BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban
|
|
- Ari Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena masih banyak kasus yang belum terselesaikan, sedangkan di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular, yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta penyakit-penyakit degeneratif. Kecenderungan ini juga dipacu oleh berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Salah satu penyakit degeneratif tersebut adalah penyakit kardiovaskuler. Faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersebut adalah merokok, obesitas, diet rendah serat tinggi lemak dengan akibat gangguan kadar lemak dalam darah, dan kurangnya olah raga. Diperoleh data di Indonesia bahwa di Indonesia terdapat 28% perokok pada usia 10 tahun keatas, kurang aktifitas fisik yang merupakan proporsi terbanyak yaitu 92% dari penduduk usia 15 tahun keatas di pulau Jawa dan Bali terutama untuk kelompok perempuan. Overweight dan obesitas lebih tinggi prevalensinya pada perempuan dan cenderung meningkat dengan bertambahnya umur. Sedangkan angka penderita hipertensi kian hari semakin mengkhawatirkan, dimana diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025 nanti 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Depkes 2006) 1
2 Pada anak-anak, pola peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan berhubungan dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa ( Agyemang,2005). Data terbaru mengatakan bahwa hipertensi primer bisa dideteksi pada usia muda (NHBPEP,2004). Meskipun prevalensi hipertensi lebih jarang ditemukan pada anak, beberapa penelitian menyebutkan bahwa angka kejadian hipertensi pada dewasa dipengaruhi peningkatan tekanan darah di masa kanak-kanak.(lauer,1989). Di Yogyakarta sendiri angka prevalensi hipertensi pada anak usia 6-14 tahun pernah diteliti pada tahun 1984 di daerah pedesaan sebesar 2,64% pada laki-laki dan 3,86% pada perempuan (Wahab,A.). Penelitian lain tentang hipertensi pada anak di RS dr Sardjito Yogyakarta selama 10 tahun menemukan sebanyak 146 (1,28%) kasus hipertensi dari anak rawat inap, laki-laki 63% dan perempuan 37%. Penyakit yang mendasari timbulnya hipertensi adalah glomerulonefritis akut (71%), sindrom nefrotik dengan terapi steroid (21%), dan lain-lain (8%) (Ardani P, 2005). Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi primer pada anak usia sekolah dasar belum banyak dilakukan di Yogyakarta. Hipertensi pada anak sebelumnya jarang mendapat perhatian dari klinisi, karena dianggap kasus yang jarang, tetapi setelah publikasi Task Force on Blood Pressure in Children dan 1987 bahwa hipertensi pada anak merupakan masalah umum, yang kejadiannya mencapai 5% dari populasi anak.. Hipertensi pada anak merupakan suatu masalah klinik penting karena dapat langsung berwujud sebagai penyakit yang berakibat kematian, atau tidak langsung yang menimbulkan cacat me- 2
3 netap setelah proses akutnya sembuh. Selain itu hipertensi pada anak dapat merupakan faktor risiko tunggal untuk kematian usia dini dan ketidakmampuan kerja di populasi dewasa nantinya, Pada dewasa, hipertensi berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terjadinya infark miokardium, stroke, dan mortalitas kardiovaskuler. Selain itu pada anak dan dewasa, peningkatan tekanan darah yang berat akan meningkatkan risiko tinggi terjadinya ensefalopati hipertensi, kejang, kelainan serebrovaskuler dan gagal jantung kongestif (Chobanian et all,2003). Selain itu dengan diterbitkannya Fourth Report on High Blood Pressure in Children and Adolescent by The National High BP Education Program (NHBPEP)Tahun 2004,perhatian terhadap hipertensi pada anak semakin meningkat. Disebutkan bahwa terjadi peningkatan kasus hipertensi pada anak yang dipengaruhi oleh kondisi obesitas dan pentingnya pengukuran tekanan darah secara ambulatori untuk mendeteksi kerusakan target organ.(nhbpep,2004). Kasus hipertensi biasanya rendah pada anak di masa lalu. Sekarang angka ini mulai berubah, sehingga banyak didapatkan anak muda menderita hipertensi setiap tahunnya. Sementara beberapa penyakit meningkat jumlahnya karena kemajuan di bidang alat pendeteksi, tetapi peningkatan kasus hipertensi pada anak ini berbeda. Metode untuk mengukur tekanan darah tidak berubah sejak 100 tahun yang lalu. Hal ini berarti berarti memang didapatkan kasus hipertensi anak yang meningkat dibandingkan masa yang lalu. Meskipun angka kejadian hipertensi pada anak jarang dibanding dewasa, peningkatan yang berkelanjutan ini perlu diwaspadai. Sebagai con- 3
4 toh pada tahun 1989 sebanyak 1% anak didiagnosis menderita hipertensi,pada penelitian lanjutan pada tahun 2002 didapatkan peningkatan kasus sebesar 5%. Suatu Penelitian pada tahun 2003 juga menunjukkan ada perbedaan distribusi kasus hipertensi berdasarkan latar sosial ekonomi yang berbeda-beda, dimana didapatkan peningkatan kasus hipertensi sebanyak 25% pada anak-anak yang tinggal di pusat kota.(watkins,2004). Beberapa sebab yang berpengaruh pada peningkatan tekanan darah pada anak adalah.(chiolero et al.,2007) 1.Usia: tekanan darah dipengaruhi usia,dan hampir tidak diketemukan kasus hipertensi pada anak usia <7tahun. 2.Jenis kelamin: anak wanita jarang menderita hipertensi dibandingkan anak laki-laki pada umur yang sama. 3.Berat Badan: berat badan dan tekanan darah berhubungan secara positif sehingga jika berat badan meningkat maka akan diikuti peningkatan tekanan darah. 4.Jenis hipertensi:anak yang berusia muda biasanya menderita hipertensi sekunder,sementara anak yang berusia lebih tua biasanya menderita hipertensi primer. 5.Kondisi geografis. Kenaikan kasus hipertensi juga dihubungkan dengan keadaan geografi. 4
5 Sebagai contoh, kenaikan kasus hipertensi di Amerika Serikat dan Britania, kebalikannya di Irlandia Utara terjadi penurunan, padahal sama-sama terjadi kenaikan rata-rata di ketiga indeks massa tubuh di daerah tersebut, sehingga tidak ada penjelasan yang memuaskan untuk kondisi ini, ada beberapa penelitian yang menduga bahwa penurunan masukan garam yang menjadi penyebab penurunan kasus hipertensi di daerah tersebut.(chiolero et all,2007). Disamping dipengaruhi kondisi geografis, faktor utama yang melatarbelakangi peninggian tekanan darah pada anak adalah obesitas. Pada penelitian tentang kejadian obesitas pada anak dan pemeriksaan rata-rata tekanan darah, secara jelas terlihat hal tersebut meningkat bersamaan. Selain itu jika dua kondisi tersebut diteliti secara seksama akan didapatkan hubungan logaritme antara peningkatan berat badan dan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu jika akan dilakukan penurunan kasus hipertensi pada anak,maka sebelumnya harus didiagnosis adanya obesitas yang terjadi secara epidemik (Urbina et al.,2008). Selain itu dengan pengukuran ukuran lingkar pinggang akan membantu menemukan kenaikan tekanan darah pada anak obes.(deghghan,2005) Aspek terpenting dari skrining hipertensi pada anak adalah pengukuran tekanan darah secara akurat dengan perhatian khusus pada ukuran manset yang tepat, waktu yang tepat pada saat anak tenang, pengulangan dilakukan 3 kali pengukuran,dan konsistensi oleh pengukur yang sama dan terlatih.(pickering,2005) Pemba- 5
6 caan hasil tekanan darah pada anak berdasarkan distribusi nilai tersebut sesuai jenis kelamin, usia, dan tinggi badan.(nhbpep,2004) Penelitian tentang hubungan antara indeks massa tubuh terhadap nilai ratarata tekanan darah sudah sering dilakukan pada populasi dewasa di luar negeri dan di dalam negeri, sedang pada populasi anak dilakukan pada kelompok obes dan pengidap diabetes melitus tipe 1, maka peneliti ingin mencari apakah hubungan antara indeks massa tubuh terhadap nilai rata-rata tekanan darah pada anak bisa diterapkan untuk skrining pada anak yang belum menderita obes ( yaitu pada anak overweight / diatas sama dengan persentil ke-85). Selain itu apakah hubungan positif antara indeks massa tubuh dengan nilai rata-rata tekanan darah tersebut bisa diterapkan pada kondisi geografis yang berbeda yang tinggal di daerah pantai dimana kadar natrium dari air minum telah terukur sehingga bisa meminimalkan bias dari variabel antara yaitu asupan natrium. Sepanjang pengetahuan peneliti melalui penelusuran secara manual di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tidak ditemukan tesis atau karya ilmiah yang meneliti hubungan antara indeks massa tubuh dengan nilai rata-rata tekanan darah pada anak dalam setting tempat yang berbeda yaitu anak yang tinggal di daerah pantai, sehingga menggugah penulis untuk meneliti hal tersebut sehingga hasil penelitian bisa dipergunakan sebagai landasan untuk melakukan skrining penderita overweight dan prahipertensi pada populasi anak sekolah dasar dan dapat dilakukan intervensi dini sebelum hal tersebut terjadi di populasi dewasa. 6
7 B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, dimana kasus hipertensi anak semakin meningkat dengan meningkatnya kejadian obesitas dan skrining terhadap obesitas serta hipertensi pada anak sekolah belum menjadi program rutin oleh pemerintah, padahal setelah menginjak populasi dewasa muda angka kejadian hipertensi menjadi tinggi, peneliti mencoba mencari data yang hilang pada masa kanakkanak yaitu apakah ada faktor risiko yang bisa diatasi untuk mencegah kejadian hipertensi pada masa dewasa. C. PERTANYAAN PENELITIAN 1.Apakah ada hubungan korelasi antara indeks massa tubuh (IMT) dan ukuran lingkar pinggang terhadap nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada anak sekolah dasar kelas I kelas VI yang tinggal di daerah pantai? 2.Apakah ada hubungan sebab akibat yang bermakna pada hubungan IMT dan ukuran lingkar pinggang terhadap nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik antara anak sekolah dasar kelas I- kelas VI yang tinggal di daerah pantai? 3.Apakah ditemukan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada anak sekolah dasar usia kelas I - kelas VI yang tinggal di daerah pantai? 7
8 D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum : Untuk mencari faktor risiko yang bermakna terhadap tekanan darah pada anak. 2. Tujuan Khusus: a. Untuk mencari hubungan korelasi antara indeks massa tubuh (IMT) dan ukuran lingkar pinggang terhadap nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada anak sekolah dasar kelas I kelas VI. b. Untuk mencari hubungan sebab akibat yang bermakna pada hubungan IMT dan ukuran lingkar pinggang terhadap nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik dan faktor risiko lain terjadinya prahipertensi pada anak sekolah dasar yang tinggal di daerah pantai. D. KEASLIAN PENELITIAN Sepanjang pengetahuan peneliti melalui penelusuran secara manual di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tidak ditemukan tesis atau karya ilmiah yang meneliti hubungan antara indeks massa tubuh dengan nilai ratarata tekanan darah pada anak dalam setting tempat yang berbeda yaitu anak yang tinggal di daerah pantai. Penelitian pada populasi anak sering dilakukan pada kelompok obes, maka peneliti ingin mencari apakah hubungan antara indeks massa tubuh terhadap nilai rata-rata tekanan darah pada anak bisa diterapkan untuk skrining pada anak yang belum menderita obes ( yaitu pada anak yang indeks massa tubuhnya 8
9 berada dibawah persentil ke 95)? Selain itu apakah hubungan positif antara indeks massa tubuh dengan nilai rata-rata tekanan darah tersebut bisa diterapkan pada kondisi geografis yang berbeda yaitu pada anak sekolah yang tinggal di daerah pantai dimana variabel antara kandungan natrium pada air minum yang mempengaruhi tekanan darah terukur dan sama. Pengukuran lingkar pinggang diperlukan untuk mendeteksi obesitas tipe gynecoid (pear shape body). Pada anak ukuran lingkar pinggang lebih berpengaruh terhadap tekanan darah dibandingkan rasio ukuran pinggang terhadap panggul,oleh karena itu peneliti mengukurnya untuk memperkuat hasil pada sampel yang mengalami obesitas. Peneliti mencoba menggunakan pemeriksaan tekanan darah sesuai aturan pada NHBPEP 2004 yaitu menggunakan ukuran manset yang tepat sesuai umur dan membaca hasilnya sesuai distribusi umur,jenis kelamin dan tinggi badan. Selain itu peneliti juga akan mencari besarnya hubungan atau korelasi antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada anak yang tinggal di daerah pantai. Beberapa penelitian tentang hubungan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada anak adalah: 1. Blood Pressure patterns in rural, semi urban, and urban children in the Ashanti region of Ghana, West Africa (Agyemang C, et al., 2005) Penelitian ini bertujuan menilai pola tekanan darah pada anak usia 8 16 tahun diantara daerah desa, pinggiran kota dan tengah kota dan mencari hubungan antara tekanan darah dengan indeks massa tubuh di Ghana Afrika Barat. Metode 9
10 yang digunakan adalah potong lintang terhadap 1277 anak yang dikelompokkan menjadi 214 orang dari desa, 296 orang dari pinggiran kota,dan 767 orang dari kota. Hasil penelitian anak laki-laki di desa mempunyai tekanan darah lebih rendah disbanding di pinggiran kota ( 104,7/62,3 mmhg vs 109,2/66,5 mmhg;p<0,001) dan tekanan sistolik lebih rendah dibandingkan anak di tengah kota (104,7 mmhg vs 107,6 mmhg;p<0,01).anak perempuan mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibanding anak laki-laki (109,1/66,7 mmhg vs 107,5/63,8 mmhg;p<0,01). Dengan perkecualian didapatkannya tekanan darah diastolik yang lebih rendah pada daerah pedesaan,tidak didapatkan perbedaan tekanan darah yang bermakna antara anak perempuan di pedesaan (107,4/64,4 mmhg) dan pinggiran kota ( 108,0/66,1 mmhg) serta perkotaan ( 109,8/67,5 mmhg). Dengan analisis regresi linier multipel didapatkan indeks massa tubuh (IMT) secara bebas berhubungan dengan tekanan darah baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. 2. Relationship between BMI and blood pressure in girls and boys (Gundagdu Z.,2007) Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara IMT dengan tekanan darah untuk mendeteksi adanya obesitas yang terjadi epidemik. Metode yang digunakan adalah kohort prospektif pada 1899 anak Turki berusia 6 14 tahun. Pada perbandingan antara usia, jenis kelamin dan IMT tekanan darah sistolik dan di- 10
11 astolik lebih tinggi didapatkan pada anak obes dan overweight dibandingkan dengan anak dengan berat badan normal baik pada laki-laki dan perempuan (p <0,001). 3. Trends of elevated blood pressure among children and adolescent. (Ostchega Y et al., 2009) Penelitian ini bertujuan mencari kecenderungan (trend)peninggian tekanan darah diantara anak dan dewasa dibandingkan terhadap indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan data sekunder dari National Health and Nutrition Examination Survey dengan jumlah sampel anak usia 8-17 tahun secara potong lintang. Hasil penelitian ini adalah anak laki-laki overweight mempunyai resiko menderita pra hipertensi (OR:1,54,CI:1,11-2,13) sedangkan anak obes laki-laki dan perempuan mempunyai resiko prahipertensi (lakilaki:or:2,81,ci:2,13-3,71;perempuan OR:2,55;CI 1,75-3,73) dan mempunyai risiko hipertensi ( anak laki-laki usia 8-12 tahun OR:6,06,CI2,73-13,44; anak lakilaki usia tahun OR:9,62 CI 4,86-19,06, sedang anak perempuan usia tahun OR:2,33 CI:1,31-4,13). Kesimpulan: obesitas merupakan faktor yang kuat, positif, dan bebas berhubungan dengan kondisi peninggian tekanan darah. Kriteria hipertensi dibagi menjadi 4 daerah persentil: prahipertensi sistolik > persentil 90 tapi < persentil 95 dan diastolik < persentil 90;hipertensi derajat satu: diastolik persentil 90 tapi < persentil 95 dan sistolik < persentil 90; hipertensi derajat dua: sistolik persentil 90 tapi < persentil 95 dan diastolik persentil 90 11
12 tapi < persentil 95;tekanan darah 120/80 mmhg meskipun sistolik dan diastolik < persentil 90.Sedang kriteria hipertensi adalah tekanan darah persentil 95 sesuai usia, jenis kelamin dan tinggi badan. 4. Role of Waist circumference in predicting the risk of high blood pressure in children. (Kovacs V.A. et al., 2009) Penelitian ini bertujuan mencari hubungan ukuran lingkar pinggang dengan risiko terjadinya hipertensi. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan pengukuran indeks massa tubuh, ukuran lingkar pinggang dan tekanan darah pada 3678 anak usia 11.3 ± 2.3 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di Budapest. Prevalensi obesitas abdominal adalah 3.7% pada berat badan normal, 51.7% pada overweight, dan 89.9% pada anak obes. Tekanan darah sistolik lebih tinggi pada anak dengan obesitas abdominal dibandingkan dengan mereka yang mempunyai ukuran lingkar pinggang normal baik pada kelompok IMT normal dan overweight (p<0.01). Pada kelompok overweight, prevalensi pra hipertensi (OR 1.42 (1.1;1.80) dan hipertensi (OR 1.35 (1.1 ; 1.7)) ditemukan lebih tinggi pada obesitas abdominal. Kesimpulan : Penambahan pengukuran lingkar pinggang terhadap anak overweight diperlukan untuk mengidentifikasi mereka ke dalam kelompok risiko tinggi dalam peningkatan tekanan darah. 12
13 E. MANFAAT PENELITIAN 1.Bidang penelitian : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan jumlah sampel lebih besar daripada sebelumnya. 2. Bidang ilmu pengetahuan: Memberikan sedikit sumbangan ilmu tentang hubungan antara indeks massa tubuh dan ukuran lingkar pinggang anak dengan nilai rata-rata tekanan darah yang bisa diterapkan pada kondisi daerah dimana kandungan natrium pada air minum terukur yaitu pada daerah pantai. 3.Bidang Pengabdian Masyarakat: Membuka wawasan kepada masyarakat dan orang tua bahwa penyakit hipertensi dapat dicegah dari masa kanak-kanak dengan mengontrol berat badan,mengatur pola makan dan gaya hidup sehat. 4.Bidang Program Kesehatan Memberi masukan kepada pemegang kebijakan di bidang kesehatan agar dilaksanakannya skrining rutin tekanan darah anak sekolah dasar selain pengukuran rutin berat badan dan tinggi badan 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan tekanan darah pada anak dan remaja merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi pada usia tua (Falkner et al., 2007). Hal ini berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama di banyak negara termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama dari Informasi Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan
1 I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lansia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun di negara maju, tetapi untuk negara sedang berkembang disepakati bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit utama penyebab kematian pada penduduk Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi darah atau disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia. Perubahan gaya hidup dan urbanisasi merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut laporan WHO, hampir 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian akibat penyakit jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker dan penyakit paru obstruktif kronik) merupakan titik akhir dari perjalanan faktor resiko. Faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah dimana tekanan darah sistolik 140
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks. Prevalensi penyakit menular di Indonesia tinggi, dan dari tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal pada anak dan remaja bervariasi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner atau PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan hambatan arteri koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kelompok penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia 40 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2008 di seluruh dunia, dilaporkan setidaknya 2,8 juta orang meninggal tiap tahun karena obesitas. Tiga puluh lima persen orang dewasa berumur lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan mortalitas dan morbiditas (Ba ttegay et al., 2005). Jika dibiarkan, hipertensi menyebabkan komplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi, transisis demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatakan perubahan pada pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM). Kelompok penyakit ini merupakan kelompok penyakit yang terdiri atas:
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama di negara maju maupun negara berkembang. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah dan semakin menjadi sorotan di seluruh dunia. Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian sekitar 38 juta (68%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu tantangan yang paling serius. Masalahnya adalah global dan terus mempengaruhi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mmhg (JNC 7, 2007).Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinci