JOB SHEET PRAKTEK SISTEM PENGISIAN SEPEDA MOTOR. Setelah selesai praktik sistem pengisian pada sepeda motor diharapkan mahasiswa dapat :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JOB SHEET PRAKTEK SISTEM PENGISIAN SEPEDA MOTOR. Setelah selesai praktik sistem pengisian pada sepeda motor diharapkan mahasiswa dapat :"

Transkripsi

1 1 JO SHEET PAKTEK SISTEM PENISIAN SEPEDA MOTO TUJUAN : Setelah selesai praktik sistem pengisian pada sepeda motor diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mengetahui cara kerja sistem pengisian sepeda motor 2. Mampu memeriksa komponen sistem pengisian sepeda motor 3. Mampu menganalisa kerusakan sistem pengisian sepeda motor 4. Mampu memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian sepeda motor ALAT DAN AHAN 1. Sepeda motor ( Karisma, rand, Vega, Mio, Shogun ) sesuai pembagian kelompok 2. Multimeter (analog atau digital) 3. Tool set 4. Kabel jumper KESELAMATAN KEJA 1. Lakukan pekerjaan praktik sesuai instruksi dan gunakan job sheet ini sebagai acuan pekerjaan secara berurutan 2. aca dan pahami langkah demi langkah urutan pekerjaan 3. Lakukan praktik dengan sungguh sungguh supaya hasil belajar bisa maksimal dan tidak terjadi kerusakan pada alat dan bahan 4. Hati hati dalam penggunaan alat ukur multimeter karena sangat rawan rusak ketika salah penggunaan, terjatuh, terinjak dll. Posisikan alat ukur pada tempat yang aman ketika tidak digunakan maupun saat digunakan 5. Pastikan yang saudara lakukan benar ketika menggunakan multimeter. Satu kesalahan bisa menyebabkan kerusakan alat - ertanya pada instruktur bila ragu dan didampingi terutama ketika pengukuran tegangan - Jangan tergesa gesa dalam melakukan pengukuran. Pastikan setting selector multimeter telah sesuai, posisi probe serta kondisi rangkaiannya

2 2 - Pilihan selector sesuai pengukurannya dan ketika memindah / memutar selector lakukan dengan perlahan supaya alat tidak cepat rusak - Ketika mengukur tahanan rangkaian tidak boleh ada arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut - Perhatikan kalibrasinya - Saat pengukuran tegangan DC probe multi meter jangan sampai terbalik LANKAH KEJA : 1. Tempatkan sepeda motor pada area praktik sesuai pembagian masing masing 2. Mengambil kelengkapan alat dan bahan. Tempatkan pada tempat yang aman 3. Pelajari dasar teori sistem pengisian 4. Amati rangkaian system pengisian pada sepeda motor dengan menggunakan wiring 5. Selesaikan job sistem pengisian. 6. Setelah selesai pastikan semua soket rangkaian terpasang dengan baik dan sepeda motor dapat dihidupkan dengan normal A. DASA TEOI SISTEM PENISIAN SEPEDA MOTO Sistem pengisian merupakan sumber tersedianya listrik pada sepeda motor. SKEMA SISTEM PENISIAN SEPEDA MOTO LAMPU DEPAN KIPO K KUNCI KTAK. ODY + ATT - SPULL PENEANAN SPULL PENAPIAN (KHUSUS TIPE CDI AC) SPULL PENISIAN / CHAIN COIL

