MAKALAH JENIS OBAT - OBAT EMERGENCY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH JENIS OBAT - OBAT EMERGENCY"

Transkripsi

1 MAKALAH JENIS OBAT - OBAT EMERGENCY Disusun Oleh Kelompok : LINDA IRAWAN PRODI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini tanpa halangan suatu apapun. Adapun maksud kami dalam pembuatan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini adalah sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tindakan Keperawatan Kritis (ICU). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency pembimbing kami. ini yaitu kepada dosen 1. Ibu Isma Yuniar, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mangarahkan kami dalam pembuatan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency 2. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini tentu saja masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan kami baik dalam pengumpulan data maupun dalam menyusun kata yang masih janggal oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kami berharap agar Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang membacanya sehingga kami tidak sia-sia dalam melaksanakan kerja keras ini guna terselesainya Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini. Gombong, 6 Maret 2015

3 JENIS OBAT-OBAT EMERGENCY A. AntiKoagulan 1) Heparin 2) Warfarin B. AntiDisritmia 1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin) 2) Prokainamid (Pronestyl,Procan) 3) Disopiramid (Norpace) C. Bedah Saraf 1) Manitol 2) Metilprednisolon (Solu-Medrol) D. Jantung 1) Adenosin (Adenocard) 2) Atropin Sulfat 3) Bretilium Tosilat (Bretylol) 4) Epinefrin 5) Isoproterenol (Isuprel) 6) Lidokain 7) Morfin Sulfat 8) Natrium Bikarbonat

4 9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil) 10) Prokainamid (Pronestyl) 11) Verapamil ( (Isoptin, Calan) E. Keracunan 1) Arang Aktif 2) Digosin Immune Fab (Digibind) 3) Magnesium Sulfat 4) Nalokson (Narcan) 5) Sirup Ipekak F. Krisis hipertensi 1) Diazoksid (Hyperstat) 2) Natrium Nitroprusid (Nipride) G. Syok 1) Dekstrose 5% 2) Difenhidramin (Benadryl) 3) Dobutamin (Dobutrex) 4) Dopamin (Itropin) 5) Epinefrin 6) Glukagon 7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed)

5 PEMBAHASAN A. AntiKoagulan 1) Heparin (Lipo-Hepin, Panheprin) Heparin adalah substansi alami yangerasal dari hati yang berfungsi untuk mencegah pembentukan pembekuan darah. Mula-mula dipakai dalam transfusi darah untuk mecegah pembentukan bekuan darah. Farmakokinetik: Heparin tidak diabsorpsi dengan baik oleh mukosa gastrointestinal, dan banyak yang dihancurkan oleh heparinase (suatu enzim hepar) Farmakodinamik: Heparin diberikan untuk ganguan tromboembolik akut, mencegah pembentukan trombus dan embolisme Dosis : D:SK: 5000 U per6-8 jam IV : U/bolus IV A:Infus IV: U per 4 jam Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk tromboembolisme, tidak diberikan IM karena dapat menimbulkan nyeri dan hematoma Efek Samping : Trombositopenia 2) Warfarin (Coumadin, Panwarfin) Warfarin merupakan antikoagulan yang menghambat sintesis vitamin K pada hati, sehingga mempengaruhi faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, dan X, Obta ini terutama dipakai untuk mencegah keadaan troboembolik, seperti tromboflebitis, emboli paru-paru, dan pembentukan emboli akibat firilasi atrial. Farmakokinetik: Waktu paruh warfarin adalah ½ sampai 3 hari dan sangat mudah berikatan dengan protein, obat ini memiliki efek kumulatif.

6 Farmakodinamik: Warfarin efektif untuk terapi antikoagulan jangka panjang kadar PT (Prothrombin Time) harus berada 1,5-2x dari nilai normal untuk berfungsi sebagai terapeutik. Dosis :D:PO: 2-10 mg/hari IM:IV: Jarang diberikan Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk tromboembolisme untuk pencegahan jangka panjang setelah heparin diberikan Efek Samping : B. AntiDisritmia 1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin) Dosis: D: PO: mg A: PO: 30 mg/kg atau mg/m 2 dalam dosis terbagi 5 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia atrium, ventrikel dan supraventrikel. Efek Samping : Mual, muntah, diare, kekacauan mental, dan hipotensi 2) Prokainamid (Pronestyl,Procan) Dosis: D: O: mg, setiap 4-6 jam SR*: 250 mg-1 g, setiap 6 jam atau 50 mg/kg dalam dosis terbagi 4 SR*: Sustained-Releas Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi ringan, peningkatan protein

7 Efek Samping : Depresi jantung ringan, diare 3) Disopiramid (Norpace) Dosis : D: PO: mg, setiap 6 jam A (4-12 thn): PO: mg/kg Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia ventrikel, kadar terapeutik serum: 3-8 µg/ml Efek Samping: Letih, sakit kepala, pusing C. Bedah saraf 1) Manitol Manitol adalah suatu diuretik osmotik dipakai pada keadaan kegawatdaruratan dan bedah saraf untuk mengobati peningkatan takanan intrakranial, yang bisa timbul setelah suatu trauma kepala, bedah saraf, dan jenis0jenis patologi intrakranial lain. Dosis : IV : 12,5-50 g Pemakaian Dan Pertimbangan : Meningkatkan tekanan intrakranial Efek Samping : 2) Metilprednisolon (Solu-Medrol) Metilprednisolon adalah suatu obat yang dapat memperbaiki fungsi sensorik dan motorik pada pasien yang mengalami cedera traumatik medula spinalis dari 6 minggu sampai 6 bulan setelah cidera. Dosis : IV : Dosis pembebanan: 30mg/kb dlm 100 ml LNS/RL* ; kemudian 5,4 mg/jam x 23 jam LNS*:Larutan Normal Salin, RL*:Ringer Laktat

8 Pemakaian Dan Pertimbangan : Cedera medula spinalis akut (dalam 8 jam setelah cedera) Efek Samping : Hipertensi sementara, Peningkatan tekanan gula darah D. Jantung 1) Adenosin (Adenocard) Adenosin adalah obat untuk mengobati takikardi supraventrikular paroksimal (TSVP), irama yang cepat dan tidak terkendalikan yang terjadinya tiba-tiba. adenosin memperlambat hantaran impuls melalui atrioventricular (AV) node pada jantung, memutuskan distritmia sehingga memulihkan irama jantungpada klien yang mengalami TSVP. Dosis : IV : Mula-mula 6 mg, 12 mg dalam 1-2 menit; dapat diulangi 12 mg 1x Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular Paroksismal Efek Samping : 2) Atropin Sulfat Atropin Sulfat menjadi indikasi untuk pengobatan asistole, blok jantung (mis, curah jantung rendah, hipotensi), dan bradikardi (denyut jantung lambat) yang mengganggu hemodinamika jantung. Atropin bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dengan menghambat kerja dari saraf vagus (efek parasimtolitik). Atropin dipakai juga sebagai obat kegawatdaruratan untuk melawan efek-efek toksik yang timbul akibat keracunan pestisida organofosfat, yang mencakup bradikardi, dan sekresi berlebihan. Dosis : IV : SET*: 0,5-1 mg; dapat diulang sampai 2 mg (maks) SET* : Selang EndoTrakeal Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi Simtimatik, Asistolik

9 Efek Samping : disritmia jantung, takikardi, iskemia miokardium, gelisah, cemas, midriasis, rasa haus, dan retensi urin. 3) Bretilium Tosilat (Bretylol) Bretilium (Bretylol) adalah suatu agen antidisritmia yang dipakai untuk mengobati takikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel. setelah pemberian bretilium perawat harus memantau apakah fibrilasi ventrikel klien telah kembali ke keadaan normal, Dosis : IV : Mula-mula 5 mg/kg, 10 mg/kg setiap menit-30 mg/kg Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel Efek Samping : peningkatan tekanan darah dan kecepatan denyut jantung diikuti dengan hipotensi ortostatik. 4) Epinefrin Epinefrin ini merupakan hormon yang sebenarnya sudah disintesis sendiri oleh tubuh yaitu oleh kelenjar suprarenalis bagian medula, akan tetapi pada keadaan tertentu membutuhkan epinefrin sintesis. Kemasannya adalah ampul 1mg/cc. Adrenalin sangat berguna pada pasien dengan syok anafilaktik yang ditandai bronkospasme atau eksaserbasi asma yang hebat; dengan dosis 0,3-0,5mg = 0,3-0,5 ml adrenalin 1:1000; pada anak-anak dosisnya 0,01mg/kgBB. Di evaluasi tiap 5 menit, pemberian epinefrin dapat diulangi 3 kali. Kemudian jika sudah diulang 3 kali tapi tidak ada respon/ asistole maka lihat pupil, jika sudah dilatasi maksimal maka usaha dihentikan. Tapi jika miosis maka lanjutkan dengan VTP dan RJP, jika sudah muncul tensi tapi masih rendah maka dapat dilanjutkan dengan obat-obatan inotropik. Dosis : IV:SET: 0,5-1 mg; dapat diulangi setiap 5 menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Asistole, Fibrilasi Ventrikel Efek Samping : Iskemia miokardium dan disritmia jantung 5) Isoproterenol (Isuprel)

10 Isoproterenol (Isuprel) adalah suatu obat adrenergik beta diberikan untuk meningkatkan denyut jantung pada klien yang menunjukkan bradikardi simtomatik refrakter. Dosis : IV: Drip: 2-10 µg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi simtomatik yang tidak berespons terhadap atropin sulfat Efek Samping : iskemia miokardium, takikardi, dan disritmia. 6) Lidokain Lidokain adalah obat utma yang dipakai untuk mengobatidisritmia ventrikel (denyut jantung yang tidak teratur), seperti kontraksi ventrikel prematur, takikardi ventrikel, dan fibrilasi ventrikel. Lidokain mempunyai efek anastesi lokal pada jantung, sehingga menurunkan iritabilitas miokardium. Dosis : IV:SET: 1 mg/kg, dapat diulangi 0,5 mg/kg setiap 8 menit-3 mg/kg Drip: 1-4 mg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Kontraksi ventrikel prematur, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel Efek Samping: 7) Morfin Sulfat Suatu analgesik narkotik, biasanya dipakai untuk mengobati sakit dada yang berkaitan dengan infark miokardium akut. Juga merupakan indikasi untuk mengobati edema paru-paru akut. Morfin menghilangkan sakit, memperlebar pembuluh vena, mengurangi beban jantung. Dosis standar morfin sulfat 2-5 mg intravena diulang setiap 5-30 menit sampai sakit dada hilang. Perawat harus waspada akan depresi pernafasan dan hipotensi yang merupakan reaksi yang merugikan yang sering timbul; pemantauan yang ketat perlu dijalankan. Bisa diberikan antagonis narkotik nalaxon

11 (narcan) untuk melawan kerja morfin jika reaksi merugikan yang timbul membahayakan klien. Dosisnya 0,1-0,2 mg setiap 2-3menit seperti indikasi. Dosis : IV : 2-5 mg setiap 5-30 menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina tidak stabil, edema paruparu Efek Samping : 8) Natrium Bikarbonat Natrium Bikarbonat diberikan untuk mengobati asidosis metabolik yang sering kali timbul bersama henti jantung. Standar yang sekarang dipakai menganjurkan pemberian natrium bikarbonat setelah klien diberikan ventilasi yang memadai, kompresi dada, dan terapi obat telah gagal memperbaiki keadaan asidosis. Dosis : IV : Mula-Mula: 1 meq/kg, kemudian 0,5 meq/kg jika perlu Pemakaian Dan Pertimbangan : Asidosis metabolik Efek Samping : Alkalosis metabolik 9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil) Mendilatasi arteri koronaria dan memperbaiki aliran darah ke miokardium yang mengalami iskemia. Karena itu obat ini menjadi obat pilihan untuk mengobati angina pektoris (sakit dada) dan infark miokardium (serangan jantung). Nitrogliserin tersedia dalam bentuk sublingual, oral, topikal, dan intravena. Nitrogliserin sublingual (nitrostat) (0,3-0,4 mg) merupakan indikasi bagi bagi klien yang sedang mengalami serangan angina akut. Klien diajari cara meletakkan satu tablet nitrogliserin sublingual dibawah lidah dan membiarkannya melarut pelan-pelan. Jika nyeri dada tidak menghilang, tablet sublingual boleh diulang dengan interval 5 menit saampai total 3 tablet. Jika nyeri menetap, perlu dilakukan intervensi kegawatdaruratan yang lebih lanjut. Nitrogliserin intravena (tridil) disimpan untuk klien yang datang dengan angina yang tidak stabil atau infark miokardium akut. Infus biasanya dimulai dengan kecepatan 10-20

12 ug/menit dan ditingkatkan dengan 5-10 ug/menit setiap 5-10 menit berdasarkan pada respon nyeri dada dan tekanan darah. Dosis : SL: 0,3-0,4 mg (dititrasi) IV : Drip : µg/menit, dinaikkan 5-10 µg/menit setipa 5-10 menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina, angina tidak stabil, infark miokardium Efek Samping : 10) Prokainamid (Pronestyl) Prokainamid (Pronestyl) adalah suatu agen disritmia yang sering diberikan jika lidokain gagal mencapai respon klinik yang diinginkan. pemberian prokainamid dapat menyebabkan hipotensi berat. Dosis : IV : 100 mg setiap 5 menit pada 20 mg/menit-1 g (maks) Drip: 1-4 mg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Kontraksi ventrikel prematur, takikardi ventrikel, disritmia atrium Efek Samping : 11) Verapamil ( (Isoptin, Calan) Verpamil (isoptin), suatu penghambat saluran kalsium, diberikan untuk mengobati takikardi (denyut jantung yang cepat) yang berasal dari atas ventrikel (takikardi supra ventrikular). Pada keadaan ini biasanya denyut jantung melampaui 150 denyut per menit. Verapamil memperlambat hantaran melalui jantung dan memiliki efek inotropik negatif dan vasodilatasi pada keadaan gawat kegawatdaruratan, verapamil diberikan sebagai bolus melalui intravena dengan dosis yang bervariasi tergantung pada usia dan berat badan, tetapi tidak boleh melebihi 10 mg dalam satu menit. Boleh diberikan dosis ulangan. Perawat harus memantau denyut

13 jantung dan iramanya serta tekanan darah dengan cermat. Gangguan hantaran jantung dan hipotensi yang berat dapat timbul. Dosis : IV : Dosis tergantung dari usia dan berat badan; tidak boleh melebihi 10 mg; ulangi dosis jika perlu Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular Paroksismal Efek Samping : hipotensi, gangguan hantaran jantung E. Keracunan 1) Arang Aktif Arang aktif diresepkan untuk keracunan karena dapat mengabsorpsi toksin-toksin dalam saluran gastrointestinal dan mencegah absorpsi racun kedalam tubuh. Pada kasus-kasus keracunan yang telah diketahui atau dicurigai arang aktif dipersiapkan untuk pemberian oral atau melalui serang lambung. Dosis : PO*: 30 g (dosis minimum) PO*: Per Oral Pemakaian Dan Pertimbangan : keracunan Efek Samping : tinja berwarna hitam 2) Digosin Immune Fab (Digibind) Digosin Immune Fab (Digibind) adalah antidotum untuk overdosis digoksik. Obat ini bekerja dengan mengikat digoksik dalam aliran darah sehingga mencegah dan memulihkan efek toksiknya. Dosis dari Digosin Immune Fab (Digibind) tergantung dari berat badan klien dan jumlah digoksin yang dimakan. Dosis : IV : Sangat tergantung pada individual menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Takar lajak digoksin Efek Samping: Disritmia jantung, alergik, dan hipokalemia 3) Magnesium Sulfat

14 Pada keracunan, magnesium sulfat diberikan secara oral atau melalui selang lambun sebagai suatu katartik, Suatu agen yang mempercepat eliminasi tinja dan evakuasi usus. Magnesium sulfat adalah kontra indikasi pada klien dengan obstruksi usus, sakit perut, mual, atau muntah. Dosis : PO : 5-15 g Pemakaian Dan Pertimbangan : Katartik; keracunan Efek Samping : Dehidrasi, Ketidakseimbangan elektrolit 4) Nalokson (Narcan) Nalokson (Narcan) digolongkan sebagai antagonis opiat. Obat ini memulihkan efek semua obat-obat opiat (ex: morfin, meperidin, kodein, propoksifren, dan heroin). Naloksondiindikasikan pada individu yang memakai obat-obat opiat dalam overdosis, mereka yang mengalami depresi pernapasan dan kardiovaskuler pada pemakaian opiat dalam dosis terapeutik dalam lingkup pelayanan kesehatan, dam pada mereka yang dibawa kebagian kegawatdaruratan dalam keadaan koma yang sebabnya tidak diketahui. Dosis : IV : 0,4-2 mg, setiap 2-3 menit (juga dapat diberikan melalui SET) Pemakaian Dan Pertimbangan : Takar lajak opiat; depresi kardiovaskuler atau pernapasan karena opiat; koma karena sebab yang tidak jelas Efek Samping : Depresi Pernapasan, Hipotensi 5) Sirup Ipekak Sirup Ipekak merupakan suatu emetik (suatu agen yang dipakai untuk menginduksi muntah dari racun-racun yang tertelan). Obat ini berupa cairan yang dapat dibeli bebas dan dipaki secara oral. Dosis : PO: 15 ml; dapat diulang dalam 20 menit x1 Pemakaian Dan Pertimbangan : Agen emetik; keracunan Efek Samping : muntah yang berkepanjangan, diare, dan depresi

15 F. Krisis hipertensi 1) Diazoksid (Hyperstat) Diazoksid (Hyperstat) adalah suatu agen hipertensi intravena yang diberikan untuk krisis hipertensi. Walaupun mekanisme kerjanya tidak jelas. Dosis : IV : 1-3 mg/kg (maks 15 mg) bolus setiap 5-15 menit sampai tekanan darah memuaskan Pemakaian Dan Pertimbangan : Krisis hipertensi Efek Samping : Sakit kepala, pusing, hipotensi ortostatik, iskemia miokardium, disritmia, gangguan gastrointestinal, dan hiperglikemia. 2) Natrium Nitroprusid (Nipride) Natrium nitroprusid (Nipride) adalah suatu agen intravena yang dipakai untuk menurunkan tekanan darah arteri pada kegawatdaruratan hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah dengan mendilatasi pembuluh darah arteri dan vena secara langsung. Dosis : IV:Drip: 0,5-10 µg/kg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Krisis hipertensi Efek Samping : Asidosis metabolik, Hipotensi berat, pusing, dan muntah G. Syok 1) Dekstrose 5% Dekstrose 5% adalah suatu larutan pekat karbohidrat tinggi yang dipakai untuk mengobati hipoglikemia yang diinduksi oleh insulin atau syok karena insulin. Apabila diketahui adanya syok insulin atau bila diduga terjadi syok insulin dan kesadaran klien terganggu pemberian larutan gula secara oral merupakan kontraindikasi. Dosis : IV : 50 ml Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok insulin; Hipoglikemia berat Efek Samping : Hiperglikemia

16 2) Difenhidramin (Benadryl) Hifenhidramin (Benadryl) adalah suatu antihistamin yang sering diberikan bersamasama epinefrin pada syok anafilaktit. Agen ini efektif untuk mengobati pembengkakan jaringan yang diinduksi oleh histamin dan pruritusyang sering timbul akibat reaksi alergi berat. Dosis : IV/IM : mg Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik; reaksi alergi akut Efek Samping : Mengantuk, sedasi, kekacauan mental, vertigo, emosi labil, hipotensi, takikardi, gangguan gastrointestinal, dan mulut kering. 3) Dobutamin (Dobutrex) Dobutamin (Dobutrex) adalah suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. Efek beta 1 termasuk meningkatkan kekuatan kontraksi mokardium (efek inotropin positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif). Dobutamin merupakan indikasi pada keadaan syok apabila ingin didapatkan perbaikan curah jantung dan kemampuna curah jantung secara menyeluruh. Dosis : IV:Drip: 2,5-20,0 µg/kg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Curah jantung rendah Efek Samping : Iskemia Miokardium, Takikardi, Disritmia, sakit kepala, mual, dan tremor 4) Dopamin (Itropin) Dopamin (Itropin) adalah suatu agen simpathomimetik yang sering dipakai untuk mengobati hipotensi dalam keadaan syok yang bukan disebabkan oleh hipovolemin. Dopamin juga dapat dipakai untuk meningkatkan denyut jantung (efe beta 1 ) pada keadaan bradikardi disaat atropin tidak menghasilkan kerja yang efektif. Dosis : IV:Drip: 1-2 µg/kg/menit (mungkin diinstruksikan >10 µg/kg/menit jika dosis yang lebih rendah tidak efektif)

17 Pemakaian Dan Pertimbangan : Keluaran urin rendah (dosis rendah); curah jantung rendah; hipotensi yang bukan karena hipovolemia Efek Samping : Takikardi, Disritmia, Iskemia miokardium, mual, dan muntah 5) Epinefrin Epinefrin adalah obat pilihan dalam mengobati syok anafilaktik, respon alergi yang paling gawat yang ditimbulkan oleh adanya reaksi antigen-antibodi. Epinefrin juga merupakan indikasi untuk serangan asma akut berat. Dosis : SK/IM: 0,1-05 mg (1:1000 larutan IV : 0,1-0,25 mg (1: larutan) Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik; serangan asma akut yang hebat Efek Samping : Bronkidilatasi, meningkatkan kemampuan jantung, vasokontriksi pembuluh darah, emosi labil, cemas, takut, gelisah 6) Glukagon Glukagon adalah suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bekerja meningkatkan gula darah dengan merangsang pemecahan glikogen (glikogenolisis), Glukagon merupakan indikasi dalam pengobatan hiperglikemia berat yang diinduksi oleh insulin atau syok insulin. Dosis : SK/IV/IM: 0,5-1 mg; dapat diulang x1 Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok insulin; hipoglikemia berat Efek Samping : Mual dan muntah (jarang terjadi) 7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed) adalah suatu ketokelamin dengan kerja vasokontriksi yang sangat kuat (efek alfa-adrenergik). Obat ini dipakai pada keadaan syok, sering dipakai sebagai obat terakhir pada saat obat-obat seperti dopamin dan dobutamin gagal menghasilkan tekanan darah yang memadai. Norepinefrin tidak

18 boleh dipakai untuk mengobati hipotensi pada klien yang mengalami hipovolemik; pada klien ini harus terlebih dahulu diberikan cairan, darah atau keduanya untuk memulihkan volume cairan tubuh. Dosis : IV:Drip: 2-12 µg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi yang tidak responsif terhadap terapi lain Efek Samping : Iskemia miokardium, Disritmia, dan gangguan perfusi organ

19 DAFTAR PUSTAKA Kee, Joyce L.2006.Farmakologi pendekatan proses keperawatan EGC: Jakarta American Heart Association (1992). Guidelines for emergency cardiac care. Jurnal of the American Medical Association, 268, 16, October 28 American Journal of Nursing (1992). OSHA stiffens blood borne rules, decrees free hepatitis B vaccine. American Journal of Nursing 92 (1), 82-84

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. OBAT OBAT EMERGENSI Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. PENGERTIAN Obat Obat Emergensi adalah obat obat yang digunakan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat

Lebih terperinci

DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG PUSKESMAS SALO KEC. WATANG SAWITTO Alamat : Jl. Salo Telp. (0421) 924 101, 91212 Pinrang DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) Dosis Dewasa Epinephrin Sulfas Atropin

Lebih terperinci

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM Annisa Sekar 1210221051 PEMBIMBING : dr.daris H.SP, An PETIDIN Merupakan obat agonis opioid sintetik yang menyerupai morfin yang dapat mengaktifkan reseptor,

Lebih terperinci

Kegawatdaruratan Jantung

Kegawatdaruratan Jantung PANDUAN PEMBIMBING KETERAMPILAN KLINIS (SKILL LABORATORY) BLOK 22 Modul Elektif Kegawatdaruratan Jantung PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI Tahun Akademik 2013/2014 TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Dept. Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA GEJALA DAN TANDA

Lebih terperinci

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan

Lebih terperinci

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2 Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik Farmakodinamik - 2 1 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari mekanisme

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik Farmakodinamik - 2 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Alfi Yasmina Obat Jantung Antiangina Antiaritmia Antihipertensi Hipolipidemik Obat Gagal Jantung (Glikosida jantung) Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik,

Lebih terperinci

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif meliputi efusi pleura, aritmia, pembentukan trombus pada

Lebih terperinci

ATROPIN OLEH: KELOMPOK V

ATROPIN OLEH: KELOMPOK V ATROPIN OLEH: KELOMPOK V ATROPIN ATROPIN 0,25 MG/ML INJEKSI GOLONGAN : K KANDUNGAN : Atropine sulfat DOSIS : 250-1000 µg secara subkutan. KEMASAN : Injeksi 0,25 mg/ml x 30 ampul @1 ml SEDIAAN : ampul inj.im/iv/sk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM FARMAKOTERAPI ASMA H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM Pendahuluan Etiologi: asma ekstrinsik diinduksi alergi asma intrinsik Patofisiologi: Bronkokontriksi akut Hipersekresi mukus yang tebal

Lebih terperinci

EMBOLI CAIRAN KETUBAN. dr.pom Harry Satria,SpOG

EMBOLI CAIRAN KETUBAN. dr.pom Harry Satria,SpOG EMBOLI CAIRAN KETUBAN dr.pom Harry Satria,SpOG PENDAHULUAN Definisi emboli cairan ketuban: Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung secara cepat

Lebih terperinci

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice 1991). Komponen-komponen aliran darah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI A. PENGAKAJIAN. 1. Teliti Riwayat Klinis Dari Perjalanan Penyakit Yang Dapat Mengakibatkan Asidosis Respiratorik. 2. Teliti Tanda Dan Gejala Klinis Yang

Lebih terperinci

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. BATASAN Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA) Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA) Penyakit flu umumnya dapat sembuh dengan sendirinya jika kita cukup istirahat, makan teratur, dan banyak mengkonsumsi sayur serta buah-buahan. Namun demikian,

Lebih terperinci

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.

Lebih terperinci

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol OBAT KARDIOVASKULER Kardio Jantung Vaskuler Pembuluh darah Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung Jenis Obat 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Obat anti hipertensi 4. Obat anti angina

Lebih terperinci

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah

Lebih terperinci

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang

Lebih terperinci

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai untuk Menghindari Keracunan Kafein dalam Minuman

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai untuk Menghindari Keracunan Kafein dalam Minuman Hal-hal yang Perlu Diwaspadai untuk Menghindari Keracunan Kafein dalam Minuman Banyak orang terpikat untuk mengonsumsi minuman berenergi. Dengan publikasi/promosi yang menarik, minuman berenergi dapat

Lebih terperinci

DIAGNOSIS ARITMIA DEFINISI

DIAGNOSIS ARITMIA DEFINISI DIAGNOSIS DEFINISI ARITMIA Deviasi abnormal dari irama sinus yaitu suatu gangguan pembentukan impuls dan atau gangguan sistem konduksi listrik jantung. Gangguan Pembentukan Impuls. 1. Gangguan Pembentukan

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reaksi tubuh terhadap pembedahan dapat merupakan reaksi yang ringan atau berat, lokal, atau menyeluruh. Reaksi yang menyeluruh ini melibatkan

Lebih terperinci

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide. Obat diabetes ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, baik pada jaringan hati maupun perifer. Peningkatan sensitivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan

Lebih terperinci

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

EMBOLI CAIRAN KETUBAN EMBOLI CAIRAN KETUBAN DEFINISI Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung scr cepat pd wanita dlm proses persalinan atau segera stlh melahirkan sbg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

PEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP)

PEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP) PEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP) 1. DOPAMIN HIDROKLORIDA Indikasi: 1. Untuk penanggulangan syok syndrom. 2. Pre syok, severe hypotension. Kontra indikasi:1. Pasien Dehidrasi. 2. Hypotiroidism.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea merupakan hal yang rutin dilakukan pada anastesi umum. Namun tindakan laringoskopi dan intubasi tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan. EMBOLI AIR KETUBAN A. Pengertian Emboli air ketuban adalah terdapatnya air ketuban dalam aliran darah ibu (Maclean,2003:25). Emboli air ketuban merupakan komplikasi tidak dapat diduga,sangat berbahaya

Lebih terperinci

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin Pengertian Macam-macam obat uterotonika Cara kerja / khasiat obat uterotonika Indikasi dan kontraindikasi Dosis yang digunakan Efek samping dan cara mengatasinya Obat Uterotonika - 2 Pada aterm, sekresi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan turunan asam salisilat dilakukan karena asam salisilat populer di masyarakat namun memiliki efek samping yang berbahaya. Dalam penggunaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang anestesiologis, mahir dalam penatalaksanaan jalan nafas merupakan kemampuan yang sangat penting. Salah satu tindakan manajemen jalan nafas adalah tindakan

Lebih terperinci

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut. B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi

Lebih terperinci

Preeklampsia dan Eklampsia

Preeklampsia dan Eklampsia Preeklampsia dan Eklampsia P2KS PROPINSI SUMATERA UTARA 1 Tujuan Membahas praktek terbaik untuk mendiagnosis dan menatalaksana hipertensi, pre-eklampsia dan eklampsia Menjelaskan strategi untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak

Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak Yazid Dimyati Divisi Saraf Anak Departemen IKA FKUSU / RSHAM Medan UKK Neurologi / IDAI 2006 Pendahuluan Kejang merupakan petunjuk adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anestesi umum merupakan teknik yang sering dilakukan pada berbagai macam prosedur pembedahan. 1 Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi anestesi. 2 Idealnya induksi

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME

Lebih terperinci

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME

Lebih terperinci

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI OLEH: Vita Wahyuningtias 07.70.0279 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan...1 Bab 2 Tujuan...2 Bab 3 Pembahasan...3 1. Pengertian...3 2. Etiologi...4 3. Patofisiologi...4 4. Gejala dan

Lebih terperinci

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Pengantar Farmakologi Kuntarti, S.Kp, M.Biomed 1 PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 4 Istilah Dasar Obat Farmakologi Farmakologi klinik Terapeutik farmakoterapeutik

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL

Lebih terperinci

Konsep Pemberian Cairan Infus

Konsep Pemberian Cairan Infus Konsep Pemberian Cairan Infus Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan

Lebih terperinci

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa. SARI CHAERUNISAH 04091401070 BALANCE CAIRAN Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia. Disability-Adjusted Life Years (DALYs) mengatakan

Lebih terperinci

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4 SYOK ANAFILAKTIK No Dokumen : SOP No.Revisi : 0 TanggalTerbit : Halaman :1 dari 4 1. Pengertian Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat mengancam nyawa

Lebih terperinci

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,

Lebih terperinci

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anestesi Spinal a. Definisi Anestesi spinal adalah suatu cara memasukan obat anestesi lokal ke ruang intratekal untuk menghasilkan atau menimbulkan hilangnya

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Proses Kehamilan Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan satu sel telur yang bersatu dengan sel spermatozoa dan hasilnya akan terbentuk zigot. Zigot

Lebih terperinci

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA

PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA Fluorida merupakan senyawa yang mengandung unsur fluor. Senyawa fluorida dapat dijumpai dalam berbagai produk rumah tangga. Pada pasta gigi, umumnya terkandung 1 mg

Lebih terperinci

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Hipertensi dalam kehamilan Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi DEFINISI Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolik pada dua kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT JULAEHA, M.P.H., Apt FISIONEUROLOGI OBAT SSP Obat SSP menekan / menstimulasi seluruh atau bagian tertentu dari SSP. Jika terdapat penekanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

ACLS. 5 rantai kelangsungan hidup:

ACLS. 5 rantai kelangsungan hidup: ACLS Bantuan hidup dasar menggunakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh AHA tahun 2010 yang dikenal dengan mengambil 3 rantai pertama dari 5 rantai kelangsungan hidup. 5 rantai kelangsungan hidup: 1. Early

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL

FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL Tugas Anestesi FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL disusun oleh ASTRI NURFIDAYANTI 110.2004.036 FK UNIVERSITAS YARSI KEPANITERAAN KLINIK PERIODE 14 FEBRUARI-19 MARET 2011 DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI RUMAH

Lebih terperinci

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1-1,5 jam. Rasa dan

Lebih terperinci

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam 1. Agen Pelindung Mukosa a Sukralfat Dosis Untuk dewasa 4 kali sehari 500-1000 mg (maksimum 8 gram/hari) sewaktu lambung kosong (1 jam sebelum makan dan tidur). Pengobatan dianjurkan selama 4-8 minggu,

Lebih terperinci

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN 5390033 POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN DIII FARMASI TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena

Lebih terperinci

OBA B T A T S I S ST S E T M

OBA B T A T S I S ST S E T M OBAT SISTEM GASTROINTESTINAL dr. Agung Biworo,M.Kes ULKUS PEPTIK Mukosa lambung dibagi menjadi tiga daerah ekskresi : Area glandula kardia mensekresi mukus dan pepsinogen. Area glandula oksintik (parietal)

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB Diabetes Mellitus DEFINISI Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara memadai.

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE Oleh : Rozario N. Ramandey 200852089 PENCABUTAN GIGI Pencabutan gigi yang ideal pencabutan tanpa rasa sakit satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI BAB I PENDAHULUAN Banyaknya jenis status epileptikus sesuai dengan bentuk klinis epilepsi : status petitmal, status psikomotor dan lain-lain. Di sini khusus dibicarakan status epileptikus dengan kejang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak tersedianya ruangan yang cukup pada rahang

Lebih terperinci

dr. Nurnaningsih, Sp.A(K)

dr. Nurnaningsih, Sp.A(K) Nama dr. Nurnaningsih, Sp.A(K) Tempat, tgl. lahir Bantul, 15 April 1960 Pangkat & Golongan Unit Kerja Pembina Utama Muda / IV c - IRIA RSUP Dr. Sardjito - Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM / SMF Anak RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai negara agraris. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan Definisi Emboli Cairan Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah jumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk PENDAHULUAN Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme, dengan kata lain diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi

Lebih terperinci

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital dr Jetty RH Sedyawan SpJP K FIHA FAsCC Sindroma koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS) merupakan suatu spektrum penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang The International Association for The Study of Pain menggambarkan rasa sakit sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella thypi (S thypi). Pada masa inkubasi gejala awal penyakit tidak tampak, kemudian

Lebih terperinci

RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP

RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP 1. DOPAMIN Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg INDIKASI Shock yang berhubungan dengan CRF, INFARK MIOCARD, RENAL FAILURE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT / GANGGUAN SALURAN CERNA ULKUS PEPTIK ULKUS PEPTIK

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT / GANGGUAN SALURAN CERNA ULKUS PEPTIK ULKUS PEPTIK FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT / GANGGUAN SALURAN CERNA Oleh dr. Agung Biworo, M.Kes ULKUS PEPTIK Mukosa lambung dibagi menjadi tiga daerah ekskresi : Area glandula kardia mensekresi mukus dan pepsinogen.

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan

Lebih terperinci