BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action
|
|
- Suparman Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization standards. Berdasarkan pendapat Keith Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman pedoman organisasi. Hasibuan (2006) menjelaskan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai. Disiplin kerja pegawai dalam organisasi merupakan satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia karena dengan kondisi yang penuh dengan disiplin, pegawai dapat diharapkan menjadi tonggak dasar yang tangguh pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya pegawai yang berdisiplin kerja, dimana mereka mematuhi segala aturan dalam organisasi, kondisi tersebut akan memberikan dukungan positif kepada pencapaian tujuan organisasi yang pada umumnya dikendalikan oleh manusia dengan aneka ragam disiplin ilmu, keterampilan dan tanggung jawab. Hasibuan ( 2006 ) menjelaskan, peraturan disiplin kerja dalam suatu organisasi/instansi sudah berjalan sebagaimana mestinya atau belum, dapat dilihat sebagai berikut: 1) pegawai datang ke instansi tepat waktu; 2) apabila mereka selalu berpakaian seragam di tempat bekerja; 3) apabila mereka 1
2 menggunakan bahan dan perlengkapan dengan hati-hati dan menurut peraturan; 2 4) apabila menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang menurut standar;5) apabila mengikuti cara kerja yang ditentukan instansi; 6) apabila mereka melakukan pekerjaan dengan semangat yang baik. Untuk menumbuhkan dan memelihara disiplin kerja pegawai perlu ada peraturan tata tertib yang wajib ditaati dan dilaksanakan dengan adanya ganjaran bagi pelanggar peraturan, supaya dapat mencapai tujuan dengan baik serta berdisiplin secara berkesinambungan. Berdasarkan peraturan- peraturan atau ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 15 Tahun 2014 tentang Hari dan Jam Kerja Pegawai di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada pasal 1) : mengatakan Disiplin Kerja adalah mentaati kehadiran dan kepulangan PNS sesuai jam kerja yang telah ditentukan dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan atasan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Pada pasal 4 mengatakan bahwa : 1) Setiap pegawai wajib memenuhi jam kerja 7,5 (tujuh koma lima) jam per hari. 2) Jam kerja PNS sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut : a) Hari senin sampai kamis pukul WIB s.d pukul 16.00, b) Hari jum at pukul WIB s.d ) pegawai wajib mentaati hari dan jam kerja serta mengisi daftar hadir dengan menggunakan alat pencatat kehadiran elektronik (finger print). 4) setiap pegawai BNPB wajib memakai pakaian dinas pada hari kerja yang ditetapkan berdasarkan Peraturan.
3 Disiplin pada tugas organisasi dibuat berdasarkan pada kebutuhan sehari 3 hari dari kegiatan Sumber Daya Manusia(Cushway ; 2004), dapat dimulai dari implementasi budaya organisasi seperti : (1) Kepatuhan pada kode etik kantor; (2) pengendalian absensi pegawai; (3) Cara tegur sapa sampai dengan (4) peraturan peraturan terkait pada tanggung jawab kerja serta menjaga (5) kepatuhan pada hukum yang berlaku. Pada organisasi yang baik semua yang dianggap penting dituliskan dalam peraturan peraturan yang disosialisasikan secara sistematis dan teratur. Tingkat disiplin kemudian dikontrol dan dikendalikan ( pengawas atau supervisi ) agar tetap berlangsung dengan tingkat pelanggaran yang minimal atau sama sekali ditiadakan. Peraturan disiplin dibuat untuk mengatur tata hubungan yang berlaku tidak saja dalam perusahaan- perusahaan kecil, tetapi juga pada seluruh instansi lainnya dan juga kurang kedisiplinan pegawai akan terlihat. Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 18 tahun 2014, pasal 18 pemberian sanksi bagi pegawai yaitu : 1) Pegawai yang melakukan pelanggaran sebagaimana akan dikenakan sanksi hukuman ringan, sedang dan berat, 2) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin ringan diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 5 hari kerja diberikan sanksi berupa teguran lisan,
4 b) Tidak masuk kerja selama 6 s/d 10 hari kerja diberikan sanksi berupa 4 teguran tertulis, c) Tidak masuk kerja selama 11 s/d 15 hari kerja diberikan sanksi berupa pernyataan tidak puas secara tertulis. 3) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin sedang diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 16 s/d 20 hari kerja diberikan sanksi berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun. b) Tidak masuk kerja selama 21 s/d 25 hari kerja diberikan sanksi berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun. c) Tidak masuk kerja selama 26 s/d 30 hari kerja diberikan sanksi berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun. 4) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin berat diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 31 s/d 35 hari kerja diberikan sanksi berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun. b) Tidak masuk kerja selama 36 s/d 40 hari kerja diberikan sanksi berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. c) Tidak masuk kerja selama 41 s/d 46 hari kerja diberikan sanksi berupa pembebasan dari jabatan.
5 d) Tidak masuk kerja selama 46 hari kerja diberikan sanksi berupa 5 pemberentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai pegawai PNS, dan atau pemberhentian dengan hormat sebagai pegawai PNS. 5) Sanksi di berikan kepada pegawai yang datang terlambat dan pulang kerja tidak sesuai dengan jam kerja diberikan sanksi berupa pemotongan tunjangan kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan teguran lisan s/d tulisan. Gaya kepemimpinan atasan mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership) untuk mengarahkan merupakan faktor penting dalam efektivitas pimpinan. Pada gaya kepemimpinan faktor penting pimpinan tidak bisa terlepas dari kepribadiannya yang telah dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan dan kultur sosial. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Gaya kepemimpinan atasan didefinisikan sebagai kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Disiplin kerja erat kaitannya dengan motivasi kerja, makin tinggi disiplin kerja menunjukan motivasi kerja yang tinggi pula. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Menurut Malayu Hasibuan ( 2006 ), cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu dimensi yang penting dalam
6 merealisasi tujuan adalah kepemimpinan. Kepemimpinan mutlak diperlukan 6 dimana terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam menjalankan kegiatan dalam organisasi. Kepemimpinan menentukan arah dan tujuan serta bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keinginan pegawai akan membuat pegawai merasa nyaman ketika bekerja dan pegawai akan lebih bersemangat ketika bekerja. Semangat kerja pegawai dapat menunjang pencapaian tujuan dan sasaran instansi Karena semangat kerja dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih giat dan lebih baik. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Gaya kepemimpinan atasan menurut Study Kepemimpinan Universitas Michigian. Penelitian yang dilakukan menemukan adanya 2 macam prilaku gaya kepemimpinan yaitu : Pertama, berorientasi kepada tugas organisasi, di dalam gaya tersebut dilandasi dengan pemimpin yang memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin mengadakan pengawasan secara ketat kepada bawahan, menyakinkan bawahan akan tugas yang akan dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin, dan lebih menekankan kepada pelaksannan tugas daripada pengembangan dan pembinaan bawahan. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi atau usaha. Sebab kepemimpinan yang sukses menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula. Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan
7 kebijaksanaan dan mengarah kan orang lain untuk melaksanakan keputusan 7 yang diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan. Kedua, berorientasi kepada orang atau hubungan, didalam gaya tersebut ditandai dengan pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan terhadap bawahan, lebih melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan, dan lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya hubungan kerjasama yang saling menghormati antara sesama anggota kelompok. Indrinyo dan Nyoman (2008) bahwa karakteristik hubungan tugas bahwa pemimpin memiliki ciri-ciri kebutuhan akan berprestasi yang tinggi, orientasi dan uraian tugas yang tinggi akan mempengaruhi persepsi kepemimpinan dengan kinerja, sekaligus juga akan berpengaruh terhadap tingkat disiplin pegawai. Dengan demikian gaya kepemimpinan atasan adalah persoalan penting bagi manajer karena peran penting yang dimainkan pemimpin demi efektifitas kelompok dan organisasi. Gaya kepemimpinan atasan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang berkaitan dengan tugas anggota kelompok ( Alfiatiningsih, 2010). Keberhasilan suatu organisasi khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat ditentukan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang efektif adalah pemimpin yang dapat memenuhi segala kepentingan di dalam organisasi. Dampak yang timbul pada diri bawahan menganggap kepentingan tersebut merupakan sebuah kehendak pemimpin pada
8 bawahan untuk selalu bekerja sama, sementara perhatian terhadap pegawai 8 masih sangat kurang, terutama tentang perhatian untuk mendengarkan masukan dari pegawai. Pegawai adalah mahluk social yang menjadi kekayaan utama bagi setiap instansi/organisasi. Mereka menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan instansi/organisasi. Pegawai menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini yang menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina sedangkan sikap negative hendaknya dihindarkan sedini mungkin (Hasibuan, 2000). Pegawai diharapkan disiplin dalam melaksanakan tugasnya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pegawai yang tidak disiplin pada saat jam kerja, akibat dari ketidakdisiplinan tersebut berdampak negatif terhadap prestasi kerja. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai adalah kondisi seseorang, motivasi dan kepemimpinan. Fenomena yang terjadi sekarang ini bahwa kepemimpinan cenderung berorientasi pada tugas. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai oleh pemimpin tersebut memberikan petunjuk kepada bawahan dan mengawasi secara ketat bawahan dalam menjalankan tugas serta pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan
9 keinginanya. Meskipun pimpinan sudah tegas dalam melaksanakan tugas, masih 9 saja beberapa pegawai yang tidak disiplin. Dan masih rendahnya sanksi yang diberikan bagi pegawai yang kurang dalam kedisiplinan. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan terhadap bawahan. Kurangnya peran kepemimpinan pada pemecahan masalah dan kurang berani mengambil resiko akan menyebabkan tingkat prestasi kerja pegawai di BNPB rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai BNPB seperti tidak disiplin masuk kerja, malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan prestasi dan disiplin pegawai rendah. Menurut hasil pengamatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), para pemimpin sudah menunjukan kecendrungan untuk menggunakan gaya kepemimpinan berorientasi kepada tugas namun masih terdapat beberapa pegawai yang kurang disiplin. Pada kenyataannya pegawai sering datang terlambat dan bekerja secara tidak optimal dan tidak sesuai dengan ketentuan jam kantor dan sementara itu perhatian terhadap pegawai masih sangat kurang, terutama tentang perhatian untuk mendengarkan masukan dari pegawai. Hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam menjalankan tugas dan menurunkan kedisiplinan para pegawai lainnya.
10 Tabel 1.1 Observasi Jam Kerja Pegawai 10 Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 7:52:12 16:37:04 hadir 02/06/2015 libur 03/06/2015 9:12:23 18:59:00 telat masuk 04/06/2015 dinas luar 05/06/2015 dinas luar 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 dinas luar 09/06/2015 8:40:58 17:36:56 telat masuk 10/06/2015 9:10 17:16:30 telat masuk 11/06/2015 8:27:45 18:03:45 telat masuk 12/06/2015 9:04:06 18:05:29 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 6:57:23 18:13:29 hadir 16/06/2015 8:38:43 18:08:54 telat masuk 17/06/2015 8:31:52 16:31:25 telat masuk 18/06/2015 9:15:01 15:08:37 telat masuk 19/06/2015 8:57:15 15:47:37 telat masuk 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/2015 8:53:02 15:37:38 telat masuk 23/06/2015 9:05:03 15:31:46 telat masuk 24/06/2015 9:23:30 15:16:24 telat masuk 25/06/ :59:39 15:59:43 telat masuk 26/06/2015 8:59:15 15:47:00 telat masuk 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 7:43:40 18:48:32 hadir 30/06/2015 9:15:07 18:53:08 telat masuk
11 Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 9:48:13 16:12:46 telat masuk 02/06/2015 libur 03/06/2015 alfa 04/06/2015 alfa 05/06/2015 alfa 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 8:54:10 16:51:23 telat masuk 09/06/2015 7:39:22 17:05:18 hadir 10/06/2015 alfa 11/06/ :25:54 16:37:10 telat masuk 12/06/2015 9:25:36 20:07:17 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 alfa 16/06/2015 alfa 17/06/2015 alfa 18/06/ :35:41 16:09:54 telat masuk 19/06/2015 alfa 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/2015 9:45:10 16:04:52 telat masuk 23/06/2015 9:30:17 16:11:52 telat masuk 24/06/2015 dinas luar 25/06/ :49:43 telat masuk 26/06/ :15:21 16:10:12 telat masuk 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 9:55:43 16:00:37 telat masuk 30/06/2015 alfa 11
12 12 Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 8:15:53 18:43:56 telat masuk 02/06/2015 libur 03/06/2015 7:51:17 16:34:10 hadir 04/06/2015 9:14:50 16:44:22 telat masuk 05/06/2015 8:40:54 17:05:01 telat masuk 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 9:43:15 22:03:13 telat masuk 09/06/2015 9:31 17:16:37 telat masuk 10/06/2015 8:47:51 16:24:42 telat masuk 11/06/2015 8:46:34 16:38:17 telat masuk 12/06/2015 8:36:23 19:16:06 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 9:03:22 19:19:01 telat masuk 16/06/2015 8:50:37 telat masuk dan pulang cepat 17/06/ :41:41 16:08:21 telat masuk 18/06/2015 9:41:50 15:08:47 telat masuk 19/06/2015 8:56:13 15:47:44 telat masuk 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/ :01:14 16:07:44 telat masuk 23/06/2015 alfa 24/06/2015 alfa 25/06/2015 alfa 26/06/2015 alfa 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 9:12:24 19:36:28 telat masuk 30/06/2015 9:27:41 18:24:41 telat masuk Untuk mengetahui lebih lanjut hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
13 B. Identifikasi Masalah 13 Berdasarkan gambaran kondisi pegawai pada latar belakang yang dikemukakan, diidentifikasikan penyebab disiplin kerja adalah sebagai berikut: 1. Balas Jasa 2. Sanksi Hukuman 3. Ketegasan 4. Persepsi Gaya Kepemimpinan 5. Keadilan Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin mencintai pekerjaan maka kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, gaji dan kesejahteraan pegawai di bedakan berdasarkan tingkat golongannya, akan tetapi ada beberapa pegawai yang gaji nya tinggi, dan tidak sesuai dengan golongannya. Hal ini menimbulkan rasa kecewa bagi golongan yang lainnya, membuat kinerja menurun dan tidak disiplin. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan- peraturan perusahaan, sikap, dan prilaku indisipliner pegawai akan berkurang. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, sanki hukuman relatif tinggi, namun
14 para pegawai masih sering melakukan pelanggaran dalam bekerja dan absen 14 kehadiran. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan sehingga karyawan menjadi disiplin. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, sebagian besar para pejabat sudah tegas namun beberapa pegawai masih memiliki disiplin yang rendah dalam bekerja. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), persepsi gaya kepemimpinan proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang didahului, menghartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun didalam pegawai yang berkaitan dengan kepemimpinan. Menurut Alfred Januar (2013), semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi displin kerja. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, para pegawai BNPB mempunyai persepsi bahwa atasannya adalah pemimpin yang tegas namun mereka banyak yang tidak disiplin dengan tidak mentaati perintah atasan. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2005), Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.berdasarkan fakta yang ada di BNPB, terdapat ketidakadilan dalam hal penugasan perjalanan dinas luar daerah, dalam penugasan tersebut seharusnya semua karyawan mempunyai kesempatan yang sama dalam
15 perjalanan dinas ke daerah, dan yang terjadi adalah hanya beberapa 15 karyawan tertentu mempunyai kesempatan perjalanan dinas luar daerah. Meskipun demikian para pegawai tetap menjalankan tugas hariannya dengan tanggung jawab dan profesional. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengengaruhi disiplin kerja, persepsi gaya kepemimpinan berpengaruh besar pada manusia manusia. Menurut Alfred Januar (2013), semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi displin kerja. Karena dengan adanya kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan yang mengarahkan, kepemimpinan berorientasi pencapaian hasil, kepemimpinan partisipasif akan menghasilkan pemimpin yang disukai atau personal power (kekuatan pribadi). Mengingat pentingnya persepsi gaya kepemimpinan, diharapkan dengan adanya kepemimpinan tersebut dapat terlaksannya kedisiplinan yang tinggi. Dalam penelitian ini dibatasi hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan karena faktor-faktor tersebut terkait hubungannya dengan disiplin kerja pegawai di bagian biro umum BNPB Jakarta Timur, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
16 16 D. RumusanMasalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, rumusan masalah adalah: Apakah ada hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur?. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan di Badan Nasional Penanggulangan BencanaJakarta Timur. b. Mengidentifikasi disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur. c. Menganalisis hubungan persepsi pegawai gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur.
17 F. Manfaat Penelitian 17 Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi kalangan akademisi dan instansi yaitu : 1.Manfaat bagi kalangan Akademis a. Memberi masukan bagi penelitian pada bidang Sumber Daya Manusia, khususnya terkait dengan manajemen sumber daya manusia. b. Hasil penelitian ini mendorong penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia yang berhubungan dengan disiplin kerja 2. Manfaat Bagi Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) Dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan evaluasi terhadap BNPB Jakarta Timur. Disamping itu dapat pula menjadi masukan untuk pengembangan dan bahan masukan untuk mengetahui disiplin kerja pegawai. 3. Manfaat Bagi Peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti antara lain menambah ilmu, pengetahuan, dan melatih dalam berfikir secara sistematis, logis.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2079, 2014 BNPB. Pegawai. Hari dan Jam Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen
Lebih terperinciBERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA
No.1095, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan utamanya. Tanpa adanya dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemimpin 2.1.1 Pengertian Pemimpin Pada suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangat penting demi kamajuan organisasi dimana pemimpin memegang kekuasaan penting dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Kerja Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin dapat diartikan sebagai masalah disiplin sering didefinisikan dengan tepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bentuk susunan organisasi yang lengkap melainkan juga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ingin berkembang dan maju untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan agar bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Keberhasilan aktivitas
Lebih terperinciKEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia ditempatkan sebagai unsur penting
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama
1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1313, 2014 KEMEN KUKM. Hari Kerja. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PER/M.KUKM/IX/2014 TENTANG HARI KERJA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. Sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi/instansi yang merupakan suatu penegasan kembali
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi baik itu di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintahan, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal ini dikarenakan seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi bisa terwujud apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu dari dinas daerah dan menjadi bagian dari Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Dinas daerah merupakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan akan mempengaruhi terhadap tingkat produktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan publik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan tuntutan kepada pemerintah dalam hal ini adalah pegawai negeri, untuk dapat memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja. Handoko (2002) mengistilahkan kinerja sebagai performance. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan perekonomian yang semakin pesat dewasa ini membuat sumber daya manusia menjadi unsur yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan dalam arti sumber
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1280, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK. Kinerja Pegawai. Tunjangan. Pelaksanaan. Teknis. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN
Lebih terperinciPENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2015 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Kepegawaian. Hari. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Pemimpin yang baik pasti akan memberikan contoh
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1776, 2016 BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi pemerintah saat ini adalah berkaitan dengan disiplin kerja pegawai. Pada umumnya suatu intansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik kepada pemimpin maupun kepada aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perubahan perilaku. Perguruan tinggi harus mampu. penting yang perlu dibenahi adalah kinerja pegawainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, melalui peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Pembangunan yang berlangsung sampai saat ini tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia ditempatkan sebagai unsur penting
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para
BAB II KAJIAN TEORI 1.1.Pengertian Disiplin Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
Lebih terperinciBAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG. 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang
BAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang Manajemen yang baik terdiri dari beberapa unsur, selain unsur perencanaan, pengorganisasian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, sumber daya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen kepegawaian atau sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau instansi pemerintahan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Pegawai Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupkan faktor penting agar organisasi tersebut tetap memberikan hasil
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi. Keberhasilan dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor terpenting selama berinteraksi adalah komunikasi.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin Kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri dan menyebabkan dia dapat
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 Tahun 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NUSA
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana dunia semakin menyatu tidak bisa lagi kejadian di suatu negara tertutup bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciKEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.
No.1831, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TUNJANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedisiplinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam upaya mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pegawai, dalam rangka mencapai tujuan organisasi Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Salatiga
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada Badan Pertanahan Nasional Saaltiga, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan dorongan untuk hidup bersama. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap mengetahui kebenaran yang terjadi di lapangan dan dapat
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan Sumber data primer penelitian ini adalah hasil wawancara mendalam yang dilakukan antara peneliti dan informan. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap
Lebih terperinci