BAB I PENDAHULUAN. mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semantik merupakan istilah yang digunakan dalam bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya, atau dengan kata lain ilmu yang mempelajari makna atau arti bahasa (Chaer, 2013: 2). Melalui bidang semantik sebuah kata dapat dijabarkan lebih mendalam mengenai makna dan bagaimana unsur sebuah kata memiliki makna. Semantik merupakan kajian tentang makna dan sangat erat hubungannya dengan bahasa. Sebagai alat komunikasi verbal, bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Maksudnya tidak ada hubungan wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. Bidang analisis semantik adalah makna bahasa sehingga peran bahasa menjadi sangat penting dalam semantik. Salah satu bentuk bahasa yang dapat dianalisis menggunakan semantik yaitu nama. Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal (Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, 2008: 2). Nama merupakan label setiap makhluk, benda, aktivitas, dan peristiwa di dunia ini sebagai bentuk daya pikir manusia terhadap benda atau peristiwa di sekelilingnya. Kegiatan penamaan tidak terlepas dari hal yang melatarbelakangi pemberian nama benda atau peristiwa. Penamaan suatu benda atau peristiwa muncul karena beberapa hal, antara lain, peniruan bunyi, penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penyebutan apelativa, penyebutan tempat asal, penyebutan bahan, penyebutan keserupaan,

2 2 penyebutan pemendekan, penyebutan penemuan baru, dan penyebutan pengistilahan (Sudaryat, 2011: 59-60). Ketika peneliti membeli sebuah pensil di tempat fotokopi yang berada di sebelah barat kantor pusat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), tepatnya pada 18 Mei 2015 peneliti tidak sengaja melihat papan nama tempat fotokopi tersebut. Papan nama itu bertuliskan Emje. Nama Emje terdengar aneh dan unik, sehingga mendorong peneliti untuk menanyakan arti dari kata emje. Peneliti menanyakan langsung kepada pegawai tempat fotokopi. Menurut informasi dari pegawai fotokopi, kata emje merupakan kepanjangan emang jenius. Kata emje merupakan penamaan berdasarkan penyebutan pemendekan, yaitu akronim. Kata emje diambil dari pengekalan dua huruf pertama dari kata, yaitu em (emang) dan je ( jenius). Pada kesempatan lain, tepatnya pada 21 Mei 2015, peneliti melintasi Jalan Gunung Muria di belakang kampus Universitas Jendral Soedirman (Unsoed). Peneliti mendapati tempat fotokopi yang diberi nama Wijaya Muria. Setelah peneliti telusuri, nama Wijaya Muria merupakan gabungan dua unsur penamaan yang berbeda. Wijaya merupakan penamaan berdasarkan penemu atau pembuat karena nama Wijaya diambil dari nama pemilik fotokopi tersebut yaitu Ari Wijaya. Sedangkan Muria merupakan penamaan berdasarkan tempat asal karena letak fotokopi Wijaya Muria tersebut berada di Jalan Gunung Muria. Pada tanggal yang sama, yaitu 21 Mei 2015, peneliti juga melintas di sekitar kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Peneliti mendapati tempat fotokopi yang diberi nama Pramestika. Peneliti menduga bahwa nama Pramestika

3 3 adalah nama pemilik fotokopi tersebut karena Pramestika seringkali digunakan sebagai nama orang, namun setelah ditanyakan ternyata dugaan tadi salah. Pramestika bukan nama pemilik fotokopi, melainkan nama anak dari pemilik fotokopi. Jadi, fotokopi Pramestika termasuk jenis penamaan berdasarkan penyebutan bagian. Penyebutan bagian yaitu menyebutkan sebagian untuk menyebut keseluruhan, yaitu Pramestika sebagai bagian dari anggota keluarga yang digunakan untuk mewakili keseluruhan anggota keluarga sebagai nama fotokopi. Berdasarkan ketiga fenomena yang peneliti temukan, peneliti melihat kenyataan bahwa pembentukan nama-nama tempat fotokopi tersebut memiliki asal bahasa, jenis makna, dan jenis penamaan tertentu. Oleh sebab itu, penelitian mengenai penamaan tempat fotokopi di lingkungan kampus perlu dibuktikan dengan data empiris. Dengan demikian, penelitian dengan judul Kajian Penamaan Tempat Fotokopi di Sekitar Lingkungan Kampus di Purwokerto Tahun 2015 perlu dilaksanakan. Peneliti memilih Purwokerto sebagai tempat penelitian dalam rangka menyusun skripsi karena fenomena yang peneliti temukan berada di Purwokerto. Dengan banyaknya tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto, maka semakin banyak variasi penamaan tempat fotokopi. Peneliti mengambil lima perguruan tinggi atau kampus yang ada di Purwokerto sebagai sumber data dengan pertimbangan letak perguruan tinggi atau kampus yang berbeda wilayah satu dengan yang lainnya. Peneliti menyimpulkan bahwa letak antara satu kampus dengan kampus lainnya dapat dibagi menjadi lima bagian yang berbeda. Poltekkes Semarang Baturraden berada di Purwokerto bagian utara, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) berada di Purwokerto bagian barat, Universitas

4 4 Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berada di Purwokerto bagian timur, Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) berada di Purwokerto bagian tengah, dan Akademi YLPP Purwokerto yang berada di Purwokerto bagian selatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Berasal dari bahasa apa sajakah penamaan tempat fotokopi yang ada di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015? 2. Jenis makna apa sajakah yang terdapat pada penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015? 3. Jenis penamaan apa sajakah yang terdapat pada penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan asal bahasa apa saja yang terdapat pada penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015, 2. mendeskripsikan jenis makna yang terdapat pada penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015, 3. mendeskripsikan jenis penamaan yang terdapat pada penamaan tempat fotokopi di sekitar lingkungan kampus di Purwokerto tahun 2015.

5 5 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis, berikut penjelasan mengenai manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu bahasa, khususnya di bidang semantik yaitu mengenai makna dalam penamaan. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pamakaian bahasa pada namanama yang dapat dikaji melalui ilmu semantik. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada kalangan akademis dan pembaca khususnya sebagai tambahan wawasan untuk pengembangan penelitian bahasa di bidang kajian semantik. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi agar peneliti lebih kreatif dalam memberikan nama suatu tempat.