STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN ARTIKULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Transkripsi

1 STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN ARTIKULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Diah Chusnul Khotimah, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada Artikulasi, (2) model pembelajaran Pair Check efektif diterapkan pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII SMP Negeri 4 Kebumen. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Uji hipotesis menggunakan uji-t ekor kanan dengan prasyarat analisis uji normalitas dan uji homogenitas. Indikator keefektifan diukur melalui lembar observasi, yaitu kecermatan penguasaan perilaku dan kecepatan unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada Artikulasi, ditunjukkan dengan nilai t obs = 2,730 > t tabel = 1,67202, (2) model pembelajaran Pair Check kurang efektif diterapkan pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII SMP N 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014, ditunjukkan bahwa hanya 30% siswa yang memenuhi kriteria efektif dengan rata-rata skor keefektifan kelas > 39%. Kata kunci: Pair Check, artikulasi, keefektifan PENDAHULUAN Berdasarkan data dokumentasi berupa data nilai UAS I pada mata pelajaran matematika siswa kelas VII SMP N 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014 diketahui bahwa rata-rata hasil UAS siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Guru selalu menggunakan model konvensional yang cenderung membosankan tanpa mencoba model-model yang lebih bervariatif. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2013: 46). Model pembelajaran Pair Check dan 87

2 Artikulasi keduanya merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan diskusi berpasangan. Dengan kegiatan berpasangan, siswa memiliki peran masing-masing dan bertanggung jawab atas perannya tersebut. Sehingga siswa akan fokus dalam pembelajaran, tanpa menghiraukan hal-hal yang tidak penting di luar pembelajaran. Pada model pembelajaran Pair Check, setiap pasang siswa dalam kelompok secara bergantian memiliki peran masing-masing, yaitu sebagai partner dan sebagai pelatih. Dalam kegiatan berpasangan, siswa yang berperan sebagai partner bertugas mengerjakan soal yang telah disediakan guru, sedangkan pelatih bertugas mengecek pekerjaan partner-nya. Partner yang mampu menjawab soal dengan benar akan mendapatkan kupon dari pelatihnya. Berbeda dengan model pembelajaran Artikulasi, dalam kegiatan berpasangan model pembelajaran Artikulasi, secara bergantian salah satu siswa bertugas untuk menceritakan kembali kepada pasangannya mengenai materi pelajaran yang telah dijabarkan oleh guru. Sedangkan pasangannya mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan temannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Reigeluth dalam Uno, Hamzah B. (2012: 138) menyatakan bahwa sedikitnya ada empat indikator yang masuk dalam keefektifan pengajaran, yakni (1) kecermatan penguasaan perilaku, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) kesesuaian unjuk kerja, dan (4) kuantitas unjuk kerja. Dalam penelitian ini, dari keempat indikator tersebut, peneliti hanya memfokuskan pada dua indikator keefektifan, yakni kecermatan penguasaan perilaku dan kecepatan unjuk kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada Artikulasi, (2) model pembelajaran Pair Check efektif diterapkan pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII SMP Negeri 4 Kebumen. Sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti meninjau penelitian relevan yang dilakukan oleh Ni Md. Yantiani, I Wyn Wiarta dan Md. Putra (2013), yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 88

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014. Desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental semu (quasi experimental design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014, sedangkan sampelnya adalah kelas VII D yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII E yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data nilai UAS Semester 1, metode tes dengan instrumen berupa soal tes prestasi, dan metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi terhadap waktu yang diperlukan siswa dalam mengerjakan soal tes prestasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data awal yang diperoleh melalui metode dokumentasi berupa data nilai UAS I pada mata pelajaran matematika siswa kelas VII SMP N 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014. Berikut disajikan deskripsi data awal tersebut. Tabel 1. Deskripsi Data Nilai UAS I No Kelas N X s Nilai Nilai Maksimum Minimum 1. VII D , Eksperimen 1(VII D) , Eksperimen 2 (VII E) , Selanjutnya dari data tersebut dilakukan analisis data awal yang berkaitan dengan uji normalitas, uji homogenitas, serta uji keseimbangan. Hasil uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa kelas VII D tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal sedangkan kelas VII E berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, peneliti membuang 4 responden dari kelas VII D sehingga kelas eksperimen 1 terdiri dari 28 responden yang berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan uji homogenitas dan uji keseimbangan diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas mempunyai variansi yang homogen dan seimbang. Dengan dipenuhinya bahwa sampel seimbang, selanjutnya masing-masing kelas diberikan perlakuan. Perlakuan yang 89

4 diberikan yakni model pembelajaran, kelas eksperimen 1 dikenai model Pair Check sedangkan kelas eksperimen 2 dikenai model Artikulasi. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelas sampel diberikan tes prestasi belajar matematika yang mengukur mengenai pokok bahasan garis dan sudut. Berikut disajikan hasil tes tersebut. Tabel 2. Deskripsi Data Nilai Tes Prestasi pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut No Kelas N X s Nilai Nilai Maksimum Minimum 1. VII D 31 64,11 11, Eksperimen 1 (VII D) 27 65,74 10, Eksperimen 2 (VII E) 32 56,64 14, Data tersebut digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t dengan dengan taraf signifikansi α = 5%. Prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan perhitungan, kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, hasil pengujian hipotesis yang pertama, disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang dikenai model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang dikenai model pembelajaran Artikulasi. Dengan diperoleh t hitung = 2,730 dan t tabel = t 0,05;57 = 1,67202, sehingga daerah kritiknya adalah DK = {t t > 1,672029}. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung DK, sehingga H 0 ditolak, artinya kesimpulan uji hipotesis ini adalah prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Artikulasi. Berdasarkan uji hipotesis yang pertama diperoleh keputusan uji H 0 ditolak, sehingga penyelidikan dilanjutkan untuk menyelidiki hipotesis yang kedua yakni efektivitas pembelajaran Pair Check pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII SMP Negeri 4 Kebumen. Dalam penelitian ini, masing-masing indikator diberikan bobot nilai proporsi. Bobot proporsi kecermatan penguasaan perilaku sebesar 70% sedangkan bobot proporsi kecepatan unjuk kerja siswa sebesar 30%. Pengamatan melalui lembar observasi dilakukan terhadap hasil tes prestasi belajar matematika siswa pada pokok 90

5 bahasan garis dan sudut serta waktu atau kecepatan unjuk kerja siswa dalam mengerjakan soal tes prestasi. Observasi terhadap hasil tes prestasi belajar matematika siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai kecermatan penguasaan perilaku atau tingkat kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tes prestasi. Sedangkan pengamatan terhadap waktu atau kecepatan unjuk kerja siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan 24 butir soal tes prestasi yang berbentuk pilihan ganda. Hal ini berkaitan dengan indikator yang kedua yakni kecepatan unjuk kerja siswa. Berdasarkan analisis hasil pengamatan, disimpulkan bahwa model pembelajaran Pair Check kurang efektif diterapkan pada pokok bahasan garis dan sudut siswa kelas VII SMP N 4 Kebumen. Hal ini ditunjukkan berdasarkan analisis hasil observasi hanya 8 siswa yang mempunyai skor keefektifan 39% dengan kata lain hanya 30% siswa yang masuk kedalam kategori efektif. Selain itu, rata-rata skor keefektifan yang dicapai kelas Pair Check adalah 43% artinya > 39%. Skor tersebut menandakan bahwa ratarata kelas Pair Check masuk ke dalam kategori kurang efektif. Kurang efektifnya model pembelajaran Pair Check mungkin disebabkan oleh ketidaksesuaian penerapan model tersebut dengan materi pembelajaran. Mungkin pula disebabkan karena siswa tidak benar-benar memanfaatkan kegiatan berpasangan sebaik-baiknya untuk menggali informasi sebesar-besarnya dari teman pasangannya mengenai pemecahan soal latihan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu, kurang efektifnya model pembelajaran ini juga mungkin disebabkan karena tidak semua siswa mampu atau siap menjelaskan serta mengoreksi jawaban teman pasangannya dengan baik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut: (1) Prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Pair Check lebih baik daripada Artikulasi, (2) Model pembelajaran Pair Check kurang efektif diterapkan pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII SMP Negeri 4 Kebumen tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi guru disarankan menggunakan model pembelajaran 91

6 yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran, (2) bagi guru disarankan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran secara matang agar model pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuannya agar pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menghasilkan pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini, model pembelajaran Pair Check lebih cocok diterapkan pada materi atau mata pelajaran yang memerlukan banyak latihan soal, sedangkan model pembelajaran Artikulasi lebih cocok diterapkan pada materi atau mata pelajaran yang dominan berupa uraian atau materi, yang tidak memerlukan banyak latihan soal, (3) bagi para siswa, disarankan untuk ikut serta aktif di dalam pembelajaran, serta tidak segan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya baik kepada guru maupun kepada temannya, (4) bagi para peneliti ataupun calon peneliti yang bergerak di bidang pendidikan, dapat melakukan penelitian yang serupa serta jauh lebih baik. Peneliti menyarankan agar dapat melanjutkan penelitian untuk mengukur keefektifan pembelajaran menggunakan dua indikator lain atau keempat indikator sekaligus yang dengan keterbatasan peneliti belum bisa peneliti selidiki dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia; Pusat Bahasa. Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uno, Hamzah B Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Yantiani, Ni Md, et.al Pembelajaran Kooperatif Pair Check Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar Siswa Kelas IV Gugus IV Semarapura. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Diunduh dari ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jjpgsd/article/view/file/ / pada tanggal 9 Januari