PENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR SKRIPSI
|
|
- Yulia Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Stratum Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Kristen Protestan Pada Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar Oleh MAXI FERNANDO BENYAMIN NPM: SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR 2016
2 Abstrak Maxi Fernando Benyamin. Pengaruh Kegiatan Pembinaan Rohani Terhadap Makassar. (Dibimbing oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda, Th.M) Tujuan penulisan skripsi ini Adalah untuk menjelaskan pengaruh kegiatan pembinaan rohani terhadap perkembangan kecerdasan spiritual mahasiswa mahasiswa STT Jaffray Makassar. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan utama yang mampu mengoptimalkan kecerdasan-kecerdasan lainnya karena kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan pencarian makna hidup. Individu yang dapat memaknai hidupnya dengan baik adalah individu yang memunyai peluang untuk menikmati hidup dengan lebih baik karena keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya tidak ditentukan oleh apa yang dimiliki atau apa yang dicapai, melainkan oleh kemampuan untuk memaknai setiap hal dalam hidupnya sebagai sesuatu yang baik dan melahirkan rasa ketenangan dalam batinnya. Kedua, Kecerdasan ini dimiliki oleh setiap individu, sebagaimana kecerdasan lainnya seperi IQ dan EQ yang juga dimiliki oleh setiap individu. Ketiga, Kecerdasan spiritual seperti kecerdasan lainnya dapat berkembang. Oleh karena itu ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangannya. Salah satunya adalah faktor relasi spiritual-keagamaan yang dikemukakan oleh Khalil A. Khavari bahwa semakin harmonis hubungan atau relasi seseorang dengan Tuhan maka semakin tinggi pula kualitas kecerdasan spiritualnya. Keempat, Aspek perkembangan kecerdasan spiritual tidak terlepas dari unsur-unsur pengajaran keagaaman. Khususnya dalam iman Kristen dapat dilihat bahwa aspek perkembangan kecerdasan spiritual berkorelasi erat dengan indikator kedewasaan iman Kristen, seperti yang terdapat dalam Galatia 5:22-23 atau Filipi 2:3-17 yang merefleksikan sikap hidup Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa dasar dari perkembangan kecerdasan spiritual adalah bersumber dari hubungan dengan Tuhan, Sang Pecipta, yang memberikan kecerdasan tersebut kepada manusia. Kelima, oleh karena kecerdasan spiritual itu dimiliki oleh setiap individu dan perlu untuk dikembangkan, maka mahasiswa STTJ juga perlu untuk mengembangkan kecerdasan spiritualnya. Keenam, metode pengem bangan yang dapat dan sudah diterapkan di STTJ adalah lewat pelaksanaan kegiatan pembinaan kerohanian. Pelaksanaan kegiatan tersebut terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan aspek-aspek kecerdasan spiritual mahasiswa. Kata kunci: Pembinaan Rohani, Kecerdasan Spiritual, STTJ Makassar
3 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall yang mempopulerkan tentang konsep kecerdasan mengatakan bahwa Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. 1 Artinya, seseorang yang memunyai tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi akan dapat menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab terhadap setiap tanggung jawabnya baik secara spiritual maupun sosial, proses adaptasi yang baik terhadap pola kehidupan di lingkungannya (fleksibel) dan memiliki kemampuan untuk mencapai visi atau memaknai hidup lebih baik. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Halim Fathani dalam artikelnya: Mereka yang memunyai kecerdasan spiritual tinggi akan mampu memaknai setiap peristiwa dan masalah yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan dalam penderitaan sekalipun. Dengan memberi makna yang positif, mereka akan mampu membangkitkan jiwanya untuk bersikap dan bertindak secara positif pula. Dan kecerdasan ini juga memungkinkan manusia untuk berpikir secara kreatif, berwawasan jauh kedepan, intuitif, tambah cerdas dan semakin berkesadaran. 2 Dengan demikian, kecerdasan spiritual (SQ: spiritual quentient) dapat dimengerti sebagai salah satu bentuk kecerdasan yang memampukan seseorang untuk 1 Danah Zohar, dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan Pustaka, 2001), 4. 2 Abdul Halim Fathani, Kecerdasan Spiritual, diakses 3 Maret 2016,
4 dapat mengembangkan dirinya secara utuh sehingga terciptalah kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai hidup yang positif bagi kehidupannya. 3 Penekanan pada kemungkinan menghasilkan nilai-nilai yang positif tersebut adalah kata kunci yang membedakan kecerdasan spiritual dengan kecerdasan lainnya. Sebab, kecerdasan spiritual tanpa kemungkinan menghasilkan nilai-nilai yang positif akan sulit dibedakan dengan aspek-aspek dari kecerdasan emosi. Secara sederhana kecerdasan spiritual adalah salah satu dari bentuk kecerdasan, yang memengaruhi perilaku hidup seorang manusia untuk dapat mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosinya (EQ). Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan tertinggi manusia yang merupakan landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif dan optimal. Adanya kesadaran tentang pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pengembangan kemampuan manusia untuk menghasilkan karya membuat konsep pengembangan dan pengukuran kecerdasan spiritual telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dunia guna memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas. 4 Dalam dunia pendidikan sendiri, khususnya perguruan tinggi. Kecerdasan spiritual juga sebenarnya sangat memiliki pengaruh terhadap tingkat kesuksesan mahasiswa dalam setiap bidang ilmu yang ditekuni dan penerapan ilmu tersebut ke 3 Kecerdasan Spiritual, diakses 15 Februari 2016, 4 Spiritual Intelligence, diakses 15 Februari 2016,
5 dalam kehidupannya. Hal ini termasuk juga di dalam dunia pendidikan teologi, yaitu pendidikan yang memang pada dasarnya lebih banyak meneliti tentang bidang spiritual manusia. Karena kecerdasan spiritual adalah salah satu bentuk dari teori kecerdasan yang berasal dari kemampuan otak manusia, 5 maka kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan menggunakan metode tertentu. Salah satu metode tersebut ialah melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembinaan rohani yang merupakan salah satu dari aspek dasar pengembangan kecerdasan spiritual. Kegiatan pembinaan rohani meningkatkan nilai-nilai rohani seseorang sehingga orang tersebut semakin memiliki sikap hidup atau perbuatan-perbuatan yang baik dan bermakna bagi orang lain (2 Tim. 3:16-17). Menurut Khavari semakin harmonis relasi spiritual-keagamaan seseorang kehadirat Tuhan, semakin tinggi pula tingkat dan kualitas kecerdasan spiritualnya. 6 Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi diperlukan kerohanian yang baik (hubungan relasi yang harmonis antara manusia dan Tuhan). Tentunya untuk mencapai kerohaniam yang baik maka diperlukan usaha untuk membentuk atau mengembangkannya, yaitu salah satunya dengan melaksanakan kegiatan pembinaan rohani. 5 Spiritual Intelligence, diakses 15 Februari 2016, 6 Muchlisin Riadi, Pengertian dan Pengukuran Kecerdasan Spiritual, diakses 15 Februari 2016,
6 Namun, di sisi lain Abdul Halim Fathani dalam artikelnya mengatakan bahwa keberagamaan atau kerohanian seseorang tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan spiritualnya. Menurutnya, Orang yang taat menjalankan ibadah agama bisa jadi kecerdasan spiritualnya rendah, sedangkan seorang ateis bisa jadi malah memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Contohnya, orang beragama sering tidak memiliki toleransi kepada penganut agama lain. 7 Artinya, dalam pandangan Fathani, dia melihat bahwa adanya fakta bahwa orang yang tidak beragama justru dapat menunjukkan sikap yang lebih baik dari pada orang yang menganggap dirinya beragama. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa kegiatan pembinaan rohani seperti ketaatan mengikuti ibadah agama tidak menjamin seseorang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi, sedangkan menurut khavari aspek pembinaan rohani memiliki peranan penting dalam meningkatnya kecerdasan spiritual seseorang. Perbedaan pandangan menimbulkan sebuah kontradiksi dengan pertanyaan apakah kegiatan pembinaan rohani memunyai pengaruh terhadap perkembangan kecerdasan spiritual suatu individu atau tidak? Melalui sebuah observasi sederhana yang dilakukan oleh penulis terhadap salah satu bentuk kegiatan pembinaan rohani yang dilaksanakan di perguruan tinggi tempat penulis menempuh pendidikan Strata 1-nya. Penulis memerhatikan dan 7 Abdul Halim Fathani, Kecerdasan Spiritual, diakses 3 Maret 2016,
7 meneliti jumlah kehadiran ibadah kapel mahasiswa STT Jaffray periode semester ganjil melalui buku Absen Kapel mahasiswa yang dikelolah oleh Majelis Kapel, pengurus kegiatan kapel. Dari hasil observasi tersebut penulis mendapati hasil yang menunjukkan indikator kecerdasan spiritual yang dijabarkan di atas kurang tampak dalam diri kebanyakan mahasiswa, khususnya dalam indikator sikap bertanggung jawab atau kesadaran diri terhadap tugas wajib mahasiswa. Dari hasil penelitian tersebut didapati bahwa semakin tinggi tingkatan belajar mahasiswa, maka semakin rendah jumlah kehadiran mahasiswa di angkatan tersebut. 8 Dari data perbandingan tingkat kehadiran mahasiswa pada tingkat pertama dari batas ketidakhadiran yang diijinkan oleh pengurus kapel (16 Kali ketidakhadiran), hanya 0,1% melewati batas tersebut. Sedangkan, untuk mahasiswa tingkat 4 atau mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) terdapat 4% yang melewati batas ketidakhadiran. Jadi, ada peningkatan 3,9% jumlah ketidakhadiran mahasiswa yang melewati batas yang telah ditetapkan. Peningkatan angka ketidakhadiran tersebut dapat dikatakan cukup signifikan, mengingat bahwa perbedaan tingkat angkatan yang mengalami peningkatan tersebut terpaut 2 tingkat dari tingkatan terendah dalam sistem tahun masuk mahasiswa, atau yang biasa disebut dengan angkatan mahasiswa baru. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kemerosotan rasa tanggung jawab mahasiswa untuk memenuhi kewajibannya, serta lamanya mahasiswa telah 8 Observasi oleh Penulis, Makassar, 28 Februari 2016.
8 mengikuti kegiatan pembinaan rohani tidak memengaruhi indikator kecerdasan spiritual mahasiswa khususnya dalam hal kesadaran diri terhadap tanggung jawabnya. Jadi, kegiatan pembinaan rohani yang seharusnya memengaruhi dalam pengembangan kecerdasan spiritual mahasiswa kurang menunjukkan pengaruh terhadap kualitas kecerdasan spiritual mahasiswa. Dari penelitian sederhana tersebut mungkin hanya dapat menjawab secara dangkal pertanyaan yang telah diajukan penulis di atas bahwa kegiatan pembinaan rohani sepertinya tidak memunyai pengaruh terhadap perkembangan kecerdasan spiritual suatu individu. Tetapi, untuk membuktikan apakah jawaban tersebut betulbetul dapat dinyatakan akurat maka dirasa perlu untuk diadakannya suatu penelitian yang lebih dalam. Jadi, dengan memerhatikan masalah mengenai pengaruh kegiatan pembinaan rohani terhadap pengembangan kecerdasan spiritual khususnya terhadap perkembangan SQ mahasiswa, sebagaimana uraian di atas juga yang mengemukakan pentingnya SQ bagi mahasiswa maka penulis pun berkeinginan mengadakan suatu penelitian dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan judul PENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR. Masalah Pokok
9 Dengan memerhatikan penjelasan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah dari tulisan ini ialah bagaimana pengaruh kegiatan pembinaan rohani terhadap perkembangan kecerdasan spiritual mahasiswa STT Jaffray Makassar? Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam karya ilmiah ini ialah untuk menjelaskan pengaruh kegiatan pembinaan rohani terhadap perkembangan kecerdasan spiritual mahasiswa mahasiswa STT Jaffray Makassar. Metode Penelitian Demi tercapainya apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini, maka penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data sebagai berikut. Pertama, kajian kepustakaan terhadap buku-buku yang membahas seputar pembinaan rohani dan kecerdasan spiritual guna mendapatkan pengertian yang benar dari variabel penelitian yang diteliti. Kedua, pengisian kuesioner untuk mendapatkan informasi dari berbagai sasaran penyelidikan di kelompok-kelompok. 9 9 Daniel Ronda, Pengantar Metodologi Penelitian, dalam Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016), 26.
10 Ketiga, Wawancara responden yang berkaitan dengan kepentingan penelitian dan memperkuat data kuesioner. Batasan Penulisan Dalam penulisan ini penulis membatasi penulisannya hanya pada lingkup penelitian kegiatan-kegiatan pembinaan rohani yang diterapkan oleh STT Jaffray, khususnya dalam kegiatan-kegiatan yang diwajibkan bagi mahasiswa tetapi di luar kurikulum pendidikan umum yang berlaku di perguruan-perguruan Tinggi. Selain itu dalam metode pengukurannya penulisan penelitian ini hanya berfokus pada pengukuran "perkembangan kecerdasan spiritual mahasiswa berdasarkan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian di STTJ. Manfaat Hasil Penelitian Melalui penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat berupa. Pertama, agar menjadi bahan evaluasi mahasiswa dalam mengembangkan kecerdasan spiritualnya Kedua, agar menjadi bahan evaluasi bagi STT Jaffray dalam menerapkan pola pembinaan rohani yang semakin dapat memaksimalkan pengembangan kecerdasan spiritual mahasiswanya. Ketiga, sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis guna pengembangannya dalam penerapan manfaat dari aspek kecerdasan spiritual.
11 Keempat, agar pembaca memperoleh pengetahuan tambahan mengenai manfaat kegiatan-kegiatan pembinaan rohani dalam mengembangkan kecerdasan spiritual diri. Kelima, agar pembaca dapat memahami pentingnya mengembangkan kecerdasan spiritual yang sangat bermanfaat untuk membawa diri kepada jalan kesuksesan hidup yang bahagia. Keenam, agar penulis dapat memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam program pendidikan Stratum 1 bidang ilmu Pendidikan Agama Kristen Protestan di Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar. Sistematika Penulisan Adapun sistematika uraian penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut. Bab pertama, merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, masalah pokok, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat hasil penelitian, sistematika uraian, dan definisi-definisi. Bab kedua, merupakan tinjauan pustaka yang menjelaskan dua variabel yaitu, kegiatan pembinaan rohani yang mencakup: pengertian kegiatan, pengertian pembinaan rohani, tujuan kegiatan pembinaan rohani, model-model kegiatan pembinaan rohani, dan model-model kegiatan pembinaan rohani di STTJ. Variabel kecerdasan spiritual yang meliputi: konsep kecerdasan, konsep spiritual, konsep kecerdasan spiritual, aspek-aspek kecerdasan spiritual, manfaat kecerdasan spiritual.
12 Terakhir bab ini juga membahas hubungan kegiatan pembinaan rohani dengan kecerdasan spiritual secara teorinya. Bab ketiga, menguraikan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari gambaran lokasi penelitian yang mencakup sejarah berdirinya STTJ dan perkembangannya, nilai-nilai utama yang dimiliki STTJ, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data yang berupa studi kajian kepustakaan, angket dan wawancara, dan terakhir bab ini membahas tentang teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis hasil data yang telah terkumpul. Bab keempat, memuat analisis data dan hasil penelitian. Bab kelima, adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil penulisan penelitian ini. Definisi-definisi Kegiatan pekerjaan. 10 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Kegiatan berarti aktivitas; usaha; Pembinaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pembinaan berarti: proses, cara, perbuatan membina (negara, dan sebagainya); pembaharuan; penyempurnaan; usaha, 10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. Kegiatan.
13 tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik; 11 Rohani Rohani adalah sesuatu (unsur) yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan); nyawa: jika sudah berpisah dari badan, berakhirlah kehidupan seseorang; makhluk hidup yang tidak berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan (malaikat, jin, setan, dan sebagainya); semangat; spirit. 12 Istilah rohani atau spiritualitas tidak memiliki definisi yang pasti, menurut Waaijman, arti tradisional dari spiritualitas adalah proses reformasi yang "bertujuan untuk memulihkan bentuk asli manusia, gambar Tuhan. 13 Perkembangan Perkembangan dalam pengertiannya berhubungan dengan kata berkembang yang artinya adalah bertambah dalam hal besar, luas, banyak, atau dengan kata lain mengalami pertambahan dalam hal ukuran, jumlah, maupun volume. 14 Kecerdasan Spiritual 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. Pembinaan. 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, s. v. rohani. 13 Kerohanian, diakses 20 April 2016, 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, s. v. Berkembang.
14 Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif Kecerdasan Spiritual, diakses 15 Februari 2016, di
Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient )
Resensi Buku Judul : SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan Penulis : Danah Zohar dan Ian Marshall Penerjemah : Rahmani Astuti, Ahmad Najib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian pesatnya. Sebagai konsekuensi logis, kita harus menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi demikian pesatnya. Sebagai konsekuensi logis, kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) Naskah Publikasi Oleh : RAHMAD SETYAWAN F 100 070 035 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak terjadinya conception antara sel telur dan sel kelamin laki-laki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat manusia sejak terbentuknya seorang manusia baru yakni sejak terjadinya conception antara sel telur dan sel kelamin laki-laki sampai menjadi tua, ia akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sebuah perusahaan diantaranya bergantung pada faktor kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sebuah perusahaan diantaranya bergantung pada faktor kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia menjadi penting karena beberapa alasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang sangat penting bagi setiap perusahaan atau organisasi, karena sukses tidaknya sebuah perusahaan tergantung
Lebih terperinciBAB III KONSEP DASAR KECERDASAN SPIRITUAL
BAB III KONSEP DASAR KECERDASAN SPIRITUAL Kegelisahan dan kehampaan dalam diri manusia akan semakin terasa ketika materialisme mempengaruhi jalan fikiran manusia, karena dengan memprioritaskan materi akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi, hal ini disebabakan karena banyaknya faktor-faktor diluar faktor
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian sebelumnya Penelitian Trisnawati dkk (2003) menemukan kecerdasan emosional secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi,
Lebih terperinciTatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP IT ULUL ALBAB PURWOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem pendidikan selama ini lebih menekankan pentingnya nilai akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku sekolah dasar sampai bangku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. pencarian pengetahuan yang relevan dan reliable tentang dunia
32 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliable tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sayangnya, kemajuan dibidang ini tidak diimbangi dengan kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berjalan dengan sangat pesat, mewarnai seluruh lini kehidupan manusia. Semua berlombalomba menciptakan sesuatu yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak dengan kecerdasan intelektual tinggi merupakan dambaan bagi setiap orang tua, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan prestasi intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai permasalahan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena dapat menjadi suatu indikator dari kontribusi yang diberikan karyawan untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Intelligent Quotient
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Intelligent Quotient 2.1.1.1 Pengertian Intelligent Quotient Dalam memahami akuntansi adanya intelligent quotient merupakan hal yang penting juga untuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang. Tulungagung, dibuktikan dari perolehan nilai
105 BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Ada pengaruh kecerdasan emosional
Lebih terperinciSPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Frustrasia adalah seorang yang sangat pandai, nilai IPKnya waktu kuliah hampir 4.00. Waktu diserahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik, dan mempersiapkan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar turut menyumbang pengusahapengusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan wirausaha di Indonesia memberikan harapan baru pada bertambahnya jumlah pengusaha putra daerah. Khususnya daerah istimewa Yogyakarta yang dikenal
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan
86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan secara teoritis dan empiris data hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualterhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman melalui globalisasi, perubahan teknologi dan informasi membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah keberhasilan perlu diperhatikan dalam upaya mengikuti perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini tantangan yang kita hadapi adalah teknologi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian dunia. Perekonomian ini tumbuh secara pesat karena dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki pengertian yang sangat luas. Kecerdasan menurut para ahli adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Kecerdasan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000), mengartikan bahwa kecerdasan sebagai perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Etika dan Perilaku Etis Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya adalah adat istiadat kebiasaan yang baik. Etika bisa di artikan sebagai
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2006 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciKECERDASAN SPIRITUAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL DALAM ISLAM
KECERDASAN SPIRITUAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL DALAM ISLAM Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Tasawuf Dosen Pengampu: Dianing Pra Fitri, M.S.I Disusun Oleh: 1. Ummi Rohmah ( 1510310001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Karakteristik kognitif siswa dipengaruhi oleh perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciPENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI
PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan Stratum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Nama: Hendri Tri P Nomor Mahasiswa : F 100 080 079 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai masalah yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu dampak kecerdasan emosional terhadap kepemimpinan melayani. Hal ini termasuk latar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa pusat kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab itu perguruan tinggi khususnya akuntansi dituntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sendirinya. Mereka membutuhkan orang tua dan lingkungan yang kondusif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai generasi penerus pada dasarnya tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Mereka membutuhkan orang tua dan lingkungan yang kondusif untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kegiatan alam yang lainnya. Namun menurut Giri (2009), mengungkapkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pecinta alam memang sebuah ajang penyaluran hobi dan pengisi waktu luang bagi sejumlah orang yang memiliki kecintaan pada kegiatan yang bertempat di alam bebas seperti
Lebih terperinciARIS RAHMAD F
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DANKEMATANGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ARIS RAHMAD F. 100 050 320
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara 1. yang tersebar diseluruh tubuh 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU tentang sistem pendidikan nasional pasal nomor 20 tahun 2013 mengemukakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu cabang ilmu manajemen, manajemen sumber daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada dasarnya pendekatan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepanjang kita hidup, maka di situlah ada proses pendidikan. Pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Sepanjang kita hidup, maka di situlah ada proses pendidikan. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi dalam bidang akuntansi saat ini dan kedepannya dituntut untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas vital dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan guna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional Menurut Stain dan Book (2002) kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan kedunia yang rumit, aspek pribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada saat sekarang ini tergolong sangat buruk yang mengakibatkan rendahnya kinerja institusi
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
J u n a l E K B I S / V o l. X V I /No.2 E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 6 809 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN *(Sutri Handayani Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini berkembang publikasi mengenai kecerdasan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Belakangan ini berkembang publikasi mengenai kecerdasan manusia. Kecerdasan pertama adalah IQ atau Intelligence Quotient. Kecerdasan ini dipopulerkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena gangguan
Lebih terperinciKECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.
KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan seluruh umat manusia. Betapa pentingnya pendidikan sehingga siapapun tidak dapat lepas dari proses pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan membutuhkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan membutuhkan berbagai sumberdaya, seperti modal, material dan mesin. Perusahaan juga membutuhkan sumberdaya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri ada beberapa faktor pokok yang dapat membantu suatu industri menajadi lebih baik dan lebih maju, faktor-faktor tersebut ialah modal, tanaga
Lebih terperinciBAB IV. variabel terikat (Y) dan tiga variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ). Variabel terikat (Y)
BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SPRITUAL DENGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya mempunyai tujuan untuk membangun manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa tujuan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia. Lansia bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi hasil penelitian meliputi gambaran umum/ profil
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian meliputi gambaran umum/ profil kecerdasan spiritual siswa, kegiatan yang dilakukan siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan sarana atau wadah yang penting menuju terbinanya insan manusia yang islami serta beriman, dan berakhlak mulia sehingga nantinya generasi
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi
Judul : Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi dan Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA Yeni Suryaningsih Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka Jln. KH. Abdul Halim No. 103, Majalengka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola pembangunan SDM di Indonesia selama ini terlalu mengedepankan IQ (kecerdasan intelektual) tetapi mengabaikan EQ (kecerdasan emosi) terlebih SQ (kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil bagi suatu kelompok
Lebih terperinciPROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan baik pengetahun dan keterampilan hidup. Prakasa (1996) mengkritisi pendidikan tinggi akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang diharapkan dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai aspek yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal tertentu yang mempengaruhi dalam dirinya untuk bertindak. Sesuatu yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu cabang seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Bahkan sejak kita masih bayi, kita sudah dikenalkan dengan seni musik oleh ibu kita, yaitu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan akan semakin terus berkembang dengan adanya kemajuan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan akan semakin terus berkembang dengan adanya kemajuan teknologi dalam bidang informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan ini menuntut cara baru dalam hal memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya, mutlak diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Stewardship Theory Stewardship theory merupakan teori yang menyatakan bahwa manajer lebih mementingkan sasaran tujuan utama untuk kepentingan organisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi manusia yang menjadikanya makhluk berpengatahuan. Melalui pengetahuan yang dimilikinya manusia dapat tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menjamin kelangsungan dan perkembangan suatu bangsa yang bersangkutan.
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciHubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012
Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Ni Luh Arie Suari, 1015057088 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Bahasa, ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari hal-hal sederhana sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kehidupannnya, manusia sudah terlibat dengan kegiatan belajar yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari hal-hal sederhana sampai pada belajar menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabilitas
Lebih terperinci