HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh FITRIA NURMANISA NIM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

2

3

4

5 MOTTO ل ي س ا ل ج ما ل ب أ ث و اب ت ز ي ن ن ا # ا ن ال ج ما ل ما ل ال اا ب Seseorang tidak dikatakan indah karena pakaian yang menghiasinya, namun keindahan akan muncul dari ilmu dan budi pekertinya. (Dewa Kisi-kisi Sukma, Pustaka Azm)

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak & Ibuku tercinta (H. Zaenal Muttaqin & Hj. Paryuni) Jazakumullah bi akhsanil jaza atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. Tanpa mereka penulis tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. 2. Untuk semua kakakku dan saudara-saudaraku yang telah memberikan motivasi dan nasihat kepada penulis. 3. Seluruh sahabat dan teman-teman tercinta yang selalu menemani dikala suka maupun duka dan selalu membangkitkan semangatku. Terimakasih atas selama ini yang kalian berikan. 4. Sahabat-sahabat angkatan 2009 dan seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga 5. Teman seperjuangan PAI E tahun 2009 semangat kalian masih teringat dibenakku. 6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini Semoga pengorbanan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas di beri balasan oleh Allah SWT. Amin...

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmad dan hidayah, serta taufiq-nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW Sang Pembawa Risalah yang mulia ini. Semoga pada akhir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat syafa atnya, amin. Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1. Dr.Imam Sutomo, M. Ag sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga 3. Dra. Hj. Maryatin, M. Pd. selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi, yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8 4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen STAN Salatiga 5. Agus Sucipto, S. Pd. Selaku Kepala Madrasah Al-Mina yang berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 6. Keluarga besar Madrasah Tsanawiyah SA Al-Mina Jetis Bandungan. 7. Kepada siapapun yang memberikan ilmunya padaku, semoga Allah memberikan balasan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan balasan yang sesuai dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya. Salatiga, 23 Agustus 2013 Penulis

9 ABSTRAK Nurmanisa, Fitria Hubungan Ketaatan Beribadah Dengan Perilaku Sosial Siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan Tahun 2013.Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj.Maryatin, M. Pd. Kata Kunci : Hubungan, Ketaatan Beribadah, Perilaku Sosial Ibadah merupakan suatu bagian dari pendidikan Islam yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku seseorang dalam kehidupan. Ketaatan beribadah adalah bentuk kepatuhan seorang hamba terhadap Tuhan-Nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana ketaatan beribadah di MTs SA Al-Mina (2) Bagaimana Perilaku Sosial Siswa MTs SA Al- Mina (3) Adakah hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial. Skripsi ini mencoba mengkaji adakah hubungannya ketaatan beribadah dengan perilaku sosial khususnya pada siswa di Madrasah Al-Mina. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen, angket, observasi dan dokumentasi. Sampel penelitian 41 siswa terdiri dari kelas VIII dan IX. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus Prosentase dan korelasi product moment untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan nilai mean pada angka 32,26 dikatakan sedang untuk ketaatan beribadah, nilai mean pada angka 35,90 dikatakan sedang untuk perilaku sosial. Dengan jumlah subyek 41 sampel dengan taraf signifikasi 5% diperoleh pada tabel N taraf signifikan 5%= 0,308 dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r xy hitung = 0,4 >0,308. Maka hipotesis yang penulis ajukan diterima.

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... NOTA PEMBIMBING... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv v vi vii viii x xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN..... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Hipotesis Penelitian... 7 E. Manfaat Penelitian... 8 F. Definisi Operasional... 8 G. Metode Penelitian Pendekatan dan Rancangan Penelitian... 12

11 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Pengumpulan data Instrumen penelitian Tehnik analisis data H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ketaatan Beribadah Pengertian ketaatan beribadah Bentuk-bentuk ketaatan beribadah B. Perilaku Sosial Pengertian perilaku sosial Bentuk-bentuk perilaku sosial Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial Perilaku menyimpang dalam perilaku sosial C. Hubungan ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Satu Atap Al-Mina Desa Jetis Profil Sekolah Mts SA Al-Mina Sejarah Madrasah MTs SA Al-Mina Letak geografis MTs Al-Mina Visi dan Misi MTs SA Al-mina Struktur Organisasi Madrasah... 45

12 6. Sarana dan Prasarana Sekolah Keadaan guru dan siswa di MTs SA Al-Mina B. Penyajian Data Daftar Nama Responden Hasil Jawaban Angket BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama B. Analisis Kedua C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Tabel I Tabel Sarana dan Prasarana MTs SA Al-Mina Tabel II Tabel Daftar Keadaan Guru MTs SA Al-Mina Tabel III Tabel Daftar Keadaan Siswa MTs SA Al-Mina Tabel IV Tabel Daftar Nama Responden Tabel V Tabel Angket Tentang Ketaatan Beribadah Tabel VI Tabel Angket Tentang Perilaku Sosial Tabel VII Tabel Ketaatan Beribadah Tabel VIII Tabel Frekuensi Ketaatan Beribadah Tabel IX Tabel Interval Ketaatan Beribadah Tabel X Tabel Perilaku Sosial Tabel XI Tabel Frekuensi Perilaku Sosial Tabel XII Tabel Interval Perilaku Sosial Tabel XIII Tabel Pembantu Analisis Product Moment... 65

14 DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN LAPORAN 1 DAFTAR PUSTAKA LAPORAN 2 RIWAYAT HIDUP LAPORAN 3 ANGKET LAPORAN 4 SURAT TUGAS PEMBIMBING LAPORAN 5 PERMOHONAN IZIN PENELITIAN LAPORAN 6 SURAT KETERANGAN PENELITIAN LAPORAN 7 TABEL PRODUCT MOMENT LAPORAN 8 LEMBAR KONSULTASI LAPORAN 9 SKK LAPORAN 10 DAFTAR GAMBAR

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah usaha yang diarahkan pada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, tidak hanya membekali anak dengan pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama saja, tetapi menyangkut keseluruhan dari pribadi anak, mulai dari latihan-latihan sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Konsep ajaran Islam telah menjelaskan bahwa pada hakekatnya penciptaan jin dan manusia untuk mengabdi kepada penciptanya yaitu Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.Adz-Dzariyat: 55 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.

16 Dalam hal ini manusia harus senantiasa menjalankan ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber dalam kehidupan. Allah SWT mengutus rasulrasul-nya sebagai pemberi contoh dan teladan agar tanggung jawab yang diberikan kepada manusia dapat diwujudkan dengan benar. Dalam hal yang lain ris alah kerasulan ini ditujukan kepada para ulama. Akan tetapi 1 tanggung jawab utamanya dititik beratkan kepada orang tua. Rasulullah berkata bahwa bayi yang di lahirkan dalam keadaaan fitrah, yaitu dorongan untuk mengabdi kepada penciptanya namun benar dan tidaknya cara dan bentuk pengabdian yang dilakukan, sepenuhnya tergantung orang tua masingmasing (Jalaludin, 2000: 66). Seperti dalam sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh bukhori yaitu: أ ا نا ه ا أ ن ه ا أ أاا:ا أ أاا أ ه هاا نا ض ا:ا"ا أم ا ض م ن نا أ م ن ل ه د اإ ض ن لا ه ل أ هدا أل أىا ل ن ض فط ن أ ض ا أ نا أ أ ا ه أ ن ي أ أا أ ض أ ي ةا أ ن أ ا أ ا. أ ي ها أ ض و أ ا ض ض ا أ أ ي ا ه ي ن أ ه ا ل ن أ ض و أ ا ض ض ا أ ن ا ه أ ض أ أ أ ي أ ا ه ا ي ه أ و ض أد ا ض ض ا أ ن ا ي ه أ ض Terjemah Hadits: Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda setiap anak lahir (dalam keadaan) fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi. Sebagimana binatang ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurna anggota tubuhnya) ( Al-Asqalani, 2008: 568). Pernyataan ini menunjukkan bahwa dorongan keberagamaan merupakan faktor bawaan manusia. Apakah manusia nantinya setelah dewasa akan menjadi penganut ajaran yang taat, sepenuhnya tergantung pada pembinaan nilai-nilai agama oleh kedua orang tua. Apa yang menjadi

