PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA. Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim.
|
|
- Djaja Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 119 PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan karyawan PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya Untuk menganalisa data yang telah diperoleh, maka peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan maksud bahwa peneliti dalam menemukan kenyataan-kenyataan menggunakan pemikiran logis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan secara sistematis tentang fenomena yang dihadapi dalam menggunakan kata-kata, kalimat untuk memperoleh kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan. Tujuan dari analisa data dalam penelitian ini adalah untuk mempersempit dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Dalam menganalisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan, wawancara, catatan, maupun dokumen yang ada. Situs penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk menangkap keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti, khususnya di Divisi Personalia PT. (Persero) Angkasa Pura 1, dengan alasan tempat tersebut merupakan dinas yang bertugas untuk menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan ketatausahaan kantor, pelayanan umum, dan hukum di bandar udara. Hasil dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :pembinaan disiplin pegawai PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya yang dilakukan selama ini adalah :pembinaan mental, pengawasan, pemberian penghargaan dan penerapan hukum dan sanksi sudah efektif, sehingga dapat mengurangi tingkat ketidakdisiplinan pegawai khususnya pada Dinas Pengamanan PT. Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya PENDAHULUAN Pada dasarnya organisasi adalah merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau kelompok tujuan. Dalam hal ini sumber daya yang paling utama dalam sebuah organisasi adalah manusia, dan aset organisasi yang paling penting serta harus diperhatikan oleh manajemen adalah manusia, karena manusia merupakan elemen yang selalu ada pada setiap organisasi dan berdampak langsung terhadap efektivitas organisasi, dalam hal ini organisasi tersebut adalah merupakan perusahaan. Di perusahaan baik negeri maupun swasta, pegawai dituntut untuk mempunyai rasa disiplin dan tanggung jawab yang tinggi agar tugas yang diberikan padanya dapat dijalankan dengan baik. Pegawai harus mempunyai rasa loyalitas dan ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, sehingga dengan demikian dapat memusatkan segala perhatian dan pikirannya dalam mengarahkan segala daya upaya serta tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan secara efektif dan efisien. Dengan adanya pegawai yang mempunyai rasa disiplin yang tinggi, maka perusahaan dapat memperlihatkan suatu organisasi yang sehat, kuat, dengan prestasi yang dapat diandalkan.
2 120 Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.8 No.2 Oktober 2008 : Demi terciptanya hal tersebut pegawai dalam memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat, dapat dilihat dan ditentukan oleh sikap atau perilaku pegawai itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai yang memuat tentang pokok-pokok kewajiban, larangan-larangan dan sanksisanksi pegawai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian disebutkan bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya pegawai negeri. Dalam hal ini tercipta dan terbentuknya disiplin itu dapat dilakukan melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan adanya nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, kepatuhan, serta ketertiban dalam sebuah peraturan dan norma yang berlaku. Disiplin kerja dapat dikembangkan secara formal melalui pelatihan pengembangan disiplin, misalnya dalam bekerja dengan cara menghargai waktu, tenaga, biaya dan sebagainya. Menanamkan disiplin kerja tenaga kerja dapat dikembangkan pula dengan cara kepemimpinan yang dapat jadi panutan atau teladan bagi para tenaga kerja PT. (Persero) Angkasa Pura 1 yang merupakan Badan Umum Milik Negara dibawah naungan Departemen Perhubungan Udara yang bergerak di bidang Pengelolaan dan memfasilitasi pengusahaan jasa Bandar Udara di Indonesia juga memiliki peraturan mengenai disiplin pegawai yaitu yang telah tertuang di dalam Perjanjian Kerja Bersama antara PT. (Persero) Angkasa Pura 1 dengan Serikat Pekerja PT. (Persero) Angkasa Pura 1 No : SP. 06/HK. 10/2003-DU dengan SP. AP 1. 01/PKB/2002 pada BAB IV pasal 22, mengenai hari dan jam kerja dan BAB XI pasal 77 mengenai ketentuan disiplin pegawai, pasal 78 mengenai tingkat dan jenis hukuman disiplin. Pasal 79 mengenai pelanggaran disiplin tingkat pertama, pasal 80 mengenai pelanggaran disiplin tingkat kedua, pasal 81 mengenai pelanggaran disiplin tingkat ketiga, pasal 83 mengenai masa berlakunya hukuman disiplin, pasal 95 mengenai faktor-faktor yang dapat meringankan atau memberatkan dalam penjatuhan hukuman disiplin, pasal 96 mengenai prosedur penjatuhan hukuman disiplin, dan pasal 98 mengenai dasar pengambilan keputusan hukuman disiplin. Berdasarkan data awal yang penulis dapatkan dari bapak Eka Tjahyono selaku pegawai PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya, pada tanggal 19 Desember 2007 menunjukkan kondisi disiplin yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pelanggaran yang telah dilakukan oleh pegawai di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya yaitu: Dari 567 orang pegawai hanya terdapat 4 (empat) orang pegawai yang melanggar ketentuan disiplin, yaitu 1 (satu) orang pegawai dari dinas mekanik, pegawai tersebut tidak masuk kerja tanpa ada surat keterangan, dan 3 (tiga) diantaranya adalah dari security yang mana mereka sering pulang tidak tepat waktu. Para pegawai yang melanggar ketentuan disiplin tersebut diberikan sanksi peringatan berupa teguran lisan karena pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran disiplin ringan. Sepanjang tahun 2007 hanya terdapat 4 (empat) orang pegawai yang melanggar disiplin di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya. Menurut Wijaya (1995 : 165) arti Pembinaan yaitu suatu proses pengembangan yang mencakup urutanurutan pengertian, diawali dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut disertai dengan usahausaha perbaikan, penyempurnaan, dan akhirnya mengembangkannya. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk meningkatkan dan mengembangkan semua
3 Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 121 kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Sedangkan menurut Nawawi (1992 : 47) Pembinaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan memberikan kesempatan, meningkatkan pengetahuan, keterampilan atau kecakapan, keahlian, kesejahteraan pemberian insentif, pembinaan disiplin misalnya dengan memberikan kesempatan mengikuti kursus-kursus, penataran, pendidikan dan latihan.. Dari beberapa pendapat tersebut yang mengartikan pembinaan maka, dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan merupakan suatu unsur kegiatan yang dilakukan secara sadar terencana dan terarah untuk meningkatkan kesetiaan, ketaatan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku pegawai, disiplin pegawai yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat mencapai suatu proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik dengan jalan melaksanakan pendidikan dan latihan. Menurut Prijodarminto dalam bukunya yang berjudul Disiplin Kiat Menuju Sukses (1999 : 23) yaitu disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban. Simamora (1997 : 746) mengemukakan arti Disiplin sebagai prosedur yang mengoreksi dan menghukum bawahan karena melanggar peraturan. Sedangkan menurut saydam (2000 : 286) Disiplin yang baik yaitu yang disebabkan karena kesadaran diri sendiri, bukan karena paksaan disiplin yang timbul karena kesadaran sendiri akan mempunyai pengaruh positif terhadap pelaksanaan pekerjaan, tetapi walaupun kesadaran ini timbul karena kesadaran sendiri sebenarnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kepemimpinan dari atasan, sikap, dan moral karyawan lainnya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 79 Tahun 1993 arti Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman bagi perusahaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dengan maksud agar perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna serta dapat berkembang dengan baik. Dan arti disiplin berdasarkan Surat Keputusan menteri Perhubungan No.KP. 12/KP.407/PHP-93 adalah ketaatan atau kesadaran pegawai dilingkungan Departemen Pehubungan untuk melaksanakan setiap peraturan yang telah ditetapkan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi, berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin adalah kegiatan untuk memberikan pedoman bagi perusahaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dengan maksud agar perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna serta dengan didorong adanya rasa ketaatan atau kesadaran pegawai dilingkungan Departemen Perhubungan untuk melaksanakan setiap peraturan yang telah ditetapkan dengan penuh rasa tanggung jawab. Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya. Menurut pendapat Syarif (1994 : 12) bahwa pembinaan dapat memacu karyawan dalam meningkatkan pengetahuan serta sikap dan tingkah laku sehingga dapat membantu karyawan dalam membentuk standart sesuai dengan apa yang dituntut oleh jabatannya. Demikian juga dengan pendapat Nawawi (1992 : 47) yakni dengan adanya pembinaan, maka setiap karyawan akan mendapatkan sebuah kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kedisiplinan sehingga dapat menjadikan karyawan lebih konsisten pada pekerjaannya. Kedisiplinan dapat menciptakan suatu kondisi yang baik dalam perusahaan karena segala aktivitas dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu PT.
4 122 Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.8 No.2 Oktober 2008 : (Persero) Angkasa Pura 1 memberikan peraturan disiplin yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja Bersama antara PT. (Persero) Angkasa Pura 1 dengan Serikat Pekerja PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Nomor : SP.06/HK.10/2003-DU dengan SP.AP 1.01/PKB/2002 bahwa pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang berkaitan dengan pokok-pokok peraturan pelanggaran terhadap ketentuan hari dan jam kerja, tingkat dan jenis hukuman disiplin, adalah sebagai berikut : Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pembinaan dapat mempengaruhi pola perilaku seseorang dalam berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dengan seringnya memberikan pembinaan terhadap karyawan, akan dapat merangsang suatu perubahan perilaku, sikap, dan moral dalam diri seorang karyawan untuk mempunyai tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dengan mentaati segala peraturan yang ada METODE PENELITIAN Untuk menganalisa data yang telah diperoleh, maka peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan maksud bahwa peneliti dalam menemukan kenyataankenyataan menggunakan pemikiran logis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan secara sistematis tentang fenomena yang dihadapi dalam menggunakan kata-kata, kalimat untuk memperoleh kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan. Tujuan dari analisa data dalam penelitian ini adalah untuk mempersempit dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Dalam menganalisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan, wawancara, catatan, maupun dokumen yang ada. Situs penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk menangkap keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti, khususnya di Divisi Personalia PT. (Persero) Angkasa Pura 1, dengan alasan tempat tersebut merupakan dinas yang bertugas untuk menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan ketatausahaan kantor, pelayanan umum, dan hukum di bandar udara. Disamping itu, tempat tersebut memungkinkan untuk memperoleh data atau informasi yang ada relevansinya dengan permasalahan yang akan diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka memenuhi atau mencapai tujuan, visi dan misi yang ditetapkan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya, sumber daya yang paling utama adalah manusia / pegawai, karena pegawai merupakan unsur terpenting yang selalu ada dan berdampak langsung kepada keberhasilan perusahaan sehingga tujuan, visi, dan misi yang ada diharapkan dapat tercapai. Terpacapainya keberhasilan perusahaan juga didukung oleh adanya pegawai yang berkualitas dan produktif, dengan demikian sagatlah diperlukan suatu pembinaan di/siplin pegawai yang dilakukan secara terencana dan terus menerus sehingga pegawai tersebut mempunyai kesadaran diri untuk berdisiplin tinggi tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Bedasarkan hasil yang penulis dapatkan dalam penelitian di Dinas Personalia PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya, selanjutnya akan penulis interpretasikan sebagai berikut Pembinaan Disiplin Pegawai 1.Pembinaan Mental / Pembimbingan Tujuan dari pembinaan mental / pembimbingan yang diberikan pada pegawai adalah untuk menjamin kelangsungan tugastugas perusahaan dan pembangunan secara efektif dan efisien. Pembinaan bukan hanya dilihat dari bidang administrasi maupun organisasi saja, akan tetapi juga ditunjukkan dengan sikap mental manusia yang merupakan sumber daya paling utama dalam
5 Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 123 pembangunan, sehingga dengan demikian akan tercipta pegawai yang bermental baik, berkualitas dan bertanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya bahwa perusahaan tersebut memberikan bentuk pembinaan mental berupa kegiatan kerohanian yaitu ceramah agama. Pembinaan mental / Pembimbingan melalui metode ceramah menurut teori Donaldson dan Scannel (1993 : 122) yang menyatakan bahwa metode ceramah merupakan teknik pembinaan yang paling banyak digunakan karena metode ini sangat ekonomis dan dapat menyampaikan makna pesan secara jelas. Tujuan dari pembinaan mental / Pembimbingan melalui metode ceramah tersebut yaitu untuk menanamkan kesadaran pegawai agar bertindak sesuai dengan aturan dan petunjuk yang ada. Pelaksanaan pembinaan mental / Pembimbingan dengan metode ceramah yang diadakan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya tergolong cukup efektif, karena dapat mengurangi tingkat ketidakdisiplinan pegawai dan mampu dalam memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu dapat meningkatkan komunikasi antara pimpinan dan perusahaan dalam rangka meningkatkan standarisasi, sertifikasi dan juga kinerja pegawai. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan pembinaan mental / Pembimbingan, dengan menggunakan metode ceramah di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya sudah tergolong efektif dalam mengurangi ketidakdisiplinan pegawai di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya, khususnya di Dinas Pengamanan. Berikut data - data mengenai disiplin kerja pegawai dapat penulis sajikan sebagai berikut : 1). Disiplin masuk kerja Disiplin masuk kerja dalam hal ini adalah disiplin dalam mematuhi hari dan jam kerja, berupa waktu masuk dan pulang kantor. Pegawai yang terlambat masuk kerja, serta pegawai yang tidak masuk kerja. Menurut teori Sastrohadiwiryo (2003 : 290) yang menyatakan bahwa Terjadinya kemangkiran yang berlebihan pada diri pegawai merupakan dampak kurang taatnya pada asas pedoman normatif, atau kurangnya pengertian dan keadaran dari pegawai betapa pentingnya masuk kerja secara teratur. Dari data yang ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah pegawai yang tidak masuk kerja tahun 2007 paling tinggi terdapat pada bulan Pebruari sebanyak 59 orang dengan prosentase 39,07 %, sedangkan pada bulan Januari sebanyak 42 orang dengan prosentase 27,81 %, dan bulan Maret sebanyak 50 orang dengan prosentase 33,12%. Ketidakhadiran pegawai tersebut disebabkan oleh beberapa alasan dan dapat dikelompokkan antara lain karena ijin, cuti, serta ada yang disebabkan tugas luar. Sedangkan bagi pegawai yang terlambat dapat dilihat dari tabel 5 yaitu jumlah tertinggi ada pada bulan Januari yaitu sebanyak 7 orang dengan prosentase 46,67 %, bulan Pebruari sebanyak 5 orang atau 33,33 %, dan pada bulan Maret sebanyak 3 orang dengan prosentase 20 %. Adapun dampak negatif dari ketidakdisiplinan pegawai yaitu dapat mengakibatkan beban kerja semakin bertambah Ketidakpatuhan pegawai terhadap hari dan jam kerja dapat dilihat pada tabel 6 bahwa pegawai yang tidak masuk dapat dikelompokkan menjadi 3 macam : ijin, cuti dan dinas luar. Untuk keterangan ijin, pada bulan Januari 2007 sebanyak 15 orang, Pebruari sebanyak 24 orang, dan bulan Maret sebanyak 32 orang. Keterangan cuti, pada bulan Januari sebanyak 27 orang, Pebruari sebanyak 35 orang dan bulan Maret sebanyak 13 orang. Sedangkan untuk sebab dinas luar sebanyak 5 orang terdapat pada bulan Maret. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan absensi terbanyak dikarenakan cuti. 2).Disiplin pegawai dalam mengikuti apel
6 124 Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.8 No.2 Oktober 2008 : Pelaksanaan kegiatan dalam mengikuti apel bertujuan untuk mendidik pegawai lebih berdisiplin diri terutama pada waktu masuk kantor maupun pulang kantor. Dengan diadakannya apel akan diketahui pegawai yang tidak disiplin dalam mematuhi jam kerja. Sesuai dengan teori Thoha (2005 : 76) menyatakan bahwa Salah satu tolak ukur dari kedisiplinan pegawai ialah kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Dalam pelaksanaan kegiatan apel dilaksanakan oleh Dinas Pengamanan karena dinas yang lain hanya melakukan apel pada hari-hari tertentu seperti hari besar. Apel di Dinas Pengamanan dapat di lihat pada tabel 7, dalam tabel tersebut terlihat bahwa jumlah pegawai yang tidak mengikuti apel paling banyak pada bulan Pebruari 2007 sebanyak 64 orang dengan prosentase 57,7 %, sedangkan pada bulan Januari sebanyak 49 orang dengan prosentase 44,1 % dan bulan Maret sebanyak 53 orang dengan prosentase 47,7 % selanjutnya pada tabel 8, menunjukkan tentang sebab absensi pegawai dalam mengikuti apel yaitu alasan pegawai yang tidak bisa mengikuti apel yang disebabkan karena ijin pada bulan Januari sebanyak 15 orang, bulan Pebruari 24 orang, bulan Maret sebanyak 32 orang. Untuk alasan cuti pada bulan Januari sebanyak 27 orang, bulan Pebruari sebanyak 35 orang, bulan Maret sebanyak 5 orang, untuk dinas luar terdapat pada bulan Maret sebanyak 5 orang, sedangkan untuk alasan terlambat, bulan Januari sebanyak 7 orang, bulan Pebruari sebanyak 5 orang serta bulan Maret sebanyak 3 orang. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa pegawai pada Dinas Pengamanan PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya rata-rata alasan sebab absensi pegawai dalam pelaksanaan apel pagi dikarenakan cuti. Adanya sejumlah pegawai yang tidak mengikuti apei pagi pada tahun 2007 yang jumlahnya cukup banyak menunjukkan bahwa kesadaran pegawai untuk mematuhi ketentuan jam kerja relatif rendah. 