ANALISIS NILAI MORAL NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NILAI MORAL NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 ANALISIS NILAI MORAL NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DESI LESTIANA W NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 ii

3 iii

4 4 3 3 MOTO DAN PERSEMBAHAN $tβ ç Éi tóムŸω!$# χî) ÏiΒ Οßγs9 $tβuρ «!$# Ì øβr& ô ÏΒ çμtρθýàx øts ÏμÏ ù=yz ô ÏΒuρ Ïμ ƒy tƒ È t/. ÏiΒ M t7ée)yèãβ çμs9 çμs9 Št tβ Ÿξsù #[ þθß 5Θöθs)Î/ ª!$# yš#u r&!#sœî)uρ öνíκå à Ρr'Î/ $tβ (#ρç Éi tóム4 Lym ÏΒ ÏμÏΡρߊ Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Qs. Arra ad: 11). PERSEMBAHAN Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan kepada. 1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberi doa dan restunya. 2. Adikku yang selalu memberi dukungan dan doa. 3. Keluarga dan Saudara tercinta yang selalu memberi dukungan dan pemikiran dewasa baik moral maupun spiritual. 4. Sahabat-sahabat tercinta yang telah memberi semangat, doa, dan bantuannya. Skripsi ini penulis hadiahkan kepada putraku Muhammad Hafizh Nur Ramadhan yang menjadi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. iv

5 v

6 PRAKATA Allhamdulillah, puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt. karena rahmat, hidayah, dan inayah-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Nilai Moral dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penulis menyadari dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studinya di Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Drs. H. Bagiya, M. Hum, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. vi

7 vii

8 ABSTRAK Desi Lestiana Wulandari Analisis Nilai Moral dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas XI SMA. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik, (2) nilai moral, dan (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di kelas XI SMA. Objek penelitian ini adalah novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Fokus penelitian ini adalah nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen penelitian ini adalah kartu pencatat data dan alat tulisnya. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis data digunakan teknik informal. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia meliputi: (a) alur: maju; (b) tokoh dan penokohan: a) Zarika: cerdas dan cantik, b) Laras: cerdas, berbakti kepada Umminya, tidak peduli dengan hal yang tidak penting c) Ziah: cerdas, d) Umi Aminah: tegar, bijaksana, e) Aisyah: sopan, peduli, f) Risma: ketus dan kikir, g) Umar: baik, bijaksana, h) Herman: egois, i) Wisnu: cerdas, baik, j) Zainal: baik, penyayang, k) Zubaidah:iri, tidak cerdas, l) Zidan:putus asa, baik, m) Abah: penyayang, sabar); (c) tema: masalah Keluarga dan percintaan; (d) latar tempat:di café, di kantor,di salon, di masjid besar di wilayah Jawa Barat, latar waktu: pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari, latar suasana: sedih, bahagia,tegang dan sepi; (e) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang persona ketiga Dia ; (f) bahasa: bahasa kiasan; bahasa asing; (g) amanat: a) keharusan memakai jilbab bagi muslim agar terhindar dari pandangan laki-laki yang tidak baik, b) ridha orang tua adalah ridha Allah, maka dari itu berbakti kepada orang tua agar hidup bahagia kedepannya nanti; (2) nilai moral meliputi: (a) hubungan manusia dengan diri sendiri: jujur, menghargai waktu, dan tanggung jawab, (b) hubungan manusia dengan manusia lain: dermawan, tolong menolong, adil dan peduli, (c) hubungan manusia dengan Tuhan-Nya: berdoa, beribadah, dan bersyukur; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel di kelas XI SMA dilakukan dengan metode Active Learning (belajar aktif) dengan langkah-langkah: peserta didik membentuk kelompok kecil 4-6, anggota tim menyesuaikan subtopik yang akan dibahas, setiap kelompok diberi materi subtopik yang berbeda, dan membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli dibentuk dan diambil dari salah satu orang dari kelompok asal, dan tim ahli mendiskusikan subtopik yang telah dibagikan. Selanjutnya, setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kelompok kembali ke kelompok masing-masing dan berdiskusi dengan teman satu tim. Kata Kunci : Nilai moral, Novel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran viii

9 DAFTAR ISI JUDUL... PERSETUJUAN... PENGESAHAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... PERNYATAAN... PRAKATA... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix xi xii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 7 C. Identifikasi Masalah... 8 D. Batasan Masalah E. Rumusan Masalah F. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian G. Sistematika Penulisan Skripsi TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoretis Karya Sastra Pengertian Novel Unsur Instrinsik Novel Pengertian Nilai Moral Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian B. Fokus Penelitian C. Sumber Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Analisis Data BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data B. Pembahasan Data ix

10 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Contoh kartu data unsur intrinsik Tabel 2 : Contoh kartu data nilai moral Tabel 3 : Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Tabel 4 : Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Tabel 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Sinopsis Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Lampiran 2 : Biografi Pengarang Lampiran 3 : Silabus Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 5 : Kartu Pencatat Data Lampiran 6 : Kartu Bimbingan. xii

13

14 BAB I PENDAHULUAN Penulis mengemukakan delapan bagian pokok pada bab 1. Adapun penjabarannya antara lain: latar belakang, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulis. A. Latar Belakang Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan. Selain itu, sastra mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia dan segala problematikanya yang begitu beragam. Problematika tersebut dijadikan sebagai inspirasi bagi para sastrawan untuk diwujudkan dalam bentuk karya sastra. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa karya sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena kehidupan masyarakat sehingga hasil karya sastra itu tidak hanya dianggap sekadar cerita khayal pengarang semata, melainkan perwujudan dari kreativitas pengarang dalam menggali gagasannya. Melalui fenomena kehidupan masyarakat tersebut, seorang pengarang mengekspresikan perasaannya melalui suatu karya dengan bahasa sebagai medianya. Karya sastra mengandung ungkapan batin sebagai bentuk kegelisahan dan harapan terhadap kemanusiaan yang ingin disampaikan kepada pembaca, harapannya agar setelah membaca suatu karya dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan dapat merasakan ekspresi yang dituangkan pengarang dalam karyanya. Selain itu, karya sastra juga dapat 1

15 2 memberikan efek senang, sedih, marah, simpati dan memberikan inspirasi bagi pembacanya. Lebih lanjut sastra dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran (Nurhayati, 2012: 1). Oleh karena itu, sastra adalah sebuah kesenian yang berbentuk tulisan atau kata-kata yang berisi luapan perasaan atau sebuah kisah kehidupan yang ditulis untuk menyampaikan pesan atau nilai-nilai kehidupan dengan bahasa estetika. Nilainilai kehidupan yang berada di dalam karya sastra tertanam dalam diri pengarang sehingga ketika seorang membaca karya sastra dan menghayatinya, nilai-nilai tersebut akan masuk dalam jiwa pembaca. Berbicara mengenai karya sastra yang mengandung nilai kemasyarakatan, fenomena kehidupan, dan nilai-nilai kehidupan banyak dibicarakan dalam sebuah karya fiksi. Jenis karya sastra fiksi macam-macam, ada prosa, drama dan puisi. Salah satu karya sastra yang banyak membacakan nilai-nilai kehidupan adalah prosa. Prosa fiksi merupakan karya sastra yang sangat digemari oleh masyarakat. Karya sastra mempunyai nilai yang tinggi. Oleh karena itu, seorang pengarang dalam menciptakan suatu karya sastra bukan semata-mata untuk dirinya sendiri, tetapi mereka berkeyakinan bahwa apa yang dirasakanya indah dan bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi bagi orang lain. Sehubungan dengan hal di atas Aminudin (2013: 66-67), menjelaskan pengertian prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelakupelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita

16 3 tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehigga menjalin suatu cerita. Dalam cerita fiksi juga selalu dilatar belakangi oleh tempat, waktu, maupun situasi tertentu. Akan tetapi, dalam karya fiksi setting bukan hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis. Lebih lanjut, Aminudin (2013: 20) menjelaskan mengenai pengaruh membaca dalam kehidupan manusia. Selain faktor pengajaran sastra, peranan membaca sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Membaca sastra dapat juga menjadi kegiatan membaca kritis, yakni bila lewat teks sastra yang dibaca pembaca bukan hanya bertujuan memahami, menikmati dan menghayati, melainkan juga bertujuan memberikan penilaian (Aminuddin, 2013: 20). Dengan membaca, manusia dapat memperoleh pengetahuan yang sangat berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Salah satu bentuk prosa fiksi adalah novel. Novel merupakan bentuk suatu karya sastra yang menyajikan tokoh-tokoh dengan watak masing-masing dan berbeda dari tokoh satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menyuguhkan alur cerita yang menarik untuk dibaca oleh pembaca terutama tentang gambaran kehidupan masyarakat. Novel tidak hanya berisi khayalan belaka, tetapi menampilkan gambaran kehidupan. Sementara itu, kehidupan merupakan suatu kenyataan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Dalam novel banyak dijumpai kenyataan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Melalui kenyataan tersebut, sering juga memberikan dan menyampaikan nilai-nilai kehidupan salah satunya adalah moral. Moral

17 4 merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan pendapatpendapat umum yang diterima meliputi kesatuan sosial lingkunganlingkungan tertentu. Moral yang ada dalam novel biasanya tidak jauh dari lingkungan kehidupan pengarang. Dari sanalah digambarkan bagaimana perilaku kehidupan masyarakat yang tampak, tentang penggambaran baik buruknya akhlak manusia dalam bertingkah laku. Moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum menjadi perbuatan sikap kewajiban akhlak budi pekerti dan susila (Nurgiyantoro, 2010: ). Novel yang mengandung nilai budi pekerti di dalam karya sastra Indonesia banyak sekali. Salah satunya novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia merupakan novel bergenre remaja yang berkisah tentang seorang perempuan yang bernama Zarika dan Laras yang sangat berbakti kepada kedua orangtuannya terlebih kepada umminya. Penggambaran tokohnya begitu tertata seakan terjadi di dunia nyata. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sangat relevan dengan pembelajarannya di SMA, karena di dalamnya mengajarkan kepada pembaca khususnya pada kalangan siswa SMA, yaitu tentang bakti, patuh, menghargai kepada orang tua. Termasuk masalah jodoh yang akan dipilih, seorang anak, harus restu orangtua karena restu orang tua adalah ridha Allah. Pilihan orangtua, pasti terbaik untuk anaknya. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dalam pembelajarannya di SMA, diharapkan dapat

18 5 diambil nilai-nilai positif dalam upaya pembentukan kepribadian serta dapat meningkatkan apresiasi terhadap sastra. Alasan peneliti memilih novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah sebagai berikut: (1) dari sisi cerita novel Antara Cinta dan Ridha Ummi mempunyai nilai lebih dari sekadar novel percintaan remaja saat ini. Novel tersebut bertema kehidupan moral tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Novel tersebut menggunakan alur maju. Tokoh utama terdiri dari beberapa orang. Sifat dan penokohan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi sangat cocok dijadikan contoh bagi kehidupan remaja masa kini; (2) orangtua yang sangat memperhatikan anak-anaknya, dan anak-anak yang sangat menghormati orangtuanya, novel tersebut sangat sesuai jika diajarkan sebagai sarana pembentukan karakter pada peserta didik; (3) dari segi bahasa novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Sudah 51 bukunya diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan nonfiksi. Sejak 2011, sang penulis menjadi kolumnis tetap rubrik resonansi di harian nasional republika,setiap sabtu. Berbagai penghargaan di bidang penulisan diraihnya: Derai Sunyi terpilih sebagai novel terpuji Majelis Sastra Asia Tenggara Istana Kedua (Surga yang Tak Dirindukan) terpilih sebagai novel terbaik IBF Cerpennya terpilih sebagai cerpen terbaik majalah Annida, Naskah drama preh terpilih sebagai naskah terbaik Lokakarya Perempuan Penulis

19 6 Nakah Drama yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan FIB. Awal 2016, dua novelnya difilmkan, Jilbab Traveler- Love Sparks in Korea dan Pesantren Impian. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi adalah novel yang ditulis oleh Asma Nadia. Melalui novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, diharapkan peserta didik dapat mengambil nilai positif yang terdapat pada novel tersebut, terutama tentang nilai moral. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas XI SMA sebagai objek penelitian yang selanjutnya dijadikan materi pembelajaran sastra di SMA dengan alasan sebagai berikut. 1. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia menarik untuk dibaca dan juga dianalisis, novel tersebut juga banyak mengandung nilai moral, sehingga dapat dijadikan penuntun atau masukan bagi pembacanya. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi banyak mengandung nilai moral yang menggambarkan betapa susahnya menjadi ibu yang baik supaya semua anak-anaknya tidak terjerumus dalam hal yang tidak baik. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia banyak mengangkat tema tentang Agama, Moral, dan Sosial. 2. Belum ada penelitian tentang analisis nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.

20 7 3. Novel tersebut sangat menarik dan layak untuk dibaca, khususnya bagi peserta didik dengan pendampingan pihak terkait terutama pendidik sebagai bahan kajian tentang proses pendidikan moral di kehidupan masyarakat, sehingga peserta didik mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta menjauhi nilai-nilai yang buruk. Dengan demikian, novel ini dapat dijadikan sebagai suri tauladan bagi para pembaca termasuk siswa SMA. B. Penegasan Istilah Agar judul skripsi ini mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca, istilah-istilah yang digunakan akan penulis jelaskan sebagai berikut. 1. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia menarik untuk dibaca dan juga dianalisis, novel tersebut juga banyak mengandung nilai moral, sehingga dapat dijadikan penuntun atau masukan bagi pembacanya. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi banyak mengandung nilai moral yang menggambarkan betapa susahnya menjadi ibu yang baik supaya semua anak-anaknya tidak terjerumus dalam hal yang tidak baik. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia banyak mengangkat tema tentang Agama, Moral, dan Sosial. 2. Moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum yang menjadi perbuatan sikap kewajiban akhlak budi pekerti dan susila (Nurgiyantoro, 2010: ). Menurut Darmadi (2012:50) moral merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan ide-ide atau pendapat-

21 8 pendapat umum yang diterima yang meliputi kesatuan sosial lingkungan tertentu. 3. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur. Unsurunsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga tampak seperti ada dan terjadi (Nurhayati, 2012: 5). 4. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah novel yang diterbitkan Asma Nadia Publishing House pada tahun 2016 tebal 256 halaman dan novel ini yang akan digunakan oleh penulis sebagai objek penelitian skripsi. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat RPP adalah pegangan seorang guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas (Masnur, 2007: 53). RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. 6. Kelas XI SMA adalah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan penegasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa judul skripsi ini yaitu Analisis Nilai Moral Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. C. Identifikasi Masalah Penelitian ini merupakan penelaah nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi yang kemudian akan dijelaskan rencana pelaksanaan

22 9 pembelajaran novel di kelas XI SMA. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi hal-hal yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut. 1. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adanya konflik keluarga yaitu, Umar dan istrinya. Setiap anak pasti ingin berbakti kepada orangtuanya yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, maka dari itu Umar yang kini sukses ingin membantu kesulitan ekonomi orangtua dan adik-adiknya tetapi istrinya sangat tidak suka jika Umar membantu ekonomi orangtuanya. 2. Percintaan yang dialami tokoh Zarika selalu ditentang oleh ibunya. Dari percintaan Zarika dengan Herman perokok berat. Percintaan Zarika dengan Wisnu karena perbedaan agama, percintaan Zarika dengan Ivan suami orang. Percintaan tokoh Laras anak satu-satunya Ummi, yang selalu ditentang percintaannya dan pada akhirnya Laras menikah dengan pilihan Umminya seorang laki-laki duda dengan tiga anak yang berkepribadian baik. 3. Moral putra putri Ummi Aminah yang kadang menyimpang seperti Zidan anak laki-laki Ummi Aminah yang bersikap seperti perempuan karena Zidan mempunyai salon dan bekerja di salon. Putri Ummi aminah yang bernama Zarika yang hampir saja melakukan kesalahan mendekati laki-laki yang beristri dan mulai menyayanginya, tetapi Ummi aminah selalu mengingatkan dengan tegas kepada putra putrinya supaya ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.

23 10 4. Pembelajaran sastra dengan menggunakan media novel masih terbatas, karena kurangnya minat membaca siswa. Oleh karena itu, dilaksanakannya pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di kelas XI SMA. Novel ini sangat menarik dan memotivasi siswa untuk menjadi pribadi yang baik. D. Batasan Masalah Pada sebuah penelitian, suatu hal yang penting dan merupakan kerangka untuk mengembangkan penelitian, supaya pembahasan tidak menyimpang dari tujuan. Dalam setiap karya sastra misalnya novel mempunyai banyak unsur pembangunannya dan terdapat nilai-nilai tentang berbagai aspek kehidupan. Akan tetapi, untuk menjaga penelitian supaya penelitian lebih terarah dan fokus, diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, penelitian ini dibatasi pada upaya mengungkapkan informasi mengenai unsur intrinsik dan nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan rencana pelaksanaan pembelajaran novel di SMA. E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana unsur-unsur instrinsik dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi? 2. Bagaimana nilai moral dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi?

24 11 3. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di kelas XI SMA? F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah salah satu faktor utama yang mendasari penulis untuk melakukan suatu penelitian. Setiap kegiatan penelitian secara sadar pasti didasari oleh tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulis skripsi ini adalah untuk medeskripsikan: a. unsur-unsur intrinsik pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi. b. nilai moral dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi. c. rencana pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di kelas XI SMA. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi pengantar dalam penelitian novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan praktis. b. Manfaat secara Teoretis Dari segi teoretis penelitian yang berjudul Analisis Nilai Moral Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas XI SMA, ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai nilainilai moral yang terkandung dalam novel pada peserta didik.

25 12 c. Manfaat secara Praktis Dari segi praktis penelitian ini bermanfaat bagi siswa, bagi peneliti, dan bagi guru. 1) Bagi Siswa Bagi siswa, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan di bidang sastra khususnya dalam tata nilai moral lewat karya sastra yang dibacanya serta dapat mengubah pola pikir dan menambah hasil-hasil penelitian sastra khususnya mengenai tinjauan terhadap isi karya sastra. 2) Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberi pelajaran dan pengetahuan tentang nilai moral yang terkandung dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi dan bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat membantu dalam memperkaya wawasan sastra khususnya dalam mengembangkan teori sastra. 3) Bagi Guru Bagi guru pelajaran Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai perbandingan terhadap pengajaran sastra, memperkaya wawasan, dan kelengkapan bahan pengajaran. G. Sistematika Skripsi Penelitian yang berjudul Analisis Nilai Moral Novel Antara Cinta Dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA disusun dalam lima bab. Pada bagian

26 13 awal, terdiri dari halaman judul, pengesahan, motto, pernyataan, prakata, abstrak, daftar isi. Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi. Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka yang digunakan peneliti sebagai landasan sebelum melaksanakan penelitian adalah skripsi Ari Hotamah (2015), dan skripsi Siti Nurfajriah (2014). Pada bab ini juga terdapat kajian teoretis dari beberapa ahli yang dijadikan landasan sebelum melaksanakan penelitian. Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian terdiri dari objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data. Pada bab ini analisis data yang membahas atau menganalisis dengan teori nilai moral, meliputi analisis data dan pembahasan data yang difokuskan pada unsur intrinsik sastra novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA. Bab V berisi penutup. Pada bab ini peneliti menguraikan secara singkat pembahasan pada bab IV serta memberikan simpulan dan saran hasil penelitian terhadap objek penelitian.

27 14 Untuk melengkapi penelitian, disertakan pula daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kartu bimbingan skripsi, beserta bukti-bukti lain yang diperlukan.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka menguraikan relevansi antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Kajian teoretis menguraikan teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini. 1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ada dua hal yaitu kajian buku dan beberapa hasil yang relevan. 1. Kajian Buku Beberapa kajian buku yang digunakan dalam penelitian ini, diantarannya yaitu buku Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan (Nurul Zuriah, 2015) membahas mengenai: (1) hakikat pendidikan moral dan budi pekerti; (2) platform pendidikan budi pekerti; (3) urgensi pendidikan moral dan budi pekerti; (4) merunut pasang surut pendidikan moral dan budi pekerti ; (5) pendidikan budi pekerti dan PPKN di masa kini; (6) menggagas pendidikan budi pekerti masa depan; (7) kurikulum berbasis kompetensi pendidikan budi pekerti di lingkungan persekolahan. Buku pengajaran sastra membahas mengenai metode dalam pengajaran sastra. Buku Metode Pengajaran Sastra ( Rahmanto,1988) membahas tentang: (1) apakah sastra itu; (2) sastra dalam pengajaran; (3) pemilihan bahan pengajaran; (4) pentahapan penyajian; (5) pengajaran 15

29 16 puisi;(6) pengajaran prosa cerita; (7) pengajaran drama; (8) penulisan kreatif. Buku mengenai kajian prosa fiksi yaitu Pengkajian Prosa Fiksi (Nurhayati, 2012) membahas mengenai: (1) karya sastra; (2) pengkajian prosa; (3) pendekatan structural; (4) struktur genetik; (5) semiotik; (6) sosiologi sastra; (7) psikologi sastra; (8) resepsi sastra; (9) intertekstual; (10) feminis; (11) sastra lisan;(12) nilai pendidikan dalam prosa. Buku lain mengenai Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Arikunto, 2013) berisi tentang: (1) kegiatan penelitian; (2) alur dan ragam penelitian; (3) penelitian evaluatif; (4) cara mengadakan penelitian; (5) memilih masalah; (6) studi pendahuluan;(7) merumuskan masalah; (8) merumuskan angapan dasar; (9) merumuskan hipotesis; (10) memilih pendekatan; (11) menentukan variabel; (12) menentukan sumber data; (13) menentukan dan menyusun instrument; (14) pengumpuan data; (15) analisis data; (16) menarik kesimpulan; (17) menulis laporan. 2. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang khas antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Hotamah Aji (2015) dan Siti Nurfajriah (2014). Hotamah (2015) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Nilai Moral dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di SMA. Membahas nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai-nilai moral hubungan dengan manusia lain, nilai

30 17 nilai moral hubungan dengan Tuhan-Nya, nilai-nilai moral hubungan dengan alam. Penelitian Hotamah memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaannya, penelitian penulis dengan penelitian Hotamah sama-sama menganalisis sebuah karya sastra novel. Perbedaannya Hotamah skenario pembelajaran, sedangkan penulis rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Nurfajriah (2014) dalam skripsinya yang berjudul Nilai Moral dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah membahas nilai moral tokoh pada novel. Hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia. Penelitian Nurfajriah memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaannya, penelitian penulis dengan penelitian Nurfajriah sama-sama menganalisis sebuah karya sastra novel, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia. Perbedaannya novel yang digunakan untuk menganalisis penulis menggunakan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Penelitian Nurfajriah menggunakan novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo. Implikasinya terhadap pembelajaran penulis lebih mengarah pada kelas XI SMA sedangkan penelitian Nurfajriah hanya di sekolah.

31 18 2. Kajian Teori Kajian teori merupakan kerangka teori yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Suatu karya sastra ilmiah supaya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah harus menggunakan dasar analisis tertentu, antara lain : karya sastra, pengertian moral, unsur intrinsik novel, pengertian nilai moral, dan rencana pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di kelas XI SMA. a. Karya Sastra Karya sastra diciptakan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Hal itu disebabkan manusia memerlukan karya sastra. Seorang pemikir Romawi bernama Horatius mengemukakan istilah dulce et utile yang berarti bahwa sastra memiliki fungsi ganda, yakni menghibur sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan pelepasan kedunia imajinasi (Nurhayati, 2012: 1). Sastra sebagai suatu karya sastra yang menyampaikan suatu jenis pengetahuan dengan cara memberikan kenikmatan unik dan pengetahuan untuk memperkaya wawasan pembacannya. Jika teks sastra dibandingkan dengan teks non sastra (misalnya teks ilmiah), bentuk ungkapan yang terdapat dalam kedua teks tersebut tentunya berbeda. Bahasa yang dipakai dalam teks ilmiah seperti yang dijumpai pada teks artikel di media massa

32 19 menekankan pada hal-hal yang bersifat teknis, seperti data, fakta, bukti dan contoh. Sebaliknya, bahasa dalam teks sastra, seperti novel dan cerpen menggambarkan nuansa-nuansa perasaan dan pikiran yang tidak dapat diwakili oleh angka maupun statistik (Nurhayati, 2012: 1). Dalam kehidupan sehari-hari, sastra berguna sebagai alat untuk menyatakan perasaan, seperti cinta, marah, dan benci. Dalam hal ini, sastra merupakan media komunikasi yang melibatkan tiga komponen, yaitu pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan itu sendiri, dan pembaca karya sastra sebagai penerima pesan. Oleh sebab itu, karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran. Di dalam karya sastra terdapat pesan yang sangat jelas disampaikan atau yang bersifat tersirat secara halus. Karya sastra juga dapat dipakai untuk menggambarkan apa yang ditangkap oleh pengarang tentang kehidupan sekitarnya. b. Pengertian Novel Novel berasal dari kata novella yang berasal dari bahasa Itali atau dalam bahasa Jerman berarti karya baru. Secara harfiyah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, tetapi lebih kecil yang kemudian disimpulkan menjadi cerita pendek dalam bentuk prosa. Dalam istilah bahasa indonesia novel mengandung pengertian yang sama, yaitu karya prosa fiksi yang panjang cakupanya tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang (Nurgiyantoro, 2010: 9).

33 20 c. Unsur Instrinsik Novel Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang menikmati karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 23). Adapun yang termasuk unsur instrinsik novel (1) alur atau plot, (2) tokoh dan penokohan, (3) tema, (4) latar atau setting, (5) sudut pandang penceritaan, (6) bahasa, dan lain-lain. 1. Alur atau plot Alur atau Plot pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Plot memegang peranan penting dalam cerita (Nurhayati, 2012:12). Plot memiliki fungsi untuk membaca kearah pemahaman cerita secara rinci dan menyediakan tahap-tahap tertentu bagi pengarang untuk melanjutkan cerita berikutnya. Selain sebagai dasar bergeraknya cerita, alur yang jelas akan mempermudah pemahaman pembaca terhadap cerita yang disajikan. Stanton (2012: 26 28) alur merupakan rangkaian peristiwaperistiwa dalam sebuah cerita. Alur dalam cerita memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis. Nurgiyantoro (2010: 153) membedakan plot dalam dua action kategori, yaitu kronologis dan tak kronologis. Kategori pertama sebagai plot lurus, dapat dinamakan progresif, sedangkan yang kedua adalah sorot-balik,

34 21 mundur, flash back, atau dapat juga disebut sebagai regresif serta plot subplot. Nurgiyantoro (2010: 116) membagi tiga unsur yang ensensial dalam pengembangan sebuah plot cerita, yaitu peristiwa, konflik dan klimaks. Peristiwa dalam penyajian cerita dapat dibedakan ke dalam tiga tahap, yaitu peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan. Bentuk konflik dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu pertama konflik sosial, kedua konflik internal. 2. Tokoh dan penokohan Tokoh dan penokohan merupakan unsur instrinsik yang dibahas paling rinci dalam penelitian ini, sebab landas tumpu yang digunakan dalam rumusan masalah adalah analisis watak tokoh. Menurut Nurhayati (2012: 15) tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh digunakan untuk menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita. Sedangkan penokohan untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jika dilihat dari peranan tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan antagonis (Nurgiyantoro, 2010: 178). Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, populer atau disebut hero, tokoh yang

35 22 merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan dalam tokoh sederhana atau datar dan tokoh bulat atau kompleks (Nurgiyantoro, 2010: 181). Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak tertentu, sedangkan tokoh bulat adalah tokoh yang diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, isi kepribadiannya dan jati dirinya. Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis (tak berkembang) dan tokoh berkembang (Nurgiyantoro, 2010: 188). Tokoh statis adalah tokoh yang secara ensensial tidak mengalami perubahan dan perkembangan perwatakannya sebagai akibatnya adanya peristiwaperistiwa yang terjadi, sedangkan tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakannya sejalan dengan peristiwa dan plot yang dikisahkan. Selain hal di atas, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi tokoh tipikal dan tokoh netral (Nurgiyantoro, 2010: 189). Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan dan kebangsaan, sedangkan tokoh netral adalah tokoh yang berinteraksi demi cerita, dialah yang sebenarnya yang mempunyai cerita, pelaku cerita yang diceritakan.

36 23 3. Tema Tema adalah inti pokok dalam sebuah cerita. Tema menurut Nurgiyantoro (2013: ) ada dua jenis,berikut dua jenis tema yaitu tema tradisional yang menunjuk pada tema yang itu saja dan tema nontradisional yang bersifat tidak lazim. Ia juga mengungkapkan adanya tema pokok atau tema mayor sebagai makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya dan tema tambahan atau tema minor. Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya. Tema sering dimaknai sebagai inti sebuah cerita. Semua cerita yang dibangun berpusat dari satu tema. Karena itu, gagasan utama dari suatu novel biasanya berisi pandangan tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan. Tema dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah berbakti kepada orangtua karena kebahagiaan, dan keberuntungan seorang anak jika dia menghormati dan berbakti kepada orang tuanya. Apalagi ridha orang tua itu sangat penting bagi kesuksesan bekerja ataupun jodoh. Tidak ada orang tua yang tega anaknya terjerumus dalam kesesatan. Maka dari itu orang tua yang baik akan menuntun anak-anaknya ke jalan yang benar. Begitupun sebaliknya anak kepada orang harus menghormati dan menghargai.

37 24 4. Latar atau setting Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2012: 35) Menurut Abrams, latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial, tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2013: 302). Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010: ).

38 25 Latar memiliki fungsi penting dalam sebuah cerita. Berkaitan dengan ini, Kenny menyebutkan tiga fungsi latar sebagai berikut. 1) Membaca keseluruhan cerita. Setting ini mendasari waktu, tempat, watak pelaku, dan peristiwa yang terjadi. 2) Sebagai atmosfer atau kreasi yang lebih memberi kesan tidak hanya sekedar memberi tekanan pada sesuatu. Penggambaran terhadap sesuatu dapat ditambahkan dengan ilustrasi tertentu. 3) Sebagai unsur yang dominan yang mendukung plot dan perwatakan, dapat dalam hal waktu dan tempat (Nurhayati, 2012: 17) 5. Sudut pandang penceritaan Sudut pandang itu sendiri sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan fungsi peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada. Sudut pandang adalah teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan danmenyampaikan makna karya artistiknya untuk dapat sampai dan hubungan dengan pembaca (Nurgiyantoro, 2010: ). Sudut pandang pengarang yaitu teknik yang digunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan maknanya didalam sebuah cerita untuk menyajikan tokoh, tindakan latar, dan fungsi peristiwa yang membentuk cerita untuk dapat sampai dan hubungan dengan pembaca.

39 26 6. Bahasa Bahasa dalam seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan unsur bahan, alat, sarana, yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang mengandung nilai lebih daripada sekedar bahannya itu sendiri. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Dipihak lain sastra lebih dari sekedar bahasa, deretan kata, namun unsur kelebihan -nya itu pun hanya dapat diungkapkan dan ditafsirkan melalui bahasa (Nurgiyantoro, 2010: 272). 7. Amanat Menurut Sudjiman (1988: 57), dari sebuah karya sastra dapat diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu. Amanat dalam sebuah karya sastra ditampilkan secara implisit (tidak langsung) ataupun eksplisit (langsung). Jadi amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca berupa nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan contoh. d. Pengertian Nilai Moral 1. Pengertian Nilai Darmadi (2012:50-51) menjelaskan bahwa nilai (value) berasal dari bahasa Latin value secara harfiah berarti baik atau buruk yang kemudian artinya diperluas menjadi segala sesuatu yang disenangi, diinginkan, dicita-citakan dan disepakati. Nilai berada dalam hati

40 27 nurani dan pikiran sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan. Nilai harus dibina terus menerus karena nilai merupakan aspek masalah kewajiban yang timbul tenggelam atau pasang surut. 2. Pengertian Moral Nilai moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang disarankan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral (Nurgiyantoro, 2013: 429). Menurut Nurgiyantoro (2013: 430), jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan tergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tak terbatas, mencakup persoalan hidup dan harkat martabat manusia, secara garis besar persoalan: 1) hubungan manusia dengan diri sendiri, 2) hubungan manusia dengan manusia lain,dan 3) hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. a. Hubungan manusia dengan diri sendiri. Menurut Ali (2002: ), hubungan manusia dengan hati nurani atau diri sendiri dapat dipelihara dengan jalan menghayati benar patokan-patokan akhlak, yang disebutkan Tuhan dalam berbagai ayat Al-Quran. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri disebutkan cara-caranya di dalam ayat-ayat takwa dan

41 28 dicontohkan dengan keteladanan Nabi Muhammad. Aspek moral tentang hubungan manusia dengan diri sendiri, di antaranya yaitu kejujuran, menghargai waktu, dan tanggung jawab. b. Hubungan manusia dengan manusia lain. Menurut Ali (2002: 370), hubungan antarmanusia ini dapat dibina dan dipelihara antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat dan negara sesuai dalam nilai dan norma agama. Hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dapat dilakukan dengan cara dermawan, tolong menolong, adil, dan peduli. c. Hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Menurut Ali (2002: ), hubungan manusia dengan Tuhan-Nya sebagai dimensi takwa, menurut ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, karena itu hubungan inilah yang seyogyanya di utamakan secara tertib diatur tetap dipelihara. Sebab, dengan menjaga hubungan dengan Allah Swt, manusia akan terkendali tidak melakukan kejahatan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan hidup. Ketakwaan dan pemeliharaan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya dapat dilakukan dengan cara bersyukur, menjauhi larangan-nya, dan menjalankan perintah-nya. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak. Sebagai kebiasaan dalam bertingkah

42 29 laku yang baik (Darmadi, 2012: 50). Moral merupakan laku perbuatan manusia dipandang dari nilai-nilai yang baik dan buruk, benar dan salah, dan berdasarkan adat kebiasaan dimana individu berada. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra juga bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika dan budi pekerti. Nilai moral dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai estetika dan budi pekerti. e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di Kelas XI SMA 1. Pembelajaran sastra di SMA Pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengapresiasikan karya sastra. Novel sebagai salah satu karya sastra yang sangat memungkinkan untuk diajarkan di sekolah (SMA). Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah mudahnya karya sastra tersebut dinikmati sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam memahami cerita. Namun, tiap-tiap kemampuan individu tidak sama (Rahmanto, 1988: 66). Hamalik (2013: 57) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya,

43 30 misalnya tenaga laboraturium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, film, audio, dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, dan computer. Prosedur meliputi jadwal dan metode panyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran sastra merupakan suatu penyajian karya sastra dalam situasi belajar mengajar di kelas yang bertujuan untuk menemukan sikap positif terhadap hasil karya dalam wujud pemahaman transformasi dari tekstual. Bicara tentang sejarah sastra dan teori sastra perlu diarahkan pembinaan apresiasi sastra yang mencangkup adanya pemberian kesempatan untuk berkreasi, mencoba sendiri menciptakan sebuah karya sastra. 2. Tujuan Pembelajaran Sastra Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra peserta didik agar anak memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati, dan menghargai suatu cipta karya sastra. Selain itu, pembelajaran sastra diadakan di sekolah memiliki tujuan sendiri. Tujuan pembelajaran sastra di sekolah adalah untuk keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Tujuan pembelajaran sastra berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran sastra di SMA meliputi kemampuan dasar,

44 31 standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kemampuan dasar berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai peserta didik. Sukirno (2009: 104) berpendapat bahwa standar kopetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi berguna untuk memandu guru atau pengembangkan silabus dalam penjabaran kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar. 3. Manfaat Pembelajaran Sastra Rahmanto (1988: 16-24) menyatakan bahwa pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat sebagai berikut. a) Membantu ketrampilan berbahasa. Pembelajaran sastra akan membantu peserta didik berlatih kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada pembelajaran sastra, peserta didik dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibicarakan oleh pendidik, teman, atau rekaman. Peserta didik dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama. Peserta didik juga dapat meningkatkan keterampilan membaca dengan membacakan puisi atau prosa. Peserta didik dapat meningkatkan menulis dengan sebuah karya sastra seperti cerpen atau puisi.

45 32 b) Meningkatkan pengetahuan budaya Sastra tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam bentuk jadi. Sastra berkaitan erat dengan aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Setiap karya sastra selalu menghadirkan sesuatu dan menyajikan banyak hal yang apabila dihayati akan semakin menambah pengetahuan orang yang menghayatinya. Sastra berkaitan erat dengan aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Hal tersebut akan menambah pengetahuan peserta didik tentang budaya yang ada disekitarnya. Sehingga, peserta didik akan lebih menghargai kebudayaan-kebudayaan bangsanya sendiri. c) Mengembangkan cipta dan rasa Pembelajaran sastra dapat membantu mengembangkan kecakapan yang bersifat penalaran, perasaan, dan kesadaran sosial. Pembelajaran sastra akan membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah dan berpikir logis. Selain itu, pembelajaran sastra dapat menghadirkan berbagai problem atau situasi yang merangsang tanggapan perasaan atau emosional yang memungkinkan peserta didik tergerak untuk mengembangkan perasaannya sesuai dengan kodrat kemanusiaan. Sastra juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa simpati pelajar terhadap masalah yang dihadapi seseorang.

46 33 d) Menunjang pembentukan watak Pembelajaran sastra mempunyai kemungkinan untuk mengantar peserta didik mengenal seluruh rangkaian kehidupan manusia seperti kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggaan diri dan keputusan. Pembelajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam mengembangkan berbagai kualitas kepribadian peserta didik. 4. Pemilihan Pembelajaran Bahan Ajar Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan dalam proses pembelajaran, bahan pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik haruslah sesuai dengan kemampuan peserta didik yang berdasarkan pada tahap pembelajaran tertentu, guru harus memilih bahan ajar yang tepat sesuai dengan perkembangan peserta didiknya. Rahmanto (1988: 27-31) berpendapat bahwa untuk menentukan bahan pembelajaran sastra yang tepat harus mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu: dari segi bahasa, dari segi psikologis, dari segi latar belakang, dan dari segi estetik. 5. Metode Pembelajaran Sastra Metode merupakan cara yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pendidik dapat memilih metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menyesuaikan materi pelajaraan dan keadaan peserta didik. Metode yang dapat

47 34 digunakan dalam pembelajaran sastra di sekolah, yaitu: metode ceramah, metode diskusi, dan metode tanya jawab. a) Metode Ceramah Ceramah sebagai metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer). Metode ini bagus jika penggunaannya disampaikan dengan baik, didukung alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaanya. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah mudah diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (peserta didik) untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah (Majid, 2013: 194). b) Metode Diskusi Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan (Majid, 2013: 200). c) Metode Tanya Jawab Majid (2013: 210) menyatakan metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way trafic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara pendidik dan peserta didik. Metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir peserta didik dan

48 35 membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Komunikasi terlihat dari hubungan timbal balik secara langsung antara pendidik dengan peserta didik. Ismawati (2011: 50) menyatakan bahwa banyak metode yang dapat dipilih dalam pengajaran sastra, namun prinsip utama dalam setiap pemilihan metode harus didasarkan pada cara belajar peserta didik yang aktif (active learning). Dalam metode active learning (pelajar aktif) yang aktif bukan hanya peserta didiknya melainkan juga gurunya. 6. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra Pendidik hendaknya memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga peserta didik tidak jenuh dan selalu siap dalam menanggapi berbagai rangsangan (Rahmanto, 1988: 43). Tata cara yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan pembelajaran sastra melalui tahapan sebagai berikut. Pertama, percakapan pendahuluan. Pendidik mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan untuk pemahaman awal tentang novel yang akan disajikan sebagai bahan ajar agar dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dan masih dijelaskan. Kedua, penentuan sikap praktis. Penentuan sikap praktis ialah menentukan informasi yang dapat diberikan oleh pendidik untuk mempermudah peserta didik dalam memahami novel yang disajikan, keterangan yang diberikan hendaknya jelas dan seperlunya. Ketiga, Introduksi. Pengantar yang

49 36 diberikan tergantung pada setiap pendidik dan peserta didik. Keempat, tahap penyajian ialah menyajikan materi yang telah disampaikan untuk diajarkan kepada peserta didik, pendidik sebaiknya menggunakan cara yang bervariasi agar materi yang disajikan dapat lebih menarik sehingga peserta didik tidak bosan. Kelima, peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi. Pendidik sebaiknya mendampingi peserta didik agar tidak membahas masalah-masalah yang tidak ada relevansinya dengan pokok masalah yang dibahas. Keenam, tes atau latihan untuk pengukuhan ini dapat berupa aktivitas-aktivitas lisan dan tulisan. Kegiatan ini bisa dilakukan diluar kelas atau sebagai pekerjaan rumah. 7. Sumber Belajar Sumber belajar, dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya diperoleh dari pendidik saja, pelajaran akan lebih menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan lebih bermakna dengan menggunakan bantuan berbagai alat. Sumber belajar dapat berupa: (1) buku pelajaran yang diwajibkan, (2) buku acuan bahan ajar atau materi pelajaran selain buku wajib atau utama, dan (3) media cetak (surat kabar dan majalah) sebagai sumber belajar agar dapat mempertimbangkan segi bahasa, materi, dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi dan sebagainya, dan yang terakhir agar peserta didik tidak cepat bosan dalam proses belajar mengajardan mudah memahami materi yang disampaikan pendidik. Teman atau orang lain juga dapat dijadikan

50 37 tempat bertanya tentang berbagai pengetahuan mengenai apa yang belum dipahami. 8. Evaluasi Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Hamalik, 2013: 159). Dalam pembelajaran sastra, evaluasi dibagi menjadi tiga aspek penilaian. Pertama, penilaian koknitif. Hasil belajar sastra yang bersifat koknitif lebih banyak berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, tes formatif atau pada akhir pembelajaran. Kedua, tes sumatif. Tes sumatif biasanya dilaksanakan dalam bentuk ulangan umum atau ujian semester dengan alat penelitian yang berupa tes. Ketiga, penilaian afektif yang berhubungan dengan masalah sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keempat, penilaian psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. Hasil belajar yang bersifat psikomotoris ketrampilan-ketrampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar. Dari hasil evaluasi, peserta didik kemudian diorientasikan dengan tujuan yang telah direncanakan. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil

51 38 dengan baik apabila evaluasi dari peserta didik diorientasikan dengan tujuan yang sesuai, sebaliknya kegiatan belajar dikatakan belum berhasil apabila evaluasi dari peserta didik dengan tujuan tidak menunjukan kesesuaian. Penilaian hasil proses belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Semua ini terungkap lewat kegiatan pembelajaran baik lisan maupun tulisan. Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar berupa pembelajaran sarana, penambahan, dan perbaikan selama kegiatan berlangsung. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran mencakup dengan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia tertulis dengan menggunakan tes atau esai. Tes esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat berfikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi tinggi.

52 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Pada bab ini, dibahas metode penelitian yang meliputi objek penelitian, fokus penelitan, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian hasil analisis data. 1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 38). Objek dalam penelitian ini adalah novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House pada tahun 2016 dengan tebal 256 halaman. Objek penelitian ini menjabarkan mengenai nilai moral dalam novel dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA. 2. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yang mencakup tiga aspek, yaitu: 1) nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, 2) nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan 3) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan- Nya, dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA. 39

53 40 3. Sumber Data Sumber data adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian (Arikunto, 2013: 172). Data dan Sumber data dalam penelitian ini adalah isi keseluruhan teks Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Sumber data yang dimaksud segala sesuatu yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Sumber data ada dua yaitu sumber data utama dan sumber data tambahan. Sumber data utama ialah novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, sedangkan sumber data tambahan berupa buku-buku tentang sastradan buku-buku lainnya. 4. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013: 305) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah kartu data dan alat tulis. Kartu data akan penulis gunakan untuk mencatat data berupa kutipan-kutipan yang berhubungan dengan nilai moral dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. berikut. Format serta contoh pengisian dari kartu data yang digunakan sebagai Tabel 1 Kartu data No Unsur Intrisik Macam- macam unsur intrinsik Data penelitian

54 41 No Tabel 2 Kartu data Nilai moral Macam-macam nilai moral Data penelitian 5. Teknik Pengumpulan Data Agar penulis mendapat data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan suatu cara pengumpulan data atau teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak adalah teknik penyimakan terhadap penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015: 203). Dan teknik catat adalah teknik pencatatan dengan menggunakan kartu data dan segera dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 2015: 205). Langkah-langkah yang dilakukan Penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. mencari sumber berupa novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Peneliti mencari sendiri sumber yang akan diteliti yakni novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Peneliti membaca keseluruhan isi novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia; b. mengidentifikasi aspek-aspek nilai moral. Peneliti setelah membaca mengidentifikasi aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam kutipankutipan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia;

55 42 c. mengelompokkan unsur-unsur nilai moral. Peneliti mengelompokkan unsur-unsur nilai moral yang terdapat di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia; d. mencatat data-data yang diperoleh sesuai dengan objek penelitian. Peneliti mencatat data-data yang diperoleh di dalam kertas pencatat. 6. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode content analysis (analisis isi). Metode analisis isi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengkaji dan membahas seluruh isi teks secara kritis dan teliti (Arikunto, 2013:282). Ismawati (2011: 81) berpendapat bahwa teknik analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan mempertahankan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, content analysis mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Pengkajian data tersebut berdasarkan nilai moral yang meliputi hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan manusia dengan diri sendiri. 7. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif. Hasil dari analisis disajikan menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata

56 43 biasa (Sudaryanto, 2015: 241). Dengan demikian, peneliti menyajikan hasil analisis data terkait nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dengan cara mendeskripsikan dengan kata-kata biasa, serta menyajikan rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di SMA.

57 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA Bab ini berisi penyajian data dan pembahasan data yang terdiri dari analisis nilai moral pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House, Depok. Novel ini terdiri dari 256 halaman. A. Penyajian Data Dalam penyajian disajikan data-data, berupa unsur intrinsik dan nilai moral yang diperoleh dari objek penelitian, yaitu dari novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA. Di bawah ini akan disajikan uraian data tersebut. 1. Unsur Intrinsik dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terdiri atas alur, tokoh dan penokohan, tema, latar, sudut pandang, bahasa dan Amanat. Berikut ini disajikan tabel data unsur intrinsik yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Tabel 3 Unsur Intrinsik Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Unsur-unsur No. Intrinsik 1. Alur/ Plot a. Tahap Penyituasian Penyajian Data 1. Ketika Zarika memilih antara cinta atau Ridha orangtuanya Halaman 37-38, 38 44

58 45 b. Tahap Pemunculan konflik c. Tahap peningkatan konflik d. Tahap klimaks e. Tahap penyelesaian 2. Tokoh dan penokohan a. Tokoh utama dan penokohan 2. Ketika Laras anak satusatunya umminya mencari jodoh yang di ridha umminya tetapi tidak sesempurna yang diharapkan 1. Zarika merasa bimbang saat dia memilih antara Wisnu dengan ridha orangtuanya 2. Laras menceritakan masa lalu Ryan kepada umminya. Awalnya sulit untuk menceritakan semuanya 1. Zarika mencari ummi,dan bersimpuh.mendengar semua nasehat umminya melarangnya menikah dengan Wisnu karena beda agama. 2. Ummi Laras tidak kaget dengan masa lalu Ryan karena itu bukan kondisi dosa di mata Allah. 1. Orangtua Zarika melarang Zarika meninggalkan islam.itu artinya melarang menikah jika harus pindah agama 2. Ummi Laras merestui hubungannya dengan Ryan 1. Zarika akhirnya memilih untuk meninggalkan Wisnu,karena Zarika menuruti ridha orangtuanya 2. Laras akhirnya memutuskan menikah dengan Ryan walau berat hidup dalam kenangan perempuan lain 1. Zarika : cerdas,cantik 2. Laras:cerdas,berbakti kepada umminya, tidak 221, , , , , , ,223,

59 46 peduli dengan hal yang tidak penting b. Tokoh tambahan dan penokohan 1. Ziah:cerdas 2. Umi Aminah:tegar,bijaksana 3. Aisyah:peduli, sopan 4. Risma:ketus,kikir 5. Umar:baik,bijaksana 6. Herman:egois 7. Wisnu:baik, cerdas 8. Zainal:penyayang, baik 9. Zubaidah:iri,tidak cerdas 10. Zidan:putus asa, baik 11. Abah:penyayang,sabar 3. Tema 1. Masalah keluarga 2. Masalah percintaan 4. Latar a. Latar Tempat b. Latar Waktu 1. Di Cafe 2. Di Kantor 3. Di Salon 4. Masjid besar daerah Kalideres di wilayah Jawa Barat 1. Pagi Hari 2. Siang Hari 3. Sore Hari 4. Malam Hari 71-72, ,125 21, 25 25,27 27, , 37 37, 39 49, , 61 93, , ,209 37, , , , 104 5, , 23, 115, ,120 c. Latar Suasana 1. Sedih 11-12, 32, 41, 51, 60-61, 97, 104, 110, Bahagia 15,52, Tegang 72-73, 120, Sepi 78, Sudut Pandang Persona ketiga:dia 6. Bahasa a.bahasa kiasan 7, 220 b. Bahasa asing 17,36, Amanat 13,

60 47 2. Nilai Moral dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terdiri atas tiga aspek, yaitu: nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Berikut ini disajikan datadata nilai moral yang terdapat di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Tabel 4 Nilai Moral dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia No Nilai Moral 1. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri 2. Nilai moral hubungan manusia dengan orang lain 3. Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan- Nya Bentuk nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi a. Menghargi waktu b. Jujur c. Tanggung jawab a. Tolong menolong b. Dermawan c. Adil d. Peduli a. Berdoa b. Beribadah c. Bersyukur Halaman 138, , , 79 71, , , , ,24,41-42,195,194,96 48,62,72,91 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Rencana pelaksanaan pembelajaran nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, antara lain: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi. Data mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi, disajikan dalam tabel sebagai berikut.

61 48 Tabel 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia di Kelas XI SMA No Komponen Deskripsi Data 1 Standar Kompetensi 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia, novel terjemahan. 2 Kompetensi Dasar 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan 3 Indikator a. Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik. b. Siswa mampu menganalisis nilai moral sastra. c. Siswa mampu mengungkapkan hal-hal yang menarik dari tokoh. d. Siswa mampu menemukan hal yang patut diteladani dari tokoh dan merefleksikan dengan diri sendiri. 4 Tujuan Pembelajaran 5 Bahan Pembelajaran 6 Metode Pembelajaran 7 Langkah Pembelajaran a. Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik. b. Siswa dapat menganalisis nilai moral sastra. c. Siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik dari tokoh. d. Siswa dapat menemukan hal yang patut diteladani dari tokoh dan merefleksikan dengan diri sendiri. a. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. b. Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. c. Nilai moral sastra. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode active learning yaitu sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. a. Pendahuluan 1) Guru memberikan salam dan melakukan absensi pada siswa. 2) Guru memaparkan indikator pembelajaran sastra. 3) Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. b. Inti 1) Siswa membentuk kelompok kecil. 2) Guru menjelaskan materi tentang unsur intrinsik dalam karya sastra yang

62 49 meliputi tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat. 3) Guru menjelaskan mengenai nilai moral sastra 4) Setiap kelompok diminta membaca sinopsis novel, dan menganalisis unsur nilai moral sastra yang meliputi aspek: nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. c. Penutup Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. 8 Sumber Belajar a. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. b. Buku kajian prosa fiksi. c. Buku nilai moral sastra. 9 Evaluasi Penilaian dalam aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (ketrampilan), dan efektif (sikap). B. Pembahasan Data Pada bagian pembahasan data, dibahas tentang unsur intrinsik yang terkandung dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, nilai moral dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yang mengacu pada tiga aspek, antara lain: nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Selain itu, penulis juga membahas bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia di SMA. Berikut ini disajikan isi dari pembahasan data dalam penelitian.

63 50 1. Unsur-unsur Intrinsik Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia a. Alur/ Plot Alur yang digunakan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia ini adalah alur maju karena kejadian yang diceritakan berjalan sesuai dengan urutan waktu. Dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terdapat tahapan peristiwa sebagai berikut. 1) Tahap Penyituasian (Situation) Tahap ini berisi pelukisan atau pengenalan situasi dan tokohtokoh cerita. Dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, kisah ini dimulai ketika Zarika memilih antar cinta atau ridha orangtuanya dan ketika Laras anak satu-satu Umminya mencari jodoh yang diridhai Umminya tetapi tidak sesempurna yang diharapkan. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Baiknya Rika tanya, deh, pendapat Ummi sebelum semuanya terlalu jauh. Zarika menggeleng. Perasaan cinta kepada Mas Wisnu telah begitu dalam. Dia bahkan tak bisa membayangkan hidup tanpa lelaki itu. Dan di menit menceritakan Mas Wisnu kepada Ummi, cinta begitu indah yang mereka miliki akan selesai. (37-38) Nasihat Aisyah, kakak yang paling mewarisi garis wajah Ummi,baru dituruti ketik hubungan mereka makin serius dan Mas Wisnu mengajak menikah. Seandainya tak ada perbedaan itu, mungkin proposal cinta ini akan disambut dengan lonjakan riang seperti kelakuan Zubaidah, adik yang walau bertubuh bongsor tetapi kadang masih bersikap kekanakan. (38)

64 51 Ya Allah, kenapa aku tidak bisa memberikan Ummi calon menantu sempurna untuk meraih ridhanya? Mungkin kesempurnaan itu kadang belum tertangkap manusia, scenario Allah selalu sempurna. (221) Rahasia yang selama ini disimpan Rian dan tak ingin dibaginya kepadaku. Tanggung jawab yang harus dipikul. Beban dan kewajiban yang tak terlintas di benakku sebelumnya. Mimpi buruk para gadis yang menanti pangeran sempurna. (222) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zarika dan Laras sangat menghormati orang tuanya terutama Ummi. Masalah jodohpun mereka harus memilih sesuai dengan ridha Ummi. Selain itu, persoalan jodoh juga harus didiskusikan dengan Ummi. Jadi, tentang pemilihan jodoh harus mendapat restu Ummi tidak mementingkan perasaan masing-masing. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyituasian mulai terlihat saat Zarika dan Laras merasa kekwatiran atau ketakutan untuk memberi tahu keluarganya, tentang jodoh yang akan dikenalkan dengan orang tuanya. 2) Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstanse) Tahap pemunculan konflik berisi masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Tahap pemunculan konflik dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah Zarika dan Laras merasa bimbang saat memilih pendamping hidup. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.

65 52 Jangan sedih dulu, siapa tahu Ummi punya solusi, sebelum semuanya diluar jangkauan Rika. Tampan, cerdas, dan bukan perokok. Religius pula. Mas Wisnu taat beribadah. Masalahnya tempat ibadah lelaki itu dan Zarika berbeda. (38) Kenapa Tuhan member kita cinta jika tidak ada pelajaran di baliknya? Zarika mencari jawaban atas pertanyaan itu selama berharihari sejak Mas Wisnu melamar. (40) Ceritalah,Laras. Awalnya teramat sulit membuka mulut. Detik berikutnya,kalimatku meluncur seperti rentetan peluru yang di muntahkan. Rahasia yang selama ini disimpan Ryan dan tak ingin dibaginya kepadaku.tanggung jawab yang harus dipikul. Beban dan kewajiban yang tak terlintas di benakku sebelumnya. Mimpi buruk para gadis yang menanti pangeran sempurna ( ) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zarika dan Laras bimbang tentang laki-laki yang akan diperkenalkan dengan orang tuanya. Mereka merasa takut jika orang tuanya tidak merestui hubungannya. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan pemunculan konflik mulai terlihat. Zarika merasa semakin ketakutan untuk mengatakan kepada orangtuanya tentang hubungannya dengan Mas Wisnu yang berbeda keyakinan. Tokoh Laras juga merasa sulit untuk mengatakannya, tetapi Laras mengatakannya dengan jujur tentang rahasia Ryan. 3) Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action) Tahap peningkatan konflik berisi konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya, kemudian semakin berkembang. Tahap peningkatan konflik dalam novel Antara Cinta

66 53 dan Ridha Ummi karya Asma Nadia menjadi berkembang yaitu ketika Zarika dan Laras semakin bimbang untuk memilih pendamping hidup. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Bukan persoalan mencari agama mana yang benar.tetapi bagaimanapun setiap orang terikat dengan aturan agamanya sendiri. Dalam Al Qur an, kita tidak di perkenankan menikah dengan non muslim, kecuali apa yang terjadi di masa lalu. Sebelum perkara ini diatur dalam kitab suci. (40-41) Anehnya, reaksi Ummi wajah saja.paras cantik di usianya yang senja sama sekali tak beriak. Apakah menurutmu kondisinya saat ini merupakan dosa di mata Allah?Aku menggeleng. Tidakkah upayanya bertanggung jawab merupakan akhlak terpuji? Berapa banyak laki-laki mau melakukan itu di usia ketika kebanyakan pemuda masih bersenang- senang tanpa ikatan? Ya. Perlu keberanian untuk mengambil tanggung jawab seberat itu. Dan aku ternyata begitu sempurna di matanya,hingga dia kehilangan keberanian untuk membuka tabir masa lalu lebih dini dalam hubungan kami. (222) Jika Allah tak malu dengan apa yang dilakukannya, lalu kenapa kamu? aku terhenyak. Jadi Ummi tidak apa-apa? Ummi mengangguk. Ummi tidak malu kalau putri satusatunya Ummi menikah dengan ( ) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Zarika dan Laras semakin bimbang tentang laki-laki yang akan diperkenalkan dengan orang tuanya. Mereka merasa takut jika orang tuanya tidak merestui hubungannya. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap peningkatan konflik mulai terlihat. Orangtua Zarika melarang hubungannya denga Wisnu karena mereka berbeda keyakinan. Sedangkan tokoh Laras, Umminya tidak

67 54 mempermasalahkan masa lalu Ryan yang pernah menikah, dan sekarang menjadi seorang duda, Umminya tidak malu. 4) Tahap Klimaks (Climaks) Pada tahap klimaks berisi konflik atau pertentangan yang terjadi pada tokoh cerita mencapai titik puncak. Tahap klimaks dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah pada saat orang tua Zarika melarang Zarika meningalkan islam, itu artinya melarang Zarika menikah jika harus meningalkan islam dan Laras yang direstui hubungannya dengan Ryan. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Ketika semua terasa overload tak lagi bisa ditanggung, Zarika pergi mencari Ummi, bersimpuh memohon maaf perempuan itu juga nasehatnya. Cinta memang anugrah tapi kita diberi akal sehat untuk memaknai setiap anugrah dengan sebaik-baiknya. (40) Tetapi secara pribadi,abah dan Ummi mohon Rika tidak pernah meninggalkan islam, agar bisa menjadi tiket ke surge buat Abah dan Ummi. Tangis Zarika pecah. Setiap anak bisa menjadi tiket ke surga atau neraka bagi orangtuanya. Mana yang akan dia pilih? (41) Jadi Ummi tidak apa-apa? Ummi mengangguk. Ummi tidak malu kalau putri satu-satunya Ummi menikah dengan Kuliah panjang Ummi segera terdengar. Betapa mulia seseorang yang memutuskan menikah dan bukan pacaran di usia muda. Tidakkah itu keputusan berani yang harus kamu kagumi, Laras? laki-laki yang memilih menikah dari pada melakukan zina. ( )

68 55 Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zarika bertentangan memilih berbakti kepada orang tua agar menjadi tiket ke surga atau memilih Wisnu yang berbeda agama dengan Zarika. Laras yang merasa Umminya tidak akan merestuinya jika ia jujur tentang status Ryan. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap klimaks mulai muncul. Zarika, bersimpuh memohon maaf dan dia ingin berbakti kepada orangtuanya, dia tidak akan meninggalkan islam ataupun berpindah agama. Sedangkan tokoh Laras, Umminya tidak mempermasalahkan masa lalu Ryan yang pernah menikah, Umminya tidak malu jika anaknya menikah dengan duda, yang terpenting akhlak yang baik dan tanggung jawab Ryan kepada putrinya. 5) Tahap Penyelesaian (Denouement) Tahap penyelesaian ini berisi penyelesaian konflik yang sedang terjadi. Tahap penyelesaian dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah pada saat Zarika memilih meninggalkan Wisnu dan Laras akhirnya memutuskan menikah dengan Ryan. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Sepekan melakukan tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan huruf-huruf hijaiyah, Zarika akhirnya tahu keputusan apa yang harus disampaikan kepada Wisnu. (41) Dan Zarika memilih cinta. Bukan cinta yang di tawarkan Mas Wisnu,tetapi cinta lebih besar yang dimiliki pemilik langit dan bumi.cinta pemilik

69 56 segala kehidupan. Cinta yang sama yang akan membawanya kepada ridha orang tua. (42) Jadi Ummi ridha,sekalipun dari pernikahan itu.. Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. (223) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zarika telah memutuskan keputusannya, dia memilih ridha orangtuanya agar menjadi tiket ke surga dengan tetap memilih agamanya. Laras yang mempertanyakan tetang jodohnya, dan akhirnya Umminya tidak mempermasalahkan kalau putrinya menikah dengan duda. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap penyelesaian mulai muncul saat Zarika, memilih agamanya dan meninggalkan Wisnu, demi agama dan demi orangtuanya. Sedangkan tokoh Laras, Umminya tidak mempermasalahkan Ryan yang akan menikahi putrinya, karena Umminya tahu Ryan orang baik. b. Tokoh dan Penokohan Istilah penokohan mempunyai pengertian lebih luas dari pada tokoh atau perwatakan, sebab penokohan mencakup berbagai unsur antara lain siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana pelukisan dalam sebuah cerita sehingga pembaca paham dan mempunyai gambaran yang jelas. Berikut digambarkan tokoh-tokoh di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.

70 57 1) Zarika Tokoh Zarika dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi digambarkan sosok perempuan cerdas, cantik. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Zarika terdiam. Shock. Otak cerdasnya dengan cepat membalik logika yang disampaikan Herman. (36) Abah menggeleng. Anak mereka yang bernama Zarika terbilang paling cantik, cerdas, IP-nya selalu tertinggi selama kuliah. Zarika juga punya karir bagus. (94) Dari kutipan di atas, disimpulkan bahwa tokoh Zarika cerdas, karena selama ia kuliah selalu mendapatkan IP tinggi, dan mempunyai pekerjaan yang bagus. dan Zarika juga cantik. Abahnya selalu mengagumi kepandaian yang dimiliki putrinya itu. 2) Laras Tokoh Laras di dalam novel Antar Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok perempuan cerdas, berbakti kepada Umminya, tidak peduli dengan hal yang tidak penting. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satusatunya dari pandanganya. Presentasi, meeting dengan client, mencari konsep paling tepat termasuk menemukan jargon yang mudah diingat, hingga kalah dengan biro tetangga. (202)

71 58 Jadi Ummi ridha, sekalipun dari pernikahan itu Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. (223) Berat hidup dalam kenangan perempuan lain. Istri pertama Ryan yang sudah meninggal. Duda dengan tiga anak, bayangkan! Bibirku mengulas senyum. Seperti kukatakan di awal. Aku bukan jenis manusia yang gampang di sibukkan dengan isi pikiran orang lain. Baik tetanggaku, orang-orang yang ada disekitarku, atau siapa saja yamg sama sekali tak bersentuhan denganku. Terlepas beredar di lingkungan rumah, antara tetangga,kampus, atau tempatku bekerja. Selama hati Ummi,sedikit dari yang kupedulikan dalam hidup ini, sepenuhnya ridha. ( ) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Laras adalah perempuan yang berbakti dengan Umminya. Laras tidak peduli dengan hal yang tidak penting, termasuk pembicaraan orang lain yang mengunjingnya. Yang ia dengar hanyalah Umminya, termasuk masalah jodoh. Laras menuruti Umminya walau harus menikah dengan seorang duda sekalipun. Asalkan Umminya merestuinya, Laras selalu menjalaninya. Pilihan orang tua adalah ridha Allah, itulah prinsipnya. 3) Ziah Tokoh Ziah di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok perempuan yang cerdas. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Ziah mengangguk tersenyum tipis. Tidak lama kembali meneruskan aktivitas di depan komputer. Sebagai asisten Ummi, Diah merasa berita-berita terkait Ummi dengan blog walking atau memasukkan kata kunci Ummi Aminah di berbagai social media. Seperti Facebook atau Twitter. (71-72)

72 59 Kata Ziah,seterusnya Zubaidah yang akan mendampingi Ummi ceramah. Ziah sendiri akan melanjutkan kuliah S2 dari beasiswa yang diterimanya. (195) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ziah cerdas, dilihat dari Ziah yang menjadi asisten Umminya dan dia juga sudah S1 dan ia akan melanjutkan kuliah S2. Ziah melanjutkan kuliah S2 dengan beasiswa yang diterimanya, karena ia cerdas. 4) Ummi Aminah Tokoh Ummi Aminah di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan seorang ibu separuh baya yang tegar dan bijaksana dalam menghadapi semua persoalan. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Ummi berusaha keras agar terliha tegar. Tapi kalimat kalimat yang meluncur seolah berbalut luka,kesedihan, dan rasa tak percaya pada apa yang terbentang di depannya (121) Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya. Berangsur kemarahan mereda. Zarika, jika kamu sudah menyakiti istrinya,mungkin dia tahu atau bisa membaca situasi. Datangi, mohon ikhlas dan maafnya. Untuk Ummi, mau Rika melakukan itu?. (125) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ummi Aminah memiliki sikap tegar dan bijaksana dalam menghadapi segala persoalan yang sedang ia hadapi dan bersikap baik sebagai ibu yang menjadi panutan putra - putrinya.

73 60 5) Aisyah Tokoh Aisyah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok perempuan yang peduli. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Aisyah, Ummi minta tolong kamu bantu Abah, ya? Temui Umar. Dia tak pernah bisa menolak permintaan dari perempuan paruh baya dengan raut wajah selalu menyiratkan ketulusan. (21) Aisyah berjuang keras agar nada suanya tetap sopan. Di sisinya, Hasan sudah siap angkat kaki. (25) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Aisyah memiliki sifat yang peduli dan sopan. Ia peduli terhadap Umminya ketika Umminya menginginkan bantuanya supaya menemui Umar kakaknya untuk meminta bantuannya tentang masalah uang yang sedang Ummi hadapi. Aisyah juga bersikap sopan terhadap sikap kakak iparnya, walau kakak ipar sering sekali menyakiti keluargannya, sebagai adik ia harus tetap hormat dan bersikap sopan. 6) Risma Tokoh Risma dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sosok perempuan yang ketus dan kikir. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Langsung aja bilang berapa,nggak usah basa-basi! Kalimat Risma lagi. (25)

74 61 Dua ratus juta, Bang! Semudah itu Abang memberikan ke Abah?Dua ratus juta itu banyak bagi keluarga kita!risma kembali berteriak. (27) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Risma memiliki sifat ketus dan kikir terhadap keluarga suaminya karena suaminya sering membantu kesusahan yang sedang dihadapi keluarganya baik Abah maupun adik-adiknya, Umar anak yang berbakti maka dari itu ia selalu membantu orangtuanya. 7) Umar Tokoh Umar dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sosok laki-laki yang baik dan bijaksana. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Dengar Risma, kalau bukan karena Abah, Abang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolah dan menjadi seperti sekarang. Abang memang bukan anak kandung Abah. Tapi bahkan jika tiap sen harta yang Abang punya diberikan ke Abah atau Ummi, Abang belum bisa membalas kebaikan mereka. Pahamitu?. (27) Asal kamu tahu Risma, Abang tak akan sanggup menelan nasi sesuap pun kalau tahu Abah, Ummi, atau adik-adik Abang kesusahan di rumah mereka. Dengar itu!. (27-28) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Umar, baik dan bijaksana. Umar memberi pengertian kepada istrinya agar istrinya tahu bahwa Abah dan Ummi sangat ia dihormati. Ia juga bijaksana menghadapi istrinya yang keras. Umar tidak membedabedakan, istri dan orangtuanya. Umar hanya ingin membantu jika

75 62 orang tuanya kesulitan, karena ia sudah merasa lebih dengan uang yang ia dapatkan sekarang. 8) Herman Tokoh Herman dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok laki-laki yang egois. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Aku nggak bisa Rika. Kamu belum coba rayu Zariaka disertai senyum manis. Herman menggeleng. Tarikan napasnya penuh keyakinan. Aku kira cinta itu menerima seseorang apa adanya. Dari dulu aku begini, kenapa hanya gara-gara urusan remeh hubungan kita harus dipertaruhkan. (36) Waktu dan waktu setelahnya, Zarika merasakan jarak diantara dia dan Herman makin terbentang, hingga akhirnya tak mungkin dipersatukan lagi. Zarika menyibukkan hatinya yang patah kalah oleh rokok dengan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. (37) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Herman adalah orang yang sangat egois. Dia tidak mau menghentikan kebiasaan merokoknya demi Zarika. Dia lebih memilih untuk tidak meninggalkan rokok dari pada hubunganya dengan Zarika. 9) Wisnu Tokoh Wisnu dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok laki-laki yang baik. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Posisi yang disyukuri, tetapi juga mendatangkan ujian lain. Bertemu Mas Wisnu, profil sempurna untuk dia yang mendambakan lelaki cerdas dan tidak merokok. (37)

76 63 Aku nggak memaksa kamu masuk agamaku. Aku tahu Aku percaya, cinta bisa mengalahkan segala hambatan. Dan agama apapun mengajak manusia untuk menebar cinta, bukan permusuhan. Selintas kalimat-kalimat itu terasa benar. Cinta seharusnya cukup. Tak ada yang perlu berubah,rika. Kalimat-kalimat Mas Wisnu menetap di kepala Zarika selama berhari-hari. (39) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Wisnu baik dan cerdas. Ia menyerahkan semua keputusan pada Zarika tidak memaksanya untuk masuk agamanya jika ingin mereka menikah. 10) Zainal Tokoh Zainal dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sosok laki-laki yang memiliki sifat penyayang. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Sebagai suami, dia ingin menjadi sosok yang memberi ketenangan dan dapat diandalkan istri. Mampu memberikan yang terbaik bagi keluarga yang telah Allah amanahnya. (49) Mata Rini berbinar lebih terang dari biasa. Itu hadiah untuk istri Abang yang cantik. Beneran,untuk Rini? Zainal mengangguk. Lagian udah lama Abang nggak beliin sepatu baru, kan?. (53) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zainal sangat menyayangi istrinya dan baik. Zainal sangat senang dapat memberi hadiah sepatu untuk istrinya yang sudah lama Zainal tidak membelikan hadiah istimewa untuk Rini. Zainal juga baik memberi

77 64 ketenangan dan memberi yang terbaik untuk keluarga yang Allah amanahkan padanya. 11) Zubaidah Tokoh Zubaidah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sesosok perempuan iri dan tidak cerdas.hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Sejak kecil, Zubaidah bisa melihat dialah itik buruk rupa dalam keluarga satu satunya di antara anak Ummi yang tidak cepat menangkap pelajaran, malah pernah tinggal kelas. Memecahkan rekor yang sebelumnya tak pernah dicatat saudara-saudaranya. Ketika tahun-tahun berlalu dan perbedaan yang ada semakin jelas, diam-diam perasaan sedih bercampur iri singgah di hati. (11-12) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zubaidah iri dengan saudara-saudaranya karena dia tidak cantik dan juga tidak cerdas. Zubaidah sangat berbeda dengan saudaranya. Hal itu yang menyebabkan Zubaidah tidak percaya diri. 12) Zidan Tokoh Zidan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sosok laki-laki yang seperti perempuan. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Zidan juga pengen jadi cowok macho, perkasa Kayak Zainal atau Bang Umar. Tapi kan Ummi tahu sendiri. Sampai kapan pun Zidan kagak bakalan bisa membuat Abah bangga. Keluh pemuda yang senang mengenakan kaus-kaus warna menyala itu, bernada frustasi melaporkan sikap dingin Abah ke Ummi.. (59)

78 65 Zidan senang gaya Ummi menasehat tanpa menghakimi. Sumpah, berat sekali melawan kecenderungan diri. Selama ini Zidan bisa menampik godaan rokok, minuman keras bahkan narkoba. Tetapi tak sanggup menjadi sosok yang bukan dirinya. (61) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zidan putus asa dan baik. Abah Zidan tidak menerima keadaannya yang berpenampilan seperti perempuan. Zidan laki-laki baik, dia bisa menjaga diri dari godaan rokok, minuman keras dan narkoba. 13) Abah Tokoh Abah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan sosok laki-laki yang memiliki sifat penyayang dan sabar. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut. Di hadapan Abah, Ummi masih tersedu sedan. Abah mengeser duduknya,hingga cukup dekat dan bisa memeluk istrinya. Pertama,prasangka baik dulu,kan. Ummi sendiri yang bilang. Harus mencari sampai empat puluh prasangka baik, sebelum berprasangka buruk sama orang ya, kan? Iya, dulu Abah yang ajarin ummi haditsnya. Abah tersenyum. (93) Abah menghapus air mata yang mengembun di kelopak Ummi. Jangan marah, tanyakan baik-baik. Siapa tahu berita itu hanya fitnah. Fitnah atau sesuatu yang belum tentu benar tidak boleh meredupkan kebahagiaan istri Abah. (95) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh abah sangat menyayangi istrinya dan sabar dalam menyikapi Sesuatu hal dengan hati dan pikiran yang dingin. Sebagai suami yang baik ia

79 66 c. Tema Minor selalu mengigatkan istrinya dan menenangkan hati istrinya yang sedang menangis. Tema minor adalah tema-tema tambahan atau tema sampingan dari tema mayor. Tema minor sering di sebut sebagai permasalahan dalam sebuah cerita. Dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi ada beberapa tema minor atau yang mengacu dalam tema mayor, antara lain adalah sebagai berikut. 1) Masalah keluarga Masalah keluarga dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan oleh tokoh tambahan Risma dan Umar, pasangan suami istri. Istri Umar iri terhadap keluarga Umar,karena suaminya sering membantu kesulitan ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini. Kalau urusan keluarga Abang,selalu didahulukan.dua ratus juta itu besar,bang.lagian... Lagian kan,abah... Lagian Abah kenapa? Lagian kenapa? Abang,kan, Cuma anak tiri Abah.bukan anak kandung! Dengar Risma,kalau bukan karena Abah,Abang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolah dan menjadiseperti sekarang. Abang memang bukan anak kandung Abah.tapi bahkan jika tiap sen harta yang Abang punya diberikan ke Abang atau Ummi,Abang belum bisa membalas kebaikan mereka.paham itu? Abang nggak adil!teriak Risma semakin keras,kalau untuk keluarga Risma,Abang selalu berhitung. Dua ratus juta,bang!semudah itu Abang memberikan ke Abah?dua ratus juta itu banyak bagi keluarga kita!risma kembali berteriak.

80 67 Asal kamu tahu Risma,Abang tak akan sanggupmenelan nasi sesuap pun kalau tahu Abah, Ummi, atau adik-adik Abang kesusahan di rumah mereka.dengar itu! (26-28) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Risma sangat iri terhadap keluarga suaminya. Ia tidak rela jika suaminya selalu membantu Abi dan Umminya jika ekonomi keluarganya kekurangan. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah keluarga Umar dan Risma terjadi karena Risma tidak ingin uang hasil kerja suaminya terbagi untuk adik dan orang tua Umar, karena ia merasa sudah banyak uang yang keluar untuk keluarga suaminya. Risma merasa tidak perlu membantu terus menerus, tetapi sebagai seorang anak yang berbakti kepada orangtua, Umar selalu membantu jika keluarganya memerlukan bantuan uang darinya. Umar merasa sudah lebih dari cukup uang untuk Risma dan anaknya, maka dari itu Ia tidak keberatan jika orangtua dan adiknya minta bantuan uang darinya. 2) Masalah percintaan Percintaan bagi setiap orang memiliki kisah tersendiri, masalah percintaan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi terjadi pada tokoh Zarika yang mencintai Wisnu yang bekerja di kantor Zarika bekerja, tetapi Zarika dan Wisnu berbeda agama itu yang membuat keluarga Zarika tidak merestui hubungan mereka. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

81 68 Kalau Zarika percaya dengan Ummi dan Abah, kali ini Abah buka suara,jangan menikah kecuali Wisnu bersedia masuk Islam. Abah kira keluarganya jika taat akan berpikiran yang sama juga.jangan menikah jika harus berpindah agama.tetapi secara pribadi,abah dan Ummi mohon Rika tidak pernah meninggalkan Islam,agar bisa menjadi tiket ke surga buat Abah dan Ummi. (41) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa orang tua Zarika sangat taat pada agamanya dan melarang dengan bijaksana hubungan percintaan putrinya dengan Wisnu. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa orangtua Zarika melarang hubungannya dengan Wisnu karena mereka berdua berbeda keyakinan, jika keduanya tetap berhubungan. Salah satu dari mereka harus menaruhkan agamanya. Ketaatan orangtua Zarika yang melarang jika harus berpindah agama. Orangtua Zarika melarang hubungan anaknya, jika anaknya harus berpindah agama Begitupun dengan hubungan Zarika selanjutnya dengan Ivan seorang pegawai di kantor Zarika bekerja, Zarika di larang dekat karena Ivan adalah seorang laki-laki beristri. Zarika sadar sudah mendekati seseorang yang sudah mempunyai istri. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ummi nggak ridha, Zarika tidak akan pernah ridha! Hancur hati Ummi. Zarika menubruk ummi lalu memeluknya erat beberapa waktu, ibu dan anak itu melebur air mata. Maafkan Rika, Mi ridha Ummi, ridhanya Allah... Zarika takut. Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya berangsur kemarahan mereda.

82 69 d. Latar Zarika, jika kamu sudah menyakiti istrinya, mungkin dia tahu atau bisa membaca situasi. Datangi, mohon iklas dan maafnya untuk Ummi, mau Rika melakukan itu? Zarika mengangguk kebaikan apapun akan dia lakukan untuk Ummi demi menebus kesalahan yang telah melukai perempuan terkasih itu. ( ) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ummi Zarika sangat kecewa dan marah karena Zarika berhubungan dengan orang yang sudah beristri. Ummi Zarika sangat menyayangi Zarika, maka dari itu sebelum Zarika berbuat hal yang tidak diinginkan. sebagai seorang Ibu, Ummi Zarika harus mengingatkan putrinya untuk selalu ke jalan yang benar. Sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, Zarika meminta maaf atas kesalahannya. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tema minor yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi antara lain keluarga, percintaan. Tema minor menggambarkan terjadinya peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh tambahan. 1) Latar Tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Kejadian-kejadian dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia ini terdapat di banyak tempat, sehingga latar tempat dalam novel ini tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Secara garis besar di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, latar berkisar

83 70 pada empat tempat, yaitu di cafe, kantor, salon, masjid besar di wilayah Jawa Barat. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Zubaidah terkesiap kaget,juga malu membayangkan Ziah, Mak Inah, dan pastinya juga Ummi yang baru pulang dari ceramah ikut mengeryitkan alis melihat apa yang dilakukannya di cafe sederhana di pinggir jalan. (17) Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah cafe sejak pukul lima sore dialog berlangsung alottugas meyakinkan klien belum juga menemukan titik usai ketika waktu Magrib tiba. (209) Dari kutipan pertama terlihat latar tempat di sebuah cafe. Saat Zubaidah di jemput kakak, Ummi dan adiknya. Mereka melihat Zubaidah di cafe pingir jalan, maka dari itu mereka menghampiri Zubaidah untuk mengajaknya pulang ke rumah bersama mereka naik mobil, yang dikendarai kakak Zubaidah. Kutipan kedua saat Zarika rapat di cafe dengan klien. Zarika rapat hampir satu jam tetapi rapat belum juga selesai, karena sulit untuk meyakinkan kliennya Zarika, yang rapat dengannya di sebuah cafe. Tidak hanya di cafe, berikut latar tempat di kantor, dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Karir gadis berjilbab yang penampilannya modern itu melesat pesat. Bertambah,tidak instan,tapi tahu-tahu sudah duduk di kursi direksi. (37) Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku.terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu,dan seolah merebut anak satusatunya dari pandangannya. (202)

84 71 Dari kutipan tersebut terlihat latar tempat di kantor, dapat dilihat dari kalimat kursi direksi adalah suatu jabatan yang ada pada sebuah kantor, dan pada kutipan berikutnya, sudah dijelaskan tempatnya di kantor yang bergerak di bidang periklanan atau advertising. Latar tempat berikutnya adalah salonnya Zidan. Berikut kutipan salon milik Zidan. Zidan hafal betul kebiasaan Zubaidah menyenangkan lakilaki yang sedang didekatinyakakaknya itu memang paling royal kalau urusan cowok. Mulai mentraktir, membawanya ke salon gratisan karena milik adik sendiri atau apapun agar cowok disukai membalas perasaannya. (58) Seperti mendapatkan ide baru Zubaidah berjalan cepatcepat meninggalkan Zidan yang termangu di pelataran salon. (65) Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Zubaidah dan Joko ke salon milik Zidan, adik Zubaidah sendiri untuk merapikan rambut Joko dan untuk menyenangkan laki-laki yang disukainya, agar Joko senang dengan perhatian yang diberikan Zubaidah kepadannya. Zubaidah memang senang menyenangkan hati orang yang yang di sukai, apapun dia lakukan, untuk orang yang dia sayangi. Setelah selesai merapikan rambut Joko, Zubaidah langsung pergi meninggalkan salon milik adiknya. Latar tempat berikutnya dapat dilihat di bawah ini. Kalau boleh, saya ambil lagi Bang. Besok sebelum Dzuhur, Ummi mau ngisi pengajian di masjid daerah Kalideres. Doain rame. (140)

85 72 Zainal menyebutkan nama sebuah Masjid cukup besar di wilayah Jakarta Barat, sambil memasukkan tiga kotak sepatu titipan Bang Iyan ke dalam kantung plastik hitam agar tidak bercampur dengan barang-barang dagangannya. (141) Dari kutipan tersebut terlihat latar tempat di sebuah Masjid besar daerah Kalideres di wilayah Jakarta Barat. Tempat Zidan akan berjualan sepatu. Sambil menunggu Ummi yang sedang mengisi pengajian, Zidan tidak terdiam saja, dia berjualan sepatu untuk menambah uang agar keluarga kecilnya terpenuhi. Apalagi dia akan mempunyai anak kedua yang sedang di kandung istrinya, jadi dia kerja sampingan dengan berjualan sepatu. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa latar tempat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi antara lain: cafe, kantor, salon, dan masjid. Latar tempat berhubungan dengan dimana terjadi peristiwa. 2) Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita. Latar waktu yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari. Berikut ini uraian latar waktu dalam novel tersebut. a) Pagi hari Peristiwa dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terjadi pada pagi hari. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

86 73 Pagi-pagi, Zubaidah sudah mampir ke salonnya, berboncengan motor dengan cowok hitam manis yang dipanggil Mas Joko. (57) Dini hari pukul tiga lewat tiga puluh menit. Tetes bening dari mata akhirnya jatuh.membasahi ujung sajadah tempat dia bersujudtujuh wajah berkelebat, lalu berputar mengisi ruang imajinasinya,makin lama makin cepat setiap wajah membuat dadanya memompa air mata hingga mengalir lebih deras. (104) Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa peristiwa cerita terjadi pada pagi hari yang digambarkan oleh tokoh Zubaidah dan Mas Joko datang ke salon pagi-pagi dan tokoh Ummi Aminah yang salat tahajut pukul tiga lewat tiga puluh pagi hari. Peristiwa tersebut terjadi pagi hari saat Ummi Aminah salat di rumah. b) Siang hari Peristiwa dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terjadi pada siang hari. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Peristiwa di hadapannya sulit dipercaya.masih mungkinkah berharap ini cuma mimpi? Tetapi semua nyatasejelas cahaya matahari yang hampir tegak lurus di atas kepala. (5) Cerocos Mak Inah sambil menyapu halaman, saat siangnya gadis itu curhat ke perempuan tua yang tak pernah lepas dari kain batik. (135)

87 74 Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya keterangan waktu seperti cahaya matahari yang hampir tegak lurus di atas kepala. Keterangan waktu tersebut menunjukkan jam 12 siang yang sangat panas. Keterangan waktu siang hari juga dapat dilihat saat siang Zubaidah curhat dengan Mak Inah. c) Sore hari Peristiwa dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terjadi pada sore hari. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Zubaidah tersipu. Mengamati Mas Joko lebih cermat. Semoga lelaki yang wajah gantengnya telah menghipnotisnya sesoren ini, belum beristri, bisik Zubaidah dalam hati. (15) Seperti sore ini. Dua ratus juta itu nggak sedikit, lho, Aisyah. Kalimat kedua dari mulut Risma setelah sambutan. Khas : pasti ada keperluan, nih, makanya kemari. (23) Percakapan sore itu mengakhiri perang yang sebelumnya dikobarkan Zarika. Dia dan Ivan semakin dekat. Tidak ada kata cinta yang diumbar atau jadian! Gadis berwajah bulat telur itupun tak peduli jika hubungan mereka tak memiliki nama. (115) Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah café sejak pukul lima sore. (209) Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya keterangan waktu seperti sore hari. Kutipan

88 75 pertama terjadi pada saat Zubaidah dengan cowoknya, yang bernama Joko sedang berduaan di sebuah cafe. Kutipan kedua terlihat saat Aisyah datang ke rumah Risma. Selanjutnya pada kutipan ketiga terlihat Zarika dan Ivan semakin dekat. Kutipan terakhir Zarika rapat di cafe pada sore hari. d) Malam hari Peristiwa dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia terjadi pada malam hari. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Suara salamnya kali ini tak mendapat sambutan tangan terkembang dari Ummi.perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster batik dan jilbab sederhana, terus menatap tajam dengan sebersit kemarahan yang tersisa di wajah. Di sampingnya, Abah mengangguk kecil ke arah Zarika. (120) Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah cafe sejak pukul lima sore. Dialog berlangsung alottugas meyakinkan klien belum juga menemukan titk usai ketika waktu magrib tiba. Aku terus melihat bergulirnya waktu lewat layar ponselberharap meeting kami segera selesai. Jika tidak, aku terpaksa berpamitan ke mushola, sebelum waktu sholat berakhir. (209) Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat dilihat bahwa adanya keterangan waktu seperti malam hari salah satunya terjadi pada Zarika yang datang ke rumah Umminya pada malam hari, untuk meminta maaf pada Umminya karena Zarika sudah melakukan kesalahan yang membuat Umminya

89 76 marah, dan latar waktu malam hari dapat dilihat saat Zarika rapat hingga magrib tiba, belum juga selesai. Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa latar waktu berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa. Latar waktu dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi antara lain: pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari. 3) Latar Suasana Latar suasana adalah apa saja yang terjadi ketika tokoh melakukan sesuatu. Suasana yang tergambar dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sebagai berikut. a) Sedih Sedih merupakan salah satu emosi akibat berhadapan dengan situasi yang mengecewakan dan muncul akibat penderitaan karena luka, derita, dan sakit. Beberapa kutipan suasana sedih yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sebagai berikut. Sejak kecil, Zubaidah bias melihat dialah itik buruk rupa dalam keluarga.satu satunya di antara anak Ummi yang tidak cepat menangkap pelajaran, malah pernah tinggal kelas. Memecahkan rekor yang sebelumnya tak pernah dicatat saudara-saudaranya. Ketika tahun-tahun berlalu dan perbedaan yang ada semakin jelas,diam-diam perasaan sedih bercampur iri singgah di hati. (11-12) Allah,betapa ingin Zarika menangis. Menumpahkan semua keluh kesah seperti yang dulu biasa dilakukan sambil bersandar di bahu Ummi. Rindu dengan kalimat-

90 77 kalimat mujarab Ummi yang mengganti setiap keresahan dengan kedamaia. (32) Tangis Zarika pecah.setiap anak bias menjadi tiket ke surga atau neraka bagi orang tuanya. Mana yang akan dia pilih?semakin deras titik air jatuh di wajahnya yang putih bersih saat Ummi menyitir ayat Al-Qura an sambil memeluknya erat. (41) Zainal mengangguk. Dalam hati menahan perih melihat pengertian istrinya. Enam tahun pernikahan,satu putra, dan satu lagi menjelang lahir. Hidupnya belum beranjak. Masih di sini- sini juga. Untunglah dia tak salah memilih istri. Mungkin ridha Ummi dan Abah juga saat lelaki itu menyododorkan nama untuk untuk mereka pinang. (51) Air mata tumpah membasahi daster panjang yang dikenakan Ummi. Setiap kita punya ujian masih-masing menuju ridha- Nya. Ummi dan Abah berdoa kamu tidak pernah berhenti berjuang menjalani takdirmu. Dan takdir itu adalah menjadi laki-laki,bukan yang lain.ummi paham itu sulit. Setiap perjuangan untuk tetap berada di jalan surga memang tidak ada yang mudah. Kan Zidan tahu surga memang dikelilingi hal-hal yang tidak mengenakan. Kebalikannya neraka.. (60-61) Abah memandangi istrinya yang melangkah keluar kamar. Sekarang ketika Ummi sedih bagaimana dia bisa menambahkan persoalan lain? (97) Apa yang dilakukan putrinya membuka kembali lembaran lama. Sakit hati perempuan yang tersisih. Yang tak lagi mendapatkan tatapan cinta dari suami. Luka sumber kelemahan hati yang berusaha disembuhkan dengan dzikir dan rangkaian ibadah. Sambil dalam hati berdoa, agar tak satupun dari keturunannya menorehkan derita yang sama kepada perempuan lain. Sebab persoalan ini akan membuka

91 78 lorong kesedihan yang berpuluh tahun berusaha ditutup rapat-rapat. (104) Ummi dan air mata yang diam diam tumpah di pipi setiap malam,ketika Bapak tak pernah pulang. Tetesan bening yang berusaha keras disembunyikan Ummi dari penglihatan anak-anak. Tetapi Aisyah menjadi saksi akan bentangan panjang sujud-sujud ibunya yang menyembunyikan sedu sedan dengan menempelkan wajah pada sajadah, agar Umar dan Aisyah tak terbangun. Tetapi suara isak yang tertahan dan bahu Ummi yang bergerak-gerak dalam guncangan kecil,menyampaikan getar luka begitu dalam. (110) Pertahanan gadis berkerudung itu kandas. Zarika menyerah. Tersedu-sedu di meja. Menangis cinta yang harus berakhir sebelum dimulai. (115) Berdasarkan kutipan kutipan di atas, dapat disimpulkan suasana sedih yang dirasakan Zubaidah, Ummi, Zainal, dan Zarika karena permasalahan yang sedang dihadapi mereka. Semua masalah yang dihadapi tokoh-tokoh di atas terlihat saat tokoh itu menangis, mengeluh. Tokoh Zubaidah sedih karena dia tidak seperti saudara-saudaranya yang cantik dan pandai. Dia merasa tidak percaya diri dengan keadaannya. Tokoh Ummi merasa sedih karena putrinya hampir saja merebut suami orang, hal itu mengingatkannya pada luka yang pernah Ummi rasakan dulu. b) Bahagia Bahagia adalah perasaan senang yang dirasakan dan dimiliki seseorang. Beberapa kutipan suasana bahagia yang

92 79 terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sebagai berikut. Zubaidah sendiri tak memedulikan profesi,tetapi tak bisa menyembunyikan kegembiraan jika bisa bersanding dengan lelaki tampan yang membanggakan. (15) Dia bahagia menikah dengan seorang pekerja keras,sosok sederhana yang tak mendadak minta dihormati ketika di rumah. Lelaki yang senantiasa mengenakan kopiah itu selalu mendahulukan istri dan anaknya. Ketika Kak Zarika atau Bang Umar datang dan membawa sedikit oleh-oleh misalnya, dia akan memisahkan sepotong dua potong kue untuk keluarga kecilnya. Bahkan tanpa perlu Rini minta. (52) Sore tadi,anak gadisnya menelepon dengan suara dipenuhi keriangan. Setelah beberapa bulan sebagian cahaya di wajah cantiknya hilang akibat menanggung kesedihan berpisah dengan Ivan. Katanya,mohon doa Ummi, siapa tahu yang sekarang akan menjadi jodoh Zarika. Amin Amin. Dia dan Abah akan berdoa sungguhsungguh tentang ini. ( ) Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa suasana bahagia yang dirasakan tokoh tokoh dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi di antaranya Zarika, Zubaidah, dan Rini. Kebahagiaan yang dirasakan mereka antara lain bahagia jika bersanding dengan orang yang disayang, itu harapan Zubaidah dan Zarika selama ini. Kebahagiaan juga dirasakan oleh Rini yang mendapatkan suami orang yang baik, dan bertanggung jawab seperti Zainal.

93 80 c) Tegang Beberapa kutipan Susana tegang yang terdapa dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sebagai berikut. Tiba-tiba pandangan Ziah berhenti di satu kalimat,twit dari seseorang yang tidak dikenal. Tuti_ajah Tuti Tamborin. Anak gadis ustadzah Ummi Aminah merebut suami orang!. (72-73) Suara salamnya kali ini tak mendapat sambutan tangan terkembang dari Ummi. Perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster batik dan jilbab sedehana, terus menatap tajam dengan sebersit kemarahan yang tersisa di wajah. Di sampingnya, Abah mengangguk kecil kea rah Zarika. Benar apa yang ramai dibicarakan orang, Zarika?Ummi tak menunda. Pikir Zarika. Langsung ke inti persoalan. Zarika bisa menjelaskan, Ummi. Tidak seburuk itu. Ummi berdiri dari kursinya. Suaranya terdengar menahan emosi saat mengulang pertanyaan, sementara anak gadisnya tergugu beberapa detik hanya bisa diam. Jawab saja pertanyaan Ummi. Benar atau tidak.kalau fitnah berarti tidak ada yang perlu dipersoalkan.kecuali jika ternyata Ummi menarik napas panjang,yang digunjingkan mereka itu benar. (120) Suara langkah-lngkah tegap,bergegas. Penjelasan bernada panik dari putranya yang sholih terdengar tak beraturan ditingkahi tarikan-tarikan bernada memerintah. (150) Dari kutipan-kutipan di atas, terlihat ketegangan Ziah saat membaca twit dari seseorang yang tidak dia kenal. Ketegangan juga dirasakan Zarika saat berkunjung untuk meminta maaf kepada Ummi yang tidak mendapat sambutan salam padahal ada Ummi di rumah. Dan ketegangan saat ada

94 81 orang bergegas dan menarik sambil bernada memerintah Zainal. d) Sepi Suasana sepi yang terjadi di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yaitu pada saat rumah Abah sepi hanya Abah, Ummi, dan Mak Inah karena Ziah, Zubaidah, Zainal dan keluarga kecilnya sedang pergi dengan urusannya masing-masing. Hal itu dapat diketahui melalui kutipan berikut ini. Suasana rumah Abah sepi. Ziah tadi hanya muncul sebentar bersama Zubaidah,katanya ada perlu ke ATM. Zainal sedang mengambil sepatu di Bogor sekalian mengajak istri dan anaknya jalan-jalan, kata Ummi. Jadi hanya mereka dan Mak Inah yang belum lama keluar dengan tiga cangkir teh manis dan sepiring singkong goreng. (78) Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satu-satunya dari pandangannya. (202) Dari kutipan di atas, terlihat suasana sepi di rumah Ummi. Hanya Abah, Ummi, dan Mak Inah pembantu di rumah Ummi Aminah. Karena anak-anak Ummi sedang pergi dengan urusannya masing-masing. Suasana sepi juga dirasakan Umminya Laras karena sering ditinggal Laras bekerja, di rumah hanya mereka berdua.

95 82 Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa latar suasana berhubungan dengan keadaan hati/ suasana hati saat itu, yang dirasakan oleh tokoh. Latar suasana dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi antara lain: sedih, bahagia, tegang, dan sepi. e. Sudut pandang Dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sudut pandang yang digunakan adalah pusat pengisahan persona ketiga, pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang pesona ketiga, gaya dia Berikut ini adalah kutipan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yang digambarkan sudut pandang persona ketiga. Dia tak pernah bisa menolak permintan dari perempuan paruh baya dengan raut wajah yang selalu menyiratkan ketulusan. Sembilan bulan lebih perempuan itu mengandung. Mustahil menghitung jasa yang sudah ditanamkan ke diri Aisyah hingga usia hampir empat puluh ini. (21) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga mahatahu. Pengarang bertindak sebagai narator yang mengetahui semua hal tentang tokoh, peristiwa,dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakaginya. Hal ini ditunjukkan oleh pengarang dengan mendeskripsikan tindakan Aisyah yang tidak bisa menolak permintaan Umminya.

96 83 f. Bahasa Bahasa dalam seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan unsur bahan, alat, sarana, yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang mengandung nilai lebih daripada sekedar bahannya itu sendiri. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Dipihak lain sastra lebih dari sekedar bahasa, deretan kata, namun unsur kelebihannya itu pun hanya dapat diungkapkan dan ditafsirkan melalui bahasa. 1. Bahasa kiasan Bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan dan menyamarkan sesuatu hal dengan yang lain. Berfungsi untuk menarik perhatian, dan menimbulkan kejelasan gambaran. Berikut ini kutipan bahasa kiasan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi. Pagi tadi, semua cerah.sama sekali tak ada pertanda awan gelap akan tiba-tiba membungkus hamparan biru yang menghiasi langit. (7) Ketika jawaban itu akhirnya berada dalam gengaman, kesiapan yang kubangun ternyata pecah berkepingkeping.aku berlari,terbang menjauh seperti merpati yang sayapnya terluka. (220) Dari kutipan di atas, frasa membungkus hamparan biru berarti mendung. Selanjutnya kutipan kedua pada frasa pecah berkeping-keping berarti gagal.

97 84 Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa kiasan yang digunakan antara lain: membungkus hamparan biru, pecah berkeping-keping. 2. Bahasa Asing Bahasa asing adalah bahasa milik bangsa lain yang dikuasai biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiokultural tidak di anggap sebagai bahasa sendiri. Berikut ini kutipan bahasa asing dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi. Zubaidah terkesiap kaget,juga malu membayangkan Ziah, Mak Inah, dan pastinya juga Ummi yang baru pulang dari ceramah ikut mengeryitkan alis melihat apa yang dilakukannya di cafe sederhana di pinggir jalan. (17) Zarika terdiam. Shock. Otak cerdasnya dengan cepat membalik logika yang disampaikan Herman. (36) Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satusatunya dari pandanganya. Presentasi, meeting dengan client, mencari konsep paling tepat termasuk menemukan jargon yang mudah diingat, hingga kalah dengan biro tetangga. (202) Dari kutipan di atas, cafe merupakan bahasa inggris yang berarti tempat minum yang pengunjungnya di hibur dengan musik. Shock dalam kutipan kedua berarti terkejut, Selanjutnya pada kutipan ketiga advertising dalam bahasa Indonesia berari

98 85 periklanan, meeting yang berarti pertemuan dan client yang berarti pelangan. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa asing yang digunakan antara lain: cafe, shook, advertising, meeting, dan client. g. Amanat Amanat merupakan pesan positif dari pengarang yang disampaikan kepada penikmat sastra melalui karya sastranya agar di akhir cerita pembaca dapat memetik hikmah dibalik peristiwa tersebut. Amanat yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan di berikut ini. Tapi jilbab itu identitas muslimah, sayang. Iya Idah. Menuruti orang tua nggak bakal rugi, kok!imbun salah satu kakaknya mendengar gerutan sang adik. Jilbab menjaga kita dari pandangan nakal lelaki tak bertanggung jawab!tutur abangnya, Zainal, yang ke mana-mana tak lepas kopiah. (13) Berangsur kubuka lagi catatan memori atas ridha Ummi: Tidak terlibat narkoba,tidak pernah dipenjara,muslim, dan menegakkan sholat. Alhamdulillah, semuanya terpenuhi. Hari-hariku kembali cerah. Aku jatuh cinta lagi. ( ) Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengarang menyampaikan amanat yang sangat baik. Amanat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia antara lain: (1) memakai jibab itu keharusan bagi muslimah, sebagai orang tua sangat baik mengharuskan putrinya untuk memakai jibab, dan (2) ridha orang tua

99 86 adalah ridha Allah, maka dari itu memilih jodoh yang baik dan yang diridhai orang tua akan membuahkan kebahagian kedepannya nanti. 2. Nilai Moral dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Pembahasan data ini akan dibahas sesuai dengan uraian tabel yang telah dikemukakan pada penyajian data nilai moral sastra dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yang meliputi aspek nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. a. Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri Hubungan manusia dengan dirinya sendiri disebutkan caracaranya di dalam ayat-ayat takwa dan dicontohkan dengan keteladanan Nabi Muhammad. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dalam uraian berikut ini. 1) Menghargai Waktu Menghargai waktu adalah ketika seseorang dapat menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Dalam kutipan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia tentang ajaran menghargai waktu dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Pulang! Udah mau maghrib masih di rumah laki-laki. Cepetan pulang! (138)

100 87 Aku terus melihat bergulirnya waktu lewat layar ponsel. Berharap meeting kami segera selesai.jika tidak, aku terpaksa berpamitan ke mushola, sebelum waktu sholat berakhir. (209) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zainal menghargai waktu maghrib, menyurub Zubaidah pulang karena sudah maghrib dan tokoh Zarika yang sangat menghargai waktu salat, walaupun sedang meeting. Zarika tetap menyepatkan diri untuk pergi ke mushola salat magrib. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri dapat dilakukan dengan cara menghargai waktu. Zarika adalah perempuan yang baik maka dari itu waktu magrib, ia harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim, walaupun sedang meeting. 2) Jujur Perbuatan benar atau jujur merupakan lawan dari dusta atau bohong. Kejujuran pertama yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan oleh Zubaidah menjawab pertanyaan Ziah dengan jujur. Kejujuran kedua yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan oleh tokoh Zarika, Zarika mengatakan dengan jujur bahwa ia tidak merebut Ivan dari istrinya. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut ini. Berawal dari keributan pagi ini. Zubaidah yang emosi tidak terima tuduhan yang dialamatkan Ziah.Adiknya yang

101 88 cerdas dan bermata lentik itu mencecarnya setelah berharihari memendam kerisauan sendiri. Enak aja Mas Joko masih single, kok. Nggak mungkin!buktinya Apa buktinya?biar bodoh gini-gini aku tahu mana yang bujangan dan mana yang bajingan! Ssshhh! Aku nggak mungkin ngerebut suami oraaang! Mungkin saja Zarika, kan? (92) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zubaidah telah jujur mengatakan yang sebenarnya kepada Ziah. Ziah adalah adik dari Zubaidah. Zubaidah mengatakan dengan jujur kepada Ziah bahwa ia tidak merebut suami orang dengan isu bahwa anak perempuan Ummi Aminah merebut suami orang. Kejujuran yang kedua adalah kejujuran Zarika kepada Umminya. Dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Ummi, Zarika tidak bermaksud begitu. Hubungan Zarika dan Ivan belum sampai ke tahap membicarakan pernikahan.. (122) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Zarika berkata jujur tentang hubungannya dengan Ivan. Mereka tidak berhubungan dan tidak membicarakan ingin menikah. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri dapat dilakukan dengan cara jujur karena kejujuran sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari. Zubaidah yang di tanya adiknya menjawabnya dengan jujur, dan Zarika yang jujur kepada Umminya tentang hubungannya dengan Ivan.

102 89 3) Tanggung Jawab Allah Swt memikulkan ke atas pundak manusia tugas-tugas yang wajib manusia laksanakan, baik dalam hubungan dengan Allah Swt maupun dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Tanggung jawab dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia digambarkan oleh tokoh Umar. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Suaminya memang bukan orang berada, meski ibunya seorang daiyah terkenal. Orang luar mungkin sulit membayangkan kesederhanaan keluarga mereka, tetapi Zainal sudah sejak awal bersikap terbuka tentang ini dan Rini menerima. Bukan kemapanan harta yang dicari muslimah itu dari calon suaminya. Tapi tekad dan tanggung jawab, serta kesungguhan membimbing keluarga kecil mereka. (52) Dia anak tertua di keluarga Ummi. Tulang punggung. Istrinya harus bisa memahami itu. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta, Umar merasa berkewajiban mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. (79) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tanggung jawab yang dilakukan Zainal terhadap keluarga kecilnya sangat dihargai istrinya dan tanggung jawab Umar sangatlah besar. Ia akan memperjuangkan adik-adiknya sekolah. Maka dari itu, istrinya harus memahami hal itu. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Zainal sangat bertanggung jawab dengan keluarga kecilnya, ia kerja keras demi anak dan istrinya. Tokoh Umar juga sangat menyayangi adik-

103 ( 4 4 ( 4 90 adiknya, ia ingin tanggung jawab memberikan sebagian uangnya untuk adiknya karena ia merasa anak yang paling tua. b. Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Manusia Lain Hubungan antar manusia ini dapat dibina dan dipelihara, antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat dan Negara yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Berikut ini diuraikan tentang aspek hubungan manusia dengan manusia lain. 1) Tolong Menolong Islam bukanlah agama yang mengedepankan dimensi vertikal semata (hubungan dengan Allah) dan melupakan persoalan duniawi, Islam sangat memperhatikan dimensi horisontal antara umat manusia (hubungan manusia dengan manusia), salah satunya ditunjukkan oleh sikap tolong menolong. Dalam interaksi sosialnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Allah memberi penjelasan mengenai hal ini dalam surat Al Ma-Idah ayat 2 : y ô oλù;$# Ÿωuρ tπ#t ptø:$# t öκ 9$# Ÿωuρ «!$# u È yèx (#θ =ÏtéB Ÿω (#θãζtβ#u t Ï%!$# $pκš r' tƒ öνíκíh5 ÏiΒ WξôÒsù tβθäótgö6tƒ tπ#t ptø:$# MøŠt7ø9$# t ÏiΒ!#u Iωuρ y Í n=s)ø9$# Ÿωuρ βr& BΘöθs% ãβ$t oψx öνä3 ΖtΒÌ øgs Ÿωuρ (#ρßš$süô¹$sù Λä ù=n=ym #sœî)uρ $ZΡ uθôêí uρ Îh É9ø9$# n?tã (#θçρuρ$yès?uρ (#ρß tg ès? βr& ÏΘ#t ptø:$# Ï Éfó yϑø9$# Ç tã öνà2ρ ¹!$# βî)!$# (#θà)?$#uρ Èβ uρô ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# n?tã (#θçρuρ$yès? Ÿωuρ 3 uθø) G9$#uρ É>$s)Ïèø9$# ß ƒï x

104 91 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi ar-syi ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (menganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaaid, dan jangan (pula) menganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karuniadan keridhoan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalanghalangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (Qs. Al-Maidah : 2) Dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sikap tolong menolong digambarkan oleh beberapa tokoh. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut ini. Pliz ya, Zi, jangan bilang Ummi. Kakak butuh banget. Pelan kepala Ziah mengangguk. Zubaidah tersenyum dan melompat-lompat kegirangan di tempat tidur sebelum meninggalkan kamar Ziah. (71) Keheningan beberapa saat lalu kini berganti kepanikan. Abah dan Zidan pontang-panting untuk pertama kali kekompakan keduanya dibutuhkan. Mereka harus bergerak cepat. Abah memberi instruksi Zidan berlari ke kamar Rini untuk mengambil perlengkapan bayi, juga baju ganti ala kadarnya bagi kakak iparnya. Lalu memapah Rini yang terlihat begitu lemah ke dalam mobil. Saking panik, mereka nyaris melupakan Rizki yang tertidur pulas di kamar. (169) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ziah menolong kakaknya yang membutuhkan pertolongan. Ziah meminjamkan uang kepada kakaknya. Tokoh Zidan dan Abahnya juga menolong

105 92 Rini untuk dibawa ke rumah sakit. Karena Rini akan segera melahirkan putranya yang kedua. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa nila moral hubungan manusia dengan manusia dapat kita lakukan dengan tolong menolong. Kita sebagai manusia harus saling membantu atau menolong siapa saja, baik dalam bentuk material maupun dalam bentuk tenaga. Tanpa membeda-bedakan. 2) Dermawan Dermawan adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau seseorang yang bersikap pemurah hati. Dalam kutipan novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia tentang sikap dermawan dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Ayah tirinya sosok sholih. Shalat berjama ah di masjid tak pernah terlewat. Uang yang di peroleh dari usaha koskosan dan kontrakan yang dirintisnya, selain digunakan untuk keluarga,juga bersedekah ke sekitar mereka yang memerlukan uluran tangan.. (24) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Abah adalah orang yang dermawan dan baik hati. Ia tidak hanya mementingkan keluarganya. Ia juga bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Abah selalu membantu orang yang membutuhkan, tanpa membedabedakannya. 3) Adil Adil merupakan sikap tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain. Bersifat sama rata. Adil dapat ditunjukkan

106 93 dengan berbagai hal. Salah satu contoh adil yang ada dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Meski bukan anak kandung, Abah tak pernah membedabedakan Aisyah dan Bang Umar.semua dikasihi dan dicintai.dari soal uang jajan,sekolah,sampai pakaian. Abah tak pilih kasih. (24) Seingatnya, selama ini dia sudah berusaha memberikan kebahagiaan dan kehidupan mewah kepada istrinya. Seandainya Risma menghitung apa yang dia miliki, dibandingkan dengan nilai yang telah diberikan suaminya kepada Abah, Ummi maupun adik-adik yang enam orang itu. Satu rumah yang mereka tempati saja angkanya sudah jauh melebihi. (83) Dari kutipan di atas, sikap adil terlihat pada Abah yang tidak membedakan anak kandungnya atau anak tirinya. Semuanya sama rata dari uang jajan sampai sekolah. Abah sudah menggangap mereka seperti anak kandung Abah semua. Tokoh Umar juga sangat adil masalah uang antara istri dan adik-adiknya. Umar tidak membeda-bedakan jika adiknya atau orang tuanya membutuhkan uang. Umar pasti memberikannya. 4) Peduli Peduli merupakan sikap yang ditunjukkan seseorang kepada orang lain sebagai wujud memperhatikan atau memberi perhatian. Peduli dapat ditunjukkan dengan berbagai hal. Salah satu contoh kepedulian yang ada dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

107 94 Tugas abang menjaga idah sebagai adik. Anak perempuan nggak baik nyamperin lelaki. Malu. Entar digosipin lagi di twitter kayak kak Zarika kemarin. (139) Kupandangi Ryan kali kedua pertemuan kami. Postur tinggi tegap yang entah bagaimana mengulurkan payung saat aku membuka pintu taksi di hari berhujan. Padahal kami tidak saling kenal. (217) Dari kutipan di atas, sikap peduli digambarkan oleh tokoh Zainal yang peduli kepada Zubaidah sebagai adiknya dan sikap peduli juga ditunjukkan oleh tokoh Ryan yang peduli terhadap Laras, ia memberi Laras payung saat Laras membuka pintu taksi. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepedulian Zainal kepada adiknya yang bernama Zubaidah, karena ia sebagai kakak laki-laki harus melindungi adiknya, dan kepedulian Ryan terhadap Laras, saat turun hujan, Ryan membawakan Laras paying agar Laras tidak kehujanan. c. Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya Ketakwaan atau pemeliharaan hubungan dengan Allah dapat dilakukan antara lain dengan cara beriman kepada Allah menurut caracara yang diajarkan melalui wahyu yang sengaja diturunkan-nya, beribadah kepada-nya, mensyukuri nikamat-nya, bersabar menerima cobaan dari Allah, memohon ampunan atas segala dosa dan tobat dalam makna sadar. Berikut ini merupakan contoh aspek nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya.

108 95 1) Berdoa Berdoa merupakan permintaan terhadap Allah supaya apa yang sedang di harapkan bisa terkabulkan atau terwujud sesuai dengan yang di harapkan. Salah satu contoh berdoa kepada Allah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut. Sejak remaja, Zarika rutin melantunkan doa berkenaan dengan jodoh dan keturunan, seperti diajarkan Ummi. Robbana hablanamin azwajina wa dzuriyatina qurrota a yun waj alna lil muttaqiina imaama. Semoga Allah memberinya pendamping dan keturunan yang sholih,dan menjadi cahaya mata serta pemimpin orang-orang yang bertakwa. (34-35) Ya Allah jadikanlah aku,anak-anakku, dan keluargaku termasuk dari golongan orang yang baik. Dan janganlah Engkau jadikan aku dan mereka dalam golongan orang yang jahat dan orang yang membuat mudharat. Berilah rezeki kepadaku dan kepada mereka berupa ilmu yang bermanfaat, akhlak yang baik, dan taufik untuk ketaatanku, juga pemahamaan para Nabi. Amin. (127) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zarika dan Ummi sedang berdoa. Zarika berdoa semoga diberi jodoh yang baik. Dan Ummi berdoa agar keluarganya menjadi orang-orang golongan yang baik. 2) Ibadah Ibadah adalah perbuatan menyatakan bakti kepada Allah Swt yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-nya dan menjauhi

109 96 larangan-nya. Salah satu ibadah yang digambarkan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Ayah tirinya sosok sholih. Shalat berjama ah di masjid tak pernah terlewat. (24) Sepekan melakukan Tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan huruf-huruf hijaiyah,zarika akhirnya tahu keputusan apa yang harus disampaikan kepada Wisnu. Dia sudah memilih. (41-42) Ambil wudhu, shalat dan lapor sama Allah, Mi. Tiga puluh enam tahun pernikahan Berbagi kebahagiaan juga kesedihan. Kebersamaan mereka adalah sumber ketenangan yang menguatkan satu sama lain dalam melalui hari-hari yang kadang terasa begitu berat. (96) Abah dan Ummi terlihat lebih tenang setelah melakukan shalat Tahajud. Jari keduanya terus bergerak dalam dzikir. (177) Ummi Aminah masih menekuri sajadah.lepas shalat malam, didirikannya shalat masing-masing satu rakaat bagi anak-anaknya. (194) Malam-malam Ummi lebih banyak dihiasi ibadah dan ibadah. Tak sendiri, Abah menemani. Mereka bergantian membaca ayat-ayat suci Al-Qur an sambil sesekali berpandangan. (195) Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia selalu beribadah kepada Allah. Seperti yang di lakukan Abah dan Ummi yang selalu salat dan membaca al quran. Baik salat wajib

110 97 maupun salat sunah. Abah dan Ummi adalah orangtua yang panut diteladani. 3) Bersyukur Syukur merupakan memuji pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukan. Salah satu contoh bersyukur kepada Allah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut. Alhamdulillah, segala sesuatunya cukup. Mak Inah yang sering bersama Ziah mendampingi Ummi ceramah,setiap memasak pasti memperhatikan menu yang disukai Rizki, hingga bocah lelaki itu selalu menghabiskan makannya. Tidak jarang Mak Inah membuat kue-kue kesukaan Rizki dengan uangnya sendiri. Perempuan itu sebatangkara. Anak dan cucu Ummi sudah dianggap seperti darah dagingnya sendiri. (48) Dorongan untuk terjun ke lembah dosa begitu kuat. Alhamdulillah, sampai detik ini Zidan masih sanggup melawan hawa nafsu. Bukan disebabkan alasan agama seperti yang diceramahkan Zainal. Tetapi karena hatinya yang lembut tak sanggup membayangkan air mata Ummi menitik karena dia. (62) Alhamdulilah, meski hanya mengiringi, Ziah berharap setiap langkahnya bisa ikut menambah catatan kebaikan disisi Allah. Dia tak keberatan kehilangan waktu untuk bertemu orang dan mencari jodoh, seperti yang sering dirisaukan Zubaidah. Lagipula keinginan untuk bersekolah tanpa memberatkan Ummi dan Abah, masih menjadi agenda utama yang mengisi mimpi-mimpinya, bukan urusan mencari suami. (72) Satu istri itu amanah luar biasa.apalagi bersama deretan anak.anugerah dari Allah yang jika tidak disyukuri akan berat pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

111 98 Dan mensyukuri berarti menjaga,merawat, mendidik dan membimbing mereka. Membangun kelayakan demi kelayakan untuk sampai ke surge-nya. (91) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh dalam novel Antara Cinta dan ridha Ummi karya Asma Nadia selalu bersyukur atas karunia Allah. Anugerah dari Allah yang diberikan untuk umatnya selalu yang terbaik. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ummi sangat bersyukur karena ia kerja selalu cukup, tidak merasa kekurangan, begitupun tokoh Zidan yang bersyukur walaupun penampilannya seperti perempuan ia tidak pernah mabuk-mabukan ataupun narkoba, ia selalu menjaga agar tetap menjadi orang baik. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia di Kelas XI SMA Pembelajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajar yang di atas guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran sastra merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen-komponen di dalamnya yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengajaran sastra dapat dikatakan sebagai wahana untuk belajar menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra yang diajarkan dan peserta didik dapat mengembangkan imajinasi sesuai dengan dunianya sehingga dapat mengangkat kreatifitas peserta didik.

112 99 Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didiknya ke arah gemar membaca terhadap karya sastra terutama novel yang isinya mengandung nilai pendidikan, niali moral, dan pengalaman yang positif. Oleh karena itu, pembelajaran sastra harus lebih ditingkatkan agar tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran sastra sangat penting diajarkan di sekolah, karena dapat membantu meningkatkan ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjukkan pembentukan kepribadian peserta didik. Pembelajaran sasrta hendaknya dilakukan secara tepat sehingga dapat membantu peserta didik dalam mengekspresikan karya sastra dan mempertajam perasaan, penalaran, dan khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam pembelajaran sastra, seorang pendidik tidak hanya mengajarkan teori-teori saja. Selain teori-teori sastra yang diajarkan, seorang pendidik harus mengenakan karya sastra dan menerapkan teoriteori tersebut untuk mengekspresikan karya sastra tersebut. Dengan mengekspresikan karya sastra, dapat melatih peserta didik mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal. Serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, agama, dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran sastra sangat penting untuk diajarkan di lembaga pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran sastra di SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut.

113 100 a. Standar Kompetensi Standar kompetensi dalam silabus SMA tentang pembelajaran sastra, khususnnya kompetensi dasar novel, yaitu memahami wacana sastra melalui membaca novel Indonesia. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu memahami isi yang terkandung dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra novel Antara Cinta dan Ridha Ummi adalah 7.2 ( membaca) memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan. b. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan perincian dari standar kompetensi. Dalam sebuah standar kompetensi terdapat beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah memahami unsur-unsur intrinsik novel. Dalam kegiatan diskusi, diharapkan peserta didik mampu dalam menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novelantara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsic dan ekstrinsik novel Indonesia / terjemahan. c. Indikator 1) Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. 2) Mampu menganalisis nilai moral yang meliputi aspek nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan

114 101 manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. 3) Mampu mendeskripsikan hubungan antar aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. d. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan kompetensi dasar menemukan nilai-nilai novel diperoleh tujuan pembelajaran, yaitu : 1) menganalisis unsur-unsur intrinsik novel; 2) menentukan nilai-nilai moral dalam novel; 3) menganalisis nilai moral yang meliputi tiga aspek nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan Tuhan-Nya novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia; 4) mendeskripsikan hubungan antara aspek moral yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. e. Bahan Pembelajaran Pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadiaini melatih peserta didik untuk menemukan dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut. Kriteria novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia

115 102 sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di SMA dilihat dari segi: a) segi bahasa, b) segi psikologi, c) segi latar belakang budaya. 1) Segi bahasa Novel sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di SMA hendaknya novel tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Dari segi bahasa, novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia menggunakan bahasa Indonesia. 2) Segi psikologi Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia sebagai bahan pembelajaran sastra mengandung permasalahan hidup dan persoalan nilai-nilai kehidupan. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia ini sudah sesuai apabila diberikan untuk anak pada tahap generalisasi (umur 16 tahun dan selanjutnya) sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja, tetapi juga untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomen. 3) Segi latar belakang budaya Latar belakang dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia mengisahkan tokoh yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Di dalam novel ini terdapat unsur intrinsik sastra yang menarik dan bermanfaat bagi para siswa dalam mengembangkan nilai moral dan sikap dalam kehidupan bermasyarakat.

116 103 f. Metode Pembelajaran Pembelajaran sastra mengutamankan apresiasi karya sastra sebagai kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus memilih metode pembelajaran sastra sesuai dengan bahan ajar yang disajikan. Dalam pembelajaran sastra, guru menggunakan metode yang beragam, yaitu metode active learning (belajar aktif) yaitu sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar mandiri. Model pembelajaran active learning (belajar aktif) merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui caracara belajar yang aktif menuju yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran mesti dirancang dengan baik agar bermakna bagi peserta didik. Belajar yang bermakna terjadi bila peserta didik mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. g. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama 1) Kegitan awal (15 menit) a) Guru mengucapkan salam dan menanyakan kehadiran siswa. b) Guru memotivasi tentang pentingnya materi yang akan dibahas. c) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator perencanaan yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berakhir.

117 104 d) Guru bertanya kepada siswa mengenai kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas dan tujuannya untuk memotivasi dan menciptakan empati siswa terhadap materi yang akan dibahas. e) Guru menceritakan sedikit tentang novel. 2) Kegiatan inti (60 menit) Kegiatan ini berupa penerapan model active learning (belajar aktif) dengan metode ingkuiri dan diskusi yang melalui langkah-langkah berikut ini. a) Sebelum pembelajaran siswa terlebih dahulu membaca novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. b) Guru membagi kelompok berdasarkan jumlah siswa untuk berdiskusi tentang nilai moral yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. c) Tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud meliputi unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia yang dikerjakan oleh beberapa kelompok. d) Guru menjelaskan materi yang mengenai unsur intrinsik karya sastra dan memberikan peraturan diskusi. e) Siswa mulai berdiskusi tentang unsur intrinsik dan hubungan antar unsur novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, dengan dipimpin oleh ketua kelompok.

118 105 f) Guru secara aktif memantau jalannya diskusi kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa apabila mereka mengalami kesulitan. g) Setelah siswa memecahkan permasalahan dalam diskusi, siswa ditugaskan untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. h) Kelompok lain menanggapi dan memberi masukan dalam presentasi tersebut. i) Guru merangkum semua temuan siswa dan menambah jawaban yang belum ditemukan siswa dengan berdiskusi atau guru menguatkan hasil diskusi dari jawaban setiap kelompok (siswa diharapkan dengan sendirinya akan menemukan, jawabannya yang mendeteksi teks novel tersebut setelah persentasi tersebut sampai presentasi selesai). 3) Kegiatan akhir (15 menit) a) Siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan dengan kesulitan dan kendala yang dialami dalam mengapresiasikan novel. b) Memberi tugas rumah kepada siswa agar menuliskan hasil diskusi kelompok dan di kumpulkan pada pertemuan mendatang. c) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.

119 106 Pertemuan kedua 1) Kegiatan awal (15 menit) a) Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan diskusi pada pertemuan yang lalu. b) Siswa berkelompok sesuai kegiatan sebelumnya. 2) Kegiatan Inti (60 menit) a) Guru menjelaskan materi mengenai unsur intrinsik (nilai moral) yang terkandung di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. b) Siswa mulai berdiskusi tentang unsur intrinsik (nilai moral) yang terkandung di dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. c) Siswa ditugaskan untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. d) Kelompok lain menanggapi dan memberi masukan dalam presentasi tersebut. e) Guru menguatkan hasil diskusi dari jawaban setiap kelompok. 3) Kegiatan akhir ( 15 menit) a) Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan unsur-unsur intrinsik (nilai moral) yang terdapat dalam novel. b) Siswa dan guru merancang pembelajaran berikutnya berdasarkan pengalaman pembelajaran saat itu.

120 107 h. Sumber Belajar Sumber belajar adalah bahan ajar yang memuat teks/ materi ajar yang dijadikan rujukan untuk mencapai kompetensi dasar. Sumber belajar dalam pembelajaran ini, yaitu: 1) novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia; 2) buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro; 3) buku tentang nilai moral sastra; 4) modul pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas XI SMA. i. Evaluasi Evaluasi dalam pembelajaran sastra ini meliputi penilaian dalam aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap). Evaluasi dalam aspek kognitif berhubungan dengan akal pikiran dalam mengerjakan soal teks dan substasi tugas, penilaian dalam aspek psikomotorik berupa keterampilan bahasa siswa (dapat dievaluasi dari penggunaan bahasa dalam mengerjakan tugas). Sedangkan penilaian dalam aspek afektif berhubungan dengan perubahan sikap sesuai dengan nilai-nilai moral yang dicapai selama proses belajar megajar. a. Penilaian kognitif Jenis tagihan : tugas individu Bentuk : uraian Instrumen soal 1. Jelaskan tema novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia!

121 Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! 3. Siapa tokoh utama dalam novel karya Asma Nadia? 4. Sebutkan nilai moral yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! 5. Nilai moral hubungan manusia dengan orang lain yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi apa saja? KUNCI JAWABAN 1. Tema novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah masalah keluarga, dan masalah percintaan. 2. Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi tema, penokohan, alur, latar, bahasa, amanat, dan sudut pandang. 3. Tokoh utama dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah Zarika dan Laras 4. Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi tiga aspek, yaitu: nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. 5. Nilai moral hubungan manusia dengan orang lain pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi: dermawan, tolong menolong, setia kawan, dan perduli. Kriteria skor = Soal nomor 1 = 2 Soal nomor 2 = 2 Soal nomor 3 = 2 Soal nomor 4 = 2 Soal nomor 5 = 2 Total nilai = jumlah skor x 10 = 100

122 109 b. Penilaian psikomotorik No Aspek yang dinilai Skor 1. Presentasi kelompok memaparkan secara lisan unsur instrinsik dan nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! Kriteria Skor a) Penjabaran mengenai unsur intrinsik, Menyampaikan 5 unsur atau lebih skor =40 Menyampaikan 3-4 unsur skor = Menyampakan 1-2 unsur skor = 10 b) Penjabaran mengenai nilai moral, Menyampaikan 4 nilai moral skor =40 Menyampaikan 2-3 nilai moral skor =20 Menyampaikan 1 nilai moral skor = 10 c) Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, Penggunaan Bahasa Indonesia baku skor = 20 Penggunaan Bahasa Indonesia kurang baku = 10 Penggunaan Bahasa Indonesia tidak baku = 5 Skor Total: a+b+c = 100 c. Penilaian afektif NO Hal Yang Dinilai Skor 1. Hal yang dinilai 2. Kemampuan mendengarkan pendapat orang lain 3. Partisipasi dalam diskusi Jumlah skor Kriteria skor penilaian : A= D=50-59 B= E= 40 ke bawah C= 69-70

123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan dengan hasil penelitian. A. Simpulan Berdasarkan pemaparan hasil analisis data yang bersumber dari rumusan masalah, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Unsur-unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi: (1) alur dalam novel ini menggunakan alur maju; (2) tokoh dan penokohan: a) Zarika: cerdas dan cantik, b) Laras: cerdas,berbakti kepada Umminya, tidak peduli dengan hal yang tidak penting, c) Ziah: cerdas, d) Umi Aminah: tegar, bijaksana, e )Aisyah: peduli, sopan, f) Risma: ketus dan kikir, g) Umar: baik, bijaksana, h) Herman: egois, i) Wisnu: baik, cerdas, j) Zainal: baik, penyayang, k) Zubaidah:iri, tidak cerdas, l) Zidan: putus asa, baik, m) Abah: penyayang, sabar; (3) tema: masalah keluarga, dan masalah percintaan; (4) latar: a) latar tempat: di café, di kantor, di salon, di masjid besar di wilayah Jawa Barat, b) latar waktu: pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari, c) latar suasana: sedih, bahagia,tegang dan sepi; (5) Sudut pandang dalam novel ini menggunakanpesona ketiga yaitu Dia ; (6) Bahasa: bahasa kiasan dan bahasa asing; dan (7) amanat: a) keharusan memakai jilbab bagi muslim agar terhindar dari pandangan laki-laki yang tidak baik, b) 110

124 111 ridha orang tua adalah ridha Allah, maka dari itu berbakti kepada orang tua agar hidup bahagia kedepannya nanti. 2. Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi: (1) nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri terdiri dari: jujur, menghargai waktu, dan tanggung jawab; (2) nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain terdiri dari: dermawan, tolong menolong, adil, dan peduli; dan (3) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya terdiri dari: berdoa, beribadah, dan bersyukur. 3. Rencana Pelaksanaan pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia disesuaikan dengan KTSP terdiri atas beberapa komponen, yaitu : standar kompetensi, kompetensi dasarnya siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, latar, bahasa, amanat, dan sudut pandang) dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi dan siswa mampu menemukan unsur-unsur ekstrinsik (nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, nilai moral hubungan manusia dengan TuhanNya), indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sumber pembelajaran dan evaluasi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dapat diambil saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. Saran tersebut berisi usulan yang bermanfaat bagi guru, bagi siswa, dan bagi peneliti.

125 Bagi siswa Penelitian ini dapat dijadikan media untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra sehingga dapat memberi makna dan menilai karya sastra khususnya novel. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan mengembangkan pemahaman siswa terhadap karya sastra ini. 2. Bagi peneliti Untuk meningkatkan apresiasi sastra, bagi peneliti lain hendaknya mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi dari perkembangan sastra yang berupa novel Antara Cinta dan Ridha Ummi dengan menggunakan pendekatan lainnya. 3. Bagi guru Novel Antara Cinta da Ridha Ummi dapat dijadikan bahan pembelajaran sastra karena novel tersebut mengandung amanat yang baik para siswa, selain itu guru harus mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap dunia sastra.

126 DAFTAR PUSTAKA Aji, Hotamah Analisis Nilai Moral dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di SMA. Purworejo: Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo. Ali, Muhammad Daud Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Alwi, Hasan dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta. Faruk Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ginanjar, Nurhayati Apresiasa Prosa Fiksi. Surakarta: Cakrawala Media Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta: Cakrawala media. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Ismawati, Esti Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Angkasa. Moleong, J. Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja. Nadia, Asma Antara Cinta Dan Ridha Ummi. Depok: Asma Nadia Publiching House.

127 Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada. Nurfajriah, Siti Nilai Moral dalam Novel Orang Miskin dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Jakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rahmanto Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Satoni, Djam an Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Darma University Press. Sudjiman, Panuti Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukirno Sistem Membaca Pemahaman Yang Efektif. Purworejo: UMP Press. Stanton, Robert Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zuriah, Nurul Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

128

129 Lampiran 1 Sinopsis Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia Judul : Antara Cinta dan Ridha Ummi Penulis : Asma Nadia Penerbit : AsmaNadia Publishing House Tebal : 256 hal Terbit : 2016 Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia menceritakan tentang kehidupan tokoh utama bernama Zarika dan Laras. Hidup sebagai seorang anak perempuan yang cantik dan mempunyai karir yang bagus, sangat banyak hal yang dihadapi dari laki-laki. Salah satunya tokoh Zarika yang tidak direstui oleh orangtuanya dengan berbagi laki-laki. Orangtuanya tidak merestui karena masalah berbeda agama, perokok berat. Zarika sangat menghormati orang tuannya. Oleh karena itu, Zarika menuruti semua larangan orang tuanya untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Herman dan Wisnu. Begitupun tokoh Laras.Bagi Laras, tak ada orang yang lebih penting dalam hidupnya selain Ummi. Bahkan soal memilih pendamping hidup yang semestinya menjadi hak dan wilayah yang siapa pun tak boleh memasukinya, tak akan ia putuskan tanpa ridha dan restu Ummi. Apa itu menunjukkan bahwa sebagai wanita dewasa Laras kehilangan hakhaknya? Apakah Laras sedemikian tergantung pada sosok Ummi? Atau sebaliknya, Ummi yang terlalu dominan dan tak ingin kehilangan kekuasaannya atas anak gadis satu-satunya? Bukan. Satu-satunya alasan atas semua itu adalah karena Ummi, perempuan yang sangat ia hormati dan membesarkannya dengan kecintaan yang melampaui batasbatas kecintaan seorang anak, selalu membingkai nasihat-nasihatnya dengan keikhlasan dan doa. Ummi sama sekali bukan ingin mencampuri hidup Laras. Ummipun tak ingin mengekang mimpi-mimpi Laras. Satu yang Ummi inginkan, Laras mendapatkan imam bagi hidupnya, yang bisa membawanya menuju keridhaan Ilahi. Maka dari itu Ummi memilih Ryan duda dengan dua anak sebagai imam Laras, karena Ryan adalah sosok laki- laki yang menurut Ummi Laras baik untuk putri satusatunya.

130 Lampiran 2 Biografi Pengarang Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Asma Nadia adalah seorang pengarang novel dan cerpen yang lahir di Jakarta pada tanggal 26 Maret Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia tidak menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, karena ia harus beristirahat karena penyakit yang dideritanya. Ia mempunyai obsesi untuk terus menulis. Ketika kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis. Di samping itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang yang menyayanginya memotivasi untuk terus menulis. Asma tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam. Sebuah cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong pernah meraih juara pertama Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan majalah Aninda pada tahun 1994 dan Selain menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya terdapat di album Bestari I (1996), Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri. Ia pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam, bengkel kerja kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Dari hasil kegiatan kepenulisan Mastera, ia menghasilkan novel yang berjudul Derai Sunyi. Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga pernah diundang untuk mengisi acara bengkel kerja kepenulisan yang diadakan ICMI, orsat Kairo. Kesibukannya selain sebagai penulis fiksi, ia memimpin Forum Lingkar Pena, sebuah forum kepenulisan bagi penulis muda yang anggotanya hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia. Asma juga sering menjadi pemandu acara pada acara yang bernuansa keislaman. Kini, Asma juga aktif dengan pekerjaannya sebagai direktur Yayasan Prakasa Insan Mandiri (Prima). Ia juga sibuk mengadakan berbagai paket kegiatan anak melalui prime kids dan memberi kursus bahasa Inggris.

131 Karena karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai lokakaryayang berkaitan dengan penulisan dan feminisme, baik di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 2009 dalam perjalanannya keliling Eropa setelah mendapatkan undangan writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus - September 2009), ia sempat diundang untuk memberikan seminardan wawancara kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle. Ia menggemari seni fotografi, dan telah menjelajah 59 negara dan 270 kota di dunia. Melalui Yayasan Asma Nadia, ia merintis Rumah Baca Asma Nadia yang tersebar di seluruh Indonesia, rumah baca sederhana yang beberapa di antaranya memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anakyatim secara gratis untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang mampu. Saat ini, ada 140 perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum yang kurang beruntung dan tidak mampu.

132 Lampiran 3 SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Semester : XI/1 Standar Kompetensi : 7. 2 Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia / novel terjemahan Aspek : kemampuan Bersastra-Membaca Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu 7.2. menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan Novel Indonesia/terjemahan Unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat) Unsur ekstrinsik novel Indonesia /terjemahan (nilai budaya, sosial, moral, dll) Membaca novel Indonesia/terjemahan Menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan Membandingkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dengan novel ter- jemahan Jenis tagihan: Tugas individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen: Uraian bebas Pilihan ganda Jawaban singkat Sumber Belajar 4 x 45 Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia

133 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA 2. Kelas : XI 3. Semester : 1 4. Program : Umum 5. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 6. Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 2x pertemuan) B. STANDAR KOMPETENSI 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan C. KOMPETENSI DASAR 7.2 menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Siswa mampu menyampaikan isi cerita dari novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 2. Siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, latar, bahasa, amanat, dan sudut pandang) novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 3. Siswa mampu menemukan nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia

134 E. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah KBM diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummikarya Asma Nadia 2. Mengemukakan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, latar, bahasa, amanat, dan sudut pandang) novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 3. Menjelaskan nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia F. MATERI PEMBELAJARAN 1. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 2. Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 3. Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia G. METODE PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal : ceramah dan diskusi 2. Kegiatan akhir : penugasan 3. Model pembelajaran yang diterapkan, yaitu metode active learning (belajar aktif) inquiri dan diskusi H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 (2x45 menit) No Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill/ Karakter 1. Kegiatan awal A. Guru mengucapkan salam dan 15 (menit) Religius menanyakan kehadiran siswa B. Guru memotivasi tentang pentingnya materi yang akan dibahas Disiplin

135 No Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill/ Karakter C. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator perencanaan yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berakhir Siswa konsentrasi D. Guru bertanya kepada siswa Tanggung mengenai kehidupan sehari-hari jawab yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas dan tujuannya untuk memotivasi dan menciptakan empati siswa terhadap materi yang akan dibahasnya. E. Guru menceritakan sedikit tentang kesungguhan novel 2. Kegiatan inti A. Guru membagi kelompok 60 (menit) Serius berdasarkan jumlah siswa. Untuk berdiskusi tentang aspek-aspek nilai moral yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia B. Tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud meliputi unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi yang dikerjakan oleh beberapa kelompok

136 No Kegiatan Pembelajaran Waktu C. Guru menjelaskan materi berdiskusi tentang unsur intrinsik karya sastra dan memberikan peraturan berdiskusi D. Siswa mulai berdiskusi tentang unsur intrinsik dan hubungan antar unsur novel Antara Cinta dan Ridha Ummi dengan dipimpin oleh ketua kelompok E. Guru secara aktif memantau jalannya diskusi kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa apabila mereka mengalami kesulitan F. Setelah siswa memecahkan permasalahan dalam diskusi, siswa ditugaskan untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. G. Kelompok lain menanggapi dan memberikan masukan dalam presentasi tersebut H. Guru merangkum semua temuan siswa dan menambah jawaban yang belum ditemuakan siswa dengan cara berdiskusi atau guru menguatkan hasil diskusi dari jawaban setiap kelompok, (siswa diharapkan dengan sendirinya akan menemukan jawabannya yang mendeteksi teks Life Skill/ Karakter Ketrampilan menyampaikan informasi Kesungguhan

137 No Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill/ Karakter novel tersebut setelah presentasi selesai) 3. Kegiatan penutup A. Siswa dan guru melakukan kegiatan 15 (menit) Tanggung tanya jawab yang berkaitan dengan jawab kesulitan dan kendala yang dialami dalam mengapresiasi novel B. Memberi tugas rumah kepada siswa agar menulis hasil diskusi kelompok dan dikumpulkan pada pertemuan mendatang C. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran novel Antara Cinta dan Ridha Ummikarya Asma Nadia D. Siswa menjawab salam dari guru Pertemuan 2 No Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill/ Karakter 1. Kegiatan awal A. Siswa dan guru bertanya jawab 15 (menit) Disiplin tentang kegiatan diskusi pada pertemuan yang lalu B. Siswa berkelompok sesuai kegiatan sebelumnya Tanggung jawan 2. Kegiatan inti A. Guru menjelaskan materi mengenai 60 (menit) Disiplin

138 No Kegiatan Pembelajaran Waktu Life Skill/ Karakter unsur intrinsik (nilai moral) yang terkandung dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia B. Siswa mulai berdiskusi tentang unsur Disiplin ekstrinsik (nilai moral) yang terkandung dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia C. Siswa ditugaskan untuk Tanggung menyampaikan hasil diskusinya jawab kepada kelompok lain D. Kelompok lain menanggapi hasil dan memberi masukan dalam prenstasi tersebut Ketrampilan menyampaikan informasi E. Guru menguatkan hasil diskusi dari jawaban setiap kelompok Ketrampilan menyampaikan informasi 3. Penutup A. Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (nilai moral) yang terdapat dalam novel 15 (menit) Jawab B. Siswa dan guru merancang keseriusan pembelajaran berikutnya berdasarkan pengalaman pembelajaran saat itu. I. SUMBER BELAJAR 1. Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 2. Sinopsis novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia 3. Buku-buku sastra yang sesuai

139 J. EVALUASI d. Penilaian kognitif Jenis tagihan : tugas individu Bentuk : uraian Instrumen soal 6. Jelaskan tema novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! 7. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! 8. Siapa tokoh utama dalam novel karya Asma Nadia? 9. Sebutkan nilai moral yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! 10. Nilai moral hubungan manusia dengan orang lain yang terdapat pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi apa saja? K. KUNCI JAWABAN 6. Tema novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah masalah keluarga, dan masalah percintaan. 7. Unsur intrinsik novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi tema, penokohan, alur, latar, bahasa, amanat, dan sudut pandang. 8. Tokoh utama dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia adalah Zarika dan Laras 9. Nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi tiga aspek, yaitu: nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. 10. Nilai moral hubungan manusia dengan orang lain pada novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia meliputi: dermawan, tolong menolong, setia kawan, dan perduli.

140 Kriteria skor = Soal nomor 1 = 2 Soal nomor 2 = 2 Soal nomor 3 = 2 Soal nomor 4 = 2 Soal nomor 5 = 2 Total nilai = jumlah skor x 10 = 100 e. Penilaian psikomotorik No Aspek yang dinilai Skor 1. Presentasi kelompok memaparkan secara lisan unsur instrinsik dan nilai moral novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia! Kriteria Skor d) Penjabaran mengenai unsur intrinsik, Menyampaikan 5 unsur atau lebih skor =40 Menyampaikan 3-4 unsur skor = Menyampakan 1-2 unsur skor = 10 e) Penjabaran mengenai nilai moral, Menyampaikan 4 nilai moral skor =40 Menyampaikan 2-3 nilai moral skor =20 Menyampaikan 1 nilai moral skor = 10 f) Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, Penggunaan Bahasa Indonesia baku skor = 20 Penggunaan Bahasa Indonesia kurang baku = 10 Penggunaan Bahasa Indonesia tidak baku = 5 Skor Total: a+b+c = 100

141 f. Penilaian afektif NO Hal Yang Dinilai Skor 4. Hal yang dinilai 5. Kemampuan mendengarkan pendapat orang lain 6. Partisipasi dalam diskusi Jumlah skor Kriteria skor penilaian : A= D=50-59 B= E= 40 ke bawah C= 69-70

142 Lampiran 5 KARTU PENCATAT DATA No Unsur Intrinsik 1. Alur a. Tahap Penyituasian Baiknya Rika tanya, deh, pendapat Ummi sebelum semuanya terlalu jauh. Zarika menggeleng. Perasaan cinta kepada Mas Wisnu telah begitu dalam. Dia bahkan tak bisa membayangkan hidup tanpa lelaki itu. Dan di menit menceritakan Mas Wisnu kepada Ummi, cinta begitu indah yang mereka miliki akan selesai. (37-38) Nasihat Aisyah, kakak yang paling mewarisi garis wajah Ummi,baru dituruti ketik hubungan mereka makin serius dan Mas Wisnu mengajak menikah. Seandainya tak ada perbedaan itu, mungkin proposal cinta ini akan disambut dengan lonjakan riang seperti kelakuan Zubaidah, adik yang walau bertubuh bongsor tetapi kadang masih bersikap kekanakan (38) Ya Allah, kenapa aku tidak bisa memberikan Ummi calon menantu sempurna untuk meraih ridhanya? Mungkin kesempurnaan itu kadang belum tertangkap manusia, scenario Allah selalu sempurna. (221) Rahasia yang selama ini disimpan Rian dan tak ingin dibaginya kepadaku. Tanggung jawab yang harus dipikul. Beban dan kewajiban yang tak terlintas di benakku sebelumnya. Mimpi buruk para gadis yang menanti pangeran sempurna. (222) b. Tahap Pemunculan Konflik Jangan sedih dulu, siapa tahu Ummi punya solusi, sebelum semuanya diluar jangkauan Rika. Tampan, cerdas, dan bukan perokok. Religius pula. Mas Wisnu taat beribadah. Masalahnya tempat ibadah lelaki itu dan Zarika berbeda. (38) Kenapa Tuhan member kita cinta jika tidak ada pelajaran di baliknya? Zarika mencari jawaban atas pertanyaan itu selama berhari-hari sejak Mas Wisnu melamar. (40)

143 No Unsur Intrinsik Ceritalah,Laras. Awalnya teramat sulit membuka mulut. Detik berikutnya,kalimatku meluncur seperti rentetan peluru yang di muntahkan. Rahasia yang selama ini disimpan Ryan dan tak ingin dibaginya kepadaku.tanggung jawab yang harus dipikul. Beban dan kewajiban yang tak terlintas di benakku sebelumnya. Mimpi buruk para gadis yang menanti pangeran sempurna. ( ) Jika Allah tak malu dengan apa yang dilakukannya, lalu kenapa kamu? aku terhenyak. Jadi Ummi tidak apa-apa? Ummi mengangguk. Ummi tidak malu kalau putri satu-satunya Ummi menikah dengan ( ) c. Tahap Peningkatan Konflik Bukan persoalan mencari agama mana yang benar.tetapi bagaimanapun setiap orang terikat dengan aturan agamanya sendiri. Dalam Al Qur an, kita tidak di perkenankan menikah dengan non muslim, kecuali apa yang terjadi di masa lalu. Sebelum perkara ini diatur dalam kitab suci (40-41) Anehnya,reaksi Ummi wajah saja.paras cantik di usianyayang senja sama sekali tak beriak. Apakah menurutmu kondisinya saat ini merupakan dosa di mata Allah?Aku menggeleng. Tidakkah upayanya bertanggung jawab merupakan akhlak terpuji? Berapa banyak laki-laki mau melakukan itu di usia ketika kebanyakan pemuda masih bersenang- senang tanpa ikatan? Ya. Perlu keberanian untuk mengambil tanggung jawab seberat itu. Dan aku ternyata begitu sempurna di matanya,hingga dia kehilangan keberanian untuk membuka tabir masa lalu lebih dini dalam hubungan kami (222) d. Tahap Klimaks Ketika semua terasa overload tak lagi bisa ditanggung, Zarika pergi mencari Ummi, bersimpuh memohon maaf perempuan itu juga nasehatnya. Cinta memang anugrah tapi kita diberi akal sehat untuk memaknai setiap anugrah dengan sebaik-baiknya. (40) Tetapi secara pribadi,abah dan Ummi mohon Rika tidak pernah meninggalkan islam,agar bisa menjadi tiket ke surge buat Abah dan Ummi.

144 No Unsur Intrinsik Tangis Zarika pecah. Setiap anak bisa menjadi tiket ke surga atau neraka bagi orangtuanya. Mana yang akan dia pilih? (41) Jadi Ummi tidak apa-apa? Ummi mengangguk. Ummi tidak malu kalau putri satu-satunya Ummi menikah dengan Kuliah panjang Ummi segera terdengar. Betapa mulia seseorang yang memutuskan menikah dan bukan pacaran di usia muda. Tidakkah itu keputusan berani yang harus kamukagumi,laras?lakilaki yang memilih menikah dari pada melakukan zina ( ) e. Tahap Penyelesaian Sepekan melakukan tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan huruf-huruf hijaiyah, Zarika akhirnya tahu keputusan apa yang harus disampaikan kepada Wisnu. (41) Dan Zarika memilih cinta. Bukan cinta yang di tawarkan Mas Wisnu,tetapi cinta lebih besar yang dimiliki pemilik langit dan bumi.cinta pemilik segala kehidupan. Cinta yang sama yang akan membawanya kepada ridha orang tua. (42) Jadi Ummi ridha,sekalipun dari pernikahan itu.. Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. (223) 2. Tokoh dan Penokohan a. Zarika Zarika terdiam. Shock. Otak cerdasnya dengan cepat membalik logika yang disampaikan Herman. (36) Abah menggeleng. Anak mereka yang bernama Zarika terbilang paling cantik,cerdas,ip-nya selalu tertinggi selama kuliah. Zarika juga punya karir bagus. (94) b. Laras Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satu-satunya dari pandanganya. Presentasi, meeting dengan client, mencari konsep paling tepat termasuk menemukan jargon yang mudah diingat, hingga kalah dengan biro tetangga. (202)

145 No Unsur Intrinsik Jadi Ummi ridha, sekalipun dari pernikahan itu Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. (223) Berat hidup dalam kenangan perempuan lain. Istri pertama Ryan yang sudah meninggal. Duda dengan tiga anak, bayangkan! Bibirku mengulas senyum. Seperti kukatakan di awal. Aku bukan jenis manusia yang gampang di sibukkan dengan isi pikiran orang lain. Baik tetanggaku, orangorang yang ada disekitarku, atau siapa saja yamg sama sekali tak bersentuhan denganku. Terlepas beredar di lingkungan rumah, antara tetangga,kampus, atau tempatku bekerja. Selama hati Ummi,sedikit dari yang kupedulikan dalam hidup ini, sepenuhnya ridha ( ) c. Ziah Ziah mengangguk tersenyum tipis. Tidak lama kembali meneruskan aktivitas di depan komputer. Sebagai asisten Ummi, Diah merasa berita-berita terkait Ummi dengan blog walking atau memasukkan kata kunci Ummi Aminah di berbagai social media. Seperti Facebook atau Twitter. (71-72) Kata Ziah,seterusnya Zubaidah yang akan mendampingi Ummi ceramah. Ziah sendiri akan melanjutkan kuliah S2 dari beasiswa yang diterimanya. (195) d. Ummi Aminah Ummi berusaha keras agar terliha tegar. Tapi kalimat kalimat yang meluncur seolah berbalut luka,kesedihan, dan rasa tak percaya pada apa yang terbentang di depannya (121) Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya. Berangsur kemarahan mereda. Zarika, jika kamu sudah menyakiti istrinya,mungkin dia tahu atau bisa membaca situasi. Datangi, mohon ikhlas dan maafnya. Untuk Ummi, mau Rika melakukan itu?. (125) e. Aisyah Aisyah, Ummi minta tolong kamu bantu Abah, ya? Temui Umar. Dia tak pernah bisa menolak permintaan dari perempuan paruh baya dengan raut wajah selalu menyiratkan ketulusan. (21)

146 No Unsur Intrinsik Aisyah berjuang keras agar nada suanya tetap sopan. Di sisinya, Hasan sudah siap angkat kaki. (25) f. Risma Langsung aja bilang berapa,nggak usah basa-basi! Kalimat Risma lagi. (25) Dua ratus juta, Bang! Semudah itu Abang memberikan ke Abah?Dua ratus juta itu banyak bagi keluarga kita!risma kembali berteriak. (27) g. Umar Dengar Risma, kalau bukan karena Abah, Abang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolah dan menjadi seperti sekarang. Abang memang bukan anak kandung Abah. Tapi bahkan jika tiap sen harta yang Abang punya diberikan ke Abah atau Ummi, Abang belum bisa membalas kebaikan mereka. Pahamitu?. (27) Asal kamu tahu Risma, Abang tak akan sanggup menelan nasi sesuap pun kalau tahu Abah, Ummi, atau adik-adik Abang kesusahan di rumah mereka. Dengar itu!. (27-28) h. Herman Aku nggak bisa Rika. Kamu belum coba rayu Zariaka disertai senyum manis. Herman menggeleng. Tarikan napasnya penuh keyakinan. Aku kira cinta itu menerima seseorang apa adanya. Dari dulu aku begini, kenapa hanya gara-gara urusan remeh hubungan kita harus dipertaruhkan. (36) Waktu dan waktu setelahnya, Zarika merasakan jarak diantara dia dan Herman makin terbentang, hingga akhirnya tak mungkin dipersatukan lagi. Zarika menyibukkan hatinya yang patah kalah oleh rokok dengan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. (37) i. Wisnu Posisi yang disyukuri, tetapi juga mendatangkan ujian lain. Bertemu Mas Wisnu, profil sempurna untuk dia yang mendambakan lelaki cerdas dan tidak merokok. (37)

147 No Unsur Intrinsik Aku nggak memaksa kamu masuk agamaku. Aku tahu Aku percaya, cinta bisa mengalahkan segala hambatan. Dan agama apapun mengajak manusia untuk menebar cinta, bukan permusuhan. Selintas kalimat-kalimat itu terasa benar. Cinta seharusnya cukup. Tak ada yang perlu berubah,rika. Kalimat-kalimat Mas Wisnu menetap di kepala Zarika selama berhari-hari. (39) j. Zainal Sebagai suami, dia ingin menjadi sosok yang memberi ketenangan dan dapat diandalkan istri. Mampu memberikan yang terbaik bagi keluarga yang telah Allah amanahnya. (49) Mata Rini berbinar lebih terang dari biasa. Itu hadiah untuk istri Abang yang cantik. Beneran,untuk Rini? Zainal mengangguk. Lagian udah lama Abang nggak beliin sepatu baru, kan?. (53) k. Zubaidah Sejak kecil, Zubaidah bisa melihat dialah itik buruk rupa dalam keluarga satu satunya di antara anak Ummi yang tidak cepat menangkap pelajaran, malah pernah tinggal kelas. Memecahkan rekor yang sebelumnya tak pernah dicatat saudara-saudaranya. Ketika tahun-tahun berlalu dan perbedaan yang ada semakin jelas, diam-diam perasaan sedih bercampur iri singgah di hati. (11-12) l. Zidan Zidan juga pengen jadi cowok macho, perkasa Kayak Zainal atau Bang Umar. Tapi kan Ummi tahu sendiri. Sampai kapan pun Zidan kagak bakalan bisa membuat Abah bangga. Keluh pemuda yang senang mengenakan kaus-kaus warna menyala itu, bernada frustasi melaporkan sikap dingin Abah ke Ummi.. (59) Zidan senang gaya Ummi menasehat tanpa menghakimi. Sumpah, berat sekali melawan kecenderungan diri. Selama ini Zidan bisa menampik godaan rokok, minuman keras bahkan narkoba. Tetapi tak sanggup menjadi sosok yang bukan dirinya. (61) m. Abah Di hadapan Abah, Ummi masih tersedu sedan. Abah mengeser duduknya,hingga cukup dekat dan bisa memeluk

148 No Unsur Intrinsik istrinya. Pertama,prasangka baik dulu,kan. Ummi sendiri yang bilang. Harus mencari sampai empat puluh prasangka baik, sebelum berprasangka buruk sama orang ya, kan? Iya, dulu Abah yang ajarin ummi haditsnya. Abah tersenyum. (93) Abah menghapus air mata yang mengembun di kelopak Ummi. Jangan marah, tanyakan baik-baik. Siapa tahu berita itu hanya fitnah. Fitnah atau sesuatu yang belum tentu benar tidak boleh meredupkan kebahagiaan istri Abah. ( 95) 3. Tema a. Masalah Keluarga Kalau urusan keluarga Abang,selalu didahulukandua ratus juta itu besar,banglagian... Lagian kan,abah... Lagian Abah kenapa? Lagian kenapa? Abang kan, Cuma anak tiri Abah.bukan anak kandung! Dengar Risma,kalau bukan karena Abah,Abang mungkin tidakbisa melanjutkan sekolah dan menjadiseperti sekarangabang memang bukan anak kandung Abah.tapi bahkan jika tiap sen harta yang Abang punya diberikan ke Abang atau Ummi,Abang belum bisa membalas kebaikan mereka.paham itu? Abang nggak adil!teriak Risma semakin keras,kalau untuk keluarga Risma,Abang selalu berhitung. Dua ratus juta,bang!semudah itu Abang memberikan ke Abah?dua ratus juta itu banyak bagi keluarga kita!risma kembali berteriak. Asal kamu tahu Risma,Abang tak akan sanggupmenelan nasi sesuap pun kalau tahu Abah,Ummi,atau adik-adik Abang kesusahan di rumah mereka.dengar itu. (26-28) b. Masalah percintaan Kalau Zarika percaya dengan Ummi dan Abah, kali ini Abah buka suara,jangan menikah kecuali Wisnu bersedia masuk Islam. Abah kira keluarganya jika taat akan berpikiran yang sama juga.jangan menikah jika harus berpindah agama.tetapi secara pribadi,abah dan Ummi mohon Rika tidak pernah meninggalkan Islam,agar bisa menjadi tiket ke surga buat Abah dan Ummi. (41) Ummi nggak ridha, Zarikatidak akan pernah ridha! Hancur hati Ummi.

149 No Unsur Intrinsik Zarika menubruk ummi lalu memeluknya eratbeberapa waktu,ibu dan anak itu melebur air mata. Maafkan Rika,Mi ridha Ummi,ridhanya Allah... Zarika takut. Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnyaberangsur kemarahan mereda. Zarika,jika kamu sudah menyakiti istrinya,mungkin dia tahu atau bisa membaca situasi. Datangi,mohon iklas dan maafnyauntuk Ummi,mau Rika melakukan itu? Zarika mengangguk kebaikan apapun akan dia lakukan untuk Ummidemi menebus kesalahan yang telah melukai perempuan terkasih itu. (174) 4. Latar Latar Tempat a. Zubaidah terkesiap kaget,juga malu membayangkan Ziah,Mak Inah, dan pastinya juga Ummi yang baru pulang dari ceramah ikut mengeryitkkan alis melihat apa yang dilakukannya di cafe sederhana di pinggir jalan. (17) b. Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah cafe sejak pukul lima soredialog berlangsung alottugas meyakinkan klien belum juga menemukan titik usai ketika waktu Magrib tiba. (209) c. Karir gadis berjilbab yang penampilannya modern itu melesat pesat. Bertambah,tidak instan,tapi tahu-tahu sudah duduk di kursi direksi. (37) d. Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku.terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertisingsemakin menyita waktu,dan seolah merebut anak satu-satunya dari pandangannya. (202) e. Zidan hafal betul kebiasaan Zubaidah menyenangkan laki-laki yang sedang didekatinyakakaknya itu memang paling royal kalau urusan cowok. Mulai mentraktir, membawanya ke salon gratisan karena milik adik sendiri atau apapun agar cowok disukai membalas perasaannya. (58) f. Seperti mendapatkan ide baru Zubaidah berjalan cepat-cepat meninggalkan Zidan yang termangu di pelataran salon. (65)

150 No Unsur Intrinsik g. Kalau boleh, saya ambil lagi Bang. Besok sebelum Dzuhur, Ummi mau ngisi pengajian di masjid daerah Kalideres. Doain rame. (140) h. Zainal menyebutkan nama sebuah Masjid cukup besar di wilayah Jakarta Barat, sambil memasukkan tiga kotak sepatu titipan Bang Iyan ke dalam kantung plastik hitam agar tidak bercampur dengan barang barang dagangannya. (141) Latar Waktu a. Pagi Hari Pagi-pagi, Zubaidah sudah mampir ke salonnya, berboncengan motor dengan cowok hitam manis yang dipanggil Mas Joko. (57) Dini hari pukul tiga lewat tiga puluh menit. Tetes bening dari mata akhirnya jatuh.membasahi ujung sajadah tempat dia bersujudtujuh wajah berkelebat, lalu berputar mengisi ruang imajinasinya,makin lama makin cepatsetiap wajah membuat dadanya memompa air mata hingga mengalir lebih deras. (104) b. Siang Hari Peristiwa di hadapannya sulit dipercaya.masih mungkinkah berharap ini cuma mimpi? Tetapi semua nyatasejelas cahaya matahari yang hampir tegak lurus di atas kepala. (5) Cerocos Mak Inah sambil menyapu halaman, saat siangnya gadis itu curhat ke perempuan tua yang tak pernah lepas dari kain batik. (135) c. Sore Hari Zubaidah tersipu. Mengamati Mas Joko lebih cermat. Semoga lelaki yang wajah gantengnya telah menghipnotisnya sesoren ini, belum beristri, bisik Zubaidah dalam hati. (15) Seperti sore ini. Dua ratus juta itu nggak sedikit, lho, Aisyah. Kalimat kedua dari mulut Risma setelah sambutan. Khas : pasti ada keperluan, nih, makanya kemari. (23)

151 No Unsur Intrinsik Percakapan sore itu mengakhiri perang yang sebelumnya dikobarkan Zarika. Dia dan Ivan semakin dekat. Tidak ada kata cinta yang diumbar atau jadian! Gadis berwajah bulat telur itupun tak peduli jika hubungan mereka tak memiliki nama. (115) Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah café sejak pukul lima sore. (209) d. Malam Hari Suara salamnya kali ini tak mendapat sambutan tangan terkembang dari Ummi.perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster batik dan jilbab sederhana, terus menatap tajam dengan sebersit kemarahan yang tersisa di wajah. Di sampingnya, Abah mengangguk kecil ke arah Zarika. (120) Semuanya baru jelas ketika aku menemaninya rapat di sebuah cafe sejak pukul lima sore. Dialog berlangsung alottugas meyakinkan klien belum juga menemukan titk usai ketika waktu magrib tiba. Aku terus melihat bergulirnya waktu lewat layar ponselberharap meeting kami segera selesai. Jika tidak, aku terpaksa berpamitan ke mushola, sebelum waktu sholat berakhir. (209) Latar Suasana a. Sedih Sejak kecil,zubaidah bias melihat dialah itik buruk rupa dalam keluarga.satu satunya di antara anak Ummi yang tidak cepat menangkap pelajaran, malah pernah tinggal kelas. Memecahkan rekor yang sebelumnya tak pernah dicatat saudara-saudaranya. Ketika tahun-tahun berlalu dan perbedaan yang ada semakin jelas,diam-diam perasaan sedih bercampur iri singgah di hati. (11-12) Allah,betapa ingin Zarika menangis. Menumpahkan semua keluh kesah seperti yang dulu biasa dilakukan sambil bersandar di bahu Ummi. Rindu dengan kalimat-kalimat mujarab Ummi yang mengganti setiap keresahan dengan kedamaia. (32) Tangis Zarika pecah.setiap anak bias menjadi tiket ke surga atau neraka bagi orang tuanya. Mana yang akan dia pilih?semakin deras titik air jatuh di wajahnya yang putih bersih saat Ummi menyitir ayat Al-Qura an sambil memeluknya erat. (41)

152 No Unsur Intrinsik Zainal mengangguk. Dalam hati menahan perih melihat pengertian istrinya. Enam tahun pernikahan,satu putra, dan satu lagi menjelang lahir. Hidupnya belum beranjak. Masih di sini- sini juga. Untunglah dia tak salah memilih istri. Mungkin ridha Ummi dan Abah juga saat lelaki itu menyododorkan nama untuk untuk mereka pinang. (51) Air mata tumpah membasahi daster panjang yang dikenakan Ummi. Setiap kita punya ujian masih-masing menuju ridha-nya. Ummi dan Abah berdoa kamu tidak pernah berhenti berjuang menjalani takdirmu. Dan takdir itu adalah menjadi laki-laki,bukan yang lain.ummi paham itu sulit. Setiap perjuangan untuk tetap berada di jalan surga memang tidak ada yang mudah. Kan Zidan tahu surga memang dikelilingi hal-hal yang tidak mengenakan. Kebalikannya neraka.. (60-61) Abah memandangi istrinya yang melangkah keluar kamar. Sekarang ketika Ummi sedih bagaimana dia bisa menambahkan persoalan lain? (97) Apa yang dilakukan putrinya membuka kembali lembaran lama. Sakit hati perempuan yang tersisih. Yang tak lagi mendapatkan tatapan cinta dari suami. Luka sumber kelemahan hati yang berusaha disembuhkan dengan dzikir dan rangkaian ibadah. Sambil dalam hati berdoa, agar tak satupun dari keturunannya menorehkan derita yang sama kepada perempuan lain. Sebab persoalan ini akan membuka lorong kesedihan yang berpuluh tahun berusaha ditutup rapat-rapat. (104) Ummi dan air mata yang diam diam tumpah di pipi setiap malam,ketika Bapak tak pernah pulang. Tetesan bening yang berusaha keras disembunyikan Ummi dari penglihatan anak-anak. Tetapi Aisyah menjadi saksi akan bentangan panjang sujud-sujud ibunya yang menyembunyikan sedu sedan dengan menempelkan wajah pada sajadah, agar Umar dan Aisyah tak terbangun. Tetapi suara isak yang tertahan dan bahu Ummi yang bergerak-gerak dalam guncangan kecil,menyampaikan getar luka begitu dalam. (110) Pertahanan gadis berkerudung itu kandas. Zarika menyerah. Tersedusedu di meja. Menangis cinta yang harus berakhir sebelum dimulai. (115)

153 No Unsur Intrinsik b. Bahagia Zubaidah sendiri tak memedulikan profesi,tetapi tak bisa menyembunyikan kegembiraan jika bisa bersanding dengan lelaki tampan yang membanggakan. (15) Dia bahagia menikah dengan seorang pekerja keras,sosok sederhana yang tak mendadak minta dihormati ketika di rumah. Lelaki yang senantiasa mengenakan kopiah itu selalu mendahulukan istri dan anaknya. Ketika Kak Zarika atau Bang Umar dating dan membawa sedikit oleh-oleh misalnya, dia akan memisahkan sepotong dua potong kue untuk keluarga kecilnya. Bahkan tanpa perlu Rini minta. (52) Sore tadi,anak gadisnya menelepon dengan suara dipenuhi keriangan. Setelah beberapa bulan sebagian cahaya di wajah cantiknya hilang akibat menanggung kesedihan berpisah dengan Ivan. Katanya,mohon doa Ummi, siapa tahu yang sekarang akan menjadi jodoh Zarika. Amin Amin. Dia dan Abah akan berdoa sungguh-sungguh tentang ini. ( ) c. Tegang Tiba-tiba pandangan Ziah berhenti di satu kalimat,twit dari seseorang yang tidak dikenal. Tuti_ajah Tuti Tamborin. Anak gadis ustadzah Ummi Aminah merebut suami orang!. (72-73) Suara salamnya kali ini tak mendapat sambutan tangan terkembang dari Ummi. Perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster batik dan jilbab sedehana, terus menatap tajam dengan sebersit kemarahan yang tersisa di wajah. Di sampingnya, Abah mengangguk kecil kea rah Zarika. Benar apa yang ramai dibicarakan orang, Zarika?Ummi tak menunda. Pikir Zarika. Langsung ke inti persoalan. Zarika bisa menjelaskan, Ummi. Tidak seburuk itu. Ummi berdiri dari kursinya. Suaranya terdengar menahan emosi saat mengulang pertanyaan, sementara anak gadisnya tergugu beberapa detik hanya bisa diam. Jawab saja pertanyaan Ummi. Benar atau tidak.kalau fitnah berarti tidak ada yang perlu dipersoalkan.kecuali jika ternyata Ummi menarik napas panjang,yang digunjingkan mereka itu benar. (120)

154 No Unsur Intrinsik Suara langkah-lngkah tegap,bergegas. Penjelasan bernada panik dari putranya yang sholih terdengar tak beraturan ditingkahi tarikantarikan bernada memerintah. (150) d. Sepi Suasana rumah Abah sepi. Ziah tadi hanya muncul sebentar bersama Zubaidah,katanya ada perlu ke ATM. Zainal sedang mengambil sepatu di Bogor sekalian mengajak istri dan anaknya jalan-jalan, kata Ummi. Jadi hanya mereka dan Mak Inah yang belum lama keluar dengan tiga cangkir teh manis dan sepiring singkong goreng. (78) Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satu-satunya dari pandangannya. (202) 5. Sudut Pandang Dia tak pernah bisa menolak permintan dari perempuan paruh baya dengan raut wajah yang selalu menyiratkan ketulusan. Sembilan bulan lebih perempuan itu mengandung. Mustahil menghitung jasa yang sudah ditanamkan ke diri Aisyah hingga usia hampir empat puluh ini. (21) 6. Bahasa a. Bahasa Kiasan Pagi tadi, semua cerah.sama sekali tak ada pertanda awan gelap akan tiba-tiba membungkus hamparan biru yang menghiasi langit. (7) Ketika jawaban itu akhirnya berada dalam gengaman, kesiapan yang kubangun ternyata pecah berkeping- keping.aku berlari,terbang menjauh seperti merpati yang sayapnya terluka. (220) b. Bahasa Asing Zubaidah terkesiap kaget,juga malu membayangkan Ziah, Mak Inah, dan pastinya juga Ummi yang baru pulang dari ceramah ikut mengeryitkan alis melihat apa yang dilakukannya di cafe sederhana di pinggir jalan. (17)

155 No Unsur Intrinsik Zarika terdiam. Shock. Otak cerdasnya dengan cepat membalik logika yang disampaikan Herman. (36) Barangkali hidup kami berdua lambat laun semakin terasa sepi bagi perempuan yang melahirkanku. Terlebih setelah kesibukan di kantor yang bergerak di bidang advertising semakin menyita waktu, dan seolah merebut anak satu-satunya dari pandanganya. Presentasi, meeting dengan client, mencari konsep paling tepat termasuk menemukan jargon yang mudah diingat, hingga kalah dengan biro tetangga. (202) 7. Amanat Tapi jilbab itu identitas muslimah, sayang. Iya Idah. Menuruti orang tua nggak bakal rugi, kok!imbun salah satu kakaknya mendengar gerutan sang adik. Jilbab menjaga kita dari pandangan nakal lelaki tak bertanggung jawab!tutur abangnya, Zainal, yang ke mana-mana tak lepas kopiah. (13) Berangsur kubuka lagi catatan memori atas ridha Ummi: Tidak terlibat narkoba,tidak pernah dipenjara, muslim, dan menegakkan sholat. Alhamdulillah, semuanya terpenuhi. Hari-hariku kembali cerah. Aku jatuh cinta lagi. ( )

156 KARTU PENCATAT DATA No Nilai Moral 1. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri a. Menghargai waktu Pulang! Udah mau maghrib masih di rumah laki-laki. Cepetan pulang! (138) Aku terus melihat bergulirnya waktu lewat layar ponsel. Berharap meeting kami segera selesai.jika tidak, aku terpaksa berpamitan ke mushola, sebelum waktu sholat berakhir. (209) b. Jujur Berawal dari keributan pagi ini. Zubaidah yang emosi tidak terima tuduhan yang dialamatkan Ziah.Adiknya yang cerdas dan bermata lentik itu mencecarnya setelah berhari-hari memendam kerisauan sendiri. Enak aja Mas Joko masih single, kok. Nggak mungkin!buktinya Apa buktinya?biar bodoh gini-gini aku tahu mana yang bujangan dan mana yang bajingan! Ssshhh! Aku nggak mungkin ngerebut suami oraaang! Mungkin saja Zarika, kan? (92) c. Tanggung jawab Suaminya memang bukan orang berada, meski ibunya seorang daiyah terkenal. Orang luar mungkin sulit membayangkan kesederhanaan keluarga mereka, tetapi Zainal sudah sejak awal bersikap terbuka tentang ini dan Rini menerima. Bukan kemapanan harta yang dicari muslimah itu dari calon suaminya. Tapi tekad dan tanggung jawab, serta kesungguhan membimbing keluarga kecil mereka. (52) Dia anak tertua di keluarga Ummi. Tulang punggung. Istrinya harus bisa memahami itu. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta,umar merasa berkewajiban mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. (79) 2. Hubungan Manusia dengan Manusia Lain a. Tolong menolong Pliz ya, Zi, jangan bilang Ummi. Kakak butuh banget. Pelan kepala Ziah mengangguk. Zubaidah tersenyum dan melompat-lompat kegirangan di tempat tidur sebelum meninggalkan kamar Ziah. (71)

157 No Nilai Moral Keheningan beberapa saat lalu kini berganti kepanikan. Abah dan Zidan pontang-panting untuk pertama kali kekompakan keduanya dibutuhkan. Mereka harus bergerak cepat. Abah memberi instruksi Zidan berlari ke kamar Rini untuk mengambil perlengkapan bayi, juga baju ganti ala kadarnya bagi kakak iparnya. Lalu memapah Rini yang terlihat begitu lemah ke dalam mobil. Saking panik, mereka nyaris melupakan Rizki yang tertidur pulas di kamar. (169) b. Dermawan Ayah tirinya sosok sholih. Shalat berjama ah di masjid tak pernah terlewat. Uang yang di peroleh dari usaha kos-kosan dan kontrakan yang dirintisnya, selain digunakan untuk keluarga,juga bersedekah ke sekitar mereka yang memerlukan uluran tangan.. (24) c. Adil Meski bukan anak kandung, Abah tak pernah membeda-bedakan Aisyah dan Bang Umar.semua dikasihi dan dicintai.dari soal uang jajan,sekolah,sampai pakaian. Abah tak pilih kasih. (24) Seingatnya, selama ini dia sudah berusaha memberikan kebahagiaan dan kehidupan mewah kepada istrinya. Seandainya Risma menghitung apa yang dia miliki, dibandingkan dengan nilai yang telah diberikan suaminya kepada Abah, Ummi maupun adik-adik yang enam orang itu. Satu rumah yang mereka tempati saja angkanya sudah jauh melebihi. (83) d. Perduli Tugas abang menjaga idah sebagai adik. Anak perempuan nggak baik nyamperin lelaki. Malu. Entar digosipin lagi di twitter kayak kak Zarika kemarin. (139) Kupandangi Ryan kali kedua pertemuan kami. Postur tinggi tegap yang entah bagaimana mengulurkan payung saat aku membuka pintu taksi di hari berhujan. Padahal kami tidak saling kenal. (217) 3. Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya a. Berdoa Sejak remaja, Zarika rutin melantunkan doa berkenaan dengan jodoh dan keturunan, seperti diajarkan Ummi.Robbana hablanamin azwajina wa dzuriyatina qurrota a yun waj alna lil muttaqiina imaama. Semoga Allah memberinya pendamping dan keturunan yang sholih,dan menjadi cahaya mata serta pemimpin orang-orang yang bertakwa. (34-35)

158 No Nilai Moral Ya Allah jadikanlah aku,anak-anakku, dan keluargaku termasuk dari golongan orang yang baik. Dan janganlah Engkau jadikan aku dan mereka dalam golongan orang yang jahat dan orang yang membuat mudharat. Berilah rezeki kepadaku dan kepada mereka berupa ilmu yang bermanfaat,akhlak yang baik, dan taufik untuk ketaatanku, juga pemahamaan para Nabi. Amin. (127) b. Ibadah Ayah tirinya sosok sholih. Shalat berjama ah di masjid tak pernah terlewat. (24) Sepekan melakukan Tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan huruf-huruf hijaiyah,zarika akhirnya tahu keputusan apa yang harus disampaikan kepada Wisnu. Dia sudah memilih. (41-42) Ambil wudhu, shalat dan lapor sama Allah, Mi. Tiga puluh enam tahun pernikahan Berbagi kebahagiaan juga kesedihan. Kebersamaan mereka adalah sumber ketenangan yang menguatkan satu sama lain dalam melalui hari-hari yang kadang terasa begitu berat. (96) Abah dan Ummi terlihat lebih tenang setelah melakukan shalat Tahajud. Jari keduanya terus bergerak dalam dzikir. (177) Ummi Aminah masih menekuri sajadah.lepas shalat malam, didirikannya shalat masing-masing satu rakaat bagi anak-anaknya. (194) Malam-malam Ummi lebih banyak dihiasi ibadah dan ibadah. Tak sendiri, Abah menemani. Mereka bergantian membaca ayat-ayat suci Al-Qur an sambil sesekali berpandangan. (195) c. Bersyukur Alhamdulillah, segala sesuatunya cukup. Mak Inah yang sering bersama Ziah mendampingi Ummi ceramah,setiap memasak pasti memperhatikan menu yang disukai Rizki, hingga bocah lelaki itu selalu menghabiskan makannya. Tidak jarang Mak Inah membuat kuekue kesukaan Rizki dengan uangnya sendiri. Perempuan itu sebatangkara. Anak dan cucu Ummi sudah dianggap seperti darah

159 No dagingnya sendiri. (48) Nilai Moral Dorongan untuk terjun ke lembah dosa begitu kuat. Alhamdulillah, sampai detik ini Zidan masih sanggup melawan hawa nafsu. Bukan disebabkan alasan agama seperti yang diceramahkan Zainal. Tetapi karena hatinya yang lembut tak sanggup membayangkan air mata Ummi menitik karena dia. (62) Alhamdulilah, meski hanya mengiringi, Ziah berharap setiap langkahnya bisa ikut menambah catatan kebaikan disisi Allah. Dia tak keberatan kehilangan waktu untuk bertemu orang dan mencari jodoh, seperti yang sering dirisaukan Zubaidah. Lagipula keinginan untuk bersekolah tanpa memberatkan Ummi dan Abah, masih menjadi agenda utama yang mengisi mimpi-mimpinya, bukan urusan mencari suami. (72) Satu istri itu amanah luar biasa.apalagi bersama deretan anak.anugerah dari Allah yang jika tidak disyukuri akan berat pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Dan mensyukuri berarti menjaga,merawat, mendidik dan membimbing mereka. Membangun kelayakan demi kelayakan untuk sampai ke surge-nya. (91)

160

161 Lampiran 6 KARTU BIMBINGAN SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jalan K.H.A Dahlan No. 3 Telepon/Fax (0275) PURWOREJO KARTU BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa : Desi Lestiana W. NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : ANALISIS NILAI MORAL NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

162 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jalan K.H.A Dahlan No. 3 Telepon/Fax (0275) PURWOREJO KARTU BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa : Desi Lestiana W. NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : ANALISIS NILAI MORAL NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh :

SKRIPSI. Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN METODE JUMPING RABBIT PADA SISWA KELAS IV SD N 04 TEGALGEDE TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Fredi Adiansyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh RAHMA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu karya sastra di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya karya sastra yang mucul dalam kalangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA), semakin memprihatinkan. Misalnya, penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, simpulan dari penelitian commit to user 138 Simplifikasi Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan Karya Any

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Enik Kuswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah karya seni merupakan suatu kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Manusia dilahirkan dengan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. Perasalahan hidup manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci