BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir. Bab ini
|
|
- Irwan Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini menguraikan tentang cara kerja dan tahapan dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir. Bab ini menjelaskan tentang penggunaan metode yang tepat dalam pengumpulan data dan pengolahan data. Semua ini dilakukan agar data-data yang menunjang studi tentang permasalahan ini dapat tersusun dengan rapi dan sistematis sehingga tujuan studi ini dapat tercapai. Metode pelaksanaan studi meliputi : 1. Persiapan penelitian yang meliputi studi literatur mengenai topik-topik yang berhubungan dengan arah tujuan studi ini. 2. Metode pengumpulan data yang mencakup data lapangan dan data objek studi. 3. Metode analisis data yang digunakan dalam studi ini. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan metode ini, seperti keterbatasan biaya dan batas waktu studi. Namun keterbatasan tersebut diusahakan tidak mempengaruhi peninjauan studi ini. Langkah kerja yang berturut dan sistematis diperlukan untuk dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu dalam pembuatan tugas akhir ini tahapan dimulai dengan pengidentifikasi masalah sampai analisis dan diakhiri dengan kesimpulan dari hasil tugas akhir ini. Secara umum metode pelaksanaan dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat dilihat dari bagan alir dibawah ini:
2 III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun penelitian mengenai dampak pembangunan jalan terhadap perkembangan wilayah kecamatan Gomo kabupaten Nias Selatan ini dilakukan di wilayah Kecamatan Gomo. Daerah analisa perlu dibatasi, pembatasan ini didasarkan pada batas daerah kecamatan Gomo dan Lahusa. Studi ini hanya akan membahas tentang pengaruh kemudahan akses transportasi terhadap kemajuan wilayah tersebut. Lokasi penelitian ini dinilai strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah urban yaitu Kecamatan Lahusa sehingga mudah dijangkau dan dekat dengan fasilitas-fasilitas umum dan kantor pemerintahan seperti Kantor Kecamatan Gomo dll. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan dimulai tanggal 16 Oktober 2011 sampai dengan bulan November III.2 Jenis Dan Sumber Data Di dalam penelitian biasanya dilakukan penggolongan mengenai jenis penelitian yang akan digunakan dan sumber data yang digunakan untuk mendukung penelitian. III.2.1 Sumber Data Dalam penelitian terdapat dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat melalui pengukuran dan observasi secara langsung pada objek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang melalui hasil pengukuran dan observasi pihak lain.
3 a. Data Primer Adapun data primer yang digunakan selama penelitian ini diperoleh dari observasi dan interview secara langsung yaitu keterangan-keterangan yang didapat langsung dari masyarakat setempat dan kuisioner yang disediakan dan diisi oleh masyarakat. b. Data Sekunder Data yang sekunder yang diperoleh berasal dari Dinas-dinas terkait seperti Kantor Kecamatan Gomo di Jl.Pancasila III.3 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tugas akhir ini adalah analisis Regresi Linier. Analisis merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel (repository.ui.ac.id). Sementara dalam penelitian ini analisis tersebut digunakan untuk mengkaji pengaruh kemudahan akses transportasi seperti jumlah armada transportasi, banyaknya rute serta pertambahan tujuan transportasi yang digunakan sebagai moda transportasi dari wilayah Kecamatan Gomo ke Kota Gunung Sitoli melalui Kecamatan Lahusa dan pengaruhnya terhadap perkembangan wilayah di daerah Kecamatan Gomo tersebut. Hasil penelitian dan kemudian diuji dengan hipotesa yang telah ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Penelitian kepustakaan (library research)
4 Untuk memperoleh data dan informasi tertulis dengan penelaahan literature maupun buku referensi sebagai landasan teoritis dan perbandingan terhadap data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan. Diperoleh dalam bentuk buku-buku, artikel, jurnal dan berbagai hal yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini. 2. Penelitian Lapangan (field research) a. Observasi (pengamatan) Penulis langsung kelokasi penelitian dan mengamati serta menganalisa perkembangan wilayah yang terjadi di daerah Kecamatan Gomo. b. Wawancara (interview) Melakukan tanya jawab dengan instansi terkait, seperti pegawai pemerintahan di kantor Kecamatan Gomo dan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gomo tetapi bekerja di Kota Gunung Sitoli. 3. Penelitian data-data pemerintahan terkait Data-data yang diperoleh dari instansi pemerintahan terkait berupa peta Kecamatan Gomo, jumlah armada angkutan umum, rute perjalanan dan tujuan kecamatan yang diperoleh dari pelaku angkutan kota Gunung Sitoli. III.4 Analisis Data Setelah data-data terkumpul kemudian dilakukan penganalisisan data yaitu dengan cara memasukkan data - data tersebut pada program Exel dan akan dihasilkan sebuah kesimpulan yang akan menjawab semua tujuan penelitian tersebut.
5 Untuk menjawab tujuan penelitian 1(tentang pengaruh akses / rute transportasi terhadap perkembangan wilayah maka digunakan data rute angkutan ke arah kecamatan Gomo dari tahun 2008 sampai 2011 dan pengaruhnya dengan angka pergeseran pekerjaan masyarakat dari tahun 2008 sampai 2011 tersebut. Untuk menjawab tujuan penelitian kedua tentang pengaruh peningkatan tujuan angkutan terhadap pergeseran pola pekerjaan masyarakat di Kecamatan Gomo. Data yang digunakan adalah data banyaknya kecamatan yang dilewati angkutan dan pengaruhnya terhadap pergeseran pola pekerjaan masyarakat Kecamatan Gomo.
6 BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Deskripsi Lokasi Wilayah Penelitian Penelitian tentang Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Perkembangan Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan ini dilakukan di Kecamatan Gomo yang terletak di Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan dengan Kabupaten Nias dari sebelah Utara, Kecamatan Lahusa pada bagian Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lolomatua dan Kecamatan Amandraya, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lahusa dan Kabupaten Nias. Wilayah Kecamatan Gomo mempunyai luas ± 158,60 km 2 yang terdiri dari 31 Desa dengan jumlah penduduk sekitar jiwa. Perubahan wilayah secara visual pada wilayah ini terlihat biasa, bangunanbangunan yang ada berupa bangunan bangunan umum pada wilayah pedesaaan. Selain itu jalan-jalan yang ada masih kurang layak dikarenakan pembangunan jalan terakhir pada tahun 2008, hal ini mengakibatkan kurangnya jumlah angkutan umum yang melakukan perjalanan di Kecamatan ini, ditambah lagi minimnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan dikarenakan mayoritas pekerjaan masyarakat Kecamatan Gomo ini hanya buruh tani dan hanya beberapa orang saja yang melakukan perjalanan setiap harinya.
7 IV.2. Pengaruh Pertambahan Akses Transportasi Terhadap Perkembangan Wilayah Konsep yang mendasari hubungan antara tataguna lahan dan transportasi adalah tingkat aksesibilitas. Yang dimaksud tingkat aksesibilitas adalah kemudahan mencapai daerah tersebut dari daerah lain yang berdekatan, atau juga bisa dilihat dari sudut kemudahan mancapai daerah lain yang berdekatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Ada berbagai unsur yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas, misalnya kondisi jalan, jenis alat angkutan yang tersedia, frekuensi keberangkatan, dan jarak. Mengukur tingkat aksesibilitas suatu lokasi/daerah dapat memakai rumus sederhana yaitu : Tij = PiPj d ijᵇ.f (Zi) Tij Pi Pj d ij = Tingkat aksesibilitas dari daerah i ke daerah j = Penduduk daerah i (daerah yang dianalisis) = Penduduk Daerah j (daerah terdekat yang ordenya lebih tinggi) = jarak dari daerah I ke daerah j, tapi lebih baik dinyatakan dalam waktu tempuh (menit) ᵇ = Pangkat dari d (dalam banyak hal b = 2) F (Zi) = Fungsi Zi, dimana Zi adalah ukuran daya tarik daerah i. Dalam konteks yang paling luas, aksesibilitas berarti kemudahan melakukan pergerakan di antara dua tempat. Salah satu kemudahan yang dirasakan dalam melakukan pergerakan dari satu tempat ketempat lain yaitu adanya jalan yang memadai. Adanya peningkatan jumlah jalan aspal yang ada di
8 Kecamatan Gomo tentunya sangat berperan dalam kemudahan masyarakat bepergian keluar dari Kecamatan Gomo tersebut menuju Kecamatan lainnya untuk melakukan banyak kegiatan seperti bekerja dan sekolah. Berikut data yang diperoleh dari Nias Selatan Dalam Angka dan hasil analisis sebagai bukti perkembangan wilayah di Kecamatan tersebut : Tabel IV.1 Perkembangan Infrastruktur Transportasi Fasilitas Tahun Transportasi 2006/ / / / /2011 Pembangunan Jalan (Km) Jumlah Armada (Unit) N/A N/A Tujuan Angkutan Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Gambar IV.1 : Chart Fasilitas Transportasi
9 Jumlah armada tetap yang menuju Kecamatan Gomo dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 tidak memiliki data yang akurat, hal ini dikarenakan armada yang menuju Kecamatan ini tidak memiliki Stasiun pemberhentian lagi di Kecamatan Gomo, maka armada angkutan hanya akan datang menuju Kecamatan Gomo 1 kali sehari dengan jumlah kendaraan bergantung pada jumlah penumpang yang akan menuju Kecamatan Gomo dari Gunung Sitoli. Tabel IV.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Rata rata pertumbuhan jumlah penduduk Kecamatan Gomo pada tahun 2000 hingga tahun 2009 mencapai 0,91 % per tahun. Tabel IV.3 Perkembangan Infrastruktur Pendidikan Fasilitas Tahun Pendidikan (Unit) 2006/ / / / /2011 TK SD SMP SMA Perguruan Tinggi Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis
10 Peningkatan sarana pendidikan di Kecamatan Gomo berlangsung menurun jumlahnya, ini dikarenakan minimnya keinginan masyarakat untuk bersekolah karena mayoritas masyarakat hanya berprofesi sebagai buruh tani. Tabel IV.4 Perkembangan Infrastruktur Kesehatan Fasilitas Tahun Kesehatan (Unit) 2006/ / / / /2011 R.S.U Puskesmas Puskesmas Pembantu Klinik Apotik Toko Obat Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Peningkatan layanan kesehatan masyarakat di Kecamatan Gomo sangat rendah dari tahun ke tahun. Dapat dilihat di tahun 2006 Rumah Sakit di daerah Percut Sei Tuan belum ada sementara tahun 2011 masih belum dibangun. Dan begitu juga dengan fasilitas lainnya, seperti Puskesmas, pada tahun 2006 ada 2 unit dan masih bertahan dengan jumlah tersebut hingga sekarang. Hal ini dikarenakan Gomo adalah daerah yang masih tergolong wilayah Peri Urban dan mayoritas masyarakatnya masih lebih memilih pola pengobatan alternatif.
11 Tabel IV.5 Perkembangan Infrastruktur Perbankan Fasilitas Tahun Perbankan (Unit) 2006/ / / / /2011 Bank Pemerintah Bank Swasta Koperasi Tengkulak/rentenir Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Dikarenakan Mayoritas masyarakat Kecamatan Gomo bekerja sebagai buruh tani maka mereka lebih membutuhkan keberadaan Koperasi dan para Rentenir untuk mendukung pendanaan mereka dalam bertani. Tabel IV.6 Perkembangan Infrastruktur Vital Fasilitas Tahun Vital (Unit) 2006/ / / / /2011 PLN PDAM Polisi Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis
12 Tabel IV.7 Perkembangan Infrastruktur PDAM Pelanggan Air Bersih Tahun 2004/ / / / / /2010 Pelanggan (unit) Produksi (M³) Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Tabel IV.8 Perkembangan Infrastruktur PLN Pelanggan energi listrik (KWH) Tahun 2006/ / / /2010 Rumah tangga 6.112, , Bisnis Pemerintah 355,1 498, Industri 115,2 64, Sosial 903,7 939, Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Perkembangan jumlah pelanggan dan produksi air minum PDAM Tirta Nadi cabang Teluk Dalam dan perkembangan penjualan energi listrik PT. PLN ranting Teluk Dalam, sampai saat ini Kecamatan Gomo masih mengambil suplay air bersih dan listrik kecamatan dari Kecamatan Teluk Dalam yang dikarenakan Kecamatan Gomo belum memiliki Fasilitas air bersih dan listriknya sendiri.
13 Tabel IV.9 Perkembangan Infrastruktur Pendukung Fasilitas Tahun Pendukung (Unit) 2006/ / / / /2011 Pasar Swalayan Salon T.Pangkas Sumber : Nias Selatan dalam angka tahun 2010 dan hasil analisis Berdasarkan bentuk morfologi daerah, pertumbuhan kenampakan fisik kecamatan Gomo tidak sama untuk bagian terluar sehingga sangat bervariasi, dimana perkembangan daerahnya lebih cepat dari pedesaaannya sehingga dapat dikategorikan memiliki bentuk under bounded city. Dampak perkembangan fisik Kecamatan Gomo mempunyai struktur Peri Urban berupa kawasan pusat Kecamatan sebagai pusat pembangunan utama, kawasan Desa lainnya sebagai kawasan terkait dengan sektor kawasan industri, pertanian dan sektor pendukung lainnya serta kawasan permukiman. Melihat kondisi diatas, kecenderungan struktur Kecamatan dan distribusi kegiatan dalam ruang serta pemahaman pola kebutuhan transportasi maka Kecamatan Gomo dikategorikan dalam teori pola tata guna lahan pusat lipat ganda (multiple nuclei concept). Pola jaringan jalan Kecamatan Gomo memebentuk pola kisi-kisi berupa pola jalan dengan struktur sudut bersiku, hal ini dipengaruhi oleh latar belakang wilayah sebagai daerah perkebunan. Bentuk pergerakan yang terjadi di Kecamatan Gomo berdasarkan maksud perjalanan termasuk dalam ciri pergerakan
14 non spasial dan spasial. Pergerakan non spasial dengan maksud perjalanan ekonomi, sosial, politik, pendidikan, rekreasi daan kebudayaan seluruhnya terjadi di Kecamatan Gomo. Sedangkan untuk pola pergerakan spasial yang terdiri dari pergerakan orang dan barang yang berperan adalah sebaran spasial dari daerah Pedesaan dan pertanian. IV.3 Pembahasan Berdasarkan hasil survei dan analisa, didapat bahwa perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi yang meningkat tiap tahunnya, tetapi juga mengalami penurunan dalam beberapa sistem kegiatan seperti penurunan jumlah armada yang pada tahun 2009 berjumlah 25 unit, dan pada tahun 2010 menjadi N/A unit, dan peningkatan dalam beberapa sistem kegiatan yang lainnya seperti peningkatan jumlah bangunan sekolah, kesehatan, dan perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat pada gambar IV.2. Wilayah Kecamatan Gomo mengalami keterhambatan dalam perkembangan wilayah yang dikarenakan oleh minimnya pemeliharaan sarana jalan yang tersedia dan kurangnya kesadaran masyarakat akan perkembangan wilayahnya yang dikarenakan pola kemasyarakatan yang masih tertutup dari hal yang berbau Moderinisasi. Masyarakat secara mayoritas masih menganut faham Orthodox yang masih menjaga ketat kebudayaan nenek moyang dan mereka menolak keterlibatan pihak lain dalam mengembangkan wilayah mereka. Hal ini memicu kurangnya keinginan pihak luar untuk memasuki wilayah Kecamatan Gomo dan secara langsung berakibat tertinggalnya pembangunan pada wilayah Kecamatan Gomo.
15 Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pembangunan beberapa fasilitas yang ada, yaitu perkembangan jumlah penduduk, perkembangan infrastruktur transportasi, pendidikan, kesehatan, perbankan, vital (PLN, PDAM, polisi), dan infrastruktur pendukung (pasar, swalayan, dan salon).
16 Gambar IV.2 : Chart dampak Pembangunan jalan terhadap beberapa aspek
17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan Berdasarkan hasil seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Prasarana jalan merupakan alat pemicu bagi kegiatan pengembangan wilayah, sosial ekonomi, ataupun akselerator pembangunan pada umumnya. Dalam kenyataannya, pengembangan jalan menghadapi banyak masalah, terkait dengan sosial budaya dan interaksi masyarakat, berhubungan dengan berbagai bidang, serta melibatkan banyak pihak. 2. Perkembangan sarana jalan di Kecamatan Gomo menghadapi tantangan terutama berkaitan dengan Keinginan masyarakat untuk berkembang, interaksi dan tata ruang yang tidak seimbang, kondisi jalan saat ini yang belum optimal. Bahkan dapat dikatakan masih sangat tertinggal. Hal ini memerlukan langkah-langkah strategis dan prioritas kebijaksanaan yang tajam serta terarah dengan berorientasi pada tujuan pengembangan wilayah Kecamatan Gomo. 3. Hasil penilaian dari analisa standar pelayanan minimal sarana jalan indeks aksesibilitas eksistingnya = 4,07 > 0,15, indeks mobilitas eksistingnya = 0,72 < 2,0, Dan nilai indeks kecelakaan eksistingnya = 0,15. Rendahnya perkembangan pembangunan beberapa fasilitas yang ada, yaitu perkembangan jumlah penduduk, perkembangan infrastruktur transportasi, pendidikan, kesehatan, perbankan, vital (PLN, PDAM, polisi), dan
18 infrastruktur pendukung (pasar, swalayan, dan salon)sarana jalan yang merupakan akses masuk menuju wilayah Kecamatan Gomo dari wilayah Kabupaten Nias Selatan masih belum berfungsi sebagaimana seharusnya. Ada pun akses alternativenya adalah melalui Desa Huna, tetapi jalan ini hanya bisa di lalui dengan sepeda motor saja. Sarana jalan ini merupakan salah satu kunci yang dapat membuka perkembangan wilayah Kecamatan Gomo tetapi masih terbengkalai, dan dapat dikatakan tidak layak guna. 6.2 Saran 1. Untuk perkembangan wilayah Kecamatan Gomo diperlukan adanya pengkajian ulang akan akses jalan dari Kecamatan Lahusa menuju Kecamatan tersebut, dan dapat memakai alternatif akses jalan lain yaitu dari Kecamatan Tetehosi, Desa Huna. Penggunaan akses lain merupakan suatu alasan kuat untuk pengembangan wilayah Kecamatan Gomo. 2. Akses Jalan yang digunakan selama ini sebagai salah satu akses menuju Kecamatan Gomo, sebagian besar perkerasan jalan sangat memerlukan perbaikan, dimana bentuk perkerasannya sudah mengalami kerusakan dan masih sirtu atau masih berkerikil. Untuk pemeliharaan jalan seperti perbaikan perkerasan akibat adanya lubang yang menghambat pergerakan perlu di kaji ulang terutama di dekat jembatan yang menghubungkan kecamatan Lahusa dan Kecamatan Gomo. 3. Dan penggunaan terminal di Gomo sebagai titik pertemuan dari angkutan yang dari atau menuju Gomo agar di pergunakan lagi, karena hal ini juga dapat memicu terjadinya peningkatan jumlah angkutan yang akan
19 membantu interaksi yang lebih baik dari kawasan diluar Kecamatan Gomo. Perlu adanya pertimbangan akan sarana angkutan umum massal sebagai sarana angkutan yang lebih berperan aktif dan mendominasi sarana angkutan umum.
BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN
BAB 5 INFRASTRUKTUR 5.1. PERHUBUNGAN Pembangunan infrastruktur perhubungan bertujuan memperlancar aksesibilitas dan membuka keterisolasian wilayah yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya perkembangan yang cukup pesat di Kabupaten Gunungkidul, hal ini ditandai dengan telah terbentuknya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai Profil Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung sebagai bab akhir dari penulisan skripsi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan
66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan akan transportasi dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan akan akses untuk menuju fungsi-fungsi pelayanan kota di lokasi berbeda yang ditentukan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciGambar 3.1. Bagan Alir Penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian berdasarkan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif ini dilakukan untuk
Lebih terperinciRUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi pada umumnya dan jasa angkutan umum di perkotaan pada khususnya merupakan hal yang sangat penting terutama berkaitan dengan kinerja (performance)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan
BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan telah memasuki tahap akhir dimana setelah penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kompilasi Data,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN. secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai dalam
BAB V ANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN 5.1 ANALISA HOME INTERVIEW Dari hasil wawancara dan kuisioner yang disampaikan kepada masyarakat, secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup dan benda mati dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
Lebih terperinciSejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem transportasi terutama infrastruktur jaringan jalan merupakan salah satu modal utama dalam perkembangan suatu wilayah. Pada daerah perkotaan, terutama, dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian Pengaruh faktor bermukim masyarakat terhadap pola persebaran adalah pendekatan penelitian deduktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Ambon merupakan ibu kota Provinsi Maluku di Negara Republik Indonesia yang semakin berkembang, dikarenakan pertumbuhan penduduk di kota Ambon semakin hari semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada dibawah kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang relatif sangat pesat, peningkatan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membawa konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk pemenuhan kebutuhan barang dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciBerdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:
TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan dari pembangunan tidak terlepas dari peran aktif dari semua sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat yang harus
Lebih terperinciSHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan sintesa dari hasil kajian indikator ekonomi dalam transportasi berkelanjutan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi lagi menjadi jalan arteri primer yang
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG
KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG Oleh : Meyliana Lisanti 1, Reza M. Surdia 2 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciEKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR
EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR Oleh: DIAN HARWITASARI L2D 000 407 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang, termasuk di Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Kota Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR
STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR OLEH : MOHAMAD ZAKIYUL FUAD NPM : 0753010056 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI. diperoleh kesimpulan untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Metodologi
BAB III. METODOLOGI A. Umum Metodologi merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan selanjutnya data tersebut akan dianalisa sehingga diperoleh kesimpulan untuk
Lebih terperinciPENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN POSITIVISTIK Merupakan pendekatan penelitian yang bersumber pada fakta dan berlandaskan teori untuk menganalisis obyek spesifik di lapangan. KAUSAL
Lebih terperinciBAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA
52 BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA Tingkat perkembangan desa-desa di kawasan transmigrasi Kaliorang yang meliputi desa-desa di Kecamatan kaliorang dan Kaubun dianalisis dengan metode skalogram. Dalam metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Banyak negara sedang berkembang menghadapi permasalahan transportasi. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem prasarana transportasi yang ada,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi studi merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dekat dengan pusat kota dan tingkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan kriteria
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI
BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciBAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Agar penelitian lebih sistematis maka pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Sanana saat ini adalah Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seperti di negara sedang berkembang lainnya, berbagai kota besar di Indonesia berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
163 BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Menjawab Pertanyaan Penelitian dan Sasaran Penelitian Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini dihasilkan pengetahuan yang dapat menjawab
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta
BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan berisi pembahasan tentang posisi hasil penelitian terhadap teori yang digunakan sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian. Pembahasan akan secara kritis dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran tingkat keberhasilan suatu pembangunan yang dilaksanakan di suatu negara ataupun daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Permasalahan transportasi yang sering terjadi di kota-kota besar adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana transportasi lainnya. Sarana ini adalah salah satu bagian yang terpenting dalam menumbuhkan,
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA DATA
87 BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 METODE PENGUMPULAN DATA Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Lebih terperinciPerilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D
Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR Oleh: TITI RATA L2D 004 357 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini, telah menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan di segala bidang, baik yang perusahaan sejenis maupun yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transit oriented development (TOD) merupakan konsep yang banyak digunakan negara-negara maju dalam kawasan transitnya, seperti stasiun kereta api, halte MRT, halte
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang
Lebih terperinciInfrastruktur DIRINCI TIAP CABANG PLN TAHUN CABANG Banyaknya Pelanggan Banyaknya Pemakaian (KWH) 1 Kalabahi
Infrastruktur Contributed by Administrator Sunday, 6 December 00 Last Updated Tuesday, 8 January 0 LISTRIK Tenaga listrik yang dibangkitkan di Alor pada tahun 009 sebesar.75.5 KWH dan telah menjangkau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transportasi sangat berperan besar untuk pembangunan di suatu daerah. Pergerakan manusia, barang, dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain dapat diperlancar dengan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kota Semarang disamping sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, telah berkembang menjadi kota metropolitan. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya
Lebih terperinciEVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR
EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR Oleh: ANGGA NURSITA SARI L2D 004 298 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kriteria Kinerja Angkutan Umum Pelayanan angkutan umum yang sudah memenuhi kinerja yang baik apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian akan menggambarkan langkah-langkah atau tahapan dari suatu penelitian dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Dimana dalam metode penelitian ini akan dijelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan perjalanan banyak mengalami perubahan dari sisi jumlah tetapi tidak diimbangi dengan kualitas pelayanannya.
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama
Lebih terperinciREKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005
BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Angkutan Umum Angkutan Umum dapat didefinisikan sebagai pemindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Umum Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandar Lampung telah terus berkembang dari sisi jumlah penduduk, kewilayahan dan ekonomi. Perkembangan ini menuntut penyediaan sarana angkutan umum yang sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung sebagai salah satu kota yang perkembangannya sangat pesat dihadapkan pada berbagai kebutuhan dalam memenuhi kehidupan perkotaan. Semakin pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciMenunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan
Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan Pulau Jawa yang termasuk dalam kelompok Kawasan Telah Berkembang di Indonesia, merupakan wilayah dengan perkembangan perekonomian yang sangat
Lebih terperinciPERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil (S-1) Diajukan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari berbagai macam uraian pada bab kelima dan keenam, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai penelitian ini. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut memerlukan berbagai sarana transportasi. Pelayanan transportasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melaksanakan berbagai aktivitas yang tidak selalu berada pada satu tempat. Untuk melakukan aktivitas tersebut memerlukan
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA Ratih Widyastuti Nugraha 3108 100 611 Abstrak Pemerintah kota Surabaya membangun beberapa terminal baru. Salah satu terminal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan dewasa ini memberikan dampak yang sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya yaitu meningkatnya pula pergerakan orang
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG
KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG Etty Apriyanti 1) Abstrak Pembangunan Jembatan Kapuas di Kota Sintang beserta jalan aksesnya memberikan pengaruh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri sehingga menuntutnya untuk melakukan interaksi. Proses interaksi dapat terjadi karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto menjadikan mobilitas penduduk baik yang menuju maupun keluar kota semakin meningkat pula. Karena kota Purwokerto
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi
BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi
Lebih terperinciPROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi
23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem Transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, negara maju ataupun negara sedang berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Di dalam pemecahan masalah kita harus membuat alur-alur dalam memecahkan masalah sehingga tersusun pemecahan masalah yang sistematis. Berikut ini adalah
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia. Dimana pada masa perkembangan peradaban kota badan air merupakan satu-satunya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print C-45 Penentuan Prioritas Pengembangan Infrastruktur Kawasan Wisata Bahari di Desa Sumberejo, Desa Lojejer dan Desa Puger Kulon, Kabupaten
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada
V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.
Lebih terperinci