SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, simpulan dari penelitian commit to user 138 Simplifikasi Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan Karya Any Asmara serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas diperoleh sebagai berikut. 1. Terdapat 23 sekuen inti yang terdapat pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara, setelah dicari dengan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Pola struktur naratif model Seymour Chatman pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara mempunyai urutan satuan struktur cerita, yaitu urutan tekstual, urutan logis dan urutan kronologis. Selain itu, pola yang terdapat pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara berupa peristiwa dan wujud. Dalam peristiwa terdapat tindakan dan kejadian. Tindakan pada novel tersebut terdapat di sekuen 2, sekuen 4, sekuen 8, sekuen 9, dan sekuen 10. Sementara kejadian pada novel tersebut terdapat pada sekuen 5, sekuen 6, sekuen 13, sekuen 17, dan sekuen 18. Wujud pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dibagi menjadi tokoh dan penokohan, latar atau setting, alur dan tema. 2. Simplifikasi membutuhkan unit-unit naratif dari teks yang akan disederhanakan. Cerita yang panjang disederhanakan melalui unit-unit naratif tersebut. Pada analisis pertama telah dijabarkan bahwa dalam novel karya Any Asmara ini, terdapat 23 sekuen. Dari 23 sekuen ini dalam proses simplifikasi sekuen ini digabungkan menjadi beberapa sekuen saja atau inti yang mendasari cerita dalam novel. Sekuen gabungan ini diperoleh setelah mengetahui urutan tekstual, logis, dan kronologis. Hasil sekuen yang digabungkan kemudian digunakan sebagai dasar simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. Namun, semua proses simplifikasi urutan tekstual tersebut tidak lepas dengan simplifikasi tokoh, dan simplifikasi latar yang telah diuraikan secara jelas pada pembahasan.

2 139 Bentuk atau hasil dari simplifikasi struktur naratif novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara adalah novel utuh yang menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita di dalamnya. 3. Relevansi hasil simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas adalah mempunyai relevansi dengan pola pemikiran mikro pada kurikulum 2013 bahasa Jawa yang mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jati diri masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan. Novel ini mempunyai nilai-nilai moral yang baik ditularkan kepada siswa jaman sekarang, yaitu untuk patuh kepada orang tua dan menghormati orang tuanya. Penggunaan simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara juga memanfaatkan sastra Jawa modern sebagai hasil karya sastra Jawa baik, membantu guru dan siswa untuk lebih memahami bacaan novel yang lebih sederhana tanpa mengurangi isi dari novel tersebut, memberi nilai efektif pada pembelajaran karena siswa dan guru tidak harus membaca novel yang tebal. B. Implikasi Penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan memiliki hubungan positif. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembuatan atau pengadaan bahan ajar sastra yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa, khususnya novel untuk pembelajaran sastra Jawa di sekolah sangat penting. Dalam pembuatan bahan ajar yang sederhana tersebut juga harus menggunakan teori yang sesuai dan mempunyai keterkaitan dengan unsur-unsur karya sastra fiksi novel. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Implikasi Teoretis Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembelajaran bahasa. Sastra itu sendiri adalah suatu bentuk karya seni yang menggunakan media bahasa. Sastra ada untuk dibaca, dinikmati dan dipahami, serta dimanfaatkan, yang antara lain menambah wawasan kehidupan. Manusia bisa kreatif, bisa berwawasan luas, commit 139 to user

3 140 bahkan bisa menjadi pemimpin yang baik apabila ia menimba nilai-nilai yang dituangkan oleh pengarang dalam karya sastra. Bahkan jika suatu karya sastra, contohnya novel dijadikan sebagai materi atau bahan ajar, tidak menutup kemungkinan cerita novel tersebut dimasukkan ke dalam kompetensi dasar yang telah ada. Misalnya kompetensi dasar membaca teks sastra, seorang tenaga pendidik dapat memakai karya sastra novel tersebut sebagai bahan ajar. Tidak hanya kompetensi membaca saja, bahkan kompetensi lainnya seperti kompetensi dasar menyimak pun diduga bisa memakai bahan ajar novel atau karya sastra lainnya. Novel sebagai salah satu jenis karya sastra merupakan wacana yang memuat banyak kata atau bahasa yang tentu beragam, diciptakan sesuai dengan gagasan dan imajinasi pengarangnya. Setiap pengarang tentu mempunyai harapan agar hasil karyanya menarik dan dapat diterima pembaca. Untuk mewujudkan hal itu keahlian pengarang dalam memilih dan menyusun kata atau unsur bahasa merupakan faktor yang sangat penting, sehingga karya yang dihasilkannya menjadi lebih baik. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat diberikan kepada peserta didik. Sebuah karya sastra akan memberikan informasi yang berbeda-beda bagi para pembacanya yang berbeda-beda pula, sesuai dengan tingkat daya tangkap masing-masing peserta didik. Peserta didik perlu dibimbing hingga mampu menangkap makna dan nilai-nilai yang tersirat dalam karya sastra tersebut. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan berbentuk cerita. Novel sebagai salah satu karya sastra sangat mungkin untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra di sekolah. Untuk menjadikan novel sebagai bahan ajar, maka harus ada strategi untuk menjembatani yaitu mengembangkan materi ajar membaca teks sastra dengan mensimplifikasikan novel tersebut. Bahan ajar tidak harus bersumber dari buku teks. Bahan ajar dapat diambil dari berbagai sumber selama sesuai dengan kurikulum. Salah satu contoh bahan ajar selain buku teks adalah novel. Salah satu novel yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar sastra dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. commit 140 to user

4 141 Kehadiran teori-teori sastra dari Barat perlu diakui selama ini telah memperluas horizon pemahaman terhadap ciptaan sastra dikarenakan teori-teori dari Barat sudah sangat berkembang dan dapat digunakan pada karya sastra Indonesia, khususnya karya sastra novel (Winarni, 2013: 15). Salah satu teori Barat yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse, expression). Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara untuk disimplifikasikan dengan menggunakan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Teori tersebut berkaitan dengan penelitian yang mengkaji novel untuk disederhanakan menjadi teks baru yang lebih efektif dan mudah dipahami dalam hal alur ceritanya, bahasanya, serta amanat dan nilai moral yang terkandung pada novel tersebut. Selain itu, teori struktralisme naratif model Seymour Chatman digunakan karena objek yang diteliti berupa novel yang terdiri dari rangkaian cerita narasi. Teori strukturalisme naratif merupakan suatu alat dan cara untuk membedah suatu karya sastra lewat struktur cerita. Berdasarkan teori strukturalisme naratif Chatman, peristiwa-peristiwa dalam cerita yang terangkai dalam peristiwaperistiwa naratif yang terbagi dalam unit-unit naratif dan di dalam unit-unit cerita, antara unit cerita yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Peristiwaperistiwa naratif tersebut yang dijadikan pedoman untuk menyederhanakan novel tersebut. Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas, diduga dapat membuka wawasan tentang teori yang berkaitan dengan pembuatan bahan ajar sastra, khususnya karya sastra novel. Selain itu, membuka wawasan bahwa banyak jenis-jenis novel berbahasa Jawa yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar atau media pembelajaran, misalnya novel-novel pop maupun serius. Memberi peluang novel-novel lain untuk commit 141 to user

