DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK"

Transkripsi

1 DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh: Djem Bangun Mulya & Iin Indriyani Prodi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan wadah kegiatan peserta didik di sekolah bersama dengan jalur pembinaan lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan/peserta didik. Penelitian ini berkisar seputar kegiatan OSIS dan dampaknya terhadap kemandirian dan tanggung jawab sosial peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program yang dikembangkan OSIS terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek; keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari partisipasinya dalam mengikuti kegiatan OSIS pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi dan mereka dapat mengatasi sendiri hambatan dalam belajarnya; dan tanggung jawab sosial peserta didik juga sangat tinggi, hal ini dibuktikan dari keikutsertaannya dalam kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan. Kata kunci: keaktifan dalam OSIS, kemandirian belajar, tanggung jawab sosial Pendahuluan Pada dasarnya, pendidikan formal tidak hanya menekankan kepada pengembangan ranah kognitif peserta didik, melainkan juga pengembangan ranah afeksi dan keterampilan secara utuh yang akan mempengaruhi dirinya dalam menunaikan kemandirian sebagai peserta didik dan tanggung jawab sosialnya. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam kegiatan organisasi sekolah. OSIS merupakan wadah organisasi peserta didik di sekolah dan berperan sebagai wahana untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Setiap organisasi memiliki karakteristik. Abdulsyani (2012: 117) menyatakan bahwa ada enam karakteristik yang harus dimiliki organisasi, diantaranya : 1. Rumusan dan batas-batas operasional organisasi jelas. Artinya dalam organisasi terdapat tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kepentingan bersama. 2. Memiliki identitas yang jelas. Orga nisasi pada umumnya selalu mempunyai identitas yang jelas, biasanya bersifat kolektif dan disesuaikan dengan unsur unsur informasi mengenai organisasi, tujuan khusus dari pembentukan organisasi, tempat organisasi, dan sebagainya. 3. Formal membership, status dan role. organisasi menetapkan para anggotanya secara formal. Penjabaran tugas biasanya secara tertulis dan terperinci untuk menghindari tugas dan tanggung jawab yang tumpang tindi ( overlapping) 63

2 4. Bersifat relatif langgeng organisasi berlaku cukup lama dan biasanya ditetapkan masamasa berlakunya 5. Adanya daftar anggota. Keanggotaan dari organisasi biasanya tercatat secara jelas 6. Adanya program kerja. Organisasi pada umumnya selalu mempunyai program kerja dalam rangka mencapai tujuannya. Pasal 4 ayat (2) Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan menjelaskan bahwa OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain. Tujuan pembinaan tersebut antara lain : mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu (bakat, minat, dan kreativitas), mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat, dan menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Keaktifan dalam OSIS diharapkan berdampak positif terhadap kepribadian peserta didik karena dalam OSIS terdapat banyak kegiatan yang akan dilakukan, baik rutin maupun insidental untuk merealisasikan tujuan pembinaan peserta didik seperti di atas. Kegiatan tersebut juga dilaksanakan dengan tujuan melatih sikap dan mental peserta didik agar mempunyai tanggung jawab yang tinggi, baik tanggung jawab yang bersifat pribadi sebagai peserta didik maupun tanggung jawab yang bersifat sosial. Selain itu, keaktifan peserta didik dalam OSIS akan menumbuhkan kemandirian belajar karena semakin peserta didik aktif dalam organisasi, waktu yang digunakan untuk belajar semakin berkurang. Untuk itu, peserta didik harus memiliki kemandirian belajar untuk mengatasi keterbatasan waktu belajarnya. Kemandirian belajar merupakan kemampuan peserta didik dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa bergantung pada orang lain. Dalam hal ini, peserta didik mampu belajar sendiri, dapat menetukan belajar yang efektif dan mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri. Selain itu, kemandirian belajar juga akan membentuk sikap peserta didik yang mengarah pada kesadaran belajar sendiri atau belajar mandiri tanpa banyak pengaruh dari orang lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brookfield dalam Yamin (2011: 107) bahwa belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan peserta didik secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya. Sardiman dalam Achmad (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar meliputi: a. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan c. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan d. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar f. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain. Selain kemandirian belajar, aktifitas OSIS juga berdampak terhadap tanggung jawab sosial (social responsibility) peserta didik, yaitu kewajiban individu untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas ( Tanggung jawab sosial tersebut dapat bermakna sebagai kemampuan manusia dalam berkehidupan bermasyarakat. Peserta didik selain sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial harus dibiasakan 64

3 bertanggung jawab atas dirinya dan lingkungannya karena dalam kegiatan sehari-hari peserta didik melakukan interaksi dengan masyarakat sekitarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sedangkan sosial adalah yang menyangkut masyarakat. Tanggung jawab di dalam kehidupan sosial diistilahkan dengan tanggung jawab sosial dan secara sederhana mengandung makna adanya suatu keharusan bagi manusia untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tuntutan keharusan tersebut biasanya diikat dan diatur dalam bentuk nilai-nilai atau norma yang berlaku di dalam kehidupan kelompok yang bersangkutan. Menurut Simorangkir dalam Anih ( 2005: 155) : bahwa tanggung jawab sosial berarti memelihara dengan baik sesuatu di sekeliling kita serta kesediaan untuk melakukan adanya kesadaran akan akibatnya bagi orang lain dan masyarakat serta tindakan yang diwujudkan akan selalu disadari oleh rasa kasih sayang dan saling menghormati, saling menghargai, saling memahami, dan saling memiliki. Adapun yang menjadi indikator tanggung jawab sosial dalam penelitian ini yaitu tanggung jawab sosial peserta didik di lingkungan sekolah, yaitu : 1. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan yang bersifat kemanusiaan, seperti : mengadakan bakti sosial atau penggalangan dana. 2. Peduli dengan lingkungan sosial, terutama di sekolah yaitu terhadap guru, staf Tata Usaha dan teman-temannya secara harmonis. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 2 Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metoda penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan melalui tahap persiapan (orientasi), pelaksanaan (eksplorasi) dan tahap akhir (member chek). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang : program OSIS yang dikembangkan, keaktifan peserta didik dalam kegiatan OSIS, kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS, dan tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS. Hasil Data Lapangan 1. Program OSIS yang Dikembangkan di SMA PGRI 2 Kota Bandung Program OSIS yang dikembangkan di SMA PGRI 2 Kota Bandung terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek. Program jangka panjang yang dikembangkan adalah : memperingati hari besar agama, mengikuti lomba di luar sekolah, mengadakan bazar di sekolah, dan mengadakan bakti sosial. Sedangkan program jangka pendek yang dikembangkan disesuaikan dengan program kerja pengurus OSIS pada periode berjalan, antara lain : menertibkan peserta didik ketika upacara bendera setiap hari Senin, mengadakan lomba di lingkungan sekolah, memperingati hari besar nasional. Program OSIS yang dikembangkan lebih dititik beratkan pada kreatifitas peserta didik dan lebih memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengeluarkan ide- ide yang mereka miliki sehingga peserta didik terus berinovasi untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah bakat dan minat mereka. Hal tersebut sesuai dengan visi OSIS SMA PGRI 2 Bandung yaitu menjadikan organisasi siswa intra sekolah yang dapat mencetak peserta didik yang mandiri dan kreatif. Ide-ide yang dikemukakan peserta didik mengenai suatu kegiatan akan ditampung oleh pengurus OSIS yang selanjutnya dirumuskan dalam rapat pleno pengurus dan dimasukkan ke dalam program kerja seksi bidang tertentu. Dalam hal ini ada 10 seksi bidang (sekbid) di mana setiap sekbid memiliki program kerja masing masing yang telah dirumuskan bersama pembina dan ketua OSIS. Kesepuluh seksi bidang tersebut beserta program kerjanya adalah : 65

4 a. Seksi Bidang Keagamaan : (a) memperingati hari-hari besar Islam (maulid nabi, isra mi raj nabi Muhammad, perayaan 1 Muharram; (b) mengadakan infaq Jum at bagi seluruh peserta didik; (c) mengadakan pesantren kilat pada bulan Ramadhan yang diikuti oleh semua peserta didik; (d) mengadakan halalbihalal yang diikuti oleh seluruh peserta didik, guru-guru dan staf tata usaha; (e) mengadakan keputrian pada hari jum at bagi peserta didik perempuan dan shalat Jum at berjama ah bagi peserta didik laki-laki; dan mengadakan belajar mengaji bagi peserta didik yang belum lancar membaca Al-Quran. b. Seksi Bidang Kedisiplinan : (a) pemeriksaan atribut pada saat upacara; dan (b) menertibkan barisan peserta didik ketika upacara bendera. c. Seksi Bidang Wawasan Bela Negara dan Nasionalisme : memperingati hari-hari besar nasional (hari guru, hari kemerdekaan, hari pahlawan) d. Seksi Bidang Olahraga dan Kesenian : (a) mengadakan PORAK (pekan olahraga antar kelas) yang dilaksanakan 6 bulan sekali; dan (b) mengadakan PENSI (pentas seni) yang dilaksanakan menjelang liburan semester. e. Seksi Bidang Kepemimpinan dan Karakter Bangsa : (a) mengadakan latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) yang dilaksanakan untuk peserta didik yang aktif dalam OSIS; dan (b) mengadakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru yang bertujuan untuk lebih mengenal almamater sekolahnya f. Seksi Bidang Kewirausahaan : (a) mengadakan bazar di lingkungan sekolah SMA PGRI 2 Kota Bandung; dan (b) meningkatkan dan mengaktifkan koperasi siswa (KOPSIS) yang menyediakan kebutuhan peserta didik. g. Seksi Bidang Kesehatan : (a) pengadaan UKS; dan (b) mengadakan lomba kebersihan antar kelas. h. Seksi Bidang Kebudayaan dan Sastra : (a) mengadakan PENSI (pentas seni) modern dan tradisional. Pentas seni modern meliputi : band dan dance sedangkan pentas seni tradisional meliputi : jaipong, drama Sunda, musik tradisonal Sunda; (b) mengadakan pekan bahasa; dan (c) menyemarakkan majalah dinding (mading) sekolah. i. Seksi Bidang Teknologi dan Informasi : (a) pembuatan website OSIS SMA PGRI 2 Kota Bandung; dan (b) mengadakan gotong-royong membersihkan laboratorium komputer j. Seksi Bidang Bahasa Inggris : mengadakan lomba pidato antar kelas, cerpen bahasa Inggris dan mading bahasa Inggris. Selain program kerja yang dilaksanakan untuk anggota OSIS, pihak sekolah juga mempunyai program khusus bagi para pengurus yaitu LDKO (latihan dasar kepemimpinan OSIS) yang dilaksanakan setelah pemilihan pengurus dan sekaligus pelantikan pengurus OSIS yang baru. Dalam LDKO tersebut ada beberapa kegiatan yang harus diikuti pengurus yaitu: mentoring keorganisasian dan pemberian materi yang disampaikan oleh pembina OSIS, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, guru BK dan wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana. Materi yang disampaikan meliputi: materi kepemimpinan, materi motivasi dan cara mengatur waktu. Tujuan diadakannya LDKO tersebut yaitu menjadikan pengurus OSIS memiliki jiwa kepemimpinan dan pandai mengelola waktu. Selain LDKO ada juga program khusus dari dinas pendidikan untuk ketua OSIS yaitu LKS (latihan kepemimpinan siswa) se-kota Bandung yang diadakan di Rindam III Siliwangi. Dalam program kerja OSIS terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dan insidentil. Kegiatan rutin meliputi kegiatan mingguan, semesteran, dan tahunan. Program mingguan meliputi lomba kebersihan antar kelas dilaksanakan 2 minggu sekali, infaq Jumat, shalat jumatan berjama ah, tadarus Al Quran dan keputrian setiap hari Jumat, lomba sikap diam setiap upacara; program semesteran meliputi pekan olah raga antar kelas (PORAK) dan pentas seni (Pensi) setiap semester, sedangkan program rutin tahunan meliputi perayaan hari besar nasional dan hari besar Islam. 66

5 Kegiatan yang bersifat insidentil yaitu kegiatan yang hanya sewaktu-waktu, seperti lomba-lomba eksternal maupun lomba internal. Lomba eksternal meliputi: lomba sikap diam se-kota Bandung, lomba Paskibra, dan lomba keterampilan baris-berbaris (LKBB). Sedangkan lomba internal meliputi: lomba sikap diam ketika upacara dan lomba kesenian Sunda serta PERSAMI (perkemahan Sabtu Minggu) 2. Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan OSIS Jenis keaktifan yang dilaksanakan peserta didik dalam OSIS di antaranya: a. Berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi b. Mengikuti rapat yang diselenggarakan rutin setiap seminggu sekali, setiap hari Selasa. c. Memberikan sumbangsih pemikiran pada saat rapat rutin OSIS. d. Mengikuti ekstrakurikuler yang diadakan setiap hari Sabtu. Keaktifan peserta didik dalam OSIS terkadang dapat mengganggu pelajaran tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat peserta didik untuk aktif berorganisasi. Peserta didik menyatakan bahwa aktif dalam OSIS ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positif meliputi: banyak pengalaman, menambah pengetahuan dan wawasan, melatih kepercayaan diri, menambah teman, mempererat hubungan dengan guru maupun dengan kakak kelas. Dampak negatifnya antara lain: berkurangnya waktu istirahat, mengganggu waktu belajar, ketinggalan materi yang diajarkan. Untuk menanggulangi dampak negatif dari keaktifan dalam OSIS tersebut, peserta didik mengatur waktu antara belajar dan berorganisasi secara berimbang. Namun, apabila belajar dengan kegiatan organisasi bentrok, maka peserta didik membuat prioritas dengan mendahulukan yang terpenting yang tidak bisa ditunda. 3. Kemandirian Belajar Peserta Didik yang Aktif Dalam Kegiatan OSIS Peserta didik yang aktif dalam OSIS memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Hal tersebut terlihat pada saat pergantian pelajaran, peserta didik tersebut menyiapkan bahanbahan pelajaran sesuai jadwal dan tidak keluar kelas, melakukan aktifitas belajar seperti: membaca, mencatat, dan merangkum materi ketika waktu luang. Peserta didik selalu membuat perencanaan belajar sebelum kegiatan OSIS dilaksanakan, biasanya belajar kelompok dengan teman sekelas sehingga apabila tidak mengikuti pembelajaran karena ada kegiatan OSIS tidak terlalu sulit bagi peserta didik untuk mengejar materi yang tertinggal. Selain itu, peserta OSIS juga mendapat bimbingan dari pembina OSIS dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan tentang cara mengatur waktu antara belajar dengan berorganisasi sehingga meskipun mereka aktif berorganisasi tidak mengabaikan tugas mereka sebagai pelajar. Selain itu, peserta didik juga dapat mengatasi masalah dalam belajarnya sendiri. Ada berbagai cara yang peserta didik lakukan untuk mengejar materi yang ketinggalan, di antaranya sebagai berikut: menanyakan pada teman sekelas, menanyakan langsung pada guru bidang studi, mengakses internet, dan meminjam buku ke perpustakaan. Di samping itu, peserta didik juga tidak membuang waktu luang begitu saja, mereka memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan teman tentang materi yang belum dimengerti. 4. Tanggung Jawab Sosial Peserta Didik Didik yang Aktif Dalam Kegiatan OSIS Dalam kehidupan sehari-hari peserta didik berinteraksi dengan teman, guru, tata usaha, petugas sekolah dan masyarakat. Peserta didik yang aktif dalam OSIS memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi karena dalam OSIS ditanamkan sikap tanggung jawab melalui kegiatan yang dilaksanakan. Tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam OSIS terlihat dari keikutsertaannya dalam kegiatan yang bersifat sosial dan bersifat kemanusiaan, seperti bakti sosial. Kegiatan sosial yang mereka ikuti yaitu bakti sosial di Panti Asuhan Tunas Melati, yaitu membagikan sembako dan uang kepada anak yatim 67

6 piatu. Selain bakti sosial ada juga kegiatan lain yaitu pengadaan uang kencleng yang dilakukan rutin setiap hari Jumat. Uang tersebut digunakan untuk kegiatan sosial seperti: menjenguk teman yang sakit dan menyantuni warga sekolah yang terkena musibah. Kegiatan sosial lain yang diikuti yaitu berpartisipasi membagikan daging kurban ke masyarakat. Hal tersebut mereka lakukan karena dorongan dari dalam diri dan dalam OSIS diajarkan kepedulian terhadap sesama sebagai bentuk tanggung jawab sosial, baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan yaitu terlibat langsung dari proses perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan tahap akhir kegiatan yaitu evaluasi. Selain itu, wujud dari rasa tanggung jawab sosial peserta didik yaitu berpartisipasi terhadap lingkungan sosial seperti menjaga keamanan, ketertiban dan kekeluargaan di sekolah. Cara yang mereka lakukan untuk menjaga lingkungan sosial di sekolah diantaranya: a. Memberikan contoh yang baik kepada orang terdekat dengan cara mentaati tata tertib sekolah dan tidak melanggar peraturan sekolah, sehingga teman terdekat juga akan melakukan hal yang sama. b. Saling menghargai dengan sesama teman, guru, petugas dan warga sekolah. c. Menjalin silaturahmi dengan guru, adik kelas maupun kakak kelas untuk mempererat kekeluargaan dan menjalin komunikasi yang baik. d. Menegur apabila ada teman yang melanggar ketertiban sekolah, sehingga teman akan menyadari dan tidak mengulangi kesalahannya. Selain itu, jika di sekolah atau di kelas terjadi keributan maka mereka berusaha melerai bahkan mereka tidak segan-segan menegur dan memperingatkan teman yang membuat keributan. Sejauh ini peserta didik yang aktif dalam OSIS dapat berkomunikasi dengan baik dengan teman maupun guru. Apabila terjadi konflik dengan guru atau teman maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mengklarifikasi masalah, setelah itu mereka meminta maaf atas kesalahannya sehingga konflik tersebut tidak berlarut-larut dan komunikasi dapat kembali berlangsung dengan baik. Pembahasan Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia yang di dalamnya terdapat interaksi antar individu untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pada hakekatnya, suatu organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan program kerja, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi dalam Suryosubroto (2009: 286) program kerja adalah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula OSIS yang merupakan organisasi di lingkungan sekolah, memiliki program kerja yang akan dilaksanakan. Menurut Wursanto (2005: 55) program kerja berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi dua yaitu: program jangka panjang dan program jangka pendek. Begitu pun di SMA PGRI 2 Bandung, OSIS melaksanakan program jangka panjang dan jangka pendek. Program kerja tersebut berasal dari ide dan kreatifitas peserta didik. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai visi OSIS yaitu mencetak peserta didik yang mandiri dan kreatif. Oleh karena program tersebut berasal dari peserta didik maka dalam pelaksanaannya pun mendapat dukungan penuh dari peserta didik, sehingga program kerja dapat berjalan lancar. Perumusan program kerja melibatkan beberapa pihak terkait seperti: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, pengurus OSIS, dan perwakilan kelas. Untuk itu, program kerja yang tersusun memiliki sifat-sifat khusus, diantaranya: a. Program kerja organisasi merupakan program kerja yang disepakati bersama seluruh anggota. b. Program kerja harus dapat menampung aspirasi kebutuhan anggota 68

7 c. Program kerja harus dapat diterima oleh semua pihak sehingga dalam pelaksanaannya akan memperoleh dukungan penuh baik dari anggota ataupun pembinanya d. Untuk mewujudkan program kerja sesuai dengan keinginan anggota, maka diperlukan keikutsertaan seluruh perwakilan kelas dalam menyusun program keja tersebut. Program kerja OSIS yang telah disusun dan disepakati bersama berlaku 1 tahun, untuk selanjutnya akan mengalami perubahan setelah pergantian pengurus OSIS yang baru. Selain itu, ada juga program kerja dari dinas pendidikan untuk pengurus OSIS seperti: LDKO dan LKS. Dalam program kerja berisi berbagai macam kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk selanjutnya, kegiatan tersebut dimasukkan ke dalam program kerja seksi bidang masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dibagi menjadi 2 macam kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.kegiatan rutin merupakan kegiatan yang sudah dijadwalkan terlebih dahulu dan bersifat rutin diadakan. Kegiatan rutin yang diadakan oleh OSIS di SMA PGRI 2 Kota Bandung yaitu terdiri dari kegiatan per minggu, per bulan dan per tahun. Sedangkan kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang sifatnya tidak rutin, hanya sesekali diadakan sesuai dengan aspirasi yang berkembang atau disebabkan adanya instruksi dari pihak sekolah. Kegiatan insidentil yang diadakan OSIS SMA PGRI 2 Kota Bandung berupa perlombaan dan seminar. Setiap organisasi, sekecil apapun lingkupnya, membutuhkan partisipasi atau keaktifan dari anggotanya. Demikian juga dengan OSIS, Organisasi ini juga membutuhkan keaktifan dari anggotanya yaitu peserta didik. Keaktifan peserta didik dapat terlihat dari partisipasi atau aktifitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan OSIS. Menurut Sanjaya (2007: 101) aktifitas tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Jadi aktifitas yang dilakukan dapat berupa sumbangan tenaga, waktu, dan pikiran sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Tahap perencanaan kegiatan dilakukan untuk merencanakan kegiatan agar berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, terdiri dari: penentuan kegiatan dan pembentukan panitia kegiatan. Tahap pelaksanaan merupakan tahap diselenggarakannya kegiatan yang telah disusun bersama. Sedangkan tahap evaluasi merupakan tahap penilaian kegiatan, terhadap kekurangan dan kelebihan kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat memperbaikinya pada kegiatan yang akan datang. Kegiatan peserta didik dalam OSIS adalah kegiatan yang merupakan seperangkat pengalaman belajar yang memiliki nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian. Karena keaktifan peserta didik dalam OSIS juga membawa dampak positif bagi peserta didik seperti: banyak pengalaman, menambah pengetahuan dan wawasan, melatih kepercayaan diri, menambah teman, memperat hubungan dengan guru maupun dengan kakak kelas. Selain dampak positif yang dirasakan peserta didik yang aktif dalam OSIS juga merasakan dampak negatif diantaranya: kurang waktu istirahat, mengganggu waktu belajar, ketinggalan materi yang diajarkan. Keberhasilan belajar peserta didik menjadi dambaan banyak pihak yaitu: peserta didik, guru, orang tua, sekolah, masyarakat bahkan negara. Namun, untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, diperlukan suatu proses untuk mencapainya. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik selama proses belajar berlangsung, adalah realitas yang tidak bisa dihindari. Proses belajar yang dilalui peserta didik menyebabkan perubahan dalam perilaku peserta didik. Pembentukan perilaku tersebut didapat dari pendidikan, pengalaman dan ketrampilan. Aspek terpenting yang harus dimiliki peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar yaitu kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan kondisi aktifitas belajar yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila peserta didik aktif mengendalikan sendiri segala sesuatu yang dikerjakan dan mengevaluasinya secara berkesinambungan. 69

8 Kemandirian belajar menuntut keaktifan pada saat sebelum, sedang, dan setelah proses pembelajaran dilakukan, apalagi bagi peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS. Pada saat sebelum proses pembelajaran, diperlukan persiapan diri dan persiapan tentang segala sesuatu yang dibutuhkan. Sebagai contoh, peserta didik harus melakukan pengecekan, apakah ada pekerjaan rumah, apakah sudah dikerjakan, dan persiapan apa yang diperlukan pada saat proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran, peserta didik melakukan penyiapan fisik dan mental, misalnya kesiapan untuk konsentrasi dalam hal : mendengarkan, mecatat, melihat, melakukan pembahasan, kerja sama dan diskusi. Sedangkan pada saat setelah pembelajaran di kelas, peserta didik melakukan evaluasi tentang apa yang akan dan harus dilakukan, terutama karena sebagian waktu mereka telah terpakai untuk kegiatan OSIS. Untuk menebus ketertinggalannya, peserta didik harus aktif menanyakan kepada guru atau teman sekelas atau meminjam buku catatan teman dan dipelajari pada waktu teman sekelas sudah pulang. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan ekstra yang sudah biasa dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kegiatan ganda. Di SMA PGRI 2 Kota Bandung, kegiatan ekstra yang dilakukan peserta didik yang aktif dalam OSIS adalah : a. Peserta didik membuat perencanaan belajar sebelum ada kegiatan OSIS. rencana belajar yang dibuat yaitu belajar dengan teman sekelas. b. Mencari sumber belajar sendiri baik dari buku, internet, maupun bertanya pada teman. c. Menggunakan waktu luang untuk berdiskusi dengan teman tentang materi yang belum dipahami Pada fitrahnya manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hal tersebut dapat menimbulkan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Adanya interaksi dalam kehidupan sehari hari dapat melahirkan tanggung jawab. Tanggung jawab yang pikul manusia terbagi menjadi 4 macam yaitu: 1. Tanggung jawab kepada Tuhan 2. Tanggung jawab kepada diri-sendiri 3. Tanggung jawab kepada masyarakat 4. Tanggung jawab kepada negara. Dari keempat tanggung jawab tersebut akan dibagi menjadi tanggung jawab yang bersifat pribadi dan tangggung jawab yang bersifat sosial. Tanggung jawab pribadi merupakan kewajiban untuk menanggung segala sesuatu atas dirinya sendiri. Sedangkan tanggung jawab sosial menekankan kewajiban untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas. Peserta didik yang aktif dalam OSIS di SMA PGRI 2 Kota Bandung menunjukkan tanggung jawab sosial yang cukup tinggi dengan sesama, bahkan dalam interaksi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas yang dilakukan peserta didik seperti sebagai berikut ini. a. Peserta didik mengikuti berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial ke masyarakat. b. Berpartisipasi dalam menjaga ketertiban, keamanan dan lingkungan sekolah c. Menjalin komunikasi dengan guru dan teman untuk mempererat silaturahmi. d. Mengklarifikasi masalah apabila terjadi komunikasi yang kurang baik dengan guru maupun teman. 70

9 Kesimpulan 1. Program OSIS yang dikembangkan di SMA PGRI 2 Kota Bandung terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek yang dimasukkan dalam program kerja masing-masing seksi bidang. Program kerja berasal dari aspirasi dan kreatifitas peserta didik yang dibangun atas kesepakatan bersama seluruh anggota dengan kesepakatan Pembina OSIS. 2. Keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan OSIS mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program di samping rutin mengikuti rapat mingguan, semesteran dan tahunan. Keaktifan tersebut memberikan dampak yang mengganggu waktu belajar. Namun demikian, ada dampak positifnya dalam membentuk sikap dan mental yang kuat, disiplin, dan menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik. 3. Kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi, karena mereka selalu berusaha untuk mengatasi masalah belajarnya sendiri dengan membuat perencanaan belajar, mencari sumber belajar dari buku, internet dan bertanya, serta menggunakan waktu luang untuk berdiskusi dengan teman dan bertanya kepada guru. 4. Tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi. Hal ini terlihat dari keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan OSIS yang bersifat kemanusiaan, berpartisipasi menjaga keamanan, ketertiban dan kekeluargaan di sekolah. Daftar Pustaka Abdulsyani Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara. Achmad, Ida Farida Pengaruh Kemandirian Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Anih, Euis Pembinaan Tanggung Jawab Sosial Melalui Pendidikan Umum. Bandung : Tesis UPI. Tidak dipublikasikan. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Osis. Wikipedia. [diakses 8 Januari 2015]. Yamin, Martinis Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada Press 71

10 72

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Email : putrasawangan73@yahoo.co.id ORGANISASI Pengertian : 1. Etimologi (Bahasa): Organisasi berasal dari kata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

mewujudkan siswa untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru Guru / Karyawan / Siswa

mewujudkan siswa untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru Guru / Karyawan / Siswa A. JADWAL KEGIATAN Rincian kegiatan kesiswaan tahun pelajaran / : N0 JENIS KEGIATAN SASARAN ( TUJUAN ) BULAN 1 PPDB Terpenuhinya kuota kelas JULI Penyelenggaraan 2 MPLS 3 Peringatan hari besar nasional

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan upaya yang paling urgen terhadap dampak perkembangan pembangunan bangsa dewasa ini. Pendidikan adalah salah satu bagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan jenjang pendidikan formal yang memiliki fungsi membina dan mengembangkan kemampuan siswa. Sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan bagi pembentukan karakter bangsa sangat strategis tujuannya. Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak digerakkan dikalangan

Lebih terperinci

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. - A. Program Seksi / Bidang Pokok-pokok kegiatan seksi: 1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah-tengah masyarakat masih sangat sedikit yang memiliki perhatian pada pengasuhan dan pendidikan anak yatim adalah organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah

Lebih terperinci

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Email : putrasawangan73@yahoo.co.id ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) ORGANISASI = KUMPULAN DARI ORANG ORANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki dambaan untuk hidup bersama dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan oleh pembangunan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi yang penting bagi kehidupan manusia. Manusia dalam melaksanakan aktivitasnya membutuhkan pendidikan sebagai kebutuhan yang harus

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa 121 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sesuai analisa data penelitian diperoleh bahwa minat belajar siswa mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0.119 atau 11.9%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta) ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN 2014-2015 (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

Syarat dan Tugas Pengurus OSIS SMAK PENABUR Cirebon Tahun Ajaran 2016/2017

Syarat dan Tugas Pengurus OSIS SMAK PENABUR Cirebon Tahun Ajaran 2016/2017 BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR SMA KRISTEN PENABUR Jalan Ciptomangunkusumo No. 24 Cirebon Telp. (0231) 206024 Fax. (0231) 245119 E-mail : smak1@penaburcirebon.sch.id www.smak1.penaburcirebon.sch.id Syarat

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan MUATAN PENDIDIKAN DEMOKRASI GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI Analisis Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Karangan Setiadi dan Retno Listyarti serta Pelaksanaannya di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OSIS : MENGUPAS TUNTAS TENTANG OSIS LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN OSIS TINGKAT KOTA MAGELANG

PENGELOLAAN OSIS : MENGUPAS TUNTAS TENTANG OSIS LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN OSIS TINGKAT KOTA MAGELANG PENGELOLAAN OSIS : MENGUPAS TUNTAS TENTANG OSIS LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN OSIS TINGKAT KOTA MAGELANG Jumat, 04 Januari 008 PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan manusia menuju kedewasaan (KH. Dewantara dalam Djumali dkk, 2011: 2). Perkembangan

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan jalannya organisasi Sekolah. Kewenangan dan otoritasnya dalam mengelola organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan di antaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas peserta didik. Tujuannya untuk menumbuh

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI A. Pengertian Program Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak-anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya, akan menjadi penerus perjuangan bangsa nantinya, tetapi masih banyak sekali anakanak yang kehilangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

PROGRAMKERJA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMA N 1 BATANG PERIODE 2007 / 2008

PROGRAMKERJA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMA N 1 BATANG PERIODE 2007 / 2008 PROGRAMKERJA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMA N 1 BATANG PERIODE 2007 / 2008 1) Program Kerja Ketua Umum a) Memimpin organisasi b) Mengkoordinasi seluruh pengurus OSIS meliputi : i) Ketua I ii)

Lebih terperinci

PRAKTEK BAIK IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPN 1 MEDAN DI SAMPAIKAN OLEH: DRA.HJ. SITI HAFSAH, MA

PRAKTEK BAIK IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPN 1 MEDAN DI SAMPAIKAN OLEH: DRA.HJ. SITI HAFSAH, MA PRAKTEK BAIK IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPN 1 MEDAN DI SAMPAIKAN OLEH: DRA.HJ. SITI HAFSAH, MA PROFIL SMP NEGERI 1 MEDAN JL. BUNGA ASOKA NO. 6 MEDAN TELP. 061-8217461 FAKS. 061-8222401

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : - KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat, dan karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Program kerja ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Proposal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi: PAUD LAB SCHOOL UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI {Jalan Lintasan no.7, Mojoroto Kediri} -Berkhlaq Mulia- Mandiri- Kreatif- Website : www.paudlabnusantara.id Email : paudlabnusantara@unpkediri.ac.id Visi

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya proses

Lebih terperinci

STANDAR KEMAHASISWAAN

STANDAR KEMAHASISWAAN 1 STIE YASA ANGGANA GARUT STANDAR KEMAHASISWAAN Kode Tanggal Revisi - Halaman STANDAR KEMAHASISWAAN PROSES 1. Perumusan 2. Pemeriksaan 3. Persetujuan 4. Penetapan 5. Pengendalian PENANGGUNG JAWAB Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena

Lebih terperinci

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA EMPAT JALUR PEMBINAAN KESISWAAN 1. Organisasi Kesiswaan 2. Latihan Kepemimpinan 3. Kegiatan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan budaya sekolah dan pengelolaan stres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Children : 1.Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. 2. Golongan usia antara 0-12 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH 2017 SALINAN - 1 - KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan peneliti pada kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Rajagaluh, tentang Peranan Kegiatan

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 3 BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 2014 Bukti fisik nomor 32 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok mata

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses pengubahan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian. I. PENDAHULUAN Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA OSIS SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG PERIODE

PROGRAM KERJA OSIS SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG PERIODE ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG Jl. Taman Hutan Raya Desa Tanjung Terdana Kec. Pondok Kubang PROGRAM KERJA OSIS SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG PERIODE 2017 2018 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana

Lebih terperinci

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER A. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler. Ada beberapa pengertian kegiatan ekstrakurikuler(ekskul) seperti dijelaskan berikut ini : 1. Kegiatan tambahan di luar struktur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 165 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, penulis menemukan temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan, yang terdiri dari kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci