PENERAPAN SUPERKONDUKTOR DALAM TEKNOLOGI TRANSPORTASI KERETA MAGLEV (MAGNETIC LEVITATION) MAKALAH. Oleh FITRIA SEPTIANI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN SUPERKONDUKTOR DALAM TEKNOLOGI TRANSPORTASI KERETA MAGLEV (MAGNETIC LEVITATION) MAKALAH. Oleh FITRIA SEPTIANI NIM"

Transkripsi

1 PENERAPAN SUPERKONDUKTOR DALAM TEKNOLOGI TRANSPORTASI KERETA MAGLEV (MAGNETIC LEVITATION) MAKALAH disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia Oleh FITRIA SEPTIANI NIM PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014

2 ABSTRAK Padatnya aktivitas dalam era globalisasi menuntut manusia untuk bertindak secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, ilmuwan-ilmuwan di seluruh dunia berlombalomba dalam menemukan teknologi baru yang semakin memudahkan manusia menjalankan aktivitasnya, salah satunya adalah pengembangan teknologi dalam bahanbahan listrik. Mengingat listrik sudah menjadi bagian utama bagi kehidupan seluruh manusia di bumi, penemuan bahan-bahan listrik menjadi sorotan utama bagi produsen dan konsumen demi penggunaan listrik yang seefisen mungkin. Abad ke-19 merupakan terobosan baru dalam dunia kelistrikan. Pada saat itu, bahan superkonduktor ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes, fisikawan asal Jerman. Bahan superkonduktor adalah bahan listrik yang memiliki sifat hambatan sama dengan nol pada suhu tertentu sehingga daya listrik yang diperoleh utuh, tidak ada rugi sedikitpun. Prospek bahan superkonduktor yang cerah menjadikan para ilmuwan gencar melakukan penelitian dan pengembangan. Hingga pada abad ke-20, penerapan bahan superkonduktor dibuktikan melalui peluncuran Kereta Maglev (Magnet Levitation) yang memiliki kecepatan super tinggi oleh Negara-negara maju seperti Jepang, Cina, Jerman, Amerika Serikat dan Inggris. Kecepatan kereta ini menjadikan perjalanan lebih efektif bagi masyarakat penggunanya, sehingga masyarakat bisa menggunakan waktunya lebih efisien untuk berbagai macam aktivitas yang membutuhkan jasa transportasi. Bahan superkonduktor berperan sebagai penggerak Kereta Maglev. Jadi, bahan superkonduktor menjadi poin penting dalam pembuatan Kereta Maglev. i

3 ABSTRACT In the era of globalization, the denseness of activity is demanding humans to act effectively and efficiently. Therefore, scientists around the world are competing in discovering new technologies that further facilitate the people to carry out its activities, one of which is the development of technology in electrical materials. Considering that electricity has become a major part for the whole of human life on earth, the discovery of electrical materials become the main attention for both producers and consumers to use electricity as effeicient as possible. The 19th century is a new breakthrough for the world of electricity. At that time, superconducting material was discovered by a German physicist, Heike Kamerlingh Onnes. Superconductors are materials that have no resistance at a certain temperature so, the electrical power obtained intact there is no power loss at all. Bright prospect of the superconductors invention made scientists incentive in research and development. Until the 20th century, the application of superconducting materials was proved by the train Maglev (Magnetic Levitation) that had a super high speed, was launched by developed countries such as Japan, China, Germany, USA and UK. High speed train makes the trip even more effective for the citizen, so that people could use their time more efficiently to a wide range of activities that require transportation services. Superconducting materials have important act to drive Maglev train. Thus, the superconducting material becomes critical points in the manufacturing of Maglev train. ii

4 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang dibuat untuk memenuhi mata kuliah umum Bahasa Indonesia Semester II tingkat D-4 tahun 2014 dengan judul Penerapan Superkonduktor dalam Teknologi Transportasi Kereta Maglev (Magnetic Levitation). Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sri Murniati selaku pembimbing penyusunan makalah ini. Meskipun penulis berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun pastilah karya ini tak sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan sesama. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Bandung, 31 Maret 2014 Penyusun iii

5 DAFTAR ISI ABSTRAK.i ABSTRACT..ii KATA PENGANTAR..iii DAFTAR ISI.iv DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL.vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang Lingkup Kajian Tujuan Penulisan Cara Memperoleh Data..3 BAB II LANDASAN TEORI Sejarah Superkonduktor Pengertian Superkonduktor Sifat Kelistrikan Superkonduktor Sifat Quantum Superkonduktor Sifat Kemagnetan Superkonduktor Efek Meissner Suhu Kritis pada Superkonduktor Tipe-tipe Superkonduktor Superkonduktor Tipe I Superkonduktor Tipe II Kelompok Superkonduktor Superkonduktor Bersuhu Kritis Rendah Superkonduktor Bersuhu Kritis Tinggi Suhu Pemadaman Superkonduktor Perkembangan Superkonduktor iv

6 BAB III PEMBAHASAN Aplikasi Superkonduktor pada Kereta Maglev Definisi Kereta Maglev Prinsip Kerja Kereta Maglev Kelebihan dan Kekurangan Kereta Maglev BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA v

7 DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL Gambar 1. Atom Logam Keadaan Normal (kanan) dan Atom Logam Keadaan Superkonduktor (kiri)....6 Gambar 2. Efek Meissner pada Superkonduktor....8 Gambar 3. Struktur Orthorhombic Gambar 4. The Yamanashi MLX01 Maglev Train Japan Gambar 5. Ilustrasi Pemasangan Magnet pada Rel dan Kereta Maglev Grafik 1. Hubungan Resitivitas (ρ) dengan Suhu (T) pada Bahan Superkonduktor....5 Grafik 2. Hubungan Antara Hambatan (Ohm) dan Suhu (Kelvin) pada Bahan YBa 2 Cu 3 O Grafik 3. Hubungan Magnetisasi Terhadap Medan Magnet Grafik 4. Magnetisasi Superkonduktor Tipe II Terhadap Medan Magnet Grafik 5. Hubungan Sumbu Kristal dengan Kenaikan Suhu pada Bahan Superkonduktor Grafik 6. Peningkatan Suhu Kritis terhadap Tahun Penemuan Bahan Superkonduktor Tabel 1. Bahan-bahan Superkonduktor beserta Suhu Kritisnya vi

8 3 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjadikan dua puluh empat jam sehari sangat singkat bagi manusia. Padatnya aktivitas menuntut manusia untuk bertindak secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, ilmuwan-ilmuwan di seluruh dunia saat ini berlomba-lomba dalam menemukan teknologi baru yang semakin memudahkan manusia menjalankan aktivitasnya, salah satunya adalah pengembangan teknologi dalam bahan-bahan listrik. Listrik sudah menjadi bagian utama kehidupan bagi seluruh manusia di bumi. Umat manusia membutuhkan listrik untuk maju dalam era globalisasi. Sebelum abad ke- 19, bahan-bahan listrik dibedakan menjadi tiga kelompok saja, yakni konduktor, semikonduktor dan isolator. Pengelompokkan ini berdasarkan kemampuan bahan dalam menghantarkan listrik. Konduktor pada saat itu merupakan penghantar listrik yang paling baik, diikuti dengan semikonduktor, sedangkan isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali. Namun, penggunaan konduktor dalam transmisi listrik saat itu dinilai jauh dari efisien. Besarnya dana, tenaga dan area yang dibutuhkan untuk memanfaatkan listrik menjadi keluhan produsen dan konsumen. Hal ini menjadikan bahan-bahan listrik yang efisien, bahkan se-efisien mungkin dalam penggunaannya menjadi perhatian utama para ilmuwan. Sehingga, penelitian-penelitian bahan listrik yang bertujuan untuk mengurangi rugi daya pada listrik pun berkembang pesat di awal abad ke-19. Penelitian seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911 membuka pintu bahan-bahan listrik ke era baru. Onnes menemukan gebrakan baru dalam bahan listrik yang kini disebut dengan bahan superkonduktor, yakni suatu bahan listrik yang memiliki sifat hambatan sama dengan nol pada suhu tertentu sehingga daya listrik yang diperoleh utuh, tidak ada rugi sedikitpun. Penemuan cemerlang Onnes langsung menjadi pusat perhatian di seluruh 1

9 2 belahan dunia. Prospek yang cerah dari bahan superkonduktor menjadikan penelitianpenelitian terkait gencar dilaksanakan. Perkembangan superkonduktor pun akhirnya menjadi implementasi yang nyata saat Negara-negara maju seperti Jepang, Cina, Jerman, Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan transportasi massal kereta cepat Maglev (Magnetic Levitation) pada abad ke-20. Penggunaan superkonduktor sebagai penggerak kereta menjadikan Kereta Maglev yang berkecepatan tinggi, yakni sekitar km/jam memungkinkan penggunanya berpergian jauh hanya dalam hitungan menit. Ditambah lagi, Kereta Maglev tidak mencemari lingkungan karena bebas dari polusi karbon yang saat ini merupakan ancaman utama bagi seluruh makhluk hidup terkait kelestarian lingkungan. Kereta Maglev yang ramah lingkungan menjadi solusi tepat bagi tuntutan masyarakat yang ingin menjalankan aktivitas lebih efektif dengan cara menghemat waktu berpergian. Negara berkembang seperti Indonesia yang padat penduduk telah lama bermasalah dengan kemacetan di kota-kota besarnya. Padahal, kota-kota besar seperti Jakarta merupakan pusat aktivitas ekonomi Indonesia yang berperan penting dalam pertumbuhan Negara. Kemacetan menjadi salah satu faktor penghambat masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Masyarakat Indonesia membutuhkan sarana transportasi massal tanpa hambatan. Kini rasanya menjadi saat yang tepat untuk menelaah lebih dalam konsep Kereta Maglev sebagai penerapan bahan superkonduktor demi kemajuan negeri Indonesia tercinta.

10 3 1.2 Ruang Lingkup Kajian Penemuan superkondutor membawa era baru pada dunia kelistrikan. Aplikasi bahan-bahan superkonduktor membawa harapan cerah dalam dunia globalilasi yang menuntut serba efeketif dan efisien. Penggunaan superkondutor untuk menjadikan suatu alat lebih efisien karena sifat kelistrikannya yang tanpa hambatan dapat diterapkan pada banyak hal. Namun, dalam makalah ini hanya dibahas pada salah satu aplikasinya, yakni sarana transportasi massal super cepat Kereta Maglev. Karena pada saat ini, Kereta Maglev menjadi perhitungan bagi seluruh negara di dunia demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin efektif sekaligus efisien dalam melaksanakan perjalanan aktivitasnya. 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : 1. Memahami karakteristik bahan superkonduktor. 2. Memahami prinsip kerja Kereta Maglev. 3. Memahami peran superkonduktor dalam Kereta Maglev. 4. Mengetahui keuntungan dan kekurangan Kereta Maglev. 1.4 Cara Memperoleh Data Perolehan data makalah ini dilakukan secara murni kajian pustaka baik dari buku-buku, artikel internet maupun hasil tertulis penelitian-penelitian terkait bahan superkonduktor dan Kereta Maglev yang disimpan dalam dokumen elektronik. Sedikit pengetahuan penulis tentang bahan superkondutor dalam mata kuliah Bahan-Bahan Listrik menjadi data pendukung makalah ini. 1

11 4 `BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Superkonduktor Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K atau 269ºC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Kemudian suhu 4,2 K disebut sebagai suhu kritis (Tc) untuk material merkuri dimana pada suhu tersebut, arus mengalir melalui material secara terus-menerus dengan hambatan nol. Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi. Percobaan Onnes lalu dilakukan dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya yang dilanjutkan dengan pengukuran arusnya pada waktu satu tahun kemudian. Ternyata, arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama superkondutivitas. 4

12 5 Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913 (Wiendartun, 2012:1). 2.2 Definisi Superkonduktor Superkonduktor erat kaitannya dengan hambatan pada listrik. Maryati (2010:5) menyatakan bahwa superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya, superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek Meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya. Menurut Wiendartun (2012:2), grafik hubungan antara resitivitas (ρ) dan suhu (T) pada bahan superkonduktor digambarkan sebagai berikut : Grafik 1. Hubungan Resitivitas (ρ) dengan Suhu (T) pada Bahan Superkonduktor. 2.3 Sifat Kelistrikan Superkonduktor Bahan logam konduktor tersusun dari kisi-kisi, basis dan elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atomatom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. 4

13 6 Berbeda dengan logam konduktor, pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun, elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS (Berdeen, Cooper, dan Schrieffer). Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar (Kusmahetiningsih, 2011). Gambar 1 yang dipaparkan oleh Wiendartun (2012:3) menunjukkan perbedaan antara atom logam dalam keadaan normal dengan atom logam dalam keadaan superkonduktor. Keadaan Normal Keadaan Superkonduktor Gambar 1. Atom Logam Keadaan Normal (kanan) dan Atom Logam Keadaan Superkonduktor (kiri). 2.4 Sifat Quantum Superkonduktor Teori tentang superkonduktor yang lebih terinci melibatkan mekanika kuantum yang mendalam, diajukan oleh Berdeen, Cooper dan Schrieffer pada tahun 1975 dikenal sebagai Teori BCS yang akhirnya memenangkan hadiah Nobel pada tahun Teori BCS dijelaskan sebagai berikut. Teori BCS mengatakan jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron sehingga elektron-elektron dalam superkonduktor selalu dalam keadaan berpasang- 4

14 7 pasangan dan seluruhnya berada dalam keadaan kuantum yang sama. Pasanganpasangan ini disebut pasangan Cooper. Bila dibandingkan dengan elektron konduksi dalam konduktor biasa, pada konduktor biasa elektron bergerak sendiri-sendiri dan akan kehilangan sebagian energinya jika ia terhambur oleh noda atom (impurities) atau oleh phonon, dimana phonon adalah kuantum energi getaran kerangka (lattice) kristal bahan. Elektron tersebut akan menimbulkan distorsi terhadap kerangka kristal sehingga menimbulkan daerah tarikan. Tarikan ini dalam superkonduktor pada suhu rendah bisa mengalahkan tolakan Gaya Coulomb antar electron. Sehingga dengan tukar menukar phonon, dua elektron justru akan membentuk ikatan menjadi pasangan Cooper. Oleh karena keadaan kuantum elektron-elektron yang sama, suatu elektron tidak dapat terhambur tanpa mengganggu pasangannya. Pada suhu T < Tc getaran kerangka tidak memiliki cukup energi untuk mematahkan ikatan pasangan tersebut. Akibatnya, elektron-elektron dalam material menjadi tahan terhadap hamburan. Pasangan elektron ini akan melalui kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan. Sehingga dalam keadaan tersebut, material disebut sebagai superkonduktor (Kusmahetiningsih, 2011). 2.5 Sifat Kemagnetan Superkonduktor Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner Efek Meissner Menurut Meissner (dalam Kusmahetiningsih, 2011), ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet 4

15 8 akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan magnet. Ilustrasi sederhana Efek Meissner digambarkan sebagai berikut. Gambar 2. Efek Meissner pada Superkonduktor. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka Efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya. Batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet disebut dengan medan magnet kritis. Jika medan magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor melebihi batas medan magnet kritisnya, maka bahan superkonduktor tidak akan mengalami Efek Meissner lagi. 2.6 Suhu Kritis pada Superkonduktor Suhu kritis menjadi poin yang penting untuk memanfaatkan sifat superkonduktivitas suatu bahan. Wiendartun (2012:6) mengatakan bahwa suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran elektron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang 4

16 9 dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan pasangan Cooper dan bahan kembali ke keadaan normal. Contoh grafik hambatan terhadap suhu pada bahan YBa 2 Cu 3 O 7 digambarkan Kusmahetiningsih (2011) sebagai berikut. Grafik 2. Hubungan Antara Hambatan (Ohm) dan Suhu (Kelvin) pada Bahan YBa 2 Cu 3 O Tipe-tipe Superkonduktor Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II. Pembagian ini didasarkan pada teori BCS (Bardeen, Cooper dan Schrieffer) Superkonduktor Tipe I Superkonduktor tipe I secara fisik ditandai dengan gejala superkonduktivitas yang menghilang secara total saat mencapai nilai medan magnet kritisnya. Hal ini dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (Cooper) yang diungkapkan pada Teori BCS. Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang 4

17 10 bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan Efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal (Nurzaman, 2012). Berikut merupakan grafik besarnya penolakan medan magnet bertahap dari titik nol ke titik medan magnet kritis (Bc), hingga daerah yang melebihi titik medan magnet kritis (Ba). Grafik 3. Hubungan Magnetisasi Terhadap Medan Magnet Superkonduktor Tipe II Superkonduktor tipe II menitikberatkan perbedaannya dengan superkonduktor tipe I dalam gejala superkonduktivitasnya yang tidak 4

18 11 menghilang secara tiba-tiba saat mencapai nilai medan magnet kritis. Namun, gejala superkonduktivitas menurun bertahap hingga sama dengan konduktor biasa. Superkonduktor tipe ini tidak dapat dijelaskan dengan Teori BCS karena tidak terjadi Efek Meissner persis seperti yang dikemukakan Teori BCS sebelumnya. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor tipe II ini. Teori Abrisokov dikemukakan sebagai berikut. Abrisokov mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (Vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Sehingga secara mendetail, dapat diprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor (Nurzaman, 2012). Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba, tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I. Grafik 4 yang dipaparkan Nurzaman (2012) terkait magnetisasi superkonduktor tipe II terhadap medan magnet. 4

19 12 Grafik 4. Magnetisasi Superkonduktor Tipe II Terhadap Medan Magnet. 2.8 Kelompok Superkonduktor Bahan superkonduktor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan nilai suhu kritisnya Superkonduktor Bersuhu Kritis Rendah Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih kecil dari 23 K dan telah banyak ditinggalkan penggunaannya karena biaya yang mahal untuk mendinginkan bahan Superkonduktor Bersuhu Kritis Tinggi Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih besar dari 78 K. Superkonduktor bersuhu kritis tinggi merupakan bahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian dan pengembangan masa kini. Prospek cerah dari pengaplikasian superkonduktor menjadikan peneliti gencar menemukan material yang mengalami gejala superkonduktivitas pada suhu kamar normal. Contoh superkonduktor bersuhu kritis tinggi adalah sampel bahan YBa 2 Cu 3 O 7-x. Bahan ini memiliki struktur kristal orthorhombic yang ditunjukkan seperti gambar berikut. 4

20 13 Gambar 3. Struktur Orthorhombic. 2.9 Suhu Pemadaman Superkonduktor Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat superkonduktor. Artinya pada suhu ini, material akan kehilangan gejala superkonduktivitasnya. Berikut merupakan grafik yang dikemukakan oleh Wiendartun (2012:10) terkait bentuk kristal pada bahan superkonduktor. Grafik 5. Hubungan Sumbu Kristal dengan Kenaikan Suhu pada Bahan Superkonduktor. 4

21 14 Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin tinggi suhu yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk orthorhombic. Dengan adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat superkonduktornya Perkembangan Superkonduktor Perkembangan bahan superkonduktor oleh ilmuwan ditandai dengan peningkatan suhu kritis pada bahan yang ditemukan. Perkembangan peningkatan suhu kritis (Tc) pada superkonduktor ditunjukkan dalam grafik yang dipaparkan oleh Wiendartun (2012:12) berikut. Grafik 6. Peningkatan Suhu Kritis terhadap Tahun Penemuan Bahan Superkonduktor. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu kritis superkonduktor. Penemuan terkait material superkonduktor dipelopori oleh Heike 4

22 15 Kamerlingh Onnes pada tahun 1911 yang menemukan merkuri (logam raksa) sebagai bahan superkonduktor pada suhu yang sangat rendah yakni 4,2 K. Selanjutnya, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor selain merkuri. Beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah superkonduktor. Pada tahun 1986 Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian. Setelah itu, penemuan superkonduktor suhu tinggi berkembang pesat yang diungkapkan sebagai berikut. Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus Hg 0,8 T 10. 2Ba 2 Ca 2 Cu 3 O 8,33. (Wiendartun, 2012:13) Berikut tabel 1 menyajikan penemuan bahan-bahan superkonduktor dari tahun 1911 hingga tahun

23 16 Tabel 1. Penemuan Bahan-bahan Superkonduktor beserta Suhu Kritisnya. Bahan Tc (K) Ditemukan Raksa Hg (α ) 4, Timbal Pb 7, Niobium nitrida 16, an Niobium-3-timah 18, an Al0,8Ge0,2Nb3 20, an Niobium germanium Lanthanum barium tembaga oksida 23, Yitrium barium tembaga oksida (1-2-3 atau YBCO) Thalium barium kalsium tembaga oksida Hg 0,8 T 10. 2Ba 2 Ca 2 Cu 3 O 8,

24 17 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Aplikasi Superkonduktor pada Kereta Maglev Pemanfaatan superkonduktor yang bersifat tanpa hambatan diterapkan secara luas dalam bidang kelistrikan. Dalam dunia kelistrikan, hambatan merupakan hal yang dihindari karena dengan adanya hambatan, arus akan terbuang menjadi energi panas yang tidak diinginkan. Bahkan penggunaan superkonduktor di bidang transportasi listrik baru-baru ini memanfaatkan Efek Meissner, yaitu pengangkatan magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta super cepat di Jepang yang diberi nama The Yamanashi MLX01 Maglev Train. Kereta api ini bergerak melayang di atas magnet superkonduktor. Dengan melayang, gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan. Hal ini menyebabkan kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, yaitu berkisar pada nilai 343 mph atau 550 km per jam. Berikut gambar 4 menunjukkan kereta Maglev produksi Jepang The Yamanashi MLX01 Maglev Train. Gambar 4. The Yamanashi MLX01 Maglev Train Japan. Sumber : 17

25 Definisi Kereta Maglev Secara bahasa, Kereta Maglev berarti kereta yang mengambang secara magnetis. Kereta ini secara konsisten dikembangkan pada tahun 2004 di Jepang dengan mengadopsi teknologi dari Jerman. Di tahun yang sama, Cina justru mendahului Jepang untuk meresmikan penggunaan kereta ini. Mahalnya biaya pembuatan rel menjadikan Kereta Maglev hanya digunakan secara komersil pada tahun 2007 oleh dua Negara saja, yaitu Jepang dan Cina. Arifuddin (2014) mengatakan bahwa Kereta Maglev merupakan pengembangan dari penemuan teknologi pendorongan kereta oleh motor induksi linear yang dipatenkan oleh James R. Powell dan Gordon Danby pada tahun 1969 yang meneruskan teknologi motor induksi dasar yang dikembangkan oleh Eric Laithwaite. Sederhananya, Kereta Maglev adalah kereta tanpa roda yang menggunakan tenaga magnet untuk melayang, menggerakkan, dan mengontrol jalannya kereta. Kereta dengan teknologi Maglev sangat mungkin menggantikan transportasi massal dengan kecepatan yang tinggi, percepatan besar, efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan. 3.3 Prinsip Kerja Kereta Maglev Terkenal dengan julukan terbang tanpa sayap, Kereta Maglev bergerak mengambang sekitar 110 mm diatas rel tanpa struktur sayap. Prinsip dasar pengambangan kereta bukan melalui sayap yang merupakan bagian terpenting untuk terbang dalam ilmu aerodinamika, melainkan didapat melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta. Maglev atau "levitasi magnet" adalah teknik mengangkat objek menggunakan prinsip magnet dalam fisika dasar. Dua kutub magnet yang sama (misalnya, utara-utara atau selatan-selatan) akan tolak-menolak. Sedangkan dua kutub magnet yang berlainan, yaitu utara dan selatan, akan tarik-menarik. Rifky (2009) mengemukaan bahwa untuk kereta jenis ini (Maglev) terdapat 3 kategori berdasarkan ketergantungannya, yaitu pada magnet superkonduktivitas 17

26 19 (suspensi elektrodinamik), pada elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik), dan magnet permanen (Inductrack). Secara umum, pengembangan teknologi Maglev bisa dikategorikan dalam dua prinsip itu, yakni gaya tarik dan gaya tolak magnet. Eksplorasi teknik tersebut dipelopori dua negara maju, yaitu Jerman dan Jepang. Jerman menggunakan EMS (sistem suspensi elektromagnetik) dan Jepang menggunakan EDS (sistem suspensi elektrodinamis). EMS menggunakan prinsip gaya tarik magnet, sedangkan EDS menggunakan gaya tolak magnet. Teknik ini tidak menggunakan prinsip tolak-menolak dan tarik-menarik antar kutub magnet secara mentah-mentah karena tentunya, sangat tidak efisien kereta membawa batang magnet berkekuatan besar yang nanti digunakan untuk mengangkat kereta tersebut. Karena itu, digunakanlah Hukum Lenz yang dikemukakan sebagai berikut. Hukum Lenz menyatakan, perubahan fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem kawat yang membentuk kumparan tertutup akan mengakibatkan terciptanya medan magnet yang melawan perubahan fluks magnet dalam sitem itu. Hal tersebut terjadi karena alam, dalam hal ini kumparan tertutup itu, ingin mempertahankan kondisi awal fluks magnet yang dimiliki ruang dalam lingkaran kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering disebut kelembaman magnetic (Waluyo, 2004). Hukum tersebut kemudian digunakan menciptakan medan magnet yang cukup besar. Medan magnet itu dihadapkan dengan medan magnet lain yang akan menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub magnet yang berhadapan berlawanan arah atau gaya tolak jika kedua kutub magnet tersebut berlawanan. Rel (lintasan) Kereta Maglev berbeda dengan rel kereta yang sudah kita kenal selama ini. Pada kedua sisi lintasan rel Kereta Maglev terdapat dinding-dinding yang dilengkapi dengan kumparan-kumparan kawat. Oleh prinsip induksi elektromagnet, kumparan-kumparan kawat ini dapat menjadi magnet. Kereta bisa bergerak maju karena adanya interaksi antara magnet-magnet pada dinding-dinding itu dengan magnet-magnet 17

27 20 yang dipasang pada kereta. Gambar 5 merupakan ilustrasi pemasangan magnet-magnet pada dinding rel dan Kereta Maglev. Gambar 5. Ilustrasi Pemasangan Magnet pada Rel dan Kereta Maglev. Sumber : tu.com/gambar/keretamagnet_clip_image004.gif Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat adanya jajaran magnet di sepanjang dinding dan di sepanjang kereta (huruf-huruf U menunjukkan kutub Utara, dan S menunjukkan kutub Selatan). Jajaran magnet di sepanjang dinding ini dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik dari stasiun-stasiun terdekat. Kutub Utara (U) di gerbong kereta paling depan ditarik oleh kutub Selatan dan ditolak oleh kutub Utara dinding lintasan. Hal yang sama terjadi pada sisi kereta yang lain. Pada gambar, panah berwarna hijau menunjukkan gaya tarik antara kutub Utara dan Selatan yang menarik maju kereta. Panah kecil berwarna biru menunjukkan gaya tolak antar kutub sejenis (Utara dengan Utara, Selatan dengan Selatan). Gaya tarik dan gaya tolak yang bekerja bersamaan ini membuat kereta bergerak maju dengan mulus tanpa menyentuh rel sama sekali. Selain menjadi sumber penggerak kereta, rel pada Kereta Maglev berfungsi sebagai pengendali arah laju kereta yang diungkapkan sebagai berikut. Dinding yang memagari lintasan kereta ini tidak hanya berfungsi untuk menarik dan mendorong kereta supaya bergerak maju dan mengangkat kereta sehingga bisa melayang. Ada satu fungsi lainnya yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai pengendali arah laju kereta (guidance). Maksudnya adalah supaya kereta 17

28 21 tidak pernah keluar jalur dan tetap berada di tengah-tengah lintasan setiap saat. Prinsip magnet kembali digunakan sebagai pengendali. Ketika kereta oleng ke kiri, gerakan kereta ini mengakibatkan kumparan kawat dinding kiri dan kanan menjadi magnet. Magnet pada dinding kiri dan dinding kanan diusahakan memiliki kutub yang sama, misalnya kutub Utara. Misalnya gerbong kereta yang berhadapan dengan dinding di sisi kiri memiliki kutub Utara juga, dan gerbong kereta yang berhadapan dengan dinding di sisi kanan memiliki kutub Selatan. Pada sisi kiri akan terjadi tolak-menolak antara kutub Utara dari dinding dan kutub Utara gerbong kereta. Pada sisi kanan terjadi tarik-menarik antara kutub Utara dinding dan kutub Selatan kereta. Gaya-gaya ini akan mengembalikan kereta pada posisi sebelum oleng. Demikian juga jika kereta oleng ke kanan, kereta akan dikembalikan ke posisi semula oleh gaya magnet ini. Jadi gaya magnet ini akan mempertahankan kereta supaya tetap berada di lintasannya (stabil di tengah-tengah lintasan), tidak akan keluar jalur (Surya dalam Prinsip kemagnetan pada Kereta Maglev semakin maju dengan aplikasi konsep superkonduktor. Karena tidak memiliki hambatan, bahan superkonduktor ini dapat menolak medan magnet yang merupakan Efek Meissner superkonduktor. Ini berarti magnet yang diletakkan di atas bahan superkonduktor akan melayang (terbang) karena tidak bisa mendekati bahan superkonduktor itu (mengalami gaya tolak). Oleh karena itu, aplikasi superkonduktor pada Kereta Maglev merupakan perhatian utama dalam keefektifan gaya tolak-menolak magnet yang digunakan sebagai prinsip dasar Kereta Maglev. Riset-riset pengembangan superkonduktor untuk diterapkan pada Kereta Maglev terus digencarkan oleh ilmuwan saat ini. Dari Wikipedia ( 2013) pada tanggal 31 Desember 2000, superkonduktor temperatur tinggi berawak pertama secara sukses diuji di barat daya Universitas Jiaotong, Chengdu, Cina. Sistem ini berdasarkan prinsip "bulk" konduktor temperatur tinggi dapat diangkat atau dilayangkan secara stabil di atas atau di 17

29 22 bawah magnet permanen. Muatannya di atas 530 kg dan jarak pelayangannya lebih dari 20 mm. Sistem ini menggunakan nitrogen cair, yang sangat murah, untuk mendinginkan superkonduktor. 3.4 Kelebihan dan Kekurangan Kereta Maglev Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan dan bergerak dengan sangat cepat. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat dihemat). Selain dapat melaju dengan cepat, kereta Maglev sangat mudah direm, sehingga tingkat keamanannya lebih baik daripada kereta biasa. Dengan berjalan mengambang, penumpang akan merasa nyaman karena tidak ada getaran sedikitpun. Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis. Dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis, kebisingan (suara) yang ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet, dan di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi membuktikan suara yang ditimbulkan oleh Kereta Maglev dengan kereta konvensional biasa lebih bising sekitar 5dB yaitu 78% nya. Kekurangan lain kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama pengadaan relnya. Menurut Rifky (2009), berat dari elektromagnet yang besar juga merupakan isu utama dalam desain Kereta Maglev. Medan magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat. Efek dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Waluyo (2004) mengatakan bahwa untuk keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang[sic!] dapat menambah berat kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks. 17

30 26 DAFTAR PUSTAKA Agustian, M. Irsan Aplikasi Gaya Levitasi Magnet. [29 April 2014]. Andi (Eds) Ilmuwan NIST - UCSB Membuat Peralatan Superkonduktor Bersifat Seperti Pasangan Atom. [7 April 2014]. Arifuddin, Syahrul Bagaimanakah Prinsip Kerja Maglev, Kereta Tercepat di Dunia?. [7 April 2014]. Kurniadi Era Baru Superkonduktor. htm [7 April 2014]. Kusmahetiningsih, Nining Superkonduktor. [7 April 2014]. Nurzaman, Iyus Superkonduktor. [7 April 2014]. Oqif. null. Sensasi Melayang di Kereta Maglev. [28 April 2014]. Rifky Kereta Maglev. [28 April 2014]. 25

31 26 Sen, Cun dan Ismunandar Mengenal Superkonduktor dalam Kompas. 25 Januari. Bandung. Surya, Yohanes. null. Kereta Terbang (Prinsip Kerja Kereta Magnet). [28 April 2014]. Waluyo, Agung Alternatif Transportasi Masa Mendatang : Melayang dengan Kereta Maglev. [28 April 2014]. Wiendartun Superkonduktor. Makalah tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Wikimedia Kereta Maglev. [7 April 2014]. 26

SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor

SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908,

Lebih terperinci

Kereta terbang. Kereta terbang? Kereta api yang begitu berat dan panjang bisa terbang? Apa mungkin?

Kereta terbang. Kereta terbang? Kereta api yang begitu berat dan panjang bisa terbang? Apa mungkin? Kereta terbang Kereta terbang? Kereta api yang begitu berat dan panjang bisa terbang? Apa mungkin? Kenapa tidak? Pesawat saja bisa terbang, bahkan mobil-mobil terbang pun kini sedang dikembangkan teknologinya.

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Bahan Superkonduktor

Bahan Listrik. Bahan Superkonduktor Bahan Listrik Bahan Superkonduktor Superkonduktor Konsep superkonduktor : Suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa tahanan listrik sedikitpun. Apakah ini mungkin didapatkan? Superkonduktor

Lebih terperinci

BAB IX SUPERKONDUKTOR

BAB IX SUPERKONDUKTOR BAB IX SUPERKONDUKTOR MATERI SUPERKONDUKTIVITAS 9.1. Superkonduktor suhu kritis rendah. 9.1.1.klasifikasi logam ( isolator, semikonduktor, konduktor,konduktor bagus,superkonduktor) 9.1.2.efek Meissner,suhu

Lebih terperinci

MENGENAL SUPERKONDUKTOR Oleh : Sugata Pikatan

MENGENAL SUPERKONDUKTOR Oleh : Sugata Pikatan Kristal no.3/juli/1989 1 MENGENAL SUPERKONDUKTOR Oleh : Sugata Pikatan Superkonduktivitas suatu bahan bukanlah hal yang baru. Sifat ini diamati untuk yang pertama kalinya pada tahun 1911 oleh fisikawan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup:

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup: PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup: Teknologi Superkomputer dan Teknologi Transmisi Daya Listrik serta Teknologi Kereta Api Berkecepatan Tinggi. Oleh

Lebih terperinci

KB 2. Teknologi Kereta Api Yang Berkecepatan Tinggi. Aplikasi superkonduktor dalam teknologi kereta Api supercepat adalah memanfaatkan

KB 2. Teknologi Kereta Api Yang Berkecepatan Tinggi. Aplikasi superkonduktor dalam teknologi kereta Api supercepat adalah memanfaatkan KB 2. Teknologi Kereta Api Yang Berkecepatan Tinggi Aplikasi superkonduktor dalam teknologi kereta Api supercepat adalah memanfaatkan salah satu sifat dari superkonduktor yang paling menarik, yaitu sifat

Lebih terperinci

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK Tantri Wahyuni Fakultas Teknik Universitas Majalengka Tantri_wahyuni80@yahoo.co.id Abstrak Pada suhu kritis tertentu, nilai resistansi dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun Sebelumnya, pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun Sebelumnya, pada 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penemuan Superkonduktor Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Sebelumnya, pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hingga suhu 4 K atau -269ºC. Kemudian Onnes pada tahun 1911 mulai

II. TINJAUAN PUSTAKA. hingga suhu 4 K atau -269ºC. Kemudian Onnes pada tahun 1911 mulai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Superkonduktor Bahan superkonduktor pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh seorang fisikawan Belanda dari Universitas Leiden yaitu Heike Kamerlingh Onnes. Pada tanggal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena sifat resistivitas nol yang dimilikinya dan dapat melayang dalam medan magnet. Kedua sifat

Lebih terperinci

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6 Pengantar Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan listrik

Lebih terperinci

Pengetahuan Bahan Listrik

Pengetahuan Bahan Listrik Pengetahuan Bahan Listrik (TKE 071103) Superkonduktor Iwan Setiawan Lembah Valley (Silicon Valley) Slamet Valley Petani Silikon! Petani Silikon Oleh Samaun Samadikun Kami adalah petani

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1911 fisikawan Belanda H.Kamerlingh-Onnes menemukan fenomena alam baru yang dinamakan Superkonduktivitas. Pada saat itu Onnes ingin mengukur resistansi listrik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan material yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya hambatan atau resistansi (ρ = 0), sehingga dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen Penerapan Aplikasi Gaya Magnet, Gaya Lorentz dalam Kehidupan Sehari-hari, Kegunaan Galvanometer, Motor Listrik, Relai, Kereta Maglev, Video Recorder - Berikut ini adalah materi lengkapnya: 1. Cara / Prinsip

Lebih terperinci

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF YUNI SUPRIYATI M 0204066 Jurusan Fisika Fakultas MIPA

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Materi 18 Listrik dan Magnet 2: Hambatan dan Arus Listrik. Tim Dosen Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Materi 18 Listrik dan Magnet 2: Hambatan dan Arus Listrik. Tim Dosen Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Materi 18 Listrik dan Magnet 2: Hambatan dan Arus Listrik Tim Dosen Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Arus Listrik dan Hambatan SUTET: Merupakan solusi untuk distribusi energi listrik

Lebih terperinci

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik 1.1 Usaha Magnetik. Interaksi magnetik merupakan hal yang menarik dalam bidang Fisika. Interaksi magnetik ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS Disusun oleh : HERNA SUSANTI M 0206004 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN Disusun oleh : TATIK YULIATI M 0206011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Fisika JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

KEGUNAAN MAGNET PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

KEGUNAAN MAGNET PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI KEGUNAAN MAGNET PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI Magnet atau kemagnetan adalah kemampuan suatu benda untuk menarik benda-benda lain yang berada di sekitarnya. Berdasarkan kemagnetannya, benda dapat digolongkan

Lebih terperinci

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus FISIKA MODUL SMA Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1. Barang siapa dengan sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang harus dijamin keberadaan dan kelangsungannya oleh suatu negara. Tanpa ada transportasi yang baik, maka akan sulit bagi negara

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Superkonduktor Superkonduktor merupakan suatu material dengan temperatur tertentu yang sangat rendah (critical temperature) dan nilai hambatan listriknya (electrical resistivity)

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Heike Kamerlingkh Onnes 1911 mekanikal kuantum efek Meissner

Heike Kamerlingkh Onnes 1911 mekanikal kuantum efek Meissner DEFINISI Ditemukan oleh Heike Kamerlingkh Onnes pada tahun 1911. Merupakan fenomena mekanikal kuantum menjelaskan deskripsi matematika dari dual particle like dan wave like behaviour, serta interaksi antara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E 303 395 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG OKTOBER 2010 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike Kammerlingh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike Kammerlingh 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Superkonduktor Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Pada saat itu, dia sedang mencoba mengamati hambatan jenis (resistivity)

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Superfluid si cairan ajaib

Superfluid si cairan ajaib Superfluid si cairan ajaib Fenomena ajaib yang dikenal sebagai Superfluiditas telah berhasil menghantarkan sebuah Nobel Fisika bagi Anthony J. Leggett di tahun 2003 ini. Pria Inggris yang mendapatkan gelar

Lebih terperinci

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya EFEK HALL Novi Tri Nugraheni 1,Kiranti Nala Kusuma 1, Ratna Yulia Sari 2, Agung Sugiharto 3, Hanif Roikhatul Janah 4, Khoirotun Nisa 6, Ahmad Zusmi Humam 7. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4 PENGARUH MEDAN MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA KINERJA MOTOR BAKAR BENSIN JENIS DAIHATSU HIJET 1000 Andersen Karel Ropa 1), Naif Fuhaid 2), Nova Risdiyanto Ismail 3) ABSTRAK Pemerintah menghadapi

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN Disusun oleh : TATIK YULIATI M 0206011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Fisika JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Superkonduktor Suatu bahan superkonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik tanpa adanya hambatan, sehingga dapat mengalirkan arus listrik tanpa

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ Pengaruh Konsentrasi Doping Ce (X) Terhadap Sifat Listik Material Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ under-doped M. Saputri, M. F. Sobari, A. I. Hanifah, W.A. Somantri,

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Alat Peraga Efek Arus Eddy Dengan Menggunakan Piringan Magnet Berputar

Alat Peraga Efek Arus Eddy Dengan Menggunakan Piringan Magnet Berputar Alat Peraga Efek Arus Eddy Dengan Menggunakan Piringan Magnet Berputar Djoko Untoro Suwarno Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Kampus Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Indonesia

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Transportasi Masa Depan Straddling Bus Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Tessa Talitha 15410072 PL4008 Seminar Studi Futuristik Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung Abstrak Pada kota-kota

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1 KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1. ADA BUKU CATATAN & BUKU LATIHAN/PR 2. BUKU DISAMPUL DENGAN KERTAS EMAS / ASTURO / KARTON WARNA UNGU 3. PENAMPILAN COVER DEPAN BUKU SEPERTI GAMBAR BERIKUT

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 216 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / I Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala dalam menyelesaikan masalah 1.1 gejala dan ciriciri secara umum.

Lebih terperinci

D. 2 N E. 1 N. D. (1), (2) dan (3) E. semuanya benar

D. 2 N E. 1 N. D. (1), (2) dan (3) E. semuanya benar 1. Pada gambar di atas Fy = komponen gaya P pada sumbu Y. Jika Fy = 2 N, maka komponen gaya pada sumbu x adalah... A. 4 N B. 2 N C. 2 N Kunci : B Diket : Fy = 2 N Ditanya : Fx Jawab : Fy = F sin 30 2 =

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS 4 KEMAGNET MAGNETAN AN PROBLEM 1. MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS Mulanya gejala kelistrikan dan kemagnetan dianggap sebagai dua hal yang terpisah hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Superkonduktor merupakan bahan yang unik dibandingkan dengan bahan lain, yakni terkait sifat kelistrikan dan kemagnetannya. Bahan superkonduktor diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke

Lebih terperinci

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus listrik, I didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik, Q yang melalui suatu penampang dalam waktu tertentu, t I = Q t = Q t satuan arus listrik adalah ampere.

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai medan magnet. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI. Teknologi Antena TV

MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI. Teknologi Antena TV MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI Teknologi Antena TV Disusun oleh: Nama : Irma Nurmuslimah NRP : 11020037 Grup : 3K3 / Kimia Tekstil Dosen : Sajinu A.P., S. Teks., M. T. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2011 Fisika

UN SMA IPA 2011 Fisika UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun tanpa adanya sumber tegangan (Rusdi, 2010). Suatu superkonduktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun tanpa adanya sumber tegangan (Rusdi, 2010). Suatu superkonduktor II. TINJAUAN PUSTAKA A. Superkonduktor 1. Definisi dan Sejarah Superkonduktor Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di bawah suatu nilai suhu tertentu. Sehingga superkonduktor

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS

OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS HALLEYNA WIDYASARI halleynawidyasari@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Ano/ppl/2012 RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Pelajaran Bahan Kajian Kelas/semester Potensi Dasar : Dasardasar listrik dan elektronika :

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah pita diukur, ternyata lebarnya 12,3 mm

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester : SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu?

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu? KEMAGNETAN PENGERTIAN Apakah magnet itu? Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian Magnet adalah benda-benda yang dapat menarik besi atau baja yang berada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS Oleh: Dina Puji Lestari 120210102019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016

MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016 MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016 Magnet dapat Menarik Benda-benda dari Bahan tertentu Asal-usul Kemagnetan Kata magnet berasal dari

Lebih terperinci