3).Disiplin pegawai dalam berpakaian dinas Berpakaian dinas tidak sematamata untuk menunjukkan identitas pegawai perusahaan, akan tetapi berpakaian rapi dan sopan juga menunjukkan kepribadian pegawai yang menggunakannya. Menurut teori dari Sastrohadiwiryo (2003 : 290) yang menyatakan bahwa Agar kelangsungan perusahaan terjaga dan produktivitas mencapai target yang diharapkan, maka para pegawai harus melaksanakan peraturan disiplin kerja, baik dalam hal kedisiplinan menjalankan tugas, dalam berpakaian dinas maupun dalam bentuk kedisiplinan lainnya. Memakai pakaian dinas sesuai dengan ketentuan, juga menunjukkan kedisiplinan pegawai terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan bagi pegawai PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakatnnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 5 (lima) macam pakaian dinas yang diwajibkan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya diantaranya adalah 1 (satu) pakaian lengan panjang dengan celana panjang warna biru, 2 pakaian lengan pendek dengan celana panjang warna biru, pakaian bebas dan juga pakaian batik. Dengan berpakaian dinas lengkap secara rapi dan sopan, maka masyarakat dapat menilai bahwa pegawai tersebut adalah pegawai dari PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya. Disamping itu juga dapat meningkatkan standarisasi dan sertifikasi pegawai. Melihat dari apa yang sudah penulis paparkan menunjukkan betapa pentingnya faktor kedisiplinan dalam
7 Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 125 pembinaan mental melalui penerapan hukuman atau sanksi. karena pembinaan kedisiplinan melalui penarapan hukuman atau sanksi tersebut dapat meningkatkan rasa kesadaran dan tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan yang dibebankan, sehingga para pegawai bisa melaksanakan kewajibannya untuk mengutamakan hasil kerja yang baik dan sesuai standar yang diinginkan oleh perusahaan. 2.Kegiatan Pengawasan Tujuan dari adanya kegiatan pengawasan adalah untuk merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan yang dilakukan secara efektif guna mencegah / mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja dan juga mengaktifkan peranan atasan dan bawahan. Adanya pengawasan, maka atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga kondisi bawahannya dapat dinilai obyektif. Disamping itu pengawasan juga menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya melakukan pengawasan dengan bentuk pengawasan secara langsung atau disebut juga dengan pengawasan melekat. Dengan pengawasan melekat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal tersebut berarti atasan harus selalu ada / hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya, maupun kedisiplinannya. Kegiatan pengawasan di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya dapat dikatakan efektif karena dapat mengurangi ketidakdisiplinan pegawai dan mampu memberikan dampak positif di perusahaan, yaitu apa yang menjadi tanggung jawab masingmasing pegawai dapat dikerjakan dengan baik. 3.Pemberian Penghargaan Tujuan dari adanya penghargaan adalah untuk mendisiplinkan pegawai dalam melaksanakan tugasnya, agar dalam pelaksanaan pekerjaan yang diembannya dapat berjalan dengan baik dan juga dapat memacu semangat pegawai dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP. 12 / KP. 407 / PHB-93 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Disiplin adalah Untuk menegakkan disiplin perlu dilaksanakan pemberian penghargaan bagi Pegawai Negeri yang berprestasi dan pemberian sanksi bagi yang melanggar disiplin (Reward and Punishmant) sesuai dengan peraturan perundangan..kewenangan dalam pemberian penghargaan di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya adalah dipegang oleh General Manager yang akan diberikan pada pegawai melalui Direksi. Dan penghargaan tersebut berupa penghargaan prestasi, penghargaan pengabdian, dan penghargaan jasa. Adapun bentuk dari penghargan tersebut berupa piagam / sertifikat, kenaikan pangkat, kenaikan great dan berupa materi (uang) sesuai dengan pernyataan Bapak Albert Manikape selaku Assisten Manager Pengamanan menyatakan bahwa Bentuk dari penghargaan adalah berupa surat penghargaan, kenaikan pangkat, kenaikan great dan juga materi (uang). 4.Pembinaan Melalui Penerapan Hukuman atau Sanksi Tujuan dari pembinaan melalui penerapan hukuman atau sanksi yang
8 126 Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.8 No.2 Oktober 2008 : diberikan kepada pegawai adalah untuk meningkatkan pegawai yang berdedikasi, bertanggung jawab dan berdisiplin tinggi dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Menurut teori Widjaja (1990 : 26) yang menyatakan bahwa Sasaran dari pelaksanaan pembinaan melalui penerapan hukuman yaitu upaya untuk meningkatkan tindakan korektif yang tegas terhadap pegawai yang nyata - nyata melakukan pelanggaran terhadap norma - norma kepegawaian. Pelaksanaan pembinaan melalui penerapan hukuman tersebut adalah merupakan upaya pengobatan bagi pegawai yang melakukan pelanggaran sehingga akan berpengaruh pada terciptanya kesadaran untuk tidak melakukan pelanggaran yang sama. Penerapan hukuman atau sanksi bagi pegawai yang telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan - peraturan kerja sudah ditetapkan, disamping untuk menyadarkan, juga dapat dijadikan contoh bagi pegawai lain agar jangan sampai melakukan pelanggaran, selain itu juga dapat memunculkan wibawa citra pimpinan di mata bawahannya. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa tentang pemberian sanksi pada pegawai, pada Dinas Pengamanan di PT. Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya selama tahun 2007 dari bulan januari - Maret sebanyak 22 orang dengan prosentasi 19,8 %.. Pemberian disiplin ringan pada pegawai didasarkan pada pertimbangan bahwa pegawai telah melakukan pelanggaran disiplin dan telah memperoleh teguran lisan, namun tetap mengulangi kesalahan lagi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian hukuman merupakan bukti bahwa pada Dinas Pengamanan PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya telah dilaksanakan pembinaan disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari keseluruhan fokus yang telah penulis paparkan diatas, ada salah satu fikus yang menurut penulis sangat efektif, yaitu pelaksanaan kegiatan pengawasan, karena dengan pelaksanaan pengawasan yang diterapkan oleh pimpinan terhadap bawahan akan dapat menumbuhkan pegawai lebih berdisiplin dalam pelaksanaan tugasnya, dan pimpinan harus bisa dijadikan contoh bagi bawahan dari setiap apa yang telah dijalankannya dengan berpegang pada peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :pembinaan disiplin pegawai PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya yang dilakukan selama ini adalah : pembinaan mental, pengawasan, pemberian penghargaan dan penerapan hukum dan sanksi sudah efektif, sehingga dapat mengurangi tingkat ketidakdisiplinan pegawai khususnya pada Dinas Pengamanan PT. Angkasa Pura 1 Juanda Surabaya. Saran Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut : Untuk menerapkan pemberian hukuman atau sanksi baik mengenai disiplin masuk kerja, kegiatan apel, maupun dalam bepakaian dinas diharapkan benar-benar diperhatikan, dan apabila terdapat penyimpangan pelanggaran disiplin hendaknya dapat diberikan hukuman atau sanksi secara tegas tentunya disesuaikan dengan bobot kesalahan yang diperbuat. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, S.P. Malayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara. Keputusan Menteri Perhubungan No. KP. 12/KP.407/PHB-93 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Disiplin Pegawai Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
9 Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 127 Moleong, Lexy, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nainggolan, 1994, Pembinaan Karyawan Di Indonesia, Jakarta : Intermasa. Peraturan Pemerintah R.I Nomor 30 Tahun 1980, Tentang Peraturan Pegawai Negeri Sipil. Perjanjian Kerja Bersama Antara PT. (Persero) Angkasa Pura 1 dengan Serikat Pekerja PT. Angkasa Pura 1, No. SP. 06/HK. 10/2003-DU dengan SP. AP 1. 01/PKB/2002 Prijodarminto, Soegeng, 1992, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Cetakan Pertama, Jakarta : Paramita. Santoso Ananda, Priyanto. S, 1995, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Kartika. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, 2001, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara. Saydam, Gouzali, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : YKPN. Udaya, Jusuf, 1994, Teori Organisasi, Jakarta : Arcan. Undang-Undang R.I Nomor 43 Tahun 1999, Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Undang-Undang R.I Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenagakerjaan. Widjaya, 1990, Administrasi Kepegawaian, Jakarta : Rajawali.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciPENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG
KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA ABSTRAKSI Repi email: filivarepitasari3@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Kedisiplinan seringkali diartikan patuh dan taat pada nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan
Lebih terperinciPENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu lembaga pemerintah maupun swasta sumber daya manusia memegang peranan penting dalam keberlangsungan lembaga tersebut, karena betapapun lengkap dan canggihnya
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciPERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: La Ode Asfahyadin Aliddin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja dewasa ini tenaga kerja atau pegawai senantiasa mempunyai kedudukan yang penting karena tanpa pegawai suatu lembaga atau instansi tak dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciMenurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin Kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri dan menyebabkan dia dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008, maka tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena karyawan adalah modal utama bagi suatu perusahaan tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
13 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi bisa terwujud apabila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU
PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU Nasrun Syahputra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian Jl. Tuanku Tambusai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ROBIAH JASNI Guru SD Negeri 94 Pekanbaru jasnirobiah@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Gambar 1.1 Logo Dinas Provinsi Banten Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang
Lebih terperinciKode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih
1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun yang diatur merupakan unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, method, machines,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor terpenting selama berinteraksi adalah komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kegiatan organisasi pemerintah, dibutuhkan proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Menurut kamus psikologi Chaplin (2002) dijelaskan disiplin adalah satu cabang ilmu pengetahuan, kontrol terhadap bawahan, hukuman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu instansi pemerintahan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan nasional, diperlukan adanya Pegawai Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental
Lebih terperinciBAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti
22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apalagi
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT
FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan
Lebih terperinciPELAKSANAAN SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI
PELAKSANAAN SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI (Studi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/KPPN, Kudus) Asih Widi Lestari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Susan Aprianti, 2013 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 Manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi organisasi.hal ini
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang dalam tubuh karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai. Tidak hanya itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan diperlukan adanya pegawai yang memiliki kemampuan serta keahlian dalam melaksanakan pekerjaan, sesuai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan dorongan untuk hidup bersama. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sikap disiplin kerja yang dimiliki
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja karyawan sangat penting bagi suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 2.1 Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisasikan kemampuan individu dalam suatu organisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulanya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,
Lebih terperinciLampiran 19 Tabel dan Pehitungan Uji Keberartian Regresi dan. Uji Kelinieran Regresi Lampiran 20 Perhitungan Uji Koefisien Korelasi...
Lampiran 19 Tabel dan Pehitungan Uji Keberartian Regresi dan Uji Kelinieran Regresi... 103 Lampiran 20 Perhitungan Uji Koefisien Korelasi... 106 Lampiran 21 Perhitungan Uji Signifikansi... 108 Perhitungan
Lebih terperinciMALINAU. Desi Natalena S 1
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (2): 496-506 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NO. 38/ 2008 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang sangat penting yang berpengaruh dalam efektifitas dan efisiensi suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN
Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 5 No. 2 Oktober 2014 133 PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN Nur Abdi dan Siti Ning Farida Prodi Ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang
A. Kajian Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang dilakukan:
Lebih terperinciPERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA
PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (Studi di kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) 1 Oleh : Royke Alfidi Gensa 2 ABSTRAK Peran
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN
FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN Palapiana Sapari email: palapianasapari1985@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Sumber daya
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA
ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5581-5593 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem pemerintahan. Seperti yang dikemukakan oleh Musanef (1996) bahwa keberadaan Pegawai Negeri Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Pegawai Negeri Sipil 1. Pengertian Disiplin Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk selalu mematuhi aturan tata tertib yang telah ditentukan.
Lebih terperinciABSTRAKSI. Pendahuluan
FAKTOR-FAKTOR KEDISIPILANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT ERNA DJULIAWATI PONTIANAK Rony Baskaro Sembiring Email: caikincai@gmail.com Program Studi Manajemen STIE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinci