PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Susanto Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI OLEH : OKA TAMA BAGUS PRAYOGA NIM PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018
2 PENERAPAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANJUNGPINANG (Studi di DPPKAD Kota Tanjungpinang) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan disiplin pegawai pada kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. Selain itu juga saya mencoba mengidentifikasi hambatan-hambatan terkait dengan pendisiplinan kerja pegawai pada organisasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. Teknik sampel menggunakan proposive sampling. Terdapat 15 orang informan dan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang sebagai informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan disiplin pegawai pada kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang adalah bersifat prefentif dan korektif. Masih terdapat ketidakdisiplinan pegawai antara lain, terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan disiplin yang dilakukan telah mempertimbangkan kemampuan bagi tiap pegawai, yaitu dengan cara menempatkan pegawai sesuai kemampuan. Selain itu penerapan disiplin juga dilakukan dengan cara memberikan contoh baik terhadap pegawai yang dilakukan oleh pimpinan. Kata Kunci: Disiplin pegawai, Disiplin preventif, Disiplin korektif
3 ABSTRACT This study aims to determine the application of employee discipline to the office of financial and asset management revenue office tanjungpinang city area. Besides that I also try to identify the barriers associated with employee work discipline on the organization. the population in this study is all employees in the area of financial management and tanjungpinang urban area assets. Sampling technique uses proposive sampling. There were 15 informants and head of the provincial tanjungpinang financial and asset management services as key informants. The result of this research shows the implementation of discipline of employees at the office of the financial and asset management office of tanjungpinang city area is prefentive and corrective. there is still insufficiency of employees among others, late in the office, leaving the office before the designated time, not using the specified uniform. the results of this study indicate that the implementation of the discipline has taken into account the ability of each employee, that is by placing employees according to their ability. In addition, the implementation of discipline is also done by giving a good example to the employee that the leader has done. Key Words: Employee s Disciplinary, Preventive Discipline, Corrective Discipline
4 PENDAHULUAN Keberhasilan suatu organisasi dapat dilakukan dengan adanya pengembangan manajemen sumber daya manusia, seperti perbaikan sistem kerja yang digunakan dalam pemerintahan atau organisasi, perkembangan sumber daya manusia dengan pelatihan dan pengembangan pegawai serta mengadakan alih teknologi tinggi. Disamping itu, untuk mencapai tujuan organisasi perlu diupayakan langkah-langkah yang terencana, sistematik, berkelanjutan, dan terkoordinasi dalam meningkatkan kualitas serta pengabdian pegawai. Pembinaan disiplin pegawai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengabdian dan perannya dalam pencapaian tujuan. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi, akan bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Agar kedisiplinan dapat terlaksana dengan baik, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan serta sesuai dengan kemampuan dari para pegawai, karna
5 tegaknya disiplin kerja dari para pegawai menyebabkan pelaksanaan kinerja lembaga atau organisasi lebih efektif dan efisien, serta mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. DPPKAD Kota Tanjungpinang juga dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar dapat memberikan pelayan prima, dibutuhkan personil yang tidak hanya saja memiliki komptensi yang memadai, tapi juga disiplin kerja yang tinggi, hal ini dimaksudkan agar pelayanan dapat diberikan secara efektif dan efesien. Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja kantor, ini dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang datang dan pulang kerja tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan, masih ada pegawai yang tidak konsisten dalam menggunakan fasilitas kantor serta masih ada pegawai yang lalai dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan uraian diatas maka saya berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai kedisiplinan pegawai di kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang dalam bidang Kepegawaian, maka dengan ini saya tertarik untuk melakukan sebuah kegiatan penelitian dengan judul Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui penerapan disiplin kerja pegawai pada kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang b) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam disiplin kerja pegawai pada kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
6 a) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kantor untuk terus meningkatkan kedisiplinan pegawai demi kelancaran administrasi kerja pegawai Kantor DPPKAD Kota Tanjungpinang. b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian serupa. 1. Pengertian Disiplin Kerja Dalam kehidupan organisasi, kondisi tertib dan teratur merupakan aspek penting yang berperan pada kelancaran organisasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk menciptakan suasana tertib dan teratur dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Agar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan ketaatan dan peran yang positif dari setiap pegawai. Untuk dapat diwujudkannya ketaatan dan peran positif pegawai itu pula, tentunya tidak terlepas dari kedisiplinan yang harus dimiliki oleh tiap tiap pegawai yang ada dalam sebuah lingkungan kerja. (Moekijat,1989:139). Mengemukakan pendapat dalam menjelaskan pengertia disiplin sebagai berikut : Disiplin berasal dari kata disciple yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatumenjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya menjalanjkan peraturan organisasi. Selanjutnya menurut Keith David dalam Wulandari (2017:6), menyatakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
7 Kemudian Sastrohadiwiryo (2003:291) menegenai disiplin mengemukakan hal sebagai berikut :, disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sangsinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut menurut Gie (2005:56) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu perusahaan tunduk kepada peraturan peraturan yang ada dengan senang hati. Sementara Siagian (2000:305) dalam menjelaskan definisi disiplin, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, dimana disiplin tidak lagi dipandang sebagai sebuah prilaku karyawan, melainkan disiplin merupakan merupakan tindakan manajemen mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya Dari beberapa definisi di atas yang menguraikan tentang definisi disiplin, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sebuah sikap, perbuatan atau prilaku seseorang atau sekelompok orang yang secara sadar atau dengan kerelaan mematuhi maupun secara paksaan oleh pihak tertentu yang dalam hal ini adalah pihak manajemen untuk mematuhi kaidah-kaidah yang ada di sekitarnya Dalam kaitannya dengan disiplin kerja, Sartrohadiwiryo (2003:291) mengemukakan bahwa : disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang
8 tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kemudian dijelaskan juga oleh (Moekijat, 1989: 39) mengenai disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang didalam tubuh pekerja sendiri yang mengebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku Sementara Sutriso dalam Manansal, Sepal dan Baramuli (2016: 8)) mengemukakan tentang hal disiplin kerja dari sudut pandang yang berbeda, dimana disiplin kerja adalah sesuatu yang dianggap sebagai alat yang digunakan para menajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. Dari beberapa pendapat yang penulis uraikan di atas, maka dapat pula disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin kerja adalah serangkai kegiatan dalam sebuah organisasi atau lingkungan kerja yang mana dalam kegiatan tersebut seluruh karyawan mematuhi kaidah kaidah organisasi yang berlaku dengan tujuan tercapainya tujuan organisasi, selain itu disiplin juga mengandung sanksi bagi tiap tiap pelanggaran aturan yang berlaku. Menurut Suradinata (1997:128) Disiplin Kerja dapat dibentuk dan dikembangkan melalui berbagai cara antara lain: 1. Melalui pendidikan yang tidak formal yaitu dalam kehidupan keluarga dan lingkungan sekitarnya. 2. Melalui pendidikan formal yaitu melalui jalur Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan maupun Pendidikan Tinggi. 3. Melalui latihan kepemimpinan terutama melalui pelatiahan pembentukan dasar disiplin melalui sikap, cara bertindak, berbicara sesuai dengan aturan dan kebiasaan untuk bersikap patuh dan taat yang dapat membentuk semangat penguasaan diri dalam kehidupan organisasi dan masyarakat. 4. Melalui keteladanan. Ini berarti disiplin harus dimulai dari tingkat pimpinan terlebih dahulu.
9 5. Melalui gerakan Disiplin Nasional, yaitu untuk mewujudkan kepatuhan dan keteladanan yang lahir dari sikap patuh oleh seluruh masyarakat terhadap ketentuan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis sebagai konvensi yang berlaku secara nasional. Jadi yang dimaksud dengan disiplin nasional adalah disiplin yang sudah menjadi milik bangsa yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat. Dari pendapat di atas dapat pula diartikan bahwa disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan melalui sosialisasi sosialisasi tertentu yang dilakukan baik dilembaga formal maupun non formal, khususnya pada lembaga formal yang dalam hal ini adalah lingkungan kerja, terdapat pula dimensi vertikal yang mana disiplin dapat dilakukan melalui keteladanan pemimpin atau juga melalui gerakan nasional. Hal tersebut juga berarti perlu adanya control secara langsung dari seorang pemimpin atau pihak yang lebih tinggi untuk dapat mewujudkan rasa disiplin bagi setiap karyawan yang ada dalam lingkungan kerja. Yang dimaksud dengan kedisiplinan yang baik, merupakan hal yang sulit, tetapi Hasibuan (2009 : 193) memberikan definisi sebagai berikut : 1. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. 2. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Jadi, dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. 3. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Dari pendapat diatas dapat pula disimpulkan bahwa disiplin kerja sangat erat sekali hubungannya dengan ketaatan karyawan dalam menjalankan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan lingkungan kerja. Adapun sesuatu hal yang dianggap baik adalah orang orang yang secara sadar mentaati segala peraturan yang berlaku, sedangkan orang orang yang tidak bisa mematuhi peraturan mereka dikategorikan sebagi karyawan yang kurang baik dan perlu dilakukan tindakan berupa sanksi agar kedisiplinan dapat terlaksana dengan baik. 2. Jenis Jenis Disiplin Kerja Terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu disiplin Preventif dan disiplin korektif menurut Siagian (2006:305) :
10 a) Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewenganpenyelewengan dapat dicegah. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan, dan prilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi, untuk mencegah jangan sampai para pegawai bersikap negatif. Penjelasan mengenai disiplin preventif di atas mengandung makna, bahwa dalam menerapkan disiplin dilakukan usaha usaha pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran tata tertip oleh karyawan. Adapun usaha usaha yang dimaksud tersebut antara lain dengan melakukan hal hal sebagai berikut : 1. Kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap yang dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat standat peraturan tertulis maupun tidak tertulis dalam organisasi. 2. Mencegah jangan sampai terjadinya prilaku negatif bagi setiap anggota organisasi Ada beberapa cara menegakkan disiplin preventif dalam suatu organisasi menurut Darsono dan Siswandoko (2011:130) : 1) Pegawai diseleksi dan ditempatkan sesuai dengan aturan yang berlaku 2) Pegawai dididik dan dilatih sebelum ditempatkan pada suatu pekerjaan 3) Pegawai ditempatkan sesuai kebutuhan pekerjaannya dan kemampuannya 4) Membangun pegawai untuk memiliki sikap positif terhadap pekerjaan yang akan dikerjakannya 5) Membangun pegawai untuk memiliki keberanian mengeluarkan pendapat dan memberikan kesempatan kepadanya. 6) Mengevaluasi kinerja pegawai dam memberikan hasilnya sebagai umpan balik untuk memperbaiki pola pikir dan prilakunya dalam pekerjaan b) Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.
11 Tindakan sanksi korektif seharusnya dilakukan bertahap, mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Syles dan Strauss menyebutkan empat tahap pemberian sanksi korektif, yaitu: Disamping itu, dalam pemberian sanksi korektif seharusnya memperhatikan tiga hal sebagai berikut : a. Pegawai yang diberikan sanksi harus diberitahu pelanggaran apa yang telah diperbuatnya. b. Kepada yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri c. Dalam hal pemberian sanksi terberat, yaitu pembrhentian perlu dilakukan lain, mengapa manajemen terpaksa mengambil keputusan atau tindakan sekeras itu. Wawancara keluar (exit interview) pada waktu mana dijelaskan antara Burack dalam Siagian (2006:305) mengingatkan bahwa pemberian sanksi korektif yang efektif terpusat pada sikap atau perilaku seseorang dalam unit kelompok kerja yang melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja dan bukan karna kepribadiannya. Untuk itu, dalam penerapan sanksi korektif hendaknya berhati-hati jangan sampai merusak seseorang maupun suasana organisasi secara keseluruhan. Dalam pemberian sanksi korektif harus mengikuti prosedur yang benar sehingga tidak berdampak negatif terhadap moral kerja anggota kelompok. Ada beberapa pengaruh negatif bilamana tindakan sanksi korektif dilakukan secara tidak benar, yaitu : disiplin manajerial, disiplin tim, disiplin diri. 3. Prinsip-prinsip pendisiplinan Menurut Soejono (1997:67), dengan adanya tata tertib yang ditetapkan, dengan tidak sendirinya para pegawai akan mematuhinya, maka perlu bagi pihak organisasi mengkondisikan karyawannya dengan tata tertib kantor. Untuk mengkondisikan pegawai agar bersikap disiplin, maka dikemukakan prinsip pendisiplinan sebagai berikut : 1) Pendisiplinan dilakukan secara pribadi. Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan dihadapan orang banyak, karena bila hal tersebut dilakukan mengebabkan karyawan yang bersangkutan malu dan tidak menutup kemungkinan akan sakit hati. 2) Pendisiplinan yang bersifat membangun.
12 Selain menunjukan kesalahan yang dilakukan karyawan, haruslah disertai dengan memberi petunjuk penyelesaiannya, sehingga karyawan tidak merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan. 3) Keadilan dalam pendisiplinan. Dalam melakukan tindakan pendisiplinan, harusnya di lakukan secara adil tanpa pilih kasih serta tidak membeda-bedakan antara karyawan. 4) Pendisiplinan dilakukan pada waktu karyawan tidak absen. Pimpinan hendaknya melakukan pendisiplinan ketika karyawan yang melakukan kesalahan hadir, sehingga secara pribadi ia mengetahui kesalahannya. 5) Setelah pendisiplinan hendaknya dapat bersikap wajar. Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar seperti biasa dan tidak kaku dalam bersikap. Uraian mengenai prinsip-prinsip pendisiplinan karyawan sebagaimana tertera di atas, menjelaskan bahwa pendisiplinan hendaknya dilakukan dengan tata cara yang tepat. Dimana pendisiplinan bukanlah suatu hal yang pada akhirnya membuat tujuan organisasi menjadi lebih buruk, melainkan pendisiplinan mengarah pada keharmonisan hubungan dalam lingkungan pekerjaan.selain itu, pendisiplinan juga tidak merugikan salah satu pihakyang ada dalam lingkungan pekerjaan. 4. Indikator Disiplin Kerja Menurut Saksono dalam Wulandari (2017:13), adapun beberapa hal yang dilihat dalam menentukan kedisiplinan pegawai antara lain adalah sebagai berikut: 1) Ketepatan waktu Para pegawai dating kekantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik. 2) Menggunakan peralatan kantor dengan baik. Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor, dapat menunjukan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan. 3) Tanggungjawab yang tinggi Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerjanya, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik. 4) Ketaatan terhadap aturan kantor. Pegawai memakai seragam kantor, menggunakan kartu tanda pengenal/ identitas, membuat izin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi.
13 Sejalan dengan hal di atas Menurut Discenza dan Smith, dalam Wulandari (2017: 13-14) mengemukakan beberapa hal yang menjadi indikator kedisplinan pegawai, yang diantaranya adalah : 1) ketaatan terhadap peraturan, 2) kepatuhan terhadap perintah pimpinan 3) ketaatan terhadap jam kerja 4) kepatuhan berpakaian seragam, 5) kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana kantor 6) selalu bekerja sesuai prosedur. Indikator keberhasilan pendisiplinan sebagaimana tertera di atas, tentunya bukanlah suatu hal yang dapat dicapai dengan serta merta, melainkan ada beberapa hal yang mempengaruhinya, sebagaimana dijelaskan oleh Hasibuan (2005:110), ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan pegawai yaitu meliputi: 1) Tujuan dan Kemampuan Tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan,agar pegawai dapat bekerja dengan baik. 2) Peranan pimpinan Adanya pimpinan yang dapat dijadikan contoh pegawai dalam berprilaku disiplin. 3) Keadilan Menerapkan disiplin pada pegawai tanpa membeda-bedakan pangkat dan golongan. 4) Balas jasa Adanya balas jasa (imbalan) akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap pekerjaannya. 5) Pengawasan Tindakan untuk mencegah atau mengetahui terjadinya kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peran atasan dan bawahan, menggali sistem kerja yang efektif, menciptakan sistem internal kontrol yang baik dalam mendukung terwujudnya tujuan organisasi, pegawai dan masyarakat. 6) Sanksi Adanya hukuman (punishment)bila ada pegawai yang melanggar aturan. 7) Ketegasan Adanya ketegasan atas pimpinan dalam menegur. 8) Hubungan kemanusiaan Lingkungan kerja yang menyenangkan akan memotivasi kedisiplinan kerja pegawai.
14 Dari uraian di atas yang telah menjelaskan tentang pendisiplinan, maka dapat disimpulkan : bahwa pendisiplinan yang pada dasarnya adalah penerapan peraturan peraturan yang ada di lingkungan pekerjaan dapat diterapkan apabila tujuan dan kemampuan, peranan pemimpin, keadilan, balas jasa, pengawasan, sanksi, ketegasan dan hubungan kemanusian dalam lingkungan kerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan organsasi. 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini maka penulis mengadakan pengumpulan data melalui teknik : a. Observasi Disini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kejadian atau gejala yang dijadikan objek penelitian. Pengamatan ini menggunakan alat cek lis merupakan salah satu alat untuk mencari data yang relavan dalam hasil yang akan penulis teliti. Penulis akan mengobservasi pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang, dengan menggunakan pengumpulan datanya berupa lembaran pengamatan. b. Wawancara Metode pengambilan data yang digunakan peneliti adalah wawancara karena didalam penelitian ini, informasi yang diperlukan adalah berupa kata-kata yang diungkapkan subjek secara langsung, sehingga dapat dengan jelas menggambarkan perasaan subjek penelitian dan mewakili kebutuhan informasi dalam penelitian. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami induvidu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut,suatu hal yang tidak dapat melalui pendekatan lain. Wawancara yang di
15 lakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu pedoman wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. c. Studi Dokumentasi Peneliti berusaha menghimpun data dari sumber-sumber penunjang yang berupa dokumen-dokumen, teori-teori dan berbagai sumber yang kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan dan masalah peneliti. d. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu dengan melakukan terlebih dahulu mendeskripsikan, memverifikasikan, mengenterprestasikan untuk kemudian dianalisis sehingga memperoleh suatu kesimpulan. Moloeng (2011;35) menyatakan analisa dan kualitatif adalah proses pengorganisasian, dan penguratan data kedalam pola dan katagori serta satu uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti disarankan oleh data. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah: (1) menelaah dari semua data yang tersedia dari berbagai sumber, (2) reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi, (3) menyusun data kedalam satuan-satuan, (4) pengkataggorian data sambil membuat koding, (5) mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dan (6) penafsiran data secara deskriptif. B. Analisis Terhadap Penerapan Disiplin Kerja Disiplin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memajukan sebuah organisasi, dimana dalam penerapannya disiplin mengandung aturan aturan yang
16 juga dapat digunakan sebagai motivasi bagi pegawai. Selain itu dengan disiplin juga mengandung unsur pendidikan yang perlu dilakukan kepada karyawan sebagai individu, maupun kelompok. Adapun dalam uraian ini penulis akan melakukan analisis terhadap penerapan disiplin yang dilihat melalui beberapa indikator yang antara lain adalah: Ketaatan terhadap peraturan, kepatuhan terhadap perintah pimpinan, ketaatan terhadap jam kerja, kepatuhan berpakaian seragam, kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana kantor, selalu bekerja sesuai prosedur. Agar pembahasan mengenai analisis penerapan yang ingin penulis lakukan dapat lebih fokus dan terarah, untuk itu penulis akan membahasanya secara terperinci dari tiaptiap indikator yang ada. 1. Ketaatan Terhadap Peraturan Selain peraturan peraturan tentang pembagian kerja yang telah ditetapkan pada lingkungan kerja, peraturan lainnya mengenai disiplin kerja pegawai adalah Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. Adapun ketetapan tentang pembagian kerja telah penulis uraikan pada kesempatan terdahulu Dalam pelaksanaan penerapan disiplin pada Pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang, permasalahan yang cenderung timbul adalah hal yang berkaitan dengan Pasal 3 ayat 11 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010, dimana dalam pasal ini dijelaskan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja. Selain itu, pada pasal ini juga dijelaskan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena
17 dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang berwenang. Adapun keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya inti dari hal yang berkaitan dengan peraturan jam kerja adalah ketepatan jadwal masuk dan pulang kerja bagi seluruh pegawai. Berikut akan penulis sajikan uraian tentang analisis dari indikator disiplin kerja yang menyangkut dengan permasalahan ketaatan pegawai terhadap jam kerja. Untuk lebih jelas lagi, penulis akan memberikan gambaran sebagaimana terdapat pada table 4.6 di bawah ini: Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap key informan seputar permasalahan ketaatan terhadap peraturan, maka diperoleh keterangan sebagai berikut : Saya sudah mengambil tindakan tegas terhadap karyawan yang melanggar peraturan, dimana saya secara rutin melakukan evaluasi yang dalam hal ini adalah melakukan teguran sampai dengan memberi peringatan. Namun jika peraturan masih juga dilanggar, langkah lain yang saya lakukan adalah melaporkan pegawai yang melanggar peraturan tersebut ke Badan Kepegawaian Daerah untuk dilakukan pembinaan. Sanksi lain yang berlaku pada dinas ini adalah melakukan pemotongan insentif kepada karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan. Adapun hal terpenting bagi diri saya agar karyawan tetap taat pada aturan adalah memberikan contoh dan teladan bagi mereka. Sedangkan penghargan yang diberikan oleh pihak kantor sejauh ini bukan berupa balas jasa dengan pemberian materi secara langsung, melainkan orang yang patuh pada peraturan tersebut saya berikan kepercayaan khusus dalam menanangani
18 kegiatan kantor, tentunya dengan hal ini mereka juga mendapat imbalan dari dana kegiatan yang ada. ( wawancara, 2 agustus 2017 jam wib ) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yang berkembang dari masalah penelitian yakni : 1. Penerapan disiplin pegawai yang dilakukan adalah penerapan disiplin yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. 2. Masih terdapat ketidakdisiplinan pegawai kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Tanjungpinang yang antara lain berupa, terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan. 3. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani kendala-kendala yang ada seperti terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan, dilakukan secara preventif, yaitu dengan cara selalu mensosialisasikan aturan yang berlaku dan tindakan pendisiplinan secara korektif dengan cara memberikan sanksi bagi setiap pelanggaran peraturan. 4. Penerapan disiplin yang dilakukan pada kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah telah mempertimbangkan kemampuan bagi tiap pegawai, yaitu dengan cara menempatkan pegawai sesuai kemampuan. Selain itu penerapan disiplin juga
19 dilakukan dengan cara memberikan contoh baik terhadap pegawai yang dilakukan oleh pimpinan. Adapun mengenai balas jasa bagi para pegawai yang disiplin dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan bagi pegawai yang disiplin untuk menangani bidang kegiatan tertentu. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwasanya penerapan disiplin sudah dilakukan dengan tegas, hal ini dapat dibuktikkan dari pencatatanpencatatan pelanggaran disiplin secara tertip dan pemberian sanksi bagi para pegawai yang melanggar aturan. 5. Dengan adanya penerapan disiplin yang dilakukan sesuai prosedur dan mempertimbangkan hubungan kemanusian, dapat menciptakan hubungan harmonis bagi para pegawai dilingkungan pekerjaan. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran guna masukkan sebagai berikut : 1. Penerapan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 harus diterapkan secara optimal melalui langkah-langkah pensosialisasian secara intensif dan tepat sasaran, sehingga seluruh pegawai dapat memahami bahwasanya penerapan disiplin yang dilakukan adalah sebuah tindakan yang didasari oleh aturan hukum yang tetap. 2. Disiplin kerja pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang harus ditingkatkan karena masih adanya pegawai yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan seperti terlambat masuk kantor, serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan. 3. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani kendala-kendala yang ada seperti terlambat masuk kantor, meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditentukan, tidak menggunakan seragam yang ditentukan, diharapkan
20 dilakukan secara preventif, yaitu dengan cara selalu mensosialisasikan aturan yang berlaku, dan tindakan pendisiplinan secara korektif dengan cara memberikan sanksi bagi setiap pelanggaran peraturan agar mengoptimalisasikan penerepan disiplin kerja pegawai. 4. Pimpinan merupakan contoh awal dari penerapan disiplin di kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang, karena jika pimpinan tidak disiplin maka bagaimana akan disiplin. 5. Penerapan disiplin tidak membedakan antara pegwai pria dan pegawai wanita dalam suatu organisasi, maka dengan demikian dapat menciptakan hubungan harmonis dalam lingkungan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Davis, Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gie, The Liang, 2005, Administrasi Perkantoran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta Hasibuan, Malayu S.P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Hasibuan, S.P Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Manansal, Romkye., Jantje L Sepang & Deddy N. Baramuli Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSTRAT di Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No.1 Mathis R.L dan Jackson J.H Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moekijat, 1989, Manajemen Kepegawaian, Bandung, Alumni. Siagian, Sondang P Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suradinata, Ermaya, 1997, Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta. Siagian, Sondang Manajemen Sumber Daya Manusia. Aksara Baru. Jakarta. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta. Wulandari, Silvana Putri Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Baruga Kota Kendari Universitas Hal Oleo: Kendari
21 JURNAL : Anggit, Satriawan. 2015, Penerapan Disiplin Kerja Dibagian Organisasi Sekretariat Daerah (SETDA) Kota Semrang. Jurusan Manajemen Universitas Negeri Semarang. Dody, Hidayat. 2016, Kompetensi,Disiplin Kerja Dan Kinerja Pegawai Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya. Joko, Sarwanto. 2007, Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dikantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar. Jurusan manajemen dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Lukman, Afrianto. 2015, Pemberian Insentif, Disiplin Kerja,Iklim Organisasi Dan Kinerja. Jurusan Ilmu Administrasi FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya. Silvana, Wulandari. 2017, Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Baruga Kota Kendari. Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Halo Oleo Kendari. PERATURAN-PERATURAN : Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun Tentang Disiplin Kerja Pegawai Peraturan Daerah SOTK Dinas Kota Tanjungpinang No. 4 Tahun 2014 Peraturan Walikota No. 40 Tahun 2011 Tentang Jam Kerja Pegawai Negeri Sipil dan Honorer Dilingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperincikesetiaan, ketenteraman, ketearturan, dan ketertiban disebut disiplin. Disiplin pada dasarnya
DISIPLIN KERJA SEBAGAI WUJUD INTEGRITAS PNS (STUDY PUSTAKA) Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB) Abstraksi Proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut
Lebih terperinciDISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG Rosi Haryani Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The research is based on the phenomenon that shows discipline employees who
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik kepada pemimpin maupun kepada aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemimpin 2.1.1 Pengertian Pemimpin Pada suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangat penting demi kamajuan organisasi dimana pemimpin memegang kekuasaan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG
KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA ABSTRAKSI Repi email: filivarepitasari3@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Kedisiplinan seringkali diartikan patuh dan taat pada nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciPEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA
PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Wessy Rosesti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The aim of this research is to information
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. telah di tetapkan. Dispilin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Kerja Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dalam dunia bisnis pada saat ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk bersaing dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)
Lebih terperinciPENERAPAN DISIPLIN KERJA DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH (SETDA) KOTA SEMARANG
PENERAPAN DISIPLIN KERJA DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH (SETDA) KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Negeri Semarang Disusun oleh : ANGGIT SATRIAWAN 7312312014
Lebih terperinciPENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010
PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010 Tandi Kadang (Staf Pengajar Jurusan Adminsitrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda)
Lebih terperinciPERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: La Ode Asfahyadin Aliddin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: NIDYA SHELVIE NIM: 03831 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Hal ini menekankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK
KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK ABSTRAKSI Evi Mariati Email: mariayati764@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kedisiplinan 2.1.1 Pengertian Disiplin Disiplin karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna,
Lebih terperinciMenurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA
ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5581-5593 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara
Lebih terperinciDISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Feri Syaputra Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research is to gather information about the work discipline. The
Lebih terperinciMORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract
MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research is motivated from the observation of the author at SMK Negeri 6 of Padang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT
FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan dorongan untuk hidup bersama. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja. Handoko (2002) mengistilahkan kinerja sebagai performance. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG
1 of 17 8/18/2012 9:24 AM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional,
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama
1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Kerja Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin dapat diartikan sebagai masalah disiplin sering didefinisikan dengan tepat,
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU
PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU Nasrun Syahputra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian Jl. Tuanku Tambusai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasyarakatan merupakan usaha pemerintah untuk membina orang-orang yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja. Disiplin berasal dari bahasa latin "disciple" yang berarti pengikut, atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin berasal dari bahasa latin "disciple" yang berarti pengikut, atau pelajar dari pemimpin yang berpendidikan. Istilah disiplin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern
Lebih terperinciPENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR
ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6(1) : 1-10 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para
BAB II KAJIAN TEORI 1.1.Pengertian Disiplin Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN
FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN Palapiana Sapari email: palapianasapari1985@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Sumber daya
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi bisa terwujud apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciPEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA. Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim.
Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 119 PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI DIKANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER Nia Fitriani 1
ejournal Ilmu Administrasi Negara, 2014, 4( 2 ): 1760-1772 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 STUDI TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI DIKANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER Nia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Di dalam organisasi manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
13 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan baru dalam pelaksanaan Pemerintahan Indonesia dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi Daerah, dan UU No. 33 tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
Lebih terperinciDISIPLIN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH KECAMATAN. Kaja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Gmail :
DISIPLIN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH KECAMATAN Kaja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Gmail : Kajaunka@gmail.com Abstrak : Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Camat Kecamatan Sungai Tebelian
Lebih terperinciOleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK
1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciPENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif
Lebih terperinci