17 keinginan dan kebutuhan manusia di dunia itu bukan hanya sekedar kebutuhan makan minum pakaian ataupun kenikmatan lainnya, akan tetapi manusia juga mempunyai keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan, keinginan tersebut merupakan kebutuhan kodrati yang ada pada diri manusia. Manusia yang ingin mengabdikan dirinya pada Tuhan sesuatu yang di anggap sebagai kekuasaan tertinggi, keinginan tersebut pastinya datang pada setiap kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang paling primitif sampai yang modern (Jalaludin, 2000: 69). Keinginan untuk dapat mencintai dan dicintai Tuhan dapat mendorong manusia untuk senantiasa menjalankan ajaran agamanya. Manusia akan berusaha melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-nya. Penerapan dari hal tersebut adalah ketaatan atau kepatuhan dengan menjalankan ajarannya dan beribadah (Nata, 2002: 55). Ibadah merupakan suatu bagian dari pendidikan Islam dan suatu tindakan yang bisa dilihat sikap dan tingkah laku dalam kehidupanya. Demikian pula sikap seseorang dalam menerima dan melaksanakan perintah Allah dan sikap yang selalu menjauhi larangan-nya, semuanya disebut syari ah yaitu sikap mental yang paling mendalam dari seseorang terhadap Allah SWT. Sebaliknya kualitas iman seseorang dibuktikan pada pelaksanaan ibadah secara sempurna. Ibadah yang dilakukan oleh manusia sebagai bentuk pengabdian atau kepatuhan kepada sang pencipta tidak hanya hubungan antara manusia

18 dengan Allah SWT, namun juga antar sesama manusia dengan makhluk hidup lainya. Secara eksplisit maupun implisit ibadah tidak hanya berupa rangkaian ucapan dan gerakan semata tetapi juga terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan dasar dalam menjalani kehidupan, dan dapat memberikan pengaruh kepada manusia dalam berperilaku sosial. Ketaatan beribadah pada siswa masih membutuhkan pemupukan dan peningkatan upaya menjadi kuat dan teguh mempertahankan agama karena masih jauh dari harapan. Siswa adalah calon generasi baru yang perlu perhatian khusus pada akhlak, budi pekerti, sopan santun supaya nantinya tidak luntur karena anak-anak zaman sekarang harus dididik sejak dini supaya kelak akan menjadi anak yang berguna. Zaman moderen ini, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain, di satu sisi kemajuan tersebut dapat memberikan kemudahan dan kebaikan bagi manusia dalam kebutuhannya, di sisi lain kemajuan tersebut dapat menimbulkan hal-hal yang negatif apabila seseorang tidak memahaminya secara benar dan dapat mengakibatkan perilaku budaya yang kadang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Keadaan yang tergambar seperti di atas sudah sering dihadapi dan dirasakan saat ini, sering kita saksikan tingkah laku generasi muda yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa dan ajaran islam, padahal para generasi muda seperti siswa saat ini sudah mendapatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun di rumah dan masyarakat mengenai pelajaran

19 agama islam sekaligus melaksanakan praktek keagamaan yang telah di ajarkan kepada mereka. Dari pernyataan tersebut timbulah pernyataan apakah setiap orang yang taat beribadahnya akan menjamin dapat berperilaku sosial dengan baik, atau malah justru sebaliknya. Perilaku seorang siswa dalam di lingkungan sekolah dan masyarakat dapat berpengaruh sekali terhadap interaksi individu dengan individu lainya. Bentuk perilaku sosial seorang siswa dapat dilihat dari perbuatan dan tingkah laku individu yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Perilaku sosial yang dimaksud adalah perbuatan atau tingkah laku yang sering dilakukan siswa dalam kehidupan sekolah ataupun masyarakat baik berupa menolong sesama, tenggang rasa, kasih sayang dan sebagainya tanpa ada rasa keterpaksaan atau atas dasar sebagai memenuhi tugas sekolah, akan tetapi perbuatan yang dilakukan atas kehendak sendiri dengan tujuan ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Dapat diketahui dengan jelas bahwa di zaman moderen ini, perilaku yang mengutamakan kepentingan orang lain dari kepentingannya pribadi sangat sulit dilakukan. Mengingat pentingnya pendidikan agama terutama dalam pembentukan perilaku pada siswa, dengan cara mengenalkan materi pelajaran tentang agama islam dan memberikan praktek ibadah terhadap siswa agar terbentuk ketaatan dalam dirinya dalam beribadah. Begitu juga yang terjadi di dalam MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan lembaga ini

20 adalah satu-satunya yang ada di Dusun Ngawinan. Secara jelas materi-materi pelajaran yang di berikan di MTS Al-mina secara global tentang pendidikan Agama Islam, karena MTS adalah suatu lembaga yang berlatar belakang pendidikan Agama. Materi agama yang diberikan pada siswa meliputi pendidikan keagamaan dan praktek keagamaan seperti beribadah. Ajaran-ajaran tentang beribadah yang diberikan kepada siswa MTS Al-mina yaitu: membaca asma ul husna, membaca al-qur an bersama-sama, membaca Qiro ati, menghafal dan membaca surat-surat pendek dalam al-qur an, membaca do ado a, sholat berjama ah. Mengenai perilaku sosial siswa yaitu seperti toleransi, sopan santun, tenggang rasa, tolong-menolong. Sebagian yang terjadi di MTS Al-mina yaitu kurangnya memiliki rasa kepedulian terhadap sesama. Namun ketaatan dalam beribadahnya berjalan dengan baik. Hal ini terbukti bahwa setiap pagi akan memasuki ruangan seluruh siswa membaca asma ul khusna kemudian dilanjutkan dengan membaca qiro ati, setiap istirahat dzuhur sholat berjama ah bersama dan pulang sekolah dengan membaca doa terlebih dahulu. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mengambil penelitian dengan judul HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN B. Rumusan Masalah

21 Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 69). Berdasarkan latar belakang di atas, yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana ketaatan beribadah siswa di MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan? 2. Bagaimana perilaku sosial siswa dimts Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan? 3. Apakah ada hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana ketaatan beribadah siswa di MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan 2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial siswa MTS Satu Atap Almina Ngawinan Jetis Bandungan 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah Suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Sugiyono, 2011: 159). Dari pengertian hipotesis di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara ketaatan beribadah siswa dengan perilaku sosial siswa. Dengan kata lain semakin

22 tinggi tingkat ketaatan beribadahnya, maka semakin baik pula perilaku sosial siswa. E. Manfaat Penelitian Dengan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengaruh yang positif kepada peneliti maupun pihak yang diteliti: 1. Manfaat teoritis ; memberikan sumbangan khasanah keilmuan terutama dalam bidang Pendidikan Agama Islam pada Progam Studi PAI, Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa : Dapat memberikan motivasi agar ketaatan dalam beribadah dan perilaku sosialnya bertambah baik. b. Bagi guru : Dapat memberikan masukan dan tolak ukur mendidik siswa dalam menerapkan tata tertib di sekolah khususnya dalam ketaatan beribadah siswa dan dampaknya terhadap perilaku sosial. c. Bagi peneliti : Dapat mengembangkan wawasan dan pengatahuan serta dapat memberikan bekal bagi peneliti dalam ketaatan beribadah dan perilaku sosial. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain adalah: 1. Hubungan

23 Hubungan adalah keadaan yang terhubung (Depdiknas, 2007:409). Hubungan berasal dari kata Hubung yang berarti bersambung atau berantai (yang satu dengan yang lain). Sedangkan hubungan berarti keadaan berhubungan atau di hubungkan (KBBI, 2007: ). 2. Ketaatan beribadah Ketaatan berasal dari kata taat yang berarti patuh, setia atau saleh. Sedangkan ibadah berasal dari kata abada yang berarti menyembah, menghinakan diri kepada Allah (Yunus, 1996: 253). Kata ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri (Basyir, 1984: 12). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala-nya di akhirat (Fuad, 2000: 4). Ketaatan beribadah dapat diartikan sebagai kepatuhan kepada Tuhan dan kesetiaan seorang hamba kepada Allah untuk menjalankan perintah serta meninggalkan larangan-nya. Macam-macam ibadah menurut Fuad Hasbi sangat beragam, seperti: a. Bersifat ma rifat yang tertentu dengan sifat ke Tuhanan. b. Ucapan untuk Allah seperti : takbir, tahmid, tahlil dan pujian- pujian. c. Perbuatan untuk Allah seperti: haji, umrah, ruku, sujud, puasa. d. Pekerjaan untuk Allah seperti: sholat fardhu dan sholat sunnah. e. Melengkapi kedua-dua hak, tetapi hak hamba lebih berat, seperti: zakat, kaffarat, dan menutupi aurat (2000: 71).

24 Mengacu pada pendekatan Glock konsep religius ada 5 dimensi yaitu: a. Dimensi keyakinan yaitu mengenai seberapa tingkat keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. b. Dimensi praktik keagamaan yaitu dimensi yang mencakup seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual seperti ibadah shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur an. c. Dimensi penghayatan yaitu dimensi yang dimensi yang menyatakan seberapa jauh tingkat Muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius. d. Dimensi pengetahuan agama yaitu merujuk pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman Muslim terhadap ajaran agama terutama mengenai ajaran pokok agama seperti pengetahuan tentang mengenai hukum islam. e. Dimensi konsekuensi yaitu dimensi yang mencakup seberapa tingkat Muslim dalam berperilaku dimotivasi oleh ajaran agamanya seperti bagaimana individu berelasi dengan dunia dan manusia lain (Ancok & Suroso, 1994:77). Berdasarkan teori di atas dan kenyataan yang ada di sekolah penulis membatasi penelitian ini pada dimensi ritual atau ibadah yang bersifat ritual. Baik ibadah wajib atau ibadah sunnah, seperti: shalat wajib 5 waktu, shalat sunnah, puasa, membaca al-qur an dengan indikator sebagai berikut:

25 1) Menjalankan ibadah sholat wajib dan sunnah a) Kedisiplinan dalam menjalankan shalat wajib dan sunnah b) Frekuensi shalat wajib dan sunnah c) Tempat pelaksanaan d) Pelaksanaan shalat (berjama ah atau tidak) 2) Menjalankan ibadah puasa 3) Membaca al-qur an a) Frekuensi baca Alqur an b) Hafalan surat Alqur an c) Pemahan baca Alqur an 3. Perilaku sosial Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007: 859). Menurut Hasan Langgulung (1985: 19) perilaku adalah segala aktivitas yang dapat di amati, artinya semua aktifitas yang dapat ditangkap oleh panca indera. Sosial berarti berkenaan dengan orang lain atau masyarakat (Depdiknas, 2007: 1085). Perilaku sosial adalah reaksi seseorang dalam perjalinan secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat (Chaplin, 1989: 19). Bentuk perilaku sosial dalam berinteraksi dengan masyarakat dibagi menjadi dua yaitu pertama perilaku positif seperti tolong-menolong, tenggang rasa, kasih sayang dan negatif seperti egoisme, prasangka sosial

26 terhadap sesama dan lingkungan (Ahmadi, ). Dalam hal ini, penulis membatasi perilaku sosial pada perilaku positif di lingkungan. Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat. Adapun indikator dari perilaku sosial adalah sebagai berikut: a. Tolong-menolong b. Menghargai dan menghormati orang lain c. Kasih sayang terhadap sesama d. Toleransi e. Mau menerima dan memberi saran f. Sopan santun dalam bergaul 4. Siswa adalah pelajar (murid atau anak didik). Siswa adalah obyek atau orang yang menerima pendidikan (depdikbud, 1996:6). Yang dimaksud hubungan ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa adalah rangkaian atau hubungan dari kepatuhan dan kesetiaan seorang hamba pada Tuhan dengan hasil perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian

27 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu ketaatan beribadah sebagai variabel yang Dependen dan perilaku sosial siswa sebagai variabel yang ke dua (Independen). 2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan, waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 juni sampai 26 juli Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah populasi semua siswa di MTs SA Al- Mina Desa Jetis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011: 80). Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 81). Adapun Yang menjadi sampel dalam obyek penelitian ini adalah anak kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 41 siswa. 4. Metode Pengumpulan data

28 Metode merupakan cara atau kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subyek atau obyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Rosady, 2010: 24). Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung di tempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi. a. Angket atau kuesioner Kuesioner merupkan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142) Metode kuesioner ini akan digunakan untuk mendapatkan data tentang ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa. b. Observasi Observasi merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki (Hadi, 1986: 136). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa. Metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi mengenai tata tertib di sekolah. c. Dokumentasi

29 Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran secara umum tentang obyek penelitian. 5. Instrumen penelitian Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 102). Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan ketaatan beribadah siswa terhadap perilaku sosial siswa adalah daftar pertanyaan dalam angket. Angket akan dirancang dalam 30 pertanyaan yang ditujukan pada siswa. 6. Tekhnik analisis data a. Analisis awal Analisis awal ini untuk mengetahui ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa, Adapun tekhnik analisisnya menggunakan teknik prosentase sebagai berikut: Keterangan: P = prosentase individu dalam golongan

30 F = frekuensi. N = jumlah subjek dalam golongan b. Analisis lanjutan Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus product moment untuk mencari data tentang hubungan ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa, sebagai berikut: ( X )( Y ) XY r N xy ( X ) 2 ( Y ) X Y N N Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara X dan Y XY : Produk dari X dikali Y X : Variabel skor 1 Y : Variabel skor 2 N : Jumlah responden (Arikunto, 2010). H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematika kami jabarkan sebagai berikut:

31 Bab I, pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, kajian pustaka yang berisi tentang penjabaran dari ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa serta hubungan ketaatan beribadah terhadap perilaku sosial siswa. Bab III, laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data Bab IV, analisis data tentang hubungan ketaatan beribadah, analisis data tentang perilaku sosial siswa dan uji hipotesis tentang hubungan ketaatan beribadah terhadap perilaku sosial siswa dengan rumus product moment. Bab V, penutup yang berisi kesimpulan dan saran

32 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ketaatan Beribadah 1. Pengertian ketaatan beribadah Pengertian ketaatan, sebagaimana disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti kepatuhan, kesetiaan. Sedangkan ibadah berasal dari kata abada yang berarti menyembah, menghinakan diri kepada Allah (Yunus, 1996: 253). Kata ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri (Basyir, 1984: 12). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala- Nya di akhirat (Fuad, 2000: 4). Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Swt, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah juga sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah- Nya, menjauhi segala larangan-nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-nya (Abudin, 2010:81-82). Allah Maha Mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar manusia terjaga hidupnya, taqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diwajibkan beribadah agar manusia itu mencapai taqwa. Khursid Ahmad, dkk, mengemukakan bahwa tujuan beribadah dalam islam adalah 17

33 menyucikan jiwa manusia dan kehidupan sehari-hari dari cemaran dosa dan hal-hal yang keji. Hal tersebut sudah di atur sedemikian rupa agar dapat memenuhi tujuan pemurnian tersebut, yang apabila dilaksanakan dengan sepenuh ketulusan hati dan kesadaran memang akan dapat menjaga keluhuran jiwa yang sejati (2002:51). Dari uraian tersebut ibadah menjadi tujuan penciptaan manusia sebagaimana yang di firmankan Allah Swt dalam Al-Qur an surat Adz-Dzariyat ayat yang berbunyi: Terjemah Al-Qur an: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (Q.S. Adz- Dzariat:56-58 ). Ayat di atas menjelaskan, bahwa tugas hidup sebagai manusia adalah untuk mengabdikan diri kepada Allah dalam berbagai aspek kehidupan maupun ibadah. Jadi, ketaatan beribadah dapat di artikan sebagai kepatuhan kepada Tuhan dan kesetiaan seorang hamba kepada Allah untuk menjalankan perintah serta meninggalkan larangan-nya.

34 Ketaatan beribadah merupakan bentuk pengabdian diri terhadap sang khaliq, dan senantiasa menjalankan perintah serta menjauhi larangan-nya dengan penuh ketaqwaan dan mengharap ridhlo-nya. Allah memerintahkan manusia untuk taat kepada-nya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur an surat An-Nisa ayat 69: Terjemah Al-Qur an: dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. [314] Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7. Kedudukan manusia dalam beribadah adalah untuk mematuhi, mentaati, dan melaksanakan dengan penuh ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti dan pengabdian dan rasa terimakasih kepada-nya. Hal demikian dilakukan sebagai praktek dari makna Islam, yaitu berserah diri, patuh, dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Ibadah mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah manusia diperintahkan untuk

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah. PENGARUH BACAAN FIKSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 02 PEGADEN TENGAH WONOPRINGGO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO SKRIPSI Diajukan kepada: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Bab 8. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam

Bab 8. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Bab 8 Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Makna Ibadah Kata ibadah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu `ibadah, yang secara etimologi, artinya menyembah atau menghamba. Sedangkan secara istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah 1 1 Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az-Zumar: 54).

Lebih terperinci

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH BENTUK-BENTUK PERIBADATAN MAKNA IBADAH SHALAT SHAUM ZAKAT HAJI KEWAJIBAN IBADAH 1. PENGER- TIAN 1. PENGERTIAN 1. PENGER TIAN 1. MAKNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah. Sebab, disembah maupun tidak disembah Allah tetaplah Allah. Esensi

Lebih terperinci

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs 31. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

Lebih terperinci

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN SKRIPSI OLEH

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN SKRIPSI OLEH KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI OLEH LUSIANA ADYANINGRUM NIM: 210611021 JURUSAN TARBIYAH PROGAM

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN

PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN OLEH FEBRIYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK

Lebih terperinci

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK 40. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita

Lebih terperinci

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB IV PERILAK TERPUJI BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ISMUBA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KORELASI ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ISMUBA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL KORELASI ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ISMUBA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh : DWI YULIANTI NPM 20090720214 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH Standar Kompetensi (Aqidah) BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH : 2. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah. Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah. 2.2.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 396 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 3.1. Menjelaskan pengertian adil, perintah berbuat adil, dan pentingnya berbuat adil 3.2. Menjelaskan pengertian ridha, perintah

Lebih terperinci

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H PENGGUNAAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS III DI MADRASAH IBTIDAIYAH NI MATUL AZIZ JELAPAT 1 KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA OLEH: MIFTAH INSITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan Rasulullah Saw Menganjurkan Tentang Pentingnya Puasa Ramadhan Khutbah Pertama Adapu judul khutbah pada siang ini yaitu: Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan

Lebih terperinci

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI MTs TARBIYATUL ISLAMIYAH KLAKAHKASIHAN GEMBONG PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Oyo Kita Hormati Orang Tua Dan Guru Kita

Oyo Kita Hormati Orang Tua Dan Guru Kita bab 7 Oyo Kita Hormati Orang Tua Dan Guru Kita http://amyadria.blogspot.com Dalam hidup seorang manusia pasti tidak lepas dari peran dan jasa orang tua. Orang tua adalah dua sosok yang banyak mencurahkan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011)

STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011) STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011) OLEH HARTATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu sendiri didirikan atas lima

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CHARACTER BUILDING DI SEKOLAH (Peran Guru Agama Islam Dalam Membudayakan Akhlak Mahmudah Siswa Di SMP Negeri 1 Jenangan)

IMPLEMENTASI CHARACTER BUILDING DI SEKOLAH (Peran Guru Agama Islam Dalam Membudayakan Akhlak Mahmudah Siswa Di SMP Negeri 1 Jenangan) IMPLEMENTASI CHARACTER BUILDING DI SEKOLAH (Peran Guru Agama Islam Dalam Membudayakan Akhlak Mahmudah Siswa Di SMP Negeri 1 Jenangan) SKRIPSI Diajukan Kepadaa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM Mengingat islam merupakan agama yang bersumber pada ajaran Allah, maka landasan yang digunakan sebagai pijakan pada penegakan etika dalam islam tetap harus berpedoman pada

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Lampiran 2 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang

Lebih terperinci

UPAYA GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

UPAYA GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN UPAYA GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN Oleh: ACHMAD HAIKAL INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat BAB PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAT Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat 7 Kompetensi Dasar : 7. 1. Menjelaskan Ketentuan puasa wajib 7.2. Mempraktekan puasa wajib 7.3. Menjelaskan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR

Lebih terperinci

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada. ARTIPENTING DZIKIR DAN DO A BERBAGAI pertanyaan pernah disampaikan oleh para jamaah saya, termasuk pertanyaan tentang urgensi dzkir dan doa. Dan pertanyaan itu sebenarnya telah saya jawab dalam beberap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: ANIDA ISTIQOMAH AL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 117 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman pada hasil penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1217 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Kewajiban cinta kepada Rasul shallallahu alaihi wa salam, kenapa harus cinta Rasul shallallahu alaihi wa salam?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallahu

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : 10/D/KR/2017 TANGGAL : 4 April 2017 TENTANG STRUKTUR KURIKULUM, KOMPETENSI INTI-, DAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci