BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sensus penduduk pada tahun 2010 adalah mencapai suku bangsa (Na'im &
|
|
- Budi Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang mejemuk, terdiri dari beberapa suku bangsa, bahasa, dan agama. Jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2010 adalah mencapai suku bangsa (Na'im & Syahputra, 2011). Dari banyaknya suku bangsa tersebut, salah satu etnis yang dikenal memiliki modal sosial yang cukup kuat adalah etnis Minangkabau (Naim, 2013). Sebagaimana Fukuyama (2002) menjelaskan bahwa modal sosial adalah nilai atau norma yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat agar dapat bekerjasama demi mencapai tujuan bersama. Budaya Minangkabau merupakan budaya yang dinamis, egalitarian, mandiri, dan memiliki semangat tidak bergantung pada orang lain. Adanya falsafah Minang berupa keharusan merantau jika belum berguna dikampung halaman menjadi motivasi untuk mendapatkan kesuksesan di luar daerah Minangkabau. Di tempat perantauan masyarakat etnis Minang memiliki perkumpulan atau paguyuban, hal tersebut merupakan modal sosial berupa adanya bantuan dari kerabat, saudara dekat atau teman dekat. Banyaknya masyarakat etnis Minang yang merantau dapat dilihat seperti yang ada di Malaysia, suku Minang dikenal berkumpul dan membentuk komunitas sendiri di Negeri Sembilan. Tidak hanya itu, di berbagai kota di Indonesia juga dapat ditemui hal yang serupa, etnis Minang menonjol dalam bidang perdagangan, atau dapat dikatakan cukup menguasai pasar tradisional yang berada 1
2 2 di berbagai wilayah selain etnis Tionghoa (Primadona, Emrizal, & Yoyet, 2014). Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya yang turun-temurun ada di suku Minang, yaitu kebiasaan merantau bagi laki-laki untuk mencari nafkah karena tidak mendapatkan harta warisan disebabkan oleh sistem matrilinear. Serta etnis minang memiliki bobot resiprositas yang kuat sehingga juga menimbulkan tingginya tingkat modal sosial atau kuatnya jaringan sosial yang dibentuk (Wibisono, 2012). Etnis minang merantau disebabkan oleh faktor ekonomi dan sosial budaya yang melekat pada masyarakatnya (Naim, 2013). Filosofi dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang menjadi pedoman merantau untuk menyesuaikan sikap dan perilaku agar menjalin hubungan baik dengan orang dari etnis yang berbeda. Penelitian mengenai etnis Minang selama ini banyak menggali mengenai kewirausahaan, peran gender, dan budaya Minangkabau. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa kepercayaan berperan penting dalam keberlangsungan modal sosial yang dibangun oleh etnis Minang (Syafitri & Sudarwati, 2015). Selain itu Yamagishi dkk. (2015); Bjornskov (2016) menegaskan bahwa dalam membangun modal sosial dibutuhkan kepercayaan. Untuk membangun modal sosial yang kuat diperlukan adanya high trust society pada masyarakat. Negara maju memiliki masyarakat dengan tingkat kepercayaan yang tinggi (Fukuyama, 2002). Indonesia yang notabene-nya sebagai negara berkembang perlu meningkatkan kepercayaan dari low trust society menjadi high trust society. Rendahnya kepercayaan dalam kehidupan sosial di Indonesia dapat dilihat dari fenomena yang terjadi yaitu berupa demonstrasi, adanya sentimen terhadap isu yang berkaitan dengan agama dan etnis tertentu, saling melaporkan
3 3 dan menfitnah, serta menyebarkan kebencian dan berita palsu (hoax) yang digambarkan oleh media di Indonesia (Subagja & Pradana, 2017). Namun indikasi akan rendahnya kepercayaan di Indonesia tersebut cenderung bertentangan dengan adanya nilai budaya. Hampir seluruh budaya di Indonesia membangun kepercayaan dalam mengembangkan kehidupan masyarakat (Faturochman dkk., 2011) seperti halnya etnis Minang membangun membangun kepercayaan sebagai salah satu sarana membentuk jaringan dan modal sosial. Rendahnya kepercayaan masyarakat dapat mengganggu kehidupan sosial, karena kepercayaan merupakan inti dari kehidupan masyarakat (Syahra, 2003). Dampak rendahnya kepercayaan dapat menimbulkan konflik dan mengganggu harmonisasi kehidupan sosial. Pentingnya modal sosial sehingga masyarakat Indonesia perlu membangun kepercayaan agar dapat berkembang lebih baik dari segi multidimensional, seperti: politik, ekonomi, sosial, dan budaya (Yuliawan, 2016). Menurut Putnam (1997) walaupun modal sosial telah menjadi konsep dari sebuah komunitas akan tetapi modal sosial tetap berasal dari pilihan individu. Modal sosial dalam tingkat sosial pada akhirnya akan bergantung dari sikap dan perilaku individu (dalam Green & Brock, 1998). Sehingga modal sosial yang memiliki kepercayaan sebagai salah satu dasarnya akan sulit dicapai jika sikap dan perilaku individu tidak dipahami dalam keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Kepercayaan adalah dasar dalam kecerdasan sosial (Yamagishi, 1998). Individu yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dapat dengan mudah untuk menjalin relasi sosial yang baik. Saat individu mencapai tingkat kepercayaan yang
4 4 tinggi maka ia akan merasa interaksi dengan orang lain lebih bermakna yang mana hal tersebut berguna untuk membangun kepercayaan diri, persepsi terhadap nilainilai dan sikap, serta dampak positif lainnya (Lewicki, Tomlinson, & Gillespie, 2006). Kepercayaan dapat terjadi karena adanya kualitas personal dari individu yang terpercaya atau disebut juga dengan keterpercayaan (Yamagishi, 1998). Penelitian Yamagishi (1998) lebih banyak membahas mengenai kepercayaan berdasarkan karakter individu. Namun manusia hidup di lingkungan sosial tentunya membutuhkan kepercayaan, karena kepercayaan merupakan dasar bagi hubungan interpersonal (Simpson, 2007). Relasi menjadi penting untuk dilihat perannya dalam kepercayaan. Kepercayaan dan keterpercayaan dipandang sebagai dua konstrak yang berbeda karena memiliki peran yang berbeda dalam proses membangun kepercayaan (Li, 2017). Faturochman dan Minza (2014) menjelaskan keterpercayaan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan. Keterpercayaan terbagi menjadi 2 faktor, yaitu: personal dan relasional. Faktor personal berupa kompetensi, integritas, dan kebaikhatian, sedangkan faktor relasional berupa kedekatan, dukungan, dan relasi mutual. Setiap faktor tersebut memiliki peran masing-masing dalam membangun kepercayaan. Melihat berdasarkan latar budaya, diketahui bahwa adat di Minangkabau menjunjung integritas yang tinggi yang mana hal ini diturunkan secara turuntemurun serta budaya saling tolong-menolong yang memiliki hubungan timbalbalik positif antar individu. Menurut Biezeveld (2010) besarnya pengaruh agama dalam adat-istiadat Minangkabau yaitu dengan adanya istilah Adat basandi syara,
5 5 syara basandi kitabullah. Syarak mangato adeak mamakai, alam takambang jadi guru yang merupakan politik identitas etnis Minangkabau (Rozi, 2013). Artinya adat atau budaya sosial harus berlandaskan agama, dan agama harus berlandaskan kitab suci Al-quran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam budaya Minangkabau peraturan adat berlandaskan pada ajaran agama Islam yang mana menjunjung tinggi kejujuran, saling menghormati, tolong-menolong, dan dapat dipercaya. Masyarakat etnis Minangkabau seharusnya memiliki integritas yang tinggi sebagai individu. Berdasarkan hasil penelitian Syahti (2016) menunjukkan bahwa perilaku jujur dan menepati janji menjadi modal bagi etnis minang agar orang lain percaya padanya, khususnya dalam berbisnis dan kerjasama. Kepercayaan muncul karena menunaikan janji dan bersikap jujur. Integritas seperti dalam penelitian (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995); (Yamagishi, 1998); (Faturochman & Minza, 2014) mengenai keterpercayaan merupakan faktor yang memiliki peran dalam menumbuhkan kepercayaan. Karakteristik individu berupa integritas pada budaya sosial etnis Minang merupakan falsafah hidup. Selain itu juga terdapat pepatah Minangkabau yang mengatakan dalam menjalani kehidupan sosial Nan barek samo dipikua, nan ringan samo dijinjiang yang mana ini mengatur hubungan kekerabatan diantara etnis Minangkabau yaitu saling tolong-menolong dalam susah maupun senang (KMM, 2010). Artinya yang berat dipikul bersama, beban ringan dijinjing bersama. Pada penelitian Hastuti dkk., (2015) diketahui bahwa etnis minang saling percaya karena adanya kemudahan dalam memenuhi kebutuhan satu sama lain, mudah meminjam uang untuk keperluan perdagangan atau bisnis, kemudian hubungan pertemanan akan tumbuh
6 6 semakin dekat. Hal ini menimbulkan rasa solidaritas yang kuat, menjalin silaturahmi persaudaraan, dan saling tolong menolong. Keuntungan tersebut merupakan modal yang bernilai bagi etnis Minang. Dalam penelitian Syahti (2016) diketahui bahwa kepercayaan muncul karena hubungan baik dan kerjasama. Relasi berupa kekeluargaan artinya tidak menyempit hanya pada keluarga dekat, namun juga pada orang lain yang telah mendapatkan kepercayaan sehingga dianggap seperti keluarga. Resiprositas penting dalam memunculkan kepercayaan dalam kehidupan masyarakat (Ngunyen, Lim, Tan, & Jiang, 2006) Tidak dapat dipungkiri falsafah hidup adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah seiring perkembangan zaman mengalami pemudaran nilai. Hubungan sosial kekerabatan yang sejatinya berdasarkan kekerabatan matrilineal berganti menjadi hubungan sosial yang lebih mementingkan dan memperhitungkan dari segi ekonomi dan bersifat individualis (Yefri, 2003). Sistem kekerabatan yang mulanya hanya dikeluarga terdekat atau satu suku meluas pada hubungan pertemanan. Budaya etnis Minangkabau juga mengatur mengenai relasi sosial yang dikenal dengan kato nan ampek, yaitu kepada yang lebih tua mendaki, kepada yang seumur mandata, kepada yang lebih kecil menurun, dan kepada orang yang disegani malereng. Artinya ada hierarki yang harus dipatuhi dalam relasi sosial, yaitu hormat kepada yang lebih tua, menghargai teman, menyayangi pada yang lebih kecil, dan menyegani orang yang seumur karena kekerabatan atau kedudukan (Aslinda, 2000). Sahlins (1972) menyatakan jika bobot resiprositas yang dimiliki tinggi maka akan menghasilkan modal sosial yang kuat. Selain itu hubungan timbal balik bersifat
7 7 simetris, maka dalam penelitian ini akan melihat kepercayaan pada satu relasi yang mandata. Artinya kepercayaan yang terjalin merupakan kepercayaan pada teman. Studi mengenai kepercayaan pada teman masih sangat terbatas peneliti temukan di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian Green dan Brock (1998) diketahui bahwa individu yang memiliki kepercayaan rendah terhadap teman rentan terhadap pengaruh situasional. Individu dengan tingkat kepercayaan rendah memilih melakukan aktivitas sosial yang nyata (langsung) saat suasana hati yang positif atau saat manfaat dari pertemanan dirasakan oleh individu. Mereka akan memilih kegiatan sosial yang tidak biasa saat dalam mood buruk atau banyak yang harus dikeluarkan untuk persahabatan (cost). Individu yang memiliki kepercayaan tinggi menunjukkan preferensi yang relatif tinggi untuk interaksi sosial secara langsung terlepas dari mood atau arti penting dari manfaat yang akan didapatkannya. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi yang tepat dapat mengatasi kepercayaan yang rendah untuk membangun modal sosial. Kebanyakan studi menjadikan kepercayaan menjadi salah satu prediktor dalam relasi sosial, bukan kriterium. Penelitian lebih lanjut terkait kepercayaan pada teman (specific trust) diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memprediksi kepercayaan dalam pertemanan khususnya dengan latar budaya tertentu. Maka dari itu berdasarkan latar budaya peneliti ingin melihat kepercayaan yang terbangun pada etnis Minang yang terkenal dengan ketajaman bisnis dan tradisinya yang kuat (Sachs, 2009), sehingga terbentuknya jaringan dan modal sosial (Naim, 2013).
8 8 Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah kepercayaan dalam kehidupan sosial tidak pernah benar-benar selesai. Meskipun banyak penelitian mengenai kepercayaan, tetapi penting meneliti kepercayaan berdasarkan konteks budaya tertentu. Karena adanya perbedaan budaya berpotensi menimbulkan konflik, selain itu dengan mengetahui portofolio konteks tertentu dapat berpotensi untuk menjadi lebih utuh dan saling melengkapi, serta memahami lebih banyak dari berbagai sudut pandang dan perspektif yang berbeda-beda (Li, 2017). Uniknya peran kepercayaan berdasarkan konteks kebudayaan khususnya untuk domain pengetahuan dan mengenai perspektif untuk saling berbagi nilai bertujuan untuk pengelolaan ilmu pengetahuan. Hal yang penting untuk melihat kepercayaan dengan tema keberagaman budaya adalah: 1. Konteks budaya sangat beragam sehingga butuh pendekatan yang berbeda terhadap kepercayaan di tempat masing-masing 2. Banyak konteks budaya (berkaitan dengan kepercayaan) yang memiliki kesamaan sehingga bisa ditemukan benang merah untuk diintegrasikan agar terbentuk suatu portofolio atau framework yang utuh terhadap kepercayaan dalam konteks yang berbeda-beda Pertanyaan yang paling mendasari adalah mengapa orang percaya pada temannya. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa orang dipercaya karena beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan. Faktor tersebut berperan dalam membentuk kepercayaaan pada individu terhadap orang lain. Fokus penelitian ini adalah mengenai keterpercayaan sebagai faktor yang berperan
9 9 terhadap kepercayaan. Keterpercayaan dapat menjelaskan lebih dalam mengenai kepercayaan dalam hubungan yang spesifik pada etnis minang. Maka dari itu, mengacu pada penelitian Faturochman dan Minza (2014) berupa studi kualitatif yang menemukan faktor-faktor dari individu terpercaya pada konteks budaya Indonesia. Serta melihat dari latar budaya Minangkabau, seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa dalam membangun modal sosial, integritas dan resiprositas (relasi mutual) menjadi bagian dari pengaruh budaya terhadap kepercayaan pada etnis minang. Maka peneliti ingin menguji secara empiris apakah integritas dan relasi mutual sebagai prediktor kepercayaan dalam pertemanan pada etnis minang? Seberapa besar sumbangan integritas dan relasi mutual dalam memprediksi kepercayaan dalam pertemanan pada etnis minang? B. Rumusan Masalah Bagaimana integritas dan relasi mutual berperan terhadap kepercayaan dalam pertemanan pada etnis Minang? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran serta sumbangan efektif dari integritas dan relasi mutual secara bersama-sama terhadap kepercayaan dalam pertemanan pada mahasiswa etnis Minang.
10 10 D. Manfaat 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap psikologi sosial yaitu mengenai peran integritas dan relasi mutual terhadap kepercayaan dalam pertemanan pada etnis Minang. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengambil kebijakan dan kehidupan sosial masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas karakter individu dan relasi sosial, serta dapat membantu membentuk portofolio sederhana dari kepercayaan dalam pertemanan pada etnis minang.
BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan
Lebih terperinci2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan dan memenuhi segala kebutuhannya. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2007, hlm.23) Manusia senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Merantau merupakan suatu fenomena yang terjadi hampir di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merantau merupakan suatu fenomena yang terjadi hampir di seluruh wilayah. Merantau adalah kata kerja yang berawalan me- yang berarti pergi ke rantau. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minangkabau merupakan satu-satunya budaya yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan komunitas masyarakat matrilineal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau-pulau besar, yang salah satunya adalah Pulau Jawa yang merupakan pulau besar yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Moral Ekonomi Pedagang Kehidupan masyarakat akan teratur, baik, dan tertata dengan benar bila terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah Pulau Sumatera bagian barat yang sekarang menjadi Propinsi Sumatera Barat. Daerah asli orang Minangkabau ada tiga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan
BAB V KESIMPULAN Matrilineal seperti yang telah banyak kita fahami, membawa kepada pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan memiliki posisi tawar yang baik dalam pengambilan keputusan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk hidup pasti akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat hukum yang berkaitan dengan pengurusan
Lebih terperinciCropanzo, R., & Mitchell, M. S. (2005). Social Exchange Theory: An Interdisicplinary Review. Journal of Management, Vol. 31 (6),
DAFTAR PUSTAKA Aslinda. (2000). "Kato nan ampek" tuturan dalam bahasa minangkabau suatu tinjauan sosiolinguistik. Tesis Universitas Gadjah Mada: Tidak dipublikasikan. Azwar, S. (2014). Reliabilitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang penduduknya memiliki aneka ragam adat kebudayaan. Mayoritas masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di pedesaan masih berpegang teguh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian
Lebih terperinciBUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,
BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAACARA GERAKAN BUDAYA (GEBU) MINANG BERSAMA IKATAN KELUARGA MINANG RIAU (IKMR) KECAMATAN MANDAU MANDAU,25 MARET 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Astrid Oktaria Audra Siregar 15010113140084 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan multikultural.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Tradisi adalah adat atau kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi yang masih dilaksanakan
Lebih terperinciModal Sosial Pedagang Generasi Pertama Etnis Minangkabau di Kota Tanjungpinang
Modal Sosial Pedagang Generasi Pertama Etnis Minangkabau di Kota Tanjungpinang Sulvia Hendika, Suryaningsih, Marisa Elsera Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya,
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini, paparan hasil penelitian difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya, pada bagian berikutnya dipaparkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan penuh dengan keberagaman, salah satu istilah tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia adalah Negara majemuk dimana kemajemukan tersebut mengantarkan Negara ini kedalam berbagai macam suku bangsa yang terdapat didalamnya. Keaneka ragaman suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Identifikasi Permasalahan Adanya ikatan persaudaraan ibarat adik kakak yang terjalin antar satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menempati posisi sentral dalam tatanan hidup manusia. Manusia tidak ada yang dapat hidup di luar ruang lingkup budaya. Budaya dapat memberikan makna pada hidup
Lebih terperinciKEBERLANJUTAN SISTEM MATRILINEAL KELUARGA MUDA MINANG DI ERA GLOBALISASI
KEBERLANJUTAN SISTEM MATRILINEAL KELUARGA MUDA MINANG DI ERA GLOBALISASI Stella Zavera Monica Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia stellazavera@yahoo.com Abstrak Di seluruh dunia terdapat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri dari ribuan pulau yang dipisahkan oleh lautan, menjadikan negara ini memiliki etnis serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang terkenal akan keanearagaman budaya yang dimiliki setiap suku bangsa yang mendiami wilayahnya. Kemajemukan Indonesia tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, oleh karenanya manusia tidak bisa terlepas dari tanah. Tanah sangat dibutuhkan oleh setiap
Lebih terperinci1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif
KODE UNIT : O.842340.005.01 JUDUL UNIT : Melakukan Kerja Efektif dengan Keanekaragaman Budaya Klien Dan Rekan Kerja DESKRIPSIUNIT : Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia mengakui setiap perbedaan yang ada pada diri manusia, baik itu perbedaan jenis kelamin, asal ras atau etnis, dan agama, yang pada dasarnya semua perbedaan itu
Lebih terperinciPembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengidentifikasikan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam menjalankan tata hukum di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan bersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga
Lebih terperinciPETATAH PETITIH KEARIFAN LOKAL EKONOMI DAN BISNIS MASYARAKAT MINANG PEDAGANG RANTAU DI JAKARTA
PETATAH PETITIH KEARIFAN LOKAL EKONOMI DAN BISNIS MASYARAKAT MINANG PEDAGANG RANTAU DI JAKARTA Erni Hastuti 1 Teddy Oswari 2 Defi Julianti 3 1,3 Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Gunadarma 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Suku bangsa Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak kelompok suku yang ada di Indonesia. Suku bangsa ini mendiami pesisir barat bagian tengah Pulau Sumatera
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan
Lebih terperinciSebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang kaya budaya dan keberagaman etnis, bahasa, tradisi, adat istiadat, dan cara berpakaian. Indonesia terkenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini marak terjadi kasus perkelahian antar siswa sekolah yang beredar di media sosial. Permasalahannya pun beragam, mulai dari permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Nilai kesetiakawanan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Sejak jaman dahulu manusia hidup bergotongroyong, sesuai dengan pepatah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat patrilineal. Patrilineal adalah kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi
Lampiran 2 HASIL WAWANCARA Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi 1. Bagaimanakah cara orang tua menyampaikan hukum adat Minangkabau kepada anak, terkait adanya pewarisan harta kepada anak perempuan?
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga
7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan Indonesia tidak hanya memiliki pengaruh dalam keluarga, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945, sebagaimana tertera pada Pembukaannya menegaskan bahwa salah satu tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, hilangnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal menjadi isu yang ramai dibicarakan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat peka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk menerjemahkan ide-ide pengarang. Di dalam karya sastra, pengarang merefleksikan realitas yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari keadaan lingkungan yang mulai tidak terjaga kebersihannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Hal ini dapat dilihat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Hal ini dapat dilihat pada pembagian wilayah
Lebih terperinciDIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG
DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Masing-masing budaya memiliki adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciKEHIDUPAN ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN
KEHIDUPAN ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN (Studi Kasus: Status dan Hak Waris Anak Dari Perkawinan Laki-Laki Minangkabau dengan wanita Batak di Jorong Pasar Rao Pasaman) SKRIPSI Tugas Untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya. Salah satu contoh kekayaan budaya tersebut adalah beragamnya bahasa daerah yang tersebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang ada dan diciptakan di muka bumi ini selalu memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara utuh, bahkan meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seksualitas merupakan salah satu topik yang bersifat sensitif dan kompleks. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang khas dengan pluralitas agama dan budaya. Pluralitas sendiri dapat diterjemahkan sebagai kemajemukan yang lebih mengacu pada jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama merupakan sebuah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini penulis akan mengemukakan simpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari hasil deskrifsi temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society). Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelanggaran kawin sasuku pada masyarakat Minangkabau dianggap sebagai perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan manusia akan semakin kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan manusia pada zaman dahulu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Salah satu adat perkawinan di Paperu adalah adat meja gandong. Gandong menjadi penekanan utama. Artinya bahwa nilai kebersamaan atau persekutuan atau persaudaraan antar keluarga/gandong
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan antara suku bangsa, yang harus saling menghargai nilai nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terkenal dengan beranekaragam suku bangsa, setiap suku bangsa mempunyai adat dan budaya sendiri. Dimana ada
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. di masyarakat. Individu melakukan kontak sosial berdasarkan adanya rasa percaya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kepercayaan (trust) merupakan dasar dari terbentuknya suatu hubungan sosial di masyarakat. Individu melakukan kontak sosial berdasarkan adanya rasa percaya,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kelahiran, upacara perkawinan, dan upacara kematian. masyarakat Minagkabau. Tradisi mandoa merupakan bentuk akulturasi
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Masyarakat Pauh Duo Nan Batigo merupakan bagian dari suku bangsa Minangkabau yang masih menjalankan tradisi yang ada, yaitu upacara adat yang berkaitan dengan siklus hidup (life
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu
441 BAB V P E N U T U P Kajian dalam bab ini memuat catatan-catatan kesimpulan dan saran, yang dilakukan berdasarkan rangkaian ulasan, sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia merupakan buah Pergumulan Kreatif dari penduduk setempat dan telah menjadi warisan untuk genarasi
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi. Partisipasi masyarakat diperlukan sebagai penunjang sistem dalam pemilihan presiden setiap periodenya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan interkasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun tulisan. Sebelum mengenal tulisan komunikasi yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang hidup dalam ruang lingkup budayannya masing-masing. Budaya yang beraneka ragam ini menunjukan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya di daerah perkotaan. Tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,
BAB IV KESIMPULAN Masyarakat yang plural atau majemuk merupakan masyarakat yang dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak-anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya, akan menjadi penerus perjuangan bangsa nantinya, tetapi masih banyak sekali anakanak yang kehilangan
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau
Kajian Dialektologi dan Sikap Bahasa Minang Pada Pedagang Rantau di Jakarta 1 Erni Hastuti, 2 Teddy Oswari 1 Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Gunadarma 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Lebih terperinci