MAKALAH INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI"

Transkripsi

1 MAKALAH INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si., MT Disusun oleh : KELOMPOK 4, REGULER 2B Alit Nur Cahyani Aziza Ayu Lestari Dwi Yulian Purwandani Hanik Neily Rizqiyah Indah Nur Azizah Lailatul Badriyah Muhammad Sofyan Mubarok Nur Wahid Abdurrohman Sani Nafi a Zulfa Sofiana (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) PRODI D III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Radiodiagnostik mengenai Intensitas Sinar-X dengan Materi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik Semester IV, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang. Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.App.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. 2. Ibu Rini Indrati, S.Si.,M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. 3. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST. MSi selaku Ketua Program Studi DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang. 4. Ibu Sri Mulyati, S.Si., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Radiodiagnostik Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang. 5. Seluruh keluarga kami, khususnya kedua orangtua yang selalu meberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materil. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki makalah ini. ii

3 Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semarang, Maret 2015 Penulis iii

4 DAFTAR ISI Halaman judul... i Kata pengantar... ii Daftar isi... iv Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar belakang... 1 B. Rumusan masalah... 2 C. Tujuan penulisan... 2 Bab II Tinjauan Pustaka... 3 A. Proses Interaksi Sinar-X dengan Materi... 3 B. Jenis Interaksi Sinar-X dengan Materi Hamburan Elastis Efek fotolistrik Efek Compton Produksi Pasangan Bab III Penutup A. Kesimpulan Daftar pustaka iv

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sinar-X yang dihasilakan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap satuan luas disebut penyinaran atau exposure. Foton yang dihasilkan dari sistem pembangkit sinar-x dipancarkan ketika elektron menumbuk anoda. Beda tegangan antara katoda dan anoda menetukan besar energi sinar-x, juga mempengaruhi pancaran sinar-x. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek. Hal ini dipertegas dengan penelitian Friedsish dan Knipýing pada tahun 1912, yang mengemukakan bahwa panjang gelombang sinar-x sama dengan sinar ultraviolet yaitu gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek (Van Der Plassts, 1972). Pancaran sinar-x dapat diperoleh dengan menembak target bermuatan positif (anoda, yang biasanya terbuat dari tungsten) dengan aliran elektron berkecepatan tinggi pada tabung sinar-x. Bila elektron bergabung dengan atom target, foton sinar-x dengan berbagai energi yang disebut radiasi primer akan keluar target. Walaupun foton pada pancaran sinar-x tidak memiliki energi yang sama, kita dapat menganggap bahwa foton paling berenergi pada pancaran memiliki energi lebih kecil daripada elektron yang menembak target. Energi elektron dalam tabung sinar-x disebut voltage tabung. Interaksi dengan materi terjadi bila sinar-x ditembakkan pada suatu bahan. Sinar-X yang ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi sehingga mampu mengeksitasi elektron-elektron dalam atom sasarannya. Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian yang diteruskan, diserap, dan dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam radiografi disebut sebagai radiasi primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam pembentukan bayangan 1

6 radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh tebal dan rapat jenis bahan serta energi radiasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-x dengan materi? 2. Apa saja jenis-jenis interaksi sinar-x dengan materi? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-x dengan materi 2. Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi antara sinar-x dengan materi. 2

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Interaksi Sinar-X Dengan Materi Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian yang diteruskan, diserap, dan dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam radiografi disebut sebagai radiasi primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam pembentukan bayangan radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh tebal dan rapat jenis bahan serta energi radiasi. Pada saat foton mengenai suatu materi maka akan terjadi interaksi yang mengakibatkan penyerapan atau penghamburan foton. Proses penyerapan dan penghamburan akan berpengaruh pada pelemahan atau attenuasi dari foton tersebut yang disebabkan oleh kerapatan, ketebalan dan nomor atom bahan yang dilalui. Apabila radiasi elektromagnetik masuk ke dalam bahan, maka sebagian dari radiasi tersebut akan terserap oleh bahan. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi setelah memasuki bahan penyerap lebih kecil dibandingkan intensitas semula Proses pelemahan radiasi elektromagnetik sinar-x dalam suatu bahan, maka akan terjadi pengurangan intensitas memenuhi persamaan : I = Io e -xµ Dimana intensitas radiasi elektromagnetik setelah melalui bahan (I), intensitas radiasi elektromagnetik sebelum melalui bahan (Io), koefisien serapan bahan bahan (µ) dan ketebalan bahan (x). Interaksi sinar-x dengan materi akan terjadi bila sinar-x yang dipancarkan dari tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnetik ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus. Bila sinar-x mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai 3

8 satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN). 1 gray =1 joule / kg Sinar-X merupakan radiasi electromagnet yang membawa energi dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Sinar-X memiliki panjang gelombang yang sanagt pendek, sekitar m. semakin tinggi energinya maka semakin pendek panjang gelombangnya. Sinar-X dengan energi rendah cenderung berinteraksi dengan elektron dan energi tinggi cenderung berinteraksi dengan inti atom. B. Jenis Interaksi Sinar-X dengan Materi Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinar-x melalui bahan akan terjadi proses utama yakni: 1. Hamburan Elastis Hamburan elastis energi foton rendah, elektron menyerap energi dan mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar- X datang. Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi, dan secepatnya elektron memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi foton datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi. Dalam hamburan koheren foton berinteraksi dengan orbital elektron terikat (yaitu aksi gabugan dari keseluruhan atom). Hamburan Rayleglh tidak berperan dalam koefisien perpindahan elektron namun hanya berdampak pada koefisien atenuasi. Scattering koheren (efek Rayleigh) adalah suatu proses dimana gelombang elektromagnetik (sinar foton) yang bekerja pada atom tersebar tanpa kehilangan energi. Atau hamburan Rayleigh adalah proses fisika klasik dimana sinar γ dihamburkan secara keseluruhan oleh atom. Semua atom didalam elektron berkontribusi dengan cara koheren. Energi γ tetap sama sebelum dan sesudah hamburan. 4

9 Elektron yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom. Kemungkinan hamburan elastis meningkat pada elektron dengan energi ikat tinggi, yang berarti elektron atom dengan nomor atom tinggi, serta energi foton dengan energi relative rendah. Koefisien atenuasi massa ε/ρ meningkat dengan kenaikan nomor atom medium (~ Z 2 ), dan menurun dengan kenaikan energi foton datang (ε/ρ ~ 1/ hf). Interaksi hamburan elastis terjadi pada semua energi sinar-x, namun kemungkinannya tidak lebih dari 10% dari seluruh proses interaksi dalam radiologi. 2. Efek fotolistrik Dalam proses fotolistrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar. Proses Terjadinya Efek Fotolistrik Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton (Q) digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron sebagai energi kinetiknya. Seluruh energi foton dipakai dalam proses tersebut: E = hf = Q +Ek Dimana : Q = energi ikat elektron, Ek = energi kinetik 5

10 E = energi (joule) F = frekwensi (hertz) h = konstanta plank (6,627 x J.s) Pada efek fotolistrik, foton bertumbukan dengan elektron yang terikat pada atom atau permukaan logam. Seluruh energi akan diserap oleh elektron tersebut sehingga elektron akan terlepas menjadi elektron bebeas yang disebut foto elekton. Energy kinetic dari foto elektron dapat dihitung sebagai berikut: Ee = hv-eb Dalam hal ini, Ee adalah energi kinetik foto elektron, hv (h=konstanta planck, v = frekuensi foton ) adalah energi foton (sinar-x dan sinar sedangkan Eb adalah energi ikat elektron tersebut mula-mula yang sering disebut sebagai fungsi kerja dari bahan, secara skematis, efek fotolistrik dapat dilihat pada gambar : Skema Efek Fotolistrik Jika energi elektron yang masih cukup besar, maka elektron tersebut dapat menumbuk elektron sehingga melepaskan elekron yang ditumbuk itu dari ikatannya dan terbentuklah elektron bebas sekunder. Pelepasan elektron primer berdasarkan efek fotolistrik maupun elektron sekunder akan menghasilkan kelowongan pada tingkat energi yang ditinggalkan elektron tersebut. Kelowongan ini akan diisi oleh elekton pada tingkat energi diatasnya (yang terikat lebih lemah) dan menghasilkan radiasi sinar-x yang bersifat karakterikstik (diskrit) yang disebut radiasi flourosensi. 6

11 Skema Efek Auger Jika efek fotolistrik terjadi pada kulit K, maka energi sinar-x yang ditimbulkan akan cukup besar untuk menghasilkan efek semacam efek fotolistrik pada kulit diatasnya yaitu sinar-x akan menumbuk elektron pada kulit yang lebih luar dan melepas elektron tersebut dari ikatannya. Peristiwa ini disebut efek auger. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek fotolistrik : a. Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya semakin tinggi sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan kejadian penyerapan fotolistrik akan bertambah. b. Enersi foton sinar-x yang mengenai bahan Jika enersi foton sinar-x yang mengenai bahan semakin tinggi sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan menembus akan semakin besar, sehingga kemungkinan kejadian penyerapan foton listrik akan berkurang. Efek fotolistik dominan dalam diagnostik terutama untuk energi foton rendah. Efek ini merupakan interaksi anatara foton dengan elektron terikat, dan berkontribusi besar dalam pencitraan diagnostik. Energi elektron daatang seluruhnya diserap oleh elektron, yang kemudian keluar dari orbit. Sebagian energi digunakan untuk membebaskan elektron dari tenaga ikat inti, dan sisanya untuk tenaga kinetic elektron. Meskipun efek fotolistrik dapat terjadi antara foton dengan elektron pada sembarang kulit atom, namun kemungkinan tinggi terjadi dengan elektron yang paling kuat terikat 7

12 hf = W + ½mev 2 Koefisien absorpsi massa fotolistik menurun cepat dengan kenaikan energi [τ/ρ ~ (1/hf) 3 ], dan meningkat dengan kenaikan nomor atom medium [τ/ρ ~ Z 3 ]. 3. Efek Compton Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini: Penghamburan Compton : suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron (Beiser, 2003) Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan energi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan. Jika hal itu memang benar, maka menurut hukum kekekalan semua energi foton diberikan kepada elektron dan didapatkan: E = mc 2 Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p) harus dipindahkan ke elektron, jika foton tersebut menghilang: 8

13 Prinsip terjadinya Efek Compton Pada efek Compton, foton berinteraksi dengan elektron terluar dari atom. Energi foton diserap sebagian untuk melepaskan dan menggerakan elektron, sehingga energy foton menjadi lebih rendah dan berubah lintasannya seperti ditunjukkan pada gambar 10. Foton yang mengalami perubahan lintasan disebut radiasi hambur. Radiasi hambur akan bergerak terus dan mengalami beberapa efek Compton sebelum akhirnya diserap menjadi efek fotolistrik. Efek Compton terjadi pada rentang energy antara 0,1-3 MeV. Hamburan Compton terjadi antara foton-x dan sebuah elektron bebas atau yang terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat dikategorikan sebagai elektron yang terikat lemah adalah elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton-x menumbuk elektron jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan momentum tidak mungkin elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton-x seperti yang terjadi dalam efek fotolistrik. Foton-X hanya akan menyerahkan sebagian tenaganya kepada 9

14 elektron dan kemudian terhambur menurut sudut θ terhadap arah gerak foton-x mula-mula. Secara sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai suatu kelereng yang ditembakkan pada sebuah kelereng lain yang bebas dan diam. Sebagai akibat tumbukkan yang terjadi, kelereng yang ditembakkan itu akan menyerahkan sebagian tenaganya pada kelereng yang diam dan kemudian terhambur ke arah lain dengan tenaga yang sudah berkurang dari semula. Sebaliknya kelereng yang diam akan bergerak ke depan karena menerima tenaga dari luar. Demikian pula yang terjadi dengan elektron yang mula-mula bebas dan diam (stationer) itu akan terlempar ke depan dan keluar dari sistem atom. Tumbukan dalam hamburan Compton ini dapat dianggap sebagai tumbukan kenyal. Elekton yang dilepaskan itu disebut sebagai elektron Compton. Tenaga sinar-x yang terhambur setelah tumbukan merupakan funsi tenga sinar-x mula-mula dan sudut hamburan Berdasarkan hokum kekekalan tenaga tentu saja tenaga elektron Compton Ee adalah selisih antara tenaga sinar-x mula-mula dan tenaga sinar-x terhambur : Ee = Eo - Ex Sinar-x akan kehilangan tenaga maximum (atau elektron Compton akan menerima tenaga maximum ) apabila terjadi tumbukan frontal dengan θ = terhadap elektron. Karena Ex dapat bervariasi antara sudut harga minimum untuk θ = 0 0 maka sprektum tenaga elektron Compton akan terbentang dari tenaga nol sampai suatu tenaga maximum yang sedikit lebih kecil dari pada tenaga foton mula-mula, seperti ditunjukkan dalam persamaan 4.7.Di lain fihak, tenaga foton terhambur akan terbentang mulai dari tenaga foton-x mulamula sampai ke suatu harga minimum yang selalu lebih kecil dari ½ moc 2 yaitu 0,257. Dalam peristiwa hamburan Compton ini terjadi baik gejala serapan maupun gejala difusi/hamburan. Pada daerah tenaga-x ± 1,6 MeV, kedua gejala ini mempunyai kebolehjadian yang sama untuk terjadi. Pada daerah tenaga yang lebih tinggidari 1,6 Mev gejala hamburan menjadi lebih 10

15 penting. Dengan kata lain, fraksi tenaga yang hilang dari foton-foton bertenaga rendah adalah cukup kecil karena hamburan yang terjadi hamper merupakan tumbukan kenyal, tetapi kehilangan tenaga itu makin menjadi besar dengan naiknya tenaga sinar-x. Kebolehjadian hamburan untuk suatu sudut hamburan tertentu (tampang diferensial) merupakan fungsi yang kompleks antara tenaga dan sudut. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kebolehjadian tersebut akan naik pada daerah sudut yang kecil dengan naiknya tenaga foton. Tampang total hamburan atau kebolehjadian total terjadinya hamburan bergantung pada cacah elektron yang tersedia, atau dengan demikian pada nomor atom Z materi yang menjadi sasaran interaksi sinar-x. Biasanya tampang total hamburan Compton diberi lambing α. Kadang-kadang tampang total Compton ini dibagi dalam dua bagian yaitu koefisien difusi (hamburan) Compton dan koefisiensi absorbs (serapan) Compton, yang pertama berhubungan dengan pengalihan tenaga oleh foton terhambur dan yang kedua berhubungan dengan pengalihan tenaga yang diserap elektron. Gambar 7. Pendar Compton. Foton sinar x pada saat mendekati elektron selubung luar yang longgar, mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit elektron orbit. Foton sinar x yang lemah akan tetap berjalan terus tetapi dengan arah berlawanan. Elektron berkecepatan tinggi yang dikeluarkan dari orbit disebut elektron pendar Compton. Efek Compton ikut berperan pada sebagian besar radiasi pendar yang terbentuk selama prosedur radiologi. Pada proses Compton, foton sinar x berinteraksi dengan elektron luar yang terikat longgar dari atom objek 11

16 yang teradiasi. Pada saat pengeluaran elektron, foton sinar x mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit elektron dari selubung luar orbit. Elektron bebas, yang disebut elektron pendar Compton, memiliki energi kinetik dan dapat mengionisasi atom. Elektron ini kehilangan energi kinetiknya melalui interaksi dengan atom dan akhirnya berkombinasi ulang dengan atom yang membutuhkan elektron lain. Keadaan ini biasa terjadi, beberapa mikrometer dari daerah interaksi Compton yang sebenarnya. Foton sinar-x yang melemah serta mengeluarkan sebagian energinya untuk membebaskan elektron dari orbit, akan tetap berjalan, tetapi dengan arah yang baru. Foton ini memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses absorbsi fotoelektrik atau dengan pendar Compton. Pada radiologi diagnostik, kemungkinan interaksi Compton, sedikit berkurang bila energi foton sinar-x bertambah. Pendar Compton dan absorbsi fotoelektrik memiliki kemampuan sama pada 35 kev. Oleh karena itu, pada pancaran 90 kvp, akan terjadi beberapa tahap pendar Compton. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton : a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara faktor yang lain tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan hamburan makin besar, sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan bertambah. b. Enersi foton sinar-x yang mengenai bahan Jika enersi foton yang mengenai sinar-x yang mengenai bahan semakin tinggi sementara faktor yang lain tetap, maka hamburan berantai (multiple) dapat terjadi, sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan meningkat. 4. Produksi Pasangan Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan elektron apabila foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi dengan medan listrik inti atom. 12

17 Gambar 8. Prinsip Produksi Pasangan Pada saat bergerak dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan muncul kembali sebagai suatu positron dan elektron. Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua partikel gabungan itu (hilang masa) dan berubah menjadi sepasang foton kembar yang disebut radiasi annihilasi. Sifat-sifat radiasi annihilasi (foton kembar) : 1. Arah masing-masing saling berlawanan Enersi masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV Disebut annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah sama dengan besarnya enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi dengan atom. Seperti terlihat pada hukum keseimbangan Einstein, E=m.c 2, matter dan energi memiliki hubungan. Semua matter memiliki energi. Sebaliknya, bila cukup banyak energi yang ada, jumlah matter mengecil secara spontan. Energi dapat dirubah menjadi massa. Pada produksi pasangan, foton akan berjalan mendekati nukleus atom dari objek yang diradiasi dan hilang. Energi foton tersebut akan dirubah menjadi 2 partikel baru, negatron. (elektron biasa) dan positron (elektron bermuatan positif). Negatron dan positron memiliki massa dan besar arus yang sama, bedanya adalah bahwa salah satu partikel bermuatan positif sedang yang lain negatif. Foton harus memiliki cukup energi untuk 13

18 menghasilkan massa dari dua partikel menurut hukum einstein. Diperlukan 1.02 MeV untuk menghasilkan elektron dan positron. Itulah mengapa, produksi pasangan tidak terjadi oada energi yang lebih rendah. Elektron akan kehilangan energi kinetiknya dengan mengionisasi atom pada saat berjalan sampai akhirnya bergabung dengan atom yang membutuhkan elektron. Gambar 9. Pembuatan Pasangan Positron dikasifikasikan sebagai bentuk antimatter, karena tidak terdapat bebas di dunia. Positron merupakan partikel tidak stabil dan akan berinteraksi dengan elektron pertama yang ditemuinya. Selama interaksi yang disebut reaksi matter-antimatter anihilasi, positron bergabung dengan dan merusak elektron, matter lawannya. Kedua pastrikel tersebut akan hilang dan mengeluarkan energinya dalam bentuk dua foton 0,51 MeV yang bergerak dengan arah berlawanan. Disini massa telah dirubah menjadi energi. 14

19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Interaksi sinar-x dengan materi akan terjadi bila sinar-x yang dipancarkan dari tabung dikenakan pada suatu objek. 2. Saat adanya interaksi sinar-x dengan materi akan menimbulkan berbagai efek seperti berikut : a. Hamburan Klasik Hamburan elastism energi foton rendah, elektron menyerap energi dan mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar-x datang. Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi, dan secepatnya elektron memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi foton datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi. b. Efek Fotolistrik Energi foton yang diserap oleh atom akan menimbulkan elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar. b. Efek Compton Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang). c. Produksi Pasangan Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan elektron apabila foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi dengan medan listrik inti atom dan menyebabkan sinar-x menghilang dan menyebabkan dua elektron tampak. Elektron 15

20 satu merupakan elektron positif dan elektron yang satu merupakan elektron negatif. 16

21 DAFTAR PUSTAKA BATAN. Fisika dan Keselamatan Radiasi. Pusat pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional : Jakarta Bushong, S. Radiologic science for technologists: Physics, biology, and protection, 2 nd ed. St. Louis : The C.V. Mosby Company Plaats, Van Der G.J. Medical X-ray Technique. 3 rd ed. Philips Technical Library Suryopratomo, Kutut, dkk. Dasar Fisika Radiasi Susetyo, Wisnu. Spektromi Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktian Neutron, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Wardhana, Wisnu Arya. Teknologi Nuklir.Andi :Yogyakarta

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

Ringkasan Efek Fotolistrik

Ringkasan Efek Fotolistrik Ringkasan Eek Fotolistrik A. Pengertian Eek otolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika logam dikenai cahaya. Gejala tersebut dapat dijelaskan oleh Einstein. B. Susunan

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF

PELURUHAN RADIOAKTIF PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara 4 BAB II DASAR TEORI.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

BAB II RADIASI PENGION

BAB II RADIASI PENGION BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK OLEH : I WAYAN SUPARDI RADIASI KALOR Benda-benda yang dipanasi mengemisikan gelombang yang tidak nampak (sinar ultra ungu dan infra merah). Radiasi dari benda-benda

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

TEORI PERKEMBANGAN ATOM TEORI PERKEMBANGAN ATOM A. Teori atom Dalton Teori atom dalton ini didasarkan pada 2 hukum, yaitu : hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN : EFEK FOTOLISTRIK STAMBUK : G Laporan ini telah diperiksa dan disetujui. Palu, Mei Mengetahui, Kordinator Asisten

LEMBAR PENGESAHAN : EFEK FOTOLISTRIK STAMBUK : G Laporan ini telah diperiksa dan disetujui. Palu, Mei Mengetahui, Kordinator Asisten LEMBAR PENGESAHAN JUDUL NAMA : EFEK FOTOLISTRIK : NUR AFNI STAMBUK : G 101 12 011 Laporan ini telah diperiksa dan disetujui Palu, Mei 2015 Mengetahui, Kordinator Asisten Asisten Sri Ayuni Basri Sri Ayuni

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi Jurnal Gradien Vol. 2 No. 2 Juli 2006 : 161-166 Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi Zul Bahrum Caniago Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu,

Lebih terperinci

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas)

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas) Hukum Pergeseran Wien, Hukum Radiasi Planck, Bunyi, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Radiasi Benda Hitam, Intensitas, Frekuensi, Teori, Fisika - Berikut ini adalah materi lengkapnya : 1. Hukum Pergeseran Wien

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya

3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMA : Fisika : XII/I (Satu) Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit ( 4 Pertemuan ) Topik : Fisika Kuantum Standar Kompetensi 3.

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang

Lebih terperinci

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi Fisika Radiasi Materi Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi PENDAHULUAN kecil dan berbeda, sama atom- Perkembanagn Model Atom : * Model Atom Dalton: - Semua materi tersusun dari partikel- partikel yang sangat

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL Oleh: Fahrizal Eko Setiono RADIASI BENDA HITAM Benda hitam adalah benda yang yang dapat menyerap semua radiasi yang dikenakan padanya. Radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam

Lebih terperinci

BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI 1. ION POSITIF a. Mekanisme Hilangnya Energi Radiasi Selama melewati materi, ion positif terutama kehilangan energi akibat berinteraksi dengan eletron atom penyusun

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya. Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya

Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya. Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya Novi Tri Nugraheni 1, Khoirotun Nisa 2, Muhimatul Fadlilah Arfianda 1, Puspita Ningtiyas 2, Ratna Yulia Sari 3 Laboratorium Fisika

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF 1. PROSES PROSES PELURUHAN RADIASI ALPHA Nuklida yang tidak stabil (kelebihan proton atau neutron) dapat memancarkan nukleon untuk mengurangi energinya dengan

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2

PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2 PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2 1. Pada rangkaian berikut, masing - masing hambatan adalah 6. Tegangan baterai 9 Volt, sedangkan hambatan dalam baterai diabai kan. Arus I adalah. a. 0,5 I A b. 1 A c.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sinar-X

BAB II DASAR TEORI Sinar-X BAB II DASAR TEORI 2.1. Sinar-X Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 10-9 sampai 10-8 m (0,1-100 Å). Berarti sinar-x ini mempunyai panjang gelombang yang jauh lebih

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN XV - 1 XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN 15.1 Pendahuluan. Pada akhir abad ke-xix dan awal abad ke-xx semakin jelas bahwa fisika (konsepkonsep fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal ini

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M. Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN

Lebih terperinci

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. BAB.19 ATOM ATOM Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. MODEL ATOM J.JTHOMSON ( 1910 ) ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

MODUL 1 FISIKA MODERN MODEL MODEL ATOM

MODUL 1 FISIKA MODERN MODEL MODEL ATOM MODUL 1 FISIKA MODERN MODEL MODEL ATOM Oleh JAJA KUSTIJA, Drs. MSC. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI J a k a r t a 2005 1 Nama Mata Kuliah / Modul Fisika Modern / Modul 1 Fakultas / Jurusan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2

PEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2 PEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2 Soal No 1 Pada jangka sorong, satuan yang digunakan umumnya adalah cm. Perhatikan nilai yang ditunjukkan skala utama dan skala nonius. Nilai yang ditunjukkan oleh skala

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Fisika Kelas 12 Kurikulum 2013 Doc. Name: K13AR12FIS02UAS Version: 2016-04 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK OLEH : STEVANUS ARIANTO RADIASI GEM HUKUM WIEN EFEEKFOTO LISTRIK HASIL PERCOBAAN EFFEK FOTO LISTRIK ENERGI KINETIK F O T O N SIFAT KEMBAR CAHAYA HIPOTESA DE BROGLIE

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam RADIASI BENDA HITAM Kesuksesan yang spektakuler dari teori Maxwell tentang asumsi cahaya, telah memungkinkan dilakukan suatu usaha untuk mengaplikasikan teori tersebut pada percobaan untuk menemukan jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 ) No FISIKA 2015 TIPE C SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya yang setitik tangkap seperti pada gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. Besar resultan gayanya adalah. A. 60 N

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi

Lebih terperinci

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)

Lebih terperinci

SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Fisika

SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Fisika Latihan Soal UN 2010 Paket 2 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Fisika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini : 1. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian

Lebih terperinci

Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz

Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz G. Budijanto Untung Tjondro Indrasutanto Herwinarso Abstrak. Telah dilakukan penelitian untuk menunjukkan bahwa energi elektron suatu

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar

Lebih terperinci

BAB III ANIMASI DENGAN 3DS-MAX 9 MACROMEDIA FLASH 8

BAB III ANIMASI DENGAN 3DS-MAX 9 MACROMEDIA FLASH 8 BAB III ANIMASI DENGAN 3DS-MAX 9 MACROMEDIA FLASH 8 Dalam pembelajaran Fisika di SMU, Fisika Modern merupakan salah satu bab yang sangat jarang bahkan bisa dikatakan hampir tidak pernah dilakukan percobaan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter minimum dari pengukuran benda di atas A. 5,685 cm B. 5,690 cm C. 5,695 cm D. 5,699 cm E. 5,700 cm 2. Sebuah partikel

Lebih terperinci