BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN"

Transkripsi

1 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Bab V Pelaksanaan Pekerjaan V.1 Pelaksanaan Di Lapangan Pada pelaksanaan proyek di lapangan, pelaksana tidak langsung membawahi para tukang akan tetapi menunjuk kepala tukang untuk memimpin pekerjaan di lapangan. Mengenai bahan bahan seperti besi dan metode kerja yang akan di gunakan, besi tulangan disimpan di area sekitar proyek yang aman dari jalur mesin bor dan alat berat lain nya sehingga besi tidak berpindah pindah lokasi. Sedangkan jadwal kerja harian para pekerja diatur oleh kontraktor dan jam kerjanya berlangsung dari 8.00 s/d WIB, kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali dari jam s/d WIB. Sistem pembayaran upah kepada pekerja dilakukan dengan sistem mingguan. Untuk menjaga keamanan pada proyek dipekerjakan 3 orang penjaga, yang merangkap sebagai penerima barang masuk ke proyek. V.2 Time Schedule Agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan mengetahui kemajuan pelaksanaan pekerjaan maka dibuatlah jadwal pekerjaan (Time Schedule). Time Schedule untuk pekerjaan dan rencana dibuat oleh kontraktor di periksa oleh manajemen konstruksi dan di setujui oleh pemilik. Proyek ini dimulai pada 11 Maret 2015 sampai dengan 8 Juni 201. Dari hari pertama sampai dengan hari terakhir proyek mengalami keterlambatan apabila di lihat dari deviasi pekerjaan. V.3 Pengaturan Pemasukan Bahan Kelancaran pelaksanaan pembangunan sebuah proyek tidak terlepas dari sistem pengaturan pengadaan bahan dan barang. Apabila pekerjaan ini terhambat akan membuat penyelesaian proyek semakin lama. Untuk mengantisipasi hal ini, maka sebelum pelaksanaan proyek kontraktor harus mempertimbangkan hal hal V-1

2 sebagai berikut : a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mendistribusikan bahan atau barang untuk kebutuhan proyek selambat lambatnya 4 hari sebelum dilaksanakan pekerjaan. b. Kontraktor wajib men-survey keadaan lokasi serta wajib membangun gudang penempatan bahan dan peralatan yang di order. c. Kontraktor wajib membangun sebuah gudang untuk menyimpan bahan atau barang. d. Kontraktor wajib menempatkan beberapa petugas pengawas material, agar pemasukan dan pengeluaran bahan dapat terkoordinir dengan baik. e. Material besi harus di tempatkan dengan baik agar tidak terkena lumpur, dan alat berat agar tidak berubah bentuk akibat terlindas. V.4 Pengadaan Peralatan Untuk kelancaran pembangunan proyek, sangat diperlukan berbagai macam peralatan baik alat berat maupun manual. Dalam pelaksanaan proyek alat yang digunakan seperti Excavator, Mesin Bore Pile, Crawler Crane, Mesin Genset, Roll Spiral, Plat Besi ( Untuk jalan sementara ), Mesin Las yang harus di cek dengan baik kelayakan pakai agar tidak menggangu jalan nya aktifitas proyek. V.5 Penempatan Penulis Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ini yang berdasarkan kepada surat keputusan Kepala Program Studi Jurusan Teknik Sipil. Penulis ditempatkan di lapangan untuk ikut mengamati setiap jenis kegiatan dan memberikan laporan kepada pembimbing dosen dan pembimbing lapangan dan di diskusikan apabila penulis tidak faham baik secara teknis,metode kerja, waktu, penyusunan laporan dan lain lain. Pekerjaan ini diamati selama kurang lebih 2 bulan, terhitung mulai tanggal 09 Maret s/d 09 Mei V-2

3 V.6 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan Apartemen Embarcadero Bintaro, adapun ruang lingkup terdiri dari : V.6.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan prasarana, pembersihan lokasi proyek, dan persiapan-persiapan sebelum melaksanakan pekerjaan lebih lanjut. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur peralatan, bangunan pembantu, dan fasilitas lainnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun. Gambar V.1 Breakdown Pekerjaan Persiapan Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa persiapan tahap satu ini adalah sebagai berikut: V-3

4 a. Menentukan lokasi lokasi kantor / direction kit, stockyard, dll sehingga dapat terorganisir dengan baik. b. Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di hindarkan. c. Menentukan alat berat dan alat pendukung lain nya, Agar proyek berjalan dengan baik tanpa ada hambatan karena kekurangan atau ketidak sedian alat yang dapat menghambat proyek. d. Penyediaan alat alat kerja yang akan dibutuhkan sesuai dengan kondisi / medan kerja, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien serta ekonomis. V Penyediaan sarana dan prasarana Pekerjaan ini meliputi : a. Penyediaan Air bersih dan daya listrik untuk bekerja. b. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak, dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan persetujuan Direksi / Perencana. c. Penyediaan rambu-rambu keselamatan, maupun tanda peringatan lainya. d. Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi sebagai pembuangan air yang ada sesuai dengan petunjuk / persetujuan Direksi. V Stockyard Stockyard telebih dahulu disiapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai. Stockyard ini digunakan untuk menyimpan material, memarkir kendaraan proyek, melakukan pabrikasi tulangan maupun bekisting. Lokasi stockyard harus mudah dijangkau dari lokasi proyek, dan harus pula cukup luas untuk dapat melakukan semua aktivitas tersebut di atas. Stockyard ini pun dilengkapi dengan wc untuk pekerja, dan sebuah mushola. V-4

5 Gambar V.2 Situasi di dalam Stockyard, dan Sedang Dilakukan Pabrikasi besi V Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan meliputi pengukuran, land clearing, pada proyek ini land clearing sudah di kerjakan oleh pihak Owner yang di kerjakan oleh pihak Kontraktor Cut and Fill. Kontraktor berkewajiban melakukan pengukuran kembali baik elevasi dan koordinat. Setelah pengukuran setiap koordinat harus di beri patok. Berikut Kegiatan pengukuran dan pematokan : a. Menentukan titik koordinat setiap titik pondasi dengan memberi tanda patok dengan balok kayu yang di tancapkan dan di beri no titik berdasarkan gambar rencana disebut setting out. b. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran pengukuran, kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan pekerjaan. c. Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik koordinat, batas batas pekerjaan dan acuan untuk ketinggian. Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini di dasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambar gambar dan disetujui oleh team pengawas. V-5

6 d. Kontraktor harus mengadakan survei dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. e. Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus di jaga baik baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan sendiri. Gambar V.3 Pekerjaan Setting Out Kontraktor juga membuat jalan sementara ( Temporary Road ) untuk memudahkan mobilisasi demobilisasi alat karena tanah existing adalah tanah urugan yang belum di padatkan di tambah hujan yang terus turun sehingga tanah sangat mudah menjadi lumpur. Jenis jalan sementara yang di pakai adalah perkerasan kaku dengan tebal beton 10cm lapisan subgrade hanya tanah yang di padatkan dengan nilai CBR 4%. V Pekerjaan Pembesian Pondasi Tulangan untuk pondasi terlebih dahulu dilakukan di stockyard, sebelum pekerjaan pengeboran`pondasi dimulai.. Sehingga ketika pengeboran selesai, tulangan hanya tinggal ditempatkan / erection pada galian pondasi, dengan kata lain, pekerjaan pembesian untuk pondasi dan kolom dikerjakan overlapping dari pengeboran pondasi. Hal ini membuat pekerjaan lebih efisien. Hanya saja akan dibutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tulangan sebelum V-6

7 dipasang/ditempatkan, hal ini untuk mencegah rusaknya tulangan akibat korosi. Pekerjaan pembesian yang meliputi perhitungan diameter tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syarat syarat dari pembesian sebagai berikut : a. Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait, panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan. b. Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat baja dan las listrik. c. Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka pada tulangan diberi spacer di empat sisi, sepanjang tulangan, dengan jarak 20 mm. d. Pengelasan harus memenuhi ketentuan perencana, yaitu harus sesuai dengan Structural Welding Code Reinforced Steel. Menggunakan electrode E90xx, dan saat pengelasan, tidak boleh merusak batang tulangan utama. e. Pengerjaan tulangan spiral harus diperhatikan secara seksama, sesuai dengan gambar rencana, dan disambungkan dengan erat pada tulangan utama. f. Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan lain ataupun ada revisi desain V-7

8 Gambar V.4 Breakdown Pekerjaan Pembesian Pekerjaan pembesian meliputi antara lain : a. Membuat bestat (daftar memotong besi). Tahap ini merencanakan daftar pemotongan besi sesuai dengan gambar rencana dan besi di lapangan. b. Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Memotong tulangan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai bestat dan diupayakan supaya tidak terjadi kesalahan juga diupayakan agar sisa potongan seminim mungkin. Harga besi tulangan sangatlah mahal, dan apabila terjadi kesalahan saat pemotongan akan membuat potongan tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan besi sisa potongan harganya jatuh di pasaran, sehingga hal ini akan membuat kerugian. c. Membentuk tulangan spiral. Pekerjaan ini membutuhkan alat Roll Spiral, system pengerjaan nya dimana ujung besi dikaitkan di alat lalu di putar dengan jumlah tukang 4 orang, 2 orang sebagai penggerak Roll Spiral dan 2 orang sebagai penahan besi waktu di Roll Spiral agar tidak lari arah besi. d. Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana. Setelah komponen-komponen tulangan telah dibuat, kemudian disusun sesuai dengan gambar. Terlebih dahulu tulangan-tulangan memanjang dipasangkan dengan tulangan melingkar di kedua ujungnya, kemudian V-8

9 tulangan-tulangan spiral dipasangkan pada bentangan tulangan memanjang. Tulangan-tulangan spiral tersebut diletakkan sesuai gambar, perlu diperhatikan rapat renggang tulangan spiral agar sesuai dengan gambar rencana. Selesai tulangan-tulangan ditempatkan tepat pada posisinya, sesuai dengan gambar, maka tulangan tersebut diikat dengan las. e. Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan dilas. Pengawas terlebih mengecek tulangan pondasi yang telah dirakit dan kemudian bila telah disetujui, maka kemudian tulangan tersebut dilas pada beberapa titik sehingga tidak terlepas dari posisinya. Memulai pekerjaan pembesian, sebelumnya kepala pelaksana harus membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan gambar rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan, panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang bengkokan, jarak antar tulangan, tempat penghentian dan penyambungan tulangan. Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di stockyard. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar rencana pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi. Mempertimbangkan tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan harus diusahakan se-efisien mungkin dengan mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan sepenuhnya dari batang besi tulangan, dan meminimalisir potongan sisa tulangan yang tidak berguna. V-9

10 Gambar V.5 Pekerjaan Pemasangan Spiral V Pekerjaan Pondasi Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pondasi ini adalah: a. Mesin bor berupa Boring Machine Crane Mounted. b. Mata bor / Drilling Tool berbagai jenis dan ukuran. c. Casing ( Steel Case ). d. Tangki penampung campuran bentonite. e. Mesin pencampur mesin bentonite. f. Pompa sentrifugal. g. Selang. h. Pipa tremie (Diameter 25 cm). i. Corong Cor (Diameter atas 80 cm, dan diameter bawah 25 cm) j. Kait tulangan. k. Mesin las listrik. Pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen Embarcadero adalah pondasi tiang bor, berikut potongan prinsip pondasi : V-10

11 Gambar V.6 Breakdown Pekerjaan Bore Pile Pada proyek pembangunan Apartement Embarcadero ini, jenis pondasi tiang bor digunakan sebanyak 3120 titik dengan diameter bervariasi, dan dengan kedalaman 12 m s.d. 29 m. Pondasi ini menggunakan beton kelas B-2 dengan mutu K-300. Perlu diperhatikan urutan pekerjaan tiang saat pekerjaan pengeboran. Pekerjaan tiang yang satu sengaja diloncat, tidak berurutan berdasarkan nama tiang. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pengeboran selanjutnya tidak terjadi keruntuhan akibat gangguan tegangan tanah yang diakibatkan pengeboran sebelumnya. Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum melakukan prosedur pemasangan Bored Pile. Pekerjaan persiapan diantaranya meliputi persiapan lahan seperti pemetaan lahan dengan menggunakan alat-alat theodolit, proses ini dilakukan sebelum alat-alat berat dimasukkan ke lapangan, karena akan sulit jika melakukan pemetaan setelah alat-alat berat itu masuk ke lapangan. Pemetaan dilakukan untuk menentukan letak pemasukan pemasukan alat-alat berat kelapangan. Guna V-11

12 meletakkan silo bentonite yang bobotnya sangat berat, maka dibuat landasan berupa pelat beton dengan tebal 20 cm seluas perletakan silo, apabila diperlukan, maka akan dipasang pelat-pelat baja. Tujuannya untuk menopang alat-alat berat agar tidak ambles masuk ke tanah apabila daya dukung tanah di lapangan tidak cukup baik, namum karena pada proyek ini pekerjaan pengeboran dilakukan di atas existing berupa perkerasan aspal, maka hal itu tidak diperlukan. Persiapan lahan juga terdiri dari pembersihan lahan, seperti misalnya pembersihan batu-batu besar yang ada di lapangan, penebangan pohon-pohon yang mengganggu di lapangan. Cairan bentonite diperlukan dalam proses pengecoran untuk mencegah terjadinya keruntuhan dinding lubang galian saat dilakukan pengeboran. Keruntuhan biasanya terjadi akibat air tanah yang menekan untuk mengisi lubang galian, akhirnya mendesak tanah untuk runtuh. Apalagi pada pekerjaan galian bor yang dalam, dam muka air yang tinggi, serta jenis tanah yang berbutir / granular. Jika hal ini terjadi tentu akan tidak menguntungkan, karena mengganggu pekerjaan. Cairan bentonite yang memiliki berat jenis yang lebih besar daripada air, akan menahan air untuk tidak masuk dalam lubang galian, sehingga tanah di sekeliling lubang galian tidak akan runtuh. Cairan bentonite didapat dari campuran semen bentonite dengan air dengan ketentuan 35 kg Bentonite dicampur dengan 1000 liter air. Cairan bentonite dicampur pada alat khusus yang telah ditempatkan di lapangan milik PT. Trocon Indah Perkasa, setelah pencampuran dilakukan, cairan bentonite ditampung dalam tangki besar. Terdapat beberapa buah tangki besar di lapangan untuk menampung cairan bentonite, sehingga pada waktu dibutuhkan saat pengeboran, cairan bentonite tersebut tinggal dialirkan dengan sistem gravitasi melalui pipa-pipa yang disambungkan ke tangki. Demikian pula setelah cairan bentonite selesai digunakan kembali, akan dipompa menuju tangki penampungan. V-12

13 Pekerjaan pengeboran dapat dilakukan setelah pekerjaan persiapan lahan selesai. Pengeboran ini bertujuan untuk melakukan pengecoran Bored Pile nantinya. Pekerjaan pengeboran ini harus diparalel dengan pekerjaan pembuatan / perakitan tulangan Bored Pile. Hal ini supaya jangan sampai tanah sudah di bor, tapi ternyata tulangannya masih belum siap. Tanah pada lubang pondasi akan rusak, jika pekerjaan tertunda terlalu lama. Hal ini disebabkan karena hujan atau getaran akibat lalu-lintas di atasnya. Kerusakan pada lubang galian akan memerlukan pekerjaan pengeboran lagi, yang memaksa kita untuk mengeluarkan biaya lagi. Hal ini sangat tidak efektif, menghabiskan waktu dan biaya oleh karena itulah diupayakan pengeboran, pemasangan tulangan, dan pengecoran dilakukan dalam interval waktu yang berdekatan (1 hari pekerjaan). Pengeboran dilaksanakan setelah rangkaian tulangan telah siap dan pihak ready mix-nya juga telah siap. Pengeboran dilakukan dengan mesin Boring Machine Crane Mounted. Mesin ini disebut demikian, karena berupa mesin bor yang ditempelkan pada crane. Pengeboran dimulai dengan menyetel alat pada titik-titik yang telah direncanakan. Mencari titik-titik koordinat itu di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur theodolit, caranya dari titik benchmark di lapangan / titik patok, yang didapat ketika melakukan survey, atau penggambaran denah lapangan, dari titik tersebut kita lakukan tembakan dengan jarak dan sudut yang telah dicari dalam perhitungan, sehingga didapatkan titik-titik pengeboran dilapangan. Pengeboran di lapangan dilakukan di atas tanah existing (pematangan lahan), sehingga pada tahap awal digunakan mata bor (drilling tool) yang dapat memecahkan batu / tanah keras, yakni rock auger. Pengeboran dengan rock auger dilakukan sampai didapat lapisan tanah, kemudian digunakan drilling tool untuk tanah biasa, kemudian sebelum mencapai kedalaman yang diinginkan dipasang casing pada galian. Casing adalah pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor. Fungsi casing adalah untuk melindungi dinding galian dari keruntuhan saat pengeboran dilakukan. Terlebih pada dinding bagian atas galian, yang terpengaruh oleh aktivitas mesin bor (ge taran yang ditimbulkannya) saat V-13

14 pengeboran dilakukan. Cara pemasangan casing adalah diangkat dan dimasukkan pada lubang bor, dimana memasukannya ada berbagai cara dengan di jacking atau vibration. Cairan bentonite kemudian dialirkan ke dalam galian,setelah casing terpasang. Cairan bentonite dan casing nantinya akan berfungsi mencegah keruntuhan tanah di sekitar dinding galian saat dilaksanakan pengeboran. Pembersihan lubang kemudian dilakukan setelah pemasangan casing selesai, yakni dengan mengambil tanah dan Lumpur dari dasar lubang dan kemudian dibuang. Proses pembersihan ini menggunakan alat Cleaning Bucket. Pengeboran kemudian dilanjutkan kembali dengan drilling tool untuk tanah keras (dilengkapi keranjang) sampai kedalaman yang ditentukan. Demikian proses pengeboran dilakukan untuk setiap titik hingga mencapai tanah keras. Pengecekan apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi dilkukan dengan menggunakan cara manual yaitu mengikatkan pemberat pada sebuah pita ukur dan menjatuhkanya kedalam lubang hingga terasa antukan pada pemberat tersebut. Setelah dipastikan pengeboran sudah mencapai kedalaman yang ingin dicapai, tanah hasil pengeboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan terdahulu, apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. V-14

15 Gambar V.7 Pekerjaan Pengeboran Tahap berikutnya setelah proses pengeboran dan pemasangan casing dilakukan adalah pemasangan tulangan. Penulangan harus disambung di lapangan, karena pondasi terlalu dalam dan panjang tulangan tidak memungkinkan dibuat tanpa sambungan. Hal ini membuat pengangkatan dilakukan dengan bertahap. Erection tulangan dimulai dengan pengangkutan tulangan dari pabrikasi di stockyard ke lokasi pekerjaan. Pengangkutan dilakukan dengan Crawler crane di bantu pekerja. V-15

16 Gambar V.8 Pengangkatan Tulangan dengan Crane Kedalaman pondasi yang dikerjakan di lapangan dapat mencapai 23 meter, sedangkan tulangan tidak memungkinkan untuk dibuat menerus sepanjang itu, maka dibuat sistem tulangan segmen per segmen yang dapat disambung. Hal ini mengakibatkan erection tulangan harus dilakukan bagian perbagian yang kemudian disambung dengan las di bagian atas. Sambungan harus dibuat overlap yang memenuhi syarat 40D s/d 60D. Pengangkatan tulangan degan crane dibantu dengan alat spider. Penggunaan Spider dimaksudkan agar menjaga bentuk diameter tulangan agar tidak rusak akibat gaya yang ditimbulkan ikatan seling. Berikut rincian pekerjaan erection di lapangan. Proses selanjutnya setelah proses pemasangan tulangan baja adalah pengecoran beton. Pekerjaan ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi, meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi bila pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan. Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak V-16

17 tepat. Air tanah yang memenuhi lubang pondasi menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa tremie. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor. Alat alat yang digunakan dalam proses pengecoran pondasi: 1. Pipa tremie 2. Corong 3. Penjepit pipa / tremie pipe holder 4. Casing baja silinder Langkah - langkah pekerjaan pengecoran di mulai dengan Setting Alat Pengecoran. Pipa tremie dimasukkan perlahan ke dalam lubang galian dengan bantuan crane, segmen per segmen. Suatu segmen pipa masuk ke dalam galian, kemudian dijepit pada mulut lubang, kemudian segmen lainya diangkat dan disambungkan pada segmen yang dijepit tadi. Penjepit kemudian dilepas, setelah pipa tersambung dan dimasukkan kembali ke dalam galian. Hal yang sama dilakukan selanjutnya sampai pipa tremie masuk pada kedalaman yang diinginkan, dan pipa tremie kembali dijempi pada mulut galian agar tidak jatuh seluruhnya ke dalam galian. Selesai pipa tremi dipasang, corong untuk pengecoran pun dipasang di atas pipa tremie. Posisi pipa harus diperhatikan agar pipa tremie berada pada posisi center dari galian, hal ini agar distribusi campuran beton yang dicor dapat merata di semua bagain galian pondasi. Pengecoran.Beton untuk pondasi menggunakan ready mix yang didatangkan dari PT. Adhimix batching plant Bintaro. Campuran beton ini dirancang sedemikian rupa supaya walaupun kandungan air tinggi, namun tetap memiliki kekuatan yang tinggi. Nilai slump untuk beton pondasi ditentukan harus tidak lebih dari 17 mm, hal ini membuat pekerjaan pengecoran beton menjadi lebih mudah. Tidak digunakan vibrator untuk pemadatan dalam proses pengecoran, karena beton V-17

18 dengan nilai slump 17 mm sangat encer sehingga proses pemadatannya tidak perlu menggunakan vibrator. Saat pipa tremie sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor, ujung atas ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh, lalu corong beton dipasang dan pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap dilakuakan. Truk ready mix siap untuk mendekat dan menuang beton segar pada corong yang telah dipasang. Kesulitan mulai terasa pada tahap ini, karena keahlian operator sangat menentukan keberhasilan dalam proses pengecoran dengan cara ini. Dikatakan sulit karena pipa tremie tadi perlu untuk dicabut lagi. Jadi jika beton yang dituang terlalu banyak maka untuk mencabut pipa yang tertanam menjadi lebih susah, sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremie, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi ataupun tercampur dengan tanah, padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lobang yang tidak terlihat sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting. Jika pada tahap ini gagal, maka secara keseluruhan, pelaksanaan pondasi juga gagal. Saat beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremie harus mulai ditarik ke atas bagian pipa tremie yang basah dan kering (gambar kanan). Adanya pipa tremie tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan cairan bentonite. Karena Berat Jenis beton lebih besar dari Berat Jenis bentonite maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Hal ini mengakibatkan cairan bentonite mulai terdorong ke luar dan mulai digantikan dengan beton segar V-18

19 tadi. Sementara beton terus dicor melalui pipa tremie, cairan bentonite dipompa menuju tangki penampungan. Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang menerus, jika ada keterlambatan beberapa jam dan terjadi setting maka pipa tremie-nya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut, sedangkan jika terburu-buru mencabut maka tiang beton bisa tidak menyambung. Hal ini membuat pelaksana hrus selalu memperhatikan bagian logistik / pengadaan beton. Pengerjaan pengecoran yang berlangsung dengan baik adalah jika beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Pemasangan tremie mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremie tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur. Proses pengecoran telah selesai sampai tahap ini. Casing kemudian dicabut kembali dari lubang bor saat beton masih segar / belum setting. Gambar V.9 Pekerjaan Pengecoran Pondasi V-19

20 Laporan Kerja Praktik Apartemen Embarcadero Bintaro V-20

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) Disusun Oleh : Ama Muttahizi Ahadan Auhan Hasan Fastajii Bulloh TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Pondasi Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan,

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah. PONDASI Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah. Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Umum Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Pembahasan Masalah Secara umum setiap proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencanaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada 5.1. URAIAN UMUM BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Laporan Kerja Praktek Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile) BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN KERJA PRAKTEK UNIVERSITAS GUNADARMA PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN NAMA :ABDURRAHMAN ZAINULMUTTAQIN NPM

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1 Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Menerapkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi dibuat sebagai

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) METODE PELAKSANAAN BANGUNAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Dosen Pengampu : Ibu Atika Ulfah Jamal S.T., M.Eng., M.T. Oleh: Fildzah Adhania J. Paransa / 13 511 178 / Kelas B JURUSAN TEKNK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan yang menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI 4.1 TINJAUAN UMUM Penyediaan alat kerja dan bahan konstruksi pada suatu proyek memerlukan sesuatu managemen yang baik untuk menunjang kelancaran dalam proses pekerjaannya.

Lebih terperinci

MAKALAH METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK T

MAKALAH METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK T MAKALAH METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BETON 1.1 Pengertian Jembatan BERTULANG BALOK T Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana transportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. UMUM 5.1.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan di bagian ini meliputi: 1. Penentuan batas dan lokasi posisi diaphragm wall di lapangan sesuai dengan gambar rencana, termasuk

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : CHAIRIL ANWAR (41111110007)

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE

BAB V METODE PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE BAB V METODE PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE 5.1 Umum Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material, BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT DENGAN SISTEM TOP DOWN PADA PROYEK SUDIRMAN SUITES OFFICE & APARTMENT JAKARTA, INDONESIA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh konstruksi, maka tanah

Lebih terperinci