5 142 disimplifikasi dengan menggunakan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Keterkaitan antara teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman dengan simplifikasi sangat erat dan saling berhubungan. Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse, expression). Hawkes (dalam Teeuw, 1988: ), strukturalisme merupakan cara untuk mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain. Keterkaitannya dengan simplifikasi adalah memudahkan proses simplifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teori strukturalisme naratif Seymour Chatman yang mengubah novel menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita didalamnya. Dalam struktur naratif hanya diambil bagian yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan untuk membuat teks sastra baru sedangkan tokoh, penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung dalam simplifikasi novel menjadi teks sastra. 2. Implikasi Praktis Selain implikasi teoretis, Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara mempunyai implikasi terhadap pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, termasuk dalam implikasi terhadap pengadaan bahan ajar, kesesuaian kompetensi dasar yang terdapat dalam rancangan pembelajaran SMA dan implikasi terhadap kriteria bahan ajar sastra yang baik. Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas diduga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian sastra, sehingga peneliti lain akan termotivasi commit 142 to user

6 143 dan terdorong untuk melakukan penelitian sejenis yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar di sekolah. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih serius dalam menyediakan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi siswa. Realitas yang menyedihkan bahwa pengajaran sastra di sekolah pada beberapa dekade terakhir ini kurang membawa pencerahan bagi siswa. Kondisi - elum juga mengalami perubahan dan kemajuan yang signifikan. Tetap saja pengajaran sastra di sekolah mengalami peminggiran, bahkan seolah-olah tereliminasikan dari pembelajaran. Adapun alasan-alasan klasik, misalnya terbatasnya waktu yang tersedia, pengajaran bahasa dan sastra Jawa lebih terfokus pada bahasa (tepatnya tata bahasa), dan bahan ajar sastra yang terbatas. Bahan ajar merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang harus dipenuhi. Semakin banyak referensi atau materi bahan ajar semakin memudahkan tenaga pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Pada awalnya gurulah sumber belajar satu-satunya di kelas, namun pada saat ini guru mengarah sebagai fasilitator dan dituntut pengadaan bahan ajar atau buku pegangan agar menjembatani permasalahan keterbatasan kemampuan daya serap siswa dan keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar di kelas. Selain itu, kehadiran bahan ajar dapat berguna untuk memahami dan memberikan perlakuan sesuai dengan karakteristik siswa secara individual, sehingga materi-materi yang kurang dipahami dapat dieksplorasi kembali melalui bahan ajar. Salah satu kegunaan penelitian simplifikasi struktur naratif novel ini adalah menambah referensi yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa pada jenjang SMA kelas XI semester I kurikulum 2013 dengan standar kompetensi memahami isi petikan teks novel berbahasa Jawa dan menceritakan isi petikan teks novel berbahasa Jawa. Hasil simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Jawa yang mudah dipahami dan populer, serta terdapat nilai-nilai moral dan sikap yang baik untuk siswa. commit 143 to user

7 144 Novel sangat mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran sastra pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Novel sebagai salah satu bahan ajar sangat disenangi dan diduga banyak diminati siswa sekolah menengah atas. Siswa pada jenjang menengah keatas mempunyai minat yang tinggi terhadap karya-karya fiksi. Karya-karya fiksi tersebut tentunya mempunyai kriteria tersendiri yang akan meningkatkan minat membaca siswa, misalnya karya fiksi atau novel yang mempunyai genre roman atau percintaan. Psikologi siswa SMA diduga masih mengalami tahap perkembangan yang masih menikmati cerita-cerita cinta. Oleh karena itu, novel Kumandhanging Katresnan yang dibuat lebih sederhana ini diduga akan sangat diminati para siswa Sekolah Menengah Atas pada kompetensi dasar memahami bacaan teks sastra fiksi. Livo dan Reitz (dalam Sharon Black, 2001: 129) menyatakan selain fungsi mengajar sebagai perilaku yang tepat untuk generasi muda, cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos atau karya sastra lainnya diciptakan untuk mengungkap nilai-nilai, tradisi, gaya hidup, dan bahkan keterampilan masyarakat untuk generasi selanjutnya. Oleh karena itu, bahan ajar bukan hanya sesuatu yang berbentuk tulisan, namun juga bisa berupa benda asli, benda buatan, buku, aktivitas, tuturan langsung dan sebagainya dengan memperhatikan kaedah-kaedah penyusunan bahan ajar sastra. Simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara diharapkan memenuhi karakteristik bahan ajar yang sesuai dalam pengajaran bahasa dan sastra Jawa, yaitu pertama, bahan ajar itu valid untuk mencapai tujuan pengajaran, yang kedua, bahan ajar dan bahan belajar itu bermakna dan bermanfaat ditinjau dari kebutuhan peserta didik, ketiga, bahan ajar dan bahan belajar itu menarik serta merangsang minat peserta didik, keempat bahan ajar dan bahan belajar berada dalam keterbacaan dan intelektual peserta didik dan yang kelima, bahan ajar dan bahan belajar, khususnya berupa bacaan sastra, harus berupa karya sastra utuh, bukan karya sastra sinopsis (Toha, 2002: 139). Hasil simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan diduga dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang lebih efektif dalam pembelajaran bahasa Jawa. Simplifikasi sendiri bertujuan mempermudah pembaca dalam memahami maksud commit 144 to user

8 145 yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penulis terhadap pembaca. Simplifikasi tentunya beda dengan membuat sinopsis suatu karangan. Sinopsis cerita cenderung langsung mengarah ke inti cerita dan terkadang menghilangkan unsur cerita yang terdapat di dalamnya. Sementara, simplifikasi merupakan proses penyederhanaan novel dari halaman yang panjang, kemasan dan bentuknya yang tebal menjadi teks sastra yang lebih singkat tetapi tanpa mengubah struktur naratif yang ada di dalamnya. Dari hasil simplifikasi novel tersebut, dapat mempermudah siswa dalam memahami isi cerita tanpa harus membaca novel yang begitu tebal dan membutuhkan waktu lama. Hasil simplifikasi novel ini diharapkan dapat membantu pembelajaran bahasa Jawa yang bergenre sastra. Penelitian ini juga mempunyai impikasi dengan kriteria bahan ajar sastra yang baik bagi pembelajaran sastra di sekolah. Kelima kriteria atau syarat bahan ajar yang baik menurut Hasyim (2001) harus mempunyai latar belakang budaya siswa, aspek psikologis, aspek kebahasaan, nilai karya sastra, dan keragaman karya sastra. a. Latar Belakang Sosial Budaya Dalam memilih bahan ajar sastra, harus diperhatikan latar belakang budaya siswa yang mengacu pada ciri khas masyarakat tertentu dengan segala variasinya yang meliputi: pranata sosial, stratifikasi sosial, norma, tradisi, hukum, seni, kepercayaan, agama, etika, moral dan sebagainya. Umumnya para siswa akan lebih mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang akrab dengan kehidupannya. Terlebih jika karya sastra itu mengangkat tokoh yang berasal dari lingkungan sosialnya dan memiliki kesamaan budaya dengan mereka. Bahan ajar sastra akan mudah diterima oleh siswa jika dipilih karya sastra yang memiliki latar cerita yang dekat dengan dunianya. Pada penelitian ini, objek kajian yang dikaji adalah novel yang sudah terkenal dan bertemakan roman atau percintaan. Tema tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa SMA. Novel Kumandhanging Katresnan mempunyai kebudayaan yang dan moral yang baik bagi siswa. Misalnya terdapat peristiwa R. Sukmana yang sangat patuh dan taat terhadap orangtuanya, berkeinginan untuk sekolah, dan tidak kenal putus asa terhadap keadaan yang sulit. Selain itu, tema percintaan membuat novel ini diduga commit 145 to user

9 146 akan menarik perhatian siswa. Kehidupan siswa jaman sekarang sangat identik dengan percintaan walaupun masih pada tahap suka dan perhatian. Psikologi para siswa tersebut lebih tertarik pada hal-hal semacam itu namun tetap dalam pengawasan dan arahan guru. Oleh karena itu, penyederhanaan novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara diduga dibutuhkan pada pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. b. Aspek Psikologis Perkembangan psikologis seseorang pasti mengalami tahap-tahap tertentu dan tiap tahap memiliki kecenderungan tertentu pula. Oleh karena itu, tahap-tahap perkembangan psikologis anak ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan ajar sastra. Jika bahan ajar sastranya tepat sesuai dengan tahap perkembangan psikologisnya, maka terbukalah kemungkinan bahwa pengajaran sastra akan diminati. Satu hal yang harus dicatat, bahwa perkembangan psikologis siswa juga akan berpengaruh besar terhadap: etos belajar, daya penalaran, daya ingat, minat mengerjakan tugas, kerja sama dengan teman lain, pemahaman terhadap situasi, dan pemecahan masalah yang timbul. Secara psikologis, setiap orang mengalami perkembangan, sehingga seorang anak akan berbeda dengan orang dewasa. Dalam menanggapi bacaan sastra pun taraf perkembangan kejiwaan seseorang sangat berperan. Psikologi siswa SMA tentunya berbeda dengan psikologi siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dari hal tersebut, siswa SMA diduga sangat menggemari cerita-cerita roman dan mempunyai konflik yang banyak dan rumit. Psikologi para siswa tersebut lebih tertarik pada hal-hal semacam itu namun tetap dalam pengawasan dan arahan guru. c. Aspek Kebahasaan Aspek kebahasaan dalam karya sastra termasuk di dalamnya adalah stilistika. Dalam hal ini meliputi kosakata yang dipakai sastrawan, struktur kata dan kalimat, idiom, metafora, majas, citraan, dan lain- (surface structure) atas gagasan sastrawan, dan sebagainya. Guru harus memperhatikan pula konteks dan isi wacana (deep structure), termasuk referensi yang tersedia. Selain itu, guru sastra harus mempertimbangkan pula teknik penulisan yang dipakai sastrawan, ciri-ciri kebahasaan yang khas pengarang yang commit 146 to user

10 147 bersangkutan, kohesi atau hubungan antar kalimat, ungkapan, dan komunitas pembaca yang menjadi target sasaran sastrawan. Sehingga, dengan demikian siswa diharapkan dapat memahami bahasa dengan segala fenomenanya yang dipakai dalam karya sastra. Sangat ditekankan dalam konteks ini adalah guru sastra diharapkan dapat memahami benar tingkat kemampuan kebahasaan para siswanya sehingga dapat memilih karya sastra yang tepat. Seperti yang dikatakan Tarigan (1984: 170) yang menyebutkan bahwa ciriciri novel adalah jumlah kata lebih dari buah, jumlah waktu rata-rata yang dipergunakan untuk membaca novel yang paling pendek diperlukan waktu minimal 2 jam atau 120 menit, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsurunsur kepadatan dan intensitas dalam novel kurang diutamakan. Melalui ciri-ciri novel yang disebutkan, terbukti bahwa novel adalah bacaan yang panjang yang kurang efektif digunakan sebagai bahan ajar di sekolah karena kemasan yang tebal dan kata-kata yang digunakan dalam sebuah novel yang kurang komunikatif membuat minat pembaca dirasa akan menurun dan bosan. Oleh karena itu, novel dibuat kemasan yang apik dan menarik agar bisa menggugah minat baca siswa yaitu dengan cara simplifikasi. Simplifikasi ini memudahkan siswa untuk memahami isi dan nilai yang terkandung dalam novel yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. d. Nilai Karya Sastra Guru sastra harus mempertimbangkan aspek nilai sebuah karya sastra. Karya sastra harus memiliki bobot, dalam artian memiliki nilai sastra yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam konteks ini, seorang guru harus dapat memilih dan menentukan karya sastra mana yang harus digunakan sebagai bahan ajar. Salah satu novel Any Asmara yang dapat mewakili nilai karya sastra yang dapat dipertanggungjawabkan dan bertemakan asmara yang akan menggugah minat siswa adalah sebuah novel yang berjudul Kumandhanging Katresnan. Novel karangan Any Asmara tersebut mempunyai nilai pendidikan atau pesan moral yang baik bagi siswa, yaitu segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Kita commit 147 to user

11 148 sebagai manusia hanya bisa berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, tetapi semua kehendak bergantung pada sang khaliq. e. Aspek Keragaman Karya Sastra Karya sastra baik memiliki fungsi utama untuk memperhalus budi pekerti, meningkatkan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif. Dengan bahan ajar yang variatif, niscaya terbuka peluang bahwa sebab siswa akan dapat menikmati sajian sastra yang beraneka ragam genre sastra dengan aneka bentuk dan isinya. Salah satu novel yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar sastra dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. Menurut Hutomo (1975: 62), Any Asmara adalah pengarang cinta asmara. Tema cinta asmara ini juga meliputi novelnya yang berbentuk cerita detektif dan cerita perjuangan. Salah satu novel Any Asmara yang dapat mewakili tema cinta asmara ini adalah sebuah novel yang berjudul Kumandhanging Katresnan. Salah satu keistimewaan novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara adalah alur ceritanya yang tidak biasa, yaitu menggunakan alur campuran yang mengisahkan masa lalu (back tracking) sang tokoh utama, yaitu Ranu Asmara yang mencintai seorang gadis namun tidak disetujui oleh orang tua pihak perempuan. Namun Ranu Asmara tidak patah arah dan berusaha bangkit meniti karir. Hal tersebut yang menjadikan novel ini diduga akan menarik untuk dibaca dan digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa di sekolah tingkat SMA. C. Saran Berdasarkan hasil analisis data, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Guru diharapkan dapat memilih bahan ajar atau media pembelajaran novel yang baik dan tepat bagi siswa. Salah satu diantara novel-novel yang dapat dipilih adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara yang mempunyai cerita yang tidak monoton, banyak konflik, dan terdapat nilai- commit 148 to user

12 149 nilai moral yang patut diteladani siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru bahasa Jawa dalam pengajaran apresiasi karya sastra di segala kurikulum, baik kurikulum 2013 maupun KTSP, khususnya kelas XI semester 1 yang terdapat pokok bahasan menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel serta menceritakan isi petikan novel berbahasa Jawa. 2. Siswa diharapkan dapat menghargai karya sastra Jawa, khususnya novel terbitan lama maupun baru. Dengan menghargai karya sastra tersebut, siswa juga diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung pada karya sastra novel. 3. Penerbit diharapkan lebih memperhatikan karya sastra novel berbahasa Jawa dengan menerbitkan kembali novel-novel klasik yang mempunyai nilai-nilai pendidikan karakter supaya dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di sekolah tingkat menengah. 4. Hasil penelitian mengenai simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti berikutnya yang ingin menawarkan novel lain yang ingin disimplifikasi sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra, baik menggunakan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini maupun dengan pendekatan yang berbeda. commit 149 to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya para sastrawan yang berupa fenomena yang ada dalam masyarakat dan dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulis. Sastra dan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya yang bagus pasti memiliki sebuah ciri tersendiri di dalamnya, entah itu terletak pada isi maupun unsur pembangun lainnya. Ciri itulah yang dapat dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran karakter menjadi orientasi pengajaran di sekolah saat ini. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah karya sastra itu diciptakan pengarang untuk dibaca, dinikmati, ataupun dimaknai. Dalam memaknai karya sastra, di samping diperlukan analisis unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA), semakin memprihatinkan. Misalnya, penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran sastra dengan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai wacana sangat menarik untuk dilakukan terutama mengenai analisis wacana. Analisis wacana dapat berupa kajian untuk membahas dan menginterpretasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi, seni dan penciptaan. Bahasa yang digunakan dalam sastra mengemban fungsi utama sebagai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah). Kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing memiliki keunikan sendiri-sendiri, demikian pula dibidang sastra, Indonesia sangat kaya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan

Lebih terperinci