KATA PENGANTAR. Karangasem, 12 Desember 2015 Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs. Ttd. I Wayan Kerti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Karangasem, 12 Desember 2015 Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs. Ttd. I Wayan Kerti"

Transkripsi

1 MGMP BAHASA INDONESIA SMP/MTs KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya kegiatan Diklat Peningkatan Karier Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kabupaten Karangasem dapat berjalan sesuai rencana, yang diakhiri dengan penilaian dan symposium sederhana karya praktik terbaik peserta diklat. Bulletin Widya Loka ini menyajikan peringkat 5 besar karya praktik terbaik peserta diklat yang telah dinilai oleh tim juri, berdasarkan pengalaman peserta diklat saat melaksanakan tugas di sekolahnya masing-masing atau selama mengikuti diklat. Semoga kehadiran bulletin sederhana ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi guru-guru, khususnya guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Karangasem. Buletin ini juga dapat diunduh pada Web. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem-Bali: Karangasem, 12 Desember 2015 Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs Ttd I Wayan Kerti i

3 DAFTAR ISI Judul Halaman DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... i ii 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen. Oleh I Gede Ginastra, Guru SMP Negeri 1 Rendang Peningkatan Pemahaman Surat Dinas Melalui Teknik Pemberian Ulangan Dengan Mengelompokkan Menjadi Kelompok Putra dan Putri pada Siswa Kelas VIII A SMPN 4 Abang Tahun Pelajaran 2015/2016. Oleh I Nyoman Sudira, Guru SMP Negeri 4 Abang Penerapan Pendekatan Kontektual dengan Komponen Pemodelan untuk Meningkatkan Ketrampilan Menul;is Teks Berita pada Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh I Wayan Ngurah, Guru SMPN 3 Amlapura Melalui Pendekatan kontektual dapat Meningkatkan Minat Siswa Menulis Puisi Siswa Kelas VIII D SMPN 3 Abang Tahun Pelajaran 2015/ Oleh I Nyoman Berata, Guru SMP Negeri 3 Abang. 5. Melalui Kegiatan Diklat Karier Guru Melalui MGMP Bahasa Indonesia dapat Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Bahan Ajar Oleh I Made Wisna Surawan. Guru SMP Negeri 5 Amlapura. ii

4 PENERAPAN MODEL PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJARA SISWA KELAS IX DALAM MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN Oleh I Gede Ginastra Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Rendang I. Pendahuluan Pendidikan diarahkan kepada pembentukan kemampuan serta tingkah laku yang berkualitas untuk mendapatkan hasil yang demikian diperlukan kemampuan guru untuk mengondisikan pemeblajaran yang maksimal sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Dengan suasana yang kondusif tentu peserta didik akan tertarik dan memiliki perhatian yang serius untuk belajar. Untuk menjawab harapan yang seperti itu seorang guru hendaknya memiliki penguasaan terhadap pendekatan, strategi, maupun model pembelajaran yang nampaknya tepat untuk materi pembelajaran tertentu. Saat ini, model pembelajaran adalah sebuah istilah yang sangat mengemuka dalam dunia pendidikan. Model pembelajaran dinyatakan sebagai upaya yang tepat untuk mengatakan peserta didik dalam memahami materi pemebelajaran. Dalam pembelajaran yang penulis lakukan ternyata model pembelajaran kooperatif khususnya kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini penulis terapkan pada materi memahami unsur intrinsik cerpen. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif yang akan terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Jumlah kelompok terdiri atas sejumlah topik yang dibahas. Kelompok asal merupakan yang terdiri dari beberapa kelompok ahli. Yang nantinya akan membentuk kelompok baru yang didapatkan. Setelah topik tertentu dibahas, kemudian kelompok ahli, akan menjadi sebuah laporan dari kelompok asal untuk merangkum hasil yang didapatkan menjadi sebuah laporan dari keseluruhan topik yang dibahas. 1

5 II. Hambatan dan Pembahasan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tentu masih menemukan hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa hambatan yang ditemukan adalah saat peserta didik diberikan berdiskusi sendiri dalam berdiskusi pada kelompoknya baik pada kelompok asal maupun kelompok ahli, siswa belum menunjukkan keseriusannya dalam membahas topik yang menjadi tugasnya sehingga hasilnya kurang maksimal. Dalam menyampaikan laporan hasil diskusinya cendrung yang melaporkan adalah siswa yang paling pintar di kelompoknya. Akibatnya siswa yang kurang mampu merasa bebas dari tanggung jawab. Hambatan-hambatan itu merupakan tantangan bagi saya mengondisikan siswa tersebut menjadi lebih baik dan lebih serius sehingga hasilnya lebih meningkat. Satu cara yang penulis gunakan dalam mengatasi hambatan tesebut adalah saya sebagai guru meminta secara bergiliran untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan kemampuan bahasanya sendiri sehingga semua siswa bertanggung jawab dan lebih serius. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan cara itu, pembelajaran menjadi lebih serius. Dengan pembelajaran yang lebih serius, pemahaman anak terhadap materi juga lebih meningkat terbukti dari hasil tes hasil belajar mengalami peningkatan. III. Penutup a. Simpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen. b. Saran Jika dalam topik pembelajaran tertentu terdapat topik-topik yang berbeda, maka kita dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran. 2

6 PENINGKATAN PEMAHAMAN SURAT DINAS MELALUI TEKNIK PEMBERIAN ULANGAN DENGAN MENGELOMPOKKAN MENJADI KELOMPOK PUTRA DAN PUTRI PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 4 ABANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh I Nyoman Sudira Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Abang I. Pendahuluan Dalam proses pembelajaran dikelas yang selalu terjadi interaksi komunikasi antara siswa dengan siswa, dan juga antara siswa guru. Dalam proses pembelajaran tersebut tentunya penulis telah menyiapkan pelengkapan pembelajaran, seperti silabus, RPP, bahan ajar dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran materi surat Dinas, penulis menyadari bahwa kemampuan siswa memahami surat dinas masih kurang. Hal itu dpata diketahui dari hasil ulangan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam proses pembelajaran di kelas guru telah menggunakan beberapa metode tampaknya siswa antusias mengikutinya. Hal itu terlihat dari kemauan dan kemampuan siswa menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan guru. Berdasarkan pengalaman tersebut, diakhir pembelajaran guru memberikan tes tentang materi surat dinas yang dibahas. Hanya saja dalam ulangan tersebut siswa diberikan tes bersamaan semuanya. Dengan teknik tersebut ternyata hasil ulangan yang terjadi masuk banyak yang kurang. Oleh karena itulah, penulis mencari teknik pemberian ulangan dengan mengelompokkan menjadi menjadi dua bagian. Seksi pertama hanya siswa putra dikelas dan siswa putri di luar, yang akan masuk sesi kedua, dan sebaliknya. II. Permasalahan Sesuai isi pendahuluan di atas, penulis dapat merumuskan permasalahan seperti berikut; - Apakah teknik pemberian ulangan dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok putra dan kelompok putri dalam sesi yang berbeda 3

7 III. dapat meningkatkan hasil pemahaman belajar siswa pada siswa kelas VIII A SMPN 4 Abang? Pembahasan Dalam proses pembelajaran materi bahasa Indonesia di kelas VIII, khususnya materi surat dinas ternyata hasil yang di peroleh secara umum masih kurang. dari permasalahan tersebut tentunya penulis menemui beberapa adanya hambatan. Hambatan-hambatan tersebut tentunya membuat penulis merumuskan dan mendata hambatan-hambatan tersebut diantaranya: (1) guru (penulis) dalam proses pembelajaran sudah mengajak dengan metode tapi hasilnya masih kurang, (2) waktu yang tersedia untuk memberikan materi terkadang kurang dari waktu yang tersedia. Dari dua rumusan pokok hambatan di atas, maka penulis berusaha mencari berbagai teknik mengajar supaya hasilnya bisa meningkat. Disamping itu, bagi penulis merupakan tantangan untuk mencari teknik-teknik pembelajaran ataupun teknik pemberian ulangan. Dengan hambatan atau hasil siswa yang masih kurang tersebut. Penulis mencoba mencari teknik pemberian evaluasi dengan membagi dua sesi yaitu kelompok putra dan kelompok putri. Ternyata dengan adannya dua sesi tersebut, siswa per individu dan mampu lebih berkonsentrasi bekerja menjawab soal, apalagi duduknya agak berjauhan. Dari hasil ulangan dengan dua kelompok tadi tenyata hasilnya bisa meningkat. IV. Penutup Simpulan Sesuai ulasan yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa bisa meningkat, melalui penerapan pemberian evaluasi dengan dua sesi yaitu kelompok siswa putra dan kelompok putri. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka penulis berharap agar pembaca bisa memberikan masukan/saran yang konstruktif kepada penulis, sehingga tulisan ini bisa lebih baik dan bermanfaat. 4

8 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKKTUAL DENGAN KOMPONEN PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh I Wayan Ngurah Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Amlapura I. Pendahuluan Ketrampilan menulis merupakan salah satu ketrampilan yang mesti dikuasai oleh seorang siswa, ketrampilan ini bisa berkembang jika dilatih secara terus menerus dan optimal melalui proses pembelajaran. Namun kenyataannya ketrampilan menulis yanng dimiliki oleh siswa masih rendah. Rendahnya prestasi siswa dalam bidang menulis disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam mengemukakan gagasan dalam bentuk tertulis. Pada saat mengikuti pembelajaran menulis, tulisan yang dihasilkannya belum maksimal. Karena struktur tulisan belum sistematis, memerlukan waktu lama untuk membuat tulisan, bahkan kadang-kadang tulisan siswa masih dangkal kalau diperhatikan dari segi pemakaian diksi. Selain itu pembelakaran yang diterapkan oleh guru juga berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang berlangsung selama ini, pembelajaran ketrampilan menulis masih menekankan pada unsur kognitif yakni dengan mengajarkan teori. Keadaan ini barangkali menyebabkan siswa kurang tertarik mengikuti secara aktif setiap pembelajaran yang diadakan. Untuk mengatasi keadaan tersebut, dan upaya mendorong siswa untuk meningkatkan ketrampilan menulis yang dimiliki, maka penerapan pendekatan kontekstual dengan berperan pemodelan dapat digunakan meningkatkan ketrampilan menulis teks berita, pada siswa kelas VIII tahun pel;ajaran 2013/2014 5

9 II. Pembahasan Salah satu komponen pendekatan kontekstual yakni komponen pemodelan. Komponen pemodelan merupakan komponen pendekatan kontektal yang dalam penerapannya menggunakanan suatu model tertentu atau memberikan contoh terbaik kepada siswa, sebelum siswa ditugasi membahas tulisan. Adapun langkah langkah penerapan pendekatan kontekstual dengan komponen pemodelan adalah : (1) cara menyampaikan contoh teks berita, (2) guru dan siswa membahas model teks berita baik dari segi isi maupun struktur. (3) siswa menulis teks berita berdasarkan model teks berita yang diberikan oleh guru. (4) siswaa mendapat bimbingan dari guru pada saat proses menulis. (5) siswa mengumpulkan tulisannya. (6) guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa. Berdasarkan hasil pembelajaranan dengan langkah-langkah tersebut dpat diketahui bahwa minat dan prestasi siswa dalam ketarampilan menulis ada peningkatan. Bahkan siswa merasa terbantu dengan adanya model tulisan diberikan terlebih dahulu. Bahkan pemberian pemodelan dalam menulis, kesulitan yang semula dihadapi oleh siswa terutama menyangkut struktur berita dan isi berita dapat teratasi. Namun demikian, penerapan komponen pemodelan dalam meningkatkan sebuah proses. III. Penutup Simpulan Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan komponen pemodelan dapat meningkatkan ketrampilan menulis teks berita. Saran Berdasarkan uraian di atas, disarankan jika dalam pembelajaran menulis, dapat menggunakan pendekatan kontekstual dengan komponen pemodelan. 6

10 MELALUI PENDEKATAN KONTEKTUAL DAPAT MENINGKATAN MINAT SISWA MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 3 ABANG TAHUN PELAJARAN 2015/2015 Oleh I Nyoman Berata Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Abang I. Pendahuluan Pembelajaran pada umumnya dilaksanakan di dalam ruang kelas. Guru mengajar, murid belajar itu hal yang sudah dilaksanakan sejak lama. Namun dalam Pembelajaran ini agak berbeda, karena guru akan melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Kita ingin melaksanakan pendekatan Kontekstual kepada siswa, dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam menulis puisi. Puisi merupakan karya sastra yang tidak diminati banyak siswa dengan alasan puisi itu hal yang sulit dipahami. Karena itu puisi kurang diminati oleh siswa baik untuk dipahami maupun menulisnya. II. Pembahasan a. Permasalahan yang muncul dalam menulis puisi pada siswa yaitu, kurangnya minat dan latihan siswa terhadap puisi sehingga proses pembelajaran kurang begitu lancar. Hasil yang kita harapkan juga tidak tercapai sesuai tujuan pembelajaran. b. Hambatan yang lain yaitu : siswa kurang berminat untuk membaca karya sastra puisi, apalagi untuk menulis sebuah puisi. c. Pemecahan masalah Guru dapat menggunakan beberapa pendekatan dalam menulis puisi. Dalam pembahasan ini guru akan menggunakan pendekatan kontekstual untuk menulis puisi pada siswa kelas VIII D SMPN 3 Abang. Pendekatan ini dipilih dengan alasan yaitu : mengajak siswa mengubah cara belajar siswa yaitu belajar di ruang terbuka diluar kelas dan mengamati lingkungan alam sekitar, melihat mendengar apa yang terjadi di lingkungan itu. Dari hasil pengamatan siswa dibimbing guru untuk mencatat hal-hal penting yang akan dirangkai 7

11 menjadi kalimat, yang selanjutnya disusun menjadi sebuah puisi. Melalui cara ini siswa menjadi lebih senang dan tidak merasa bosan karena secara langsung dapat berhadapan dengan alam yang bebas, terhindar dari suara gaduh dan jenuh. III. Penutup Pembelajaran dengan pendekatan kontektual dapat meningkatkan minat siswa untuk menulis puisi. Dengan demikian menggunakan pendekatan ini cara efektif untuk merangsang minat siswa semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 8

12 MELALUI KEGIATAN DIKLAT KARIER GURU MELALUI MGMP BAHASA INDONESIA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN BAHAN AJAR Oleh I Made Wisna Surawan Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Amlapura I. Pendahuluan Dari pemaparan nara sumber Dr. I Nyoman Tingkat,S.Pd,M.Hum. penulisan Bahan Ajar di sekolah oleh guru mata pelajaran. Dalam penulisan bahan ajar sebagai kelengkapan persiapan mengajar guru, wajib dibuat guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Penulisan bahan ajar sangat spesifik sifatnya karena bahan ajar sebagai bahan untuk mencapai tujuan sesuai SK/KD yang diajarkan. Dalam penulisan bahan ajar tentunya sangat dibutuhkan ketekunan serta kejelian guru dalam mencari bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan siswa. II. Masalah, hambatan maupun tantangan & pemecahannya. Dalam penulisan bahan ajar tentunya ada hambatan maupun masalah yang kita hadapi utamanya mencari materi bahan ajar yang sesuai dengan SK/KD yang ingin dicapai. Hambatan yang dimaksud adalah kecocokan materi ajar dengan kesesuaian perkembangan usia siswa. Tetapi dengan adanya SK/KD yang dipetik dari silabus akan memudahkan guru dalam menyusun ganah ajar itu. Buku-buku refrensi juga dapat membantu guru dalam menyusun bahan ajar. Bahan ajar adalah bahan yang digunakan guru sebagai perangkat penyampai materi yang akan diajarkan. Untuk tercapainya tujuan SK/KD melalui bahan ajar yang disusun tentunya dibutuhkan media-media pembelajaran seperti : 1. Alat peraga, 2. Slide power point, 3. Handout (lembar teori), 4 jobsheet (lembar kerja). Semua media-media yang dimaksud adalah pendukung yang mesti dipergunakan guru dalam memberikan pembelajaran sehingga mempermudah pemahaman siswa terhadap materi ajar untuk tercapainya tujuan SK/KD. 9

13 III. Penutup/Simpulan Melalui kegiatan Diklat Peningkatan Karier Guru Melalui MGMP Bahasa Indonesia yang telah diikuti mudah-mudahan terjadi peningkatan pemahaman tentang pembuatan bahan ajar yang mateeri penulisannya lebih spesifik sesuai dengan SK/KD. Karena keberhasilan untuk mencapai tujuan sesuai dengan SK/KD tidak lepas dari materi-materi yang berkarakter dipilih untuk menyusun bahan ajar tersebut. Dengan harapan terjadi kemudahan pemahaman siswa terhadap materi ajar. 10

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

50 Media Bina Ilmiah ISSN No 50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI I RENDANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia, sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sebuah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sebuah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan atau ide menjadi sebuah karangan. Dalam merangkaikan kalimat yang indah, diperlukan sebuah keterampilan berbahasa.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Idealnya seorang guru memasuki kelas tidak dengan tangan kosong, ia harus mendekati para siswanya dengan seperangkat asumsi, asumsi tentang dirinya sendiri,

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 1.1 Hakikat Matematika... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.19 Tes Formatif 1..... 1.20 Matematika Sekolah/Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan di segala bidang aspek kehidupan suatu bangsa dan negara tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan dibidang pendidikan. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup baik. Akan tetapi, dilihat dari segi keterampilan menulis, siswa masih belum bisa menerapkan

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat menggali dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya sehingga dapat

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 BIODATA PENULIS

Lampiran 1 BIODATA PENULIS Lampiran 1 BIODATA PENULIS 1. Nama lengkap Drs. Sawali, M.Pd. 2. Tempat, tanggal lahir Grobogan, 19 Juni 1964 3. Alamat Perum BTN Blok C-21 RT 03/RW X Kelurahan Langenharjo, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil penelitian, mengenai kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pembelajaran bahasa harus mencakup sebanyak mungkin kegiatan pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa 5.1.1 Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran menulis puisi harus dikembangkan menjadi lebih baik dengan pemilihan kata (diksi) yang sesuai. Guru harus lebih terampil dalam menggunakan metode atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang penting bagi pembentukan karakter penerus bangsa, dalam proses pembelajarannya PKn harus dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Di

Lebih terperinci

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU yang yang bersertifikasi mapun nonsertifikasi? LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU Pertanyaan ZM JH TA DW SM 1. Apakah semua Iya Iya Iya wajib Iya semua Semua guru harus buat wajib membuat guru wajib

Lebih terperinci

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berita merupakan informasi yang dibutuhkan oleh semua masyarakat untuk mengetahui suatu kejadian atau peristiwa serta memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs KELAS/ SEMESTER VIII/ 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mendengarkan 1. Memahami unsur instrinsik tembang melalui kegiatan 1. Menemukan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sangat berperan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, secara profesional guru harus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya, kemudian mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk melatih siswa agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan dalam menyimak,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan mengidentifikasi unsur cerita seperti tokoh, tema, latar dan amanat dari cerita anak yang dibaca merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang meliputi teknik penilaian pembelajaran keterampilan mendengarkan, bentuk instrumen penilaian pembelajaran keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN Qodaroh SDN Gamer 02 Pekalongan Abstrak Masalah yang diangkat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Siswa Kelas V SD Negeri Bawen 3 Kabupaten Semarang 11/12 hasil belajar IPA mengalami masalah. Materi yang disampaikan oleh guru kurang

Lebih terperinci

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia, yang tetap dipergunakan dalam masyarakat Jawa. Bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan hal-hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan hal-hal BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran kalimat majemuk dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK Secara jujur harus diakui, pembelajaran Bahasa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1

IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1 Implementasi Model Stad... IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1 Nanik Pudjowati 2 Abstrak Kesulitan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu menggembirakan. Sebenarnya cukup banyak siswa yang gemar menulis, tetapi tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan serta suatu alat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN MENULIS RESENSI BUKU PENGETAHUAN DI KELAS IX-C SMP NEGERI 1 PUGER Imro ati 49 Abstrak. Kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA 1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah 2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dimungkinkan karena beberapa sebab seperti kondisi pendidik, peserta didik,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dimungkinkan karena beberapa sebab seperti kondisi pendidik, peserta didik, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Hasil belajar mata pelajaran sejarah khususnya materi proses kebangkitan nasional pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun rendah.

Lebih terperinci

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dan pendapat para ahli yang kompeten dalam pembentukan nilai-nilai. tersebut kokoh dan layak untuk dibahas.

BAB V PEMBAHASAN. dan pendapat para ahli yang kompeten dalam pembentukan nilai-nilai. tersebut kokoh dan layak untuk dibahas. BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelitian akan dibahas dengan

Lebih terperinci

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 175/HK/2015 TENTANG

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 175/HK/2015 TENTANG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 175/HK/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM TEKNIS KEGIATAN PELAKSANAAN DHARMADUTA DAN DHARMASRAMA KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 BUPATI KARANGASEM, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah tingkah laku anak didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Masalah yang telah diuraikan sebelumnya dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Melalui metode ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di samping itu matematika juga merupakan faktor pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam 201 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Atikah Anindyarini Sri Ningsih

Atikah Anindyarini Sri Ningsih Atikah Anindyarini Sri Ningsih Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN Umirindiyah SMP Negeri 5 Tuban, Tuban-Jatim, umi.rindiyah66@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra dan meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 85 BAB V SIMPULAN SAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 SINGARAJA Jl. Gajah Mada No. 109 Telp. (0362) 22441 Fax. (0362) 25970 Website: http://www.smpn1singaraja.sch.id E-mail: smpn1_singaraja@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu. Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

Lebih terperinci