BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Landasan Teori Pengertian Pengendalian Internal Alasan perusahaan menyusun pengendalian internal adalah dalam rangka membantu dalam mencapai tujuannya. Manajemen dalam menjalankan fungsinya membutuhkan pengendalian internal yang dapat mengamankan harta kekayaan perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan adalah benar benar dapat dipercaya dan dapat mendorong adanya efisiensi usaha serta dapat terus menerus memantau bahwa kebijakasanaan yang telah ditetapkan memang dijalankan sesuai dengan yang diharapkan (Marbun, 2006). Pengertian pengendalian internal menurut Mulyadi (2002:180), terdapat konsep dasar dari pengendalian internal diantaranya : 1. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal juga merupakan suatu rangkaian atau tindakan dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas. 2. Pengendalian dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi. 3. Pengendalian internal ditunjukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan pelaporan keuangan, kepatuhan, dan oprasi. Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) pada tahun 2000 yang dikutip oleh Mulyadi (2002; 181) pengendalian internal adalah 15

2 16 Suatu proses yang dijalankan oleh top manajemen sampai staf oprasional, yang dirancang untuk memberikan jaminan akan tercapainya tujuan organisasi. Pengendalian internal menurut American Institute of Certified Publik Accountans (AICPA) (Andina, 2011:12), adalah : Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Sementara itu menurut Dhitisari dan Nasution (2008) dalam jurnalnya adalah : Suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan siatem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian internal berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi adanya penggelepan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun yang tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual, merek dagang dan reputasi). Pengendalian internal menurut Hansen dan Mowen (Halim dkk, 2000:4) mengatakan bahwa pengendalian internal ialah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja yang sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan pengertian pengendalian menurut Arens et al (2003:295) adalah sebagai beriku : A procces designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of management objectives in the following categories: 1. Reliability of financial reporting. 2. Efectiveness and efficiency of operations. 3. Compliance with applicable laws and regulations.

3 17 Menurut pernyataan tersebut pengendalian internal memberikan beberapa manfaat bagi organisasi dalam hal ini instansi pemerintah, untuk dapat mendorong dan memperbaiki jalannya organisasi dengan kebijakan yang ada. Pengertian pengendalian internal banyak dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat simpulkan pada intinya semua memandang pengendalian internal sebagai suatu fungsi yang independen, yang memberikan pelayanan kepada organisasi untuk memberikan keyakinan yang memadai bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan namun dijalankan oleh dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup komisaris, manajemen, dan personel lain yang saling berkaitan dengan pelaporan keuangan, ketaatan, efektivitas dan efisiensi operasi organisasi T ujuan Pengendalian Internal Pengendalian internal dirancang dengan memperhatikan kepentingan manajemen perusahaan dalam menyelenggarakan operasi usahanya, dan juga harus memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diharapkan. Menurut Bodnar (2004:9), tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Reliability of Financing reporting 2. Compliance with applicable laws and regulation 3. Effectiveness and efficiency of operation

4 18 Sedangkan Arens (2003:526) menjelaskan enam macam tujuan pengendalian internal yang harus dicapai untuk mencegah kesalahan yang berhubungan dengan transaksi, yakni : 1. Recorded transactions are for work actually performed by existing employees (existence). 2. Existing transactions are recorded (completeness). 3. Transactions are properly accurated (accuracy). 4. Transactions are properly classified (classifications). 5. Transactions are recorded at the proper time (timing). 6. Transactions are properly included by subsidiary records and summarized (posting and summarization). Berdasarkan hal diatas, dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa pengendalian internal tidak dimaksudkan untuk menghilangkan semua kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyelewengan, tetapi pengendalian internal yang memadai akan dapat menekan atau memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewangan dalam batas-batas yang layak dan kalaupun terjadinya kesalahan dan penyelewengan dapat segera diketahui dan diatasi Komponen Pengendalian Internal COSO (2013: 4) menyatakan mengenai komponen-komponen pengendalian internal sebagai berikut: Internal control consists of five integrated components: 1. Control Environment 2. Risk assessment 3. Control Activities 4. Information and Communication 5. Monitoring

5 19 Adapun hubungan di antara kelima tujuan dan komponen-komponen pengendalian internal tersebut digambarkan oleh COSO (2013: 5) dalam bentuk kubus sebagai berikut: Sumber: COSO (2013: 5) Gambar 2.1 Relationship of Objectives and Components of Internal Control Berdasarkan gambar 2.1 menjelaskan bahwa suatu hubungan langsung antara tujuan-tujuan yang hendak dicapai entitas dengan komponen-komponen pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuantujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpsentasikan oleh ketiga dimensinya (Triani, 2014). Menurut Arens dan Loebbecke sebagaimana diadaptasi oleh Jusuf (2003: 261) juga menyatakan mengenai lima komponen pengendalian internal sebagai berikut: Kelima kategori ini disebut sebagai komponen sistem pengendalian interndan terdiri dari: (1) lingkungan pengendalian, (2) penetapan risiko

6 20 manajemen (3) sistem informasi dankomunikasi akuntansi, (4) aktivitas pengendalian, (5) pemantauan. Dari uraian di atas dapat jelaskan bahwa, pengendalian internal yang harus ada di dalam suatu perusahaan/instansi terdiri dari lima komponen. Komponenkomponen pengendalian internal ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya (Triani, 2014) Agar lebih jelas, berikut ini akan dijelaskan kelima komponen pengendalian internal tersebut: 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian internal yang membentuk disiplin dan struktur, seperti apa yang dikemukakan oleh COSO (2013: 4-6) menjelaskan mengenai komponen lingkungan pengendalian (control environment) sebagai berikut: The control environment is the set of standards, processes, and structures that provide the basis for carrying out internal control across the organization. The board of directors and senior management establish the tone at the top regarding the importance of internal control including expected standards of conduct. Management reinforces expectations at the various levels of the organization. The control environment comprises the integrity and ethical values of the organization; the parameters enabling the board of directors to carry out its governance oversight responsibilities; the organizational structure and assignment of authority and responsibility; the process for attracting, developing, and retaining competent individuals; and the rigor around performance measures, incentives, and rewards to drive accountability for performance. The resulting control environment has a pervasive impact on the overall system of internal control.

7 21 Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain : (1) Integritas dan Nilai-nilai Etis Produk dari standar etika dan prilaku entitas, serta bagaimana standar itu dikomunikasikan dan diberlakukan dalam praktik. (2) Komitmen pada Kompetensi Meliputi pertimbagan manajemen tentang tingkatan kompetensi bagi pekerja tertentu, dan bagaimana tingkatan tersebut diterjemahkan menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. (3) Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Audit Dewan komisaris berperan penting dalam tata kelola korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang layak. (4) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen Filosifi dan gaya oprasi manajemen akan membuat auditor dapat merasakan sikap manajemen tentang pengendalian internal. (5) Struktur Organisasai Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Struktur organisasi entitas menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan yang ada dan pengendalian adalah personil. Lingkungan pengendalian yang dihasilkan memiliki dampak yang luas bagi operasi organisasi/instansi dan sistem secara keseluruhan pengendalian internal. 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Risiko dapat di pahami sebagai kemungkinan terhadap ketidakpastian tentang kejadian atau dampak yang akan terjadi terhadap pencapaian tujuan organisasi, seperti halnya COSO (2013: 4) menjelaskan mengenai komponen penilaian risiko (risk assessment) sebagai berikut: Risk is defined as the possibility that an event will occur and adversely affect the achievement of objectives. Risk assessment

8 22 involves a dynamic and iterative process for identifying and assessing risks to the achievement of objectives. Risks to the achievement of these objectives from across the entity are considered relative to established risk tolerances. Thus, risk assessment forms the basis for determining how risks will be managed. Dengan begitu, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Selanjutnya, Arens dan Loebbecke yang diadaptasi oleh Jusuf (2003: 263) menyebutkan bahwa penilaian risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti : (1) Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal. (2) Perubahan standar akuntansi. (3) Hukum dan peraturan baru. (4) Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pen golahan informasi. (5) Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi perubahan dan pelaporan (Jusuf, 2003: 263). Oleh karena itu, penilaian risiko membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi, agar tidak menghambat terhadap pencapaian lain. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) COSO (2013: 5) menjelaskan mengenai aktivitas pengendalian (control activities) sebagai berikut : Control activities are the actions established through policies and procedures that help ensure that management s directives to mitigate risks to the achievement of objectives are carried out. Control activities are performed at all levels of the entity, at various stages within business processes, and over the technology environment.

9 23 Bagi organisasi/instansi aktivitas pengendalian dilakukan agar arahan manajemen untuk mengurangi resiko terhadap pencapaian tujuan telah dilakukan melalui kebijakan dan prosedur. Arens dan Loebbecke sebagaimana diadaptasi oleh Jusuf (2003: 263) menyebutkan bahwa: Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari empat komponen yang lain, yang dibuat manajemen untuk memenuhi tujuannya. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan yang diterapkan dalam berbagai tindakan dan fungsi organisasi. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2001: 319), bahwa prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur yang bersangkutan dengan hal-hal berikut : (1) Otorisasi yang semestinya atas transaksi dari kegiatan. (2) Pemisahan tugas yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu, tanggung jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi, dan menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda. (3) Perancangan dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa. (4) Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan. (5) Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas jumlah yang dicatat Prosedur pengendalian diperlukan untuk meyakinkan langkah dalam penerapan struktur pengendalian internal dalam organisasi yang melengkapi pembentukan lingkungan pengendalian.

10 24 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi diperlukan dalam suatu organisasi/instansi, seperti yang dikemukakan oleh COSO (2013: 5) menjelaskan mengenai komponen informasi dan komunikasi (information and communication) dalam pengendalian internal sebagai berikut: Information is necessary for the entity to carry out internal control responsibilities to support the achievement of its objectives. Management obtains or generates and uses relevant and quality information from both internal and external sources to support the functioning of other components of internal control. Communication is the continual, iterative process of providing, sharing, and obtaining necessary information. Internal communication is the means by which information is disseminated throughout the organization, flowing up, down, and across the entity. Informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan didalam organisasi/instansi untuk menunjang aktivitas perusahaan, guna melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal dan mendukung pencapaian tujuan-tujuannya. Organisasi/instansi membangun suatu sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang andal, relevan, dan tepat waktu. Khusus berkenaan dengan informasi akuntansi, menurut Arens dan Loebbecke seperti diadaptasi oleh Jusuf (2003: 127), indikator-indikator dari informasi dan komunikasi terdiri dari: (1) Eksistensi atau Keterjadian Tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang dicatat secara aktual memang terjadi. Hal ini merupakan cara auditor untuk memenuhi asersi manajemen mengenai eksistensi atau kejadian. (2) Kelengkapan Tujuan ini menyangkut apakah seluruh transaksi yang seharusnya ada dalam jurnal, secara aktual telah dimasukkan. Merupakan cara auditor untuk memenuhi asersi manajemen mengenai kelengkapa. (3) Akurasi transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.

11 25 Tujuan ini menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi. Akurasi merupakan satu bagian dari asersi penilaian. (4) Klasifikasi Bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal telah diklasifikan dengan tepat. Klasifikasi juga merupakan bagian dari asersi penilaian. (5) Tepat waktu-pencatatan transaksi dicatat pada tanggal yang tepat. Kesalahan saat pencatatan terjadi jika transaksi tidak dicatat pada tanggal transaksi terjadi. Saat pencatatan juga bagian dari sersi penilaian. (6) Posting Pengikhtisaran Transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar Tujuan ini menyangkut apakah keakuratan transfer informasi dari transaksi yang tercatat dalam jurnal ke catatan tambahan dan buku besar. Informasi dan komunikasi memungkinkan orang dalam organisasi untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan operasi organiasi. 5. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities) Pemantauan dilakukan untuk dasar evaluasi organisasi, COSO (2013: 5) menjelaskan mengenai komponen aktivitas pemantauan (monitoring activities) dalam pengendalian internal sebagai berikut: Ongoing evaluations, separate evaluations, or some combination of the two are used to ascertain whether each of the five components of internal control, including controls to effect the principles within each component, is present and functioning. Ongoing evaluations, built into business processes at different levels of the entity, provide timely information. Separate evaluations, conducted periodically, will vary in scope and frequency depending on assessment of risks, effectiveness of ongoing evaluations, and other management considerations. Findings are evaluated against criteria established by regulators, recognized standard setting bodies or management and the board of directors, and deficiencies are communicated to management and the board of directors as appropriate

12 26 Aktivitas pemantauan merupakan kegiatan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya (Rasidi, 2011). Aktivitas pemantauan atau evaluasi digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal mempengaruhi prinsip-prinsip dalam setiap komponen, ada dan berfungsi. Menurut Arens dan Loebbecke sebagaimana diadaptasi oleh Jusuf (2003: 54) menyebutkan bahwa, aktivitas pemantauan berkaitan dengan hal-hal berikut ini: (1) Frekuensi penilaian aktivitas, merupakan tingkat keseringan dari kegiatan penilaian aktivitas. (2) Fungsi internal audit, yakni efektif atau tidaknya fungsi dari internal audit yang ditandai dengan adanya dukungan kompetensi, integritas dan objektivitas. (3) Saran dari akuntan, di mana tanggung jawab untuk menentukan kebijakan akuntansi yang sehat dan terlaksananya struktur pengendalian intern dengan baik serta tersajinya laporan keuangan yang wajar terletak pada manajemen, bukannya auditor. Namun demikian, auditor berkewajiban memberikan saransarannya. (4) Rekonsiliasi laporan, merupakan rekonsiliasi secara periodik antara fisik aktiva dengan catatan-catatan atau perkiraanperkiraan buku besar. (5) Stock opname, merupakan pemeriksaan secara tiba-tiba dengan maksud untuk melindungi atau mengamankan aktiva dan catatan. (6) Rancangan struktur pengendalian intern, merupakan penelaahan yang hati-hati dan berkesinambungan atas keempat prosedur yang lain, yaitu: pemisahan tugas yang cukup, otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, serta pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.

13 27 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pemantauan dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak. Dari hasil pemantauan tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan pengendalian sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih baik Keterbatasa Pengendalian Internal Pelaksanaan struktur pengendalian internal yang efisien dan efektif haruslah mencerminkan keadaan yang ideal (Pujiati, 2014). Namun dalam kenyataannya hal ini sulit untuk dicapai, karena dalam pelaksanaannya struktur pengendalian internal mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Menurut COSO (2013: 9) menjelaskan mengenai keterbatasanketerbatasan pengendalian internal sebagaimana yang dirumuskan dalam Internal Control Integrated Framework sebagai berikut: The Framework recognizes that while internal control provides reasonable assurance of achieving the entity s objectives, limitations do exist. Internal control cannot prevent bad judgment or decisions, or external events that can cause an organization to fail to achieve its operational goals. In other words, even an effective system of internal control can experience a failure. Limitations may result from the: 1. Suitability of objectives established as a precondition to internal control. 2. Reality that human judgment in decision making can be faulty and subject to bias. 3. Breakdowns that can occur because of human failures such as simple errors. 4. Ability of management to override internal control. 5. Ability of management, other personnel, and/or third parties to circumvent controls through collusion. 6. External events beyond the organization s control.

14 28 Kegagalan untuk mencapai tujuan operasionalnya bisa saja dialami oleh organisasi, karena pengendalian internal tidak bisa mencegah penilaian buruk akan suatu keputusan. Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian internal sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2003: 181) yaitu: (1) Kesalahan dalam pertimbangan (2) Gangguan (3) Kolusi (4) Pengabaian oleh manajemen (5) Biaya lawan manfaat. Secara prinsip keterbatasan pengendalian internal menurut Mulyadi (2003) ini tidaklah ada perbedaan mendasar dengan prinsip sebelumnya, seperti halnya yang dikemukakan oleh Susanto (2004), ada beberapa keterbatasan dari pengendalian internal, yaitu: 1) Kesalahan (Error), dimana kesalahan timbul ketika pegawai melakukan pertimbangan yang salah atau perhatianya selama bekerja terpecah. 2) Kolusi (Collusion), terjadi ketika dua atau lebih pegawai berkonspirasi untuk melakukan pecurian (korupsi) ditempat mereka bekerja. 3) Penyimpangan manajemen, karena manajer memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan pegawai biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas. 4) Manfaat dan biaya, biaya pengendalian internal tidak melebihi manfaat yang dihasilkan, pengendalian yang masuk akal adalah pengendalian yang memberi manfaat lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkannya.

15 29 Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa pengendalian internal memiliki keterbatasan-keterbatasan, oleh karena itu pengendalian internal hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak pada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan perusahaan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal Pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal adalah semua orang dalam organisasi yaitu manajemen, dewan direksi, komite audit dan personel lainnya karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya dalam pengendalian internal (COSO, 2008) Laporan Keuangan Pengertian Kualitas Menurut Davis dalam yamit (2004 : 8) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuh atau melebihi harapan Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang diajukan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan oleh para stakeholder perusahaan (Purba, 2010). Laporan keuangan

16 30 harus disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterima secara umum atau generally accounting principle (GAAP). Menurut Sumarsan (2010:35) laporan keuangan adalah laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus yang memberikan gambaran keuangan tentang suatu perusahaan yang secara periodik disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan menurut PSAK Nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, Harahap (2007:105). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah penyajian informasi yang terstruktur mengenai posisi keuangan yang diajukan sebagia acuan dalam pengambilan keputusan Pengguna Laporan Keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Adapun pengguna laporan keuangan pemerintah yaitu :

17 31 1. Masyarakat 2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa 3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman dan, 4. Pemerintah. Sumber: PP No Prinsip-prinsip Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan harus didasarkan pada standar akuntasi keuangan yang berlaku di Indonesia atau berdasarkan pada stantar akuntansi keuangan yang berlaku umum (PABU) jika diatur didalam standar akuntansi keuangan. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah suatu kebiasaan atau aturan yang baik untuk menyusun laporan keuangan. Asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan sebuah perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Suatu kesatuan (one entity) yang berarti bahwa perusahaan yang didirikan harus merupakan satu kesatuan yang dalam menyusun laporan keuangan harus dipisahkan dengan harta perusahaan yang lain; 2. Kelangsungan hidup (going concern) yang mengandung arti bahwa sebuah perusahaan didirikan akan melanjutkan usahanya sampai jangka waktu yang tidak ada batasnya; 3. Dapat diperbandingkan (comparability) adalah laporan keuangan yang disusun dapat dibandingkan dengan laporan keuangan untuk masa yang berbeda dan dapat dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis lainnya; 4. Konsisten (consistent) meliputi semua metode-metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan harus taat asas atau konsisten sehingga memberikan gambaran laba yang dapat dianalisis; 5. Tepat waktu (timeliness) laporan keuangan harus selesai disusun tepat waktu, karena laporan keuangan yang terlambat tidak memberikan manfaat bagi pemakai laporan untuk mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategik (Deni, 2014).

18 Tanggung Jawab dan Komponen Laporan Keuangan Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan Badan Layanan Umum berada pada pimpinan Badan Layanan Umum atau pejabat yang ditunjuk, sehingga menurut PP No. 71 (2010 : 01-14) seluruh komponen sebagai berikut : 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; 3. Neraca; 4. Laporan Oprasional; 5. Laporan Arus Kas; 6. Laporan Perubahan Ekuitas; 7. Catatan atas Laporan Keuangan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Suatu laporan keuangan harus dapat memberikan manfaat bagi parapemakainya,oleh karena itu laporan keuangan harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari karakteristik kualitatif, menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PP No 71 (2010: 01-35) karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah dengan memenuhi 4 karakteristik yaitu: 1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

19 33 mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunanya. Informasi yang relevan : Memiliki manfaat umpan bali (feedback value) Memiliki manfaat prediktif (predetive value) Tepat waktu Lengkap 2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesuaikan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverikikasi.informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: Penyajian jujur Dapat diverifikasi Netralitas 3. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat di dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umunya. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi

20 34 yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapakan pada periode terjadinya perubahan 4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna Pelaporan Keuangan Organisasi Sektor Publik Salah satu cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan posisi keuangan adalah dengan menyajikan laporan keuangan. Laporan Keuangan merupakan suatu ringkasan dari proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksitransaksi keuangan dalam satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, dalam Septiani 2005). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: 1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

21 35 2. Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat. 3. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. 4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik sebagaimana bunyi penjelasan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu: 1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. 2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. 3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai. 4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. 5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. 6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

22 36 Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK (2002) dalam Septiani (2005) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi perubahan modal, catatan dan laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dalam SAK (2002) juga menjelaskan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan dan pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaganya, serta masyarakat yang menggunakan untuk kebutuhan informasi yang berbeda Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dan fungsi laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Abdulah, 2014). Sementara itu Mardiasmo (2002:161) mengatakan bahwa secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah : 1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and Stewardhip) Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolan sumber daya telah dilakukan seusai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. 2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (Accountability and Retrospective Reporting) Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk monitor kinerja dan mengevaluasi

23 37 manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis. 3. Perencanaan dan informasi otorisasi (Planning and Authorization Informastion) Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Lapoan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana. 4. Kelangsungan organisasi (Viability) Laporan keuangan berfungsi untuk membenatu pembaca dan menetukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat menyediakan barang dan jasa (pelayanan) dimasa yang akan datang. 5. Hubungan masyarakat (Publik Relation) Laporan keuangan berfungsi memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 6. Sumber fakta dan gambaran (Source of Facts and Figures) Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam. Tujuan umum pelaporan keuangan sektor publik Bastian (2006:247) adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan, dan mendemonstrasikan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercaya dengan: 1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya finansial; 2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi persyaratan kasnya; 3. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas untuk mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya; 4. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan didalamnya; 5. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas atas hal biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

24 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik Menurut Mursyidi (2009) menyatakan : Karakteristik kualitatif keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pemakai. Empat karakteristik kualitatif pokok, Bastian (2006:97) yaitu : 1. Dapat dipahami, karakteristik utama kualitas laporan keuangan sektor publik adalah kemudahannya untuk dipahami pemakai; 2. Relevan, informasi harus relevan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan; 3. Keandalan, informasi memiliki kualitas yang andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalaham material, dan dapat diandalkan pemakainya; 4. Dapat diperbandingkan, pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode untuk mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan Badan Layanan Umum Penjelasan tentang Badan Layanan Umum Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara disebutkan bahwa badan layanan umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamkan, mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

25 39 Pengertian Badan Layanan Umum sebagaimana dimuat dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum adalah sebagai berikut: Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa peyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Berdasarkan definisi yang ditetapkan diatas dapat didefinisikan bahwa Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas, yang termasuk dalam jenis BLU antara lain rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran dan lain-lain Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 Pasal 68 ayat 1 disebutkan bahwa BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktifitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Yang dimaksud dengan dengan praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidahkaidah manajemen yang baik dalam rangka

26 40 pemberian layanan yang bermutu dan manajemen berkesinambungan. Sedangkan asas Badan Layanan Umum adalah: 1. Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya. 2. Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan instansi induk. 3. BLU tidak mencari laba. 4. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dengan instansi induk tidak terpisah. 5. Pengelolaan sejalan dengan praktek bisnis yang sehat Karakteristik Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum merupakan organisasi sektor publik yang dioperasikan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang fungsi utamannya ialah menjual barang dan/atau jasa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebelum ditetapkan sebagai unit BLU, instansi tersebut dikenal dengan istilah satuan kerja (satker) yang menyelenggarakan tugas dan peran pemerintah dalam penyediaan layanan umum. Menurut ketentuannya, instansi yang sudah ditetapkan menjadi BLU dikelola bukan untuk mencari keuntungan namun atas dasar prinsip efisiensi dan produktivitas. Menurut Mangappu (2014), BLU merupakan agen pemerintah yang memperoleh kewenangan yang lebih luas dalam hal antara lain manajemen organisasi, pengelolaan keuangan maupun dalam hal pelaporan dan akuntabilitas kinerja. Menurut jenis layanan, BLU dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu: 1. BLU Pendidikan antara lain Universitas di bawah Kementerian Pendidikan, Politeknik dibawah Kementerian Kesehatan, Sekolah Tinggi di bawah Kementerian Perhubungan dan lain-lain.

27 41 2. BLU Kesehatan seperti rumah sakit pusat yang secara struktural berada di bawah Kementerian Kesehatan. 3. BLU Pengelola Dana yaitu BLU yang dibentuk untuk menyalurkan kredit dengan bunga terjangkau kepada Koperasi dan lembaga keuangan non perbankan dalam rangka peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. 4. BLU Pengelola Wilayah/Kawasan yaitu unit kerja pemerintah yang mengelola kawasan ekonomi terpadu antara lain Batam dan Komplek Gelora Bung Karno Persyaratan Badan Layanan Umum Tidak semua instansi pemerintah mendapatkan peluang untuk menjadi BLU, karena kesempatan tersebut secara khusus hanya disediakan bagi satuan kerja pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik dibidang penyediaan barang dan jasa seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, instansi yang mengelola wilayah atau suatu kawasan seperti kawasan ekonomi terpadu, dan instansi yang mengelola dana khusus seperti dana UKM dan dana bergulir. Kesempatan menjadi BLU dapat diberikan kepada instansi di lingkungan pemerintah yang telah memenuhi tiga persyaratan yang diwajibkan, yaitu (PP No. 23 Tahun 2005): 1. Persyaratan Substantif 2. Persyaratan Teknis, 3. Persyaratan Administratif Instansi pemerintah yang telah memenuhi ketiga persyaratan diatas ditetapkan sebagai BLU oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Walikota/Bupati. Penetapan yang diberikan dapat berupa status BLU secara penuh apabila ketiga persyaratan diatas (substantif, teknis, dan administratif) telah dipenuhi dengan memuaskan, sedangkan status BLU bertahap diberikan apabila persyaratan

28 42 subtantif dan teknis telah terpenuhi tetapi persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan Sistem Akuntansi Badan Layanan Umum Menurut PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum menyatakan bahwa sistem akuntansi BLU adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan keuangan BLU. Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkan bahwa Sistem Akuntansi BLU terdiri dari: 1. Sistem akuntansi keuangan 2. Sistem akuntansi aset tetap 3. Sistem akuntansi biaya Agar lebih jelas, berikut ini akan dijelaskan mengenai sistem akuntansi keuangan badan layanan umum: 1. Berdasarkan PMK No.76/PMK.05/2008 sistem akuntansi keuangan Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan pelaporan kepada pengguna umum laporan keuangan BLU dalam hal ini adalah stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan BLU. Sedangkan laporan keuangan yang sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. 2. Berdasarkan PMK No.76/PMK.05/2008 sistem akuntansi aset tetap Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU ataupun bukan milik BLU tetapi berada dalam pengelolaan BLU. Pengembangan Sistem Akuntansi Aset Tetap diserahkan sepenuhnya kepada BLU yang

29 43 bersangkutan. Namun demikian, BLU dapat menggunakan sistem yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN). 3. Berdasarkan PK-BLU sistem akuntansi biaya Sistem akuntansi biaya menghasilkan informasi harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per layanan, dan evaluasi varian. Salah satu dampak dari Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ini adalah transparansi yaitu diumumkannya laporan keuangan UNS kepada publik. Hal ini menjadi tantangan bagaimana mewujudkan keandalan laporan keuangan. Dalam mewujudkan laporan keuangan yang handal, unsur sistem pengendalian internal merupakan yang paling utama. Maka dari itu dilakukan penilaian kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian internal PK-BLU Pengawasan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Menurut Deni (2014) mengawasi pengelolaan BLU, dibentuk Dewan Pengawas yang mempunyai fungsi pengawasan, penasehat, pemberi tanggapan, dan pelaporan serta akuntabilitas. Selain Dewan Pengawas, organ intern BLU yang juga penting adalah Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) yang bertugas meliputi pada hal-hal berikut ini: 1. Pemeriksaan Sistem Pengendalian Internal, yaitu pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian intern pada BLU; 2. Pemeriksaan Kepatuhan (compliance) yaitu ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada BLU, termasuk kelayakan dan efektivitas kebijakan; 3. Pemeriksaan Sistem Informasi Manajemen (SIM), meliputi pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya; 4. Pemeriksaan Manajemen Sumber Daya, yaitu pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya perusahaan, termasuk proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya; 5. Pemeriksaan Program, yaitu pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan tujuan perusahaan; 6. Penilaian/assessment atas efektivitas implementasi Good Corporate Governance termasuk manajemen resiko; 7. Pemeriksaan Khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari pemimpin BLU dan/atau perintah dari pihak lain sesuai dengan kewenangan.

30 Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi dan perusahaan pengendalian internal sangat diperlukan baik bagi organisasi disektor swasta ataupun organisasi sektor publik yang keduanya sama-sama memiliki tanggung jawab atas kinerja yang dilakukannya. Pengendalian internal di suatu instansi pemerintahan diyakini dapat meningkatkan kualitas suatu laporan keuangan. Hal ini dijelaskan dalam GAAP (GeneralStandard 300. Standard for the profesional Practice of internal auditing, the institute of internal auditor) salah satu tujuan pengendalian internal adalah untuk menciptakan informasi yang dapat dipercaya dan integritas termasuk informasi laporan keuangan. Perlunya pengungkapan yang akurat serta memadai dalam menyampaikan Informasi keuangan membuat penyusunan laporan keuangan bekerja lebih keras dalam menghasilkan produk laporan keuangan. Dalam hal ini, laporan keuangan yang berkualitas dan berdampak pada keputusankeputusan yang dihasilkan oleh pengguna laporan tersebut semakin akurat. Kualitas laporan keuangan pun bergantung pada beberapa hal, termasuk bagaimana suatu pengendalian internal entitas itu sendiri diterapkan (Suprijanto, 2012). Menurut Arens (2006) memaparkan salah satu tujuan umum manajemen merancang pengendalian internal yaitu reliabilitas pelaporan keuangan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor, kreditor dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan. Dengan

31 45 demikian, pengendalian internal dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Adapun tujuan pengendalian internal menurut Sumarsan (2011:7) yaitu: 1. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi. 2. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, proseedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. 3. Melindungi harta perusahaan. 4. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien. Seperti yang disebutkan diatas, bahwa pengendalian internal sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, diantaranya yaitu kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku serta pencapaian kegaitan yang ekonomis dan efisien. Kepatuhan terhadap peraturan yang sudah ada ditetapkan merupakan salah satu bagian dari pengelolaan keuangan yang baik dimana BLU dalam melakukan aktivitasnya harus mengacu pada peraturan yang sudah mengatur dimana telah ditetapkan semua kebijakan mengenai keuangan. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien, BLU didirikan dengan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat untuk dapat menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisien, dan efektivitas. Salah satu tujuan pengendalian internal adalah keandalan, dimana keandalan pelaporan keuangan bagian dari pengendalian tersebut. Keandalan merupakan salah satu syarat dalam mencapai laporan keuangan yang berkualitas, karena apabila laporan keuangan yang dihasilkan memenuhi kriteria kualitatif laporan keuangan, maka hal itu menunjukkan bahwa laporan keuangan tersebut dapat menjadi acuan bagi stakeholders dalam mengambil keputusan.

32 Kerangka Pemikiran Lingkungan pengendalian merupakan kondisi objektif yang ada pada organisasi. Kondisi ini sebagian besar ditentukan oleh pimpinan organisasi, dimana lingkungan pengendalian meliputi nilai integritas, dan etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan pengawas, filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dan kebijakan serta praktik sumber daya manusia (Arens, 2011). Pengendalian internal diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Pengendalian internal juga menentukan kualitas laporan keuangan yang baik. Pengendalian internal terkait dengan laporan keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan (Desy, 2010). Hal ini dimaksudkan agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik, seperti yang dikemukakan oleh Agus (2008:79) manyatakan : Pengendalian internal adalah suat proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi. Manfaat perusahaan menyusun pengendalian internal adalah untuk membantu dalam mencapai tujuannya. Manajemen dalam menjalankan fungsinya membutuhkan pengendalian internal yang dapat mengamankan harta kekayaan perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan adalah benar benar dapat dipercaya dan dapat mendorong adanya efisiensi usaha serta dapat terus menerus memantau bahwa kebijakansanaan yang telah ditetapkan memang dijalankan sesuai dengan yang diharapkan (Marbun, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa peran apotik dalam masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang masalah kesehatan. Terutama

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur dan Bupati untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur dan Bupati untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Presiden dalam menjalankan roda pemerintahannya dibantu oleh Gubernur dan Bupati untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Tugiman (2008) mendefiniskan bahwa Pengendalian intern adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terhadap kualitas laporan keuangan serta pengaruh pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi dapat tercapai. Pengendalian internal memberikan dampak yang positif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi dapat tercapai. Pengendalian internal memberikan dampak yang positif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan organisasi dapat tercapai. Pengendalian internal memberikan dampak yang positif

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggung jawaban kegiatan Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 DEFINISI Sistem Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh pimpinan dan seluruh karyawan dalam organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organizations of the Treadway Commision (COSO) dalam Steven (1998:118),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organizations of the Treadway Commision (COSO) dalam Steven (1998:118), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sistem Pengendalian Internal 2.1.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Definisi pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat dipengaruhi dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang sangat cepat. Dampak globalisasi terutama di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan dagang didirikan untuk menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Ini berarti, perusahaan dituntut untuk menyediakan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diproses dan didistribusikan ke pemakai (users). Akuntansi adalah. keuangan menjadi sebuah informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diproses dan didistribusikan ke pemakai (users). Akuntansi adalah. keuangan menjadi sebuah informasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1. Pengertian SIA SIA merupakan gabungan dari tiga kata, yaitu sistem, informasi dan akuntansi. Sistem adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan manufaktur yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. Disusun Oleh : Bayu Putra (14121037) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

Pemahaman Pengendalian Internal

Pemahaman Pengendalian Internal Modul ke: 02 Dewi Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Pemahaman Pengendalian Internal Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA Program Studi AKUNTANSI Mengenal Istilah Pengendalian internal 1947 AICPA Internal Control Internal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Internal Auditing cukup berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Penelitian. Berilah tanda (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini: KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN (Pengendalian Internal)

Daftar Pertanyaan Penelitian. Berilah tanda (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini: KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN (Pengendalian Internal) Lampiran Daftar Pertanyaan Penelitian Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang Peranan Pengendalian Internal Gaji dan Upah dalam Menunjang Pembayaran Gaji dan Upah di PT Cibaligo Indah Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dampak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggungjawaban kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menerapkan

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya-sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi sektor publik, secara kelembagaan domain publiknya antara lain meliputi badan Pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Intern Sawyer yang dialihbahasakan oleh Desi Adhariani (2005:56) Istilah control pertama kali muncul dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan sebagai suatu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya globalisasi prekonomian menimbulkan persaingan semakin ketat dalam dunia usaha, karena perusahaan harus bersaing dalam menjual produk yang dihasilkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian, akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dalam menjalankan roda pemerintahnya Presiden dibantu oleh Gubernur dan Bupati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu sektor industri perekonomian yang memiliki persaingan yang sangat kuat. Yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern 2.1.1 Telaah Pustaka dan Perumusan Model Penelitian Pengendalian intern sangat diperlukan baik di instansi pemerintahan maupun disektor swasta. Tujuannya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, Variabel penelitian 2.1.1 Akuntabilitas Pemberlakuan undang-undang otonomi daerah harus dapat meningkatkan daya inovatif dari pemerintah daerah untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga menimbulkan persaingan dan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen untuk bersaing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengendalian Intern Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300) memberikan pengertian Pengendalian internal adalah : A Process, effected

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem perekonomian di Indonesia telah menunjukan adanya peningkatan yang cukup berarti, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri baik indusri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 9 menyatakan bahwa dengan diberlakukannya peraturan ini

Lebih terperinci

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1/total Outline PENDAHULUAN ANCAMAN-ANCAMAN ATAS SIA TINJAUAN MENYELURUH KONSEP-KONSEP LINGKUNGAN PENGENDALIAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PENGENDALIAN PENILAIAN RISIKO

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan manajemen dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan penduduk merupakan satu hal yang lazim terjadi pada suatu negara. Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan antar manusia yang tidak dapat dihindari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan mengakibatkan persaingan yang semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan semakin rumitnya masalah-masalah

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak akan tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. tidak akan tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar suatu perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai, tanpa adanya pengendalian internal tujuan perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa setelah mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dapak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO Mahasiswa Jurusan : Abdul Mukhlis Akuba : Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin tinggi produktifitas perusahaan, persaingan yang terjadi antar perusahaan akan semakin meningkat.

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk mengelola perusahaan sebaik-baiknya guna mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah perusahaan dagang dimana aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Gustina (2014) melakukan penelitian tentang sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan penyaluran persediaan obat serta perlengkapan medis pada Rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. (dalam Romney et al, 2003) 2.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci