EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SETTING KOOPERATIF (RESIK) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR

Transkripsi

1 EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SETTING KOOPERATIF (RESIK) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR Noviana, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep menggunakan model pembelajaran RESIK dapat memberikan hasil lebih baik daripada metode ceramah, dan mengetahui adakah perbedaan efek antara model pembelajaran RESIK dan metode ceramah terhadap siswa jika ada perbedaan efek antara pembelajaran model pembelajaran RESIK dan metode ceramah perbedaanya terletak pada pemahaman konsep atau pada minat belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga metode yaitu metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket. Teknik analisis menggunakan uji beda rataan multivariat dengan menggunakan analisis uji rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan. Uji hipotesis menggunakan statistik uji t multivariat diperoleh F obs sebesar 6,431 dengan nilai tabel F 0,05;2,46 sebesar 3, 23 F obs > F tabel berarti H 0 ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa melalui model pembelajaran RESIK lebih baik daripada yang menggunakan metode ceramah. Ada perbedaan efek antara matematika siswa dengan model pembelajaran RESIK dan menggunakan metode ceramah, perbedaan efek antara model pembelajaran RESIK dan metode ceramah terletak pada minat belajar siswa. Kata kunci: model pembelajaran Resik, pemahaman konsep, minat belajar PENDAHULUAN Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah lebih baik. Pembelajaran sekarang menuntut siswa untuk aktif. Salah satu pembelajaran yang yang menuntut siswa untuk aktif adalah model pembelajaran RESIK. Model pembelajaran RESIK memuat enam tahap pembelajaran yaitu (1) tahap memotivasi siswa, (2) tahap menyajikan informasi dan melibatkan siswa memahami masalah kontekstual, (3) tahap mengorganisasi 46

2 siswa ke dalam kelompok belajar dan memberikan tugas kelompok, (4) tahap membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) tahap diskusi dan negosiasi serta (6) tahap evaluasi dan penghargaan. Menurut Depdiknas (dalam Jannah, 2007: 18) menjelaskan Penilaian perkembangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Untuk bisa memahami sebuah konsep dalam matematika diperlukan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu minat siswa terhadap suatu pelajaran. Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat, dengan adanya minat akan membuat konsentrasi lebih mudah dilakukan sehingga materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Sangat penting bagi guru untuk bisa membangun peningkatan pada siswa terutama pada pelajaran matematika untuk mempermudah siswa menerima materi yang diajarkan. Selain itu diharapkan dengan peningkatan pada siswa, makin banyak siswa yang menyukai pelajaran matematika. Sehingga berakibat meningkatnya pemahaman belajar matematika pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kelas VIII SMP N 2 Karangsambung Kebumen, kemampuan siswa di sana masih kurang dan dalam taraf ditumbuhkan. Dari KKM 68 untuk pelajaran matematika, siswa yang mampu tuntas dalam setiap materi pelajaran matematika kurang lebih hanya 50% dari seluruh jumlah siswa. Beberapa siswa juga masih ada yang belum menguasai Bangun Ruang pada matematika, seperti Bangun Ruang Sisi Datar. Untuk membantu pertumbuhan pemahaman konsep dan minat belajar siswa pada pelajaran matematika di SMP N 2 Karangsambung Kebumen, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran matematika Realistik Setting Koopratif (RESIK). Diharapkan dengan model pembelajaran ini meningkatkan kemampuan siswa pada pelajaran matematika dapat lebih efektif dan efesien. pemahaman konsep dan minat belajar 47

3 Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Lebih lanjut Slameto (2010: 180), menyatakan bahwa minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Menurut Slameto (2010: 180), bahwa cara untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui kemampuan pemahaman konsep menggunakan model pembelajaran RESIK dapat memberikan hasil lebih baik daripada metode ceramah, dan mengetahui adakah perbedaan efek antara model pembelajaran RESIK dan metode ceramah terhadap siswa jika ada perbedaan efek antara pembelajaran model pembelajaran RESIK dan metode ceramah perbedaanya terletak pada pemahaman konsep atau pada minat belajar siswa. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran realistik yaitu Teguh Wibowo (2010) melakukan penelitian tentang Eksperimentasi pendekatan realistik pada pembelajaran luas bangun datar ditinjau dari minat belajar pelajaran matematika siswa kelas V SD se-kecamatan kutowinangun kabupaten kebumen. Dari analisis data diperoleh nilai F hitung lebih besar dari F tabel sehingga H 0 diterima berarti ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode mekanistik terhadap minat belajar siswa. Menurut Hans Frudental dalam Ariyadi Wijaya (2012: 20) bahwa matematika merupakan aktivitas manusia, siswa tidak bisa dianggap sebagai penerima pasif dari pembelajaran matematika, namun pembelajaran matematika hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan kembali pengetahuan matematika dengan memanfaatkan berbagai kesempatan dan situasi nyata yang dialami siswa. Pendekatan PMR merupakan 48

4 pembelajaran yang berpusat pada siswa serta memanfaatkan berbagai kesempatan dan situasi nyata yang dialami siswa. Sehingga pada pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan konsep realistik. Dengan kebermaknaan maka akan menguatkan penguasaan materi yang dimiliki siswa. Menurut Slavin (2008: 100) dalam belajar kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sukar apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Lebih lanjut, Slavin mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu mempelajari suatu materi. Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa dengan kemampuan heterogen (kemampuan tinggi, sedang, dan rendah). Model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri dan juga dapat membentuk pola belajar dengan lebih memusatkan kegiatan belajar pada siswa, yaitu memanfaatkan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa, serta bahan ajar yang disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat menghubungkan konsep matematika dalam situasi dunia nyata, hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam pemahaman dan penguasasan materi pembelajaran matematika secara lebih baik. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran dan akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasanya dalam mengembangkan pemahaman konsep dan meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel, satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas dijadikan kelas kontrol. Tahap akhir dari penelitian ini yaitu masing-masing kelas akan diberi tes untuk pemahaman konsep dan minat belajar 49

5 mengukur prestasi belajar matematika. Tahap akhir peneliti mengadakan tes evaluasi pada masing-masing kelas untuk mengambil data hasil pamahaman konsep. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP N 2 Karangsambung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas VIII-A sampai kelas VIII-D dengan jumlah siswa 100 siswa. Kelas VIII-A sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran RESIK dan kelas VIII-D sebagai kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, metode tes, dan angket siswa. metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar namanama siswa dan data nilai awal matematika adalah nilai Ujian Tengah Semester II untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes dalam penelitian ini berbentuk esai tentang materi kubus dan balok yang terdiri dari 10 butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kis. Secara teknis pengujian validitas isi dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan dan pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Metode angket digunakan untuk mengukur minat belajar matematika dan angket respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan Realistik Setting Kooperatif (RESIK). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika yang sesuai dengan indikator pembentuk minat belajar. Uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas, kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama. Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis menggunakan uji beda rataan multivariate. 50

6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji beda rataan multivariate dan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh T 2 sebesar 13,141 dan F obs sebesar 6,431 dengan nilai tabel F 0,05;2,46 sebesar 3, 23 dengan DK = {F/F > 6,431}. Karena nilai F obs DK maka H 0 ditolak, berarti kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa rerata matematika dengan menggunakan model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) tidak sama dengan rerata matematika dengan pembelajaran metode ceramah. Untuk mengetahui perbedaan terletak pada pemahaman konsep atau minat belajar matematika, dilanjutkan uji univariat secara terpisah. Hasil uji Univariat Pamahaman konsep diperoleh S p sebesar 8,042 dan nilai uji t (t obs ) sebesar 2,872 dengan nilai tabel sebesar 1,960 dengan DK = {t t > 1, 960}. Karena nilai t obs DK maka H 0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep dengan model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) tidak sama dengan pemahaman konsep dengan metode ceramah. Hasil uji Univariat Minat Belajar Matematika diperoleh S p sebesar 14,399 dan nilai uji t (t obs ) sebesar 1,614 dengan nilai tabel sebesar 1,960 dengan DK = {t t < 1,960 }. Karena nilai t obs DK maka H 0 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar matematika siswa dengan model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) sama dengan minat belajar matematika dengan metode ceramah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa Pemahaman konsep dan minat belajar siswa melalui model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) lebih baik dari pada yang menggunakan metode ceramah pada siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 pemahaman konsep dan minat belajar 51

7 Karangsambung tahun pelajaran 2012/2013, dan perbedaan efek antara matematika siswa dengaan model pembelajaran Realistik Setting Kooperatif (RESIK) dan menggunakan metode ceramah, perbedaan efek antara model pembelajaran Realistik Setting Kooperatif (RESIK) terletak pada minat belajar siswa. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) terhadap siswa pada materi kubus dan balok. Peneliti lain dapat melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran matematika Realistik Setting Kooperatif (RESIK) dengan pokok bahasan lain dan media pembelajaran lain yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Bina Aksara. Slavin, Robert E Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. (Terjemahan Nurulita). London: Allymand Bacon. Wijaya, Ariyadi Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 52