BAB II DASAR TEORI 2.1. Sel Surya Prinsip Kerja Sel Surya
|
|
- Deddy Hamdani Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan tugas akhir yang dibuat, antara lain sel surya, maximum power point tracking, buck and boost converter, dan baterai leadacid Sel Surya Sel surya merupakan peralatan elektronik yang mampu mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Sedangkan panel surya merupakan gabungan dari beberapa modul yang tersusun dari beberapa sel surya. Sel surya terbuat dari bahan-bahan seperti monocrystalline silicon, polycrystalline silicon, amorphous silicon, kadmium telurida, dan tembaga indium galium selenida [1] Prinsip Kerja Sel Surya Sel surya bekerja berdasarkan efek fotovoltaik, yaitu munculnya tegangan pada sebuah material dikarenakan terkena cahaya yang memiliki frekuensi di atas ambang batas frekuensi materi tersebut [2][3]. Energi yang dihasilkan memiliki persamaan : E = h(v v 0 ) (2.1.) dengan E = energi foton (Joule) h = konstanta Planck (6, Joule.detik) v = frekuensi cahaya v0 = frekuensi ambang logam Secara sederhana, cara kerja sel surya adalah sebagai berikut [1][2]: 1. Energi dari cahaya matahari, dalam hal ini adalah foton (energi yang terdapat dalam cahaya, dikemukakan oleh Albert Einstein, pada 1905), mengenai permukaan sel surya. 2. Foton dengan energi yang kurang energi ambang dari material sel surya akan dilewatkan, sedangkan foton dengan energi yang sama atau lebih akan diserap. 3. Energi dari elektron kemudian meningkat dan menyebabkan perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi. 4
2 4. Hal ini menyebabkan terbentuknya hole pada tempat elektron sebelumnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron-hole. 5. Karena sel surya merupakan p-n junction dan di antara lapisan p serta lapisan n diberi membran semipermeabel, maka elektron yang telah berpindah tingkat energinya tidak dapat kembali ke tempat semula. 6. Dengan hal tersebut, maka terdapat perbedaan potensial. Dengan pemasangan rangkaian eksternal, maka elektron akan mengalir ke tempatnya semula, hal ini menimbulkan terbentuknya arus dan tegangan pada sel surya Rangkaian Ekuivalen dari Sel Surya Sel surya dapat diganti dengan rangkain yang ekuivalen untuk memudahkan dalam analisis. Berikut adalah rangkaian yang ekuivalen dengan sel surya : dengan IL I0 Gambar 2.1. Rangkaian ekuivalen sel surya Dari rangkaian di atas, maka akan di dapat persamaan : = arus hubung singkat (A) = arus reverse saturation dioda (A) q = muatan elektron (1, C) Vd k T n Rs Rsh = tegangan dioda (V) I = I L I 0 (e q(v d +IRs) nkt = konstanta Boltzmann (8, ev/k atau 1, J/K) = suhu sel surya (K) = faktor idealitas dioda = hambatan seri (Ω) = hambatan shunt (Ω) 5 1) V+IR s R sh (2.2)
3 Karakteristik Sel Surya Gambar 2.2. Grafik keluaran V terhadap I pada sel surya [4] Dari grafik keluaran sel surya di atas, dapat dilihat bahwa sel surya memiliki beberapa hal penting, yaitu short circuit current (Isc), open circuit voltage (Voc), dan titik daya maksimal. Isc adalah arus yang mengalir melewati sel surya saat tegangan yang mengalir melewatinya adalah nol. Sedangkan Voc adalah tegangan yang mengalir melewati sel surya saat arus yang mengalir melewatinya adalah nol. Kedua hal ini merupakan titik maksimal dari keluaran sel surya. Sedangkan titik daya maksimal adalah titik di mana keluaran sel surya (tegangan dan arus) yang dihasilkan menghasilkan daya tertinggi, arus dan tegangan pada titik ini adalah Imp dan Vmp. Perbandingan antara Voc dan Isc dengan Vmp dan Imp disebut sebagai fill factor (FF). FF ini digunakan untuk mengukur kualitas dari sebuah sel surya. Sedangkan efisiensi dari sel surya dapat dituliskan dengan persamaan [5][6]: dengan η = efisiensi sel surya (%) Jenis-Jenis Sel Surya η = V mp I mp V oc I sc (2.3) 6
4 Dalam perkembangannya, sel surya terbuat dan tersusun dari berbagai macam bahan, yang kemudian dapat dikelompokkan menjadi generasi pertama, kedua, dan ketiga [7]. Generasi pertama disebut sebagai sel surya tradisional, terbuat dari crystalline silicon yang di dalamnya ada polycrystalline silicon dan monocrystalline silicon. Generasi kedua merupakan thin film solar cell. Yang merupakan sel surya generasi kedua adalah amorphous silicon, CdTe, dan CIGS. Generasi ketiga sebagian merupakan thin film solar cell yang belum dipublikasikan dan sebagiannya merupakan sel surya yang terbuat dari materi organik yang masih dalam penelitian dan pengembangan. Berikut adalah penjelasan dari beberapa jenis sel surya [6] [7]: Monocrystalline Silicon Solar Cell Monocrystalline silicon biasa disebut silikon kristal tunggal, Si kristal tunggal, mono c- Si, atau mono-si. Selain digunakan untuk sel surya, silikon jenis ini banyak digunakan dalam peralatan elektronik untuk chip. Sel surya jenis ini dibuat dari silikon yang setiap kisinya tidak terputus dan bentuknya seragam. Pembuatan dari sel surya ini menggunakan silikon murni maupun didoping. Gambar 2.3. Panel surya Mono-Si [8] Polycrystalline Silicon Solar Cell Polycrystalline silicon atau polysilicon atau poly-si, memiliki tingkat kemurnian silikon yang cukup tinggi. Kristal yang terbentuk adalah polikristal dan proses pemurniannya dengan proses Siemens. Bentuk dari kristal sel surya jenis ini acak, arahnya tidak teratur, dan ukurannya tidak seragam. 7
5 Gambar 2.4. Panel surya Poli-Si [9] Amorphous Silicon Solar Cell Amorphous silicon (a-si) merupakan wujud non-kristal dari silikon. Jenis silikon ini banyak digunakan dan dikembangkan untuk sel surya jenis thin film. Sel surya ini dibuat dengan mengendapkan silikon sehingga membentuk lapisan yang tipis, sekitar 1 mikrometer. Endapan silikon ini dapat dibuat dengan suhu rendah, sekitar 75 C. Gambar 2.5. Lapisan sel surya a-si [10] 8
6 Gambar 2.6. Panel surya a-si [11] Cadmium Telluride (CdTe) Sel surya jenis ini tidak dibuat dengan silikon, melainkan kadmium telurida. Walaupun kadmium merupakan bahan yang sangat beracun, akan tetapi kadmium telurida tidak terlalu beracun seperti kadmium. Memiliki keunggulan biaya pembuatan lebih rendah dibanding dengan silikon dalam tingkat sistem multi kilowatt. 9
7 Gambar 2.7. Lapisan sel surya CdTe [12] Gambar 2.8. Panel surya CdTe [13] Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) CIGS atau CI(G)S atau CIS adalah sel surya yang dibuat dengan mengendapkan lapisan tipis dari tembaga, indium, galium, dan selenida pada kaca, logam, maupun plastik dengan elektroda pada bagian depan dan belakangnya. Sel surya ini memiliki keuntungan ringan dan fleksibel. 10
8 Gambar 2.9. Panel surya CIGS [14] 2.2. Maximum Power Point Tracking Maximum power point tracking (MPPT) merupakan cara yang digunakan untuk memaksimalkan energi keluaran dari sumber daya listrik, seperti panel surya. MPPT diperlukan dalam panel surya karena keluaran dari panel surya tidaklah linear. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan intensitas cahaya matahari dan suhu yang tidak tetap tiap saatnya [6]. Cara kerja dari MPPT adalah mencari titik kerja maksimal dan mempertahankan keluarannya agar bekerja di titik maksimal tersebut. Terdapat 19 metode MPPT dengan metode yang berbeda untuk memaksimalkan daya keluaran. Metode-metode itu antara lain [15]: 11
9 MPPT Methods PV Array Dependent? Tabel 2.1. Metode-Metode MPPT Beserta Kriterianya True MPPT? Analog or Digital? Periodic Tuning Convergence Speed Implementation Complexity Sensed Parameter P&O No Yes Both No Varies Low Voltage, Current IncCond No Yes Digital No Varies Medium Voltage, Current Fractional Voc Yes No Both Yes Medium Low Voltage Fractional Isc Yes No Both Yes Medium Medium Current Fuzzy Logic Control Yes Yes Digital Yes Fast High Varies Neural Network Yes Yes Digital Yes Fast High Varies RCC No Yes Analog No Fast Low Voltage, Current Current Sweep Yes Yes Digital Yes Slow High Voltage, Current DC Link Capacitor Droop Control No No Both No Medium Low Voltage Load I or V Voltage, No No Analog No Fast Low Maximization Current dp/dv or dp/di Voltage, No Yes Digital No Fast Medium Feedback Control Current Array Reconfiguration Linear Current Control Yes No Digital Yes Slow High Voltage, Current Yes No Digital Yes Fast Medium Irradiance
10 Impp & Vmpp Irradiance, Yes Yes Digital Yes N/A Medium Computation Temperature State-based MPPT Yes Yes Both Yes Fast High Voltage, Current OCC MPPT Yes No Both Yes Fast Medium Current BFV Yes No Both Yes N/A Low None LRCM Yes No Digital No N/A High Voltage, Current Slide Control No Yes Digital No Fast Medium Voltage, Current
11 Pada tugas akhir ini digunakan MPPT metode perturb and observe (P&O). Metode ini sering digunakan karena tingkat kekompleksan algoritma yang rendah, sehingga memudahkan dalam penerapannya. Akan tetapi, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu dapat dengan mudahnya kehilangan jejak titik maksimum saat perubahan dari penyinaran berganti-ganti dengan cepat. Hal ini dikarenakan ketika terjadi perubahan sinar matahari secara cepat, P&O berosilasi di sekitar daerah MPP. Sebelum menemukan MPP, P&O akan selalu berpindah-pindah di sekitar titik MPP. Hal ini mengurangi efisiensi dari algoritma P&O [16][17]. Metode ini menggunakan perubahan data dari tegangan dan daya dari panel surya. Kemudian, perubahan tegangan dan daya yang dihasilkan untuk mengubah tegangan referensi (hal ini dinamakan perturbation). Berikut adalah tabel perubahan dari perturbation dan daya. Tabel 2.2. Data Perubahan Perturbation dan Daya Perturbation Perubahan Daya Perturbation Selanjutnya Positif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa saat perubahan tegangan dan dayanya positif, maka perturbation selanjutnya juga positif. Hal ini menunjukkan daya pada saat tersebut masih belum maksimal, sehingga diperlukan penambahan pada tegangan referensi untuk menambah dayanya. Kemudian, pada saat perubahan tegangannya positif, sedangkan perubahan dayanya negatif, maka perturbation selanjutnya adalah negatif. Hal ini dikarenakan daya maksimal sudah dilewati, sehingga diperlukan penurunan tegangan referensi guna meningkatkan daya ke titik maksimalnya. Selanjutnya, ketika perubahan tegangannya negatif, akan tetapi perubahan dayanya positif, hal ini menunjukkan daya maksimal sudah dilewati. Oleh sebab itu, diperlukan perturbation negatif untuk kembali ke titik maksimalnya. Ketika perubahan tegangan dan dayanya negatif, perturbation selanjutnya adalah positif. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya yang mengalami penurunan dari titik maksimalnya. Dari keterangan tersebut, akan didapat diagram alir sebagai berikut : 14
12 MULAI Po = 0 Vo = 0 Ambil data Vsp dan Isp YA Psp = Vsp * Isp ΔP = 0? TIDAK TIDAK ΔP > 0? YA ΔV > 0? ΔV > 0? YA Turunkan tegangan referensi TIDAK TIDAK Naikkan tegangan referensi YA Gambar Diagram alir algoritma MPPT-P&O 2.3. Buck and Boost Converter Buck and boost converter merupakan konverter tegangan DC ke DC yang dapat mengubah tegangan sumber menjadi lebih tinggi (boost) maupun lebih rendah (buck). Buck and boost converter merupakan konverter bertipe SMPS (switching-mode power supply), yaitu power supply yang menggunakan pengaturan penyaklaran untuk mengubah daya secara lebih efisien. Dalam tugas akhir ini digunakan LM2577 dan LM2596 sebagai buck and boost converter. Kedua IC ini bekerja dengan prinsip yang sama, yaitu dengan penyaklaran pada bagian dalam IC dengan frekuensi yang berbeda-beda. Ditambah dengan komponen eksternal, maka akan didapat keluaran yang dapat disesuaikan. Berikut 15
13 adalah perhitungan untuk menentukan komponen eksternal dari LM2577 dan LM2596 [18][19]: Boost Converter, LM2577 LM2577 adalah boost converter dengan osilator 52 khz sebagai frekuensi penyaklaran. Komponen-komponen eksternal yang dibutuhkan ditentukan dengan : Gambar IC LM2577 [20] Gambar Rangkaian boost converter dengan IC LM2577 [18] Penentuan arus beban maksimal, Iload,max Batasan dari arus beban yang dapat diterima oleh LM2577 adalah dengan syarat V out 60 V I load,max 2,1A V in,min V out (2.3) V out 10 V in,min 16
14 Induktansi, L dengan Vf Untuk mencari nilai L, pertama kali tentukan nilai maksimum dari duty cycle. D max = V out+v f V in,min V out +V f 0,6 V = 0,5 V untuk dioda Schottky dan 0,8 V untuk lainnya Selanjutnya, cari kode L dari perpotongan nilai E T dan Iind,DC. E T = D max (V in,min 0,6 V) Hz (2.4) V μs (2.5) I ind,dc = 1,05 I load,max 1 D max (2.6) Gambar Grafik untuk mencari kode induktor [18] Jika nilai Dmax < 0,85, maka dari kode dapat dicari nilai L dengan tabel : 17
15 Tabel 2.3. Kode Induktor Jika Dmax 0,85, maka nilai L minimal dicari dengan : Rc, Cc, dan Cout L min = 6,4.(V in,min 0,6 V).(2.D max 1) 1 D max μh (2.7) Besarnya nilai Rc tidak lebih dari 3kΩ dan dapat dihitung dengan : R c 750 I load,max V out 2 V in,min 2 (2.8) Nilai minimum Cout didapat dari hasil tertinggi antara : dan C out 0,19 L R c I load,max V in,min V out (2.9) Nilai Cc didapat dengan : C out V in,min R c (V in,min +L 3, ) V out 3 (2.10) C c 58,5 V out 2 C out R c 2 Vin,min (2.11) Agar saat sirkuit dapat mulai dengan baik, diperlukan Cc 0,22 µf R1 dan R2 dengan Vref Nilai R1 dan R2 menentukan nilai tegangan keluaran dari boost converter. = 1,23 V V out = V ref (1 + R1 R2 ) (2.12) 18
16 Dioda, D Nilai dioda didapat dari tabel : Tabel 2.4. Jenis Dioda Buck Converter, LM2596 LM2596 adalah buck converter dengan osilator 150 khz sebagai frekuensi penyaklaran. Komponen-komponen eksternal yang dibutuhkan ditentukan dengan : Gambar IC LM2596 [21] 19
17 R1 dan R2 dengan Vref Gambar Rangkaian buck converter dengan IC LM2596 [19] Nilai R1 dan R2 menentukan nilai tegangan keluaran dari buck converter. = 1,23 V Induktansi, L V out = V ref (1 + R2 R1 ) (2.13) Untuk mencari nilai L, pertama kali dihitung nilai Volt microseconds dengan persamaan : dengan Vsat Vd = 1,16 V = 0,5 V E T = (V in V out V sat ) Vout+Vd 1000 (V μs) (2.14) Vin Vsat+Vd 150 khz Setelah nilai Volt microseconds didapat dan arus beban maksimal ditentukan, maka kode induktor dapat ditentukan dengan : 20
18 Gambar Grafik untuk mencari kode induktor [19] Setelah kode induktor ditemukan, maka nilai induktor dapat diketahui dengan : Tabel 2.5. Kode Induktor 21
19 Kapasitor keluaran, Cout Kapasitor keluaran dapat diketahui dari tabel berikut : Tabel 2.6. Nilai Kapasitor Keluaran Kapasitas tegangan dari kapasitor minimal adalah 1,5 kali dari tegangan keluaran buck converter. Selain itu, peletakan kapasitor ini harus dekat dengan IC Kapasitor feedforward, Cff Nilai Cff dapat dilihat dari Tabel Dioda, D Untuk mencari dioda yang tepat, pertama arus yang mampu dilewatkan dioda memiliki besar minimal 1,3 kali arus beban, kedua tegangan balik dioda minimal 1,25 kali dari tegangan maksimal masukan. Peletakan dioda juga harus dekat dengan IC. Berikut adalah tabel jenis dioda yang dapat digunakan : Tabel 2.7. Jenis Dioda 22
20 Kapasitor masukan, Cin Kapasitor yang digunakan untuk masukan adalah kapasitor dengan tegangan kapasitor minimal 1,5 kali tegangan masukan dan arus 0,5 kali arus beban. Setelah itu, besarnya kapasitor dapat dicari dengan melihat Gambar Gambar Grafik untuk mencari besarnya kapasitor masukan 2.4. Baterai Lead-Acid Baterai adalah peralatan yang mampu mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari tiga bagian dasar, yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Anoda merupakan kutub negatif dari baterai yang memberi elektron ketika terhubung dengan rangkaian eksternal. Katoda merupakan kutub positif dari baterai yang menerima elektron ketika terhubung dengan rangkaian eksternal. Sedangkan elektrolit merupakan penghantar antara katoda dan anoda saat ion terbentuk [22]. Secara umum, baterai dibedakan berdasar kemampuannya untuk diisi ulang secara elektrik. Terdapat dua jenis baterai baterai, yaitu baterai primer dan sekunder. Baterai primer merupakan baterai yang tidak dapat diisi ulang ketika sudah tidak dapat 23
21 menghasilkan energi listrik. Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang ketika sudah tidak dapat menghasilkan listrik [22][23]. Baterai lead-acid merupakan jenis baterai sekunder. Listrik dari baterai lead-acid dihasilkan dari reaksi kimia [23]: Elektoda Positif PbO 2 + H 2 SO 4 + 2H + + 2e PbSO 4 + 2H 2 O (2.15) Elektoda Negatif Pb + H 2 SO 4 PbSO 4 + 2H + + 2e (2.16) Reaksi Total PbO 2 + Pb + 2H 2 SO 4 2PbSO 4 + 2H 2 O (2.17) Ketika proses pengisian berlangsung, konsentrasi asam sulfat meningkat dan konsentrasi maksimalnya adalah saat baterai terisi penuh. Sedangkan pada proses pengosongan, hal sebaliknya berlangsung. Metode pengisian dari baterai lead-acid adalah menggunakan tegangan 2,3 volt hingga 2,4 volt untuk tiap selnya [22]. 24
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan
Lebih terperinciPENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK
PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Setrika Kolektor
Lebih terperinciPERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER
PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
Lebih terperinciOleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc
OPTIMALISASI SEL SURYA MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SEBAGAI CATU DAYA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) Oleh : Aries Pratama Kurniawan 2206 100 114 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM Pada bab ini perancangan pemodelan sistem kontrol daya synchronous rectifier buck converter dan non-synchronous rectifier buck converter agar mengetahui perbedaan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh komponen yang disebut sel photovoltaic (sel PV). Sel PV pada dasarnya semikonduktor dioda
Lebih terperinciBAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.
BAB II SEL SURYA 2.1 PRINSIP KERJA SEL SURYA Sel surya bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan teori Maxwell tentang
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER
PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SISTEM PANEL SURYA (PHOTOVOLTAIC SOLAR PANEL) MENGGUNAKAN METODE POWER FEEDBACK DAN VOLTAGE FEEDBACK Disusun Oleh: Nama : Yangmulia Tuanov
Lebih terperinciPerancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya
1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi
Lebih terperinciKendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol
Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing
DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR Dosen Pembimbing Noval Fauzi 2209 105 086 1. Prof.Dr.Ir.Mochamad Ashari, M.Eng.
Lebih terperinciSIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB AND OBSERVE SEBAGAI KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER Mochamad Firman Salam
Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Panel Surya Menggunakan Perturb and Observe Sebagai Kontrol Buck-Boost Converter SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB
Lebih terperinciAuto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah
Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Mudeng, Vicky Vendy Hengki. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Ponco Siwindarto, Ir., MS. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE
IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE Istiyo Winarno 1), Marauli 2) 1, 2) Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciPerbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat
Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat Y. Munandar K 1), Eka Firmansyah 2), Suharyanto 3) 1),2),3 ) Departemen Teknik Elektro dan Teknologi
Lebih terperinciProf.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.
Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L. 2210 106 027 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum
Lebih terperinciHari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a) Abstrak: Energi dari photovoltaic telah menjadi salah
Lebih terperinciSimulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB
Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAIAN SENSOR ARUS SENSOR DAYA. Gambar 1. Realisasi alat
LAMPRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAAN SENSOR ARUS RANGKAAN SENSOR DAYA Gambar 1. Realisasi alat 46 LAMPRAN 2 Laporan Tugas Akhir ini telah dipublikasikan di Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY
RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY Atar Fuady Babgei - 2207100161 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus
Lebih terperinciSistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (203) -6 Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L, Mochamad Ashari, Vita Lystianingrum Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SEL SURYA
PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Sel surya didefinisikan sebagai teknologi yang menghasilkan listrik DC dari suatu bahan semikonduktor ketika dipaparkan oleh cahaya. Selama bahan semikonduktor tersebut
Lebih terperinciStudi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic
KINETIK, Vol. 2, No. 3, Agustus 2017, Hal. 151-164 ISSN : 2503-2259 E-ISSN : 2503-2267 151 Studi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic
Lebih terperinciAnalisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar
Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinciPendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)
Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem photovoltaic merupakan sumber energi terbarukan yang memanfaatkan energi surya dan mengkonversinya menjadi energi listrik arus searah (DC). Sumber energi terbarukan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
B128 MPPT Pada Sistem PV Menggunakan Algoritma Firefly dan Modified P&O dengan Konverter Hybrid Cuk terkoneksi ke Grid Satu Phasa di Bawah Kondisi Partial Shaded Dhuhari Chalis Bani, Margo Pujiantara,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER
BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK
Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia
Lebih terperinciMEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER
MEMAKSIMAKAN DAYA PHOTOVOTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROER Felix Yustian Setiono Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro dan Informasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 50234, Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sel Surya Sel surya di definisikan sebagai teknologi yang menghasilkan listrik dc dari suatu bahan semikonduktor ketika dipaparkan oleh cahaya. Selama bahan semikonduktor tersebut
Lebih terperinciPengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract
Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang,
Lebih terperinciAvailable online at Website
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH SUHU PERMUKAAN PHOTOVOLTAIC MODULE 50 WATT PEAK TERHADAP DAYA KELUARAN YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR DENGAN VARIASI
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 DESIGN OF MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER SYSTEM BASED ON MICROCONTROLLER
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Tentang Sel surya Sel surya, solar cell, photovoltaic, atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi
Lebih terperinciMuchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,
Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module 50 Watt Peak Terhadap Daya Keluaran yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor Dengan Variasi Sudut Reflektor 0 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80 0. Muchammad, Eflita Yohana,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...
ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciDwi Agustina Hery Indrawati
1 OPTIMALISASI DAYA PADA INTERKONEKSI PHOTOVOLTAI (PV) DAN JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRAKER (MPPT) METODE PENGUKURAN ARUS HUBUNG SINGKAT Dwi Agustina Hery Indrawati 2206100028
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciDAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL
DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL 1 Andrian Budi Pratomo, 2 Erwin, 3 Awitdrus 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Bidang Medan Elektromagnetik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Matahari Matahari adalah salah satu contoh dari energi terbarukan (renewable energy) dan merupakan salah satu energi yang penting dalam kehidupan manusia. Berikut ini
Lebih terperinciPENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA
PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA Ricko Mahindra*, Awitdrus, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Lebih terperinciPERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE
PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK NG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DA MAKSIMUM PANEL SUR BERBASIS PERTURB AND OBSERVE Arifna Dwi Prastiyonoaji *), Trias Andromeda, and Mochammad Facta Departemen
Lebih terperinciRancang Bangun Prototipe Emulator Sel Surya Menggunakan Buck Converter Berbasis Arduino
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Prototipe Emulator Sel Surya Menggunakan Buck Converter Berbasis Arduino Nanang Hadi Sodikin 1, Ahmad Saudi Samosir 2, Endah Komalasari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah peralatan pembangkit listrik yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik. PLTS sering juga disebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN SISTEM
BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan
Lebih terperinciPhysical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy
Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Padang Tinjauan
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai penjelasan dari sel surya, struktur, dan cara kerjanya, membahas mengenai fitur dan fungsi Arduino, LDR, Motor servo, Battery Charge Regulator (BCR),
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar
Lebih terperinciRancang Bangun Buck-Boost Converter Pada Panel Surya Menggunakan Metode Kontrol PI Dan PID Berbasis Mikrokontroler
Rancang Bangun Buck-Boost Converter Pada Panel Surya Menggunakan Metode Kontrol PI Dan PID Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535 Dedy Siddik Sidabutar, Ali Musyafa, Ridho Hantoro Jurusan Teknik Fisika, Fakultas
Lebih terperinciJenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya
Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis karena terletak dikawasan khatulistiwa, dan setiap tahunnya mendapat intensitas cahaya matahari lebih banyak
Lebih terperinciINVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID
INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan
Lebih terperinciDielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 147 Vol. 4, No. 2 : , Agustus 2017
Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650X] 147 Vol. 4, No. 2 : 147-154, Agustus 2017 MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT)PADA SISTEM FOTOVOLTAIK DENGAN BOOST CONVERTER BERBASIS LOGIKA FUZZY Maximum
Lebih terperinciPertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen
Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI FIXED WING UAV MENGGUNAKAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK SISTEM PENGISIAN DAYA
PERANCANGAN DAN REALISASI FIXED WING UAV MENGGUNAKAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK SISTEM PENGISIAN DAYA Zenitawati NRP : 1122056 email : nit.not0303@gmail.com ABSTRAK Panel surya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan salah satu divais elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan sumber energi
Lebih terperinciKarakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto
Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya (Photovoltaic) Sel surya merupakan suatu sel yang terbuat dari semikonduktor dan berfungsi untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik.konversi energi
Lebih terperinciPENGARUH KETINGGIAN PANEL SURYA TERHADAP DAYA LISTRIK UNTUK MENEKAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015 PENGARUH KETINGGIAN PANEL SURYA TERHADAP DAYA LISTRIK UNTUK MENEKAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK Cokorde Gede Indra Partha 1), I Wayan Arta
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. [1] Felix. Y dan Pratomo, H. L, 2009 Memaksimalkan Daya Photovoltaic
DAFTAR PUSTAKA [1] Felix. Y dan Pratomo, H. L, 2009 Memaksimalkan Daya Photovoltaic dengan Korelasi Riak, ES-TS Surabaya [2] Jonathan W. Kimball and Philip T. Krein, Digital Ripple Correlation Control
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin
Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin Zainul Arifin, Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D dan Heri Suryoatmojo, ST.,
Lebih terperinciUNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2
UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 Prodi Teknik Elekro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciJIEET: Volume 01 Nomor (Journal Information Engineering and Educational Technology) ISSN : X
Penggunaan Algoritma Peturb And Observe (Pno) dalam Studi Penggunaan Sepic dan Zeta Konverter untuk Maximum Power Point Tracker (Mppt) pada Photovoltaic Statis Efrita Arfah Zuliari 1, Ciptian Weried Priananda
Lebih terperinciPENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA
PENGUKURAN KARAKTERSTK SEL SURYA Ridwan Setiawan (11270058) Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2014 Email: setiawan.ridwan@student.uinsgd.ac.id ABSTRAK Eksperimen
Lebih terperinciTEORI DASAR. 2.1 Pengertian
TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena
Lebih terperinciSOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto
SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
Lebih terperinciSistem Panel Surya Terhubung Grid melalui Single Stage Inverter
Sistem Panel Surya Terhubung Grid melalui Single Stage Inverter Muhammad Syafei Gozali ), Mochamad Ashari 2), Dedet C. Riawan 3) ) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam, Batam 2946, syafei@polibatam.ac.id
Lebih terperinciDESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ
G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL
PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro Disusun Oleh : MAULDIAN
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER
B176 DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER Bustanul Arifin, Heri Suryoatmojo, Soedibjo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya peradaban manusia yang saat ini tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik. Pasokan listrik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK
RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik
Lebih terperinciMEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN
MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : FRANCISCO BOBBY HERMAWAN 06.50.0002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada peneliatian ini langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan Alat dan Bahan Menentukan Sudut Deklinasi,
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375 DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING PADA PHOTOVOLTAIC DENGAN METODE PERTURB AND OBSERVE Isti Laili
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR
BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciPANEL SURYA dan APLIKASINYA
PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN SISTEM SUMBER DAYA TAG AKTIF RFID BERBASIS TENAGA SURYA DENGAN SUPERKAPASITOR SEBAGAI MEDIA PENYIMPAN ENERGI
UNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN SISTEM SUMBER DAYA TAG AKTIF RFID BERBASIS TENAGA SURYA DENGAN SUPERKAPASITOR SEBAGAI MEDIA PENYIMPAN ENERGI SKRIPSI MUHAMMAD RIFKI NUGROHO 0706267881 FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA. Metode MPPT Baru untuk Sel Surya Berdasarkan Pengendali PI SKRIPSI BENG TITO
UNIVERSITAS INDONESIA Metode MPPT Baru untuk Sel Surya Berdasarkan Pengendali PI SKRIPSI BENG TITO 8633724 FAKUTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK EEKTRO DEPOK JUNI 22 Metode MPPT..., Beng Tito, FT UI, 22
Lebih terperinciSTUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL
STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL Ridho Ravita Wardy, Krisman, Cahyo Budi Nugroho Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciDioda Semikonduktor dan Rangkaiannya
- 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic
UJIAN TUGAS AKHIR JUNI 2014 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Oleh: Edi Wibowo 2210 100 168 Dosen Pembimbing Heri Suryoatmojo,
Lebih terperinciPreparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell
Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell Oleh: Hanif Mubarok 2310100049 Yusuf Hasan Habibie 2310100137 Pembimbing : Ir. Minta Yuwana, MS. Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan,
Lebih terperinci