MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI. Perspektif Teoretis dalam Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI. Perspektif Teoretis dalam Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Perspektif Teoretis dalam Komunikasi Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom &MarketingCommunications 08 Abstract Modul ini membahas mengenai teori sistem umum dan teori informasi organiasasi baik menyangkut definisi, asumsi, karakteristik, maupun aplikasi. Kompetensi Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa memahami sistem umum dan teori informasi organiasasi baik menyangkut definisi, asumsi, karakteristik, maupun aplikasi dalam konteks real.

2 Perspektif Teoritis dalam Komunikasi Organisasi 1.1. Komunikasi dalam Organisasi Menurut uraian Rohim (2009:108), komunikasi organisasi sebagai salah satu bidang kajian ilmu komunikasi, selalu menjadi fenomena yang senantiasa aktual untuk didiskusikan, sejaln dengan semakin banyaknya tantangan dan persoalan organisasi itu sendiri. globalisasi yang sedang melanda seluruh aspek kehidupan akhir-akhir ini, telah mengharuskan setiap manusia (termasuk lembaga/organisasi) lebih mempersiapkan diri, agar tidak tereliminasi oleh kompetisi global yang sangat ketat. Lebih dari itu, perkembangan peradaban dunia yang begitu cepat, mengharuskan setiap organisasi lebih jeli memilih paradigma yang tepat dalam merespons perkembangan yang ada. Secara teoritis, kita mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada konteks di mana komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari, karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian kepadanya guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industri ataupun organisasi-organisasi sosial seperti lembaga rumah sakit maupun institusi pendidikan. Di samping itu, penting juga mempelajari arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi, yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah (downward communications) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communications) serta arus komunikasi yang berlangsung antara bagian ataupun karyaawn, dalam jenjang atau tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horizontal. Masih menurut Rohim (2009:110), beberapa pakar memberi batasan tentang komunikasi organisasi sebagaimana dirangkum oleh Dr. Arni Muhammad (2004:65-67) sebagai berikut: Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Katz dan Kahn, mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti dalam suatu organisasi. Zelko dan Dance mendefinisikan komunikasi organisasi dengan suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internasl dan komunikasi eksternal. Sedangkan Thayer menggunakan pendekatan sistem secara umum dalam memandang komunikasi organisasi. Menurutnya, komunikasi organisasi merupakan arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses 2

3 interkomunikasi dalam beberapa cara. Thayer menyebut minimal ada tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu: 1) Berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi. 2) Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk. 3) Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi seperti hubungan dengan personal dan masyarakat dan pihak eksternal lainnya. R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2001:31-33), mengemukakan definisi komunikasi organisasi dari dua perspektif yang berbeda. Pertama, definisi perspektif tradisional (fungsional dan obyektif), mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Kedua, perspektif interpretif (subyektif) memaknai komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Atau dengan kata lain bahwa komunikasi organisasi menurut perspektif ini adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Dan batasan tersebut dapat digambarkan, bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. Di samping itu, dalam organisasi juga mensyaratkan adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memilik satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya Memahami Komunikasi dalam Organisasi Berdasarkan uraian Rohim (2009:114), gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasan dan organisasi, kita mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi bawahan. Dan pada bahasan mengenai bagaimana memperbaiki kemampuan berkomunikasi dalam organisasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimaan kita memilih orang yang tepat untuk diajak kerja sama dan bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a 3

4 specialized set of interpersonal behavior that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Ada enam gaya komunikasi yang akan dibahas, antara lain controlling style, equalitarian style, structuring style, dinamic style, relinquishing style, serta withdrawal style. 1) The Controlling Style Menurut Rohim (2009:115), gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan diri, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatianpada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feed back tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Pada komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya. Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha menjual gagasan agar dibicarakan bersama, namun lebih pada menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communications ini sering dipakai untuk mempersuasif orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. 2) The Equalitarian Style Menurut Rohim (2009:116), aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan, the equalitarian style of comunication ini ditandai dengan berlakunya atus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai, dan informasi. Dalam suasana yang demikian, 4

5 memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi. 3) The Structuring Style Berdasarkan uraian Rohim (2009:116), gaya komunikasi yang terstruktur ini memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan Coons dari The Bureau od Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama struktur inisiasi, atau initiating structure. Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisai, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. 4) The Dynamic Style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan. The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiraniaga (salesman atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan 5

6 yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. 5) The Relinquishint Style Gaya kepempiminan ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan lebih efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengancorang-orang yang berpengatahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankan. 6) The Withdrawal Style Menurut Rohim (2009:117), akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan; saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keingiann untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya komunikasi ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Gambaran umum yang diperolah dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya, structuring, dynamic dan relinquishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir, controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif Teori Sistem Berdasarkan uraian Pace dan Faules (2005:63), Scott (1961) menguraikan bahwa bagian-bagian penting organisasi dari sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi; struktur formal, pola interaksi yang informal, pola status dan peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan, dan lingkungan fisik pekerjaaan. 6

7 Bagian-bagian inilah yang merupakan konfigurasi yang disebut sistem organisasi. Semua bagian itu saling berhubungan dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap bagian dihubungkan ke bagian-bagian lainnya. Meskipun terdapat teori-teori lain tentang bagaimana bagian-bagian ini berhubungan, proses penghubung utama adalah komunikasi. Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagianbagian, dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan atau keseluruhan. Konsep sistem sedemikian luas sehingga sulit didefinisikan. Suatu definisi yang sederhana akan mengabaikan kerumitan dan kecanggihan konsep tersebut, namun penjelasan yang terperinci akan menimbulkan kepelikan yang tidak mudah dipahami. Meskipun suatu uraian terperinci mengenai sumbangan dan pengaruh teori sistem terhadap kajian organisasi di luar liputan modul ini, beberapa aspek perlu diperhatikan. Bahkan pada tingkat paling umum, konsep sistem memungkinkan orang untuk memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya karena dinamikanya. Dinamika ini mencakup struktur, hubungan, dan perilaku yang pelik. Teoritisi sistem umum (Bertalanffy, 1968; Boulding, 1965; Rapoport, 1968) mengidentifikasi beberapa prinsip yang berlaku bagi semua jenis sistem. Yakni bahwa mesin, organisme, dan organisasi memiliki proses serupa dan dapat diuraikan dengan prinsip-prinsip yang sama. Pace sependapat dengan Fisher (1978) bahwa teori sistem adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita namun terikat pada berbagai penafsiran. Dalam pembahasan berikut, Pace mengadaptasi penjelasan Fisher mengenai prinsip-prinsip teori sistem. Setiap pembahasan mengenai sistem menyangkut interdependensi. Jelasnya interdependensi menunjukkan bahwa terdapat suaru kesaling bergantungan di antara komponen-komponen atau satuan-satuan suatu sistem. Suatu perubahan pada suatu komponen membawa perubahan pada setiap komponen lainnya. Pemahaman atas konsep interdependensi ini merupakan bagian yang integral dari pendefinisian sistem dan teori sistem. 7

8 Gambar 1.1 Bagian-Bagian Suatu Sistem Organisasi Sumber: Pace dan Faules (2005:64) 1) Nonsumativitas Nonsumativitas menunjukkan bahwa suatu sistem tidak sekadar jumlah bagianbagiannya. Ketika komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam suatu interdependensi, sistem tersebut memperoleh suatu identitas yang terpisah dari amsing-masing komponen. Misalnya apa yang mungkin dikembangkan dua orang lewat interaksi berbeda dengan yang mungkin timbul dengan menjumlahkan perilaku kedua orang tersebut. Nonsumativitas komponen suatu sistem secara sistematis lebih penting daripada masing-masing unit itu sendiri. 2) Unsur-Unsur Struktur, Fungsi, dan Evolusi Struktur merujuk kepada hubungan antar komponen suatu sistem. Hubungan atasan-bawahan, misalnya dapat dibedakan berdasarkan status, suatu umur struktur. Struktur mencerminkan keberaturan. Suatu birokrasi, misalnya adalah suatu sistem sangat terstruktur yang mencerminkan suatu derajat tinggi keteraturan. Tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan oranglain dianggap bagian dari unsur fungsional dalam suatu sistem sosial. Fungsi, atau tindakan dan perilaku, merupakan sarana mendasar untuk mengidentifikasi orang-orang dalam suatu sistem sosial. Tindakan orang yang bersangkutan adalah peristiwa dalam suatu sistem sosial. Evolusi suatu sistem, atau perubahan dan bukan perubahan 8

9 dalam suatu sistem sejalan dengan berlalunya waktu, mempengaruhi baik unsur fungsional maupununsur struktural, dan kerumitan suatu sistem berhubungan sejauh mana unsur-unsur fungsional dan strukturak bervariasi. 3) Keterbukaan Organisasi adalah sistem sosial. Batas-batasnya dapat ditembus yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga memperoleh energi dan informasi. Sistem terbuka ditandai dengan equifinalitas, yang berarti bahwa keadaan akhir yang sama dapat dicapai dari kondisi-kondisi yang berbeda dan dengan cara-cara yang berbeda. Itu juga berarti bahwa organisasi yang mulai dengan kondisi awal yang sama dapat memperoleh keadaan akhir yang berbeda. 4) Hierarki Suatu sistem mungkin merupakan suatu suprasistem bagi sistem-sistem lain di dalamnya, juga merupakan suatu subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar. Arus informasi yang melintasi batas-batas suatu sistem dapat mempengaruhi perilaku stuktural-fungsional sistem tersebut. Analisis sistemik komunikasi menyangkut subsistem, sistem dan suprasistem, dan masing-masing menyajikan suatu tingkat analis yang berbeda. Weick (1969:45), menyarankan bila terdapat tingkat-tingkat analisis yang berbeda (misalnya, individu, kelompok, organisasi, masyarakat) satu-satunya cara kita untuk banyak mengetahuai setiap tingkat ini adalah bila kita mengetahui bagaimana tingkat-tingkat ini berkaitan, yakni, bagaimana suatu tingkat berinteraksi dengan suatu tingkat lainnya Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn Pace dan Faules (2005:66), menguraikan bahwa teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk kepada komunikasi teruama dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk kegiatan komunikasi alih-alih sebagai suatu proses penghubung (a linking process). Komunikasi sebagai suatu proses penghubung akan mempunyai arti khusus bila kita menerima pendapat Katz dan Kahn bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Entitas-entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatom yang dapat diidentifikasi ketika entitas-entias itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika suatu organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih diperiksa lewat pembedahan (postmortem analysis). Bila suatu sistem berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena sistem sosial merupakan struktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik. Jaringan komunikasi suatu organisasi, misalnya mempunyai 9

10 sedikit persamaan dengan sistem peredaran darah atau sistem syaraf dari organisme biologis, meskipun kita cenderung sering membandingkan keduanya. Karena analogi tersebut tampaknya menarik, kita sering terhambat untuk memahami perbedaan yang hakiki antara sistem sosial dan sistem biologis. Lebih lanjut Pace dan Faules (2005:66), menjelaskan suatu sistem sosial, secara keseluruhan terdiri dari manusia-manusia. Ia tidak sempurna, namun kesinambungan hubungan manusianya begitu baik. Sebenarnya, organisasi dapat memiliki perputaran anggota yang tinggi tetapi masih tetap berfungsi secara efektif. Hubungan-hubungan antara orang-orang, bukan orang-orang itu sendiri, memungkinkan suatu organisasi bertahan jauh lebih lama daripada orang-orang biologis yang menduduki jabatan-jabatan dalam organisasi. Organisasi formasl mempunyai prosedur yang siap digunakan untuk mengganti bagianbagian (orang-orang), jadi organisasi tersebut terus berfungsi hingga masa depan yang tidak tentu. Organisme biologis mempunyai kekuatan yang melemahkan bagian-bagiannya yang sering tidak dapat diganti. Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan non verbal, berbicara dan diam). Komunikasi pertukaran informasi dan transmisi makna adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi. Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentukbentuk interaksi sosial seperti penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan ke dalam konsep komunikasi. Pace mengambil suatu perspektif yang konsisten dengan pandangan ini dan menganggap komunikasi sebagai proses penghubung yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai akibat dari berkomunikasi yang terjadi dalam organisasi. Kami menyebut bentuk-bentuk khusus komunikasi sebagai keterampilan dan kegiatan komunikasi organisasi. Teori sistem menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Katz dan Kahn berpendapat bahwa watak suatu sistem sosial mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif suatu mandat untuk menghindari sebagian saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan lainnya. Secara ringkas, Scott (1961) mengatakan bahwa organisasi terdiri dari bagianbagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. Mungkin dapat dikatakan bahwa, dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah organisasi. Hawes (1974), bahkan menyatakan hal ini suatu kolektivitas sosial adalah perilaku komunikatif yang 10

11 terpolakan; perilaku komunikatif merupakan jaringan itu sendiri. tidak terjadi dalam suatu jaringan hubungan, tetapi Ad-hokrasi dan Teori Buck Rogers Berdasarkan uraian Pace dan Faules (2005:66), sebagian visi kita tentang penjelahan luar angkasa yang paling mustahil berasal dari fantasi-fantasi para pencipta figur fiksi terkenal, Buck Rogers. Mengambil petunjuk dari Buck, penulis-penulis tentang masa depan seperti Alvin Toffler (1970) menulis tentang kejutan masa depan (future shock) dan akibat-akibat tak terelakkan yang disebabkan perubahan dahsyat dalam semua aspek kehidupan kita. Organisasi formal disinggung dalam analisis ini. Toffler menulis satu bab penuh untuk membahas organisasi; ad-hokrasi yang akan datang. Bennis (1966) meramalkan kematian birokrasi yang akan datang. Luthans (1973) mengamati bahwa banyak manajer yang aktif menjadi kecewa dengan cara-cara pengorganisasian tradisional. Ramalan-ramalan tersebut menunjukkan bahwa kita sedang bergerak menuju era pascabirokratik dalam teori organisasi yang berdasarkan konsep futuristik tentang struktur organisasi yang berubah cepat. Toffler melukiskannya sebagai berikut; apa yang kita lihat di sini tidak kurang dari penciptaan suatu bagian yang dapat dibuang. Menurut Bennis (1966), struktur sosial birokrasi baru akan bersifat temporer. Organisasi akan terdiri dari satuan-satuan tugas (task force) yang diciptakan guna mengatasi suatu problem khusus. Manajer di suatu organisasi yang strukturnya terus-terus berubah, menjadi seorang koordinator, seorang penghubung antara berbagai kelompok proyek. Keterampilan berinteraksi dan komunikasi manusia manusia akan sangat berharga, karena sebagian dari tugas-tugas utama akan berkenaan dengan bagaimana meneruskan informasi dan menjembatani pengertian serta perbedaan antara kelompok-kelompok. Bennis berpendapat bahwa orang-orang akan harus belajar mengembangkan hubunganhubungan kerja yang lebih kekal. Toffler meringkaskan ciri-ciri birokrasi baru yang disebut ad-hokrasi (ad-hocracy), sebagai bergerak cepat kaya akan informasi, sangat aktif, selalu berubah, terisi dengan unit-unit bersifat sementara dan individu-individu yang selalu bergerak. Dalam ad-hokrasi, bukanlah organisasi yang menarik komitmen pegawai, melainkan pekerjaan, problem yang harus dipecahkan, dan tugas yang harus dilakukan. Bahkan loyalitas yang bersifat profesional menjadi berjangka pendek, karena para spesialis memperoleh imbalan mereka dari keputusan instrinsik dengan melakukan tugas berat dengan baik. Mereka setia kepada standar mereka, tidak kepada atasan mereka; kepada problem mereka, tidak kepada pekerjaan mereka. Para ad-hokrasi menggunakan keahlian dan bakat mereka untuk memecahkan masalah dalam kelompok dan lingkungan temporer dalam organisasi, sejauh masalahnya menarik minat mereka. 11

12 Toffler mencatat bahwa gelar-gelar jabatan dalam beberapa ad-hokrasi didahului dengan sebutan associate. Sebutan itu memberi kesan kesederajatan yang merupakan ciri khas organisasi baru associate berarti teman sejawat, bukan bawahan dalam organisasi. Pemakaian istilah tersebut mencerminkan pergeseran dari hierarki vertikal ke pola-pola komunikasi lateral (ke samping). Ad-hokrasi menambah adaptabilitas organisasi, tetapi ia menekan adaptabilitas manusia. Setiap perubahan hubungan dalam organisasi membawa serta kerugiand alam penyesuaian pribadi, hubungan yang penting, dan kepuasan. Ketegangan sosial, ketegangan psikologis, dan usaha individu untuk mengatasi masalah semakin bertambah banyak karena perubahan yang cepat, kondisi kerja yang temporer, dan kurangnya komitmen kepada organisasi. Perubahan yang konstan dalam hubungan organisasi menjadi beban yang berat bagi orang-orang untuk melakukan penyesuaian diri. Terburu-buru, kita didorong oleh pekerjaan kita ke dalam organisasi masa depan Buck Rogers. Bagi sebagian orang, masa depan itu mungkin tiba terlalu dini. Bagi kebanyakan orang, masa depan itu adalah sekarang. Misalnya, pada tahun 1965 Stewart memberikan pedoman untuk menjalankan manajemen proyek. Organisasi proyek merupakan padanan terdekat yang saat ini kita miliki untuk ad-hokrasi. Bahkan dewasa ini kepustakaan teori organisasi penuh dengan uraian-uraian seperti: pola-pola organisasi matriks, organisasi proyek intermiks, organisasi proyek agregat, organisasi proyek individu dan staf, dan organisasi bentuk bebas. Teori Buck Rogers yang lazim dan kontemporer mengenai organisasi adalah organisasi matriks. Organisasi ini adalah suatu organisasi proyek yang berlapiskan organisasi fungsional yang lebih tradisional. Kepala-kepala bagian fungsional membawahi proyek-proyek yang merupakan kerja sama antara manajer-manajer fungsional dan proyek yang memang cocok. Banyak orang berkesimpulan, sesuai dengan spekulasi Toffler, bahwa organisasi matriks memperkecil loyalitas dan identifikasi kepada organisasi. Meskipun demikian, Luthans (1973) menyebutkan bahwa banyak organisasi modern yang sedang menghadapi kerumitan teknis dan struktural tidak mempunyai pilihan melainkan terus bergerak menuju penataan organisasi yang demikian. Naisbitt dan Aburdene (1985) berpendapat bahwa korporasi harus ditemukan kembali untuk memenuhi tuntutan masyarakat informasi baru. Mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan seperti Scandinavian Airlines Systems, WL. Gore & Associats, Inc., dan New Hope Communication secara radikal telah melakukan restrukturisasi atas baganbagan organisasi mereka. Perusahaan-perusahaan inovatif ini menunjukkan usaha-usaha untuk menciptakan korporasi masa depan. 12

13 1.3. Organizational Information Theory (Teori Informasi Organisasi) Berdasarkan uraian Rohim (2009:151), teori informasi organisasi merupakan sudut pandang dari komunikasi yang menganggap bahwa organisasi sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Dalam komunikasi organisasi terdapat berbagai informasi yang perlu diproses untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi dalam kelompok formal maupun informal dari satu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpar pere, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, melainkan lebih kepada anggotanya secara individual. Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagan-bagan yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sisem, ada juga yang menamakannya sarana. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A System Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana di mana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, format organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. Menurut R. Wayne. Pace dan Don F.Faules dalam bukunya komunikasi organisasi tujuan utama komunikasi organisasi yaitu memperbaiki organisasi ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen, serta memperoleh hasil yang diinginkan. Berdasarkan penjelasan Sendjaja (1994) dalam Rohim (2009:152), menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: 13

14 1) Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sisem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggora dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemenme membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu uga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, ijin cuti, dan sebagainya. 2) Fungsi regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam satu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, antara lain: a) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga membari perintah atau instrukti supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. b) Berkaitan dengan pesan. Pesan-peran regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3) Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil dengan yang diharapkan. Adanya kenyataanini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakuakn secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan kalau pemimpinannya sering memperlihatkan kekuasan dan kewenangannya. 4) Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut; a) Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. 14

15 b) Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Selanjutnya Rohim (2009:153), menjelaskan bahwa salah satu sumber daya penting dalam organisasi adalah informasi. Dengan menggunakan teori informasi sebagai dasar, Farace dan rekannya mendefinisikan informasi dalam pengertian untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika oran mampu untuk memperkirakan pola-pola yang akan terjadi dalam aliran tugas dan hubungan-hubungannya, maka ketidakpastian dapat dikurangi dan informasi berhasil diperoleh. Komunikasi sendiri sebagian merupakan pengurai ketidakpastian melalui informasi, karena komunikasi mencakup penggunaan bentuk-bentuk simbolis umum yang saling dimengerti oleh para partisipannya. Dalam teorinya, mereka mengemukakan dua bentuk komunikasi yang berkaitan dengan dua bentuk informasi yaitu: 1) Informasi absolut adalah keseluruhan informasi yang dikomunikasikan suatu dalam organisasi. Informasi ini terdiri dari keseluruhan kepingan pengetahuan yang ada dalam sistem. 2) Informasi yang didistribusikan adalah informasi yang telah disebarkan melalui organisasi. Kenyataan bahwa informasi ada dalam suatu organisasi, tidak menjamin bahwa informasi tersebut cukup dikomunikasikan di dalam sistem. Pertanyaan mengenai informasi absolut berkenaan denganapa yang diketahui, sedangkan pertanyaan mengenai informasi distribusi berkenaan dengan siapa yang mengetahuinya. Implikasi praktis dari perbedaan teoritis ini adalah kegagalan dalam kebijakan distribusi informasi disebabkan oleh kegagalan manajer untuk mengenali kelompok mana yang perlu mengetahui suatu hal tertentu, atau kesalahan untuk mengarahkan di mana seharusnya kelompok-kelompok tersebut dpat memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Berdasarkan uraian Rohim (2009:154), salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949), Mathematical Theory of Communication. Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif; komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkan (encoding dan decoding). 15

16 Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi. Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmiter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi. Rohim (2009:155), menyatakan sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatianya pada banyaknya stimulus atau sinyal. Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi. Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini banyak menuai kritik. Salah satunya adalah ia tidak menjelaskan konsep umpan balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah. Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika konsep umpan balik ia masukkan. Selain umpan balik juga justru bisa memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Selain konsep umpan balik yang tidak diusung dalam teori informasi sebenarnya. Shannon dan Weaver juga tidak mengkaji detail tentang peranan medium (media) dalam teorinya. Ia hanya terfokus pada fungsi saluran atau transmiter. *** 16

17 Daftar Pustaka Pace, R. Wayne & Don F. Faules Komunikasi Organaisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan oleh Deddy Mulyana. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rohim, Syaiful ; Perspektif, Ragam, dan Rineka Cipta. Aplikasi. Jakarta: 17

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi)

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi) Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi) Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO PENGANTAR MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL YANG MEMBUTUHKAN ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG UNTUK BERINTEGRASI DALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMBUTUHKAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Teori System Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Konsep Teori System Konsep sistem terfokus pada pengaturan

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: 09 SOFIA Fakultas ILMU KOMUNIKASI TEORI KOMUNIKASI TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING http://www.mercubuana.ac.id TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI Komunikasi

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu Felina Limantoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan perpolitikan di Indonesia semakin menuju kearah tidak beretika lagi, dengan berbagai manuver politik dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kemenangan.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES DAN SISTEM Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Human Relations Approach

Lebih terperinci

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM Modul ke: 04 Fakultas Ilmu Komunikasi PENDEKATAN HUMAN RELATIONS DAN SISTEM Pokok Bahasan 1. Teori Berdasarkan Human Relations 2. Teori Berdasarkan Sistem Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini menerangkan tentang pengertian serta konsep dari judul penelitian yang peneliti lakukan. 1. Komunikasi Organisasi a. Definisi Komunikasi Organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR Oleh: Ahmad Yani, S.EI., M.Pd. (Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima) ABSTRAK Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu relevan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu relevan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu relevan yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Konsep Utama Komunikasi Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Konteks-Konteks Komunikasi Secara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI KONSEP UTAMA KOMUNIKASI ORGANISASI Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id 1. Komunikasi Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas BAB IV ANALISIS DATA Salah satu proses analisis data ini telah dikembangkan lebih lanjut yang materinya diambil dari hasil deskripsi data penelitian untuk nantinya dijadikan sebagai suatu temuan penelitian

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Konteks-Konteks Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. oleh komunikasi sebesar 22,22% dan 77,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB II URAIAN TEORITIS. oleh komunikasi sebesar 22,22% dan 77,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian terdahulu 1. Rebecca (2005), skripsi: Pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi pada karyawan PT.Swadharma Sarana Informatika Medan. Dengan hasil penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi Massa dan Masyarakat. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi Massa dan Masyarakat. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Komunikasi Massa dan Masyarakat Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami bagaimana komunikasi dalam organisasi SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH PUSAT PENDIDIKAN PROFESIONAL DAN LANJUTAN (PACE) UNIVERSITI UTARA MALAYSIA

PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH PUSAT PENDIDIKAN PROFESIONAL DAN LANJUTAN (PACE) UNIVERSITI UTARA MALAYSIA PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH PUSAT PENDIDIKAN PROFESIONAL DAN LANJUTAN (PACE) UNIVERSITI UTARA MALAYSIA SCCA 1023 TEORI KOMUNIKASI TUGASAN INDIVIDU 2 TAJUK : PERANAN/FUNGSI TEORI KOMUNIKASI BAGI SESEBUAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Manajemen & Komunikasi dalam Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id Organisasi pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan Distribusi Penjualan PT. Putri Daya Usahatama adalah suatu organisasi perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi penjualan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Dasar/ Umum Teori-teori dasar yang dipakai oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah: 2.1.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia. 64 BAB V ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Dari hasil deskripsi dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : Etika Komunikasi Dalam Konteks Organisasi Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Gandyar Afriandi Hidayat 1, Asep Suryana 2, Teddy Kurnia Wirakusumah 3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, sehingga membutuhkan interaksi dengan orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Disusun oleh : KELOMPOK 7 Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No. Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deskriptif Kualitatif dengan Teori Pertukaran Sosial Tentang Kepuasan Relasi ) Ratih

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 MENGAPA KOMUNIKASI PENTING? BAGI KEHIDUPAN MANUSIA mendorong kemajuan peradaban manusia dan tanpa komunikasi, peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi, tampaknya merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antar manusia (Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antar manusia (Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi secara sederhana dikatakan sebagai komunikasi antar manusia (Human Communication) yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam Penelitian yang dilakukan ini, peneliti menggunakan data dan teoriteori yang telah ada dan akan dipakai sebagai acuan penelitian ini. Data-data tersebut tak lain adalah berasal

Lebih terperinci

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Konsep Dasar Komunikasi 2. Konsep Dasar Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations KONSEP DASAR

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI DOSEN DAN MAHASISWA

IKLIM KOMUNIKASI DOSEN DAN MAHASISWA IKLIM KOMUNIKASI DOSEN DAN MAHASISWA Heppy Atma Pratiwi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka 58 Tanjung Barat, Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disini peneliti memaparkan hasil temuan di lapangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Organisasi a. Pengertian Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau comunication berasal dari bahasa latin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua

Lebih terperinci

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O KONSEP PERILAKU semua yang dilakukan seseorang Perilaku sebagai akibat, dapat diarahkan oleh tujuan, diamati & diukur, dimotivasi & didorong reaksi/respon

Lebih terperinci

Gaya Komunikasi Manager Personal Service Pada Officer Personal Service di PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional III Jawa Barat

Gaya Komunikasi Manager Personal Service Pada Officer Personal Service di PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional III Jawa Barat Gaya Komunikasi Manager Personal Service Pada Officer Personal Service di PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional III Jawa Barat Communications Manager-style Personal Service on the Officer's Personal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Tangerang yang bergerak pada bidang pengelolaan air minum untuk masyarakat sekitar wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare BAB II 2.1 Pengertian Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Kata komunikasi atau Communication secara etimologis berkaitan dengan dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang apa itu model komunikasi. Sebagian dari mereka masih mengetahui model komunikasi melalui prasangka-prasangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri

BAB II URAIAN TEORITIS. penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri BAB II URAIAN TEORITIS I.5.1. Komunikasi Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi W 5

Komunikasi Organisasi W 5 Komunikasi Organisasi W 5 PENGERTIAN Goldhaber (1986) Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk

Lebih terperinci

DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI

DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI Bentuk-bentuk komunikasi organisasi dan komunikasi manajemen dalam organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Pascasarjana

Lebih terperinci

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator,

Lebih terperinci

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Lanjutan..) Konsep Sistem Informasi (TIF 1205)

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Lanjutan..) Konsep Sistem Informasi (TIF 1205) Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Lanjutan..) Konsep Sistem Informasi (TIF 1205) Analisis Sistem Langkah langkah pada Analisis Sistem Perancangan Sistem Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan, data selama

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Alian Informasi (Bagian pertama) Fakultas KOMUNIKASI Ida Anggraeni Ananda Program Studi Public Relarions Pola & Arah Downward Comm Upward Comm Horizontal Comm Penyebaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini bermula dari postulat atau asumsi bahwa setiap korporasi

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan membuat perusahaan sudah mulai berfikir bagaimana

Lebih terperinci

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS

PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS MODUL PERKULIAHAN PENDEKATAN KLASIK DAN HUMAN RELATIONS Pokok Bahasan 1. Pendekatan Klasik 2. Pendekatan Human Relations Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti saat ini, tentu sungguh bukan hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti saat ini, tentu sungguh bukan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, tentu sungguh bukan hal yang tabuh bahwa di Indonesia begitu banyak organisasi menjamur, baik organisasi formal maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Teori teori Umum Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori. Fungsi dari teori dalam melakukan penelitian adalah membantu peneliti menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alat kelengkapan DPRD terdiri atas pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi daerah, badan anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain

Lebih terperinci

MANAJEMEN KRISIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

MANAJEMEN KRISIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KRISIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Isu, krisis, resiko krisis bagi organisasi, dan mengelola krisis komunikasi dalam organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Euis Nurul B FIKOM - Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510 euisnurulb@yahoo.com ABSTRAK Artikel

Lebih terperinci

PENTINGNYA KOMUNIKASI

PENTINGNYA KOMUNIKASI KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi PENTINGNYA KOMUNIKASI Barnard

Lebih terperinci