HUBUNGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR HIPPAM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKIS KABUPATEN MALANG TAHUN 2015
|
|
- Yohanes Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR HIPPAM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKIS KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 The Relationship Between Bacteriological Quality of HIPPAM Water with Diarrhea In Toddler At Public Health Service of Pakis Malang 2015 Ristiawan, Mela Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada ) Diare adalah keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer atau lebih lunak dari biasanya. Tahun 2013 angka kejadian penyakit diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis sebanyak 645 kasus sedangkan Tahun 2014 sebanyak 1055 kasus. Variabel bebas penelitian ini kualitas bakteriologis air HIPPAM dan variabel luarnya perilaku pengasuh terdiri atas perilaku mencuci botol susu (dot), mencuci tangan, penggunaan jamban dan memasak air. Penelitian bertujuan untuk membuktikan hubungan kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang. Desain penelitian cross sectional dan dianalisa dengan uji chi square. 36 responden diambil dengan teknik random sampling. Pengukuran kualitas bakteriologis air HIPPAM menggunakan uji MPN coli dan pengukuran variabel luar (perilaku pengasuh) menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara kejadian diare pada balita dengan kualitas bakteriologis air HIPPAM (p-value = 0,361), perilaku pengasuh (p-value 0,326), penggunaan jamban (p-value 0,830) dan variabel mencuci tangan pakai sabun (p-value 0,175). Sedangkan ada hubungan antara perilaku mencuci botol susu (dot) dengan kejadian diare pada balita p-value 0,006. Perilaku memasak air tidak dapat dihubungkan dengan kejadian diare balita karena keseluruhan responden telah memenuhi syarat. Kesimpulan penelitian ini, tidak ada hubungan antara kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare balita. Meskipun tidak terdapat hubungan antara keduanya tetapi terdapat 38,89 % yang kualitasnya tidak memenuhi syarat. Maka disarankan agar pengasuh memasak air sebelum dikonsumsi dan mencuci botol terlebih dahulu. Referensi : 34 referensi ( ) Kata kunci : Diare, balita, kualitas bakteriologis, air HIPPAM 1
2 ABSTRACT Diarrhea is a condition where there is a pattern defecation change more than usual (more than 3 times a day) with a change in stool consistency more liquid or softer than usual.there are 645 cases of toddler diarrhea in 2013 and 1055 cases toddler diarrhea in The independent variable is bacteriological quality of HIPPAM water and the external variables studied in this experiment are the behavior of caregivers consisting of washing milk bottles (pacifier), wasing hand, use of latrines and cooking water. The study aimed to prove the relationship between bacteriological quality of HIPPAM water with diarrhea in toddler at Pakis Public Health Service. This study used cross sectional design with chi square analysis. 36 samples were taken by random sampling technique. The measurements bacteriological quality of HIPPAM water using MPN coli test and measurement external variables (behavior caregiver) using a questionnaire. The results of the bivariate analysis showed no relationship between the incidence of diarrhea in toddler with bacteriological quality of HIPPAM water (pvalue = 0.361), the behavior of caregivers (p-value 0.326), use of latrines (p-value 0.830), and hand washing with soap variable (p-value 0.175). There is a relationship between the behavior of washing milk bottles (pacifier) with the incidence of diarrhea in toddler p-value While behavior of cooking water can not be associated with the incidence of diarrhea toddler because all respondents have qualified. The conclusion of this study, there was no relationship between the bacteriological quality of HIPPAM water with diarrhea case in toddlers. Although there was no relationship between the two but there are 38,89 % is not qualified. It is recommended that caregivers boil the water before consuming it and wash the bottle first. References: 34 references ( ) Keywords: Diarrhea, toddlers, bacteriological quality, HIPPAM water 2
3 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam kehidupan manusia, oleh karena itu diperlukan upaya untuk menjaga kualitas air agar aman dikonsumsi (Soedarto, 2013). Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Menkes dalam Sarudji, 2010). Menurut Permenkes Nomor 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 air minum dapat diselenggarakan oleh kelompok masyarakat. Provinsi Jawa Timur telah membentuk asosiasi penyelenggara air minum berbasis masyarakat yaitu HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum). Air HIPPAM selain harus terpenuhi kuantitasnya juga harus terpenuhi kualitasnya (Dirjen PP dan PL, 2011). Pengelolaan air minum skala perdesaan yang dibentuk melalui Badan Pengelola HIPPAM di Kabupaten Malang, sampai dengan saat ini terus mengalami peningkatan cakupan pelayanan. HIPPAM yang terakhir dibuat pada Tahun 2015 terletak di Desa Pajaran Kecamatan Poncokusumo. HIPPAM di Desa Pajaran Kecamatan Poncokusumo secara kuantitas telah memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Desa Pajaran. Namun secara kualitas belum memenuhi persyaratan Kepmenkes mengenai air minum. Dimana kandungan bakteri coli dalam air minum tersebut seharusnya 0 kol/100 ml. Air HIPPAM di Desa Pajaran yang diambil pada Bulan November 2015 setelah diperiksa di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memperoleh hasil 240 kol/100 ml air (Labkes, 2015). Hasil ini menunjukkan kualitas bakteriologis air HIPPAM tidak memenuhi syarat Permenkes Nomor 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 karena melebihi 0 kol/100 ml. Bakteri coliform dapat dibedakan atas 2 grup yaitu : (1) Fecal coliform misalnya Escherichia coli, dan (2) Non-fecal coliform misalnya Enterobacter aerogenes. Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli karena bakteri ini adalah bakteri yang terdapat pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit. Tetapi apabila di dalam air tersebut terdeteksi adanya E. coli yang bersifat fecal, apabila dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang maka akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti radang usus, diare, infeksi pada saluran kemih dan saluran empedu. Jadi, adanya E. coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan jumlah E. coli harus 0 koloni/100 ml (Prayitno, 2009). H.L Blum (Mubarak dan Chayatin, 2009) dalam teori The Force Field and Well being Paradigma of Health menyebutkan bahwa manusia bisa menjadi sakit selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu perilaku. Masuknya bakteri coli ke tubuh manusia selain dari lingkungan melalui air minum juga disebabkan oleh kontaminasi bakteri tersebut melalui vektor lalat, tanah dan tangan yang dapat dikendalikan dengan perilaku sehat manusia. 3
4 Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah perilaku atau usaha usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan jika sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek, antara lain : perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan dan perilaku gizi (makanan dan minuman) (Kholid, 2014). Kadaruddin dkk (2014) menyebutkan bahwa perilaku ibu dalam mencuci botol minum, merebus air dan mencuci tangan pakai sabun berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Segala aktivitas anak dibantu oleh orang tua khususnya ibu. Jumlah kejadian penyakit diare meningkat apabila perilaku ibu jelek. Sebaliknya perilaku ibu baik maka baik pula kesehatan balita. Penyakit diare hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka kesakitan dari tahun ke tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2 tahun. Rata rata anak usia < 3 tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun. Hasil survey Subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2000 adalah 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/ 1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/ 1000 penduduk dan tahun / 1000 penduduk. Kematian diare pada balita 75,3 per balita dan semua umur 23,2 per penduduk semua umur. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor 1 pada bayi postneonatal (31,4 %) dan pada anak balita (25,2 %) (Kemenkes RI, 2011). Kejadian diare pada balita di Kabupaten Malang Tahun 2013 tercatat sebanyak kasus sedangkan pada tahun 2014 sebanyak kasus. Kejadian diare balita di Kabupaten Malang terlihat mengalami penurunan. Namun, di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis angka kejadian penyakit diare justru meningkat. Pada Tahun 2013 angka kejadian penyakit diare balita sebanyak 645 kasus sedangkan Tahun 2014 sebanyak 1055 kasus. Pada setiap akhir tahun angka kejadian penyakit diare balita di wilayah kerja Puskesmas Pakis menunjukkan angka kejadian diare balita yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah kerja Puskesmas lain. Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis terdapat 2 Desa yang hampir seluruh penduduknya menggunakan air HIPPAM untuk dikonsumsi setiap hari. Penggunaan air HIPPAM ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kejadian diare pada balita. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Hippam (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Tahun Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Tahun Dengan menganalisis kualitas bakteriologis air HIPPAM dan juga menganalisis hubungan kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada balita di Wilayah 4
5 Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Tahun 2015 BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Desember 2015 Februari Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita konsumen air HIPPAM yang masih menggunakan botol dot sebagai wadah minum dan tinggal menetap di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang tahun Sampel penelitian ini adalah pengasuh yang terpilih pada penarikan sampel dengan menggunakan teknik random sampling dengan besar sampel 36. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan uji petik air HIPPAM dengan seperangkat alat uji petik air untuk pemeriksaan kualitas bakteriologis. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Penyajian data dalam bentuk tabel disertai narasi. HASIL Umur pengasuh balita yang paling banyak adalah tahun dengan persentase 41,67 %, selanjutnya tahun sebanyak 38,89 %, disusul sebesar 11,11 % dan yang paling sedikit umur dengan persentase 8,33 %. Tingkat pendidikan pengasuh balita yang paling dominan adalah SMP/ sederajat dengan persentase 36,11 % disusul SMA/ sederajat sebesar 33,33 %, SD/ sederajat sebesar 19,44 %, tidak bersekolah sebanyak 8,33 % dan PT sebanyak 2,78 %. 86,11 % pengasuh merupakan ibu rumah tangga, 11,11 % pembantu rumah tangga dan 2,78 % merupakan wiraswasta. 75 % pengasuh balita merupakan ibu kandung sedangkan 11,11 % merupakan pembantu rumah tangga dan nenek balita, sedangkan 2,78 % sisanya merupakan tetangga balita tersebut. Umumnya pembantu rumah tangga, nenek dan tetangga sudah mengasuh balita tersebut minimal dari Bulan Agustus Sebesar 52,78 % balita berjenis kelamin perempuan dan laki laki 47,22 %. umur balita yang paling banyak antara 7-24 bulan dengan persentase 50 %. Umur bulan dengan persentase 44,44 % dan yang paling sedikit adalah kelompok umur > 42 bulan dengan persentase 5,56 %. Balita yang tidak mengalami sakit diare dengan persentase 22,22 % balita sedangkan balita yang tidak sakit diare sebanyak 77,78 %. Mayoritas kualitas bakteriologis air HIPPAM memenuhi syarat dengan persentase 61,11 % sedangkan kualitas air HIPPAM yang tidak memenuhi syarat bakteriologis 38,89 %. Perilaku mencuci botol oleh 36 pengasuh sebesar 94,44 % memenuhi syarat dan 5,56 % tidak memenuhi syarat. Persentase perilaku mencuci tangan pengasuh sebesar 58,33 % memenuhi syarat sedangkan 41,67 % tidak memenuhi syarat. Disambung perilaku penggunaan jamban 77,78 % memenuhi syarat dan 22,22 % tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk perilaku memasak air seluruh pengasuh memenuhi syarat. Dari 36 pengasuh terdapat 52,78 % yang perilakunya memenuhi syarat dan 47,22 % tidak memenuhi syarat. Terdapat 22 rumah balita yang kualitas bakteriologis airnya memenuhi syarat, dari 22 rumah tersebut 6 rumah dihuni oleh balita yang sakit diare dan 16 rumah dihuni 5
6 oleh balita yang tidak sakit diare. Sedangkan dari 14 rumah yang kualitas bakteriologis airnya tidak memenuhi syarat, 2 rumah dihuni oleh balita yang sakit diare dan 12 rumah yang lain dihuni oleh balita yang tidak sakit diare. Setelah dilakukan analisa dengan uji chi square didapat nilai p-value 0,361 dimana > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Tahun Dari 34 perilaku mencuci botol responden yang memenuhi syarat, 6 diantaranya sakit diare dan 28 sisanya tidak sakit diare. Sedangkan seluruh responden yang perilakunya tidak memenuhi syarat mengalami sakit diare. Nilai p-value 0,006 atau < 0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara perilaku mencuci botol pengasuh dengan kejadian diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun Uji chi square antara perilaku penggunaan jamban dengan kejadian diare balita menunjukkan bahwa dari 28 responden yang perilaku penggunaan jambannya memenuhi syarat terdapat 6 balita yang sakit diare dan 22 lainnya tidak sakit diare. Sedangkan dari 8 responden yang perilaku penggunaan jambannya tidak memenuhi syarat terdapat 2 balita yang sakit diare dan 6 sisanya tidak sakit diare. Nilai p dari uji chi square antara 2 variabel tersebut menghasilkan nilai p-value 0,830 atau > 0,05 sehingga dinyatakan tidak ada hubungan antara keduanya. Terdapat 21 responden yang perilakunya memenuhi syarat. Dari 21 responden yang perilakunya memenuhi syarat, 3 diantaranya sakit diare dan 18 lainnya tidak sakit diare. Sedangkan dari 15 perilaku responden yang tidak memenuhi syarat, 5 diantaranya terdapat balita yang sakit diare dan 10 sisanya tidak sakit diare. Nilai p-value dari uji kedua variabel tersebut 0,175 atau > 0,05 sehingga dinyatakan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Terdapat 19 responden yang telah berperilaku sehat dan 17 responden belum berperilaku sehat. Dari responden yang telah berperilaku sehat, 3 diantaranya terdapat balita yang sakit diare dan 16 sisanya tidak sakit diare. Sedangkan dari 17 responden yang belum berperilaku sehat, 5 diantaranya sakit diare dan 12 sisanya tidak sakit diare. Nilai p- value > 0,05 sehingga dinyatakan tidak terdapat hubungan antara perilaku sehat pengasuh dengan kejadian diare pada balita. PEMBAHASAN Umur pengasuh balita yang paling sedikit berada pada kelompok tahun dengan persentase 8,33 %. Wijaya (2012) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur pengasuh dengan kejadian diare pada balita. Faktor umur merupakan bagian dari penentu perilaku pengasuh, namun faktor umur pengasuh bukan sebagai penentu utama baik atau buruknya perilaku ibu dalam bertindak mencegah kejadian diare balita. Paling banyak pengasuh lulusan SMP/ sederajat dengan persentase 36,11 %. Sedangkan paling sedikit responden lulusan perguruan tinggi (PT) dengan persentase 2,78 %. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat 8,33 % pengasuh tidak 6
7 sekolah. Menurut Mugiati dalam Bintoro (2010), semakin tinggi tingkat pendidikan maka kualitas penduduk akan semakin baik. Wijaya (2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu balita dalam berperilaku dan berupaya secara aktif guna mencegah terjadinya diare pada balitanya. Sebanyak 86,11 % pengasuh balita merupakan ibu rumah tangga. Mayoritas pengasuh merupakan ibu rumah tangga maka kegiatan untuk mengasuh balita menjadi tidak terbatas. Menurut Wijaya (2012) jenis pekerjaan ibu tidak ada hubungannya dengan kejadian diare pada balita. Mayoritas balita diasuh oleh ibu kandungnya secara langsung (75%) sedangkan paling sedikit diasuh oleh tetangganya (2,78%). Hal ini dapat diartikan bahwa kesempatan balita memperoleh asuhan yang lebih baik lebih besar karena mendapat asuhan oleh ibunya secara langsung. Proporsi balita berjenis kelamin laki laki lebih sedikit jika dibanding perempuan dengan persentase masing masing balita 47,22 % laki laki dan 52,78 % perempuan. Mayoritas berada pada kelompok umur 7 24 bulan dengan persentase 50 % disusul bulan sebesar 44,44 % sedangkan yang paling sedikit pada kelompok umur > 42 bulan dengan persentase 5,56 %. Pada pasien muda, diare banyak disebabkan oleh infeksi bakteri. Reaksi usus untuk melawan racun dan peradangan oleh bakteri lebih cepat. Bakteri E. coli menyebabkan peradangan pada selaput usus kecil dan merangsang pengeluaran cairan. Bakteri ini juga mengeluarkan racun (bahan kimia) yang merangsang lapisan usus kecil untuk mengeluarkan cairan tanpa menyebabkan peradangan. Radang usus ataupun racun bakteri yang mengganggu kemampuan absorbsi usus dapat meningkatkan kecepatan makanan melewati usus dan mengurangi waktu yang tersedia untuk menyerap air (Shanty, 2011). Proporsi kualitas bakteriologis air HIPPAM yang memenuhi syarat sebesar 61,11 % dan yang tidak memenuhi syarat sebesar 38,89 %. Setelah diuji dengan chi square, nilai p value 0,361 dimana p - value > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang. Meskipun terdapat 38,89 % kualitas bakteriologis air HIPPAM tidak memenuhi baku mutu dan berisiko menyebabkan penyakit diare pada balita, namun 92,44 % perilaku pengasuh dalam mencuci botol susu (dot) sudah baik. Perilaku seluruh pengasuh dalam memasak air juga sudah sangat baik terbukti sudah 100 % pengasuh telah memasak airnya sampai mendidih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Oleh karena itu, kejadian diare balita akibat adanya bakteri E.coli pada air HIPPAM dapat dicegah. Mencuci botol susu (dot) terbukti memiliki hubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang dengan p-value 0,006. Sedangkan hasil penelitian Sinthamurniwaty (2006) terhadap 288 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa memasak air sampai mendidih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi 7
8 merupakan faktor protektif terhadap kejadian diare pada balita. CDC (2009) juga menyatakan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi sebagian/ keseluruhan bakteri E. coli dalam air yang akan dikonsumsi adalah dengan merebusnya. Sehingga kejadian diare pada balita karena bakteri E.coli dalam air HIPPAM dapat dicegah dengan melakukan kedua perilaku diatas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aini (2015) dengan judul Hubungan Kualitas Air Minum Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuasin Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 80 responden yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara kualitas bakteriologis air minum dengan kejadian diare pada balita (p value 0,764). Hasil wawancara dengan responden mengenai perilaku sehat pengasuh yang disyaratkan harus memenuhi keempat perilaku diatas menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden (52,78%) telah berperilaku sehat. Namun hasil uji chi square menunjukkan hasil p- value 0,326 atau > 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Selain karena nilai p-valuenya, dari keempat perilaku turunannya hanya terdapat satu perilaku yang menunjukkan ada hubungan dengan kejadian diare pada balita yaitu perilaku mencuci botol susu (dot) dengan nilai p-value 0, Perilaku Mencuci Botol Susu (dot) Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam sejarah umat manusia, penggunaannya merupakan usaha orang tua untuk memberikan sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk anaknya. Botol secara universal seakan menjadi simbol perlengkapan perawatan anak, penggunaannya sangat luas di seluruh dunia (IDAI dalam Setyowati, 2014). Menurut Andini dalam Setyowati (2014), menjaga kesehatan anak dapat dilakukan melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan menyimpan botol susu ditempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan anak. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol harus diperhatikan kebersihannya. Hasil dari uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku mencuci botol susu dengan kejadian diare pada balita, pernyataan ini dibuktikan dengan nilai p-value hasil uji adalah 0,006. Proporsi responden yang telah memenuhi persyaratan mencuci botol susu (dot) dalam penelitian ini sebesar 92,44 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setyowati (2014) yang menunjukkan hasil ada hubungan antara perilaku ibu dalam menyajikan botol susu dengan kejadian diare pada balita. 2. Perilaku Penggunaan Jamban Kemenkes (2011) menyatakan bahwa pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai 8
9 jamban harus membuat jamban dan keluarga tersebut harus buang air besar di jamban. Selebihnya Kemenkes (2011) menjelaskan bahwa banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak anak dan orang tuanya. Tinja mengandung sekitar 2 milyar fecal coliform (Sarudji, 2010). Oleh karena itu, tinja bayi maupun tinja anak harus dibuang secara benar dengan membuangnya dijamban. Terdapat 22,22 % responden tidak memenuhi syarat perilaku penggunaan jamban. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan jamban dengan kejadian diare pada balita. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Sucipto (2002). Hasil penelitian Sucipto menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan ataupun pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare pada anak balita. Studi yang dilakukan oleh Wagner dan Lanoix, pola penyebaran bakteri secara horizontal pada tanah sampai sejauh 11 meter (Sarudji, 2010). Menurut Irianto dkk Sinthamurniwaty (2006), tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek rantai penularan penyakit diare. Meskipun begitu, Joko (2010) menyatakan konstruksi sistem penyediaan air minum dan pemeliharaan lingkungan yang baik memperkecil kemungkinan pencemaran yang terjadi. Sehingga meskipun terdapat tinja yang tidak dibuang secara saniter, bakteri E.coli pada tinja tersebut tidak akan mencemari air HIPPAM dan menyebabkan penyakit diare pada balita karena konstruksi sistem penyediaan air minum dan pemeliharaan lingkungannya baik. 3. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Mencuci tangan menjadi kebiasaan penting yang dapat mencegah penularan penyakit diare (Taosu dan Azizah, 2013). Kemenkes RI (2011) menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi anak dan sebelum makan mempunyai dampak dalam kejadian diare. Responden yang tidak memenuhi syarat perilaku cuci tangan sebesar 41,67 %. Hasil uji chi square menunjukkan hasil p-value 0,175. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita. Hasil penelitian ini, sejalan dengan hasil penelitian Adriliadesiani terhadap 83 responden dengan nilai p value 0,143. Meskipun 41,67 % perilaku responden dalam mencuci tangan tidak memenuhi syarat, tidak terdapat hubungan antara keduanya karena seluruh responden telah memasak air sampai mendidih sebelum dikonsumsi. Memasak air merupakan faktor protektif kejadian diare pada balita (Sinthamurniwaty, 2006). Selain itu sebesar 92,44 % responden telah melakukan cuci botol susu (dot) dengan baik dan benar, hal ini dapat mengurangi dan mencegah risiko kejadian penyakit diare karena terbukti mencuci botol susu (dot) berhubungan dengan kejadian diare dengan p-value 0, Perilaku Memasak Air Memasak air merupakan proses mematikan mikroorganisme (virus, bakteri, spora bakteri, jamur protozoa) penyebab penyakit dengan 9
10 cara pemanasan (Depkes RI dalam Cita, 2014). CDC (2009) menghimbau untuk mengurangi sebagian/ keseluruhan bakteri E. coli dalam air yang akan dikonsumsi adalah dengan merebusnya. Perlu diketahui merebus air untuk dikonsumsi harus sampai mendidih dan paling tidak ditunggu selang minimal 1 menit baru dimatikan kompornya. Dirjen PP dan PL (2011) juga menyatakan pendapat yang sama, bahwa untuk mencegah kuman infeksius masuk ke tubuh manusia adalah dengan minum air yang sudah matang dengan memasak air itu sampai mendidih terlebih dahulu. Seluruh responden dalam penelitian ini (100 %), telah melakukan pengolahan air dengan memasaknya sampai mendidih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Hasil penelitian Sinthamurniwaty (2006), menunjukkan bahwa perilaku memasak air minum sebelum diminum merupakan faktor protektif terhadap terjadinya diare. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini, dari 36 sampel air HIPPAM di sambungan rumah responden yang diteliti, sebesar 61,11 % memenuhi syarat sedangkan 38,89 % tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara kualitas bakteriologis air HIPPAM dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Kabupaten Malang Tahun 2015 dengan nilai p- value 0,361. Namun dari 38,89 % kualitas air HIPPAM tidak memenuhi syarat maka disarankan agar masyarakat melakukan perilaku sehat dalam kehidupan sehari hari dengan mencuci botol susu dengan baik dan benar serta tetap membiasakan diri untuk selalu menggunakan jamban dengan benar, mencuci tangan pakai sabun dan selalu memasak air sampai medidih sebelum diminum. Bagi petugas kesehatan sebaiknya melakukan pendekatan kepada pengurus air HIPPAM dan stakeholder di wilayah tersebut agar melaksanakan upaya pengolahan pada air HIPPAM sehingga dapat memenuhi syarat kesehatan yang diatur dalam Permenkes 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dan Mengkampanyekan perilaku sehat terutama kampanye cara mencuci botol susu (dot) yang baik dan benar dan mengkampanyekan perilaku sehat terutama kampanye cara mencuci botol susu (dot) yang baik dan benar. Bagi Pengelola air HIPPAM pengolahan dengan proses chlorinasi pada air HIPPAM serta Melakukan pengawasan kualitas fisik, kimia maupun bakteriologis pada air HIPPAM secara berkala. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Adriliadesiani, D Faktor faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Penyarang Kabupaten Ketapang. Skripsi Kep. Jakarta : STIK Sint Carolus. Aini, N Hubungan Kualitas Air Minum Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuasin Kecamatn Loano Kabupaten Purworejo. Skripsi SKM. Semarang : Universitas Diponegoro. Arikunto, S Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta. Bintoro, B, R, T Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Skripsi SKM. Surakarta : Universitas Muhammadiyah. Cita, R, S Hubungan Sarana Sanitasi Air Bersih dan Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Umur Bulan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun Skripsi SKM. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. CDC (The Centers For Disease Control and Prevention) A Guide to Drinking Water Treatment and Sanitation. America. Dilihat pada 1 Desember 2015 ( water/drinking/travel/ backcountry_water_treatment.html) Depkes RI Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta : Percetakan Negara. Dewi, V, N, L Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. Dirjen PP dan PL Kemenkes RI Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta : Percetakan Negara. Joko, T Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kadaruddin, Arsyad, DS dan Rismayanti Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Di Wilayah, Kerja Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa. Makassar : Universitas Hasanuddin. Kemenkes RI Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Percetakan Negara. Kholid, A Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers. Kusumo, P, D Gangguan Immunodefisiensi Primer (PID). Percetakan Fakultas Kedokteran. Jakarta : Universitas Kristen Indonesia. Labkes Hasil Pemeriksaan Air HIPPAM. Malang : Percetakan Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Mubarak, W, I dan Chayatin, N Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan 11
12 Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) Melongok Suksesnya Asosiasi HIPPAM Prov Jawa Timur. Indonesia. Dilihat pada 3 November 2015 ( org/index.php?option=com_k 2&view=item&id=232:melon gok-suksesnya-asosiasihippam-prov-jawatimur&itemid=149) Perda Kabupaten Malang Persyaratan Kualitas Air Minum (Perda No.15 Tahun 2003). Malang : Percetakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Permenkes RI Persyaratan Kualitas Air Minum (Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010). Jakarta : Percetakan Negara. Prayitno, A Uji Bakteriologi Air Baku dan Air Siap Konsumsi dari PDAM Surakarta Ditinjau dari Jumlah Bakteri Coliform. Skripsi Program Studi Biologi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sarudji, D Kesehatan Lingkungan. Bandung : Karya Putra Darwati. Setyowati, L Hubungan Antara Perilaku Ibu Dalam Menyajikan Botol Susu Dengan Tingkat Kejadian Diare Pada Balita di Desa Wandanpuro Kecamatan Bululawang. Skripsi Keperawatan. Malang : Universitas Brawijaya. Setyowati, M Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan 2 Tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen Tahun Karya Tulis Ilmiah Amd.Keb. Surakarta : STIKES Kusuma Husada. Shanty, M Penyakit Saluran Pencernaan : Pedoman Menjaga & Merawat Kesehatan Pencernaan. Jogjakarta : Kata Hati. Sinthamurniwaty Faktor faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Balita. Tesis M.Epid. Semarang : Universitas Diponegoro. Sucipto, E Hubungan Antara Ketersediaan Dan Pemanfaatan Sarana Air Bersih Dan Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Puskesmas Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Tesis M.K.M. Semarang : Universitas Diponegoro. Soedarto Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto. Suyono dan Budiman Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Taosu, S, A dan Azizah, R Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Bena Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No.1 Juli 12
13 2013: 1-6. Surabaya : Universitas Airlangga. Umiati Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Skripsi SKM. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Undang Undang RI Kesehatan (UU RI No 36). Jakarta : Percetakan Negara. Wijaya, Y Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus UNNES. UNNES Journal of Public Health Vol.1 Januari Semarang : Universitas Negeri Semarang. WHO Pocket Book Of Hospital Care For Children (Guidelines For The Management Of Common Childhood Illnesses). Percetakan World Health Organization. 13
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciKeywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN KUNINGAN KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI RT 01 RW III KELURAHAN KUNINGAN) Zulfrianingtias Cahyani Putri*), Supriyono Asfawi**)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Salah satu penyakit yang berbasis pada
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meityn D. Kasaluhe*, Ricky C. Sondakh*, Nancy S.H. Malonda** *Fakultas
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012
Jurnal Kesehatan Masyarakat FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012 Intisari MUHZIADIˡ ˡMahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh Diare didefinisikan
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015
STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Hanifati Sharfina, Rudi Fakhriadi, Dian Rosadi Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL
Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga menjadi salah satu penyebab timbulnya kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia serta pada semua kelompok usia dapat diserang oleh diare,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR
HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR Correlation between Basic Home Sanitation and Housewives Behavior with Diarrhea
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya higiene dan sanitasi rumah makan merupakan kebutuhan utama terhadap terwujudnya makanan dan minuman aman, oleh karena itu keadaan higiene dan sanitasi rumah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain
Lebih terperinciHUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA
Lebih terperinciBagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Diponegoro ABSTRACT
HUBUNGAN KUALITAS AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO (The Relationship Between The Quality Of Drinking Water and The Occurrence
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI Ani Murtiana 1, Ari Setiyajati 2, Ahmad Syamsul Bahri 3 Latar Belakang : Penyakit diare sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat dalam kehidupan manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ridha Hidayat
Ridha Hidayat FAKTOR-FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BATITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RANAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014 Ridha Hidayat Dosen S1 Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )
HUBUNGAN KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN DAN BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Alifia Nugrahani Sidhi, Mursid Raharjo, Nikie
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciPendahuluan. Sa'diyah., et al, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare...
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare di Desa Rembang Kecamatan Rembang Tahun 2014 (Factors Associated with Diarrhea Incidents in Rembang Village, Subdistrict of Rembang, Pasuruan Regency in 2014
Lebih terperinciAnwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 13-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015
Ns. Apriza, M.Kep EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015 Ns. Apriza, M.Kep Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Lebih terperinciKata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN TABLET ZINC PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Chairunnisa 1 ; Noor Aisyah 2 ; Soraya 3 Diare merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Klemens Waromi 1), Rahayu H. Akili 1), Paul A.T.
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Sa adhatun Nisak *), Yuliaji Siswanto **), Puji Pranowowati **) *) Mahasiswa PSKM STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen PSKM STIKES
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing
Lebih terperinciUJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform
UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)
Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138
Lebih terperinciKeywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu
Correlation of Attitudes and Participation Mother in Posyandu with The Occurance Diarrhea of Toddlers in Posyandu Natar Village Nusadewiarti A, Larasati TA, Istiqlallia Faculty of Medicine Lampung University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERILAKU IBU DALAM CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO II KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI
Lebih terperinciKata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga
HUBUNGAN SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN JENIS JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Septian Bumulo
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Novita Febriyana* Siti Arifah** Abstract Diarrhea has become one
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber air adalah salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara kesehatannya. Saat
Lebih terperinciKUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG
ECOTROPHIC 9 VOLUME (2) : 52-56 9 NOMOR 2 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626 KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG Made Partiana 1*), Made Sudiana Mahendra 2), Wayan
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, tiga
Lebih terperinciRiki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro
HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SUMUREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Riki Nur Pratama 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015 Fila Nur Rizka Pasambuna 1), Grace D. Kandou 1), Rahayu H. Akili 1) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit diare adalah penyebab utama kedua kematian
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan
Lebih terperinciUKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Survei morbiditas
Lebih terperinciManuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Manuscript Oleh : KUKUH UDIARTI NIM : G2A212015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan kehilangan cairan tubuh dalam 24 jam dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (Word Health Organization, 2009). Gejala ini manifestasi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT DI DESA KEDIREN KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 Wiwin Widiya Wati*), Sigit Ambar Widyawati**),
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015
ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Yanuardo Boedi Pangestu*, Rahayu H. Akili*, B. H. Ralph Kairupan* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013
HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013 Marinawati¹,Marta²* ¹STIKes Prima Prodi Kebidanan ²STIKes
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO
PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014
386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR
HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR Andrean Dikky Pradhana Putra, Mursid Rahardjo, Tri Joko Peminatan
Lebih terperinciDewiarti AN, Wahyuni A, Dewi AM Faculty of Medicine Lampung University. Keywords: Diarrhea, education, knowledge, mother, prevention
Rellation Between the Levels of Parent s Education, Knowledge, and Also Parent s Prevention Act to the Disease of Diarrhea Towards Cases of Toddlers Diarrhea on Natar s Village Posyandu Natar Subdistrict
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN ABSTRAK Mery Aferdina Kosat, S.M.J Koamesah, Kresnawati W. Setiono
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR BERSEMEN DI DESA PESISIR KECAMATAN LIKUPANG TIMUR MINAHASA UTARA Elmerilia Tandilangi*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Sri Seprianto Maddusa* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 2 ABSTRAK Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF, KEBIASAAN CUCI TANGAN, PENGGUNAAN AIR BERSIH, DAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA (Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekardangan Kabupaten Sidoarjo) Oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak
Lebih terperincisebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTAR PERILAKU CUCI TANGAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTAR PERILAKU CUCI TANGAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH: IRMA ZULIANA 020112a015 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciPENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*
PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih* *Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), dan perubahan dalam jumlah serta konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai
Lebih terperinciReni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung
HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG Reni Halimah Program Studi
Lebih terperinciHubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang
Artikel Penelitian Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang Dwi Febriana *), Yuliaji Siswanto **), Puji Pranowowati **) *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Sementara United Nations for Children and Funds
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALLANGGA KABUPATEN GOWA
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALLANGGA KABUPATEN GOWA Related Factor with Diarrhea Incidence on Infant in Region Pallangga Health Center Gowa Distric
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA 1 Budiman, 2
Lebih terperinciUJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform
UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya
Lebih terperinci