U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI
|
|
- Deddy Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI
2 U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PELAYANAN DAN SARANA TRANSPORTASI DARAT DI PULAU PAPUA DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI Ir. Mutharuddin, M.Si., M.MTr KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 2012 LATAR BELAKANG Pembangunan sosial dan ekonomi di Provinsi Papua banyak menghadapi kendala, karena masih banyak daerah belum terjangkau oleh pelayanan transportasi. Minimnya infrastruktur transportasi darat membatasi akses pergerakan perjalanan. Pembangunan infrastruktur transportasi darat yang telah ditargetkan dalam program MP3EI diarahkan selain sebagai penghubung bagi titik titik pusat lokasi potensial sumber daya alam jugauntuk menjembatani kesenjangan antar wilayah dan mendorong pemerataan hasilhasil pembangunan. ketersediaan sarana dan pelayanan transportasi darat dalam mendukung koridor ekonomi di Papua. Selanjutnya mana yang menjadi prioritas yang efektif dalam penyediaan sarana dan prasarana transportasi darat. 1 PERMASALAHAN Bagaimana permasalahan pembangunan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi di Pulau Papua Bagaimana ketersediaan sarana dan pelayanan transportasi darat dalam mendukung koridor ekonomi di Papua. Selanjutnya kegiatan mana menjadi prioritas yang efektif dalam penyediaan sarana dan prasarana, sekaligus memperbaiki pelayanan transportasi darat di Pulau Papua 2 METODOLOGI Ruang Lingkup Ruang Lingkup Kegiatan adalah Identifikasi permasalahan pembangunan transportasi, lokasi kegiatan ekonomi, Identifikasi kebutuhan pembangunan jaringan pelayanan dan prasarana dan Identifikasi prioritas kebutuhan jaringan pelayanan dan prasarana dalam mendukung MP3EI Fokus Kegiatan Pemetaan potensi dan kendala, Analisis pengembangan wilayah, Pemodelan Bangkitan dan tarikan perjalanan, Tahapan pengembangan jaringan prasarana transportasi, Penyusunan strategi dan program.
3 3 METODOLOGI Desain Penelitian PROSES Tahapan Konsep Studi & Identifikasi Parameter Identifikasi Studi Lapangan PELAPORAN METODOLOGI Identifikasi Fakta terkait sistem transportasi nasional Identifikasi Lokasi, studi literatur dan metode Potensi Ekonomi Rencana TTR (Guna Lahan) Infrastruktur transportasi darat pendukung kegiatan ekonomi Kebijakan Regional dan Nasional Rumusan Rekomendasi Pembangunan infrastruktur transportasi darat di MP3EI Laporan Kemajuan Kondisi Jaringan Prasarana dan Sarana Transportasi darat Analisis Dinamika Perkembangan Transportasi Darat Laporan Pendahuluan Analisis distribusi angkutan barang dan AMK Prioritas Pemb.sarana dan pelayanan transportasi darat Laporan Rancangan Akhir Laporan Akhir 4 Tahapan dan Metode TAHAPAN
4 METODE Persiapan Persiapan survei dan koordinasi dengan instansi pemerintah dan swasta yang terkait dengan studi Pengumpulan Data primer dalam studi ini dilakukan melalui pengamatan Data lapangan, pengukuran/perhitungan serta wawancara/kuesioner Pengumpulan data sekunder khususnya terkait dengan data statistik wilayah, kualitas dan kuantitas penyediaan jaringan jalan transportasi, data asal tujuan perjanaan, dokumen perencanaan serta hasil studi terdahulu terkait dengan penyusunan rencana umum transportasi darat di Pulau Papua Tahap Analisis Metode four steps model (Trip Attraction, Trip Distribution), Analisis SWOT dan analisis AHP Finalisasi Penyusunan rekomendasi Penyempurnaan laporan Pembuatan ringkasan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang Perkembangan dan Hasil Kegiatan Prioritas pengembangan dan pembangunan jaringan sarana dan pelayanan dalam rangka mendukung MP3EI yaitu 1. Kebutuhan prasarana Jalan/perbaikan jalan 2. Kebutuhan jaringan pelayanan 3. Kebutuhan sarana 4. Terminal angkutan penumpang 5. Jembatan timbang Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang SINERGI KOORDINASI Kerangka Sinergi Koordinasi Sinergi koordinasi kelembagaan dengan Bappeda, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Timika sebagai core instansi di daerah yang mengkoodinasikan program MP3EI. Sinergi koordinasi kelembagaan dengan PT Freeport sebagai investor yang bergerak di bidang pertambangan dan salah satu investor dalam MP3EI Sinergi koordinasi kelembagaan dengan Bappeda, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Timika sebagai core instansi di daerah yang mengkoodinasikan program MP3EI. Sinergi koordinasi kelembagaan dengan PT.Rajawali Group, PT.Medco Group, PT.Hardaya Group, PT.Agri Group dan PT.Wilmar Group sebagai investor yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan. Sinergi koordinasi berupa memberikan penjelasan berupa pemaparan tentang substansi penelitian beserta rencana lokasi survei; Mengadakan diskusi dalam forum FGD dimaksud tentang materi survei/penelitian
5 7 SINERGI KOORDINASI Strategi pelaksanaan koordinasi Sinergi koordinasi kelembagaan program adalah terwujudnya atau adanya pemberian izin atau persetujuan melaksanakan pengumpulan data primer dan sekunder pada seluruh lokus penelitian. Disamping itu, juga telah dilakukan diskusi kecil untuk pemaparan atau penjelasan substansi penelitian dan kuesioner yang akan diedarkan kepada para responden. Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Penelitian telah dilaksanakan dengan baik dengan bantuan dan dukungan dari instansi pemerintah terkait di daerah penelitian, serta antusiasme dari operator untuk memberikan informasi terkait dengan data dan informasi yang diinginkan. 8 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Melibatkan secara aktif aparat pemerintah dalam mendorong pelaku usaha (pihak swasta) untuk memberikan informasi yang akurat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Mendorong kesungguhan responden untuk memberikan informasi yang detail dalam upaya mendukung program pemerintah terkait dengan kebijakan prioritas pengembangan sarana dan pelayanan transportasi darat di pulau Papua. Menumbuhkan sikap/respon positif dari pengguna jasa agar kinerja sarana dan pelayanan transportasi darat di pulau Papua semakin membaik. 9 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk model perencaan transportasi wilayah bagi pemerintah daerah seperti Bappeda Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum. Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Pemanfaatan hasil litbangyasa belum sepenuhnya dapat terlaksana, karena masih dalam finalisasi hasil laporan akhir. Oleh karena itu hasil penelitian akan diupayakan untuk di teruskan kepada pimpinan agar usulan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu masukan dalam mewujudkan kebijakan prioritas pengembangan sarana dan pelayanan transportasi darat di pulau Papua. 10 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
6 Rancangan Pengembangan ke depan Kerjasama kelembagaan antara pimpinan dan insntansi terkait untuk mencapai keberhasilan pencapaian target peningkatan keselamtan pelayaran. Kerjasama dengan editor jurnal ilmiah untuk penyebarluasan hasil penelitian. Kerjasama dengan instansi terkait untuk penyediaan informasi sebagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. Strategi Pengembangan ke depan Koordinasi kelembagaan telah dilakukan secara sinergis dengan aparat Bapeda dan Dinas Perhubungan sebagai salah satu ujung tombak instansi terkait dengan Kemeterian Perhubungan di daerah survei. 11 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Tahapan Pengembangan ke depan Pengusulan hasil penelitian kepada pimpinan sebagai bahan masukan dapal penyusunan kebijakan tentang pengembangan sarana dan pelayanan transportasi darat di pulau Papua. Penyebarluasan informasi melalui jurnal ilmiah transportasi. Aparat pemerintah dapat mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan informasi hasil penelitian. Menumbuhkan sikap/respon positif pengguna sarana dan pelayanan transportasi darat di pulau Papua membaik. 12 FOTO KEGIATAN Focus Group Discussion di Kabupaten Timika Kondisi Jalan di Kabupaten Timika Kondisi Pembangunan Jalan Timika Potowaiburu 13 FOTO KEGIATAN Focus Group Discussion di Kabupaten Merauke Ruas Jalan Tanah Miring Jagebob dengan Kondisi Rusak Berat Kondisi Jalan di Kabupaten Merauke Ruas Jalan Tanah Miring Kurik dengan kondisi rusak berat 14
7 TERIMA KASIH Ir.Mutharuddin, M.Si.,M.MTr Rini Sulianti, S.Sos Prima Juanita Romadhona, ST.,MSc Henny Puspaningrum, S.Sos Dadang Kartika W,SH Distribusi Pergerakan Orang Moda Transportasi Jalan Propinsi Papua Barat TUJUAN ASAL Sorong Manokwari Fak Fak Sorong Selatan Teluk Bentuni Teluk Wondama Kaimana Tambrauw Maybrat Kota Sorong Soron g Sorong Manokwari Fak Fak Selata n 1, ,458 1,280 1,491 1, , Teluk Bentuni Teluk Kota Kaimana Tambrauw Maybrat Wondama Sorong Jumlah 467 2, ,425 5,031 1,984 52,668 15,427 6,727 1,523 1, ,001 11,896
8 418 2, ,576 7, , ,425 1, , , ,761
9 , , ,299-4, ,727 88,176 Jumlah 52,336 15,353 7,810 7,650 2,829 4,363 1,199 22,552 87, ,638 % ,788 10,
10 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang Distribusi Pergerakan Orang Moda Transportasi Jalan Propinsi Papua TUJUAN ASAL Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Timika Kep.yapen Biak Numfor Merauke Jayawijay a Jayapura Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 Nabire Mimika Kepulauan Biak Yapen Numfor Jumlah Tabel pergerakan transportasi Jalan with and without MP3EI No Kabupaten Bangkitan Without With MP3EI MP3EI Tarikan Without With MP3EI MP3EI Total Perjalanan Without With MP3EI MP3EI
11 Sorong Manokwari Fak fak Sorong selatan Teluk bentuni Teluk wondama Kaimana Tambrauw Kota sorong Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Timika Kep.yapen Biak numfor Total Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
12 Perkiraan Kebutuhan Armada AKDP Without MP3EI Kabupaten With MP3EI Pergerakan Jumlah armada Jumlah seat Ketersediaa Deman/sup ply Pergerakan Jumlah armada Jumlah seat Ketersediaan Deman/s upply Sorong Manokwari Fak Fak Sorong Selatan % 446% 453% % 64% 65%
13 0 0% % Teluk Bentuni Teluk Wondama Kaimana Tambrauw Kota Sorong Merauke Jayawijaya Jayapura nabire timika kep.yapen Biak Numfor % % * 0%
14 12 * 0% * * * % 0% 0% 10% 396% 34% 16% 37% 6% 595% * * * % 0% 0% 1% 24% 2% 1% 2% 0% 35% Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang Indeks Aksesibilitas dan Mobilitas Kabupaten Sorong Manokwari Fak Fak Sorong Selatan Teluk Bentuni Teluk Wondama Kaimana Tambrauw Kota Sorong Merauke Jayawijaya Jayapura nabire timika kep.yapen Without MP3EI With MP3EI Luas Panjang Luas Panjang wilayah Penduduk jalan aksesibilitas Mobilitas wilayah Penduduk jalan aksesibilitas Mobilitas
15
16 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang Arah Pengembangan Terminal Lokasi Kab./Kota Kota Jayapura Jayapura Nabire Jayawijaya Merauke Mimika (Timika) Biak Numfor (Biak) Manokwari Sorong Fakfak Kaimana Teminabuan Inanwatan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 Tipe Eksisting C C C C C A A A A B B ARAH Pengemb. Tipe A B A B A B B A A A A B B 21
17
U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI
U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PELAYANAN DAN SARANA TRANSPORTASI DARAT DI PULAU PAPUA DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI Ir. Mutharuddin, M.Si., M.MTr
Lebih terperinciPENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN
logo lembaga PENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN Ir.L. Denny Siahaan, Ms.Tr (APU) Reslyana Dwitasari Dra. Herma Juniati Drs. Juren Capah Suci
Lebih terperinciPENGKAJIAN KEBUTUHAN PESAWAT UDARA DENGAN KAPASITAS DIBAWAH 30 SEAT (N 219) UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PELAYANAN PENERBANGAN PERINTIS DI PAPUA
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PESAWAT UDARA DENGAN KAPASITAS DIBAWAH 30 SEAT (N 19) UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PELAYANAN PENERBANGAN PERINTIS DI PAPUA U.6 Idjon Sudjono, Dipl., Atr.,MM. Minda Mora, ST.,MT. Dra.
Lebih terperinciU. 22. Peneliti: Siti Maimunah, S.Si., M.SE., M.A. Fredrikson Hamonangan, ST. Romi Sujatmiko, ST. Buni Lukito Hadi F, SH. Lidya Chotimah, SH.
U. 22 ANALISIS BIAYA EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN KERETA API CEPAT JAKARTA-SURABAYA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KONEKTIVITAS KORIDOR EKONOMI JAWA Peneliti: Siti Maimunah, S.Si., M.SE.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciProvinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total
Tabel 1. Perkiraan Jumlah Responden yang Mewakili Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) 01. Fakfak 10,747 6,081 16,828 02. Kaimana
Lebih terperinci[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS
[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS Tim Peneliti : 1. Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr 2. Drs. Win AKustia 3. Kustining Rchamani
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
KAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA H. 38 TIM: GEMURU RITONGA ERNA SRI ADININGSIH BERNHARD SIANIPAR SRI RUBIYANTI RIYADIL JINAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Sanana saat ini adalah Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciX.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI
X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI Dr. Ir. Adang Agustian, MP PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang dibuat untuk membantu pergerakan manusia maupun barang dalam berpindah tempat baik dalam jarak dekat maupun jauh. Transportasi
Lebih terperinciLAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM RANGKA
Lebih terperinciKODE JUDUL : U21 PENELITIAN POLA DISTRIBUSI KELAPA SAWIT DI PULAU SUMATERA GUNA MENDUKUNG PROGRAM MP3EI
KODE JUDUL : U21 PENELITIAN POLA DISTRIBUSI KELAPA SAWIT DI PULAU SUMATERA GUNA MENDUKUNG PROGRAM MP3EI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012 Peneliti/Perekayasa: Sri Atun Evy
Lebih terperinciBAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor
Lebih terperinciPenguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal:
Kemensos RI kode judul: Y - 14 Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal: Studi Kasus Di Kampung Aramsolki, Distrik Agimuga, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Agus Budi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI IRIAN JAYA TENGAH, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT, KABUPATEN PANIAI, KABUPATEN MIMIKA, KABUPATEN PUNCAK JAYA, DAN KOTA SORONG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciJUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK
JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK 1. PENDAHULUAN Sarana Transportasi sangat penting untuk membuka keterisolasian di daerah-daerah terpencil
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun
DAFTAR PUSTAKA Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009, Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia; Keputusan Kepala Bapedal Nomor 107 Tahun 1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI
Lebih terperinciPaparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015
Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.
Lebih terperinciOleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 45 TAHUN (45/1999) Tanggal: 4 OKTOBER 1999 (JAKARTA)
UU 45/1999, PEMBENTUKAN PROPINSI IRIAN JAYA TENGAH, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT, KABUPATEN PANIAI, KABUPATEN MIMIKA, KABUPATEN PUNCAK JAYA, DAN KOTA SORONG Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 45 TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 dan merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Ditinjau
Lebih terperincisinergi program direktorat jenderal pengembangan daerah tertentu di wilayah papua
sinergi program direktorat jenderal pengembangan daerah tertentu di wilayah papua SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Ir. R.r. AISYAH GAMAWATI, MSI RAPAT KONSULTASI REGIONAL BIDANG
Lebih terperinciBADAN LITBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012
U-7 KAJIAN ANGKUTAN PEMADU MODA DI BANDARA INTERNASIOAL DI PULAU JAWA Peneliti : Dra. Nurdjanah, M.M. Noviar Suaizi, ST. Siti Nur Fadlilah.A, ST.MT. Zusnita Meirawati, S.Si. Ir. Siti Fatimah, M.T. BADAN
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil inventarisasi kebijakan, fakta lapang dan analisis kinerja serta prioritas pengembangan sarana dan prasarana transportasi darat di Kawasan Timur Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan
Lebih terperinciBAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan lahan baik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitan Berdasarkan lingkup kegiatan dan permasalahan-permasalahan dalam penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK), penelitian ini tidak termasuk kategori
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional.sistem
Lebih terperinciTOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT
DUKUNGAN KEBIJAKAN DALAM MENGOPTIMALKAN KAPASITAS, KUALITAS DAN DAYA SAING INDUSTRI PELAYARAN NIAGA DAN PELAYARAN RAKYAT SERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA DALAM MEWUJUDKAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN NORMALISASI
Lebih terperinciPengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul
logo lembaga SIDa.F.50 Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul Dr. Anugerah Widiyanto, M.Eng. Ir. Ismariny, M.Sc. Wenny Oktaviani, SE., MSM Prof. Dr. Sumaryanto Ir.
Lebih terperinciPeneliti Utama Anggota
KODE JUDUL : V.1 ROAD MAP PENGEMBANGAN KARET ALAM MENJADI SUKU CADANG ALAT TRANSPORTASI DI KAWASAN INDUSTRI TANJUNG API-API KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Peneliti Utama Anggota : : Nasruddin
Lebih terperinciKode Kegiatan : F Kajian Kebijakan Tekno-Industri untuk Peningkatan Kapasitas SDM Industri Makanan di Koridor Jawa
Kode Kegiatan : F1. 113 Kajian Kebijakan Tekno-Industri untuk Peningkatan Kapasitas SDM Industri Makanan di Koridor Jawa Peneliti Utama : Dr. Ir. Dyan Vidyatmoko, MSc Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lebih terperinciWaktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi
Nomor KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PANITIA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN RAYON 131 UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA Alamat: Kampus UNCEN Abepura Jalan Sentani-Abepura Tlp. (0967)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota tujuan dari beberapa kota sekitar. Hal tersebut menuntut kota tersebut memenuhi kebutuhan transportasi. Kebutuhan transportasi umum hendaklah
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018
DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9 November 2016 1 1. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Di dalam pemecahan masalah kita harus membuat alur-alur dalam memecahkan masalah sehingga tersusun pemecahan masalah yang sistematis. Berikut ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan manusia dengan tempat lain yang dituju, dan transportasi juga digunakan untuk memudahkan manusia dalam
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN RI Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Telepon : (021) (Hunting)
P E N G U M U M A N 02NoNOMOR: TU.02.06/IV/1344/2016/II/584/2014 HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN PELAKSANAAN UJIAN TES KOMPETENSI DASAR PENERIMAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN
Lebih terperinciBUPATI TABALONG KEPUTUSAN BUPATI TABALONG NOMOR : / 136 /2013 TENTANG
BUPATI TABALONG KEPUTUSAN BUPATI TABALONG NOMOR : 188.45 / 136 /2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN TIM SEKRETARIAT JARINGAN PENELITIAN KABUPATEN TABALONG TAHUN ANGGARAN 2013 BUPATI TABALONG, Menimbang
Lebih terperinciPengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas
WORKSHOP EVALUASI PROGRAM INSENTIF PKPP KRT 2012 Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas Serpong, 3 Oktober 2012 Tim BPPT Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi
Lebih terperinci[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012
logo lembaga [ PKPP F.1 ] [ Optimalisasi Sistem Energi untuk Mendukung Ketahanan Energi dan Pembangunan Ekonomi Koridor 6 ] [ Adhi Dharma Permana, M. Sidik Boedyo, Agus Sugiyono ] [ BADAN PENGKAJIAN DAN
Lebih terperinciK a b u p a t e n S o r o n g S e l a t a n
K a b u p a t e n S o r o n g S e l a t a n Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa Indonesia yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang dicapai selama ini telah menimbulkan berbagai tuntutan baru diantaranya sektor angkutan. Diperlukan tingkat pelayanan
Lebih terperinciBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012
SIDa F.52 Pengembangan Budidaya Lele Sistem Terpal Dalam Kerangka Sistem Inovasi di Kabupaten Gunungkidul Nimas Maninggar, ST., MT Ir. Ati Widiati, MT Drs. Hamid, Msi Drs. Supratikno, Msi Binuko Dani,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan akan transportasi dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan akan akses untuk menuju fungsi-fungsi pelayanan kota di lokasi berbeda yang ditentukan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan pada dasarnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia, faktor aktivitas manusia, dan faktor pergerakan manusia
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang
BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Moda transportasi pada zaman sekarang bukanlah hal yang baru, karena hampir tiap hari masyarakat menggunakannya. Moda transportasi merupakan alat/tekhnik/cara untuk
Lebih terperinciRENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 5 Tahun 2007 TANGGAL : 16 Mei 2007 RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI
Lebih terperinciSeuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciSIDa.F.54. Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif
SIDa.F.54 Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif Peneliti : Rayendra Prasat Dini Anggraen Mien Askinatin BADAN PENGKAJIAN PENERAPAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA
Lebih terperinciDepartemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Irian Jaya Barat 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN
Lebih terperinci[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG
[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG Tim Peneliti : 1. Rosita Sinaga, S.H., M.M. 2. Akhmad Rizal Arifudin,
Lebih terperinci[ nama lembaga ] 2012
logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014
No. 43/08/91/Th. IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 272 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 749 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 6 TON A. CABAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciBAB 3 KERAGAAN MASALAH DAN ISU POKOK PEMBANGUNAN
122 BAB 3 KERAGAAN MASALAH DAN ISU POKOK PEMBANGUNAN 3.1. Keragaan Masalah Pembangunan 3.1.1. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Karakteristik Geologi 1) Wilayah kepala burung Papua merupakan pertemuan dua
Lebih terperinciDapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %
Tabel 26. Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Alasan Utama Menghadiri Pertemuan Umum/Musyawarah yang Dilakukan pada Pertemuan Terakhir selama Setahun Terakhir Alasan
Lebih terperinciKode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA
logo lembaga Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA DR. IR. MASGANTI, MS BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciRISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir. Bab ini
BAB III METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini menguraikan tentang cara kerja dan tahapan dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir. Bab ini menjelaskan tentang penggunaan metode
Lebih terperinciTERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : TITIS WULANDARI
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1
BOX 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 (BASELINE ECONOMIC SURVEY
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA
Kode : w.23 PEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA KOORDINATOR : KOLONEL INF JEFRI BUANG BALITBANG KEMENTERIAN PERTAHANAN RI 2012 Saat ini sekitar 96% angkutan ekspor impor dan 55%
Lebih terperinciDi Kawasan Timur Indonesia. Paparan Penanggung Jawab Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku
Operasionalisasi MP3EI Di Kawasan Timur Indonesia Paparan Penanggung Jawab Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku Jakarta, 12 Desember 2011 LATAR BELAKANG MP3EI KONEKTIVITAS NASIONAL LEMAH, MENIMBULKAN
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PKPP 2012 KAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA Peneliti Utama : Drs. Gemuru Ritonga, MM Peneliti : Dr. Ir. Erna Sri Adiningsih, M.Si
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBANGUNAN JALAN MARGONDA CINERE, DEPOK
ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBANGUNAN JALAN MARGONDA CINERE, DEPOK Erni Yusmayanti NRP : 0221097 Pembimbing Utama : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc Pembimbing Pendamping : Ir.
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 151 TAHUN 2004 T E N T A N G PERIMBANGAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DARI PT. FREEPORT INDONESIA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI & PITA LEBAR DI INDONESIA. Dadang Irawanto, Kasubdit Tatakelola Pitalebar, Direktorat Pengembangan Pitalebar
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI & PITA LEBAR DI INDONESIA Dadang Irawanto, Kasubdit Tatakelola Pitalebar, Direktorat Pengembangan Pitalebar PEMBANGUNAN USO BTS 2016 (USULAN PEMDA) NO Prov. Kabupaten
Lebih terperinci[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]
logo lembaga [ X.223 ] [ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ] [ Zul Efendi, S.Pt, Dr. Dedi Sugandi, MP, Dr. Umi Pudji Astuti, MP Wahyuni
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI IRIAN JAYA TENGAH, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT, KABUPATEN PANIAI, KABUPATEN MIMIKA, KABUPATEN PUNCAK JAYA, DAN KOTA SORONG
Lebih terperinciPENELITIAN OPTIMALISASI KINERJA KEPERINTISAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI SULAWESI DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI
KODE JUDUL : U.10 PENELITIAN OPTIMALISASI KINERJA KEPERINTISAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI SULAWESI DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI Peneliti/Perekayasa: Ir. Setio Boedi Arianto Ari Sudharsono, SE Dedi Sulaiman,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D
STUDI KONTRIBUSI PLAZA CITRA MATAHARI DAN TERMINAL BUS MAYANG TERURAI TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN TUANKU TAMBUSAI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR Oleh: RICO CANDRA L2D 301 330 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari ribuan pulau yang besar dan kecil, sehingga tanpa sarana angkutan transportasi yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tataralok Sebagai Acuan Pengembangan Sistem Transportasi Terpadu Transportasi merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi darat merupakan salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat untuk menunjang kehidupan, apalagi di daerah yang mempunyai mobilitas tinggi seperti Daerah
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT (PERSPEKTIF DAN KESADARAN PENEREPAN GREEN COMPUTING DI LINGKUNGAN AKADEMISI, BISNIS DAN PEMERINTAHAN) INSENTIF RISET: REKOMENDASI Bidang
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA
KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA PENANGGUNG JAWAB : DR. IR. MASGANTI, MS PENDAHULUAN Indonesia bersama
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN 2012-2032 1. PENJELASAN UMUM Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang nomor
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I)
LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I) PEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA KOORDINATOR PENELITI : KOLONEL INF JEFRI
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada dalam rangka memberikan kontribusi untuk
Lebih terperinciLampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan
Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BAHAN SOSIALISASI PERMEN ESDM NOMOR 38 TAHUN 206 TENTANG PERCEPATAN ELEKTRIFIKASI DI PERDESAAN BELUM BERKEMBANG, TERPENCIL, PERBATASAN DAN
Lebih terperinciKAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO
X.290 KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO Zulkifli Mantau, SPi, MSi BPTP Gorontalo 2012 LATAR BELAKANG Sektor pertanian hingga beberapa dekade mendatang masih tetap
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1969 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN-KABUPATEN OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN. Menimbang : bahwa sebagai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci