Prosiding Psikologi ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Psikologi ISSN:"

Transkripsi

1 Prosiding Psikologi ISSN: Hubungan Antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez- Faire dengan Kepuasan Kerja Karyawan Departemen Handuk Jahit PT X. Correlation Between Job Satisfaction with Perception of Laissez-Faire Leadership Style in Sewing Departement PT X 1 Elvira Putri Kusumastuti, 2 Yuli Aslamawati 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung elviraputrik@yahoo.com, 2 yuli_aslamawati@yahoo.com Abstract. PT WISKA is a company that produces towels with diverse forms and models such as kimono, bathrobe, washlap, aprons, and others. Sewing Departemen are part spearheading the production of towels. There are a number of complaints from customers related to the quality of production, it also reinforced by the increased production of goods failure that occurred in the period of It caused by dissatisfaction of Sewing departemen employees on the characteristics of work, it relates to employee perceptions regarding Laissez-faire leadership style. Based on this phenomenon, the problem is How closely relations perception of laissez-faire leadership styles with job satisfaction Sewing Departemen PT X?. The purpose of this research is to gain an empirical perception of Laissez-faire leadership style with the employee satisfaction. Researcher ysing correlational analysis techniques and population totaling 60 employee. Data collection technique used in this study were questionnaires, interviews, observation, and literature. Statistical technique used Rank Spearman correlational. The results of this study, correlation between job satisfaction with perception of laissez-faire leadership style PT X is = , that is a negative relations between job satisfaction with perception of laissez-faire leadership style. Keywords : laissez-faire leadership style, job satisfaction, employee Abstrak. PT X adalah perusahaan yang memproduksi handuk dengan beraneka ragam bentuk dan model seperti kimono, baju mandi, washlap, celemek, dan lain-lain. Departemen handuk jahit adalah bagian yang menjadi ujung tombak produksi handuk. Terdapat beberapa keluhan dari pelanggan berkaitan dengan kualitas hasil produksi, hal ini juga diperkuat oleh peningkatan barang gagal produksi yang terjadi pada kurun waktu tahun Hal ini diakibatkan oleh ketidakpuasan yang dikeluhkan oleh karyawan departemen Handuk Jahit mengenai karakteristik-karakteristik pekerjaan hal ini berkaitan dengan Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan Laissez-Faire yang diterapkan oleh kepala bagian. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Seberapa Erat Hubungan Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire dengan Kepuasan Kerja Bagian Handuk Jahit PT X?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai hubungan persepsi terhadap Gaya kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan studi populasi terhadap 60 karyawan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan kuisoner. Teknik statistik menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh = hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire dengan Kepuasan Kerja Karyawan Departemen Handuk Jahit PT X. Kata kunci : Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire, Kepuasan Kerja, Karyawan A. Pendahuluan PT X adalah perusahaan yang memproduksi handuk dengan beraneka ragam bentuk dan model seperti kimono, baju mandi, washlap, celemek, dan lain-lain. Permintaan produksi handuk dalam kurun waktu melonjak hingga 30 %. Tetapi kenaikan produksi tersebut tidak sepenuhnya menguntungkan bagi PT X karena masih banyak kendala dalam menyempurnakan kinerja karyawan pada PT X kendala tersebut yaitu tidak sedikit barang yang gagal produksi meningkat pada setiap pesanan. Berikut adalah rincian handuk yang gagal produksi selama

2 Hubungan Antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire Tabel 1. rincian handuk yang gagal produksi selama Bulan Persentase cacat September % Oktober % November % April % September % Desember % Banyaknya barang yang gagal produksi tersebut diperkuat dengan banyaknya keluhan dari pelanggan misalnya banyak jahitan yang tidak rata (serong), pola yang tidak sesuai antara gambar dan hasil jadi, jarak tindesan tidak sama, bahkan ada helaian rambut dan warna benang berbeda yang tersangkut pada handuk. Barang yang gagal produksi disebabkan oleh proses penjahitan yang terburu-buru, benang yang putus di tengah pengerjaan tidak dilanjutkan dengan rapi atau tidak di ulang, warna benang yang terbatas disediakan perusahaan, sering terjadi korsleting listrik, dinamo mesin jahit yang bermasalah. Berdasarkan wawancara pendalaman, didapatkan data bahwa karyawan merasa tidak puas dengan apa yang didapatkan dari perusahaan. Ketidakpuasan karyawan dilatarbelakangi oleh jumlah upah atau gaji yang diterima karyawan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karyawan; karyawan merasa tidak mendapatkan pengawasan, pengakuan atau penghargaan; karyawan merasa pekerjaannya kurang menyenangkan; karyawan khawatir adanya pemutusan hubungan kerja secara sepihak dari perusahaan; dan karyawan tidak diberi kesempatan untuk maju dan berkembang. Karakteristik karyawan (buruh) yaitu pendidikan minimal sma, usia relatif muda, bekerja dengan mengandalkan otot, mudah terpengaruh, harus selalu diberikan petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan, harus selalu di kontrol dan di arahkan. Sedangkan kondisi yang terjadi pada departemen handuk jahit PT X, buruh tidak di berikan arahan serta bimbingan dari kepala bagian selaku atasan. Kepala bagian departemen handuk jahit memberi kebebasan pada karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan cara mereka sendiri, kepala bagian menghindari pembuatan keputusan dan tidak terlibat dalam unit kerja. Kepala bagian menyediakan alat-alat kerja sesuai dengan standar perusahaan, meskipun sebagian alat-alat tidak dipergunakan. Kepala bagian hanya terlibat dalam tanya jawab karyawan dengan menghindari umpan balik terhadap pekerjaan karyawan. Dalam kata lain, gaya kepemimpinan yang di terapkan di PT X adalah Gaya kepemimpinan Laissez-faire, gaya kepemimpinan ini seharusnya diterapkan bagi karyawan dengan keahlian tinggi dan mampu untuk bekerja sendiri, sedangkan pada departemen Handuk jahit ini karyawan harus mendapatkan arahan dan bimbingan dari atasan agar karyawan senantiasa memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalaha dalam penelitian ini adalah Seberapa Erat Hubungan Persepsi terhadap Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

3 142 Elvira Putri Kusumastuti, et al. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire dengan Kepuasan Kerja Bagian Handuk Jahit PT X?. Selanjutnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai hubungan persepsi terhadap Gaya kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT X. B. Landasan Teori Gaya kepemimpinan yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan Laissez-faire. Pemimpin yang menganut Laissez-faire ini secara umum memberikan bawahan bebas untuk melakukan pekerjaan dengan cara mereka sendiri dan mereka bertanggung jawab untuk keputusan mereka, atasan yang menyediakan semua peralatan kerja walaupun alat tertentu tidak diperlukan, atasan yang berpartisipasi hanya untuk menjawab pertanyaan dengan menghindari memberikan umpan balik terhadap pekerjaan karyawan. (Bartol and Martin 1994; 418). Gaya ini dapat bekerja dengan baik jika seseorang memiliki kemampuan yang kuat pendidikan pengalaman yang cukup luas, mampu memotivasi diri sendiri dan mendorong diri sendiri untuk mengerjakan sesuatu, mampu membuktikan rekaman atas prestasi dalam proyek yang spesifik, nyaman ketika bekerja dengan tanpa pengawasan. Seorang pimpinan diharapkan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka (Robbins, 2002 : 181). Terdapat beberapa teori yang sering digunakan untuk mengkaji tentang kepuasan kerja, salah satunya adalah teori kepuasan kerja dari E.A. Locke (1976) yang mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosional menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan seseorang dalam mencapai atau memfasilitasi pencapaian nilai-nilai pekerjaan seseorang. Locke (1976) melihat aspek-aspek kepuasan kerja yang terdiri dari beberapa faktor yaitu, kompensasi, pengawasan, pekerjaan itu sendiri, teman- teman kerja, jaminan kerja, dan kesempatan berprestasi. Faktor-faktor tersebut dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini dalam skala kepuasan kerja. C. Hasil penelitian Tabel 2. Hasil uji korelasi rank spearman antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja sebagai berikut: Variabel Korelasi Keterangan Persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja -.653( **) Terdapat korelasi yang tinggi dan negatif antara Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja Besarnya hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja karyawan adalah menunjukkan hubungan yang tinggi. Volume 3, No.1, Tahun 2017

4 Hubungan Antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire Koefisien korelasi negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire maka semakin rendah Kepuasan Kerja karyawan departemen handuk jahit PT X. Berikut ini merupakan perhitungan tabulasi silang antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja karyawan Tabel 3. Perhitungan tabulasi silang antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire dengan Kepuasan Kerja karyawan Persepsi Gaya Kepuasan kerja Kepemimpinan Laissezfaire Tinggi Rendah Tinggi (sering) % 56.7% Rendah (tidak sering) % 8.3% Terlihat pada tabel di atas bahwa terdapat 25 karyawan yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan Laissez-faire rendah, diantaranya memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah sebanyak 5 karyawan (8.3%) sedangkan pada kepuasan kerja yang tinggi sebanyak 20 karyawan (33.3%). Lalu pada karyawan yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan Laissez-faire tinggi seluruhnya sebanyak 35 karyawan, diantaranya sebanyak 34 karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah (56.7%) dan 1 karyawan (1,7%) yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Karyawan pada PT X sudah mampu untuk mengoperasikan mesin jahit tipe tertentu yang disediakan oleh karyawan dibuktikan dengan masa kerja yang sebagian besar lebih dari 10 tahun. Namun, ketika pimpinan mulai menurunkan kadar arahan dan bimbingan kepada karyawan, karyawan banyak menghasilkan handuk yang gagal produksi, karyawan banyak mengobrol di tempat kerja, banyak timbul kesalahpahaman serta karyawan merasa diperlakukan tidak adil oleh kepala bagian. Dengan banyaknya barang yang gagal produksi, pimpinan memberi kebijakan untuk melakukan lembur untuk tetap menghasilkan produksi tepat waktu dan sesuai pesanan, namun ketika karyawan lembur perusahaan tidak memberikan kompensasi berupa insentif atau uang tambahan kepada karyawan yang melaksanakan lembur. Persepsi Gaya kepemimpinan Laissez-faire ini mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, ditimbulkan dengan meningkatnya barang yang gagal produksi. Dapat dikatakan bahwa semakin sering diterapkan gaya kepemimpinan Laissez-faire ini maka semakin rendah kepuasan kerja karyawan. Hasil perhitungan menggambarkan bahwa karyawan departemen handuk jahit PT X masih membutuhkan arahan dan dukungan dari kepala bagian. Kepuasan kerja yang di rasakan oleh karyawan adalah kepuasan kerja yang rendah dibuktikan dengan perhitungan statistik dimana 39 orang dari 60 orang memiliki kepuasan kerja yang rendah. Sehingga hal itu dapat diartikan bahwa dengan gaya kepemimpinan Laissez-faire yang tinggi, maka kepuasan kerja karyawan akan rendah. Berdasarkan hasil tabulasi silang, didapatkan data bahwa terdapat 1 orang yang mempersepsi bahwa gaya kepemimpinan Laissez-Faire tinggi (sering) dan kepuasan kerja tinggi subjek ini adalah Supervisor di Departemen handuk jahit. Supervisor pada departemen handuk jahit disini bekerja dengan tidak membutuhkan kadar arahan dan bimbingan yang tinggi sehingga ketika ia tidak mendapatkan bimbingan dan arahan, ia Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

5 144 Elvira Putri Kusumastuti, et al. akan tetap puas dengan pekerjaannya. Selanjutnya, terdapat 5 orang yang mempersepsi bahwa gaya kepemimpinan Laissez-Faire rendah(tidak sering) dan kepuasan kerja rendah, 2 diantara subjek ini berada pada usia dewasa madya dan saat ini sedang memasuki masa janda, bagi mereka kesulitan ekonomi dalam hal ini pendapatan dan keuangan terbatas merupakan masalah utama yang dihadapi. 3 diantara subjek ini berada pada usia dewasa dini dimana pada masa ini, mereka mengalami masa job hopping, penyesuaian pekerjaan yaitu memilih pekerjaan yang cocok dengan minat dan bakatnya, daya tarik pekerjaan, dan penyesuaian diri dengan pekerjaan. Mereka cenderung kurang puas dengan pekerjaannya berkaitan dengan komitmen, jumlah gaji, juga kurang involve terhadap pekerjaan. D. Kesimpulan Semakin sering(lekat) gaya kepemimpinan Laissez-Faire maka semakin rendah kepuasan kerja karyawan. Terdapat hubungan yang negatif antara Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire Dengan Kepuasan Kerja karyawan departemen handuk jahit PT X, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin sering diterapkan gaya kepemimpinan Laissez-faire, maka semakin rendah kepuasan kerja karyawan departemen handuk jahit PT X, begitu pula sebaliknya jika semakin jarang diterapkan gaya kepemimpinan Laissez-faire, maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan departemen handuk jahit PT X. Pada aspek kepuasan kerja, karakteristik pekerjaan yang berpengaruh secara berurutan pada rendahnya kepuasan kerja karyawan departemen handuk jahit yaitu aspek Co-workers, Compensation, The work itself, Job Security, Advancement Opportunity, dan Supervision. Daftar Pustaka Bartol, K., & Martin, D.C. (1994). Management, 2 edition, published by McGraw- Hill Inc. Chaudry, Abdul Qayyum. (2012). Impact of Transactional and Laissez Faire Leadership Style on Motivation doi : Hersey, Paul., & Blanchard, Ken. (1982). MANAGEMENT OF ORGANIZATIONAL BEHAVIOR: Utilizing Human Resources, 4th Edition. New Jersey: Prentice- Hall, Inc. Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi, jilid 1, edisi 16. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia Saba, Irum. (2011). Measuring The Job Satisfaction Level Of The Academic Staff In Bahawalpur Colleges. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 1, No. 1. Wexley & Yukl. (1977). Organization Behavior and Personel Psychology. Illinois : McGram Hill Volume 3, No.1, Tahun 2017

6 Prosiding Psikologi ISSN: Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Musisi di Komunitas Klab Jazz Bandung Descriptive Study Of Flow Experience In Jazz Musician In Klab Jazz Bandung 1 Ditra Aditya Prasista, 2 Hedi Wahyudi 1,2 Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung ditraprasista@gmail.com, 2 hediway@yahoo.co.id, Abstract. jazz is a music that has a high complexity. Many jazz musicians try so hard to show their work, but it s hard maintaining or achieving its popularity because of the music they play can only be accepted by the community or certain circles and eventually they stop and play in other genres that is more easily accepted by society. Even so there are people in the community Bandung Jazz clubs are still pursue jazz music and considered optimal by the audience of jazz. Playing jazz is not east, their work was less acceptable to the general public so that they find it s difficult to achieve popularity, but it is a challenge, they say that jazz is not just to gain popularity, but they can feel happiness, pleasure and satisfaction when they playing jazz. They say that when playing jazz, they feel themself drifting and late in that their play. This flow experience can make someone being optimal on their field. This research uses descriptive method, the subject of this research are about ten people. Measuring instrument used in this study is the adaptation of Flow State Scale (FSS). The results obtained from this study of ten musicians, there are seven musicians in flow intense, a musician in flow is not intense, and the two musicians are not in flow. Dimensions were found to be high on the whole subject is a skill challenge balance, unambiguous feedback, concentration to the task at hand, loss of self-consciousness and the transformation of time. recomend of this study for musicians who do not experience can flow in flow, musicians must be able to assess the ability of in order to adjust their work according to his ability and set clear objectives in a work. Keywords : Flow Experience, jazz, Flow State Scale Abstrak. Musik jazz merupakan musik yang memiliki kompleksitas tinggi. Banyak musisi jazz di Indonesia yang berusaha untuk menampilkan karya karyanya, namun kesulitan dalam mempertahankan atau mencapai popularitasnya dikarenakan musik yang mereka mainkan hanya dapat diterima oleh komunitas atau kalangan tertentu saja dan pada akhirnya mereka berhenti dan bermain di genre musik lain yang lebih mudah diterima masyarakat. Walaupun begitu terdapat musisi di komunitas Klab Jazz Bandung yang masih menekuni musik jazz dan permainannya dianggap optimal oleh para penikmat jazz. Menurut mereka selain sulit dalam memainkannya, karyanya pun kurang bisa diterima oleh masyarakat umum sehingga mereka kesulitan untuk mencapai popularitas, namun hal tersebut merupakan tantangan, mereka berpendapat bahwa musik jazz bukan hanya sekedar meraih popularitas saja, tetapi mereka dapat merasakan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan tersendiri ketika mereka memainkan musik jazz. Ketika memainkan jazz merasa dirinya hanyut dan larut dalam permainan yang mereka mainkan. Pengalaman flow ini dapat membuat seseorang optimal pada bidangnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, subjek penelitian ini berjumlah sepuluh orang. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi Flow State Scale (FSS). Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dari sepuluh musisi terdapat tujuh musisi mengalami flow intens, satu musisi mengalami flow tidak intens, dan dua musisi tidak mengalami flow. Dimensi yang ditemukan tinggi pada seluruh subjek adalah challenge skill balance, unambiguous feedback, concentration to the task at hand, loss of self consciousness dan transformation of time. Saran dari penelitian ini agar musisi yang tidak mengalami flow dapat mengalami flow, musisi harus mampu menilai kemampuan mereka agar dapat menyesuaikan karya yang sesuai dengan kemampuannya lalu menetapkan tujuan yang jelas dalam suatu karya. Kata Kunci : Pengalaman Flow, Musik jazz, Flow State Scale A. Pendahuluan Di Indonesia terdapat beragam jenis musik misalnya musik dangdut, pop, rock, soul, jazz dsb. Salah satu jenis musik yang sedang berkembang di Indonesia adalah musik jazz. Rentfrow dan Gosling (2003) mengelompokan musik jazz ke dalam musik 145

7 146 Ditra Aditya Prasista, et al. yang memiliki kompleksitas tinggi. Dalam memainkan musik jazz dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, sangat diperlukan pemahaman yang dalam mengenai unsur musik seperti ritme, melodi dan harmoni yang tidak lazim yang biasa digunakan di musik lainnya, sehingga diperlukan kesabaran dan juga latihan rutin. Banyak musisi jazz yang berusaha untuk menampilkan karya karyanya, namun kesulitan dalam mempertahankan atau mencapai popularitasnya dikarenakan musik yang mereka mainkan hanya dapat diterima oleh komunitas atau kalangan tertentu saja dan pada akhirnya mereka berhenti dan bermain di genre musik lain yang lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu tidak jarang musisi yang merasa kesulitan dalam mempelajari teknik permainan di musik jazz. Banyaknya teori dan cara permainan memungkinkan adanya perbedaan dan membuat musisi tersebut bingung mengikuti metode yang mana. Selain itu, terkadang para musisi ini merasa kesulitan dalam mempelajari suatu karya, ritme dan harmoni yang tidak lazim di tambah partitur yang sulit untuk di dapat menjadi salah satu penghambat mereka. Permainan solo improvisasi spontanitas terkadang membuat musisi musisi tersebut tegang dan hilang konsentrasi di atas panggung. Mereka terkadang merasa khawatir akan penilaian orang orang terhadap mereka, karena pada umumnya orang yang menonton jazz adalah musisi juga. Terlalu berhati hati membuat para musisi ini menjadi ragu ketika memainkan not yang pada akhirnya mereka tidak menikmati permainannya. Walaupun begitu terdapat musisi di komunitas Klab Jazz Bandung yang masih bertahan dan tetap menekuni musik jazz, permainannya pun dianggap optimal oleh para penikmat jazz. Menurut mereka memainkan musik jazz tidaklah mudah, selain sulit dalam memainkannya, karyanya pun kurang bisa diterima oleh masyarakat umum sehingga mereka kesulitan untuk mencapai popularitas, namun mereka merasa tertantang untuk memainkan musik jazz, ketika mereka berhasil memainkannya mereka merasa puas dan ingin memgulangi perasaan tersebut. mereka selalu mengevaluasi permainannya sehingga mereka memiliki tujuan yang jelas mengenai hal apa yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuannya. Mereka berpendapat bahwa musik jazz bukan hanya sekedar meraih popularitas saja, tetapi mereka dapat merasakan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan tersendiri ketika mereka memainkan musik jazz. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai gambaran pengalaman flow yang dialami oleh musisi dari komunitas Klab Jazz Bandung. B. Landasan Teori Menurut Csikzentmihalyi, pengalaman flow dapat digambarkan dan dijelaskan melalui kesembilan dimensi, keseluruhan dimensi tersebut dipetakan oleh Jackson (1996, dalam Cox, 2002) 1. Challenge skill balance Adanya perasaan seimbang yang dirasakan antara tuntutan situasi dan keterampilan pribadi. 2. Action awareness merging Karakteristik ini berfokus pada melakukan tugas secara otomatis. Otomatis ini mengarah atau menyebabkan individu untuk menampilkan aktivitas yang lebih mulus dan menghindari munculnya pikiran-pikiran yang mengganggu. Keterlibatan yang begitu mendalam ini menyebabkan adanya perasaan otomatis ketika seseorang bertindak atau beraktivitas. Individu yang mengalami flow terikat dengan aktivitasnya dan pada saat yang sama mereka berada di dalam aktivitas mereka tersebut. Individu tidak harus memikirkan apa yang mereka lakukan sebelum mereka melakukan hal Volume 3, No.1, Tahun 2017

8 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Musisi di Komunitas Klab Jazz Bandung 147 tersebut. 3. Clear goals Perasaan pasti dan tujuan yang jelas tentang hal yang akan dicapai. 4. Unambiguous feedback Feedback atau umpan balik yang diterima segera dan jelas, memastikan perasaan bahwa semua berjalan berdasarkan dengan rencana dan umpan balik segera agar seseorag tidak bertanya-tanya seberapa baik performa mereka selama flow. 5. Concentration on the task at hand Perasaan yang dirasakan sangat fokus ketika beraktivitas, kesatuan aksi dan kesadaran dibuat mungkin dengan adanya konsentrasi seutuhnya dan memfokuskan perhatian dengan aktivitas yang dilakukan saat tersebut. Konsentrasi ini terjadi tanpa usaha. Hal ini tidak berhubungan dengan upaya individu untuk mengontrol ataupun menekan pikiran. 6. Sense of control Dimensi yang merujuk pada perasaan individu yang mengontrol dan menguasai tugas yang mereka hadapi. Karakteristik dari pengalaman yang dirasakan ini pula terjadi tanpa usaha yang disengaja. 7. Loss of self-consciousness Berhubungan dengan menghilangnya diri individu yang menjadi satu dengan aktivitas yang sedang dilakukan. Hal ini merupakan kapasitas untuk menghindari perhatian dan rasa khawatir akan kemampuan individu. Selama flow, kesadaran mengevaluasi dan merencanakan sebelum bertindak. Seseorang tidak harus berpikir dengan keras sebelum bertindak. 8. Transformation of time Adanya perasaan kurang menyadari berjalannya waktu. Waktu dapat dirasakan berjalan lebih cepat maupun lebih lambat. 9. Autotelic experience Adanya perasaan melakukan suatu aktivitas untuk kepentingan diri sendiri tanpa ekspektasi akan keuntungan di masa depan. Dalam pengalaman flow yang dialami oleh seseorang, dimensi-dimensi tersebut tidak perlu seluruhnya muncul sehingga ada dimensi-dimensi yang mungkin tidak dirasakan atau dialami individu, namun pada pengalaman flow yang sangat intens, seluruh dimensi tersebut akan dialami dan dirasakan oleh individu. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Skor maksimal = 20 Skor minimal = 4 Panjang kelas = 8 Nilai tinggi = Nilai rendah = 4 12 s HASIL A TINGGI 17 TINGGI 17 TINGGI 19 TINGGI 19 TINGGI 19 TINGGI 18 TINGGI 18 TINGGI 19 TINGGI 19 F.I B TINGGI 16 TINGGI 16 TINGGI 16 TINGGI 16 TINGGI 18 TINGGI 16 TINGGI 17 TINGGI 18 TINGGI 15 F.I Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

9 148 Ditra Aditya Prasista, et al. C TINGGI 17 TINGGI 14 TINGGI 15 TINGGI 16 TINGGI 17 TINGGI 16 TINGGI 15 TINGGI 15 TINGGI 13 F.I D TINGGI 14 RENDAH 11 TINGGI 12 TINGGI 12 TNGGI 16 TINGGI 15 TINGGI 16 TINGGI 15 RNDH 11 F E TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 19 TINGGI 18 F.I F TINGGI 19 TINGGI 19 TINGGI 17 TINGGI 20 TINGGI 20 TINGGI 19 TINGGI 18 TINGGI 18 TINGGI 20 F.I G TINGGI 16 TINGGI 15 TINGGI 16 TINGGI 16 TINGGI 17 TINGGI 20 TINGGI 17 TINGGI 17 TINGGI 16 F.I H TINGGI 12 TINGGI 14 TINGGI 13 TINGGI 15 TINGGI 16 TINGGI 15 TINGGI 13 TINGGI 14 TINGGI 18 F.I I TINGGI 15 TINGGI 14 RNDH 11 TINGGI 15 TINGGI 18 TINGGI 13 TINGGI 19 TINGGI 16 TINGGI 16 T.F J TINGGI 16 TINGGI 16 RNDH 11 TINGGI 17 TINGGI 15 RNDH 9 TINGGI 13 TINGGI 18 TINGGI 17 T.F Keterangan : 1. Dimensi challenge-skill balance A J : Subjek 2. Dimensi action-awareness merging F.I : Flow Intens 3. Dimensi clear goals F : Flow 4. Dimensi unambiguous feedback T.F : Tidak Flow 5. Dimensi concentration on the task at hand 6. Dimensi sense of control 7. Dimensi loss of self-consciousness 8. Dimensi transformation of time 9. Dimensi autotelic experience Tujuh musisi yang mengalami flow yang intens Ketujuh musisi ini mengalami dimensi challenge skill balance, artinya musisi musisi ini merasa tertantang, mereka suka dengan karya yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Mereka yakin bahwa hasil latihannya akan membuat mereka bisa menguasai tantangan dari suatu karya tersebut, artinya mereka merasa optimis bisa menguasai suatu karya karena kemampuan yang dimilikinya. Menurut mereka hal tersebut dapat terjadi karena mereka rutin melatih karya yang akan mereka tampilkan, namun ketujuh musisi ini semuanya sepakat bahwa yang terpenting adalah pemilihan dari karya yang akan ditampilkan. Mereka memilih karya yang menurut mereka sulit namun mampu untuk dikuasai, serta memikirkan konsekuensi apabila memainkan karya tersebut, artinya sebelum memilih karya musisi ini memahami kemampuannya sampai mana sehingga mereka bisa membandingkan antara kemampuan yang mereka miliki dengan tantangan atau tigkat kesulitan pada karya yang akan dimainkan. Pada saat pemilihan karya, ketujuh musisi ini memahami apa yang ingin mereka capai. Ketika mereka sudah yakin akan pemilihan suatu karya maka mereka melatihnya dengan rutin. Volume 3, No.1, Tahun 2017

10 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Musisi di Komunitas Klab Jazz Bandung 149 Empat dari tujuh musisi ini telah menempuh pendidikan s1 musik, satu musisi pernah mengikuti sekolah/ les selama lima tahun dan dua musisi lainnya belajar secara otodidak. Menurut subjek yang telah menempuh pendidikan s1 musik dan subjek yang pernah mengikuti sekolah/ les musik, mereka mempunyai tutntutan untuk berlatih terus sehingga merka memiliki kemampuan (skill) untuk menghadapi tantangan sehingga mempermudah subjek untuk mengalami dimensi challenge balance skill. Setiap instansi baik itu sekolah tinggi maupun sekolah musik/ tempat les, memiliki tujuan (clear goals) yang telah ditetapkan yang nantinya bisa dijadikan feedback bagi para musisi tersebut sehingga memungkinkan para musisi ini mengalami flow. Bagi musisi yang belajar otodidak walaupun mereka tidak memiliki tuntutan, namun mereka tetap berlatih secara rutin setiap harinya. Mereka belajar melalui video yang ada di internet dan bertanya pada musisi yang lebih senior. Dengan latihan rutin ini mereka merasa gerakan atau not yang mereka mainkan terjadi begitu saja dengan spontan, artinya dalam hal ini ketujuh musisi merasakan dimensi action awareness merging. Ketujuh musisi ini merasakan dimensi clear goals, artinya mereka memiliki tujuan yang jelas, bukan hanya untuk berhasil memainkan lagu saja tetapi mereka paham dengan apa yang ingin mereka lakukan. Pada saat mereka memiliki tujuan yang jelas dan ingin melakukannya hal tersebut terjadi secara otomatis. Kemudian ketika tujuannya tercapai mereka akan memilih tantangan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Ketujuh musisi ini juga mengalami unumbigous feedback. Mereka mengetahui seberapa baik performanya. Ketika mereka merasa bahwa performanya kurang baik maka mereka akan melatih tantangan yang belum berhasil mereka kuasai dengan melatih kekurangan - kekuarangannya sehingga pada saat mereka nantinya menghadapi tantangan tersebut, mereka akan melakukannya lebih baik, namun apabila mereka merasa optimal maka mereka menetapkan tujuan yang baru yaitu memilih tantangan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi, dalam hal ini berhubungan dengan dimensi clear goals. Pemilihan tantangan yang sulit ini berguna untuk peningkatan skill, hal ini berhubungan dengan dimensi challenge skill balance. Selama memainkan musik jazz, ketujuh musisi ini dapat berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukannya. Artinya ketujuh musisi ini mengalami dimensi concentrationon the task at hand sehingga Subjek merasa menyatu dengan apa yang dilakukannya sehingga gerakan yang dilakukan muncul secara spontan, artinya subjek mengalami dimensi loss of self-consciousness yang membuat subjek kehilangan rasa cemas mengenai dirinya, mereka tidak peduli apa yang dipikirkan orang pada performanya pada saat di atas panggung. Para subjek yang mengalami flow dengan intens ini juga mengalami dimensi transformation of time. Artinya, mereka merasa bahwa jalannya waktu seolah-olah berubah ketika sedang mengalami pengalaman flow. Saat berimprovisasi, mereka menjadi sangat fokus pada setiap hal yang dilakukannya sehingga mereka tidak memiliki ruang untuk menempatkan perhatiannya pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya, termasuk salah satunya adalah jalannya waktu. Ketujuh musisi ini juga mengalami dimensi autotelic experience. Mereka merasa bahwa pengalaman selama memainkan musik jazz sangat berharga, menyenangkan, dan memuaskan. Satu musisi mengalami flow tidak intens, subjek mengalami tujuh dari Sembilan dimensi. Dimensi yang tidak dialami oleh subjek yaitu action awareness merging dan autotelic experience. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

11 150 Ditra Aditya Prasista, et al. Subjek tidak mengalami dimensi action awareness merging, artinya gerakan yang dilakukan subjek, masih belum spontan atau tidak otomatis. Subjek mempelajari musik jazz secara otodidak dan kemauannya sendiri sehingga subjek menetapkan jadwal latihan rutin sendiri setiap harinya. Subjek mengakui bahwa ia kesulitan untuk mengingat notasi tema pada suatu karya sehingga terkadang subjek memainkan notasi yang salah. Subjek yang terkadang melakukan kesalahan memainkan notasi tema suatu karya, hal ini menyebabkan subjek kurang puas dengan penampilannya, dan merasa pengalaman tersebut kurang berharga, yang artinya subjek tidak mengalami dimensi autotelic experience, pengalamannya di atas panggung membuat subjek merasa biasa saja. Walaupun demikian, subjek sudah berada pada channel flow dikarenakan subjek sudah memenuhi proximal condition (challenge skill balance, clear goals dan unumbigous feedback). Subjek sudah memiliki tujuan jelas yang ingin di capai yaitu menyelesaikan suatu karya. Dari penuturan subjek tersebut terlihat bahwa subjek melatih bagian tema lagu dan chord progression, artinya disini subjek sudah mengalami clear goals. hanya saja subjek lebih rutin melatih dan mempersiapkan bagian improvisasinya saja. ketika subjek sudah bisa memainkan tema suatu karya subjek tidak melatihnya lagi, sehingga subjek belum merasa terbiasa dengan tema suatu lagu tersebut sehingga menyebabkan subjek tidak spontan dalam memainkan tema notasi pada suatu karya (action awareness merging), Ketidakpuasan subjek membuat subjek menilai dirinya bahwa kekurangannya berada pada tema suatu karya, artinya disini subjek mampu menilai seberapa baik penampilaanya di atas panggung (unumbigous feedback). Satu orang musisi yang tidak mengalami flow dikarenakan tidak mengalami dimensi clear goals dan tidak mengalami dimensi sense of control. Subjek tidak mengalami dimensi clear goals, artinya subjek tidak memiliki tujuan yang jelas dan tidak paham apa yang ingin di capai. Subjek mengakui bahwa ia merasa tertantang untuk memainkan musik jazz. Ia menyukai tema yang sulit pada suatu karya (challenge skill balance), namun subjek terkadang merasa kebingungan ketika berada pada bagan improvisasi. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Subjek sendiri menyadari seberapa baik penampilannya di atas panggung. Ia mengakui bahwa kekurangannya ada pada bagian improvisasi, ia mepersepsi tantangan hanya berada pada tema karya lagu saja. Subjek sendiri menilai kemampuannya berada pada tingkat intermediate/advance (menengah), disini artinya subjek mengalami dimensi unumbigous feedback, ia sudah bisa menilai kemampuan dirinya, tetapi subjek tidak menetapkan tujuan untuk menutupi atau memperbaiki kekurangannya tersebut, dengan kata lain subjek tidak memiliki clear goals. sehingga subjek sering kali merasa kebingungan apa yang harus dilakukannya pada saat improvisasi. Subjek mempelajari musik jazz secara otodidak, sehingga terkadang subjek bingung materi apa yang harus di latih pada bagian improvisasi. Dari penuturannya, dapat terlihat bahwa subjek hanya menetapkan tujuan sebatas berhasil memainkan tema dari suatu karya saja. Subjek tidak menetapkan apa yang harus dicapai atau memahami apa yang harus ia lakukan pada saat improvisasi, menyebabkan subjek tidak memiliki kendali akan gerak tubuhnya. Subjek menuturkan ketika berimprovisasi subjek merasa kaku karena kebingungan apa yang akan ia lakukan, artinya subjek disini tidak mengalami dimensi sense of control, dimana pada orang yang mengalami flow intens memiliki kendali akan gerak tubuhnya. Walaupun subjek tidak mengalami dimensi clear goals, tetapi subjek selalu Volume 3, No.1, Tahun 2017

12 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Musisi di Komunitas Klab Jazz Bandung 151 mearasa bahwa penampilannya pada saat itu sangat berharga (autotelic experience). Dari penuturannya di atas, sebenarnya subjek memiliki peluang untuk mengalami flow. Apabila dilihat mengenai persepsi tantangan dan kemampuannya, subjek berada pada tahap arousal, dimana tantangan (bagan improvisasi) berada pada level yang tinggi, sedangkan kemampuannya berada pada level menengah. Satu orang musisi yang tidak mengalami flow dikarenakan tidak mengalami dimensi clear goals Subjek tidak mengalami dimensi clear goals, artinya subjek tidak memiliki tujuan yang jelas. Menurut penuturannya subjek tidak mengalami hal ini ketika ia berada pada bagan improvisasi. Pada saat di atas panggung subjek mengalami dimensi challenge skill balance, subjek merasa tertantang untuk menguasai suatu karya, subjek pun yakin dengan kemampuannya, namun terkadang subjek tidak tahu apa yang harus ia mainkan pada saat improvisasi. Berbeda dengan subjek sebelumnya, subjek ini masih memiliki kendali akan gerak tubuhnya (sense of control), jika subjek sebelumnya merasa kaku, subjek ini lebih memilih untuk menabuh terus drumnya hanya saja ia tidak tahu apa yang ia lakukan. Subjek berpendapat berimprovisasi dan bermain asal asalan dua hal yang berbeda. Ketika berada pada bagan improvisasi ia lebih sering bermain sesukanya tanpa konsep dan tanpa maksud serta tujuan yang ingin disampaikan kepada penonton. Subjek menuturkan bahwa improvisasi haruslah spontan sehingga subjek jarang melatih bagan improvisasinya. Subjek mempelajari musik jazz secara otodidak dan kemauannya sendiri. Pada saat improvisasi terkadang subjek kehabisan ide dan bingung apa yang akan dilakukannya sehingga ia mengakui bahwa terkadang ia bermain asal asalan pada saat berimprovisasi. Subjek mengalami dimensi action awareness merging, secara spontan subjek mampu memainkan notasi (menabuh drum) yang ia inginkan, baik itu pada tema suatu karya, maupun pada saat bagan improvisasi. Subjek tidak peduli apa yang penonton pikirkan terhadap permainannya (loss of self consciousness), subjek dengan mudah memusatkan perhatiannya pada apa yang sedang dilakukannya. Subjek mengetahui seberapa baik permainannya pada saat itu (unumbigous feedback), ia mempersepsi bahwa tantangan yang sulit di hadapi adalah pada saat improvisasi, ia yakin mampu menghadapi tantangan tersebut walaupun subjek mengakui bahwa ia lebih sering mengasal untuk menutupi kebingungannya. Disini dapat terlihat bahwa tantangan (bagan improvisasi) berada pada level yang tinggi, sedangkan kemampuannya berada pada level menengah, artinya subjek berada pada tahap arousal, apabila ia meemahami apa yang ingin ia capai, memungkinkan antara kemampuan dan tantangan menjadi seimbang dan memungkinkan subjek untuk mengalami flow. D. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 10 musisi di komunitas Klab Jazz Bandung yang menunjukkan adanya indikasi mengalami pengalaman flow, tujuh musisi diketahui mengalami pengalaman flow yang intens. satu musisi mengalami flow yang tidak intens, dan 2 orang mengalami arrousal. 2. Dimensi yang ditemukan tinggi pada seluruh subjek adalah challenge skill balance, unambiguous feedback, concentration to the task at hand, loss of self consciousness dan transformation of time. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

13 152 Ditra Aditya Prasista, et al. Daftar Pustaka Asakawa, K. (2004), Flow experience and autotelic personality in Japanese College Students : How do they experience challenges n daily life?journal of happiness Studies Carolyn, L. (2001), An exploration of flow among collegiate marching band participants Carpentier, J., Mageau, G. A., & Vallerand, R. J. (2011).Ruminations and Flow:Why Do People with a More Harmonious Passion Experience Higher Well- Being?Springer Science+Business Media B.V. Compton, W. (2005). An Introduction To Positive Psychology. USA : ThomsonWadsworth Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The psychological of optimal experince. New York: Harper & Row. Elliot, D.J. (1995). Music Matters: A nnew Philosophy of Music Education. New York: Oxford University Press. Jackson, S. A., & Marsh, H. W. (1996). Development and validation of a scale to measure optimal experience : The Flow Scale. Journal of Sport & Exercise Psychology, 18, Mack, D. (2001). Pendidikan Musik : Antara harapan dan realitas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Noor, H (2009). Psikometri aplikasi dalam penyusunan instrumen pengukuran perilaku. Bandung : Universitas Islam Bandung Orlick, T. (2000). In pursuit of excellence: How to win in sport and life through mental training (3 rd ed.). Champaign, IL: Human Kinetics Rentfrow & Gosling (2003). The do re mi s of everyday life : the structure and Personality correlates of music preferences Volume 3, No.1, Tahun 2017

14 Prosiding Psikologi ISSN: Hubungan Social Support dengan Parenting Stress pada Ibu dengan Anak Tunagrahita di SLB-C Z Bandung Correlation Between Social Support and Parenting Stress Towards Mother Who Have an Intellectual Disability Child at SLB-C Z Bandung 1 Hanifah Nastiti Putri Azni, 2 Suci Nugraha 1,2 Fakultas psikologi, Universitas Islam Bandung, jl. Tamansari No. I Bandung Hanifahnastiti@yahoo.com 2 sucinugraha.psy@gmail.com Abstract. Raising a child with intellectual disability can cause a great pressure for mother, and it will have impacts on parenting that is not optimal and the consequences will be felt by the child. Mother is expected to reduce the stress so that parenting can be run optimally and children will be not unnoticed by mother. To ease the burden faced by the mother, the support of the surrounding is very important to help the mother in order to withstand the difficulties. The purpose of this study was to determine the correlation between social supports and parenting stress towards mothers who have an intellectual disabled child in SLB-C Z Bandung. The method of research is the study of correlation with the respondents as many as 12 people. Measuring instrument used is a psychological scale created by the researchers based on the theory of Social Support by Sarafino (1994) and measuring tools Parenting Stress Scale by Berry & Jones (1995). The results showed that there is a negative correlation between social support and parenting stress towards mothers who have an intellectual disabled child in SLB-C Z Bandung (Rs = ), the higher the mother's received a social support, the lower the intensity of parenting stress felt by the mother. Keywords : social support, parenting stress, child with intellectual disability. Abstrak Membesarkan anak tunagrahita dapat menyebabkan ibu merasakan tekanan yang berat dan akan berdampak pada pengasuhan anak yang kurang optimal. Ketika ibu merasakan stres dalam pengasuhan anaknya, ibu diharapkan dapat mengurangi stresnya agar pengasuhan anak dapat dijalankan dengan optimal dan anak akan terperhatikan oleh ibu. Dukungan dari sekitarnya sangatlah penting untuk membantu ibu agar bisa bertahan menghadapi kesulitannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan antara social support dengan parenting stress ibu yang memiliki anak tunagrahita di SLB-C Z Bandung. Metoda penelitian yang digunakan adalah studi korelasi dengan responden sebanyak 12 orang. Alat ukur yang digunakan adalah skala psikologi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Social Support dari Sarafino (1994) dan alat ukur Parenting Stress Scale dari Berry & Jones (1995). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara Social support dengan Parenting stress ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus di SLB-C Z Bandung (R s = -0,770), maka semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu, semakin rendah intensitas stress pengasuhan yang dirasakan ibu. Kata kunci : social support, parenting stress, anak tunagrahita A. Pendahuluan Dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus, umumnya akan muncul kesulitankesulitan yang dihadapi oleh ibu, seperti terjadinya kebingungan ketika anak mereka tidak berkembang sebagaimana mestinya, ibu juga merasa kesulitan mencari informasi tentang kondisi anaknya dan mencari tempat terapi untuk anaknya, ibu juga merasa tertekan dan malu dengan kondisi anaknya dan juga kesulitan membagi perhatian antara anaknya dan pasangan (Astutik 2014). Masalah lain yang benar-benar faktual adalah kondisi finansial keluarga yang terganggu akibat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh anak berkebutuhan khusus tersebut, seperti mencari terapis, sekolah khusus, dan lain-lain (Sianiwati Sunarto, 2007, dalam Halim, Budiman 2009). Keterbatasan yang dimiliki anak membuat ibu mengalami kesulitan dalam mengelola emosi negatif yang dirasakan oleh ibu saat mengasuh anak. ibu dapat merasakan malu atas komentar negatif yang diberikan pada anaknya, dan hal tersebut membuat ibu 153

15 154 Hanifah Nastiti Putri Azni, et al. kehilangan kepercayaan dirinya dan merasakan malu untuk pergi keluar rumah bersama anaknya. Meski dengan adanya perasaan negatif yang dirasakan, ibu kemudian bisa bangkit dan mengatasi emosi negatif tersebut, ibu sangat dekat dengan anaknya karena menghabiskan sebagian besar waktu dengan anaknya. Ibu juga berperan aktif dalam pengasuhan anak dan aktif dalam mencari informasi mengenai kondisi anaknya, dan memiliki harapan positif pada anaknya bahwa nantinya anaknya akan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada pula ibu yang tidak bisa mengolah emosi negatif yang dirasakannya dan tetap merasa bahwa hari-hari yang dilaluinya berat dan mengasuh anak merupakan beban yang sangat berat. Selain merasa malu dan kesulitan dengan kondisi anaknya, ibu juga kadang merasa tidak bersedia menerima anaknya dan ingin mengabaikannya. Ibu tidak memiliki harapan yang positif pada anaknya karena ibu takut kecewa jika harapannya tidak terpenuhi. Ibu merasa ketika ada orang lain yang membicarakan hal buruk mengenai kondisi anaknya itu merupakan hal yang sangat berat yang kemudian membuat ibu menjadi merasa sangat lelah. Ibu kesulitan mengelola emosinya, ibu akan menjadi tidak sabar ketika mengasuh anak dan kemudian menjadi marah. Stres dialami oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, stres mengasuh anak atau parenting stress memiliki kekhasan tersendiri (Gunarsa, 2006). Parenting menjadi sebuah pengalaman yang memunculkan stres bagi kebanyakan orang tua, bagaimanapun keadaan lingkungan di sekitarnya. Orang tua yang merasa letih karena menghadapi kebutuhan keluarga yang tidak ada habisnya, terutama yang berkaitan dengan anak, dapat kehilangan antusiasme mereka dalam parenting. Selain itu, menurut Gunarsa ((2006) dalam junida 2015), orang tua yang sedang dalam kondisi stres, dalam hal ini stres mengasuh anak maka, intensitasnya dalam menunjukkan emosi cenderung lebih tinggi. Orang tua dengan tingkat parenting stress yang tinggi cenderung menunjukkan perilaku amarah yang lebih intens daripada mereka yang memiliki tingkat parenting stress yang rendah. Menurut Abidin (dalam Ahern, 2004) stres pengasuhan atau parenting stress digambarkan sebagai kecemasan dan ketegangan yang melampaui batas dan secara khusus berhubungan dengan peran orang tua dan interaksi antara orang tua dengan anak. Ketika ibu merasakan stres dalam pengasuhan anaknya, hal tersebut akan berdampak pula pada pengasuhan anak yang tidak optimal, yang akibatnya akan dirasakan oleh anaknya. Ibu diharapkan dapat mengurangi stresnya agar pengasuhan anak dapat dijalankan dengan optimal dan anak akan terperhatikan oleh ibu. Untuk mengurangi beban yang dihadapi oleh ibu, dukungan dari sekitarnya sangatlah penting untuk membantu ibu agar bisa bertahan mengahadapi kesulitannya. Dengan dukungan dari keluarga maupun teman dapat mempengaruhi berkurangnya stres pengasuhan pada ibu dan mengatasi distress. Menurut penelitian yang dilakukan Ramdhany (2016), salah satu faktor yang berhubungan dengan stres pengasuhan adalah dukungan sosial yang diterima. Menurut Cohen dan Syme (dalam Pratita, 2012), dukungan sosial keluarga merupakan keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain sehingga orang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Menurut model buffering hypothesis dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil pengaruh dari tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Melalui model ini, dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil pengaruh dari tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu lewat pemberian strategi coping yang tepat yang dapat membantu menurunkan stres. Ketika ibu mengalami stres dalam pengasuhan dan merasa tertekan, dukungan sosial menjadi hal yang melindungi ibu untuk tidak terus Volume 3, No.1, Tahun 2017

16 Hubungan Social Support dengan Parenting Stress pada Ibu mengalami perasaan tertekan, dimana jika perasaan tertekan tersebut terjadi secara terus menerus akan berubah menjadi depresi, sehingga ibu akan kembali merasa kuat dalam menjalani kegiatannya sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui mengenai hubungan social support dengan Parenting stress ibu yang memiliki anak tunagrahita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan antara Social support dengan Parenting stress ibu dengan anak tunagrahita di SLB-C Z Bandung B. Landasan Teori Menurut Sarafino (1994) dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok. Dukungan sosial memiliki 4 dimensi, yaitu dukungan emosional (emotional support) adalah suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui empati, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap individu lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan rasa nyaman, perasaan dilibatkan dan dicintai pada individu yang bersangkutan. Dukungan ini juga meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain. Dukungan penghargaan (esteem support) adalah suatu bentuk dukungan yang terjadi melaui ekspresi seseorang dengan menunjukan suatu penghargaan positif terhadap individu, dukungan atau persetujuan tentang ide-ide atau perasaan dari individu tersebut dan perbandingan positif dari individu dengan orang lain yang keadannya lebih baik atau lebih buruk. Bentuk dukungan ini bertujuan untuk membangkitkan perasaan berharga atas diri sendiri, kompeten dan bermakna. Dukungan instrumental (instrumental support) adalah bentuk dukungan langsung yang di wujudkan dalam bentuk bantuan material atau jasa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah secara praktis. Contoh dukungan ini seperti pinjaman atau sumbangan uang dari orang lain, penyediaan layanan penitipan anak, penjagaan dan pengawasan rumah yang ditinggal pergi pemiliknya dan lain sebagainya yang merupakan bantuan nyata berupa materi atau jasa. Dukungan informasi (information support) adalah suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat/saran, penghargaan, bimbingan/ pemberian umpan balik, mengenai apa yang dilakukan individu, guna untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Parenting stress merupakan kecemasan dan ketegangan berlebihan yang secara khusus terkait dengan peran orang tua dan interaksi antara orang tua dengan anak (berry & jones 1995). Parenting stress terdiri dari 2 dimensi yaitu dimensi pleasure, yaitu komponen positif dari parenting yang membawa keuntungan secara emosional (cinta, kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan) serta perasaan akan self-enrichment dan pengembangan diri. Dimensi Strain yaitu komponen negatif dari parenting yang melibatkan tuntutan akan berbagai sumber seperti waktu, tenaga, dan uang, serta adanya larangan, perasaan malu, dan kontrol. Pada pengukuran ini peneliti menggunakan parenting stress scale (PSS) dari (Berry & Jones, 1995), yang dikembangkan oleh Berry dan Jones (1995) sebagai alternatif untuk 101-item Parenting Stress Index milik Abidin dengan item yang lebih ringkas. PSS terdiri dari 18 item self report dimana setiap item mewakili situasi positif dan negatif orang tua dalam pengasuhan. PSS secara spesifik memfokuskan pada stres yang disebabkan oleh peran sebagai orang tua melalui gambaran hubungan orang tua dengan anak dan perasaan mereka mengenainya, yang dikaitkan dengan adanya komponen pleasure dan strain dalam pengasuhan anak (Berry & Jones, 1995). Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Laissez- Faire dengan Kepuasan Kerja Karyawan Departemen Handuk Jahit PT X. Correlation Between Job Satisfaction

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Musisi di Komunitas Klab Jazz Bandung Descriptive Study Of Flow Experience In Jazz Musician In Klab Jazz Bandung 1 Ditra

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Social Support dengan Parenting Stress pada Ibu dengan Anak Tunagrahita di SLB-C Z Bandung Correlation Between Social Support and Parenting Stress Towards Mother

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga BMX di Komunitas Bandung BMX Descriptive Study of Flow Experience in BMX Sport on Bandung BMX Community 1 Sabanjaka

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Kontribusi Komitmen Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Produksi di PT. X Contribution Study of Organizational Commitment to Work Discipline on Production

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pengukuran Pengalaman Flow Pratisi Senior Parkour Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pengukuran Pengalaman Flow Pratisi Senior Parkour Bandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengukuran Pengalaman Pratisi Senior Parkour Bandung Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi kuesioner penelitian yang telah disebarkan.

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi CV X Bandung, dengan menggunakan metode studi deskriptif terhadap 42 orang karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung Keywords : Flow Experience, Skateboarding

Jl. Tamansari No.1 Bandung Keywords : Flow Experience, Skateboarding Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Skateboarding di Komunitas Pasopati Under The Bridge Bandung Descriptive Study of Flow Experience in Skateboarding

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self Efficacy dengan pada Mahasiswa Teknik Prodi Teknik Industri Angkatan 2012 di Unisba Coralation of Self Efficacy with Adjustmen Academic to Engineering

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Pemaknaan Kerja dengan Motivasi Kerja Karyawan Roomboy di Hotel X Bandung. The Relationship between The Making Work with Employee Motivation Roomboy

Lebih terperinci

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung 1 Haunan Nur Husnina, 2 Suci Nugraha 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

Pengalaman Flow pada Tattoo Artist di Paguyuban Tattoo Bandung Flow Experience of Tattoo Artist in Paguyuban Tattoo Bandung

Pengalaman Flow pada Tattoo Artist di Paguyuban Tattoo Bandung Flow Experience of Tattoo Artist in Paguyuban Tattoo Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Pengalaman Flow pada Tattoo Artist di Paguyuban Tattoo Bandung Flow Experience of Tattoo Artist in Paguyuban Tattoo Bandung 1 AF Mirza Firmansyah, 2 Dewi Rosiana 1,2

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Ramp Handling Maskapai Penerbangan X di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi. Adinda Dwi Fajrina, 2 Dewi Rosiana

Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi. Adinda Dwi Fajrina, 2 Dewi Rosiana Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi 1 Adinda Dwi Fajrina, 2 Dewi Rosiana 1,2 Psikologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai flow pada pemain softball yang menjadi semifinalis pada kejuaraan Partha cup di yogyakarta tahun 2013. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, maka organisasi tersebut harus dapat mengembangkan potensi SDM dan memperketat budaya sehingga mampu menyesuaikan dengan perubahan. Adanya kesesuaian

Lebih terperinci

EMA SAFITRI

EMA SAFITRI 1 GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR S k r i p s i Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: EMA SAFITRI 051301056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Renang Sinkronisasi Pada Atlet di PRSI Jawa Barat Deskriptif Study of Flow Experience in Athlete Synchronized

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dan kinerja pada buruh pabrik bagian produksi dept. spinning di PT. Bintang Agung Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Employee Engagement Karyawan Bank X Correlation between Transformational Leadership with Employee Engagement in Bank

Lebih terperinci

Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction

Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction 1 Reisha Assonia,

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Atlet Olahraga Climbing di Skygers Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Atlet Olahraga Climbing di Skygers Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Atlet Olahraga Climbing di Skygers Bandung 1 Danti Delinda Azarine, 2 Milda Yanuvianti 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial suami dengan subjective well-being pada ibu yang memiliki anak autis di Yayasan X Kota Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Employee Engagement dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan Gudang PT. X. Correlation between Job Satisfaction with Employee Engagement in Warehouse PT.X 1 Novi

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Andri Gunawan e-mail : mixtape.inside.andri@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui motivasi berprestasi dalam bidang akademik pada siswa pecandu game online yang berusia 13-17 tahun di warnet X kota Y. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat Self-Efficacy Beliefs dalam mempromosikan produk Wine dan Spirits yang dimiliki sales Shop X Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Korelasional Antara Culture Shock dan Penyesuaian Diri Bidang Akademik pada Mahasiswa Papua Tahun Pertama di Universitas X Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resilience At Work Pada Karyawan Tetap Marketing Asuransi Jiwa di PT. AXA Mandiri di Kota Bengkulu. Tujuannya adalah mengetahui gambaran

Lebih terperinci

i Universitas Kristen Maranatha

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi deskriptif mengenai kepuasan kerja pada teller Bank X cabang Bengkulu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat kepuasan kerja pada teller

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Make up dapat mempengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada mahasiswi yang menggunakan make up jurusan public relations di Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation ABSTRACT Development in technology and information era has impact on changing the way companies in doing business and change behavior, consumer preferences and demands. The key to success for the company

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER COMMUNITY SATISFACTION INDEX IN OUTPATIENT INSTALLATION PULMONARY HOSPITAL JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Skill Variety, Task Identify, Task Significant, Autonomy, Feedback, Job Enrichment, Job Effectiveness. viii

ABSTRACT. Key Words: Skill Variety, Task Identify, Task Significant, Autonomy, Feedback, Job Enrichment, Job Effectiveness. viii ABSTRACT Human resource in organization is crucial aspect that determining organization effectiveness. In its implication, organization needs always investment to recruits, selects, and maintains its human

Lebih terperinci

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization Abstract This study was conducted to verificate communication supervisor and its impact on job satisfaction

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

v Universitas Kristen Maranatha

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study was conducted to describe the degree of self compassion on mother with intellectual disability children in SLB C X Bandung. Self compassion is ability to comfort ourselves, see a failure

Lebih terperinci

Hubungan antara Kegiatan Employee Relations dengan Kepuasan Kerja The Relationship between Activities Employee Relations with Satisfaction Work

Hubungan antara Kegiatan Employee Relations dengan Kepuasan Kerja The Relationship between Activities Employee Relations with Satisfaction Work Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan antara Kegiatan Employee Relations dengan Kepuasan Kerja The Relationship between Activities Employee Relations with Satisfaction Work 1 Fathia Nurul

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada siswa kelas XII yang mengambil jurusan IPA dan IPS di SMA X Bandung beserta dimensi-dimensi konsep diri serta kaitannya dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja pada karyawan divisi jahit di PT X Bandung. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK  Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang

Lebih terperinci

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Profil Flow dalam Bekerja pada Alumni Psikologi Unisba Menyelesaikan Studi dengan Lulus Cum Laude

Studi Deskriptif Mengenai Profil Flow dalam Bekerja pada Alumni Psikologi Unisba Menyelesaikan Studi dengan Lulus Cum Laude Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Profil Flow dalam Bekerja pada Alumni Psikologi Unisba Menyelesaikan Studi dengan Lulus Cum Laude 1 Amalia Rubini, 2 Indri Utami 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA Flora Grace Putrianti Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ABSTRACT

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kepuasan kerja dan aspek-aspeknya pada karyawan divisi HR PT. X Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Anggota Transmania Bandung dalam Program Transmania Broadcast Session 2017 Relationship between Interpersonal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian kinerja karyawan bagian operasional khususnya divisi produksi 1-A dan divisi produksi 1-B pada PT. Pupuk Kujang Cikampek,

Lebih terperinci

Hubungan antara Persepsi Dukungan Wali Kelas dengan Self Efficacy Siswa di SMK TI-Garuda Nusantara

Hubungan antara Persepsi Dukungan Wali Kelas dengan Self Efficacy Siswa di SMK TI-Garuda Nusantara Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Persepsi Dukungan Wali Kelas dengan Self Efficacy Siswa di SMK TI-Garuda Nusantara 1 Alti Sella Pratiwi, 2 Endang Supraptiningsih 1,2 Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Korban Online Dating Scam di Komunitas x Correlation of Social Support and Adaptational Outcomes on Victims

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA ANGGOTA TAMTAMA-BINTARA TNI ANGKATAN DARAT DETASEMEN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG LANDASAN UDARA AHMAD YANI SEMARANG Novira Daniaputri, * Zaenal

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Generally, a company existed to fulfill human desire for goods and service. In the realization there is always an interaction between a company with their environment. At the end, an interaction

Lebih terperinci

vi Universitas Kristen Maranatha

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study is titled "Descriptive Study of Employee Satisfaction on Company Secretariat and Human Resources Division at PT." X "London." The purpose of this study was to obtain a detailed picture

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Korelasional antara Persepsi terhadap Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Karyawan Produksi PT.L Bandung Correlation Studies between Perception of Leadership and Job

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Parkour (Penelitian Pada Praktisi Senior Komunitas Parkour Bandung)

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Parkour (Penelitian Pada Praktisi Senior Komunitas Parkour Bandung) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Parkour (Penelitian Pada Praktisi Senior Komunitas Parkour Bandung) 1) Media Detri Erlanda, 2) Siti Qadariah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menentukan Sekolah Keterlibatan siswa reguler SMP Inklusi "X" di kota Bandung. Judul penelitian ini adalah "Studi Deskriptif Tentang Sekolah Keterlibatan siswa reguler

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 28-33 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan kepribadian sendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan college adjustment. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh kemajuan zaman. Hal ini membawa dampak yang cukup besar bagi dunia industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Komponen-komponen yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

Optimalisasi Penggunaan Layanan Komunikasi 147 Oleh Pelanggan Indihome Optimization of Communications Service Care 147 by Customer Indihome

Optimalisasi Penggunaan Layanan Komunikasi 147 Oleh Pelanggan Indihome Optimization of Communications Service Care 147 by Customer Indihome Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Optimalisasi Penggunaan Layanan Komunikasi 147 Oleh Pelanggan Indihome Optimization of Communications Service Care 147 by Customer Indihome 1 Ridha Nurjanah,

Lebih terperinci

ii Universitas Kristen Maranatha

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepribadian Dosen Universitas X. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung ABSTRAK Penellitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Work pada Dosen Pengajar KBK Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai work engagement dari

Lebih terperinci

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research study titled descriptive of self-efficacy beliefs to meet the minimum score on the TOEFL test as a condition of Economics student faculty scholar at the University of trial "X" Bandung.

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi kerja dan kinerja karyawan marketing di Distributor Ban X Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) ABSTRAK Sumberdaya manusia mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan karena sumberdaya manusia adalah aset organisasi yang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR 27 GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR Florensia Limantara dan Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Tipe Technostress Pada Karyawan Perusahaan X Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat derajat tipe technostress pada karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat disertai oleh perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 246-6448 Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung 1 Rahmadina Haturahim, 2 Lilim Halimah 1,2

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat resilience pada guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus di SD X Bandung. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK Penurunan kinerja merupakan masalah yang ingin dihindari oleh perusahan mengingat karena dampaknya yang cukup besar bagi perusahaan. Dampak tersebut berupa terhambatnya target yang seharusnya

Lebih terperinci

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat resiliensi ibu dengan anak cerebral palsy di SLB X Bandung. Responden yang dijaring datanya adalah ibu yang memiliki anak cerebral palsy di SLB

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRL (SPG) LAPANGAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRL (SPG) LAPANGAN HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRL (SPG) LAPANGAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik dengan metode korelasi. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengontrak

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI Ayu Rahmawati Permatasari, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 sariarp93@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi kerja pada perawat instalasi rawat inap prima I di Rumah Sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive

Lebih terperinci

Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan

Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan The Relation of Pertamina Cilacap Employee Relation s Activity with Employee

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul : Studi Deskriptif Mengenai Tipe Perilaku Konsumen Dalam Membeli Telepon Selular Teknologi GSM pada Mahasiswa Di Fakultas X Universitas Y Kota Bandung, yang diteliti oleh

Lebih terperinci

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebetuhuan individu salah satunya ialah kebutuhan bermain. Kebutuhan ini dapat terpenuhi melalui humor. Masingmasing individu memiliki humor

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Kompensasi Ekstrinsik, Kompensasi Instrinsik, Kepuasan Kerja, Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata Kunci : Kompensasi Ekstrinsik, Kompensasi Instrinsik, Kepuasan Kerja, Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Indosat Mega Media ( IM2 ) Bandung-Jawa Barat, dimana bentuk kompensasi yang diterima oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEPIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DI MEDIASI OLEH ORGANIZATIONAL LEARNING CAPABILITY PADA KARYAWAN ADMINISTRASI

PENGARUH KEPIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DI MEDIASI OLEH ORGANIZATIONAL LEARNING CAPABILITY PADA KARYAWAN ADMINISTRASI PENGARUH KEPIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DI MEDIASI OLEH ORGANIZATIONAL LEARNING CAPABILITY PADA KARYAWAN ADMINISTRASI DI SURABAYA OLEH : SELVIE CHRISTANTO 3103010225 JURUSAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study was carried out aimed to see whether there is a relationship between emotional intelligence and peak performance in athletes basketball PIMNAD in Bandung. The sample in this study twenty-five

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui informasi yang dapat menjelaskan mengenai gambaran kemandirian remaja bungsu SMA Negeri X di Bandung berdasarkan tiga aspek kemandirian Steinberg (2002),

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Resilence At Work pada para CEO Start-Up yang tergabung di dalam komunitas X di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA (Studi Korelasional di SMA Negeri 31 Jakarta) Correlation Between Student s Perception

Lebih terperinci

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara humor styles dengan stress pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Y Universitas X Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO

OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL SERTA KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR BEJI PASURUAN OLEH: ARDI YULIANTO LEMBONO

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research entitled Relation between Work Interfering with Family and Marital Satisfaction of working husband/wife at Bandung, the purpose of this research is to obtain an overview about how

Lebih terperinci