BAB I PENDAHULUAN. Obesitas saat ini merupakan epidemi global dan kini melanda anak-anak.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas saat ini merupakan epidemi global dan kini melanda anak-anak. Kejadiannya meningkat pada populasi anak dunia. Prevalensi obesitas telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang (Flegal dkk., 2001). Dilaporkan sejak tahun 1970 obesitas telah mengalami peningkatan pada anak-anak, dan kini angkanya melonjak dua sampai tiga kali lipat. Prevalensi obesitas sebesar 0,2% pada tahun 1970 meningkat menjadi 0,6% pada tahun 1980, 0,8% awal tahun 1990 dan mencapai 2,0% pada tahun 2000 (Lobstein dkk., 2005). Konferensi obesitas Internasional di Milan melaporkan Italia merupakan negara nomor satu kasus obesitas terbanyak pada anak-anak Eropa dengan prevalensi 36%. Penelitian pada tahun di Kanada pada anak umur 7-13 tahun mendapatkan prevalensi obesitas meningkat menjadi dua kali lipat, dari 5% menjadi 14% pada anak laki-laki dan 11% pada anak perempuan (Salvadori dkk., 2008). Malaysia melaporkan bahwa prevalensi obesitas dua kali lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan dengan rasio 2:1. Angka kejadian secara bermakna meningkat pada anak-anak sekolah daerah perkotaan (9,8%) dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sekitar 2,5 kali lebih banyak terjadi pada anak dengan usia lebih tua (Noor, 1990). Peningkatan prevalensi obesitas di daerah perkotaan dapat disebabkan laju pertumbuhan daerah kota yang pesat

2 (urbanisasi), perubahan gaya hidup cenderung bersifat sedentary (penurunan aktifitas fisik), dan konsumsi fast food dan soft drink yang berlebihan (Sidik, 2004; Wieting, 2008). Prevalensi obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Jakarta sebesar 4%, (Soedibyo dkk., 1998). Pasien rawat jalan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma (RSCM) tahun 1998 dilaporkan sebesar 16% menderita obesitas (Syarif, 2002). Penelitian Ariani dan Sembiring (2007) mendapatkan prevalensi obesitas 17,75%. Sedangkaan penelitian Wagesetiawan (2007) di Semarang mendapatkan prevalensi obesitas sebesar 18,3%. Penelitian pada anak sekolah dasar (SD) kelas 1-3 di Denpasar, didapatkan 14,3% yang menderita obesitas (Sukardi,1996). Supadmi (1997) mendapatkan 12% anak SD dengan obesitas dan 6,8% dengan gizi lebih. Penelitian selanjutnya pada sebanyak 1200 anak kelas 1-6 SD di Denpasar didapatkan obesitas sebesar 11,7% (Maharditha, 2005). Penelitian Dewi (2008), prevalensi obesitas sebesar 9,7% pada anak SD usia 8-12 tahun dan 16,1% pada usia 6-13 tahun (Hartini, 2011). Sedangkan dua penelitian pada anak sekolah menengah pertama (SMP) Denpasar oleh Adhianto (2002) dan Suparyatha (2004), prevalensi obesitas sebesar 11% dan 10,9%. Prevalensi obesitas yang semakin meningkat ini didapatkan pada sekolah negeri maupun swasta, dengan prevalensi lebih tinggi pada sekolah swasta dibandingkan di sekolah negeri (Bovet dkk.,2014). Kondisi ini dihubungkan dengan peningkatan berat badan yang tidak sehat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti: aktivitas di luar ruangan yang terbatas, tidak olahraga teratur, lebih banyak waktu menonton televisi, bermain games dan

3 komputer lebih dari 3 jam per hari, dan secara rutin mengkonsumsi fast food dan soft drink secara bermakna didapatkan lebih tinggi pada sekolah swasta di bandingkan sekolah negeri pada negara berkembang. Tipe sekolah ini, baik sekolah swasta maupun sekolah negeri dapat menggambarkan status sosial ekonomi, karena umumnya anak dengan status ekonomi menengah keatas memilih bersekolah di sekolah swasta (Wieting, 2008; Patnaik dkk., 2010). Obesitas pada anak masih merupakan masalah kompleks, dengan penyebab multifaktorial (Yoshinaga dkk., 2005; Cruz dkk., 2004). Obesitas menimbulkan masalah kesehatan serius meningkatnya mobiditas dan mortalitas (Thaib, 1994; Booth dkk., 2003). Dapat menimbulkan gangguan kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit ginjal dan penyakit metabolik (Grundy, 2006; Schneider, 2005). Obesitas diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi pada anak (Pruitt, 2000; Rocchini, 2000), akan tetapi mekanisme yang mendasari belum diketahui dengan jelas. Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan sebesar 1-3% (Noorwood, 2002). Data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) didapatkan hubungan linier antara kenaikan indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta tekanan nadi di Amerika Serikat (El-Atat dkk., 2003). Penelitian Sorof dan Daniel (2002) mendapatkan bahwa anak obesitas mempunyai risiko tiga kali lipat menjadi hipertensi dibandingkan anak yang tidak obesitas. Indonesia, pada penelitian Wagesetiawan (2007) di kota Semarang didapatkan prevalensi hipertensi pada anak obesitas sebesar 37,8%. Peningkatan ekstrim berat badan menyebabkan meningkatnya reabsorpsi dan gangguan natriuresis pada ginjal. Obesitas yang berlangsung lama dapat

4 menyebabkan perubahan struktural ginjal. (Hall, 2003). Beberapa penelitian mendapatkan hubungan erat antara obesitas dan hipertensi dengan disfungsi ginjal, meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti (Davy dan Hall, 2003). Hubungan obesitas dengan proteinuria juga telah dilaporkan pada anak dengan obesitas berat oleh Adelman dkk. (2001). Penelitian Wagesetiawan (2007) pada 403 remaja mendapatkan prevalensi proteinuria pada anak obesitas sebesar 7,7%. Meskipun angka ini relatif kecil, akan tetapi dampak akibat obesitas sangat penting segera diketahui sedini mungkin. Deteksi dini berimbas pada penanganan yang lebih dini (Schneider, 2005). Penelitian mengenai angka kejadian obesitas, angka kejadian hipertensi dan proteinuria pada anak sekolah menengah pertama di Denpasar belum banyak dilakukan atau dipublikasikan, sedangkan kejadian obesitas diperkirakan akan terus meningkat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pertimbangan lokasi, waktu dan biaya, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai prevalensi obesitas dan hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dan proteinuria pada populasi anak usia tahun di SMP Swasta di kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Berapa prevalensi obesitas pada anak SMP Swasta berusia usia tahun di kota Denpasar? b. Berapa prevalensi hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar?

5 c. Apakah ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar? 1.3 Tujuan Tujuan umum Mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar Tujuan khusus a. Mengetahui prevalensi obesitas pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar. b. Mengetahui prevalensi hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar. c. Menganalisis hubungan antara obesitas dengan terjadinya hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai prevalensi obesitas, hipertensi, proteinuria dan hubungan obesitas dengan hipertensi dan proteinuria pada anak SMP Swasta berusia tahun di kota Denpasar Manfaat praktis a. Dapat digunakan sebagai langkah meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak sekolah dan orangtua mengenai masalah obesitas dan masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan. Sehingga diharapkan orangtua juga berperan dalam pencegahan terjadinya obesitas pada anak. Sedangkan

6 untuk anak yang diketahui menderita hipertensi dan obesitas dapat dilakukan tindakan penanganan. b. Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk pemberian konsultasi, informasi, edukasi (KIE) kepada pasien yang mengalami obesitas. c. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan dipakai sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara obesitas dengan penyakit kardiovaskular lainnya.