perpusta kaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "perpusta kaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id i

2 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing Drs. Pramono, S.U. NIP ii

3 digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Pada Hari : Tanggal : Panitia Penguji Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1. Ketua Drs. Sonhaji, M. Si. (... ) NIP Sekretaris Drs. H. Muchtar Hadi, M.Si. (...) NIP Penguji Drs. Pramono, S.U. (..) NIP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan Prof. Drs. Pawito, Ph. D NIP MOTTO Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu lah kamu memohon pertolongan. ( Q.S. commit Al Insyirah, to user 5-8 ) iii

4 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada : Ayah dan Ibuku tercinta untuk segala kasih sayang, doa, dorongan semangat dan kesabaranmu selama ini Kakak-kakakku yang kusayangi Keponakan ku Teman-temanku yang telah membantuku dalam menyelesaikan karya tulis ini iv

5 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhandulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota Surakarta. Penyusunan studi di Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Drs. Pramono, SU sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis. 2. Drs. Suryatmojo, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan. 3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS atas ilmu yang diberikan selama kuliah. 5. Ibu Purwanti, SKM, M.Kes dan Ibu Arthaty Mulatsih, ST. MSi selaku pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah memberikan waktunya untuk wawancara. 6. Keluargaku yang telah memberi dukungan dan semangatnya. v

6 digilib.uns.ac.id 7. Joko, Yanie, Rahmawan, Didit, Reza, Luthu, Gendig, Pirlo, Gendut, Tomi, Jekek, Hakim yang telah menberikan bantuannya 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT member balasan yang berlipat atas amal baik yang telah diberikan. Penulis berahrap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Surakarta, Juli 2011 Penulis vi

7 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR..... DAFTAR ISI..... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... i ii iii iv v vi viii xi xii xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 BAB II. KAJIAN TEORI A. Strategi B. Program Jamkesmas C. Strategi Program Jamkesmas commit... to user 23 vii

8 digilib.uns.ac.id D. Kerangka Pikir BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Sumber Data D. Teknik pengumpulan Data E. Teknik Pengambilan Sampel F. Validasi Data G. Teknik Analisa Data BAB IV. DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Keadaan Umum Kota Surakarta a). Sejarah Berdirinya kota Surakarta b). Letak Kota Surakarta c). Keadaan Alam Dinas Kesehatan Kota Surakarta a). Tugas Pokok Dan Fungsi b). Visi c). Misi viii

9 digilib.uns.ac.id d). Tujuan e). Sasaran f). Struktur Organisasi g) Sumber Daya Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 49 B. Hasil Penelitian Strategi Dinas Kesehatan Kota Surakarta a). Sosialisasi Program Jamkesmas b). sosialisasi Hak,Kewajiban dan Prosedur Jamkesmas c) Meningkatkan Advokasi pada Stake Holder d) Menggalang dana Dari Pihak luar Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Program Jamkesmas BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Masyarakat Miskin Dilihat dari Kecamatan dan Kelurahan... 4 Tabel 1.2 Daftar Rumah Sakit Pemberi Layanan Jamkesmas Beserta Jumlah Verifikator... 5 Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Bidang Dalam Organisasi Tabel 4.2 susunan Tim Pengelola Jamkesmas Tahun 2009 Kota Surakarta Tabel 4.3 Daftar Rumah Sakit pemberi Layanan Jamkesmas Beserta Nomer Telepon Tabel 4.4 Daftar Puskesmas Di Kota Surakarata x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Gambar 4.1 Bagan Dinas Kesehatan Kota Surakarta xi

12 digilib.uns.ac.id xii

13 digilib.uns.ac.id xiii

14 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu yang penting dari setiap mahkluk hidup tidak terkecuali manusia. Kesehatan merupakan suatu hak dan investasi karena dengan tubuh yang sehat maka manusia dapat beraktifitas untuk memenuhi kebutuhannya dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidupnya. Setiap orang pasti menginginkan tubuhnya sehat tidak terkecuali orang miskin dimana orang miskin biasanya memiliki masalah dalam pemeliharaan kesehatannya yang hampir sama yaitu masalah ekonomi. Untuk itu diperlukan suatu system yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan kesehatan dengan mengutamakan pada pelayanan bagi orang miskin. Di Indonesia talah ada program pelayanan kesehatan bagi orang miskin. Dimulai dengan pengembangan program jaring pengaman social bidang kesehatan ( JPS-BK) yang dilaksanakan pada tahun , kemudian pada tahun 2001 program ini diganti dengan program dampak pengurangan subsidi energi (PDPSE) dam program konpensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (PKPS BBM) pada tahun dan pada tahun 2004 melalui SK NO 1241 MENKES /SK/XI/2004 menugaskan PT askes (persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi orang orang miskin.yang sering disebut dengan asuransi kesehatan bagi orang miskin atau askeskin.(buku pedoman pelaksanaan JPKMM tahun 2007) 1

15 digilib.uns.ac.id 2 Dalam pelaksanaan program askeskin tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan program askeskin tersebut tidak bisa berjalan dengan optimal. Kendala tersebut terkait masalah kepesertaan, pendataan sasaran orang miskin belum tuntas. Contohnya memdekati 3 tahun lebih baru sekitar 40% target sasaran yang memiliki kartu kepesertaan. Dari sisi penyelenggaraan adanya peran ganda dari PT askes yaitu sebagai pihak penyelenggara sekiligus sebagai pihak pembayar. Dari sisi pelayanan, rumah sakit belum melakukan kendali mutu dan kendali biaya yang baik. Belum lagi dari sisi soal pendanaan yang mengalir secara berjenjang (Kompas, rabu, 3 september 2008) hal ini menyebabkan pihak rumah sakit sering menolak pasien dengan menggunakan askeskin kerena masih ada penunggakan pembayaran dari PT askes. Dengan adanya masalah masalah tersebut membuat pemerintah berfikir keras untuk melakukan perubahan kearah penyempurnaan dari program askeskin. Peyempurnaan itu meliputi penyelolaan yang menuju good governance melalui penyelolaan yang efektif, efisien transparan dan angkuntabel. Penyempurnaan tersebut meliputi: 1. Pemisahan fungsi pengelola dan pembayar dan penguji kebenaran klaim 2. Pembentukan verifikator/penguji kebenaran klaim yang independent yang ditempatkan disejumlah RS untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan kecepatan pembayaran klaim 3. Peningkatan kendali mutu dan kendali biaya di RS (pemberi pelayanan kesehatan-ppk) berupa paket - paket layanan sesuai dengan diagnosa atau tindakan (prosedur) yang dilaksanakan commit dan to user ditetapkan oleh dinkes

16 digilib.uns.ac.id 3 4. menghindari penyalahgunaan dan ketidaktepatan sasaran dengan membuat database dan distribusi kartu keseluruh peserta jamkesmas, dari sisi kepesertaan. Pemerintah daerah dilibatkan dengan mengajukan dan menetapkan nama dan alamat peserta sesuai dengan kuota yang ada pada BPS. Jika ada lebihnya menjadi tanggung jawab pemda/kabupaten. Warga miskin yang tercantum dalam usulan pemda akan menerina kartu dari PT askes 5. dengan system jamkesmas yang baru maka dana anggaran disimpan di bendahara Negara langsung diberikan oleh pemberi layanan kesehatan yang mengajukan klaim jadi peran askes dagantikan oleh bendahara Negara.(kompas rabu 3 septerber 2008) Program peyenpurmaan tersebut mengubah program askeskin menjadi program jamkesmas atau jaminan kesehatan masyarakat.. Program Jamkesmas ini dimulai pada tahun 2008 pengelolaan dana tidak lagi dipegang PT askes melainkan disalurkan langsung dari kas Negara kepada pemberi pelayanan kesehatan atau PPK. Fungsi verifikator tidak lagi depegang PT askes melainkan dilakukan oleh verifikator independen yang ditempatkan disetiap rumah sakit.. Didalam program jamkesmas peran pemda lebih ditingkatkan dengan menetapkan nama dan alamat peserta. Sedangkan PT askes hanya menangani masalah kepesertaan saja. Surakarta memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan memiliki sekitar diantaranya adalah orang miskin yang mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan program askeskin. Dari orang miskin tersebut sesuai dengan SK walikota Surakarta yang menjadi anggota jamkesmas adalah orang dan sisanya yaitu 6985 orang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang dalam hal ini menjadi anggota PKMS gold. Dibawah ini tabel jumlah maskin peserta jamkesmas 2009 per kelurahan.

17 digilib.uns.ac.id 4 TABEL 1.1 Daftar masyarakat miskin kota Surakarta Dilihat dari kecamatan dan kelurahan No Kecamatan Kelurahan Jumlah Pajang Laweyan Bumi Panularan Penumping Sriwedari Purwosari Sondakan Kerten Jajar Karang Asem Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Jumlah Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Jumlah Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jumlah Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Joyosuran Semanggi Pasar Kliwon Gajahan Baluwarti Kampung Baru Kedung Lumbu Sangkrah Kauman Kepatihan Kulon Kepatihan Wetan Sudiroprajan Gandekan Kampung Sewu Pucang Sawit Purwodiningratan Tegalharjo Jebres Jagalan Mojosongo Kadipiro Nusukan Gilingan Stabelan Kestalan

18 digilib.uns.ac.id Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Jumlah Serengan Serengan Serengan Serengan Serengan Sesengan Sesengan Jumlah Jumlah Total Keprabon Timuran Ketelan Punggawan Mangkubumen Manahan Sumber Banyu Anyar Joyontakan Danukusuman Serengan Tipes Kratonan Jayengan Kemlayan Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah peserta jamkesmas terbanyak ada di kelurahan semanggi yaitu 8805 orang atau sekitar 9%. Sedangkan untuk kecamatan yang paling banyak maskin adalah banjar sari yaitu sebanyak orang atau sekitar 29%. Dalam menjalankan program jamkesmas dinas kesehatan kota surakarta bekerja sama dengan rumah sakit negeri dan 7 rumah sakit swasta untuk memberikan program jamkesmas tersebut. Dibawah ini daftar rumah sakit pemberi pelayanan jamkesmas Table 1.2 Daftar Rumah Sakit Pemberi Layanan Jamkesmas Beserta Jumlah Verifikator No Nama Alamat verifokator Jl. Kol. Sutarto RS Moewardi 6 Surakarta 2 RS Kasih Ibu Jl. Brigjen Slamet Riyadi 1

19 digilib.uns.ac.id 6 3 RS Panti Waluyo 4 RS Islam Kustati 5 RS PKU Muhammadiyah 6 RS TK IV Slamet Riyadi 7 RSJD Surakarta 8 RS Ortopedi Prof Dr. Soeharso 402 Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1-2 Surakarta Jl. Kapten Mulyadi No. 249 Surakarta Jl. Ronggo Warsito 130 Surakarta Jl. Brijen Slamet Riyadi 321 Surakarta Jl. KH Dewantoro 80 Jebres Surakarta Jl. Jend. Ahmad Yani Surakarta Selain babarapa rumah sakit dinas kesehatan juga menjalin hubungan denga 17 puskesmas yaitu pajang, penumping, purwosari, gajahan, purwodiningratan, pucang sawit, ngoresan, sibela, gambir sari, nusukan, gilingan, stabelan, Manahan, banyunyar, kratonan, jeyengan agar pelayanan jamkesmas dapat menyeluruh. Untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan peningkatan kecepatan pembayaran klaim maka dalam program jamkesmas, tim verifokator dan penguji kebanaran klaim tidak lagi dipegang oleh PT ASKES tetapi dari tim independent..di kota surakarta tim independent ini terdiri dari 15 orang yang beranggotakan dokter, perawat, apoteker, bidan yang masing masing ditempatkan 1 orang untuk satu rumah sakit, khusus di Rumah Sakit Dr. Moewardi ada 6 orang. Pelayanan yang diberikan oleh program jamkesmas antara lain pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang terdiri dari rawat jalan tingkat pertama, rawat inap tingkat pertama, persalinan normal yang dilakukan oleh puskesmas, pelayanan gawat darurat. Selain pelayanan kesehatan di puskesmas juga ada pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri dari rawat jalan tingkat

20 digilib.uns.ac.id 7 lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, pelayanan gawat darurat. Serta ada pelayanan yang dibatasi dan pelayanan dan pelayanan yang tidak dijamin. Kemudian dalam hal pendistribusian kartu dinas kesehatan memanggil semua lurah dan dibagikan kartu jamkesmas kemudian para lurah membagikan kartu tersebut kepada warganya masing masing sesuai dengan mnama dan alamat yang tertera dikartu jamkesmas. seiring berjalannya program jamkesmas maka dalam pelaksanaannya juga masih mengalami masalah. Masalah yang timbul yaitu mengenai pendistribusian kartu jamkesmas. Pendistribusian kartu tersebut sering tidak tepat sasaran. Banyak warga Surakarta yang telah mendapatkan kartu jamkesmas dicabut kembali kepemilikannya karena dinilai kurang tepat sasaran atau dobel kepemilikan selain masalah pendistribusian yang kurang tepat sasaran masalah lain yang timbul adalah adanya rumah sakit yang menolak warga miskin yang berobat dengan menggunakan kartu jamkesmas dengan alasan pembayaran klaimnya lama dan berbelit belit. Seperti yang tertulis pada media Indonesia kamis 3 juli sehingga mereka lebih menyukai menerima pasien miskin peserta Pelayanan kesehatan masyarakat solo atau PKMS kata jubir RS Islam Kustati Solo Nur Fitri Carlina, bahkan klaim askeskin di RS itu sebesar 300 juta belum dibayarkan. Dengan adanya masalah yang muncul menyebabkan banyaknya warga miskin yang tidak terlayani dengan baik oleh program jamkesmas ini. Padahal masyarakat miskin membutuhkan jamkesmas guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan biaya yang murah.

21 digilib.uns.ac.id 8 Masalah- masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program jamkesmas hanpir sama dengan masalah yang terjadi pada saat program askeskin seperti masalah kepersetertaan, masalah pembayaran klaim yang lama. Hal ini menyebabkan adanya asumsi dari masyarakat bahwa pelayanan program jamkesmas sama dengan pelayanan program askeskin yaitu pelayanan yang kurang maksimal. Dinas kesehatan kota Surakarta sebagai instansi pemerintah daerah yang mempunyai kompetensi dibidang kesehatan dituntut untuk membentuk strategi yang baik agar program jamkesmas dapat berjalan dengan lancar. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang di kemukakan diawal maka perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana stategi Dinas Kesehatan kota Surakarta dalam program Jamkesmas. Apa saja Faktor pendukung dan faktor penghambat dari program jamkesmas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui strategi Dinas Kesehatan dalam program Jamkesmas b. untuk mengetahi faktor pendukung dan faktor penghambat program jamkesmas

22 digilib.uns.ac.id 9 2. Tujuan Fungsional Peneliihan ini bertujuan agar hasilnya nanti dapat dimanfaatkan untuk pengembagan ilmu pengetahuan dan bahan kajian bagi siapa saja yang berminat dan jga sebagai bahan petimbangan bagi instansi terkait, dalam hal ni dinas kesehaan kota srakarta. 3. Tujuan Individual Penelitian ini dilasanakan sebagai persyaratan untuk mempeoleh gelar sarjana pada program studi Administrasi Negaa, Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politi. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain: 1. Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang program jamkesmas 2. Memberikan masukan kepada dinas kesehatan dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat miskin. 3. Menjadi syarat guna mendapatkan gelar sarjana bidang Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

23 digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Strategi memiliki beberapa pengertian. Menurut Faisal Basri, M.A.(2005:3) strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk memcapai misi organisasi. Menurut J.Salusu 1996:101) strategi diartikan sebagai: Suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Menurut J. L. Thomshon dalam Sandra Oliver (2006: 3) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. (2004:12) Menurut James Brian Quinn (1992:5) dalam Yosal Iriantara Strategi diartikan sebagai pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan dan dan rangkaian tindakan sebuah organisasi kedalam suatu kesatuan yang kohensif. Menurut Steiner dan Miner (dalam Robson 1997:4) dalam Yosal Iriantara (2004:12) Strategi mengacu pada formulasi, misi, tujuan, dan obyektif dasar organisasi, strategi strategi program dan kebijakan untuk mencapainya, 10

24 digilib.uns.ac.id 11 dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan tujuan organisasi. Lebih lanjut menurut Porter ( dalam Robson 1997:4) dalam Yosal Iriantara (2004 :12) strategi diartikan formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing. Tujuan apa yang ingin dicapai dan kebijakan apa yang perlu untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan menurut Couter dalam Mudrajad Kuncoro, Phd (2005:12) startegi diartikan sebagai: sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sunber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang diharapkan dalam lingkungan organisasinya. Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama adalah: a. Goal directed actions. Yaitu aktifitas yang menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan bagaimana mengiplementasiakan nya. b. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas) serta memperhatikan peluang dan tantangan Mudrajad Kuncoro, Phd (2005:12) Sedangkan menurut Chandler (1962 : 13) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1) strategi merupakan penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian menurut Itami (1987) juga dalam bukunya Mudrajad Kuncoro (2005 : 1)

25 digilib.uns.ac.id 12 (2005:1) Menentukan kerangka kerja dari aktifitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktifitas sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan. Strategi menurut Andrews (1971) juga dalam Mudrajad Kuncoro pola sasaran, tujuan dan kebijakan atau rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan atau seharusnya dijalankan oleh perusahaan. Menurut James A.F.Stoner dan Charles Winkel 2003 : 161) Strategi dapat disoroti sekurang kurangnya dari dua perspektif yang berbeda : (1) dari perspektif mengenai apa yang hendak dilakukan oleh sebuah organisasi dan (2) dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi. Baik tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Dari perspektif pertama, strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. disini, kata program mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh menejer dalam merumuskan strategi organisasi. Dari perspektif kedua, strategi adalah pola tanggapan organisasiyang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Dalam definisi ini, setiap organisasi menpunyai suatu strategi meskipuntidak harus efektif sekalipun strategi itu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya,

26 digilib.uns.ac.id 13 setiap organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati dan dijelaskan. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Freddy Rangkuti,(2006:4) strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senang tiasa mengikat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Strategic orientation refers to a firm,s particular, develop and maintain a set consistent responses to various environmental events ( Hofer and Schendel 1978 ; Milesand Snow 1978). Dikemukakan oleh Mahmood S Bahase (1992:3) dalam journal yang berjudul strategy comprehensiveness fit and performance yang artinya orientasi strategi mengacu pada pola pola tertentu perusahaan ada kecenderungan organisasi untuk menemukan, mengembangkan dan mempertahankan untuk membuat tanggapan yang konsisten untuk berbagai lingkungannya. Berdasarkan definisi definisi diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu cara untuk mencapai sebuah hasil akhir melalui hubungan yang efektif antara sumber daya suatu organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Strategi hendaknya memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal dari suatu organisasi dalam merumuskannya. faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi. Sedangkan faktor eksternal nya berupa peluang dan ancaman. Strategi harus memperhatikan

27 digilib.uns.ac.id 14 lingkungannya sebagai bagian dari peluang bisnis. Seperti dalam journal yang berjudul Sustainable strategic management in rapidly emerging economies: the case of chile corporate strategy considers environmental and social opportunities as part of business opportunities and developstrategic capabilities to exploid these possibilities efficiently. (John E. Spillan 2008:4-5) yang artinya strategi korporasi menganggap peluang sosial dan lingkungan sebagai bagian dari peluang bisnis dan mengembangkan kemampuan strategis untuk mengeksploitasi kemungkinan ini secara efofisien. sedangkan Bentuk dari suatu strategi adalah sebuah kebijakan yang berisi cara cara untuk mencapai sebuah tujuan organisasi. Strategi memiliki beberapa tipe. Menurut J. Salusu (104 : 105) mengemukakan beberapa tipe dari strategi yaitu: 1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif stratejik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa. 2. Program Strategy (Strategi Program). Strategi ini lebih memberikan perhatian pada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi. 3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya). Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan

28 digilib.uns.ac.id 15 pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tesedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya. 4. Institutional Strategy (Strategi Kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik. Dari ke empat strategi diatas strategi yang digunakan oleh dinas kesehatan adalah strategi program. Strategi ini lebih memberikan implikasi implikasi stratejik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi. Menurut Freddy Rangkuti (2006 :6-7) strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu: 1. Strategi manajemen. Meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. 2. Strategi Ivestasi. Merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi 3. Strategi bisnis. Berorientasi pada fungsi fungsi manajemen. Menurut Hatten dan Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003:108) memberikan beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa sukses yaitu 1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya 2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi

29 digilib.uns.ac.id Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber dayadan tidak mencerai beraikan satu dengan yang lain 4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannyadan tidak pada titik titik yang justru adalah kelemahannya 5. Sumber daya adalah suatu yang kritis 6. Strategi hendaknya mempertimbangkan resiko yang tidak terlalu besar 7. Strategi hendaknya disusun atas landasan keberhasilan yang telah dicapai. 8. Tanda tanda suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak pihak yang terkait, dan terutama dari para esekutif, dan semua unit kerja dalam organisasi. Fandy Tjiptono (1997: ) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Strategi tersebut adalah: 1. Strategi pemasaran berupa Relationship, marketing, yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai 2. Strategi superior Customer Service menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing.

30 digilib.uns.ac.id Strategi unconditional service guarantees atau Extraordinary Guarantees. Strategi ini berintikan komitmen untuk menberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. 4. Strategi penanganan keluhan yang efisien. Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas. Paling tidak ada empat aspek penanganan keluhan yang penting yaitu: 1. Empati terhadap pelanggan yang marah Dalam mengadapi pelanggan yang emosi atau marah perusahaan perlu bersikap empati, karena bila tidak situasi akan bertambah runyam. Untuk itu perlu diluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan mereka dan berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan tersebut. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi dapat menjadi jelas sehingga pemecahan yang diharapkan dapat diusahakan bersama. 2. Kecepatan dalam penenganan keluhan Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera di tanggapi, maka rasa tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani

31 digilib.uns.ac.id 18 dengan cepat, maka ada kemungkinan pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila pelanggan puas dengan cara penanganan keluhannya, maka besar kemungkinannya ia akan menjadi pelanggan perusahaan kembali. 3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya dan kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi win win, dimana pelanggan dan perusahaan sama sama diuntungkan (fair / realistis). 4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan. Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan komentar, saran, kritk, pertanyaan, maupun keluhannya. Disini sangat dibutuhkan adanya metode komunikasi yang mudah dan relative tidak mahal, dinama pelanggan dapat menyampaikan keluh kesahnya. Bila perlu dan memungkinkan, perusahaan dapat menyediakan jalur atau saluran telepon khusus (hot line service ) untuk menampung keluhan pelanggan atau memanfaatkan e mail di jaringan internet ( dengan membukasite atau homepage di world wide web) 5. Strategi peningkatan kinerja perusahaan meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan seperti contoh: memberikan diklat kepada karyawan;

32 digilib.uns.ac.id Menerapkan quality function deployment (QFD) yaitu praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. B. Program Jamkesmas Jamkesmas singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat. Program jamkesmas mulai diberlakukan pada januari 2008 sebagai perbaikan dari program terdahulu yaitu Askeskin. Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Indonesia terutama orang miskin yang tidak mampu berobat ke puskesmas atau rumah sakit karena masalah biaya. Sasaran dari program ini adalah warga miskin yang berjumlah 76,4 juta jiwa berdasarkan data dari BPS tahun dan tidak termasuk yang sudah mendapat mendapat jaminan kesehatan yang lain.setiap warga yang telah terdaftar mendapatkan kartu jamkesmas. Setiap warga yang menjadi anggota program jamkesmas berhak atas pelayanan kesehatan dasar yaitu di puskesmas, pelayanan persalinan normal dipuskesmas atau di swasta yang melakukan kerjasama dan pelayanan kesehatan lanjut baik rawat jalan maupun rawat inap dirumah sakit atau puskesmas. Didalam penyelenggaraannya menganut prinsip prinsip : 1. Pengelolaan dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata mata peningkatan kesehatan masyarakat miskin

33 digilib.uns.ac.id Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh ( konferhensif ) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional 3. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan prinsip tersetruktur dan berjenjang dengan Portabilitas dan akuitas 4. Transparansi dan akuntabilitas Prinsip prinsip tersebut hendaknya dilakukan oleh semua pemberi layanan program jamkesmas baik pelayanan dasar ( puskesmas ) ataupun tingkat lanjut ( rumah sakit ).( buku pedoman pelaksanaan Jamkesmas tahun 2008) Disetiap rumah sakit akan ditempatkan tim verifikator independent dengan rasio 1 orang untuk 100 tempat tidur untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan kecepatan pembeyaran klaim. Sedangkan pembayaran tidak lagi dilakukan oleh PT askes melainkan oleh bendahara Negara yang diberikan langsung oleh pemberi pelayanan kesehatan. Setiap warga miskin yang memiliki kartu jamkesmas memperoleh manfaat. Manfaat itu meliputi: 1. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya a. Rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dilakukan di puskesmas dan jejaringnya baik dalam maupun luar gedungmeliputi pelayanan: b. Rawat inap tingkat pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas perawatan, meliputi pelayanan c. persalinan normal yang dilakukan di puskesmas non perawatan / bidan di desa,polindes, dirumah pasien, praktek bidan swasta d. pelayanan gawat darurat (emergency). 2. Pelayanan kesehatan di rumah sakit dan di BKMM/BBKPM/BP4/BKIM

34 digilib.uns.ac.id 21 a. rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), dilaksanakan pada puskesmas yang menyediakan pelayanan spesialistik, poliklinik spesialis RS pemerintah, BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM b. Rawat inap tingkat lanjutan (RITL), dilaksankan pada ruang perawatan kelas III RS pemerintah c. pelayanan gawat darurat (emergency) 3. Pelayanan yang dibatasi a. Kacamata diberikan dengan lensa koreksi minimal +1/-1 dengan nilai maksimal Rp berdasarkan resep dokter b. Intra okuler lens (IOL) diberi penggantian sesuai resep dari dokter spesialis mata, berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di daerah. c. Alat Bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemilihan alat Bantu dengar berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di daerah. d. Alat Bantu gerak ( tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) berdasarkan resep dokter dan disetujui direktur rumah sakit atau pejabat yang ditunjuk dengan memperhatikan alat tersebut memang dibutuhkan untuk menggembalikan fungsi dalam aktifitas social peserta tersebut. Pemilihan alat Bantu gerak berdasarkan harga yang paling efisien dan ketersediaan alat tersebut di daerah. e. Pelayanan penunjang diagnostic canggih. Pelayanan ini diberikan hanya pada kasus kasus live sefingdan kebutuhan penegakan

35 digilib.uns.ac.id 22 diagnosa yang sangat diperlukan melalui penkajian dan pengendalian oleh komite medik. 4. Pelayanan yang tidak dijamin a. Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan. b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika c. General check up d. Prothesis gigi tiruan e. pengobatan alternative ( antara akupuntur, pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara alamiah f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan termasuk bayi tabung dan pengobatab impotensi g. Pelayanan esehatan pada masa tanggap darurat bencana alam h. pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiata bakti social ( buku pedoman pelaksanaan jamkesmas 2009) C. Strategi program jamkesmas Berdasarkan pengertian pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang di maksud dengan strategi dalam program jamkesmas adalah bagaimana dimas kesehatan melakukan tindakan tindakan dengan menyesuaikan sumber daya dangan tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menjalankan program jaminan kesehatan msyarakat (Jamkesnmas) kepada masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu. Hal tersebut harus dilakukan oleh dinas kesehatan kerena dinas kesehatan sebagai instansi pemerintah daerah yang bergerak dibidang kesehatan. Dan juga kerena adanya

36 digilib.uns.ac.id 23 keluhan keluhan dari masyarakat tentang buruknya pelayanan kesehatan terutama bagi orang miskin. Strategi strategi tersebut meliputi strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek strategi jangka panjang antara lain : 1. Mengajukan penerbitan kartu jamkesmas bagi masyarakat miskin yang belum tertampung dalam program jamkesmas. 2. Dengan merencanakan program jamkesda. Sedangkan strategi jangka pendeknya adalah: 1. Sosialisasi program jamkesmas Sosialisasi program jamkesmas yang dilakukan oleh dinas kesehatan kepada para pemberi pelayanan jamkesmas yaitu rumah sakit, puskesmas, dan jejaringnya. 2. Sosialisasi hak, kewajiban dan prosedur jamkesmas Sosialisasi tentang apa saja hak dan kewajiban peserta jamkesmas dan prosedur bagaimana prosedur dalam menggunakan kartu jamkesmas. 3. Meningkatkan advokasi pada stake holder Member masukan kepada walikota tentang siapa saja warga miskin yang belum tertampung dalam program jamkesmas agar segera diterbitkan kartu jamkesmas yang baru. 4. Menggalang dana dari pihak luar.

37 digilib.uns.ac.id 24 Jika ada suatu kasus dimana pasien tidak bisa dirawat di rumah sakit di daerah dia tinggal dan harus dirujuk ke rumah sakit di daerah lain maka dinas kesehatan akan menggalang dana dari pihak luar untuk membiayai pasien tersebut, dalam hal ini dinas kesehatan bekerjasana dengan perusahaan di daerah Surakarta salah satunya batik danarhadi. Setelah mengetahui strategi dari dinas kesehatan maka penulis mencoba untuk mengetahui pelaksanaan strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas. Strategi yang dilihat adalah strategi jangka pendek. D. Kerangka pemikiran. Dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan mengenai alur berpikir dari prnulis dalam melakukan penelitian ini. Diharapkan dengan kerangka pemikiran ini dapat menambah kejelasan dalam memahami tulisan ini. Dinas kesehatan sebagai instansi pemerintah yang berada di wilayah surakarta yang mengeluarkan strategi program jamkesmas strategi tersebut meliputi : 1) Sosialisasi program jamkesmas. 2). Sosialisasi hak dan kewajiban serta prosedur yang digunakan dalam program jamkesmas. 3). Meningkatkan advokasi pada stake holder tentang program jamkesmas. 4). Menggalang dana dari pihak luar. Dimana strategi tersebut tentunya ditujukan pada masyarakat agar tidak ada lagi keluhan dari masyarakat. dan agar dapat mengatasi program jamkesmas dapat berjalan dengan lancer.

38 digilib.uns.ac.id 25 Kemudian dalam melaksanakan program jamkesmas tersebut pasti memiliki beberapa faktor yang mendukung yang memudahkan dan faktor yang menghambat.dalam melaksanakan program jamkesmas. Selanjutnya untuk mempermudah memahami kerangka berfikir maka dibuat bagan kerangka berfikir sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema kerangka piker Dinas kesehatan kota surakarta Strategi Program jamkesmas 1. sosialisasi program jamkesmas 2. sosialisasi hak,kewajiban dan prosedur BAB jamkesmas III 3. meningkatkan advokasi METODE pada stake PENELITIAN holder 4. menggalang dana dari pihak luar Program jamkesmas dapat berjalan lancar Faktor yang mendukung dan faktor menghambat

39 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menentukan dan menganalisa data yang berupa kata-kata, gambar-gambar bukan angka. (Lexy J. Moleong, 2002:11) Jadi penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana pelaksanaan strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor dinas kesehatan kota Surakarta di jalan jendral Sudiman nomor 2 surakarta kode pos Penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor dinas kesehatan kota Surakarta karena dinas kesehatan merupakan instansi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program jamkesmas. Dinas kesehatan merupakan badan yang berkomitmen dibidang kesehatan. C. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Informan atau narasumber Adapun informan atau narasumber dari penelitian ini, antara lain: a). ibu Purwanti dan Ibu Arthaty selaku ketua dan anggota tim pengelola jamkesmas. 26

40 digilib.uns.ac.id 27 b). saudara Baharudin sebagai pemegang kartu jamkesmas. 2. Dokumen resmi dan arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu mengenai strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota Surakarta 3. Observasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data ini diperoleh melalui pengamatan secara langsung. D. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini, dimana masing-masing teknik mempunyai kekurangan dan kelebihan sehingga penggunaan beberapa teknik secara bersanma diharapkan akan dapat saling melengkapi satu sama lain. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud: 1. Wawancara Merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara (Lexy, 2002:187). Teknik ini dilakukan secara mendalam dengan mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan untuk memperoleh informasi yang jelas tentang berbagai aspek yang sesuai dengan penelitian ini. Disini peneliti menggunakan pedoman wawancara supaya kegiatan bertanya lebih terarah. Wawancara akan dilakukan antara lain terhadap ibu Purwanti dan ibu Arthaty Selaku pegawai

41 digilib.uns.ac.id 28 dinas kesehatan, serta bapak Baharudin sebagai pengguna layanan kartu jamkesmas. 2. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini observasi dilakukan untuk mengamati secara kualitatif berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di dinas kesehatan kota Surakarta 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mencatat data yang ada di lapangan maupun di kantor dinas kesehatan yang berupa catatan, literature, SK walikota yang berhubungan dengan masalah penelitian. E. Teknik Pengambilan Sampel Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara selektif dengan menggunakan pertimbangan secara teoritis, keinginan dari peneliti, karakteristik empiris, serta kebutuhan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yang lebih tepat adalah purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti cenderung menggunakan atau memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahannya secara lengkap tanpa

42 digilib.uns.ac.id 29 didasarkan pada strata maupun random, tetapi lebih ditekankan pada tujuan tertentu. ( HB. Sutopo, 2002:56) F. Validitas Data Validitas data diperlukan agar diperoleh kesahihan data dalam rangka mengurangi bias yang terjadi dalam penelitian. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang berada di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang sama dari sumber yang lain. (Lexy J. Moleong, 2002:33) Ada empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2002 : 178) dapat dicapai dengan langkah : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

43 digilib.uns.ac.id Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Berdasarkan langkah di atas maka dalam penelitian ini pengunpukan data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang berbeda. G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model deskripti kualitatif. Dalam model ini di dalamnya terdapat tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan. Dalam penelitian ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis data dengan pengumpulan data selama proses penelitian berlangsung. Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah 1. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada dalam fieldnote. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

44 digilib.uns.ac.id 31 membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian berakhir. 2. Sajian Data Merupakan menyajikan data-data yang telah diolah dalam bentuk tabel, matriks, grafik, maupun teks naratif yang didesain secara sistematis sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Penyajian data-data yang memberikan informasi ini dapat digunakan untuk analisis tentang sesuatu yang terjadi, untuk selanjutnya memungkinkan menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. 3. Penarikan Simpulan Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data berhasil dikumpulkan. Setelah menganalisis data-data tersebut kemudian dicari

45 digilib.uns.ac.id 32 pola-pola, tema, ketentuan, penjelasan dan kesamaan-kesamaan yang muncul. Aktivitas diantara ketiga komponen tersebut dilaksanakan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data dalam suatu proses siklus. Dalam bentuk ini penelitian berlangsung. Kemudian peneliti bergerak diantara 3 (tiga) kompenen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Ketiga komponen tersebut di atas, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Agar lebih jelas proses analisa data dengan model interaktif menurut H.B. Sutopo dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian data Penarikan Simpulan/ Verifikasi Sumber: H.B. Sutopo, 2002:96

46 digilib.uns.ac.id BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi lokasi 1. Keadaan Umum Kota Surakarta a). Sejarah Berdirinya Kota Surakarta Sejarah Kota Surakarta berawal pada tanggal 17 Suro atau 17 Februari 1945 di masa Kerajaan Mataram Islam yang pada saat itu dipimpin oleh Paku Buwono II memindahkan ibukota kerajaan dari Kartosuro ke sebuah desa kecil di tepi Bengawan Solo bernama Desa Solo. Orang yang pertama kali melakukan babat alas adalah Ki Gede Sala yang makamnya berada di daerah dalam Beteng. Menurut perhitungan, di Desa Solo inilah keraton akan mencapai kebesaran dan kemakmuran. Sejak saat itu nama Desa Solo berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Selanjutnya, kekuasaan Kerajaan Mataram terus menyusul. Politik adu domba yang dilancarkan VOC menyebabkan Mataram terpecah menjadi dua yaitu Keraton Surakarta dan Yogyakarta melalui Perjanjian Giyanti 13 Februari Karena terjadi perselisihan suksesi, kemudian lahirlah Perjanjian Salatiga yang menyatakan bahwa Surakarta dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1946, Surakarta yang sebelumnya menggunakan sistem pemerintahan kerajaan diubah menjadi ibukota daerah tingkat II Kota Praja. Sekarang berstatus sebagai 33

47 digilib.uns.ac.id 34 Kota. Hingga saat ini Surakarta telah berkembang menjadi kota besar yang berfungsi sebagai pusat administrasi tingkat regional industri, perdagangan, pariwisata, budaya, dan olahraga. b). Letak Kota Surakarta Kota Surakarta yang lebih terkenal dengan Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di lereng Gunung Lawu dan Gunung Merapi. Dengan luas sekitar 44 km2, Kota Surakarta merupakan kota yang strategis dan menjadikan kota ini mudah untuk dijangkau dari berbagai wilayah lainnya. Surakarta sendiri berada diantara dua kota yang mempunyai pertumbuhan yang cukup besar yaitu Surabaya dan Semarang. Wilayah Kota Surakarta terletak di tengah-tengah antara wilayah pendukung yang cukup potensial, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, dan Klaten. Kota Surakarta terletak pada dataran rendah yang berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo yang mempunyai ketinggian kurang dari 92 meter dari permukaan air laut, dan terletak secara astronomi antara BT dan LS. Batas wilayah Kota Surakarta, pada sebuah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, pada sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan pada daerah sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

48 digilib.uns.ac.id 35 c). Keadaan Alam Wilayah Kota Surakarta, secara umum keadaannya datar, dan untuk bagian Utara dan Timur agak bergelombang dengan ketinggian kurang dari 92 meter di atas permukaan air laut. Jenis tanah liat berpasir termasuk Regosol kelabu dan Alluvial, diwilayah Utara berupa tanah liat Gromosol serta wilayah bagian Timur Laut berupa tanah Litosol Mediteran. Iklim tropis di Kota Surakarta mengalami dua kali pergantian musim dalam setahun. Pada musim kemarau di tempat-tempat yang terbasah masih menunjukkan curah hujan di atas minimum pada musim hujan. Keadaan iklim pada daerah ini mempunyai suhu maksimum 32,5 C dan minimum 21,9 C. Rata-rata tekanan udara 1010,9 MBS, kelembapan 71 %, kecepatan angin 0,4 knot, arah angin 240 derajat, dan curah hujan 16,31 mm. 2. Dinas Kesehatan Kota Surakarta a). Tugas Pokok dan Fungsi Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah melaksanakan berbagai macam usaha dalam bidang kesehatan di Kota Surakarta. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

49 digilib.uns.ac.id 36 1). Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kesehatan 2). Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan administrasi 3). Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang kesehatan 4). Pelaksanaan fungsional b). Visi Visi pembangunan kesehatan Kota Surakarta yang ingin dicapai adalah terwujudnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat Serta Mutu Pelayanan menuju Solo sehat Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah penggerak pembangunan kesehatan guna terwujunya budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat c). Misi Misi, fungsi, dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di Kota Surakarta, yang bertanggungjawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Surakarta. Untuk mewujudkan visi tersebut ada misi yang diemban yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN Menimbang Mengingat : : BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN KOTA BAGI MASYARAKAT KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA 2010 Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali IDENTITAS PESERTA JKBM Masa transisi (Januari Maret 2010) KTP Bali Kartu KK untuk peserta umur dibawah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 10 KEPUASAN PELANGGAN

BAB 10 KEPUASAN PELANGGAN BAB 10 KEPUASAN PELANGGAN Kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia (Schnaars, 1991). Ada beberapa strategi yang dapat

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: SEBUAH PENGANTAR TENTANG KOTA SOLO 3 Sekilas tentang Solo 7 Memahami Sistem Perkotaan 13 Mencari Bentuk 17 Memahami Kelurahan Kita BANJARSARI JEBRES KOTA SOLO LAWEYAN SERENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan terletak diantara beberapa sungai kecil seperti

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA 2.1 Data Kantor Pemerintahan dan Publik Servis Di Surakarta Wilayah Surakarta yang disurvey yaitu seluruh wilayah Surakarta yang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Matriks Asal Tujuan yang dihasilkan dari data arus lalu lintas pada kondisi keseimbangan di Kota Surakarta. Model sebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng Gunung Lawu dan Gunung Merapi dengan ketinggian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 17 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 51.A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH KOTA SURAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah perkotaan identik dengan pusat diselenggarakannya segala kegiatan baik di bidang pemerintahan, ekonomi, maupun sosial. Hal tersebut yang menjadi daya

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2012 SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 51.A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal dan sebagainya (Wikipedia, 2015). Informasi : Sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2009

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA (JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH (PROGRAM SARASWATI) KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Jaminan Pelayanan Kesehatan

Lebih terperinci

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Mohammad Iqbal Rizky Fauzan *1), Yuniaristanto 2), dan Wahyudi Sutopo 2) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU - 1 - SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak antara 110 0 45 14 BT - 110 0 45 35 BT dan 7 0 36 LS -7 0 56 LS. Kota Surakarta yang terkenal dengan sebutan Solo ini merupakan salah

Lebih terperinci

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG, =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PELAYANAN KARAWANG SEHAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PELAYANAN KARAWANG SEHAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PELAYANAN KARAWANG SEHAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa pengembangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI (Studi Kasus di Kelurahan Tegalrejo tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta munculnya klinik-klinik dan laboratorium-laboratorium medis di kota-kota menyebabkan terjadinya persaingan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN/ATAU TIDAK MAMPU DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN AKSES KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (MASKIN)

BAB 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN AKSES KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (MASKIN) BAB 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN AKSES KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (MASKIN) 3.1 Pelayanan Kesehatan Untuk Maskin di Indonesia Pelayanan publik yang disediakan oleh negara mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penentu bagi kesejahteraan sosial. Orang yang sejahtera bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah yang memadai. Melainkan pula

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENT ANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO, RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA, DAN BALAI KESEHATAN

Lebih terperinci

PROSEDUR PERUBAHAN HAK ATAS TANAH NEGARA DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SUKOHARJO

PROSEDUR PERUBAHAN HAK ATAS TANAH NEGARA DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SUKOHARJO PROSEDUR PERUBAHAN HAK ATAS TANAH NEGARA DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak

Lebih terperinci

AKTIVITAS MARKETING PUBLIC RELATIONS TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

AKTIVITAS MARKETING PUBLIC RELATIONS TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKTIVITAS MARKETING PUBLIC RELATIONS TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun oleh: SITTI UMAYA D1613094 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG SALINAN Menimbang PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan suatu bangsa terletak dalam kesehatan rakyatnya. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PEMEGANG JAMKESMAS (STUDI KASUS RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PEMEGANG JAMKESMAS (STUDI KASUS RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PEMEGANG JAMKESMAS (STUDI KASUS RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO) THE INFLUENCE OF THE SERVICE QUALITY TO THE PATIENT SATISFACTION OF PEOPLE HEALTH GUARANTEE

Lebih terperinci

: Sekretaris Daerah Kota Medan

: Sekretaris Daerah Kota Medan Informan : Sekretaris Daerah Kota Medan 1. Database peserta Jamkesmas 2011 masih mengacu pada data makro BPS Tahun 2008, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/Walikota. Dengan demikian masih banyak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA (JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA) DI KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rakyat sehat negara kuat, sebuah ideom bijak tersebut ternyata direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan kesehatan sebagai salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 27 TAHUN 2009 2009 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang sejahtera merupakan kondisi yang ideal menjadi dambaan setiap warga masyarakat. Oleh sebab itu wajar apabila berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan real estat Kota Surakarta berdasarkan besaran, sebaran dan pola pergerakannya serta dampaknya terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN SOSIAL PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PELAYANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5.A TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5.A TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5.A TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 59 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK MISKIN DAERAH (JAMKESKINDA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA TANAH PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA TANAH PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO PERSETUJUAN PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA TANAH PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun Oleh : MUCHLIS JOKO SUPRIYANTO D1513067 Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 3.1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta No.Telp. (0271) 639554,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BAGIAN SDM DAN UMUM PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO) CABANG SEMARANG

PROSEDUR PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BAGIAN SDM DAN UMUM PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO) CABANG SEMARANG PROSEDUR PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BAGIAN SDM DAN UMUM PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO) CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa setiap

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN/ATAU TIDAK MAMPU DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG II.1 Pengertian Jamkesmas Menurut sumber Dr.Suparyanto, M.Kes dari laman (page) web Jakarta : Dirjen Binkesmas. http://eprints.ui.ac.id Depkes. 2007. Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Di samping itu kesehatan juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

BERITA DAERAH KOTA CILEGON BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 29 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci