BUKU SAKU PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DENGAN POLA KULIAH KERJA NYATA
|
|
- Yanti Fanny Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU SAKU PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DENGAN POLA KULIAH KERJA NYATA
2 DAFTAR ISTILAH APBDes BABS BPB BPSPAM CTPS HU IMAP IMB LPPM KKN PBL PLP PKP PSE PSU SPAM SPAL-D 3R Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Buang Air Besar Sembarangan Bina Penataan Bangunan Badan Pengelila Sistem Pengelolaan Air Minum Cuci Tangan Pakai Sabun Hidran Umum Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi Izin Mendirikan Bangunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian untuk Masyarakat Kuliah Kerja Nyata Penataan Bangunan dan Lingkungan Penyehatan Lingkungan Permukiman (sanitasi) Pengembangan Kawasan Permukiman Prasarana dan Sarana Ekonomi Prasarana dan Sarana Umjum Sistem Pengelolaan Air Minum Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Reduce. Reuse dan Recycle
3 Daftar Isi KATA PENGANTAR... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1 MEMAHAMI APA YANG DILAKUKAN SELAMA KKN 1 2 PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT KKN Memahami Misi KKN Tematik Infrastruktur Permukiman Memahami Kegiatan Apa Saja Yang Akan Dilakukan Selama KKN tamatik Infrastruktur Permukiman Memahami Siapa Sasaran Pemberdayaan Masyarakat Yang Perlu Anda Persiapkan 2 3 PERKENALAN DAN MENYEPAKATI JADWAL KEGIATAN KKN 3 4 KEGIATAN PENDAMPINGAN 1: IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI (IMAP) DAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Tujuan Target Hasil Kegiatan IMAP Yang Perlu dipersiapkan Cara Mendapatakan Data: 4 5 KEGIATAN PENDAMPINGAN 2: PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TINGKAT DESA/KELURAHAN 6 6 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : SPAM DESA Aspek Teknis Aspek Kelembagaan Aspek Sosial: Aspek Keuangan Aspek Lingkungan Penyiapan Rencana Pengelolaan SPAM: Sebelum Meninggalkan Desa 8 7 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : SANITASI Memetakan Masalah Sanitasi Menyiapkan Tim Gerakan Sanitasi Gerakan STOP BABS Gerakan Pengelolaan Sampah dengan 3 R 9 8 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : BINA PENATAAN BANGUNAN Memetakan Masalah PBL Menetapkan Prioritas aksi untuk Bina Penataan Bangunan Pendampingan aksi Bina Penataan Bangunan 10 9 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Ruang Lingkup Identifikasi Kebutuhan Menggambarkan Rencana Dalam Peta 11
4
5 1 MEMAHAMI APA YANG DILAKUKAN SELAMA KKN Kegiatan Pendampingan Masyarakat selama KKN tematik infrastruktur permukiman dimulai dari Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi (IMAP), Penyiapan peta sosial dan infrastruktur, Penyiapan Rencana (Road Map) 2 3 4
6 Pembentukan Badan Pengelola Penetapan Tarif dan Peraturan Penyusunan Rencana pengelolaan dan pengembangan layanan Kegiatan untuk Bangkim Pemetaan dan perencanaan Kebutuhan infrastruktur dasar untuk 5 tahun mendatang Jangka 5 tahunan dan pendampingan aksi tematik sektor infrastruktur permukiman
7 2 PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT KKN 2.1 Memahami Misi KKN Tematik Infrastruktur Permukiman MISI anda adalah memberdayakan masayarakat melalui pendampingan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman. Infrastruktur permukiman mencakup; sektor Air Minum, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Bina Penataan Bangunan, Pengembangan Kawasan Permukiman Pengelolaan Infrastruktur Permukiman bertujuan untuk menjadikan sarana SPAM dan Sanitasi yang dibangun berkelanjutan, adanya sistem di tingkat masyarakat dalam; promosi perubahan perilaku sanitasi, penataan bangunan dan lingkungan yang lebih baik dan adanya rencana pengembangan kawasan permukiman yang berorientasi pada kebutuhan mendatang. Pendampingan masyarakat bertujuan untuk membangunan kemampuan masyarakat. 2.2 Memahami Kegiatan Apa Saja Yang Akan Dilakukan Selama KKN tamatik Infrastruktur Permukiman Ada lima langkah utama dalam pendampingan masyarakat dalam Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman di desa/kelurahan yaitu sebagaimana yang digambarkan dalam alur kegiatan pada bagian Memahami Siapa Sasaran Pemberdayaan Masyarakat Sasaran pemberdayaan masyarakat adalah pimpinan dan perangkat desa/kelurahan dan tokoh masyarakat, Mereka adalah orang dewasa yang memiliki pengalaman hidup, nilai, adat dan budaya untuk itu perlu ditangani dengan pendekatan pendidikan orang dewasa, anda harus: Mau mendengar dengan baik Menghargai pendapat Menempatkan mereka sebagai pelaku utama. Membangun komunikasi dengan baik Membangun relasi dengan tokoh masyarakat dengan baik. 2.4 Yang Perlu Anda Persiapkan Untuk melakukan pendampingan infrastruktur permukiman anda memerlukan piranti dalam rangka pencatatan dan pendokumentasian hasil kegiatan yaitu: Format-1. Rencana Kegiatan selama KKN yang disepakati oleh pimpinan desa/kelurahan, Format-2. Daftar pertanyaan dan Laporan hasil IMAP, Format-3. Matrik Perencanaan Infrastruktur Permukiman Jangka Menengah, Format-4, Susunan Kelembagaan/Tim Desa/Kelurahan, Format 5- Template Laporan Kegiatan. Format format di atas bisa didownload melalui alamat website:...
8 3 PERKENALAN DAN MENYEPAKATI JADWAL KEGIATAN KKN Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu pertama setelah anda sampai di desa yaitu melakukan perkenalan dan penyusunan jadwal kegoatan yang disepakati selama pendampingan KKN tematik infrastruktur permukiman. Target : 1. Mahasiswa kenal dengan kepala desa, kepala dusun, Ketua RW dan Ketua RT serta beberapa tokoh informal 2. Rencana kerja umum selama KKN diterima dan disepakati dengan pimpinan dan perangkat desa. Yang Perlu Anda Lakukan 1. Melakukan perkenalan dengan pimpinan desa/kelurahan beserta perangkat dan tokoh masyarakat kunci. Dalam perkenalan ini anda menjelaskan maksud, tujuan kegiatan KKN, kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama KKN, siapa koordinatornya dan bagaimana pembagian peran diantara peserta. Melakukan pertemuan formal dengan kepala desa dan perangkat untuk menyusun dan menyepakati rencana kerja umum dan jadwal kegiatan selama KKN. Dalam rencana kerja ini perlu dipastikan setiap besaran kegiatan ditetapkan siapa pendamping dari perangkat/tokoh masyarakat. Contoh rencana kerja umum adalah sebagaimana tabel Melakukan orientasi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi infrastruktur permukiman. Dalam kegiatan ini anda bisa melakukan kunjungan informal ke rumah ketua RT/RW/kepala dusun Pastikan anda mendapatkan gambaran awal tentang kondisi air minum, sanitasi, kondisi bangunan dan lingkungan serta kondisi infrastruktur dasar seperti jalan lingkungan, sarana ekonomi dll 2. Rencana Kerja Umum Kegiatan KKN (diisi dari Format-1). No Kegiatan Hasil Yang Diharapkan Nama Pendamping dari Desa/Kel Nama Mahasiswa penanggungjawab Waktu m-1 m-2 m-3 m-4 m-5 m-6 m-7 m-8 1 Pertemuan Sosialisasi Program KKN Pemetaan status infrastruktur desa/kelurahan 2 Pembentukan Tim Infrastruktur Desa 3 Pertemuan perencanaan infrastruktur permukiman 4 Pendampingan aksi masyarakat untuk kegiatan Air Munum, Sanitasi, PBL, Bangkim 5 Pertemuan evaluasi hasil pendampingan Masyarakat mengetahui agenda KKN Data status infrastruktur permukiman dan gambaran permasalahan Peta sosial dan infrastuktur permukiman Penanggungjawab dalam perencanaan infrastruktur permukiman dan pengelola program pasca KKN Kesepakatan status kondisi eksisting infrastruktur permukiman Target kondisi mendatang yang diharapkan Rencana program dan kegiatan Badan Pengelola SPAM terbentuk Iuran dan peraturan SPAM disepakati Gerakan STOP BABS Gerakan Pengelolaan Sampah (3R) Rencana pengembangan permukiman Gerakan penataan bangunan dan lingkungan Pokok-pokok hasil KKN disampaikan Rekomendasi Rencana tindak lanjut pasca KKN x X X X X X X X X
9
10 4 KEGIATAN PENDAMPINGAN 1: IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI (IMAP) DAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 4.1 Tujuan Tujuan dari IMAP adalah memetakan kondisi eksisting permasalahan permasalahan terkait infrastruktur permukiman tingkat desa/kelurahan dan potensi-potensi yang bisa dikembangkan dalam rangka mewu-judkan kondisi permukiman yang diharapkan. (ruang lingkup informasi/data sebagaimana lembar F-2) 4.2 Target Hasil Kegiatan IMAP : 1. Data IMAP terkumpul dengan menggunakan Format (F-2) 2. Informasi tentang permasalahan SPAM mencakup: permasalahan sosial, kelembagaan, teknis, keuangan dan lingkungan. 3. Peta sosial dan infrastruktur permukiman yang menggambarkan posisi infrastruktur dasar (jalan), SPAM dan jalur distribusinya, fasilitas umum sanitasi, lokasi yang beresiko untuk sanitasi dan SPAM. 1. Data IMAP yang diverifikasi melalui obeservasi dan wawancara dengan beberapa orang yang relevan. 4.3 Yang Perlu dipersiapkan 1. Daftar pertanyaan IMAP (F-2) dan pencatat hasil diskusi. 2. Peralatan untuk penyiapan peta sosial dan infrastruktur permukiman a. Kertas plano (4 lmbar) atau media lain yang bisa dgunakan untuk menggambar peta b. Spidol, Selotape atau lim untuk menyambung kertas (4 lembar dijadikan satu) 3. Meminta salah satu tokoh masyarakat untuk memimpin pertemuan dan penyiapan peta sosisl 4.4 Cara Mendapatakan Data: Dilakukan melalui pertemuan warga dihadiri oleh semua perangkat, unsur RT & RW dan tokohmasyarakat. Proses pertemuan dilakukan dengan urutas sebagai berikut
11
12 Contoh Peta Sosial dan Infrastruktur Permukiman Penjelasan lebih lengkap baca Modul Cara Pelaksanaan IMAP
13 5 KEGIATAN PENDAMPINGAN 2: PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMANTINGKAT DESA/KELURAHAN Setelah data hasil IMAP dikumpulkan dan digambarkan dalam peta langkah selanjutnya menyusun perencanaan infrastruktur jangka menengah (5 tahunan) tingkat desa/kelurahan dengan proses sebagaimana gambar berikut: Cara Pelaksanaan : Dilakukan melalui pertemuan perangkat dan tim perencana yang telah dibentuk Teknik Pelaksanaan: 1. Tetapkan cakupan saat ini dari setiap sektor infrastruktur Permukiman berdasarkan hasil IMAP 2. Dari cakupan saat ini tetapkan besarnya target untuk kondisi lima tahun mendatang 3. Tetapkan dukungan yang diperlukan untuk pencapaian cakupan lima tahun mendatang (aspek kelembagaan dan aspek peraturan) Target Hasil Kegiatan Penyusunan Rencana (Road Map) Infrastruktur Permukiman Rencana kerja yang menggabarkan kondisi eksisting, target capaian selama lima tahun ke depan dan uraian kegiatan yang akan dilakukan, sumber pemiayaan dan waktu pencapaian Contoh Perencanaan (Road Map) Infrastruktur Permukiman Desa/Kelurahan ( bisa dikembangkan sesuai kesepakatan ) Cakupan URAIAN Jumlah KK yang menikmati air minum dengan layak Cakupan Thn 2015 KK Target Thn 2020 Jumlah KK yang memiliki dan menggunakan jamban KK KK Jumlah KK yang mengelola Sampah dengan sehat KK KK Jumlah rumah yang sudah dilengkapi IMB Rmh Rmh Jumlah titik lokasi kumuh dan beresiko bencana kebakaran Jumlah ruas jalan kampung/lingkung an Jumlah keluarga yang memiliki kegiatan industri rumah tangga Penyediaan Dukungan Titik ruas Titik KK Titik ruas Titik Kegiatan yang akan dilakukan (contoh) Sumbe r Biaya T A Wakt u T T A A Penambahan sambungan rumah (SR) APBDes/Kel x x x x Pembangunan SPAM perpipaan baru Usulan APBD x Pembangunan Sumur Gali oleh masyarakat Swadaya x x x x x Gerakan STOP BAB Sembarangan APBDes/Kel x x x x x Penyediaan kloset dengan harga terjangkau BUMDes x x x x x Gerakan pengelolaan sampah 3R Swadaya x x x x x Penyediaan TPS sampah di setiap dusun/rw APBDes/Kel x x Sosialisasi IMB disetiap RT APBDes/Kel x Layanan konsultasi IMB APBDes/Kel x x x x x Aksi penataan kawasan kumuh APBDes/Kel x x x Mitigasi resiko bencana kebakaran APBDes/Kel x x x x Penambahan jalan lingungan APBDes/Kel x x Peningkatan/perluasan jalan lingkungan APBDes/Kel x x x Pembangunan show room/tempat pemasaran hasil industri rumah tangga Usulan APBD Badan Pengelola SPAM Ada/Tidak Ada/Tidak Pembentukan Badan Pengelola SPAM APBDes/Kel x x T A T A
14 Peraturan Sistem Iuran SPAM Ada/Tidak Ada/Tidak Penetapan dan pemberlakukan iuran SPAM APBDes/Kel x PERDES/KEL Pengelolaan Lingk. Ada/Tidak Ada/Tidak Penetapan dan pemberlakuan Perdes/kel pengelolaan infrastruktur (aset) permukiman APBDes/Kel x Penjelasan Lebih Lengkap baca pada Modul IMAP dan Penyusunan Rencana Kerja Infrastruktur Permukiman
15 6 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIKPILIHAN :SPAM DESA Kegiatan pendampingan SPAM diarahkan untuk melakukan kegiatan yang mendukung aspek keberlanjutan yaitu aspek teknis, kelembagaan, sosial, keuangan dan lingkungan. 6.1 Aspek Teknis Memetakan Jaringan Pembuatan peta jaringan ini dilakukan oleh orang-orang kunci yang terlibat dalam pembangunan, Langkah 1: gambarkan peta jaringan mulai dari posisi mata air, bak penampungan, jalur pipa dan hidran umum Langkah 2: Masukkan KK penerima layanan ke dalam peta dengan memberikan nomor. Melakukan transek (penelusuran) untuk mengetahui permasalahan fungsi sarana Contoh Hasil Pemetaan Jaringan SPAM, sumber: Desa Identifikasi fungsi sarana Ilustrasi:
16 Jika sarana SPAM secara teknis mengalami gangguan fungsi maka perlu dilakukan pendampingan dalam rangka mengatasi permasalahan teknis. Yang perlu diperhatikan adalah dalam proses penelusuran/observasi fungsi sarana melibatkan orang yang terlibat dalam proses pembangunan dan tokoh masyarakat lainnya. 6.2 Aspek Kelembagaan Yang perlu diidentifikasi: Apakah desa telah membentuk badan pengelola?. Jika sudah apakah badan pengelola berfingsi efektif?, apakah badan pengelola telah dilengkapi dengan SK?, apakah badan pengelola mendapatkan honor yang layak?.jika desa belum membentuk badan pengelola, atau badan pengelola yang telah dibentuk tidak berfungsi efektif, yang perlu dilakukan adalah: Membantu desa dalam proses pembentukan badan pengelola atau melakukan revitalisasi badan pengelola yang telah ada. Membantu dalam penjabaran tugas Badan Pengelola
17 Memberikan penguatan kapasitas manajemen pengelolaan sarana 6.3 Aspek Sosial: Apakah masyarakat cukup peduli untuk mendukung dan ikut melakukan perawatan sarana, apakah masyarakat merasa memiliki terhadap sarana dan mau membayar iuran?. Jika dari aspek sosial ada masalah maka yang perlu dilakukan mahasiswa adalah membantu desa untuk melakukan sosialisasi/kampanye untuk kepedulian terhadap keberlanjutan SPAM. 6.4 Aspek Keuangan Apakah pengelola sarana memiliki keuangan yang cukup untuk kebutuhan operasional (biaya listrik/pembelian BBM, honor petugas, biaya penggantian suku cadang, dan apakah iuran berjalan dengan lancar dan ada aturan yang dipatuhi?. Jika SPAM mengalami permasalahan keuangan, yang perlu dilakukan mahasiswa antara lain:memberikan bantuan dalam melakukan analisis kebutuhan biaya operasional, analisis besaran iuran/tarif dan penyiapan peraturan yang dibutuhkan. 6.5 AspekLingkungan Penelusuran aspek lingkungan meliputi kontinyuitas debit sumber dikaitkan dengan fungsi vegetasi lingkungan sumber, keamanan sumber dari pencemaran, potensi ganggungan yang bisa merusak pipa atau keamanan sarana, pembuangan air limbah di rumah tangga yang berpotensi menghasilkan genangan dan menjadi sarang nyamuk. Jika dari aspek lingkungan ada permasalahan yang perlu dilakukan mahasiswa adalah membantu desa/kelurahan untuk melakukan aksi dalam pengamanan sumber atau promosi sanitasi. 6.6 Penyiapan Rencana Pengelolaan SPAM: Pada prinsipnya Badan Pengelola menyusun rencana keberlanjutan termasuk pengembangan sistem, kapan iuran akan disesuaikan dan kapan akan melakukan penggatian spare part dll Ilustrasi Rencana Pengelolaan SPAL selama Lima Tahun Ke Depan Tahun ke 1 (saat ini) Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Cakupan (SR) 20% 50% 75% 100 % - Teknis Perbaikan semua permasalahan teknis Penambahan jaringan Penambahan jaringan Penambahan sumur/sumber Penambahan pompa/bak penampung Penggantian pipa pada titik rawan Kelembagaan Kuangan SK badan pengelola Uraian tugas masing-masing pengurus Pemberlakukan iuran Membuka rekening Pertanggungjawaban tahunan Sosial Gerakan perawatan sumber air 1 kali setiap bulan Lingkungan Penanaman pohon di daerah tangkapan air Kampanye pengelolaan air limbah di rumah tangga Pertanggungjawab a n tahunan Gerakan perawatan sumber air 1 kali setiap bulan Kampanye hemat air Penambahan jumlah anggota pengurus/petugas Penyesuaian besaran iuran Pertanggungjawaban tahunan Gerakan perawatan sumber air 1 kali setiap bulan Tabungan/cadangan uang dikelola untuk kegiatan simpan pinjam Pertanggungjawaban tahunan Gerakan perawatan sumber air 1 kali setiap bulan Pengelolaan kegiatan simpan pinjam Pertanggungjawaban tahunan Gerakan perawatan sumber air 1 kali setiap bulan Kampanye hemat air Kampanye hemat air Kampanye hemat air 6.7 Sebelum Meninggalkan Desa Sebelum meninggalkan lokasi KKN perlu dilakukan pertemuan masyarakat untuk melakukan evaluasi dan memastikan desa memiliki rencana untuk menindaklajuti hasil karya selama KKN. Desa setelah ditinggalkan perlu dipastikan: Memiliki Rencana Infrastruktur Permukiman Jangka Menengah (Hasil IMAP) Memiliki peta sosial dan peta jaringan air minum
18 Memiliki Badan Pengelola dan Aturan Penggunaan Memiliki rencana pengelolaan SPAM sebagai acuan desa dalam melakukan tindakan lebih lanjut untuk SPAM yang dikelolanya
19 7 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : SANITASI 7.1 Memetakan Masalah Sanitasi Langkah ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi sanitasi masyarakat Langkah 1: Dengan menggunakan peta jaringan SPAM berikan tanda/keterangan di titik-titik mana saja yang rawan BAB sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Rawan Kasus diare. Dari daftar penerima manfaat air minum tandai rumah yang belum memiliki jamban Langkah 2: Sepakati prioritas tindakan apa yang perlu dilakukan 7.2 Menyiapkan Tim Gerakan Sanitasi Tim gerakan sanitasi adalah perangkat dan unsur tokoh masyarakat serta kader posyandu yang diberi tugas untuk melakukan promosi sanitasi Pembentukan atau penyiapan dilakukan oleh kepala desa/lurah Tugas promosi dan gerakan dilakukan melalui kegiatan khusus atau kegiatan lain yang bisa diberi muatan promosi sanitasi 7.3 Gerakan STOP BABS Gerakan STOP BABS merupakan proses perubahan perilaku yang memerlukan waktu yang cukup panjang. Gerakan STOP BABS melalui KKN Tematik dalam waktu antara satu sampai 2 bulan ditujukan untuk mulai membangun sistem peningkatan kesadaran/kepedulian masyarakat khususnya pimpinan dan perangkat desa untuk menjadikan isu BABS menjadi prioritas yang perlu ditangani secara terus menerus. Target yang perlu dihasilkan selama pendampingan KKN antara lain : Daftar KK yang belum memiliki sarana jamban keluarga dan BAB sembarangan.
20 Tempat tempat untuk promosi Desa menyusun rencana mengatasi STOP BABS secara terukur dan dengan penanggungjawab yang jelas Pembagian peran diantara anggota tim dalam melakukan promosi Rencana desa/kelurahan penyeidaan jamban dengan harga terjangkau. 7.4 Gerakan Pengelolaan Sampah dengan 3 R Sama halnya dengan Gerakan STOP BABS, gerakan pengelolaan sampah 3 R memerlukan proses yang panjang, Yang perlu dilakukan mahasiswa adalah mendampingi tim desa untuk mempraktekkan cara pengelolaan sampah dengan 3R di beberapa keluarga, sosialisasi dan mendorong tim untuk mengembangkan hasil praktek diterapkan dalam skala luas oleh tim pasca KKN. Penyiapan Kelembagaan Pengelola SPAL Komunal yang dibangun oleh program pemerintah (jika belum dibentuk). Prinsip dan tata cara pembentukan sama dengan pada pembentukan Badan Pengelola SPAM, termasuk dalam penetapan iuran
21 8 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : BINA PENATAAN BANGUNAN Kegiatan tematik PBL ditujukan khususnya untuk lokasi KKN yang berlokasi di perkotaan. Walaupun demikian juga dimungkinkan untuk lokasi perdesaan yang memiliki karakteristik kepadatan permukiman, dan hal ini disesuaikan dengan hasil IMAP. 8.1 Memetakan Masalah BPB 1. Memetakan permasalahan PBL dimulai dari pemetaan rumah secara keseluruhan kemudian memberikan indikasi dianatara bangunan tersebut yang memiliki atau berpotensi masalah 2. Indikasi masalah pada bangunan antara lain: Bangunan tak ber IMB, rumah tidak layak huni, lingkungan pada yang beresiko terhadap bahaya kebakaran (untuk perkotaan) resiko akibat gempa untuk perdesaan di pegunungan Ilustrasi Perhitungan Iuran Biaya pemeliharaan 1 th: Honor 5 orang (1 thn) Cadangan kas disimpan Total 10 jt 30 jt 10 jt 70 jt Total pelanggan 200 : (70jt/200/12): 25 rb Iuran per bulan = 25 ribu untuk 200 plg. 8.2 Menetapkan Prioritas aksi untuk Bina Penataan Bangunan Dalam ilustrasi peta PBL tergambarkan adanya kawasan padat dan rawan kebakaran, rumah tak ber IMB dan rumah tidak layak huni. Yang perlu dilakukan oleh mahasiswa mendorong pimpinan desa/kelurahan untuk melakukan aksi antara lain; penanganan rumah tidak layak huni, penangan kawasan beresiko dan mendorong masyarakat yang tidak memiliki IMB untuk melengkapinya 8.3 Pendampingan aksi Bina Penataan Bangunan Pendampingan aksi bina penataan bangunan antara lain:
22 Kegiatan sosialisasi IMB Sosialisasi/kampanye rumah yang aman Perencanaan kelurahan/desa untuk rumah tidak layak huni Perencanaan masyarakat untuk penanganan resiko Teknik pelaksanaan sosialisasi disesuaikan dengan kondisi dan situasi masyarakat dengan melibatkan unsur tokoh masyarakat. Perencanaan masyarakat untuk penanganan resiko bencana/bahaya kebakaran pada prinsipnya kelurahan memiliki sistim informasi tanggap darurat dan petunjuk evakuasi bagi masyarakat yang tinggal di lokasi beresiko.
23 9 KEGIATAN PENDAMPINGAN TEMATIK PILIHAN : PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Tujuan Target Hasil Pendampingan Langkah Kegiatan Memperkuat kapasitas masyarakat dalam perencanaan pengembangan kawasan Peta IMAP yang menggambarkan kondisi eksisting pemanfaatan tata ruang/kawasan Rencana kerja infrastruktur permukiman yang memperhatikan kebutuhan mendatang Mengembangkan hasil IMAP terkait dengan tata ruang dan permukiman Fasilitasi dalam penetapan kebutuhan / kegiatan dalam rangka pengembangan permukiman Kegiatan tematik pengembangan kawasan permukiman pada dasarnya telah dimulai pada saat pelaksanaan IMAP dalam menggambarkan kondisi eksisting, dan perencanaan infrastruktur permukiman untuk jangka lima tahun mendatang. 9.1 Ruang Lingkup Fokus kegiatan tematik pengembangan kawasan permukiman adalah menggambarkan kondisi penataan kawasan permukiman untuk kebutuhan mendatang meliputi: (1) Penyediaan/penetapan kawasan yang pada saat ini belum ditetapkan (2) Penyediaan utilitas publik dan prasarana dasar yang dibutuhkan mendatang (3) Penyediaan infrastruktur untuk mendukung kawasan home industri (sentra produksi). 9.2 Identifikasi Kebutuhan Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam rangka pengembangan kawasan permukiman antara lain: (1) Di lokasi mana saja yang boleh dan yang tidak boleh untuk pengembangan kawasan permukiman (2) Di lokasi mana saja yang akan menjadi sentra produksi misalnya; pertanian, perkebunan, home industri yang perlu dipertahankan dan diotimalkan fungsinya dalam jangka panjang (3) Kebutuhan utilitas publik apa saja yang dibutuhkan dan rencana penempatannya misalnya lokasi TPS, SPAL Komunal, pasar/post penjualan hasil home industri, tempat rekreasi/taman (4) Kebutuhan infrastruktur dasar apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab tuntutan ke depan misalnya jalan kampung/lingkungan, jembatan, tambatan perahu (jika desa tersebut daerah nelayan) 9.3 Menggambarkan Rencana Dalam Peta Berikut adalah ilustrasi peta hasil IMAP yang sudah diselaraskan dengan Rencana Pengembangan Permukiman.
24 10 PEMBUATAN LAPORAN KKN TEMATIK INFRASTURUKTUR PERMUKIMAN Kegiatan ini menghasilkan keluaran berupa laporan-laporan. Laporan ini berguna antara lain sebagai bagian akuntabilitas program. Selain itu juga, laporan sebagai pijakan atau rujukan bagi pengembangan Program KKN tematik periode berikutnya. Beberapa laporan yang diwajibkan dalam program ini antara lain : a. Laporan harian, dapat diupload melalui website. Fungsinya adalah melaporkan kegiatan harian yang dilakukan kelompok mahasiswa KKN untuk menjawab rencana kerja kelompok yang sudah didefinisikan di bagian awal. b. Laporan gambar/film, berupa dokumentasi kegiatan sebagai pelengkap dalam laporan harian. c. Laporan Akhir Kegiatan, merupakan laporan hasil keseluruhan kegiatan KKN Tematik Infrastruktur Permukiman. Laporan ini merupakan tolok ukur apakah rangkaian kegiatan KKN di lokasi tersebut sudah mencapai maksud dan tujuan yang diinginkan. Adapun format laporan akhir kegiatan ini adalah sebagai berikut. Gambar 9. Sistematika Laporan Kegiatan KKN Tematik Infrastruktur Permukiman Gambar 10. Website KKN Tematik Infrastruktur Permukiman
25
BUKU SAKU PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DENGAN POLA KULIAH KERJA NYATA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU SAKU PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DENGAN POLA KULIAH KERJA NYATA i DAFTAR ISTILAH APBDes BABS
Lebih terperinciHasil yang diharapkan melalui pendampingan mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata untuk Infrastruktur Permukiman adalah:
i KATA PENGANTAR Program Kemitraan Bidang Infrastruktur Permukiman melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata menjadi salah satu terobosan dalam penguatan kapasitas desa dan kelurahan dalam pengelolaan infrastruktur
Lebih terperinciBUKU 3 PANDUAN PENYUSUNAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI (IMAP)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU 3 PANDUAN PENYUSUNAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI (IMAP) (Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. H a l a m a n ii 19
H a l a m a n i 19 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan Pemberdayaan Masyarakat untuk Infrastruktur Permukiman merupa-kan bahan acuan pelaksanaan pendampingan
Lebih terperinciPANDUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PANDUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK Kerjasama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Perguruan Tinggi di Indonesia 2 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU 8 PANDUAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU 8 PANDUAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta. Sekretariat Program Kemitraan Infrastruktur Permukiman
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pelaksanaan kemitraan untuk infrastruktur permukiman tahun 2015 dapat dilaksanakan dengan muatan program dan kegiatan yang disempurnakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA BUKU 1 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (Pendampingan Pengembangan Infrastruktur
Lebih terperinciBAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA
BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA 6.1. RENCANA DAN PROGRAM PENGEMBANGAN Pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana dan program pengembangan kawasan permukiman
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan
STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN
DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinci1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016
1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinci1. Sub Sektor Air Limbah
1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman
Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dan Perguruan Tinggi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Desa: Bantang Kecamatan: Kintamani Kabupaten:
Lebih terperinciBAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI
BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI 2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman Desa memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa dengan pusat kota Amlapura. Kondisi jalan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun
Lebih terperinciGerakan STBM di Kabupaten Ende
Gerakan STBM di Kabupaten Ende (Pemicuan 5 Pilar STBM) By : Roni Permasalahan utama No Masalah Strategis STBM 1. 44,07 % penduduk belum memiliki akses terhadap sanitasi dasar (jamban) 2 97,16 % penduduk
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan
Lebih terperinciNOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA
NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK
PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan
Lebih terperinciBAB V Area Beresiko Sanitasi
BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Tema KKN Tematik PKP Sebagai Wujud Pengabdian Mahasiswa Guna Mewujudkan Desa Buruan Sebagai Desa Peduli Lingkungan. B. Lokasi Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar,
Lebih terperinciPenyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA
Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI 3.1, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 3.1,sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembngan Air Limbah Domestik Tercapainya peningkatan cakupan dan
Lebih terperinciRencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan
Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman
Lebih terperinciMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015
KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)
BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Tahun
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciKebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciBAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana
BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah
Lebih terperinciBAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI
BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI 2.1 Data Umum Jumlah penduduk di adalah 5.564 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.521 KK. Mata pencaharian penduduk di sebagian besar sebagai pegawai
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam
Lebih terperinciBAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak
Lebih terperinciBab III Kerangka Pengembangan Sanitasi
Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam menentukan visi dan misi sanitasi kabupaten Takalar, mengacu kepada visi dan misi kabupaten yang terdapat dalam RPJMD. Dengan adanya kesamaan persepsi dalam
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring
Lebih terperinciPemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal
BUKU 2 Manual Penyusunan RP4D Kabupaten Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal bagi penyusun
Lebih terperinci5.1. Area Beresiko Sanitasi
5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup
Lebih terperinciMatrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu
Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciWALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016
WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
Lebih terperinciBab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi
213 Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Terwujudnya Kabupaten Kayong Utara yang sehat melalui pembangunan infrastruktur dasar sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciBab 3: Profil Sanitasi Wilayah
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara
Lebih terperinci3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program
Lebih terperinciPROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA
PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA 1.1. Latar Belakang Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) adalah sebuah road map pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciSTRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
STRATEGI MONEV Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh pokja kabupaten. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinci3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinci2.1 Visi Misi Sanitasi
Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Bab ini merupakan milistone keempat penyusunan Buku Putih Sanitasi yang sangat penting bagi Kabupaten karena akan menetapkan prioritas wilayah
Lebih terperinciSub Sektor : Air Limbah
Sub Sektor : Air Limbah No. Faktor Internal % Skor 1.00 2.00 3.00 4.00 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) Adanya struktur organisasi kelembagaan pengelola limbah 1.1 domestik pada PU BMCK Memiliki Program kegiatan
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017
PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 1 PERUBAHAN YANG DITUJU Trend Saat Ini Permukiman Kondisi Yang Diinginkan Padat, tidak
Lebih terperinciISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI
DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3
Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kabupaten. Rumusan strategi Kota Ternate untuk layanan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciPendahuluan. Bab Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciRANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA
RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA Gambaran Umum Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta: 3.250 Ha (32,5 Km 2 ) Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW), dan 2.524 Rukun
Lebih terperinciBAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
BUKU TIH SANITASI KABUPATEN NATUNA 2014 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Lebih terperinciBAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI
BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinci5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi
5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja kabupaten, hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO
DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO 0-06 KABUPATEN TELUK WONDAMA 0 RPDP Sombokoro 0-06 Tabel. Program kegiatan perencanaan pembangunan Sombokoro 0-06 No Program Kegiatan Tujuan
Lebih terperinciMODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016
Revisi 1 MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi
BAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi 4.1 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian 4.1.1 Sub Sektor Air Limbah a. Tujuan Tujuan pengelolaan air limbah adalah meningkatnya akses cakupan pelayanan
Lebih terperinciTabel Deskripsi Program / Kegiatan
Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari
Lebih terperinci