Pengertian Budaya Politik. Tujuan Sosialisasi Politik. Komponen Budaya Politik. Jenis Budaya Politik. Sosialalisasi Politik. Agen Sosialisasi Politik
|
|
- Budi Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Budaya Politik
2 Pengertian Budaya Politik Tujuan Sosialisasi Politik Komponen Budaya Politik Jenis Budaya Politik Sosialalisasi Politik Agen Sosialisasi Politik Partisipasi Politik
3 Budaya Politik menurut G.A. Almond dan S. Verba Budaya Politik menurut Almond dan Powell Kesimpulan dari pengertian budaya politik Budaya Politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews
4 Budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu. ( G.A. Almond dan S. Verba, 1991:21 )
5 Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai, dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dari pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi ( Almond dan Powell, 1996:23 )
6 Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya ( Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, 1986:41 )
7 Budaya politik adalah orientasi tingkah laku individu / masyarakat terhadap sistem politik.
8 Orientasi Kognitif meliputi berbagai pengetahuan dan keyakinan tentang sistem politik. Orientasi afektif menunjuk pada aspek perasaan dan sikap terhadap sistem politik. Contoh: tingkat pengetahuan seseorang mengenai jalannya sistem politik Contoh: saat seseorang ikut serta memberi suara dalam pemilu. Orientasi evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik. Contoh: saat seseorang menilai kinerja pemerintah dalam kebijakan politik yang diambil.
9 Parokial Subjek- Partisipan Subjekl Partisipan Parokial l Parokial- Subjek- Budaya Politik Sebagian Mochtar Masoed dan Colin McAndrews Terbatas suatu wilayah dan terdapat menyatakan Mochtar Menunjuk Masoed pada besar besar dan orang masyarakatnya bahwa Colin orang telah McAndrews yang menolak telah budayamenyatakan memiliki Ciri: politik dalam bahwa melibatkan tuntutan masyarakat orientasi budayadiri masyarakat politik dalam input subjek yang kegiatan tradisional yang menunjuk feodal politik bersifat pada atau dan or khusus parokial 1. Cenderung menunjuk menyerah pada kepada orang-orang segala sederhana. ang-orang mempunyai dan yang informasi serangkaian secara pasif yang patuh pribadi cukup pada banyak sebagai yang kesukuan pejabatpejabat kebijakan pemerintahan yang diambil dan UUoleh tetapi pemeran samasekali tidak menyadari atau seorang Ciri: tentang aktivis kehidupan politik tidak Sebagian Mengembangkan mengabaikan melibatkan politik diri dalam adanya politikpemerintahan maupun memberikan dan 1. Ciri: Anggota kecil masyarakatnya lainnyakesetiaan terus norma-norma cenderung berorientasi terhadap tidak ke arah politik suara 2. sistem Pemahaman dalam pemilihan dan penerimaan menaruh minat terhadap objek-objek Masyarakatnya Masyarakatyang 1. Kesadaran struktur politik masyarakat pemerintahan yang lebih masyarakatbersangkutan sebagai yang kompleks mungkin bahwa sudah buta masyarakat relatif anggota otoriter huruf, maju dan dengan dalam politik aktif secara pemahaman dalam yang struktur relatif luas kehidupan mempunyai sebagai (pasif) pemerintah politik serangkaian pusat warga negara dan orientasi tinggal terstruktur daerah secara hirarkis terpencil, bermata- memiliki 2. yang Partisipasi Individu bersifat pribadi perhatian aktif politiknya yang khusus (terjun terhadap pasif langsung) sistem sangat politik, dalam rendah tetapi Contoh: pencaharian masih sebagai petani maupun buruh karena dunia pasif Jepang Cina perpolitikan dominannyasuatu faktor negara kognitif tani. Berlaku di negara-negara berkembang Dikenalkan yang bersifat partisipan Contoh: Indonesia
10 LEMBAGA PENDIDIKAN MEDIA AGEN MASA LAIN PARTAI PEMERINTAH POLITIK KELUARGA FORMAL TEMAN PERGAULAN Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur social yang lebih luas, dengan Pemerintah pengertian merupakan bahwa lembaga agen sosialisasi lainya tergantung politik pada Teman eksistensinya. secondary pergaulan Bagigroup. keluargapemerintah (sering inti(nuclear family) juga merupakan agen disebut sosialisasi agen teman yang meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah bermain) Lembaga Selain Partai keluarga, politik pendidikan sekolah, adalah dan tinggal secara pertama bersama-sama kali formal kelompok agen didapatkan seseorang bermain sosialisasi dalam suatu manusia belajar dan media politik rumah. Sedangkan ketika membaca, massa, pada ia Yang sosialisasi punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. menulis, secondary termasuk juga dilakukan dan berhitung. group. kelompok oleh Aspek Partai institusi lainpolitik yang media agama, biasanya juga dipelajari massa tetangga, mampu masyarakat organisasi Pemerintah berpergian yang rekreasional, menganut yang masyarakat, menjalankan sistem luarkekerabatan rumah. dansistem lingkungan Pada diperluas politik awalnya, pekerjaan. dan (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah teman di adalah Semuanya membawakan sini stabilitasnya. aturan-aturan bermain adalah membantu Pemerintah kepentingan mengenai dimaksudkan media seseorangkemandirian biasanya cetak membentuk nilai sebagai (surat melibatkan spesifik (independence), pandangannya dari kelompok kabar, diri dapat prestasi sendiri warga saja dalam tentang terdiri (achievement), politik negara, atas dunianya pendidikan, beberapa seperti dan universalisme, keluarga membuat di agama, mana yang beberapa meliputi kebudayaan, presepsi dan kakek, kekhasan mengenai mata nenek, yang majalah, paman, (specificity). tindakan-tindakan dan bersifat bibi Di tabloid), yang samping lingkungan rekreatif, pantas anggota danmedia tidak keluarga namun rumah pantas inti. seorang dilakukan. elektronik dapat Fungsi keluarga Dalam keadilan, pelajarannasionalisme, ditujukan untukdan memperkenalkan sejenisnya. Melalui siswa pula anak memberikan (radio, antara mengharapkan beberapa lain: kasus, pengaruh-pengaruh televisi, bantuanvideo, dari dalam agen-agen orang film). proses ini tuanya sangat Besarnya sosialisasi besar. dalam 1. Pengaturan partai kepada politik sistem seksual danpolitik kegiatannya, negara, pemimpin, individulagu dapat setelah melaksanakan 2. Reproduksi kebangsaan, keluarga. berbagai dan sejenisnya. Puncak pekerjaan, pengaruh Pemerintah tetapi teman juga, dibermain secara sekolah adalah pengaruh Selain itu, mengetahui sosialisasi 3. sebagian Sosialisasi pada besar media politik kegiatan masa tugasremaja. sangat juga ditentukan politik sekolahkelompok harus tergantung oleh di negara, faktor interaksi dilakukan bermainpada pengalaman-pengalaman tidak langsung, melakukan seseorang sosialisasi dalam keluarga, politik melalui tempat sendiri lebih 4. dengan pemimpin-pemimpin Pemeliharaan penuh rasa tanggung jawab. baru, Sehingga dan kebijakan- dalam karakter cukup individu sekolah dirasa banyak kualitas tinggal, tindakan-tindakannya. pendidikan berperan dan pergaulannya. dalam frekuensi MelaluiKarena membentuk tindakan pesan hal ini pemerintah, yang kepribadian yang sangat 5. sebagai berperan Penempatan orientasi tempat membentuk anak afektif yang dikebijakan masyarakat anak efektif yang untuk bisadalam terpengaruh ada. dewasa mendidik nantinya. danseorang ini seorang disampaikan. 6. anak Pemuas untuk individu. kebutuhan memupuk perseorangan mempengaruhi rasa tanggung budayajawab politiknya. untuk kewajiban 7. Kontrol sosial dan haknya.
11 Tujuan Sosialisai Politik menumbuh kembangkan serta menguatkan sikap politik dikalangan masyarakat (penduduk) secara umum (menyeluruh), atau bagian-bagian dari penduduk, atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan politik,administrative, judicial tertentu. Menurut Hyman dalam buku panduan Rusnaini (2008) sosialisasi politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan baik belajar secara emosional (emotional learning) maupun indoktrinasi politik yang manifes dan dimediai oleh segala partisipasi dan pengalaman si individu yang menjalaninya. Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik.
12 METODE SOSIALISASI POLITIK 1. Imitasi Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun motivasi. 2. instruksi Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya. 3. Motivasi Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error). Jika imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya. Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasiorientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
13 Budaya Politik Indonesia Menurut Herbert Feith, seorang Indonesianis dari Australia, mengemukakan bahwa Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan yaitu : aristrokasi Jawa dan wiraswasta Islam. Menurut Clifford Geertz. Ia membedakan masyarakat Jawa ke dalam 3 golongan yaitu : Golongan Santri atau pemeluk agama Islam yang taat, lalu Golongan Abangan atau golongan petani kecil, dan Golongan Priyayi atau golongan yangb masih berpandangan Hindu-Buddha, yang kebanyakan terdiri dari golongan terpelajar dan golongan atas penduduk kota.
14 Bentuk budaya politik sebagaimana dilukiskan oleh tokoh-tokoh diatas bukan merupakan budaya politik Indonesia, melainkan hanya sebagai subbudaya politik. Alasannya karena itu adalah bagian dari budaya politik Indonesia.
15 Nazarudin Sjamsudin menyatakan bahwa dalam sebuah budaya politik ciri utamanya adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan.
16 Menurut Afan Gaffar, Menurutnya yang dapat dilakukan adalah menggambarkan pola budaya politik dominan, yang berasal dari kelompok entis dominan, yaitu kelompok etnis Jawa. Budaya politik etnis ini menurutnya, sangat mewaarnai sikap, perilaku, dan orientasi politik kalangan elit politik Indonesia. Menurut Fachry Ali. Konsepsinya ada 2 yaitu : Pertama, kekuasaan bersifat memusat tidak memancar, tidak berkurang ataupun bertambah; Kedua, kekuasaan berasal dari alam adikorati, bukan dari rakyat sebagaimana teori kedaulatan rakyat.
17 Afan Gaffar menyatakan bahwa budaya politik Indonesia mempunyai 3 ciri dominan, yaitu : Hirarki yang Tegar/Kuat Masyarakat Jawa dan masyarakat lain di Indonesia pada dasarnya bersifat hirarkis. Pengaruh strasifikasi sosial semacam itu tercermin pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya. Mereka cenderung melihat dirinya sebagai pamong/guru/pendidik bagi rakyat.
18 Kecenderungan Patronage Oleh James Scott, hubungan macam itu disebut sebagai pola hubungan Patron-client. Pola hubungan ini bersifat individualis, Menurut Yahya Muhaimin, dalam sistem bapakisme ( hubungan bapak-anak), bapak (patron dipandang sebagai tumpuan dan sumber pemenuhan kebutuhan material dan bahkan spiritual serta pelepasan kebutuhan emosional anak (client).
19 Kecenderungan Neo-patrimonialistik Artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik seperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial. Ciri-ciri organisasi atau birokrasi modern yang dimaksud diantaranya : 1. Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi. 2. Adanya posisi-posisi atau jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tegas. 3. Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi, dan standarstandar formal yang mengatur bekerjanya organisasi dan tingkah laku anggotanya. 4. Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat, yang diperkejakan atas dasar karir, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan
20 Menurut Max Weber, dalam negara yang patriomonilaistik penyelenggaraan pemerintahan berada di bawah kontrol langsung pimpinan negara. Selain itu, negara patriomonialistik memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut : 1. Kecenderungan untuk mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seorang penguasa kepada teman-temannya. 2. Kebijakan seringkali lebih bersifat partikularistik daripada bersifat universalistik. 3. Rule of Law lebih bersifat sekunder bila dibandingkan kekuasaan penguasa (rule of man). 4. Penguasa politik seringkali mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan publik.
21 Dalam kehidupan politik di Indonesia, budaya politik neo-patrimonialistik telah menyebabkan kekuasaan tidak terkontrol. Akibatnya, negara menjadi sangat kuat dan peluang munculnya civil society terhambat.
22 Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
23 a. Pengertian Umum Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat, dimana individu memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap terhadap sistem politik masyarakatnya. Terlaksananya sosialisasi politik sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dimana seseorang berada. Selain itu, interaksi pengalaman serta kepribadian seseorang pun turut mempengaruhi.
24 B. Pengertian Menurut Para Ahli Gabriel A. Almond Sosialisasi politik menunjuk pada proses dimana sikapsikap dan pola-pola politik diperoleh dan merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan dan keyakinan politik pada generasi berikutnya. Richard E. Dawson Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik melalui sarana-sarana sosialisasi kepada warga negara baru atau yang baru menginjak dewasa.
25 Irvin L. Child Sosialisasi politik adalah segala proses dimana individu yang dilahirkan dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi dalam jajaran kebiasaan dan dapat diterima olehnya sesuai standar kelompoknya. Alfian Pendidikan politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyrakat sehingga mereka menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem yang ideal yang hendak dibangun.
26 Dari beberapa pendapat ahli tersebut, banyak terdapat kesamaan dalam mengemukakan beberapa segi penting sosialisasi politik : 1. Sosialisasi secara fundamental merupakan proses belajar dari pengalaman maupun pola aksi 2. Memberi indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu maupun kelimpok dalam batas yang luas. Lebih khusus mengenai informasi, motif, dan sikap 3. Sosialisasi bukan terbatas pada usia remaja dan anak-anak saja melainkan sepanjang hidup 4. Sosialisasi merupakan pra-kondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial, dan baik secara implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial
27 C. Proses Sosialisasi Politik Dalam proses sosialisasi politik, metode yang kerap digunakan yaitu: a. Terjadi melalui suatu proses dialog sehinggga masyarakat mengenal nilai, norma, dan simbol politik.
28 Easton dan Dennis mengemukakan 4 tahap proses sosialisasi politik anak : 1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua dan anak, presiden dan polisi 2. Perkembangan pembedaan antara otoritas eksternal dan internal,yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah 3. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), mahkamah agung, dan pemilu 4. Perkembangan pembedaan antara institusiinstitusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusiinstitusi ini
29 Sarana-sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam sosialisasi politik: 1. Keluarga Adalah wadah penanaman nilai-nilai politik yang paling efektif dan efisien. Tanpa sadar terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap anak. 2. Sekolah Melalui pelajaran kewarganegaraan, siswa dan guru saling berdiskusi nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. 3. Partai Politik setelah melakukan perekrutan terhadap kader maupun simpatisan, baik secara periodik maupun saat kampanye mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya.
30 D. SosialisasiPolitik Dalam Mastarakat Berkembang Robert Le Vine : Sosialisasi politik di negaranegara berkembang cenderung memiliki relasi lebih dekat pada sistem-sistem lokal, kesukuan, etnis, dan regional daripada dengan sistem-sistem politik nasional. Namun masalah terberat yang dihadapi negara-negara berkembang adalah adanya berbagai macam kelompok dan tradisi di negara itu.
31 3 faktor penting dalam sosialisasi politik pada masyarakat berkembang (Robert Le Vine) : 1. Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dapat melampaui kapasitas mereka untuk memodernisasi keluarga tradisional 2. Sering terdapat perbedaan yang besar antara pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenisenisenis kelamin 3. Urbanisasi yang berpengaruh besar terhadap tumbangnya nilai-nilai tradisional, juga perubahan nilai-nilai di perkotaan dengan banyaknya pembentukan komunitas kesukuan dan etnis
32 METODE SOSIALISASI POLITIK 1. Imitasi Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun motivasi. 2. instruksi Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya. 3. Motivasi Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error). Jika imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya. Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
33 Prtisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pemimpin atau upaya mempengaruhi kebijakan politik.
34 N o Bentuk Prtisipasi Keterangan 1 Aphatetic inactivites Tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih 2 Passive supporters Memilih secara reguler, menghadiri parade politik 3 Contact specialist Pejabat penghubung lokal dalam masalah masalah tertentu 4 Communicators Mengikuti informasi politik dan terlibat dalam diskusi surat kabar, mengirim pesan serta dukungan 5 Party and campaignn wokers Bekerja untuk partai politik 6 Community activists Bekerja dengan oranglain untuk membentuk suatu kelompok 7 Protesters Bergabung dalam demonstrasi publik
35 Budaya Politik di Indonesia Budaya politik di Indonesia adalah parokial kaula di satu pihak dan di pihak lahin bersifar partisipan. Hal ini terjadi karena ikatan primodalisme dan paternalisme masih sangat kuat di kalangan masyarakat Indonesia, dan karena penjajahan yang dilakukan sangat lama sehingga menyebabkan hal tersebut terjadi.
36 Fungsi Partai Politik Menampung aspirasi masyarakat Mencari dan mempertahankan kekuasaan yang berguna untuk mewujudkan program parpol tersebut Mensosialisasikan pendidikan politik di Indonesia
BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Menganalisis type-type budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis type-type budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBUDAYA POLITIK DI INDONESIA. R. Siti Zuhro, PhD Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta April-Mei 2010
BUDAYA POLITIK DI INDONESIA R. Siti Zuhro, PhD Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta April-Mei 2010 Pengertian Budaya Politik Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik
Lebih terperinciKomponen Budaya Politik. Tipe-Tipe Budaya Politik
EDITOR Pengertian Pendapat Umum Pendapat Ahli 1. Rusadi S. 2. Sidney Verba 3. Austin R., dll BUDAYA POLITIK Komponen Budaya Politik 1. Kognitif 2. Afektif 3. Evaluatif Tipe-Tipe Budaya Politik Sikap Yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan Seperti telah diungkap oleh berbagai literatur ciri khas desa sebagai suatu komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan
Lebih terperinciKelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi
Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi 1 Kelompok Sosial dan Organisasi Banyak studi sosiologi meneliti bagaimana individu dibentuk oleh kelompok sosial mereka, dari keluarga ke negara negara, dan
Lebih terperinciMEMBANGUN GERAKAN BUDAYA POLITIK DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA
MEMBANGUN GERAKAN BUDAYA POLITIK DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA Aos Kuswandi Dosen Ilmu Pemerintahan dan Sekretaris Program Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Islam 45 Bekasi Abstrak Artikel ini membahas
Lebih terperinciBAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik A. Pendahuluan Salah satu komponen yang
Lebih terperinciBudaya politik dan peran serta pengaruhnya terhadap kehidupan negara Indonesia
Budaya politik dan peran serta pengaruhnya terhadap kehidupan negara Indonesia Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik
Lebih terperinciBUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
BUDAYA POLITIK Standar Kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1. Mendiskripsikan pengertian budaya politik 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI
69 BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI A. Santri dan Budaya Politik Berdasarkan paparan hasil penelitian dari beberapa informan mulai dari para pengasuh pondok putra dan putri serta
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Definisi dan tipe-tipe budaya politik diindonesia Pertemuan Ke- : 1 s.d. 5 Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia,
Lebih terperinciPARTISIPASI POLITIK PEMILU
PARTISIPASI POLITIK PEMILU DEMOKRASI TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami A. B. Partisipasi Politik Pemilu C. Demokrasi PARTISIPASI POLITIK DINAMIKA PARTISIPASI POLITIK Awalnya studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu-individu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peran Menurut Abdulsyani (1994) peran atau peranan adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran merupakan suatu
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4. Pemerintah. Masyarakat. Media Massa.
SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4 1. Seorang anak sebagai generasi penerus dibekali dengan keimanan, ketakwaan serta pemahaman pada nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat zaman semakin maju, sekarang ini banyak sekali bermunculan permaian anak yang semakin beraneka ragam. Seiring dengan kemajuan tersebut membawa dampak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Setelah menguraikan dari beberapa aspek yang menjadi dimensi atau orientasi politiknya,yang diukur dari segi pemahaman kognitif, afektif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung
Lebih terperinciPARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)
PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok
Lebih terperinciPARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah
PARTAI POLITIK Oleh : Nur Hidayah A. ASAL USUL PARTAI POLITIK 1. Teori Kelembagaan : partai politik dibentuk oleh kalangan legislative (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada di tangan negara atau dalam arti para elit pemerintahannya, tetapi terletak di tangan segenap warga
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik adalah kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana
Lebih terperinciMencermati Potret Budaya Politik Masyarakat Indonesia
BAB 9 Mencermati Potret Budaya Politik Masyarakat Indonesia Akhirnya, kalian telah sampai pada materi pembelajaran bab terakhir di kelas XI. Tentunya pengalaman belajar kalian sudah semakin lengkap setelah
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang
Lebih terperinciPERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka budaya dengan lebih dari 700 suku bangsa. Terdapat 74.754 desa yang memiliki hukum/aturan lokal di
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciKEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro
KEMITRAAN SEKOLAH Workshop Strategi Pengembangan Mutu Sekolah Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah diselenggarakan Prodi S2 Manajemen Pendidikan dan S3 Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang memungkinkan guru dan siswa terlibat dalam suatu interaksi, dimana guru berperan sebagai pemberi pesan ataupun informasi dan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan tentang teoriteori yang ditemukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciPeranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH
Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego Buay Subing di Desa Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur yang
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. unsurnya.html/ 04
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Website http://www.balebengong.net/pengertian-website-dan-unsur unsurnya.html/ 04 maret 2010. Pengertian website atau situs.website atau situs dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang
Lebih terperinciPOLITIK & SISTEM POLITIK
POLITIK & SISTEM POLITIK Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Kesehatan merupakan hak semua warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem politik itu adalah budaya politik. Dalam keseharinya setiap warga negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Sama hal nya dengan bangsa Indonesia mempunyai sistem politik
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional. Dilindungi oleh Undang-Undang. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk SMA/MA Kelas XI Penulis : Rini Setyani Dyah Hartati Ukuran Buku : 17,5 x 25 cm Rini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Hewan juga belajar tetapi lebih banyak ditentukan
Lebih terperinciPENDEKATAN SISTEM POLITIK NEGARA PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA PARTISIPASI POLITIK FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POL
EDITOR PENDEKATAN SISTEM POLITIK NEGARA PERBEDAAN DAN PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA PARTISIPASI POLITIK FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POL BENTUK PARTISIPASI
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Labuhan Ratu Kecamatan
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung yang berjumlah 98 orang. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk
5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: 10 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id PENGERTIAN SOSIALISASI Sosialisasi
Lebih terperinciBUDAYA POLITIK MASYARAKAT PERKEBUNAN (Studi Kasus PTPN IV Bahjambi)
BUDAYA POLITIK MASYARAKAT PERKEBUNAN (Studi Kasus PTPN IV Bahjambi) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : Heri Aprilando Simanjuntak
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Dominasi politik Dinasti Mustohfa di Desa Puput telah dirintis sejak lama
BAB VI PENUTUP 1. KESIMPULAN Dominasi politik Dinasti Mustohfa di Desa Puput telah dirintis sejak lama di tahun-tahun awal Orde Baru. Walaupun struktur politik nasional maupun lokal mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial tidak dapat dipisahkan dari proses interaksi dengan lingkunganya, berbagai interaksi dalam kehidupan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulisan ini akan membahas peran Relawan Demokrasi segmen difabel kota Yogyakarta dalam memberikan sosialisasi pada pemilih pemula difabel khususnya penyandang tuna grahita
Lebih terperinciSistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III
Sistem Politik Gabriel Almond Pertemuan III Teori Fungsionalisme Lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi, yang dikembangkan oleh Robert Merton dantalcott Parsons. Teori fungsional memandang masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Degradasi nilai di kalangan generasi muda sangat menghawatirkan. Pergaulan bebas di kalangan remaja, penyalahgunaan narkotika atau obat-obat terlarang serta
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan agar pendidikan tidak hanya membentuk insan manusia yang pintar namun juga berkepribadian,
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP Tahun Pelajaran 2016 /2017. I. Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang paling tepat
ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP Tahun Pelajaran 2016 /2017 Mata Pelajaran : Pend. Kewarganegaraan Kelas : XI (Sebelas) Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi keahlian Waktu : 60 menit I. Berilah tanda silang
Lebih terperinciLANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :
LANDASAN SOSIOLOGIS PENGERTIAN LANDASAN SOSIOLOGIS : Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari
Lebih terperinciB. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu : 1. Tahap I : Keluarga Pemula Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan istilah primary group. Anak mengenal dunianya dan lingkungannya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan pendidikan yang pertama berhubungan dengan anak adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara,
Lebih terperinciPeran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula
Peran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula Asmika Rahman Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang dimiliki individu di mana perilaku itu akan muncul pada waktu individu itu berinteraksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperinciKEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN DAN WEWENANG A. Pengantar Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta
Lebih terperinciKOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA
KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA Dari berbagai pendapat para pakar, komunikasi massa didefenisikan jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang mendukung untuk penelitian ini, yaitu tinjauan tentang gender dan
III. METODE PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai tinjauan pustaka yang berupa teoriteori yang mendukung untuk penelitian ini, yaitu tinjauan tentang gender dan politik, budaya politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Media Massa dan Proses Sosialisasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Sosialisasi dan Agen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa faktor moral (akhlak)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, merupakan sosialisasi disekolah mengenai pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi
Lebih terperinciAugust Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi
PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinci