BAB II PERSPEKTIF RUSIA TERHADAP KONFLIK SURIAH. Penggunaan hak veto Rusia terhadap konflik Suriah seolah-olah menunjukkan
|
|
- Ivan Adi Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II PERSPEKTIF RUSIA TERHADAP KONFLIK SURIAH Penggunaan hak veto Rusia terhadap konflik Suriah seolah-olah menunjukkan posisi Rusia yang cenderung melindungi Assad. Hal ini tidaklah tanpa alasan, hubungan Rusia dan Suriah yang telah terjalin sejak lama bahkan sebelum Suriah merdeka turut menjadi hal yang melatarbelakangi dukungan Rusia. Meski mendapatkan kritik keras dari berbagai pihak namun Rusia memberikan respon dan menegaskan posisinya dalam konflik Suriah tanpa rasa ragu. Dalam bab II ini, penulis akan menjelaskan mengenai dinamika hubungan Rusia dan Suriah, posisi Rusia dalam konflik Suriah dan respon Rusia terhadap konflik Suriah di bawah Presiden Vladimir Putin. A. Dinamika Hubungan Rusia dan Suriah Sejak meletusnya konflik Suriah pada tahun 2011 lalu, hubungan Rusia dan Suriah terlihat semakin intens. Hubungan kedua negara tersebut menarik perhatian internasional, terlebih lagi dengan dilakukannya intervensi oleh Rusia terhadap konflik Suriah yang terkesan melindungi rezim Bashar Al-Assad. Hingga saat ini banyak analisis masih mencoba mendalami motivasi Rusia terhadap konflik Suriah apakah karena latar belakang sejarah hubungan kedua negara tersebut atau berdasarkan pada kepentingan geostrategis yang melibatkan Suriah (Nizzamedin, 2012). Hubungan sejarah antara Rusia dan Suriah hendaknya tidak lantas dilupakan 20
2 begitu saja, berdasarkan ikatan tersebut hubungan keduanya kini terjalin semakin erat bahkan rasa simpati kemanusiaan dan kepentingan nasional yang menjadi tujuan utamanya pun tidak dapat dengan mudah merubah posisi Rusia (Gaub & Popescu, Russia and Syria-The Odd Couple, 2013). Gambar 2.1. Peta Rusia dan Suriah Kawasan regional Timur Tengah merupakan kawasan berharga yang menjadi ladang pertempuran pengaruh bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Ternyata Timur Tengah juga memiliki nilai tersendiri di mata Rusia, negara beruang putih tersebut sejak lama memiliki hubungan dengan negara Timur Tengah bahkan sejak masih berbentuk Uni Soviet. Suriah yang secara geografis terletak di kawasan Timur Tengah memiliki peran penting dalam regional tersebut, bahkan Henry Kissinger menyebutkan No war without Egypt, no peace without Syria (Totten, 2009). Suriah menjadi aliansi yang penting bagi 21
3 Moskow di Timur Tengah, hal ini tidak lepas dari pertimbangan bahwa Suriah adalah negara yang relatif independen dari Barat, memiliki pemerintahan yang sekuler, serta telah menjalin kerjasama bilateral dengan Uni Soviet dan menyediakan akses ke Mediterania (Kreutz, Syria: Russia's Best Asset in The Middle East, 2010). Sejarah menyebutkan bahwa hubungan Rusia dan Suriah telah terjalin sejak tahun 1944, bahkan sebelum Suriah diakui sebagai negara merdeka pada tahun 1946 (Kreutz, Syria: Russia's Best Asset in The Middle East, 2010). Hubungan kedua negara tersebut terus berlanjut dari tahun ke tahun, bagi Rusia sendiri Suriah adalah ladang investasi yang luas dan alat pertunjukkan politik sebagai negara penerima bantuan Uni Soviet serta lebih menjanjikan daripada Mesir (Laquer, 1969). Pengaruh Suriah di kawasan regionalnya membuat Uni Soviet meletakkannya pada urutan awal skala prioritas di Timur Tengah, pada era Nikita Khrushchev ( ) Uni Soviet memberikan bantuan militer lebih dari $200 juta untuk menghindarkan Suriah dari pengaruh Amerika Serikat dan sekutunya Israel (The Syria-Soviet Alliance, 2009). Selanjutnya pada Perang Arab-Israel 1967,Uni Soviet kembali memberikan bantuan pada Suriah. Hal ini dikutip berdasarkan pernyataan Leonid Brezhnev yang menyebutkan bahwa Uni Soviet memberikan bantuan dan terus mendukung Arab untuk melawan agresi Amerika Serikat dan Israel. Bantuan yang diberikan Uni Soviet selama Perang Arab-Israel (Juli 1967-Desember 1968) kepada Suriah tercatat senilai $2,5 miliar yang 22
4 digunakan untuk membentuk kekuatan militer guna membendung Israel (The Syria-Soviet Alliance, 2009). Uni Soviet juga mengirim sebanyak pasukan yang bertahan di Suriah selama Perang 6 hari tersebut. Dukungan Uni Soviet kala itu tidak hanya berbentuk bantuan dan kekuatan militer, namun diwujudkan pula dalam bidang politik ketika Israel melanjutkan serangannya pada 9 dan 10 Juni 1967 lalu. Tindakaan yang pertama dilakukan Uni Soviet pada 9 Juni 1967 adalah mengutus diplomatnya untuk memperingatkan Israel agar menghentikan serangan dan Uni Soviet tidak segan untuk melakukan intervensi apabila serangan tidak dihentikan. Keesokan harinya berdasarkan pada CPSU document, Uni Soviet mengirimkan pesan pada Presiden Johnson memperingatkan Israel untuk menghentikan serangannya atau Uni Soviet melakukan intervensi pada Perang Arab-Israel. Pada hari yang sama pula, Moscow memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel untuk mempertegas posisi Uni Soviet dalam perang tersebut (Central Intelligence Agency, 1970). Selain itu, pada akhir tahun 1960 sampai awal 1970 an, Uni Soviet berkontribusi banyak dalam pembangunan industri nasional Suriah melalui transfer engineer, ilmuwan maupun teknisi mesin. Uni Soviet juga menjalin kerjasama dalam industri minyak yang kemudian hari menjadi komoditas utama Suriah, dalam pembangunan jalan kereta api dan pertanian pun Uni Soviet tidak absen turut berpartisipasi untuk Suriah. Keduanya juga menjalin kerjasama melalui pembangunan mixed corporation dimana 10% 23
5 penduduk Suriah bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut (Vicente Caro, 2016). Hubungan Uni Soviet dan Suriah semakin menguat pada tahun 1971 dimana saat itu Hafeez Al-Assad mulai memimpin Suriah setelah kudeta yang dilakukannya berhasil. Kerjasama bilateral Uni Soviet dan Suriah dilatarbelakangi oleh kebutuhan Suriah untuk mencari aliansi dan persenjataan (Gaub & Popescu, Russia and Syria-The Odd Couple, 2013), sementara Uni Soviet baru saja kehilangan aliansinya di Timur Tengah yaitu Mesir. Hafeez Al-Assad membangun hubungan yang kuat dengan Moskow, pada Februari 1972 Rusia dan Suriah menandatangani perjanjian perdamaian dan keamanan untuk memperkuat kekuatan militer Suriah. Di bawah kepemimpinan Brezhnev, Suriah menjadi penerima sumbangan militer terbesar Uni Soviet di dunia Arab yang nilainya mencapai $1,9 miliar (Nizameddin, 1999). Di bawah kepemimpinan Gorbachev, hubungan Uni Soviet dan Suriah menjadi flexible (Freedman). Berdasarkan kebijakan Perestroika, Gorbachev merasa tidak tertarik untuk memberikan bantuan militer pada negara dunia ketiga. Dalam perspektifnya, pemberian bantuan militer tersebut seperti unproductive military project (Fleron). Akan tetapi berbeda kasus dengan Suriah, semasa kepemimpinan Gorbachev dengan pertimbangan kepentingan geostrategis, Uni Soviet tetap menggulirkan bantuan militer pada Suriah hal in semakin menegaskan bahwa terdapat hubungan yang spesial antar kedua negara tersebut. Pada fase berikutnya 24
6 ketika Uni Soviet runtuh, hubungan Rusia dan Suriah belum terintegrasi meskipun begitu tetap berkembang dari waktu ke waktu (Rahaman, 2016). Hubungan Rusia dan Suriah juga tidak berjalan mulus begitu saja, keduanya juga pernah mengalami dinamika naik turun sebuah hubungan. Setelah hubungan yang kurang terintegrasi sejak era Gorbachev, pada tahun 2003 hubungan Rusia dan Suriah sempat menegang terutama pada bidang ekonomi dimana Damaskus diperkirakan memiliki hutang sebesar $13 miliar pada Moskow (Vicente Caro, 2016). Namun pada tahun 2005 tercapai kesepakatan dimana Rusia memberikan keringanan terhadap hutang Suriah sebesar 80% dari seluruh hutang Suriah dan kedua negara sepakat untuk menghilangkan segala hambatan dalam kerjasama bilateral kedua negara. Pada 24 Januari 2005 Presiden Bashar Al-Assad melakukan kunjungan ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Putin. Seusai pertemuan, Putin menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Presiden Suriah merupakan tonggak sejarah dalam hubungan bilateral kedua negara, Rusia dan Suriah (Kreut, 2007). Pertemuan antara Vladimir Putin dan Bashar Al-Assad menjadi dimensi terbaru di abad ke 21 ini. Dimensi tersebut tentunya memberikan keuntungan bagi Suriah seperti kerjasama yang saling menguntungkan, persenjataan militer, pemberian bantuan, transfer teknologi dll dari Rusia (Rahaman, 2016). B. Posisi Rusia terhadap Konflik Suriah 25
7 Revolusi yang dilakukan oleh rakyat Suriah ternyata tidak berjalan mulus seperti Revolusi Mesir, Libya dan Tunisia yang berhasil memukul mundur pemimpinnya. Bashar Al- Assad yang terkenal otoriter tidak segan menggunakan upaya kekerasan untuk menghadapi apapun yang dapat mengancam kekuasaannya. Hal ini tentunya semakin membuat konflik yang berlangsung di Suriah kian membesar dan menjatuhkan banyak korban. Apabila dibandingkan dengan kasus yang serupa, konflik Suriah menjatuhkan paling banyak korban dan hal tersebut menarik perhatian dunia internasional. Sejak berlangsungnya konflik Suriah tahun 2011 lalu, berbagai upaya perdamaian telah dilakukan namun belum ada satu upaya pun yang berhasil meredakan konflik tersebut. PBB sebagai organisasi internasional pun mencoba untuk mengambil langkah dalam upaya penyelesaian konflik Suriah, salah satunya dengan memasukkan konflik Suriah sebagai agenda pembahasan dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Beberapa draft resolusi pun telah diajukan dalam sidang Dewan Keamanan PBB namun kenyataannya konflik di Suriah pun masih terus berlangsung dan rancangan draft resolusi PBB tidak dapat disahkan, hal ini dikarenakan penggunaan empat kali double veto oleh Rusia dan China selama tahun Rusia sebagai teman lama Suriah memiliki pandangan yang berbeda mengenai konflik tersebut bahkan banyak pihak menduga bahwa Rusia melindungi rezim Bashar Al Assad. Pada Oktober 2011 konflik Suriah yang diawali dengan aksi demonstrasi pada pertengahan Maret pada tahun yang 26
8 sama telah menjatuhkan korban jiwa berdasarkan data yang diperoleh PBB. Mengingat jumlah korban yang terus berjatuhan, Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang pada 4 Oktober 2011 yang membahas konflik Suriah. Draft resolusi PBB S/2011/612 yang berisi pemberlakuan sanksi pada pemerintah Suriah, perintah pemberhentian penggunaan kekerasan terhadap warga sipil dan melaksanakan kebebasan berpendapat tersebut mendapat penolakan oleh Rusia dan China melalui penggunaan hak vetonya (UN Security Council, 2011). Draft resolusi yang diusulkan tersebut mendapat persetujuan dari sembilan negara terutama negara-negara Barat, empat negara yaitu India, Afrika Selatan, Brazil dan Lebanon memilih abstain serta penolakan dua anggota tetap Dewan Keamanan yaitu China dan Rusia (Associated Press, 2011). Menurut Rusia, draft resolusi yang disponsori oleh Prancis, Jerman, Portugal dan Inggris tersebut bukan merupakan pendekatan politik yang tepat dalam mengakhiri sebuah konflik. Rusia secara tegas menolak intervensi militer yang menurutnya telah dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan sebagai salah satu model action masa depan dalam melakukan intervensi dengan melibatkan North Atlantic Treaty Organization (NATO) di dalamnya seperti halnya yang terjadi di Libya. Sementara itu, ancaman sanksi bagi Suriah yang disebutkan dalam draft resolusi tersebut merujuk pada Article 41 Chapter VII Charter of The United Nations Action with respect to threats to the peace, breaches of the peace and acts of aggression yang menyatakan bahwa The Security 27
9 Council may decided what measures not involving the use of armed force are to be employed to give effects to its decision, and it may call upon the Member of the United Nations to apply such measures. These may include complete or partial interruption of economic relations and of rail, sea, postal, telegraphic, radio and other means communication and the severance of diplomatic relations. Bagi Rusia yang tidak mendukung draft resolusi tersebut hal utama yang perlu diperhatikan oleh Dewan Keamanan bukanlah pemberian sanksi sebagai efek jera namun dialog politik antar pihak yang berkonflik termasuk kelompok oposisi. Selain itu Rusia juga beralasan menekankan prinsip non intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain serta menghormati kedaulatan dan integritas negara Suriah (UN Security Council, 2011). Kegagalan PBB dalam mengadopsi draft resolution terkait konflik Suriah kembali terulang pada sidang Dewan Keamanan 4 Februari Sidang ini dilatarbelakangi terjadinya penyerangan oleh pemerintah Suriah terhadap pangkalan militer dan tentara oposisi yang terletak di pusat Suriah, Kota Homs. Draft resolusi S/2012/77 yang mendukung outline proposal Liga Arab tersebut meminta kedua belah pihak baik pemerintah Suriah dan kelompok oposisi militer untuk menghentikan semua kekerasan dan pembalasan serta mengakhirinya dengan negosiasi. Dalam text tersebut pemerintah Suriah diminta untuk menghentikan semua kekerasan dan wajib melindungi warga sipilnya, membebaskan semua orang yang ditahan, menarik kekuatan militer dan menjamin hak 28
10 kebebasan termasuk memperbolehkan aksi demonstrasi (UN Security Council, 2012). Selain itu draft resolusi Liga Arab tersebut menghimbau agar Suriah melakukan transformasi politik menuju sistem demokrasi serta melakukan pergantian pemimpin melalui pemilihan umum (BBC, 2012). Namun meski menolak, Rusia menyatakan bahwa kekerasan dan tumpah darah harus segera dihentikan dan Rusia mengambil langkah dengan mengirimkan representatif resmi untuk bertemu Presiden Bashar Al- Assad pada 7 Februari Meski begitu, negara-negara besar lain memandang bahwa upaya perdamaian dengan mengadvokasi perubahan rezim yang diusahan Rusia tersebut tidak akan berhasil. Sementara Rusia dan China kembali menggunakan hak vetonya, 13 negara yang lain mendukung draft resolusi tersebut. Sejak penolakan Rusia dan China atas draft resolusi pada Oktober tahun lalu diestimasikan korban konflik Suriah telah bertambah 2000 jiwa lagi dan 260 diantaranya merupakan warga sipil. Meski penggunaan vetonya menyulut kemarahan publik namun Rusia tetap kukuh dan terdapat ketakutan bahwa draft resolusi tersebut akan berlanjut menjadi intervensi militer yang kemudian digunakan untuk menggulingkan rezim berkuasa seperti yang terjadi di Libya (Associated Press, 2012). Setelah kedua kali penggunaan hak vetonya, Rusia kembali menggunakan hak veto terkait konflik Suriah. Hal ini seakan menegaskan pada dunia internasional bahwa kekuatan Rusia telah kembali dan tidak 29
11 gentar terhadap ancaman maupun respon dari negara lain. Dalam sidang Dewan Keamanan yang diadakan tanggal 19 Juli 2012 tersebut, Rusia dan China kembali menolak draft resolusi yang diajukan oleh Inggris sementara dua negara, Afrika Selatan dan Pakistan memilih abstain. Penggunaan hak veto Rusia ini adalah ketiga kalinya dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir sejak konflik Suriah. Kegagalan dalam mengadopsi draft resolusi S/2012/538 menandakan tidak berhasilnya Dewan Keamanan memperpanjangan mandat United Nations Supervision Mission in Syria (UNSMIS) dan menjatuhkan sanksi pada Suriah (UN Security Council, 2012). UNSMIS yang dibentuk pada April lalu terdiri dari 300 militer tanpa senjata yang berperan sebagai observer dan memiliki jangka waktu bertugas selama tiga bulan yang akan berakhir pada 20 Juli UNSMIS ditujukan untuk memantau penggunaan kekerasan di Suriah serta untuk mendukung dan mengimplementasikan enam poin perdamaian. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, UNSMIS menyatakan bahwa adanya eskalasi penggunaan kekerasan pada pertengahan Juni 2012 lalu. Bagi Rusia, draft resolusi tersebut sudah tentu akan ditolaknya karena Rusia menilai bahwa maksud draft resolusi tersebut akan membuka jalan selanjutnya ke intervensi militer. Meski dalam teks tersebut tidak tertulis mengenai intervensi, akan tetapi hal tersebut akan mengobarkan api konfrontasi. Draft resolusi tersebut menyiratkan penyerangan terhadap pemerintah Suriah sementara pihak lain yang juga melakukan penyerangan 30
12 tidak ditindak tegas, realitanya seperti penyerangan yang dilakukan di Damaskus beberapa waktu lalu. (UN Security Council, 2012). Menurut negara Barat, pemberian sanksi kepada pemerintah Suriah merupakan hal mendesak yang harus dilakukan. Rencana pemberian sanksi ini merujuk pada Chapter VII Charter of United Nations dan ditujukan untuk menekan rezim Bashar Al-Assad agar meminimalisasi penggunaan kekerasan dan meredakan konflik yang berlangsung di Suriah. Meskipun dalam draft resolusi yang diajukan oleh Barat tersebut berisi penekanan terhadap pemberian sanksi, akan tetapi perspektif Rusia menyatakan bahwa hal tersebut membuka jalan untuk dilakukan intervensi militer pada kemudian hari seperti skenario Libya yang akan terulang kembali (RT News, 2012). Sementara Rusia menolak draft resolusi yang diajukan oleh Barat, Rusia mengajukan ide alternatif terkait konflik Suriah yakni memperpanjang misi UNSMIS selama tiga bulan akan tetapi pemberian sanksi tidak dikenakan. Meski begitu, draft resolusi Rusia tersebut dipresentasikan dalam Sidang Dewan Keamanan karena negara Barat beranggapan bahwa resolusi Rusia tersebut tidak mendapat dukungan banyak dalam sidang (Nichols, Russia, China Veto UN Security Council Resolution on Syria, 2012). Akan tetapi setelah draft resolusi Barat ditolak melalui veto oleh Rusia dan China, dua draft resolusi oleh Inggris dan Pakistan yang didukung Rusia akan kembali divote pada hari esok. 31
13 Kegagalan Dewan Keamanan mengadopsi draft resolusi untuk konflik Suriah berlanjut lagi, begitu juga konflik Suriah belum kunjung usai dan menemui kata perdamaian. Untuk keempat kalinya pada Sidang Dewan Keamanan tanggal 22 Mei 2014, Dewan Keamanan kembali gagal mengesahkan draft resolusi karena penggunaan hak veto Rusia dan China. Seperti halnya rutinitas yang dilakukan berulang kali, Rusia dan China kembali memveto draft resolusi sehingga PBB tidak dapat bertindak banyak dalam konflik Suriah sementara semakin banyak korban yang berjatuhan sejak Maret 2011 lalu. Draft resolusi S/2014/348 yang disponsori oleh Prancis tersebut mendapatkan dukungan dari 13 negara anggota Dewan Keamanan sementara anggota tetap Dewan Keamanan, Rusia dan China menolak draft resolusi tersebut. Draft tersebut berisi penyerahan konflik Suriah pada International Criminal Court (ICC) mengingat konflik Suriah yang terus berlanjut dan makin banyak korban bahkan termasuk warga sipil. ICC tidak dapat melakukan investigasi terhadap konflik Suriah tanpa persetujuan ke- 15 negara anggota Dewan Keamanan karena Suriah bukanlah anggota dari Rome Statute 1 yang menerbitkan The-Hague Court (Nichols & Charbonneau, Russia, China Veto UN Bid to Refer Syria to International Court, 2014). 1 Rome Statute atau yang dikenal dengan The International Criminal Court Statute adalah perjanjian yang ditetapkan oleh ICC dan diadopsi pada konferensi diplomasi 17 Juli 1998 di Roma. The Rome Statute mengkategorikan kejahatan kriminal ke dalam empat bagian yaitu genosida, kejahatan kemanusian, kejahatan perang dan kejahatan agresi. 32
14 Sebanyak 65 negara telah bersedia mensponsori draft resolusi yang disusun oleh Prancis dengan mempertimbangkan korban yang terus berjatuhan, sejak aksi demonstrasi 2011 lalu sampai penggunaan hak veto keempat kali ini korban telah mencapai lebih dari jiwa. Selain korban jiwa, konflik Suriah juga telah menyebabkan 7,6 juta orang kehilangan tempat tinggal dan 3 juta diantaranya mengungsi ke negara lain. Lebih dari 100 organisasi non governmental juga mendukung draft resolusi Prancis tersebut. Memasuki tahun keempat, konflik Suriah perlu dilimpahkan pada ICC untuk menginvestigasi kemungkinan tindakan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan, tanpa menargetkan secara spesifik baik pemerintah maupun pihak oposisi (Associated Press, 2014). Penolakan Rusia terhadap draft resolusi konflik Suriah untuk kali keempatnya dinilai keterlaluan oleh negara-negara Barat. Rusia memandang bahwa penyelesaian terbaik konflik Suriah adalah melalui upaya perdamaian secara politik, melimpahkan konflik pada ICC hanya akan memperumit dan melukai upaya perdamaian yang dilakukan. Melalui penggunaan empat kali hak vetonya dan pemberian bantuan kepada Suriah seakan menegaskan posisi Rusia yang berdiri bersama aliansinya di Timur Tengah yaitu Suriah. Bagi Rusia, pemerintahan yang legal di Suriah masih berada di tangan Bashar Al-Assad, jadi upaya apapun dilakukan oleh Rusia untuk mendukung Bashar dalam mempertahankan rezimnya. Meskipun posisi Rusia dalam konflik Suriah ini bertentangan 33
15 dengan negara-negara Barat, akan tetapi negara beruang putih tersebut tetap gigih dan ta.k gentar meski mendapatkan ancaman atas pilihannya. Ikatan hubungan yang sejak lama dimiliki oleh Damaskus dan Moskow tersebut semakin mendorong Rusia untuk mempertahankan posisinya dalam konflik yang berlangsung di Suriah. C. Respon Rusia terhadap Konflik Suriah di Bawah Presiden Vladimir Putin Negara-negara Barat benar-benar dibuat frustasi oleh penggunaan keempat kali double veto yang dilakukan Rusia dan China, hal ini tidak hanya menandakan bahwa Dewan Keamanan belum mampu mencapai kekompakan dalam menyelesaikan problematika internasional akan tetapi mengisyaratkan bahwa Rusia telah kembali dalam arena politik internasional. Terlebih lagi dibawah kepemimpinan Putin, Rusia mengalami kenaikan tingkat ekonomi sehingga mampu melakukan lebih banyak hal dengan kebijakan luar negerinya. Pemimpin Rusia dan pembuat kebijakan Rusia seringkali mengkategorikan kebijakan luar negeri Rusia dalam dua poin yaitu meningkatkan pengaruh Rusia pada dunia internasional dan melanjutkan perkembangan ekonomi Rusia (Oliker, Crane, Schwartz, & Yusupov, 2009). Seperti landasan orientasi Rusia dalam kebijakan luar negerinya yaitu great power dan domestic order, kebijakan luar negeri Rusia harus mencerminkan domestic order Rusia serta bertujuan untuk mengembalikan 34
16 kejayaan Rusia dahulu. Hal ini juga ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya di Munich Security Conference yang menyatakan bahwa Rusia telah kembali ke arena internasional dan memberikan peringatan pada Amerika Serikat untuk tidak menganggap bahwa dunia ini unipolar dan merasa dirinya sebagai pemegang kekuasaan tunggal serta berhenti mencampuri urusan dalam negeri Rusia (Putin, Speech at Munich Conference of Security Policy, 2007). Tujuan dari kebijakan luar negeri Rusia adalah meningkatkan perekonomian Rusia dan berusaha membuiat Rusia menjadi modern great power atau normal great power. Rusia tidak hanya menginginkan dirinya kuat secara politik dan militer saja, namun juga secara ekonomi, perkembangan teknologi, memperkuat pengaruh budaya dan menegaskan moral kewibawaan (Lo, Evolution or Regression? Russia Foreign Policy in Putin's Second Term, 2006). Selain itu Rusia juga berusaha untuk mengembalikan prestige internasional yang dimilikinya dulu dan mengeliminasi pengaruh negara Barat yang melakukan ekspansi ketika Uni Soviet kolapse (Yasmann, 2006). Dalam kebijakan luar negerinya, Rusia juga dapat dikatakan bahwa memiliki tujuan prestige seeking yang menurut Morgenthau adalah mendemonstrasikan power yang dimiliki dan memiliki tujuan baik jangka waktu pendek maupun panjang (Knopf, 1954). Dengan kebijakan luar negeri yang kuat pada masa Putin, Rusia cenderung agresive dalam merespon hal-hal yang berkaitan dengan konflik Suriah. Bahkan Presiden Vladimir Putin sendiri menjawab jurnalis 35
17 mengenai keterkaitan Rusia dengan konflik Suriah melalui pernyataan bahwa Rusia dan Suriah telah memiliki kesepakatan dengan menandatangani kontrak kerjasama sekitar 5-7 tahun yang lalu dan keduanya telah bersepakat untuk memenuhinya. Rusia akan melakukan konsultasi dengan pihaknya yang berada di Suriah serta negara-negara tetangga di kawasan Timur Tengah (Rahaman, 2016). Bahkan dalam penggunaan hak vetonya, Rusia tak jarang menuai kontroversi dan kritik pedas dari pihak Barat namun Rusia tetap memberikan respon percaya diri dengan apa yang menjadi perspektifnya. Seperti halnya ketika penolakan draft resolusi S/2011/612 pada sidang DK PBB 4 Oktober 2011 lalu, Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PPB menyatakan bahwa negaranya tidak bertujuan mendukung rezim Assad akan tetapi draft resolusi yang memuat ancaman sanksi tersebut akan menciderai upaya perdamaian konflik Suriah. Selain itu dalam resolusi tersebut tidak tertera bahwa pihak oposisi diharuskan memisahkan diri sebagai ekstrimis dan turut serta dalam dialog (Associated Press, 2011). Churkin menyatakan bahwa mayoritas rakyat Suriah menginginkan perubahan politik secara gradual daripada perubahan rezim yang cepat dan dalam draft resolusi tersebut tidak cukup tegas dalam menindaklanjuti perilaku kelompok ekstrimis yang tergabung sebagai pihak oposisi di Suriah (United Nations, 2011). Seperti halnya yang terjadi pada penggunaan hak veto Rusia terkait konflik Suriah kali kedua, Susan Rice, Duta Besar Amerika Serikat untuk 36
18 PBB melakukan aksi walked out setelah voting berlangsung dan menyatakan kesedihannya atas kegagalan sidang tersebut dalam memecahkan tantangan darurat moral yang menumbuhkan ancaman bagi perdamaian serta keamanan dunia internasional. Selain itu Susan juga memberi pernyataan bahwa rakyat Suriah dapat menilai sendiri pihak yang mendukung terciptanya kebebasan serta menghargai HAM dan pihak yang sebaliknya (BBC, 2011). Rusia merespon hal tersebut dengan menekankan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah, karena secara legitimasi Bashar Al-Assad masih berkedudukan sebagai rezim yang berkuasa di Suriah. Meski menuai kritik tajam dan kegeraman dalam penggunaan hak vetonya, Rusia kembali memberikan respon yang sama pada kegagalan draft resolusi S/2012/77 Dewan Keamanan yang ketiga kalinya. Vitaly Churkin menjelaskan penolakan Rusia terhadap draft resolusi tersebut karena itu dinilai tidak seimbang bagi pihak pemerintah Suriah, tidak ditekankan bagi kelompok oposisi untuk menghentikan kekerasan dan kerjasamanya dengan ekstrimis. Selain itu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov memberi pernyataan bahwa Moskow memiliki dua keberatan yaitu draft resolusi yang memberatkan pemerintah Suriah sedangkan kurangnya penekanan pada pihak oposisi dan permintaan penarikan kekuatan militer pemerintah Suriah yang dinilai tidak realistis (McFarquhar & Shadid, 2012). 37
19 Sebelum berlangsungnya voting, Presiden Obama memberikan pernyataan bahwa Presiden Bashar Al-Assad harus segera mundur menyusul pertumpahan darah yang terjadi, selain itu Assad juga telah kehilangan legitimasi sehingga tidak memiliki power untuk bertindak sebagai pemimpin. Kebijakan pemberlakuan teror merupakan indikasi lemahnya Assad dan tanda-tanda akan kolapsenya rezim tersebut (Harris, Chulov, Batty, & Pearse, 2012). Selain menuai komentar negatif dari berbagai negara Eropa dan Amerika Serikat khususnya, penggunaan hak veto Rusia dan China juga mendapat kritik dari organisasi internasional. Salil Shetty, Sekretaris Umum Amnesty Internasional mengatakan bahwa penggunaan hak veto Rusia dan China merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan mengejutkan terlebih menolak draft resolusi setelah melihat kejadian Homs. Amnesty Internasional berusaha menekan Dewan Keamanan untuk melaporkan Konflik Suriah kepada International Criminal Court agar menjatuhkan embargo militer pada Suriah dan membekukan aset Bashar Al-Assad (Amnesty International, 2012). Rusia hanya merespon dingin pada komentar-komentar yang diberikan atas sikapnya terhadap konflik Suriah, bagi Rusia dirinya melihat konflik Suriah melalui perspektif yang berbeda. Rusia kembali menuai kritik keras dari berbagai pihak terkait penggunaan hak veto ketiga kalinya dalam pembahasan konflik Suriah. Duta Besar Inggris untuk PBB, Sir Mar Lyall Grant menyatakan bahwa Rusia dan China kehilangan tanggungjawabnya sebagai Dewan Keamanan 38
20 Tetap PBB. Sementara Gerard Araud, Duta Besar Paris untuk PBB memberikan statement bahwa Rusia ingin memenangkan waktu untuk rezim Bashar Al-Assad dan memukul mundur oposisi (Gabbat, 2012). Li Baodong, representasi China di PBB juga mengungkapkan kemarahannya atas penolakan Barat terhadap negosiasi amandamen yang ingin dilakukan oleh China dan beberapa negara lain terhadap draft resolusi mereka, Barat dianggap terlalu kaku dan arogan (Lynch, 2012). Kofi Annan yang berperan sebagai mediator internasional merasa kecewa dengan sidang Dewan Keamanan dimana tidak ada persatuan antar negara dan tidak mampu mencapai persetujuan bersama. Perbedaan posisi antara Rusia dan Barat membuat sidang Dewan Keamanan menghasilkan keputusan nihil. Pada sidang 22 Mei 2014 lalu, draft resolusi S/2014/348 yang menuntut Suriah agar diinvestigasi oleh ICC kembali ditolak oleh Rusia dan China. Penolakan Rusia terhadap draft resolusi konflik Suriah untuk kali keempatnya dinilai keterlaluan oleh negara-negara Barat. Akan tetapi Rusia melalui Duta Besar untuk PBB, Vitaly Churkin kukuh akan pendiriannya dan menebak bahwa dengan dibawanya konflik Suriah pada ICC maka skenario Libya akan terulang kembali dimana intervensi militer akan diterjunkan dan jatuhnya korban adalah hasil dari intervensi militer tentara NATO (UN Security Council, 2014). Meski banyak menuai kritik dan protes dengan apa yang telah menjadi keputusan Rusia dalam konflik Suriah, Rusia tidak mau sedikitpun 39
21 merendahkan bargainingnya. Bagi Rusia, melihat konflik Suriah melalui perspektif yang berbeda dan keterkaitan sejarah serta menyangkut kepentingan nasionalnya membuat negara beruang putih tersebut berjuang mati-matian untuk mempertahankan argumennya. Sebagai aliansi yang loyal, Rusia menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan konflik Suriah melalui perspektif yang lain. 40
KEKUATAN MENGIKAT RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL
KEKUATAN MENGIKAT RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Oleh I Komang Oka Dananjaya Progam Kekhususan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciAbstract. Keywords ; Military Attack, NATO, Libya, Civilian
JUSTIFIKASI PERLINDUNGAN PENDUDUK SIPIL DALAM SERANGAN MILITER PAKTA PERTAHANAN ATLANTIK UTARA (THE NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION/NATO) TERHADAP LIBYA Oleh: Veronika Puteri Kangagung I Dewa Gede Palguna
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan
Lebih terperinciBAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara
BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciEksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan
Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu
Lebih terperinciPada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace
Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciPENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH
PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH Oleh I Wayan Gede Harry Japmika 0916051015 I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional Fakultas Hukum
Lebih terperincisanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.
BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat
Lebih terperinciIsi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB
Isi Pro dan Kontra Palestina masuk PBB Dari 193 negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 138 negara anggota menyetujui Palestina tidak lagi hanya berstatus sebagai entitas pengamat
Lebih terperinciSerikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.
BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan
Lebih terperinciHubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia
Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciturut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan
Lebih terperinci4/8/2013. Mahkamah Pidana Internasional
Mahkamah Pidana Internasional Sekilas tentang Mahkamah Pidana Internasional (ICC) Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court - ICC) didirikan berdasarkan Statuta Roma tanggal 17 Juli 1998,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciKEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA
KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciDIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH
DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH (RUSSIAN DIPLOMACY TO THWART THE PLAN OF SENDING PEACEKEEPING TROOP TO SYRIA) Oleh: ALI AL HASIMI M 070910101104
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi arab. Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.
BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara
Lebih terperinciDemokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi
Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan
BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN Bab IV ini akan membahas mengenai reaksi Rusia sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kegagalan Amerika Serikat dalam melancarkan ambisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinci4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia
iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinciRESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.
RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1973 yang menghasilkan intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan Italia
Lebih terperinciSignifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si
Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciResolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan
Lebih terperinciKEBIJAKAN RUSIA MENDUKUNG REZIM BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH TAHUN Oleh: ROMI NOVRIZON. Pembimbing: Yuli Fachri, SH, M.
KEBIJAKAN RUSIA MENDUKUNG REZIM BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH TAHUN 2011-2012 Oleh: ROMI NOVRIZON Pembimbing: Yuli Fachri, SH, M.Si Romi_lucky88@yahoo.com Abstract This research to explain the reasons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah
BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan
99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki
Lebih terperinciUni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan
Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :
PENYELESAIAN SENGKETA DI SURIAH MELALUI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Devianti Sekar Ayu*, Rahayu, Soekotjo Hardiwinoto Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro E-mail : deviantisekarayu@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni
HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.
BAB IV KESIMPULAN Terjadinya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat turut mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. Salah satunya adalah sikap yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar pada bentuk konflik yang terjadi. Konflik antar negara (inter-state conflict) yang banyak terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya
Lebih terperinciEropa Pasca Perang Dingin.
Eropa Pasca Perang Dingin sudrajat@uny.ac.id/ Konstelasi Politik Global Runtuhnya Uni Soviet mengubah peta politik dunia dari bipolar menjadi multipolar. Amerika Serikat menjadi polisi dunia yang berusaha
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.
BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta merupakan anugerah Nya yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciPERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115
PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA
Lebih terperinciPeran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta
Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah (2011-2014) Rizki Rulya Sari (206000281) 1 Universitas Paramadina - Jakarta ABSTRAK Arab Spring sebagai salah satu fenomena pergolakan
Lebih terperinciUMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama ke-14 adalah seorang pemimpin spiritual Tibet sekaligus pemimpin pemerintahan Tibet yang dipilih secara turun temurun. Dalam konflik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, dituliskan mengenai gambaran secara umum dari isi
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, dituliskan mengenai gambaran secara umum dari isi Alasan Rusia Memveto Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam Konflik Suriah kemudian dibagi dalam beberapa bagian yang meliputi
Lebih terperincimelakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high
BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kemerdekannya, Indonesia memiliki kondisi yang belum stabil, baik dari segi politik, keamanan, maupun ekonomi. Dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan
Lebih terperinciMali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing
Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan
Lebih terperinciPERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN
PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat
BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciJURNAL. Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG NPM : Internasional
JURNAL PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MENGHENTIKAN KEJAHATAN PERANG YANG DILAKUKAN PARA PIHAK YANG BERTIKAI DALAM KONFLIK BERSENJATA DI SURIAH Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG
Lebih terperinciDUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)
Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e f bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciKekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.
Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Tanpa ada mandat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tentara Prancis masuk
Lebih terperinciPidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011
Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011 Senin, 14 Februari 2011 PIDATO DR. R.M MARTY M. NATALEGAWA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA SELAKU
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciterlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.
BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup
Lebih terperinciPROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI
PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI 1 Introduksi: Isu proliferasi senjata nuklir merupaka salah satu isu yang menonjol dalam globalisasi politik dunia. Pentingnya isu nuklir terlihat dari dibuatnya
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdamaian dunia merupakan isu penting dalam upaya pencapaian keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24 Oktober 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciAtika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:
Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita
Lebih terperinciINTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG
PENGADILAN HAM A. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL (IMT) NUREMBERG B. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL FOR THE FAR EAST (IMTFE TOKYO C. INTERNATIONAL TRIBUNAL FOR THE PROSECUTION OF PERSONS RESPONSIBLE FOR
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal
Lebih terperinciProtokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata
Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi
Lebih terperinci