3 3 Komponen pendukung sistem pengisian adalah alternator (spull pengisian), kiprok, fuse dan battery 1. ALTENATO / AC MANETO Fungsinya menghasilkan arus AC dengan menggunakan putaran dari mesin. Alternator terdiri dari : 1) Stator / kumparan / spull erupa : spull pengisian ( semua tipe sepeda motor ada ), spull penerangan (hanya sepeda motor dengan lampu depan tipe AC), spull pengapian ( khusus sepeda motor dengan.pengapian tipe AC ) 2) otor / magnet / fly wheel erupa : magnet permanen berselang seling kutup utara dan selatan cara kerja alternator Ketika sepeda motor distater maka magnet akan berputar sehingga terjadi induksi listrik di kumparan yang berupa arus AC 1 fasa : polaritas positif = saat magnet utara melintasi spull polaritas negative = saat magnet selatan melintasi spull semakin cepat putaran mesin maka induksi yang dihasilkan semakin besar OUT PUT AC 1 FASA ambar diatas adalah alternator dengan tipe : 1) Spull tipe batang sehingga menghasilkan tegangan AC 1 fasa 2) Magnet berjumlah 2 pasang sehingga menghasilkan 2 siklus dalam 1 putaran poros engkol Catatan : jenis alternator SM sekarang ada yang memakai spull tipe melingkar dan jumlah magnet yang lebih dari 2 pasang Prosedur Pembongkaran Alternator

4 4 pada beberapa sepeda motor oli mesin harus dikeluarkan dulu karena ruang alternator terisi oli mesin. contoh : tiger, dll 1. Melepas aut Tutup ak Mesin Sebelah Kiri Dengan Pola ersilang Dan ertahap 2. Tahan magnet dengan SST kemudian lepas baut dan ring 3. Lepas magnet dari poros engkol dengan SST pada proses pemasangan magnet perhatikan alur pada magnet dengan spi di poros engkol 2. KIPOK / EULATO / ECTIFIE Fungsinya : 1) Menyearahkan arus AC dari alternator menjadi arus DC (supaya dapat digunakan untuk mengisi battery) 2) Sebagai regulator / mengatur tegangan pada skala yang telah ditentukan Kiprok pada sepeda motor terbagi menjadi 2 tipe berdasarkan metoda rektifikasi Metoda ektifikasi entuk gel. AC input Metoda arus balik tegangan Metoda regulasi ½ gelombang Single phase Internal voltage feedback 1 gel. Penuh Single phase attery voltage feedback SC shorted

5 5 1) IIN PENISIAN ½ ELOMAN / HALF AVE SAKLA LAMPU DEPAN LAMPU DEPAN KUNCI KTAK 2 D 2 ZD D 1 A SC. ODY [ ] 1 K + - ATTE Y SPULL PENEANAN SPULL PENISIAN KIPOK ½ EL misalkan spesifikasi pada honda supra pengaturan tegangan pengisian pengaturan tegangan penerangan : 14,0 16,0 volt pada 5000 PM : 10,5 14,0 volt pada 5000 PM cara kerja sistem pengisian ½ gelombang terjadinya sistem pengisian saat mesin hidup dan dipengaruhi rpm mesin KK kemudian mesin dihidupkan magnet berputar sehingga spull pengisian menghasilkan arus AC (bolak balik) menuju ke kiprok. Didalam kiprok arus AC dengan polaritas positif melewati diode 1 (D1) sedang polaritas negatifnya tidak, sehingga arus AC tadi berubah menjadi DC ½ gelombang kemudian arus ini diteruskan ke terminal + battery sehingga terjadilah pengisian battery. Ketika PM mesin dinaikkan maka tegangan yang dihasilkan spull pengisian bertambah tinggi. Diode zener akan aktif ketika tegangan menginjak 16 volt sehingga ada arus spull pengisian yang dilewatkan diode 2 (D2) ZD 1 dan SC sehingga SC menjadi. Ketika SC maka

6 6 arus dari spull pengisian yang tadinya mengisi battery di bypass menuju SC lalu ke massa sehingga tidak terjadi pengisian di battery. Siklus ini terjadi dengan cepat sekali sehingga bila kita ukur tegangan pengisiannya pada putaran rendah sampai tinggi maka akan berkisar antara volt pengaturan arus penerang lampu depan tipe AC kiprok ini juga mengatur tegangan yang mengalir pada lampu kepala tipe AC yaitu ketika motor hidup dan lampu depan dinyalakan maka arus AC dari spull penerangan akan menuju ke rangkaian lampu dan sebagian dimasukkan ke kiprok. Didalam kiprok, sebagian arus tadi dilewatkan hambatan (1) menuju massa dengan tujuan mengatur tegangan yang masuk ke rangkaian lampu depan antara 10,5 14 volt terutama ketika PM tinggi agar lampu tidak putus Digunakan pada sepeda motor : rand, Supra, Shogun, dll 2) IIN PENISIAN ELOMAN PENUH / FULL AVE DIODE IDE D 4 D 1 KUNCI KTAK D 2 D 3. ODY (termasuk Lampu Depan) + - SPULL PENISIAN ATTEY misalkan spesifikasi pada honda Tiger pengaturan tegangan pengisian : 13,5 14,5 volt pada 5000 PM ambar wiring diatas tidak menunjukkan kiprok secara total (karena SC tidak ditampilkan) hanya menunjukkan proses terjadinya system pengisian full wave cara kerja sistem pengisian terjadinya sistem pengisian saat mesin hidup dan dipengaruhi rpm mesin KK kemudian mesin dihidupkan magnet berputar sehingga spull pengisian menghasilkan arus AC (bolak balik) menuju ke kiprok. Arus AC ada 2 polaritas yaitu positif dan negative yang di pakai untuk pengisian full wave

7 7 polaritas positif (saat magnet utara melintasi spull pengisian ) = spull pengisian D3 fuse + battery - battery D4 spull pengisian polaritas negative (saat magnet selatan melintasi spull pengisian ) = spull pengisian D1 fuse + battery - battery D2 spull pengisian Sehingga tipe pengisian lebih maksimal dalam proses chargingnya. Pengaturan tegangannya dilakukan oleh SC antara 13,5 14,5 volt Digunakan pada sepeda motor : Honda Tiger,.. 3. / SEKIN Fungsinya sebagai pengaman dari arus yang berlebihan / konsleting. Penggantian fuse harus sesuai spesifikasinya 4. ATTEY Fungsinya : 1) Sumber arus kelistrikan 2) Menyimpan arus DC dari sistem pengisian Sepeda motor sekarang umumnya memakai battery 12 volt. JO PENAMATAN SISTEM PENISIAN PADA SEPEDA MOTO perhatian : unakan wiring dibawah sebagai pedoman sesuai dengan sepeda motor yang dipakai 1. Identifikasi letak komponen sistem pengisian pada sepeda motor masing masing mulai dari spull pengisian, kiprok, fuse dan battery 2. Urutkan dan pelajari hubungan kabel body pada sistem pengisian sesuai warna kabelnya dimulai dari spull pengisian battery (diskusikan dengan teman kelompok) SISTEM PENISIAN DAN PENAPIAN (CDI-DC) HDA KAISMA Y LAMPU DEPAN KIPOK 15 A + ATT - / / 10 A. ODY CDI /Y KOIL u/y THOTTLE SITCH USI PULSE / PICK UP COIL SPULL PENISIAN / CHAIN COIL Y Yellow (kuning) ed (merah) lack (hitam) - reen (hijau) hite (putih)u lue (iru)o - (Orange)r rown (coklat)

8 8 SISTEM PENISIAN DAN PENAPIAN (CDI-AC) YAMAHA VEA LAMPU DEPAN KIPOK + ATT - r. ODY Y/ r CDI / O KOI L USI PULSE / PICKUP COIL SPULL PENISIAN / CHAIN COIL SPULL PENAPIAN / SOUCE COIL Y Yellow (kuning) ed (merah) lack (hitam) - reen (hijau) hite (putih)u lue (iru)o - (Orange)r rown (coklat) SISTEM PENISIAN DAN PENAPIAN (CDI-AC) HDA AND LAMP U DEPAN KIPOK + ATT -. ODY Y / / CDI /Y KOIL u/y USI PULSE / ENEATO PULSA SPULL PENAPIAN / SOUCE COIL Y Yellow (kuning) ed (merah) lack (hitam) - reen orkshop Otomotif Teknik Mesin (hijau) Unnes hite (putih)u lue (iru)o - (Orange)r rown (coklat) SPULL PENISIAN / CHAIN COIL

9 9 SISTEM PENISIAN DAN PENAPIAN (CDI-DC) SUZUKI SHOUN 110 LAMP U DEPAN KIPOK / + ATT - O. ODY Y/ O / CDI /u KOIL u/y PULSE / PICK UP COIL / / SPULL PENISIAN / CHAIN COIL Y Yellow (kuning) ed (merah) lack (hitam) - reen (hijau) hite (putih)u lue (iru)o - (Orange)r rown (coklat) SISTEM PENISIAN DAN PENAPIAN (CDI-DC) YAMAHA MIO LAMPU DEPAN KIPOK + ATT - r. ODY Y/ r SOKET SPULL / CDI O KOI L USI PULSE / PICKUP COIL /L SPULL PENISIAN / CHAIN COIL Y Yellow (kuning) ed (merah) lack (hitam) - reen (hijau) hite (putih)u lue (iru)o - (Orange)r rown (coklat)

10 10 C. JO PEMEIKSAAN KOMPEN SISTEM PENISIAN Sebelumnya hidupkan mesin sepeda motor beberapa saat untuk memastikan kondisi mesin normal. aca dan lakukan langkah pemeriksaan dibawah ini secara berurutan 1. Spull Pengisian dan Penerangan a) Posisikan KK off dan lepas konektor negative battery b) Lepas konektor spull dengan cara menekan bagian penguncinya kemudian tarik sambil di goyang, yang di pegang konektornya bukan kabelnya. c) Ukur tahanan spull pengisian dan penerangan menggunakan OHM tester skala X 1 ohm (kalibrasi) NO TYPE SPULL PENISIAN (Ohm) SPULL PENEANAN (Ohm) 1 AND ( - ) 0,1 1,0 ( Y ) 0,1 0,6 2 VEA - ( ) 0,32 0,48 ( Y/ ) 0,24 0,36 3 SHOUN ( / massa body ) 0,6 1,2 ( Y/ massa ) 0,5 1,0 4 MIO ( ) 0,32 0,48 ( Y/ ) 0,24 0,36 5 KAISMA ( ) 0,3 1,1 Tidak ada spull penerangan 6 d) Catat hasil pengukuran =. e) Konektor spull jangan dipasang dulu. eri kesimpulan = 2. Kiprok (hanya grand dan shogun) a) Posisikan KK off dan lepas konektor negative battery b) Kiprok tidak perlu dilepas dari chasis c) Lepaskan konektor kiprok. d) Ukur nilai tahanan pada terminal kiprok menggunakan Ohm tester skala x 1 K ohm (kalibrasi) SUZUKI SHOUN

11 11 HDA AND Satuan : K Ω PUTIH KUNIN MEAH HIJAU PUTIH ~ 8,5 ~ KUNIN ~ ~ MEAH ~ ~ ~ HIJAU ~ ~ d) Konektor kiprok jangan dipasang dulu eri kesimpulan = c) Catat hasil pengukuran =. Catatan : kiprok yang tidak genuine / asli kadang nilainya tidak sama dengan spesifikasi tetapi belum tentu tidak bagus sebelum dilakukan pemeriksaan tegangan pengisiannya 3. Fuse / Sekring a) Posisikan KK off dan lepas konektor negative battery b) Lepas fuse dengan hati-hati c) Ukur kontinuitas fuse dengan Ohm tester pastikan tidak putus d) Periksa dan perbaiki konektor terminal fuse dari kemungkinan berkarat atau kendor (mengikatnya fuse kurang kuat) e) Pasang kembali fuse eri kesimpulan =. Catatan : Penggantian fuse harus sesuai spesifikasinya atau ampere nya 4. attery a) Posisikan KK off dan lepas konektor negative battery b) Terminal battery tidak perlu dilepas c) Amati secara visual kondisi battery d) Pada tipe battery basah cairan elektrolit harus diantara lower dan upper. Pengisian tambahan menggunakan air aki biasa bukan air zuur sampai batas upper. e) Periksa kekencangan terminal positif dan negative f) ersihkan karat yang menempel pada terminal dengan amplas. eri sedikit grease pada terminalnya erikan kesimpulan =

12 12 Catatan : pada aki basah bila jumlah elektrolit kurang dari batas lower maka akan menyebabkan plat selnya berkarat putih (sulfasi) sehingga fungsi menyimpan arusnya berkurang ( battery rusak) 5. Kontinunitas Kabel ody Antar Komponen Sistem Pengisian a) Posisikan KK off dan lepas konektor negative battery b) Konektor spull dan kiprok dalam kondisi terlepas c) Ukur kontinuitas kabel body antar komponen tersebut dengan Ohm tester skala x 1 ohm d) Setelah selesai pasang kembali semua konektor tersebut termasuk konektor negative batterynya (pastikan kencang) erikan kesimpulan = Catatan : bila terdapat hubungan yang kurang baik / putus pada rangkaian maka akan menyebabkan system pengisian tidak bekerja. Masalah sering terjadi pada hubungan konektor yang kendor. 6. Pemeriksaan Kapasitas attery dan Tegangan Pengisian (wajib didampingi instruktur untuk menghindari kerusakan multimeter) a) Perhatikan dengan baik baik gambar disamping. Kesalahan prosedur bisa merusak alat ukur b) angkaian system pengisian dan pengapian dalam kondisi terpasang (negative battery telah terpasang) c) Periksa kapasitas battery dalam kondisi terpasang pada sepeda motor dengan cara : 1) KK posisi off 2) Setting multimeter pada selector 50 DC Volt (pilihan selector DC V harus diatas tegangan yang akan diukur) 3) Tunjukkan setting multimeter pada instruktur agar di cek 4) Arahkan probe merah ke positif battery 5) Probe hitam ke negative battery / massa body 6) aca hasil ukur = volt 50 DC V Catatan = ila hasil pengukuran kurang dari 12 volt berarti kapasitasnya kurang / lemah (belum tentu battery rusak). Untuk memastikan perlu di charger terlebih dahulu d) Periksa tegangan pengisian dengan cara : 1) Pasang alat multimeter 50 DCV sama seperti diatas (gambar) 2) Hidupkan sepeda motor pada putaran 5000 rpm 3) aca hasil ukur =.volt KAISMA & orkshop Otomotif Teknik Mesin AND Unnes VEA - SHOUN MIO Spesifikasi teg. pengisian pada 14,0 15,0 v 14,5 v 13,0 16,0 v 14,0 v put rpm

13 13 Catatan : Secara umum bila tegangan pengisian kurang dari 13 volt atau terlalu tinggi dari spesifikasi maka system pengisian sepeda motor tersebut bermasalah. Pada sepeda motor tipe pengapian CDI DC / konvensional DC kerusakan pada system pengisian bisa menyebabkan sepeda motor mogok erikan kesimpulan = 7. Pemeriksaan Arus Pengisian (ajib didampingi instruktur untuk menghindari kerusakan multimeter) a) angkaian system pengisian dan pengapian dalam kondisi terpasang (negative battery terpasang) b) Set alat multimeter (Pilihan selector amper harus diatas arus yg akan diukur) Tipe analog : 1) putar selector (pelan pelan) pada 2,5 A 2) pindah kabel merah multimeter pada terminal 2,5 A Tipe digital : 1) putar selector (pelan pelan) pada 10 A 2) pindah kabel merah multimeter pada terminal 10 A c) Tunjukkan setting multimeter pada instruktur agar dicek d) Lepas fuse sepeda motor e) Pasang alat seperti pada gambar (hati- hati, kesalahan memasang / terbalik bisa menyebabkan multimeter rusak) 1) Arahkan probe merah ke terminal fuse yang ke rangkaian 2) Probe hitam ke terminal fuse yang ke positif battery f) KK kemudian hidupkan motor pada putaran 5000 rpm g) aca hasil ukur = A e) Setting selector multimeter (2,5 A) jangan dirubah dulu untuk pengukuran selanjutnya Catatan : iasanya pekerjaan pemeriksaan pengukuran arus jarang dilakukan karena system pengisian bisa dikatakan baik ketika tegangan pengisian sesuai spesifikasi 8. Pemeriksaan Kebocoran Arus a) angkaian system pengisian dan pengapian dalam kondisi terpasang b) Posisi KK dan selama pengukuran dilarang menghidupkan KK karena bisa merusak amperemeter c) Setting multimeter (analog 2.5 A, digital 10 A) seperti pada pengukuran arus pengisian diatas d) Lepas konektor negative battery e) Pasang alat seperti pada gambar (perhatian : hati- hati, kesalahan memasang / terbalik bisa menyebabkan multimeter rusak)

14 14 1) Arahkan probe merah ke kabel massa / massa body 2) Probe hitam ke Negatif battery f) Hasil ukur = Kebocoran arus max 1 ma g) Jika pengukuran telah selesai putar pelan pelan selector multitester pada posisi off dan pindah kabel merah terminal 2,5A / 10 A ke tempat semula (positif multimeter) eri kesimpulan :. Catatan : ila terjadi kebocoran arus melebihi spesifikasi kemungkinan ada hubungan singkat pada rangkaian listrik. Tentukan hubungan singkat dengan melepas hubungan satu - persatu D. TOULE SHOOTIN SISTEM PENISIAN Indikasi sistem pengisian normal / baik secara umum ditunjukkan dengan tegangan pengisian berkisar volt dan semua komponen serta sambungan dalam keadaan baik. Sistem pengisian sepeda motor dikatakan bermasalah ditunjukkan gejala : 1. attery mengalami penurunan tegangan (saat KK on engine mati klakson, lampu sein menjadi redup) 2. Khusus pada sepeda motor dengan pengapian tipe CDI DC kerusakan sistem pengisian bisa menyebabkan sepeda motor mogok SKEMA SISTEM PENISIAN SEPEDA MOTO LAMPU DEPAN KIPO K KUNCI KTAK. ODY + ATT - SPULL PENEANAN SPULL PENAPIAN (KHUSUS TIPE CDI AC) SPULL PENISIAN / CHAIN COIL

15 15 pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan : 1. Cek dahulu kekencangan setiap konektor dari kemungkinan kendor / berkarat 2. Cek kondisi fuse dan terminalnya (pastikan baik) 3. Periksa tegangan pengisian ke battery harus antara volt a) ila baik = - cek terminal battery dari kemungkinan kendor / karat - Periksa kondisi battery (perbaikan sampai penggantian) b) ila tidak sesuai maka periksa percikan api pada spull pengisian (besar/kecil/tidak ada) Api esar penggantian) Periksa kiprok (cek sambungan sampai Api kecil/tidak ada Periksa spull pengisian (tahanan sampai penggantian)

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Sistem Kelistrikan Bodi 1. Lampu kepala Jika lampu kepala memiliki spesifikasi 12V-25/25W maka tahananya adalah sebagai berikut : a. Tahanan lampu dekat 25 = 7

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan

Lebih terperinci

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V MEMBUAT LAMPU HAZARD SEPADA MOTOR Lampu Hazard sering dikaitkan dengan lampu sein karena berada pada tempat yang sama. Bedanya ketika lampu hazard dihidupkan maka lampu sein kanan kiri akan hidup secara

Lebih terperinci

Kelas pada Sistem Starter

Kelas pada Sistem Starter SMK NEGERI 2 CILACAP MEKANIK OTOMOTIF SEMESTER JOB I. LISTRIK OTOMOTIF Nama Perawatan Dan Perbaikan Kelas pada Tgl Praktek Sistem Starter Tgl Periksa TUJUAN 1. Siswa dapat mengetahui rangkaian sistem starter.

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERBAIKAN/PENGGANTIAN KOMPONEN YANG RUSAK PENGECEKAN CAPASITOR, DINAMO, SAKLAR TIMER PENGECEKAN INSTALASI POWER INPUT UNIT Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci Alur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN

SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN KODE MODUL SPD. OTO 225-02 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran

Lebih terperinci

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

MAX GUARD.

MAX GUARD. MAX GUARD ALARM MOTOR DENGAN PASSWORD ZN-P204 DIPRODUKSI OLEH ZUVITRON DIGITAL http://zuvitronic.tripod.com Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Max Guard ZN-P204 sebagai pengaman

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR DAN PENYEARAHAN GELOMBANG LISTRIK

TRANSFORMATOR DAN PENYEARAHAN GELOMBANG LISTRIK JOB SHEET 5 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR TRANSFORMATOR DAN PENYEARAHAN LISTRIK OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan alat :

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi BAB II DASAR TEORI Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk merekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986. Salah satu hal yang menyangkut pendekatan pemecahan masalah adalah dasar teori. Dasar

Lebih terperinci

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO 311/01

Lebih terperinci

AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : 0804405050 JURUSAN : TENKIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan

Lebih terperinci

INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI URUTAN PEMASANGAN KABEL

INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI URUTAN PEMASANGAN KABEL INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI Adjuster berfungsi sebagai Adjustable Pick -Up Pulser Advancer. ComPort berfungsi sebagai Koneksi komunikasi dengan modul KEYPAD maupun computer melalui dongle RS232.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital LABORATORIUM DESAIN DAN PROTOTIPE TE FTUB INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital Menggunakan Multitester Digital sebagai Volt Meter 1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah

Lebih terperinci

Sistem Pengisian. Waktu : 8 Jam. Materi

Sistem Pengisian. Waktu : 8 Jam. Materi Sistem Pengisian Tujuan : 1. Peserta dapat mengidentifikasi komponen sistem pengisian 2. Peserta dapat mendiagnosis gangguan pada sistem pengisian 3. Peserta dapat memperbaiki gangguan yang terjadi pada

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. KEASLIAAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER DAN VARIASI JENIS BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MESIN PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 Ilham Fahrudin, Husin Bugis, dan Ngatou Rohman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alternator Alternator atau yang lebih kita kenal sebagai "Dinamo Amper" merupakan suatu unit yang berfungsi sebagai power supply dan charging syste. Fungsi alternator adalah

Lebih terperinci

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL MALANG 2016 Instruksi Kerja Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : 1 Desember

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor Sistem pengisian adalah gabungan dari beberapa komponen pengisian seperti generator (alternator), regulator dan baterai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tegnologi menuntut manusia untuk mengikuti arah laju kemajuan zaman baik dari segi industri, komunikasi, dan ekonomi. Dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI

PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

Teknik Sepeda Motor lanjut

Teknik Sepeda Motor lanjut Teknik Sepeda Motor lanjut Disusun Oleh : Muji Setiyo, ST, MT Analisis Goemetri Mesin Analisis Cam Shaft Analisis Sistem Pengapian Electronic Analisis CVT TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH aghna

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK PENGUKURAN MENGUNAKAN MULTIMETER SINTA WULANNINGRUM 15302241031 PENDIDIKAN FISIKA C FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Dalam penyampaian sebuah materi akan lebih baik jika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Dalam penyampaian sebuah materi akan lebih baik jika menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat menerima ilmu yang telah disampaikan oleh pendidik. Identifikasi bahwa peserta didik telah menerima ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Bengkel Otomotif Balai Besar Latihan Kerja Serang (BBLKI-Serang), dan sepeda motor yang akan digunaan pada penelitian adalah

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

Metrologi dan Peralatan Bengkel

Metrologi dan Peralatan Bengkel Metrologi dan Peralatan Bengkel Muji Setiyo, ST, MT 2012 TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG Alamat : Jl Mayjend Bambang Sugeng Km. 05 Mertoyudan Magelang 1 Telp (0293) 366945 Catatan perubahan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA I. Kompetensi: FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO 340/04 Revisi : 01 Tgl. : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 7 Menjelaskan kerja pengontrolan pada engine Manajemen Sistem II. Sub Kompetensi: Setelah selesai praktek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat Penelitian Susunan peralatan yang akan digunakan pada penelitian alat konversi energi listrik mekanik dari laju kendaraan sebagai berikut: 1 2 8 9 3 4 7 5 6 Gambar 3.1.

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda KEGIATAN BELAJAR 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari dioda b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i diode c. Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator. ANALISA GENERATOR LISTRIK MENGGUNAKAN MESIN INDUKSI PADA BEBAN HUBUNG BINTANG (Y) DELTA ( ) PADA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO DASAR UNIVERSITAS GUNADARMA Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. KODE MODUL SPD. OTO 225-01 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC Muhamad Nuryasin, Agus Suprihadi Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Periksa komponen-komponen system berikut: 1. Penyimpangan (defleksi) tali kipas: Defleksi tali kipas: 7 11 mm dengan gaya tekan 10 kg.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL Kelompok 7 Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL 1. Bagaimana teknik pengukuran multimeter? 2. Bagaimana prinsip kerjanya? Jawab : Teknik pengukuran multimeter

Lebih terperinci

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik = Nama : Kelas : No : LKS PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat: 1. Mengukur besar hambatan listrik 2. Mengukur besar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put alternator dan drop putaran mesin. Berikut ini adalah hasil penelitian dari

Lebih terperinci

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Teknik Mesin Oleh

Lebih terperinci

Pengenalan Multimeter

Pengenalan Multimeter Pengenalan Multimeter EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari fungsi dan sifat multimeter Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan Dapat membedakan multimeter elektronis

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

SISTEM STATER ELEKTRIK

SISTEM STATER ELEKTRIK SISTEM STATER ELEKTRIK Fungsi dan Jenis Sistem Stater System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bias bekerja. Ada beberapa jenis stater, diantarannya : a. Stater mekanik Adalah stater yang

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Ludfianto (2013), meneliti penggunaan twin spark ignition dengan konfigurasi berhadapan secara Horizontal pada Motor Yamaha F1ZR dua langkah

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN..... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... i ii iii SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. KATA PENGANTAR. v vi vii INTISARI... ix ABSTRACT..

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kelistrikan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. sistem kelistrikan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melihat perkembangan dunia otomotif masa kini, khususnya sepeda motor. penyusun tertarik untuk membuat judul tugas akhir dengan tema kelistrikan bodi dan motor stater

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sistem Alternator Alternator adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Pada prinsipnya, generator listrik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO..v KATA PENGANTAR.vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu alat (mesin) yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik, motor bakar umumnya terdapat dalam beberapa macam antara lain : mesin

Lebih terperinci

APLIKASI ELEKTROMAGNET

APLIKASI ELEKTROMAGNET JOB SHEET 14 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR APLIKASI ELEKTROMAGNET OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No.

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA 5 SOAL MENGISI JAWABAN YANG DENGAN BENAR Halaman 1 dari 8 A. PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci