III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
|
|
- Fanny Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding Station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berjumlah 5 ekor. Pakan yang diberikan yaitu berupa hijauan sebanyak 5-6 kg/ekor/hari serta diberi tambahan konsentrat sebanyak gram/ekor/hari Alat Penelitian: 1) Alat penampungan semen 1. Satu set vagina buatan untuk menampung semen kambing 2. Thermometer untuk mengukur suhu air hangat yang akan digunakan 3. Termos untuk menyimpan air hangat 2) Alat evaluasi semen 1. Mikroskop untuk mengamati semen secara mikroskopis 2. Objek glass sebagai wadah untuk menyimpan semen dalam pengamatan mikroskopis 3. Cover glass untuk menutup media yang terdapat di objek glass 4. Pipet untuk mengambil semen 5. Kertas lakmus untuk mengukur ph semen 6. Batang pengaduk untuk mencampurkan media semen dengan zat lain 7. Tabung reaksi sebagai wadah untuk menyinpan semen 8. Pipet Erythrocyte untuk pengamatan konsentrasi total
2 16 9. Haemocytometer batu merah untuk pengamatan konsentrasi total 10. Kamar hitung Neubauer untuk pengamatan konsentrasi total 11. Rak tabung reaksi untuk menyimpan tabung reaksi 3) Alat pengencer semen 1. Timbangan analitik untuk menimbang bahan pengencer 2. Kertas saring untuk menyaring bahan yang akan digunakan 3. Tabung Erlenmeyer untuk menyimpan larutan pengencer yang akan digunakan 4. Gelas ukur untuk mengukur banyaknya larutan pengencer 5. Alumunium foil atau parafin film untuk menutup tabung erlenmeyer 4) Alat pembekuan semen 1. Straw volume 0,25 ml sebagai tempat untuk semen saat dibekukan 2. Canister sebagai tempat menyimpan straw didalam container 3. Goblet sebagai tempat menyimpan straw didalam container 4. Container sebagai tempat yang berisi nitrogen (N 2 ) cair 5. Kotak styrofoam sebagai wadah yang digunakan pada saat pembekuan semen Bahan Penelitian 1. Penampungan Semen 1. Air hangat dengan suhu C dimasukkan ke dalam vagina buatan 2. Vaseline untuk melicinkan vagina buatan 2. Evaluasi Semen Secara Mikroskopis 1. Larutan NaCl 3% untuk pengamatan konsentrasi spermatozoa 2. Eosin 2% untuk pengamatan abnormalitas spermatozoa 3. Pengencer Semen
3 17 1. Sitrat sebagai bahan pengencer 2. Kuning telur sebagai anti cold shock bagi spermatozoa 3. Fruktosa untuk memenuhi nutrisi bagi spermatozoa 4. Gliserol sebagai agen krioprotektan 5. Penicillin dan streptomycin sebagai bahan antibiotika dalam proses pengenceran semen 6. Aqubidestilata untuk melarutkan bahan pengencer 4. Pembekuan Semen dan Thawing Semen a. Nitrogen cair dengan suhu C untuk proses pembekuan semen b. Air hangat dengan suhu C untuk mencairkan kembali semen yang telah dibekukan Prosedur Penelitian A. Penampungan Semen - Mengisi vagina buatan (VB) dengan air hangat bersuhu C dan diberi vaseline pada bagian selongsong - Pejantan didekatkan dengan ternak pemancing untuk merangsang pejantan yang akan ditampung lalu dilakukan 2 3 kali false mount - Pejantan menaiki pemancing dan semen ditampung dengan mengarahkan penis ke mulut VB yang telah disiapkan - Setelah penis masuk kedalam vagina buatan akan terjadi sentakan keras dan pejantan mengalami ejakulasi lalu mengeluarkan semen - Semen akan tertampung ke dalam tabung gelas penampung semen - Tabung gelas kemudian dilepaskan dari corong karet dan bagian yang terbuka ditutup dengan aluminium foil atau plastik - Semen dibawa ke laboratorium untuk segera di evaluasi.
4 18 B. Evaluasi Semen Evaluasi semen dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis yang bertujuan untuk mengetahui kualitas semen yang dihasilkan sebagai uji layak atau tidaknya untuk dilakukan pembekuan semen. 1. Evaluasi Semen Segar Secara Makroskopis a. Volume semen Volume semen dapat diketahui secara langsung dengan melihat angka pada tabung berskala. b. Warna semen Warna semen bervariasi antara kuning, krem, ataupun menyerupai warna susu. Warna semen dapat diketahui dengan melihat semen pada gelas penampung. Warna yang tidak normal dapat disebabkan akibat semen terkontaminasi dengan adanya kotoran, darah, ataupun feses. c. Derajat keasaman (ph) Derajat keasaman (ph) pada semen kambing dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus atau kertas indikator ph. d. Bau semen segar Semen segar mempunyai bau yang khas. Bau semen dapat diketahui dengan dengan mencium bau semen dari ujung tabung. Bau yang tidak wajar atau busuk dapat disebabkan spermatozoa pada semen telah banyak yang mati karena ternak terserang penyakit. e. Konsistensi atau kekentalan Konsistensi atau kekentalan dapat diketahui dengan cara menggoyangkan tabung berisi sperma secara perlahan-lahan. Semen yang baik mempunyai konsistensi yang kental
5 19 2. Evaluasi Semen Segar Secara Mikroskopis a. Gerakan Massa Gerakan massa dapat dievaluasi dengan adanya kecenderungan spermatozoa bergerak bersama-sama ke satu arah dan membentuk gelombang yang tebal dan tipis. Gerakan massa dapat dilihat dengan meneteskan semen ke objek glass dan melakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x10. Gerakan massa bernilai (+++) apabila semen yang diamati gerakannya cepat berpindah dan berbentuk gumpalan tebal dan gelap. Gerakan massabernilai (++) apabila semen yang diamati gerakannya cepat berpindah dan berbentuk gumpalan terang. Apabila hanya terlihat gerakan sperma sendiri dan tidak ada gumpalan, maka nilai gerakan massanya adalah (+). b. Konsentrasi Total Perhitungan konsentrasi sperma total dilakukan dengan menggunakan hitung Neubauer dengan cara mengisap semen sampai tanda 0,5 menggunakan pipet Erythrocyt. Kemudian NaCl 3% dihisap sampai tanda 1,01 lalu dihomogenkan dengan hati-hati selama 2-3 menit dengan membentuk angka delapan. Buang beberapa tetesan pertama lalu teteskan pada celah kamar hitung Neubauer dan ditutup dengan cover glass. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40. Hitung jumlah sel spermatozoa dalam 5 kamar dihitung menurut arah diagonal. Dalam 5 kamar hitung terdapat 16 ruangan kecil dengan volume setiap ruangan kecil 0,1mm 3 dan pengenceran 200 kali. c. Motilitas Spermatozoa Motilitas spermatozoa adalah kemampuan spermatozoa untuk melakukan gerak maju atau progresif. Motilitas juga merupakan daya gerak spermatozoa
6 20 yang dinilai segera setelah penampungan semen. Pengamatan motilitas spermatozoa bertujuan untuk melihat pergerakan sperma. C. Pengenceran Semen yang telah dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis, selanjutnya akan dilakukan pengenceran semen. 1. Perhitungan jumlah dosis pengencer Dosis = Volume semen x Konsentrasi total x Motilitas sperma 2x Konsentrasi spermatozoa motil dalam satu dosis IB x 100% 2. Perhitungan volume pengencer dan semen : Volume pengencer + semen = Jumlah dosis x Volume inseminasi 3. Perhitungan volume pengencer yang ditambahkan: Pengencer = ( Volume pengencer + semen) ( Volume semen) D. Pembuatan Bahan Pengencer Sitrat-kuning telur - Menimbang Natrium sitrat sebanyak 2,9 gram dan 0,5 gram Fruktosa. - Ditambahkan aqubidestilata hingga mencapai volume 100 ml dan dikocok hingga homogen, lalu menghitung ph dari larutan tersebut. - Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer dan mulut labu ditutup dengan aluminium foil atau parafin film. - Kuning telur dipisahkan terlebih dahulu dari selaput viteline - Menyiapkan 80 ml larutan buffer (Natrium sitrat fruktosa) dalam beaker glass 100 ml. - Sebanyak 20 ml kuning telur ditambahkan ke dalam beaker glass berisi natrium sitrat tersebut.
7 21 - Diaduk hingga merata dengan mengunakan batang pengaduk. - Lakukan pengadukan dengan hati-hati agar tidak terbentuk busa yang berlebihan. - Ditambahkan internasional unit (IU) Penicillin dan 100 mg Streptomycin ke dalam larutan Natrium sitrat Kuning Telur (1000 IU Penicillin dan 1 mg Streptomycin untuk setiap milliliter pengencer) - ph dihitung dan tutup mulut beaker glass dengan aluminium foil atau parafin film. E. Penambahan Gliserol Penambahan gliserol dalam semen yang telah diberi pengencer berfungsi sebagai krioprotektan untuk mengatasi cold shock pada semen kambing. Penambahan gliserol dibagi atas 5 perlakuan. - Menyiapkan 10 tabung yang dibagi pada dua rak tabung, dan pada rak pertama dimasukkan pengencer sitrat kuning telur saja. - Pada rak kedua dimasukkan pengencer sitrat kuning telur yang sebelumnya telah dihitung kebutuhan gliserol. Penambahan gliserol dilakukan dengan cara mengeluarkan sejumlah pengencer sesuai dengan jumlah gliserol yang akan dimasukkan. - Semen lalu dimasukkan secara perlahan kedalam tabung yang berisi pengencer sitrat kuning telur saja dan diaduk secara perlahan hingga homogen. - Pengencer yang telah ditambahkan gliserol lalu dimasukkan kedalam tabung yang berisi pengencer dan semen secara perlahan. - Lakukan secara perlahan-lahan pada suhu kamar. - Selanjutnya diaduk secara perlahan hingga homogen.
8 22 F. Pengemasan Straw Pengemasan semen ke dalam straw dilakukan di dalam lemari es agar temperaturnya tetap pada 5 0 C. Kemasan straw yang digunakan adalah straw dengan volume tiap straw sebesar 0,25 ml. Pengemasan staw dilakukan dengan cara : - Sambungkan ujung straw yang memiliki sumbat kapas dengan selang penghisap. - Ujung straw yang lain disambungkan dengan pompa penghisap. - Tuangkan semen dari beaker glass ke dalam cawan plastik khusus untuk pengisian straw. - Hidupkan pompa penghisap dan biarkan cairan semen memasuki straw hingga penuh. - Setelah straw terisi penuh tutup ujung bebas straw dengan tepung polyvinyl alcohol. - Simpan straw kedalam lemari es dengan temperatur 5 0 C selama 2-4 jam untuk proses equilibrasi. G. Equilibrasi dan Pembekuan Semen Equlibrasi yaitu proses yang dibutuhkan spermatozoa sebelum pembekuan agar beradaptasi dengan pengencer dan suhu rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuli, dkk. (1981) dan Herdis, dkk. (1999) yang mendapatkan waktu equilibrasi 4 jam menghasilkan motilitas spermatozoa terbaik dibandingkan dengan waktu 2 dan 6 jam. Selanjutnya proses pre freezing dilakukan diatas Nitrogen cair dalam storage container dengan suhu -80 hingga C dibiarkan menguapi straw yang berjarak 3-5 cm dari pemukaan cairan selama kurang lebih 7-8 menit. Proses freezing dilakukan dengan cara memasukkan straw ke dalam
9 23 nitrogen cair bersuhu C. Straw yang telah membeku dimasukkan ke dalam goblet ditempatkan di dalam canister. H. Thawing ( Pencairan kembali ) Thawing semen yang telah dibekukan dilakukan dengan cara memasukkan semen ke dalam air yang bersuhu C selama kurang lebih 35 detik. Semen yang telah di thawing, dilakukan evaluasi post thawing untuk mengetahui motilitas dan abnormalitas. I. Prosedur pengamatan Motilitas Post Thawing Motilitas spermatozoa adalah kemampuan spermatozoa untuk melakukan gerak maju atau progresif. Motilitas juga dapat dipengaruhi oleh spesies ternak, kondisi dan temperatur lingkungan (Toelihere, 1993). Standar kualitas semen beku yang baik digunakan untuk IB dimana untuk motilitas sperma setelah thawing yaitu 40%. Pengamatan motilitas dilakukan dengan menggunakan uji Post Thawing Motility (PTM) (Fitrik dan Supartini, 2012). Prosedur yang dilakukan dalam pengamatan motilitas spernatozoa post thawing yaitu: 1. Semen yang telah di thawing dihisap menggunakan pipet Erythrocyt sampai tanda 0,5 2. Kemudian pengencer sitrat dihisap sampai tanda 1,01 3. Lalu dihomogenkan secara hati-hati dengan membentuk angka delapan selama 2-3 menit. 4. Beberapa tetesan pertama dibuang, lalu diteteskan pada celah kamar hitung Neubauer lalu ditutup dengan cover glass. 5. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40.
10 24 6. Menghitung jumlah sel spermatozoa yang mati dalam 5 kamar dihitung menurut arah diagonal. 7. Semen lalu didiamkan hingga seluruh spermatozoa mati sehingga dihitung konsentrasi total. 8. Selanjutnya dapat dihitung nilai motilitas spermatozoa post thawing J. Prosedur pengamatan Abnormalitas Spermatozoa Post Thawing Abnormalitas pada spermatozoa ikut memegang peranan penting terhadap kualitas spermatozoa karena dapat menentukan baik atau tidaknya sperma tersebut. Persentase abnormalitas spermatozoa ditentukan dengan pewarnaan diferensial menggunakan larutan eosin. Prosedur yang dilakukan dalam pengamatan abnormalitas spermatozoa post thawing yaitu: 1. Semen diteteskan diatas gelas objek. 2. Kemudian ditetesi dengan larutan warna eosin-negrosin. 3. Dilakukan pencampuran dan selanjutnya dibuat preparat ulas. 4. Selanjutnya preparat tersebut dikeringkan menggunakan bunsen. 5. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x40 atau 10x Selanjutnya diamati sebanyak kurang lebih 200 sel spermatozoa. 3.2 Metode Penelitian Peubah yang diamati A. Motilitas Spermatozoa Perhitungan motilitas pada spermatozoa dengan mengamati spermatozoa hidup dan spermatozoa mati. Spermatozoa yang tidak bergerak progesif dan diam ditempat dapat dikategorikan sebagai spermatozoa yang mati.
11 25 Perhitungan motilitas spermatozoa sebagai berikut : % Motilitas Sperma = Konsentrasi total - Sperma yang mati Konsentrasi total sperma x 100% B. Abnormalitas Spermatozoa Abnormalitas spermatozoa dapat dibedakan menjadi abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer terjadi karena adanya kegagalan dalam proses spermatogenesis di tubuli seminiferus. Abnormalitas primer dapat dikarenakan faktor keturunan dan pengaruh lingkungan yang buruk. Bentuk dari abnormalitas primer meliputi kepala besar atau kepala kecil, kepala pendek, lebar, dan ekor ganda. Adapun abnormalitas sekunder terjadi setelah sel kelamin jantan meninggalkan tubuli seminiferi, karena pemanasan yang berlebihan, pendinginan yang terlalu cepat dan kontaminasi dengan air atau urine (Toelihere, 1993). Pengamatan abnormalitas spermatozoa yang diamati dalam penelitian ini adalah abnormalitas sekunder. Bentuk abnormalitas sekunder meliputi bagian ekor yang melipat dan selubung akrosom yang terlepas dari kepala tanpa adanya ekor, dan ekor yang terputus. Penentuan abnormalitas spermatozoa dengan membandingkan antara spermatozoa abnormal dengan spermatozoa normal pada sudut pandang yang sama (Fitrik dan Supartini, 2012). Perhitungan abnormalitas pada spermatozoa yaitu : Abnormalitas = Spermatozoa Abnormal Spermatozoa Normal + Spermatozoa Abnormal x 100%
12 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok). Dilakukan 5 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 25 unit percobaan. Kelompok dalam penelitian ini adalah penampungan semen dari lima ekor kambing dengan perlakuan sebagai berikut: 1. P1 = Semen + (Pengencer + gliserol 5%) 2. P2 = Semen + (Pengencer + gliserol 6%) 3. P3 = Semen + (Pengencer + gliserol 7%) 4. P4 = Semen + (Pengencer + gliserol 8%) 5. P5 = Semen + (Pengencer + gliserol 9%) Data diuji dengan analisis ragam dan dengan uji jarak berganda Duncan. Adapun model matematika dan rancangan yang digunakan, yaitu model matematik menurut Gazperz (1991) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + β j + ε ij Keterangan: Y ij : Respon hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ : Nilai tengah populasi α i : Pengaruh perlakuan ke-i β j : Pengaruh kelompok ke-j ε ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j Hipotesis yang akan diuji adalah : : Pengaruh perlakuan P 1 = P 2 = P 3 = P 4 = P 5, tidak ada perbedaan yang nyata terhadap motilitas dan abnormalitas : Pengaruh perlakuan P 1 P 2 P 3 P 4 P 5, atau paling sedikit ada satu perlakuan yang berbeda nyata terhadap motilitas dan abnormalitas.
13 27 Hasil analisis data penelitian yang didapat, akan disajikan dalam tabel sidik ragam berikut. Tabel 1. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT Fhit F 0,05 Kelompok (r-1) 4 JKK JKK/db Perlakuan (t-1) 4 JKP JKP/db KTP/KTG Galat ((r-1)(t-1)) 16 JKG JKG/db Total (tr-1) 24 JKT Keterangan: db = Derajat bebas JK = Jumlah kuadrat KT = Kuadrat tengah Kaidah keputusan: 1. Bila F hitung F 0,05 berbeda tidak nyata (non significant), maka terima H 0 dan tolak H Bila F hitung > F 0,05 berbeda nyata (significant), maka tolak H 0 dan terima H 1. Jika H 0 ditolak, maka selanjutnya untuk mengethui perbedaan antar perlakuan dilakukan analisis dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan, dengan rumus : LSR = SSR x S y S y = KTG R Keterangan : S y = Galat Baku KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Ulangan Periode LSR = Least Significant Range (Jarak beda nyata terkecil) SSR = Studentized Significant Range
14 Bila selisih antara perlakuan dibanding dengan LSR, kaidah keputusan sebagai berikut: 1. Bila d < nilai LSR, maka non signifikan 2. Bila d nilai LSR, maka signifikan Keterangan : d = selisih antar perlakuan 28
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima ekor kambing Peranakan Etawah jantan berumur 1,5-3 tahun
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan/Objek Penelitian 2.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing peranakan etawah (PE), berumur 2-3 tahun yang berada di
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing Peranakan Etawah yang berumur 1,5-3 tahun yang dipelihara
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciOBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang
20 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 TernakPercobaan Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak domba lokal jantan umur 2 tahun sebagai sumber penghasil sperma yang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian diawali dengan survey untuk mengetahui
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciInseminasi Buatan (IB)
- J0B202.. 6 JUNI 206 dari 22. MATERI PRAKTIKUM 2 : Inseminasi Buatan (IB) 2. RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS ) Menjelaskan proses Inseminasi Buatan pada ternak dengan benar yang meliputi penampungan semen,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan (UPTD BIB) Tuah Sakato, Payakumbuh. 3.2. Materi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB II JUDUL PRAKTIKUM : INSEMINASI BUATAN [IB]
JUDUL PRAKTIKUM BAB II : INSEMINASI BUATAN [IB] TUJUAN PRAKTIKUM MANFAAT PRAKTIKUM BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM BAHAN : 1. Menjelaskan proses Insemiasni Buatan pada ternak dengan benar yang meliputi penampungan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18--25 April 2014 di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Insemninasi Buatan Daerah Lampung, Kecamatan Terbanggi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai dengan 1 Mei
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah semen yang berasal dari kambing Peranakan Etawah (PE) yang berumur 3 tahun. Kambing Peranakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Hubungan Bobot Badan dengan Konsentrasi, Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah dilaksanakan pada bulan Juli -
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Tuah Sakato Payakumbuh Sumatra Barat. 3.2. Sampel
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada bulan Maret Juni
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari
22 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian (1) Daun Singkong Daun singkong yang digunakan yaitu seluruh daun dari setiap bagian tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dari
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar
HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode Penelitian
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di
III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato Kota Payakumbuh, Sumatera barat. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post thawing di dataran rendah bertempat di Poskeswan Tayu Kabupaten Pati dan dataran tinggi bertempat di kelompok
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Penampungan Evaluasi Semen Segar (Makroskopis & Mikroskopis) Proses Awal Sexing Semen + BO (1 ml) BSA 5% (2 ml) BSA 10% (2 ml) Inkubasi pada suhu
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun
14 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan
20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 1) Kulit Pisang Nangka Kulit pisang nangka berfungsi sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum domba. Kulit pisang yang digunakan berasal dari pisang
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix
17 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu yang diperoleh dari Quail
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Objek Penelitian 2.1.1 Ternak Penelitian Penelitian menggunakan itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung Sari, Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di
23 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di Balai Inseminasi Buatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di Sidomulyo
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan yaitu meliputi : 1) Mikania micrantha yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian 2.1.1 Rumput Brachiaria humidicola Rumput Brachiaria humidicola yang digunakan pada penelitian ini didapat dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Bagian Produksi Ternak Ruminansia Kecil Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Unit Rehabilitasi Reproduksi, Bagian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus jantan lepas sapih, umur 4 minggu, sebanyak 60 ekor
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum
9 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Materi Penelitian.. Bahan Penelitian a. Biji Sorgum (Sorghum bicolor) Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1. Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot badan rata-rata 1,3-1,5 kilogram sebanyak
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba yang bersifat profilik yaitu mampu mengatur jumlah anak yang akan dilahirkan sesuai dengan ketersediaan pakan yang
Lebih terperinciIII BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan
20 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan jantan dengan kisaran umur 12-14 bulan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aquades 2. Sarang Lebah 3. Media Nutrien
Lebih terperinciPENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba Padjadjaran jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Domba Segera Setelah Koleksi Pemeriksaan karakteristik semen domba segera setelah koleksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien
Lebih terperinciTatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA
Tatap muka ke 4&5 PokokBahasan: PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA 1. Tujuan Intruksional Umum Mengerti cara - cara menilai sperma Mengerti sperma yang baik dan buruk 2. Tujuan Intruksional Khusus Mampu melaksanakan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Organ Percobaan Organ percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah hati broiler yang diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017)
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam lokal yang diperoleh dari Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung
18 III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak penelitian Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung Sari, Sumedang yang berumur 35 hari. Kisaran bobot badan itik
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27
17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27 minggu sebanyak 90 ekor dengan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian (1) Kulit Pisang Nangka Matang Kulit pisang Nangka matang diperoleh dari tiga tempat yang berbeda, yaitu Pasar Tanjungsari Sumedang, Pasar Gede Bage
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
23 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Bahan Pembuatan Media Agar 1. Lactobacillus plantarum a. 7 g nutrien agar sebagai media tumbuhnya mikroba b. 2,5 g KH2PO4 c. Aquades sampai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015 KELOMPOK 2 KETUA : Deni Setiawan ( 0661 14 187 ) ANGGOTA : Endah Irianti ( 0661 11 115 ) Mira Amalia
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Kebutuhan konsumsi daging nasional cenderung meningkat
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah Ayam Lokal yang diperoleh dari Jimmy Farm Cianjur. Ayam berumur 1 hari (DOC) yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam Sentul jantan berjumlah 18 ekor dan berumur
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh yang berumur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 89.85 gram dan koefisien
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : (1) Limbah peternakansapiperah (feses, sisapakanternak
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Metoda Percobaan Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), desain faktorialnya 4 x 4 dengan tiga kali ulangan.
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan
4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Semen ditampung dari satu ekor kambing jantan Peranakan Etawah (PE) menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak percobaan yang digunakan adalah ayam broiler yang telah dipelihara selama 2 minggu sebanyak 100 ekor dengan rataan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian.. Bahan Pakan Biji Sorgum Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum (Sorghum bicolor) dengan tipe grain sorghum sebanyak 5 kg
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Penelitian utama akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian
Lebih terperinciKualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (1): 39-44 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian A. Bahan Pembuatan Salami 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh dari 2 ekor
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah ayam petelur strain Lohman yang berumur 20 bulan. Ternak sebanyak 100 ekor dipelihara
Lebih terperinciKETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM
KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Objek Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix japonica) sebanyak 80 ekor berumur 5-6 minggu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)
LAMPIRAN 50 51 Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) Kandungan protein kasar di ukur dengan menggunakan analisis Kjeldahl. Larutan yang digunakan adalah asam sulfat pekat, asam
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam percobaan adalah DOC ayam sentul sebanyak 100 ekor, yang dipelihara sampai umur 10 minggu. Ayam
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis isolat (HJMA-5
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
Lebih terperinciUJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN
Tenin l eknis b,ngsioetu~ Penebtl '00 UJI KU
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost
17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian pengomposan adalah sebagai berikut: 1. Feses sapi perah sebanyak 25 kg 2. Jerami
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER
PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER M Fajar Agustian, M Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak,
Lebih terperinci