LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK. Oleh: Yaspis Bintang Timur Girsang NPM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK. Oleh: Yaspis Bintang Timur Girsang NPM :"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK Oleh: Yaspis Bintang Timur Girsang NPM : PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

2

3 iii iii

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-nya penyusun mampu menyelesaikan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Kayaku tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri. Banyak pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan serta penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak A. Teguh Siswantoro M. Sc sebagai dosen pembimbing dari kerja praktek. 2. Bapak Yuliawan sebagai pembimbing lapangan selama melakukan kegiatan kerja praktek di PT. Petrokimia Kayaku, Gresik. 3. Teman teman kerja praktek yang telah ikut serta membantu berlangsungnya kelancaran aktivitas kerja praktek. 4. Semua pihak yang telah memberi banyak bantuan dan dukungan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Yogyakarta, 18 September 2017 Yaspis B. T. Girsang iv

5 DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek... 2 BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Struktur Organisasi Penjelasan Struktur Organisasi Manajemen Perusahaan BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen Produk yang Dihasilkan Proses Produksi Fasilitas Produksi BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Tanggung Jawab dan Wewenang Pekerjaan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Hasil Pekerjaan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Produk Insektisida... 5 Tabel 2.2. Produk Herbisida... 6 Tabel 2.3. Produk Fungisida... 6 Tabel 2.4. Produk Rodentisida... 7 Tabel 2.5. Produk Fumigan... 7 Tabel 2.6. Produk Moluskisida... 7 Tabel 2.7. Produk Atraktan... 7 Tabel 2.8. Produk Pupuk Cair... 7 Tabel 2.9. Produk Zat Perangsang Tumbuh... 7 Tabel Produk Pupuk Hayati... 7 Tabel Produk Probiotik Ikan... 8 Tabel Produk Probiotik Ternak... 8 Tabel 4.1. Penilaian Dampak Lingkungan dan Resiko K Tabel 4.2. Kategori Score Dampak Tabel 4.3. Kategori Penilaian Resiko K vi

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo PT. Petrokimia Kayaku... 4 Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Kayaku... 9 Gambar 3.1. Proses Bisnis PT. Petrokimia Kayaku Gambar 3.2. Antiset 15 EC Gambar 3.3. Applaud 10 WP Gambar 3.4. Bassa 500 EC Gambar 3.5. Diazinon 10 GR Gambar 3.6. Exocet 50 EC Gambar 3.7. Metal 30 EC Gambar 3.8. Montaf 400 SL Gambar 3.9. Mipcinta 50 WP Gambar Mosquiban 480 EC Gambar Petroban 200 EC Gambar Petrofur 3 GR Gambar Radar 15 EC Gambar Rudal 25 EC Gambar Termiban 400 EC Gambar Termikon 15 EC Gambar Tetrin 36 EC Gambar Basmilang 480 SL Gambar Bigstar 240/120 SL Gambar Kimiru 45 WP Gambar Maron 500 SC Gambar Primafos 400 SL Gambar Sultricob 93 WP Gambar Tropsin 500 SC Gambar Tropsin 70 WP Gambar Proses Pencampuran Pestisida Gambar Proses Herbisida (SC) Gambar 4.1. Papan Tanda Lantai Licin Gambar 4.2. Ruang Kesehatan PT. Petrokimia Kayaku Gambar 4.3. Wastafel Plant I Cair I Gambar 4.4. Wastafel Plant I Cair I vii

8 Gambar 4.5. Helm Pekerja Gambar 4.6. IPAL di PT. Petrokimia Kayaku Gambar 4.7. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Gambar 4.8. Tempat Limbah Pembuangan Sementara Gambar 4.9. Flowchart Proses Pengolahan Limbah Gambar Diagram Alir Proses Pemilahan Sampah viii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikasi PT. Petrokimia Kayaku Gresik Lampiran 2. Tabel Identifikasi &Penilaian Aspek & Dampak Lingkungan Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report Lampiran 4. Tabel Job Safety Analysis ix

10 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, beserta tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek termasuk area penempatan di PT. Petrokimia Kayaku Gresik Latar Belakang Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: 1. Mengenali ruang lingkup perusahaan 2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu 3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan 4. Mengamati perilaku sistem 5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis Kerja praktek ini harus dilaksanakan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: 1. Melatih kedisiplinan. 2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. 1

11 3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. 4. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnisnya. 5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang ada di perusahaan. 6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Petrokimia Kayaku yaitu salah satu perusahaan pertisida dan produk hayati terkemuka di Indonesia yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur. Lama pelaksanaan Kerja Praktek dilakukan selama satu bulan (30 hari) dimulai dari tanggal 4 Juli hingga 7 Agustus PT. Petrokimia Kayaku memiliki beberapa departement antara lain seperti departemen penjualan, pemasaran, pengadaan (purchasing), SDM (Sumber Daya Manusia), keuangan, R&D (Research and Development), dan produksi. Departemen produksi membawahi beberapa bagian yaitu produksi 1, produksi 2, produksi 3, Candal Produksi, K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan Engineering. Penempatan yang diberikan adalah pada departemen produksi khususnya bagian Candal Produksi. Candal Produksi merupakan bagian yang bertanggung jawab pada proses produksi dan menghasilkan berbagai macam produk pestisida baik dalam bentuk cairan maupun bubuk. 2

12 BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan manajemen perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Berikut merupakan sejarah singkat perusahaan yang terdiri dari profil perusahaan, sertifikasi perusahaan, dan lain sebagainya Profil Perusahaan PT. Petrokimia Kayaku adalah salah satu perusahaan pestisida dan produk hayati terkemuka di Indonesia yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur. PT. Petrokimia Kayaku diresmikan pada 30 Juli 1977 sebagai perusahaan yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kepemilikan saham sebagai berikut : PT. PETROKIMIA GRESIK 60% Mitsubishi Co. 20% Nippon Kayaku 20% Ditunjang dengan lengkapnya fasilitas produksi dan luasnya jaringan pemasaran serta sumber daya manusia yang terpercaya, perusahaan mampu berkembang dalam industri pestisida dan bahan kimia pertanian lain. Perusahaan mampu memproduksi berbagai macam formulasi pestisida, seperti emulsifiable concentrate, soluble liquid, butiran, tepung, suspension concentrate dan umpan siap pakai. Jenis produk-produk yang telah dihasilkan adalah insektisida, fungisida, herbisida, rodentisida, akarisida, moluskisida, fumigan, zat pengatur tumbuh, surfaktan, termitisida, atraktan, pupuk pelengkap cair, pupuk hayati, dekomposer, probiotik ikan dan ternak. Dalam pemasaran produk, perusahaan didukung oleh petugas pemasaran yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Perusahaan selalu berusaha memuaskan pelanggan dengan peningkatan mutu dan pelayanan. Perusahaan memiliki tekad yang kuat untuk membangun bisnis yang saling menguntungkan dan dapat tumbuh serta berkembang secara berdampingan dengan mitra usaha. 3

13 Sejak 30 Juli 2002 perusahaan memasuki bisnis "Consumer Goods" dengan memproduksi dan memasarkan insektisida rumah tangga anti nyamuk bakar dan cair. PT. Petrokimia Kayaku telah berhasil mengembangkan produk berbasis mikro organisme yaitu Petrobio dan Petrogrow sejak tahun PT. Petrokimia Kayaku memiliki logo yang digunakan sebagai identitas perusahaan tersebut. Berikut merupakan contoh logo / lambang PT. Petrokimia Kayaku. Gambar Siklo- Hesan (Segi Enam) Gambar Gelas Erlenmeyer Gambar Daun Tanaman Gambar 2.1. Logo PT. Petrokimia Kayaku Gambar logo tersebut merupakan rangkaian dari 3 buah gambar yang berwarna hijau dan bentuk simetri yang mengandung makna industri agrokimia dengan produk yang bekerja efektif dan bersifat relatif aman bagi kesehatan, mempunyai tujuan agar baik konsumen maupun produsen dapat hidup sehat dan makmur. Berikut merupakan penjelasan untuk masing-masing rangkaian gambar pada logo PT. Petrokimia Kayaku : a. Gambar Gelas Erlenmeyer yang banyak dipakai dalam reaksi kimia melambangkan industri kimia. b. Gambar rumus bangun Siklo-Heksan (Segi Enam) menunjukkan bahan aktif yang dipakai umumnya berupa senyawa organik yang bekerja efektif pada sasaran dan relatif aman bagi lingkungan karena relatif mudah terurai. c. Gambar daun tanaman menunjukkan tanaman yang sehat dan subur. d. Warna hijau mengandung harapan agar perusahaan dan stakeholders dapat hidup sejahtera. e. Bentuk keseluruhan yang simetri mengandung anjuran perlunya menjaga keseimbangan alam agar lestari. 4

14 Produk Produk yang dijual dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu insektisida, herbisida, fungisida, rodentisida, fungisida, rodentisida, fumigan, moluskisida, atraktan, pupuk cair, zat perangsang tumbuhan, pupuk hayati, probiotik ikan dan ternak, dan masing-masing kelompok terdiri dari beberapa jenis produk. Namun, tidak semua produk tersebut diproduksi, yang diproduksi hanyalah produk-produk yang fast moving (terjual cepat). Di bawah ini merupakan jenis produk-produk yang dijual oleh PT. Petrokimia Kayaku : Tabel 2.1. Produk Insektisida No. Produk Kandungan 1 Antiset 15 EC Teta cypermetrin 15 g/l 2 Applaud 10 WP Buprofezin 10% 3 Bassa 500 EC BPMC 480 g/l 4 Diazinon 10 GR Diazinon 10% 5 Diazinon 600 EC Diazinon 600 g/l 6 Exocet 50 EC Cypermetrin 50 g/l 7 Instop 311 EC Cypermetrin 311 g/l 8 Kanon 400 EC Dimetoat 400 g/l 9 Komet 15 EC Teta cypermetrin 15 g/l 10 Kristal 50 SP Kartap hidroklorida 50% 11 Matros 18 EC Abamectin 18 g/l 12 Metal 30 EC Cypermetrin 30 g/l 13 Montaf 400SL Bisultaf 400 g/l 14 Mipcinta 50 WP MIPC 50% 15 Mosquiban 480 EC Klorpirifos 480 g/l 16 Petroban 200 EC Klorpirifos 200 g/l 17 Petrofur 3 GR Carbofuran 3% 18 Proksi 500 EC Profenofos 500 g/l 19 Radar 15 EC Alfametrin 15 g/l 20 Rudal 25 EC Lambda sihalotrin 25 g/l 21 Sopeton 108 EC Cypermetrin 108 g/l 22 Starfidor 5 WP Imidakloprid 5% 23 Termiban 400 EC Klorpirifos 400 g/l 24 Termikon 15 EC Alfametrin 15 g/l 25 Tetrin 36 EC Alfa sipermetrin 36 g/l 26 Tombak 189 EC Cypermetrin 189 g/l 27 Yanet 27 WP Methomyl 27% 5

15 Tabel 2.2. Produk Herbisida No. Produk Kandungan 1 Amexone 80 WP Ametrin 80% 2 Amexone 500 SC Ametrin 500 g/l 3 Baron 500 SC Ametrin 500 g/l 4 Basmilang 480 SL Isopropyl amina glifosat 480 g/l 5 Bigstar 240/120 SL Isopropyl amina glifosat 240 g/l & 2,4 D IPA 120 g/l 6 Bitop 531 SL Isopropyl amina glifosat 531 g/l 7 Gempur 480 SL Isopropyl amina glifosat 480 g/l 8 Godam 520 SL 2,4 D IPA 520 g/l 9 Gramaquat 282 SL Parakuat diklorida 282 g/l 10 Kimiru 45 WP 2,4-D butyl ester 45% 11 Komodor 300/100 SL Isopropyl amina glifosat 300 g/l & 2,4 D dimetil amina 100 g/l 12 Laskar 172 SL Isopropyl amina glifosat 172 g/l 13 Lindas 240 SL Isopropyl amina glifosat 240 g/l 14 Maron 500 SC Diuron 500 g/l 15 Maron 80 WP Diuron 80% 16 Petrosat 375 SL Isopropyl amina glifosat 375 g/l 17 Rally 20 WDG Metyl metsulfuron 20% 18 Saturn D 6GR Tiobenkarb 4% & 2,4 D IBE 2% 19 Siklat 250 SL Isopropyl amina glifosat 160 g/l & 2,4 D isopropyl amina 90 g/l 20 Squad 200 SL Parakuat diklorida 200 g/l 21 Starmin 865 SL 2,4 D dimetilamina 865 g/l 22 Startrek 288 EC Fluroxypyr 288 g/l 23 Sunatra 500 EC Atrazin 500 g/l 24 Trobost 160 SL Isopropyl amina glifosat 100 g/l & 2,4 D isopropyl amina 60 g/l Tabel 2.3. Produk Fungisida No. Produk Kandungan 1 Agrifos 400 SL Asam fosfit 400 g/l 2 Curxanil 8/64 WP Mankozeb 64% & simoksanil 8% 3 Mandazim 74/6 WP Mankozeb 74% & karbendazim 6% 4 Metazeb 80 WP Mankozeb 80% 5 Primafos 400 SL Asam fosfit 400 g/l 6 Sultricob 93 WP Tembaga oksi sulfat 92,6% 7 Topsin 500 SC Metil tiofanat 500 g/l 8 Topsin 70 WP Metil tiofanat 70% 6

16 Tabel 2.4. Produk Rodentisida No. Produk Kandungan 1 Petrokum BB Brodifakum 0,005% Tabel 2.5. Produk Fumigan No. Produk Kandungan 1 Celphos 56 DT Aluminium fosfida 56% 2 Alphos 57 DT Aluminium fosfida 57% Tabel 2.6. Produk Moluskisida No. Produk Kandungan 1 Seldene 250 EC Niklosamida 250 g/l Tabel 2.7. Produk Atraktan No. Produk Kandungan 1 Petrogenol 800 L Metyl eugenol 800 g/l Tabel 2.8. Produk Pupuk Cair No. Produk 1 Petrovita 2 Wokozim Tabel 2.9. Produk Zat Perangsang Tumbuh No. Produk Kandungan 1 Better 10 PA Etefon 10% 2 Kalben 2,5 PA Etefon 2,5% 3 Gobest 250 SC Paklobutrazol 250 g/l Tabel Produk Pupuk Hayati No. Produk 1 Petrobio GR 2 Kayabio GR 3 Petroboost 4 Petrofast 7

17 Tabel Produk Probiotik Ikan No. Produk 1 Petrogrow Tabel Produk Probiotik Ternak No. Produk 1 Probiss Selain menghasilkan produk-produk di atas, PT. Petrokimia Kayaku juga menyediakan jasa formulasi. Berikut merupakan jasa formulasi yang disediakan oleh PT. Petrokimia Kayaku : a. Formulasi Cair : emulsifiable concentrate (EC), soluble concentrate (SC), dan liquid (L) b. Formulasi granular (GR) c. Formulasi tepung : wettable powder (WP) dan soluble powder (SP) d. Formulasi flowable : aqueos suspension concentrate (SC) e. Umpan siap pakai (RB) f. Pupuk pelengkap cair (PPC) Sertifikasi Perusahaan PT. Petrokimia Kayaku telah tersertifikasi dari ISO 9001:2008, ISO 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Sertifikasi dapat dilihat pada lampiran 1. Sesuai dengan bentuk dari bisnis utama organisasi maka ruang lingkup sertifikasi dalam ISO 9001:2008 adalah produksi dan pemasaran pestisida. Dimana ISO 9001 merupakan sertifikasi yang digunakan sebagai standar di bidang manajemen mutu. Namun pada standar ISO 9001:2008 terdapat pengecualian persyaratan pada klausul mengenai Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa. Hal ini disebabkan karena validasi terhadap mutu produk sudah dapat ditentukan pada saat proses sampai dengan produk jadi, tanpa menunggu produk tersebut diserahkan pada konsumen. Ruang lingkup sertifikasi dalam ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007 dan SMK3 adalah untuk PT. Petrokimia Kayaku sendiri yang berlokasi di Jalan Jenderal A. Yani PO Box 107, Gresik. ISO adalah standar yang mengatur mengenai Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada perusahaan, OHSAS 18001:2007 dan SMK3 mengatur penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau yang biasa disebut dengan Manajemen K3. 8

18 2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dibentuk di PT. Petrokimia Kayaku dibentuk berdasarkan orientasi kebutuhan dan kepuasan pelanggan melalui garis wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Dengan demikian organisasi diharapkan akan mampu merealisasikan persyaratan pelanggan sehingga mampu memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. Berikut merupakan struktur organisasi yang dibentuk pada PT. Petrokimia Kayaku Gresik: DIREKTUR UTAMA Direktur Keuangan Direktur Produksi Kadep Penjualan Kadep Pemasaran Kadep SDM & Umum Kadep Adm. Keuangan Kadep Produksi, Lingkungan & K3 Kadep Pengadaan Kadep Riset & Pengembangan / Wakil MR KA, SPI / MR Staf Pemusdir Regional Manajer Wil. 1 Kabag Prombangsar Pestisida Kabag SDM & Umum Kabag Keuangan Kabag Produksi I Kabag Pengadaan Kabag Riset Staf WAS Operasional Kabag Quality Regional Manajer Wil. 2 Kabag Candal & Minju Kabag Prombangsar Hayati & Non Pestisida Kabag Candal & Minju Kabag Anggaran & Akuntansi Kabag Produksi II Kabag Pemeliharaan & Engineering Staf Lingkungan & K3 Kabag Candal & Gudang Material Kabag Bangprod & Perijinan Staf WAS Administrasi Staf IMPL, Sistem LAP, Manajemen Staf Candal Prod Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Kayaku 9

19 Penjelasan Struktur Organisasi Berikut merupakan penjelasan tugas masing-masing jabatan pada struktur organisasi PT. Petrokimia Kayaku: a. Direktur Utama Secara umum tugas direktur utama adalah sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola, dan eksekutor. Dalam menjalankan tugasnya, direktur utama melibatkan manajemen dan karyawan perusahaan. b. Direktur Keuangan Direktur keuangan memiliki tugas untuk mengelola keuangan dengan tugas pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan anggaran, akuntansi, dan pelaporan keuangan, serta perbendaharaan. c. Direktur Produksi Direktur produksi memiliki tugas untuk merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut produksi serta melakukan monitoring dan mengarahkan proses produksi. d. Departemen Penjualan Mengkoordinir penjualan agar memenuhi target, menyusun rencana penjualan, mengikuti dan menganalisa perkembangan pasar, menganalisa laporan penjualan dan mengadakan evaluasi, memberikan saran dalam rangka peningkatan penjualan. e. Departemen Pemasaran Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut pemasaran, melakan monitoring dan mengarahkan proses-proses di seluruh divisi pemasaran, memberikan masukan dalam menentukan hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran. f. Departemen SDM & Umum Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan, dan pengembangan pegawai, mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pembudayaan pegawai. 10

20 g. Departemen Administrasi Keuangan Secara umum tugas administrasi keuangan adalah menyusun anggaran belanja, menentukan sumber biaya dan semua hal yang berkaitan dengan proses pembiayaan dan pengeluaran keuangan agar penggunaan biaya dapat diolah secara efektif dan efisien. h. Departemen Produksi, Lingkungan, dan K3 Memproduksi barang atau produk sesuai dengan yang direncanakan, melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, serta mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi. i. Departemen Pengadaan Perencanaan pembelian, membuat prosedur standar pengadaan barang / jasa, pencarian supplier / vendor yang tepat dengan melihat penawaran serta rekam jejaknya secara detail, membuat perbandingan biaya pembelian dari supplier / vendor, negoisasi biaya jangka waktu pembayaran dan pengiriman. j. Departemen Riset & Pengembangan Menyelenggarakan penelitian, pencarian bahan baru, pengembangan formula, pengembangan kemasan, maupun modifikasi aspek teknis lainnya. k. SPI (Sistem Pengendalian Internal) Pengendalian dan penyelesaian laporan audit KAP dan menekan atau meminimalisir temuan audit eksternal. l. Staf Pemusdir Tugas pemusdir (pembantu khusus direksi) adalah membantu tugas-tugas khusus dari direksi. m. Quality Meneliti produk dan proses produksi perusahaan untuk memperoleh standar kualitas yang diperlukan, monitoring, uji test, dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk Manajemen Perusahaan Manajemen Perusahaan membahas bagaimana mengarahkan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan utama perusahaan melalui proses-proses seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan sumber daya manusia. Beberapa hal yang akan dibahas dalam manajemen perusahaan antara lain mengenai visi dan misi beserta nilai-nilai perusahaan. 11

21 Visi PT. Petrokimia Kayaku adalah menjadi perusahaan penghasil pestisida dan produk hayati yang paling diminati oleh pelanggan sedangkan misinya ialah Memproduksi pestisida dan produk hayati untuk mengamankan dan meningkatkan produktifitas pertanian, peternakan, dan perikanan sesuai dengan keinginan pelanggan. Nilai-nilai dasar perusahaan yang diyakini oleh PT. Petrokimia Kayaku dalam menjalankan bisnis adalah nilai integritas, inovasi, kerjasama tim, transparansi, dan profesional. Berikut merupakan penjelasan masing-masing nilai : a. Integritas, mengandung prinsip-prinsip kejujuran, kesamaan kata dengan perbuatan, berperilaku mulia, selalu tekad pada kebenaran, menyuarakan hati nurani dan mematuhi kode etik. b. Inovasi, selalu menyediakan dan mengembangkan ide-ide baru dengan pendekatan kreatif pada semua bidang. c. Kerjasama Tim, kerjasama efektif hanya dapat dicapai dengan saling percaya dan menghargai satu dengan yang lainnya, serta saling berhubungan dengan baik dan bekerjasama. Solusi terbaik datang dari hasil kerjasama yang baik dengan semua kolega dan pelanggan. d. Transparansi, keterbukaan yang adil dan bertanggung jawab dapat menanamkan kepercayaan stakeholders. e. Profesional, senantiasa berusaha keras untuk mencapai kesempurnaan mutu yang tinggi dan unggul atas hasil kerja dan pelayanan. 12

22 BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan sistem pada perusahaan seperti proses bisnis untuk tiap departemen pada PT. Petrokimia Kayaku, produk-produk yang dihasilkan, proses produksi, dan fasilitas produksi Proses Bisnis Berikut merupakan proses bisnis pada proses produksi di PT. Petrokimia Kayaku. Dept. Produksi Unit Quality Dept. Penjualan Dept. Pengadaan Warehouse Konsumen START Menyusun Perencanaan Produksi Rencana Mutu Menyusun Data Stok Barang Menerima Stok Produk Jadi Menerima Produk END Menyusun Permintaan dan Penerimaan Barang Distribusi Produk Barang ada / tidak? TIDAK Pengadaan Barang YA Proses Produksi Pemeriksaan Mutu, Lingkungan, dan K3 Penyerahan Produk ke Warehouse Gambar 3.1. Proses Bisnis PT. Petrokimia Kayaku 3.2. Produk yang Dihasilkan Produk-produk yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Kayaku dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut merupakan penjelasan untuk masing masing jenis produk pestisida antara lain sebagai berikut : a. Insektisida Merupakan bahan-bahan kimia yang bersifat rancun yang digunakan untuk membunuh serangga pada tanaman. Di bawah ini merupakan jenis-jenis produk insektisida yang diproduksi : 13

23 1. Antiset 15 EC Insektisida racun kontak dan lambung berwarna jernih kekuningan untuk mengendalikan hama lalat Chrysomya megacephala, Musca domestica dan kumbang Dermestes sp pada ikan olahan. Gambar 3.2. Antiset 15 EC 2. Applaud 10 WP Insektisida ini bersifat menghambat pertumbuhan chitin, mempunyai cara kerja yang unik untuk mengendalikan wereng coklat, wereng hijau pada tanaman padi, kutu putih Bemisia tabaci pada tanaman kedelai, tungau kuning Polyphagotersonemus latus pada tanaman cabai merah dan wereng daun Empoasca sp pada tanaman teh. Sangat efektif dan memiliki efek residu yang lama terhadap serangga tersebut di atas tanpa menimbulkan resurjensi. Gambar 3.3. Applaud 10 WP 3. Bassa 500 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna coklat muda yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman padi seperti wereng coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, walang sangit, lalat daun, hama putih palsu dana hama-hama penting lainnya pada tanaman kedelai, kakao, jagung, kopi, lada, lamtoro, padi dan teh. 14

24 Gambar 3.4. Bassa 500 EC 4. Diazinon 10 GR Insektisida racun kontak dan lambung, berbentuk butiran berwarna ungu, digunakan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman kelapa, kelapa sawit, kedelai, nenas dan tebu. Gambar 3.5. Diazinon 10 GR 5. Diazinon 600 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman kedelai, kelapa, kakao, kubis, nenas, sawi putih dan lamtoro. 6. Exocet 50 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah, cabai, jeruk, kacang panjang, kakao, kedelai, kubis, teh, tembakau, jagung dan kelapa sawit. 15

25 Gambar 3.6. Exocet 50 EC 7. Instop 311 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna jernih kekuningan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah, kelapa sawit, kedelai, kubis, tembakau dan tomat. 8. Kanon 400 EC Insektisida yang bekerja secara kontak dan sistemik berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman apel, cabai, jarak pagar, jeruk, kacang panjang, kedelai, kentang, kopi, kubis, melon, semangka dan tembakau. 9. Komet 15 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama gudang Tribolium castaneum pada beras di gudang penyimpanan. 10. Kristal 50 SP Insektisida yang bekerja secara sistemik, racun kontak dan racun lambung dengan mengganggu system syaraf pusat, berbentuk tepung berwarna biru muda yang dapat larut dalam air untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah, cabai, jarak pagar, kentang dan kubis. 11. Matros 18 EC Insektisida racun kontak dan lambung yang berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna kuning pucat untu mengendalikan hama-hama tanaman pada cabai, kentang, kubis dan jeruk. 16

26 12. Metal 30 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah, kubis, cabai, kakao dan tembakau. Gambar 3.7. Metal 30 EC 13. Montaf 400 SL Insektisida racun kontak, lambung dan sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna coklat untuk mengendalikan hama wereng coklat, penggerek batang, belalang pada tanaman padi, penggulung daun, ulat grayak, penggerek polong pada tanaman kedelai, pengorok daun pada tanaman kentang, perusak daun, ulat krop pada tanaman kubis, hama belalang pada tanaman kelapa. Gambar 3.8. Montaf 400 SL 14. Mipcinta 50 WP Insektisida yang bersifat racun kontak, lambung dan sistemik berbentuk tepung berwarna putih susu yang dapat membentuk suspensi dalam air untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman padi, jagung, kedelai, kopi, kakao, lada, lamtoro dan teh. 17

27 Gambar 3.9. Mipcinta 50 WP 15. Mosquiban 480 EC Insektisida pengendali vector penyakit manusia bersifat racun kontak, lambung dan pernafasan berbentuk pekatan berwarna jernih kekuningan yang dapat diemulsikan dalam air dan solar, untuk mengendalikan nyamuk vector demam berdarah Aedes aegypti, nyamuk vector filariasis Culex quinquefasciatus, Anopheles sp. Kecoa Periplaneta sp dan lalat Musca domestica di pemukiman di dalam dan di luar rumah (tidak dilingkungan perairan). Gambar Mosquiban 480 EC 16. Petroban 200 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning pucat transparan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman bawang merah, cabai, kapas, kedelai, kubis, kakao dan tembakau. Gambar Petroban 200 EC 18

28 17. Petrofur 3 GR Insektisida / nematisida yang bekerja secara racun kontak dan sistemik berbentuk butiran berwarna ungu untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman pada sawah, padi gogo, kedelai, kentang, tebu dan pisang. Gambar Petrofur 3 GR 18. Proksi 500 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna coklat muda yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman cabai. 19. Radar 15 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk larutan dalam air berwarna jernih untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai, kedelai, kubis, kelapa sawit dan tembakau. Gambar Radar 15 EC 20. Rudal 25 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman cabai, kedelai, kakao, kelapa sawit dan tembakau. 19

29 Gambar Rudal 25 EC 21. Sopeton 108 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama ulat api pada tanaman bawang merah, cabai, kedelai, kubis dan kelapa sawit. 22. Starfidor 5 WP Insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk tepung berwarna putih yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman cabai, kentang, kacang panjang, jeruk, padi, tembakau dan semangka. 23. Termiban 400 EC Insektisida pengawet kayu bersifat racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan rayap kayu gerjajian, kayu kering dan tanah bangunan. Gambar Termiban 400 EC 24. Termikon 15 EC Bahan pengawet kayu bersifat racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan rayap kayu kering dan tanah bangunan. 20

30 Gambar Termikon 15 EC 25. Tetrin 36 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah, cabai, kedelai, kelapa sawit dan kubis. Gambar Tetrin 36 EC 26. Tombak 189 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman bawang merah, cabai, kedelai, kakao dan kubis. b. Herbisida Herbisida merupakan senyawa pada lahan pertanian yang digunakan untuk menekan dan memberantas tumbuhan yang dapat menurunkan produktifitas tanaman dan hasil panen yang disebabkan oleh gulma. Di bawah ini merupakan jenis-jenis produk herbisida yang diproduksi : 1. Ametrone 252 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna putih pucat untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TBM). 2. Amexone 500 SC Herbisida selektif, sistemik pra tumbuh berbentuk pekatan suspensi berwarna putih. untuk mengendalikan gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar pada tanaman jagung, nenas, pisang, tebu dan padi gogo. 21

31 3. Baron 500 SC Herbisida selektif, sistemik pra tumbuh dan purna tumbuh berbentuk pekatan suspensi berwarna putih, untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan berdaun sempit pada tanaman tebu. 4. Basmilang 480 SL Hebisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna kuning untuk mengendalikan gulma pada hutan tanaman industri (HTI) Acacia mangium, pertanaman kakao (TBM), pertanaman karet (TBM), pertanaman kelapa sawit (TBM), pertanaman kopi (TBM), lahan tanpa tanaman, padi sawah (TOT) dan teh. Gambar Basmilang 480 SL 5. Bigstar 240/120 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kakao (TBM), karet (TBM) dan teh (TBM). Gambar Bigstar 240/120 SL 6. Bitop 531 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan gulma pada pertanaman karet (TBM), pertanaman kelapa sawit (TBM) dan lahan tanpa tanaman. 22

32 7. Gempur 480 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan yang dapat larut dalam air untuk mengendalikan gulma pada hutan tanaman industri Acacia mangium, pertanaman kakao (TBM), pertanaman karet (TMB), pertanaman kelapa sawit (TBM), pertanaman kopi (TMB), lahan tanpa tanaman, persiapan lahan budidaya jagung (TOT) dan teh. 8. Godam 520 SL Herbisida sistemik purna tumbuh untuk mengendalikan gulma berdaun lebar Lindemia sp, Monochoria vaginalis, gulma berdaun sempit Paspalum distechum dan teki Scirpus juncoides pada tanaman padi sawah dan gulma berdaun lebar Echinocloa colonum pada tanaman tebu dan pada tanaman karet. 9. Gramaquat 282 SL Herbisida racun kontak purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua untuk mengendalikan gulma pertanaman karet (TBM), pertanaan kelapa sawit (TBM), lahan tanpa tanaman, persiapan lahan kedelai (TOT), persiapan lahan padi pasang surut (TOT), persiapan lahan jagung (TOT) dan kopi (TBM). 10. Kimiru 45 WP Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk tepung yang dapat disuspensikan, berwarna biru kehijauan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan teki di pertanaman padi sawah dan padi sawah tanam pindah. Gambar Kimiru 45 WP 11. Komodor 300/100 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan gulma pada pertanaman karet (TBM), kakao (TBM), kelapa sawit (TBM), kopi (TBM), teh, persiapan lahan budidaya padi pasang surut 23

33 (TOT), persiapan pada lahan budidaya padi sawah (TOT) dan hutan tanaman industri (Acacia mangium). 12. Laskar 172 SL Herbisida sistemik purna tumbuh, berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan gulma pada pertanaman jagung (TOT), kakao, kelapa sawit (TBM), teh dan karet (TBM). 13. Lindas 240 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna merah untuk mengendalikan alang-alang dan gulma lainnya di pertanaman karet (TBM), pertanaman kelapa sawit (TBM), jagung (TOT), kopi (TBM), pertanaman teh, hutan tanaman industri (Acacia mangium) dan persiapan lahan padi dan sawah (TOT). 14. Maron 500 SC Herbisida sistemik pra dan purna tumbuh berbentuk pekatan suspensi berwarna putih kehijauan untuk mengendalikan gulma pada pertanaman tebu. Gambar Maron 500 SC 15. Maron 80 WP Herbisida sistemik pra dan purna tumbuh berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan gulma pada pertanaman tebu. 16. Petrosat 375 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwana kekuningan untuk mengendalikan alang-alang (Imperata cylindrica) di lahan tanpa tanaman, gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit pada pertanaman karet (TBM) serta pertanaman kelapa sawit (TBM). 17. Rally 20 WDG Herbisida sistemik pra dan purna tumbuh berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air untuk mengendalikan teki, gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit pada pertanaman padi sawah serta pada pertanaman padi sawah (TOT). 24

34 18. Saturn D 6GR Herbisida pra tumbuh dan purna tumbuh yang bekerja secara sistemik dan selektif berbentuk butiran berwarna biru muda untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan teki dipertanaman padi sawah dan padi tabela. 19. Siklat 250 SL Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna kuning untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TBM). c. Fungisida Fungisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh, menghambat, dan mencegah jamur atau cendawan patogen penyebab penyakit. Fungsida terdiri dari berbagai macam bentuk seperti tepung, cairan, gas, dan butiran. Di bawah ini merupakan jenis-jenis fungisida yang diproduksi : 1. Agrifos 400 SL Fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna biru untuk mengendalikan penyakit pada tanaman Anggur, kelapa, kentang, nenas, tembakau di pembibitan dan tomat. 2. Curxanil 8/64 WP Fungisida protektif dan sistemik berbentuk tepung yang dapat disuspensikan berwarna kuning kecoklatan untuk mengendalikan penyakit bercak daun pada tanaman bawang merah, penyakit busuk daun pada tanaman kentang dan tomat, penyakit antraknosa pada tanaman cabai, penyakit busuk buah pada tanaman kakao serta penyakit embun bulu pada tanaman melon. 3. Mandazim 74/6 WP Fungisida sistemik berbentuk tepung berwarna kuning kecoklatan yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan penyakit busuk daun Phytopthora infestans pada tanaman kentang dan tomat, penyakit bercak ungu Alternaria porri pada tanaman bawang merah, penyakit antraknosa Colletotricum spp. pada tanaman cabai merah, penyakit hawar daun Rhizoctonia solani pada tanaman padi serta penyakit rebah daun pada tanaman tembakau. 25

35 4. Metazeb 80 WP Fungisida berbentuk tepung berwarna kuning kecoklatan yang dapat di suspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman kentang, karet dan tomat. 5. Primafos 400 SL Fungisida yang bersifat sistematik berbentuk larutan berwarna biru untuk mengendalikan penyakit pada tanaman kentang dan tomat. Gambar Primafos 400 SL 6. Sultricob 93 WP Fungisida kontak berbentuk tepung berwarna biru kehijauan yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman jeruk, anggur, apel, cabai, kakao, kentang, teh, tembakau dan tomat. Gambar Sultricob 93 WP 7. Topsin 500 SC Fungisida ini memiliki keunggulan kombinasi yang khas dari sifat preventif, kuratif dan sistemik serta berspektrum luas, untuk mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman seperti apel, bawang merah, bawang putih, cabai, melon, semangka, padi, tembakau dan pisang. Gambar Tropsin 500 SC 26

36 8. Topsin 70 WP Fungisida sistemik berbentuk tepung berwarna putih kecoklatan yang dapat di suspensikan untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, kacang hijua, kacang tanah, kentang, melon, semangka, padi, pisang, tembakau, tomat dan jeruk nipis. Gambar Tropsin 70 WP d. Rodentisida Rodentisida adalah jenis racun yang digunakan untuk membasmi hama tikus, baik tikus di sawah atau kebun maupun di permukaan. Jenis produk rodentisida yang diproduksi oleh PT. PETROKIMIA KAYAKU adalah Petrokum BB yang merupakan rodentisida antikoagulan yang berupa umpan siap pakai berbentuk blok berwarna kebiru-biruan untuk mengendalikan tikus sawah Rattus argentiventer dan tikus belukar Rattus tiomanicus. e. Fumigan Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang digunakan untuk membunuh hama serangga. Berikut merupakan jenis produk fumigan yang diproduksi : 1. Celphos 57 TB Insektisida racun pernafasan berbentuk tablet yang bisa berubah menjadi gas phospin, untuk mengendalikan hama beras (Sitophilus oryzae) dan hama tembakau (Lasioderma serricome) ditempat penyimpanan (gudang). 2. Alphos 57 DT Fumigan racun pernafasan berbentuk tablet yang bisa berubah menjadi gas phospin, untuk mengendalikan hama beras ditempat penyimpanan (gudang). f. Moluskisida Moluskisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh moluska seperti siput telanjang, siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang pada umumnya terdapat di tambak. Jenis moluskisida yang diproduksi adalah Seldene 250 EC, yaitu racun lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna 27

37 coklat kekuningan, untuk mengendalikan hama siput murbei (Pomacea cannaliculata) pada tanaman padi sawah. g. Atraktan Atraktan adalah aroma atau bau yang mampu merangsang hewan untuk tertarik atau mendekat karena menyukai aromanya. Manfaat atraktan ini sebagai penangkap, perangkap dan pembasmi serangga atau binatang lain. Jenis atraktan yang diproduksi adalah petrogenol 800 L yang berbentuk larutan berwarna kuning jernih untuk mengendalikan lalat buah (Dacus sp) pada tanaman mangga dan cabai. h. Pupuk Cair Pupuk cair terdiri dari dua jenis antara lain petrovita yaitu pupuk cair lengkap mengandung unsur hara makro, unsur hara mikro, zat penyangga dan zat pembasah yang sangat diperlukan oleh tanaman pangan, perkebunan dan tanaman bunga. Jenis kedua adalah pupuk cair wokozim. i. Zat Perangsang Tumbuh Zat perangsang tumbuh merupakan senyawa organis dalam bentuk bukan hara yang digunakan untuk mendukung, menghambat, dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Jenis-jenis produk zat perangsang tumbuh yang diproduksi antara lain Better 10 PA, Kalben 2,5 PA, dan Gobest 250 SC. j. Pupuk Hayati Pupuk hayati merupakan formula pupuk yang mengandung kompleks mikroorganisme tanah yang unggul dan efektif dalam meningkatkan / mengembalikan kesuburan tanah secara alami. Beberapa jenis produk pupuk hayati yang diproduksi antara lain adalah Petrobio GR, Kayabio GR, Petroboost, Petrofast. k. Probiotik Ikan Probiotik ikan merupakan mikroba yang menguntungkan bagi ikan yang sedang dibudidayakan. Beberapa jenis probiotik ikan yang diproduksi antara lain adalah Petrogrow, yaitu suplemen berupa sel mikroorganisme hidup yang diberikan melalui berbagai cara masuk saluran pencernaan untuk menyeimbangkan mikroflora dalam saluran pencernaaan, sehingga menguntungkan bagi kehidupan ikan dan udang. Petrogrow juga bermanfaat untuk perbaikan lingkungan hidup 28

38 ikan dan udang, perbaikan kualitas air serta menghambat pertumbuhan patogen dalam air. l. Probiotik Ternak Hampir sama seperti probiotik ikan, probiotik ternak merupakan mikroba yang menguntungkan bagi ternak yang sedang dibudidayakan. Jenis probiotik ternak yang diproduksi adalah Probiss Proses Produksi PT. Petrokimia Kayaku adalah perusahaan yang bergerak sebagai formulator produk hayati pada bagian pestisida. Maksud dari formulator sendiri adalah sebagai pengolah konsentrasi dan komposisinya. Jenis-jenis pestisida menurut fungsinya dibagi menjadi insektisida, herbisida, fungisida, fumigan, rodentisida, moluskisida, atraktan, dan zat peragsang tumbuhan. Masing-masing jenis pestisida tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu dan lainnya, ada yang dalam bentuk cair, padatan, tepung, dan pasta. Sedangkan untuk produk hayati yang diproduksi antara lain pupuk, probiotik, dan dekomposer. Proses produksi pada dibagi menjadi 2 yaitu proses produksi continue yaitu proses produksi terus menerus tanpa henti dan proses produksi per batch. PT. Petrokimia Kayaku sendri menggunakan proses produksi per batch yaitu perusahaan akan mulai memproduksi produk apabila ada permintaan dari pelanggan. Komposisi produk PT. Petrokimia Kayaku secara umum terdiri dari 3 bahan utama, yang pertama adalah bahan baku yang berupa bahan aktif dimana macam-macam pembawanya dibagi menjadi EC (emulsifiable concentrate), SL (soluble concentrate), dan SC (aqueos suspension concentrate). Yang kedua adalah bahan pembantu. Tidak seperti bahan utama, bahan pembantu ini tidak dicantumkan dikemasan karena menjadi rahasia produk perusahaan. Bahan pembantu tersebut disebut adjuvant dan ada carrier nya, untuk produk berupa cairan biasanya menggunakan carrier bernama solvent. Selain adjuvant, ada beberapa produk yang diberi pewarna tambahan yang digunakan sebagai pembeda. Hal ini disebabkan karena biasanya antara produk satu dengan produk lainnya hanya dibedakan berdasarkan kadarnya sehingga digunakan pewarna sebagai pembeda. Bahan yang ketiga adalah bahan kemasan yang berupa botol, polybag, dan aluminium foil. Kemasan botol digunakan untuk produk-produk berupa cairan, polybag digunakan untuk produk berupa butiran seperti pupuk / pestisida, dan aluminium foil yang biasa digunakan untuk produk berupa tepung. 29

39 Proses pencampuran antara bahan aktif dan bahan pembantu pada pestisida dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini: Bahan Aktif (%) Bahan Pembantu (%) M I X I N G Gambar Proses Pencampuran Pestisida Proses pencampuran bahan baku aktif dan bahan pembantu disebut sebagai proses mixing. Lama waktu mixing untuk masing-masing produk yang sedang diproduksi berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini disesuaikan dengan SOP (standart operation procedure) tiap produk Fasilitas Produksi PT. Petrokimia Kayaku dilengkapi dengan 3 plant yang berlokasi di Kawasan Industri Petrokimia Gresik. Berikut merupakan penjelasan untuk masing-masing plant : a. Plant 1 Plant 1 terdiri dari beberapa plant yaitu plant cair 1, cair 2, butiran, WP, flowable (SC), dan petrogenol. Plant Cair 1 digunakan untuk memproduksi produk EC (emulsion concentrate) atau biasa disebut dengan plant oil base. Jenis produk yang diproduksi ratarata ialah insektisida 90% dan fungisida 10%. Plant Cair 1 memiliki 4 tank dengan kapasitas masing-masing tank adalah 2 ton. Plant Cair 2 digunakan untuk memproduksi produk SL (solution liquid). Jenis produk yang diproduksi rata-rata ialah fungisida dan herbisida masing-masing 50%. Plant Cair 2 memiliki 2 tank dengan kapasitas masing-masing tank adalah 2 ton. Plant Butiran digunakan untuk memproduksi produk GR (granule). Jenis produk yang diproduksi ialah produk herbisida, insektisida, dan saturn. Produksi herbisida dilakukan di line A dan insektisida di line B masing-masing 30

40 memproduksi 3 produk. Carrier yang digunakan pada Plant Butiran adalah pasir. Plant WP (powder) digunakan untuk memproduksi produk dengan jenis-jenis insektisida 80% dan fungisida 20%. Plant Flowable digunakan untuk memproduksi produk SC (aqueos suspension concentrate) yaitu produk yang berbentuk cairan namun memiliki tingkat viskositas yang tinggi (kental). Jenis produk yang diproduksi ialah produk fungisida dan zat pengatur tumbuh tanaman. Plant Petrogenol digunakan untuk memproduksi petrogenol yaitu produk yang digunakan untuk menarik lalat buah. Pada plant ini proses yang berlangsung tidak hanya mixing seperti plant lainnya, namun terdapat proses destilasi yang kemudian dicampur dengan zat tertentu dan proses penyulingan, sehingga pada plant ini juga terjadi proses kimia. Secara keseluruhan fasilitas produksi pada Plant 1 masih tergolong semi automation karena masih terdapat beberapa stasiun kerja yang beroperasi secara manual. Seperti misalnya dalam proses packing di Plant Cair 1, Plant Cair 2, Plant Butiran, Plant WP (Powder), Plant Flowable, dan Plant Petrogenol. b. Plant 2 Berbeda dengan Plant 1, pada Plant 2 hanya berlangsung produksi rodentisida. Produk ini merupakan produk yang digunakan untuk mengusir tikus. Proses mixing sama seperti proses pencampuran pestisida yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, hanya saja carrier yang digunakan pada rodentisida berbeda. Carrier tersebut adalah parafin / lilin dan beras. c. Plant 3 Plant 3 merupakan plant yang memproduksi produk-produk fast moving (terjual cepat) dan produk dengan kapasitas tinggi. Plant 3 memproduksi produkproduk herbisida yaitu produk yang digunakan untuk rerumputan. Pada plant ini terdapat 3 line yaitu line glifosat, line parakuat, line herbisida (SC). Pada plant packing line glifosat terdapat kemasan 5 liter dan 30 liter. Mesinmesin yang digunakan semi otomatis dengan kapasitas 15 ton / shift. Selain itu, terdapat kemasan 1 liter robotik yang digunakan untuk produksi produk fast moving dengan kapasitas 20 ton / shift atau setara dengan botol / shift. 31

41 Pada kemasan 1 liter robotik ini terdapat proses filling, sealing, dan caping. Di bagian ini juga terdapat robot untuk memasukkan botol ke dalam box, dengan kata lain pada bagian ini full otomasi.selain kemasan 5 liter, 30 liter, dan 1 liter robotik, juga terdapat kemasan 1 liter manual. Sedangkan, pada plant packing line parakuat hanya terdapat kemasan 5 liter dan kemasan 20 liter. Pada plant packing line herbisida (SC) kapasitas tank yang disediakan adalah 3 ton. Proses mixing yang dilakukan di plant herbisida (SC) sedikit berbeda, proses tersebut dimulai dari bahan aktif yang di-grinding terlebih dahulu kemudian hasil grinding tersebut dimasukkan ke dalam tank kemudian dicampur. Hasil campuran tersebut di-remix lagi namun kali ini dengan adjuvant yang akan digunakan. Proses pencampuran antara bahan-bahan yang digunakan pada line herbisida (SC) adalah sebagai berikut: Proses Mixing Proses Grinding Proses Packing Adjuvant Gambar Proses Herbisida (SC) 32

42 BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia Kayaku Gresik, penulis ditempatkan di Departemen Produksi, Lingkungan, dan K3 khususnya bagian Candal Produksi. Departemen ini bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan produksi serta kesehatan dan keselamatan para pekerja dalam melakukan aktivitas kerja serta keamanan lingkungan tempat aktivitas tersebut berlangsung sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selama kegiatan kerja praktek berlangsung, penulis ditugaskan untuk mengikuti seluruh rangkaian aktivitas yang berlangsung di PT. Petrokimia Kayaku sekaligus melakukan pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas yang berlangsung di perusahaan tersebut. Keseluruhan rangkaian kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan terhitung mulai tanggal 04 Juli 2017 sampai dengan 07 Agustus Kesehatan dan keselamatan kerja atau yang biasa disebut dengan K3 dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, ledakan, dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan aktivitas produksi perusahaan PT. Petrokimia Kayaku. Pengertian dari kesehatan kerja sendiri adalah sebagai sebuah upaya yang digunakan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan baik secara fisik, mental, maupun sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang dilakukan. Dengan tercapainya kesehatan kerja maka dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman sehingga pekerja dapat menjalankan aktivitas lebih nyaman dan leluasa. Sedangkan, keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja dan sebagai tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab diri saat bekerja. Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia Kayaku Gresik, penulis dibimbing dan dibantu oleh beberapa pihak antara lain sebagai berikut : a. Bapak Yuliawan selaku Staf Pertama Candal Produksi b. Bapak Mathius Firman Basuki selaku Kabag. Produksi 1 c. Bapak Sanjaya Effendi selaku Kasi Produksi 1 33

43 d. Bapak Himawan Firdaus selaku Karu Produksi 1 e. Bapak Reza Sulistiawan selaku Gasus Produksi 1 f. Bapak Chandra Hermawan selaku Staf Pertama Lingkungan dan K3 g. Bapak Munadi selaku Staf Muda Lingkungan dan K3 h. Bapak Joko Purnawan selaku Adm. Candal Produksi 4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek penulis diberikan tanggung jawab dan wewenang, berikut merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia Kayaku : a. Mengikuti bimbingan yang diberikan oleh pembimbing lapangan di setiap plant di PT. Petrokimia Kayaku b. Melakukan cek produksi di plant 1 disesuaikan dengan data produksi shift yang bersangkutan c. Melakukan pengamatan mengenai perlengkapan P3K d. Melakukan pengamatan mengenai Hazard yang ada di PT. Petrokimia Kayaku e. Melakukan pengamatan di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) PT. Petrokimia Kayaku f. Melakukan pengamatan di Tempat Penyimpanan Sementara PT. Petrokimia Kayaku g. Melakukan pengamatan mengenai Risk Assesment yang digunakan oleh PT. Petrokimia Kayaku. Berdasarkan tanggung jawab yang harus dikerjakan oleh penulis, maka penulis diberikan wewenang sebagai berikut: a. Penulis diperbolehkan mengetahui isi pedoman mutu milik PT. Petrokimia Kayaku b. Penulis diperbolehkan mengambil gambar di sekitar Kawasan Industri PT. Petrokimia Kayaku untuk kepentingan laporan c. Penulis diperbolehkan melakukan pengamatan dan mengumpulkan data di tiap-tiap plant yang dibutuhkan d. Penulis diperbolehkan mengikuti rangkaian acara HUT PT. Petrokimia Kayaku yang berlangsung pada awal bulan Agustus

44 4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaan di PT. Petrokimia Kayaku, penulis melakukan pengamatan dan pekerjaan sesuai dengan arahan yang diberikan. Adapun metode yang digunakan selama melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak PT. Petrokimia Kayaku khususnya bagian produksi dan K3. Dengan melakukan wawancara maka diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang K3 yang diterapkan di PT. Petrokimia Kayaku. b. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk memperoleh informasi melalui dokumendokumen perusahaan yang terkait dengan fungsi K3 agar lebih memahami peraturan dari program kerja yang dimiliki oleh PT. Petrokimia Kayaku. c. Observasi Selelah memahami program kerja fungsi K3 kemudian dilakukan observasi untuk mengamati dan mengikuti program K3 yang diterapkan oleh PT. Petrokimia Kayaku sesuai dengan pedoman dan tata kerja yang dimiliki Hasil Pekerjaan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia Kayaku, Gresik Identifikasi Office & Plant Safety Office & plant safety merupakan fokus utama suatu perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai office & plant safety PT. Petrokimia Kayaku, Gresik. a. Tujuan Penerapan Office & Plant Safety Office safety / plant safety diterapkan dengan tujuan untuk melindungi dan menjamin keselamatan setiap karyawan yang sedang bekerja sehingga dapat melakukan aktivitas dengan efektif dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan karyawan baik di area kantor maupun plant yang sedang bekerja. Apabila karyawan terjamin keselamatan dan kesehatannya maka hal ini akan meningkatkan performansi dan produktivitas kerja masing-masing karyawan yang kemudian hal ini akan berdampak baik pada perusahaan tempat mereka bekerja. 35

45 b. Safety di Kantor dan Plant Safety baik di kantor maupun di plant sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang serius. Beberapa kecelakaan yang sering terjadi antara lain adalah tergelincir serta jatuh di area kerja. Hal yang perlu dilakukan adalah memperhatikan penghalang yag dapat menyebabkan pekerja tersandung, seperti kabel. Maka, akan lebih baik jika kabel dirancang sedemikian mungkin agar lebih rapi sehingga tidak menyebabkan kecelakaan pada pekerjanya. Selain saluran kabel, steker kontak / terminal yang digunakan bertumpuk-tumpuk juga dapat membahayakan. Hal ini karena dapat mengakibatkan terjadinya konslet dan berpotensi lebih mudah untuk mengalami kebakaran. Kemudian, design furniture yang kurang sesuai juga dapat mengakibatkan kecelakaan pada kerja dan menimbulkan kelelahan pada pekerja. Seperti misalnya design kursi kantor atau meja kerja yang tidak ergonomis. Posisi letak furniture seperti meja dan kursi tersebut juga penting untuk meningkatkan produktivitas dan performa pekerja. Selain memperhatikan furniture, perlu juga memperhatikan kapasitas ruangan. Kapasitas ruangan yang terlalu kecil sebaiknya tidak digunakan untuk menampung pekerja atau barang-barang yang terlalu banyak. Sistem informasi yang sudah terintegrasi menyebabkan PT. Petrokimia Kayaku lebih banyak menggunakan komputer untuk bertukar informasi dari satu departemen kepada departemen lainnya. Sehingga, tingginya tingkat intensitas penggunaan komputer dapat mempengaruhi kesehatan pekerjanya. Alangkah lebih baik komputer yang digunakan diberi pelindung kaca sehingga tidak menimbulkan radiasi pada para penggunanya. Selain itu, posisi layar / monitor diatur agar sesuai dengan penggunanya sehingga dapat digunakan dengan nyaman. c. Hazard di Kantor Hazard atau yang biasa disebut dengan potensi bahaya ialah segala sesuatu yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan, sakit, ketidaknyamanan, dan ketidakselamatan bagi pekerja maupun orang sekitar. Jenis-jenis hazard antara lain adalah chemical hazard, physical hazard, biological hazard, ergonomic, mechanical hazard, electrical hazard, dan psychological hazard. 36

46 Chemical hazard adalah jenis potensi bahaya yang berbentuk gas, cair, atau padat yang bersifat racun, iritan, dan dapat mengakibatkan sesak napas. Contoh chemical hazard pada PT. Petrokimia Kayaku berupa debu disekitar perusahaan yang dapat mengganggu pernapasan dan juga menyebabkan iritasi pada mata. Selain itu juga gas / bau-bauan yang tidak seharusnya dihirup, biasanya berasal dari hasil aktivitas produksi. Pada PT. Petrokimia Kayaku terdapat beberapa produk yang kandungan bahan kimianya berbahaya apabila dihirup secara terusmenerus. Untuk mengatasi potensi bahaya seperti ini pada PT. Petrokimia Kayaku membuat instalasi untuk menyerap bau-bauan hasil produksi yang ditempatkan di masing-masing plant. Selain membuat instalasi penyerapan bau juga melakukan pergantian kerja untuk tiap karyawan yang ditempatkan di bagian tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu bahan baku aktif produksi pestisida memang tidak jauh dari bahan-bahan kimia, sehingga apabila digunakan dengan tidak hati-hati dan mengenai tubuh maka akan mengakibatkan cidera seperti iritasi, panas, atau gatal-gatal pada area kulit yang terkontaminasi racun / bahan kimia. Physical hazard merupakan potensi bahaya yang ditimbulkan akibat energi seperti suara bising, radiasi, temperatur ekstrim (terlalu panas / terlalu dingin), kondisi pencahayaan, getaran, dan tekanan udara. Contoh physical hazard utama pada PT. Petrokimia Kayaku berupa suara bising yang disebabkan oleh aktivitas produksi pada tiap plant. Selain suara bising akibat produksi juga terdapat beberapa potensi bahaya yang disebabkan oleh kebisingan seperti misalnya kebisingan yang ditimbulkan dari percakapan antar satu pekerja dengan pekerja lainnya, kebisingan yang ditimbulkan akibat aktivitas pekerjaan seperti misalnya suara keyboard dan mouse ketika ditekan. Selain potensi bahaya akibat suara bising, terdapat juga potensi bahaya yang disebabkan akibat temperatur ekstrim yaitu cuaca di Gresik. Biological hazard di PT. Petrokimia Kayaku berupa bakteri-bakteri dan virus yang terdapat di tempat pembuangan / tempat sampah PT. Petrokimia Kayaku. Sampah-sampah yang ditumpuk dan tidak langsung diolah mengakibatkan timbulnya bakteri di lingkungan sekitar pabrik. Sampah yang ditumpuk juga menyebabkan berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Apabila dibiarkan secara terus menerus, nyamuk ini dapat menimbulkan penyakit bagi pekerja pabrik maupun orang sekitar yang berada di dekat pabrik tersebut. 37

47 Selain biological terdapat juga electrical hazard yaitu bahaya yang ditimbulkan karena adanya aliran listrik. Pada umumnya bahaya ini timbul akibat penggunaan alat-alat listrik seperti komputer, scanner, mesin fotocopy, dan lain sebagainya. Untuk contoh mechanical hazard antara lain adalah penggunaan lift yang tiba-tiba menjepit bagian tubuh atau penggunaan pintu kantor yang juga dapat menjepit bagian tubuh. Sedangkan, untuk psychological hazard dapat dilihat dari tingkat kebosanan para pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut secara berulang-ulang. Untuk mengatasi hal ini maka para pekerja perlu diberikan kegiatan yang sekiranya dapat mengatasi tingkat kebosanan pekerja selama melakukan aktivitas pekerjaan. d. Penanganan Emergency Emergency adalah suatu kondisi yang dapat terjadi kapanpun dan dimana pun. Sehingga semua pihak kantor maupun pabrik harus mengerti langkah-langkah emergency yang harus dilakukan. Pada PT. Petrokimia Kayaku penanganan emergency dimulai dengan melakukan pelatihan kebakaran. Pelatihan ini bermanfaat untuk mengetahui tindakan apa yang pertama kali akan dilakukan ketika terjadi kebakaran. Beberapa hal yang dipelajari ketika pelatihan kebakaran adalah alarm checking, cek kondisi air, cek kondisi dan penempatan APAR (alat pemadam api ringan) agar dapat dijangkau dengan mudah. Setelah mengetahui tindakan utama yang perlu dilakukan ketika terjadi kebakaran maka proses selanjutnya melakukan evakuasi. Evakuasi dilakukan dengan mengikuti petunjuk emergency yang telah ditetapkan, sehingga pekerja tidak kebingungan mencari arah menuju pintu emergency jika dalam keadaan darurat. PT. Petrokimia Kayaku merupakan perusahaan yang memproduksi pestisida, sehingga bahan baku aktif yang digunakan adalah bahan kimia beracun. Jika dihirup secara terus menerus, bahan aktif tersebut dapat menimbulkan efek lemas, pusing, dan bahkan pingsan pada pekerjanya. Sehingga, untuk mengatasi hal ini masing-masing pekerja diberikan jangka waktu untuk beraktifitas dengan bahanbahan aktif tersebut. Apabila waktu yang diberikan sudah selesai, maka pekerja tersebut digantikan dengan pekerja lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja pada pekerja. 38

48 Untuk menghindari kecelakaan berupa tergelincir atau terpeleset di area kerja maka diberikan sign yang dapat memperingatkan pekerja ketika melintas agar lebih berhati-hati sehingga tidak terpeleset. Gambar 4.1. Papan Tanda Lantai Licin Ruang kesehatan juga disediakan di PT. Petrokimia Kayaku. Ruang kesehatan ini dilengkapi dengan first-aid box dan beberapa perlengkapan kesehatan lainnya. Ruang kesehatan terletak di pabrik I PT. Petrokimia Kayaku. Gambar 4.2. Ruang Kesehatan PT. Petrokimia Kayaku e. Perlakuan Khusus Bagian Tubuh Perlakuan khusus dilakukan pada bagian-bagian tubuh tertentu baik untuk pekerja kantor dan operator / pekerja pabrik. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal berbahaya yang dapat timbul selama aktivitas pekerjaan berlangsung. Bagian tubuh yang perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal berbahaya yang pertama adalah mata. Mata harus terhindar dari debu dan bahan-bahan kimia yang digunakan ketika proses produksi berlangsung. Untuk mengantisipasi mata terkena bahan-bahan kimia maka setiap plant diberikan wastafel yang digunakan untuk mencuci tangan sesaat setelah memegang / bersentuhan dengan bahan aktif yang menjadi bahan utama pembuatan pestisida. 39

49 Gambar 4.3. Wastafel Plant I Cair I Gambar 4.4. Wastafel Plant I Cair I Selain mata, pada bagian produksi juga rentan terhadap zat-zat kimia yang dapat langsung masuk ke pori-pori kulit. Hal ini terjadi di Plant I khususnya di Plant Butiran. Jika zat kimia tersebut masuk ke dalam pori-pori maka dapat menyebabkan pekerjanya lemas, pusing, bahkan pingsan. Untuk mengatasi hal ini maka seragam yang di design untuk pekerja yang berinteraksi langsung dengan pembuatan produk / di plant memiliki lengan panjang dan celana panjang untuk menghindari zat-zat kimia yang dapat masuk ke dalam pori-pori kulit. Khusus untuk operator pabrik atau siapapun yang sedang melakukan aktivitas di pabrik diwajibkan untuk menggunakan helm agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya terkena zat kimia, terkena reruntuhan atap pabrik dan lain sebagainya. 40

50 Gambar 4.5. Helm Pekerja f. Stress di Kantor Pekerjaan yang dilakukan secara beruang-ulang dan terus menerus dapat menimbulkan kejenuhan bagi para pekerjanya. Kejenuhan ini dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang pekerja. Di PT. Petrokimia Kayaku pekerja melakukan beberapa hal untuk menghindari kebosanan yang dapat menyebabkan stress pada kerja berupa peregangan pada kaki, tangan, dan anggota tubuh lainnya sehingga kondisi bisa kembali rileks dan tidak tegang. Selain melakukan peregangan, pekerja juga diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kantor / pabrik untuk mengatasi kebosanan apabila bekerja di dalam ruangan atau pabrik secara terus menerus. g. Resiko di Kantor PT. Petrokimia Kayaku adalah perusahaan yang memproduksi pestisida, sehingga bahan aktif yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pestisida tidak jauh dari penggunaan zat-zat kimia. Maka dari itu, terdapat beberapa resiko yang berbahaya seperti misalnya terjadinya kebakaran dan ledakan. Kebakaran dan ledakan dapat menyebabkan bahan kimia tumpah, tercecer, mencemari lingkungan, dan berbahaya pada kesehatan manusia. Selain kebakaran dan ledakan terdapat beberapa resiko lain yang dapat muncul seperti misalnya tumpahan bahan kimia, banjir, gempa bumi, dan huru-hara di area pabrik. Keseluruhan resiko tersebut harus ditangani dengan prosedur penanggulangan tanggap darurat yang tepat. 41

51 Identifikasi, Penilaian Dampak Lingkungan, dan Bahaya Resiko K3 Setiap aktivitas, produk, dan material yang ada di PT. Petrokimia Kayaku perlu diidentifikasi aspek dampak lingkungan dan bahaya resiko K3 yang dapat timbul. Pada umumnya identifikasi dan penilaian dampak lingkungan dan bahaya resiko K3 dikenal sebagao Hazard Identification and Risk Assesment. Tabel Identifikasi, Penilaian Dampak Lingkungan, dan Bahaya Resiko K3 pada PT. Petrokimia Kayaku dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan PT. Petrokimia Kayaku terdiri dari beberapa kolom dengan fungsi masing-masing adalah sebagai berikut : a. Kolom Aktivitas/Alat/Material, diisi sesuai dengan aktivitas yang akan di identifikasi. Apabila yang diidentifikasi berupa alat / material maka kolom diisi sesuai dengan alat / material yang digunakan. b. Kolom Kondisi R/NR/E, diisi berdasarkan pemakaiannya. Apabila aktifitas / alat / material tersebut pemakaiannya rutin maka kolom tersebut diisi R, apabila Non-Rutin maka kolom tersebut diisi NR, dan apalagi digunakan untuk kondisi emergency maka diisi E. c. Kolom Potensi Bahaya, diisi bahaya-bahaya yang dapat muncul sebagai akibat dari pelaksanaan atau penggunaan aktifitas/alat/material. d. Kolom Resiko, diisi berdasarkan potensi bahaya yang telah diidentifikasi. Dari potensi bahaya tersebut resiko apa yang dapat timbul. e. Kolom Resiko Awal, terdiri dari legal, probability, severity, dan nilai. f. Kolom Kontrol Awal, setelah mengetahui tingkat resiko yang dihasilkan maka diberikan kontrol awal. Bentuk upaya kontrol awal yang akan dilaksanakan dituliskan pada kolom ini, g. Kolom Resiko Sisa, setelah dilakukan kontrol awal maka resiko sisa kembali dihitung. Apabila nilai akhir yang dihasilkan > 9 maka resiko tersebut masih dapat diterima, apabila < 9 maka tidak dapat diterima sehingga membutuhkan kontrol tambahan yang dituliskan di kolom Kontrol Tambahan. Terdapat beberapa faktor dalam penilaian dampak lingkungan dan resiko K3. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penilaian dampak lingkungan dan K3 adalah probability (kemungkinan) dan severity (keparahan) dengan rincian Penilaian adalah sebagai berikut : 42

52 Tabel 4.1. Tabel Penilaian Dampak Lingkungan dan Resiko K3 Nilai Probability Severity 1 Kecil kemungkinan terjadi Kerusakan terbatas pada area kerja yang terkena dampak. Dampak tidak signifikan sehingga mudah dikendalikan, tidak berpotensi melanggar peraturan (lingkungan). Luka ringan/cukup pengobatakan dengan P3K/kerugian materiil <5 juta / tidak berpotensi melanggar peraturan. 2 Mungkin terjadi / jarang terjadi Kerusakan meluas hingga keluar area kerja yang terkena dampak. Dampak yang timbul signifikan sehingga membutuhkan waktu, dana, dan usaha untuk pengendalian. Berpotensi melanggat perundangan (lingkungan). Hilang hari kerja/pengobatan dengan medis tetapi tidak menimbulkan cacat permanen / kerugian materiil 5 s/d 50 juta berpotensi melanggar peraturan (K3). 3 Hampir pasti terjadi / sangat besar kemungkinannya terjadi / sering terjadi Kerusakan hingga ke lingkungan luas. Dampak lingkungan yang timbul signifikan sehingga membutuhkan waktu lama, dana besar, dan usaha untuk pengendalian. Melanggar perundangan lingkungan (lingkungan). Luka berat / cacat permanen / kematian / kerugian material > 50 juta (K3). Untuk menentukan score resiko dilakukan pertemuan / rapat / brainstorming pada setiap dampak lingkungan dan potensi bahaya yang telah dicatat pada formulir Identifikasi Aspek & Dampak Lingkungan. Identifikasi Bahaya dan Resiko K3 dengan menggunakan pendekatan score penilaian sebagai berikut : Dampak = Kemungkinan x Keparahan Range nilai hasil perkalian yang dihasilkan adalah antara 1 s/d 9 dengan kategori score sebagai berikut: Tabel 4.2. Kategori Score Dampak Score 1 s/d 2 Keterangan Dampak yang tidak signifikan sehingga tidak perlu adanya kontrol 3 s/d 9 Dampak yang signifikan sehingga perlu kontrol 43

53 Sedangkan, untuk penilaian resiko K3 hasil score ditentukan antara 1 s/d 9 dan dikategorikan sbb: Tabel 4.3. Kategori Penilaian Resiko K3 Score Kategori Keterangan 1 Trivial Risk Resiko yang tidak berpengaruh/kurang berarti 2 Tolerable Risk Resiko yang dapat ditolerir 3 s/d 4 Moderate Risk Resiko sedang 6 Substansial Risk Resiko yang berpengaruh 9 Intolerable risk Resiko tinggi Secara umum penilaian SMK3 digolongkan pada 2 hal, apabila kisaran nilai yang dihasilkan antara 1 sampai dengan 2 maka kondisi tersebut dikategorikan acceptable, yaitu kondisi masih dapat diterima selama tidak ada peraturan hukum atau persyaratan lain yang berlaku. Kemudian, apabila kisaran nilai yang dihasilkan antara 3 sampai dengan 9 maka kondisi tersebut dikategorikan non acceptable, yaitu kondisi tidak dapat diterima. Untuk hasil penilaian form identifikasi & peniliaian aspek & dampak lingkungan PT. Petrokimia Kayaku bersifat rahasia dan tidak untuk disebarluaskan Penanganan Limbah Proses penanganan limbah pada PT. Petrokimia Kayaku dibagi sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan. Limbah-limbah pabrik yang dihasilkan berupa limbah cair dan limbah padat. Masing-masing limbah diidentifikasi lagi apakah limbah tersebut adalah limbah B3 atau non B3. a. Penanganan Limbah Padat Non B3 Untuk limbah padat yang tidak mengandung B3 dan tidak berasal dari kegiatan produksi secara langsung dapat langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau dijual dan diserahkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Contoh limbah padat yang tidak mengandung B3 pada umumnya tidak berasal dari kegiatan produksi langsung, melainkan dari bagian-bagian penunjang produksi seperti misalnya sampah dari kantin, kantor, bekas kemasan material, dan lain sebagainya. Sedangkan, pihak-pihak yang menerima limbah padat non B3 tersebut antara lain seperti usaha lapangan golf, pemborong-pemborong yang membutuhkan pasir yang digunakan untuk pembangunan rumah / bangunan. Tempat Pembuangan Akhir pada PT. Petrokimia Kayaku ditangani oleh pihak 3, 44

54 yaitu PT. Petrokimia Gresik (Petrokimia Pusat). Sehingga, seluruh limbah padat non B3 yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Kayaku, diserahkan kepada PT. Petrokimia Gresik (Petrokimia Pusat) untuk ditampung. b. Penanganan Limbah Cair Non B3 Kemudian untuk limbah cair, saluran air pada bagian produksi dan laboratorium disambungkan dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sehingga seluruh sisa-sisa produksi yang berupa cairan akan ditampung di IPAL. Ketika di IPAL maka limbah tersebut akan dilakukan proses treatment dengan mencampurkan beberapa chemical yang tujuannya untuk mengontrol kondisi air. Lalu, limbah tersebut dikeluarkan untuk di cek kandungan B3 nya di laboratorium. Untuk laboratorium pengecekan limbah PT. Petrokimia Kayaku dilakukan di Envi Lab (Environmental Laboratory) Gresik yang telah terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) atau Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Surabaya. Contoh dokumen adalah dokumen analytical report / laporan hasil pengujian laboratorium untuk PT. Petrokimia dapat dilihat pada lampiran 3. Proses pengecekan limbah dibagi menjadi dua yaitu proses pengecekan eksternal dan internal. Proses internal dilaksanakan dengan melakukan swapantau setiap hari ketika proses produksi berlangsung, sedangkan untuk proses eksternal dilakukan di Envi Lab (Environmental Laboratory) Gresik dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan. Gambar 4.6. IPAL di PT. Petrokimia Kayaku 45

55 c. Penanganan Limbah B3 Limbah B3 adalah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ beracun yang karena sifat dan/ konsentrasinya dan/ jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan/ membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lain. Sehingga, untuk pengelolaan limbah B3 sendiri berbeda dengan limbah cair dan padat non B3. Pada PT. Petrokimia Kayaku sendiri pengolahan limbah B3 diserahkan pada pihak ketiga yang bertugas untuk mengelola limbah B3. Pihak ketiga tersebut ialah PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pengangkutan, pengumpulan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Contoh produk B3 PT. Petrokimia Kayaku adalah hasil produksi expired atau limbah pel kain majun yang sudah terkontaminasi B3, bekas kemasan bahan baku / material, fiber drum, botol, dan kaleng yang terkena tetesan pestisida. Sehingga, untuk pengelolaannya maka limbah-limbah tersebut dibawa ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) untuk ditampung sementara kemudian setelah 90 hari apabila kapasitas sudah terpenuhi maka perusahaan akan memanggil pihak PPLI untuk mengolah limbah tersebut. Gambar 4.7. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 46

56 Gambar 4.8. Tempat Limbah Pembuangan Sementara Contoh limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Kayaku Gresik yang diangkut oleh PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) adalah: i. Contaminated Sand, yaitu limbah berupa pasir yang telah terkontamiasi bahan kimia. Biaya pengangkutan untuk Contaminated Sand adalah sebesar Rp ,00 / ton. ii. Botom Ash, yaitu bagian dari residu pembakaran yang tidak mudah terbakar dalam tungku atau incinerator. Biaya pengangkutan untuk Bottom Ash adalah sebesar Rp ,00 / ton. Limbah B3 tersebut diangkut menggunakan truk sebagai alat transportasi untuk mengangkut limbah B3 yang sudah mempunyai izin penyelenggaraan angkutan barang khusus untuk mengangkut barang berbahaya dari kementerian perhubungan direktorat jenderal perhubungan darat. Secara keseluruhan proses pengolahan limbah di PT. Petrokimia Kayaku akan dijelaskan secara singkat dengan flowchart sebagai berikut: 47

57 Mulai Limbah Identifikasi Jenis Limbah B3? YA Cair? TIDAK Pembakaran / Incinerator TIDAK YA Penampung Limbah Non B3 Penampungan Sementara Limbah B3 Buang di tempat yang telah ditentukan Menyerahkan kelembaga yang mempunyai ijin (pihak ke 3) Selesai Gambar 4.9. Flowchart Proses Pengolahan Limbah Proses Pemilahan Sampah Sebelum proses pembakaran sampah di incinerator dilakukan, pertama-tama dilakukan pemilahan sampah antara sampah domestik yang memiliki nilai ekonomis, non-ekonomis, dan limbah yang mengandung B3. Sampah-sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis kemudian dibakar di pembakaran / incinerator sedangkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis ditampung di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS). Untuk penangan sampah yang mengandung B3 juga disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) namun sebelum disimpan di tempat tersebut, sampah / limbah terlebih dahulu dibakar di incinerator. Hasil dari sampah-sampah yang dibakar dan disimpan di Tempat 48

58 Penyimpanan Sementara tersebut kemudian diserahkan pada pihak ketiga yaitu vendor pengangkut sampah domestik dan vendor pengelola limbah B3. Secara singkat diagram alir proses pemilahan sampah pada PT. Petrokimia Kayaku dijelaskan sebagai berikut: PEMILAHAN SAMPAH Sampah Domestik Sampah Non Ekonomis Incinerator/ Pembakaran Sampah Ekonomis Sampah / Limbah B3 Eks Kemasan Dll Incinerator/ Pembakaran TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS LB3) TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS LB3) PIHAK KE 3 Vendor Pengangkut Sampah Domestik PIHAK KE 3 Vendor Pengelola Limbah B3 Gambar Diagram Alir Proses Pemilahan Sampah Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat digunakan untuk menetapkan cara kesiagaan pada kondisi darurat agar tanggap mengendalikan dampak lingkungan dari kondisi darurat. Beberapa keadaan darurat yang memiliki peluang besar terjadi di PT. Petrokimia Kayaku adalah tumpahan bahan kimia. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan pestisida dimana bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi pestisida adalah bahan-bahan kimia. Keadaan darurat lainnya antara lain seperti banjir, kebakaran dan ledakan, dan huru-hara di area pabrik. Di bawah ini merupakan penjelasan prosedur penanggulangan keadaan darurat di PT. Petrokimia Kayaku: 49

59 a. Tumpahan Bahan Kimia Tumpahan bahan kimia perlu segera ditangani karena sangat berbahaya terhadap manusia dan mencemari lingkungan. Tumpahan bahan kimia harus segera dilokalisir agar tidak masuk ke saluran air serta mencoba kemungkinan bahan kimia dapat digunakan ulang. Keadaan darurat berupa tumpahan bahan kimia ini mungkin timbul di area yang terdapat banyak bahan-bahan kimia seperti di area produksi, gudang, laboratorium dan engineering. Prosedur jika ada tumpahan bahan kimia adalah sebagai berikut: i. Hentikan pekerjaan dan segera ambil peralatan darurat lap majun / pasir untuk menghentikan penyebaran tumpahan ii. Jika tumpahan meluas dan tidak dapat dibersihkan dengan lap, segera beri pasir atau serbuk kayu untuk menyerap tumpahan dan mencegah penyebaran meluas. Pastikan pasir / serbuk kayu sudah menutupi semua area tumpahan iii. Periksa dan pastikan tumpahan tidak menuju ke saluran air iv. Segera laporkan kepada Kepala Bagian atau Pengawas yang ada v. Pasir / serbuk kayu yang sudah menyerap tumpahan dibersihkan dengan sapu dan sekop lalu dibuang di tempat sampah B3. vi. Pastikan personel menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama proses membersihkan. vii. Sisa tumpahan yang ada dibersihkan dengan lap viii. Jika diperlukan gunakan air untuk menetralisir sisa tumpahan, namun jangan dibuang kesaluran air, buang ke tempat limbah B3 ix. Untuk penanganan korban tumpahan, mengacu pada MSDS (Material Safety Data Sheet) b. Banjir Keadaan Darurat Pabrik Tingkat-I : i. Saat curah hujan lebih tinggi dari kondisi normal atau rata-rata, maka satpam memantau level air di saluran depan pabrik. Satpam juga melakukan patroli untuk memeriksa apakah ada saluran air hujan dalam pabrik yang meluap. ii. Jika level air / volume air di selokan depan masih normal satpam menginformasikan ke Sie Lingkungan & K3 pesawat 222/223 dalam keadaan aman. iii. Jika level air hujan di saluran sudah semakin tinggi, maka satpam menginformasikan ke Sie LK3 pesawat 222/223 dan penanggungjawab 50

60 masing-masing unit untuk menutup pintu gudang dan pasang karung-karung pasir disetiap pintu unit masing-masing: kantor, plant-plant produksi, gudang material, gudang jadi & hartek agar air tidak meluap ke dalam atau masuk ke plant-plant. Keadaan Darurat Pabrik Tingkat-II: i. Sie Hartek melakukan pemutusan aliran listrik terhadap peralatan dan mesin-mesin yang dapat menyebabkan kerusakan karena hubungan arus pendek. ii. Satpam menutup pintu anti banjir di depan Pos I & II, pintu-pintu air di selokan agar air tidak dapat masuk ke area pabrik. iii. Satpam / Petugas Pompa menyalakan Pompa Emergency di Rumah Pompa Emergency agar air hujan yang masuk area pabrik dapat dikeluarkan melalui Pompa Emergency ke luar area Pabrik. iv. Satpam / Petugas LK3 menyalakan pompa emergency di area depan kantor jika air selokan sudah masuk ke area pabrik untuk dipompa keluar area pabrik. v. Jika air banjir tidak dapat dibendung maka satpam membunyikan Alarm Tanggap Darurat dan semua karyawan agar segera melakukan evakuasi yang dipimpin oleh Kabag masing-masing menuju ke tempat berkumpul (Assembly Point) untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. vi. Apabila keadaan sudah aman maka satpam membunyikan sirene terputusputus tiga kali selama satu menit menandakan keadaan darurat telah selesai, dan telah dinyatakan aman oleh ketua team keadaan darurat. c. Kebakaran dan Ledakan Kebakaran dan ledakan dapat menyebabkan bahan kimia tumpah, tercecer, dan mencemari lingkungan. Kebakaran dan ledakan juga menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari asap yang ditimbulkan. Selain itu, kebakaran dan ledakan juga menyebabkan rusaknya peralatan, material, produk, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu, apabila terjadi kebakaran harus segera ditangani dan diminimalkan dampaknya dengan segera. Berikut merupakan prosedur jika terjadi kebakaran dan ledakan di area pabrik: i. Jika ditemukan api, hubungi pos satpam di pesawat 915 / 916 atau seksi LK3 pesawat

61 ii. Satpam bunyikan bel tanda bahaya 2 kali dan pengumuman melalui megaphone sebagai tanda agar tim pemadam menuju lokasi kebakaran. iii. Tim pemadam api segera mengambil pemadam untuk memadamkan api. iv. Sedangkan penanggung jawab area melakukan pembasahan dengan semprotan atau karung goni basah untuk mencegah api meluas. v. Jika api tidak dapat dikuasai maka: Alarm berbunyi secara terus-menerus dan semua orang harus meninggalkan kantor dan gedung lainnya mengikuti petunjuk arah jalur evakuasi untuk menuju tempat aman yang disediakan di tempat berkumpul yang telah ditentukan yaitu di depan halaman luar Pabrik sebelah barat. Tiap kepala bagian harus menghitung anggotanya masing-masing untuk memastikan tidak ada anggotanya yang tertinggal di dalam ruangan. Tim darurat / emergency bertindak sebagai koordinator pengendalian keadaan darurat / emergency untuk pengendalian keadaan darurat atau tempat kejadian. Anggota satpam segera membuka pintu darurat segera menghubungi PMK PT. PETROKIMIA GRESIK di telp 1222 / 2222 dan menuju tempat kejadian untuk menutup daerah kejadian serta mengabsensi / mendaftar penghuni dari daerah kejadian. Kabag Engineering membuka pintu air selokan yang langsung menuju ke interseptor dan menutup pintu air selokan yang menuju ke badan air. Tujuannya untuk melokalisir bahan kimia cair yang tumpah ke selokan selama terjadi kebakaran dan ledakan. Interseptor juga berfungsi sebagai penampungan (secondary containment) di saat kondisi darurat sehingga bahan kimia tidak mencemari badan air. Apabila sirene berbunyi terputus-putus tiga kali selama satu menit ini menandakan keadaan darurat telah selesai, dan telah dinyatakan aman oleh ketua tim keadaan darurat. d. Huru-Hara di Area Pabrik Anarki merupakan bentuk pelanggaran hukum yang membahayakan keamanan dan mengganggu ketertiban umum masyarakat sehingga perlu dilakukan penindakan secara tepat dan tegas dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Agar anarki dapat ditangani secara cepat dan tetap untuk mengeliminir dampak yang lebih luas, perlu disusun prosedur tetap untuk dijadikan pedoman seluruh pegawai. Berikut merupakan prosedur tersebut: 52

62 i. Apabila pelaku melakukan anarki, maka segera dilakukan tindakan peringatan secara lisan agar menghentikan tindakan pelaku tersebut kemudian melaporkannya pada pimpinan. ii. Satpam bertugas untuk melakukan tindakan pengamanan di tempat kejadian perkara. iii. Melakukan koordinasi dengan keamanan PT. Petrokimia Gresik apabila pelaku melakukan tindakan anarkis. iv. Apabila kerusuhan semakin meningkat dan tidak bisa dikendalikan, satpam segera melaporkan kepada pihak kepolisian terdekat / Polres. v. Satpam / pihak kepolisian mengamankan pelaku huru-hara yang melakukan tindakan anarkis dan dimintai keterangan. vi. Setelah dinyatakan aman oleh pihak keamanan, maka pihak keamanan melaporkan keatasan langsung bahwa situasi aman dan konduktif Identifikasi Job Safety Analysis Setiap kegiatan kerja di PT. Petrokimia Kayaku membutuhkan ijin kerja. Sebelum ijin kerja diberikan, petugas K3 terlebih dahulu memeriksa kondisi lingkungan kerja untuk memastikan resiko bahaya sesuai identifikasi potensi bahaya K3 dalam rencana K3 yang dibuat dan sudah dilakukan upaya pengamananannya seperti APD (alat pelindung diri), rambu-rambu, sarana pengaman, dan lain-lain. Selain itu perlu juga memastikan tempat kerja benar-benar aman. Dalam pengajuan surat ijin kerja diperlukan JSA / Job Safety Analysis. Job Safety Analysis ini memiliki fungsi untuk mengidentifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. Contoh tabel Job Safety Analysis PT. Petrokimia Kayaku dapat dilihat pada lampiran 4. 53

63 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan a. Penerapan office and plant safety pada PT. Petrokimia Kayaku dilakukan untuk melindungi dan menjamin keselamatan setiap karyawan agar dapat menjalankan aktivitas dengan efektif dan efisien. b. Kecelakaan ringan yang umum terjadi adalah tergelincir serta jatuh di area kerja yang disebabkan karena penghalang seperti kabel-kabel yang tidak disusun secara teratur. Selain itu, terminal yang digunakan secara bertumpuk dapat menyebabkan terjadinya konslet dan design furniture kantor yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja. c. Terdapat beberapa macam hazard pada PT. Petrokimia Kayaku antara lain chemical hazard seperti gas / bau-bauan / debu yang ada di sekitar area kerja. Physical hazard seperti suara bising akibat dari aktivitas produksi pada tiap plant. Biological hazard seperti sampah-sampah yang ditumpuk dan tidak langsung diolah, electrical hazard seperti misalnya bahaya yang ditimbulkan akibat alat listrik, mechanical hazard seperti penggunaan lift / pintu yang menjepit bagian tubuh karyawan, dan psychological hazard seperti tingkat kebosanan yang dirasakan oleh tiap karyawan PT. Petrokimia Kayaku. d. Untuk penanganan emergency dilakukan pelatihan kebakaran, pengaturan lama waktu beraktivitas di area pabrik yang disebabkan karena lingkungan pekerjaan yang banyak mengandung racun, menggunakan papan tanda peringatan, dan menyediaka ruang kesehatan. e. Perlakuan khusus pada tubuh yaitu berupa penggunaan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk pekerja pabrik agar menghindari racun yang dapat menyerap ke pori-pori kulit. Selain itu, tiap plant disediakan wastafel untuk mencuci wajah / mata yang terkena bahan kimia, dan tiap pekerja plant menggunakan helm untuk keamanan. f. Tabel yang digunakan untuk melakukan risk analysis pada PT. Petrokimia Kayaku adalah tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan. g. Pengolahan limbah pada PT. Petrokimia Kayaku dilakukan berdasarkan jenis limbah yaitu limbah B3 atau limbah non-b3. h. Pihak ketiga yang mengolah limbah B3 adalah perusahaan PT. PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri). 54

64 5.2. Saran a. Sebaiknya dilakukan briefing rutin berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja khususnya bagi para pekerja pabrik yang berinteraksi secara langsung dengan aktivitas produksi. b. Mempertegas penggunaan APD (alat pelindung diri) khususnya bagi para pekerja pabrik yang berinteraksi secara langsung dengan aktivitas produksi dan menjelaskan akibat-akibat yang dapat terjadi apabila meremehkan penggunaan APD (alat pelindung diri). 55

65 LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikasi PT. Petrokimia Kayaku Gresik 56

66 NO AKTIVITAS/ ALAT/ MATERIAL Kondisi R/NR/E *) PT. PETROKIMIA KAYAKU IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RESIKO AREA.. Resiko Awal Resiko Sisa Probab ility Severit y POTENSI BAHAYA RESIKO Legal **) Nilai KONTROL AWAL Probab ility Severit y Ya/ tdk a b axb a b axb Disusun Oleh, Disetujui Oleh, **) Angka pada kolom legal menunjukkan Rutin : R nomor urut pada Daftar Peraturan Perundangan NR : Non Rutin Nilai E : Emergency/Darurat Bisa Diterima Status Tdk Bisa Diterima Di bawah Di atas 9 Tanggal : Revisi No : KONTROL TAMBAHAN Lampiran 2. Tabel Identifikasi & Peniliaian Aspek & Dampak Lingkungan. 57

67 Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report 58

68 Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (2) 59

69 Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (3) 60

70 Lampiran 3. Contoh Dokumen Analytical Report (4) 61

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

F. Pengendalian Kimiawi

F. Pengendalian Kimiawi PENGENDALIAN HAMA F. Pengendalian Kimiawi Yaitu penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama agar hama tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman yang diusahakan. Kelebihannya : 1. Cepat menurunkan populasi

Lebih terperinci

BEBERAPA PRODUK BARU INSEKTISIDA UNTUK ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN TANAMAN PERKEBUNAN

BEBERAPA PRODUK BARU INSEKTISIDA UNTUK ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN TANAMAN PERKEBUNAN BEBERAPA PRODUK BARU INSEKTISIDA UNTUK ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN TANAMAN PERKEBUNAN M.Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tulisan ini akan memaparkan beberapa

Lebih terperinci

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian 1014121192 LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing. Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu

Lebih terperinci

Ametrin Bendiokarb Beta siflutrin. Abamektin Bifentrin 2,4 D, diazinon. Alfa sipermetrin BPMC Deltametrin. Dimetoat DEET Dimetomorf

Ametrin Bendiokarb Beta siflutrin. Abamektin Bifentrin 2,4 D, diazinon. Alfa sipermetrin BPMC Deltametrin. Dimetoat DEET Dimetomorf Profil Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman merupakan institusi pelayanan publik yang memberikan jasa pelayanan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan residu pestisida.

Lebih terperinci

PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PESTISIDA Pestisida asal kata dari pesticide (pest = hama dan penyakit; cide = membunuh) Jadi pestisida = bahan untuk membunuh hama dan penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi. Dalam jumlahnya serangga melebihi jumlah semua hewan melata yang ada baik di darat maupun di air, dan keberadaannya

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 3. Polusi Tanah Polusi tanah banyak diakibatkan

Lebih terperinci

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah Pembuatan Pupuk Organik Samijan BPTP Jawa Tengah Peranan Pentingnya Pupuk Organik Meningkatkan dan memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah Mengurangi pencemaran lingkungan Dapat digunakan

Lebih terperinci

1.1.2 VISI DAN MISI PT. PETROKIMIA KAYAKU

1.1.2 VISI DAN MISI PT. PETROKIMIA KAYAKU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah berdirinya perusahaan PT. Petrokimia Kayaku Gresik didirikan pada tangaal 18 Februari 1976 dihadapan Notaris Sri Soeteng Soe Abdoel Sjokoer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROSIDA GRESIK GRESIK

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROSIDA GRESIK GRESIK LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PETROSIDA GRESIK GRESIK Disusun oleh : Nama : Jeferi Kristajaya NRP : 5303013019 Nama : Yohanna Olivia Kartiko NRP : 5303013034 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit yang

Lebih terperinci

Pembuatan Pestisida Nabati

Pembuatan Pestisida Nabati Pestisida Nabati Pembuatan Pestisida Nabati Pestisida yg bahan dasarnya dari tumbuhan Bukan utk meninggalkan pestisida buatan melainkan sbg alternatif menghindarkan ketergantungan & meminimalisir pestisida

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Lahan pertanian yang dijadikan objek penelitian berlokasi di daerah lahan pertanian DAS Citarum Hulu, Desa Sukapura, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Bandung dan sebagai

Lebih terperinci

DAMPAK SOSIAL PENGGUNAAN PESTISIDA BAGI PETANI Persfektif Sosiologi Pedesaan. Mansur

DAMPAK SOSIAL PENGGUNAAN PESTISIDA BAGI PETANI Persfektif Sosiologi Pedesaan. Mansur DAMPAK SOSIAL PENGGUNAAN PESTISIDA BAGI PETANI Persfektif Sosiologi Pedesaan Mansur Abstrak: Tulisan ini menitik beratkan kajiannya pada dampak penggunaan pestisida bagi petani dampak sosial sebagai efek

Lebih terperinci

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Penyusun E. Sutisna Noor Penyunting Arif Musaddad Ilustrasi T. Nizam Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

www.pandawaputraindonesia.com Bio-Triko atau Trichoderma spp. Merupakan Bakteri antagonis dan Plant Growth Enhancer ( ZPT - Pemacu Pertumbuhan dan Meningkatkan Kuantitas atau Kualitas SASARAN PENYAKIT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting dibanding dengan jenis sayuran lainnya. Cabai tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Dengan demikian pembangunan sektor pertanian khususnya

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Dengan demikian pembangunan sektor pertanian khususnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi daya saing komparatif dengan negara-negara lain. Daya saing tersebut khususnya pada sektor

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL

EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA Disusun oleh: Muchamad Firdaus T 32411607 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b) BAB I PENGANTAR Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO Hariyono Rakhmad 1) dan Triono Bambang Irawan 2) 1)Jurusan Teknologi Informasi, 2) Jurusan Produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan rumah

Lebih terperinci

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman.

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Kubis / Chinese Cabbage / Brokoli / kembang kol 10-15 hari setelah tanam : 30-40 ml Hijau Subur / 16 L air setiap 10 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Hentikan penyemprotan pada tahap pembungaan / bola

Lebih terperinci

HAND OUT DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGR40) SUB POKOK BAHASAN : PENGENDALIAN HAMA Oleh : Dian Astriani

HAND OUT DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGR40) SUB POKOK BAHASAN : PENGENDALIAN HAMA Oleh : Dian Astriani HAND OUT DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGR40) SUB POKOK BAHASAN : PENGENDALIAN HAMA Oleh : Dian Astriani Pengendalian hama dilakukan untuk mengatasi serangan hama pada tanaman agar tidak mencapai aras

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

DOSIS RENDAH, HASIL LEBIH BAIK

DOSIS RENDAH, HASIL LEBIH BAIK DOSIS RENDAH, HASIL LEBIH BAIK SPEEDUP 480 SL merupakan herbisida purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk larutan yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun sempit, berdaun lebar

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

Resistensi OPT terhadap Pestisida

Resistensi OPT terhadap Pestisida Resistensi OPT terhadap Pestisida Kelebihan Pestisida Untuk menghindari dampak negatif pestisida maka dalam penggunaannya harus didasarkan pada prinsip-prinsip : 1. Pestisida digunakan bila populasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan zat sisa yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berguna, tetapi

Lebih terperinci

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Prospek pengembangan pestisida nabati masih sangat menjanjikan, banyak hal yang bisa dihematdengan menggantikan pestisida sintesis dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan 1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP Pendahuluan Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMPROTAN PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TEKNIK PENYEMPROTAN PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TEKNIK PENYEMPROTAN PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BAGAIMANA MENGGUNAKAN PESTISIDA BERDASARKAN KONSEPSI PHT Tepat 1.Tepat sasaran Yang dimaksud dengan tepat sasaran ialah pestisida

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN, PENYALURAN DAN PENETAPAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK KEBUTUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang

Lebih terperinci

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat

Lebih terperinci

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT: Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 RAHASIA SPDT15-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor: ULP/POKJA.01.a/AKABI/IV/2013 Tanggal: 16 April 2013

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor: ULP/POKJA.01.a/AKABI/IV/2013 Tanggal: 16 April 2013 ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor: ULP/POKJA.01.a/AKABI/IV/2013 Tanggal: 16 April 2013 untuk PENGADAAN BANTUAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI KEGIATAN PERLUASAN AREAL TANAM BARU (PATB) TAHUN 2013 Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kondisi pertanian Indonesia saat ini dengan harga pestisida tinggi, menyebabkan bahwa usaha tani menjadi tidak menguntungkan sehingga pendapatan tidak layak. Kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, pertama kali ada di Indonesia sebagai tanaman koleksi yang ditanam

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK ABRIANI FENSIONITA. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu tanaman pangan indonesia. Di indonesia ada beberapa tanaman pangan yang dikonsumsi rakyat sebagian berasal dari beberapa jenis padi, ubi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi atau beras merupakan komoditas strategis dan sumber pangan utama untuk rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1960 sampai sekarang selalu berupaya

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TANAH BUMBU

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 RAHASIA SPDT14-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota

Lebih terperinci

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KOTA TEBING

Lebih terperinci

Perubahan zat. Perubahan zat

Perubahan zat. Perubahan zat Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan pertanian merupakan salah satu masalah lingkungan yang telah ada sejak berdirinya konsep Revolusi Hijau. Bahan kimia

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun kebutuhan kedelai nasional selalu meningkat disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk disamping berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Penggunaan pestisida pada usaha pertanian khususnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) di Indonesia merupakan tanaman pangan terpenting karena lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang dihasilkan tanaman

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN : KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada

Lebih terperinci

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk AgroinovasI FLORA RAWA PENGENDALI HAMA SERANGGA RAMAH LINGKUNGAN Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk mengendalikan hama serangga karena hasilnya cepat terlihat dan mudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang hijau adalah tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan

Lebih terperinci