Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian P

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian P"

Transkripsi

1 Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian P Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia (Kode PEND-BSI-0007) : Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut genrenya karya sastra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi dan drama. Dari ketiga jenis genre sastra tersebut penulis hanya memfokuskan kajiannya pada prosa fiksi. Supaya pemahaman kita lebih sistematis terlebih dahulu akan diuraikan pengertian prosa (fiksi) menurut pendapat beberapa tokoh. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks (naratif), atau wacana naratif (Nurgiantoro, 1995: 2). Hal ini berarti prosa (fiksi) merupakan cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995: 2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Prosa fiksi (novel) dibangun oleh dua unsur yaitu unsur instriksik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun prosa fiksi (novel) dari dalam seperti alur, tema, plot, amanat dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama, ekonomi, filsafat, psikologi dan lain-lain. Dari beberapa unsur intrinsik yang telah disebutkan, penulis hanya akan memfokuskan penelitiannya pada penokohan dalam karya sastra, khususnya pada novel. Menganalisis kepribadian tokoh berdasarkan teori psikologi tertentu telah banyak dilakukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk lebih memperbanyak referensi mengenai sastra psikologis, peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. Novel tersebut dianalisis berdasarkan pendekatan psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Penulis memilih novel PPC sebagai obyek kajian karena tokoh utama (Aku) dalam novel tersebut mempunyai kepribadian yang bersifat dinamis. Kedinamisan tingkah-laku tokoh utama disebabkan oleh penggunaan energi ketiga sistem kepribadian yaitu id, ego, dan super ego. Menurut Sigmund Freud, kepribadian manusia dapat dibagi menjadi tiga yaitu: struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian. Ketiga aspek kepribadian tersebut tergambar dalam tingkah-laku tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. Setelah peneliti melakukan pengamatan dan pengidentifikasian awal terhadap novel PPC

2 ditemukan bahwa watak tokoh utama pada novel tersebut bersifat penuh pertimbangan. Aspek ego yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan dominan menguasai tokoh Aku, sehingga tingkah-laku tokoh utama (Aku) tidak bersifat impuls. Hal ini semakin memperkuat keinginan peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai obyek kajian. Badrun (2005: 37) mengatakan untuk mengaplikasikan teori kepribadian dalam rangka membahas sifat tokoh cerita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi perilaku dan watak tokoh. Sebagai penulis muda yang berbakat Habiburrahman mampu mengantarkan karya-karyanya dengan nuansa Islami yang amat kental sehingga banyak novel-novelnya sebagai media dakwah. Novel PPC diberi sebutan sebagai novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa, karena novel ini mampu memberikan nafas baru bagi penggemar sastra yang ingin mendapatkan ilmu agama sekaligus membangun kejiwaan. Karya-karya Habiburrahman banyak digemari penikmat sastra dari kalangan remaja maupun orang tua. Selain itu Habiburrahman sering mendapat penghargaan seperti dari Pena Award sebagai karya terpuji, The Most Favorit Book 2005, peraih penghargaa fiksi dewasa terbaik IBF Award Sampai saat ini teori yang paling banyak digunakan dan diacu dalam pendekatan psikologis adalah determinismisme psikologi Sigmund Freud ( ). Meskipun pada awalnya pendekatan psikologis dianggap agak sulit berkembang, tetapi dengan makin diminatinya pendekatan multidisiplin di satu pihak, pemahaman baru terhadap teori-teori psikologi sastra di pihak lain, maka pendekatan psikologis diharapkan dapat menghasilkan model-model penelitian yang lebih beragam. Menurut Miller dalam Ratna (2004: 62-63) pada dasarnya penelitian Freud memberikan tempat yang sentral terhadap sastra, bukan sampingan seperti diduga orang. Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti salah satu karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra. Novel ini lebih menonjolkan struktur kepribadian tokoh utama yaitu bahwa watak tokoh utama pada ovel tersebut bersifat penuh pertimbangan. Aspek ego yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan dominan menguasai tokoh Aku, sehingga tingkah laku tokoh Aku tidak bersifat impuls. Hal ini semakin memperkuat keinginan peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai objek kajian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini mengenai kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. Supaya lebih memudahkan peneliti dalam menganalisis kepribadian tokoh, dapat dirumuskan sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan id tokoh utama pada novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimanakah struktur kepribadian yang berkaitan dengan ego tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan super ego tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan struktur kepribadian yang berkaitan dengan id, tokoh utama pada novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Mendeskripsikan ego tokoh utama pada novel yang menjadi sasaran. 3. Mendeskripsikan super ego tokoh utama pada novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy.

3 1.4 Manfaat Penelitian Adapun fanfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang struktur kepribadian manusia khususnya struktur kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dalam usaha memahami karya sastra, khususnya sastra psikologis, dan 3. Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti sastra selanjutnya, khususnya penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi.

4 Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme) Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia (Kode PEND-BSI-0001) : Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut dapat berupa permasalahan kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, manusia dengan Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan serta imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut dalam karya sastra. Membahas masalah karya sastra, ada beberapa persoalan yang muncul, antara lain: kurangnya kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (1995: 31-32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang komplek, unik, serta mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha kritik terhadap karya sastra untuk menjelaskannya dengan disertai bukti-bukti hasil kerja analisis. Mengenai peran sastra, George Santayana (dalam Suyitno, 1986: 4) memberikan penjelasan bahwa sastra dapat berperan sebagai penuntun hidup. Hanya saja penuntun hidup itu tersublimasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bersifat mendikte tentang apa yang sebaiknya tidak dilakukan. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan, baik di hadapan sang pencipta maupun di hadapan sesama umat. Di dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari suatu masalah/problema. Tidak jarang manusia merasa mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir, dan bahkan stres karena tidak mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini, karya sastra dapat berperan untuk membantu sebagai kartarsis/pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh dalam Atar Semi (1993: 20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi pemikirpemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami masalah. Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di sekelilingnya. Dalam hal ini, melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada fitrahya pada jalan yang benar.

5 Mengingat bahwa karya sastra adalah karya seni yang mempersoalkan kehidupan manusia dari berbagai segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan berbagai sendi kehidupan manusia lainnya maka dalam era globalisasi ini, peranan sastra cukup berarti. Mengenai hal ini, Nani Tuloli (dalam Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), 1999: 235) mengemukakan, sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman dan bertakwa; (2) memberi pesan kepada manusia, khususnya pemimpin, agar berbuat sesuai dengan harapan masyarakat, mencintai keadilan, kebenaran, dan kejujuran; (3) mengajak orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama; dan (4) merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat. Adapun permasalahan lain, yaitu adanya pandangan bahwa suatu karya sastra tertentu adalah bernilai rendah daripada karya sastra tertentu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi Susanto seorang pemerhati sastra dan kandidat Doktor Twente Universiteit, Belanda (dalam Habiburrahman El Shirazy. 2005: vi), yang menyatakan adanya anggapan dari pecinta sastra sekuler bahwa novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya. Apakah benar novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya? Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy berhasil menepis anggapan para pencinta sastra sekuler tersebut yang menganggap novel islami kehilangan nilai sastranya. Novel Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel islami sekaligus novel pembangun jiwa yang didalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus rapi tanpa meninggalkan segi keestetikannya. Kisah cinta yang indah dibangun jauh dari kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral yang tidak menggurui. Tema/bahan pokok karangannya yang bermanfaat bagi penyempurnaan manusia yaitu tema cinta dalam arti yang luas. Seperti terlihat dari judul novel yaitu Ayat Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa), maka tema novel ini tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada manusia semata, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-nya. Selain itu, tema cinta tersebut menyiratkan adanya pengertian cinta Tuhan kepada manusia yang diwujudkan dengan diberikannya cobaan kehidupan dan wahyu berupa petunjuk Ayat-ayat Al-Qur an dan Sunnah nabi. Selain itu, dari segi bahasanya yang mengalir indah dengan perumpamaanperumpamaan dan majas hiperbola yang digunakan merupakan salah satu keestetikan karya sastra tersebut. Adanya variasi bahasa yang terdapat di dalamnya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya tentang istilah-istilah/ungkapan kosa kata dari berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat penggunaan campur kode dan alih kode yang memanfaatkan bahasa Indonesia, Jawa, Arab, Jerman, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan para penyair dunia yang sangat indah berhasil pengarang padukan dalam karyanya sehingga bertambahlah nilai keindahan novelnya yaitu Ayat Ayat Cinta. Selain itu, novel Ayat Ayat Cinta merupakan karya sastra yang sangat dalam menyentuh hakikat pengalaman jiwa segi kehidupan manusia. Di dalam novel tersebut, menyiratkan adanya lapis makna (neveau) yang lengkap, yang merupakan kriteria bernilai tidaknya suatu karya sastra, dari tingkatan makna yang terendah sampai tingkatan makna yang tertinggi. Dari berbagai keunggulan novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya khususnya untuk mengetahui keterjalinan antarunsur

6 intrinsiknya, lapis makna yang tercermin di dalamnya, serta nilai-nilai edukatif yang dapat diambil dari cerita tersebut. Peneliti merasa perlu mengkaji keterjalinan antarunsur intrinsiknya karena hal ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami keutuhan makna karya sastra yang dilihat dari segi karya sastra itu sendiri. Mengenai lapis makna, peneliti merasa perlu mengkajinya karena peneliti merasa di dalamnya terdapat lapis makna yang lengkap, yang dapat menunjukkan keunggulan novel Ayat Ayat Cinta. Adapun masalah nilai-nilai edukatif, peneliti merasa perlu mengkajinya karena di dalam novel tersebut terkandung nilai-nilai ajaran yang sangat berguna bagi pembangunan watak manusia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Lapis makna apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? C. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Lapis makna yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 3. Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel islami sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia. b. Menjadi titik tolak untuk memahami dan mendalami karya sastra pada umumnya dan karya sastra novel Ayat Ayat Cinta khususnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan: a. Dapat membantu meningkatkan daya apresiasi terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. b. Dapat menambah wawasan kepada penikmat karya sastra tentang lapis makna dan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang apresiasi novel.

7 Skripsi Analisis Penokohan Tokoh Utama Dan Tokoh Tambahan Dalam Novel Kampung Kehormatan Karya Najib Mahfouz Dengan Pendekatan Psikologi Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia (Kode PEND-BSI-0008) : Skripsi Analisis Penokohan Tokoh Utama Dan Tokoh Tambahan Dalam Novel Kampung Kehormatan Karya Najib Mahfouz Dengan Pendekatan Psikologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada tokoh utama serta tokoh tambahan yang terdapat di dalam novel yang berjudul Kampung Kehormatan, karya Najib Mahfouz dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya fenomena lebih yang terdapat pada psikologi tokoh-tokoh dalam novel ini. Fenomena-fenomena tersebut terpancar dari perilaku para tokohnya. Perilaku tersebut bisa berupa perilaku psikologi yang berupa kesedihan, kegembiraan, ketakutan, keberanian, kemarahan, dan karakter-karakter lain yang masih banyak lagi. Selain itu juga dapat berupa efek perilaku psikologi yang tergambar melalui tindakan-tindakan fisiknya. Kesemuanya itu dituangkan oleh peneliti agar dapat dijadikan bahan perenungan dan bahkan kontrol sosial dalam menjalani realitas kehidupan bagi para penikmat karya Najib Mahfuoz. Latar belakang di atas merupakan pondasi utama dalam penelitian ini meskipun terdapat peneliti lain yang melakukan tindak penelitianya pada fokus penokohan. Sebagai pembanding, peneliti menghadirkan bukti-bukti penelitian yang berfokus pada penokohan oleh peneliti lain. Hal tersebut diantaranya adalah Nanik Sumarlin (2000:1) meneliti masalah akulturasi tokoh utama wanita dalam novel yang berjudul Getaran-Getaran karya Haryati Soebadio. Selain Nanik Sumarlin masih terdapat peneliti-peneliti lain, diantaranya M. Prasetyo Utomo (2003:1) dengan judul penelitian Penokohan Dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini. Abdul Mujib (2003:1) juga melakukan penelitian pada hal yang sama, yaitu Aanalisis Penokohan Dalam Naskah Drama Sebabak Malam Jahanam Karya Motinggo Busye. Hasanatul Munawaroh (2004:1) juga melakukan penelitian pada wilayah penokohan dengan judul Analisis Penokohan Dalam Novel Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer. Latar belakang yang kedua adalah berfokus pada masalah pemilihan karya. Mengapa peneliti memilih karya Najib Mahfouz sebagai objek penelitianya? Hal tersebut disebabkan oleh faktor pengarang dan faktor karya. Dari sisi pengarang, Najib Mahfouz merupakan salah seorang dari pengarang besar di dunia sastra. Ia merupakan selah seorang sastrawan yang berhasil mengantongi penghargaan tertinggi dalam bidang sastra, yaitu Nobel Sastra yang diterimanya pada 13 Oktober 1988, dari Akademi Sastra Internasional di Swedia (Mahfouz, 2003:198). Dari sisi karya, karya-karya Najib Mahfouz termasuk karya yang bertaraf internasional (sastra internasional). Sebagai bukti keinternasionalanya adalah karya-karya Najib Mahfouz banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa asing dan dikaji peneliti lokal maupun asing. Sembilan karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, tujuh karya ke dalam bahasa Rusia, dua

8 dalam bahasa Perancis, dua ke dalam bahasa Ibrani, sebuah karya ke dalam bahasa Malaysia, dan sekitar lima karya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (Mahfouz, 2003:197). Tidak hanya itu, karya-karyanya juga banyak yang diangkat ke dunia perfilman dan diedarkan ke seluruh Negara yang memakai bahasa Arab (Soetrisno, 2003:68). Di dalam novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz ini terdapat cukup banyak tokoh dengan karakter-karakternya yang ditampilkan. Di dalamnya lebih dari sepuluh tokoh dengan karakter-karakter pribadinya yang cukup bervariasi antara tokoh satu dengan tokoh-tokoh lainya. Tokoh-tokoh tersebut adalah Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri, Sa dullah, Syukron, Jabalawi, Yusuf, Ujaj, Hasany, Ummu Zanful, tukang sampah, Fadhil, anak buah Santuri, Yunus, anak buah Kodri, anak buah Ujaj, anak buah Sa dullah, pembantu Jabalawi, anak-anak kecil, penduduk kempung, perempuan, dan penyair. Dari sekian banyak tokoh yang ada, peneliti hanya mengambil enam karakter tokoh untuk dijadikan objek kajian penelitian ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri dan Hasany. Mengapa tokoh Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri dan Hasany yang dijadikan fokus penelitian? Penentuan pilihan tersebut disebabkan oleh pengaruh keenam tokoh itu sangatlah besar dalam membangun alur cerita. Tokoh-tokoh itulah yang menjadikan alur cerita menjadi berkembang. Hal itulah yang kiranya memotivasi dan menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian terhadap karya Najib Mahfouz yang berjudul Kampung Kehormatan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pandangan tersebut di atas, identifikasi masalah secara luas dalam novel ini mengarah pada satu objek, yaitu unsur intrinsik karya sastra yang berhubungan dengan jiwa dan perilaku tokohnya. Adapun identifikasi masalah secara khususnya, meliputi jiwa dan perilaku tokoh Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri, Sa dullah, Syukron, Jabalawi, Yusuf, Ujaj, Hasany, Ummu Zanful, tukang sampah, Fadhil, anak buah Santuri, Yunus, anak buah Kodri, anak buah Ujaj, anak buah Sa dullah, pembantu Jabalawi, anak-anak kecil, penduduk kempung, perempuan, dan penyair. 1.3 Batasan Masalah Agar lebih terarah dan lebih memberi gambaran penelitian yang lebih jelas, penelitian ini perlu dibatasi. Adapun batasannya sesuai dengan identifikasi masalah yang telah tersebut di atas. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang berhubungan dengan jiwa dan perilaku tokoh utama dan tokoh tambahan. Di dalam novel tersebut terdapat satu tokoh utama dan beberapa tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel tersebut adalah Irfah. Selain tokoh Irfah merupakan tokoh tanbahan. Adapun tokoh tambahan yang dijadikan objek kajian adalah Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri dan Hasany. 1.4 Rumusan Masalah Agar pembahasan ini lebih terfokus, penelitian ini perlu merumuskan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana jiwa dan perilaku tokoh utama Irfah dalam novel Kampung Kehormatan? b. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hanasy dalam novel Kampung Kehormatan? c. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Awatif dalam novel Kampung Kehormatan?

9 d. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Santuri dalam novel Kampung Kehormatan? e. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Kodri dalam novel Kampung Kehormatan? f. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hasany dalam novel Kampunh Kehormatan? 1.5 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut di atas, peneliti merumuskan tujuan pembahasan dalam penelitian ini. Adapun tujuan pembahasan dalam penelitian ini meliputi: a. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh utama Irfah dalam novel Kampung Kehormatan. b. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hanasy dalam novel Kampung Kehormatan. c. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Awatif dalam novel Kampung Kehormatan. d. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Santuri dalam Novel Kampung Kehormatan. e. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Kodri dalam novel Kampung Kehormatan. f. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hasany dalam novel Kampung Kehormatan. 1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi bidang kesusastraan khususnya ilmu sastra. Dengan penelitian ini, dunia kesusastraan akan mendapat masukan pemikiran dari sisi intrinsik karya sastra. Sisi intrinsik tersebut berupa kajian jiwa dan perilaku tokoh yang meliputi gambaran karakternya. Adapun gambaran karakter tersebut merujuk pada tokoh-tokoh yang terdapat di dalam novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz. b. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat (a) bagi peneliti sesudahnya, untuk dapat dijadikan referensi dalam penyusunan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan jiwa dan perilaku tokoh utama dan tambahan, (b) bagi peminat karya sastra, penelitian ini dapat dijadikan motifasi untuk meneliti novel Kampung Kehormatan karya Najib mahfouz dengan pendekatan yang lain, (c) bagi guru, penelitian ini akan memberi gambaran mengenai wujud intrinsik dalam novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz kepada para siswa peminat sastra serta menjadi jembatan pemahaman antara peminat karya sastra dengan pengarang, (4) bagi masyarakat secara umum, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk memasyarakatkan karya sastra, khususnya novel yang berjudul Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz. 1.7 Penjelasan Judul Agar tidak terjadi kesalapahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu peneliti definisikan secara operasional istilah-istilah di bawah ini. a. Analisis adalah usaha menyelidiki atau memeriksa suatu pokok persoalan (dalam hal ini karya sastra) untuk memperoleh gambaran pemahaman dan penjelasan secukupnya yang tepat dan

10 menyeluruh (Ratna, 2004:53). b. Penokohan sering disamaartikan dengan karakter atau perwatakan, yakni mengacu pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu. Sehingga penokohan dapat diartikan sebagai pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiantoro, 1995:176). c. Pendekatan psikologi yaitu suatu cara menghampiri objek penelitian dengan penekanan pada aspek atau pokok-pokok perilaku manusia (Siswantoro, 2005:26). d. Novel merupakan jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan, yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan tekhnik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulis, serta di tulis lebih panjang dari cerpen maupun novelette (Zaidan, dkk, 1994:136) e. Kampung Kehormatan adalah judul novel yang dikarang oleh Najib Mahfouz yang berjudul asli Irfah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Kuswaidi Syafi i yang diterbitkan oleh penerbit Tarawang Yogyakarta.pada Mei 2003 dengan tebal halaman 200 hal + xii; 1 cm. f. Najib Mahfouz adalah seorang sastrawan besar yang bernama lengkap Najib Mahfouz Abdul Aziz Ibrahim al-basya yang lahir pada tanggal 15 Desember 1911, di Bandar Gamalia daerah pinggiran Cairo, Mesir. Ia merupakan selah seorang sastrawan yang berhasil mengantongi penghargaan tertinggi dalam bidang sastra, yaitu Nobel Sastra yang diterimanya pada 13 Oktober 1988, dari Akademi Sastra Internasional di Swedia (Mahfouz, 2003: ).

11 Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme) Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia (Kode PEND-BSI-0001) : Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut dapat berupa permasalahan kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, manusia dengan Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan serta imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut dalam karya sastra. Membahas masalah karya sastra, ada beberapa persoalan yang muncul, antara lain: kurangnya kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (1995: 31-32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang komplek, unik, serta mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha kritik terhadap karya sastra untuk menjelaskannya dengan disertai bukti-bukti hasil kerja analisis. Mengenai peran sastra, George Santayana (dalam Suyitno, 1986: 4) memberikan penjelasan bahwa sastra dapat berperan sebagai penuntun hidup. Hanya saja penuntun hidup itu tersublimasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bersifat mendikte tentang apa yang sebaiknya tidak dilakukan. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan, baik di hadapan sang pencipta maupun di hadapan sesama umat. Di dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari suatu masalah/problema. Tidak jarang manusia merasa mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir, dan bahkan stres karena tidak mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini, karya sastra dapat berperan untuk membantu sebagai kartarsis/pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh dalam Atar Semi (1993: 20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi pemikirpemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami masalah. Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di sekelilingnya. Dalam hal ini, melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada fitrahya pada jalan yang benar.

12 Mengingat bahwa karya sastra adalah karya seni yang mempersoalkan kehidupan manusia dari berbagai segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan berbagai sendi kehidupan manusia lainnya maka dalam era globalisasi ini, peranan sastra cukup berarti. Mengenai hal ini, Nani Tuloli (dalam Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), 1999: 235) mengemukakan, sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman dan bertakwa; (2) memberi pesan kepada manusia, khususnya pemimpin, agar berbuat sesuai dengan harapan masyarakat, mencintai keadilan, kebenaran, dan kejujuran; (3) mengajak orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama; dan (4) merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat. Adapun permasalahan lain, yaitu adanya pandangan bahwa suatu karya sastra tertentu adalah bernilai rendah daripada karya sastra tertentu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi Susanto seorang pemerhati sastra dan kandidat Doktor Twente Universiteit, Belanda (dalam Habiburrahman El Shirazy. 2005: vi), yang menyatakan adanya anggapan dari pecinta sastra sekuler bahwa novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya. Apakah benar novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya? Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy berhasil menepis anggapan para pencinta sastra sekuler tersebut yang menganggap novel islami kehilangan nilai sastranya. Novel Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel islami sekaligus novel pembangun jiwa yang didalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus rapi tanpa meninggalkan segi keestetikannya. Kisah cinta yang indah dibangun jauh dari kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral yang tidak menggurui. Tema/bahan pokok karangannya yang bermanfaat bagi penyempurnaan manusia yaitu tema cinta dalam arti yang luas. Seperti terlihat dari judul novel yaitu Ayat Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa), maka tema novel ini tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada manusia semata, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-nya. Selain itu, tema cinta tersebut menyiratkan adanya pengertian cinta Tuhan kepada manusia yang diwujudkan dengan diberikannya cobaan kehidupan dan wahyu berupa petunjuk Ayat-ayat Al-Qur an dan Sunnah nabi. Selain itu, dari segi bahasanya yang mengalir indah dengan perumpamaanperumpamaan dan majas hiperbola yang digunakan merupakan salah satu keestetikan karya sastra tersebut. Adanya variasi bahasa yang terdapat di dalamnya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya tentang istilah-istilah/ungkapan kosa kata dari berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat penggunaan campur kode dan alih kode yang memanfaatkan bahasa Indonesia, Jawa, Arab, Jerman, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan para penyair dunia yang sangat indah berhasil pengarang padukan dalam karyanya sehingga bertambahlah nilai keindahan novelnya yaitu Ayat Ayat Cinta. Selain itu, novel Ayat Ayat Cinta merupakan karya sastra yang sangat dalam menyentuh hakikat pengalaman jiwa segi kehidupan manusia. Di dalam novel tersebut, menyiratkan adanya lapis makna (neveau) yang lengkap, yang merupakan kriteria bernilai tidaknya suatu karya sastra, dari tingkatan makna yang terendah sampai tingkatan makna yang tertinggi. Dari berbagai keunggulan novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya khususnya untuk mengetahui keterjalinan antarunsur

13 intrinsiknya, lapis makna yang tercermin di dalamnya, serta nilai-nilai edukatif yang dapat diambil dari cerita tersebut. Peneliti merasa perlu mengkaji keterjalinan antarunsur intrinsiknya karena hal ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami keutuhan makna karya sastra yang dilihat dari segi karya sastra itu sendiri. Mengenai lapis makna, peneliti merasa perlu mengkajinya karena peneliti merasa di dalamnya terdapat lapis makna yang lengkap, yang dapat menunjukkan keunggulan novel Ayat Ayat Cinta. Adapun masalah nilai-nilai edukatif, peneliti merasa perlu mengkajinya karena di dalam novel tersebut terkandung nilai-nilai ajaran yang sangat berguna bagi pembangunan watak manusia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Lapis makna apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? C. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Lapis makna yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 3. Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel islami sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia. b. Menjadi titik tolak untuk memahami dan mendalami karya sastra pada umumnya dan karya sastra novel Ayat Ayat Cinta khususnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan: a. Dapat membantu meningkatkan daya apresiasi terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. b. Dapat menambah wawasan kepada penikmat karya sastra tentang lapis makna dan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang apresiasi novel.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 i

BAB I PENDAHULUAN. 1 i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah sarat dengan nilai nilai religius yang tidak hanya dapat diamalkan oleh orang-orang sufi tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah usaha untuk merekam isi jiwa sastrawannya yang berupa ungkapan pribadi manusia yang terdiri dari dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata, kalaupun bahannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan pengarang untuk menyampaikan buah pikiran dan imajinasinya dalam proses penciptaan karya sastra. Hal ini menyiratkan bahwa karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Dalam berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya mengalami perubahan baik dari segi isi maupun bahasanya. Salah satu perubahan di dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengapresiasi sebuah novel dapat dilakukan melalui unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam novel dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif pada sebuah karya seni yang tertulis atau tercetak (Wellek 1990: 3). Sastra merupakan karya imajinatif yang tercipta dari luapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang mengambil kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan pada pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satuan-satuan sintaksis meliputi wacana, kalimat, klausa, frase dan kata. Kalimat termasuk dalam tata bahasa dalam bab sintaksis. Pernyataan yang mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil karya cipta manusia yang mengandung daya imajinasi dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menurut Wellek dan Warren (1993:14) bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA), semakin memprihatinkan. Misalnya, penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1993: 3). Sastra adalah sebuah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memang tidak luput dari masalah. Permasalahan tersebut meliputi masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, dan sesama, interaksinya dengan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak, dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci