RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1"

Transkripsi

1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Definisi dan tipe-tipe budaya politik diindonesia Pertemuan Ke- : 1 s.d. 5 Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit) Standar Kompetensi: - Menganalisis Budaya Politik di Indonesia - Mendeskripsikan pengertian budaya politik di Indonesia - Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia - Mendeskripsikan pengertian budaya politik di Indonesia - Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia Alokasi waktu : 10 Jam pelajaran (5x pertemuan) Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Mendeskripsikan pengertian budaya politik di Indonesia - Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia Definisi dan tipe-tipe budaya politik di Indonesia Pertemuan Ke-1 s.d.5 1. Beberapa pendapat para akar tentang budaya politik adalah: a. Samuel Beer: nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah b. Almond dan Verba: suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu c. Rusadi Sumintapura: pola tingkah laku individu dan orientasi tehadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik 2. Klasifikasi budaya politik menurut Gabriel Almond adalah: a. Budaya politik parokal b. Budaya politik kaula c. Budaya politik partisipan 3. Beberapa tipe budaya politik menurut para pakar a. Almond dan Powell membagi tiga kategori sistem politik, yaitu: sistem primitif yang intermittent, sistem tradisional dan sistem modern b. Alfian membagi politik totaliter, anarki, demokrasi, dan politik dalam transisi c. Ramlan Surbakti membagi menjadi empat macam, yaitu: sistem politik otokrasi tradisional, totaliter, demokrasi dan negara berkembang D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 s.d.5 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang budaya politik Indonesia Memberi semangat atau motivasi akan pentingnya mempelajari budaya politik Indonesia 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami budaya politik Indonesia 2. Guru menjelaskan pengertian budaya politik, tipe-tipe budaya politik, dan mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik 3. Dengan berdiskusi dan eksperimen siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang budaya politik Indonesia 4. Siswa mengerjakan tugas dan latihan soal-soal 1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Guru memberikan tugas rumah (PR)

2 3. Soal/instrumen : 1. Sebutkan macam-macam budaya politik! 2. Jelaskan yang dimaksud komunikasi politik! 3. Sebutkan kegunaan demokrasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara! 4. Bagaimanakah syarat-syarat sahnya pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1999 pasal 85? 5. Apa saja prinsip dasar mekanisme demokrasi Pancasila? Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut : Mengetahui RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 2 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Partisipasi politik Pertemuan Ke- : 6 s.d. 10 Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)

3 Standar Kompetensi: - Menganalisis Budaya Politik di Indonesia - Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik - Menampilkan peran serta budaya politik - Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik - Menampilkan peran serta budaya politik Alokasi waktu : 10 Jam pelajaran (5x pertemuan) Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik - Menampilkan peran serta budaya politik Partisipasi politik Pertemuan ke-6 s.d Partisipasi politik masyarakat di kalangan warga bangsa menumbuhkan budaya demokrasi di Indonesia 2. Alat yang dapat dijadikan perantara dalam sosialisasi politik adalah keluarga, sekolah, partai politik 3. Partisipasi politik mengacu pada semua kegiatan orang dari semua tingkat sistem politik 4. Bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbentuk konvensional dan nonkonvensional 5. Sebab-sebab terjadinya gerakan partisipasi politik adalah modernisasi, perubahan struktur kelas sosial, pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-6 s.d. 10 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang budaya politik Indonesia Memberi semangat atau motivasi akan pentingnya mempelajari budaya politik Indonesia 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami sosialisasi pengembangan budaya politik Indonesia 2. Guru menjelaskan peran serta budaya politik partisipan 3. Dengan berdiskusi dan eksperimen siswa diajak memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi politiik, fungsi dan peran politik, dan faktor pendukung partisipasi politik 4. Siswa mengerjakan tugas dan latihan soal-soal 1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Guru memberikan tugas rumah (PR) 3. Soal/instrumen : 1. Sebutkan dua tujuan partai politik yang bersifat umum! 2. Sebutkan cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan aspirasi politik masyarakat! 3. Bagaimanakah cara berpolitik yang santun? 4. Mengapa partisipasi dan kesadaran politik masyarakat Indonesia masih rendah? 5. Sebutkan dua manfaat dalam memahami budaya politik! Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut :

4 Mengetahui RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 3 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Budaya demokrasi Pertemuan Ke- : 11 dan 12 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi: - Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani - Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi - Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani - Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi - Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani Alokasi waktu : 4 jam pelajaran (2x pertemuan)

5 Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi - Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani Pertemuan Ke-11 dan Kata demokrasi memunculkan banyak pengertian. Misalnya Lincoin mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat oleh dan untuk rakyat 2. Demokratisasi adalah proses menuju demokrasi 3. Prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku universal adalah: - Keterlibatan warga negara dalam keputusan politik - Persamaan - Kebebasan dan kemerdekaan - Supremasi hukum - Pemilu berkala 4. Ciri-ciri masyarakat madani adalah:menghargai perbedaan (pluralisme, kritis, dan partisipatif dalam persoalan dan mandiri D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-11 dan 12 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang budaya demokrasi dan masyarakat madani Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya mengetahui budaya demokrasi dan masyarakat madani 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami tentang budaya demokrasi dan masyarakat madani 2. Dengan berdiskusi dan mengerjakan tugas, diharapkan siswa dapat tentang budaya demokrasi dan masyarakat madani 1.Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Guru memberi tugas latihan 3. Soal/instrumen : 1. Dalam masyarakat madani terdapat beragam organisasi masyarakat. Sebutkan ciri-ciri ormas! 2. Apakah yang dimaksud dengan esensi reformasi nasional dan sasaran reformasi nasional? 3. Sebutkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959! 4. Mengapa demokrasi parlementer tidak berjalan dengan baik pada masa setelah kemerdekaan? 5. Bagaimana pengertian demokrasi dalam arti yang lebih kompleks? Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut : Mengetahui

6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 4 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Sistem demokrasi di Indonesia sejak orde lama-reformasi Pertemuan Ke- : 13 dan 14 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi: - Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani - Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru dan reformasi - Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari - Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru dan reformasi - Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari Alokasi waktu : 4 jam pelajaran (2x pertemuan) Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru dan reformasi - Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari Sistem demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi Pertemuan Ke-13 dan Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi: - Tahun : periode awal menanamkan benih demokrasi pancasila - Tahun : konsultasi RIS 1949 periode berlakunya sistem demokrasi liberal - Tahun : UUDS 19 periode gemilang demokrasi liberal dengan dengan multi partai

7 - Tahun : periode diterapkannya demokrasi terpimpin - Tahun : periode orde baru di bawah pimpinan Soeharto - Tahun 1998 sekarang : periode reformasi, terutama dalam bidang ekonomi, politik dan hukum 2. Beberapa perilaku demokrasi dalam kehidupan sehari-hari adalah: - Membudayakan sikap terbuka - Mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah - Menghargai pendapat orang lain - Mau belajar menerima keberagaman D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-13 dan 14 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang sistem demokrasi di Indonesia Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya mengetahui sistem demokrasi yang diterapkan di indonesia sejak orde la,, orde baru, dan reformasi 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami tentang sistem demokrasi yang diterapkan di indonesia sejak orde la, orde baru, dan reformasi 2. Dengan berdiskusi dan mengerjakan tugas, diharapkan siswa dapat memberikan contoh budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 1. Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Guru memberi tugas latihan 3. Soal/instrumen : 1. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara yaitu mengikuti pemilu. Apakah tujuan pemilu secara umum? 2. Berilah contoh bentuk sederhana masyarakat madani di sekitar Anda! 3. Mengapa warga negara di dalam suatu negara perlu berpartisipasi aktif dalam sistem demokrasi? 4. Jelaskan pengertian demokratisasi! 5. Sebutkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila! Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut : Mengetahui

8 Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 5 : Pendidikan Kewarganegaraan : XI/1 : Keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Pertemuan Ke- : 15 dan 16 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi: - Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara - Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara - Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Alokasi waktu : 4 jam pelajaran (2x pertemuan) Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Keterbukaan dan Keadilan Pertemuan Ke-15 dan 16 - Keterbukaan adalah keadaan tidak tertutup, tidak ada sesuatu yang dirahasiakan - Keadilan adalah keadaan di mana setiap manusia memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. Menurut W.J. S. Poerwodarminto keadilan adalah tidak berat sebelah, tidak sewenang-wen - Keterbukaan sebagai warga negara penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah penting. Diwujud-kan dalam bentuk kebebasan berpendapat, berpartisipasi, mencari dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kehidupan bernegara

9 D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-15 dan 16 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang keterbukaan dan keadilan Memberi semangat atau motivasi pentingnya mempelajari keterbukaan dan keadilan 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsaan bernegara 2. Dengan berdiskusi dan mengerjakan tugas, diharapkan siswa dapat memberikan contoh keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari 1. Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Guru memberi tugas latihan 3. Soal/instrumen : 1. Sebutkan pembagian keadilan menurut Aristoteles! 2. Bagaimana visi GBHN tahun ? 3. Sebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat motivasi menegakkan keadilan! 4. Apa arti keadilan? 5. Keterbukaan dikarakterisasikan oleh sekurang-kurangnya dua hal, sebut dan jelaskan! Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut : Mengetahui

10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 6 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan Pertemuan Ke- : 17 dan 18 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi: - Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara - Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan - Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara - Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan - Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Alokasi waktu : 4 jam pelajaran (2x pertemuan) Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: - Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan - Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Keterbukaan dan Keadilan Pertemuan Ke-17 dan Penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan dapat merenggangkan hubungan antara pemerintah dan rakyat, menimbulkan prasangka buruk, dan krisis kepercayaan. Selain itu, akan menyulitkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam pembangunan sehingga melemahkan persatuan dan kesatuan 2. Usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan keterbukaan dalam kehidupan berbangsa antara lain: - Mengadakan perjalanan ke wilayah-wilayah seluruh Nusantara - Menikmati kesenian, hasil budaya, dan pentas kebudayaan suku bangsa lain - Membentuk kelompok atau organisasi lintas budaya - Mengadakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh anggota suku bangsa - MelMengadakan kunjungan antardaerah dan antarbudaya - Makukan dialog, pertemuan, atau pembicaraan dengan orang-orang yang bersuku bangsa D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-17 dan 18

11 Apersepsi: Siswa diajak dan diberi pemahaman tentang dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan serta perlunya sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa Memberi semangat atau motivasi pentingnya mempelajari tentang pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang transparan serta perlunya sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa 1. Dengan kegiatan berdialog dan berdiskusi, siswa diajak memahami tentang dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan serta perlunya sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa 2. Dengan berdiskusi dan mengerjakan tugas, diharapkan siswa dapat memberikan contoh dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan serta contoh sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa 1. Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Guru memberi tugas latihan 3. Soal/instrumen : 1. Jelaskan pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan dalam persatuan bangsa! 2. Apa yang dimaksud dengan pemerintahan yang baik (good governance)? 3. Pola-pola penyelenggaraan pemerintah harus diarahkan seiring dengan tuntutan masyarakat. Sebutkan tuntutan masyarakat tersebut! 4. Sebutkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan keterbukaan dalam kehidupan berbangsa! 5. Apa dampak keterbukaan yang dirasakan oleh masyarakat internasional? Pedoman penskoraan: masing-masing soal jika di jawab benar dengan proses yang benar mendapat skor 10.Jika jawaban belum lengkap skor ditentukan sampai sejauh mana proses dikerjakan. Perhitungan nilai akhir dalam skala sebagai berikut : Mengetahui

SYLLABUS. 1 / Silabus PKn XI. School : Senior High School 5 Surabaya Subject : PKn Grade/semester : XI/1 Reference : BSNP / CIE

SYLLABUS. 1 / Silabus PKn XI. School : Senior High School 5 Surabaya Subject : PKn Grade/semester : XI/1 Reference : BSNP / CIE SYLLABUS School : Senior High School 5 Surabaya Subject : PKn Grade/semester : XI/1 Reference : BSNP / CIE Standard : 1. Menganalisis budaya di Indonesia. Basic 1.1. Mendeskripsika n pengertian budaya

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia BUDAYA POLITIK Standar Kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1. Mendiskripsikan pengertian budaya politik 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik A. Pendahuluan Salah satu komponen yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Kelas/Semester : XII/1 Materi Pokok : Pancasila sebagai ideologi terbuka Pertemuan Ke- : 1 s.d. 4 Alokasi Waktu : 4 x pertemuan (8 x 45 menit) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan itu adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk mau memberi keyakinan pada seseorang yang ditujunya. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis dimana

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS 1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : PKn 3. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK o Pengertian Budaya Politik o Ciri-ciri budaya politik o Macam-macam budaya

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Sunardi H.S. - Mas udi Asy MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2 untuk Kelas VIII SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum

Lebih terperinci

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK Untuk lebih mendalami hakekat pendidikan politik, berikut ini disajikan lagi beberapa pendapat ahli mengenai pendidikan politik. Alfian (1986) menyatakan pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Ganjil Standar : 1. menganalisis di No 1.1 1.2 Mendeskripsikan politik menganalisis

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah PARTAI POLITIK Oleh : Nur Hidayah A. ASAL USUL PARTAI POLITIK 1. Teori Kelembagaan : partai politik dibentuk oleh kalangan legislative (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

Soal UAS PKn SMA Kelas XII Tp Oleh : Iwan Sukma NI, S.Pd

Soal UAS PKn SMA Kelas XII Tp Oleh : Iwan Sukma NI, S.Pd Soal UAS PKn SMA Kelas XII Tp 2008-2009 Oleh : Iwan Sukma NI, S.Pd e-mail: iwansukma@ymail.com 1. Trias politica pendapat dari Montesquieu membagi fungsi negara menjadi 3 tugas pokok diantaranya yaitu...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id DESKRIPSI MODUL 5 KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : Pada materi ini dipelajari pemahaman tentangdemokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI RANGKUMAN KN DEMOKRASI ARTI : RAKYAT MEMERINTAH DEMOS RAKYAT KRATOS PEMERINTAHAN Abraham Lincoln mengatakan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat a) SEJARAH DEMOKRASI 1. Berawal dari Negara-negara kota

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Nomor Soal. Makna Negara

KISI KISI UJIAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Nomor Soal. Makna Negara KISI KISI UJIAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nama Sekolah : MA Negeri Cibaliung Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XII / IPA, IPS, Keagamaan Semester : Genap No Standar

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR

ANALISIS STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR ANALISIS STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN : PKN KELAS/SEMESTER : XII / 1 TAHUN PELAJARAN : 2013/2014 SEKOLAH : SMA Negeri 5 Semarang STANDAR KOMPETENSI : 1. Menampilkan sikap positif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Untuk Kelas Eksperimen Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Wonosari Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat

Lebih terperinci

BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah,

BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah, BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah, sama dengan konfigurasi politik yang dihasilkan melalui

Lebih terperinci

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru, i K Tinjauan Mata Kuliah onsep perwakilan di Indonesia telah terejawantahkan dalam berbagai model lembaga perwakilan yang ada. Indonesia pernah mengalami masa dalam pemerintahan parlementer meski dinyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI MAKNA :demos ~ rakyat; cratos ~ kedaulatan Demokrasi : keadaan negara yang dalam sistem pemerintahaannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan Minimal PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PER KD DAN INDIKATOR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 75,10 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Geger Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XI / 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya politik dimaknai sebagai sikap, nilai, informasi, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya politik dimaknai sebagai sikap, nilai, informasi, dan kecakapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya politik dimaknai sebagai sikap, nilai, informasi, dan kecakapan yang dimiliki seseorang, yang kemudian membentuk orientasi individu atau kelompok terhadap

Lebih terperinci

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK ADIA ALGHAZIA 11121020000 FANDI KARAMI 1112102000029 IRHAM PRATAMA PUTRA 1112102000036 PUTRI HAYATI NUFUS 1112102000030 TANIA RIZKI AMALIA 1112102000100 FARMASI B/D 2012 HAKIKAT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peran Menurut Abdulsyani (1994) peran atau peranan adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran merupakan suatu

Lebih terperinci

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan

Lebih terperinci

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/II Standar Kompetensi : 4. Memahami pelaksanaan demokrasi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 4 (empat)/1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Kompetensi Dasar : 1.1

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang wilayahnya luas dan rakyatnya banyak. Sehingga, demokrasi tidak mungkin dilaksanakan secara langsung. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat (anggota) yang menjadi cikal bakal dari partisipasi politik. Dalam meningkatkan

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi. Guru Mapel

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi. Guru Mapel KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JENJANG PENDIDIKAN : SMA/SMK Standar Guru Standar Isi Standar Utama Inti Guru Mapel Dasar Indikator Esensial (1) (2) (3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaran bukanlah barang baru dalam sejarah pendidikan nasional. Di era Soekarno, misalnya, pendidikan kewarganegaraan di kenal dengan pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik

Lebih terperinci

BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999

BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999 BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999 Sistem politik yang dianut pasca Pemilu 1999 di Indonesia kembali pada masa demokrasi liberal, yaitu sistem politik yang demokratis,

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN 1945 1 Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum PENDAHULUAN Sebagai negara hukum Indonesia memiliki konstitusi yang disebut Undang- Undang Dasar (UUD

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA DI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO 1. 0leh : Arther Muhaling 2

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA DI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO 1. 0leh : Arther Muhaling 2 PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA DI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO 1 0leh : Arther Muhaling 2 ABSTRAK Kabupaten Sitaro telah dua kali melaksanakan pemilukada secara langsung.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56 Generasi muda merupakan asset terpenting bagi masa depan suatu bangsa. Disadari atau tidak bahwa peran pemuda sangat berpengaruh dalamp roses pembangunan bangsa serta proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik. Masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus

Lebih terperinci

Demokrasi Parlementer (Liberal)

Demokrasi Parlementer (Liberal) PERTEMUAN KE 5 Demokrasi Parlementer (Liberal) UUD 1945 periode pertama (1945-1949) RIS 1949 dan UUDS 1950 secara yuridis formal berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 Periode (1945-1949 ) dikenal beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu-individu

