Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Transkripsi

1 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Manuscript Oleh : KUKUH UDIARTI NIM : G2A PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2 PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, 17 Februari 2014 Pembimbing I Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes Pembimbing II Ns. Dera Alfiyanti, S.Kep,M.Kep 2

3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Kukuh Udiarti 1, Edy Soesanto 2, Dera Alfianti Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS Abstrak Diare masih menjadi penyebab kematian balita di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada balita yaitu pengetahuan yang kurang dan perilaku hygiene sanitasi yang tidak baik. Di Desa Temuireng terdapat anak balita sebanyak 104 anak usia 1-2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Analisa data menggunakan chi square. Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai balita berusia 1-2 tahun tahun sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan sampel adalah propotional random sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan umur ibu (ρ value: 0,384) dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu (ρ value: 0,001), pekerjaan (ρ value: 0,000), pendapatan (ρ value: 0,000), tingkat pengetahuan (ρ value: 0,000) dan hygiene sanitasi (ρ value: 0,000) dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan pada petugas kesehatan untuk mengembangkan ketrampilan dalam mencegah penyakit diare pada balita dan memberikan informasi kepada ibu tentang cara pencegahan diare pada balita. Kata Kunci : Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare 3

4 Abstrak Diarrhea remains a cause of infant mortality in Indonesia. One of the factors that cause diarrhea in infants is less knowledge of hygiene sanitation behavior is not good. There was children aged 1-2 years as 104 children in Temuireng village. The aimed this study was to determine the factors that affect the practice of early prevention of diarrhea ilness in children aged 1-2 years in the Temuireng Village District Petarukan District Pemalang. Data analysis used chi square. The study design was a cross sectional correlation. The samples were mothers who have children aged 1-2 years in as many as 83 people. The sampling technique used proportional random sampling. This research results showed that there was no correlation maternal age (ρ value : 0.384) with the practice of early prevention of diarrheal disease in children aged 1-2 years. There were correlation between maternal education (ρ value: 0.001), occupation (ρ value : 0.000), income (ρ value : 0.000), the level of knowledge (ρ value: 0.000) sanitation and hygiene (ρ value : 0.000) with early disease prevention practices diarrhea ilness to children aged 1-2 years in the Temuireng Village Petarukan District Pemalang regency. Based on the research results can advised health workers to develop skills in preventing diarrhea ilness and provide information to mothers about preventing diarrhea ilness. Key Words : The Early Preventing Practice Diarrhea Ilness 4

5 PENDAHULUAN Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, ditandai dengan masih tingginya angka kesakitan karena diare serta menimbulkan banyak kematian terutama pada balita dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diare masih termasuk dalam 10 besar penyakit di Indonesia, dimana sekitar 60 juta kejadian diare tiap tahun dan 70-80% dari penderita adalah anak dibawah lima tahun (40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare antara 1-25 akan jatuh dalam dehidrasi (Depkes, 2008). Diare di Jawa Tengah masih belum maksimal, hal ini dilihat pada cakupan penemuan penderita diare tahun 2010 sebesar 21,5%, meskipun dalam penanganan balita umur 0 5 tahun di Jawa Tengah tahun 2009 sebanyak balita (Depkes Jateng, 2010). Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Mansjoer, 2000). Faktor penyebab terjadinya diare pada umumnya adalah faktor infeksi yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, faktor makanan yang menimbulkan diare akibat mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. Faktor psikologis yaitu diare dapat terjadi karena rasa takut dan cemas (Diah, 2007). Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada balita yaitu faktor ibu yaitu pengetahuan dan perilaku hygiene sanitasi, dimana pengetahuan adalah tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmnodjo, 2010). Pengetahuan ibu yang baik dalam melakukan penanganan diare, memiliki kebiasaan cuci tangan dengan baik, serta pengadaan sumber air yang bersih, dan penggunaan jamban yang bersih dan benar maka balita akan terhindar dari diare. Perilaku hygiene sanitasi berupa perilaku cuci tangan ibu, dimana perilaku cuci tangan dilakukan setiap kali makan dan setelah BAB atau BAK. Hygiene sanitasi ibu berupa menjaga lingkungan tetap bersih, fasilitas sanitasi lingkungan berupa adanya jamban umum, MCK (Mandi, Cuci, Kakus), tempat sampah (Depkes, 2005). Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. 5

6 METODE Desain penelitian ini adalah penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan propotional random sampling, dimana sampel diperoleh secara acak dari bagian populasi yang ditemui (Nursalam, 2003). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n=83) Umur Frekuensi (n) Persentase (%) tahun tahun > 40 tahun Total Hasil penelitian diketahui bahwa umur responden sebagian besar tahun sebanyak 64 orang (77,1%), tahun sebanyak 16 orang (19,3%), > 40 tahun sebanyak 3 orang (3,6%). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n=83) Variabel Mean Median SD deviasi Minimum Maksimum Umur Ibu Hasil penelitian umur responden diketahui rata-rata umur adalah 28,82 tahun, nilai median 28, nilai SD deviasi dan nilai maksimum 22 dan minimum 45 6

7 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n =83) Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%) Pendidikan Dasar (SD-SMP) Pendidikan Menengah (SMA) Pendidikan Tinggi (D3/PT) Total Hasil penelitian diketahui pendidikan responden sebagian besar pendidikan dasar (SD-SMP) sebanyak 41 orang (49,4%), pendidikan menengah (SMA) sebanyak 34 orang (41,0%), pendidikan tinggi (D3/PT) sebanyak 8 orang (9,6%) Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n=83) Pekerjaan Ibu RT Buruh Karyawan/ Swasta PNS / BUMN Frekuensi (n) Persentase (%) 33,7 24,1 38,6 3,6 Total Hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan ibu sebagian besar sebagai Ibu RT sebanyak 28 orang (33,7%), dan terendah PNS/ BUMN sebanyak 3 orang (3,6%). Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (N =83) Pendapatan Frekuensi (n) Persentase (%) Rp < 810 ibu Rp > 810 Ribu ,8 42,2 Total Hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden sebagian besar < Rp 810 ribu sebanyak 48 orang (57,8%) dan > Rp 810 ribu sebanyak 35 orang (42,2%). 7

8 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n =83) Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik Sedang Kurang Total Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (59%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pencegahan diare pada anak usia 1-2 tahun. Pengetahuan yang kurang terutama dalam pengetahuan tentang kebersihan yaitu 59 orang (71,1%) tidak tahu bahwa pembuangan tinja bayi harus dibuang secara bersih dan benar, 57 orang (68,7%) tidak tahu bahwa membersihkan dot setiap kali akan dipakai dengan air hangat dan 56 orang (67,5%) tidak tahu bahwa mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan terutama sesudah buang air besar. Hasil penelitian diketahui sebagian kecil (2,4%) mempunyai pengetahuan baik tentang pencegahan diare pada anak usia 1-2 tahun. Pengetahuan responden yang baik terutama dalam hal penggunaan jamban yaitu 83 orang (100%) tahu bahwa penggunaan jamban mempunyai dampak baik dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. 62 orang (74,7%) tahu bahwa ASI mempunyai khasiat antibodi yang memberikan perlindungan terhadap diare pada bayi dan 82 orang (98,8%) tahu bahwa sebelum menyusui payudara harus dibersihkan dengan air hangat. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Hygiene Sanitasi Responden di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n=83) Hygiene Sanitasi Frekuensi (n) Persentase (%) Baik (6-10) Tidak Baik (0-5) Total Hasil peneltiian menunjukkan bahwa sebagian besar (80,7%) hygiene sanitasi responden adalah kurang. Hygene sanitasi yang kurang terutama dalam hal cuci tangan terdapat 71 orang (85,5%) tidak mencuci tangan dengan air sabun 8

9 sebelum memasak, 68 orang (81,9%) tidak memasak menggunakan sumber air bersih dan 67 orang (80,7%) tidak memiliki jamban bersih dan tidak berbau. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian kecil (19,3%) hygiene sanitasi responden adalah baik. Hygiene sanitasi yang baik terutama dalam hal menjaga kebersihan tangan sebelum menyuapi yaitu 68 orang (81,9%) mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum menyuapi balita, 37 orang 944,6%) mencuci tangan setiap membantu anak buang air besar dan 38 orang (45,8%) mengatur cahaya ruangan agar tidak lembab. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang (n =83) Praktik Frekuensi (n) Persentase (%) Dilakukan (6-10) Tidak Dilakukan (0-5) Total Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (66,3%) praktik pencegahan dini penyakit diare tidak dilakukan. Oleh responden Praktik pencegahan diare yang tidak dilakukan terutama dalam hal menjaga kebersihan seperti 58 orang (69,9%) tidak membuang tinja bayi dengan bersih dan benar, 56 orang (67,5%) tidak mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar, juga terdapat 52 orang (62,7%) tidak memberikan makanan pendamping ASI untuk mengurangi risiko kejadian diare. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian kecil (33,7%) praktik pencegahan dini penyakit diare dilakukan oleh responden. Praktik pencegahan yang dilakukan terutama dalam pemberian ASI yaitu 68 orang (81,9%) memberikan ASI kepada anak dengan tujuan untuk mencegah diare, namun 54 orang (65,1%) menggunakan jamban setiap hari dan 52 orang (62,7%) menggunakan air bersih yang baik. 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Umur dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang 9

10 Gambar 4.1 Hubungan Umur Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,076 r = -0,196 ** Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,076 > 0,05, sehingga Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: -0,196, yang berarti kekuatan hubungan antara umur dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah sedang dengan arah yang negatif. b. Hubungan Pendidikan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Gambar 4.2 Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,001 r = 0,35 ** Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,001 < 0,05, sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan praktik 10

11 pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: 0,351, yang berarti kekuatan hubungan antara pendidikan dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah sedang dengan arah hubungan positif. c. Hubungan Pekerjaan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Gambar 4.3. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,000 r = 0,461 ** Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: 0,461, yang berarti kekuatan hubungan antara pekerjaan dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah sedang dengan arah hubungan positif. 11

12 d. Hubungan Pendapatan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Gambar 4.4. Hubungan Pendapatan Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,000 r = 0,405 Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan bermakna antara pendapatan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: 0,405, yang berarti kekuatan hubungan antara pendapatan dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah sedang dengan arah hubungan positif. e. Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Grafik 4.5. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,000 r = 0,844 ** 12

13 Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: 0,804, yang berarti kekuatan hubungan antara pengetahuan dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah kuat dengan arah hubungan positif. f. Hubungan Hygiene Sanitasi dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Gambar 4.6 Hubungan Hygiene Sanitasi Ibu Dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Bulan Juni Juli Tahun 2013 (n =83) p =0,000 r = 0,649 ** Hasil korelasi spearman rank diperoleh value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan bermakna antara hygiene sanitasi ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Nilai r: 0,649, yang berarti kekuatan hubungan antara hygiene sanitasi dengan praktik pencegahan dini penyakit diare adalah kuat dengan arah hubungan positif. PEMBAHASAN 1. Hubungan Umur dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Responden pada penelitian ini memiliki rata-rata usia 28,82 tahun, sedangkan hasil hubungan usia ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang diketahui dengan uji analisis Spearman Rho diperoleh nilai p-value sebesar 0,076, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada 13

14 anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Umur adalah usia yang menjadi indikator dalam kedewasaan di setiap pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya. Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi perilaku, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda (Notoatmodjo, 2003). Karakteristik pada ibu balita berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap cara penanganan dan praktik pencegahan dini penyakit diare, semakin tua umur ibu maka kesiapan dalam mencegah kejadian diare akan semakin baik dan dapat berjalan dengan baik. 2. Hubungan Pendidikan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Pendidikan yang dimiliki responden sebagian besar SD-SMP sebanyak 41 orang (49,4%). Hasil hubungan pendidikan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang diketahui dengan uji analisis Spearman Rho diperoleh nilai p-value sebesar 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggap adanya masalah kesehatan terutama kejadian diare di dalam keluarganya dan biasa mengambil tindakan secepatnya (Notoatmodjo, 2003). 3. Hubungan Pekerjaan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Pekerjaan yang dimiliki responden adalah swasta sebanyak 32 orang (38,6%), hasil hubungan pekerjaan dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang diketahui dengan uji analisis Spearman Rho diperoleh nilai p-value sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Status pekerjaan ibu pada penelitian ini tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian diare pada anak balita. Pada pekerjaan ibu atau keaktifan ibu 14

15 dalam berorganisasi sosial berpengaruh pada kejadian diare pada balita. Dengan pekerjaan tersebut diharapkan ibu mendapat informasi tentang pencegahan diare. 4. Hubungan Pendapatan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Pendapatan keluarga menentukan ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik. Semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin baik fasilitas dan cara hidup mereka yang terjaga akan semakin baik. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan di suatu keluarga. Demikian ada hubungan yang erat antara pendapatan dan kejadian diare yang didorong adanya pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkatkan, perbaikan sarana atau fasilitas kesehatan serta masalah keluarga 5. Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba di mana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Pengetahuan ibu tentang diare berdampak pada cara penagganan diare dengan benar pada balita. Semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka resiko terjadinya diare pada balita akan semakin menurun (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan yang dimiliki responden berdasarkan gambaran pertanyaan tentang diare sebagian besar memiliki pertanyaan item 5 dengan pertanyaan membersihkan payudara sebelum menyusui dengan air hangat sebanyak 82 orang ( 98,8%), dan item 8 yaitu penggunaan jamban mempunyai dampak baik dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare sebanyak 83 orang (100%). Hal ini dimungkinkan bahwa pertanyaan tersebut telah dilakukan oleh responden dengan baik yang akan berdampak pada praktik pencegahan dini penyakit diare. 15

16 6. Hubungan Hygiene Sanitasi dengan Praktik Pencegahan Dini Penyakit Diare Pada Anak Usia 1-2 Tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Hygiene sanitasi yang dimiliki responden berdasarkan pernyataan diketahui sebagian besar memiliki nilai tertinggi pada item 1 yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun ibu lakukan sebelum menyuapi balita sebanyak 68 (81,9%). Perilaku cuci tangan yang dimiliki responden dapat berpengaruh terjadinya diare. Higiene adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempengaruhi kondisi lingkungan terhadap lingkungan kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia, lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat terhindari. Sanitasi ibu berupa pemanfaatan air yang matang dengan cara direbus, melakukan BAB dan BAK di jamban yang baik (Depkes, 2006). 16

17 PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti yaitu umur ibu dengan nilai rata-rata umur ibu 28,82 tahun, pendidikan responden sebagian besar pendidikan dasar (SD-SMP) sebanyak 41 orang (49,4%), pekerjaan responden sebagai swasta sebanyak 32 orang (38,6%), pendapatan sebagian besar < Rp 810 ribu sebanyak 48 orang (57,8%). Tingkat pengetahuan ibu tentang praktik pencegahan dini penyakit diare tidak baik sebanyak 49 orang (59,0%). Hygiene sanitasi ibu di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang sebagian besar tidak baik (0-5) sebanyak 67 orang (80,7%). Praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang sebagian besar tidak dilakukan sebanyak 55 orang (66,3%). Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan umur ibu (ρ value: 0,384) dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu (ρ value: 0,001), pekerjaan (ρ value: 0,000), pendapatan (ρ value: 0,000), tingkat pengetahuan (ρ value: 0,000) dan hygiene sanitasi (ρ value: 0,000) dengan praktik pencegahan dini penyakit diare pada anak usia 1-2 tahun di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan pada petugas kesehatan untuk mengembangkan ketrampilan dalam mencegah penyakit diare pada balita dan memberikan informasi kepada ibu tentang cara pencegahan diare pada balita. 17

18 KEPUSTAKAAN Alimul, H.A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. BPS, Semarang. (2005). Survey Sosial Ekonomi Nasional. BPS, Semarang. Depkes. (2006). Buku Pedoman Tatalaksana Diare Depkes RI. Jakarta. Depkes. (2008). Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta. Depkes, Jateng. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. http.//healthinc.or.id/profil2004/bab3.html. Depkes. (2005). Epidemiologi Buletin. Jakarta. Diah. (2007). Setiap Tahun Diare Merenggut Nyawa 100 Ribu Balita. Machfoedz. (2005). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Murti. (2003). Prinsip dan metode riset epidemiologi Edisi 2, Yogyakarta: Gajah Mada University Press Ngastiyah. (200). Perawatan Anak Sakit. Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Notoatmodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. (2003). Konsep dan Perawatan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi Tesis, dan Instrumen Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi Edisi 2. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Pudjiadi, S. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat FKUI. Jakarta. Suharyono. (2003). Gastroenterologi Anak Praktis. FKUI : Jakarta. Suriadi, SKP. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. CV Sugeng Seto : Jakarta. Sugiyono.(2005). Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. 18