LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II POLARIMETRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II POLARIMETRI"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II POLARIMETRI Oleh : Nama : Ni Made Susita Pratiwi Nim : Kelmpk : II Tanggal Praktikum : 16 April 2012 LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012

2 POLARIMETRI I. TUJUAN 1. Meningkatkan kemampuan melakukan prsedur labratrium yang sederhana dengan baik dan efisien. 2. Meningkatkan kemampuan mengumpulkan data, melakukan pengamatan dan pengukuran dengan plarimeter serta membuat perhitungan secara sistematis. 3. Menentukan sudut putar jenis larutan ptis aktif dengan metde plarimetri. 4. Membandingkan sifat ptis aktif antara dua larutan yang berbeda berdasarkan sudut putar jenis larutan tersebut. 5. Menentukan knsentrasi larutan gula dengan menggunakan plarimeter, sekaligus menentukan sudut plarisasi. II. DASAR TEORI Plarisasi leh refleksi telah ditemukan pada 1808 leh Etienne malus ( ). Malus, yang telah melakukan percbaan pembiasan ganda bekerja pada saat bekerja pada teri efek, mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela yang dekat jendela, melalui kristal dari Islandia Spar. Plarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut putaran (ptical rtatin) cahaya terplarisir leh senyawa yang transparan dan ptis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar mnkrmatis yang terplarisir tersebut. Senyawa ptis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar sinar terplarisir. Zat yang ptis ditandai dengan adanya atm karbn asimetris atau atm C kiral dalam senyawa rganik, cnth : kuarsa ( SiO2 ), fruktsa. Cahaya mnkrmatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang dimaksud dengan cahaya terplarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya. Pada plarimeter terdapat plarisatr dan analisatr. Sinar yang berasal dari sumber dilewatkan melalui prisma terplarisasi (plarisatr), kemudian terus ke sel plarimeter yang berisi larutan dan akhirnya menuju prisma terplarisasi kedua (analisatr). Plarisatr adalah plarid yang dapat memplarisasi cahaya, sedangkan analisatr adalah plarid yang dapat menganalisis atau memplarisasi cahaya.

3 Untuk menentukan psisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan setengah bayangan. Untuk mencapai kndisi ini, plarisatr diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang plarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang plarisasi yang lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila analisatr diputar terus, setengah dari medan menjadi lebih terang dan lainnya redup. Psisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut adalah psisi putaran yang tepat dimana pada saat ini intensitas kedua medan sama. Bila arah transmisi plarisatr sejajar dengan arah transmisi analisatr, maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah plarisatr diteruskan seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi plarisatr tegak lurus terhadap analisatr maka tak ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terplarisasi linear yang melalui suatu larutan ptik aktif akan mengalami pemutaran bidang plarisasi. Prinsip dasar plarimetris ini adalah pengukuran daya putar ptis suatu zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terplarisir. Pemutaran bidang getar sinar terplarisir leh senyawa ptis aktif ada 2 macam, yaitu : 1. Dexr rtary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam. 2. Lev rtary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum jam. Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi warna dan panjang gelmbang yang dikenal dengan sinar plikrmatis. Untuk menghasilkan sinar mnkrmatis, maka digunakan suatu filter atau sumber sinar tertentu. Sinar mnkrmatis

4 ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu kristal yang mempunyai sifat seperti layar yang dapat menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang hanya mempunyai satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terplarisasi. Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan sinar atau kmpnen gelmbang yang arah getarnya searah dengan larutan dan menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini larutan digunakan sebagai suatu plat pemlarisasi atau plarisatr. Akhirnya sinar yang keluar dari larutan adalah sinar yang terplarisasi bidang. Cahaya dalam keadaan terplarisasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Gelmbang ke semua arah dan tegak lurus arah rambatnya Terdiri dari banyak gelmbang dan banyak arah getar Rtasi spesifik disimblkan dengan [α] sehingga dapat dirumuskan : [α] = α / dc Dimana : a = besar sudut yang terplarisasi leh suatu larutan dengan knsentrasi c gram zat terlarut per ml larutan. d = merupakan panjang lajur larutan (dm) c = merupakan knsentrasi (gram/ml) Karena panjang gelmbang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu garis D lampu natrium dan suhu standar 20 C, maka [α] T ditulis menjadi [α]. Kadar larutan dapat ditentukan dengan rumus : % = 100. ().1 Dengan menggunakan tabung yang sama maka knsentrasi dapat atau kadar senyawa dapat ditentukan dengan jalan membuat kurva standar. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai berikut : 1. Jenis zat Masing masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang getar sinar terplarisir. 2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar. 3. Suhu

5 Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang. 4. Knsentrasi zat Knsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika knsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar. 5. Jenis sinar (panjang gelmbang) Pada panjang gelmbang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda. 6. Pelarut Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda. Cnth : Calciferl dalam klrfrm α = +52,0 sedangkan Calciferl dalam asetn α = + 82,6 Fakta bahwa cahaya mengalami plarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelmbang transversal. Cahaya dapat terplarisasi karena peristiwa pemantulan, peristiwa pembiasan dan pemantulan, peristiwa bias kembar, peristiwa absrbsi selektif, dan peristiwa hamburan. Keterangan : (a) Gelmbang terplarisasi linier pada arah vertical (b) Gelmbang terplarisasi linier pada arah hrizntal (c) Gelmbang takterplarisasi Plarisasi karena pemantulan Bila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang 570, maka sinar pantul merupakan sinar terplarisasi seperti pada gambar disamping. Plarisasi karena pembiasan dan Pemantulan Cahaya terplarisasi dapat diperleh dari pembiasan dan pemantulan. Hasil percbaan para ahli fisika menunjukkan bahwa cahaya pemantulan terplarisasi sempurna jika sudut

6 datang θ1 mengakibatkan sianr bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Sudut datang seperti itu disebut sudut plarisasi atau sudut Brewster. Plarisasi karena pembiasan ganda (bias kembar) Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan yang sama ke segala arah. Ini disebabkan kaca hanya memiliki satu indeks bias. Tetapi bahan-bahan kristal tertentu seperti kalsitt dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan cahaya tidak sama untuk segala arah. Jadi, cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasan ganda. Kmpnen-kmpnen alat plarimeter adalah : 5.1 Sumber cahaya mnkrmatis Yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar mnkrmatis. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelmbang 589,3 nm. Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelmbang 546 nm. 2. Plarisatr dan analisatr Plarisatr berfungsi untuk menghasilkan sinar terplarisir. Sedangkan analisatr berfungsi untuk menganalisa sudut yang terplarisasi. Yang digunakan sebagai plarisatr dan analisatr adalah prisma nikl. 3. Prisma setengah nikl Merupakan alat untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan terang gelap dan gelap terang. 4. Skala lingkar Merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur. 5. Wadah sampel ( tabung plarimeter ) Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak bileh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya. 6. Detektr Pada plarimeter manual yang digunakan sebagai detektr adalah mata, sedangkan plarimeter lain dapat digunakan detektr ftelektrik. Prinsip kerja plarimeter adalah sebagai berikut :

7 Sinar mnkrmatis dari sumber cahaya (lampu natrium) akan melewati lensa klimatr sehingga berkas sinar yang dihasilkan akan disejajarkan arah rambatnya. Dari lensa terus ke plarisatr untuk mendapatkan berkas cahaya yang terplarisasi Cahaya terplarisasi ini akan terus ke prisma ½ nicl untuk mendapatkan bayangan gelap dan terang, kemudian melewati larutan senyawa ptik aktif yang berada dalam tabung plarimeter. III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat-alat: 1. Plarimeter 2. Crng plastik 3. Btl semprt 3.2 Bahan-bahan: 1. Aquades 2. Zat A : Gluksa 2,5 % 3. Zat B : Gluksa 5 % IV. CARA KERJA 1. Sel plarimeter dibilas dengan aquades beberapa kali dengan menggunakan btl semprt. Kemudian sel diisi dengan aquades dan diusahakan tidak bleh ada gelembung udara dalam sel. Sel diletakkan dalam plarimeter, kemudian pembacaan diatur hingga 0 C, melalui lensa mata bagian kanan. Kemudian setengah bayangan (bayangan redup) ditetapkan sebagai bayangan kerja, dengan mengatur pusat lensa mata maju atau mundur. Pembacaan ini dicatat sebagai titik nl. Harga titik nl ini harus diperhitungkan terhadap setiap pengukuran selanjutnya. 2. Sel diksngkan dan dibilas beberapa kali dengan larutan sampel. Dengan menggunakan rumus : [ ] =.C dimana : [ ] = putaran spesifik α λ = putaran yang diukur tanpa perputaran peralatan = panjang sel = 1 dm

8 C = knsentrasi (5% W/V = 0,05) dan selanjutnya putaran ptik untuk larutan dihitung. V. DATA PENGAMATAN Panjang sel (setelah diukur panjangnya) = 10 cm = 1 dm. Percbaan Putaran (α) air Putaran (α) Putaran (α) gluksa 2,5 % gluksa 5% I 0 1,80 3,50 II 1,30 2,30 4,00 III 2,00 1,20 3,90 VI. PERHITUNGAN 6.1 Zat A : Gluksa 2,5 % Diketahui : α 1 = + 1,80 α 2 α 3 = + 2,30 = + 1,20 C = 2,5/100 = 0,025 λ = 1 dm Ditanya : [ ] =...? Jawab : [ ] =.C 1,80 = 1dm.0,025 = + 72,0 0 Dengan cara yang sama, diperleh data sebagai berikut : +70,67 Percbaan [ ] [ ] ([ ] [ ) ] ([ ] [ ) ] I +1,80 +72,0 1, , II +2,30 +92,0 21, , III +1,20 +48,0-22, , [ ] +212 ([ ] [ ) ] +970, Standar deviasi (SD) = 25 D n 1 25 D 2 = 970, = 970,6667 2

9 = 485, 3333 = +22, Simpangan baku = ([ ] ) = (70,67± +22,0303) 0 22,0303 Persentase kesalahan = x100 % 70,67 = 31,17 % Kebenaran praktikum = 100 % - 31,17 % = 68,83 % 6.2 Zat B : Gluksa 5 % Diketahui : α 1 = + 3,50 α 2 α 3 = + 4,00 = + 3,90 C = 5/100 = 0,05 λ = 1 dm Ditanya : [ ] =...? Jawab : [ ] =.C 3,50 = 1dm.0,05 = + 70,0 0 Dengan cara yang sama, diperleh data sebagai berikut : +76,00 Percbaan [ ] [ ] ([ ] [ ) ] ([ ] [ ) ] I +3,50 +70,0-6, ,00 0 II +4,00 +80,0 +4, ,00 0 III +3,90 +78,0 +2, ,00 0 [ ] +228 ([ ] [ ) ] +56,00 0 Standar deviasi (SD) = = = 25 D 56, n 1 56, D 2 = 28

10 VII. = +5, Simpangan baku = ([ ] ) = (+76,00± +5,2915) 0 5,2915 Persentase kesalahan = x100 % 76,00 = 6,96 % Kebenaran praktikum = 100 % - 6,96 % = 93,04 % PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu plarimetri, dimana praktikum plarimetri ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan melakukan prsedur labratrium yang lebih sederhana dengan lebih baik dan efisien, melakukan pengamatan dan pengukuran dengan metde plarimetri serta membuat perhitungan secara sistematis, dan menentukan sudut putar jenis larutan ptis aktif dengan menggunakan plarimeter. Plarimeter adalah suatu alat yang menggunakan asas plarisasi, yaitu sebuah berkas sinar yang akan diteruskan leh plarizer dalam berbagai bentuk sinar yang terplarisasi. Sinar yang terplarisasi bisa berbentuk plarisasi linear, plarisasi lingkaran dan plarisasi elips. Berkas sinar yang telah terplarisasi akan diteruskan ke analizer. Analizer adalah penerima berkas sinar dari plarizer. Dengan metde plarimetri, hal yang diukur dan diamati adalah putaran ptis yang dihasilkan larutan atau cairan yang diuji. Putaran ptis (α) bergantung pada panjang sel, panjang gelmbang cahaya, dan temperatur. Pada percbaan ini masing masing variabel dibuat tetap. Sumber sinar adalah lampu natrium yang dapat memancarkan cahaya kuning (duplet) yang disebut garis D-natrium dengan panjang gelmbang 589 nm. Digunakannya panjang gelmbang tersebut ditujukan untuk lebih mudahnya menajamkan batas antara daerah gelap dan terang sehingga sangat bermanfaat dalam mencari bayangan redup yang sebenarnya. Syarat senyawa yang dapat dianalisa dengan plarimeter adalah sampel larutan berwarna bening dan mempunya atm C kiral dan bayangan didapatkan baur-baur. Dalam percbaan ini, digunakan gluksa sebagai senyawa ptis aktif dengan variasi knsentrasi yang berbeda yaitu 25% dan 5 % yang menggunakan sinar kuning dengan panjang gelmbang 589 nm. Selain itu, dalam percbaan ini aquades juga diukur putaran ptisnya untuk dijadikan sebagai standar dalam pengukuran untuk menentukan titik nl. Gluksa digunakan sebagai senyawa ptis aktif karena gluksa dapat memutar bidang terplarisir kearah kanan (dekstr rtary) dan kearah kiri (lev rtary).

11 Pengukuran putaran ptis dari sukrsa dan gluksa dengan metde plarimetri dilakukan dengan pengukuran aquades terlebih dahulu. Aquades dimasukkan ke dalam sel plarimetri dan tidak bleh ada gelembung udara agar tidak mengganggu hasil pembacaan. Kemudian analizer diatur sedemikian rupa agar garis hitam tidak terlihat lagi. Sinar yang dihasilkan berwarna merah. Kemudian sudut putaran diukur pada skala vernier. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata terhadap hasil pengukuran sudut putaran aquades yang akan digunakan untuk menentukan titik nlnya. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap sampel yaitu gluksa 2,5% dan gluksa 5%. Sama seperti halnya aquades, sampel dimasukkan ke dalam sel plarimetri, kemudian sel dimasukkan ke dalam plarimetri dan diukur setengah bayangan atau bayangan redup. Kemudian putaran ptis dari masing-masing larutan dibaca dari skala vernier. Percbaan untuk masing-masing larutan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, hal ini bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap hasil yang diperleh. Dari percbaan diperleh hasil putaran yang diukur (α) untuk aquades secara berturutturut yaitu +0 0 ; +1,40 0 ; +2,00 0, sehingga titik nl diperleh yaitu +3,30 0. Untuk sudut putaran gluksa 2,5% diperleh secara berturut-turut adalah + 1,80 0, +2,30 0, 1,20 0 dan untuk gluksa 5% berturut-turut diperleh sebesar +3,50 0, +4,00 0, +3,90 0. Menghitung nilai knsentrasi sampel, diperlukan persamaan regresi yang di dapatkan dari perhitungan data dari larutan standar. Dimana nilai dari besar sudut putar bidang sinar terplarisir dari sampel dimasukkan ke dalam persamaan regresi. Sehingga diperleh putan spesifik dari gluksa 2,5% berturut-turut yaitu +72,00 0 ; +92,00 0 ; +48 0,00 dengan rata-rata putaran spesifiknya adalah sebesar +70,67 0. Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik dari gluksa 2,5% adalah sebesar 68,83%. Sedangkan putaran spesifik gluksa 5% berturutturut adalah sebesar +70,00 0 ; +80,00 0 ; +78,00 0 dengan rata-rata putaran spesifiknya adalah sebesar +76,00 0. Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik dari gluksa 5% adalah sebesar 93,04%. Berdasarkan hasil percbaan dan perhitungan menunjukkan bahwa putaran spesifik gluksa 5% lebih besar dari gluksa 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa gluksa 5% memiliki sifat ptis aktif yang lebih besar dibandingkan dengan gluksa 2,5%. Hasil percbaan yang diperleh sesuai dengan literatur yaitu untuk daya putar kanan, semakin tinggi knsentrasi gluksa maka akan mengakibatkan akan semakin besar daya putar senyawa tersebut. Namun pada literatur putaran ptik gluksa sebenarnya yaitu +52,5 0. Selain itu persentase kebenaran untuk percbaan gluksa 2,5% dan gluksa 5% yang tidak mencapai nilai 100% menunjukkan bahwa terdapatnya kesalahan pada praktikum kali ini, dimana disebabkan

12 karena kemungkinan kesalahan dari praktikan dalam memasukkan larutan ke sel plarimetri masih terdapat gelembung dan kurang ketelitian dalam pembacaan putaran ptis pada skala yang tertera pada plarimetri. VIII. KESIMPULAN 1. Plarimeteri adalah suatu metda analisa kimia berdasarkan atas pengukuran daya putar ptis dari suatu senyawa ptis aktif terhadap sinar yang terplarisir. 2. Gluksa merupakan suatu senyawa ptis aktif karena dapat memutar bidang getar yang terplarisir. 3. Hasil pengukuran sudut putaran aquades digunakan untuk menentukan titik nl. 4. Menghitung nilai knsentrasi sampel, diperlukan persamaan regresi yang di dapatkan dari perhitungan data dari larutan standar. Dimana nilai dari besar sudut putar bidang sinar terplarisir dari sampel dimasukkan ke dalam persamaan regresi. 5. Hasil putaran yang diukur (α) untuk gluksa 2,5% berturut-turut adalah berturut-turut adalah + 1,80 0, +2,30 0, 1,20 0 dan gluksa 5% berturut-turut sebesar +3,50 0, +4,00 0, +3, Rata-rata putaran spesifik untuk gluksa 2,5% adalah sebesar +70,67 0. Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik gluksa 2,5% adalah 68,83%. Sedangkan putaran spesifik rata rata gluksa 5% sebesar +76,00 0. Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik gluksa 5% adalah 93,04%. 7. Putaran spesifik gluksa5% lebih besar dari gluksa 2,5%, sehingga gluksa 5% memiliki sifat ptis aktif lebih besar daripada gluksa 2,5%. 8. Hasil percbaan yang didapat sesuai dengan literatur yaitu dalam literatur putaran ptik sukrsa lebih besar daripada gluksa. 9. Semakin tinggi knsentrasi gluksa maka akan mengakibatkan semakin besar daya putar senyawa. 10. Putaran ptis (α) bergantung pada panjang sel, panjang gelmbang cahaya, dan temperatur.

13 DAFTAR PUSTAKA Dgra,S.K., dan S. Dgra Kimia Fisika dan Sal-sal Cetakan I. UI-Press: Jakarta. R. A. Alberty dan F. Daniels Kimia Fisika. Erlangga: Jakarta Tim Labratrium Kimia Fisika Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. Jurusan Kimia F.MIPA Universitas Udayana: Bukit Jimbaran (diunduh pada tanggal 28 Mei, 20:19 PM)

PENGUKURAN DI LABORATORIUM

PENGUKURAN DI LABORATORIUM PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Plarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran ptik yang dihasilkan leh suatu zat yang bersifat ptis aktif yang terdapat dalam

Lebih terperinci

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Percobaan yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis larutan optis aktif, dengan alat yang digunakan yaitu polarimeter. Dimana Sinar

