PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Farida Tuzzaman NIM PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

2

3

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Farida Tuzzaman NIM : program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar karya sendiri, bukan plagiat orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila ternyata terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 12 September 2013 Yang membuat pernyataan, Farida Tuzzaman iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO ÇÐÈ ó= ÁR$$sù Møît sù #sœî*sù ÇÏÈ #ZŽô ç ÎŽô ãèø9$# yìtb bî) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. 1. Hidup tidak menghadiahkan sesuatupun kepada manusia tanpa bekerja keras (Farida T). 2. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan, ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka menyukainya atau tidak (Ernest New Man) PERSEMBAHAN Dengan cinta dan kasih sayang yang tulus skripsi ini aku persembahkan kepada. Suamiku tercinta yang selalu memberikan dukungan moril dan materinya serta cinta yang tak pernah putus. Anakku tersayang yang selalu mengukir semangat dan harapan. Ayah Bundaku, Ibuku Siti Almuroh, kakak dan adik-adikku yang selalu mengukir doa dan motivasi. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya skripsi berjudul Penggunaan Teknik Panggil Pengalaman dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA N 5 Purworejo Tahun Pelajaran dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi akhir Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang memberikan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. H.Khabib Sholeh, M.Pd. dosen pembimbing I dan Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat. 6. Nikmah Nurbaiti, S.Pd. M.Pd. kepala SMA N 5 Purworejo yang telah memberikan izin penelitian. vi

7 7. Yasin, S.Pd. guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA N 5 Purworejo yang membantu terlaksananya penelitian ini. Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua insan yang peduli terhadap pendidikan. Amin Purworejo, 12 September 2013 Penulis, Farida Tuzzaman vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN... PENGESAHAN... PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii iv v vi viii x xi xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 4 C. Identifikasi Masalah... 5 D. Pembatasan Masalah... 6 E. Rumusan Masalah... 6 F. Tujuan Penelitian... 7 G. Manfaat Penelitian... 7 H. Sistematika Penulisan... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoretis Hakikat Menulis Menulis Puisi Manfaat Pembelajaran Menulis Puisi Teknik Panggil Pengalaman dalam Pembelajaran Menulis Puisi 34 C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis BAB III METODE PENELLITIAN A. Waktu Penelitian B. Desain Penelitian Proses Tindakan Kelas Siklus I Proses Tindakan Kelas Siklus II C. Variabel Penelitian Keterampilan Menulis Puisi viii

9 2. Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman D. Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes Teknik Nontes E. Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes F. Teknik Analisis Data Teknik Kuantitatif Teknik Kualitatif BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Tabel 2 : Pedoman Penilaian Tabel 3 : Hasil Observasi Awal Tabel 4 : Skor Keterampilan Menulis Puisi pada Observasi Awal Tabel 5 : Penerapan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Panggil Pengalaman Tabel 6 : Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Tabel 7 : Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II Tabel 8 : Jurnal siswa siklus I dan Siklus II Tabel 9 : Hasil Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Tabel 10 : Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siklus I dan II Tabel 11 : Hasil Observasi Siklus I Tabel 12 : Hasil Observasi Siklus II Tabel 13 : Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus I Tabel 14 : Perolehan Nilai Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus I Tabel 15 : Perolehan Nilai Aspek Diksi Siklus I Tabel 16 : Perolehan Nilai Aspek Rima Siklus I Tabel 17 : Perolehan Nilai Aspek Tipografi Siklus I Tabel 18 : Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus I Tabel 19 : Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus II Tabel 20 : Perolehan Nilai Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus II Tabel 21 : Perolehan Nilai Aspek Diksi Siklus II Tabel 22 : Perolehan Nilai Aspek Rima siklus II Tabel 23 : Perolehan Nilai Aspek Tipografi siklus II Tabel 24 : Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus II Tabel 25 : Peningkatan keterampilan menulis Puisi Tiap-tiap Aspek Siklus I dan Siklus II x

11 DAFTAR DIAGRAM Diagram 1 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I Diagram 2 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus I Diagram 3 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus II Diagram 4 : Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus II Diagram 5 : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siklus I dan Siklus II xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Guru Menjelaskan Materi Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Siklus I Gambar 2 : Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru tentang Menulis Puisi dengan Teknik Panggil Pengalaman Siklus I Gambar 3 : Guru Membimbing Kegiatan Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Siklus I Gambar 4 : Kegiatan Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Siklus I Gambar 5 : Siswa Mendengarkan Guru tentang Materi menulis Puisi siklus II 101 Gambar 6: Guru Membimbing Kegiatan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Siklus II Gambar 7: Siswa Membaca Puisi di depan Kelas Gambar 8 : Siswa Membuat Majalah dinding dengan Bimbingan Guru Gambar 9: Antusias Siswa Mempublikasikan Puisi ke dalam Majalah Dinding 104 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 : Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 5 : Daftar Nama Siswa Lampiran 6 : Teks Naskah Puisi Siklus I Lampiran 7 : Teks Naskah Puisi Siklus II Lampiran 8 : Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Lampiran 9 : Pedoman Observasi Lampiran 10: Hasil Observasi Awal Lampiran 11: Hasil Observasi Siklus I Lampiran 12 : Hasil Observasi Siklus II Lampiran 13 : Skor Keterampilan Menulis Puisi pada Observasi Awal Lampiran 14 : Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus I Lampiran 15 : Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus II Lampiran 16 : Lembar Jurnal Peserta Didik Siklus I dan Siklus II Lampiran 17 : Lembar Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Lampiran 18 : Hasil Wawancara Guru pada Observasi Awal Lampiran 19 : Pertanyaan Wawancara Siklus I dan Siklus II Lampiran 20 : Hasil Jurnal Guru Siklus I Lampiran 21 : Hasil Jurnal Guru Siklus II Lampiran 22 : Hasil Jurnal Siswa Siklus I Lampiran 23 : Hasil Jurnal Siswa Siklus II Lampiran 24 : Hasil Karya Puisi Siklus I Lampiran 25 : Hasil Karya Puisi Siklus II xiii

14 ABSTRAK Tuzzaman, Farida Penggunaan Teknik Panggil Pengalaman Dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA N 5 Purworejo Tahun Pelajaran Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman, (2) mendeskripsikan pengaruh pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman terhadap sikap atau motivasi siswa, (3) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitan tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo tahun pelajaran Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penerapan teknik panggil pengalaman dalam keterampilan menulis puisi antara lain (1) guru memberikan kesempatan kepada siswa beberapa menit untuk mengingat pengalaman siswa yang mengesankan, (2) guru memberikan arahan agar siswa menuliskan pengalamannya kedalam bentuk paragraf, (3) setelah paragraf selesai siswa melanjutkan menulis puisi sesuai dengan isi paragraf yang dibuat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman mampu meningkatkan proses pembelajaran. Hasil observasi pada siklus I sebesar 65,62% mempunyai perhatian yang baik, sikap siswa saat pembelajaran berlangsung sebanyak 81,25% dikategorikan baik. Pada siklus II sebanyak 71,87% mempunyai perhatian baik, dilihat siswa pada saat pembelajaran menulis puisi sebesar 84,37% dikategorikan baik. Dari hasil jurnal siswa siklus I, 81,25% tertarik dengan teknik panggil pengalaman. Selanjutnya, hasil jurnal siklus II menunjukkan bahwa 84,37% siswa tertarik dengan teknik panggil pengalaman karena siswa tidak terbebani dalam memilih ide, banyak pilihan ide dari pengalaman yang pernah siswa alami. Kemudian, pada jurnal siklus II guru menyatakan, siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.hasil Peningkatan keterampilan menulis puisi meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 6, 03%. Kata kunci : menulis puisi, teknik panggil pengalaman xiv

15 BAB I PENDAHULUAN Penulis mengemukakan tujuh bagian pokok yaitu latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, pembatasann masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dann sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra mempunyai hubungan yang erat karena sastra merupakan bentuk karya seni yang bermediakan bahasa. Sastra hadir untuk dibaca dan dinikmati.selanjutnya, dimanfaatkan antara lain untuk mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan. Melalui bahasa sastrawan mengungkapkan segala yang bergejolak didalam jiwanya baik tenang konsep, gagasan, perasaan dan pikiran yang kesemuanya terkandung di dalam imajinasi. Imajinasi merupakan kekuatan inti dalam penciptaan karya seni, termasuk di dalam karya sastra, sedangkan persoalan yang dihadirkan di dalam karya sastra berdasarkan keadaan dan pengalaman yang diperoleh dari kehidupan. Pembelajaran menulis puisi di SMA berkaitan erat dengan latihan mempertahankan perasaan, penalaran, dan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. Seperti yang diungkapkan Pradopo (2002: 105) bahwa puisi adalah ekspresi kreatif yaitu ekspresi 1

16 2 dalam jiwa yang memusatkan kesan-kesan (kondensasi). Kesan-kesan dapat diperoleh melalui pengalaman dan lingkungan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, materi yang dirasa sulit oleh para siswa adalah menulis terutama menulis puisi. Sampai saat ini pembelajaran menulis puisi belum mendapatkan perhatian secara optimal. Kurangnya kemampuan siswa dalam belajar menulis puisi disebabkan oleh minat siswa dalam belajar menulis puisi masih kurang, siswa merasa membuat puisi itu sulit, serta siswa belum mengetahui manfaat dan tujuan menulis puisi. Dari pengamatan penulis, pembelajaran menulis puisi diberikan kepada siswa baru mengacu pada teori yang harus mengikuti langkah-langkah dalam menulis puisi. Selain itu, menulis puisi kebanyakan diberikan sebagai tugas rumah. Kesulitan yang dihadapi siswa ditandai dengan beberapa hal seperti siswa mengalami kesulitan menentukan ide, menemukan kata pertama dalam puisinya, mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan siswa kurang terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran dan imajinasainya kedalam puisi. Dalam hal itu dibutuhkan kompetensi guru yang memadai, tetapi juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang sesuai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seorang guru dituntut untuk mampu menggunakan metode pembelajaran yang praktis dan mudah untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Prinsip penting dalam pembelajaran pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sastra ialah pembelajaran yang disajikan kepada

17 3 siswa harus sesuai dengan kemampuan siswanya pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Belajar merupakan kegiatan untuk mencapai suatu proses, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari yang sederhana sampai yang rumit. Dalam proses belajar memang perlu ada pentahapan. Sesuai dengan tingkat kemampuan para siswa, karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria tertentu lainnya. Tanpa adanya kesesuaian antara siswa dengan metode yang diajarkan, pelajaran yang akan disampaikan akan tidak optimal, bahkan gagal. Dalam hal ini juga berlaku dalam pembelajaran sastra berbentuk prosa maupun puisi. Di satu pihak guru harus berusaha meningkatkan kemampuan menulis para siswanya yang terhambat atau mengalami kendala. Oleh karena itu, untuk menyajikan pembelajaran puisi, unsur-unsur tujuan pokok yang perlu dicapai dalam pembelajaran puisi adalah meliputi peningkatan kemampuan menulis dan kreativitas. Menurut Pradopo (2002: 3), puisi adalah karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai makna tertentu dan mempunyai nilai estetis. Karangan atau tulisan yang indah itu dapat berasal dari pengalaman penyair ataupun dari penggambaran sesuatu. Pembelajaran menulis puisi dapat terjadi dengan efektif jika guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif. Strategi tersebut diharapkan dapat membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar, yang dapat memanfaatkan potensi siswa seluas-luasnya.

18 4 Bertolak dari permasalahan-permasalahan di atas, maka perlu adanya upaya- upaya untuk menerapkan variasi teknik kreatif dalam pembelajaran menulis puisi. Salah satu teknik menulis puisi yaitu teknik panggil pengalaman. Karena dengan memanggil pengalaman siswa akan lebih mudah menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan apa yang pernah mereka alami. Penulis memilih SMA Negeri 5 Purworejo sebagai tempat penelitian karena jarak sekolah tersebut tidak jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga penulis tidak akan mengalami kesulitan pada waktu penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis menyusun skripsi yang berjudul Penggunaan Teknik Panggil Pengalaman dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/ B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian judul kajian ini, maka penulis merasa perlu menegaskan kembali istilah-istilah tersebut, antara lain: 1. Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu (Depdiknas, 2008: 307) 2. Teknik panggil pengalaman adalah suatu teknik pembuatan puisi dengan cara mengingat kembali pengalaman paling mengesankan sebagai bahan untuk membuat sebuah puisi (Maulana,2012: 31) 3. Upaya adalah usaha, syarat untuk menyampaikan suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar (Depdiknas, 2008: 1900)

19 5 4. Peningkatan adalah menaikkan (derajat, taraf dsb), mempertinggi, memperhebat (Depdiknas, 2008: 1750) 5. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Depdiknas, 2008: 1529) 6. Menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis yang bersifat literer (Depdiknas, 2008: 8) C. Identifikasi Masalah Pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Purworejo perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh munculnya permasalahan kekurangmampuan sebagian besar siswa dalam menulis puisi. Permasalahan yang berasal dari siswa adalah rendahnya minat siswa dalam menulis puisi. Kesulitan yang dihadapi siswa ditandai dengan beberapa hal seperti siswa kesulitan menemukan ide, menemukan kata pertama dalam puisinya, mengembangkan ide menjadi puisi. Hal ini terjadi karena minimnya penguasaan kosakata, siswa kurang terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran dan imajinasinya ke dalam puisi. Permasalahan kedua berasal dari guru, yaitu metode pengajaran yang yang digunakan kurang kreatif dan bervariasi. Untuk mengatasi permasalahan pertama, guru harus membimbing siswa mengenai pembelajaran menulis puisi secara jelas dan memberikan latihan-latihan menulis puisi berdasarkan pengalaman yang pernah siswa alami sendiri, sedangkan untuk mengatasi permasalahan kedua, Guru harus

20 6 menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa, serta memilih tehnik pembelajaran yang kreatif sehingga memudahkan siswa dalam menuangkan ide ke dalam bentuk puisi. Hal tersebut menuntut guru agar lebih seksama melaksanakan program serta memilih teknik yang cocok dan menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. D. Pembatasan Masalah Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi di atas, penulis membatasi permasalahan ditinjau dari kurangnya minat siswa dalam menyadari pentingnya menulis puisi dan kurangnya minat siswa dalam menulis puisi serta menulis kreatif puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam standar kompetensi kemampuan bersastra kelas X SMA. Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti menggunakan teknik panggil pengalaman dalam upaya peningkatan keterampilan menulis puisi. E. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan di atas, maka masalah utama yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman kelas X SMA? 2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman dalam aktivitas belajar siswa kelas X SMA?

21 7 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi setelah menggunakan teknik panggil pengalaman sebagai proses pembelajaran kelas X SMA? F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. mendeskripsikan penerapan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan tehnik panggil pengalaman. 2. mendeskripsikan pengaruh pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman terhadap sikap atau motivasi pada siswa. 3. mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dan teoritis. 1. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk siswa. Penulis berharap siswa dapat meningkatkan minatnya dalam menulis. Setelah berminat, diharapkan bagi siswa dapat mengembangkan tulisannya, khususnya dalam menulis puisi menggunakan tehnik panggil pengalaman.

22 8 b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman guru untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman pada siswa kelas X. 2. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis, khususnya dalam menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. H. Sistematika Penulisan Inti dari skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I pendahuluan, berisi garis besar tentang latar belakang penulisan, penegasan istilah, identiifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka berpikir dan hipotesis. Bagian kajian teori, menjelaskan mencakup empat subtansi yaitu mengenai hakikat menulis, menulis puisi, manfaatpembelajaran menulis puisi dan teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi. Bab III berisi metode penelitian yang terdiri atas jenis penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data dan teknik analisis data. Prosedur pennelitian meliputi prosedur tindakann pada siklus I,

23 9 dan prosedur tindakan pada siklus II. Tahap pengumpulan data mencakup instrumen pengumpul data, jenis data penelitian, dan sumber data. Bab IV berisi substansi pokok yaitu penyajian data penelitian dan pembahasan data penelitian. Penyajian data penelitian terdiri atas proses pembelajaran menulis puisi, pengaruh penggunaan teknik panggil pengalaman terhadap aktivitas dan motivasi belajar siswa, dan presentasi akademik siswa menulis puisi. Pada bagian pembahasan terdiri atas pembahasan proses pembelajaran menulis puisi, pengaruh penerapan teknik panggil pengalaman terhadap aktivitas dan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi keterampilan siswa menulis puisi. Bab V berisi simpulan dan saran. Simpulan adalah isi dari skripsi yang ditulis secara singkat, sedangkan saran adalah pendapat dari penulis kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian. Bab V merupakan bagian akhir dari skripsi.

24 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Penulis mengemukakan empat bagian pokok yaitu tinjauan pustaka, kajian teoretis dan kerangka berpikir serta hipotesis. Tinjauan pustaka memuat berbagai hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan menulis puisi, kajian teoretis berisi analisis berbagai teori yang berhubungan dengan menulis puisi dan pembelajarannya, kerangka berpikir berisi hubungan antar variabel yakni keterampilan menulis puisi dan pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Sedangkan hipotesis merupakan rumusan dugaan sementara terhadap jawaban permasalahan yang diteliti. A. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang menulis puisi merupakan penelitian yang menarik. Banyak penelitian tentang menulis puisi tersebut dapat dijadikan salah satu bukti bahwa menulis puisi di sekolah-sekolah sangat menarik untuk diteliti. Namun, penelitian-penelitian tersebut belum seutuhnya sempurna. Oleh karena itu, perlu penelitian lanjutan demi melengkapi dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.ada beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan peneliti ini dan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka di antaranya adalah sebagai berikut. Nurul (2008) melakukan penelitian mengenai penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi dengan judul Peningkatan Ke- 10

25 11 terampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Cepoka 01 Gunungpati Semarang. Hasilnya disimpulkan bahwa media gambar terbukti mampu membantu siswa dalam menumbuhkan pengertian dan perkembangan sastra serta dapat meningkatkan kualitas, kreativitas dan efektivitas siswa. Penelitian Nurul ini mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama meneliti keterampilan menulis puisi. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan, Nurul menggunakan media gambar, sedangkan penulis menggunakan teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi. Marisa (2007) melakukan penelitian mengenai penggunaan media video compact disk dalam pembelajaran menulis puisi dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Media Video Compact Disk Kejadian Alam Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tahunan Jepara. Hasilnya disimpulkan bahwa media video compact disk terbukti mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi dan dapat mengubah perilaku siswa ke arah positif. Persamaan penelitian yang dilakukan Marisa dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang keterampilan menulis puisi, hanya saja Marisa menggunakan media sebagai pembelajarannya, sedangkan peneliti menggunakan teknik atau metode dalam pengajaran menulis puisi. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, peningkatan keterampilan menulis puisi telah dilakukan dengan media video compack disk kejadian alam dan media gambar. Dari penelitian-penelitian peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa, peneliti mengubah media yang mereka gunakan de-

26 12 ngan menggunakan teknik panggil pengalaman. Dengan demikian, penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas berpikir dan meningkatkan hasil belajar siswa. B. Kajian Teoretis Kajian teori merupakan penjabaran kerangka teori yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari beberapa sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Kajian teori ini menjelaskan tentang menulis, puisi, manfaat pembelajaran menulis puisi dan teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi. 1. Hakikat Menulis Dalam hakikat menulis puisi, penulis membagi menjadi tiga substansi diantaranya adalah pengertian menulis, menulis kreatif dan manfaat menulis. a. Pengertian Menulis Menulis dalam artian sederhana dapat diartikan dengan membuat huruf, angka dan sebagainya dengan alat tulis pensil, kapur,pena pada kertas, buku, papan tulis dan sebagainya (Anwar, 2003: 551) Dalam artian yang lebih luas Suhendar (1992:10) mengemukakan bahwa Menulis merupakan perubahan bentuk pikiran/anganangan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang atau tanda tulis atau tulisan. Lebih lanjut bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis yang berbeda dengan kegiatan mengungkapkan pikiran secara lisan.

27 13 Nurgiyantoro (1995:296) menambahkan bahwa menulis adalah aktifitas produktif, aktifitas pengungkapan bahasa. Secara umum menulis adalah aktifitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa yang menuntut seseorang menghasilkan sesuatu (karangan) sebagai ungkapan pikiran, perasaan dan kemampuannya dalam bahasa tertulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008: 3). Menurut Angelo (1990: 5), menulis merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi pembaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) menjabarkan bahwa menulis merupakan salah satu hal paling penting yang dilakukan disekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan. Crimmon dalam Slamet (2008: 141) mengungkapkan pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subyek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Menurut Nurudin (2012: 3) menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan.

28 14 Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa menulis adalah perubahan bentuk pikiran atau perasaan kedalam bentuk tulisan yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan secara tidak langsung dan merupakan kegiatan produktif serta ekspresif. b. Menulis Kreatif Menurut Sukirno (2010: 3) istilah kreatif berarti: (1) memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan, (2) bersifat (mengandung) daya cipta. Kekreatifan berarti perihal kreatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks. Sukirno (2010: 4) juga menyatakan bahwa menulis kreatif mempunyai Tujuan yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal atau imajinasi pembacanya dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersirat. Selain tujuan, menulis kreatif juga mempunyai manfaat. Manfaat tersebut di antaranya adalah: (1) meningkatkan keterampilan meng ungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, (2) meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, (3) mening katkan ketajaman keruntutan berpikir, (4) menghidupkan imaji atau

29 15 citraan yang tepat, (5) sebagai pemberi informasi, (6) hiburan untuk dokumentasi, laporan, (7) pengungkapan tokoh dan penokohan, (8) pengungkapan keruntutan berpikir, (9) penceritaan latar, dan penyaluran hobi. Tahap kreatif universal dalam menulis kreatif, kosasih (2012 :15) menyebutkan ada tiga tahap yaitu tahap pencarian ide dan pengendapan, tahap penulisan dan tahap editing atau revisi. c. Manfaat Menulis Kegiatan menulis dapat dimanfaatkan baik kepentingan pribadi sehari-hari maupun kepentingan membina mutu pekerjaan. Akhadiyah (1992:1-2) mengemukakan beberapa manfaat kegiatan menulis: 1) mengenali kemampuan dan potensi diri dan dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan tentang suatu topik. 2) dapat mengembangkan berbagai gagasan. 3) dapat lebih banyak menyerap dan mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. 4) dapat mengkomunikasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. 5) dapat menilai diri sendiri secara objektif. 6) menulis dapat memecahkan suatu permasalahan yaitu dengan cara menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang konkret. 7) kegiatan menulis dapat mendorong belajar lebih aktif sehingga dapat penemukan dan memecahkan masalah.

30 16 8) kegiatan menulis yang terencana membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib. Dari beberapa manfaat menulis yang telah dikemukakan,dapat disimpulkan bahwa menulis sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Selain untuk mencatat gagasan, masalah dan memecahkannya kegiatan menulispun dapat melatih kita lebih aktif dan kreatif. 2. Menulis Puisi Dalam pembahasan menulis puisi, penulis membagi menjadi lima substansi antara lain, pengertian puisi, Hakikat puisi, unsur-unsur pembangun puisi, jenis-jenis puisi, dan penulisan puisi. a. Pengertian Puisi Badrun (1989: 2) menyatakan bahwa puisi itu merupakan bahasa multidimensional yang mampu menembus pikiran, perasaan, dan imaji manusia. Menurut Baribin (1990: 40), puisi merupakan karya imajinatif bermedium bahasa yang unsur seni (estetiknya) dominan. Pradopo (2002: 7), menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan berirama. Semua itu merupakan suatu yang penting direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik, dan memberi kesan. Menurut Suharianto (2005: 12), puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat pada kehidupan sehari-hari.

31 17 Menurut Waluyo (2002: 1), puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Puisi merupakan pancaran kehidupan sosial, gejolak kejiwaan, dan segala aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik, baik secara langsung maupun tidak, secara sadar atau tidak, dalam suatu masa atau periode tertentu (Jalil, 1990: 2). Puisi adalah sebuah genre sastra yang amat diperhatikan pemilihan aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan bahasa puisi adalah bahasa yang sering penggunaannya. Artinya, pemilihan bahasanya itu, terutama aspek diksi, telah melewati seleksi ketat, dipertimbangkan dari berbagai sisi, baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna, yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan memperoleh efek keindahan (Nurgiyantoro dalam Pranoto, 2008: 13). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa yang terjadi dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang dipadatkan dan diberi irama, serta pemilihan kata-kata kias. b. Hakikat Puisi Menurut Pradopo (2012: 314) hakikat puisi ialah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi baru (modern) tidak terikat pada bentuk formal, tetapi juga disebut puisi. Hal ini disebabkan di

32 18 dalam puisi modern terkandung hakikat puisi ini yang tidak berupa sajak, jumlah baris, ataupun jumlah kata pada setiap barisnya. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi. Pertama, sifat seni atau fungsi seni, kedua kepadatan, dan ketiga ekspresi tidak langsung. 1) Fungsi Estetik Wellek dan Warren (1996:25) mengemukakan bahwa paling baik kita memandang kesusastraan sebagai karya yang di dalamnya fungsi estetiknya dominan. Yaitu fungsi seninya berkuasa. Tanpa fungsi seni itu karya kebahasaan tidak dapat disebut karya (seni)sastra. Puisi sebagai karya sastra maka fungsi estetik dominannya ada unsur estetiknya. Unsur-unsur keindahan itu merupakan unsur kepuitisannya misalnya diksi, irama dan gaya bahasanya. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk menggunakan efek tertentu yaitu efek estetikanya atau aspek kepuitisannya (Pradopo,1994:47) jenis-jenis gaya bahasa itu meliputi semua aspek bahasa yaitu bunyi, kata, kalimat dan wacana yang dipergunakan secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu itu. Semua itu merupakan aspek estetika atau aspek keindahan puisi. 2) Kepadatan Membuat sajak merupakan aktivitas pemadatan. Dalam puisi tidak semua peristiwa diceritakan. Yang dikemukakan

33 19 hanyalah inti masalah, peristiwa, atau inti cerita. Puisi merupakan ekspresi esensi. Karena puisi itu padat, maka penyair memilih kata dengan akurat (Altenbernd,170:9). 3) Ekspresi yang Tidak Langsung Puisi sepanjang zaman selalu berubah. Dikemukakan Riffaterre (1978:1) dalam Pradopo (2012:318) bahwa di sepanjang waktu, dari waktu kewaktu puisi selalu berubah. Perubahan itu disebabkan oleh evolusi selera dan perubahan konsep estetik. Akan tetapi yang tidak berubah yaitu pengucapan sesuatu secara tidak langsung. Ucapan yang tidak langsung itu ialah menyatakan suatu hal dengan arti yang lain. Ketaklangsungan ekspresi ini menurut Riffaterre (1978:2) dalam Pradopo (2012:318) disebabkan oleh tiga hal yaitu (1) Penggantian arti (2), pemencongan arti, (3) penciptaan arti. c. Unsur-unsur Pembangun Puisi Jabrohim (2003: 34) membagi dua unsur pembangun puisi yakni unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkrit, majas, versifikasi, dan tipografi, serta sarana retorika. Adapun unsur batin puisi terdiri atas tema, nada perasaan, dan amanat. 1) Struktur Fisik Puisi Struktur fisik atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Bahasa merupakan medium pengucapan maksud

34 20 yang hendak disampaikan penyair. Struktur fisik puisi yakni unsur estetika yang membangun struktur luar dari puisi, terdiri atas sebagai berikut. a) Diksi (pemilihan kata) Keraf dalam Jabrohim (2003: 35) menyatakan bahwa diksi disebut pula pilihan kata. Ada kesimpulan penting tentang pilihan kata. Pertama, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penyusun sejumlah besar kosakata bahasa itu. Badrun (1989: 2) menyatakan bahwa untuk dapat memilih kata dengan baik diperlukan penguasaan bahasa. Syarat utama dalam diksi (pilihan kata) adalah menguasai bahasa. Waluyo (1991: 73) berpendapat bahwa pemilihan katakata mempertimbangkan berbagai aspek teoretis, maka katakata yang sudah dipilih bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan pada katanya, sekaligus maknanya berbeda. Bahkan, sekalipun unsur bunyinya hampir mirip dengan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata

35 21 itu diganti akan mengganggu komposisi dengan kata lainnya dalam konstruksi keseluruhan puisi. Penggunaan diksi di dalam puisi, di samping untuk mendapatkan kepuitisan juga untuk mendapatkan nilai estetik. Melalui diksi yang baik, penyair dapat mencurahkan perasaan dan isi pikiran dengan ekspresi yang dapat menjelaskan pengalaman jiwa (Pradopo, 2002: 54). b) Pengimajian Badrun (1989: 1) menyatakan bahwa imaji adalah gambar pikiran, sedangkan imajeri adalah representasi gambar pikiran dalam bahasa. Imajeri adalah efek pikiran yang timbul sebagai refleksi kita atas objek yang diingat, dirasakan dan sebagianya, atau dengan kata lain sebagai kesan pikiran kita. Imajeri menampilkan aspek fisik pengalaman kita dalam imajinasi. Gambar-gambar angan, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut bahasa istilah citra atau imaji (image), sedangkan cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut dengan istilah citraan (imagery). Wiyanto dalam Pranoto (2008: 16) memberi pengertian bahwa pengimajian adalah gambaran angan yang muncul di benak pembaca puisi. Lebih lengkapnya, citraan adalah gambaran-gambaran dalam pikiran dan bahasa yang meng-

36 22 gambarkannya. Sementara setiap gambar dalam pikiran disebut citra atau imaji, wujudnya adalah sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dikecap, dan didengar. Akan tetapi, sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dikecap, dicium, dan didengarkan itu tidak benar-benar ada, hanya ada dalam angan pembaca atau pendengar. c) Kata konkret Waluyo (1991: 81) untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyelurah. Seperti halnya pengimajian, kata yang diperkonkret ini erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair mahir memperkonkrit kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian, pembaca terlibat penuh secara batin ke dalam puisinya. d) Bahasa figuratif / majas Waluyo (1991: 83) menyatakan bahwa penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura, sehingga disebut figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi primatis, artinya meman-carkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni

37 23 secara tidak langsung mengungkapkan makna kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang. Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair karena (1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi konkrit dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca,(3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat (Perrine dalam Waluyo, 1991: 83). Panuti Sujiman dalam Jabrohim (2003: 42-43) memberi pengertian bahwa bahasa figuratif adalah bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan artinya yang biasa dengan maksud mendapat kesegaran dan kekuatan ekspresi. Pradopo dalam Jabrohim (2003: 44-52) mengelompokkan bahasa figuratif menjadi tujuh, yaitu simile, metafora, epiksimile, personifikasi, metonimi, sinekdoks, dan alegori. Simile adalah menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama, dengan menggunakan kata pembanding

38 24 bagai, sebagai, baik, seperti seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya. Metafora adalah membandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa. Perlu diperhatikan pula bahwa metafora tidak menggunakan kata pembanding. Personifikasi adalah mempersamakan benda atau hal dengan manusia. Benda atau hal itu digambarkan dapat bertindak dan mempunyai kegiatan seperti manusia. Epik-semile atau perumpamaan epos ialah pembandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut. Metonimia adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat. Sinekdoks adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoks ada dua macam, yaitu parsprototo (sebagian untuk keseluruhan) dan totum pro parte (keseluruhan untuk sebagian). Alegori adalah cerita kiasan atau lukisan. e) Versifikasi (Rima, Ritma dan Metrum) Jabrohim (2003: 53) menyebutkan versifikasi meli-puti ritma, rima, dan metrum. Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Panuti Sujiman

39 25 dalam Jabrohim (2003: 53-54) memberikan irama dalam puisi sebagai alunan yang dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendeknya bunyi, keras lembutnya tekanan, dan tinggi rendahnya nada. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris dan bait puisi. Adapun metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alun suara yang menaik dan menurun yang tetap. Suharianto (2005: 45) mengemukakan rima adalah istilah untuk persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama yang sering juga dikatakan ritme adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya katakata atau baris-baris puisi bila puisi tersebut dibaca. Menurut Baribin (1990: 43-45) bunyi yang sama yang berulang-ulang ditemukan dalam sajak rima (sajak). Menurut tempatnya dalam puisi, rima dibedakan atas rima awal, rima tengah, dan rima akhir. Persamaan bunyi (rima) itu ada yang keseluruhan sama, dan ada yang sebagian bunyinya saja yang sama, maka menurut sempurna dan tidak sempurnanya persamaan bunyi itu, rima dapat dibedakan rima sempurna dan rima tidak sempurna.

40 26 f) Tipografi (tata wajah) Suharianto (1981: 37) menyatakan bahwa tipografi disebut juga ukiran bentuk, ialah susunan baris-baris atau baitbait suatu puisi. Termasuk ke dalam tipografi ialah penggunaan huruf-huruf untuk menulis kata-kata suatu puisi. Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dan tiap tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris. Tepi kiri dan tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan. Ciri yang demikian menunjukan eksistensi sebuah puisi (Waluyo, 1991: 97). g) Sarana Retorika Badrun (1989: 44) menyatakan bahwa sarana retorika merupakan susunan kata-kata yang artistik untuk memperoleh tekanan dan efek-efek tertentu. Cuddon dalam Badrun (1989: 44) menambahkan bahwa sarana retorika tidak mengubah arti kata seperti metafora. Gaya merupakan keistimewaan, kekhasan seorang pengarang. Meskipun pengarang mempunyi gaya dan cara tersendiri, ada juga sekumpulan bentuk atau beberapa macam pola yang biasa dipergunakan oleh beberapa pengarang. Jenis-

41 27 jenis bentuk atau pola gaya ini disebut sarana retorika (retorical devices) (Jabrohim 2003: 57). Altenbern dalam Jabrohim (2003: 57) menyatakan bahwa sarana retorika merupakan sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran. Dengan muslihat itu para penyair berusaha menarik perhatian, pikiran sehingga pembaca berkontemplasi dan tersugesti atas apa yang dikemukakan penyair. Pada umumnya sarana retorika menimbulkan ketegasan puitis, karena pembaca harus memikirkan efek apa yang ditimbulkan dan dimaksudkan oleh penyairnya. Sarana retorika adalah muslihat pikiran. Muslihat pikiran ini berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau bahasa figuratif dan citraan. Bahasa figuratif dan citraan bertujuan memperjelas gambaran atau mengkonkritkan dan menciptakan prespektif yang baru melalui perbandingan, sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak pembaca berpikir supaya lebih menghayati gagasan yang dikemukakan. 2) Struktur Batin Struktur batin puisi meliputi tiga aspek yaitu tema, perasaan, nada dan suasana serta amanat.

42 28 a) Tema Suharianto (2005: 39) menyatakan bahwa tema adalah pokok permasalahan, tema puisi dinyatakan penyairnya dengan cara tersirat. Menurut Jalil (1990: 41), tema merupakan sesuatu yang menjadi pikiran, persoalan yang akan atau yang telah diungkapkan. Dari tema inilah kita dapat melihat mimik persoalan dari sebuah karya puisi. b) Perasaan, Nada, dan Suasana Perasaan adalah sikap penyair dalam menghadapi objek tertentu. Menurut Jabrohim (2003: 66-67), perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi, nada adalah sikap penyair kepada pembaca, kemudian suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Ini berarti sebuah puisi akan membawa akibat psikologis pada pembacanya. Akibat psikologis ini terjadi karena nada yang dituangkan penyair dalam puisi. Menurut Waluyo (2002: 39) puisi mengungkapkan perasaan penyair, nada dan perasaan penyair akan dapat kita tangkap kalau puisi itu dibaca keras dalam poetry reading atau deklamasi, kemudian Waluyo (2002: 37) menambahkan bahwa nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu terciptalah suasana puisi, ada puisi yang bernada sinis,

43 29 protes, menggurui, memberontak, main- main, serius, dan sebagainya. c) Amanat Jabrohim (2003: 67) menyatakan bahwa amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair unutuk menciptakan puisinya, kemudian Waluyo dalam Jabrohim (2003: 67) menyatakan bahwa amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Menurut Waluyo (2003: 40), amanat atau pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi, cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandangan pembaca. Amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair. d. Jenis-jenis Puisi Kosasih (2012, ) berpendapat bahwa berdasarkan isi atau gagasan, puisi dibagi dalam empat jenis, yaitu puisi naratif, puisi lirik, puisi deskriptif, puisi kontemporer.

44 30 1) Puisi Naratif Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif dibagi menjadi 2, yaitu balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa atau tokoh pujaan. Contoh dari balada adalah Balada Orang-Orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie Karya Rendra. Sedangkan Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan yang diselingi perkelahian dan petualangan, contohnya Romance Perjalanan karya Kirdjomuljo. 2) Puisi Lirik Puisi lirik merupakan sarana penyair untuk mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya ( Waluyo,1995:136). Puisi lirik terbagi menjadi tiga jenis yaitu elegi, ode, dan serenda. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Dengan contoh Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Serenada ialah sajak Percintaan yang dapat dinyanyikan contohnya Rendra mencipkan serenda dalam empat kumpulan sajak yaitu Serenda Hitam, Serenda Biru, Serenda Merah Jambu, Serenda Ungu, Serenda Kelabu. Warna-warna di belakang serenda itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu. Ada yang bahagia, sedih, kecewa dan sebagainya Kata serenada Berarti nyanyian yang

45 31 tepat dinyanyikan pada waktu senja. Sedangkan Ode adalah Puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, atau sesuatu keadaan. Misalnya Teratai I karya Sanusi Pane, Diponegoro karya Chairil Anwar. 3) Puisi Deskriptif Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang tergolong dalam jenis puisi deskriptif misalnya adalah satire, puisi yang bersifat kritik sosial, dan puisi impresionistik. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyairterhadap keadaan atau tehadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan atau orang tersebut. 4) Puisi Kontemporer Puisi kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Kosasih (2012:113) berpendapat bahwa puisi kontemporer juga mengutamakan kekuatan bunyi daripada kekuatan makna. Contohnya puisi Pada

46 32 Mulanya Sepi karya Khusni Djamaluddin dan Tragedi Winka dan SihkaKarya Sutardji Calzoum Bachri. e. Penulisan Puisi Menurut Kosasih (2012:124) ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi antara lain : 1) Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. a) Sebuah protes sosial dalam puisi berbeda dengan protes sosial dalam esai, berita, pidato atau pamflet. b) Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta, yang harus dibedakan dengan surat cinta atau rayuan. c) Tema-tema ketuhanan yang diangkat dalam puisi berbeda dengan khotbah atau doa-doa keagamaan. 2) Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuhkesadaran sendiri. Tema yang tertulis berasal dari inspirasi diri sendiri yang khhas. 3) Dalam menulis puisi perlu memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau majas. a) Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati dan mampu menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.

47 33 b) Gaya bahasa membuat kalimat dalam puisi lebih hidup dan merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu dan berkontemplasi kepada yang dikemukakan penyair 3. Manfaat Pembelajaran Menulis Puisi Pembelajaran menulis puisi merupakan tindak lanjut dari kegiatan membaca. Dengan membaca siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman batin dari ide-ide yang dituangkan oleh pengarang atau penyair. Melalui tulisannya itu penyair ingin mengungkapkan pengalaman dan memberikan pandangan hidup kepada para pembaca. Bahasa puisi merupakan bahasa yang padat (kondensaasi) yang memuat bermacam makna. Kegiatan menulis puisi akan menjadi wahana mengapresiasi tentang berbagai hal, baik kritik sosial maupun pencurahan perasaannya. Selain itu kegiatan menulis merupakan kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan intelektual siswa (diunduh dari Menurut Suwarjo (2006) manfaat menulis sastra (puisi) bagi anak adalah dapat menumbuhkan kesadaran sosial serta menjadi media sosialisasi diri pada kehidupan bermasyarakat (diunduh dari http;//kantongsastra.blogspot.com) Amin Mustofa (2008) berpendapat bahwa Pembelajaran keterampilan menulis puisi akan banyak bermanfaat bagi para siswa. Diantaranya untuk membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan

48 34 pengetahuan budaya, mengasah imajinasi, mengembangkan cipta dan rasa, mencetak siswa menjadi manusia kreatif, menunjang pembentukan watak dan meningkatkan kepekaan emosi siswa terhadap masalah disekitarnya (diunduh dari Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis puisi memberikan beberapa manfaat bagi siswa. Dengan menulis puisi siswa dapat menumbuhkan kesadaran sosial dan imajinasi. 4. Teknik Panggil Pengalaman dalam Pembelajaran Menulis Puisi Maulana (2012: 21) berpendapat bahwa dorongan hati menulis puisi, muncul dalam diri seseorang penyair tidak datang begitu saja dari dunia tak dikenal, tetapi datang dari sebuah pengalaman yang dihayatinya secara total. Pengalaman yang dimaksud disebut sebagai pengalaman puitik, yang sumbernya bisa berasal dari pengalaman fisik maupun dari pengalaman metafisik. Dalam mengungkap pengalaman itu, seorang penyair mengungkap hubungan dirinya dengan Tuhan, dengan sesama manusia, maupun dengan alam yang mengitarinya. Ketika pengalaman tersebut hendak diekkspresikan dalam bentuk tulisan, maka hati dan pikiran seorang penyair dengan segera memilih sejumlah kosa kata dari sebuah bahasa yang dikuasainya dengan baik. Kemampuan dalam membayangkan dan memvisualkan sesuatu itulah yang ditulis oleh seorang penyair dalam sebuah puisi yang dikreasi dari sebuah pengalaman puitik yang dihayatinya secara total. Rendra

49 35 dalam Maulana (2012:22) menyebutnya sebagai pengalaman batin yang telah dihancur leburkan terlebih dahulu, kemudian dibentuk kembali menjadi dunia baru. Semua itu divisualkan lewat kata-kata yang telah dipilih oleh penyair secara sungguh-sungguh dalam sebuah puisi yang ditulisnya. Rendra dalam Maulana (2012:68) juga berpendapat bahwa puisi adalah penghayatan dari pengalaman, karena itu ia tidak dapat ditulis berdasar pada khayalan semata, seakan-akan mengalami peristiwa itu. Kosasih (2012:125) berpendapat bahwa dalam perjalanan hidup manusia pasti pernah mengalami kejadian-kejadian menarik. Kejadiankejadian itu sebenarnya dapat diungkapkan dalam bentuk puisi. Dari uraian diatas penulis menggunakan teknik panggil pengalaman sebagai variasi pembelajaran menulis puisi. Teknik panggil pengalaman adalah suatu teknik pembuatan puisi dengan cara mengingat kembali pengalaman yang paling mengesankan sebagai bahan untuk membuat sebuah puisi. Teknik panggil pengalaman sangat membantu siswa dalam mengundang ide atau gagasan dengan mengangkat pengalaman pribadi (Maulana, 2012: 49) Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan teknik Panggil Pengalaman. a. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari, Yaitu menyampaikan materi tentang menulis puisi (tema, diksi tipografi, dan rima)

50 36 b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa beberapa menit untuk mengingat pengalaman yang tidak terlupakan. c. Guru memberikan arahan agar siswa menuliskan pengalamannya tersebut kedalam bentuk paragraf. d. Setelah paragraf selesai siswa menuliskannya kedalam bentuk bait-bait puisi yang indah sesuai dengan isi paragraf yang siswa buat. Hasil puisi yang telah dibuat akan memperoleh penghargaan, selanjutnya dapat dipublikasikan di majalah dinding sehingga siswa termotivasi dan lebih percaya diri untuk menuangkan ide atau gagasannya secara ekspresif dan apresiatif dalam pembelajaran menulis puisi. C. Kerangka Berpikir Latar belakang kurangnya keterampilan menulis puisi siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo adalah rendahnya minat siswa dalam menulis puisi, pembelajaran yang kurang bervariasi mempengaruhi perilaku siswa dalam proses belajar mengajar kurang baik. Untuk itu peneliti menggunakan teknik panggil pengalaman sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis puisi siswa. Melalui teknik panggil pengalaman siswa diharapkan dapat dengan mudah menuliskan ide atau gagasannya sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami. D. Hipotesis Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik Panggil Pengalaman. Keterampilan menulis puisi

51 37 siswa kelas X SMA N 5 Purworejo akan mengalami peningkatan prestasi yakni siswa dapat dengan mudah menuliskan ide atau gagasannya sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami dan terjadi perubahan perilaku siswa ke arah positif yaitu siswa menjadi lebih aktif di kelas serta terampil menulis puisi sesuai dengan langkah-langkah yang diterapkan.

52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian meliputi enam bagian pokok yaitu waktu dan tempat penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu mulai tanggal 6 Mei 2013 sampai 18 Mei Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Purworejo. Elfanany (2013:80) berpendapat bahwa subjek penelitian adalah orang yang dikenai tindakan, sedangkan objek penelitian merupakan masalah pembelajaran yang diharapkan mengalami perbaikan dan tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo, sedangkanobjek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini berbasis kelas, sehingga melibatkan komponen yang ada di dalam kelas, meliputi siswa, materi pelajaran, dan teknik pembelajaran yang tersaji dalam kegiatan pembelajaran. 38

53 39 Pelaksanaan penelitian ini melalui empat tahap yang dilakukan secara berbaur dan sistematis dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa. Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang diadasarkan pada refleksi siklus I. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. SIKLUS I SIKLUS II Bagan 1. Desain PTK (Kembar D dan M, Kelly dalam Subiyantoro, 2007) Keterangan: ObA : Observasi Awal P : Perencanaan T : Tindakan O : Observasi R : Refleksi RP : Revisi Perencanaan Observasi awal dilakukan sebelum peneliti melakukan siklus I dan siklus II. Observasi awal dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi siswa dalam kelas dan kesulitan yang dialami oleh siswa, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Perencanaan pada siklus meliputi dua hal, yakni perencanaan umum, dan perencanaan khusus. Perencanaan umum adalah perencanaan yang

54 40 meliputi keseluruhan aspek yang berhubungan dengan PTK. Perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Perencanaan khusus terdiri atas perencanaan ulang atau revisi perencanaan. Perencanaan ini berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Dalam perencanaan peneliti berkonsultasi dan bekerja sama dengan guru mata pelajaran, khususnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga bekerja sama dalam menentukan dan memilih alokasi waktu yang akan digunakan dalam penelitian. 1. Proses Tindakan Observasi Awal Proses tindakan pada observasi awal meliputi perencanaan, wawancara dengan guru dan pengamatan pembelajaran. Masing-masing tahap observasi awal dijelaskan sebagai berikut. a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan observasi awal. Dengan adanya perencanaan, tindakan observasi awal yang dilakukan akan lebih terarah dan sistematis. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap perencanaan observasi awal adalah sebagai berikut: 1) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai observasi awal yang akan dilakukan.

55 41 2) Peneliti menyiapkan lembar observasi yang meliputi perhatian dan sikap siswa serta situasi dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. 3) Peneliti menyiapkan pertanyaan wawancara pada observasi awal guna mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. b. Wawancara dengan Guru Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis, terutama menulis puisi serta untuk mengetahui kesulitan yang biasa dialami siswa dalam menulis puisi. Wawancara ini bertujuan agar pada penelitian siklus I dapat berjalan dengan baik. c. Pengamatan Pembelajaran Pada tahap pengamatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai obsever. Peneliti mengamati pembelajaran menulis puisi di kelas yang di ajarkan langsung oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengamatan pembelajaran meliputi perhatian dan sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk mengetahui lebih lanjut keadaan yang sebenarnya di kelas. Kemudian peneliti juga mengamati hasiltes kemampuan awal guna mengetahui kemampuan peserta didik dalam menulis puisi.

56 42 2. Proses Tindakan Kelas Siklus I Proses tindakan siklus I meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis puisi selama ini adalah masih kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Pada tahap ini peneliti merencanakan segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah dan sistematis. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut ini. 1) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan. 2) Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. 3) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto. b. Tindakan Tahapan tindakan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Tindakan ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang

57 43 telah disusun. Pelaksanaan tindakan pada siklus I meliputi apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, peneliti memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran ini. Sebelum memasuki inti pembelajaran, peneliti membagi kelompok kelas, satu kelompok terdiri atas lima sampai enam anggota. Peneliti memberikan contoh puisi kepada masing-masing kelompok. Siswa mengamati contoh puisi dan mendiskusikan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi tersebut. Peneliti kemudian menjelaskan mengenai menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman beserta langkah-langkahnya. Langkah-langkah yang dimaksud, antara lain: 1) memberikan kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat pengalaman mengesankan bagi siswa, 2) siswa menuliskan ide atau gagasan yang mereka temukan dari pengalaman yang mengesankan tersebut, 3) siswa menuliskan pengalamannya ke dalam bentuk paragraf, 4) siswa mengubah pengalaman pribadi yang mereka tulis dalam bentuk paragraf menjadi bait-bait puisi yang indah. Pada tahap evaluasi, setelah siswa selesai menulis puisi secara individu, puisi terbaik dalam masing-masing kelompok kemudian

58 44 dipresentasikan di depan kelas yang disertai dengan tanya jawab antarkelompok. c. Observasi Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini kegiatan dipusatkan pada proses dan hasil pembelajaran beserta segala hal yang melingkupinya. Peneliti dibantu oleh seorang teman sebagai observer dalam tahap pengamatan ini. Observasi dilakukan terhadap perilaku positif dan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ini yaitu perhatian dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran. d. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya menelaah segala hal yang telah terjadi pada tahap tindakan. Hasil refleksi pada siklus I ini digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah-langkah pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik dan sesuai harapan. Berdasarkan hasil tes dan nontes dapat diketahui bahwa siswa lebih antusias menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman akan tetapi tema yang ditulis siswa masih monoton. Kelebihankelebihan yang sudah ada pada siklus I dipertahankan dan ditingkatkan sehingga akan diperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik pada siklus II.

59 45 3. Proses Tindakan Kelas Siklus II Proses tindakan kelas siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Perencanaan yang disusun pada siklus II merupakan upaya perbaikan dari hasil yang diperoleh pada siklus I. Perbaikan tersebut meliputi penambahan teknik investigasi kelompok dan penambahan waktu dalam proses imajinasi hingga menjadi sebuah puisi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II adalah sebagai berikut ini. 1) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan pada siklus II. 2) Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi melalui teknik panggil pengalaman siklus II dengan menambah penggunaan teknik investigasi kelompok. 3) Peneliti menyiapkan instrumen peneliti berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto. b. Tindakan Tindakan pada siklus II merupakan penerapan dari perencanaan yang sudah diperbaiki. Hal-hal yang diperbaiki berupa

60 46 perubahan-perubahan tindakan, antara lain menggunakan teknik investigasi kelompok dan menambah waktu dalam proses imajinasi. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut. Peneliti membagi kelompok kelas seperti pada pertemuan yang lalu. Peneliti memberikan contoh puisi kepada masing-masing kelompok. Siswa mengamati contoh puisi dan mendiskusikan unsurunsur yang terkandung dalam puisi tersebut. Setelah mendiskusikannya, peneliti memberikan contoh paragraf pengalaman pribadi. Siswa mengamati contoh puisinya sesuai pengalaman pribadi tersebut. Ketika siswa mencermati contoh pengalaman pribadi dan contoh puisinya, peneliti membimbing siswa dalam membuat puisi dan menemukan diksinya. Siswa yang mengalami kesulitan diberi penjelasan, dan saling berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Catatan yang berupa paragraf pengalaman pribadi akan diubah menjadi larik-larik puisi sesuai dengan isi paragraf yang ditulis siswa. Peneliti kemudian menjelaskan mengenai menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman beserta langkah-langkah operasionalnya. Langkah- langkah yang dimaksud, yaitu: 1) memberikan kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat pengalaman mengesankan bagi siswa, 2) siswa menuliskan ide atau gagasan yang mereka temukan dari pengalaman yang mengesankan tersebut, 3) siswa menuliskan pengalamannya ke dalam bentuk

61 47 paragraf, 4) siswa mengubah pengalaman pribadi yang mereka tulis dalam bentuk paragraf menjadi bait-bait puisi yang indah. Pada tahap evaluasi, setelah siswa selesai menulis puisi secara individu, puisi terbaik dalam masing-masing kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas yang disertai dengan tanya jawab antarkelompok. Puisi terbaik yang telah dipresentasikan diberi penghargaan. c. Observasi Obsevasi dilakukan terhadap semua perubahan tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini, peneliti memberikaan perhatian lebih terhadap siswa yang belum baik dalam bersikap pada proses pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan hasil tes dan perilaku siswa dalam mengerjakan tugas, serta keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan pemotretan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti membagikan jurnal kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ini, dilihat peningkatan hasil tes dan perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran peneliti juga

62 48 melakukan wawancara di luar jam pelajaran terutama kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah. d. Refleksi Refleksi pada siklus II berupa perenungan selama penilaian berlangsung. Kelemahan-kelemahan tentang pembelajaran menulis kreatif puisi ditemukan mulai dari awal perencanaan hingga hasil akhir siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti adalah melihat, mengkaji, dan mempertimbangkan hasil serta dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti dapat menemukan kendala-kendala peningkatan keterampilan menulis puisi serta solusi pemecahannya. Kendala tersebut di antaranya adalah siswa kurang mampu mengembangkan diksi yang lebih variatif. Solusinya adalah dengan menerapkan teknik panggil pengalaman. Siswa akan lebih mudah menemukan diksi yang tepat dengan menggunakan teknik tersebut. Dengan demikian, kompetensi menulis puisi siswa dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. C. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu keterampilan menulis puisi, dan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman.

63 49 1. Keterampilan Menulis Puisi Menulis puisi adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan atas segala peristiwa yang dilihat atau dialami dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pengimajinasian atau pengembangan pengalaman lahir dan batin dalam bentuk tulisan yang ekspresif dan apresiasif. Penelitian penerapan keterampilan menulis puisi mengacu pada teori-teori yang ada di dalam buku yang dikonfirmasikan dengan KD, mengamati aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi, dan mengamati peningkatan hasil tes keterampilan menulis puisi pada tiap siklus. Target yang dicapai dalam pembelajaran menulis puisi adalah keterampilan menulis puisi siswa meningkat dengan aspek-aspek penilaian, antara lain: kesesuaian isi dengan tema antara puisi dan paragraf pengalaman pribadi yang ditulis, diksi, rima, dan tipografi. Penelitian ini berhasil jika skor rata-rata kelas mencapai nilai Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Penggunaan teknik panggil pengalaman dalam hubungannya dengan pembelajaran menulis puisi dapat membantu daya nalar siswa untuk menjelaskan apa yang pernah dialaminya, kemudian dituliskan untuk menulis puisi. Melalui teknik ini, siswa akan mengingat pengalaman pribadinya yang paling mengesankan yang pada akhirnya akan mempermudah siswa dalam mengemukakan ide yang berupa fakta yang

64 50 nampak dari pengalaman yang pernah dialami atau diketahuinya. Dengan demikian, teknik panggil pengalaman digunakan sebagai teknik untuksiswa dalam membentuk proses menulis kreatif siswa dan membantu siswa menuangkan idenya yang berupa pengalaman pribadi kedalam bentuk puisi. Penelitian ini mengacu kepada teori Hizyam yang divariasikan dengan teori kosasih mengenai pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Data mengenai penerapan keterampilan menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman dikonfirmasikan dengan teori-teori yang ada di dalam buku. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berupa teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes berupa hasil puisi siswa sedangkan teknik nontes meliputi observasi, wawancara, jurnal dan dokumentasi. 1. Teknik Tes Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus I dan siklus II, kemudian data tes dalam penelitian diperoleh dari puisi siswa yang dibuat pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang diberikan pembekalan menghadapi tes pada siklus II.

65 51 2. Teknik Nontes Data nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Teknik nontes peneliti lakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran di dalam kelas. Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi. a. Observasi Teknik observasi dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus mengenai perilaku siswa dalam kegiatan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Observasi ini berupa pengamatan terhadap Perhatian dan sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk lebih memudahkan dan mengefektifan pelaksanaan observasi, peneliti mengamati keadaan siswa dengan memberi tanda check list pada lembar panduan observasi. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas dengan teliti. b. Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Wawancara dilakukan peneliti terhadap siswa yang hasil tesnya

66 52 berkategori tinggi, sedang, dan kurang. Hal ini didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil tes akhir tiap siklus. Wawancara dilaksanakan di luar jam pelajaran. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan wawancara, yaitu: (1) menyiapkan lembar wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan pada siswa, (2) menentukan siswa yang hasil menulis puisinya dengan nilai tinggi, sedang, dan kurang kemudian diwawancarai. c. Jurnal Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi baik dari siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol selama penelitian. Peneliti membuat Jurnal sebagai umpan balik untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik yang digunakan. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu jurnal untuk siswa dan jrnal untuk guru. Jurnal yang diisi oleh siswa yaitu tentang ungkapan perasaan siswa yang berupa kesan dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Hal-hal yang diidikan dalam jurnal siswa meliputi : (1) ketertarikan siswa terhadap terhadap pembelajaran menulis, (2) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, (3) kesulitan dalam kegiatan menulis puisi, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, (5) Kesan dan pesan siswa terhadap proses pembelajaran

67 53 Jurnal yang diisi oleh guru meliputi seuruh kejadian yang dilihat yang dirasakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dicatat dalam jurnal guru meliputi : (1) kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, (2) respon siswa terhadap materi pembelajaran, (3) respon siswa terhadap teknik pembelajaran yang digunakan, (4) keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, (5) situasi atau suasana kelas. d. Dokumentasi Teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nontes yang berupa gambar (foto) yang diambil peneliti pada proses pembelajaran siklus I maupun siklus II berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran di kelas yang berupa foto. Pengambilan gambar (foto) dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh seorang teman peneliti. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa tes dan nontes. 1. Instrumen Tes Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data kemampuan menulis puisi siswa. Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes adalah menulis puisi. Hasil akhir tes diambil berdasarkan jumlah skor tiap-tiap aspek. Aspek yang dinilai dalam tes

68 54 menulis kreatif puisi adalah: 1) kesesuaian isi puisi dengan tema, 2) diksi, 3) rima, 4) tipografi. Penilaian tes menulis puisi dapat dilihat pada tabel rubrik penulisan puisi sebagai berikut. Tabel 1 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi No Aspek Penilaian Rentang Skor Kategori 1. Kesesuaian isi puisi dengan tema a. Isi puisi sangat sesuai dengan tema Sangat baik b. Isi puisi sesuai dengan tema Baik c. Isi puisi cukup sesuai dengan tema Cukup d. Isi puisi kurang sesuai dengan tema 6-10 Kurang e. Isi puisi tidak sesuai dengan tema 1-5 Sangat kurang 2. Diksi a. Diksi yang digunakan sangat sesuai Sangat baik dan sangat mendukung makna puisi b. Diksi yang digunakan sesuai dan Baik mendukung makna puisi c. Diksi yang digunakan cukup sesuai Cukup dan cukup mendukung makna puisi d. Diksi yang digunakan kurang 6-10 Kurang sesuai dan kurang mendukung makna puisi e. Diksi yang digunakan tidak sesuai 1-5 Sangat kurang dan tidak mendukung makna puisi 3. Rima a. Persajakan yang dipilih sangat Sangat baik mendukung suasana puisi b. Persajakan yang dipilih mendukung Baik suasana puisi c. Persajakan yang dipilih cukup Cukup mendukung suasana puisi d. Persajakan yang dipilih kurang 6-10 Kurang mendukung suasana puisi e. Persajakan yang dipilih tidak 1-5 Sangat kurang mendukung suasana puisi 4. Tipografi a. Tipografi disusun sangat menarik Sangat baik b. Tipografi disusun menarik Baik

69 55 c. Tipografi disusun cukup menarik Cukup d. Tipografi disusun kurang menarik 6-10 Kurang e. Tipografi disusun tidak menarik 1-5 Sangat kurang Total Skor 100 Berdasarkan pedoman penilaian menulis puisi di atas, dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis puisi berhasil dengan sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kemudian siswa yang berhasil dengan sangat baik adalah siswa yang memperoleh nilai , baik dengan nilai 71-84, cukup dengan nilai 61-70, kurang dengan nilai 51-60, dan sangat kurang dengan nilai di bawah 51. Tabel 2 Pedoman Penilaian No Kategori Rentang Skor 1. Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang < Instrumen Nontes Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri atas lembar observasi, wawancara, jurnal dan dokumentasi. a. Lembar Observasi Lembar observasi adalah lembar yang berisi pedoman pengamatan untuk mengamati perhatian dan sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap semua perubahan tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan pengamatan,

70 56 peneliti mengamati keadaan siswa dengan mengisicheck list pada lembar pengamatan yang telah disediakan. b. Wawancara Kategori pedoman wawancara yakni siswa dengan nilai tinggi, sedang, dan kurang. Aspek yang diungkap dalam wawancara ini, meliputi: (a) pernah atau tidak siswa melakukan kegiatan menulis puisi, (b) perasaan siswa dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman, (c) kemudahan dalam menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalamandan (d) tema yang sering digunakan siswa dalam menulis puisi (e) kesulitan yang dialami dalam menulis puisi menggunnakan teknik panggil pengalaman. c. Jurnal Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi baik dari siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol selama penelitian. Peneliti membuat Jurnal sebagai umpan balik untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik yang digunakan. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu jurnal untuk siswa dan jrnal untuk guru. Jurnal yang diisi oleh siswa yaitu tentang ungkapan perasaan siswa yang berupa kesan dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Jurnal yang diisi oleh guru meliputi seuruh kejadian yang dilihat yang dirasakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

71 57 d. Dokumentasi Dokumentasi berisi gambaran tentang proses pembelajaran di kelas yang berupa foto. Pengambilan dokumentasi ini sebagai gambaran penerapan teknik paggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi dan sebagai bukti yang otentik terhadap penerapan metode tersebut. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. 1. Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui sejauhmana kemampuan menulis puisi siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan penilaian, selanjutnya direkapitulasi, dan dianalisis secara keseluruhan untuk mendapatkan nilai rata-rata dalam bentuk presentase. Adapun rumus rata-rata hitung adalah sebagai berikut. Keterangan: x : nilai rata-rata hitung F : jumlah frekuensi skor N : jumlah siswa

72 58 Hasil perhitungan nilai siswa dari tes ini kemudian dibandingkan antara siklus I dan siklus II untuk mengetahui gambaran presentase peningkatannya. 2. Teknik Kualitatif Teknik kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Untuk memperoleh data nontes dari siswa peneliti akan memberi pertanyaan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan perubahan perilaku siswa.

73 59 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini penulis mengemukakan dua bagian pokok yaitu penyajian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian secara singkat, ditampilkan pembahasan hasil penelitian serta dilakukan penafsiran dan pemaknaan terhadap semua hasil penelitian. A. Penyajian Hasil Penelitian Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah Bab I akan disajikan dalam Bab IV. Sebelum hasil penelitian dipaparkan pada bab ini diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal pembelajaran menulis puisi kelas X-1 SMA N 5 Purworejo tahun pelajaran Pada bab ini akan dikemukakan mengenai (1) langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman siswa kelas X- 1 SMA N 5 Purworejo tahun pelajaran , (2) minat belajar menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman, (3) peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian dari Siklus I sampai akhir siklus II akan disajikan di sini. Sebelum dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasannya, terlebih dahulu akan dideskrisikan kondisi awal menulis puisi sebelum tindakan. 59

74 60 Kegiatan Observasi awal berupa pembelajaran menulis puisi tanpa teknik apapun yang diajarkan langsung oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat. Observasi awal dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi siswa mengenai perhatian dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan observasi awal peneliti akan mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa, sehingga penelitian selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2013, Observasi awal merupakan pengganti prasiklus. Prasiklus dalam penelitian ini tidak dilaksanakan karena materi menulis puisi sudah diajarkan sendiri oleh guru mata pelajaran, hal tersebut mempunyai alasan agar siswa tidak merasa bosan dalam menerima materi menulis puisi secara terus menerus. Dalam observasi awal terdapat tiga tahap yaitu perencanaan observasi awal.hasil observasi awal disajikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Observasi Awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan observasi awal adalah sebagai berikut. a. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai observasi awal yang akan dilakukan. b. Peneliti menyiapkan lembar observasi yang meliputi perhatian dan sikap siswa serta situasi dalam kelas saat pembelajaran berlangsung.

75 61 c. Peneliti menyiapkan pertanyaan wawancara pada observasi awal guna mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. 2. Wawancara dengan Guru Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai minat dan kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara meliputi: a. bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi yang baru saja anda ajarkan? b. apakah siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran menulis puisi? c. bagaimana keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi tanpa teknik apapun? d. apakah kelemahan siswa dalam menulis puisi? Hasil wawancara penulis kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada observasi awal adalah sebagai berikut ini. a. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi kurang antusias, siswa banyak yang ramai dan beberapa siswa terlihat malas-malasan dalam mengikuti pelajaran. b. Untuk kelas X-I minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih tergolong rendah, meskipun ada beberapa siswa yang hobi dengan menulis puisi.

76 62 c. Dalam pembelajaran apapun memang butuh variasi pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan pelajaran yang diajarkan. Siswa terkesan kurang aktiv dalam pembelajaran tanpa teknik apapun dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis puisi yang baru saja berlangsung. d. Banyak siswa yang kesulitan dalam menentukan ide untuk menulis puisi, siswa juga masih sulit memilih diksi yang tepat. Siswa masih memakai bahasa sehari-hari dalam menulis puisi. 3. Pengamatan Pembelajaran Peneliti mengamati pembelajaran menulis puisi di kelas yang di ajarkan langsung oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengamatan pembelajaran meliputi perhatian dan sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Berikut ini hasil pengamatan observasi awal. Tabel 3 Hasil Observasi Awal No. Aspek yang Observasi Awal diamati Baik Cukup Kurang 1. Perhatian Sikap Situasi Kurang Sedangkan hasil tes keterampilan menulis puisi pada obeservasi awal yang dinilai langsung oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

77 63 Tabel 4 Skor keterampilan Menulis Puisi pada Observasi Awal No Nama Nilai 1 Adhe Kurnia Winarsakti 70 2 Afilia Putri Jayanti 73 3 Ana Putri Susanti 74 4 Arista Sulistya Pratiwi 70 5 Aryo Anggoro Jati 65 6 Avi Rifka Annisa 70 7 Cania Neta Nuzula 74 8 David Setyaji 74 9 Dian Nirmaya Anggr Eka Nuraini Faizah Nur Diana Sakit 12 Faradisa Nursalis Galih Cahyo Sukmo Sejati Gantini Dian Yulianti Ikke Nurmaya Sari Intan Tri Hapsari Kintan Regita Wasjud Meilisa Muhammad Iqbal Fauzan Sakit 20 Nasri Nada Afifah Novi Dwi Lestari Pangestu Widodo Puji Siswanti Resty Ardiani Rizky Utama Rizka Utami Suci Hartanti Sunu Tri Pratama Teguh Pambudi Trisna Nur Hidayah Uswatun Khasanah Wulan Alwiani Yulian Iindah Pratiwi Sakit Nilai rata-rata 71,03448 Nilai Tertinggi 82 Nilai Terendah 60

78 64 1. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Pangggil Pengalaman pada Siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo Penerapan pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman siswa SMA N 5 Purworejo terdapat dua tahapan yaitu siklus 1 dan siklus II. Adapun penerapan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 5 Penerapan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Panggil Pengalaman Tahap Penelitian Siklus I Siklus II Perencanaan Pelaksanaan a. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan. b. Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. c. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto. d. menyiapkan lembar tes menulis puisi a. Guru menyampaikan materi tentang puisi b. Guru membagi kelompok terdiri dari lima atau enam lima anggota untuk mengamati puisi dan unsur-unsur puisi yang terkandung dalam puisi yang telah ditentukan guru c. Guru menjelaskan menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman a. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan pada siklus II. b. Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi melalui teknik panggil pengalaman siklus II dengan menambah investigasi kelompok. c. Peneliti menyiapkan instrumen peneliti berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto. d. menyiapkan lembar tes menulis puisi a. guru memulai apersepsi, bertanya pada siswa tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya b. Guru membagi kelompok seperti pertemuan lalu, dan memberikan contoh pengalaman pribadi yang dirubah menjadi puisi, siswa mengamati contoh puisi sesuai dengan teknik panggil pengalaman yang diberikan guru. c. Guru membimbing siswa untuk menulis puisi sesuai dengan contoh yang diberikan.

79 65 Observasi Refleksi d. Siswa menulis puisi siklus I e. Puisi terbaik dipresentasikan di depan kelas dengan tanya jawab antar kelompok. a. Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan pada proses pembelajaran yang meliputi perhatian dan sikap siswa serta perilaku positif dan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran. b. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi dan jurnal. c. Berdasarkan pengamatan hasil menulis puisi pada siklus I siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong cukup. a. Peneliti dan kolaborator melakukan analisis hasil menulis puisi dan memaknai hasil perlakuan pada siklus I b. Peneliti dan kolaborator berusaha mengidentifikasi permasalahan yang ada pada diri siswa. c. c. Peneliti dan kolaborator merumuskan solusi pada tindakan selanjutnya untuk perbaikan pada siklus II Misalnya menentukan ide, dan diksinya. d. siswa menulis puisi siklus II. e. Puisi terbaik dipresentasikan di depan kelas dengan tanya jawab antar kelompok a. Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan pada proses pembelajaran yang meliputi perhatian dan sikap siswa serta perilaku positif dan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran. b. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi dan jurnal. c. c. Berdasarkan pengamatan hasil menulis puisi pada siklus II siswa lebih antusias dan aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong baik. a. Peneliti dan kolaborator melakukan analisis hasil menulis puisi dan memaknai hasil perlakuan pada siklus II b. Pada pembelajaran siklus II lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa. Selain itu kemandirian siswa mulai tampak dan pemusatan perhatian siswa dalam pembelajaran siklus II lebih obtimal daripada siklus I.

80 66 2. Pengaruh Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman dalam Aktifitas Belajar Siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo Pengaruh atau perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada data yang berbentuk tes, tetapi juga nontes. Dari hasil observasi dan wawancara, telah diukur dan dibandingkan keadaan siswa saat pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada observasi awal peneliti hanya menggunakan lembar observasi untuk mengetahui perhatian dan sikap siswa, sementara itu pada siklus I dan II peneliti menggunakan lembar observasi, wawancara, jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi untuk mengetahui peningkatan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi. a. Observasi Pada kegiatan siklus I dan siklus II perhatian dan sikap dalam pembelajaran masuk dalam kategori yang berbeda. Aktifitas siswa dalam siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel observasi berikut ini. Aspek yang Diamati Tabel 6 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No. Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang 1. Perhatian Sikap Situasi Cukup Baik

81 67 b. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang, dan kurang. Wawancara siklus I dan siklus II dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 berikut ini. Pertanyaan Wawancara 1.Apakah anda pernah melakukan kegiatan menulis puisi? 2.Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman? Nilai tertinggi 1.ya, saya sering menulis puisi, terutama untuk mencurahk an isi hati saya. 2. Ya, saya senang dengan pembelajar an menulis puisi mengguna kan teknik panggil pengalama n karena sesuai dengan pengalama n yang pernah saya alami. Tabel 7 Hasil Wawancara siklus I dan siklus II Siklus I Nilai sedang 1. Ya, kadangkadang saya menulis puisi dalam waktu senggang. 2. ya, saya senang dengan pembelajar an menulis puisi dengan teknik panggil pengalama n karena tema sesuai dengan pengalama n pribadi saya. Nilai terendah 1. ya, pernah tapi jarang sekali saya menulis puisi. 2. Tidak, karena sejak awal saya tidak suka menulis. Apalagi menulis puisi. Responden Nilai tertinggi 1. ya, saya sering menulis puisi karena merupakan salah satu hobi saya. 2. ya, saya senang dengan pembelajara n menulis puisi menggunaka n teknik panggil pengalaman, karena banyak sekali pengalaman pribadi yang harus saya tuangkan ke dalam bentukk puisi. Siklus II Nilai sedang 1. ya, saya sering menulis puisi terutama saat menulis puisi. 2. Ya, saya senang. setelah saya sering berlatih menulis puisi menggun akan teknik panggil pengalam an, saya menyukai pembelaj aran menulis, terutama Nilai terendah 1. ya, saya sering melakukan kegiatan menulis puisi, setelah adanya pembelajara n menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman 2. Tidak, saya tidak suka menulis puisi akan tetapi teknik panggil pengalaman dapat memotivasi saya untuk terus berlatih menulis puisi.

82 68 3.Apakah anda lebih mudah menuangkan ide dalam bentuk puisi, dengan model pembelajaran teknik panggil pengalaman? 3. Ya, saya lebih mudah menuangk an ide ke dalam bentuk puisi dengan model pembelajar an panggil pengalama n karena tema sesuai pengalama n yang mengesank an bagi saya. 3. ya, saya lebih mudah menuangk an ide dengan model pembelajar an panggil pengalama n karena ide yang saya temukan sesuai dengan apa yang pernah saya alami. 3. ya, saya lebih mudah menuangk an ide ke dalam bentuk puisi dengan teknik panggil pengalama n karena tema sesuai dengan keinginan saya. 3. ya, mudah sekali saya menuangkan ide ke dalam bentuk puisi dengan teknik panggil pengalaman karena ada banyak ide yang saya dapat dari pengalaman yang mengesanka n bagi saya. menulis puisi 3. Dengan teknik panggil pengalam an saya lebih mudah menuang kan ide bahkan ada banyak ide yang datang dari pengala man yang saya alami. 3. Ya, memang dengan teknik panggil pengalaman mudah bagi saya menuangkan ide. 4.Jika anda menulis puisi, tema apa yang sering anda tulis? Apa alasannya? 5.Apa kesulitan yang anda alami dalam menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman? 4. Tema yang sering saya tulis adalah Cinta dan persahabat an karena menurut saya hal tersebut yang paling mengesank an dalam hidup saya. 5. Tidak ada kesulitan dalam menulis puisi menggunaka n teknik panggil pengalaman 4. tema yang sering saya tulis yaitu tema Cinta karena menurut saya puisi adalah cinta. 5. Ada sedikit kesulitan dalam menulis puisi mengguna kan teknik panggil pengalama n yaitu menentuka n diksi yang 4. tema yang sering saya tulis dalam menulis puisi yaitu tema cinta karena pengalama n yang sering saya alami adalah pengalama n tentang cinta. 5. Ada banyak kesulitan dalam menulis puisi mengguna kan teknik panggil pengalama n karena sebelum menulis puisi harus 4. ada bermacammacam tema yang saya tulis ke dalam puisi sesuai pengalaman yang saya alami. 5. Tidak ada kesulitan dalam menulis puisi menggunaka n teknik panggil pengalaman. Bahkan dengan teknik ini saya lebih menyukai 4. saya sering menulis puisi dengan tema cinta, persahaba tan, dan keluarga saya. 5. Ada sedikit kesulitan dalam menulis puisi menggun akan teknik panggil pengalam an karena harus repot 4. Tema yang sering saya tulis dalam menulis puisi yaitu tema apa saja, sesuai dengan isi hati saya. 5. Tidak ada kesulitan dalam menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, hanya saja saya tidak suka menulis puisi.

83 69 sesuai dengan paragraf pengalama n pribadi yang saya buat. menulis paragraf pengalama n pribadi terlebih dahulu dan menurut saya cara tersebut tidak efisien. kegiatan menulis. menulis pengalam an pribadi terlebih dahulu. Akan tetapi teknik ini membuat keterampi lan menulis puisi saya sedikit meningkat c. Jurnal Siswa Pada siklus I dan II semua siswa mengisi jurnal. Adapun jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam jurnal siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8 Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II NO Pertanyaan Siklus I Siklus II 1 Apakah anda tertarik dengan pelajaran menulis? (ya/tidak) apa alasannya? YA Tidak Ya Tidak , 5% 81, 25% 6, 25% 25 78, 12% 2 Apakah anda tertarik dengan pelajaran menulis 20 62, 5% 9 28,12% 25 78, 12% 3 9, 37% puisi? (ya/tidak) apa alasannya? 3 Apakah anda mengalami kesulitan pembelajaran dalam menulis puisi? (ya/tidak) apa alasannya? 10 31, 25% 19 59, 37% 5 15, 62% 23 71, 87% 4 Apakah anda menyukai

84 70 teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi? (ya/tidak) apa alasannya? 81, 25% 9,37% 84, 37% 3, 12% 5 Ungkapkan kesan dan pesan anda terhadap guru dan proses pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman! 27 siswa (84, 37%) mengungkapkan kesan yang baik terhadap guru pembimbing. Serta 3 siswa 9, 37% yang tidak mengisi jurnal dikarenakan sakit 28 siswa 87, 5% mengungkapkan kesan yang baik terhadap guru pembimbing serta 4 siswa 12, 5% yang tidak mengisi jurnal dikarenakan sakit. d. Jurnal Guru Pada siklus I dan II, guru mengisi jurnal. Jurnal guru diisi oleh guru mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia yang secara langsung mengamati pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman pada siklus I dan Siklus II. Jurnal guru bertujuan untuk mengetahui penilaian guru mengenai pengaruh pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Adapun jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam jurnal guru dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 9 Hasil Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II No Pertanyaan Jawaban Siklus I Siklus II 1 Bagaimana kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi? Siswa sudah siap terhadap pembelajaran menulis puisi, karena sudah saya informasikan sebelumnya khusus kelas X-1 bahwa akan Siswa terlihat lebih siap dari pertemuan sebelumnya, karena sebelumnya sudah diberitahukan nilai

85 71 ada pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman. keterampilan menulis puisi pada siklus I yang masih membutuhkan peningkatan. 2 Bagaimana respon siswa terhadap materi pembelajaran menulis puisi? Respon siswa sebagian terlihat antusias, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang terlihat pasif dan ada yang tidak tertarik mengikuti materi pembelajaran menulis puisi. Respon siswa terhadap materi pembelajaran menulis puisi terlihat baik, konsentrasi siswa terlihat pada saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. 3 Bagaimana respon siswa terhadap metode pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman? Respon siswa terhadap metode pembelajaran menggunakan teknik panggil pengalaman sangat menyenangkan, siswa terlihat tidak terbebani dalam memilih ide karena masing-masing siswa mempunyai banyak pilihan ide dari pengalaman yang pernah siswa alami. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman sangat antusias. 4 Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman? Dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman siswa sudah cukup aktif, akan tetapi dalam kegiatan Siswa lebih aktif bertanya mengenai materi pelajaran, dan saat kegiatan tanya jawab berlangsung

86 72 tanya jawab siswa masiih cenderung pasif. sebagian besar siswa cakap saat menjawab pertanyaan. 5 Bagaimana situasi atau suasana kelas saat pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman berlangsung? Suasana kelas saat pembelajaran menulis puisi berlangsun dinilai cukup karena masih banyak yang ramai saat pembelajaran berlangsung. Situasi kelas saat pembelajaran menulis puisi berlangsung dinilai baik karena siswa terlihat menunjukkan konsentrasi yang baik dan aktif. e. Dokumentasi Foto Dokumentasi foto berupa gambar yang digunakan sebagai bukti visual selama proses pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman. Dokumentasi yang diambil meliputi : (1) Saat guru menjelaskan materi menulis puisi, (2) siswa mendengarkan penjelasan guru tentang menulis puisi, (3) guru membimbing kegiatan menulis puisi, (4) kegiatan menulis puisi, (5) siswa membacakan puisi di depan kelas, (6) siswa membuat majalah didnding dengan bimbingan guru, (7) siswa antusias mempublikasikan puisi ke dalam majalah dinding. 3. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa kelas X-1 SMA Negeri 5 Purworejo menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Keterampilan menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman dibagi menjadi dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian siklus I merupakan kondisi awal siswa dalam menulis puisi dengan teknik

87 73 panggil pengalaman. Hasil tes siklus II merupakan perbaikan keterampilan menulis puisi siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman pada siklus I. Hasil nontes dapat dilihat dari hasil deskripsi kegiatan observasi, jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi foto yang diuraikan dalam bentuk deskripsi dan kualitatif. Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan pada hasil pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman. Aspek yang dinilai adalah ketepatan isi dengan tema, diksi, rima dan tipografi.data yang diambil dari 32 siswa. NO Tabel 10 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis PuisiMenggunakan Teknik Panggil Pengalaman siswa X-1 SMA N 5 Purworejo Nama Skor Siklus I Skor Siklus II Jumlah A B C D A B C D 1 Adhe Kurnia Winarsakti S Jumlah 2 Afilia Putri Jayanti Ana Putri Susanti Arista Sulistya Pratiwi Aryo Anggoro Jati Avi Rifka Annisa Cania Neta Nuzula David Setyaji Dian Nirmaya Anggr Eka Nuraini Faizah Nur Diana S Faradisa Nursalis Galih Cahyo Sukmo Sejati Gantini Dian Yulianti Ikke Nurmaya Sari Intan Tri Hapsari Kintan Regita Wasjud Meilisa Muhammad Iqbal Fauzan S S

88 74 NO Nama Skor Siklus I Skor Siklus II Jumlah A B C D A B C D Jumlah 20 Nasri Nada Afifah Novi Dwi Lestari Pangestu Widodo S S 23 Puji Siswanti Resty Ardiani Rizky Rizka Utami Suci Hartanti Sunu Tri Pratama Teguh Pambudi S 29 Trisna Nur Hidayah Uswatun Khasanah Wulan Alwiani Yu lian Iindah Pratiwi S S Jumlah Nilai rata-rata 19,62 18,20 17,42 19,97 75, 17 20,8620,48 19,0720, Nilai Tertinggi Nilai Terendah Keterangan: A : Ketepatan tema dengan isi puisi B : Diksi C : Rima D : Tipografi S : Sakit B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini dibahas tiga data yang meliputi (1) langkah-langkah pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo tahun pelajaran 2013, (2) minat belajar menulis puisi siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworjo Tahun pelajaran 2013, (3) Peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworjo tahun pelajaran 2013.Sebelum membahas tiga data diatas akan penulis paparkan terlebih dahulu hasil observasi awal.

89 75 1. Perencanaan Observasi Awal Perencanaan observasi awal bertujuan agar kegiatan observasi awal dapat dilaksanakan secara sistematis. Perencanaan observasi aawal meliputi (1) peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai observasi awal yang akan dilakukan, (2) peneliti menyiapkan lembar observasi yang meliputi perhatian dan sikap siswa serta situasi dalam kelas saat pembelajaran berlangsung, (3) peneliti menyiapkan pertanyaan wawancara pada observasi awal guna mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. 2. Wawancara dengan Guru Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai minat dan kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Terdapat empat aspek dalam wawancara observasi awal (1) mengenai respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi yang baru diajarkan, (2) mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, (3) mengenai keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi tanpa teknik apapun, (4) mengenai kelemahan siswa dalam menulis puisi. Aspek pertama menurut guru mata pelajaran pembelajaran menulis puisi kurang antusias, siswa banyak yang ramai dan beberapa siswa terlihat malas-malasan dalam mengikuti pelajaran. Untuk aspek kedua guru berpendapat bahwa kelas X-I masih tergolong rendah, meskipun ada

90 76 beberapa siswa yang hobi dengan menulis puisi. Sedangkan aspek ketiga guru berpendapat bahwa Dalam pembelajaran apapun butuh variasi pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan pelajaran yang diajarkan. Siswa terkesan kurang aktiv dalam pembelajaran tanpa teknik apapun, siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran menulis puisi. Pada aspek keempat menurut guru banyak siswa yang kesulitan dalam menentukan ide untuk menulis puisi, siswa masih sulit memilih diksi yang tepat. Siswa masih memakai bahasa sehari-hari dalam menulis puisi. Dari wawancara obserasi awal penulis dapat membuat perencanaan untuk siklus I.Penulis juga mengetahui minat serta tingkat kesulitan yang dialami siswa dalam menulis puisi. 3. Pengamatan Pembelajaran Pada pengamatan pembelajaran terdapat dua apek yang dinilai yaitu perhatian dan sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Pada observasi awal terdapat 15 dari 32 siswa dinilai cukup 15 siswa tersebut terlihat memperhatikan akan tetapi kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, kemudian 14 siswa dinilai kurang karena bercanda dengan temannya saat guru menjelaskan materi pelajaran. Pada aspek sikap 16 siswa dinilai cukup karena masih malu untuk bertanya akan tetapi mereka bertanya dengan teman sebelahnya yang juga kurang memahami penjelasan guru. 13 siswa dinilai kurang dalam aspek sikap karena kurang sopan dalam menerima penjelasan guru, terdapat

91 77 beberapa siswa yang hanya diam saat diberi pertanyaan oleh guru mata pelajaran. Situasi kelas pada pengamatan pembelajaran observasi awal dinilai kurang. Pada Pengamatan hasil tes keterampilan menulis puisi dari 32 siswa terdapat 24 siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75, sedangkan siswa yang sudah memenuhi nilai di atas KKM hanya terdapat 5 siswa. Dari hasil tes keterampilan menulis puisi pada observasi awal siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo tergolong rendah, Sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus I. 1. Penerapan Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman siswa Kelas X-1 SMA N 5 Purworejo Penerapan pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman terdapat dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2013, bertepatan dengan pembelajaran menulis puisi yang sedangkan dilaksanakan oleh guru bahasa Indonesia di kelas X-1.Hasil penelitian siklus I terdiri atas hasil tes dan nontes.pelaksanaan siklus I meliputi perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi. 1) Perencanaan Kegiatan perencanaan pada siklus I yaitu (1) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan, (2)

92 78 Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman, (3) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto (4) menyiapkan lembar tes menulis puisi. 2) Tindakan Pada siklus I peneliti langsung menerapkan teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi, tindakan yang dilakukan peneliti adalah Guru menyampaikan materi tentang puisi, (2) Guru membagi kelompok terdiri dari lima atau enam anggota untuk mengamati puisi dan unsur-unsur puisi yang terkandung dalam puisi yang telah ditentukan guru, (3) Guru menjelaskan menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, (4) Siswa menulis puisi siklus I, (5) Puisi terbaik dipresentasikan di depan kelas dengan tanya jawab antar kelompok, (6) beberapa siswa ditunjuk guru untuk membacakan puisi yang mempunyai kriteria baik. 3) Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran, perhatian dan sikap siswa serta hasil keterampilan dalam menulis puisi. Berdasarkan pengamatan yang diketahui bahwa sebagian kecil siswa kurang berminat dalam belajar. Akan tetapi sebagian besar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, suasana kelas saat pembelajaran menulis puisi

93 79 siklus I terkesan ramai, keramaian siswa disebabkan rasa ingin tahu siswa terlalu besar terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman. Kategori perilaku siswa pada siklus I tergolong cukup. Maka dari itu perlu adanya perbaikan yang lebih baik pada siklus II, karena nilai rata-rata menulis puisi pada siklus I masih 74, 53. Nilai rata-rata tersebut masih dibawah nilai ketuntasan minimal Pelajaran Bahasa Indonesia yakni 75. 4) Refleksi Setelah melakukan pengamatan, guru dan kolaborator melakukan refleksi. Dari hasil pengamatan bahwa dalam proses pembelajaran siklus I sikap aktif ditunjukkan oleh sebagian besar siswa siswa. Akan tetapi masih ada sebagian kecil siswa cenderung pasif dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan hasil kemampuan menulis puisi, sebagian siswa memperoleh nilai di bawah rata-rata ketuntasan minimal pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut yakni 75. Sebagiannya lagi mendapatkan nilai diatas 75. Adanya siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah nilai ketuntasan minimal tersebut yang mendorong peneliti untuk mengadakan perbaikan pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2013, agar pembelajaran menulis puisi berkesinambungan. Tindakan siklus II dilaksanakan sebagai penguatan atau hasil yang telah dicapai dan

94 80 merupakan upaya perbaikan siklus I.Pelaksanaan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. 1) Perencanaan Berdasarkan pengamatan siklus I, penulis melakukan perbaikan dan persiapan yang lebih matang pada pembelajaran siklus II. Kegiatan pembelajaran siklus II yaitu (1) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X mengenai penelitian yang akan dilakukan pada siklus II, (2) Peneliti menyusun rencana pembelajaran menulis puisi melalui teknik panggil pengalaman siklus II dengan menambah investigasi kelompok,(3) Peneliti menyiapkan instrumen peneliti berupa rubrik penilaian, lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, dan dokumentasi foto, (4) menyiapkan lembar tes menulis puisi siklus II. 2) Pelaksanaan Pelaksaan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Kelemahan dan yang menjadi penghambat dalam tindakan siklus I diperbaiki dalam tindakan siklus II. Pembelajaran menulis puisi siklus II berbeda dengan siklus I. Proses belajar mengajar pada siklus II adalah (1) guru memulai apersepsi, bertanya pada siswa tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya, (2) Guru membagi kelompok seperti pertemuan lalu, dan memberikan contoh pengalaman pribadi yang dirubah menjadi puisi, siswa mengamati contoh puisi sesuai dengan teknik panggil pengalaman

95 81 yang diberikan guru, (3) Guru membimbing siswa untuk menulis puisi sesuai dengan contoh yang diberikan. Misalnya menentukan ide, dan diksinya, (4) siswa menulis puisi siklus II, (5) Puisi terbaik dipresentasikan di depan kelas dengan tanya jawab antar kelompok (6) Beberapa siswa ditunjuk guru untuk membacakan puisi yang mempunyai kriteria baik. 3) Observasi Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran, perhatian dan sikap siswa serta hasil dari keterampilan menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman, serta pada akhir pembelajaran siswa mengisi jurnal siswa sebagai refleksi pembelajaran pada siklus II. Hasil Yang diperoleh selama pengamatan antara lain, siswa terlihat semakin bersemangat dan antusias dalam proses pembelajaran menulis puisi, sikap siswa terlihat lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Siswa lebih memahami dan lebih mudah menentukan ide yang akan ditulis, hal tersebut terbukti dengan tidak monotonnya tema puisi. Puisi yang ditulis siswa pada siklus II temanya lebih bervariasi. Berbeda pada siklus I sebagian besar siswa menulis puisi dengan tema Persahabatan dan Cinta. Nilai Rata-rata pada siklus II meningkat yakni 81, 29.

96 82 4) Refleksi Refleksi yang dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan refleksi siklus I, yaitu dengan menganalisis hasil tes keterampilan siswa dalam menulis puisi dan menganalisis hasil nontes yang berupa hasil pengamatan, jurnal, dan dokumentasi. Dari mengikuti pelajaran hasil tes siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran yaitu siswa lebih bersemangat, dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran menulis puisi. Akan tetapi jika dilihat dari hasil tes menulis puisi, penilaian siswa mengalami peningkatan. 2. Pengaruh Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Panggil Pengalaman dalam Aktivitas Belajar Siswa Kelas X-1 SMA N 5 Purworejo Berdasarkan hasil data nontes yang berupa hasil observasi, wawancara, jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi berupa foto, dapat diketahui adanya perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. a. Siklus I Dalam siklus I ada lima hal yang akan dibahas yaitu: observasi, wawancara, jurnal siswa, jurnal guru dan dokumentasi. 1) Observasi Observasi siklus I dilakukan selama proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman di kelas X-1 SMA Negeri 5 Purworejo. Dalam observasi, peneliti

97 83 bertindak sebagai guru dibantu seorang teman peneliti. Kegiatan observasi difokuskan pada dua jenis perilaku, yaitu perhatian dan sikap siswa selama kegiatan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini. No. Tabel 12 Hasil Observasi Siklus I Kategori Aspek yang Diamati Baik Cukup Kurang 1. Perhatian 2. Sikap Situasi 21 65,63% 23 71,88% 5 15,63% 6 18,75% Cukup 3 9,37% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus I dari 32 siswa terdapat 3 siswa (9,37%) yang tidak mengikuti kegiatan dikarenakan sakit. Situasi pembelajaran siklus I dinilai cukup.selain itu, data hasil observasi berdasarkan tabel diatas terdapat siswa yang tidak antusias mengikuti pembelajaran. Tidak antusiasnya siswa tersebut mengakibatkan siswa tidak serius ketika mendengarkan penjelasan guru. Siswa malas untuk mengikuti bagian-bagian dari pembelajaran. Selain itu perilaku negatif juga ditunjukkan oleh beberapa siswa yang melihat pekerjaan teman dan bicara sendiri dengan teman sebangkunya. Beberapa siswa terlihat pasif dalam kegiatan pembelajaran. Adapun uraian dari aspek yang diamati adalah sebagai berikut. -

98 84 a) Perhatian Pengamatan pada aspek ini meliputi kemauan siswa untuk memeperhatikan dan memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 32 siswa terdapat 21 siswa (65,63%) yang memperhatikan penjelasan guru. 5 siswa (15,63%) mempunyai perhatian cukup karena bicara sendiri dengan sebangkunya. Dan terdapat 3 siswa (9,37%) mempunyai perhatian yang kurang, mereka terlihat bercanda saat pembelajaran berlangsung. b) Sikap Pengamatan pada aspek sikap meliputi kesantunan, keaktifan dan antusias siswa saat pembelajaran berlangsung. Dari 32 siswa terdapat 23 siswa mempunyai sikap yang baik, dan 6 siswa yang mempunyai sikap yang dinilai cukup. 6 siswa tersebut terlihat pasif dan saat ditanya mengenai materi pelajaran mereka malah menunjuk temannya untuk menjawab serta terdapat beberapa siswa yang terlihat tiduran saat pembelajaran berlangsung. 2) Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah. Wawancara siklus I dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

99 85 pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Dari hasil wawancara siklus I dapat di ketahui bahwa siswa yang mempunyai nilai tertinggi adalah siswa yang sering melakukan kegiatan menulis, siswa ini mengaku pernah menyukai pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman karena lebih mudah untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk puisi. Tema yang biasa di tulis masih sesuatu yang bertema cinta dan persahabatan. Ia merasa tidak ada kesulitan dalam menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Siswa yang mempunyai nilai sedang mengaku bahwa kadang-kadang melakukan kegiatan menulis puisi, Ia juga merasa senang dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman karena mudah dalam menuangkan ide, puisi yang sering ditulis merupakan puisi cinta. Dalam menulis puisi siswa yang mempunyai nilai sedang mengakui bahwa kesulitan dalam menulis puisi yaitu menentukan diksinya. Sedangkan siswa yang mempunyai nilai rendah mengaku jarang sekali menulis puisi, siswa mengaku tidak menyukai pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman karena sejak awal ia tidak menyukai pelajaran menulis puisi, akan tetapi dengan teknik panggil pengalaman siswa

100 86 mengakui dapat dengan mudah menuangkan idenya ke dalam bentuk puisi, tema yang sering digunakan yaitu cinta. Siswa merasa ada banyak kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Karena harus menulis paragraf pengalaman pribadi terlebih dahulu. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis puisi pada siklus I, siswa menulis puisi bertema cinta dan persahabatan, karena siswa masih menginjak masa pubertas sehingga pengalaman yang mengesankan bagi siswa masih sebatas cinta dan persahabatan. Untuk itu peneliti berusaha mengukur perbaikan bagi pembelajaran menulis puisi pada siklus berikutnya sehingga dapat mengurangi jumlah siswa yang mempunyai nilai rendah dalam menulis puisi. 3) Jurnal Siswa Berdasarkan hasil jurnal siswa, pada umumnya siswa merasa senang atau tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Hal tersebut dapat diketahui dari aspek jurnal yang diisi oleh siswa. Data aspek jurnal siklus I yang pertama yaitu tertarik atau tidaknya siswa terhadap pelajaran menulis. Dari 32 siswa, 25 siswa (78,12%) menyatakan tertarik dan 4 siswa (12,5%) menyatakan tidak tertarik. Pada aspek jurnal kedua yaitu tertarik atau tidaknya dengan pelajaran menulis puisi 20 siswa (62,5%) menyatakan

101 87 tertarik dan 9 siswa (28,12%) menyatakan tidak tertatik. Untuk aspek jurnal yang ketiga mengenai kesuliatan atau tidaknya dalam pembelajaran menulis puisi 10 siswa (31,25%) menyatakan mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi sedangkan 19 siswa (59,37%) menyatakan tidak ada kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi. Aspek jurnal yang keempat yaitu suka atau tidaknya siswa terhadap teknik panggil pengalaman sebagai pembelajaran menulis puisi, 26 siswa (81, 25%) menyatakan suka dan 3 siswa (9, 37%) menyatakan tidak suka. Aspek terakhir yaitu ungkapan dan kesan siswa terhadap guru mengenai proses pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman, 27 siswa (84, 37%) mengungkapkan kesan yang baik dan 2 siswa (6, 25%) menyatakan kesan yang kurang baik serta 3 siswa (9,37%) siswa tidak mengisi jurnal dikarenakan sakit. Berikut ini dipaparkan beberapa hasil jurnal siswa. Jurnal siswa yang diambil merupakan jurnal yang diisi oleh siswa yang memiliki nilai yang baik dan nilai yang kurang baik. Untuk nilai baik di wakili oleh Resty Ardiani R, sedangkan yang memiliki nilai kurang baik diwakili oleh Avi Rifka. Resty Ardiani. R. menyatakan bahwa ia merasa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi karena menurutnya dengan pembelajaran menulis puisi dapat mengetahui lebih banyak

102 88 kosakata. Saat pembelajaran menulis puisi ia mengaku mengalami kesulitan karena kurang mengetahui kata-kata kiasan atau kata yang biasa digunakan sebagai perumpamaan. Responden tersebut mengaku menyukai teknik panggil pengalaman sebagai variasi pembelajaran menulis puisi karena menurutnya teknik tersebut dapat memancing pikiran untuk menuliskannya ke dalam bentuk puisi. Avi Rifka memperoleh nilai terendah yakni 67. Ia mengaku tidak senang dengan kegiatan menulis puisi akan tetapi ia mengaku merasa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman karena menurutnya teknik tersebut membuatnya ingin selalu belajar mengungkapkan pengalamannya ke dalam bentuk puisi. 4) Jurnal Guru Aspek-aspek yang tercantum dalam jurnal guru meliputi kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, respon siswa terhadap materi pembelajaran menulis puisi, respon siswa terhadap metode pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman dan situasi atau suasana kelas saat pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman berlangsung.

103 89 Berdasarkan pengamatan guru pada saat pembelajaran berlangsung siswa sudah siap dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, respon siswa terhadap materi pembelajaran menulis puisi sebaggian terlihat antusias akan tetapi masih ada beberapa siswa yang pasif dan tidak tertarik dengan materi pembelajaran menulis puisi, sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman sangat menyenangkan karena siswa terlihat tidak terbebani dengan teknik panggil pengalaman sebagai pembelajaran menulis puisi dan siswa lebih mudah menuangkan idenya. Selama pembelajaran berlangsung, sikap siswa sangat beraneka ragam, ada yang terlihat aktif akan tetapi masih banyak yang pasif dalam kegiatan tanya jawab. Situasi atau suasana kelas saat pembelajaran berlangsung menurut guru dinilai cukup. Selama pembelajaran ini, peneliti mengalami hambatan yang berarti karena sudah membuat perencanaan pembelajaran sebelumnya dengan matang. Pesan guru pada siklus II nanti dalam pembelajaran menulis puisi untuk lebih ditingkatkan agar siswa dapat memahami dan nilai yang diperoleh sesuai dengan KKM yakni 75. 5) Dokumentasi Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai bukti visual proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman selama penelitian dilaksanakan. Pada siklus I

104 90 dapat disimpulkan bahwa masih terlihat ada beberapa siswa yang pasif karena belum memiliki perhatian dan sikap yang baik. Gambar 1 Guru Menjelaskan Materi Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Gambar 2 Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru tentang Menulis Puisi dengan Teknik Panggil Pengalaman

105 91 Setelah menjelaskan materi tentang menulis puisi, guru menerapkan teknik panggil pengalaman dalam pembelajaran menulis puisi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan guru walaupun ada beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi dan terlihat malas saat pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, gambar saat guru membimbing siswa dalam menulis puisi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3 Guru Membimbing Kegiatan Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman

106 92 b. Siklus II Gambar 4 Kegiatan Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Gambar di atas menunjukkan situasi kelas saat siswa menulis puisi. Tampak dalam gambar situasi kelas sudah cukup baik. Siswa terlihat bersemangat dalam menuangkan idenya meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam kegiatan menulis puisi. Pengaruh pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman terhadap aktivitas belajar siswa yang dibahas dalam siklus II meliputi lima hal yaitu: observasi, wawancara, jurnal siswa, jurnal guru dan dokumentasi. 1) Observasi Observasi siklus II dilakukan pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 5 Purworejo selama proses pembelajaran menulis

107 93 puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa siswa kelas X-1SMA Negeri 5 Purworejo aktif mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Hasil observasi II dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. No. Tabel 13 Hasil Observasi Siklus II Kategori Aspek yang Diamati Baik Cukup Kurang 1. Perhatian 2. Sikap Situasi 27 84,37% 28 87,5% 1 3,12% Baik Dari 32 siswa terdapat4 siswa (12,5%) yang tidak mengikuti kegiatan disebabkan sakit. Hasil penelitian yang berupa pengamatan pada siklus II menunjukkan peningkatan aktivitas dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II ini dapat diketahui siswa sudah terkondisi dengan baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hampir semua siswa terlihat aktif dan tampak serius untuk mengikuti pembelajaran, baik ketika siswa bertanya, menjawab pertanyaan maupun ketika siswa mengerjakan tugas menulis puisi yang diberikan oleh peneliti. Perilaku siswa yang negatif seperti mencontek pekerjaan teman, bergurau atau berbicara dengan teman, melamun, tiduran

108 94 telah berkurang dan mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut disebabkan siswa-siswi telah menyadari tentang pentingnya pembelajaran menulis untuk menambah pengetahuan. Selain itu, perubahan yang terjadi disebabkan oleh dorongan dan semangat yang tumbuhdalam diri siswa untuk lebih meningkatkan keterampilannya dalam menulis puisi. Selain itu, peneliti melakukan tindakan perbaikan pada siklus II, yaitu dengan memberikan motivasi dan semangat kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai rasa percaya diri dalam menulis, sehingga tidak ada yang mencontoh pekerjaan temannya. Peneliti berusaha mendekatkan diri dengan siswa yang masih pasif. Perbaikan yang dilakukan peneliti tersebut berhasil. Hal itu dibuktikan dengan deskripsi perilaku observasi pada siklus II. Pada siklus II sebagian besar siswa sudah aktif dalam bertanya jawab. Tidak ada lagi siswa yang mencontoh pekerjaan temannya, hampir semua siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi peneliti pada saat pembelajaran, secara keseluruhan perilaku skiswa dalam pembelajaran menulis puisi baik. Hal tersebut dapat dilihat pada perilaku siswa yang menunjukkan perilaku positif. Hal itu karena siswa menyadari perilaku siswa dapat mempengaruhi hasil menulis

109 95 puisi lebih baik. Dari data observasi dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa sudah melakukan perilaku positif. Analisis data menggunakan 2 aspek perhatian dan sikap yang diuraikan sebagai berikut : a) Perhatian Berdasarkan aspek pengamatan yang pertama terlihat 27 siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mereka antusias memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Hal ini disebabkan siswa mempunyai kesadaran agar nilai mereka lebih baik lagi. Sedangkan 1 siswa yang dinilai cukup dalam perhatiannya disebabkan siswa tersebut terlihat sakit. Pada aspek ini terjadi peningkatan dari siklus I menuju siklus II. b) Sikap Aspek pengamatan sikap terdapat 28 siswa yang hadir dalam pembelajaran siklus II dan seluruh siswa yang hadir mempunyai penilaian sikap yang baik. Seluruh siswa aktif dalam bertanya jawab dan berkomentar mengenai materi yang diberikan oleh guru saat berdiskusi, sikap keseluruhan terlihat santun saat bertanya dan menjawab pertanyaan. Seluruh siswa tampak serius dalam menulis puisi pada siklus II. 2) Wawancara Hasil awancara dilakukan oleh peneliti kepada siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang, nilai rendah. Wawancara siklus II

110 96 dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai nilai tertinggi mengaku hobi dalam menulis puisi dan merasa senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman, siswa ini mengaku dapat dengan mudah menuangkan idenya dengan teknik panggil pengalaman dalam menulis puisi, tema yang biasa ditulis ada bermacam-macam tema, Ia mengaku tidak ada kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Siswa yang mempunyai nilai sedang, mengaku senang menulis puisi dan merasasenang menulis puisi setelah sering berlatih menggunakan teknik panggil pengalaman karena lebih mudah menuangkan idenya. Siswa ini mengaku merasa kesulitan dalam menuliskan pengalaman pribadinya terlebih dahulu akan tetapi ia mengakui bahwa teknik panggil pengalaman mampu meningkatkan keterampilannya dalam menulis puisi. Siswa yang mempunyai nilai rendah mengaku tidak suka menulis puisi akan tetapi setelah adanya pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman siswa lebih sering berlatih menulis puisi. Ia mengaku tidak ada kesulitan dalam menuangkan ide kedalam bentuk puisi.

111 97 Dapat disimpulkan bahwa teknik panggil pengalaman dapat meningkatkan motivasi siswa dalam aktifitas belajar menulis puisi. Hasil wawancara siklus II menunjukkan adanya peningkatan dalam perubahan perilaku siswa kearah posif. Siswa menjadi senang berlatih menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman dan memudahkan siswa dalam menuangkan idenya. Sehingga tema yang digunakan siswa dalam menulis puisi siklus II tidah sebatas pengalaman persahabatan dan cinta akan tetapi tema yang ditulis siswa pada siklus II lebih bervariasi. 3) Jurnal Siswa Menurut jurnal yang diisi oleh siswapada siklus II umumnya mereka senang terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek jurnal yang diisi oleh siswa. Jurnal siswa pada siklus II meningkat dari siklus sebelumnya. Data aspek jurnal siklus I jurnal yang pertama yaitu tertarik atau tidaknya siswa terhadap pelajaran menulis, dari 32 siswa 26 (8,25%) menyatakan tertarik terhadap pelajaran menulis, 2 siswa (6, 25%) menyatakan tidak tertarik. Pada aspek jurnal yang kedua yaitu tertarik atau tidaknya dengan pelajaran menulis puisi 25 siswa (78, 12%) menyatakan tertarik dan 3 siswa (9, 37%) menyatakan tidak tertarik dengan pembelajaran menulis puisi, Untuk aspek jurnal yang ketiga yaitu sulit atau tidaknya

112 98 pembelajaran menulis puisi, 5 siswa(15, 67%) menyatakan kesulitan dan 23 siswa (71, 87%) menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi. Aspek jurnal yang keempat yaitu apakah siswa menyukai teknik panggil pengalaman atau tidak dalam pembelajaran menulis puisi, 27 siswa (84, 37%) menyukai teknik panggil pengalaman sebagai teknik pembelajaran menulis puisi, 1 siswa (3,12%) menyatakan tidak. Aspek jurnal yang kelima mengenai ungkapan terhadap guru dalam proses menulis puisi dengan menggunakan teknik panggil pengalaman, 28 siswa (87, 5%) mengungkapkan kesan yang baik terhadap guru, dan tidak ada siswa yang mengungkapkan kesan yang tidak baik terhadap guru serta 4 siswa (12, 5%) tidak mengisi jurnal karena sakit. Berikut ini dipaparkan beberapa hasil jurnal siswa. Jurnal siswa yang diambil merupakan jurnal yang diisi oleh siswa yang memiliki nilai baik dan kurang. Untuk siswa yang memiliki nilai baik diwakili oleh wulan Alwiani dan nilai kurang baik diwakili oleh Sunu Tri Pratama. Wulan menyatakan senang dengan pembelajaran menulis puisi setelah mengenal teknik panggil pengalaman sebagai teknik pembelajaran menulis puisi, sedangkan Sunu memperoleh nilai kurang baik, akan tetapi ia mengaku senang dengan pembelajaran

113 99 menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman karena menurutnya memudahkan siswa untuk menuangkan ide. 4) Jurnal Guru Aspek-aspek yang tercantum dalam jurnal guru meliputi kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, respon siswa terhadap metode pembelajaran menulis puisi, respon siswa terhadap metode pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman, dan situasi kela saat pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman berlangsung. Berdasarkan pengamatan guru pada saat pembelajaran berlangsung kesiapan siswa pada siklus II terlihat lebih siap dari siklus sebelumnya, siswa terlihat lebih berkonsentrasi dengan materi pembelajaran menulis puisi, pada siklus II respon siswa terhadap metode pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman terlihat sangat antusias, siswa terlihat lebih aktif bertanya mengenai materi pembelajaran dan saat kegiatan tanya jawab siswa lebih cakap dalam menjawab pertanyaan, situasi atau suasana kelas saat pembelajaran menulis puisi dengan teknik panggil pengalaman dinilai baik. Berdasarkan pengamatan guru pada saat pembelajaran berlangsung, pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik

114 100 panggil pengalaman terdapat peningkatan dan jauh lebih baik dari siklus I. Pada saat siswa menulis puisi siklus II siswa terlihat bersemangat, serius, dan konsentrasi. Hal ini disebabkan siswa sudah mengetahui unnsur-unsur pembangun puisi. Baik unsur fisik maupun unsur batin puisi. Nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 81, 29. 5) Dokumentasi Dokumentasi pada siklus II ini pada prinsipnys sama dengan siklus I, yaitu berupa gambar yang digunakan sebagai bukti visual proses proses pembelajaran menulis puisi selama penelitian dilaksanakan. Pada siklus II ini, dokumentasi yang diambil adalah saat siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi menulis puisi, saat guru membimbing kegiatan menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman, saat siswa membaca puisi didepan kelas, saat siswa membuat majalah dinding dengan bimbingan guru, saat siswa bersama guru menempel puisi ke dalam majalah dinding sekolah.

115 101 Gambar 5 Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru tentang Materi Menulis Puisi. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang pembelajaran menulis puisi siswa memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman. Guru memberikan contoh puisi yang dibuat dari pengalaman pribadi, siswa mengamati contoh tersebut dengan serius dan konsentrasi. Selanjutnya, gambar saat guru membimbing siswa menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

116 102 Gambar 6 Guru Membimbing Kegiatan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Panggil Pengalaman Gambar 7 Siswa Membaca Puisi di Depan Kelas Setelah kegiatan menulis puisi siklus II selesai, beberapa siswa ditunjuk oleh guru untuk membacakan hasil puisi terbaik di

117 103 depan kelas. Puisi terbaik yang dibacakan di depan kelas merupakan salah satu bentuk penghargaan guru terhadap siswa yang hasil menulis puisinya tergolong baik. Setelah itu guru menyeleksi hasil menulis puisi siklus II, puisi yang dinilai baik ditempel di majalah dinding sekolah. Publikasi puisi di majalah dinding sekolah dilaksanakan guna memberi penghargaan kepada siswa yang hasil menulis puisinya baik serta dapat memotivasi siswa lain untuk lebih meningkatkan keterampilan menulis puisinya. Gambar di bawah ini merupakan bukti visual saat guru membimbing siswa membuat majalah dinding secara kreatif dan menempelkan hasil puisi yang dinilai baik di majalah dinding sekolah. Gambar 8 Siswa Membuat Majalah Dinding dengan bimbingan guru.

118 104 Gambar 9 Antusias Siswa Mempublikasikan puisi ke dalam Majalah Dinding Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II, diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik panggil pengalaman, dan terjadi perubahan perilaku belajar siswa ke arah yang lebih positif. 3. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Mengguanakn Teknik Panggil Pengalaman pada Siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo Peningkatan hasil keterampilan menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman dibahas menjadi dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Berikut pembahasan peningkatan hasil keterampilan menulis puisi menggunakan teknik panggil pengalaman siswa kelas X-1 SMA N 5 Purworejo tahun pelajaran 2013.

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP untuk Kelas X SMA Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK KATA KUNCI DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA Oleh: Imam Oktavianto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo imamoctav@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI THE REAL THINGS MEDIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TIPE TANDUR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 TALANG KABUPATEN TEGAL SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN MAJALAH RINDANG PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI BENER PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN 123 Lampiran 1 Lembar Pengamatan Si swa dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi No Perilaku Amatan Keterangan Skor 1. Keaktifan Siswa sangat aktif bertanya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Tri Winanci Nugraheni NIM : : Bahasa dan Sastra Indonesia

SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Tri Winanci Nugraheni NIM : : Bahasa dan Sastra Indonesia ii PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK KATA KUNCI MELALUI MEDIA FOTO SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL MUNAWAROH BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen 202 Judul Bab 204 TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen Oleh : Sigit Mangun Wardoyo, M.Pd. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori di bawah ini diuraikan beberapa hal sebagai landasan penelitian, yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Galar Sarjana SI Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Purwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI Eriana Trizadestyani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Ahmad Taoziri Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Andriani 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Sulihin Azis 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci