LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK JALAN TOL CINERE JAGORAWI SEKSI II A (MARGONDA - RAYA BOGOR) STA S/D

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK JALAN TOL CINERE JAGORAWI SEKSI II A (MARGONDA - RAYA BOGOR) STA S/D"

Transkripsi

1 No.09/PKL/S1T-PJJ-PJJ/2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK JALAN TOL CINERE JAGORAWI SEKSI II A (MARGONDA - RAYA BOGOR) STA S/D Disusun Oleh : Harris Fadhilah Hutama (NIM ) Ufia Arba Dzukhron (NIM ) Pembimbing : Rully F Santoso S.T. (NIK ) Anis Rosyidah S.Pd., S.ST., M.T. (NIP ) PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK JALAN TOL CINERE JAGORAWI SEKSI II A (MARGONDA - RAYA BOGOR) STA S/D Disusun Oleh : HARRIS FADHILAH HUTAMA NIM UFIA ARBA DZUKHRON NIM Pembimbing Industri Disahkan Oleh : Pembimbing Jurusan Rully F Santoso S T. NIK Anis Rosyidah, S.Pd. S.ST. M.T. NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Putera Agung Maha Agung S.T., M.T., Phd. NIP

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor) STA s/d ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Laporan praktek kerja lapangan ini sebagai syarat dari telah dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan selama 2 (dua) bulan. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini berisikan tentang latar belakang proyek, pengenalan perusahaan dan pelaksanaan kegiatan yang diamati pada Pembangunan Jembatan Ciliwung dan Jembatan Sugutamu 1 pada Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor), yang mencakup pekerjaan Bored Pile, Lean Concrete, Footing, dan Pengecoran. Sedangkan studi kasus yang diangkat pada laporan ini adalah mengenai Erection PCI Girder beserta permasalahan yang hadir dilapangan serta penanggulangannya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada : 1. Orang tua kami terkasih dan tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada kami. 2. Ibu Anis Rosyidah SPd., SST., MT. selaku dosen pembimbing jurusan. 3. Bapak M. Yusuf, ST. MT, selaku Project Manager pihak PT. Hutama Karya yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk praktik kerja lapangan di Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor) STA s/d Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor) STA s/d yang telah menerima kami untuk melaksanakan praktik kerja lapangan dan turut serta membantu kami dalam pengumpulan data dan memberikan penjelasan selama Praktik Kerja Lapangan. 5. Bapak Slamet Santoso sebagai Pelaksana Zona 2 dan pembimbing Praktik Kerja Lapangan yang telah memberi arahan dan materinya dalam menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan. 6. PT. Perentjana Djaja sebagai Konsultan, dan PT.Hutama Karya sebagai Kontraktor yang telah membantu dalam pengumpulan data laporan. i

4 ii Penyusun menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran sangat membantu guna kesempurnaan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini. Depok, Desember 2014 Penulis

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Loasi Proyek Tujuan Praktik Kerja Lapangan... 3 BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Visi dan Misi Organisasi Perusahaan Inovasi Standar Internasional Anggota Assosiasi Cabang dan Anak Perusahaan HAKAASTON HAKAPOLE HK REALINDO Pelaksanaan Disiplin Kerja BAB III PENGENALAN PROYEK Prosedur mendapatkan proyek Prosedur Mendapatkan Proyek Secara Umum Prosedur Mendapatkan Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek iii

6 iv 3.3 Personalia dan organisasi proyek Proses pelaksanaan proyek Rencana Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (RMK3L) Sasaran Ruang Lingkup RMK3L Kebijakan MK3L BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang Diamati Pelaksanaan Pondasi Bored Pile Loading Test Compression Footing Oprit BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A GAMBAR PROYEK LAMPIRAN B DATA PROYEK LAMPIRAN C FORMULIR DAN SURAT KERJA PRAKTIK

7 DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Lokasi proyek pada propinsi Jawa Barat... 2 Gambar I.2 Lokasi proyek pada daerah kota Depok... 2 Gambar I.3 Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A... 3 Gambar II.1 Struktur organisasi PT. Hutama Karya... 7 Gambar II.2 SOSROBAHU... 8 Gambar II.3 Proyek Jalan Tol Cawang Tanjung Priok tahun Gambar II.4 Sertifikat ISO 9001: Gambar II.5 Sertifikat ISO 14001: Gambar II.6 Sertifikat OHSAS 18001: Gambar II.7 Logo PT. HAKAASTON Gambar II.8 Logo PT. HAKAPOLE Gambar II.9 Logo PT. HK REALTINDO Gambar III.1 Alur Tender Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A Gambar III.2 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A Gambar III.3 Pembagian zona kerja Gambar III.4 Bagan struktur tanggap darurat Gambar III.5 Bagan alir tanggap darurat Gambar III.6 Bagan alir penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi Gambar IV.1 Penulangan Bore Pile A1 Jembatan Sugutamu Gambar IV.2 Penulangan Bore Pile A2 Jembatan Sugutamu Gambar IV.3 Konfigurasi Bore Pile A1 dan A2 Jembatan Sugutamu Gambar IV.4 Pembersihan lahan Gambar IV.5 Alat bor siap digunakan Gambar IV.6 Pengangkutan tanah galian Gambar IV.7 Mobilisasi casing Gambar IV.8 Pemasangan casing v

8 vi Gambar IV.9 Casing sudah terpasang Gambar IV.10 Cleaning bucket Gambar IV.11 Besi tulangan Gambar IV.12 Pemasangan besi tulangan Gambar IV.13 Truck mixer Gambar IV.14 Concrete pump Gambar IV.15 Beton langsung dari mixer Gambar IV.16 Pengecoran menggunakan pipa tremi Gambar IV.17 Casing diangkat setelah pengecoran selesai Gambar IV.18 Denah tes pile Gambar IV.19 Denah tes pile Gambar IV.20 Tampak depan dan samping Gambar IV.21 Potongan 1-1 dan potongan Gambar IV.22 Detail A Gambar IV.23 Anchor pile dan test pile Gambar IV.24 Hydrolic jack Gambar IV.25 Electric pump Gambar IV.26 dial gauge Gambar IV.27 Manometer Gambar IV.28 Genset Gambar IV.29 perataan kepala pile yang diuji Gambar IV.30 plat dan hydrolic diatas kepala tiang Gambar IV.31 test beam Gambar IV.32 Casing dan rebar anchor pile Gambar IV.33 pemasangan cross beam Gambar IV.34 Pengelasan rebar tarik Gambar IV.35 dudukan dialdan reference beam... 57

9 vii Gambar IV.36 dial pada reference beam Gambar IV.37 Pemasangan manometer Gambar IV.38 Pemasangan Selang Gambar IV.39 Cover Gambar IV.40 Grafik hubungan beban dan penurunan Gambar IV.41 Grafik hubungan beban dan waktu Gambar IV.42 Grafik hubungan penurunan dan waktu Gambar IV.43 pengerukan tanah dengan excavator Gambar IV.44 pembersihan beton secara manual Gambar IV.45 pembersihan beton dengan excavator Gambar IV.46 beton sisa Gambar IV.47 beton sudah di potong Gambar IV.48 Lantai kerja Gambar IV.49 Bantalan beton Gambar IV.50 Besi tulangan pilecap Gambar IV.51 Formwork telah terpasang Gambar IV.52 Pembersihan menggunakan excavator Gambar IV.53 Pekerjaan tanah dasar Gambar IV.54 Pekerjaan lantai kerja Gambar IV.55 Pembesian oprit Gambar IV.56 Pengecoran tahap awal... 73

10 DAFTAR TABEL Tabel II.1 Manajemen PT. Hutama Karya... 7 Tabel II.2 Proyek-proyek yang menggunakan Teknologi Sosrobahu... 8 Tabel IV.1 Sumber daya bored pile Tabel IV.2 spesifikasi Hydrolic jack Tabel IV.3 spesifikasi electric pump Tabel IV.4 Spesifikasi Dial Gauge Tabel IV.5 Spesifikasi Manometer Tabel IV.6 Pembebanan Loading test viii

11 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kemacetan di Jakarta menjadi problematik yang harus segera diselesaikan. Kemacetan sendiri bukan hanya terjadi karena kendaraan dari dalam kota saja melainkan juga banyak kendaraan yang berasal dari luar jakarta yang menyebabkan kemacetan di pinggiran kota. Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) dibangun sebagai salah satu solusi untuk mengatasi volume kendaraan yang tinggi terutama dari kendaraan-kendaraan yang berasal dari kotakota satelit di sekitar jakarta dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dengan dibangunnya JORR 2 diharapkan investor akan melirik kota-kota satelit di sekitar Jakarta sebagai alternatif tujuan investasi. Ruas tol Cijago seksi 2A ini merupakan bagian dari jaringan jalan tol nasional, khususnya Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2). Ruas tol ini menghubungkan antara Jl. Raya Bogor dan Jl. Margonda. Adapun tol Cijago berfungsi sebagai jalan pintas yang dapat mengurangi kemacetan di sekitar jakarta khususnya sepanjang margonda hingga masuk ke Jakarta Proyek yang bernilai sekitar 382 M ini dikerjakan oleh PT Hutama Karya (persero) dengan PT perentjana Djaya sebagai konsultan. Proyek jalan tol sepanjang 3,5 Km dengan perkerasan kaku setebal 27 cm dan perkerasan lentur setebal 5 cm, termasuk di dalamnya 1 JPO, 3 Jembatan, dan 5 Overpass Loasi Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi berada di Provinsi Jawa Barat yang ditunjukkan pada gambar I.1, dan berada di Kota Depok yang ditujukkan pada gambar I.2. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor) STA s/d , sepanjang 3.50 km terletak diantara Jl. Margonda Raya dengan Jl. Raya Bogor di Cisalak, sejajar dengan Jl. H. Juanda, Depok, seperti ditunjukkan pada gambar I.3. 1

12 2 Gambar I.1 Lokasi proyek pada propinsi Jawa Barat Gambar I.2 Lokasi proyek pada daerah kota Depok

13 3 Gambar I.3 Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A Tujuan Praktik Kerja Lapangan Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Kerja Lapangan di proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi ini terbagi menjadi 4 (empat) yaitu : 1. Menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bore pile. 2. Menjelaskan metode pelaksanaan pengujian pondasi bore pile dengan static axial compressive load. 3. Menjelaskan metode pelaksanaan pembuatan footing. 4. Menjelaskan metode pelaksanaan pembuatan oprit.

14 BAB II BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. HUTAMA KARYA(Persero) selanjutnya disebut PT. HK awalnya merupakan perusahaan swasta Hindia Belanda Hollandsche Beton Maatschappij yang dinasionalisasi pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 61/1961 Tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA. Status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1971 juncto Akta Perseroan Terbatas No. 74 tanggal 15 Maret 1973, juncto Akta Perubahan No.48 tanggal 8 Agustus 1973 yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH yang kemudian berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. DU/MK.136/KPTS/03/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Penetapan Hari Ulang Tahun PT. Hutama Karya, maka dengan ini tanggal 29 Maret ditetapkan sebagai hari ulang tahun PT. Hutama Karya. Tahun 1960 merupakan tonggak transformasi PT. Hutama Karya dari perusahaan swasta 'Hollandsche Beton Maatschappij menjadi PN. HUTAMA KARYA. Sejak fase transformasi, PN. Hutama Karya telah menghasilkan karya konstruksi yang bernilai sejarah dan monumental seperti Gedung DPR/MPR RI, Monumen Patung Pancoran. Menandai dimulainya teknologi Beton pra Tekan di Indonesia, dimana PN. Hutama Karya telah mengenalkan sistem prategang BBRV dari Swiss. Sebagai wujud eksistensi terhadap teknologi ini PN. Hutama Karya membentuk Divisi khusus prategang. Pada dekade ini Hutama Karya berubah status menjadi PT. Hutama Karya (Persero). Mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi yang semakin berkembang dan kompetitif PT. Hutama Karya telah melakukan terobosan dengan diversifikasi usaha dengan mendirikan Unit Bisnis HakaPole yaitu Pabrik Tiang Penerangan Jalan Umum berbagai tipe dari baja bersegi delapan (Oktagonal) dan melakukan ekspansi usaha di luar negeri serta awal inovasi teknologi dengan ditemukannya LPBH-80 SOSROBAHU (Landasan Putar Bebas Hambatan) oleh Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati. 4

15 5 Sejalan dengan pengembangan inovasi yang terus menerus dan mengikuti kemajuan teknologi konstruksi yang berkembang pesat, PT. Hutama Karya telah mampu menghasilkan produk dengan teknologi tinggi berupa: Jembatan Bentang Panjang (Suspension Cable Bridge, Balanced Cantilever Bridge, Arch Steel Bridge, Cable Stayed). PT. Hutama Karya telah memenuhi standar internasional dalam hal kualitas, keselamatan kerja dan lingkungan dengan didapatkannya sertifikasi ISO 9002:1994, OHSAS 18001:1999. Era millennia dimana dinamika ekonomi semakin pesat, PT. Hutama Karya telah merevitalisasi diri dengan melakukan pengembangan usaha untuk sektor-sektor swasta dengan pembangunan: High Rise Building (Bakrie Tower, Apartemen), infrastruktur (Jalan TOL). Seiring dengan perkembangan tersebut, kualitas dan mutu tetap menjadi perhatian PT. Hutama Karya. Hal ini terbukti dengan didapatkannya ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007. Perubahan lingkungan strategis memacu PT. Hutama Karya untuk turut berubah. Berbagai rencana di masa depan dicanangkan, salah satunya adalah menjadi perusahaan terbuka sebelum tahun Visi dan Misi Visi Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi yang Handal dan Terkemuka. Misi Meningkatkan nilai perusahaan di bidang industri konstruksi secara profesional dalam memenuhi harapan Pemangku Kepentingan (Stakeholder). Motto "Inovasi Untuk Solusi" INSAN HUTAMA senantiasa mencari alternatif cara baru dalam pengelolaan aktivitas dan pernyelesaian permasalahan. Budaya Perusahaan 1. Berorientasi pada pelanggan

16 6 a. Insan Hutama senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan b. Keberpihakan pada kepuasan pelanggan c. Pelanggan internal maupun pelanggan eksternal 2. Integritas Insan Hutama memiliki moral dan etika usaha yang baik 3. Profesional Insan Hutama bekerja sesuai tanggung jawab profesinya secara baik dan benar berdasarkan sistem manajemen dan GCG Value Statements "Kami bekerja secara profesional, berintegritas, dan senantiasa berinovasi untuk dapat dihandalkan dalam menghasilkan nilai tambah yang tumbuh berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan" 2.3 Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan PT. Hutama Karya terdiri atas Direktur Utama yang mengepalai beberapa Direktur, dan Direktur-Direktur yang mengepalai beberapa Divisi dan Wilayah. Struktur organissasi perusahaan PT. Hutama Karya secara sederhana dapat digambarkan seperti pada gambar II.4.

17 7 Gambar II.1 Struktur organisasi PT. Hutama Karya Pejabat Dewan Direksi dan Manajemen PT. Hutama Karya saat ini, dapat dilihat pada tabel II.1. Tabel II.1 Manajemen PT. Hutama Karya No. Nama Jabatan 1 Achmad Hermanto Dardak Komisaris Utama 2 Max Tamaela Komisaris 3 M.I. Zulkarnain Duki Komisaris 4 Arlen Tobana Pakpahan Komisaris 5 Achmad Budhi Patria Komisaris 6 Eddy Yusbar Badaruddin Komisaris 7 Tri Widjajanto Joedosastro Direktur Utama 8 R. Soetanto Direktur Operasi I

18 8 9 Indradjaja Manopol Direktur Operasi II 10 Hartik Aningsih Direktur SDM dan Umum 11 Budi Rachmat Kurniawan Direktur Pengembangan 12 Suparman Direktur Keuangan 2.4 Inovasi Gambar II.2 SOSROBAHU SOSROBAHU adalah Unit Putar Hidraulik Tanpa Gesekan (Hydraulic Non Friction Rotating Device), seperti pada gambar II.5 merupakan konstruksi disk dari besi tuang berdiameter 80 cm, yang diletakkan ditengah tengah (centre line) dari tiang jembatan. Teknologi pemutar pier head di atas kolom ini memungkinkan pier head beton dicor sejajar arah memanjang jalan/jembatan, dan setelah umur beton mencukupi, pier head diputar hingga posisi yang diinginkan..dengan teknologi ini akan mereduksi biaya konstruksi, terutama di lokasi padat penduduk atau padat lalu lintas. Beberapa proyek yang dikerjakan PT. Hutama Karya dengan menggunakan teknologi SOSROBAHU dapat dilihat pada tabel II.2. Tabel II.2 Proyek-proyek yang menggunakan Teknologi Sosrobahu No. Nama Proyek Lokasi Tahun

19 9 1 Cawang-Tanjung Priok Toll Way Jakarta, Indonesia Harbour Road Toll Way Jakarta, Indonesia Metro Manila Highway Manila, Philiphina Kuala Lumpur Middle Ring Road II Kuala Lumpur, Malaysia 1996 Pier head pada Proyek Jalan Tol Cawang Tanjung Priok yang dibuat dengan Teknologi SOSROBAHU dapat dilihat pada gambar II.6. Gambar II.3 Proyek Jalan Tol Cawang Tanjung Priok tahun Standar Internasional Sebagai bentuk komitmen PT. Hutama Karya terhadap kepuasan pelanggan, tuntutan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan, PT. Hutama Karya menerapkan standar manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan. Komitmen tersebut dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat berstandar internasional, yaitu: Sertifikat ISO 9001:2008

20 10 Gambar II.4 Sertifikat ISO 9001:2008 Sertifikat ISO 14001:2004

21 11 Gambar II.5 Sertifikat ISO 14001:2004 Sertifikat OHSAS 18001:2007

22 12 Gambar II.6 Sertifikat OHSAS 18001: Anggota Assosiasi Asosiasi Aspal Beton Indonesia Asosiasi Kontraktor Air Indonesia

23 13 Asosiasi Kontraktor Indonesia Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia D & B Kamar Dagang Industri Indonesia

24 14 Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi Real Estate Indonesia 2.7 Cabang dan Anak Perusahaan HAKAASTON Gambar II.7 Logo PT. HAKAASTON PT. HAKAASTON berdiri tanggal 25 November 2010 yang bergerak dalam bidang kontraktor konstruksi sipil. PT. HAKAASTON memiliki 17 unit Asphalt Mixing Plant (AMP), yang dilengkapi dengan sarana laboratorium dan stone crusher sendiri di beberapa unit-unitnya. Unit AMP ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia untuk memenuhi order dari customercustomer. Selain mengerjakan proyek-proyek penghamparan, PT. HAKAASTON juga melayani pembelian tunai atau retail. Untuk recana ke depan PT. HAKAASTON akan memulai produksi aspal emulsi (dalam proses pengembangan di unit AMP Cikunir) dan batching plant (produksi beton).

25 HAKAPOLE Gambar II.8 Logo PT. HAKAPOLE PT. HAKAPOLE didirikan tanggal 25 November 2010, sebagai anak perusahaan PT. Hutama Karya (Persero) yang bergerak di bidang industri baja, meliputi : Steel Pole : Monopole, Polygonal Pole, dan High Mast Steel Tower : Tower Transmisi, Tower BTS. Steel Structure : Rangka Baja (pabrik, gedung, jembatan rangka baja, dll), Guard Rail. Metal Industries : Tabung Gas, Spare Part Otomotif, Tanki Transformator, Pekerjaan Mechanical/Electrical HK REALINDO Gambar II.9 Logo PT. HK REALTINDO PT. HK REALTINDO merupakan anak perusahaan pertama PT. Hutama Karya (Persero) yang bergerak dalam pengembangan property dan perumahan. Didirikan pada 10 Mei 2010, sejak awal hingga saat ini, PT. HK REALTINDO telah mengembangkan berbagai produk, dan properti perumahan yang strategis dan tersebar hampir di seluruh nusantara. Berikut adalah beberapa proyek besar yang ditangani oleh PT. HK REALTINDO: 1. The H Residence

26 16 2. The H Tower 3. Kubikahomy 4. Techno Tower 5. Office Tower Antam 6. Townsite Antam 7. Office Area di Jababeka 2.8 Pelaksanaan Disiplin Kerja Kedisiplinan kerja sangat penting agar karyawan PT. HUTAMA KARYA dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Untuk itulah perlu untuk dikeluarkannya suatu tata tertib karyawan perusahaan tersebut, diantaranya : 1. Jam Kerja a. Jam kerja hari Senin s/d Sabtu (kecuali jam kerja dilapangan, masuk setiap hari). b. Masuk kerja : Pukul WIB c. Pulang kerja : Pukul WIB d. Istirahat : Pukul WIB 2. Jam Lembur Bagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih bahkan bisa sampai 24 jam setelah jam WIB bisa diperhitungkan sebagai jam lembur. Besarnya uang lembur per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Tidak Masuk Kerja Bagi karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit selama 1 (satu) hari atau lebih, harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada surat keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.

27 17 4. Hak Cuti Karyawan Bagi karyawan hak cuti yang diterima adalah 12 hari per tahun. Sedangkan untuk izin, maksimal 12 hari dalam setiap bulan dan meminta izin kepada Kepala Divisi.

28 BAB III BAB III PENGENALAN PROYEK 3.1 Prosedur mendapatkan proyek Prosedur Mendapatkan Proyek Secara Umum Dalam menentukan kontraktor pelaksana dalam suatu pembangunan proyek, dilakukan proses yang sudah ditentukan untuk mencapai kontrak/perjanjian sehingga pekerjaan dapat dilakukan. Dimana proses yang dilakukan oleh kontraktor dalam mendapatkan proyek adalah sebagai berikut: 1. Pelelangan Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media cetak atau pengumuman resmi, sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya, dan nantinya didapat harga penawaran yang kompetitif. Pelelangan itu sendiri terdiri dari dua macam: a. Pelelangan terbuka Diikuti oleh semua jasa konstruksi yang berminat dan sesuai dengan bidang dan sub bidang kerja/grade b. Pelelangan terbatas Hanya diikuti oleh jasa konstruksi yang diundang dan sesuai dengan bidang dan sub bidang yang dikerjakan. 2. Pemilihan Langsung Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan tanpa melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran (dimana terdapat tiga penawaran) dan melakukan negosiasi baik teknik maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 3. Penunjukkan Langsung Yaitu pengadaan barang/jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu penyedia barang/jasa. Penunjukan langsung ini dilakukan bila dalam kondisi bencana alam, hak paten dan bila telah dua kali lelang gagal. Nilainya pun kurang dari 100 juta. 18

29 19 Banyak tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan proyek. Mulai dari tahap pengembangan konsep, tahap perencanaan, tahan pelelangan, tahap pelaksanaan, tahap pemeeliharaan dan pengoperasian. Tahap awal bagi kontraktor adalah tahap pelelangan. Untuk mengidentifikasi kemampuan kontraktor yang akan mengikuti pelelangan diperlukan prakualifikasi. Prakualifikasi merupakan kegiatan registrasi, klasifikasi, dan kualifikasi kontraktor Prosedur Mendapatkan Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A Dalam menentukan kontraktor pelaksana dalam suatu pembangunan proyek, dilakukan proses yang sudah ditentukan untuk mencapai kontrak/perjanjian sehingga pekerjaan dapat dilakukan. Pada Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A kontraktor utama ditentukan melalui pelelangan terbatas yang diikuti oleh beberapa kontraktor besar diantaranya ; Hutama Karya, Pembangunan Perumahan Wijaya Karya, Jaya Konstruksi dan PT. Yasa. PT. Hutama Karya pun terpilih menjadi kontraktor utama pada Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A. PT. Hutama Karya dalam usaha memenangkan tender Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A melalui prosedur seperti pada gambar III.1. Gambar III.1 Alur Tender Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A

30 Gambaran Umum Proyek Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A (Margonda - Raya Bogor) STA s/d , sepanjang 3.50 km terletak diantara Jl. Margonda Raya dengan Jl. Raya Bogor di Cisalak, sejajar dengan Jl. H. Juanda, Depok Jawa Barat. Proyek ini termasuk dalam proyek JORR 2 yang rencananya akan dibangun mengelilingi Jakarta, bertujuan sebagai alternatif pintu masuk menuju Jakarta dan untuk Pengembangan kota-kota satelit di sekitar Jakarta Deskripsi Proyek INFORMASI UMUM Nama Proyek Lokasi Proyek Pemilik Proyek Konsultan Sifat Kontak Uang Muka Jaminan Pelaksanaan Retensi : Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi IIA STA S/D STA : Margonda Raya Bogor, Depok Jawa Barat : PT. TRANSLINGKAR KITA JAYA : PT. PERENTJANA DJAJA : Lumpsum Fixed Price : 15% x Harga Kontrak : 10% x Harga Kontrak : 5% x Harga Kontrak Lingkup Pekerjaan : - Umum - Pembersihan Tempat Kerja - Pembongkaran - Pekerjaan Tanah

31 21 - Galian Struktur - Drainase - Subgrade - Lapis Pondasi Agregat - Perkerasan - Struktur Beton - Perkerasan Baja Struktural - Pekerjaan Lain-Lain - Pencahayaan, Lampu Lalu Lintas Dan Pekerjaan Listrik - Pekerjaan Plaza Tol - Perngalihan Dan Perlindungan Utilitas Yang Ada - Pekerjaan Fasilitas Jalan Tol JENIS KONSTRUKSI JALAN UTAMA Panjang Jalan Utama : 3.50 km (STA S/D STA ) Konstruksi Perkerasan : Rigid Pavement (Tebal 27 cm) Konstruksi Bahu Jalan : Flexible Pavement (Tebal 7 cm) Jumlah JPO : 1 Buah, (Panjang Total 51 m) Jumlah Jembatan : 3 Buah, (Panjang Total 366 m) Jumlah Overpass : 5 Buah, (Panjang Total 50 m) JENIS KONSTRUKSI STRUKTUR

32 22 Jembatan Kali Ciliwung : L = 80 m (4 Span = 10 m + 15 m + 40 m 15 m) Jembatan Kali Sugutamu 1 : L = 40 m (1 Span) Jembatan Situ Pangarengan : L = 135 m (9 Span = 9 x 15 m) Overpass Jalan Margonda : L = 2 x 17.8 m; P = 47 m Overpass Pesona Khayangan : L = 9 m; P = 3 x 18.2 m Overpass Jalan H. Daiman : L = 8 m; P = 2 x 18.3 m Overpass Jalan M. Nail : L = 8 m; P = 2 x 17.8 m Overpass Gamasetya : L = 8 m; P = 2 x 17.8 m Sudetan Kali Sugutamu : L = 75.5 m Box Culvert STA : L = 1.5 m; H = 2 m 3.3 Personalia dan organisasi proyek Organisai proyek atau lebih dikenal dengan manejemen proyek adalah proses yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengaturan dan pengendalian sehingga proyek dapat dilaksanaan sesuai sasaran proyek, sesuai dengan biaya, mutu, dan waktu yang direncanakan. Semakin baik suatu pengorganisasian proyek maka semakin optimal pula kelangsungan suatu proyek, hal ini seiring dengan kenyataan bahwa semakin besar suatu proyek maka

33 23 pengoranisasian proyek yang dilaksanakan juga akan terlihat rumit. Secara garis besar, pengorganisasian proyek memiliki arti penting antara lain : 1. Membantu pencapaian tujuan proyek. 2. Menjaga keseimbangan antara tujuan proyek yang saling bertentangan atau kepentingan yang berbeda dalam proyek. 3. Mencapai efesiensi dan efektifitas penyelesaian proyek. Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A dapat dilihat pada gambar III.2. Gambar III.2 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II A 3.4 Proses pelaksanaan proyek Untuk mempermudah dalam memanajemen proyek, maka pelaksanaan Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A ini dibagi dalam 4 zona : 1. Zona 1 (Margonda Ciliwung)

34 24 Zona 1 ini terletak diantara Konstruksi Box Tunnel yang berada di Margonda dengan Konstruksi Jembatan Ciliwung. 2. Zona 2 (Ciliwung Sugutamu 3) Zona 2 ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Zona 2A Zona 2A ini terletak diantara Konstruksi Jembatan Ciliwung dengan Sodetan Sugutamu 1. b. Zona 2B Zona 2B ini terletak diantara Sodetan Sugutamu 1 dengan Konstruksi Jembatan Sugutamu Zona 3 (Sugutamu 3 OP Gamasetya) Zona 3 ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Zona 3A Zona 3A ini terletak diantara Konstruksi Jembatan Sugutamu 3 dengan Konstruksi Overpass Adikarya. b. Zona 3B Zona 3B ini terletak diantara Konstruksi Overpass Adikarya dengan Konstruksi Overpass M. Nail. c. Zona 3C Zona 3C ini terletak diantara Konstruksi Overpass M. Nail dengan Konstruksi Overpass Gamasetya. 4. Zona 4 (OP Gamasetya Akhir Proyek) Zona 4 ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

35 25 a. Zona 4A Zona 4A ini terletak diantara Konstruksi Overpass Gamasetya dengan Konstruksi Jembatan Penyebrangan Orang Pangarengan. b. Zona 4B Zona 4B ini terletak diantara Konstruksi Jembatan Penyeberangan Orang Pangarengan dengan Konstruksi Jembatan Pangarengan. c. Zona 4C Zona 4C ini terletak diantara Konstruksi Jembatan Pangarengan sampai akhir proyek. Pembagian zona kerja secara keseluruhan dan secara sederhana dapat dilihat pada gambar III.3. Gambar III.3 Pembagian zona kerja 3.5 Rencana Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (RMK3L) Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (RMK3L) Proyek merupakan gambaran untuk memenuhi komitmen perusahaan yaitu, untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan seluruh komunitas yang berhubungan dengan seluruh kegiatan Proyek pembangunan Jalan Tol Ruas Cinere - Jagorawi Seksi II A STA s/d STA

36 26 dengan cara mengendalikan setiap resiko terhadap Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) sehingga akan dihasilkan proses kerja dan produk yang berkualitas, sehat dan aman baik terhadap manusia maupun lingkungan. Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, OHSAS dan ISO yang dituangkan dalam prosedur yang dapat digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektifitas, mengetahui ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses pelaksanaan proyek. Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3L) ini merupakan integrasi dari Sistem Manajemen Mutu (SMM), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang sebelumnya dilaksanakan dengan sistem terpisah. Tujuan dilakukannya integrasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Sistem Manajemen Lingkungan adalah agar dapat diperoleh sistim manajemen perusahaan yang ringkas, praktis dan efektif serta mengikuti perkembangan teknologi informatika Sasaran Sasaran yang akan dicapai dari Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3) Proyek Pmbangunan Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A ini antara lain: I. SASARAN MUTU: 1. Target waktu pelaksanaan proyek 420 hari kerja 2. Target pencapaian efisiensi biaya sesuai ARP 87,12% 3. Target pencapaian efisiensi material sesuai ARP 36,75% 4. Target jumlah complain temuan mutu produk oleh owner 0 (nol) kasus 5. Menuruka tingkat kesalahan pekerjaan dari 2 kali perbulan menjadi maksimum 0 (nol) kali perbulan 6. Meningkatkan tingkat kedisiplinan karyawan dari 40% - 10% 7. Meningkatkan keuntungan perusahaan dari rencana laba hingga melebihi efisiensi proyek II. SASARAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA:

37 27 1. Tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi (Zero Accident). 2. Peningkatan kepedulian karyawan dan mitra kerja terhadap K3L. 3. Peningkatan kesehatan karyawan dan tenaga kerja. 4. Kesesuaian dengan peraturan perundangan terkait K3L. 5. Kesiagaan menghadapi keadaan darurat. III. SASARAN LINGKUNGAN: 1. Mengurangi adanya keluhan/komplain dari komunitas disekitar lingkungan proyek. 2. Mengurangi pencemaran udara dari emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan operasional dan alat berat ataupun kebisingan genset. 3. Mengurangi pemakaian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (listrik, air dll). 4. Penggunaan/pemilihan bahan ramah lingkungan dan bahan yang mudah diuraikan oleh alam/ dapat didaur ulang. 5. Mengurangi ceceran/tumpah BBM dan pelumas yang berdampak pada pencemaran tanah Ruang Lingkup RMK3L Ruang Lingkup RMK3L mencakup implementasi sistem manajemen di perusahaan termasuk semua persyaratan yang diberlakukan oleh ISO 9001:2000, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:1999 mulai dari proses Persiapan, Pelaksanaan sampai dengan Serah Terima Kebijakan MK3L Dalam mencapai visi menjadi perusahaan industri konstruksi yang handal dan terkemuka, seluruh direksi dan manajemen PT HUTAMA KARYA (Persero) berkomitmen untuk memberi kepuasan pelangan dengan menetapkan hal-hal sebagai berikut: Mematuhi dan memenuhi semua ketentuan peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relavan terkait dengan kegiatanperusahaan untuk tercapainya kepuasan pelanggan. Mencegah terjadinya bahaya yang dapat mengakibatkan cidera, sakit akibat perkerjaan, pencemaran dan mengendalikan penggunaan sumber daya alam serta aspek lainya yang berdampak negative terhadap lingkungan,

38 28 Menjamin seluruh karyawan dan partner bisnis lainnya kompeten dengan cara memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan tugas-tugasnya dan memastikan lingkungankerja bebas dari minuman keras, narkoba dan segala jenis senjata illegal. Konsisten melaksanakan peningkatan secara berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen dan mejadikan kebijakan ini sebagai kerangka acuan dalam penerapan Tujuan dan Sasaran Perusahaan Struktur tanggap darurat Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A dapat dilihat pada gambar III.4. Sedangkan untuk bagan alir tanggap darurat Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A dapa tdilihat pada gambar III.5, dan untuk bagan alir penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi dapat dilihat pada gambar III.6. Gambar III.4 Bagan struktur tanggap darurat

39 Gambar III.5 Bagan alir tanggap darurat 29

40 Gambar III.6 Bagan alir penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi 30

41 BAB IV BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI 4.1 Lingkup Pekerjaan Proyek Ruas Tol Cijago seksi IIA yang dibangun sepanjang Jl. Ir. Juanda Depok, direncanakan terdiri dari 1 buah JPO sepanjang 51 m, 3 buah Jembatan dengan panjang total 366 m, dan 5 buah Overpass dengan panjang total 80 m. Pekerjaan dikerjakan oleh PT Hutama Karya sebagai kontraktor pemenang tender. Metode kerja yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana untuk tiap kegiatan didasarkan menurut suatu aturan yaitu spesifikasi teknis dan rencana kerja proyek yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Spesifikasi teknis dan rencana kerja proyek tersebut memuat syarat dan standar pekerjaan yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana. Selama praktikan melaksanakan praktek kerja lapangan di proyek tersebut, pekerjaan yang diamati meliputi pekerjaan lapangan seperti sebagai berikut; 1. Pelaksanaan pondasi bored pile. 2. Pembebanan pondasi bored pile. 3. Penulangan footing. 4.2 Pekerjaan yang Diamati Pekerjaan yang kami amati pada Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi II A meliputi : Pelaksanaan Pondasi Bored Pile. Pondasi yang digunakan pada proyek Ruas Tol Cijago seksi IIA seluruhnya adalah pondasi bored pile. Alasan dipakai bore pile dikarenakan pada hasil survey lapangan lebih disarankan memakai bored pile, dan juga untuk menghindari polusi suara yang muncul akibat bisingnya alat dari alat pancang, dikarenakan proyek dekat dengan pemukiman dan daerah yang ramai akan kegiatan. Berikut diuraikan hasil pengamatan yang dilakukan praktikan terhadap pekerjaan bore pile jembatan sugutamu. DATA PEKERJAAN: 31

42 32 Lokasi Pekerjaan : Jembatan Sugutamu-1, Sta Jumlah Bore Pile : 2 x12 (Abutment 1) + 2 x12 (Abutment 2). Kedalaman Bore Pile : 12 m. Mutu Beton : Beton kelas B-2, Slump 16±2. Mutu Besi : BJTD-40. Proses pembuatan besi tulangan bored pile pertama direncanakan oleh konsultan kemudian dihitung kembali oleh kontraktor seperti terlihat pada gambar IV.1 dan IV.2. kemudian dilakukan perangkaian tulangan di los kerja yang terdapat di base camp yang diawasi oleh konsultan pengawas. Semua rangkaian tulangan yang sudah jadi kemdian di mobilisasi ke lokasi lalu di tempatkan pada titik-titik bor yang sudah di rencanakan sesuai dengan gambar kerja. Gambar IV.1 Penulangan Bore Pile A1 Jembatan Sugutamu-1

43 Gambar IV.2 Penulangan Bore Pile A2 Jembatan Sugutamu-1 33

44 34 Gambar IV.3 Konfigurasi Bore Pile A1 dan A2 Jembatan Sugutamu-1 Perencanaan sumber daya dilakukan oleh kontraktor dengan mempertimbangkan faktor ekonomis dan efisiensi, oleh karna itu kontraktor menggunakan sub-kontraktor Berdikari sebagai pelaksana pekerjaan pondasi yang diawasi oleh kontraktor. Sumber daya yang digunakan oleh sub-kontraktor dapat dilihat pada tabel IV.1.

45 35 Tabel IV.1 Sumber daya bored pile METODE PELAKSANAAN a. Pembersihan Lahan Land clearing. Pembuatan jalan masuk sementara untuk alat berat. Penggalian tanah seperti telihat pada gambar IV.4.

46 36 Gambar IV.4 Pembersihan lahan b. Pengukuran Data kedalam bore pile dan shop drawing. Penentuan titik-titik koordinat bore pile. Pengecekan elevasi tanah asli. Penentuan elevasi pinjaman. c. Setting Alat Bore Pile Penempatan posisi alat bore pile pada titik yang akan di bor seperti terlihat pada gambar IV.5. Semaksimal mungkin tidak terlalu mengganggu traffic. Pemasangan rambu-rambu untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Persiapan peralatan kebersihan (tanki air, peralatan tangan). Excavator + dump truck untuk mengangkut buangan tanah bore pile seperti terlihat pada gambar IV.6.

47 37 Gambar IV.5 Alat bor siap digunakan Gambar IV.6 Pengangkutan tanah galian d. Pengeboran Casing diangkut dari base camp menggunakan mobil trailer seperti terlihat pada gambar IV.7. Pengeboran bisa dilakukan setelah pada posisi yang pas dan semua peralatan dan fasilitas pendukung dalam keadaan siap. Pengangkatan casing dilakuan oleh craine dapat di lihat pada gambar IV.8. Pengeboran dengan sistim Dry Drilling. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman rencana (sesuai desain) dengan menggunakan Auger. Pemasangan casing dilakukan setelah pengeboran mencapai kedalaman kisaran 4 hingga 5 meter meter seperti di lihat pada gambar IV.9.

48 38 Gambar IV.7 Mobilisasi casing Gambar IV.8 Pemasangan casing

49 39 Gambar IV.9 Casing sudah terpasang e. Cek Kedalaman Bored Pile Surveyor selalu standby untuk memantau kedalam bore pile. Hingga pengeboran mencapai kedalaman rencana. Setelah kedalaman lubang bor disetujui oleh Konsultan Pengawas, PT. Perentjana Djaja, maka dilakukan pembersihan dasar lubang dengan Cleaning Bucket seperti terlihat pada gambar IV.10.

50 40 Gambar IV.10 Cleaning bucket f. Pemasangan Besi Tulangan Besi tulangan sudah dipersiapkan di workshop seperti terlihat pada gambar IV.11. Besi tulangan dimobilisasi menggunakan truck trailer di bantu crane service. Pemasangan besi tulangandapat dilihat pada gambar IV.12 dilakukan menggunakan crane service 25 ton. Penyesuaian posisi dengan memakai beton decking/spaces sesuai spesifikasi, yaitu 7,5 cm. Penyambungan besi tulangan menggunakan las. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan engineering. Gambar IV.11 Besi tulangan

51 41 Gambar IV.12 Pemasangan besi tulangan g. Pengecoran Pengecoran dilakukan setelah besi tulangan terpasang dengan baik. Pipa Tremi dipasang sampai mencapai dasar lubang bor. Sebelum dimulainya pengecoran, terlebih dahulu diambil sample beton (silinder 15 x 30 cm) untuk pengetesan mutu beton. Truk mixer dari baching plan agung beton seperti terlihat pada gambar IV.13. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan pipa tremi diameter 8. Dituang langsung dari concrete mixer menggunakan concrete pump seperti terlihat pada gambar IV.14 dan gambar IV.15. Pengecoran menggunakan beton mutu K-350. Pipa Tremi dipotong berdasarkan volume beton yang telah dituangkan ke dalam lubang dengan tetap menjaga jarak tremi minimum 2 m di bawah kepala beton seperti terlihat pada gambar IV.16.

52 42 Setelah pengecoran mencapai permukaan/elevasi yang direncanakan, maka temporary casing dapat dicabut dan pengerjaan bore pile selesai seperti terlihat pada gambar IV.17. Gambar IV.13 Truck mixer Gambar IV.14 Concrete pump Gambar IV.15 Beton langsung dari mixer

53 Gambar IV.16 Pengecoran menggunakan pipa tremi 43

54 44 Gambar IV.17 Casing diangkat setelah pengecoran selesai Masalah yang sering dihadapi pada pekerjaan bored pile : Adanya bangunan atau batu yang terdapat dibawah tanah, sehingga harus menghancurkan dahulu bangunan atau batu tersebut. Tanah yang labil dan berlumpur, sehingga dapat terjadi longsoran. Kerusakan peralatan Faktor lalulintas yang sering macet, sehingga menghambat pekerjaan, ataupun perjalanan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan. Faktor cuaca yang tidak bersahabat.

55 Loading Test Compression. Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam hal ini adalah pondasi. Pile loading test diperlukan unuk membuktikan akurasi perhitungan desain kapasitas daya dukung tiang di lapangan. Percobaan loading test axial kapasitas 700 ton ( 200 % ) dilakukan terhadap bored pile d = 1000 mm BP37. Percobaan yang dikukan menggunakan sistem angkur dan sesuai dengan spesifikasi ASTM D dengan prosedur pembacaan dan pembebanan siklik (cyclic loading procedure). DATA PEKERJAAN: Jenis Pondasi : Bored Pile Kedalaman : 16 m Diameter : 1000 mm Mutu Beton : K 350 Beban Rencana : 350 Ton Beban Pengujian : 2 x Beban Rencana ( 700 Ton ) Pile test no. : BP-37 Metode Pembebanan : Pembebanan dengan sistem angkur (Compression by Anchorage System) Prosedur Pembebanan : Slow Maintained Loading Standar Prosedur : ASTM D Uji pembebanan tiang dilakukan pada titik bor BP-28 dengan denah seperti gambar di bawah:

56 46 Denah dari pile yang akan diuji adalah bore pile nomor BP-28, dan juga 4 (empat) bore pile lainnya yang digunakan dalam proses pegujian yang terlihat seperti pada gambar IV.18 dan gambar IV.19. Gambar IV.18 Denah tes pile 1

57 47 Gambar IV.19 Denah tes pile 2 Tampak depan dan tampak samping rencana pengujian bore pile seperti terlihat pada gambar IV.20 dengan detail potongan 1-1 dan potongan 2-2 seperti pada gambar IV.21, dan detail A pada gambar IV.22. Gambar IV.20 Tampak depan dan samping

58 48 Gambar IV.21 Potongan 1-1 dan potongan 2-2 Gambar IV.22 Detail A

59 49 Anchor pile dan test pile dilapangan terlihat pada gambar IV.23 Gambar IV.23 Anchor pile dan test pile PERSIAPAN a. Tenaga Kerja : Pelaksana : 2 orang Mandor : 1 orang Pekerja : 10 orang b. Alat yang digunakan : Hydrolic jack

60 50 Gambar IV.24 Hydrolic jack Hydrolic jack yang digunakan seperti pada gambar IV.24, berfungsi untuk mengangkat atau mendorong benda yang berat. Spesifikasi Hydrolic jack yang digunakan telihat pada tabel IV.2. Tabel IV.2 spesifikasi Hydrolic jack Pompa (electric pump)

61 51 Gambar IV.25 Electric pump Pompa seperti terlihat pada gambar IV.25 berfungsi untuk mendorong hydrolic jack dengan spesifikasi pada tabel IV.3. Tabel IV.3 spesifikasi electric pump POMPA (ELECTRIC PUMP) Jumlah 1 (Satu) buah Max. Pressure Psi Merk Enerpac EXTENTIOMETER (Dial Gauge) Extentiometer (dial gauge) Gambar IV.26 dial gauge Dial gauge seperti pada gambar IV.26 digunakan untuk untuk:

62 52 a) mengukur kerataan permukaan bidang datar b) mengukur kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros c) mengukur kerataan permukaan dinding Cylinde Spesifikasi dial gauge yang digunakan terlihat pada tabel Tabel IV.4 Spesifikasi Dial Gauge Manometer Gambar IV.27 Manometer Manometer yang terlihat pada gambar adalah alat yang digunakan luas pada audit energi untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Spesifikasi manometer yang digunakan terlihat pada tabel Tabel IV.5 Spesifikasi Manometer Genset

63 53 Gambar IV.28 Genset Genset berfungsi sebagai penyedia listrik alternative. Genset yang digunkan seperti pada gambar IV.28. Peralatan las Peralatan las digunakan untuk mengelas tulangan dan casing dalam proses pengujian. METODE PELAKSANAAN Sebelum dilakukan pengujian tempat dan alatnya harus di setting terlebih dahulu seperti berikut: Pengujian dilakukan pada tiang bor yang telah ditentukan. Perataan kepala test pile seperti pada gambar IV.29.

64 54 Gambar IV.29 perataan kepala pile yang diuji Pemasangan plat setebal 5 cm diatas kepala tiang seperti pada gambar IV.30. Pemasangan hydraulic jack diatas plat seperti pada gambar IV.30 Gambar IV.30 plat dan hydrolic diatas kepala tiang

65 55 Pemasangan test beam diatas hydraulic jack, beri jarak 1,5-5 cm seperti pada gambar IV.31 Gambar IV.31 test beam Pemasangan casing anchor pile kemudian dilas dengan rebar anchor pile seperti pada gambar IV.32.

66 56 Gambar IV.32 Casing dan rebar anchor pile Pemasangan cross beam diatas test beam seperti pada gambar IV.33. Gambar IV.33 pemasangan cross beam Pengelasan rebar tarik d=32mm pada casing anchor pile seperti pada gambar IV.34.

67 57 Gambar IV.34 Pengelasan rebar tarik Pemasangan casing diatas cross beam kemudian dilas dengan rebar tarik rebar tarik menghubungkan casing tersebut dengan casing anchor pile Pemasangan dudukan dial dan reference beam seperti pada gambar IV.35. Gambar IV.35 dudukan dialdan reference beam Pemasangan dial diatas reference beam seperti pada gambar IV.36.

68 58 Gambar IV.36 dial pada reference beam Pemasangan manometer pada pompa seperti pada gambar IV.37. Gambar IV.37 Pemasangan manometer Pemasangan selang dari pompa ke hydraulic jack seperti pada gambar IV.38.

69 59 Gambar IV.38 Pemasangan Selang Terakhir dilakukan pemasangan akesoris lain seperti cover, pencatat waktu atau jam dan lain sebagainya seperti pada gambar IV.39. Gambar IV.39 Cover Setelah setting alat selesai, pembebanan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

70 60 Beban, penurunan dan waktu akan dicatat saat penambahan dan pengurangan beban (grafik terlampir). Beban dimasukkan dengan cara menyalakan pompa elektrik yang akan menggerakkan hydraulic jack. Beban yang dimasukkan disesuaikan dengan kekuatan yang dihasilkan oleh pompa yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu. Hydraulic jack yang terpompa akan mendorong test pile yang ada di bawahnya sesuai dengan kekuatan yang diberikan. Pembebanan dilakukan secara bertahap melalui 4 langkah. Pembebanan dilimpahkan pada tiang bor dengan siklus melalui pentahapan hingga memenuhi 200% beban rencana, kemudian baru rebound (beban 0 ton). Tahap 1 = Tahap 2 = Tahap 3 = Tahap 4 = Berikut dilampirkan tabel pembebanan loading test pada tabel IV.4.

71 61 Tabel IV.6 Pembebanan Loading test STEP CYCLE %OF DESIGN LOAD % OF ADDITIONAL LOAD LOAD HOLDING TIME LOADING INTERVAL IN MINUTES TON KG/CM2 PSI "A" (max 2 hours) hour min: tes hour minutes V "A" (rnax 2 hours) hour C 9 o minutes minutes hour minutes minutes "A" (max 2 hours) hoi r minutes , minutes minutes O 0 ' hour , ' minutes O minutes minutes "A." (riax 2 hours) "B" (for 4 hours) and every 1 hour until 12 hours. (Max. 24 hour) hour hour hour hours (for 4 hours) and every 1 hour until 12 hours. Li <aa (200%) : 700 TON E ectif area : CM2 NOTE: J: ck Cap TON MijrK DYG 1000 T "A" Load is maintained for 1 hour or until settlement is not grather than 0.25 nm/hr with max 2 hours. "B" Load is maintained for 12 hours or until settlement is not grather than 0.25 mm/hr with max 24 hours

72 62 Hasil Loading test Grafik hubungan beban dan penurunan terlihat pada gambar IV.40. Gambar IV.40 Grafik hubungan beban dan penurunan Grafik hubungan beban dan waktu terlihat pada gambar IV.41.

73 63 Gambar IV.41 Grafik hubungan beban dan waktu Grafik hubungan penurunan dan waktu telihat pada gambar IV.42.

74 64 Gambar IV.42 Grafik hubungan penurunan dan waktu Footing. Footing adalah konstruksi yang sering kita kenal dengan pile cap, fungsinya sama yaitu menyatukan pile yang sudah ada menjadi satu bagian utuh dalam footing. Dan footing merupakan bagian dari substructure atau struktur bagian bawah. Setelah pekerjaan pengerukan tanah selesai, maka pekerjaan footing selanjutnya yang akan dikerjakan. pekerjaan footing intinya meliputi pekerjaan instalasi tulangan, formwork, pengecoran, dan penimbunan tanah. Pada pekejaan ini kami kami hanya mengamati sampai dengan instalasi tulangan, hal ini dikarenakan batas waktu yang diberikan untuk pelaksanaan praktik kerja lapangan sudah habis. METODE PELAKSANAAN a. Pembersihan Lahan Pengerukan tanah sesuai elevasi dengan menggunakan excavator seperti pada gambar IV.43.

75 65 Gambar IV.43 pengerukan tanah dengan excavator Pembersihan beton dilakukan secara manual pada gambar IV.44. Gambar IV.44 pembersihan beton secara manual Pembersihan beton sisa menggunakan excavator pada gambar IV.45.

76 66 Gambar IV.45 pembersihan beton dengan excavator Beton sisa sepeti pada gambar IV.46 kemudian dipindahkan dengan excavator, sehingga tulangan pile akan terlihat seperti pada gambar IV.47. Gambar IV.46 beton sisa

77 67 Gambar IV.47 beton sudah di potong b. Pengecoran Lantai Kerja Setelah tanah sudah rata dan stabil maka langkah selanjutnya adalah pengecoran lean concrete dengan mutu beton kelas c seperti pada gambar IV.48. Pengecoran dibantu menggunakan concrete pump truck berfungsi sebagai penyalur beton ke daerah yang akan di cor, dan truck mixer pembawa beton dari baching plant. Pengecoran dibantu beberapa pekerja dengan urutan pengecoran selebar 4 m terlebih dahulu setebal 10 cm.

78 68 Gambar IV.48 Lantai kerja c. Penulangan dan Formwork Selanjutnya adalah mendatangkan tulangan yang sudah dipotong dan dibentuk dari workshop, serta formwork sudah siap dilapangan. Semua material harus terjaga dari bersentuhan langsung dengan tanah. Langkah selanjutnya adalah pemasangan beton decking seperti pada gambar IV.49 yang berfungsi agar tulangan tidak menyentuh dasar pondasi dan sebagai pembentuk selimut beton. Kemudian proses pemasangan tulangan footing dan steak pada gambar IV.50 untuk tulangan pilar sesuai gambar kerja yang diawasi oleh konsultan pengawas Langkah selanjutnya adalah pemasangan formwork seperti pada gambar IV.51 yang sudah dibuat pada los kerja agar mudah dalam pemasangan.

79 69 Gambar IV.49 Bantalan beton Gambar IV.50 Besi tulangan pilecap

80 70 Gambar IV.51 Formwork telah terpasang Masalah yang sering dihadapi pada pekerjaan footing : Faktor cuaca yang tidak bersahabat. Truck mixer yang telat datang. Tulangan yang tidak sesuai spesifikasi Oprit Pelat Injak (Oprit) adalah suatu konstruksi yang berada sebelum konstruksi utama jembatan. Pelat injak berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai jembatan sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai jembatan. Walaupun struktur plat injak posisinya berada di belakang back wall abutment-nya, namun sebenarnya struktur plat injak itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah dari struktur jembatan utama, pada saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan dari plat injak yang diikat dengan tulangan dari abutment. Plat injak berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya. Secara khusus, fungsi dari struktur plat injak adalah untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah dasar di belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban terpusat pada daerah di belakang back wall abutment, dimana kendaraan cenderung mengurangi kecepatan bila hendak memasuki jembatan tepat di belakang back wall abutment, sehingga diperlukan suatu struktur beton bertulang yang

81 71 harus mampu menahan beban rencana tersebut akibat gaya rem kendaraan dan beban mati kendaraan. METODE PELAKSANAAN Pada proyek ini kami mengamati pekerjaan oprit yang dilakukan pada jembatan diatas overpass. Berikut tahapan pekerjaannya ; a. Persiapan Perlu dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan alat berat seperti pada gambar IV.52. Pembersihan existing jalan yang berupa trotoar, kerb dan aspal. Pemasangan rambu di pinggir jalan sepanjang pekerjaan. Gambar IV.52 Pembersihan menggunakan excavator b. Lantai Kerja Lapis tanah dasar diratakan menggunakan tandem roller seperti pada gambar IV.53. Lantai kerja bisa berupa lean concrete atau split yang dipadatkan seperti pada gambar IV.54.

82 72 Pemadatan subbase menggunakan alat berat. Gambar IV.53 Pekerjaan tanah dasar Gambar IV.54 Pekerjaan lantai kerja c. Pembesian Plastik atau bond breaker digelar terlebih dahulu sebelum pembesian. Pembesian dilakukan oleh pekerja secara manual seperti pada gambar IV.55.

83 73 Gambar IV.55 Pembesian oprit d. Pengecoran Pengecoran pada gambar IV.56 dilakukan secara bertahap dengan menggunakan truck mixer dan bantuan excavator. Pemasangan kerb dilakukan secara manual Gambar IV.56 Pengecoran tahap awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Wilayah Penelitian. Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu pada Jalan Tol Cinere Jagorawi berada di Depok, provinsi Jawa Barat. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall) LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall) Kawasan Ciledug Kota Tangerang Disusun Oleh: Dicky Devara (41113010068) Muhammad Luthfi siddik (41113010082)

Lebih terperinci

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN PEKERJAAN RAFT FOUNDATION PADA PROYEK CINERE TERRACE SUITES Dosen Pembimbing Ika Sari Damayanthi S, ST, MT Disusun Oleh: Siti Ratna Sari 41113010028 Triaz Saputra 41113010066

Lebih terperinci

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) Disusun Oleh : Ama Muttahizi Ahadan Auhan Hasan Fastajii Bulloh TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kemacetan di Jakarta menjadi problematika yang harus segera diselesaikan, karena hal ini juga berdampak kepada kota-kota di sekitar Jakarta. Jakarta

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT LAPORAN KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT Disusun oleh : AJENG NURJAYANTI (41113010027) AHMAD BAHTIAR.R (41113010081) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile) BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN JL. CIKINI RAYA NO 79 JAKARTA PUSAT Disusun oleh : FEBRIANA ZIARANTIKA ( 41110010011

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN PONDASI BORE PILE PADA PEMBANGUNAN FLY OVER SIMPANG JAKABARING PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

METODE PEKERJAAN PONDASI BORE PILE PADA PEMBANGUNAN FLY OVER SIMPANG JAKABARING PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN METODE PEKERJAAN PONDASI BORE PILE PADA PEMBANGUNAN FLY OVER SIMPANG JAKABARING PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN Disusun oleh : TAKBIR RONI ( 41107010010 ) ARI YULIANTO ( 41107010017 ) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAMATAN PROSES STRUKTUR PROYEK RAMAYANA CIKUPA Jl. Raya Serang Km. 19, Tangerang - Banten Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah kerja praktik Jurusan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORED PILE

KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORED PILE KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK SOUTHGATE TANJUNG BARAT Jl. Raya Lenteng Agung No. 163, Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan Disusun Oleh : Agus Hariyanto

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : CHAIRIL ANWAR (41111110007)

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Pondasi Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT DISUSUN OLEH : LYSA RISTIYAWATI 41112110060 NURFITA ANJARSARI 41112120091 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT. Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Bab V Pelaksanaan Pekerjaan V.1 Pelaksanaan Di Lapangan Pada pelaksanaan proyek di lapangan, pelaksana tidak langsung membawahi para tukang akan tetapi menunjuk kepala tukang

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN STRUKTUR BALOK, KOLOM, DAN PLAT PADA PROYEK RUMAH SUSUN BALAI LATIHAN KERJA PASAR REBO Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 23, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Kota Administrasi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Umum Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan. Pembangunan di berbagai sektor terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan METODE PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT Jl. R.A Kartini No.9, Cilandak - Jakarta Selatan Disusun Oleh : Candra Saputro 41113110085 Yusup Ramdani 41113110109

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. salah satu alternative tempat tinggal bagi para penduduk Kota Jakarta khusunya,

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. salah satu alternative tempat tinggal bagi para penduduk Kota Jakarta khusunya, BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Suatu hunian yang terletak di sekitar daerah Ibu Kota Jakarta tentunya masih sangat diharapkan oleh penduduk yang bekerja di Jakarta, semakin menyempitnya

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

BAB II DATA PROYEK PADINA SOHO & RESIDENCE. penghubung antara dua provinsi, yaitu Tangerang dan Jakarta. Selain itu, jalan ini

BAB II DATA PROYEK PADINA SOHO & RESIDENCE. penghubung antara dua provinsi, yaitu Tangerang dan Jakarta. Selain itu, jalan ini BAB II DATA PROYEK PADINA SOHO & RESIDENCE 2.1 Latar Belakang Proyek Jalan Daan Mogot adalah lokasi yang strategis untuk didirikan bangunan yang berfungsi untuk tempat tinggal dan bisnis, karena jalan

Lebih terperinci

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrol mutu atau quality control (QC) adalah suatu kegiatan untuk mengukur kualitas suatu barang dengan membandingkannya sesuai dengan spesifikasi dan syarat yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Fly Over Fly over adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTIK PROFESI PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT DISUSUN OLEH : NOVARI INDRA HERMANTO (NIM: 41211120060) 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL 7.1. Axial Loading Test 7.1.1. Umum Pengujian pada pondasi Bored Pile dilakukan untuk memastikan Bored Pile yang sudah dikerjakan

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO.

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO. LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO.35 JAKARTA SELATAN Disusun Oleh : DANIL ARIFIN 41111110004 DHIAN PERMATA ADHI 41111110022

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN Suandriski Eka Putra 1, Bakhtiar A Wahab 2, Munardy 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) METODE PELAKSANAAN BANGUNAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Dosen Pengampu : Ibu Atika Ulfah Jamal S.T., M.Eng., M.T. Oleh: Fildzah Adhania J. Paransa / 13 511 178 / Kelas B JURUSAN TEKNK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN BORED PILE

PENGUJIAN BORED PILE BAB VII PENGUJIAN BORED PILE 7.1 Umum Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam Pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Material Material merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan sebuah pembangunan karena ikut mempengaruhi kekuatan struktur bangunan dan biaya yang akan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Pembahasan Masalah Secara umum setiap proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencanaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proyek BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek Pembangunan di Indonesia semakin berkembang seiring bertambahnya populasi manusia dan kemajuan teknologi. Pembangunan pada berbagai sektor seperti jalan tol,

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x xiii

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

ZULFIKAR JAUHARI NRP

ZULFIKAR JAUHARI NRP TUGAS AKHIR MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO KERTOSONO STA. 5+350 STA. 10+350 DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU DI KABUPATEN MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR ZULFIKAR JAUHARI NRP. 3110040601

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. LAMPIRI DJAYA ABADI

BAB II PROFIL PT. LAMPIRI DJAYA ABADI BAB II PROFIL PT. LAMPIRI DJAYA ABADI 2.1 Sejarah singkat Perusahaan Dari sekian banyak Negara berkembang, Indonesia di kenal sebagai salah satu Negara keunikan karena letak geografisnya, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII Laporan Kerja Praktek MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 PENGERTIAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Konsultan manajemen konstruksi merupakan lembaga atau perusahaan yang membantu owner/pemberi tugas, untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING SYSTEM PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD Jl. BSD Boulevard, Parcel 55-F, Grand CBD BSD City, Tangerang, Indonesia Disusun

Lebih terperinci

2. Penentuan Elevasi dan Making

2. Penentuan Elevasi dan Making 2. Penentuan Elevasi dan Making Menentukan titik ground anchor dan posisi waller beam layer satu dengan elevasi 2m pada shop drawing, dan berada pada jarak 3,6 m yang bertumpu pada bentonit. 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Josia Irwan Rastandi ( * ) Eric Djajasurja (**) Chairul Soleh (***) 1. PENDAHULUAN Selain merupakan

Lebih terperinci

PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2014

PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2014 FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2014 Judul Karya: Perancah Struktur Balok & Lantai menggunakan Shoring Truss pada Proyek Jembatan Dolago Sulawesi Tengah Kategori Karya

Lebih terperinci