Grup Discussion (FGD) untuk memperoleh masukan untuk membuat beras kombinasi yang baik. Hasil FGD menyarankan untuk melakukan penentuan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

51 rasio beras, yaitu air yang tepat untuk tiap formula beras kombinasi, dan menentukan perlakuan awal untuk menghilangkan perendaman dalam tahap penyiapan (pemasakan). Semua sampel beras tersebut dianalisis proksimat (kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan kadar abu), total phenolic content, dan amilografi. Selain itu, dilakukan uji organoleptik (uji ranking dan uji hedonik) untuk seleksi produk beras yang disukai oleh panelis. Rasio beras kombinasi dengan air bervariasi, yaitu 1: 1,5-1: 1,9. Perlakuan perendaman selama 1-2 jam dilanjutkan dengan penyangraian sampai matang menghasilkan butir kacang tolo dan hijau yang matang. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kadar air dan kadar abu sampel beras tidak banyak berbeda kecuali pada kadar lemak, kadar protein dan kadar amilosa. Terpilih kombinasi F1, F6, dan F10 yang memiliki kandungan protein terbaik di antara 10 kombinasi yang diuji. Tabel 14. Kombinasi beras putih, merah, hitam, wangi, ketan, kacang tolo, dan kacang hijau. Gambar 16. Penampilan beras kombinasi F1-F10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

52 5. Peningkatan Ketahanan Varietas Padi Terhadap Varian Virus Tungro Spesifik Teknologi yang dihasilkan berupa galur tahan tungro yang dihasilkan berdasarkan hasil di lapangan melalui Uji Daya Hasil Lanjutan yang memperlihatkan hasil gabah konsisten lebih tinggi dari pembanding yaitu varietas Ciherang dan Inpari 7 Lanrang pada dua musim tanam berupa galur. Diperoleh 4 (empat) galur padi yang memiliki ketahanan terhadap varian virus tungro, yaitu 1) BP f-Kn-6-1-1*B-Lrg , 2) BP11592f-7-Kn-1-1*B-Lrg , 3) BP f-5-Kn-1-1*B-Lrg-1-1-8, dan 4) BP11660f-3-Kn-3-1*B-Lrg Gambar 17. Keragaan galur padi yang tahan terhadap varian virus tungro 6. Petunjuk Teknis Pemanfaatan Tanaman Berbunga dalam Pengendalian Tungro di Daerah Endemis Pemanfaatan tanaman berbuga merupakan upaya pengelolaan habitat tanaman dengan mengoptimalkan fungsi pematang sawah untuk pengendalian hama wereng hijau sebagai vektor penyakit tungro terutama di daerah endemis. Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut : Membersihkan pematang bersamaan olah tanah pertama. Membersihkan pematang adalah menyiapkan bidang lahan pematang yang kemudian dioptimal untuk ditanami tanaman berbunga. Tanam benih tanaman berbunga. Penanaman biji tanaman berbunga dilakukan lebih awal sebelum semai benih padi, hal ini terkait dengan waktu masa berbunga tanaman, populasi wereng hijau, pola penyebaran, dan masa kritis penularan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

53 Pilihan varietas tahan tungro. Upaya pengendalian pencegahan penyakit tungro yang efektif adalah pilihan varietas yang memiliki sifat tahan terhadap penyakit tungro. Semai benih setelah olah lahan pertama. Semai benih padi setelah olah lahan pertama atau hari sebelum tanam, bertujuan menghindari peluang infeksi primer atau penularan virus tungro oleh wereng hijau selama di persemaian. Olah lahan kedua diikuti pengenangan air. Untuk menekan perkembangan populasi wereng hijau agar tetap rendah saat masa kritis penularan dengan tetap mempertahankan genangan air di lahan yang akan ditanami. Keuntungan cara ini meningkatkan ketersediaan nutrisi terutama nitrogen dan fosfor, dan mengkondisikan propagul (biji-biji gulma) tetap dorman. Tanam dengan sistem tanam jajar legowo (jarwo). Sistem tanam jarwo juga berpengaruh pada perilaku hama-hama padi, termasuk wereng hijau. Jumlah individu wereng hijau lebih rendah pada pertanaman yang ditanam mengunakan sistem tanam Jarwo 2:1, demikian juga persentase kejadian tungro berdampak lebih rendah dibandingkan pada pertanaman yang menggunakan sistem tanam tegel. Pemantauan populasi hama dan musuh alami. Pola pemantauan dapat diterapkan untuk hama dan penyakit padi dilakukan secara rutin dan berkala, khusus kejadian penyakit tungro, dikenal masa kritis penularan yaitu Persemaian, 2, 4, 6, dan 8 MST. Aplikasi Andrometa. Andrometa adalah campuran antifidan nabati dari ekstrak sambiloto dengan agen hayati jamur entomopatogen Metharizium anisoplie. Ukuran aplikasi atau penyemprotan Andrometa menggunakan satuan konsentrasi. artinya, larutan yang dibutuhkan dalam 1 tangki semprot (15-16 liter) terdiri dari 40mg/l ekstrak sambiloto dan agen hayati 2 x 106 spora jamur M. anisoplie. Eradikasi gulma di pertanaman dan pematang pada 2 MST dan 4 MST 2 MST dan 4 MST dianjurkan dilakukan eradikasi gulma di pematang. Tujuan eradikasi gulma di pematang adalah upaya memusnahkan atau meminimalisir peluang gulma-gulma dapat menjadi sumber inokulum virus tungro. Sedikit berbeda penangganannya, mengingat pematang sedang tumbuh dan berkembang tanaman berbunga. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

54 Pengaturan ketersediaan air. Air dipertahankan ketinggian 2-3 cm untuk mendukung pembentukan anakan dan menekan gulma, sifat intrinsik wereng hijau mudah berpencar intensitasnya dapat dikurangi. Aktivitas memencar wereng hijau membantu penyebaran virus semakin meluas. Gambar 18. Buku Petunjuk Teknis dan Keragaan Bunga di Pematang 7. Teknologi Budi Daya Jagung Hibrida Nasa 29 Jagung hibrida varietas Nakula Sadewa (Nasa 29) varietas unggul baru dengan potensi hasil ± 13 t/ha, rendemen >82%, bertokol 2, ramping, dan warna kuning-oranye, mendapat respon baik dari petani. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, rendemen tinggi, dan persentase dominan tongkol 2, diperlukan teknologi budi daya yang sesuai agroekosistem. Teknologi budi daya jagung Nasa 29 di lahan kering berbeda dengan lahan sawah beririgasi sesudah padi. Di lahan kering peluang hasilnya t/ha, sedangkan di lahan sawah (air tidak jadi pembatas) peluang hasilnya t/ha. Teknologi budi daya untuk mencapai peluang hasil optimal dan persentase tongkol 2 yang tinggi, yaitu 1) Teknologi sistem tanam legowo dan 2) pemupukan berdasarkan agroekosistem lahan. Sistem tanam legowo dengan populasi saat panen optimal tanaman/ha untuk mencapai populasi panen optimal yaitu : a) sistem legowo (90-50) cm x 20 cm, b) sistem legowo (100-50) cm x 20 cm dengan 1 biji/lubang tanam. Takaran pupuk di lahan kering, peluang hasil t/ha adalah 185 kg N/ha, kg P 2 O 5 dan kg K 2 O/ha, dan pupuk organik 1 t/ha. Takaran pupuk di lahan sawah irigasi, peluang hasil t/ha adalah 210 kg N/ha, kg P 2 O 5 dan K 2 O/ha, dan pupuk organik 1 t/ha. Pupuk organik diberikan saat tanam sebagai penutup lubang tanam, pupuk anorganik yaitu ½ dari dosis N dan seluruh takaran P dan K pada awal tanam (<10 hari sesudah tanam) dan sisa N diberikan pada umur hst. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

55 8. Teknologi Pengendalian Penyakit Bulai pada Jagung Berdasarkan Spesies Pathogen Penyebabnya Penyakit bulai adalah salah satu penyakitt utama yang menurunkan produktivitas jagung. Spesies patogen penyakit bulai yang utama di Indonesia P. maydis, P. philippinensis. Untuk mengendalikan penyakit bulai secara efektif dan efisien diperlukan teknologi yang sesuai masing-masing spesies patogennya. Teknologi pengendalian bulai berdasarkan spesies penyebabnya adalah 1) Pada wilayah endemik yang disebabkan oleh spesies P. maydis ditemukan di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan teknologinya dengan mengkombinasikan varietas tahan dengan pemberian bahan aktif Metalaksil 5-7 g/kg benih jagung, dan 2) Pada wilayah endemik P. philippinensis ditemukan di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan sebagian besar Sulawesi Selatan, pengendalian yang efektif dengan mengkombinasikan varietas tahan dengan takaran dosis bahan aktif Metalaksil cukup 2 g/kg benih jagung pemberian metalaksis di atas dosis yang dianjurkan tidak efisien. Varietas tahan yang dianjurkan antara lain varietas hibrida Bima-3, Bima14, Bima-15, Bima-20, Nasa29, dan varietas bersari bebas Lagaligo. 9. Budi Daya Kedelai Tumpangsari Dengan Jagung Pada Lahan Kering Beriklim Kering Tanah Alfisol. Budi daya kedelai tumpangsari dengan jagung yang perlu diperhatikan yaitu varietas kedelai yang akan ditanam memiliki satu atau lebih karakter, yaitu genjah (umur < 80 hari), toleran kekeringan, dan/atau toleran naungan. Kandungan bahan organik dalam tanah umumnya rendah. Ketersediaan hara makro N, P, K, dan S, umumnya beragam dari status sedang hingga rendah. Oleh karena itu untuk menjamin pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang memadai tanahnya masih membutuhkan tambahan hara N, P, K, dan S dari pupuk, baik pupuk anorganik maupun organik. Penggunaan pupuk organik pada lahan kering di wilayah beriklim kering merupakan hal yang strategis karena: (1) selain sebagai sumber hara, bahan organik juga dapat memperbaiki struktur tanah berikut kemampuan tanah untuk menyimpan dan menyediakan lengas, serta meningkatkan populasi dan aktifitas mikrobia dalam tanah yang sangat bermanfaat bagi penyediaan dan penyerapan hara oleh akar tanaman, dan (2) petani lahan kering iklim kering relatif kekurangan modal, sehingga pupuk kandang hasil samping ternak yang umumnya banyak dipelihara petani merupakan pupuk murah dan tersedia dekat dengan petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

56 Pada lahan kering beriklim kering tanah Alfisol di Probolinngo (Jawa Timur), dengan penerapan teknologi budi daya tersebut, pertanaman tumbuh cukup baik dan diperoleh hasil biji kering jagung (varietas Pertiwi 6) dan biji kering kedelai (Dena 1) berturut-turut 4,00 t/ha dan 1,29 t/ha. Selain hasil panen dalam bentuk biji jagung dan kedelai, juga diperoleh hasil panen dalam bentuk biomas kering sebagai hasil samping tanaman kedelai (brangkasan) dan jagung (brangkasan + klobot + janggel) sebanyak 2,56 ton dan 7,16 ton/ha, dapat digunakan sebagai pakan ternak, seperti sapi yang banyak dipelihara petani. Gambar 19. Tumpangsari baris ganda jagung dengan Kedelai (Dena 1) di lahan kering iklim kering, Alfisol di Kab. Probolinggo (Jawa Timur), MH Pengendalian Hama Lalat Batang Melanagromyza Sojae Pengendalian terhadap serangan lalat batang pada kedelai dapat dilakukan dengan seed treatment dan penggunaan varietas tahan. Terjadinya serangan M. sojae pada tanaman kedelai ditemukan pada umur 21 hari setelah tanam (HST). Hal ini berarti bahwa peletakan telur telah terjadi pada saat ± 2 minggu sebelum tanam. Berdasarkan hal tersebut, pengendalian M. sojae dilakukan dengan perlakuan benih (seed treatment) menggunakan insektisida sistemik. Insektisida berbahan aktif Tiamektosan 3-4ml/kg dapat digunakan untuk perlakuan benih. Cara aplikasi perlakuan benih yaitu dengan memasukkan benih kedelai sejumlah berat tertentu (kg), kemudian ditambahkan insektsida dalam takaran 3-4 ml/kg benih. Untuk meratakan bahan insektisida dilakukan dengan mengocok berulangulang campuran benih dengan insektisida sebelum ditanam. Untuk memberikan hasil yang maksimal, perlakuan benih diikuti dengan aplikasi insektisida berbahan aktif fipronil 2 ml/l mulai 7 hingga 35 HST. Perlakuan benih yang diikuti aplikasi insektisida berdampak pada rendahnya intensitas serangan M. sojae pada batang dibandingkan tanpa perlakuan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

57 Hasil pengujian beberapa varietas unggul baru kedelai terhadap serangan lalat batang tahun 2017 menunjukkan belum ditemukan varietas kedelai tahan terhadap M. sojae. Akan tetapi, dari 12 varietas yang diuji varietas Dena 1 menunjukkan intensitas serangan rendah dan menghasilkan biji kedelai tinggi. Varietas Detam 4 intensitas serangan tinggi, meskipun tetap memberikan hasil tinggi, yang mengindikasikan varietas ini tergolong toleran. Penggunaan varietas toleran dapat dijadikan alternatif selama varietas tahan belum tersedia. 11. BE-BAS: Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Penggerek Ubijalar (Cylas formicarius) di Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan Be-Bas merupakan biopestisida yang mengandung bahan aktif konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana yang diformulasikan dalam bentuk tepung di dalam kemasan botol. Be-Bas efektif mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan. Isolat cendawan B. bassiana diperoleh dari isolasi pada serangga penggerek ubijalar (Cylas formicarius) pada tanaman ubijalar di Probolinggo (Jawa Timur) pada tahun Hasil uji postulat Koch untuk mengetahui virulensi cendawan menunjukkan bahwa isolat B. bassiana tersebut memiliki virulensi yang tinggi karena menyebabkan mortalitas serangga uji mencapai 99%. Koloni isolat B. bassiana berwarna putih pada media potato dextrose agar (PDA), bentuk konidia bulat dengan ukuran 2-2,5 x 2-2,2 m, konidia berkecambah selama 6-9 jam setelah diinkubasi di dalam air. Gambar 20. Biopestisida Be-Bas efektif mengendalikan hama penggerek ubijalar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

58 Outcome teknologi yang dihasilkan Puslitbang Tanaman Pangan telah diplikaikan di beberapa daerah, sebagai berikut : Padi Larikan Gogo Super inovasi untuk lahan kering Jakarta (ANTARA News) - Setelah sukses menerapkan Jajar Legowo Super (Jarwo Super) untuk lahan sawah irigasi, Badan Litbang Pertanian melakukan terobosan inovasi budi daya untuk peningkatan produksi padi di lahan kering. Terobosan dimaksud membuat demarea model pengembangan teknologi budi daya padi gogo dengan sistem LARGO SUPER, untuk mendapatkan hasil maksimal mendukung peningkatan produksi padi nasional. Demarea dilakukan di daerah dataran rendah seluas 100 hektar, di Kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah. Beberapa desa di Puring merupakan wilayah potensial karena memiliki lahan kering terbuka dan lahan tegakan kelapa dengan intensitas naungan kurang dari 50%. Selain itu, petani di wilayah tersebut pada umumnya menanam padi gogo. Tiga desa yaitu Desa Sidoharjo, Banjareja, dan Cakaleng yang berada disekitar Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dijadikan tempat pengembangan teknologi ini. Mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani dan peternak. Berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura tumbuh baik dan subur di lahan yang jaraknya kurang lebih 2 km dari bibir pantai selatan Kebumen. Sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya dari hasil bercocok tanam dan ternak sapi sehingga tidak aneh jika di depan atau di samping rumah selalu ada kandang ternak. Emas putih adalah sebutan lain untuk sapi ternak yang merupakan tabungan berharga yang hampir dimiliki setiap warga. Gotongroyong masih menjadi budaya yang tidak bisa terlepaskan, kebersamaan petani yang bergabung di kelompok taninya masing-masing terlihat sangat bagus dan kompak. Selama ini sebagian besar petani setempat bercocok tanam tanpa inovasi teknologi, dan kebiasaan ini berlangsung puluhan tahun. Sebagian besar petani menggunakan perhitungan pranatamangsa untuk menentukan waktu dan jenis tanaman yang akan ditanam. "Petani sini masih sulit berubah dari kebiasaan lama, apalagi beralih menggunakan anjuran teknologi, dan itu kelemahan petani disini," kata Kasiman, Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur, Desa Banjareja. Pranatamanga adalah cara yang dianggap benar dan isyarat alam manjadi pedoman dalam bercocok tanam. "Munculnya lintang luku dan pergeseran matahari contohnya, itu salah satu tanda alam yang menandakan saatnya waktu tanam tiba," lanjut Kasiman. Hadirnya teknologi larikan gogo yang diperkenalkan di Puring memang tidak mudah diterima begitu saja. Namun berkat pendekatan dan dukungan dari berbagai pihak, petani mulai bisa menerima. Respon dan keseriusan setiap kelompok tani untuk belajar agar lebih Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

59 maju dalam bercocok tanam sangat tinggi sehingga inovasi teknologi budi daya padi dengan LARGO SUPER yang ditawarkan Balitbangtan diterima dengan baik. Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuadsaat menghadiri acara gerakan tanam serempak untuk masa I di Desa Sidoharjo, Kec. Puring, menyambut baik hadirnya inovasi teknologi budi daya pagi gogo sistem Largo Super. Dalam kesempatan itu, Bupati Fuad memperagakan Alat Tanam Benih Langsung (ATABELA) sistem tanam legowo 2:1 dengan mesin untuk lahan kering. Alat dengan bobot 52 kg itu didesain untuk dapat digunakan pada lahan kering dengan kondisi permukaan tanah relatif datar. Menanam dengan menggunakan alat tersebut sangat efektif dan efisien karena waktu relatif lebih cepat dan dari segi biaya tanam lebih hemat. Bupati mengajak kepada seluruh petani agar serius dalam menerapkan teknologi sederhana dan tepat guna dan berharap hasil produksi tinggi. Ia juga menegaskan bahwa semangat yang tinggi dari peneliti Badan Litbang Pertanian untuk mengawal teknologi harus diimbangi dengan semangat yang tinggi juga dari petani agar membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Selain itu, harapan besar menjadikan Kabupaten Kebumen sebagai tempat lahirnya teknologi budi daya padi sistem Largo Super akan menjadi tonggak sejarah baru di Indonesia. Pada tahap awal, kegiatan sosialisasi dan pengawalan dilaksanakan Balitbangtan dengan pengawalan teknologi oleh peneliti BB Padi. Kepala BB Padi Ismail Wahab menyampaikan bahwa setiap kelompok tani diperkenalkan dengan varietas unggul baru padi gogo Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, dan Inpago 11 serta penerapan alat mekanisasi pertanian. Memasuki musim hujan tahun ini, lahan kering seluas 35 hektar telah ditanami beberapa varietas unggul baru padi gogo dengan sistem tanam larikan gogo legowo 2:1. Demarea seluas 100 hektar dibagi menjadi dua wilayah pengembangan yaitu 60 hektar larikan gogo di lahan kering terbuka dan 40 hektar larikan gogo secara monokultur atau tumpang sari dengan tanaman kelapa yang intensitas naungan maksimum 50%. Serupa dengan Jarwo Super, teknologi budi daya padi gogo Largo Super juga sarat dengan penggunaan benih unggul, Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1, penggunaan lampu perangkap hama, dan pemasangan feromon hingga mekanisasi pertanian. Bantuan berupa benih varietas unggul baru padi gogo sebanyak empat ton telah diserahkan dari Badan Litbang Pertanian, Kementan kepada petani di Kecamatan Puring. Benih padi yang diserahkan meliputi varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 dan Inpago 11 dan paket pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1. Diharapkan model pengembangan teknologi budi daya padi gogo dengan sistem Largo Super Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

60 dan penerapan mekanisasi pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi dan produktivitas padi lahan suboptimal khususnya padi gogo pesisir pantai selatan Kebumen, Jawa Tengah dan lahan padi gogo di wilayah lain di Indonesia. Badan Litbang Pertanian Gelar Teknologi Biodetas FAJARONLINE.COM, MAROS -- Guna mendukung upaya peningkatan produksi untuk mencapai swasembada kedelai, Badan Litbang Pertanian melalui Balitkabi bekerja sama dengan BPTP Sulsel pada musim tanam 2017 melakukan gelar teknologi biodetas di Dusun Tombolo, Desa Tompobulu Kecamatan Tompobulu, Sabtu, 15 Juli. Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Andriko Noto Susanto, mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan produksi kedelai nasional dengan sasaran mencapai swasembada pada tahun "Tadinya direncanakan selesai 2020, akan tetapi ditargetkan selesai 2018," katanya. Guna mencapai swasembada, luas panen kedelai yang kini baru mencapai 697 ribu ha dengan produktivitas 1,57 ton/ha harus diperluas hingga mencapai 2 juta hektar dengan produktivitas 1,70 ton/ha. Di Indonesia untuk perluasan areal panen kedelai tersedia lahan sawah tadah hujan 3,7 juta ha dan 263 ha di antaranya di Provinsi Sulsel. Bahkan Kabupaten Maros yang mempunyai potensi besar untuk pengembangan kedelai pada sawah tadah hujan. Di mana luas lahan sawahnya sekitar ha yang biasa ditanami padi sekali karena masalah air. Sehingga lahan itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan palawija yakni kedelai. Lebih lanjut, kata dia, dalam rangka desiminasi teknologi budi daya kedelai dilahan sawah tadah hujan mendukung upaya peningkatan produksi untuk pencapaian swasembada, Badan Litbang Pertanian melalui Balitkabi bekerjasama dengan BPTP Sulsel pada musim tanam 2017 melakukan gelar teknologi biodetas di Kecamatan Tompobulu. Pada temu lapang teknologi biodetas, selain mempromosikan varietas unggul juga untuk perbaikan teknik budi daya. "Tujuan gelar budi daya kedelai di sawah tadah hujan Tompobulu seluas 50 ha ini untuk mengembangkan teknologi biodetas yakni budi daya kedelai di sawah tadah hujan yang dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan pestisida dengan hasil 3 ton per ha," katanya. Selain itu juga untuk memperkenalkan beberapa varietas unggul baru kedelai kepada petani. "Supaya varietas tersebut bisa segera berkembang di masyarakat," katanya. Dia mengatakan, hasil panen kedelai dari kegiatan ini nantinya akan dijadikan benih. "Jadi kami berharap Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

61 benih yang kita hasilkan nantinya ini bisa digunakan untuk mendukung swasembada kedelai ," kata dia. Pada kegiatan ini luas areal sawahnya sekitar 50 ha. Kepala Badan Litbang Pertanian, Muh Syakir mengatakan kegiatan ini baru langkah awal untuk swasembada kedelai. Menurutnya uji coba ini dilakukan pada sawah tadah hujan dan sawah kering yang juga tahan naungan. "Karena bagaimanapun juga lahan banyak tersedia lahan kering dan dibawah naungan. Oleh karena itu varietas yang mendorong adalah varietas yang memiliki input teknologi,"katanya. Sedangkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto mengatakan untuk lokasi pihaknya sudah memetakan sumbernya dimana. "Lokasinya ditanam dimana sudah kita petakan," katanya. Diakuinya swasembada pangan dimulai 2018 dengan mulai tanam Oktober. Pasca panen petani dibantu peralatan panen dan untuk sistem pemasarannya nanti akan diserap oleh pemerintah. Dalam kegiatan ini, hadir Wakil Bupati Maros, HA Harmil Mattotorang, Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan, M Nurdin, Komandan Kodim 1422 Maros Letkol Kav Mardi Ambar, serta sejumlah kepala desa, camat, dan petani. (rin) Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

62 Sasaran Strategis 3 : Tersedianya Benih Sumber Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan Berdasarkan SMM ISO Indikator kinerja jumlah benih sumber padi, jagung, dan kedelai dengan SMM ISO , dicapai melalui kegiatan perbenihan tanaman pangan. Adapun target yang telah ditetapkan sesuai dengan PK 2017, yaitu dihasilkannya benih sumber sebanyak 173 ton kelas BS, FS, dan SS. Capaian produksi benih sumber tanaman pangan TA 2017 sebanyak 186,6 ton (109,00%) (Tabel 15). Tabel 15. Indikator tingkat capaian kinerja produksi benih sumber tahun Indikator Kinerja Target Realisasi % Benih padi (ton) ,5 109,5 Benih aneka kacang dan ubi (ton) 41 45,5 111,0 Benih jagung dan serealia (ton) 22 22,6 102,7 Total ,6 109,0 Secara umum, target produksi benih sumber tanaman pangan tercapai setiap tahunnya, keragaman jumlah produksi benih sangat bergantung pada permintaan dari BPTP, serta penugasan dari Kementerian Pertanian dalam mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian. Benih tersebut telah didistribusikan ke 34 propinsi selama tahun 2017, terdiri dari padi 96,21 ton, jagung 20,19 ton, dan kedelai 32,07 ton. Tabel 16. Perbandingan capaian kinerja produksi benih sumber tahun Indikator Kinerja Target/ Realisasi Benih padi (ton) Target 143,50 140, Realisasi 156,49 (109,05%) 143,73 (102,66%) 120,5 (109,50) Benih aneka kacang dan ubi (ton) Benih jagung dan serealia lainnya (ton) Target 53,30 53,00 41 Realisasi 62,73 (117,69%) 53,72 (101,36%) 45,5 (111,00) Target 35,00 35,00 22 Realisasi 35,63 (101,80%) 35,02 (100,06%) 22,6 (102,7%) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

63 Gambar 21. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran produksi benih sumber tanaman pangan Perkembangan kinerja produksi benih sumber VUB padi, serealia, serta kacang dan ubi selama tahun 2017 lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan. Alokasi anggaran relatif meningkat disesuaikan dengan target yang ditetapkan. Realisasi anggaran relatif mendekati pagu anggaran. Adapun produksi dan distribusi benih sumber tanaman pangan yang telah dihasilkan secara rinci sebagai berikut. Padi Telah dihasilkan sebanyak 110,5 ton benih sumber padi yang terdiri dari beberapa varietas unggul (VUB) dengan rincian benih kelas BS 19,5 ton, FS 24,5 ton, dan SS 76,5 ton. Beberapa di antaranya VUB yang tahan tungro, yaitu Inpari 7 lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, Inpari 36 Lanrang, dan Inpari 37 Lanrang. Benih padi telah d Jagung dan Serealia Telah dihasilkan benih sumber serealia dari UPBS Balitsereal, Maros sebanyak 22,63 ton terdiri dari berbagai varietas dan kelas benih, antara lain: Jagung kelas BS dan F1 sebanyak ton terdiri dari varietas jagung Pulut URI 875 kg, Srikandi Kuning 900 kg, Bisma kg, Lamuru kg, Sukmaraga kg, Anoman 725 kg, Provit A1 (1.010 kg), Arjuna 37 kg, Gumarang 29 kg, dan Bima 20 Uri 258 kg. Jagung klas benih FS kg, varietas Bisma kg, Lamuru kg, Srikandi Kuning kg, Pulut URI kg, Sukmaraga kg, Provit A1 (477 kg), dan Arjuna 50 kg. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

64 Sorgum kelas benih FS sebanyak kg, yaitu varietas Kawali 344 kg, Numbu 96 kg, Super 1 (435 kg), dan Super 2 (137 kg). Gandum kelas BS sebanyak 112 kg, varietas Nias 50 kg dan Dewata 62 kg. Aneka Kacang dan Umbi Telah diproduksi benih sumber tanaman kedelai, aneka kacang dan ubi sebanyak 45,466 ton terdiri dari berbagai varietas dan kelas benih, antara lain: Benih sumber kelas NS sebanyak kg, terdiri dari kg kedelai, 797 kg kacang tanah, dan kg kacang hijau, dengan rincian: Kedelai varietas Kaba, Anjasmoro, Argomulyo, Tanggamus, Dering 1, Dena 1, Burangrang, Grobogan, Gepak Kuning, Detam 1, Detam 3, Detam 4, Demas 1, Devon 1, Devon 2, Dega 1, Deja 1, Deja 2, dan Detap 1. Kacang tanah varietas Bison, Hypoma 1, Hypoma 2, Hypoma 3, Kancil, Kelinci, Singa, Takar 1 & 2, Tala 1 & 2, Talam 1, 2, & 3, dan Tuban. Kacang hijau varietas Sampeong, Sriti, Vima 1, Murai, Perkutut, Kenari, Kutilang, Vima 2, dan Vima 3. Benih sumber kelas BS, terdiri dari kg kedelai, kg kacang tanah, dan kg kacang hijau, ubijalar dan ubikayu, dengan rincian: Kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo, Dega 1, Dena 1, Detam 1, 2, 3, 4, Devon 1, 2, Grobogan, Dering 1, Deja 1, 2, Burangrang, Demas1, Detap 1. Kacang tanah 10 varietas: Hypoma 1, Hypoma 2, Hypoma 3, Tuban, Talam 1, Talam 2, Bison, Takar 1, Takar 2 dan Tala 1. Kacang hijau 9 varietas: Kutilang, Vima 1, Vima 2, Vima 3, dan Sampeong. Ubijalar kelas BS stek 10 varietas, yaitu Beta 1, Beta 2, Beta 3, Kidal, Papua Solossa, Sawentar, Antin 1, Antin 2, Antin 3, dan Sari. Ubikayu kelas BS stek, 9 varietas Darul Hidayah, Adira 1, Agritan 2, Malang 1, Malang 4, Malang-6, Litbang UK2, UJ-3, dan UJ-5. Benih sumber kelas FS, terdiri dari kg kedelai, kg kacang tanah, dan kg kacang hijau, dengan rincian: Kedelai 12 varietas: Anjasmoro, Burangrang, Dega 1, Demas 1, Dena 1, Dering 1, Detam 1, Detam 3, Detam 4, Devon 1, Argomulyo, Grobogan. Kacang tanah 12 varietas: Hypoma 1, Hypoma 3, Kelinci, Talam 1, Talam 2, Takar 2, Tuban, Hypoma 2, Takar 1, Bison, Kancil, dan Tala 1. Kacang hijau 4 varietas: Vima 1, Vima 2, Vima 3, dan Kutilang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

65 Distribusi benih sumber padi, jagung, dan kedelai tahun 2017 (kg). Propinsi Padi Jagung Kedelai BS FS SS BS FS BS FS Nanggroe Aceh D ,5 7 Bali , Banten Bengkulu ,5 Bangka Belitung Yogyakarta Jakarta Gorontalo Jambi Jawa Barat , , Jawa Tengah ,5 Jawa Timur , , ,5 Kalimantan Barat ,5 Kalimnatan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau Lampung Maluku Maluku Utara NTB NTT ,5 Papua Papua Barat ,5 0 0 Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan , , Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan , Sumatera Utara Total , , , ,5 Outcome dari benih yang telah diproduksi dan didistribusikan oleh UPBS lingkup Puslitbang Tanaman Pangan disajikan sebagai berikut: HARI TANI NASIONAL 2017: Menteri Amran Bagikan 1 Ton Bibit Padi Gratis Bisnis.com, SEMARANG Kementerian Pertanian bagikan 1 ton benih gratis setiap kabupaten di Jawa Tengah. Menteri Pertanian mengatakan benih gratis ini upaya pemerintah memperkuat pertanian padi di Jawa Tengah. Bibit tersebut jenis Inpari 42 dan Inpari 43 tahan wereng. Ini menunjukkan Indonesia bisa, kata Amran di sela peringatan Hari Tani Nasional 2017 di Semarang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

66 Lahan sawah di Indonesia mencapai 15 juta ha. Musim tanam kali ini kemungkinan yang akan mengalami gagal panen mencapai ha. Tingkat gagal panen ini relatif sangat kecil di bawah threshold nasional 5%, pemerintah menyediakan jalan keluar bagi petani dengan asuransi pertanian. Baru-baru ini kami serahkan Rp.8 miliar di Bojonegoro, akibat banjir, katanya. Sejauh ini kebutuhan bahan pokok relatif terkendali. Ketersediaan beras, bawang merah hingga jagung dapat terpenuhi di dalam negeri. Kami baru ekspor bawang dari Brebes ton. Sekarang juga ada permintaan jagung dari Malaysia. Nilainya setara Rp12 triliun, katanya. Sumber: menteri-amran-bagikan-1-ton-bibit-padi-gratis Poktan Jaya Panen Benih Padi Inpari 42 Sebanyak 8,5 Ton per Hektar Medanbisnisdaily.com - Medan. Hasil panen benih padi di Desa Kramat Gajah, Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (26/12/2017), milik kelompok tani (Poktan) Jaya mencapai 8,5 ton/ha gabah kering panen (GKP). "Hasil panenan ini lebih tinggi dibanding hasil ubinan yang dilaksanakan pada 22 Desember lalu oleh Dinas Pertanian Deli Serdang, Penyuluh dan Babinsa 7,5 ton/ha GKP," kata Kepala BPTP Sumut, Khadijah EL Ramija. Kelompok Tani Jaya adalah poktan mandiri benih binaan BPTP Sumut pada tahun Sampai saat ini setiap musim dapat menyediakan kebutuhan benih khususnya untuk wilayah Desa Kramat Gajah dan petani di Kecamatan Pagar Merbau. "Untuk MT II tahun 2016, poktan Jaya memproduksi benih padi varietas Inpari 32 kelas SS label ungu sebanyak tujuh ton,". Panen kemarin, juga untuk benih dengan varietas Inpari 42 kelas SS yang didapatkan dari Balai Benih Padi Sukamandi, untuk penangkaran empat hektar. "Varietas Inpari 42 tergolong baru bagi petani. Adanya diseminasi Inpari 42 oleh Gapoktan Jaya diharapkan penggunaan varietas unggul baru Badan Litbang Pertanian akan diadopsi petani Desa Kramat Gajah dan Deli Serdang pada umumnya. Desa Kramat Gajah, merupakan wilayah upaya khusus padi, jagung, dan kedelai yang memiliki potensi luas hamparan sawah sekitar 100 hektar. Untuk panen bulan Desember ini diperkirakan seluas 50 hektar hingga minggu ke II Januari "Para petani di Desa Kramat Gajah selama ini sudah menggunakan varietas yang existing di tingkat petani seperti Ciherang, Mekongga, Cibogo, Inpari 30, dan Inpari 32," jelasnya. Ketua Gapoktan Jaya Ramli mengatakan, varietas unggul baru masih banyak yang belum diketahui dan disosialisasikan ke petani. "Karena itu kami berharap perlu disebarluaskan informasinya sehingga dapat digunakan petani untuk mengantisipasi serangan hama penyakit tanaman yang dapat menurunkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

67 produksi padi," jelasnya. Dikatakannya, Inpari 42 salah satu varietas yang mereka gunakan karena Poktan Jaya memiliki hubungan yang dekat dengan BPTP Badan Litbang. Menurut pengamatan petani, kata dia, varietas Inpari 42 memiliki keunggulan tahan terhadap hama tungro, wereng Batak coklat atau WBC dan hawar daun. Sumber: aya_berhasil_panen_benih_padi_inpari_42_sebanyak_8_5_ton_per_hektar/ Benih Jagung Ganda NASA 29 Wujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Respon petani yang tinggi terhadap calon varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida tongkol ganda "Nakula Sadewa (NASA) 29" diharapkan dapat mendukung swasembada pangan berkelanjutan. Yakni melalui perluasan penggunaan benih varietas jagung hibrida bertongkol ganda pada lingkungan yang sesuai untuk peningkatan produktivitas jagung regional dan nasional. Kehadiran Nasa 29 bermula dari kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Sumbawa, NTB tahun 2015 silam. Ia tertarik dengan potensi jagung hibrida Balitbangtan yang berpotensi untuk tongkol dua. Di sisi lain minat petani yang masih tinggi terhadap jagung bertongkol ganda untuk meningkatkan produktiviatas, namun varietas bertongkol dua yang pernah dirilis tahun 1995 telah mengalami degredasi genetik untuk karakter prolifik sehingga jumlah tanaman bertongkol dua pada lingkungan yang sesuai tidak lebih dari 20 persen. Oleh karena itu, Mentan menginstruksikan Kepala Balitbangtan agar pemulia jagung merakit VUB jagung hibrida tersebut. Semua galur yang berpotensi tongkol ganda kemudian saling disilangkan dan terseleksi MRZ 072 sebagai hibrida dengan potensi tongkol ganda di atas 60%. Uji coba produksi benih lantas dilakukan di lahan seluas 10 hektar di Kampung Bajeng, Gowa, Sulawesi Selatan dan Kampung Sandubaya, BPTP NTB, sebelum akhirnya resmi diluncurkan Presiden yang didampingi Mentan pada kegiatan gelar teknologi lahan kering Hari Pangan Sedunia di Boyolali, Jawa Tengah pada 29 Oktober Dalam acara itu, 5 Ton benih NASA 29 disumbangkan kepada petani. Sementara sebagian lainnya disebar di sentra pengembangan jagung hibrida. Yaitu 20 hektar (ha) di Sulawesi Selatan dengan produktivitas 11,5 12,6 t/ha, 20 ha di NTB dengan produktivitas 12,13 13,41 t/ha, 10 ha di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

68 Sulawesi Utara dengan produktivitas 12,15-13,0 t/ha, 5 ha di Sulawesi Tenggara dengan produktivitas 11,25 12 t/ha, 15 ha di Jawa Timur dengan produktivitas 12,5 13,5 t/ha, 10 ha di Jawa Barat dengan produktivitas 11,5 12,5 t/ha dan 5 ha di Jambi dengan produktivitas 11,35 12 t/ha. Respon petani pada setiap lokasi pengembangan sangat baik karaena pada umumnya sudah sesuai dengan preferensi petani. Yaitu vigoritas tinggi dengan pertumbuhan cepat, batang besar dengan perakaran yang kokoh sehingga tahan rebah, tahan penyakit bulai, karat dan hawar daun juga toleran kekeringan. Selain itu ukuran biji yang besar dengan daya tancap yang dalam serta janggel yang kecil dan keras sehingga rendemennya tinggi dan mudah dipipil. Ukuran tongkol juga besar dan panjang serta stay green sehingga sangat disukai oleh petani jagung karena batang dan daun bagian atas tongkol dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak. Sumber /17/02/17/olhtpu280-benih-jagung-ganda-nasa-29-wujudkan-swasembada-pangan -berkelanjutan. Banyuwangi Jadi Percontohan Nasional Produksi Kedelai Banyuwangi (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menjadikan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai percontohan produksi kedelai varietas unggul baru (VUB) untuk tingkat nasional dengan produktivitas 3 ton/ha. Direktur Budi daya Aneka Kacang dan Umbi, Kementan, Maman Suherman, sebagaimana dikutip keterangan tertulis Humas Pemkab Banyuwangi, menjelaskan wilayah paling timur Pulau Jawa itu menjadi salah satu daerah percontohan "gelar inovasi teknologi" untuk peningkatan produksi kedelai dengan bibit unggul karena memiliki potensi yang besar. "Pemilihan ini tidak meleset karena hasilnya sangat memuaskan dengan produktivitas rata-rata 3 ton/ha. Jumlah ini melampaui ratarata produktivitas kedelai nasional 1,5 ton/ha atau di Jatim 1,6 ton/ha," katanya saat panen raya kedelai di Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Sabtu (7/11). Kesuksesan di Banyuwangi ini harus dapat direplikasi di daerah-daerah lain di berbagai agroekosistem, baik di lahan yang pernah ditanami kedelai maupun di lahan baru dalam rangka perluasan areal tanam (PAT). Panen kali ini dilakukan di lahan seluas 100 hektar, yang ditanam 10 varietas, yakni Burangrang, Dega 1, Dena 1 dan Devon 1. Selain itu juga ada GH toleran genangan 8, GH toleran genangan 10, Argomulyo, Dering 1, Grobogan dan Anjasmoro. Varietas Dena 1, bahkan mampu menghasilkan 3,55 ton/ha. Sementara itu Kepala Balitkabi, Didik Hernowo juga menyatakan rata-rata produktivitas kedelai ini tinggi. "Alhamdulillah tantangan Pak Menteri bisa kami realisasikan di Banyuwangi," katanya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

69 Bibit kedelai varietas unggul baru memiliki beberapa keunggulan, seperti cocok pada lahan dengan intensitas panas matahari yang lama, tahan penyakit karat daun dan hama pengerek polong, serta lebih irit pupuk. "Agar didapatkan hasil panen yang baik kami juga memberikan pendampingan secara intensif kepada para petani. Seperti melakukan pelatihan teknologi dan secara rutin mengingatkan agar pemupukan tidak sampai terlambat," ujarnya. Bibit VUB ini, merupakan bibit pokok dan bukan bibit hibrida dan karena itu biji kedelai hasil panen bisa ditanam kembali sebagi bibit baru. Produktivitas bibit ini tidak kalah dari produktivitas panen bibit pokok. "Jadi petani tidak perlu bingung untuk mendapatkan bibit VUB untuk jangka panjang," ujarnya. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan secara simbolis bantuan bibit VUB kepada perwakilan petani kedelai dari kecamatan sentra kedelai Banyuwangi, seperti Tegal Dlimo, Purwoharjo, Cluring, Bangorejo, dan Pesanggaran. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Banyuwangi Ikrori Hudanto menambahkan saat ini produktivitas kedelai di Banyuwangi baru mencapai 1,7 ton/ha. Dengan adanya teknologi inovasi pertanian dengan bibit VUB ini, maka optimistis produktivitas kedelai akan meningkat dalam waktu yang cepat secara merata. "Kalau hasil panennya selalu besar seperti ini, Banyuwangi akan menjadi sentra kedelai secara nasional," ujarnya. Pada 2013, produksi kedelai Banyuwangi mencapai ton, tumbuh sekitar 15% dibanding 2012 sebesar ton. Sementara pada 2014 meningkat 21,7% dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah produksi ini Banyuwangi telah memasok 21,7% produksi kedelai Jawa Timur, yakni sebesar ton dari luas tanam hektar setiap tahunnya. Sumber: /banyuwangi-jadipercontohan-nasional-produksi-kedelai Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

70 Sasaran Strategis 4 : Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui capaian indikator kinerja utama dengan target yang ditetapkan dalam PK 2017 yaitu tersedianya 6 rekomendasi kebijakan tanaman pangan. Sasaran tersebut dicapai melalui kegiatan analisis kebijakan pengembangan tanaman pangan. Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan dalam tahun 2017 telah tercapai seluruhnya 100%, yaitu dirakitnya 6 rekomendasi kebijakan tanaman pangan. Sebagai perbandingan atas kemajuan yang telah diperoleh dari tahun sebelumnya disajikan pada Tabel 17. Tabel 23. Capaian kinerja Rekomendasi kebijakan tanaman pangan 2017 dan perbandingan dengan tahun Indikator Kinerja Target/ Realisasi Rekomendasi kebijakan tanaman pangan Target Realisasi (100%) (100%) (100%) Gambar 22. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran Rekomendasi Kebijakan tanaman pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

71 Rekomendasi kebijakan tanaman pangan yang telah dihasilkan secara rinci diuraikan di bawah ini: 1. Antisipasi Ledakan Hama Wereng Batang Coklat dan Penyakit Virus yang Ditularkannya Akibat Percepatan Tanam dan Peningkatan Indekss Pertanaman Padi Padi merupakan komoditas pangan yang sangat strategis, sebagai sumber pangan utama masyarakat Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan beras nasional dari produksi dalam negeri, peningkatan produksi padi melalui program intensifikasi sejak tahun 1960-an terus dilanjutkan oleh pemerintah sampai saat ini. Sejak tahun 2015, Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi di antaranya dengan perbaikan jaringan irigasi yang memungkinkan untuk percepatan tanam dan peningkatan indeks pertanaman (IP), sehingga luas tambah tanam (LTT) padi meningkat pada bulan dan tahun kegiatan berjalan, dibandingkan tahun sebelumnya. Pemantauan secara ketat LTT berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi padi dari 75,4 juta ton tahun 2015 menjadi 79,1 juta ton tahun 2016, sehingga dilanjutkan untuk mancapai target produksi nasional 2017 sebesar 78,13 juta ton, tahun 2018 sebesar 80,08 juta ton dan tahun 2019 sebesar 82,0 juta ton. Keberhasilan peningkatan produksi padi pada tahun 2015 dan 2016 bertumpu pada peningkatan LTT, melalui percepatan tanam dan peningkatan IP, memberikan lingkungan hidup yang baik untuk berkembangnya hama dan penyakit. Salah satu kendala yang muncul pada tahun 2017 terjadi ledakan Wereng Batang Coklat (WBC), disertai Penyakit Kerdil Hampa (PKH) dan Penyakit Kerdil Rumput (PKR) disebabkan oleh virus yang ditularkannya di 30 kabupaten di Jawa, Bali, dan Lampung. Serangan WBC disertai PKH dan PKR terjadi di daerah yang melakukan tanam padi setahun. Uniknya ledakan WBC tahun 2017 hanya terjadi di Indonesia, namun tidak terjadi di Thailand dan Vietnam seperti ledakan tahun Keberadaan WBC, PKH maupun PKR dipengaruhi oleh WBC dan virus patogen PKH/PKR, inang dan lingkungan, yang disebut segitiga hama/penyakit (pest or disease triangle), ditambah dengan praktek budi daya padi yang dilakukan. Perubahan salah satu komponen akan berpengaruh terhadap intensitas penyakit, demikian pula dengan keberadaan hama. Meningkatnya serangan WBC di Indonesia tahun 2017 yang tidak terjadi di Vietnam dan Thailand merupakan dampak percepatan tanam dan peningkatan IP sehingga inang tersedia sepanjang tahun, ditambah kondisi musim kemarau 2017 yang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

72 banyak hari hujannya (kemarau basah). Faktor lainnya yang turut memperparah serangan WBC dan penyakit di antaranya penanaman varietas padi peka WBC, penggunaan insektisida terlarang untuk padi dan aplikasi pestisida kimia tidak berdasarkan hasil pengamatan (rasional). Petani tidak mengetahui kaitan atara ledakan populasi WBC dengan penyakit virus. Sistem pengamatan hama dan penyakit yang belum mampu memberi informasi cepat, membuat petani merasa bahwa serangan WBC dan penyakit virus yang ditularkannya terjadi mendadak. Saat ini belum ada varietas padi tahan virus penyebab PKH maupun PKR, sehingga percepatan tanam dan peningkatan IP melestarikan inokulum virus dari musim ke musim dan tahun ke tahun. Kementerian Pertanian sampai dengan September 2017 melaporkan bahwa WBC telah menyerang pertanaman padi seluas ha di 17 provinsi. Meskipun luas serangan WBC hanya 0,47%, atau kurang 5% dari luas tanam saat itu 9 juta ha, secara makro memang tidak menjadi ancaman serius bagi produksi padi nasional. Namun, bagi keluarga petani/buruh tani yang mengusahakan lahan sempit, rata-rata 0,5 ha yang lahannya terserang, sangat mempengaruhi produksi dan penghasilan mereka. Kementerian pertanian perlu menerbitkan kebijakan jangka pendek, tanggap darurat untuk mengatasi masalah saat ini, dan kebijakan jangka menengah-panjang untuk mencegah tidak terulang lagi dimasa yang akan datang. Dalam upaya menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan (supplydemand) beras, diversifikasi pangan perlu digalakkan untuk mengurangi konsumsi beras yang dapat mengurangi tekanan untuk terus meningkatkan produksi padi. Upaya khusus peningkatan produksi tidak hanya untuk padi, jagung, kedelai, tetapi juga komoditas pangan lainnya untuk diversifikasi pangan seperti ubi kayu, ubi jalar, sorgum. Tekanan peningkatan produksi beras yang berkurang memberikan kesempatan untuk menerapkan pola tanam yang membatasi tersedianya inang WBC dan konservasi musuh alami. Musuh alami WBC dari jenis laba-laba dapat hidup pada padi maupun palawija. Diversifikasi pangan yang berhasil akan membuat petani dapat menerapkan pola tanam memutus siklus hama/ penyakit dengan menanam komoditas lain yang lebih bernilai ekonomi tinggi sehingga pendapatannya lebih baik dan kelestarian lingkungan terjaga. Berkurangnya konsumsi beras membuat menu makanan berimbang, sehingga kesehatan masyarakat lebih baik. Jangka pendek dalam kondisi tanggap darurat, disarankan melakukan gerakan pengendalian (Gerdal) untuk memusnahkan virus, karena sampai saat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

73 ini belum ada varietas tahan virus penyebab PKH/PKR, dengan delapan langkah untuk mengamankan tanaman padi MT 2017/ 2018 sebagai berikut: Langka 1: Segera musnahkan; Kendalikan virus dengan memusnahkan tanaman padi terserang virus dan segera lakukan pengolahan lahan untuk membersihkan gulma, singgang sebagai inang alternatif virus dan WBC; Langkah 2: Buat pesemaian ditutup kain kasa: Pada lokasi yang cukup air, buat pesemaian setelah lahan diolah tanah untuk menghilangkan sumber virus, selanjutnya tutup pesemaian dengan kain kasa, agar WBC tidak bisa menularkan virus pada bibit padi di pesemaian; Langkah 3: Pengolahan Tanah: Pada hamparan sawah yang sudah diberakan, dengan tunggul atau tanaman bergejala dan gulma telah kering, bila turun hujan segera olah tanah; Langkah 4: Tanam Serempak: Tanam serempak dalam satu hamparan minimal pada luasan 25 ha. Pada hamparan yang luasnya melebihi luasan 25 ha, upayakan sebagian besar tanam serempak; Langkah 5: Tanaman Varietas Tahan Wereng Coklat:Tanam varietas tahan WBC seperti Inpari 13, 33, 43 menggunakan cara budi daya Legowo Super, dengan jajar legowo 2:1 untuk menekan kepadatan populasi WBC sebagai penular virus penyebab penyakit PKH/PKR; Langkah 6: Minta Bantuan Pengamat Hama: Apabila informasi dari pengamat hama atau hasil pengamatan sendiri populasi WBC tinggi (diatas ambang kendali), dapat menggunakan insektisida kimia untuk menurunkan populasi WBC secara cepat. Setelah populasi rendah gunakan biopestisida, untuk memberi kesempatan pada musuh alami berkembang; Langkah 7: Populasi WBC rendah gunakan biopestisida: Apabila populasi WBC tidak tinggi (dibawah ambang kendali) pada saat umur tanaman sebulan setelah tanam, jangan gunakan insetisida kimia, gunakan biopestisida secara rutin, untuk memberi kesempatan pada musuh alami berkembang; Langkah 8: Amati hingga tanaman berbunga; Amati terus perkembangan populasi WBC, dan minta info pengamat hama tentang populasi WBC, hingga tanaman berbunga. Apabila populasinya tinggi, dapat menggunakan insektisida kimia untuk menurunkan kepadataan populasi WBC dengan cepat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

74 Pada jangka menengah-panjang, selaras dengan Undang Undang Budi daya Tanaman, pengendalian WBC dilakukan dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Strategi penerapan PHT adalah: 1) membuat tanaman sehat dengan mengintegrasikan komponen pengendalian varietas tahan WBC dibudidayakan dengan teknologi jajar legowo super untuk membuat kondisi lingkungan kurang kondusif bagi perkembangan WBC serta mendorong perakitan varietas tahan virus PKH/PKR; 2) pemanfaatan musuh alami dengan penggunaan biopestisida, pestisida nabati, rekayasa ekologi, dan menghindari aplikasi insektisida kimia sampai tanaman umur satu bulan setelah tanam untuk memberi kesempatan musuh alami berkembang; 3) pengamatan rutin dan monitoring untuk mengetahui keadaan darurat seperti imigran tinggi dan populasi melebihi ambang kendali agar penggunaan pestisida kimia secara rasional untuk menghindari ketergantungan, sehingga aman untuk lingkungan; 4) petani ahli dalam penerapan PHT melalui pendampingan dan pelatihan. 2. Pengembangan Jarwo Super Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Usahatani Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan berbagai teknologi guna mewujudkan ketahanan pangan, khususnya yang berdampak pada peningkatan produksi padi nasional. Teknologi tersebut antara lain varietas unggul baru, sistem tanam jajar legowo (Jarwo), biodekomposer yang mampu mempercepat pengomposan jerami, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pestisida hayati dan alat mesin pertanian. Terkait dengan upaya peningkatan produksi padi nasional, Balitbangtan pada tahun 2008 telah menghasilkan inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Inovasi ini kemudian diadopsi dan dikembangkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan diimplementasikan dalam bentuk Sekolah Lapang PTT (SL-PTT). Komponen teknologi penyusun PTT terus disempurnakan dari waktu ke waktu. Berbagai komponen teknologi yang dihasilkan dirakit menjadi paket teknologi yang disebut teknologi padi Jajar Legowo Super. Keunggulan Jajar Legowo Super telah diuji melalui demarea seluas 50 ha pada lahan sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, musim tanam 2016, dengan melibatkan Gapoktan setempat. Berdasarkan panen ubinan Tim Terpadu BPS Indramayu, Peneliti Balitbangtan, Badan Ketahahan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Indramayu, UPTD Kecamatan Bangodua, dan Gapoktan peserta demarea, varietas Inpari-30 (Ciherang Sub-1) ternyata mempunyai potensi produksi 13,9 ton GKP/ha, varietas Inpari-32 HDB 14,4 ton GKP/ha, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

75 varietas Inpari-33 12,4 ton GKP/ha, sementara produktivitas varietas Ciherang yang diusahakan petani di luar demarea hanya 7,0 ton GKP/ha. Penerapan teknologi Jajar Legowo Super secara utuh oleh petani diyakini mampu memberikan hasil 10 ton GKG/ha per musim, sementara hasil padi yang diusahakan dengan sistem jajar legowo hanya 6 t GKG/ha. Jika Jarwo Super diterapkan oleh petani maka akan diperoleh penambahan produktivitas padi sebesar 4 ton GKG/ha. Luas lahan sawah irigasi di Indonesia saat ini sekitar 4,8 juta ha. Kalau Teknologi Jajar Legowo Super diimplementasikan secara utuh pada 20% lahan sawah irigasi maka akan diperoleh tambahan produksi padi sekitar 3,8 juta ton GKG per musim atau 7,6 juta ton GKG per tahun. Petani terbaik (the best 10%) yang menerapkan paket teknologi Jarwo Super secara penuh dapat meraih produksi sekitar 9,4 ton GKG/ha. Dengan kata lain, terdapat senjang hasil sebesar 4 ton GKG/ha per musim tanam dibandingkan dengan rata-rata produksi petani non-jarwo Super. Produktivitas usahatani padi petani kooperator jarwo super meningkat 1,3 t/ha di luar jawa dan hanya 0,3 t/ha di Jawa. Rata-rata produktivitas usahatani padi petani kooperator di Jawa dan luar Jawa adalah 6,49 t/ha dan 6,19 t/ha GKG. Efisiensi penggunaan pupuk Urea dan NPK majemuk oleh petani jarwo super mencapai 32 dan 27 kg GKG/kg pupuk, sedangkan efisiensi petani non jarwo super sebesar 25 dan 22 kg GKG/kg pupuk atau terjadi peningkatan efisiensi penggunaan pupuk masing-masing 28% dan 23%. Bila inovasi teknologi Jajar Legowo Super ini dikembangkan di 20% dari total lahan pertanian irigasi saja, maka dapat menyumbang kenaikan produksi 3,84 juta ton GKG per tahun. Dari sisi kelayakan usahatani, Teknologi Jajar Legowo Super memberikan nilai B/C rasio yang layak sebesar 2,66, lebih tinggi dibanding cara petani non-jarwo Super dengan B/C rasio 1,48. Pembelajaran yang dapat diambil dari pengembangan Jarwo Super (JS) adalah a) paket teknologi JS (terutama varietas unggul baru) sebaiknya spesifik lokasi, b) rekomendasi komponen teknologi pelapuk jerami, pupuk dan pestisida hayati sebaiknya bersifat generik, c) pendampingan oleh penyuluh dan pengamat hama perlu lebih intensif, dan d) Pengembangan UPJA alat mesin tanam dan panen diarahkan ke daerah-daerah yang biasanya mengalami kelangkaan tenaga kerja. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

76 3. Peningkatan Produktivitas Kedelai pada Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Teknologi Pupuk Hayati dan Pupuk Organik Pada tahun 2008 Pemerintah mentargetkan swasembada kedelai. Untuk dapat mencapai swasembada tersebut strategi yang dilakukan pemerintah adalah dengan perluasan areal tanam (PAT) dan peningkatan produktivitas. Rata-rata produktivitas kedelai di lahan sawah tadah hujan di tingkat petani pada saat ini baru mencapai 1,4 t/ha, sedangkan rata-rata di tingkat penelitian dapat mencapai 2,45 t/ha. Dari data tersebut menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di lahan sawah tadah hujan masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi antara lain dengan teknologi pupuk hayati dan pupuk organik. Penelitian ini merupakan denfarm teknologi budi daya kedelai pada lahan sawah tadah hujan (MK-I) dengan menerapkan teknologi pupuk hayati ditambah dengan pupuk organik. Penelitian dilakukan di lahan petani seluas 2 ha. Lokasi penelitian di Kecamatan Pulo Kulon, Kabupaten Grobogan, MK Varietas yang digunakan yaitu varietas Grobogan yang berumur genjah (75 hari) dan sangat cocok untuk lahan sawah tadah hujan yang ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas. Rancangan percobaan pair comparison, 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari : A = teknologi budidaya cara petani, B= teknologi pupuk hayati (Agrisoy dan Probio) + pupuk organik (kompos). Penyiapan lahan : lahan tidak diolah (TOT), setelah tunggul jerami dibabat lahan disemprot dengan Decomposer LBF untuk mempercepat pembusukan jerami. Dibuat bedengan lebar 10 m x panjang petakan, lebar parit antar-bedengan 40 cm. Penanaman : sebelum tanam benih diberi seed treatment dengan pupuk hayati Agrisoy dengan dosis 10 g/1 kg biji. Tanam dengan cara ditugal dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 2 biji/lubang. Setelah selesai tanam, setiap barisan lubang biji ditutup dengan pupuk kompos, dan selanjutnya lahan disemprot dengan herbisida Ally Plus (20 g/10 l air) untuk mengendalikan gulma. Pemupukan: Perlakuan A = 50 kg urea kg Phonska/ha. B = 50 kg Phonska/ha + pupuk hayati + pupuk kompos 1 t/ha. Urea dan Phonska diberikan pada umur 10 HST dengan cara dilarik di samping barisan tanaman. Pupuk kompos diberikan pada saat tanam dengan cara disebar sepanjang barisan lubang biji. Pupuk hayati Agrisoy diberikan sebagai seed treatment, dengan dosis 10 g/1 kg biji. Pupuk hayati Probio diberikan sebagai Foliar Spray pada saat tanaman berumur 20, 35 dan 50 hst dengan dosis 15 ml/1 l air. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

77 Hasil penelitian menunjukkan teknologi pupuk hayati dan pupuk organik dapat memberikan hasil biji lebih tinggi daripada budi daya cara petani. Dengan pupuk hayati ditambah pupuk organik, produktivitas kedelai pada lahan sawah tadah hujan (MK-1) dapat mencapai 3,43 t/ha biji kering, sedangkan dengan teknologi budidaya cara petani hanya mencapai 2,37 t/ha. Dengan demikian teknologi pupuk hayati dan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas kedelai pada lahan sawah tadah hujan sebanyak 1,06 t/ha atau setara dengan 44,7% lebih tinggi daripada teknologi budidaya cara petani (existing). Teknologi pupuk hayati dan pupuk organik juga berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman, jumlah polong/tanaman dan bobot 100 biji. Setelah padi dipanen segera dibuat bedengan pada setiap petakan sawah dengan ukuran lebar 10 m x panjang petakan. Lebar parit antar-bedengan 40 cm. Lahan tidak perlu diolah (TOT). Setelah tunggul jerami dibabat, lahan disemprot dengan Decomposer LBF untuk mempercepat pembusukan jerami. Sebelum tanam benih kedelai diberi seed treatment dengan pupuk hayati Agrisoy dengan dosis 10 g/1 kg biji. Tanam dengan cara ditugal, dengan jarak tanam 40x15 cm, 2 biji/lubang. Setelah selesai tanam, setiap barisan lubang biji diberi pupuk kompos dengan cara disebar sepanjang barisan lubang biji. Selanjutnya lahan disemprot dengan herbisida pra tumbuh Ally Plus (20 g/10 liter air) untuk mengendalikan gulma. Pupuk NPK diberikan pada umur 10 hst dengan cara dilarik di samping barisan tanaman. Pupuk hayati Probio diberikan pada umur 20, 35 dan 50 hst dengan cara disemprotkan pada permukaan daun tanaman (foliar spray). Pengairan dengan sumur pompa dan pengendalian hama/penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan apabila diperlukan. Dengan menerapkan teknologi budi daya seperti diuraikan di atas, produktivitas kedelai pada lahan sawah tadah hujan dapat ditingkatkan sebanyak 1,06 t/ha atau 44,7% lebih tinggi daripada teknologi cara petani (existing). 4. Pupuk Hayati Agrisoy Untuk Mendukung Pengembangan Produksi Kedelai Nasional Penggunaan pupuk anorganik secara massal dan terus-menerus pada lahan pertanian menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan lahan pertanian terutama pada lahan sawah, dimana terjadi penurunan kualitas sifat fisik, anorganik, dan biologi tanah yang berimbas pada penurunan kualitas tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67

78 (Kementerian Pertanian, 2011). Penggunaan pupuk anorganik secara cepat memang mampu meningkatkan produksi tanaman pangan, tetapi dengan usaha pertanian yang makin intensif dapat berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan pupuk anorganik yang tidak bijaksana serta telah diabaikannya pupuk organik selama beberapa dekade telah berdampak sistemik terhadap pertanian yang mengakibatkan kandungan C-organik menurun drastis dan kesuburan tanah menurun. Selain itu ketersediaan dan harga pupuk anorganik yang terus meningkat harus diantisipasi karena dapat meningkatkan biaya produksi. Pupuk organik dan pupuk hayati menjadi salah satu solusi alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah, melalui: inokulasi tanah dengan mikroba pupuk hayati, meningkatkan volume bahan organik tanah, mengurangi pupuk kimia, dan menghindari pembakaran sisa panen. Pupuk hayati merupakan pupuk yang diformulasi berisi mikroba baik tunggal maupun beberapa mikroba dalam satu bahan pembawa dengan fungsi untuk menyediakan unsur hara dan meningkatkan produksi tanaman. Mikroba yang diformulakan merupakan mikroba yang bermanfaat dan tidak bersifat sebagai patogen tanaman. Beberapa mikroba yang digunakan sebagai pupuk hayati adalah dari golongan bakteri penambat N 2 simbiotik (rhizobia), bakteri penambat N 2 non-simbiotik (antara lain Azotobacter dan Azospirillum), mikroba pelarut P (Bacillus sp., Pseudomonas sp., Streptomyces sp. dan jamurtrichoderma sp., Aspergillus sp., Penicillium sp.). Oleh karena itu pupuk hayati memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan dan semakin diminati oleh petani. Itu sebabnya Komite Inovasi Nasional (KIN) menetapkan pupuk hayati sebagai salah satu dari 14 program unggulan inovasi nasional dan merekomendasikan untuk memproduksi dan menguji multilokasi pupuk hayati dalam skala besar. Diharapkan aplikasi pupuk hayati dalam jangka panjang dapat digunakan untuk pemulihan tanah kritis dan pencapaian swasembada pangan kususnya beras. a. Penggunaan pupuk hayati Agrisoy sebagai seed treatment untuk mendukung usahatani kedelai dalam skala luas layak dikembangkan, karena disamping dapat meningkatkan produktivitas kedelai per satuan luas, juga dapat mengurangi biaya pemupukan kedelai. b. Penggunaan pupuk hayati Agrisoy dalam jangka panjang akan memperbaiki degradasi lahan sawah yang makin parah dan mampu mengembalikan kesuburan tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 68

79 5. Kebijakan Lisensi Varietas Unggul Jagung Hibrida Rakitan Balitbangtan Perlu Diperbaiki. Kebutuhan jagung dalam negeri meningkat 3,77% setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya konsumsi daging unggas dan telur. Pada tahun 2016, kebutuhan jagung untuk pakan ternak mencapai 11,4 juta ton yaitu 68,5% dari kebutuhan jagung nasional sebesar 16,64 juta ton. Tahun 2016 produksi jagung nasional sebesar 23,58 juta ton. Pada tahun 2025, pemerintah mentargetkan produksi jagung sebesar 33,13 juta ton atau meningkat 40,5% dibandingkan dengan tahun Untuk mencapai target produksi jagung tersebut, maka secara bertahap diperlukan peningkatan luas tanam, luas panen, dan produktivitas. Target luas tanam jagung pada tahun 2025 sekitar 5,88 juta ha atau meningkat 1,44 juta ha (32,4%) dibandingkan dengan luas panen jagung tahun 2016 yang mencapai 4,44 juta ha. Saat ini, sebagian besar jagung ditanam di lahan suboptimal yaitu 79% di lahan kering, hanya 10% di lahan sawah tadah hujan dan 11% di lahan sawah irigasi. Hal ini menyebabkan luas pertanaman jagung lebih banyak terdapat pada musim penghujan (Oktober-Maret) 69% dibandingkan pada musim kemarau (April-September) 31%. Hal ini salah satu penyebab produktivitas jagung di Indonesia masih rendah, tahun 2016 sebesar 5,30 ton/ha. Sedangkan target produktivitas jagung pada tahun 2025 sekitar 5,63 ton/ha atau meningkat 6,31% dibandingkan dengan tahun Faktor lain masih rendahnya produktivitas jagung di Indonesia adalah penggunaan benih jagung hibrida yang masih rendah 56% pada tahun Ini berarti masih terdapat 44% (1,95 juta ha) petani masih menggunakan benih jagung bersari bebas atau komposit dengan tingkat produktivitas rendah 3,32-5,31 ton/ha atau 30-70% lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas jagung hibrida yang mencapai 8,02-10,31 ton/ha. Salah satu penyebab masih rendahnya penggunaan benih jagung hibrida yaitu harga benih jagung hibrida yang mahal, hingga 5 kali lipat dibandingkan dengan harga benih jagung komposit. Mahalnya harga benih jagung hibrida karena produktivitas benih jagung hibrida saat ini oleh sebagian besar produsen masih rendah kurang dari 2 ton/ha benih F1. Apabila harga benih jagung hibrida dapat dikurangi hanya 3 kali lipat dibandingkan dengan jagung komposit, maka luas areal penggunaan benih jagung hibrida akan meningkat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 69

80 Balitbangtan telah menghasilkan varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil 13,6 ton/ha. Untuk mempercepat dan meningkatkan adopsi varietas jagung hibrida Balitbangtan, Kementerian Pertanian tahun 2017 memberikan porsi bantuan benih bersubsidi varietas jagung hibrida 40% ( ha) dari total 3 juta ha luas jagung yang mendapat bantuan pemerintah kepada petani. Dari luasan ha tersebut dibutuhkan kg benih jagung dengan kebutuhan benih sebar 15 kg/ha. Benih tersebut berasal dari 13 varietas jagung hibrida Balitbangtan yang diproduksi benihnya oleh lebih dari 10 produsen/penyalur benih dengan target produksi benih ton. Jagung varietas Bima 19 dan Bima 20 merupakan hibrida Silang Tiga Jalur (STJ) dari 13 varietas jagung hibrida Balitbangtan yang diproduksi benihnya oleh produsen pada Sedangkan sisanya hibrida Silang Tunggal (ST). Kondisi kerja sama antara Balitbangtan dengan pelisensi/mitra produsen varietas jagung hibrida Balitbangtan pada tahun 2017 sebagai berikut: 1. Kurangnya pendampingan teknis oleh Balitbangtan kepada pelisensi/mitra produsen varietas jagung hibrida Balitbangtan dalam memproduksi benih hibrida di lapangan. Hal ini berhubungan dengan kualitas benih tetua baik mutu fisik, mutu fisiologis, dan mutu genetis yang masih perlu diperbaiki, termasuk daya tumbuh benih tetua di lapang. 2. Belum maksimalnya distribusi benih induk (tetua dari tiap varietas) kepada produsen untuk mencapai target luas areal produksi benih hibrida F1 baik volume maupun waktu distribusi. Hal ini akan berdampak pada keterlambatan batas waktu distribusi benih ke petani penerima bantuan. 3. Belum adanya penggolongan/klasifikasi produsen berdasarkan output kinerjanya baik itu kemampuan sarana prossesing benih, tingkat produktivitas benih maupun mutu benih. 4. Beberapa produsen merasakan harga benih tetua masih mahal sekitar Rp /kg, belum termasuk ongkos kirim dan berharap harga benih dapat diturunkan sekitar Rp /kg. Rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara Balitbangtan dengan pelisensi/mitra produsen varietas jagung hibrida Balitbangtan pada tahun 2018 adalah sbb: 1. Balitbangtan agar meningkatkan pendampingan kepada para produsen terutama kesiapan dan ketepatan distribusi benih induk (tetua dari tiap Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 70

81 varietas) kepada produsen. Hal ini dapat dilakukan dengan perbaikan manajemen penyediaan benih tetua di UPBS Balisereal dan Koperasi Balitsereal. 2. Balitbangtan agar meningkatkan peran BPTP yang telah dilatih memproduksi benih jagung hibrida di Balitsereal tahun BPTP perlu diberi tugas memproduksi benih tetua betina dengan supervisi dari Balitsereal. Volume kebutuhan benih tetua betina 4 kali lipat dibandingkan dengan volume tetua jantan (dengan asumsi jumlah baris tetua jantan : betina yaitu 4:1). Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk benih sampai di produsen lebih cepat dan ongkos kirim lebih murah, sehingga harga benih dapat lebih murah dibandingkan harga saat ini. 3. Perlu adanya klasifikasi produsen berdasarkan output kinerjanya baik kemampuan tingkat produktivitas benih maupun mutu benih. Produsen yang belum mampu mencapai tingkat produktivitas benih maupun mutu benih yang telah ditetapkan, perlu pendampingan lebih intensif. Berdasarkan target produktivitas benih oleh produsen pada 2017, ratarata untuk hibrida ST 1,45 ton/ha dengan kisaran 1,02-2,93 ton/ha, sedangkan STJ Bima-19 dan Bima-20 dengan target hasil benih 4 ton/ha. Target ini masih di bawah potensi hasil galur tetua betina yang mencapai 3,0 ton/ha. Galur CY 10 sebagai tetua betina varietas hibrida JH-234 memiliki potensi hasil 3,40 ton/ha. Produktivitas Benih Sebar untuk hibrida Silang Tunggal minimum 2 ton/ha, sedangkan untuk hibrida Silang Tiga Jalur (seperti Bima 19 dan Bima 20) dapat mencapai 4 ton/ha. 4. Hibrida STJ dengan produktivitas benih yang lebih tinggi dan harga benih yang lebih murah, dapat dikembangkan di lahan sub-optimal di luar Jawa dengan tujuan untuk menggantikan jagung komposit unggul, seperti varietas Arjuna, Bisma, Lamuru, dan Sukmaraga yang masih ditanam petani. Sedangkan komposit unggul Lamuru dan Sukmaraga untuk menggantikan jagung komposit lokal atau lahan bukaan baru. Apabila 1 juta ha dari 1,95 juta ha lahan jagung yang masih menggunakan jagung komposit ditanami jagung hibrida hibrida Silang Tiga Jalur (STJ) dengan produktivitas 1 ton di atas jagung komposit, maka akan diperoleh peningkatan produksi sebesar 1 juta ton. 5. Respon petani terhadap varietas jagung hibrida Balitbangtan melalui bantuan benih dari pemerintah pada tahun 2017 tersebut perlu dievaluasi pada tahun 2018 untuk perbaikan saran kebijakan lebih lanjut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71

82 6. Kebijakan Bantuan Benih Jagung dan Kedelai Perlu Diperbaiki Kebutuhan jagung dan kedelai di Indonesia meningkat setiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Peningkatan kebutuhan jagung dan kedelai menyebabkan perlunya peningkatan produksi yang ditentukan peningkatan luas panen dan produktivitas. Kebutuhan jagung domestik meningkat 3,77% setiap tahun dengan target kebutuhan jagung pada 2017 sebanyak 17,28 juta ton, sedangkan target produksi 25,20 juta ton. Tahun 2045 target kebutuhan jagung mencapai 45,628 juta ton dengan sasaran produksi 63,16 juta ton. Konsumsi kedelai dalam negeri rata-rata 2,3 juta ton biji kering per tahun, sedangkan produksi rata-rata 5 tahun terakhir hanya mampu 0,98 juta ton biji kering atau 43% dari kebutuhan sehingga sisanya 57% dipenuhi dari impor. Untuk merealisasikan swasembada kedelai tahun 2020, maka pemerintah telah menyusun rencana pencapaian sasaran yang dituangkan dalam grand strategi percepatan peningkatan produksi kedelai Sasaran jangka pendek ( ) tercapainya peningkatan produksi kedelai ton dan berkurangnya impor (impor hanya ton) dan sasaran jangka panjang ( ) tercapainya produksi tahun 2045 sebesar ton, dengan surplus ton. Untuk mencapai sasaran produksi kedelai 1,2 juta ton tahun 2017, dibutuhkan luas tanam ha, meningkat ha (16%) dibandingkan tahun Kebutuhan lahan untuk kedelai akan terus meningkat karena tahun 2045 sasaran luas tanam kedelai 2 juta ha yaitu meningkat 1,32 juta ha (194%) dibandingkan tahun Pengembangan kedelai di luar Pulau Jawa masih lamban, tidak sebanding dengan potensi lahan yang ada dibandingkan di Jawa yang makin berkurang. Selama 20 tahun terakhir terjadi penurunan luas panen kedelai 61,62%, ratarata 4,05%/tahun. Luas panen kedelai tertinggi 1,6 juta ha tahun 1992 dan berkurang luasnya hanya 614 ribu ha tahun Penurunan luas panen terbesar 85% terjadi di Sumatera (dari ha menjadi ha), Pulau Jawa 59% (dari ha menjadi ha), Sulawesi 48% (dari ha menjadi ha), dan Bali, NTB, NTT 31,98% (dari ha menjadi ha). Luas panen kedelai terbesar tahun 2015 di Pulau Jawa seluas ha atau 58,31% dari total luas panen, diikuti Nusa Tenggara 16,88%, Sumatera 11,17%, Sulawesi 10,52%, Kalimantan 2,25%, Maluku dan Papua 0,87%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 72

83 Pengembangan kedelai terhambat terbatasnya lahan karena persaingan lahan dengan padi dan jagung. Di lahan sawah tadah hujan, jagung dan kedelai umumnya ditanam MK-II setelah tanaman padi MK-I, permasalahan pada MK II kedelai kalah bersaing karena keuntungan masih di bawah padi dan jagung, sehingga luas lahan kedelai makin berkurang. Harga kedelai cenderung fluktuatif, apabila dibandingkan dengan usaha tanaman pangan lain sebagai pesaingnya (jagung dan padi) pada saat musim yang sama keuntungannya dibawah tanaman pesaing tersebut. BPS (2016) menunjukkan berdasarkan data tahun 2014, nilai produksi (keuntungan) per hektar untuk kedelai yaitu Rp 9 juta di bawah jagung Rp 12 juta, padi ladang Rp 10,3 juta, dan padi sawah Rp 17,2 juta dengan biaya produksi per hektar untuk kedelai Rp 9,1 juta, jagung Rp 9,1 juta, padi ladang Rp 7,8 juta, dan padi sawah Rp 12,7 juta. Kebijakan bantuan benih jagung dan kedelai kepada petani oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian saat ini untuk program penambahan luas areal panen sebagai berikut: 1. Program bantuan benih jagung berdiri sendiri oleh Direktorat Budi Daya Serealia, sedangkan kedelai oleh Direktorat Budi Daya Aneka Kacang dan Umbi, pada masing-masing sentra pengembangan jagung dan kedelai secara monokultur yang lokasinya berbeda. 2. Pengembangan jagung dan kedelai diarahkan pada lahan kehutanan khususnya di sela tegakan pohon jati muda. 3. Pengembangan kedelai secara monokultur pada lahan sawah tadah hujan pada MK II cenderung mengalami risiko anomali iklim. Pada saat terjadi La Nina (musim kemarau basah) seperti tahun 2016 di mana pada musim kemarau II masih terjadi hujan, sehingga petani memilih menanam padi atau jagung karena air cukup. Petani yang mendapat bantuan program benih kedelai mengembalikan benih tersebut sekitar ha kepada pemerintah, sehingga luas panen kedelai tidak mencapai target, walaupun luas panen padi dan jagung menjadi meningkat. Rekomendasi kebijakan bantuan benih jagung dan kedelai kepada petani yang perlu dilakukan untuk meningkatkan luas tanam kedelai adalah: a) Memberikan bantuan benih satu paket jagung dan kedelai pada program Tumpangsari Jagung-Kedelai kepada petani yang biasa menanam jagung secara monokultur. Hasil penelitian Tumpangsari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 73

84 Jagung-Kedelai pada tahun 2017 di dua lokasi di Jawa Timur sebagai berikut:hasil jagung pada tumpangsari menggunakan jarak tanam jajar legowo (Jarwo) 2:1 pada baris jagung yaitu 9,60 9,82 ton/ha (94,8% - 108%) rata-rata 9,71 ton/ha (103%) dibandingkan hasil jagung monokultur dengan kisaran 8,90 10,13 ton/ha dan rata-rata 9,45 ton/ha. Hal ini berarti tidak terdapat penurunan hasil jagung pada tumpangsari dengan sistem jarak tanam jagung jajar legowo 2:1 dibandingkan dengan jarak tanam jagung sistem jajar legowo 2:1 monokultur dan jarak tanam jagung sistem tegel. b) Populasi kedelai pada tumpangsari yaitu 43% - 50% dibandingkan dengan populasi kedelai monokultur. c) Hasil kedelai pada tumpangsari yaitu 0,43 0,46 ton/ha (rata-rata 0,44 ton/ha) atau 20,4% - 21,8% (rata-rata 21%) dibandingkan dengan hasil kedelai monokultur sebesar 2,11 ton/ha. 4. Karena harga jagung relatif lebih baik dan keunggulan komparatif jagung relatif lebih tinggi dibanding kedelai, maka sistem tumpangsari jagungkedelai, produktivitas jagung minimal sama dengan jagung monokultur. Berdasarkan hasil penelitian pada poin 1, maka bila 1 juta ha luas tanam jagung di lahan sawah tadah hujan tumpangsari dengan kedelai (populasi kedelai tumpangsari 43% - 50% daripada populasi kedelai monokultur), diperoleh 0,43 juta - 0,50 juta ha tambahan luas tanam kedelai tanpa mengurangi populasi jagung per hektar. Dengan hasil kedelai pada tumpangsari sebesar 21% dibandingkan monokultur, maka bila 1 juta ha luas tanam jagung ditumpangsarikan dengan kedelai, diperoleh tambahan produksi kedelai 0,44 juta ton tanpa mengurangi produksi jagung. 5. Balitbangtan perlu memberi tugas kepada BPTP sentra produksi jagung untuk melakukan kajian Tumpangsari Jagung-Kedelai di lahan petani pada skala luasan minimal 1 ha dengan melibatkan Penyuluh dan Kelompok Tani, sehingga diperoleh informasi nilai usahatani tumpangsari jagungkedelai secara lebih detail. 6. Perlu dibangun Laboratorium Lapang di Balitkabi, Malang untuk melakukan penelitian jangka panjang tentang dampak Tumpangsari Jagung-Kedelai terhadap tanaman utama (jagung) terutama kebutuhan pupuk Nitrogen dan dinamika populasi hama dan penyakit komoditas jagung dan kedelai. Outcome rekomendasi kebijakan tanaman pangan diuraikan secara rinci sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 74

85 Pemerintah Wujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045 Kementerian Pertanian sudah mencanangkan bahwa Indonesia menjadi lumbung pangan dunia ditargetkan tahun Kementan menempatkan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Kementan hadir sebagai fasilitator memberdayakan dan mendukung petani maksimal. Kementan mendorong partisipasi aktif petani mencapai swasembada pangan seraya meningkatkan kesejahteraan,. Kementan menempatkan swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani sebagai tujuan utama yang saling terkait. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementan menjalankan pendekatan bottom-up planning dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi petani di lapangan. Kebijakan dan program yang dijalankan Kementan didasarkan pada kondisi lapangan melalui pendekatan kesisteman. Pemerintah akan merevisi regulasi yang menghambat, membangun infrastruktur, mekanisasi pertanian, perbaikan teknis produksi, pendampingan dan penguatan SDM, penanganan pascapanen, pengendalian harga adalah parameter pengungkit prioritas dalam menyusun program terobosan sesuai kebutuhan lapang. Dalam upaya mendongkrak produktivitas pangan nasional, Kementan juga mendorong berbagai inovasi di sektor pertanian. Inovasi yang dikembangkan Kementan memiliki syarat penting yaitu memenuhi unsur pemenuhan kebutuhan petani sebagai pengguna inovasi dan pelaku utama pertanian secara spesifik lokasi. Untuk itu, Kementan melalui Badan Litbang Pertanian melakukan pengkajian untuk memastikan inovasi yang dikembangkan Kementan, baik berupa varietas unggulan, metode budi daya, maupun penanganan hama, memang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan petani, Menteri Pertanian Dr. A. Amran Sulaiman dengan Wakil Gubernur Jawa Timur panen padi di Desa Senggreng, Kec. Poncokusumo, Malang, Jawa Timur Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 75

86 Sasaran Strategis 5 : Pembangunan Taman Sains Pertanian Pembangunan Taman Sains Pertanian baru dilaksanakan di tahun 2015 bagian dari program Balitbangtan dalam rangka percepatan diseminasi inovasi yang dihasilkan Balitbangtan. Bappenas telah merancang pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di 34 propinsi dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) guna meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Indikator kinerja utama dengan target dalam PK 2017 yaitu terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Jawa Barat dan Balitsereal Maros, Sulawesi Selatan. Realisasi kegiatan telah terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di BBPadi yang berlokasi di KP Sukamandi, Jawa Barat dan di KP Maros, Balitsereal (Tabel 18). Tabel 18. Indikator tingkat capaian Pembangunan TSP tahun Indikator Kinerja Target Realisasi % Taman Sains Pertanian di BBPadi, Jawa Barat dan Balitsereal, Sulawesi Selatan Tabel 19. Perbandingan capaian pembangunan TSP Indikator Kinerja Target/ Realisasi Taman Sains Pertanian di BBPadi, Jawa Barat Taman Sains Pertanian di Balitsereal, Maros, Sulawesi Selatan Target Realisasi 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) Target Realisasi 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) TSP BBPadi berlokasi di Kebun Percobaan Sukamandi, dimulai tahun 2016 di kawasan seluas 20 ha serta pembangunan sarana dan prasarana, antara lain Gedung/ bangsal dryer sebagai tempat unit proses pengering gabah dan tempat stock sementara, serta tempat pelaksanaan bimbingan teknis atau tamu peninjau, Gedung Alsintan sebagai tempat unit proses persemaian dengan mesin Dapog, dan selasar/jalan menuju kawasan TSP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 76

87 Kegiatan yang telah dilaksanakan di BBPadi, antara lain: a. Pembukaan Areal untuk pembangunan Kawasan TSP sudah dilaksanakan sesuai Site Plan yang ditetapkan yaitu di lokasi KP Sukamandi seluas 20 ha. Realisasi fisik Taman Sains Pertanian, Sukamandi, Jawa Barat b. Telah dilakukan display varietas di lokasi TSP Sukamandi yang dapat dilihat oleh pengunjung dan peserta pelatihan di BB Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 77

88 c. Telah dilakukan pengerasan jalan konektor antar-gedung dan jalan utama. d. Telah terlaksananya pengadaan mesin Dapog. TSP Berbasis Tanaman Serealia Balitsereal Maros yang dimulai tahun 2015, telah disusun action plan dan bussiness plan serta beberapa aktivitas lainnya. Action Plan telah ditetapkan tiga komoditas utama yaitu jagung, sorgum, dan padi, sedangkan ternak dan ikan sebagai komoditas pelengkap dalam rangka memaksimalkan potensi yang tersedia. Bidang usaha ditetapkan ada empat yaitu unit produksi tanaman, unit pengolahan hasil, unit integrasi tanaman dengan ternak, dan unit diseminasi inovasi. Sedangkan Business Plan terdapat dua kegiatan produktif yang dirancang bisnisnya yaitu produksi benih jagung hibrida, produksi benih padi, dan produksi integrasi tanaman dengan ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 78

89 Kegiatan yang telah dilaksanakan di Balitsereal, antara lain: 1. Integrasi ternak dengan tanaman serealia telah menghasilkan anak sapi sebanyak 3 ekor, pupuk kandang sebanyak 10 ton. Seluruh pupuk kandang telah digunakan pada kegiatan Balitsereal. 2. Produksi benih. Produksi benih padi varietas Inpari 30 seluas 40 ha dengan teknologi Jarwo Super. Produksi yang dicapai sekitar 40 ton yang dijual melalui PT. Pertani. Produksi benih sumber jagung hibrida. Jenis benih yang diproduksi adalah Induk Bima-15, Induk Bima-20, Induk Bima- 19, dan Induk Nasa 29. Sebagian telah panen dan sebagian lagi masih di lapangan. Hasilnya akan disalurkan melalui mitra Balitsereal dan BPTP yang tertarik memproduksi benih jagung hibrida. 3. Perbaikan kondisi kesuburan lahan untuk areal percontohan, telah ditimbun dengan top soil dan telah ditanami percontoah varietas unggul baru seperti Nasa-29, HG 27, dan berbagai jenis sorgum. 4. Perbaikan taman dan rumah pos telah rampung, sedang perbaikan tanggul kolam air belum berjalan karena kondisi areal belum memungkinkan (masih cukup tinggi air) sehingga sulit untuk dibuat tanggulnya. 5. Pengadaan peralatan bioindustri khususnya pengolahan hasil, yaitu alat pembuat es cream dan penyimpanannya. Es cream telah dicoba oleh berbagai tamu termasuk dari Rombongan Menristek yang memberi masukan untuk perbaikan rasanya. Perbanyakan es cream ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk mensuplai kebutuhan Balitsereal dan kunjungan tamu ke Balitsereal. Lanscaping Lahan TSP Pos Satpam TSP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 79

90 Pentaludan Embung Gedung Pembinaan Rohani Kandang Ayam KUB Peralatan Kelengkapan Bioindustri Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 80

91 Outcome pembangunan Taman Sains Pertanian dapat dilaporkan sebagai berikut: Taman Sains Teknologi Pertanian Jadi Icon Baru di Bogor Kementerian Pertanian menjadikan area seluas 70 hektare di Jalan Tentara Pelajar, Bogor sebagai Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) yang dibuka untuk masyarakat umum. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dr Muhammad Syakir mengatakan dijadikannya kawasan inovasi teknologi pertanian sebagai taman dan dibuka untuk umum agar semua hasil inovasi dan teknologi pertanian modern yang ditemukan para peneliti Balitbang Pertanian, "Ada ratusan inovasi teknologi pertanian modern yang dihasilkan peneliti kami, yang dapat digunakan untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan,". Taman yang dirancang Balitbang Pertanian ini memberikan edukasi kepada masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, peneliti terutama petani di Indonesia, karena pertanian tidak akan maju tanpa ada teknologi pertanian. "Teknologi sangat membantu meningkatkan pertanian serta menekan biaya produksi. Dia berharap keberadaan TPSTP Bogor tersebut menjadi icon dan wahana wisata baru di Bogor, yang menjadi tujuan masyarakat terutama pelajar, mahasiswa, peneliti tetutama kelompok tani di Indonesia sama halnya seperti Kebun Raya Bogor. "Kami juga menggandeng Pemerintah Kota Bogor dan instansi lain bekerjasama mengenalkan Taman Sains ini menjadi pusat inovasi teknologi pertanian modern," kata dia. Pada saat Memorandum of Understanding terkait keberadaan Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian ini masyarakat dapat berkeliling ke 12 unit kerja yang berdiri di area seluas 70 hektar, dengan titik start dari Kebun Wisata Ilmiah (KWI) dan finish di gedung Agrosinema. Di kawasan ini ada Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) yang menyediakan unit bursa bibit unggul beragam komoditas perkebunan, diantaranya Pala, Kayu manis, Kemiri minyak, Kemiri molucana, Kakao, Kopi arabika, Jambu mete flotim, Cengkeh, Karet, Kesambi, Makadamia dan Nyamplung, Laja goah, Kapolaga, Serai dapur, Bongle, Akar wangi, Kenei pepet, Temu mangga, Zodia, Kayu urip, Pacar cina, Wijaya kusuma, Gendis, Heura tulang, Sambang darah, Sariawan, Kisaat, Lavender dan Daun sendok, Kelapa sawit, kelapa, dan lain-lain. "Dikawasan taman sains ini juga ada Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat (KWITO) yang memang sudah lama dikenal sebagai salah satu objek wisata Kota Bogor bersifat edukatif dengan menyajikan 400 jenis tanaman obat dan tidak kalah dengan agrowisata tematik lain yang ada di Indonesia,". Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 81

92 Wali Kota Bogor Bima Arya, menanggapi Taman Sains dan Teknologi Pertanian menjadi Icon baru di Kota Bogor ini sempat terkejut dengan adanya Kawasan Agroinovasi. Baru pertama kali sekarang masuk di kawasan ini, dan kawasan ini seperti kebun raya, dan memiliki koleksi tanaman pertanian yang lengkap," ujar Walikota Bogor. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan tentang pentingnya keberadaan di Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian di Cimanggu ini. Pertama, Pemkot bisa bekerjasama dalam konteks konservasi. Saya melihat banyak sekali jenis-jenis tanaman yang dikoleksi di kawasan ini, tapi saya menginginkan ada pendekatan-pendekatan juga pada tanaman-tanaman khas Bogor yang mulai langka, ujarnya. Sumber Tempo.co.id Mendongkrak Teknologi Pertanian dan Ekonomi Daerah Jawa Tengah Kawasan Technopark dibangun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat peran iptek dalam pembangunan ekonomi melalui akselerasi hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan. Beberapa technopark sudah dibangun di wilayah Jateng, antara lain di Sragen, Klaten, Pati, Solo, Semarang, Solo, Grobogan, Pekalongan, dan Tegal. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jawa Tengah bekerja sama dengan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) telah menyelenggarakan lokakarya evaluasi pengembangan technopark di Jakenan, Pati. Technopark memiliki bentuk kelembagaan tetap berupa unit pelaksana teknis/badan layanan umum daerah/badan milik daerah/koperasi. Technopark juga memiliki payung hukum dari kementerian/lembaga selaku fasilitator dengan daerah. Kelembagaan technopark memiliki unsur-unsur dalam organisasi yaitu unsur pengawas, pimpinan, administrasi/penatausahaan rumah tangga, pemeliharaan infrastruktur, layanan industri, inkubasi bisnis dan teknologi, dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Aktivitas utama dalam technopark meliputi inkubasi bisnis dan teknologi, pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM, Prototyping Center (Lokasi bagi pengembangan prototype teknologi yang siap dikomersialkan), penyediaan konsultasi dan informasi, penyediaan akses (ke lembaga keuangan, investor, pemerintah, industri, sumber teknologi, lembaga perijinan, HKI dan sertifikasi serta jaringan lain yang dibutuhkan perusahaan pemula untuk mengembangkan bisnis), penelitian dan pengembangan bisnis (Program dan aktivitas riset serta pengembangan bisnis berkelanjutan). Dalam pelaksanaannya technopark dapat menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan-perusahaan baru (UMKM), dapat menarik industri ke dalam kawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82

93 technopark, dan menjadi tempat penelitian dan pengembangan berkelanjutan. Technopark sebagai suatu wadah untuk menghubungkan institusi perguruan tinggi, pusat riset, pelatihan dan dunia usaha. Selain itu, technopark sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan ide-ide kreatif/ temuan yang diperoleh dari penelitian, pungkas Hendy Hendro H Sridjono dari Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus. Taman Sains Pertanian (TSP) Jakenan adalah pusat teknologi unggulan lahan tadah hujan ramah lingkungan. TSP menyediakan berbagai informasi komoditas unggul lahan kering iklim kering dataran rendah (padi, jagung, kedelai, tebu, buah-buahan, sayuran, biopestisida, ternak) pengembangan TSP diinisiasi dengan pembangunan fisik fasilitas TSP dan penetapan komoditas unggulan strategis yang adaptif di lapangan. TSP yang berlokasi Jakenan Pati adalah wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan inovasi pertanian sekaligus show window dan tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk penyuluh dan petani. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana pendukung yang high quality, menarik, cantik, unik, nyaman, informatif, dan berkelanjutan, papar Wihardjaka sebagai manager Iptek TSP. Selain tujuh komoditas utama (padi, jagung, kedelai, sapi, tebu, hortikultura, dan pascapanen) komponen pendukung TSP Jakenan di antaranya kawasan teknologi surjan, integrasi tanamn pangan-ternak, koleksi taman fitoremediasi, unit biopestisida dan biofence, serta pengembangan ikan lokal, pemupukan jangka panjang, demplot padi toleran rendaman, demplot padi toleran kekeringan, demplot teknologi mina padi, demplot teknologi rendah emisi gas rumah kaca. Petani wilayah Kab.Pati sangat merasakan manfaat dari hasil pelatihan pembuatan pestisida nabati, biochar dan biokompos yang diterapkan pada budidaya padi sawah. Hasil gabah kering panen yang sebelumnya 6 ton/ha meningkat 3 kali lipat menjadi 10 ton/ha dan tanaman bebas dari penyakit kresek dan serangan wereng coklat, ujar Penyuluh Batangan, Pati. Hasil teknologi yang dihasilkan dapat diterapkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Menggabungkan ide dan inovasi dari dunia akademisi serta dari dunia usaha dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, karena produk organik sangat diminati, selain ramah lingkungan, juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi. Sumber Republika.co.id Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 83

94 Sasaran Strategis 6: Terselenggaranya Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan mendukung Swasembada Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih. Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui capaian indikator kinerja utama dengan target yang ditetapkan dalam PK 2017 yaitu terselenggaranya sekolah lapang di 15 propinsi. Sasaran tersebut dicapai melalui kegiatan Sekolah lapang kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih. Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan dalam tahun 2017 telah tercapai seluruhnya 100%, yaitu diselenggarakannya kegiatan SL Mandiri benih benih di 15 propinsi (Sumut, Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Papua. Capaian kinerja disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Capaian kinerja Sekolah Lapang Mandiri Benih Indikator Kinerja Target Realisasi % Sekolah lapang kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi padi, jagung, dan kedelai diperlukan penyediaan benih bermutu varietas unggul spesifik lokasi agar sampai di tingkat petani. Untuk itu telah dibangun Model penyediaan benih secara mandiri untuk hamparan unit desa dengan melibatkan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Penelitian Komoditas dengan UPBS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dengan menyediakan benih sumber bagi calon produsen benih. Dengan Model Desa Mandiri Benih diharapkan apabila petani telah menyenangi varietas baru, benihnya dapat disediakan secara mandiri. Kontribusi benih bermutu varietas unggul spesifik lokasi sangat besar untuk meningkatkan produktivitas dan produksi dalam kondisi luas baku sawah atau areal panen yang tidak bertambah luas, bahkan semakin menyusut karena konversi lahan pertanian. Cekaman lingkungan biotik hama penyakit, maupun abiotik sepeti kejadian iklim ekstrim kekeringan dan kebanjiran masih terjadi, sebagai dampak dari perubahan iklim. Benih bermutu terkait dengan kemurnian genetik varietas dan daya tumbuh yang tinggi. Kontribusi peningkatan produktivitas yang lebih besar disebabkan oleh peningkatan potensi hasil melalui pergantian varietas unggul baru. Dengan kata lain pergantian varietas baru yang lebih unggul dari varietas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 84

95 eksisting sangat besar kontribusinya pada peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas. Contoh nyata pergantian varietas lokal ke varietas IR 8 diawal Revolusi Hijau, pergeseran Cisadane ke IR64, begitu pula dari IR64 ke Ciherang, delta produktivitas aktualnya meningkat nyata. Varietas unggul baru adaptif spesifik lokasi yang sesuai preferensi masyarakat perlu didukung oleh ketersediaan logistik benihnya. Produsen/ penangkar benih formal belum memproduksi varietas yang baru karena pasarnya belum pasti. Diperlukan sistem penyediaan benih yang dapat mempercepat adopsi varietas unggul spesifik lokasi. Pelaksanaan pengembangan 1000 Desa Mandiri Benih padi dan model Desa Mandiri Benih (DMB) untuk padi 2015 berjalan paralel. Beberapa poin masukan dari Model DMB untuk pelaksanaan pengembangan 1000 Desa Mandiri Benih kedepan adalah: (1) target produksi benih bukan didasarkan pada estimasi kebutuhan benih dalam satu desa, tetapi lebih kepada jumlah pesanan benih oleh pengguna (business plan); (2) jaringan UPBS Balit-BPTP dapat dimanfaatkan untuk penyediaan benih sumber varietas yang belum komersial; (3) Pelaksana UPBS BPTP dapat memberikan pendampingan dalam penerapan teknik produksi untuk meningkatkan mutu benih. Pada tahun 2016 Ditjen Tanaman Pangan memfokuskan kegiatan pada peningkatan kemampuan produksi benih bermutu, melalui pelatihan dan pendampingan untuk 1000 Desa Mandiri Benih padi yang diinisiasi Model DMB secara fisik telah dilaksanakan tahun Selanjutnya tahun 2016, peningkatan kemampuan petani dalam memproduksi benih bermutu dilaksanakan dalam bentuk sekolah lapang, untuk melaksanakan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih. Integrasi Model DMB pada pengembangan 1000 Desa Mandiri Benih dapat berupa: 1) penyediaan benih sumber varietas yang belum komersial, 2) narasumber, 3) pendampingan dan 4) temu lapang pada laboratorium lapang SL. Selanjutnya pada tahun 2017, kegiatan SL-DMB telah dilaksanakan sesuai rencana di 15 provinsi penghasil padi utama, 6 provinsi penghasil jagung, dan 9 provinsi penghasil kedelai. Bantuan berupa sarana dan prasarana pengolahan benih, seperti lantai jemur, pengering (dryer) masih sangat diperlukan. Demikian pula kerjasama penangkar dan produsen benih masih perlu difasilitasi oleh Kementerian Pertanian. Dari hasil evaluasi pelaksanaan SL-DMB 2017, terungkap bahwa sinergi antar stakeholder dari petani penangkar, produsen, pendamping, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 85

96 hingga pemasaran masih perlu ditingkatkan baik antar-instansi pusat (Ditjen TP dan Balitbangtan) dan juga antar-pusat-daerah dalam pelaksanaan programprogram perbenihannya. Sinergisme tersebut perlu dituangkan dalam rencana tindak lanjut (RTL) dan pembagian tugas yang lebih jelas. Penyediaan benih sumber, pelatihan dan pendampingan dalam penangkaran benih menjadi mandat Balitbangtan sedangkan Ditjen TP bertugas dalam produksi/perbanyakan benih dan penyediaan pasar bagi benih yang dihasilkan SL-DMB. Selain itu, kegiatan SL- melalui hasil pembelajaran dari pelaksanaan SL-DMB diketahui bahwa, pada umumnya secara kuantitatif mampu memproduksi benih untuk memenuhi kebutuhan benih sebar satu desa. Namun keberlanjutan produksi benih di suatu unit Desa Mandiri Benih, sangat bergantung pada kemampuan penyaluran/ pemasaran benih yang telah dihasilkan. Masalah lainnya adalah sapras untuk prosesing benih dan modal untuk membeli gabah calon benih. Outcome kegiatan Sekolah Lapang Mandiri Benih padi, jagung, dan kedelai, dapat dilaporkan sebagai berikut: Program 1000 Desa Mandiri Benih untuk Wujudkan Swasembada Pangan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja Gabungan KelompokTani (Gapoktan) Tunas Harapan, Desa Dukuh, Kecamatan Mojolaban, Selasa 26 September Desa Dukuh merupakan salah satu desa mandiri benih di Kabuaten Sukoharjo. Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menyampaikan, sejumlah program tentang pertanian telah digulirkan, salah satunya program desa seribu benih. Dan Desa Dukuh menjadi salah satu desa di Sukoharjo yang mendapatkan bantuan dalam program tersebut sejak tahun Selanjutnya Ketua Komisi IV menegaskan, untuk mencapai swasembada pangan, tidaklah cukup jika hanya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 86

97 melihat dari ouput atau hasil dari panen. Program swasembada pangan harus dimulai dari input atau proses awal termasuk dari kualitas benih itu sendiri. Input produksi yang penting dimulai dari benih. Benih harus dijaga keunggulannya, dijaga seritfikasinya, dijaga kualitasnya. Jadi benih yang ditanam oleh masyarakat adalah benih yang unggul yang bisa menghasilkan produktifitas baik, serta kualitas yang baik pula. Sehingga untuk menuju swasembada pangan pokok juga harus menuju sumber benih pokok, papar dia. Terkait dengan program 1000 desa mandiri benih, target tersebut dapat tercapai dengan kerja keras dari semua pihak. Ia menegaskan secara jumlah desa, target 1000 desa bisa tercapai, namun jika melihat kuantitas hasil swasembada benih hal itu masih menjadi pertimbangan. Setiap tahun kita selalu bahas dan evaluasi dalam rangka untuk mencapai hasil itu (swasembada pangan). Namun dengan semangat 1000 desa mandiri benih ini diharapkan bisa mendorong semangat dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan benihnya, tandasnya. Sementara itu, Ketua Gapoktan Tunas Harapan Sudaryono mengharapkan, pemerintah memberikan bantuan fasilitas untuk meningkatkan kapasitas hasil produksi. Sekitar 10 hektar luas lahan yang dimiliki Gapoktan Tunas Harapan, ditargetkan mampu memproduksi sekitar 7,1 ton gabah kering giling setiap hektarnya. (Sumber Sorot Sukoharjo). Program 1000 Desa Mandiri Benih Unggul di Rokan Hulu Jadi Permintaan Kabupaten di Riau. Keberhasilan Dinas Tanaman Pertanian Holtikultura (DTPH) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau dari progran 1000 Desa Mandiri benih sebagai penghasil varietas benih unggul padi sawah dari Kementerian Pertanian tahun 2017 melalui hasil penangkaran benih yang dilakukan oleh Kelompok Tani Rohul saat ini sudah ada permintaan dari Kabupaten lain. Atas hal tersebut Dinas TPH menargetkan Rohul akan menjadi salah satu kabupaten pendistributor benih padi sawah ke Kabupaten lain, namun para kelompok tani penangkar varietas padi lebih mengutamakan kebutuhan petani Rohul."Nanti sisanya, baru didistribusikan di luar Rohul yang membutuhkan benih seperti permintaan kelompok tani dari Kabupaten lain di Provinsi Riau," demikian disampaikan Kepala Dinas TPH Kabupaten Rokan Hulu Mubrizal kepada wartawan Kamis, (23/3/2017). Lanjutnya menjelaskan,sesuai Program 1000 Desa Mandiri Benih yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI kegiatan penyediaan varietas benih unggul telah dilaksanakan dari tahun 2015 lalu dan kita sudah melaksanakannya. "Insyah Allah berhasil. Sehingga ada Koptan dari Kabupaten Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 87

98 di Riau sudah mengajukan permintaan,yakni Kelalompok Tani dari Kabupaten Siak dan Rokan Hilir (Rohil),"tambahnya. "Sehingga dengan adanya Program 1000 Desa Mandiri Benih ini, bertujuan mencukupi kebutuhan petani didaerah untuk menggunakan varietas bibit unggul padi sawah berstandar nasional, "tambahnya lagi. Program ini jelasnya didanai oleh APBN yang bekerja sama dengan Dinas TPH Rohul dan menyikapi program tersebut dinas sudah menunjuk petani yang memang kesehariannya sebagai penangkar padi sehingga akan fokus memproduksi bibit unggul berkualitas nasional untuk kebutuhan petani. "Di Tahun 2017, sedikitnya sudah ada 90 hektar areal penangkaran benih padi yang tersebar di beberapa Kecamatan, "tuturnya. Diterangkannya, untuk kelompok tani penangkar benih bibit padi sudah dibantu oleh kementrian pertanian RI seperti, berupa Benih padi, gudang benih, sarana produksi, tempat penjemuran benih dan termasuk pupuk. "Untuk varietas bibit unggul padi sawah yang ditangkarkan berupa Varietas Logawa dan Inpari tetapi yang paling banyak ditangkarkan varietas logawa karena tahan penyakit. Sedangkan invari sangat rentan terhadap serangan penyakit,"pungkasnya. (Sumber Spiritriau.com) Desa Glanggang Dongkrak Produksi Padi Kabupaten Malang Desa Glanggang Kecamatan Pakisaji menjadi satu desa yang menjalankan program Kementerian Pertanian sebagai 1000 desa mandiri benih, program yang telah berlangsung sejak tahun 2016 berhasil diterapkan oleh Gapoktan Dewi Sri Desa Glanggang dari total lahan sebesar 112 hektar yang dikelola oleh kelompok tani bisa mendongkrak produksi padi di Kabupatan Malang dengan menghasilkan 12 ton padi setiap hektarnya. Pengembangan desa mandiri benih merupakan salah satu usaha dari pemerintah agar terwujud swasembada beras khususnya di Kabupaten Malang. Berkat program desa mandiri benih panen yang dihasilkan sangat menguntungkan karena petani tidak harus membeli benih lagi, hal tersebut terbukti dari luasan 1 hektar petanisetidaknya petani bisa mandapatkan keuntungan kotor hingga Rp. 40 juta. Wilayah Kabupaten Malang yang telah melaksanakan 1000 Desa Mandiri benih selain desa Glanggang, diantaranya Desa Mangunrejo, Desa Pagelaran dan Desa Ngajum karena hampir mayoritas penduduk di wilayah yang memiliki lahan pertanian luas dan air yang mencukupi. (Sumber Malang Post) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 88

99 Model Desa Mandiri Benih Jagung Mendukung Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Sebagai Kawasan Nasional Jagung. Menteri Pertanian RI (H. Ir. Andi Amran Sulaiman) didamping Gubernur Sulawesi Tengah (Drs. H. Longki Djanggola, M.Si), Bupati Sigi yang diwakili Wakil Bupati Kabupaten Sigi (Drs. Livingston Sango), Kepala Dinas Pertanian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah, Kepala BPTP Sulawesi Tengah, dan seluruh SKPD terkait melakukan panen perdana jagung di Desa Mandiri Benih, Desa Pulu, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Turut hadir dalam kegiatan panen ini para petani, kelompok tani, PPL sekabupaten Sigi dan para Peneliti, Penyuluh BPTP Sulawesi Tengah. Menteri Pertanian memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Sulawesi Tengah yang pada tahun ini anggarannya meningkat sebesar 700% dari tahun-tahun sebelumnya khususnya Kepada Bupati Sigi yang terus berusaha mewujudkan Kabupaten Sigi menjadi salah satu lumbung jagung nasional mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Dengan harapan Desa Mandiri Benih ini sudah mampu mensuplay semua lokasi pertanaman sehingga tidak perlu mendatangkan benih dari luar daerah. Menteri Pertanian menambahkan tugas ini akan semakin berat ke depan dan bukan hanya tugas pemerintah itu sendiri tetapi tugas seluruh masyarakat Sulawesi Tengah pada umumnya, khususnya Kabupaten Sigi. Mentan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif menyukseskan Upsus Pajale Sulawesi Tengah, khususnya kepada seluruh Babinsa dan Penyuluh Lapangan. Mentan berjanji kenaikan produksi berpengaruh pada peningkatan anggaran untuk propinsi Sulawesi Tengah. Menteri juga berharap tahun depan luas areal jagung sudah menjadi Ha. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan Alsintan 1 unit Vertical Drayer, 1 unit Pompa Air, 5 Unit Traktor roda 2, dan Penyerahan dana PUAP secara simbolis ke Gapoktan. Menteri Pertanian Panen Jagung di Desa Mandiri Benih Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 89

100 Sasaran Strategis 7: Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Pangan Sumber daya genetik (SDG) tanaman pangan perlu dilestarikan keberadaannya sebagai bahan perakitan varietas unggul baru memanfaatkan karakteristik sifat tanaman. Kegiatan SDG tidak dimasukkan dalam indikator kinerja utama, karena pelestarian SDG tanaman pangan terus-menerus dilakukan di BBPadi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro sesuai dengan mandat komoditasnya. Adapun hasil-hasil kegiatan yang dicapai disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil kegiatan pengelolaan SDG tanaman pangan tahun Indikator Kinerja Target Realisasi % Sumber daya genetik padi ,7 Sumber daya genetik tanaman aneka kacang dan ubi ,9 Sumber daya genetik tanaman serealia ,7 Tabel 22. Kontinuitas pengelolaan SDG tanaman pangan Indikator Kinerja Target/ Realisasi Sumber daya genetik padi Sumber daya genetik tanaman aneka kacang dan ubi Sumber daya genetik tanaman serealia Target Realisasi 388 (129,3%) 478 (159,33%) 485 (161,7) Target Realisasi (126,9%) (101,15%) (101,9) Target Realisasi (505,2%) (150,93) (285,7) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 90

101 Sumber Daya Genetik Padi Pengelolaan sumber daya genetik padi dilakukan dengan pengkoleksian varietas lokal, varietas unggul baru atau galur dari dalam negeri dan luar negeri, identifikasi, serta rejuvenasi. Hasil eksplorasi varietas lokal dan seleksi plasma nutfah yang memiliki sifat kegenjahan, toleran kekeringan, toleran terhadap cekaman salinitas, sulfat masam, dan toleran rendaman, tahan penggerek batang padi, HDB, WBC, Blas dan tungro. Eksplorasi dan Rejuvenasi Aksesi Plasma Nutfah Padi Peningkatan sumber daya genetik (SDG) dapat diperoleh baik dengan eksplorasi, pengkoleksian varietas lokal, VUB atau galur dari lingkup dalam negeri maupun melalui upaya introduksi dari luar negeri. Peningkatan sumber daya genetik (SDG) dapat diperoleh baik dengan eksplorasi, pengkoleksian varietas lokal, VUB atau galur dari lingkup dalam negeri maupun melalui upaya introduksi dari luar negeri. Hasil eksplorasi plasma nutfah padi di provinsi Sumatera Utara telah diperoleh 133 aksesi. Telah diintroduksi 242 galur padi ditambah 497 galur dalam proses izin masuk Indonesia dan telah dikeluarkan galur asal Indonesia sebanyak 24 nomor galur ditambah 1 nomor galur dalam proses pengiriman. Rejuvinasi telah dilakukan terhadap 300 aksesi, 279 aksesi hidup dan 21 aksesi mati. Hasil rejuvinasi memperoleh benih antara gram. Karakterisasi Fenotipik Sumber Daya Genetik Padi Karakterisasi fenotipik sumber daya genetik padi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi karakter morfologi dan agronomi yang unggul materi sumber daya genetik penerimaan baru BB Padi, serta meningkatkan informasi keunggulan materi genetik dalam mendukung program pemuliaan tanaman dan penelitian pertanian. Materi yang digunakan sebanyak 242 genotipe, berasal dari penerimaan baru berupa varietas lokal maupun introduksi. Materi ditanam di lapangan dengan tanpa ulangan, jarak tanam 25cm x 25cm, ukuran plot 1m x 5m atau disesuaikan dengan ketersediaan benih. Metode yang digunakan untuk karakterisasi mengacu pada Standar Evaluation System for Rice (IRRI, 2014). Hasil karakterisasi diperoleh 15 genotipe mempunyai panjang malai > 35. Satu genotipe mempunyai jumlah gabah isi per malai > 200 butir yaitu Utri Deli (reg. 8100). Satu genotipe mempunyai bobot 1000 butir > 35 gram dengan ka 14% yaitu Bangkouy (reg. 8042). Empat Belas genotipe mempunyai warna beras pecah kulit merah, dan 2 genotipe mempunyai warna beras pecah kulit ungu yaitu Pulu Lotong (reg. 8132) dan Si Puluk Arang (reg. 8143). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 91

102 Karakterisasi Genotipik (Marka Molekuler) Sumber Daya Genetik Padi Dan Varietas Unggul Padi Kegiatan ini terdiri dari beberapa kegiatan utama antara lain: karakterisasi mutu fisik gabah, mutu fisik beras, karakterisasi mutu giling beras, dan karakterisasi mutu kimia-fisikokimia. Berdasarkan hasil analisis, dari 60 aksesi terdapat 18 aksesi beras berpigmen. Berdasarkan persentase kehampaan gabahnya, sebagian besar aksesi merupakan gabah bermutu baik, namun ada 10 aksesi tergolong gabah bermutu rendah seperti aksesi nomor 10542, 10543, 10544, 10545, 10548, 10550, 10562, 10564, dan Densitas gabah berkisar antara (g/l), dimana terdapat 2 aksesi memiliki densitas gabah yang cukup tinggi (>580 g/l), seperti aksesi (606.5 g/l), dan aksesi (587.0 g/l). Berdasarkan SNI Gabah No , dari 60 aksesi terdapat 7 aksesi yang masuk dalam kelas mutu 1, 31 aksesi masuk kelas mutu 2, 12 aksesi masuk kelas mutu 3 dan 10 aksesi tidak masuk dalam kelas mutu gabah. Terdapat 29 aksesi yang tergolong memiliki mutu giling yang sangat baik (memiliki randemen beras giling melebihi 70% dan prosentase beras kepala diatas 95%). Ukuran beras terpanjang terdapat pada aksesi dan ukura beras terpendek pada aksesi Sementara berdasarkan bentuknya, terdapat 13 aksesi yang memiliki bentuk slender (panjang dan ramping), 43 aksesi yang memiliki bentuk medium (sedang), dan 4 aksesi yang memiliki bentuk bold (pendek agak lonjong). Nilai derajat putih untuk 60 aksesi SDG yang diuji berkisar antara %, sedangkan nilai keterawangan berkisar antara %. Kandungan protein dari 60 aksesi cukup baik yaitu berkisar %. Kandungan protein terendah terdapat pada aksesi (8.62%) dan kandungan protein tertinggi terdapat pada aksesi (12.32%). Terdapat 2 aksesi yang merupakan beras beramilosa tinggi (>25%), 20 aksesi beras beramilosa sedang (20-25%), 34 aksesi merupakan beras beramilosa rendah (9-20%) dan 4 aksesi termasuk beras beramilosa sangat rendah atau beras ketan (2-9%). Terdapat 10 aksesi beras berpigmen yang memiliki tekstur pulen (amilosa rendah) yaitu 10472, 10473, 10478, 10484, 10488, 10536, 10538, 10563, 10566, dan Aksesi-aksesi tersebut dapat dijadikan alternatif untuk tetua dalam perakitan varietas beras merah dengan tekstur pulen. Sifat konsistensi gel dari 60 aksesi cukup beragam dimana 31 aksesi memiliki konsistensi gel yang lunak, 26 aksesi memiliki konsistensi gel yang sedang dan 3 aksesi memiliki konsistensi gel yang keras dan cocok sebagai bahan pembuatan pangan yang dikonsumsi dalam bentuk kering dan renyah. Dari 60 aksesi terdapat 41 aksesi yang memiliki suhu gelatinisasi tinggi, 6 aksesi memiliki suhu gelatinisasi sedang dan 13 aksesi memiliki suhu gelatinisasi rendah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 92

103 Sumber Daya Genetik Aneka Kacang dan Ubi Pengelolaan sumber daya genetik kacang dan ubi tahun 2017 telah dilaksanakan dengan hasil secara ringkas diuraikan sebagai berikut : 1. Benih terbarui dan tersimpan sebanyak 660 aksesi SDG kedelai. 2. Informasi ketahanan 400 aksesi SDG kedelai terhadap tanah salin. 3. Benih terbarui dan tersimpan sebanyak 785 aksesi SDG kacang tanah. 4. Informasi ketahanan 400 aksesi SDG kedelai terhadap tanah salin. 5. Benih terbarui dan terkonservasi sebanyak 300 aksesi SDG kacang hijau Benih terbarui dan terkonservasi aneka kacang potensial (kacang tunggak, kacang nasi, kacang gude, koro pedang, komak). 7. Informasi 29 aksesi SDG kacang nasi. 8. Dilestarikannya 325 aksesi SDG ubikayu. 9. Dikarakterisasinya mutu umbi 95 aksesi SDG ubikayu. 10. Dilestarikannya 331 aksesi SDG ubi jalar. 11. Dikarakterisasinya kadar pati 50 aksesi SDG ubi jalar. 12. Dilestarikannya sebanyak 282 aksesi SDG aneka ubi potensial. Sumber Daya Genetik Serealia Kegiatan koleksi, rejuvinasi, karakterisasi, dan evaluasi sumber daya genetik tanaman serealia diperoleh potensial yaitu diperoleh aksesi Untuk kegiatan Koleksi, Rejuvinasi, Karakterisasi, dan Evaluasi Sumber Daya Genetik Tanaman Serealia diperoleh sebanyak 726 aksesi. Kegiatan Penelitian Analisis Genotip Berbasis Marka Molekuler (Jagung, Gandum, dan Sorgum) Menunjang Perakitan Varietas Unggul diperoleh sebanyak 517 aksesi. Rincian kegiatan pengelolaan sumber daya genetik serealia antara lain: 1. Kegiatan koleksi/eksplorasi tanaman jagung 52 aksesi, sorgum 5 aksesi, jewawut 2 aksesi, dan hermada 5 aksesi. 2. Kegiatan karakterisasi jagung 31 aksesi, dan sorgum 39 aksesi 3. Kegiatan rejuvinasi jagung 264 aksesi, sorgum 90 aksesi dan jawawut 70 aksesi 4. Kegiatan cekaman biotik kumbang bubuk 33 aksesi, bulai 82 aksesi dan karat daun 92 aksesi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 93

104 5. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler jagung pulut anthosianin (Ungu) 22 aksesi 6. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler jagung tahan cekaman penyakit bulai untuk pemetaan QTL 180 aksesi 7. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler sorgum manis 25 aksesi 8. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler dan identifikasi gen terpaut gula brix tinggi 34 aksesi 9. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler gandum toleran suhu tropis 37 aksesi 10. Aksesi hasil penelitian berbasis marka molekuler gandum mengandung gen yang toleran terhadap suhu tinggi 31 aksesi. Outcome dari pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan adalah pemanfaatan SDG untuk merakit varietas unggul baru, di antaranya adalah: VUB padi Rindang 1 Agritan merupakan hasil persilangan antara varietas Selegreng dan Simacan. VUB padi Rindang 2 Agritan merupakan hasil persilangan antara varietas Batutegi dan Cimelati. VUB kedelai Derap 1 hasil perilangan antara G511H dengan varietas Anjasmoro VUB kacang tanah Katana 1 merupakan hasil persilangan tunggal Lokal Lamongan dengan ICGV87123 Jagung hibrida varietas JH 36 berasal dari hasil seleksi silang tunggal antara galur murni Nei9008P sebagai tetua betina dan galur murni GC 14 sebagai tetua jantan Nei 9008P yang merupakan koleksi plasma nutfah asal Balitserealia. VUB Ubikayu varietas UK 1 Agritan merupakan persilangan tetua betina Malang 1 dan MLG VUB Ubi jalar Beta3 hasil persilangan antara induk betina klon MIS dengan tetua jantan klon MIS yang merupakan koleksi plasma nutfah Balitkabi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 94

105 Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Diseminasi Teknologi Tanaman Pangan Kegiatan diseminasi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, guna menyebarluaskan dan mendaratkan hasil-hasil penelitian kepada pengguna dengan sistem diseminasi multi chanel. Oleh karena itu, kegiatan diseminasi tidak dimasukkan dalam indikator kinerja utama, karena kegiatan ini terus menerus dilakukan setiap tahun. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan dilaksanakan melalui berbagai media, antara lain a) Publikasi hasil-hasil penelitian, b) Seminar dan pertemuan ilmiah lainnya, c) Ekspose skala nasional dan regional, d) Gelar teknologi di lapang, dan e) Penyebarluasan melalui website. Hal ini nampak dari hasil kegiatan baik sebagai target Renstra , maupun Renstra Adapun hasil-hasil kegiatan yang dicapai disajikan pada Tabel 23 dan perbandingan kinerja tahun disajikan pada Tabel 24. Tabel 23. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan tahun Indikator Kinerja Target Realisasi % Diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan (paket) Tabel 24. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan Indikator Kinerja Target/ Realisasi Diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan (paket) Target Realisasi 1 (100%) 2 (100%) 3 (150%) Adapun teknologi yang didiseminasikan ada 3 (tiga), yaitu: 1) Biodetas, budi daya kedelai di lahan sawah tadah hujan, 2) Largo Super, budi daya padi di lahan kering, 3) Pengembangan Jagung Nasa 29 di Kab. Sidrap, Sulsel. Biodetas Gelar Teknologi Biodetas di Kecamatan Tompobulu, Maros, Sulawesi Selatan, dilaksanakan pada MT 2017 guna mendukung upaya peningkatan produksi dan swasembada kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 95

106 Gelar teknologi ini, bertujuan untuk mengembangkan Biodetas yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan hasil 3,0 t/ha, dan memperkenalkan varietas unggul baru kedelai pada petani. Hasil panen kedelai kegiatan ini, menjadi sumber benih untuk pengembangan kedelai di Sulawesi Selatan. Biodetas menekankan penggunaan pupuk hayati Agrisoy, biopestisida VirGra dan Be-Bas. Di lahan masam, nonmasam, dan lahan pasang surut, penggunaan Agrisoy 250 gram/50 kg benih + pupuk organik 1,0 t/ha menghemat pupuk NP 50%, dan hasil kedelai lebih tinggi daripada dosis rekomendasi. Biopestisida VirGra dan Be-Bas efektif mengendalikan ulat grayak, pengisap dan penggerek polong. Tiga paket teknologi yang digelar, yaitu teknologi Exsisting, Biodetas, dan Biodetas plus. Dosis pupuk teknologi Existing = 250 kg Phonska+75 kg SP36/ha, Biodetas = 200 kg Phonska + 50 kg SP36/ha gram Agrisoy/50 kg benih dan 1,0 t pupuk organik/ha, Biodetas Plus = Biodetas + Insektisida hayati Virgra dan Be-Bas. Perkiraan hasil masing-masing teknologi sebagai berikut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 96

107 Teknologi LARGO SUPER Larik Gogo (Largo) adalah terobosan teknologi budi daya padi gogo dengan merekayasa jumlah populasi per hektar minimal rumpun dengan menerapkan cara tanam jajar legowo. Penanaman dilakukan dengan alsin tabela larik pola jajar legowo 2 : 1. Varietas unggul padi gogo yang diujicobakan adalah varietas Inpago 8, 9, 10 dan 11. Demarea pengembangan teknologi budi daya padi gogo dengan sistem Largo Super ini dilakukan di lokasi dataran rendah seluas 100 hektare, tepatnya di Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Wilayah ini sangat potensial karena memiliki lahan kering terbuka dan lahan tegakan kelapa dengan intensitas naungan kurang dari 50 persen. Respon dan keseriusan setiap kelompok tani untuk belajar agar lebih maju dalam bercocok tanam sangat tinggi sehingga inovasi teknologi budi daya padi dengan LARGO SUPER dapat diterima dengan baik. Diharapkan teknologi ini dapat meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi dan produktivitas padi di lahan suboptimal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 97

108 Pengembangan Jagung Hibrida Nasa 29 di Kabupaten Sidrap Kegiatan gelar teknologi dan temu lapang jagung hibrida Nasa 29 telah dilaksanakan di Kab. Sidrap dan Kab. Takalar, Sulawesi Selatan pada luasan masing-masing 30 ha. Poduksi jagung di Sidrap cenderung mengalami peningkatan. Program pengembangan jagung hibrida Nasa 29 di Kecamatan Kulo mendapat apresiasi yang tinggi dari pemkab Sidrap. Walaupun di intercrop dengan tanaman perkebunan, namun varietas Nasa 29 masih dapat beradaptasi dengan baik. Hasil ubinan yang dilaksakan oleh BPS tanggal 29 Nopember 2017 diperoleh hasil sebesar 11,06 ton/ha. Hasil ini tentu sangat membanggakan karena produktivitas rata-rata di tingkat petani di Sidrap saat ini hanya 6 t/ha. Petani mengharapkan kegiatan gelar teknologi varietas unggul Kementerian Pertanian dapat terus di perluas dan menggantikan varietas lama yang produktivitasnya <5 t/ha) yang saat ini luas pertanamannya masih cukup banyak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 98

109 3.4. CAPAIAN KINERJA LAINNYA Kerja Sama Penelitian Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian internasional (IRRI, CYMMIT, dll) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN, LIPI), serta swasta. IRRI dan CYMMIT turut memberikan kontribusi dalam rangka pemanfaatan sumber daya genetik untuk merakit varietas unggul baru. Demikian pula kerja sama perguruan tinggi dengan IPB dan Universitas Jenderal Soedirman yang berkontribusi dalam konsorsium padi, telah melepas varietas unggul baru Inpago IPB dan Unsoed Parimas. Lisensi Produk Beberapa produk Puslitbang Tanaman Pangan telah diminati swasta/bumn dan telah dilisensikan untuk tahun 2017, antara lain jagung hibrida varietas Bima 10, 14, 15 dan 20 sebanyak kg oleh PT. Sang Hyang Seri dan dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia, diperkirakan potensi royalty dari produksi jegung hibrida tersebut sekitar Rp ,-. Selain hal tersebut PT. SHS direncanakan akan melisensi VUB padi HiPa 19 dan akan mengajukan produksi sebanyak 20 ha untuk tahun Kerja sama lisensi dengan pihak swasta lainnya yaitu padi HiPa 12, 14 SBU dan 18 dengan PT. Petrokimia, padi HiPa 8 dengan PT. Dupont Indonesia, Materian 10 WP dengan PT. Biosindo Mitra Jaya, Pupuk hayati Agrisoy dengan PT. Agro Indo Mandiri, Jagung Bima 3 dengan PT. GIS, Jagung Bima 16 dengan PT. Pusri, jagung Bima 14 Batara dengan CV. Agro Indo Seed dan UD Sari Bumi Indonesia, jagung Bima 16 dengan PT. TWIN, jagung Bima 20 URI dengan PT. Mulya Agro Sarana, jagung JH 27, dan Bima 15 dengan PT. Pertani, Jagung Bima 9 dan Bima 22 Agritan dengan PT. Srijaya, dan jagung Bima 19 Uri dan Bima 20 Uri dengan PT. Tani Solusi. Penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan pada tahun 2017 mendapatkan sertifikat Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari (WBK) Kementerian Pertanian sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 791/Kpts/KP.590/11/2017. Capaian ini berhasil dipertahankan dari capaian tahun-tahun sebelumnya. Hal ini merupakan suatu bentuk penghargaan terhadap pengelolaan perkantoran dalam mencapai Good and Clean Government. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada BBPadi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 99

110 Penghargaan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran BBPadi mendapat penghargaan sebagai peringkat pertama dalam Kinerja Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran tahun 2017 dari KPPN Purwakarta. Sedangkan Balitkabi dan Lolit Tungro memperoleh penghargaan peringkat ke tiga dari KPPN Malang dan Pare Pare. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 100

111 Pusat Unggulan Riset BBPadi, Balitkabi, dan Balitsereal memperoleh penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek oleh Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir bersama 64 lembaga, baik lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), perusahaan, dan pemerintah daerah. BBPadi memperolehnya tahun 2016 sebagai Pusat Unggulan Iptek Padi. Balitkabi sebagai Pusat Unggulan Iptek Tanaman Kacang dan Umbi yang diperpanjang tahun 2017, sedangkan Balitsereal Pusat Unggulan Iptek Tanaman Serealia tahun 2017 yang telah dibina sebelumnya. Penghargaan diberikan dalam acara Apresiasi Lembaga Litbang 2017 di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta pada Rabu (13/12). Pada kesempatan ini, Menristekdikti kembali mendorong seluruh lembaga penelitian di Indonesia untuk melakukan penelitian berdasarkan pada kanalisasi penelitian yang sudah dibuat pada Prioritas Riset Nasional Tahun Kanalisasi bertujuan supaya riset itu sesuai kebutuhan industri, sesuai kebutuhan masyarakat. Jangan sampai riset itu keinginan peneliti itu sendiri, ujar Nasir. Prioritas Riset Nasional Tahun mencakup sepuluh fokus bidang, yaitu pangan/pertanian, energi: energi baru dan terbarukan, kesehatan: obat, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, material maju (advance material, seperti nanoteknologi), kemaritiman, kebencanaan, dan sosial humaniora dan seni budaya pendidikan. Selain menetapkan prioritas riset nasional, dalam memastikan Iptek berkontribusi dalam perekonomian Indonesia, Kemenristekdikti menyelenggarakan Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), dimana lembaga litbang di Indonesia dapat mengusulkan diri agar dibina maksimal selama tiga tahun untuk menjadi Pusat Unggulan Iptek (PUI) atau Science and Techno Park (STP). Bagi lembaga litbang yang sudah menjadi PUI, pemerintah akan mendorong hasil penelitian untuk dapat dikomersialisasikan. Sampai saat ini telah terjalinnya paling tidak sepuluh kerja sama pengembangan produk inovasi antara lembaga litbang PUI dengan industri di Belanda atau negara-negara Eropa dalam rangka Indonesia Innovation Day 2017 di High Tech Campus Eindhoven. Kegiatan ini akan diselenggarakan dua tahun sekali, yang bertujuan memasarkan produkproduk hasil PUI ke pasar Eropa. Untuk tahun depan kita rintis untuk melaksanakan Indonesian Innovation Day di Jepang yang bertujuan memasarkan produk hasil PUI ke pasar di Jepang, ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo saat memberikan laporan kepada Menristekdikti dan peserta Apresiasi Lembaga Litbang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 101

112 3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN Alokasi Anggaran Lingkup Puslitbang Tanaman Pangan Total anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2017 sebesar Rp , yang tersebar di Puslitbangtan Rp , BBPadi Rp , Balitkabi Rp , Balitsereal Rp , dan Lolit Tungro Rp Rincian anggaran per jenis belanja TA 2017, terdiri dari Belanja Pegawai Rp , Belanja Barang Operasional Rp , Belanja Barang Non-Operasional Rp , dan Belanja Modal Rp ,- (Tabel 25) Realisasi Anggaran Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar ,- (94,51%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp ,- (93,47%), Belanja Barang Operasional Rp , (98,81%), Belanja Barang Non-Operasional Rp , (99,64%), dan Belanja Modal Rp , (83,31%) (Tabel 25). Nampak, realisasi belanja modal lebih rendah dari pos belanja lainnya karena terkendala dengan sumber dana yang berasal dari SMARTD Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Sasaran Pagu anggaran kegiatan berdasarkan indikator sasaran TA 2017 sebesar Rp atau sebesar 17,88% dari pagu seluruhnya. Sedangkan realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp , rata-rata mencapai 99,07% atau seluruh anggaran telah dimanfaatkan secara optimal (Tabel 26). Berdasarkan data yang tersaji, kegiatan di masa mendatang perlu di antisipasi dan dipantau sejak dini terhadap pelaksanaan dan penggunaan Belanja Modalnya dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 102

113 Tabel 25. Realisasi anggaran satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan per 31 Desember Satker Pagu Pagu per jenis belanja (Rp.juta) Realisasi anngaran per jenis belanja (Rp.juta) Anggaran (Rp.juta) Pegawai Barang Opera- Barang Non- Modal Pegawai Barang Opera- Barang Non- Modal Total % sional Operasional sional Operasional Puslitbangtan ,08 BBPadi ,62 Balitkabi ,70 Balitsereal ,23 Lolit Tungro ,16 Jumlah ,51 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 103

114 Tabel 26. Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan indikator sasaran kegiatan TA Indikator Sasaran Kegiatan Anggaran Realisasi % a. Perakitan varietas unggul baru padi b. Perakitan varietas unggul baru tanaman aneka kacang dan ubi c. Perakitan varietas unggul baru jagung dan serealia lainnya Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan Tersedianya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai berdasarkan SMM ISO Tersedianya sekolah lapang mandiri benih Tersedianya kebijakan pengembangan tanaman pangan Pembangunan Taman Sains Pertanian di BBPadi dan Balitsereal Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman pangan Terselenggaranya diseminasi teknologi tanaman pangan a. Teknologi budi daya tanaman padi b. Teknologi budi daya tanaman aneka kacang dan ubi c. Teknologi budi daya tanaman serealia a. Penyediaan benih sumber varietas unggul padi b. Penyediaan benih benih sumber aneka kacang dan ubi c. Produksi benih sumber jagung e. Puslitbang Tanaman Pangan f. Balai Besar Penelitian Padi g. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Ubi h. Balai Penelitian Serealia ,35 99,95 96,92 99,93 99,94 98,68 99,98 99,90 99,70 99,86 99,98 95,93 99,99 Analisis kebijakan pengembangan tanaman pangan ,81 Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) ,82 a. Pengelolaan sumber daya genetik padi melalui koleksi, karakterisasi, dan rejuvinasi untuk perbaikan sifat varietas padi ,63 b. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya genetik tanaman ,92 aneka kacang dan ubi. c. Koleksi, rejuvinasi, karakterisasi, dan evaluasi sumber daya ,20 genetik jagung, sorgum manis, gandum tropis, dan jawawut i. Puslitbang Tanaman Pangan ,62 a. Balai Besar Penelitian Padi ,10 b. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Ubi ,42 c. Balai Penelitian Serealia ,32 d. Loka Penelitian Penyakit Tungro ,00 TOTAL ,07 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 104

115 Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan peraturan yang berlaku mengumpulkan dan menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Secara umum target yang ditetapkan pada tahun 2017 dapat terlampaui tercapai 127,38%. Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2017 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp ,- (720,20%) dan Penerimaan Fungsional Rp ,- (116,95%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar Rp ,- (127,38%) dari target Rp ,-. Tabel 27 Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, 2017 Satker Penerimaan Umum Target (Rp) Penerimaan Fungsional Penerimaan Umum Realisasi (Rp) Penerimaan Fungsional Puslibangtan BB Padi Balitkabi Balitsereal Lolit Tungro Total ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN Secara umum anggaran yang dialokasikan untuk seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan dari tahun 2017 mengalami menurunan. Demikian pula realisasi anggaran rata-rata 94,51% mendekati pagu yang diterimakan seperti disajikan pada Gambar 23. Namun, terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya kurang dari 90%, hal ini karena adanya kebijakan perubahan penambahan anggaran untuk belanja modal dari SMARTD. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 105

116 Gambar 23. Rekapitulasi anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan pada tahun 2017 dapat dilihat pada rekapitulasi capaian berdasarkan pengukuran kinerja dengan rata-rata 103,17%. Pencapaian kinerja tersebut dapat digolongkan dalam kategori Sangat Berhasil seperti telah disajikan pada Tabel 5. Hasil analisis Efisiensi (E) dan Nilai Efisiensi (NE) mengacu kepada PMK 249/2011 Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan, untuk 6 (enam) target sasaran IKU diperoleh nilai E=3,77% dan NE=59,43%. Namun, jika dihitung berdasarkan 8 (delapan) target sasaran kegiatan Puslitbangtan diperoleh nilai E=10,22% dan NE=75,55%. Standar PMK untuk efisiensi (E) berkisar antara - 20%< E <20% dan NE skala 0 100%. Dengan demikian, anggaran yang sudah direncanakan mendekati kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 106

117 BAB. IV PENUTUP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 107

118 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 108

119 IV. PENUTUP Secara umum sasaran strategis penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dituangkan dalam Renstra telah berhasil dicapai dalam mendukung program Balitbangtan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Dampak nyata dalam menunjang pencapaian 4 sukses Kementerian Pertanian secara tidak langsung tercapainya peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan peran hasil-hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Tanaman Pangan. Peningkatan produksi tanaman pangan dicapai melalui penerapan UPSUS, serta pelaksanaan kegiatan mendukung 1000 desa mandiri benih. Berbagai varietas padi, jagung, dan kedelai yang diminati petani telah ditanam petani melalui pembinaan calon penangkar benih di sentra produksi padi, jagung dan kedelai di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana karena ketersediaan benih sumber yang diproduksi oleh UPBS lingkup Puslitbang Tanaman Pangan untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu di tingkat petani. Adopsi teknologi dipercepat dengan diseminasi multichannel melalui kerja sama dengan berbagai pihak, terutama penyuluh lapang dan dukungan pemerintah daerah. Penyebarluasan inovasi teknologi baik melalui media cetak, ekspose lapang, dan media elektronik sangat bermanfaat dengan meningkatnya adopsi teknologi yang telah dihasilkan. Pelaksanaan Demfarm dalam skala luas di berbagai daerah ditengarai mampu meningkatkan adopsi varietas unggul baru dan teknologi produksi lainnya, yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani. Keberhasilan kinerja Kementerian Pertanian ini tidak luput dari perhatian dan mendapat apresiasi Presiden RI. Bahkan Presiden RI berkesempatan untuk memberi nama varietas unggul baru Jagung bertongkol 2 dengan nama Nasa 29. Ini merupakan suatu tantangan untuk meningkatkan kinerja Puslitbang Tanaman Pangan di masa mendatang didukung anggaran yang mencukupi. Capaian kinerja tahun 2017 telah menjadi acuan dalam penyusunan rencana dan pemantauan kegiatan pada tahun mendatang, serta menjadi bahan reviu Renstra Puslitbang Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 109

120 Lampiran 1: Rencana Strategis Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan TUJUAN SASARAN STRATEGI KETERANGAN URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya, produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian memanfaatkan biosains dan bioenjinering. 2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani Dihasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya, produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian dengan memanfaatkan biosains dan bioenjinering Dihasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani 84 VUB, 84 paket teknologi, 1 model, 1.169,8 ton benih sumber 42 Rekomendasi, 3 TSP, model benih sumber untuk 26 propinsi mandiri benih 1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan 2. Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman pangan 3. Tersedianya model pembangunan pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan suboptimal 4. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan 6. Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) 7. Terselenggaranya sekolah lapang (SL) kedaulatan pangan yang terintegrasi dengan desa mandiri benih mendukung swasembada pangan. Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman pangan Jumlah model pembangunan pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan suboptimal Jumlah benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Jumlah benih sumber yang tersedia untuk mendukung pengembangan model desa mandiri benih mendukung swasembada pangan. 1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan produksi pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan area pertanian, terutama di lahan suboptimal, serta mendukung penyediaan sumber bahan pangan yang beragam. 2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya pertanian. 3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian. 4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yang saling menguat-kan antara UK/UPT di lingkup Balitbangtan dan antara Balitbangtan dengan berbagai lembaga terkait di dalam dan luar negeri. Menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan Meningkatkan kerja sama penelitian dengan swasta, lembaga penelitian nasional (LIPI, perguruan tinggi, swasta) dan internasional (IRRI, CYMMIT, UNESCAP CAPSA, dll), serta antar-kementerian/ Lembaga. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 110

121 Lampiran 2. Perjanjian Kinerja 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 111

122 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 112

123 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 113

124 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 114

125 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 115

126 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 116

127 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 117

128 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 118

129 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 119

130 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 120

131 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 121

132 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 122

133 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 123

134 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 124

135 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 125

136 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 126

137 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 127

138 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 128

139 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 129

140 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 130

141 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 131

142 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 132

143 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 133

LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 Badan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jl. Merdeka No. 147 Bogor, 16111 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Dr. Ratulangi 274 Kab. Maros Sulawesi Selatan 90514 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010 PEKAN SEREALIA NASIONAL I 26-30 JULI 2010 Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Badan Litbang Kementerian Pertanian 2010 PENDAHULUAN Pemanasan global yang melanda dunia dalam dasa warsa terakhir

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dr. Didik Harnowo NIP

KATA PENGANTAR. Dr. Didik Harnowo NIP KATA PENGANTAR Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) merupakan instansi pemerintah di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balitkabi sesuai madat dan

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS CATUR HERMANTO dan Tim Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2015 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP KATA PENGANTAR Perwujudan dan upaya meningkatkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdayaguna, bertanggung jawab dan bebas KKN dapat dicapai dengan menerapkan suatu sistem pertanggung-jawaban

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Kotak Pos 66 Malang Jawa Timur, 65101 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Suparman BPTP Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com Abstrak Ketersediaan benih dengan prinsip

Lebih terperinci

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lebih terperinci

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. AgroinovasI Varietas Padi Unggulan Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. Padi..semua sudah tak asing lagi dengan jenis tanaman pangan yang satu ini. Bila sudah diubah

Lebih terperinci

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016 Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong Uji adaptasi galur harapan kedelai tahan pecah polong dan toleran hama pengisap polong dilaksanakan di 10 sentra produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUNAN 2010

PENETAPAN KINERJA TAHUNAN 2010 Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor PENETAPAN KINERJA TAHUNAN 2010 PKT Sasaran PENCIPTAAN TEKNOLOGI DAN VARIETAS UNGGUL BERDAYA SAING Mengembangkan dan Diperolehnya sejumlah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2017 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balitkabi Tahun 2017 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) merupakan instansi pemerintah di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balitkabi sesuai mandat dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tiangan di bawah ini : : : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH non SL-PTT dan dapat memberikan alternatif pilihan varietas yang dapat digunakan untuk pergiliran varietas. 3. Pada lahan rawa pasang surut/rawa lebak melalui pengawalan ini telah diadopsi beberapa varietas

Lebih terperinci

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong 5 III. VARIETAS UNGGUL BARU/UNG UNGGULGUL HARAPAN KEDELAI Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong Uji adaptasi galur harapan kedelai tahan pecah polong dan

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BADAN LITBANG PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian. Sejalan dengan

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan kepada ketahanan pangan serta pembangunan sistem dan usaha agribisnis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI Made J. Mejaya dan L. Hakim Puslitbang Tanaman Pangan Ringkasan Pada tahun 2017, sasaran produksi padi sebesar 80,76 juta ton GKG dengan produktivitas

Lebih terperinci

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan INTRODUKSI BEBERAPA JAGUNG KOMPOSIT VARIETAS UNGGUL PADA LAHAN KERING DALAM UPAYA MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN DI KABUPATEN SRAGEN (The assessment of introduction of corn composite high yield varieties

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2015 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2015 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2015 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Penyusun I N. Widiarta Eko Sri Mulyani Mimi Haryani Hermanto Sunihardi R. Heru Praptana Asrul Koes Kusnandar Muchtar Haryo Radianto Pusat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2016 BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Lembaga

Lebih terperinci

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.

Lebih terperinci

VARIETAS UNGGUL KOMODITAS TANAMAN PANGAN HASIL PELEPASAN VARIETAS PADA TAHUN 2016

VARIETAS UNGGUL KOMODITAS TANAMAN PANGAN HASIL PELEPASAN VARIETAS PADA TAHUN 2016 VARIETAS UNGGUL KOMODITAS TANAMAN PANGAN HASIL PELEPASAN VARIETAS PADA TAHUN 2016 Calon varietas unggul berupa galur/hibrida/mutan/transgenik/varietas lokal yang diusulkan untuk dapat dilepas harus memenuhi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013. REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5

Lebih terperinci

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007. 76 Lampiran 1. Deskripsi varietas jagung hibrida Bima3 DESKRIPSI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA BIMA3 Tanggal dilepas : 7 Februari 2007 Asal : Silang tunggal antara galur murni Nei 9008 dengan galur murni Mr14.

Lebih terperinci

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung.. RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 i KATA PENGANTAR Memasuki periode ke-3 dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH Endang Iriani, Joko Handoyo dan Cahyati Setiani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Abstrak. Di Jawa Tengah, pada umumnya tanaman jagung

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani i ii Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN)

LAPORAN KINERJA (LAKIN) LAPORAN KINERJA (LAKIN) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) MALUKU UTARA TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi 2. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Bioindustri 3. Terdiseminasikannya

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.9-/216 DS8-348-263-996 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama Jabatan :

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2) 64 Lampiran 1. Lay Out Penelitian V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V2A1(3) V4A1(2) V1A1(3) V3A1(3) V2A2(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V4A1(1) V5A1(2) V4A2(1) V2A2(1) V1A2(3) V3A2(2) V4A2(2) V2A1(1)

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi POLICY BRIEF VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi Tim Peneliti: Ening Ariningsih Pantjar Simatupang Putu Wardana M. Suryadi Yonas Hangga Saputra PUSAT SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2017 2018 LAPORAN KINERJA [ LAKIN ] BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2017 BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KINERJA TAHUN. Jabatan. Syakir. Jakarta,

KINERJA TAHUN. Jabatan. Syakir. Jakarta, BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIA AN PAPUAA BARAT fax : 0986 230 website : www.papuabarat.litbang.pertanian.go.id email : bptp_papuabarat@yahoo.com PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci