Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan"

Transkripsi

1 Dari Ibu Liem sampai John Lie: Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan Didi Kwartanada Pengantar Redaksi Nabil Forum ke-2 telah menampilkan tulisan Dr Bondan Kanumoyoso, Tokohtokoh Tionghoa dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Tulisan yang membahas peran tokoh-tokoh Tionghoa di dalam lembaga-lembaga nasional seperti BPUPKI dan KNIP tersebut mendapatkan perhatian yang luas dari sidang pembaca. Menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-66, Nabil Forum edisi ini menampilkan tulisan yang masih membicarakan sumbangsih Tionghoa di masa Revolusi Kemerdekaan, namun dari kacamata yang berbeda. Tulisan di bawah ini menyorot aktivitas Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia, di dalam ikut menegakkan Negara Republik Indonesia. Barangkali yang masih belum banyak diketahui adalah peran Tionghoa di dalam aksi-aksi kemiliteran, sehingga banyak diantaranya kemudian diangkat sebagai Veteran, beberapa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di berbagai pelosok Tanah Air. Salah satu dari mereka bahkan kemudian menjadi Pahlawan Nasional. Perlu digarisbawahi pula, bahwa kaum perempuan pun tidak ketinggalan ikut menjaga Proklamasi 17 Agustus Inilah kisah mereka dan semoga apa yang telah mereka sumbangkan bisa menjadi suri tauladan bagi kita bersama. Minoritas Perantara dan Sikap Tionghoa yang Terpecah Periode , yang merupakan masa pendudukan Jepang dan Revolusi Kemerdekaan, diabadikan oleh seorang penulis peranakan Tionghoa sebagai masa Indonesia dalem Api dan Bara karena penuh dengan pergolakan, kekerasan dan ketakutan. 1 Pendudukan Jepang berlangsung singkat, hanya tiga setengah tahun (Maret 1942-Agustus 1945), namun akibat yang ditimbulkannya amat besar bagi etnis Tionghoa. 2 Berakhirnya pendudukan Jepang diikuti dengan masa Revolusi, yakni konflik Indonesia melawan Belanda, yang sering juga disebut Jaman Bersiap. Bagaimanakah sikap etnis Tionghoa dalam masa Revolusi Kemerdekaan? Sejarawan Mary Somers-Heidhues memberikan analisisnya sebagai berikut. 3 Pertama, sebagian etnis 1 Tjamboek Berdoeri (alias Kwee Thiam Tjing), Indonesia dalem Api dan Bara. Editor: Stanley dan Arief W. Djati. Jakarta: Elkasa, 2004 (terbitan asli tahun 1947). 2 Kajian mengenai golongan Tionghoa dalam masa Jepang belum banyak dilakukan. Pengantar terbaik adalah tulisan Twang Peck-yang, The Chinese Business Élite in Indonesia and the Transtition to Independence (Kuala Lumpur: Oxford, 1998) Untuk konteks Yogyakarta lihat tulisan-tulisan Didi Kwartanada, Chinese Leadership and Organization in Yogyakarta during the Japanese Occupation, dalam Paul Kratoska (ed.), Southeast Asian Minorities in the Wartime Japanese Empire (London: RoutledgeCurzon, 2002), h.65-80; Competition, Patriotism and Collaboration: The Chinese Businessmen in Yogyakarta between the 1930s and 1945, Journal of Southeast Asian Studies, 33 (2002), 2, h Diringkas dari Mary Somers Heidhues, Bystanders, Participants, Victims: The Chinese in Java and West Kalimantan, , paper pada konferensi Changing Regimes and Shifting Loyalties: Identity and Violence in the Early 1

2 Tionghoa tidak ingin berpihak dalam konflik Indonesia-Belanda, karena mereka berpendapat bahwa mereka bukanlah Belanda dan juga bukan Indonesia. Sikap netral ini muncul sebagai produk divide et impera kolonial Belanda dan politik resinifikasi (pencinaan kembali) penguasa Jepang. 4 Walaupun posisi ini sering menuai kritik, namun di beberapa daerah, ironisnya, justru sikap netral inilah yang diminta oleh golongan pejuang Indonesia dari golongan Tionghoa. Satu contoh adalah pidato yang diucapkan di tahun 1946 oleh dr Abu Hanifah, seorang pemimpin perjuangan di Sukabumi Hadirin yang saya hormati, saya percaya diantara hadirin sekalian banyak yang dilahirkan di Tiongkok dan tetap mempertahankan kewarganegaraan Tiongkok. Kemudian ada grup lain yang disebut kaula Hindia Belanda yang kini secara otomatis menjadi Warga Negara Indonesia. Mereka dilahirkan di Indonesia dan ingin menjadi Warga Negara Indonesia. Kelompok ketiga adalah mereka yang masih belum memutuskan posisi mana yang akan mereka ambil. Tentu saja Anda sekalian memiliki kepentingan-kepentingan yang berlainan. Akan tetapi Anda semua kini berada di wilayah Republik dan selama Anda bersama dengan kami, keamanan Anda akan dijamin. Tetapi kami mohon agar Anda tidak campur tangan dalam politik Indonesia. Kami menghendaki agar Anda bersikap netral, hanya netral. Kami bahkan tidak meminta Anda untuk menolong kami. Itu akan meminta terlalu banyak. Jadi kepentingan Anda dan kepentingan kami menuntut Anda semua untuk bersikap netral, dan jangan terlibat dalam politik kami. 5 Kedua, disana-sini terdapat beberapa Tionghoa peranakan maupun totok yang bersimpati dan berjuang di pihak Republik, Tokoh yang paling vokal barangkali adalah Liem Koen Hian ( ). 6 Dirinya sudah menegaskan identitas keindonesiaannya ketika di tahun 1932 mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang tanpa henti menyerukan kepada peranakan Tionghoa untuk memberikan loyalitas politiknya kepada Indonesia. Liem adalah salah satu founding fathers Negara Republik Indonesia, sehubungan dengan partisipasinya dalam BPUPKI. Dalam salah satu sidang BPUPKI menjelang kemerdekaan, secara tegas Liem memohon agar dalam negara Indonesia nanti, secara otomatis golongan Tionghoa diberi kewarganegaraan Indonesia. Namun sayang, cita-citanya tidak terwujud. Seorang wartawan Amerika menambahkan aspek Revolution of Indonesia, Amsterdam, NIOD, Juni 2003., h. 16. Terimakasih kepada Ibu Mary yang telah mengijinkan penulis untuk mengutip makalah tersebut. 4 Paparan singkat mengenai politik resinifikasi Jepang, lihat dua tulisan Didi Kwartanada, Minoritas Tionghoa dan Fasisme Jepang; Jawa , dalam Penguasa Ekonomi dan Siasat Pengusaha Tionghoa (Yogyakarta; Kanisius- Realino. Cetakan ke-4, 2001), h ; serta The Road to Resinification: Education for the Chinese during the Japanese Occupation, dalam Peter Post et al. (ed), Encyclopaedia of Indonesia in the Pacific War (Leiden: E.J. Brill, 2010), h Abu Hanifah, Tales of a Revolution (Sydney: Angus and Robertson, 1972), h. 209, terjemahan bebas dan garis miring dari penulis. 6 Biografi Liem Koen Hian terlengkap saat ini ada dalam Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia: dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien (Jakarta: Komunitas Bambu, 2010), h Perlu diingat, bahwa Liem adalah mentor politik AR Baswedan, seorang tokoh pergerakan keturunan Arab, lihat juga tulisan Adaby Darban tentang hubungan mereka berdua dalam Nabil Forum ini. 2

3 lain, terdapat juga sekelompok etnis Tionghoa yang dekat pada Golongan Sosialis-nya Sutan Syahrir, yang merasa bahwa masa depan etnis Tionghoa berada dalam Indonesia baru, dengan jalan asimilasi. 7 Ketiga, sikap mayoritas etnis Tionghoa adalah mengharapkan perlindungan Republik Tiongkok, yang selepas Perang Dunia II ikut menjadi salah satu anggota The Big Five, lima negara pemenang perang. Dengan demikian, mayoritas etnis Tionghoa akhirnya memilih bersikap netral dalam konflik Indonesia-Belanda. Sikap netral ini juga bisa diakibatkan karena posisi historis mereka sebagai minoritas perantara (middleman minority), yang diuraikan dalam ilmu sosial sebagai berikut: Dalam masyarakat-masyarakat multietnis, kadang terdapat kelompok-kelompok etnis tertentu yang menduduki status perantara [middle status] diantara kelompok dominan yang berada di puncak hirarki etnis dan kelompok subordinat yang berada di bawah. Kelompok tersebut disebut minoritas perantara [middlemen minorities] Minoritas perantara sering berfungsi sebagai mediator antara kelompok dominan dan kelompok etnis subordinat. Mereka biasanya menduduki ceruk perantara [intermediate niche] dalam sistem ekonomi...mereka memainkan berbagai peran dalam mata pencaharian selaku pedagang, pemilik toko, pembunga uang [Jawa: mindring] dan profesional independen. Dengan demikian minoritas perantara melayani baik kelompok dominan dan subordinat. Mereka melakukan tugas-tugas ekonomis yang bagi mereka yang berada di puncak (elit) dianggap sebagai hal yang dibenci atau kurang bermartabat...sehubungan dengan posisi ekonomi perantara mereka, kelompok ini sangat rentan [vulnerable] terhadap permusuhan dari luar kelompok etnisnya, baik yang muncul dari kelompok dominan maupun subordinat. Pada masamasa tegang, mereka adalah...kambing hitam yang alami [natural scapegoat] Baik secara jumlah maupun secara politis, mereka tidak berdaya dan oleh karena itu harus memohon perlindungan kepada kelompok dominan, yang akan memberikannya sejauh peran ekonomis mereka masih dibutuhkan. 8 Dari uraian di atas, nampak jelas, bahwa golongan Tionghoa menempati posisi sebagai minoritas perantara. Kedudukan ini bukan hanya dimulai dari masa kolonial, namun sejak berkembangnya zaman kerajaan Islam di Nusantara, orang-orang Tionghoa sudah banyak diberi kedudukan dengan hal-hal yang dekat dengan uang, misalnya selaku syahbandar atau penarik pajak. Kolonial Belanda kemudian mengembangkan hal tersebut dan memperluas bidang cakupan yang dipegang oleh pengusaha Tionghoa seperti pungutan pajak jalan tol dan bisnis candu, dua hal yang sangat dibenci oleh orang pribumi. 9 Posisi sebagai minoritas perantara yang membuat 7 Arnold C. Brackman, Indonesian Communism: A History (New York: Praeger, 1963), h Dikutip dari Martin N. Marger, Race and Ethnic Relations: American and Global Perspectives. Edisi Kedua (Belmont: Wadsworth, 1994), h Terjemahan bebas dari penulis. 9 Mengenai analisis teori minoritas perantara dan relevansinya bagi golongan Tionghoa di Indonesia lihat Didi Kwartanada, Perang Jawa ( ) dan Implikasinya pada Hubungan Cina-Jawa, pengantar untuk buku Peter 3

4 mereka selalu ingin berada di tengah, menghindari kesulitan yang bakal muncul dari posisi mereka, walaupun ternyata pilihan ini bukannya menyelesaikan masalah, bahkan justru makin banyak menimbulkan persoalan. Apabila lingkaran setan sebagai middleman minority tidak diputuskan, maka dikhawatirkan dalam tiap zaman kedudukan golongan Tionghoa akan selalu serba salah, seperti yang dilukiskan dengan bagus oleh seorang peneliti dari Australia, Charles Coppel Orang Tionghoa itu ibarat makan buah simalakama bila memikirkan kegiatan politik. Jika mereka terlibat dalam kalangan oposisi, mereka dicap subversif. Apabila mereka mendukung penguasa waktu itu, mereka dicap oportunis. Dan jika mereka menjauhi diri dari politik, mereka juga oportunis sebab mereka itu dikatakan hanya berminat mencari untung belaka. 10 Tulisan ini mencoba memberikan deskripsi tentang hal-hal apa yang sudah disumbangkan sebagian etnis Tionghoa untuk Republik Indonesia di masa Revolusi Kemederkaan. Bagian pertama dan kedua berisikan contoh-contoh dari Yogyakarta, karena merupakan topik penelitian yang pernah penulis lakukan sebelumnya. Bagian terakhir berisi faktafakta sumbangsih Tionghoa di dalam perjuangan bersenjata di berbagai pelosok Ibu Pertiwi, suatu topik yang belum banyak diulas. Sumbangan Finansial Twang Peck-Yang secara tegas menyatakan, dukungan yang pertama-tama diharapkan pemerintah Republik Indonesia dari golongan Tionghoa adalah bantuan keuangan. Kondisi finansial republik muda ini sangatlah buruk, berhubung dengan tingginya angka defisit akibat pendudukan Jepang. 11 Tidak mengherankan, jikalau harapan Pemerintah Republik untuk memperbaiki kondisi perekonomian, pertama-tama tertuju kepada para pengusaha Tionghoa. Di pihak lain, kelahiran Republik Indonesia dilihat oleh pedagang Tionghoa sebagai suatu kesempatan. Negara yang masih amat muda ini memerlukan berbagai pasokan barang untuk mempertahankan kedaulatannya, khususnya persenjataan, medis dan logistik. 12 Oleh karena Twang Peck-yang sudah menulis panjang lebar soal kontribusi Tionghoa dalam revolusi Indonesia, maka penulis akan memberikan ilustrasi dari tingkat lokal dan masih belum banyak diketahui, yakni Yogyakarta. 13 Selaku ibukota RI sejak Januari Carey, Orang Cina, Bandar Tol, Candu dan Perang Jawa: Perubahan Persepsi tentang Cina (Jakarta: Komunitas Bambu, 2008) h. ix-xxxii 10 Charles A.Coppel, Tionghoa Indonesia dalam Krisis (Jakarta: Sinar Harapan, 1993), h Twang Peck-yang, The Chinese Business Élite, h Karya terbaik untuk topik ini adalah Twang, The Chinese Business Élite, bab 5-7, yang memberikan banyak data tentang hubungan dagang antara golongan Tionghoa dengan Pemerintah Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia. 13 Kecuali disebut dari sumber lain, bagian ini diambil dari Didi Kwartanada, Kolaborasi dan Resinifikasi: Komunitas Tionghoa Kota Yogyakarta pada Jaman Jepang Skripsi Jurusan Sejarah, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,

5 1946, di Yogyakarta banyak ditemukan usaha-usaha mobilisasi dana dan tenaga dari golongan Tionghoa demi Pemerintah Republik. Setelah terjadinya aksi militer Belanda I, Chung Hua Tsung Hui (CHTH) 14 Yogyakarta berusaha mengumpulkan dana untuk republik. Jumlah sumbangan awal yang terkumpul sebanyak Rp Selain itu mereka juga mengumpulkan bahan pakaian untuk angkatan bersenjata Republik. 16 Maka tidak heran jika berbagai sumber menyebut CHTH Yogyakarta bersikap "pro republik". 17 Orang-orang Tionghoa juga banyak menyumbang dalam "Fonds Nasional" yang diketuai oleh, Mr. Soemanang. Partisipasi orang-orang Tionghoa tidak kalah besarnya dalam membantu penyediaan konsumsi. Sejak November 1945 dapur umum Palang Merah Indonesia (PMI) harus menyediakan makanan untuk ± orang setiap harinya. Orang-orang Tionghoa ternyata tidak ketinggalan ikut menyediakan makanan. 18 Aksi-aksi Pro Republik Indonesia Seorang pengacara, Mr. Ko Siok Hie, giat melakukan berbagai aktivitas pro-republik. 19 Ketika banyak gerilyawan Indonesia ditangkap dan diadili Belanda pada saat Yogyakarta diduduki, Mr. Ko (bersama-sama dengan Mr. Soejoedi) menyelamatkan banyak jiwa mereka dari hukuman Belanda secara cuma-cuma. Selaku pengacara, beliau juga membela orang-orang yang tidak bersalah dari tuduhan Belanda, misalnya menyembunyikan senjata. Pada saat yang lain, Mr.Ko bertindak selaku penghubung logistik antara pihak Indonesia dengan Tionghoa. Dalam suatu kesempatan, dua pejabat Republik, Mr.Soemanang dan Mr.Soetopo menghimbau kepada komunitas Tionghoa Yogyakarta supaya membantu penyediaan logistik bagi para pemuda pejuang. Mr.Ko -- selaku konseptornya-- lalu mempersiapkan "kue keranjang", suatu jenis makanan tradisional Tionghoa yang bisa tahan lama. Di saat pertama kali telah diproduksi sebanyak 10 kuintal "kue keranjang". Agen distribusinya adalah anak-anak kecil. Dr. Sim Ki Ay, yang merupakan salah satu tokoh utama Chung Hua Hui (kelompok elit Tionghoa pro-belanda) dari masa kolonial. Akan tetapi pada zaman revolusi beliau bersimpati pada perjuangan Republik. Dr Sim terpilih untuk menjadi salah seorang penasehat delegasi Republik Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar (KMB) di Den 14 Organisasi sentral Tionghoa yang didirikan pada tahun 1946, segera sesudah Jepang kalah. 15 Twang, The Chinese Business Élite, h.151, 182 catt Donald Earl Willmott, National Status of the Chinese in Indonesia Edisi Revisi. (Ithaca: Cornell MIP, 1961), h Charles Coppel, "Patterns of Chinese Political Activity in Indonesia", dalam J.A.C. Mackie (ed.), The Chinese in Indonesia: Five Essays (Hongkong: Heinemann Educational Books, 1976), h. 40; W.D. Sukisman, Masalah Cina di Indonesia (Jakarta: Yayasan Penelitian Masalah Asia, 1975), h Muchamad Triyanto, "Peran Palang Merah Indonesia pada Masa Perang Kemerdekaan II di Yogyakarta ( )", Skripsi Sarjana Sejarah, Fakultas Sastra UGM Yogyakarta: 1993, h Bagian mengenai perjuangan Mr. Ko Siok Hie penulis ambil dari R.Hardjono, "Komuniti Tionghoa Jogjakarta", Skripsi Sardjana Sedjarah, Jogjakarta: IKIP Sanata Dharma, 1970, h Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Bernie Liem untuk sumber langka ini. Di masa kemerdekaan, Mr Ko menjadi guru besar di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya. 5

6 Haag. 20 Beliau juga dikenal sebagai dokter yang ikut memelihara kesehatan tokohtokoh puncak Republik, seperti Sultan Hamengku Buwono IX dan Jenderal Sudirman. Dalam kapasitasnya selaku dokter pribadi Sultan, beliau juga bertindak selaku penghubung antara Sultan dengan komunitas Tionghoa. Selain berbagai jenis bantuan tadi, tidak ketinggalan pula muncul dukungan sumber daya manusia. Ketika dibuka pendaftaran anggota GEMPAR (Gerakan Untuk Makmurnya dan Patuhnya Rakyat) atas inisiatif pemerintah, 21 pemuda-pemuda dari kalangan Tionghoa tidak ketinggalan ikut pula mendaftarkan dirinya. Menurut penuturan seorang Tionghoa yang pernah bergabung dengan GEMPAR, 22 ia dididik selama 40 hari di Gedung Agung Yogyakarta. Beberapa mata pelajaran yang diberikan adalah: "Tata Negara" oleh Bung Karno; "Ekonomi Nasional" oleh Bung Hatta dan "Penerangan" oleh Mr. Soemanang, Kordinator pendidikan dipegang oleh Winoto Danuasmoro. Sebanyak 600 orang anggota telah terdaftar, kemudian mereka dibagi ke dalam berbagai regu yang disebarkan ke seluruh Jawa. Sumbangsih di Bidang Kemiliteran Di bidang kemiliteran 23, beberapa orang Tionghoa ikut berperan aktif memberikan sumbangsihnya, mulai dari bertempur, penyediaan logistik dan persenjataan, maupun menjalankan dapur umum bagi prajurit TNI (lihat selengkapnya di Tabel 1). Di Kediri dan di beberapa tempat lain di Jawa Timur, juga di Losarang (Jawa Barat) mantan anggota Keibōtai (kesatuan semi militer Tionghoa yang dibentuk di masa Jepang) aktif memberikan latihan kemiliteran pada laskar-laskar Indonesia. 24 Di daerah Pemalang, muncul satu hal yang cukup unik dalam revolusi Indonesia, yakni munculnya Laskar Pemuda Tionghoa (LPT), yang sesuai dengan namanya, bertujuan mendukung kemerdekaan Indonesia. Tokohnya adalah Tan Djiem Kwan, alumnus Sekolah Tionghoa (THHK) Tegal. Tokoh ini giat memberikan kursus anti kolonialisme pada pemuda Tionghoa, mendorong pengibaran bendera Merah Putih, dll. Laskar ini memainkan peran penting dalam melucuti balatentara Jepang di Pemalang. 25 Di Surakarta tercatat pula Barisan Pembrontak Tiong Hoa (lihat foto 2). 20 Untuk riwayat singkat Dr Sim Kie Ay, lihat Leo Suryadinata, Prominent Indonesian Chinese Biographical Sketches. Edisi Ketiga (Singapore: ISEAS, 1995), h., Hardjito, Risalah Gerakan Pemuda (Djakarta: Pustaka Antara, 1952), h Bagian ini terutama didasarkan atas cerita Lie Djin Han, dalam J.B. Santoso, "Mereka Ikut Berjuang: Tjong Kie Liem dkk Juga Anggota Veteran", Minggu Pagi (mingguan), 21 Agustus 1991 yang kemudian dicek silang dengan sumber pers kontemporer. 23 Di sini penulis menggunakan kata kemiliteran dalam arti luas, tidak hanya mencakup soal prajurit yang berperang dengan memegang senjata, namun juga soal logistik dan persenjataan, dapur umum, penyebaran doktrin perang gerilya serta pengumpulan informasi. Bab mengenai kemiliteran ini nantinya akan menjadi salah satu bagian dari buku Tionghoa dan Kemiliteran di Nusantara, abad XIII sampai abad XXI, yang sedang disusun oleh Yayasan Nabil 24 Wawancara The Djan Liong (Yogyakarta), ; Somers-Heidhues, Bystanders, h Anton Lucas, One Soul, One Struggle: Region and Revolution in Indonesia (Sydney: Allen and Unwin, 1991), h

7 Keterlibatan orang Tionghoa dalam Batalyon Macan Putih, satu kesatuan gerilya yang aktif di wilayah-wilayah sekitar lereng Gunung Muria (Tayu, Jepara, Kudus, Welahan), belum banyak diungkapkan. 26 Orang Tionghoa di daerah-daerah tersebut mengumpulkan perhiasan empat/lima kali untuk dibelikan senjata di Singapura. Mereka juga menyediakan makanan bagi para pejuang yang dibungkus daun jati. Tio Ma Ay, seorang pedagang roti, pura-pura berdagang roti keliling kampung, padahal dia mengirimkan roti kepada para pejuang. Orang Tionghoa totok yang bersimpati pada perjuangan kemerdekaan juga banyak ditemui. Yang sering disebut misalnya Tong Djoe, yang kemudian menjadi seorang pengusaha besar. 27 Disertasi Marleen Dieleman dari Belanda, menunjukkan bahwa di masa revolusi, Liem Sioe Liong menyembunyikan seorang buronan Belanda, selama setahun tanpa mengetahui siapa orang yang disembunyikannya. Ternyata orang tersebut adalah Hasan Din, seorang tokoh Muhammadiyah, ayahanda Fatmawati dan mertua Presiden Soekarno. Liem yang nantinya berganti nama menjadi Soedono Salim, dikenal sebagai salah satu pengusaha Tionghoa terbesar di masa Orde Baru. 28 Han Lim Kwang (Han Lian Kuang, ), kelahiran Pulau Hainan, Kwangtung yang sudah lama menetap di Makassar. Puteranya mengenang Han sebagai seorang yang bentji kepada kaum kolonialis Belanda, karena mereka menindas dan menghisap rakjat Indonesia. 29 Han membuka warung kopi yang ternyata dijadikan pusat pertemuan rahasia gerilyawan Makassar dari kesatuan Harimau Republik, dimana Han juga merupakan salah satu anggotanya. Han wafat di bulan Desember 1962 dan jenasahnya mendapatkan kehormatan militer dari Korps Veteran Makassar. Namun masih banyak lagi mereka yang belum diungkap jasanya. Di Riau ada Tang Kim Teng, seorang Tionghoa totok yang bergabung dengan Resimen IV, Divisi IX Banteng wilayah Sumatra Tengah pimpinan Hassan Basri (lihat foto 3). Kim Teng bertugas mencari senjata, bahan peledak, uniform tentara, sepatu, obat-obatan dan perbekalan lainnya di Singapura. Masih ada lagi orang-orang Tionghoa dalam Resimen IV tersebut: Lie Ban Seng, Lie Chiang Tek, Kui Hok, Tji Seng, Tan Teng Hun, Lai Liong Ngip, Chu Chai Hun dan Chia Tau Kiat. Tan Teng Hun disebutkan telah mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membeli senjata api dari Singapura, seragam tentara dan obat-obatan. Sebagian dari mereka telah dianugerahi bintang jasa RI dan menjadi anggota Legiun Veteran RI (lihat foto 4) Berdasarkan wawancara dengan Iwan Ong Santosa (wartawan Kompas), 8 Juli Lihat antara lain Twang, The Chinese Business Élite, h Marleen Dieleman, The Rhythm of Strategy: A Corporate Biography of the Salim Group of Indonesia (Amsterdam: Amsterdam University Press, 2007), h. 42. Hasan Din kemudian menjadi salah satu pendiri Salim Group dan juga menjadi direktur beberapa perusahaan Liem, Ibid., h. 43. Terimakasih kepada Dr Dieleman untuk informasi ini. 29 Disarikan dari Han Nan-tjou, Renungan dari Djauh, Tiongkok Rakjat: Menjambut Dwidasawarsa RI, no. 8 (1965): (kutipan dari h.35). 30 Lihat Nyoto, Kim Teng Dari Pejuang Hingga Kedai Kopi (Pekanbaru: Unri Press, 2002) 7

8 Sumbangan lain berupa doktrin perang gerilya. Pemaparan dr Abu Hanifah saat berjuang di Sukabumi melawan Belanda, menunjukkan bahwa booklet perang gerilya karangan Mao Tse Tung (Mao Zhedong) banyak digunakan sebagai buku pegangan (handbook) oleh pasukan republik. Diperkirakan strategi tersebut diterjemahkan oleh seorang Tionghoa totok ke dalam bahasa Indonesia. 31 Yang menarik, kaum perempuan Tionghoa pun tidak berpangku tangan dan mereka pun ikut secara langsung membela Ibu Pertiwi. Salah satu contoh adalah Ibu Giam Lam Nio alias Ny Liem Thiam Kwie ( ), yang menyediakan makanan di dapur umum saat Revolusi di Jawa Timur. Di kalangan prajurit TNI, beliau dikenal dengan panggilan akrab Ibu Liem. Setelah pemakaman beliau dengan upacara militer dilakukan pada tanggal 5 Juli 1953, pers melaporkan: Upacara pemakamannya yang dipimpin Kapten Soesilo dari Divisi Brawijaya dihadiri antara lain oleh Walikota Soetimbul, dan Kolonel Bambang Soegeng sebagai Kasad. Bagi tentara revolusi 1945 ia bukan seorang ibu biasa. Ia adalah ibu mereka yang dengan segala kasih sayang menyokong perjuangan kemerdekaan dengan mengatur dapur umum siang malam dalam segala keadaan. Ibu Liem senantiasa siap sedia diminta bantuan menyediakan makanan bagi patriot yang bertempur di garis depan. Setelah penyerahan kedaulatan, Ibu Liem masih tetap membantu dengan mengurus panti Perwira di Malang, Jawa Timur Saat meninggal, petinya ditutup bendera merah putih dan dimakamkan di pekuburan Tionghoa di Sepanjang, Surabaya. 32 Sumbangsih Tionghoa paling spektakuler dalam bidang militer terwujud dalam sosok Mayor (AL) John Lie, yang menjadi penyelundup senjata bagi Republik Indonesia. 33 Beliau dikenal sebagai tokoh legendaris, yang banyak mendapat penghormatan dan rasa kagum dari para pejuang Indonesia. Sebagai seorang nakhoda, John Lie dipercaya pemerintah Republik untuk menjual komoditas Indonesia untuk ditukar dengan persenjataan, peralatan komunikasi dan obat-obatan yang amat dibutuhkan dalam melawan Belanda. Daerah operasinya cukup luas, meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila dan New Delhi. Saat Indonesia diblokade secara ketat oleh Belanda, John Lie berhasil menembus kepungan itu dan mendapat julukan Nakhoda Terakhir Republik. 34 Beliau kemudian pensiun sebagai Laksamana Muda dan berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Sejarawan Asvi Warman Adam, di awal 2004 menominasikan John Lie sebagai pahlawan nasional atas jasa-jasanya kepada Negara Republik Indonesia. 35 Akhirnya 31 Hanifah, Tales of a Revolution, h Sam Setyautama, Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia (Jakarta: KPG, 2008), h Mengenai riwayat perjuangan John Lie, lihat M. Nursam, Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi: Biografi Laksamana Muda John Lie (Jakarta/Yogya: Yayasan Nabil/Ombak, 2008) 34 Rosihan Anwar, Musim Berganti Sekilas Sejarah Indonesia, (Jakarta: Grafiti Pers, 1985). 35 Asvi Warman Adam, Sekali Lagi Tentang John Lie, Kompas, , versi online lihat (diakses 8 Mei 2005). 8

9 John Lie, atas usulan Yayasan Nabil, diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009, sebagai pengakuan Pemerintah RI atas jasa-jasanya yang luar biasa. 36 Demikianlah sekelumit uraian mengenai peran serta orang-orang Tionghoa, peranakan dan totok, di dalam menegakkan panji-panji kemerdekaan yang telah dikibarkan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus Tidak diragukan, mereka telah ikut memberikan andil dalam mengusir penjajah dan turut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama saudara-saudaranya dari berbagai suku bangsa. Apa yang tertulis di sini belumlah lengkap dan semoga tulisan singkat ini akan mendorong berbagai pihak untuk ikut aktif mengumpulkan bahan-bahan historis yang masih belum terungkap. Dalam hal inilah, sejarah bisa berperan sebagai sarana integrasi nasional. 37 *** Penulis adalah sejarawan dan Pemimpin Redaksi Nabil Forum. Buku terbarunya adalah The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War (Leiden: EJ. Brill, 2010), sebagai ko-editor dan kontributor. Tabel 1 Kontribusi Orang Tionghoa dari Berbagai Daerah dalam Perjuangan Bersenjata di Masa Revolusi Kemerdekaan ( ) --disusun secara alfabetis-- Nama Aktivitas Daerah Perjuangan Keterangan 1. Cia Tau Kiat; 2. Lie Ching Tek; 3. Lai Liong Ngip Gian Liam Nio (Ny Liem Thiam Kwie) ( ) Han Lian Kuang, ( ) Tiga orang pejuang Riau Anggota Legiun Veteran RI Riau Di kalangan prajurit dikenal sebagai Ibu Liem yang bergiat di dapur umum. Membuka warung kopi yang ternyata dijadikan pusat pertemuan rahasia gerilyawan dari kesatuan Harimau Republik, dimana Han juga merupakan salah satu anggotanya dan Jawa Timur Makassar, Sulawesi Selatan Ketika wafat, upacara pemakamannya dilakukan secara militer dan dihadiri KASAD Kol Bambang Sugeng dan Walikota Malang. Dikebumikan dalam upacara militer 36 Perjalanan pengusulan John Lie sebagai Pahlawan Nasional oleh Yayasan Nabil bisa dibaca dalam Perjalanan John Lie menjadi Pahlawan Nasional Tahun 2009, Nabil News Edisi Perdana, h Koentjaraningrat, Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional (Jakarta: UI Press, 1993), h

10 menyediakan senjata Kwee Tjoa Kwang (1912-.) Asal Bagan Siapi-api, di masa Revolusi bergabung ke Laskar Rakyat di Batalyon I, Resimen II, Divisi II di Jambi. Memasukkan senjata untuk Laskar Rakyat. Jambi Di tahun 1950 tercatat sebagai anggota angkatan perang dengan pangkat Letnan I dan mendapat bintang jasa. Laksamana Muda John Lie (Jahja Daniel Dharma) ( ) Mengusahakan senjata dan logistik di masa revolusi kemerdekaan melalui laut, di tengah blokade ketat AL Belanda Aceh-Sumatra Utara, Singapura, Malaya, Asia Tenggara Dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta (1988) Dianugerahi gelar Pahlawan Nasional serta Bintang Mahaputera Adipradana, 10 November 2009 Liem Ching Gie (Abdul Malik) ( ) Aktif dalam perjuangan bersenjata ditangkap dan dipenjara Belanda tahun Sulawesi Selatan Oen Pei Hin ( ) Aktif mendukung logistik pasukan Siliwangi Jawa Barat Dimakamkan di TMP Cikadut Bandung Oey Eng Soe (Ujeng Suwargana) ( ) Pada masa revolusi menjadi perwira menengah sekaligus komandan logistik Territorium III Siliwangi. Jawa Barat Dikenal dekat dg Jendral A.H. Nasution Oeij Kim Bie (Erawan Gondaseputra) (1904- ) Di masa revolusi bergabung dngan Laskar Pesindo melawan Inggris dan merampas obat-obatan untuk tentara Republik di Andir, Bandung Jawa Barat Berjuang bersama kaum nasionalis Indonesia sejak tahun 1923, termasuk beberapa kali masuk penjara Pada tahun 1960 mendapat bintang dari Legiun Veteran RI Pembantu Letnan Sho Bun Seng ( ) Di masa Revolusi berjuang di Padang dan bergabung dengan batalion Pagarruyung, kemudian bertugas di Jawa Barat dan Padang, Sumatra Barat Dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta (2000) 10

11 Ferry Sie King Lien ( ) Tan Tjen Boen (Mas Amien) Tang Kim Teng Letnan Dua Dokter Tjia Giok Thwan (Basuki Hidayat) Sumber: Kalimantan Barat. Tewas saat bergerilya dengan Tentara Pelajar di Surakarta (1949) Informan Tentara Keamanan Rakyat di Jawa Barat. Seorang Tionghoa totok yang bergabung dengan Resimen IV, Divisi IX Banteng wilayah Sumatra Tengah. bertugas mencari senjata, bahan peledak, uniform tentara, sepatu, obatobatan dan perbekalan lainnya di Singapura. Di masa mudanya Tjia adalah anggota regu pasukan penggempur Pasukan 19 CDMT (Corps Mahasiswa Djawa Timur) dan aktif bergerilya. Surakarta, Jawa Tengah Jawa Barat Sumatra Tengah (Riau)-Singapura Jawa Timur Dimakamkan di TMP Jurug, Surakarta (satusatunya orang Tionghoa) Mendapat bintang Veteran RI Anggota Legiun Veteran RI Riau Dianugerahi Satya Lencana Perang Kemerdekaan Kedua Dimakamkan di TMP Suropati (Malang) 1982 ** Masih ada satu lagi pejuang Tionghoa yang akan dimakamkan di TMP ini, namun keluarganya menolak Sam Setyautama, Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2008) Eddy Sadeli et al., Sumbangsih Warga Tionghoa untuk Tanah-Air Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa di Indonesia, 2003). Junus Jahja, Peranakan Idealis dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002) Nyoto, Kim Teng: Dari Pejuang Hingga Kedai Kopi (Pekanbaru: Unri Press, 2002) Han Nan-tjou, Renungan dari Djauh, Tiongkok Rakjat: Menjambut Dwidasawarsa RI, no. 8 (1965), h

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara. Secara umum etnis Tionghoa adalah orang-orang yang berasal dari Tiongkok. Sebutan

Lebih terperinci

Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan

Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan Dari Ibu Liem sampai John Lie: Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan Didi Kwartanada Pengantar Redaksi Nabil Forum ke-2 telah menampilkan tulisan Dr Bondan Kanumoyoso, Tokoh-tokoh Tionghoa dalam

Lebih terperinci

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 Bondan Kanumoyoso http://www.nabilfoundation.org/media.php?module=publikasi&id=152 Kamis, 25 November 2010-12:05:57 WIB Tulisan ini menyorot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah itu makin lama makin kabur, dan akhirnya keasliannya akan hilang sama sekali dan tinggal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam etnis suku dan bangsa. Keanekaragaman ini membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, Oleh: Ririn Darini 1

NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, Oleh: Ririn Darini 1 NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, 1900-1945 Oleh: Ririn Darini 1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk melihat munculnya nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia. Nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Orang-orang Indonesia yang berdarah Tionghoa (berikutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Orang-orang Indonesia yang berdarah Tionghoa (berikutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Orang-orang Indonesia yang berdarah Tionghoa (berikutnya disebut sebagai orang Tionghoa Indonesia) dianggap masih belum membaur seutuhnya dengan orang Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Samapai Proklamasi , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6.

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Samapai Proklamasi , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6. NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, 1900-1945 Oleh: Ririn Darini 1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk melihat munculnya nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia. Nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kemunculan karya sastra Indonesia yang mengulas tentang kolonialisme dalam khazanah sastra Indonesia diprediksi sudah ada pada masa sastra Melayu Rendah yang identik dengan bacaan-bacaan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah

Lebih terperinci

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebijakan Politik Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana Solichin Abdul Wahab menyatakan bahwa pada hakikatnya kebijakan terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08 Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug 2010 18:08 Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku bangsa, beranekaragam Agama, latar belakang sejarah dan kebudayaan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang warga negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang warga negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan. Seorang warga negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang tersebut adalah bangsa

Lebih terperinci

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang

Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang Oleh: Abdul Malik http://www.kompasiana.com/kurakurabiru/seabad-wayang-orang-ang-hien-hoo-di-malang_5535b4686ea834ff25da42d5 17 April 2015 17:49:16 Diperbarui:

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Go Gien Tjwan 1 Pada tanggal 4 November 1965, lebih dari sebulan setelah Gerakan 30 September yang melakukan kudeta pada tanggal 1 Oktober 1965, Siauw Giok Tjhan diambil oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang ( )

DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang ( ) DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang (1919 1946) MAKALAH Disampaikan dalam seminar nasional pengusulan Dr. Mayor Dustir Prawiraamidjaja sebagai pahlawan nasional Diselenggarakan oleh Yayasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 65 Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi

Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi http://www.karnadilim.com/siapa-bilang-orang-tionghua-numpang-di-indonesia-sejarah-cina-peranakan-membela-ibu-pertiwi/

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina Pada tahun pertama kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah belum memperhatikan persoalan

Lebih terperinci

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>*

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>* *Kolom IBRAHIM ISA* *Minggu, 28 Agustus, 2011* *------------------------------* *BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* **

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA

BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA Menurut Slamet Muljana, Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran atau semangat dalam berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998

UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998 UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998 THE NATIONALISM REINFORCING OF INDONESIAN CHINESE PEOPLE AFTER BLACK MAY INCIDENT 1998 SKRIPSI Oleh Prilla Marsingga NIM 060910101100

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG: 1. Bahwa dipandang perlu memberikan penghargaan kepada mereka

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato

Lebih terperinci

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Papua Barat, yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan Irian Barat (IRBA) merupakan salah satu wilayah yang menjadi sengketa atau perebutan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA VETERAN. Penghargaan. Tanda Kehormatan. Hak. Kewajiban. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5342) UNDANG -UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena pergantian sistem pemerintahan yang terbilang singkat. Tokoh-tokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena pergantian sistem pemerintahan yang terbilang singkat. Tokoh-tokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal abad 20, situasi politik Indonesia mengalami jatuh bangun karena pergantian sistem pemerintahan yang terbilang singkat. Tokoh-tokoh intelektual dan kenegaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 BAB II ISI... 4 2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan... 2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Aceh yang dahulu pernah menjadi sebuah negara tangguh di dunia kini menjadi sebuah provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berkedudukan di ujung barat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.

Lebih terperinci

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai Karim 1 Mahir Karim Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 9 September 2011 PERANG DI INDONESIA Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai ada orang Indonesia

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

BAB IV TANGGAPAN DAN TINDAKAN KOMUNITAS ARAB DALAM MENYIKAPI ADANYA PARTAI ARAB INDONESIA

BAB IV TANGGAPAN DAN TINDAKAN KOMUNITAS ARAB DALAM MENYIKAPI ADANYA PARTAI ARAB INDONESIA BAB IV TANGGAPAN DAN TINDAKAN KOMUNITAS ARAB DALAM MENYIKAPI ADANYA PARTAI ARAB INDONESIA A. Reaksi Pro dan Kontra Pengakuan nasionalisme Indonesia keturunan Arab pada paruh pertama abad ke-20 tidak hanya

Lebih terperinci

Fakta Sejarah Perjuangan. Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus!

Fakta Sejarah Perjuangan. Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus! Fakta Sejarah Perjuangan Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus! Chan Chung Tak Eddie Lembong, mantan ketua INTI dengan tegas mengatakan, Fakta Sejarah Perjuangan Siauw Giok Tjhan, tidak bisa dihapus dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memberikan ilmu pengetahuan serta menanamkan ajaran moral dan juga nasionalisme.

Lebih terperinci

Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini

Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini Minggu, 17 Agustus 2014 13:30 WIB - Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci