BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara 1. yang tersebar diseluruh tubuh 2.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU tentang sistem pendidikan nasional pasal nomor 20 tahun 2013 mengemukakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 1. Kecerdasan manusia terekam di dalam kode genetis dan seluruh sejaran evolusi kehidupan di bumi. Kecerdasan manusia juga di pengeruhi oleh pengalaman sehari-hari kesehatan fisik dan mental, porsi latihan yang di terima, ragam hubungan yang dijalani dan berbagai faktor lain. Ditinjau dari segi ilmu saraf, semua sifat kecerdasan itu berkerja melalui, atau dikendalikan oleh otak berserta jaringan sarafnya yang tersebar diseluruh tubuh 2. Pengorganisasian saraf yang memungkinkan kita berfikir rasional, logis, dan taat asa yang sering di sebut IQ. Jenis yang lain memungkinkan kita berfikir asosiatif, yang terbentuk oleh kebiasaan dan memampukan kita mengenali pola-pola emosi yang sering kita sebut EQ. Jenis ketiga memungkinkan kita untuk berfikir secara kreatif, berwawasan jauh, membuat bahkan mengubah aturan. Jenis pemikiran 1 Diknas, UU R.I nomor 20 tahun 2003 tentang SIKDINAS dan peraturan pemerintah R.I tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan serta wajib belajar. Bandung:Citra Umbara. Hal Dana Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spritual Dalam Berpikir Integralistik Dan Horistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung:Mirja. Hal. 35.

2 yang memungkinkan kita menata kembali dan mentrasformasikan dua jenis pemikiran sebelumnya yang sering kita sebut dengan SQ 3. Berkaitan dengan perkembangan moral, Piaget mengemukakan dua tahap perkembangan yang dialami oleh setiap individu. Tahap pertama disebut heterenomous atau tahap realisme moral. Dalam hal ini anak cenderung menerima begitu saja aturanaturan yang diberikan oleh orang-orang yang berkompeten. Tahap kedua disebut autonomous morality atau independendensi moral, dalam hal ini anak akan memandang perlu untuk memodifikasi aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada 4. Menurut Zohar dan Ian Marshall yang dikutip oleh Ary Ginanjar mendefinisakan kecerdasan spritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalana makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita 5. Kecerdasan emosional yaitu kemampuan merasakan, memahami secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia. Emosi meruapakan bahan bakar yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penaralan yang tinggi. Emosi membuat manusia menjadi 3 Ibid 4 Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Hal Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional Dan Spritual ESQ. Jakarta: Arga. Hal. 46.

3 kreatifitas, kloraborasi, inisiatif, dan trasformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk mengantisifasi dorongan-dorongan keliru, untuk kemudian menyelaraskan dengan proses kehidupan dengan sentuhan manusiawi. Disamping itu emosi pun ternyata salah satu kekuatan pengerak bukti menunjukkan bahwa nilai-nilai dan watak seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ tetapi pada kemampuan emosional 6. Dalam Islam hal-hal yang berhubungan denagan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan/sincerity (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan) itu semua dinamakan akhlakul karimah. Oleh karena itu kecerdasan emosi adalah akhlak dalam agama Islam dimana hal ini telah di ajarkan oleh Rasul sebelum penelitian EQ 7. Prestas belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antar lingkungan, keluarga, dan masyarakat. Menurut Ahmadi di dalam jurnal Roaida mengemukakan bahwa Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar penting yang sebaikbaiknya. Menurut Arifin dalam jurnal Roaida prestasi belajar pada umumnya berkenaan pada dengan aspek, pengetahuan, sedangkan hasil 6 Ibid. Hal Ibid

4 belajar meliputi aspek pembentukan watak perserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran 8. Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarata merupakan sekolah berbasis agama atau pesantren modern yang berada di kota Yogyakarta, yang mana kita ketahui bahwa sekolah yang berbasis agama sudah pasti tingkat religius para murid sudah tinggi, seperti di sekolah Mu allimaat setiap sebelum pembelajaran di mulai sekitar jam para siswa sholat dhuha, kemudian setelah seluruh siswa Madrasah Mu allimaat Yogyakarta sholat barulah masuk ke dalam kelas kemudian seluruhnya masuk kelas dan membaca doa sebelum belajar, kemudian membaca Al-Qur an yang di pandu dari seorang murid yang telah di jadwalkan dari pihak sekolah. Berdasarkan pengematan di atas kita ketahui bahwa tingkat spritual anak di Madrasah Mu allimaat sudah lebih tinggi di bandingkan dengan sekolah umum lainnya walau pun masih ada anak yang tidak membawa Al-Qur an dan bermain-main pada saat pembacaan Al-Qur an di lakukan. Kemudian dari segi prestasi belajar pengamatan yang saya lakukan pada tanggal 28 oktober 2016 kelas dikelas VIII D saya menegmati proses belajar yang sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dimana pada proses pemebelajaran tersebut siswa aktif dalam berpatisipasi dalam pemebelajaran, seperti dapat menjawab pertanyaan dari guru, aktif didalam kelas dan dapat menerima pendapat 8 Roida Eva Flora Siagian, Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal formatif 2 (2).ISSN: X. Hal

5 orang lain. Akan tetapi tidak semua siswa berpastisipasi aktif hanya beberapa orang siswa saja. Selajutnya dalam segi emosional siswa kelas VIII masih kurang baik dimana masih banyak siswa yang belum bisa mengontrol emosinya sendiri, seperti dalam pembelajaran ada siswa yang tidak mendengarkan bahkan kurang sopan terhadap guru, kemudian masih banyak siswa yang belum bisa mengekspresikan emosinya terhadap teman atau adik kelas. Dampak dari adanya siswa yang bermain-main dan tidak membawa Al-Qur an dapat mengganggu konsentrasi teman lainnya dan jika tidak diberi sangsi maka bisa berdampak pada teman-teman lainnya yang ikut-ikutan tidak membawa Al-Qur an. Kemudian dampak dari adanya murid yang tidak berprtisipasi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran maka yang akan menurunnya efektifitas belajar siswa. Kemudian kurangnya mengetahui kecerdasan emosional ini akan bedampak pada tingkat pengelolaan emosi siswa, dan bisa juga berdampak pada rasa sosialitas yang kurang bahkan bisa membuat siswa membully temannya sendiri atau berkelahi. Oleh karna itu di adakannya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spritual Terhadap Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Akhlak Siswa Kelas VIII Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kecerdasan emosional siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Bagaimana kecerdasan spritual siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta? 3. Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta? 4. Adakah pengaruh kecerdasan spritual terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta? 5. Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual terhadap siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kecerdasan emosional siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Mengetahui kecerdasan spritual siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Mengetahui pengaruh kecerdasan spritual terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

7 5. Mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual terhadap siswa kelas VIII di Madrasah Mu allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengaruh terhadap hasil pembelajaran serta mampu mengoptimalkan faktorfaktor yang membuat menurunya tingkat kecerdasan emosional dan spriritual dalam prestasi belajar akhlak, agar perserta didik senang tiasa untuk melakukan proses pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Sekolah Untuk memberi masukkan untuk mengembangakan kecerdasan emosional dan spritual terhadap prestasi belajar akhlak. b. Guru Untuk memberi masukkan kepada guru bahwa bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang di butuhkan untuk menunjang prestasi belajar siswa, tetapi kecerdasan emosional dan spritual juga penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa c. Murid Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional dan spritual siswa terhadap prestasi belajar siswa.

8 d. Psikologi Hasil dari penelitian ini sebagai pegangan kepada psikolog untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual terhadap prestasi belajar siswa.