Lebih terperinci

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa LAJU INVERSI GULA Sukrosa Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam

Lebih terperinci

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi

Lebih terperinci

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula I. JUDUL : Inversi Gula II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 14 Desember 2011 III. TUJUAN : Menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter IV. TINJAUAN PUSTAKA : Istilah laju atau kecepatan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer

Laporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer Laporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer Oleh : I Gede Dika Virga Saputra (1108105034) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana 2013 Abstrak Tujuan dari percobaan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. II. DASAR TEORI Menurut Soekardjo (2002), polarisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Polarisasi konsentrasi yang disebabkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER Oleh: Nama :ahmad zainollah NIM :115090300111006 Kelompok :1A Asisten :yuni LABORATURIUM FISIKA METRIAL JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat pendidikan Strata Satu (S-1) Sebagai Sarjana Sains pada

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Agenda. SPEKTROSKOPI BERBASIS HAMBURAN Turbidimetri & Nefelometri. Asal Hamburan Turbidimetri atau Nefelometri Aplikasi turbidimetri dan nefelometri

Agenda. SPEKTROSKOPI BERBASIS HAMBURAN Turbidimetri & Nefelometri. Asal Hamburan Turbidimetri atau Nefelometri Aplikasi turbidimetri dan nefelometri SPEKTROSKOPI BERBASIS HAMBURAN Turbidimetri & Nefelometri Agenda Asal Hamburan Turbidimetri atau Nefelometri Aplikasi turbidimetri dan nefelometri 1 ASAL HAMBURAN Asal Hamburan http://spaceplace.nasa.gov/blue-sky/en/

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Polarisasi karena pemantulan. Suatu sinar yang datang pada suatu cermin dengan sudut 57 akan menghasilkan sinar pantul yang terpolarisasi.

Polarisasi karena pemantulan. Suatu sinar yang datang pada suatu cermin dengan sudut 57 akan menghasilkan sinar pantul yang terpolarisasi. POLARISASI CAHAYA Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar saja. Cahaya dapat terpolar karena peristiwa: Pemantulan Pembiasan

Lebih terperinci

P O L A R I M E T E R

P O L A R I M E T E R P O L A R I M E T E R I. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mampu menggunakan polarimeter untuk mengukur polarisasi suatu cahaya II. Tujuan Praktikum 1. Memahami teori

Lebih terperinci

MICROWAVES (POLARISASI)

MICROWAVES (POLARISASI) 1 MICROWAVES (POLARISASI) I. Tujuan Percobaan a. Mengetahui fenomena polarisasi b. Mengetahui bagaimana sebuah polarisator dapat digunakan untuk mengubah polarisasi dari radiasi gelombang mikro (microwaves).

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama :. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias Prisma 7. Tanggal Percobaan : Maret 016 8. Tanggal Memasukkan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-07 halaman 1 01. Seseorang berdiri di depan cermin datar sehingga ia dapat melihat keseluruhan bayangannya. Jika cermin

Lebih terperinci

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu

Lebih terperinci

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar. Panjang kawat bawah dua kali panjang kawat atas, dan keduanya terbuat dari

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah prisma mempunyai indeks bias 1,5 dan sudut pembiasnya 60 0. Apabila pada prisma itu dijatuhkan seberkas cahaya monokromatik pada salah satu sisi prisma dengan sudut datang

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya

Lebih terperinci

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C. 1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Optika Geometri - Soal Doc Name : RK13AR11FIS1101 Version : 2016-12 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang

Lebih terperinci

PENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER

PENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER Lapran Praktikum Nama : Laela Wulan Sari Kimia Plimer NIM : G4409609 Hari/Tgl : Sabtu/ 4 Des 010 Waktu : 10.00-1.00 WIB Asisten : peni PJP : Andriawan Subekti PENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SIFAT OPTIS AKTIF MENGGUNAKAN MEDAN RADIO FREQUENCY (RF) PADA LARUTAN GARAM

PEMBENTUKAN SIFAT OPTIS AKTIF MENGGUNAKAN MEDAN RADIO FREQUENCY (RF) PADA LARUTAN GARAM Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vl 10., N.1, April 2007, hal 9-97 PEMBENTUKAN SIFAT OPTIS AKTIF MENGGUNAKAN MEDAN RADIO FREQUENCY (RF) PADA LARUTAN GARAM Ahmad Kamil, M. Azam, K. Sfjan Firdausi. Jurusan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra

Lebih terperinci

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI Khalimatun Ninna; Unggul P.Juswono; Gancang Saroja Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah.

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah. Latihan Sal UM Unair 015 IPA ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.cm MATEMATIKA 1. Akar-akar persamaan x 3 4x + x 4 = 0 adalah x 1, x dan x 3. Nilai x 1 + x + x

Lebih terperinci

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA Nama : Sonny Caesar Octario NIM : 10509078 Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2011 Tanggal Pengumpulan : 13 Oktober 2011 Asisten : Hendra Saputera Sasmaya LABORATORIUM KIMIA FISIK

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN Oleh : Nama : Ni Made Susita Pratiwi Nim : 1008105005 Kelompok : II Tanggal Praktikum : 9 April 2012 LABORATORIUM KIMIA FISIK

Lebih terperinci

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 3. CAHAYA : OPTIK GEOMETIK... 3. Model Berkas Cahaya... 3. Pantulan...3 3.3 Indeks Bias...4 3.4 Pembiasan : Hukum Snell...4 3.5 Lensa Tipis...7 3.6 Persamaan Lensa...9 3.7 Quis...0

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI A. TUJUAN Mempelajari kecepatan reaksi hidrolisa sukrosa dengan pengaruh H + sebagai katalisator dan menentukan konstanta kecepatan reaksinya dengan menggunakan polarimeter.

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Optika Geometri - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0501 Version : 2012-08 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang pantul

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

UJIAN MASUK UNIVERSITAS GADJAH MADA (UM UGM) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 05 April 009 Kde Sal : 9 Daftar knstanta alam sebagai pelengkap sal-sal fisika. g = 0 ms - (kecuali diberitahukan lain) c

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA Bayu Permana (140310130044) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran Senin,15 Juni 2015 Asisten : Khoirima Ulfi ABSTRAK Cahaya merupakan salah bentuk dari gelombang

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K) LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 0 2 CINCIN NEWTON (Duty Millia K) IKO SAPTINUS 08/270108/PA/12213 GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

JARAK FOKUS LENSA TIPIS JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 1. Diameter sebuah lingkaran yang diukur oleh siswa adalah 8,50 cm. Keliling lingkaran tersebut berdasarkan aturan

Lebih terperinci

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN 4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuktikan hukum pemantulan. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung. 3. Menentukan jarak fokus cermin cembung. II. PENGANTAR

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan Lampiran I RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : V (Lima) Semester : 2 (Dua) Waktu : 2x35 Menit Pengembang

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.1, Januari 2008, hal 9-18 STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR Kristantyo Sukarsono, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya SPEKTROMETER I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya II. TUJUAN KHUSUS 1.Mengungkapkan prinsip kerja spectrometer

Lebih terperinci

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih OPTIKA FISIS A. Interferensi Cahaya : Peraduan antara dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan ola tertentu. Untuk engamatan Interferensi gelombang cahaya, agar hasilnya daat diamati dierlukan

Lebih terperinci

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL Mungkin kamu pernah mengamati batu yang tenggelam ke dasar kolam, sabun yang jatuh ke dalam bak mandi, ikan yang berada dalam kolam atau tongkat yang dimasukkan

Lebih terperinci

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis JARAK FOKUS LENSA TIPIS Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 204 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

Titik Leleh dan Titik Didih

Titik Leleh dan Titik Didih Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1 X - 1 X. GEJALA GELOMBANG 10.1 Pendahuluan Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth

Lebih terperinci