MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK

Transkripsi

1 Jurnal Edumath, Volume 4. No. 1, (2018) Hlm ISSN Cetak : ISSN Online : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK Binti Anisaul Khasanah 1), Nurmitasari Nurmitasari 2) Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP MPL 1,2) bintianisaul@stkipmpringsewu-lpg.ac.id 1), nurmitasari@stkipmpringsewu-lpg.ac.id 2), ABSTRACT The purpose of this study is to reveal the differences in student learning outcomes before and after applied in the learning group learning activities through pretest and posttest. Achievement test done twice, in order to determine student learning outcomes before being treated and determine student learning outcomes after being treated through group learning activities. The data analysis technique used is the t-test. Based on observations and data analysis research concluded that the use of group learning activities in learning can improve student learning outcomes. So learning where there are group learning activities can be used as an early alternative to improve student learning outcomes. Keywords: Group learning activities, Learning outcomes. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran melalui pretest dan posttest. Tes hasil belajar dilakukan sebanyak dua kali, guna mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan melalui aktivitas belajar kelompok. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data diperoleh simpulan bahwa dengan penggunaan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran yangmana di dalamnya terdapat aktivitas belajar kelompok dapat digunakan sebagai alternatif awal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : Aktivitas belajar kelompok, Hasil belajar. 1. PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia, selama ini masih menggunakan strategi penyelenggaraan pendidikan yang bersifat klasikal-massal. Pendidikan klasikal-massal adalah pendidikan yang memberikan perlakuan standar kepada semua siswa tanpa menghiraukan perbedaan dari siswa tersebut (Depdiknas, 2003). Perbedaan siswa dari segi kemampuan menyerap ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi proses Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: 37

2 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui... belajar siswa. Perbedaan individual tersebut yang menyebabkan tidak semua siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dalam waktu yang sama. Untuk siswa yang dinilai belum berhasil mencapai tujuan pembelajaran, guru bertanggung jawab membantu memberikan solusi kepada siswa tersebut, baik berupa perlakuan pembelajaran maupun cara cara mencerna bahan pelajaran serta bimbingan dalam menghadapi kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan selalu tertinggal dalam mengikuti pembelajaran yang berdampak ada rendahnya hasil belajar, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata akan merasa jenuh, jika tidak didukung dengan proses pembelajaran yang tepat maka juga dapat berdampak pada hasil belajar yang mereka peroleh tidak sesuai dengan harapan. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga fokus pada tujuan pembelajaran yang akan mereka capai. Nurfajrianti (2016) mengungkapkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik dapat ditentukan melalui aktivitas belajar yang sesuai dan mengarah pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu aktivitas belajar yang dapat mendukung siswa untuk belajar dengan lebih mudah adalah melalui aktivitas belajar kelompok. Akitivitas belajar kelompok merupakan suatu kesatuan dari aktivitas belajar dan belajar kelompok. Poerwadarminta (2003) mengungkapkan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Banyak hal yang menjadi kegiatan siswa dalam hal aktivitas belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Diedrich (2000) membuat suatu daftar kegiatan siswa yaitu : (1) visual activitie, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan; (2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengedakan wawancara, diskusi, interupsi; (3) listening activities, mendengarkan seperti uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; (4) writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) drawing activities, 38

3 Binti Anisaul Khasanah, Nurmitasari Nurmitasari yang termasuk didalamnya adalah menggambar, membuat grafik, peta dan diagram; (6) motor activities, antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, model reparansi, bermain, berkebun, beternak; (7) mental activities, contohnya mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan; (8) emotional activities, seperti minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira, bersemangat. Dari aktivitas yang Diedrich jabarkan dapat dipilih dan disimpulkan bahwa aktivitas belajar matematika meliputi : (1) mendengarkan penjelasan guru; (2) mencatat hal-hal yang dianggap penting; (3) berdiskusi; (4) keberanian untuk bertanya; (5) keberanian mengajukan pendapat, kritik dan saran; (6) mengerjakan latihan. Aktivitas belajar kelompok tidak lepas dari belajar kelompok. Belajar kelompok adalah situasi pembelajaran secara berkelompok untuk saling bekerjasama dan saling mengkoordinasi usaha guna menyelesaikan tugas. Adapun kelebihan dari belajar kelompok adalah dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan terhadap suatu kasus atau masalah, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketermpilan berdiskusi, dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya dalam belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, pendapat temannya, usaha temannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehinga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar kelompok adalah suatu kegiatan dalam belajar dengan siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk menunjang hasil belajar yang optimal. Selain kelebihan belajar kelompok juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari belajar kelompok yaitu siswa dalam satu kelompok sering merasa tidak cocok dengan anggota kelompoknya, pemimpin dalam kelompok kadang sukar memberikan pengertian kepada anggota kelompoknya tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh anggota kelompoknya, terkadang pula anggota kelompok yang tidak memtuhi dan tidak menyelesaikan tugas yang diberikan pemimpin kelompok. Kemudian dalam belajar bersama pun kadang tidak terkendali sehingga menyimpang dari rencana. 39

4 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui... Kelemahan dari belajar kelompok dapat diatasi oleh guru dengan cara guru yang menyusun kelompok dengan cara memberikan pengertian kepada siswa bahwa teman dalam satu kelas itu adalah saudara jadi jangan pernah memilah-milah teman, guru memberikan bimbingan selama belajar kelompok dilaksanakan, jumlah anggota kelompok tidak terlalu banyak agar mudah untuk diawasi, memberikan motivasi belajar kepada siswa agar dapat berani bertanya dan memberikan tanggapan dari hasil tugas yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar kelompok sehingga fokus pada tujuan pembelajaran yang akan mereka capai. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luaran yang relevan. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan sebanyak dua kali, guna mengetahui kemampuan awal siswa dan mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui aktivitas belajar kelompok. Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran semester genap pada materi logika. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 155 siswa yang terbagi dalam lima kelas. Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling diperoleh kelas X.2 sebagai kelas sampel. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan aktivitas belajar kelompok yang diterapkan oleh guru mata pelajaran. Sebelum melakukan pengamatan, diberikan tes kemampuan awal. Tes kemampuan awal digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan menggunakan aktivitas belajar kelompok. Setelah itu, pengamatan dilanjutkan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dengan aktivitas belajar kelompok yang dilakukan oleh guru apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi logika. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes kembali, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan aktivitas belajar kelompok. 40

5 Binti Anisaul Khasanah, Nurmitasari Nurmitasari Sebelum kedua instrumen tes hasil belajar diberikan kepada siswa, terlebih dahulu instrumen divalidasi menggunakan validitas isi yang dilakukan oleh tiga orang pakar yaitu: 1 dosen bahasa indonesia, 1 dosen matematika, dan 1 guru matematika SMA. Setelah instrumen dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan uji coba kepada kelas X.1 yang mana masih dalam satu populasi untuk mengetahui reliabilitas instrumen menggunakan alpha cronbach. Instrumen yang telah valid dan reliabel selanjutnya diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan aktivitas belajar kelompok. Setelah diperoleh data sebelum dan sesudah diberi perlakuan selanjutnya data dibandingkan menggunakan uji-t untuk mengungkap apakah penerapan aktivitas belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran diketahui bahwa dalam proses pembelajaran aktivitas belajar kelompok diawali dengan membagi siswa dalam kelas ke dalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok berisi 5-6 siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Kelompok dibuat oleh guru, hal ini untuk menghindari adanya siswa yang tidak mendapatkan kelompok. Dalam belajar kelompok guru memberikan bimbingan dari kelompok 1 sampai kelompok 6, dari dimulainya pembelajaran sampai diakhirinya pembelajaran. Hal ini dilakukan guna menghindari pembahasan antar kelompok yang menyimpang dari materi pelajaran, dan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Guru juga memberikan pengertian bahwa pemimpin kelompok adalah yang mengatur jalannya kerja kelompok, agar tugas dalam kelompok dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sehingga setiap anggota kelompok harus memiliki rasa kesadaran untuk menerima dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh pemimpin kelompok. Dari hasil pengamatan 1 kelompok yang dipilih secara random untuk mewakili kelompok-kelompok yang lain diperoleh data aktivitas belajar kelompok siswa. Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar kelompok siswa disajikan pada Tabel.1. 41

6 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui... Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelompok 1 AT FR SD TM VW JML % 1 B B A B B C B B Skor Aspek aktivitas yang diamati berupa perilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran antara lain: 1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, dengan indikator : (A) memperhatikan penjelasan guru, (B) mengikuti petunjuk guru, (C) mengikuti kegiatan atau demonstrasi. 2. Interaksi siswa selama proses belajar mengajar dalam kelompok, denganindikator: (A) bekerjasama mengerjakan LKS; (B) berdiskusi memecahkan masalah; (C) bertanggung jawab terhadap kelompoknya. 3. Keberanian siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, dengan indikator : (A) bahasa yang digunakan logis dan tidak terbata-bata, (B) bertanya sesuai dengan materi pembelajaran, (C) berpendapat sesuai dengan materi pembelajaran. 4. Motivasi dan semangat dalam proses pembelajaran dengan indikator (A) menyelesaikan tugas kelompok, (B) semangat dalam mengikuti pembelajaran, (C) menggunakan buku referensi. 5. Interaksi antar siswa selama proses pembelajaran, dengan indikator (A) berinteraksi dengan teman secara baik, (B) menghargai pendapat teman, (C) memberi tanggapan positif terhadap pendapat teman. 6. Hubungan siswa dengan guru selama proses pembelajaran, dengan indikator (A) mendengarkan penjelasan guru, (B) menjawab pertanyaan dari guru, (C) melaksanakan perintah guru. Deskriptor : (3) jika 3 indikator terlaksana, (2) jika 2 indikator terlaksana, (1) jika 1 indikator terlaksana, (0) jika 0 indikator terlaksana. Dari Tabel 1. terlihat bahwa dengan menggunakan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran siswa lebih termotivasi, 42

7 Binti Anisaul Khasanah, Nurmitasari Nurmitasari lebih berpartisipasi aktif, memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat dan untuk bertanya, memiliki interaksi positif, lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru dan selalu ingin berlatih mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian setiap sub indikator untuk masing-masing siswa yang mana sudah mencapai lebih dari 75%, kecuali pada sub indikator 3.A yang menyatakan bahasa yang digunakan logis dan tidak terbata-bata yang hanya mencapai 40%, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya secara lisan. Dengan demikian, siswa menjadi lebih mengerti dan memahami serta dapat menyerap materi yang diajarkan dengan baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Masitoh (2006) yang menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dengan menerapkan investigasi kelompok dalam pembelajaran. Aktivitas tersebut berupa mengemukakan pendapat atas suatu permasalahan dalam kelompok, memberikan pendapat atas permasalahan dalam diskusi kelas, cara menanggapi pendapat atas permasalah dalam dikusi kelas, cara menanggapi pendapat teman dalam diskusi kelompok. Pengamatan berikutnya pada hasil tes yang diberikan pada siswa setelah dilakukan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran. Sebelum dianalisis, dilakukan uji prasyarat yaitu sampel harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar menggunakan uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%. Untuk data sebelum diberikan perlakuan diperoleh = 0,1535 = > = 0,1591 yang artinya sampel berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk data sebelum diberikan perlakuan diperoleh = 0,1299 = > = 0,1591 yang artinya sampel berasal dari data yang berdistribusi normal. Setelah prasyarat untuk analisis data dipenuhi maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data menggunakan uji-t satu pihak untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sesudah diberi perlakuan lebih tinggi daripada hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan diperoleh = 9,64 = >!" = 1,695 yang artinya perlakuan dalam hal ini aktivitas belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan beberapa hasil penelitian diantaranya Kupczynski et al. (2012) yang menyatakan pendekatan yang berpusat pada siswa pada pembelajaran kooperatif berperan penting terhadap kemandirian siswa. Slavin (2005: 4) juga menyatakan bahwa pembelajaran 43

8 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui... kooperatif (kelompok) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Dalam penelitian Morgan, et al. (2010) dijelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dapat mendorong dan meningkatkan prestasi siswa, mereka bekerja dalam kelompok untuk mempelajari materi, ide setiap anggota kelompok, dan bekerja dalam tipe jigsaw membantu mereka dalam memahami materi. Relevansinya adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif. Perbedaannya dalam Morgan, et al. menggunakan kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI. Hal ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Khasanah, dkk (2014) yang meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dengan pendekatan Quantum Learning yang di dalamnya terdapat aktivitas belajar kelompok siswa yang mana melalui pembelajaran ini hasil belajar siswa lebih baik dari pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat aktivitas belajar kelompok dapat digunakan sebagai alternatif awal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 4. SIMPULAN Dari hasil pengamatan dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat aktivitas belajar kelompok dapat digunakan sebagai alternatif awal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat aktivitas belajar kelompok dapat digunakan sebagai alternatif awal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 5. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Undang-undang Republik Indonesia no 20 Tahun 2003 Tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta. Diedrich, PB Aktivitas Belajar Siswa (Online). 44

9 Binti Anisaul Khasanah, Nurmitasari Nurmitasari 4/24/aktivitas -belajar-siswa/ Khasanah, BA., Budiyono, Budi Usodo Eksperimentasi Model Pembelajaran GI dengan Pendekatan QL pada Pecahan terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Siswa. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2(2) Kupczynski, L, Mundy, MA, Goswami, J, Meling, V Cooperative Learning in Distance Learning: A Mixed Methods Study. International Journal of Instruction. 5(2): Morgan, B.M., Rosenberg, G.P., Wells, L Undergraduate Hispanic Student Response To Cooperative Learning.College Teaching Methods & Styles Journal, Vol.6, Nurfajrianti Pengaruh Aktivitas dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar (JKPD).1(1) Poerwadarminta, W Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Masitoh, Siti Peningkatan aktivitas Belajar dengan Pembelajaran Investigasi Kelompok dalam Kuliah Metode Penelitian PLB II. Jurnal Ilmu Pendidikan.13(2) Slavin, RE Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. 45