BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal-hal yang terjadi di dunia usaha yang begitu kompleks menuntut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal-hal yang terjadi di dunia usaha yang begitu kompleks menuntut"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hal-hal yang terjadi di dunia usaha yang begitu kompleks menuntut setiap perusahaan untuk cepat tanggap terhadap setiap pergeseran serta perubahan yang terjadi pada lingkungan dunia usaha yang penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian dan ketidakmampuan mengikuti perubahan akan menjadi awal dari kemunduran dan kelumpuhan sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka mempertahankan eksistensi dan kontinuitas usahanya, maka perusahaan dituntut kesiapannya dalam membuat konsep dan menyusun strategi kebijakan yang berorientasi pada perubahan. Kontinuitas hidup perusahaan secara teoritis sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal, atau dengan kata lain bahwa kontinuitas hidup perusahaan merupakan fungsi dari profitabilitas/ kemampuannya menghasilkan laba. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan dan pengendalian operasional yang sistematis. Salah satu bentuk dari upaya perencanaan yang sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian khususnya terhadap biaya produksi adalah anggaran. Dalam anggaran ditentukan terlebih dahulu jumlah atau besarnya biaya yang diperkirakan akan terjadi dari masing-masing kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Kegunaan anggaran sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi sangat dirasakan manfaatnya, sehingga anggaran dalam hal ini

2 2 anggaran biaya produksi semakin banyak digunakan oleh berbagai organisasi, baik profit maupun non profit. Dalam anggaran biaya produksi terdapat biaya-biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi terdiri dari tiga elemen yaitu : Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). (Mulyadi, 2014 : 14). Dalam proses produksi tidak semua pengorbanan dapat dikategorikan sebagai biaya. Ada pengorbanan yang seharusnya tidak terjadi dan dapat dihindari, hal inilah yang disebut dengan pemborosan. Pengorbanan baru dapat dikatakan biaya apabila digunakan untuk membiayai produksi yang dilakukan secara rasional pada perbandingan kuantitatif produksi yang dihasilkan perusahaan sehingga tidak menimbulkan kapasitas lebih yang merupakan pengorbanan yang bersifat pemborosan. Untuk mengantisipasi pemborosan tersebut, maka diperlukan suatu alat pengendalian biaya yang berfungsi sebagai alat ukur kegiatan operasional, membantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi serta keputusan yang diambil oleh manajer. Dalam rangka mempermudah pengawasan, pengendalian dan perencanaan biaya produksi yang ada, peranan akuntansi biaya menjadi sangat penting. Akuntansi biaya akan

3 3 mengolah data yang ada serta memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk membandingkan hasil yang akan dicapai dengan standar yang akan di tetapkan, sehingga dapat dipakai sebagai pengendali biaya dan alat untuk menilai prestasi pelaksanaan (Implementation Performance). Biaya standar tersebut dihitung dan ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu dan data yang diperoleh melalui riset yang akan dipakai dalam mengukur dan mengawasi fluktuasi-fluktuasi yang terjadi. Ukuran dari penyimpangan dari apa yang ditetapkan dalam standar dilakukan berdasarkan standar perkiraan varians. Dari hasil perbandingan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya (aktual), dapat diketahui jumlah penyimpangannya. Apabila biaya produksi aktual melebihi biaya produksi yang telah distandarkan, maka akan terjadi varians yang tidak menguntungkan (Unfavorable). Sebaliknya, jika terjadi biaya produksi yang distandarkan lebih besar dari biaya produksi aktual, maka varians tersebut menguntungkan (Favorable). Apabila terjadi varians yang tidak menguntungkan pada perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas dari kegiatan produksi dan kinerja perusahaan yang tidak baik, sehingga diperlukan ketelitian dan ketepatan di dalam standar produksi. CV. Tri Utami Jaya di Sweta merupakan salah satu perusahaan yang produksinya bersifat massa, artinya aktivitas perusahaan tersebut bersifat rutin dan berulang-ulang. Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain : Sehat Pinggang, Sehat Pria, Sehat Wanita, dan Pegal Linu. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan menggunakan harga

4 4 pokok standar, sehingga bahan yang diperlukan, tenaga yang digunakan maupun biaya overhead, disiapkan sebelum proses produksi dilaksanakan. CV. Tri Utami Jaya selalu merencanakan peningkatan produksi untuk tahuntahun berikutnya dari produksi yang telah dicapai perusahaan. Tabel 1 berikut ini menunjukkan jumlah produksi yang direncanakan dan jumlah produksi yang dicapai oleh CV. Tri Utami Jaya selama tahun 2015 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Tabel 1. Jenis Produk, Produksi Yang Direncanakan dan Produksi Yang Dapat Dicapai oleh CV. Tri Utami Jaya Tahun Bulan September Oktober November Desember Sumber : Data Primer diolah Jenis Produk Produksi Yang Direncanakan (unit) SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL SP PL Produksi Yang Dapat Dicapai (unit)

5 5 CV. Tri Utami Jaya selalu menstandarkan produksinya setiap bulan sebanyak minimal 500 unit untuk setiap jenis jamunya (dalam tabel ini jamu SP dan PL), namun dari tabel diatas kita dapat lihat produksi yang direncanakan terjadi penurunan pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang kebetulan jatuh pada bulan Juli-Agustus yang dikarenakan penurunan permintaan konsumen. Dalam rangka mempermudah perencanaan, pengawasan dan pengendalian biaya produksi maka CV. Tri Utami Jaya menggunakan biaya standar sebagai pedoman dalam proses produksi. CV. Tri Utami Jaya belum sepenuhnya mampu menerapkan standar-standar yang diterapkan, hal ini mengakibatkan timbulnya varians biaya produksi antara yang distandarkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Mengingat pentingnya penetapan standar biaya produksi dalam suatu proses produksi, maka hendaknya varians yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin. Informasi mengenai besarnya produksi yang dapat direalisasikan, biaya produksi standar dan aktual yang dikeluarkan selama proses produksi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

6 Tabel 2. Jenis Biaya, Biaya Produksi Standar dan Biaya Produksi Aktual Pada CV. Tri Utami Jaya Tahun 2015 Bulan Jenis Biaya Anggaran Biaya Biaya Aktual Varian Januari BBB BOP BTKL ( ) ( ) Februari BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) Maret BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) April BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) Mei BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) Juni BBB BOP BTKL ( ) - Juli BBB BOP BTKL ( ) Agustus BBB BOP BTKL ( ) September BBB BOP BTKL ( ) Oktober BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) November BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) Desember BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) Total BBB BOP BTKL ( ) ( ) ( ) 6

7 7 Dari tabel di atas terlihat selama tahun 2015 terjadi varians biaya yaitu biaya produksi aktual lebih besar daripada biaya yang distandarkan. Hal ini disebabkan oleh permintaan konsumen yang tinggi dari yang direncanakan oleh CV.Tri Utami jaya sehingga biaya produksi perusahaan tersebut meningkat Identifikasi Masalah Biaya produksi yang dikeluarkan atau biaya yang sesungguhnya lebih besar dari biaya yang dianggarkan di tahun 2015 sehingga terjadi varian biaya produksi Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya varians biaya produksi standar dengan biaya produksi sesungguhnya pada CV. Tri Utami Jaya? 2. Apakah varians biaya produksi yang distandarkan dengan biaya produksi yang sesungguhnya tersebut masih dapat ditolerir atau tidak?

8 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya varians biaya produksi yang distandarkan dengan biaya produksi sesungguhnya terjadi pada CV. Tri Utami Jaya. 2. Untuk mengetahui apakah total varians tersebut masih bisa ditolerir atau tidak Manfaat Penelitian 1. Secara Akademik, merupakan salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi strata satu (S1) pada Program Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram. 2. Secara Teoritis ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penerapan ilmu ekonomi, khususnya manajemen keuangan. 3. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi CV. Tri Utami Jaya dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi kinerja operasional perusahaan Identifikasi Variabel Berdasarkan permasalahan dan hipotesa yang diajukan maka variabelvariabel yang dapat di identifikasikan sebagai berikut :

9 9 1. Biaya produksi standar - Biaya bahan baku standar - Biaya tenaga kerja langsung standar - Biaya overhead pabrik standar 2. Biaya produksi aktual - Biaya bahan baku aktual - Biaya tenaga kerja langsung aktual - Biaya overhead pabrik aktual 1.6. Definisi Operasional Variabel 1. Biaya produksi standar Biaya produksi standar adalah biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh CV. Tri Utami Jaya selama proses produksi atau selama proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi tahun Yang termasuk biaya standar adalah sebagai berikut : a. Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan dalam pengolahan perunit produk yang dinyatakan dalam satuan Rupiah yaitu biaya bahan baku Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu. Bahan baku kedua jenis produk jamu tersebut adalah Kayu Songga, Kumis Kucing, Keci Beling, Meniran, Temulawak, Rimpang Teki, dan Daun Salam. b. Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan dalam proses produksi yang dinyatakan

10 10 dalam satuan Rupiah untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan jamu Pegal Linu seperti penggiling dan pengemasan. c. Biaya overhead pabrik standar adalah selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang seharusnya terjadi yang dinyatakan dalam satuan Rupiah yaitu biaya Listrik, biaya Air, biaya Telepon, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong. Adapun biaya tenaga kerja tidak langsung untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu seperti biaya karyawan administrasi dan manajer produksi, dan untuk biaya bahan penolong produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu adalah Tepung Jagung, Botol Kemasan, Plastik Segel, Label dan Kapsul Kosong. 2. Biaya produksi aktual Biaya produksi aktual adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh CV. Tri Utami Jaya selama proses produksi berlangsung untuk menghasilkan produk jadi tahun Biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut : a. Biaya bahan baku aktual adalah biaya bahan baku yang sebenarnya di keluarkan dalam pengolahan perunit produk yang dinyatakan dalam satuan Rupiah yaitu biaya bahan baku Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu. Bahan baku kedua jenis produk jamu tersebut adalah Kayu Songga, Kumis Kucing, Keci Beling, Meniran, Temulawak, Rimpang Teki, dan Daun Salam.

11 11 b. Biaya tenaga kerja langsung aktual adalah biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam proses produksi yang dinyatakan dalam satuan Rupiah untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan jamu Pegal Linu seperti penggiling dan pengemasan. c. Biaya overhead pabrik aktual adalah selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang sebenarnya terjadi yang dinyatakan dalam satuan Rupiah yaitu biaya Listrik, biaya Air, biaya Telepon, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong. Adapun biaya tenaga kerja tidak langsung untuk produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu seperti biaya karyawan administrasi dan manajer produksi, dan untuk biaya bahan penolong produk Jamu Sehat Pinggang dan Jamu Pegal Linu adalah Tepung Jagung, Botol Kemasan, Plastik Segel, Label dan Kapsul Kosong.

12 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sudiartha (2002) dengan judul Analisis Selisih Biaya Produksi Standar dengan Aktual Pada Perusahaan Penggergajian dan Pengolahan kayu CV. Electronik di Sumbawa Besar. Permasalahan yang diangkat adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya varians biaya produksi standar dengan produksi sesungguhnya dan apakah total biaya produksi standar dengan biaya produksi aktual tersebut masih bisa ditolerir atau tidak. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Tekhnik yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan sumber data yaitu data primer. Metode analisis yang digunakan adalah analisis selisih biaya produksi dengan model analisa empat analisis. Untuk mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi digunakan alat analisis standar kesalahan estimasi (standar error of estimate). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya varians biaya pada perusahaan penggergajian dan pengolahan kayu CV. Electronik ada lima faktor yaitu : faktor harga bahan baku, kuantitas penggunaan bahan baku, jam kerja tenaga kerja langsung, pengeluaran biaya overhead pabrik dan kapasitas produksi. Varians yang menguntungkan terjadi pada penggunaan bahan baku kayu jati, di mana dalam satu meter kubik kayu jati dapat menghasilkan lebih banyak

13 13 parquet block bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selisih yang merugikan terjadi karena kenaikan harga bahan baku, penggunaan jam kerja yang melebihi standar, pengeluaran biaya overhead yang lebih banyak, dan kapasitas produksi yang tidak tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh Prihati (2006), dalam Analisa Varians Biaya Produksi pada Perusahaan Mebel Sumbawa Unit Desain di Labuhan Badas Sumbawa Besar yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya varians biaya produksi standar dengan biaya produksi aktual dan untuk mengetahui total selisih tersebut masih bisa di tolerir atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kausal-komparatif, sedangkan metode pengumpulan datanya adalah metode kasus, alat analisis data yang digunakan yaitu analisis varians dan analisis statistik, kemudian membandingkan biaya produksi standar dengan produksi aktual untuk mengetahui apakah terjadi varians yang merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa biaya produksi aktual lebih besar dibandingkan dengan baiaya produksi standar, maka perusahaan mengalami selisih yang merugikan walaupun tingkat kerugian masih dapat ditolerir. Penelitian yang telah dilakukan oleh Widiastuti (2002), dalam Analisis Varians Biaya Produksi pada Perusahaan Makanan Ringan ABC di Peraya Lombok Tengah. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya varians biaya produksi yang tidak menguntungkan dan apakah varians tersebut dapat ditolerir.

14 14 Untuk menjawab permasalahan yang ada pada perusahaan makanan ringan ABC digunakan alat analisis yaitu analisis varians yaitu dengan membandingkan biaya produksi standar dengan biaya produksi aktual, sedangkan untuk menentukan apakah varians yang terjadi dapat ditolerir atau tidak, dilakukan analisa dengan menentukan besarnya tingkat kesalahan estimasi dan membandingkan varians yang terjadi dengan batas toleransi yang ditetapkan pada tingkat keyakian 95%. Hasil penelitian menunjukkan varians yang tidak menguntungkan pada kedua jenis produk, baik untuk harga bahan, pemakaian bahan, efisiensi upah, pengeluaran BOP, dan kapasitas BOP (kecuali efisiensi BOP terjadi varians yang menguntungkan dan tarif upah tidak terjadi varians). Sedangkan dengan membandingkan antara varians yang terjadi dengan batas toleransi masing-masing menunjukkan bahwa varians tersebut dapat ditolerir. Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan di atas dengan peneliatian ini yaitu sama-sama memiliki kesamaan tujuan serta alat analisis yang sama, yaitu menggunakan analisa varians biaya pengukuran besarnya penyimpangan dengan kesalahan estimasi (standar error of estimate) dan untuk pengukuran rentang beban aktual yang dapat diterima menggunakan interval keyakinan (tp). Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian dan tahun pengamatan (periode pengamatan) sehingga faktor-faktor yang banyak menyebabkan varians dapat ditunjukkan dengan lebih jelas.

15 Tinjauan Teoritis Biaya Pengertian Biaya Henry Simamora (1999: 36) menjelaskan pengertian biaya dan istilah beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut: Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Menurut Mulyadi (2002: 8): Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun akan datang. Pengorbanan sumber ekonomis tersebut bisa merupakan biaya historis dan biaya masa yang akan datang. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan, disebut dengan harga pokok Penggolongan biaya Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya sehingga suatu perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efesien. Dengan demikian

16 16 dalam pencatatan dan penggolongan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya. Oleh karena itu, ada beberapa macam cara penggolongan biaya yaitu (Mulyadi, 2014: 13) : 1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran. 2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan. 3. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. 4. Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap volume kegiatan. 5. Penggolongan biaya atas dasar waktu Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi Menurut Mulyadi, (2014 : 14) Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi Penggolongan Biaya Produksi Biaya produksi dapat di golongkan menjadi tiga : 1. Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku adalah biaya dari bahan yang merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta detelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan.

17 17 (Rony 1990 : 19). Biaya bahan baku menurut Supriyono (1983 : 20) adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai didalam pengolahan produk. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk membahas tenaga kerja lansung perlu dibahas apa yang dimaksud dengan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah semua karyawan perusahaan yang memberikan jasa pada perusahaan. Jadi tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan (Supriyono 1983 : 20). Sedangkan tenaga kerja langsung menurut Rony (1990 : 16) biaya yang dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada buruh yang ikut langsung serta bekerja dalam mambentuk produk akhir. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Supriyono 1983 : 21). Sedangkan menurut Rony (1990 : 17) adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan buruh kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya, baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya mamberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mampermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri.

18 Biaya Standar Pengertian biaya standar Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi 2014 : 387). Keberhasilan sistem biaya standar ditentukan oleh beberapa hal, sistem biaya standar ini tergantung pada kehandalan, ketepatan, dan sikap menerima terhadap standar tersebut. Kecermatan sangat diperlukan untuk meyakinkan bahwa semua faktor telah dipertimbangkan dalam menetapkan biaya standar (Matz dan Usry, 1990 : 114) Manfaat biaya standar Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen beberapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka lakukan pengurungan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain (Mulyadi, 2014 : 388). Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk (Halim, 1995:270) : 1. Perencanaan dan penyusunan anggaran 2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk dan lain sebagainya. 3. Pengendalian biaya 4. Menilai hasil pelaksanaan

19 19 5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya 6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO) 7. Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan produk dalam proses dan lain sebagainya 8. Menekan biaya administrasi 9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat Standar Biaya Bahan Baku Menurut Supriyono (1989 : 102), Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu-satuan produk. Standar biaya bahan baku ini ditentukan oleh dua faktor yaitu : 1. Standar kuantitas bahan baku, yaitu jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai didalam penggolongan satu-satuan produk. 2. Standar harga bahan baku, yaitu harga bahan baku persatuan yang seharusnya terjadi dalam pembelian bahan baku. Didalam menentukan standar bahan baku, harga yang ditetapkan dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan sehingga harga yang digunakan sebagai harga standar harga pasar yang berlaku dan umumnya dipergunakan sepanjang periode fiskal yang akan datang. Sedangkan standar kuantitas ditentukan melalui analisa yang cermat atas ukuran, bentuk dan kualitas dari masing-masing bahan baku yang diharapkan oleh perusahaan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi dalam satu-satuan produk (Supriyono, 1989 : 106). Biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh dua faktor yaitu :

20 20 1. Standar tarif upah langsung, adalah tarif upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satuan pengupahan didalam pengolahan produk tertentu. 2. Standar waktu kerja langsung, adalah jam atau waktu kerja yang seharusnya dipakai didalam pengolahan satu-satuan produk Standar Biaya Overhead Pabrik Standar biaya overhead pabrik adalah biaya overhead yang seharusnya terjadi didalam mengolah satu-satuan produk (Supriyono, 1989 : 109). Manfaat utama dari penentuan atau penetapan standar biaya overhead pabrik adalah untuk menentukan harga pokok dan perencanaan Varians Pada umumnya suatu perusahaan sebelum memulai kegiatan produksinya terlebih dahulu menyusun suatu standar atau budget secara menyeluruh. Dalam penyusunan standar telah dilakukan analisa dan berbagai pertimbangan terhadap semua faktor yang akan mempengaruhi proses produksi di masa mendatang. Walaupun demikian bukan jaminan dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Sebab dalam proses produksi akan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perusahaan pada proses produksi berlangsung, sehingga sering terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap anggaran dan bahkan standar yang telah disusun oleh perusahaan.

21 21 Pengertian selisih biaya menurut Matz dan Usry (1990 : 209) selisih adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sebenarnya. Sedangkan menurut Mas ud (1985 : 113), penyimpangan atau selisih diberi batasan sebagai berikut : Selisih adalah perbedaan antara biaya menurut standar (budget) dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, sebab-sebab terjadinya selisih tersebut bagi manajemen perlu diketahui selisih dengan menganalisa selisih yang terjadi, karena selisih merupakan petunjuk adanya ketidak efisienan, ketidak tepatannya dari pelaksanaan atau sebaliknya yaitu tidak tepatnya standar. Dari uraian di atas, penting artinya bagi perusahaan untuk menganalisa lebih lanjut adanya penyimpangan atau selisih. Biaya standar dan varians merupakan suatu alat bantu agar manajemen menerima informasi mengenai keefektifan upaya produksi maupun mengenai para penyedia. Varians merupakan tolak ukur guna mengukur kewajaran standar, memungkinkan pimpinan untuk mengubah arah usaha dan membuat penyesuaian yang tepat. Jadi varians bukanlah sekedar perhitungan saja melainkan merupakan batu loncatan bagi analisis, penyelidikan dan tindakan Varians biaya bahan baku Varians bahan baku terdiri dari dua jenis : 1. Varians harga bahan baku Varians harga bahan baku merupakan fungsi perbedaan antara standar harga dengan harga sebenarnya. (Rony, 1990 : 229)

22 22 Varians harga bahan baku dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai prestasi bagian pembelian disamping untuk mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba yang diperoleh. Adapun penyebab selisih harga bahan baku antara lain : a. Fluktuasi harga pasar yang bersangkutan. b. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. c. Pembelian dari suplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak menguntungkan. d. Kegagalan didalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan. e. Tambahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khusus yang harus dilakukan. f. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis. g. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian bahan yang mendadak (rush puchases).(supriyono, 1989 : 104) 2. Varian kuantitas bahan baku Manfaat dari analisis varians kuantitas bahan baku ini adalah untuk menilai prestasi departemen produksi atau pabrik dan mengukur pengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Adapun faktor varians kuantitas bahan baku adalah : a. Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metode pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar. b. Pemakaian bahan baku subsitusi yang menguntungkan atau merugikan. c. Selisih dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar. d. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan karyawan terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidak memuaskan baik di pabrik maupun di gudang bahan. e. Pengawasan yang terlalu kaku. f. Kurangnya peralatan atau mesin. g. Kegagalan di dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang baik. ( Supriyono, 1989 : 106 )

23 Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung Varians biaya tenaga kerja langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja langsung standar. Varians tenaga kerja langsung terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Selisih tarif upah langsung. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tarif upah langsung sebagai berikut : a. Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif upah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu. b. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil dibandingkan tarif upah standar selama kegiatan musiman atau kegiatan darurat. c. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif standar. d. Adanya kenaikan pangkat atau penurunan pangkat karyawan yang mengakibatkan perubahan tarif upah. e. Pembayaran tambahan atas upah karena peraturan upah minimum yang dikeluarkan oleh pemerintah. (Supriyono, 1989 : 108) 2. Selisih efisiensi upah Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih efisiensi upah sebagai berikut: a. Pabrik atau departemen produksi telah bekerja dengan efisien atau tidak disebabkan karena pengawasan terhadap tenaga kerja secara baik atau kurang baik. b. Telah digunakan bahan yang kualitasnya lebih baik atau lebih jelek dibandingkan dengan standar sehingga memerlukan waktu (jam) pengerjaan yang lebih pendek atau lebih panjang. c. Kurangnya koordinasi dengan departemen produksi lain atau departemen pembantu. (Supriyono, 1989 :109)

24 Varians Biaya Overhead Pabrik Menurut Mulyadi, (1986 : 349) selisih (varians) biaya overhead pabrik terdiri dari tiga jenis yaitu : 1. Selisih pengeluaran Faktor yang menyebabkan selisih pengeluaran antara lain a. Penggunaan mutu bahan baku yang keliru b. Penggunaan mutu tenaga kerja yang keliru c. Kegagalan dalam memperoleh syarat pembelian bahan yang menguntungkan d. Perubahan dalam harga pasar 2. Selisih efisiensi Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih efisiensi antara lain : a. Pemborosan pemakaian bahan baku b. Pekerjaan tenaga kerja yang tidak efisiensi c. Kegagalan dalam mengurangi bahan baku dan jasa, dalam hubunganya dengan tingkat output yang dihasilkan 3. Selisih kapasitas Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih kapasitas antara lain : a. Berkurangnya permintaan konsumen b. Fluktuasi hari dalam kalender c. Kelebihan kapasitas produksi

25 Kerangka Konseptual Gambar 1 : Kerangka Konseptual Penelitian Perencanaan Produksi Biaya Standar Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Aktual Tindakan Korektif Varians Faktor-Faktor Penyebab Varians CV. Tri Utami Jaya melakukan perencanaan produksi sebelum proses produksi dilaksanakan. Kegiatan produksi akan berjalan dengan lancar apabila sebelumnya dibuat perencanaan produksi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Rencana akan memberikan arah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Biaya produksi disusun berdasarkan standar-standar yang telah ditentukan meliputi standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik. Standar-standar ini nantinya akan digunakan

26 26 sebagai dasar untuk mengevaluasi aktifitas produksi. Dalam proses produksi CV. Tri Utami Jaya kondisi operasinya seringkali tidak sesuai dengan perkiraan pada saat rencana dibuat terutama dalam hal biaya produksi, selisih (varians) sulit dihindarkan yaitu antara biaya yang di standarkan dengan biaya aktual atau yang sesungguhnya terjadi. Selisih-selisih biaya tersebut antara lain selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik. Pemeriksaan dan evaluasi analisa selisih biaya secara periodik sangat diperlukan oleh CV. Tri Utami Jaya untuk dapat mengidentifikasikan faktorfaktor penyebab terjadinya penyimpangan biaya, sehingga hasil dari analisa ini merupakan umpan balik sebagai tindakan korektif terhadap standar-standar yang digunakan sebagai kontrol dalam proses produksinya Perumusan Hipotesis Hipotesa tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang sebenarnya harus di uji secara empiris. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Diduga bahwa selisih yang terjadi disebabkan penggunaan Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik yang lebih besar sehingga tidak memenuhi standar biaya produksi. 2. Diduga total selisih merugikan dari biaya produksi ini masih dapat ditolerir dengan tingkat kesalahan sebesar 5% dan tingkat keyakinan ditetapkan 95% bahwa biaya produksi aktual berada dalam batas toleransi yang dapat diterima.

27 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. (Nazir, 1988: 63) 3.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV. Tri Utami Jaya. Adapun alasan penulis memilih perusahaan CV. Tri Utami Jaya tersebut adalah : a. Situasi dan kondisi yang terjadi pada CV. Tri Utami Jaya sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai selisih (varian) biaya produksi. b. Adanya kesediaan dari pimpinan CV.Tri Utami Jaya memberikan keterangan-keterangan dan data yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian ini Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Study) dimana menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus

28 28 merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu, sedangkan studi kasus penelitian ini, penelitian yang mempelajari secara intensif mengenai Analisis Varians Biaya Produksi pada CV. Tri Utami Jaya Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pimpinan perusahan. 2. Observasi yang digunakan adalah observasi pengamatan tidak langsung yaitu dengan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat atau menyalin data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data kuantitaif, yaitu data yang diperlukan dalam penelitian berupa angka-angka (besarnya dapat diukur) seperti jumlah atau satuan tertentu. Data tersebut adalah biaya produksi standar, biaya produksi sesungguhnya dan data lain yang relevan dalam penelitian ini. b. Data kualitatif, yaitu data dalam bentuk kalimat atau keterangan, karena data ini tidak bias dijelaskan dalam bentuk angka-angka

29 29 (besarnya tidak dapat diukur) seperti bagaimana proses produksinya dan sejarah perusahaan Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitia ini adalah sebagai berikut : a. Sumber Primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan baik dari pimpinan perusahaan maupun dari para karyawan, adapun jenis data tersebut adalah jumlah produksi, data biaya produksi dan data lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. b. Sumber Skunder yaitu sumber data yang diperoleh berdasarkan catatancatatan lain, berupa literatur buku, bulletin atau jurnal. Untuk mendukung keseluruhan penelitian yang dilakukan guna memperkuat dan melandasi sumber primer yang didapat Prosedur Analisa Untuk menguji data, dapat dilakukan pengujian dengan menghitung analisa selisih biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik) dengan menggunakan model analisa selisih (varians). 1. Analisa Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih Biaya Bahan Baku, selisih ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 396) SH = (HSt HS) x KS Dimana :

30 30 SH HSt HS KSD = Selisih Harga = Harga Standar = Harga Sesungguhnya = Kuantitas Sesungguhnya b. Selisih Kuantitas Bahan Baku, selisih ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 396) SK = (KSt KS) x HSt Dimana : SK KSt KSD HSt = Selisih Kuantitas = Kuantitas Standar = Kuantitas Sesungguhnya = Harga Standar 2. Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih Tarif Upah, selisih ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 406) STU = (TUSt TUS) x JKS Dimana : STU TUSt TUS JKS = Selisih Tarif Upah = Tarif Upah Standar = Tarif Upah Sesungguhnya = Jam Kerja Sesungguhnya b. Selisih Efisiensi Upah, selisih ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 407)

31 31 SEU = (JKSt JKS) x TUSt Dimana : SEU JKSt JKS TUSt = Selisih Efisiensi Upah = Jam Kerja Standar = Jam Kerja Sesungguhnya = Tarif Upah Standar 3. Analisa Selisih Biaya Overhead Pabrik a. Analisis selisih pengeluaran, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Mulyadi, 2014 : 412) : Selisih pengeluaran = BOP sesungguhnya (BOP variable sesungguhnya + BOP tetap standar pada kapasitas sesungguhnya). b. Analisis selisih kapasitas Analisis selisih kapasitas = Tarif overhead tetap standar x ( kapasitas normal kapasitas sesungguhnya) c. Analisis selisih efesiensi Selisih efisiensi = Tarif overhead standar x (jam kerja standar jam kerja sesungguhnya). Sedangkan untuk mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi dan rentang beban aktual yang ditolerir, maka dilakukan pengujian sebagai berikut: Tahap pertama : Mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi, alat analisis yang digunakan adalah standar estimasi yang

32 32 dapat diformulasikan sebagai berikut (Matz dan Usry, 1990 : 87): S = Yi Y i n 2 2 Di mana : S = Penyimpangan yang terjadi Y i = Biaya produksi menurut standar Yi = Biaya produksi yang sesungguhnya n = Jumlah bulan Tahap Kedua : Menghitung rentang aktual yang dapat diterima diatas atau dibawah jumlah biaya produksi yang terjadi, dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95%, karena kesalahan 5% dalam ilmu sosial bersifat umum, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil serta tingkat kesalahannya dapat ditolerir. Beban yang terletak dalam batas-batas varians (di antara batas tertinggi dan terendah) dapat diterima. Sedangkan beban yang terletak di luar batas tertentu (di bawah batas terendah atau batas tertinggi) tidak dapat diterima dan harus diambil suatu tindakan perbaikan yang diperlukan. Formulasi yang digunakan adalah (Matz dan Usry, 1990 : 87) :

33 33 tp S Y i 1 1 n ( Xi X ) 2 ( Xi X ) 2 Di mana : Y i tp = Biaya produksi menurut standar = Tingkat keyakinan yang diinginkan S = Penyimpangan yang terjadi n Xi X = Jumlah bulan = Jumlah unit = Jumlah unit rata-rata produksi Untuk mengetahui ditolerir atau tidaknya total varians yang terjadi digunakan pedoman sebagai berikut : a. Apabila biaya senyatanya terletak di atas hasil perhitungan batas toleransi, maka varians tersebut dapat ditolerir. b. Apabila biaya senyatanya terletak antara batas bawah dan batas atas nilai batas toleransi, maka varians tersebut masih dapat ditolerir. c. Apabila biaya senyatanya berada di bawah batas-batas nilai batas toleransi berarti terjadi varians yang menguntungkan.

34 34 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya varians antara biaya produksi yang distandarkan dengan yang sesungguhnya terjadi serta untuk mengetahui apakah varians yang terjadi tersebut masih dalam batas-batas kewajaran, bisa ditolerir atau tidak. Maka berikut ini penulis akan menyajikan data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan akan dianalisis lebih lanjut. Utami Jaya. Tabel berikut ini menunjukkan kapasitas yang dapat dicapai oleh CV. Tri Tabel 4 : Jenis Produk, Produksi yang dapat dicapai oleh CV. Tri Utami Jaya Tahun 2015 Tahun Jenis Produk Produksi Yang Dapat Dicapai (Unit) 2015 Sehat Pinggang Pegal Linu Total Sumber : Tabel 1 diolah Dalam menetapkan biaya standar, CV. Tri Utami Jaya menetapkan standar untuk semua biaya yang akan terjadi selama proses produksi berlangsung. Adapun biaya-biaya tesebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tabel 5 : Biaya Produksi Standar Paving Block, Genteng Beton, dan Tegel pada

35 35 Tahun Sehat Pinggang Unit PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun Jenis dan Jumlah Jenis Biaya Biaya Produksi Standar Produk (Rp) BBB BTKL BOP Total Pegal Linu Unit BBB BTKL BOP Total Sumber : Tabel 2 dan 3 diolah Tabel diatas menunjukan bahwa biaya produksi mengalami peningkatan pada tahun 2008 yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah unit yang diproduksi untuk Paving Block dan Genteng Beton walaupun terjadi penurunan produksi untuk produk Tegel Biaya Bahan Baku Dalam penyusunan standar biaya bahan baku PT. Tegel/Genteng Murni menggunakan dua jenis standar yaitu standar harga bahan baku dan standar jumlah pemakaian atau standar kuantitas bahan baku. Standar kuantitas bahan baku ditentukan melalui penyelidikan dan pengamatan berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk.untuk standar biaya bahan tahun 2007 dengan jumlah produksi unit dengan biaya sebesar Rp ,00 sedangkan pada tahun 2008 jumlah produksi menurun menjadi tetapi biaya produksi meningkat karena kenaikan harga bahan baku

36 36 sebesar Rp ,00 sehingga biaya bahan baku per unit meningkat pada tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6 : Biaya Standar Bahan Baku per Unit, Produk Paving Block, Genteng Beton dan Tegel pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun 2007 sampai Tahun Tahun Jenis Produk Produksi (Unit) 2007 Paving Block Genteng Beton Tegel Total BBB Standar (Rp) BBB/Unit (Rp) Paving Block Genteng Beton Tegel Sumber : Lampiran Biaya Tenaga Kerja Langsung Dalam proses produksi perusahaan menerapkan sistem upah per unit yang dihasilkan. Perusahaan menerapkan sistem upah per unit yang dihasilkan

37 37 menggunakan tenaga kerja 10 Sorang yang terbagi dari 4 orang Paving Block, 2 orang Tegel, dan 4 orang Genteng Beton. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi diperkirakan 1 jam untuk 45 unit Paving Block,38 unit Genteng Beton, dan 40 unit Tegel yang dihasilkan. Dalam 1 bulan terhitung 20 hari jam kerja, sehingga dalam 1 tahun perusahaan beroprasi 240 hari kerja. Perusahaan menerapkan hari kerja selama 8 jam/hari mulai pukul s/d WITA, dikurangi jam istirahat 1 jam. Untuk lebih jelasnya mengenai standar-standar biaya tenaga kerja yang diterapkan perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 : Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar dan Aktual per Uunit pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun Tahun Jenis Produk Tarif Upah Standar/Jam (Rp) 2007 Paving Block Genteng Beton Tegel 2008 Paving Block Genteng Beton Tegel Sumber : Lampiran 5 dan Tarif Upah Aktual/Unit (Rp) Standar Unit/Jam (Unit) Dari tabel diatas dapat diketahui pada Tahun perusahaan tersebut menerapkan standar tarif upah standar dan aktual per unit yang sama yaitu sebesar Rp. 80 untuk Paving Block, Rp. 95 untuk Genteng Beton, dan Rp. 85 untuk Tegel yang dihitung per jam yang rata-rata menghasilkan 45 unit untuk Paving Block, 38 unit untuk Genteng Beton, dan 40 unit Tegel.

38 Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun yang termasuk biaya ini adalah : Biaya Listrik, Biaya Air, Biaya Telepon, Biaya Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, dan Biaya Penyusutan. Untuk Tahun yang distandarkan pada kapasitas sesungguhnya adalah sebagai berikut : Tabel 8 : Biaya Overhead Pabrik Standar pada Kapasitas Sesungguhnya pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun Komponen BOP Biaya Variabel : Biaya Listrik Biaya Air Biaya Telepon Biaya Bahan Penolong Biaya Pemeliharaan/Reparasi Tahun Total BOP Variabel BOP Tetap : Biaya TKTL Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Peralatan Biaya Penyusutan Kendaraan Total BOP Tetap Total BOP 38,680, ,728, Sumber : Lampiran 7

39 39 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PT. Tegel/Genteng Murni untuk biya overhead pabrik tahun 2008 yang distandarkan lebih tinggi dari tahun 2007 untuk biaya variabelnya, yaitu sebesar Rp ,00 untuk tahun 2007, sedangkan tahun 2008 sebesar Rp ,00. Peningkatan ini disebabkan karena perusahaan mempertimbangkan perubahan biaya variabel yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya Analisa Analisa Varians (selisih) 1. Analisa Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih Harga Bahan Baku = (Harga Standar Harga Sesunggguhnya) x Kuantitas Sesungguhnya yang di beli. Table 9 : Perhitungan Total Selisih Harga Bahan Baku pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan pada Tahun Tahun Jenis Produk 2007 Paving Block Bahan Baku Semen Pasir Kuantitas Bahan Baku Aktual/Unit (Rp) 286, , Harga Standar/Unit (Rp) Harga Aktual/Unit (Rp) Total Selisih (Rp) (12,950,187.31) (4,987,116.19) Genteng Beton Semen Pasir Total (17,937,303.50) 117, , , (4,800,878.99) 91, (805,472.48) Total (5,606,351.47)

40 40 Tegel Semen Pasir 98, , (3,201,825.23) (764,676.15) 2008 Paving Block Genteng Beton Tegel Semen Pasir Semen Pasir Semen Pasir Total (3,966,501.38) 302, (9,271,472.15) 649, (2,227,475.31) Total (11,498,947.45) 127, , , (5,692,455.74) 100, (257,125.37) Total (5,949,581.11) 92, , , ,024, Sumber : Lampiran 1,2,3 dan 4 Total 1,511, b. Selisih Pemakaian Bahan Baku = (Kuantitas Standar yang dipakai Kuantitas Sesungguhnya yang di pakai) x Harga Standar per Unit). Table 10 : Perhitungan Selisih Pemakaian Bahan Baku pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun Tahun Jenis Produk 2007 Paving Block Bahan Baku Semen Pasir Kuantitas Bahan Baku Standar/Unit (Rp) 281, , Kuantitas Bahan Baku Aktual/Unit (Rp) 286, , Harga Standar/Unit (Rp) Total Selisih (Rp) (2,855,286.00) (1,161,023.50) Genteng Beton Tegel Semen Pasir Semen Pasir Total (4,016,309.50) 117, , , (755,878.50) 90, , (109,232.60) Total (865,111.10) 98, , (7,185.00) 174, , (1,318,714.00)

41 Paving Block Genteng Beton Tegel Semen Pasir Semen Pasir Semen Pasir Total (1,325,849.00) 297, , (3,084,090.00) 627, , (2,279,465.40) Total (5,363,555.40) 125, , , (3,877,460.00) 99, , (506,284.75) Total (4,383,744.75) 94, , ,556, , , , Sumber : Lampiran 1,2,3 dan 4 Total 1,996, Berdasarkan kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2007 sampai dengan 2008 masih terjadi selisih merugikan pada tahun tersebut yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku. Selisih harga bahan baku terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp ,35 dan pada tahun 2008 perusahaan dapat meminimalkan selisih menjadi Rp ,93 sedangkan pada perhitungan selisih pemakaian bahan baku pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan terjadi selisih yang tidak menguntungkan pada 3 jenis produk yaitu Paving Block, Genteng Beton dan Tegel. Untuk tahun 2007 terjadi pada ketiga jenis produk tersebut sedangkan pada tahun 2008 terjadi selisih yang cenderung meningkat pada dua jenis produk yaitu Paving Block dan Genteng Beton dan untuk Tegel terjadi selisih yang menguntungkan. Selisih yang merugikan disebabkan komposisi campuran yang tidak sesuai sehingga terjadi pemborosan bahan baku karena pegawai baru yang belum professional dalam melakukan campuran bahan baku.

42 42 2. Analisa Selisish Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Analisa Selisih Tarif Upah Selisih Tarif Tenaga Kerja Langsung = (Tarif Upah Standar Tarif Upah Aktual) x Jam Kerja Sesungguhnya. Tabel 11 : Perhitungan Analisis Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun Tahun Jenis Produk Tarif Standar/Jam (Rp) 2007 Paving Block 80 Tarif Aktual/Jam (Rp) 80 Jam Kerja Sesunguhnya (Jam) Selisih (Rp) 0 Genten Beton Tegel Paving Block Genten Beton Tegel Sumber : Lampiran 5 dan 6 Hasil analisa di atas menunjukkan bahwa tarif upah standar maupun tarif upah aktual dari tahun 2007 sampai 2008 tidak terjadi selisih tarif upah hal ini menunjukkan bahwa selama tahun perusahaan dalam memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Fajril dan Syafitri (2014) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Dalam Rangka Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Pusri Palembang. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA. Nama : Lely Yunita Sari NPM :

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA. Nama : Lely Yunita Sari NPM : PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA Nama : Lely Yunita Sari NPM : 24209199 BAB PENDAHULUAN Latar Belakang Faktor yang berpengaruh besar terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 E. Retno Maninggarjati (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Nama ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRI HENDRI BAG NPM : 25209876 : Eka Rahmawati Sunistiani Fakultas / Jurusan Dosen Pembimbing : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO Siti Nur Aisyah, Widya Susanti, Tri Lestari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis yang dianggap paling relevan dengan pokok penelitian ini. Deskriptif analitis yaitu suatu

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Penulis : Eka Safitri NPM : 22211357 Pembimbing : Ani Hidayati, SE. MMSI. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE Nama : NURFITA HANDAYANI NPM : 26213658 Jurusan : S-1 Akuntansi Pembimbing : Cicilia Erly Istia, SE. MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna Chriselda Destio 3EB18 27211786 PENDAHUUAN atar Belakang 1. Faktor terbesar yang mempengaruhi kegiatan produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA Nama : LU LUATUL MA SUMAH NPM : 26214165 Jurusan : S-1 Akuntansi Pembimbing : Risa Septiani, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 Disusun oleh : Nama : Rizky Aulia NPM : 26212597 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Nama : HANA RIZKI APRILIANI NPM : 23213866 Jurusan : S-1 Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR Misubargo Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh : PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh : IRVAN NURDIANSYAH RIZAL (Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi) Tedi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENYUSUN ANGGARAN FLEKSIBEL PADA PR. SEMANGGIMAS AGUNG TULUNGAGUNG

ANALISIS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENYUSUN ANGGARAN FLEKSIBEL PADA PR. SEMANGGIMAS AGUNG TULUNGAGUNG ANALISIS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENYUSUN ANGGARAN FLEKSIBEL PADA PR. SEMANGGIMAS AGUNG TULUNGAGUNG Alfonsus Verdian Widiarsane Siti Sunrowiyati STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Setiap perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu studi kasus pada PT Romi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan, untuk itu perusahaan dapat merencanakan dan menetapkan berapa besarnya biayabiaya yang diperlukan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) Ariesta Rossanda Maharani Darminto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA NIE NIE BAKERY Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : 212 10 647 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih SE., MM. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Biaya Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran oleh manajement untuk mengetahui apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah daripada nilai keluarannya,

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan canggihnya teknologi. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi Dalam memperoleh laba yang maksimal perusahaan harus dapat melakukan pengendalian terhadap biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

Manfaat Harga Pokok Standar untuk: STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan sangatlah kompleks, hal ini karena perusahaan memiliki banyak tujuan yang akan dicapai. Perusahaan selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA KEDAI RESEP NYAI

ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA KEDAI RESEP NYAI Dosen Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI. ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA KEDAI RESEP NYAI AUDRY AUDITHA ANJANI 21213492 LATAR BELAKANG Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES Pengumpulan biaya produksi tergantung karakteristik perusahaan dalam melakukan proses produksi : Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan : pengumpulan biaya produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran manajemen dalam menilai apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah dari pada nilai keluarannya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Industri Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika dunia usaha yang begitu kompleks menuntut setiap perusahaan untuk tanggap terhadap setiap pergeseran serta perubahan yang terjadi pada lingkungan dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Biaya Overhead Pabrik REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen untuk melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi pada masa datang. Perencanaan

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI

SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI Oleh: Daulat Freddy Dosen FE-Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta daulat.freddy@indonusa.ac.id ABSTRACT Standard cost is the predetermined cost

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai

BAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan mentah menjadi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Kegiatan tersebut biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci