BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yogyakarta Kota sepeda

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yogyakarta Kota sepeda Tinjauan sepeda di Yogyakarta Yogyakarta sebagai kota sepeda memang pantas disebut hingga saat ini. Jika dilihat dari kegiatan bersepeda masyarakat Yogyakarta, kegiatan kelompok bersepeda di Yogyakarta memang dirasa lebih aktif dibandingakan dengan kota lainnya, terlebih lagi dengan dukungan pemerintah kota Yogyakarta terhadap pesepeda, contohnya terdapat jalur sepeda dijalan - jalan utama di yogyakarta, adanya plang petunjuk jalan alternatif bagi pesepeda, ruang tunggu sepeda di tiap lampu lalu lintas dan program - program seperti Sego Segawe 1, UGM nge-pit 2, klub sepeda, event bersepeda, dan lainnya. cukup untuk menyabut Yogyakarta sebagai Kota Sepeda. Terkait dengan hal ini, dapat dilihat sebuah fakta yang menarik bahwa, terlepas dari penggunaan sepeda sebatas transportasi, olahraga dan rekreasi, sepeda juga telah menjadi gaya hidup. Hal tersebut ditandai dengan terkaitnya bersepeda dengan banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa contohnya seperti fun bike, car freeday, bike to work, festival film sepeda internasional, komunitas-komunitas sepeda yang sangat banyak, lagu mengenai bersepeda, acara televisi mengenai sepeda. 1 Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe (sepeda untuk sekolah dan bekerja) 2 Universitas Gadjah Mada Ber-sepeda 1

2 Melihat perkembangan sepeda di Yogyakarta saat ini mulai membuahkan hasil dan memiliki potensi yang sangat besar. Pada cabang olahraga balap sepeda gunung, kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang paling disegani selain dari kota Bandung dan Jakarta. Tidak menutup kemungkinan olahraga balap sepeda trek dan olahraga lainya untuk mendapatkan predikat itu. Tentunya jika didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai Kemacetan di kota Yogyakarta Buruknya kesadaran berkendara aman di jalan raya Kemacetan di Indonesia semakin hari semakin bertambah buruk, hal ini diakibatkan dari berbagai hal, antara lain buruknya fasilitas jalan di Indonesia, jumlah pertumbuhan jalan tidak sebanding dengan pertambahan kendaraan, buruknya kesadaran masyarakat Indonesia dalam tertib ber-lalulintas dan berkendara dengan aman, dan masih banyak hal lainya. Mungkin diantara hal diatas yang paling mudah untuk diperbaiki adalah dengan meningkatkan kesadaran berkendara dengan tertib kepada setiap masyarakat kota, hal itu bisa dicapai dengan cara mengingatkan kepada masyarakat untuk berkendara aman melalui iklan di televisi, reklame dijalan dan lainnya Pentingnya menanamkan kebiasaan baik pada anak Menanamkan kebiasaan baik memang perlu dan sebaiknya dilakukan oleh para orang tua kepada buah hatinya sejak dini. Agar penanaman kebiasaan baik itu, benar-benar 2

3 menjadi sebuah kebiasaan yang terus dilakukan hingga dia dewasa nanti. Psikolog Anna Surti Ariani, S.PSi menegaskan bahwa untuk menanamkan kebiasaan baik kepada balita, diperlukan role model dari orang tuanya sendiri. Orang tua adalah mentor bagi anak. Akan menjadi baik jika mentornya juga memiliki kebiasaan baik. Ibarat kumbang, anak akan singgah ke berbagai jenis bunga, bisa bunga baik maupun bunga buruk. Jika Anda ingin anak singgah ke bunga baik, buatlah banyak kebiasaan baik di rumah, 3 Kedekatan dan kontrol emosi. Akan lebih mudah dan efektif untuk menanamkan kebiasaan baik, jika orang tua memiliki kedekatan dengan anak. Gunakan kasih sayang, pelukan, senyum, dan suara yang lembut, saat Anda ingin menanamkan kebiasaan baik. Jangan selalu menggunakan suara tinggi, sehingga kedekatan dengan anak bisa selalu terjaga. Saat ingin memberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan anak, lakukan dalam kondisi tenang dan sabar. Gunakan suara tinggi jika memang diperlukan dan di saat yang tepat. Misalnya, saat anak tiba-tiba lari ke jalan raya. Namun, setelah anda menggunakan suara tinggi, segera kembalikan ke kebiasan baik. Katakan padanya dengan penuh kelembutan, bahwa bermain di jalan raya bisa membahayakan dirinya. Menanamkan kebiasaan pada anak usia dini juga harus diterapkan dalam berkendara dijalanan. Dapat dilihat dari fenomena saat ini dimana pengendara kendaraan bermotor di Indonesia kurang memiliki cara berkendara yang baik, hal ini /514/1/1 3

4 mungkin disebabkan oleh kebiasaan sang pengendara. Mungkin sejak kecil atau sejak awal berkendara sudah terbiasa tanpa memperdulikan aturan sehingga terbawa sampai dewasa. Dan hal coba untuk diantisipasi dengan mengajarkan cara berkendara baik kepada anak sejak usia dini, karena pada umumnya anakanak akan lebih mudah mencerna ilmu-ilmu baru dibandingakn dengan orang dewasa. Anak-anak umumnya belum memilki banyak pengetahuan dalam berbagai hal, dan jika mendapatkan suatu hal baru biasanya anak itu akan terus mengingat hal itu sampai saat dewasa nanti. Sesuatu hal yang diajarkan anak sejak kecil akan sulit diubah saat dewasa nanti, dan itulah mengapa pentingnya mengajarkan kebiasaan hal baik pada anak. Dan begitu pula dalam berkendara dijalanan, jika anak diajarkan berkendara dengan baik saat kecil maka diharapkan saat dewasa nanti akan tetap dapat berkendara dengan baik, karena sang anak sudah mendapatkan hal yang tertanam dalam pikirannya. Lain halnya jika orang dewasa yang diajarkan berkendara dengan baik, mungkin orang dewasa hanya akan berkendara baik selama orang itu ingat untuk berkendara baik, tetapi mungkin jika dalam suatu keadaan tertentu orang itu akan kembali kepada kebaisaan lama berkendara Penurunan prestrasi balap sepeda Indonesia Prestasi balap sepeda Indonesia Dalam olah raga balap sepeda, Indonesia pernah memiliki prestasi yang cukup besar untuk kawasan Asia Tenggara, prestasi terbesar yang dicatatkan pada SEA Games 2001 di Malaysia. Saat itu tim balap sepeda mengoleksi 11 emas, 6 perak, dan 6 perunggu. 4

5 Selanjutnya, prestasi itu tidak bisa dipertahankan lagi. Pada SEA Games 2003 Vietnam, balap sepeda hanya menyumbang 4 emas dan 3 perunggu. Di SEA Games 2005 di Filipina, tim balap sepeda masih meraih 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Di SEA Games 2007 Thailand, balap sepeda menyumbang 5 emas dari total perolehan Indonesia dan menurun menjadi 3 emas di SEA Games 2009 Laos. Namun, di kawasan Asia atau pada Asian Games, balap sepeda terakhir mencatat prestasi di Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan, dengan 2 perak dan 2 perunggu. Sementara di Asian Games 2006 Doha, Qatar, tak satu pun medali berhasil diraih. 4 Penurunan Prestasi ini menurut Dadang kusnandar sebagai mantan atlet sepeda indonesia, disebabkan oleh beberapa hal, antara lain minimnya peralatan untuk berlatih, terlebih lagi untuk atlet pemula yang belum memiliki peralatan seperti sepeda yang baik, selain itu minimnya kompetisi balap sepeda di Indonesia, mengikuti kompetisi sangatlah penting bagi para atlet, karena dengan kompetisi maka dapat mengukur dan melihat kekurangan yang ada dan untuk memperbaikinya dikemudian, salah satu hal yang menyebabkan minimnya kompetisi di Indonesia adalah minimnya arena untuk balap sepeda, sehingga indonesia memiliki keterbatasan dalam mengadakan kompetisi. Selain itu di Indonesia juga sangat sedikit pelatih profesional balap sepeda, dan yang terakhir gizi para atlet indonesia kurang baik, karena kebanyakan atlet di Indonesia tidak diperhatikan gizinya. Mereka hanya 4 5

6 diperhatikan selama dilapangan, tetapi setelah diluar lapangan mereka kurang diberi pengarahan Perkembangan stadion Sulitnya perkembangan dan peningkatan prestasi olahraga di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh minimnya sarana olahraga yang ada. Fasilitas olahraga di Indonesia memilki kualitas yang dapat dibilang jauh lebih buruk jika dibandingakan dengan negara maju. Dimana fisilitas yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik pula. Dan ini berkaitan dengan fasilitas olahraga sepeda di Indonesia, saat ini Indonesia memilki prestasi yang sangat baik untuk balap sepeda gunung, tentu hal ini disebabkan oleh fasilitas yang ada. Dimana Indonesia memilki alam yang sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai tempat berlatih sepeda gunung, tetapi tidak begitu baik dalam prestasi balap sepeda jalan raya, yang memiliki fasilitas sangat minim untuk berlatih. Saat ini Indonesia hanya mempunya 6 buah velodrome yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain dikota Solo, Malang, Makassar, Bandung, Jakarta dan Tenggarong. Dan untuk velodrome kota Solo memiliki sudut kemiringan tikungan yang terlalu tinggi, sehingga velodrome ini tidak memenuhi standar dan tidak dapat untuk digunakan untuk perlombaan balap sepeda. 5 Velodrome di Indonesia umumnya berupa velodrome terbuka, seperti yang terdapat di Jakarta, Solo, Bandung dan Malang. Kekurangan dari velodrome terbuka adalah sangat 5 Hidayat Nur Adi hutomo, Velodrome Stadion 6

7 tergantung terhadap cuaca, serta kemungkinan terkena hambatan angin, yang mana sangat berpengaruh bagi peserta track cycling. Kelebihannya adalah tentu biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dan lebih cepat untuk dibangun. Velodrome ini cocok untuk latihan ringan dan bersifat rekreatif. Area terbuka ditengahnya dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Velodrome tertutup (indoor) di Indonesia dan Asia Tenggara hanya terdapat di Tenggarong, Kalimantan Timur. Dikarenakan sifatnya yang terlindungi, maka velodrome indoor dapat menyelenggarakan pertandingan level internasional tanpa takut terhambat cuaca maupun hambatan angin. Keuntungan lainnya, memungkinkan dalam velodrome ini untuk memiliki tribun penonton. 6 Penyediaan jalur baru, atau perbaikan dari yang sudah ada, biasanya akan memotivasi pembalap dalam berlatih dan meningkatkan niat seseorang ataupun klub lokal dalam memajukan standar olahraga dan pengembangan bakat muda menuju kompetisi nasional dan internasional. Tujuan sebuat trek dibangun juga dapat menguntungkan pengguna yang saat ini tidak bersepeda terorganisir dan juga memungkinkan sekolah untuk mengadopsi bersepeda trek sebagai olahraga opsional (ekstrakulikuler) yang mungkin akan melibatkan pemerintah kota atau departemen pendidikan dalam mencari bakat atlit balap sepeda nasional. Pada prinsipnya proses pembinaan olahraga, terlebih lagi olahraga prestasi yang kompetitif seperti balap sepeda, tidak 6 Velodrome Database 7

8 mungkin terselenggara tanpa didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Salah satu penyebab utama turunya prestasi dibidang olahraga ini adalah kurang lancarnya proses pembinaan dan latihan di dalam club dalam memacu kemampuan atlet. Hal ini terutama terjadi pada pembinaan para pemain muda, terlebih akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Hal ini dapat dibuktikan dalam prestasi terakhir balap sepeda indonesia, dimana yang paling banyak menyumbangkan medali adalah dari cabang balap sepeda offroad, karena di Indonesia banyak tempat-tempat baik yang dapat dijadikan tempat berlatih balap sepeda offroad, sedangakan prestasi balap sepeda onroad di Indonesia terus menurun, hal ini diakibatkan oleh minimnya tempat berlatih balap sepeda onraod. Dampak selanjutnya adalah tersendatnya regenarasi atlet balap sepeda, sehingga para atlet muda kurang memiliki kesiapan, kemampuan, dan pengalaman untuk terjun kepertandingan dan menggantikan para atlet senior yang sudah mengalami penurunan prestasi ataupun pensiun. 1.2 PERMASALAHAN Pandangan masyarakat dalam penggunaan sepeda adalah hal terpenting yang jika ingin membuat kota tersebut menjadi kota sepeda, dan saat ini masih terdapat banyak aspek yang dianggap menyulitkan pesepeda di Yogyakarta dalam bergiatan sehari- hari. Sehingga sebagian besar masyarakat masih enggan untuk bertransportasi menggunakan sepeda. Bagaimana sebuah Cycling center dapat menjadi sebuah landmark kota sepeda yang dapat memenuhi kekurangan aspek aspek tersebut sehingga kota Yogyakarta akan lebih ramah terhadap pesepeda dan mengubah pandangan masyarakat tentang transportasi menggunakan sepeda. 8

9 1.3 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan 1. Mengembalikan Yogyakarta sebagai kota sepeda. 2. Menyediakan ruang publik yang dapat mengakomodiasi kegiatan para komunitas sepeda di Yogyakarta. 3. Mengajarkan safety riding kepada masyarakat, khususnya sejak usia dini Sasaran 1. Mendapatkan sebuah analisa yang menujukan kebutuhan sebuah fasilitas yang dapat mengembalikan kota Jogja sebagai kota sepeda. 2. Mendapatkan desain fasilitas belajar sepeda untuk anak yang dapat mempermudah anak dalam belajar sepeda dan menanamkan pada anak untuk berkendara dengan aman. 3. Mendapatkan desain landscape yang dapat memfasilitasi kegiatan masyarakat kota Jogja dalam berkatifitas, terutama dalam berkegiatan bersepeda. 4. Memiliki desain bangunan dan fasilitas yang dapat mencerminkan masyarakat Jogja dan menjadi ikon Jogja sebagai kota sepeda. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN 1. Bab I : Pendahuluan Berisi latar belakang pemilihan tema, permasalahan yang ada pada tema terebut, arahan dan lingkup pembahasan, serta fromat sistem penulisan yang digunakan. 9

10 2. Bab II : Tinjauan Cycling center Berisi tinjauan teori, definisi, aspek desain dan studi pustaka 3. Bab III : Tinjauan umum kota sepeda Berisi pembahasan mengenai teori, aspek desain dan strategi sebuah kota sepeda 4. Bab IV : Konsep Perencanaan dan Perancangan Membahas konsep dan arah pengembangan desain yang direncanakan 1.5 KERANGKA BERFIKIR 10

11 Tabel 1. 1 Kerangkar Berfikir Sumber : Analisis 11