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Kontrak Perkuliahan, Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan, serta Etika Berwarganegara. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom

Lebih terperinci

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Mata Kuliah Kewarganegaraan Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 05 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika dan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA Dosen : Dr. Abidarin Rosidi M.M. Disusun Oleh : Reenato Gilang 11.11.5583 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, interaksi tersebut dapat dilakukan dengan aktif dalam organisasi

Lebih terperinci

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Mendiskripsikan fungsi NKRI. Menjelaskan tujuan NKRI

Mendiskripsikan fungsi NKRI. Menjelaskan tujuan NKRI Format. ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN () Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Tahun Pelajaran : 0-0 Pengembang : Eko Winarto INDIKATOR Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Repubilik.

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI Modul ke: KEWARGANEGARAAN Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si

Lebih terperinci

: 2. Menganalisa Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani. Kompetensi Dasar : 2.3. Meganalisa Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Sejak Orla

: 2. Menganalisa Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani. Kompetensi Dasar : 2.3. Meganalisa Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Sejak Orla RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : XI / I Pertemuan ke : 11 dan 12 Alokasi Waktu : 4 x 45 Standar Kompetensi : 2. Menganalisa Budaya

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. PERTEMUAN KE 4 DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Demokrasi di Indonesia Definisi demokrasi menurut Murod (1999:59), sebagai suatu policy di mana semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, mempunyai

Lebih terperinci

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat. I. Pengertian Politik, Strategi, dan Polstranas A. Pengertian Politik Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik di Indonesia, karena tahun ini di Indonesia menjalani Pemilu.

Lebih terperinci

Kelompok 4 Mempersembahkan

Kelompok 4 Mempersembahkan Kelompok 4 Mempersembahkan Pengertian Demokrasi Kata ini berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari (dêmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai suatu dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Kita tidak selalu harus menginterpretasikan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Pemerintah Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat, merupakan pernyataan dari.. a. Abraham Lincoln b. Robert

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAA

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAA PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAA DEMOKRASI DI INDONESIA Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id A. PENGANTAR, DAN PENGERTIAN DEMOKRASI; B.

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FAUZAN AZIZ NIM : 11.02.8001 PROG. STUDI JURUSAN DOSEN : PENDIDIKAN PANCASILA : D3 MI : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL KISI-KISI PENULISAN 1. Satuan Pendidikan : SMA NU 2 GRESIK 6. Kurikulum Acuan : KTSP 2. Mata Pelajaran : PKN 7. Alokasi Waktu : 90 menit 3. Jenis Ulangan : UJIAN AKHIR SEMESTER 8. Jumlah Soal : 4. Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI 69 BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI A. Santri dan Budaya Politik Berdasarkan paparan hasil penelitian dari beberapa informan mulai dari para pengasuh pondok putra dan putri serta

Lebih terperinci

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015 MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015 DEFINISI UMUM Partisipasi politik dipahami sebagai berbagai aktivitas warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap aspek-aspek kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap aspek-aspek kehidupan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi telah membawa perubahan terhadap aspek-aspek kehidupan di Indonesia, baik dari segi sistem politik, ekonomi, hukum, budaya dan aspek lainnya telah mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih wakil wakil rakyat untuk duduk sebagai anggota legislatif di MPR, DPR, DPD dan DPRD. Wakil rakyat

Lebih terperinci

SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII

SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SOAL PRE TES DAN POST TEST SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d! 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi di Indonesia mengamanahkan adanya kebebasan yang seluasluasnya untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of expression, mendapatkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah koalisi kebangsaan tidak berhasil menempatkan Megawati

BAB I PENDAHULUAN. Setelah koalisi kebangsaan tidak berhasil menempatkan Megawati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah koalisi kebangsaan tidak berhasil menempatkan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilihan Umum 2004,

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI. Modul ke: INDONESIA. 05Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

DEMOKRASI : ANTARA TEORI. Modul ke: INDONESIA. 05Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI dan PELAKSANAANNYA di INDONESIA Fakultas 05Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU A. Pengantar : Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi Demokrasi berasal dari

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto // SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto PADA RAPAT KONSOLIDASI PEMERINTAHAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, {6 Mei 2001 Pendahuluan Setelah hampir 5 (lima) bulan sejak dicanangkannya

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Pendidikan Kewarganegaraan SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik adalah bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang pelaksanaannya dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN LAMPIRAN 3 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN 1 LAMPIRAN 4 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN 2 LAMPIRAN 5 MEDIA GAME PUZZLE

Lebih terperinci

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: 05 Fakultas PSIKOLOGI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengantar: Arti, Makna,

Lebih terperinci