RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP
|
|
- Lanny Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP 1. DOPAMIN Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg INDIKASI Shock yang berhubungan dengan CRF, INFARK MIOCARD, RENAL FAILURE DOSIS I. RINGAN : 3-5 µg/kgbb/menit Fungsinya : Mengsktifksn reseptor dopamine dan vasodilator ginjal. II. SEDANG : 5-10 µg/kgbb/menit Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure, mengaktifkan β reseptor, meningkatkan kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac Output. III. BERAT : µg/kgbb/menit Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteri dan mengaktifkan reseptor α EFEK SAMPING Mual, muntah, Aritmia dan Diare Observasi vital sign dan intake output
2 RUMUS PEMBERIAN DOSIS YANG DIMINTA X 60 JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 1 µg/kgbb/menit dengan BB : 50 kg dan dosis sediaan Dopamin 200 mg dalam 50cc Nacl? 1 mg = 1000 µg Cara : Jumlah Pengenceran = 200 mg = 4 mg/cc 50 cc Nacl = 4000 µg/cc Jadi : 1 µg x 50 kg x 60 = 0,75 cc/jam 4000 µg/cc 2. DOBUTAMIN Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel INDIKASI CHF DAN SHOCK FUNGSI Bekerja pada β 1 dan meningkatkan kontraktilitas DOSIS 2-20 µg/kgbb/menit
3 RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60 JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 1 µg/kgbb/menit dengan BB : 50 kg dengan dosis sediaan 250 mg dalam 50 cc Nacl? 1 mg = 1000 µg Cara : Jumlah Pengenceran = 250 mg = 5 mg/cc 50 cc Nacl = 5000 µg/cc Jadi : 1 µg x 50 kg x 60 = 0,6 cc 5000 µg/cc 3. NITROGLISERIN (NTG) SEDIAAN 1 Ampul = 10 mg DOSIS = µg/menit RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA X 60 JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 5 µg/menit dengan sediaan NTG 10 mg dalam 50 cc Nacl?
4 1 mg = 1000 µg Cara : Jumlah Pengenceran = 10 mg = 0,2 mg/cc 50 cc = 200 µg/cc Jadi : 5 µg x 60 = 1,5 cc/ jam 200 µg/cc 4. HEPARIN SEDIIAN : 1 Flacon/Vial = unit = 5 cc Jadi 1 cc = 5000 unit RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 500 unit/jam heparin dengan sediaan heparin unit dalam 50 cc Nacl? Cara : Jumlah Pengenceran = unit = 400 ui/cc 50 cc Jadi : 500 unit/jam = 1,25 cc/jam 400 unit/cc 5. ADRENALIN Misalnya : Epineprin SEDIAAN : 1 Ampul = 1 mg
5 INDIKASI CARDIAC ARREST, VF halus dan VT tanpa nadi. FUNGSI Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic. DOSIS 0,05 µg/kgbb/menit (4-8 Ampul dalam 50 cc Nacl) RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60 JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 0,1 µg/kgbb/menit dengan BB 50 kg dan sediaan Adrenalin 1 mg dalam 50 cc Nacl? Cara : Jumlah pengenceran = 1 mg = 0,02 mg/cc 50 cc = 20 µg/cc Jadi : 0,1 µg x 50 kgx 60 = 15 cc/jam 20 µg/cc 6. NORADRENALIN
6 Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon SEDIAAN 1 cc = 1 mg INDIKASI Hipotensi berat dengan tahanan perifer total yang menurunkan dosis. FUNGSI Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan Inotropik yang kuat (Stimulator reseptor β) DOSIS 0,05 µg/kgbb/menit RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60 JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berikan 0,01 µg/kgbb/menit dengan sediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 50 cc Nacl dengan BB 40 kg? Cara : Jumlah Pengenceran = 4 mg = 0,08 mg 50 cc = 80 µg/cc Jadi : 0,01 µg x 40 kg x60 = 0,3 cc/jam 80 µg/cc 7. CORDARONE
7 Misalnya : Amiodarone INDIKASI Antiaritmia SEDIAAN 1 Ampul = 3 cc = 150 mg RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA JUMLAH PENGENCERAN X JAM PEMBERIAN CONTOH : 1. Jika dosis sediaan Cordarone 600 mg dalam 50 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam? Cara : Jumlah Pengenceran = 600 mg = 12 mg/cc 50 cc Jadi : 300 mg = 1,25 cc/jam 12 mg/cc x 20 jam 2. Jika sediaan Cordarone 300 mg dalam 50 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam? Cara : Jumlah Pengenceran = 300 mg = 6 mg/cc 50 cc Jadi : 300 mg = 2,5 cc/jam 12 mg/cc x 20 jam 8. LASIK
8 Misalnya : Furosemide dan Farsix SEDIAAN 1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc 1 cc = 10 mg 12 Ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA JUMLAH PENGENCERAN CONTOH : Berapa jumlah dosis Lasix 30 mg/jam jika sediaan lasix 12 Ampul (240 mg) dalam 50 cc Nacl? Cara : Jumlah Pengenceran : 240 mg = 4,8/cc atau 5 mg/cc 50cc Jadi : 30 mg = 6cc/jam 5 mg/cc KOREKSI HASIL LABORATORIUM
9 A. KOREKSI ALBUMIN Volume darah untuk anak-anak : BB x 85 cc Volume darah untuk dewasa : BB x 75 cc Albumin yang normal dalam tubuh 3,2-4,5 dalam 100 cc darah, ambil rata-rata 3,2 RUMUS : (ALBUMIN NORMAL (3,2) ALBUMIN PASIEN) X (BB X VOL.DARAH) 100 Contoh : Albumin pasien 2,5 gr dengan BB 50 kg Jawab: 3,2 2,5 x ( 50 x 75 ) = 26 gr 100 Fungsinya : untuk menarik cairan yang ada di extravascular ke intravascular Komposisi : Dalam 100 cc albumin 25 % mengandung 25 gr albumin Dalam 100 cc albumin 20 % mengandung 26,5 gr albumin Dalam 50cc albumin mengandung 12,5 gr albumin B. KOREKSI HEMAGLOBIN RUMUS : 1. WHOLE BLOOD (WB) : Hb X BB X 6 2. PACKED CELL (PRC) : Hb X BB X 3 Ket : Hb = jumlah Hb yang diinginkan nilai Hb hasil lab Contoh : Hb yang diinginkan 10 dan Hb hasil lab 7 jadi Hb = 10 7 = 3 dan BB 60 kg.
10 Untuk WB Untuk PRC : 3 x 60 x 6 = 1040 cc : 3 x 60 x 3 = 540 cc C. KOREKSI BICNAT/MEYLON INDIKASI Asidosis Metabolic Acid Intoksikasi Mostion Sickness Vomiting Inpregnancy DOSIS 1. Secara Blind tanpa ada hasil ASTRUP/AGD 1 Meq/kgBB, dimulai 50 Meg lalu 25 Meq tiap 10 menit. 2. Ditentukan dengan hasil BE pada hasil lab Analisa Gas Darah RUMUS : A) BE X kgbb 6 B) HCO3 NORMAL- HCO3 PASIEN X kgbb X 0,4 D. RUMUS PEMBERIAN DEXTROSE 40% ( Sesuai hasil gula darah ) RUMUS NILAI GDS MAX 126 mg/dl NILAI GDS mg/dl I VIAL DEX 40% SETELAH ½ - 1 JAM PERIKSA GDS ULANG NILAI GDS mg/dl II VIAL DEX 40 % SETELAH ½ - 1 JAM PERIKSA GDS ULANG NILAI GDS < 30 mg/dl III VIAL DEX 40 % SETELAH ½ - 1 JAM PERIKSA GDS ULANG
11 E. KOREKSI HIPOKALEMI NILAI KALIUM NORMAL = 4,5 Meq/dl RUMUS : NILAI KALIUM NORMAL NILAI KALIUM PASIEN X kgbb 3 CONTOH : Nilai Kalium pasien = 2,5 Meq/dl bb pasien 50 kg Jawab : 4,5 2,5 x 50 = 33,3 Meq KCL 3 Artinya : pasien diber Kalium ( Pottasium ) sebanyak 33,3 Meq diberikan dengan drip selama 2-4 jam dalam Nacl 0,9 % atau D5%W. periksa ulang Elektrolit setelah 1-2 jam pemberian. F. KOREKSI HIPERKALEMIA A. DEX 5 % + ACTRAPID 20 UNIT DIBERIKAN SELAMA 6 JAM PERIKSA ULANG GDS. B. BICNAT 1 Meq/kgBB/JAM C. THERAPI LASIX 1 ATAU 2 AMPUL DAN LIHAT KONDISI PASIEN G. KOREKSI HIPONATREMIA RUMUS : Na NORMAL Na PASIEN X kgbb X 0,6 Koreksi dilakukan bila hasil Natrium pasien < 120 Meq/dl Natrium normal : ( 140 ) Kenaikan natrium max Meq/24 jam KOREKSI DENGAN Nacl 3% pro IVFD diberikan dalam 24 Jam Periksa Elektrolit 24 jam kemudian. H. KOREKSI HIPERNATREMIA
12 Cairan yang dibutuhkan tubuh = kgbb x 0,6 = Liter Natrium yang normal x cairan yang dibutuhkan = Liter Natrium pasien Hasil I Hasil II =.. Liter Diberikan setengahnya habis dalam 10 jam Bisa memakai cairan NS, Dex 5 % atau RL Bila memakai Dex 5 % cek gula darah tiap 4 jam Elektrolit di cek tiap 4 jam Contoh : BB pasien 60 kg, Natrium 170 Jawab : I. Cairan yang dibutuhkan tubuh = 60 x 0,6 = 36 Liter II. 140 x 36 Liter = 29,6 Liter 170 III. 36 Liter 29,6 Liter = 6,4 Liter Diberikan setengahnya. I. SEDASI-RELAXAN 1. Sedasi Midazolam : Hipnos, Miloz, Dormicum, Anasfar. Golongan Benzodiazepam yang larut dalam air dan mempunyai masa kerja yang pendek yang menjadi senyawa lipolitik didalam darah dan dapat menembus susunan syaraf pusat. Untuk pemakaian jangka pendek. Sediaan : 1 amp = 3cc = 5 mg/cc 1 amp = 5cc = 1 mg/cc Indikasi : Anastesi Fungsi : Melemaskan otot-otot pernafasan Dosis : 1-5 mg/jam Saat pemberian / drip sediaan tidak diencerkan
13 2. Relaxan Notrixum : Atracurium besylate Sediaan : 1 amp = 5cc = 10 mg/cc Indikasi : Biasanya diberikan pada pasien yang menggunakan ventilator ( knock down ) diberikan saat fighting Fungsi : Untuk melumpuhkan otot Pernafasan Dosis : Bolus = 25 mg/2,5 cc bila pasien fighting Drip : mg/1-2 cc/jam sesuai kebutuhan J. HYPERTENSI 1. Catapres Sediaan : 1 amp = 150 mcg = 1cc Indikasi : Semua bentuk hipertensi kecuali Peokromositomatik Dosis : 1 µg/kgbb/jam 2. Nitrogliserin Sediaan : 1 amp = 10 mg = 10 cc Indikasi Dosis : µg/kgbb/mnt Rumus : DOSIS X 60 PENGENCERAN 3. Lidocain : Lidocain, Xylocard Sediaan : Lidocain : 1 amp = 2cc = 40 mg Xylocard : 1 amp = 5cc = 100 mg 1 amp = 5 cc = 500 mg
14 Indikasi : Dosis : Bolus 1 mg/kg BB Rumus : Maintenance 1 X 60 PENGENCERAN 4. Amiodaron : Cordaron Sediaan : 1 amp = 3 cc = 150 mg Indikasi : Anti aritma Dosis : Rumus : Keb/24 jam
PEMBERIAN OBAT VASCON. VASCON 4 mg/ 50 CC NAMA : TGL/ JAM : Pengenceran : 4mg/ 50 = 80 mcg. : 0,01 s/d 2 mcg
PEMBERIAN OBAT VASCON VASCON 4 mg/ 50 CC NAMA : TGL/ JAM : Pengenceran : 4mg/ 50 = 80 mcg Dosis : 0,01 s/d 2 mcg Dosis x BB x mnt = 0,01x40x60 = 0,3 cc/ jam Pengenceran 80 Ds/BB 40 45 50 55 60 65 70 75
Lebih terperinciPEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP)
PEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP) 1. DOPAMIN HIDROKLORIDA Indikasi: 1. Untuk penanggulangan syok syndrom. 2. Pre syok, severe hypotension. Kontra indikasi:1. Pasien Dehidrasi. 2. Hypotiroidism.
Lebih terperinciOBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.
OBAT OBAT EMERGENSI Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. PENGERTIAN Obat Obat Emergensi adalah obat obat yang digunakan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes
TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Komponen Cairan infus Aquadest Sumber energi : Dextrose 5%, 10%, 20%, 40% Elektrolit esensial : Na, K, Cl Krektor basa : -Bicarbonat,
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope
TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan
Lebih terperinciASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN
ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.
Lebih terperinciWORKSHOP IV ADMIXTURE & TPN DESIANA DEWI ANGGARAENI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
WORKSHOP IV ADMIXTURE & TPN DESIANA DEWI ANGGARAENI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO WORKSHOP TARGET : Verifikasi obat suntik dan TPN Perhitungan obat suntik & TPN Praktek menulis etiket Praktek pencampuran
Lebih terperinciDEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL
DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL Dr. Fransisca S. K (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya @2000) 3 kegawatan pada GIT : 1. Perdarahan. 2. Infeksi atau keradangan. 3. Gangguan pasase
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciDr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta Beberapa keadaan klinis: 1. Hiperkalemi 2. Hiponatremi 3. Asidosis metabolik 4.
Lebih terperinciDAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG PUSKESMAS SALO KEC. WATANG SAWITTO Alamat : Jl. Salo Telp. (0421) 924 101, 91212 Pinrang DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) Dosis Dewasa Epinephrin Sulfas Atropin
Lebih terperinciREGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA
REGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA Dharmeizar Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/ RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 29 tahun 2004
Lebih terperinci1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai
ASERING JENIS-JENIS CAIRAN INFUS Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteriis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:
Lebih terperinciPETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM
PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM Annisa Sekar 1210221051 PEMBIMBING : dr.daris H.SP, An PETIDIN Merupakan obat agonis opioid sintetik yang menyerupai morfin yang dapat mengaktifkan reseptor,
Lebih terperinciBUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI ANESTESI LOKAL INFILTRASI
BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI ANESTESI LOKAL INFILTRASI KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciLAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciCuriculum vitae. Dokter umum 1991-FKUI Spesialis anak 2002 FKUI Spesialis konsultan 2008 Kolegium IDAI Doktor 2013 FKUI
Curiculum vitae Nama : DR.Dr. Setyo Handryastuti, SpA(K) Tempat/tanggal lahir : Jakarta 27 Januari 1968 Pekerjaan : Staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Pendidikan : Dokter umum 1991-FKUI
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN SYOK
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme ( Theodore,
Lebih terperinciOBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol
OBAT KARDIOVASKULER Kardio Jantung Vaskuler Pembuluh darah Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung Jenis Obat 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Obat anti hipertensi 4. Obat anti angina
Lebih terperinciAlgoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak
Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak Yazid Dimyati Divisi Saraf Anak Departemen IKA FKUSU / RSHAM Medan UKK Neurologi / IDAI 2006 Pendahuluan Kejang merupakan petunjuk adanya
Lebih terperinciDrug s of the Heart Failure
Drug s of the Heart Failure Diuretics For achieving optimal volume status eliminate or minimize congestion High doses of i.v diuretics 2-3 times daily More effective with continous i.v. Combination diuretics
Lebih terperinciIrsad Andi Arso Bag. Kardiologi FK UGM / SMF Jantung RSS
Irsad Andi Arso Bag. Kardiologi FK UGM / SMF Jantung RSS 1 HENTI JANTUNG > Jantung kehilangan fungsi secara mendadak dan sangat tiba-tiba > 450.000 kasus/tahun di USA > Penyebab kematian >> Stroke, Ca
Lebih terperinciKEPANITERAAN KLINIK STATUS ICU FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU ANESTESI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA KARTIKA BUNGA REZKY( )
FAKULTAS KEDOKTEERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JL.Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk. Jakarta-Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ICU FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU ANESTESI RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1 Data Hasil Penelitian Uji perbandingan antara keempat kelompok sebelum perlakuan menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR TATALAKSANA HIPOGIKEMIA & HIPERGLIKEMIA HIPOGLIKEMI & TATALAKSANANYA
MANUAL PROSEDUR TATALAKSANA HIPOGIKEMIA & HIPERGLIKEMIA Tujuan Umum: Mahasiswa mampu melakukan tindakan kolaboratif untuk mengatasi hipoglikemia dan hiperglikemia dengan tepat. Tujuan Khusus: Setelah mengikuti
Lebih terperinciRumus Menghitung IWL. Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss) *Rumus menghitung balance cairan CM CK IWL
Rumus Menghitung IWL Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss) *Rumus menghitung balance cairan CM CK IWL Ket: CM : Cairan Masuk CK : Cairan Keluar *Rumus IWL IWL = (15 x BB ) Cth: Tn.A BB 60kg dengan
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciSYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4
SYOK ANAFILAKTIK No Dokumen : SOP No.Revisi : 0 TanggalTerbit : Halaman :1 dari 4 1. Pengertian Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat mengancam nyawa
Lebih terperinciKegawatdaruratan Jantung
PANDUAN PEMBIMBING KETERAMPILAN KLINIS (SKILL LABORATORY) BLOK 22 Modul Elektif Kegawatdaruratan Jantung PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI Tahun Akademik 2013/2014 TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SELAMA DIALISIS DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS) Imam Hadi Yuwono PD. IPDI Jawa Tengah
PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SELAMA DIALISIS DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS) Imam Hadi Yuwono PD. IPDI Jawa Tengah imamhadiyuwono@yahoo.com Pendahuluan Pasien dengan keadaan uremia yang tinggi saat
Lebih terperinciSOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI.
SOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI. Pilihlah satu jawaban yang benar : 1. Seorang wanita dengan umur 70 tahun,
Lebih terperinciTERAPI DIALYSIS PADA OVERDOSIS DAN KERACUNAN OBAT
TERAPI DIALYSIS PADA OVERDOSIS DAN KERACUNAN OBAT Ketut Suwitra Division of Nephrology Department of Medicine Faculty of Medicine University of Udayana / Sanglah Central Hospital Denpasar Dosis Terapitik
Lebih terperinciApa itu Darah? Plasma Vs. serum
Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,
Lebih terperinciGDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :
Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak
Lebih terperincidr. Nurnaningsih, Sp.A(K)
Nama dr. Nurnaningsih, Sp.A(K) Tempat, tgl. lahir Bantul, 15 April 1960 Pangkat & Golongan Unit Kerja Pembina Utama Muda / IV c - IRIA RSUP Dr. Sardjito - Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM / SMF Anak RSUP
Lebih terperinciHUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT JULAEHA, M.P.H., Apt FISIONEUROLOGI OBAT SSP Obat SSP menekan / menstimulasi seluruh atau bagian tertentu dari SSP. Jika terdapat penekanan
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anestesi umum merupakan teknik yang sering dilakukan pada berbagai macam prosedur pembedahan. 1 Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi anestesi. 2 Idealnya induksi
Lebih terperinciBALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.
SARI CHAERUNISAH 04091401070 BALANCE CAIRAN Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya
Lebih terperinciRESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang
RESUSITASI CAIRAN Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang SYOK Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT
KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan
Lebih terperinciKEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta cairan_kep anak_anita_2016 DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Total
Lebih terperinciPENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI Purwanto D 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik adalah
Lebih terperinciIndikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak
Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak Perempuan Umur : Pengirim : Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP : KEGIATAN URAIAN
Lebih terperinciPREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Dept. Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA GEJALA DAN TANDA
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar bahan yang digunakan beserta kandungannya. ph ±8 dan air untuk injeksi. b. Larutan natrium klorida 0,9% (PT.
Lampiran 1. Gambar bahan yang digunakan beserta kandungannya a. Intralipid20% Intralipid20% mengandung minyak kedelai yang dimurnikan 20%, fosfolipid yang dimurnikan 1.2%, gliserin 2.2%, natrium hidroksida
Lebih terperinciTeknik Dialisis Peritoneal Akut*
Teknik Dialisis Peritoneal Akut* Dedi Rachmadi, dr., SpA(K)/ Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K) Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UNPAD/ RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung PENDAHULUAN Dialisis peritoneal adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan sistolik di atas 140 mm Hg atau diastolik di atas 90 mm Hg (JNC VII). Hipertensi sampai saat ini masih merupakan masalah besar
Lebih terperinciPeningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan.
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang terhormat Assalamualaikum Wr. Wb. Saya
Lebih terperinciKonsep Pemberian Cairan Infus
Konsep Pemberian Cairan Infus Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semenjak berkembangnya ilmu anestesiologi telah ada pencarian terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak berkembangnya ilmu anestesiologi telah ada pencarian terhadap sebuah pelumpuh otot yang ideal yang dapat memberikan kondisi intubasi yang ideal dalam durasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikasi tindakan seksio sesaria pada wanita hamil berkisar antara 15 sampai 20% dari seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,
Lebih terperinciMAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk
MAKANAN FORMULA WHO dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO Anak Gizi Buruk 1. Tahap Stabilisasi 2. Tahap Transisi 3. Tahap Rehabilitasi (Tumbuh Kejar) 1 KRITERIA GIZI BURUK (WHO-1998)
Lebih terperinciOBAT ANTI HIPERTENSI
OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi saat ini telah menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini dikarenakan memiliki waktu mula kerja, durasi dan waktu pulih sadar yang singkat. 1,2 Disamping
Lebih terperinciSTUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 2015
STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 215 1. Pasien bernama Ny. M dengan umur 55 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 48 kg menderita kanker payudara. Oleh dokter Sp.PD-KHOM diberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea merupakan hal yang rutin dilakukan pada anastesi umum. Namun tindakan laringoskopi dan intubasi tersebut dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia
Lebih terperinciLampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015
Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 NOMOR PASIEN DIAGNOSIS KETERANGAN MASUK RUMAH UMUR HEMODIALISIS
Lebih terperinciILUSTRASI PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN FASILITAS JKN AFIATIN
ILUSTRASI PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN FASILITAS JKN AFIATIN PELAYANAN TERAPI PENGGANTI GINJAL PADA ERA JKN JKN menanggung biaya pelayanan : Hemodialisis CAPD Transplantasi Ginjal HEMODIALISIS Dapat dilaksanakan
Lebih terperinciOLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI
OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
Lebih terperinciTOTAL PARENTERAL NUTRITION
TOTAL PARENTERAL NUTRITION DEFINISI Pemberian nutrisi melalui jalur intravena, terdiri Air Asam amino Lipid karbohidrat Elektrolit Vitamin Mineral Trace element Indikasi: bayi yg tidak dpt memenuhi keb
Lebih terperinciATROPIN OLEH: KELOMPOK V
ATROPIN OLEH: KELOMPOK V ATROPIN ATROPIN 0,25 MG/ML INJEKSI GOLONGAN : K KANDUNGAN : Atropine sulfat DOSIS : 250-1000 µg secara subkutan. KEMASAN : Injeksi 0,25 mg/ml x 30 ampul @1 ml SEDIAAN : ampul inj.im/iv/sk
Lebih terperinciPenanganan Luka Bakar Terkini di RSUD Soebandi Jember (Current Emergency Management of Burn in Soebandi General Hospital) Etiology of burn
Penanganan Luka Bakar Terkini di RSUD Soebandi Jember (Current Emergency Management of Burn in Soebandi General Hospital) Pendahuluan Etiology of burn scald Flame Thermal Electric injury 9% 9% 27% 55%
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita
Lebih terperinciGANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR DAN GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR DAN GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER KEGIATAN BELAJAR-7 Tujuan Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu mendemonstrasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI
BAB I PENDAHULUAN Banyaknya jenis status epileptikus sesuai dengan bentuk klinis epilepsi : status petitmal, status psikomotor dan lain-lain. Di sini khusus dibicarakan status epileptikus dengan kejang
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan. Syok Kardiogenik + Inotropik di Ruang 5 (CVCU) RSSA Malang
Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan Syok Kardiogenik + Inotropik di Ruang 5 (CVCU) RSSA Malang Di Susun Oleh: Agus Santoso S,Kep NIM : 2016.04.063 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
Lebih terperinciJENIS GANGGUAN ELEKTROLIT
A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey
PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE Oleh : Rozario N. Ramandey 200852089 PENCABUTAN GIGI Pencabutan gigi yang ideal pencabutan tanpa rasa sakit satu
Lebih terperinciPenatalaksanaan DBD Pada Dewasa
Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa Armon Rahimi Definisi : Demam Dengue : Demam akut 2 7 hari + 2 atau lebih : - Nyeri kepala - Nyeri retroorbital - Mialgia / artralgia - Ruam kulit - Manifestasi perdarahan
Lebih terperinciRESUSITASI CAIRAN & ELEKTROLIT. Yoani Aty
RESUSITASI CAIRAN & ELEKTROLIT Yoani Aty Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi Tujuan Untuk menggantikan
Lebih terperinciMenghitung Balance Cairan
Menghitung Balance Cairan Rumus Balance Cairan Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss) Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abdomen dan uterus untuk mengeluarkan janin. 1 Prevalensi terjadinya sectio. keadaan ibu dan janin yang sedang dikandungnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sectio cesarea didefinisikan sebagai tindakan pembedahan melalui dinding abdomen dan uterus untuk mengeluarkan janin. 1 Prevalensi terjadinya sectio cesarea semakin
Lebih terperincisekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin
Pengertian Macam-macam obat uterotonika Cara kerja / khasiat obat uterotonika Indikasi dan kontraindikasi Dosis yang digunakan Efek samping dan cara mengatasinya Obat Uterotonika - 2 Pada aterm, sekresi
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSIA
PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSIA 1 dari 3 PETUNJUK TANGGAL. TERBIT Ditetapkan : dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS Direktur PENGERTIAN TUJUAN Pre Eklamsia terbagi atas 2 yaitu : PRE EKLAMSIA RINGAN Tekanan
Lebih terperinciPELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)
PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional
Lebih terperinciFarmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler
Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Alfi Yasmina Obat Jantung Antiangina Antiaritmia Antihipertensi Hipolipidemik Obat Gagal Jantung (Glikosida jantung) Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik,
Lebih terperinciKomposisi Cairan dan Elektrolit yang Normal
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Posted by joe pada 29/08/2009 76 dr. Joko Murdiyanto, Sp.An Komposisi Cairan dan Elektrolit yang Normal Dengan makan dan minum tubuh kita mendapat air, elektrolit, karbohidrat,
Lebih terperinciDr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI
Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil
Lebih terperinciOBAT-OBAT EMERGENSI. Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.
OBAT-OBAT EMERGENSI Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan. Perhatian! Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten
Lebih terperinci3.4 Prinsip Hemodialisa Prinsip mayor/proses hemodialisa
MAKALAH HEMODIALISA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung
Lebih terperinciG R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D
HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya
Lebih terperinci5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg
dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas
Lebih terperinci