PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN RUBRIK PENGETAHUAN MAJALAH RINDANG PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI BENER PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Muttoharoh NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDOESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014 i

2

3

4 iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO 1. Sesungguhnya di samping kesukaran ada kemudahan (Q. S. Al Insyirah: 5) 2. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju surga. ( HR. Muslim) PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Ibu dan Bapak yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayang; 2. Kakak dan keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan; 3. Teman-teman seperjuangan Tary, Susi dan Mey yang selalu ada dalam suka maupun duka. v

6 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya penulis akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini penulis susun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan berbagai pihak yang telah memperlancar penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang memberi izin kepada penulis untuk menempuh studi; 2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan pengumpulan data guna penyusunan skripsi; 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; 4. Drs. Khabib Sholeh, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan nasihat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan juga Nurhayati, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran, dan mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; vi

7 vii

8 ABSTRAK Muttoharoh. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri Bener Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penerapan penggunaan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo; (2) pengaruh penggunaan rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo dalam pembelajaran puisi; (3) peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 34 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pada tiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Tenik tes berupa tes menulis puisi, sedangkan teknik nontes berupa angket, lembar observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Keberhasilan yang diperoleh peserta didik berdasarkan dua kriteria, yaitu proses dan produk. Penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahauan majalah Rindang pada siklus I dan siklus II yang terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) tahap pertama, siswa diberi tugas untuk membaca rubrik Pengetahuan, (2) pada tahap kedua, siswa menentukan tema hasil membaca, menentukan kata kunci sebagai bahan penulisan puisi dan menentukan judul sesuai tema bacaan, dan (3) pada tahap ketiga,siswa mengembangkan judul puisi menjadi sebuah puisi dengan menggunakan pilihan kata, rima, dan majas yang tepat. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada kualitas proses pembelajaran setelah menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener dapat diketahui dari nilai rata-rata pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada pratindakan hanya 64,9, pada tindakan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh menjadi 70,61. Hasil prasiklus sampai siklus I mengalami peningkatan sebesar 5,716. Selanjutnya pada siklus II, nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 76,76 dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 6,146. Jadi, total peningkatan dari prasiklus sampai siklus II adalah 11,862. Dengan demikian, menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. Kata kunci: menulis puisi, rubrik Pengetahuan majalah Rindang viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 7 G. Sistematika Skripsi... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoretis Hakikat Menulis Manfaat Menulis Langkah-langkah Menulis Hakikat Puisi Unsur-unsur Pembentuk Puisi Pembelajaran Menulis Puisi Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang 8. Kerangka Pikir C. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Subjek Penelitian C. Prosedur Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data ix

10 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL ANALISIS A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penerapan Penggunaan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Pengaruh Penggunaan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Terhadap Motivasi Siswa pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo B. Pembahasan Data Penelitian Penerapan Penggunaan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Pengaruh Penggunaan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Terhadap Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Lembar Pengamatan Siswa Tabel 2. Lembar Angket Siswa Tabel 3. Penskoran Tiap Aspek pada Menulis Puisi Tabel 4. Rincian Kegiatan Pembelajaran Menulis Puisi Tabel 5. Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Prasiklus Tabel 6. Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Siklus I Tabel 7. Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Siklus II Tabel 8. Hasil Angket Refleksi pada Siklus II Tabel 9. Hasil Kemampuan Menulis Puisi Prasiklus sampai Siklus II Tabel 10. Perbandingan Hasil Penskoran pada Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2. Siklus Pembelajaran Tindakan Kelas Menurut Arikunto Gambar 3. Alur Penelitian Menurut Suhartono Gambar 4. Kegiatan Membaca Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Di Kelas Gambar 5. Kegiatan Memperbaiki Hasil Menulis Puisi pada Siklus II...72 xii

13 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Peningkatan Aspek Rima dari Prasiklus sampai Siklus II 79 Grafik 2. Peningkatan Aspek Diksi dari Prasiklus sampai Siklus II 80 Grafik 3. Peningkatan Aspek Kesesuaian Isi dengan Judul Dari Prasiklus sampai Siklus II 81 Grafik 4. Peningkatan Aspek Majas dari Prasiklus sampai Siklus II 81 Grafik 5. Peningkatan Seluruh Aspek dari Prasiklus Hingga Siklus II...82 xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Lampiran 2. Hasil Menulis Puisi Siswa pada Prasiklus Sampai Siklus II Lampiran 3. Lembar Observasi dari Prasiklus sampai Siklus II Lampiran 4. Hasil Wawancara Lampiran 5. Jurnal Siswa Lampiran 6. Lembar Angket Siswa Lampiran 7. Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian Lampiran 8. Contoh Rubrik Pengetahuan majalah Rindang Lampiran 9. RPP Lampiran 10. Silabus Lampiran 11. Contoh Pekerjaan Siswa Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 13. Surat Keterangan dari Sekolah Lampiran 14. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 15. Kartu Bimbingan Skripsi xiv

15 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu sangat erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008: 1). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan dan pendapatnya. Dengan menulis, seseorang juga mencatat, merekam, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain. Pengembangan keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian yang serius karena keterampilan menulis tidak terbentuk secara otomatis. Keterampilan menulis dibagi menjadi dua, salah satunya adalah menulis kreatif. Sukirno (2010:3) mengemukakan bahwa menulis kreatif adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta 1

16 2 berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Salah satu contoh aktivitas menulis kreatif adalah menulis puisi. Puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Waluyo (1987: 22) mengemukakan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan batinnya. Di dalam sebuah puisi, penyair menyampaikan dan mencurahkan isi hati dan juga perasaanya yang kemudian diproses sesuai dengan kreativitas yang dimilikinya yang diwujudkan dalam bahasa. Bahasa yang terdapat dalam puisi berbeda dengan bahasa yang biasa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa puisi kebanyakan bersifat konotatif, artinya bahasa yang disampaikan menunjuk ke suatu makna lain di luar makna bahasa itu sendiri. Kegiatan pembelajaran menulis puisi seringkali menjadi sosok yang menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena kemampuan siswa dalam menggali imajinasi sangat terbatas, mereka kesulitan dalam mengawali sebuah tulisan, terbatasnya ide dan imajinasi yang akan mereka tuangkan dalam puisi, dan juga kesulitan menggunakan kata-kata dengan tepat karena mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Akibatnya, siswa menjadi sulit untuk konsentrasi dan serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi di sekolah masih banyak kendala dan kecenderungan untuk dihindari. Padahal pembelajaran puisi dapat

17 3 berfungsi sebagai jalan menuju peningkatan kecerdasan intelektual dan emosional mereka. Berdasarkan hasil observasi awal (prasiklus) yang dilakukan oleh peneliti di MTs Negeri Bener Purworejo diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan materi lebih sering menggunakan metode ceramah. Siswa juga mengaku bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kurang mereka sukai. Hal ini disebabkan karena siswa merasa kesulitan ketika akan menuangkan ide dan pikiran yang ada di dalam imajinasi mereka ke dalam bentuk tulisan. Kurangnya minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya keterampilan menulis, menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran di sekolah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran menulis di sekolah adalah dengan perbaikan proses pembelajaran. Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan metode dan media-media pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran menulis khususnya menulis puisi. Media pembelajaran bahasa Indonesia sangat beraneka ragam. Oleh karena itu, kejelian dalam memilih media pembelajaran perlu diperhatikan oleh seorang guru. Salah satu pemilihan bentuk media yang bisa digunakan dalam menulis puisi pada siswa SMP adalah menggunakan media surat kabar berupa majalah.

18 4 Peneliti memilih majalah sebagai media dengan alasan majalah mudah didapatkan, banyak informasi atau artikel-artikel yang dibaca di dalam majalah yang mengandung banyak informasi dan beragam ilmu pengetahuan. Majalah dapat membantu kesulitan siswa dalam menulis puisi. Dengan membaca artikel majalah yang banyak mengandung informasi dan ilmu pengetahuan dapat menambah pengetahuan pada siswa. Siswa juga dapat mencari tema atau pokok-pokok artikel yang mereka baca di majalah untuk dijadikan sebuah tema dalam menulis puisi. Dengan demikian siswa akan lebih fokus dan terpancing untuk menentukan pilihan kata dan merangkai kata untuk dijadikan sebuah puisi. Peneliti lebih memfokuskan pada rubrik Pengetahuan dengan alasan. Pertama, rubrik Pengetahuan berisi mengenai informasi seputar pengetahuan. Siswa akan lebih bisa menulis sebuah puisi dengan tema-tema yang luar biasa, tidak hanya tema-tema yang menyangkut kehidupan remaja saja. Diharapkan siswa dapat menghasilkan puisi yang benar-benar memiliki nilai moral atau amanat yang bermutu. Kedua, rubrik Pengetahuan di majalah Rindang ini berisi artikel-artikel pengetahuan yang dapat menambah wawasan untuk siswa. Ketiga, majalah Rindang juga tersedia di perpustakaan sekolah MTs Negeri Bener, sehingga siswa mudah untuk mendapatkan majalah Rindang tersebut. Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, perlu diadakan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang pada Siswa Kelas VIII

19 5 MTs Negeri Bener Purworejo Tahun Pelajaran 2012/ Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa pembelajaran menulis di sekolah tersebut masih rendah dan strategi yang digunakan guru dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis belum berhasil. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan penelitian tentang penggunaan media majalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis puisi mengalami berbagai kendala. 2. Siswa kesulitan dalam menulis puisi karena terbatasnya ide, imajinasi, dan kreativitas untuk dijadikan puisi. 3. Siswa sulit untuk konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. 4. Pembelajaran menulis puisi kurang diterapkan secara optimal. C. Batasan Masalah Identifikasi masalah di atas bervariasi sehingga perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian lebih terfokus. Masalah pada penelitian ini dibatasi pada penerapan media rubrik Pengetahuan majalah Rindang untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo.

20 6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siswa kelas VIII MTs Negeri Benerr Purworejo? 2. Bagaimana pengaruh kemampuan menulis puisi dengan media rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap motivasi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo? 3. Bagaimana tingkat keberhasilan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan media rubrik Pengetahuan dalam majalah Rindang pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 1. mendiskripsikan penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siswa MTs Negeri Bener Purworejo; 2. mendiskripsikan dan menjelaskan pengaruh menggunakan media rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap motivasi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo;

21 7 3. mendiskripsikan tingkat keberhasilan kemampuan menulis puisi dengan media rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai kegunaan, baik secara praktis maupun secara teoretis. Secara praktis, hasil penelitian ini berguna bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi, dan meningkatkan kreativitas siswa. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah strategi dalam pembelajaran menulis, dan juga bisa digunakan oleh khususnya guru bahasa dan sastra indonesia untuk menerapkannya dalam pembelajaran menulis puisi. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra indonesia khususnya menulis puisi di MTs Negeri Bener Purworejo. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka penambahan pengetahuan dan wawasan mengenai teknik pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah penelitian dalam pembelajaran sastra.

22 8 G. Sistematika Skripsi Bagian awal skripsi ini memuat beberapa halaman. Halaman tersebut meliputi halaman pengesahan, moto, persembahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar lampiran, dan abstrak. BAB I pada skripsi ini berisi pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. BAB II berisi tinjauan pustaka, kajian teoretis, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang meliputi subjek, metode, serta hasil penelitian Handasari Widowati. Kajian teoretis meliputi hakikat menulis, hakikat puisi, pembelajaran menulis puisi, manfaat pembelajaran menulis puisi bagi siswa, media pembelajaran, dan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Kerangka berpikir berisi garis besar penelitian sedangkan hipotesis dalam skripsi ini berisi jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. BAB III skripsi ini berisi metode penelitian. Meliputi desain penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan validitas data. BAB IV skripsi ini berisi penyajian dan pembahasan hasil penelitian, Penyajian dan pembahasan hasil ujian berisi analisis data hasil penelitian menulis puisi yang meliputi peningkatan proses dan produk dan tanggapan

23 9 siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. BAB V Penutup, berisi simpulan dan hasil penelitian. Bagian simpulan menyajikan secara singkat hasil penelitian dan simpulan terhadap penelitian. Pada bagian saran, penulis menyampaikan saran. Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang menulis telah dilakukan oleh beberapa peneliti, sebagai contoh adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2006) dan Handasari (2012). Handasari (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Majalah dengan Teknik Pelatihan Terbimbing pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 02 Bojong. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media majalah dengan teknik pelatihan terbimbing terbukti mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 73 atau dalam kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86 atau dalam kategori sangat baik. Pada siklus I dan siklus II meningkat 13%. Widowati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Pengamatan Objek Secara Langsung pada Siswa Kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan menulis puisi dengan metode pengamatan objek secara langsung pada siswa. Peningkatan pada penelitian yang dilakukan oleh Widowati tersebut sangat memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil tes setelah tindakan pada 10

25 11 prasiklus rata-rata nilai siswa hanya 60, pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh menjadi 72,1 artinya mengalami peningkatan sebesar 12,1 atau 31,8%. Selanjutnya, pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh meningkat lebih baik lagi yaitu 80,4, dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 8,3 atau 21,8% bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis yang dilakukan Handasari (2012) dan Widowati (2006) relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Keduanya bertujuan untuk meningkatkan prestasi dalam pembelajaran di sekolah, sedangkan perbedaannya adalah teknik atau media yang digunakan di dalam pembelajarannya. Sekilas penelitian yang dilakukan oleh Handasari lebih mirip dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Hanya saja teknik yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Handasari yaitu menulis puisi menggunakan media majalah dengan teknik pelatihan terbimbing, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. B. Kajian Teoretis 1. Hakikat Menulis Keterampilan menulis sebagai salah satu komponen dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

26 12 Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai seseorang sehingga orang lain dapat memahami bahasa dan lambang grafik tersebut. Tarigan juga mengungkapkan bahwa keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam kegiatan menulis ini, seorang penulis harus bisa memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Hampir sama dengan pendapat Tarigan, Danim (2010: 23) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus memiliki banyak pengalaman dan kosakata. Penulis harus mampu membahasakan ide dan gagasannya dengan memilih kosakata yang tepat dan merangkainya secara baik dan benar agar hasil tulisannya dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Perbedaannya dengan pendapat Tarigan yaitu dalam hal berlatih menulis. Tarigan mengungkapkan bahwa untuk memperoleh keterampilan menulis, seorang penulis banyak berlatih secara teratur, sedangkan menurut Danim, selain berlatih secara teratur, akan lebih baik jika dalam berlatih menulis disertai dengan bimbingan dari orang lain. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis lebih sulit dikuasai. Hal itu disebabkan kompetensi menulis perlu penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010: 422).

27 13 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kompetensi berbahasa paling akhir yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam mengungkapkan pendapat, pengalaman, pikiran, keinginan, dan perasaan seseorang melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dipahami oleh orang lain. Menulis merupakan kompetensi yang sulit dikuasai karena membutuhkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan. Oleh karena itu, dalam kegiatan menulis membutuhkan latihan dan praktik yang banyak dan teratur serta bimbingan dari orang lain. a. Manfaat Menulis Tarigan, (2008, 22-23) menyatakan bahwa manfaat menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman. Menulis dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadiankejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Dengan melihat manfaat-manfaat menulis dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menjelaskan suatu hal, mengungkapkan diri, memecahkan masalah,

28 14 berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan mengembangkan pemahaman tentang penggunaan bahasa. b. Langkah-langkah Menulis Menurut Akhadiah dkk. (1991: 3-5), ada tiga tahap dalam kegiatan menulis, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. 1) Tahap Prapenulisan Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Kegiatan pada tahap perencanaan ini antara lain menentukan topik tulisan, pembatasan topik, menentukan bahan atau materi penulisan,dan menyusun kerangka tulisan. 2) Tahap Penulisan Pada tahap ini, penulis membahas setiap topik yang terdapat dalam kerangka tulisan yang sudah disusun. Dalam mengembangkan gagasan,menjadi suatu tulisan atau karangan yang utuh, dibutuhkan prnguasaan kosakata dan pilihan kata. Kata-kata yang sudah dipilih dikembangkan menjadi kalimat. Selanjutnya, rangkaian kalimat-kalimat tersebut disusun menjadi sebuah tulisan. 3) Tahap Revisi Revisi adalah tahap memperbaiki ide-ide dan gagasan dalam tulisan. Tujuan merevisi adalah untuk menambahi, mengurangi, menghilangkan, dan menyisipkan kata atau kalimat yang dianggap penting, kemudian

29 15 menyusun kembali tulisan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan penulis. 2. Hakikat Puisi Secara etimologi, kata puisi berasal dari bahasa Yunani, yang juga dalam bahasa Latin poietes (Situmorang, 1983: 10). Awalnya kata tersebut berarti pembangun, pembentuk, dan pembuat. Kata tersebut diturunkan dari kata poieo atau poio atau poeo yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Arti yang luas tersebut lama kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan. a. Jenis-jenis Puisi Waluyo (1987: 135) membagi puisi menjadi tiga, yaitu puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. 1) Puisi Epik Puisi epik yaitu bentuk puisi yang agak panjang dan berisi cerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, tuhan, dan kematian. Di samping itu, puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal-hal di luar dirinya. Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa penyair menceritakan hal yang tidak akan atau belum pernah di alami. Dalam pembuatan puisi dapat bersumber dari cerita orang lain atau dari membaca buku yang bersangkutan. Adapun yang termasuk puisi epik dalam sastra Indonesia adalah antara lain syair dan balada.

30 16 Contoh puisi epik misalnya puisi berjudul Generasi Sekarang karya Asmara Hadi. 2) Puisi Lirik Puisi lirik adalah puisi yang bersifat subjektif, dan personal. Artinya penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam dirinya. Puisi ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang pertama. Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda, dan tua. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia. Contoh puisi lirik misalnya puisi berjudul Bayangan Kelam karya Radhitya AN. 3) Puisi Dramatik Puisi dramatik adalah puisi yang bersifat objektif dan subjektif. Dalam hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbicara melalui tokoh lain. Dengan kata lain, dalam puisi ini penyair tidak menyampaikan secara langsung pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi disampaikan melalui tokoh lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog. Puisi dramatik merupakan drama dalam sajak, dihilangkan untuk dibaca bukan untuk dipentaskan. Contoh puisi dramatik misalnya puisi berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar.

31 17 b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi 1) Diksi Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Kridalaksana (2011: 50) diartikan sebagai pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang. Oleh Keraf (dalam Jabrohim, 2009: 35) diksi disebut pilihan kata. Lebih lanjut tentang pilihan kata ini Keraf mengatakan bahwa ada dua kesimpulan penting. Pertama, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata bahasa itu. Ketika menciptakan puisi, seorang penyair memilih kata yang setepat-tepatnya. Kata-kata yang dipilih itu juga harus menduduki setepat-tepatnya dalam baris kalimat. Dengan meletakkan pada komposisi yang setepat-tepatnya itu, sebuah diksi akan mempunyai efek estetis yang bersifat magis, menimbulkan bahasa yang berisi dan bertenaga. Dalam puisi, kata-kata yang sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Kata-kata berfungsi untuk mendapatkan kepadatan dan intensitas serta

32 18 supaya selaras dengan sarana komunikasi puitis yang lain. Jadi, katakata dalam puisi hendaknya disusun sedemikian serupa sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisannya dengan baik. Diksi dapat berupa denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan makna kata dalam kamus, makna kata objektif yang pengertiannya menunjuk pada benda yang diberi nama dengan kata-kata itu. Satu sisi Alternberd (Pradopo, 2010: 58) mengatakan bahwa kumpulan asosiasi perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata yang diperoleh melalui setting yang dilukiskan disebut konotasi. 2) Pengimajian Pradopo (2010: 79) menyebutkan bahwa pengimajian dapat member gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental atau bayangan visual penyair, menggunakan gambarangambaran angan. Imaji adalah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya. Dalam tangan penyair yang baik imaji itu segar dan hidup, berada dalam puncak keindahannya untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan memperkaya. Wellek, Rene & Austin Warren (1995: 236) mengatakan bahwa citraan merupakan topik yang termasuk dalam bidang psikologi dan studi sastra. Dalam psikologi

33 19 kata citra berarti reproduksi mental, suatu ingatan masa lalu yang bersifat inderawi dan berdasarkan persepsi dan tidak selalu bersifat visual. 3) Kata konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Waluyo (dalam Jabrohim, 2009: 41) mengatakan bahwa dengan kata yang lebih diperkonkretkan, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Contoh, misalnya kata salju melambangkan kebekuan cinta dan kata rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. 4) Bahasa Figuratif Waluyo (1987: 83) bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Dengan bahasa figuratif, membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Rachmad Djoko Pradopo (2010: 69) dalam bukuya pengkajian puisi menyamakan kiasan dengan bahasa figuratif dan memasukkan metafora salah satu bentuk kiasan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk mengkongkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian bahasa figuratif

34 20 menyebabkan konsep-konsep abstrak dekat pada pembaca karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekongkretan, kedekatan, keakraban dan kesegaran. Menurut Pradopo (2010: 62), bahasa figuratif digolongkan menjadi tiga golongan, diantaranya adalah sebagai berikut. a) Simile Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Simile ialah jenis majas yang menggunakan perumpamaan atau perbandingan. Dengan simile ini, penyair menyamakan sesuatu yang satu dengan sesuatu yang lain dengan kata-kata pembanding seperti, sebagai, bagai, dan lain-lain. Dari pengertian di atas, simile adalah membandingkan atau menyamakan dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata yang artinya sama. Contoh simile dalam puisi, misalnya menggunakan kata-kata seperti laksana, bagaikan, seumpama, serupa, semisal, dan sebagainya. Di bawah ini contoh pada puisi. Bagai ikan hitam Ia bertingkah bagai gorilla Bagai batu lumutan Wajahnya kotor, basah dan tua ( W.S. Rendra, Blues Untuk Bonnie)

35 21 b) Metafora Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang membandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa. Jadi, metafora itu membandingkan sesuatu yang tidak sama namun disamakan. Contoh metafora dalam puisi yaitu tangan kanan (orang kepercayaan), raja siang (matahari), putri malam (bulan), bunga bangsa (pahlawan), dan sebagainya. Misalnya: Bumi ini perempuan jalang. (Subagio, Dewa Telah Mati, 1975: 9) c) Personifikasi Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan keadaan atau peristiwa alam yang sering dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia. Personifikasi merupakan bahasa kias yang mempersamakan benda dengan manusia, bendabenda mati dapat berbuat, berpikir sebagaimana seperti manusia. Contoh, misalnya air hujan menari-nari di jalan raya ( kata menarinari seakan-akan hidup seperti manusia). Contoh yang lain pada puisi misalnya: Malas dan malu nyala pelita Seperti meratap mencucuri mata Seisi kamar berduka cita, Seperti takut, gentar berkata. (Jassin, Anak Molek V, 1963: 177)

36 22 d) Epik Simile Epik simile atau perumpamaan epos adalah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat atau frase-frase yang berturut-turut. Contoh, misalnya dalam penggalan sajak, penyair mengumpamakan engkau ini seperti kolam dan melanjutkannya gambaran tentang engkau engkau ini layaknya kolam yang berada di tengah-tengah belukar atau semak. Ditambah lagi dengan perbandingan beriak-riak tenang, membiarkan nyiur sepasang, bercerminkan diri ke dalam airmu, sehingga semakin jelas apa yang digambarkan penyair dalam puisinya. Contoh pada puisi misalnya : Di tengah sunyi menderu rinduku Seperti topan. Meranggutkan dahan, Mencabut akar, meranggutkan kembang kalbuku. ( Rustam Effendi, Di Tengah Sunyi ) e) Sinekdoki Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal lain. Yang dimaksud disini bahwa sebuah benda pasti mempunyai bagian-bagian yang terkandung di dalamnya. Kemudian dalam mencari sinekdoki cari hal yang paling terpenting. Sinekdoki ini terdiri dari dua macam, yaitu: (1) pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan, contohnya: hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,

37 23 masa depan Indonesia yang diramaikan oleh orang-orang yang kesulitan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dikiaskan dengan bagian anggota tubuh, yakni mulut yang menganga seperti orang kelaparan atau kehausan, (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian, contohnya: pergi ke dunia luas/ anakku sayang/ pergi ke hidup bebas, perintah sang ibu kepada anaknya untuk dapat hidup mandiri di luar rumah dikiaskan dengan kehiduan yang luas yang ada di dunia luar. Contoh pada puisi misalnya: Ku jelajah bumi dan alis kekasih (Sitor Situmorang) Bumi itu pro parte, sedangkan alis kekasih itu pars pro toto. 5) Verifikasi Verifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum. Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik pendek, keras lembut ucapa bunyi bahasa dengan teratur. Dalam puisi, timbulnya irama itu karena pengulangan bunyi berturut-turut dan bervariasi, misalnya sajak akhir, asonansi, dan aliterasi. Begitu juga karena adanya paralelisme-paralelisme, ulangan-ulangan kata, ulang-ulangan bait (Pradopo, 2010: 42). Adapun metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alun suara menarik dan menurun yang tetap. Contoh rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris

38 24 puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi atau kata, dan sebagainya,dan (3) pengulangan kata atau ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. 6) Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang paling awal, dapat dilihat dalam membadakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Tipografi merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung yang mengarangnya. Adapun fungsi tipografi adalah untuk keindahan indrawi dan mendukung makna. Contoh tipografi, misalnya penulisan puisi yang berbentuk grafis, kaligrafi, atau kerucut. 7) Sarana Retorika Sarana retorika adalah muslihat pikiran. Muslihat pikiran ini berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berfikir. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau figuratif dan citraan yang berfungsi memperjelas gambaran atau mengkongkretkan dan menciptakan perspektif yang baru melalui perbandingan, tetapi sarana retorika adalah alat untuk mangajak pembaca berpikir supaya lebih menghayati gagasan yang dikemukakan.

39 25 3. Pembelajaran Menulis Puisi Tarigan (2008: 4) mengemukakan bahwa keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, bahwa menulis memerlukan pelatihan yang teratur, maka pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Berikut tahapan dalam proses kreatif menulis puisi, diantaranya adalah: a. Tahap Prakarsa Tahap prakarsa merupakan tahap penerima ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa puisi. Ide-ide dapat berupa pengalamanpengalaman seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalahmasalah tertentu. Di samping itu ide dapat dicari dari sesuatu yang langsung dilihat. Makin banyak orang mempunyai ide, makin mudah untuk menulis puisi. b. Tahap Pelanjutan Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pencarian ide setelah seseorang mendapatkan ide-ide dari berbagai sumber, kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah puisi. Dalam tahap pelanjutan ini, setelah dikembangkan kemudian direvisi, karena manusia tidak akan lepas dari kesalahan. c. Tahap Pengakhiran Adapun puisi yang diajarkan pada siswa adalah puisi transparan yang merupakan bentuk puisi sederhana. Di samping itu, dalam latihan

40 26 penulisan puisi ini, tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. 4. Manfaat Pembelajaran Puisi bagi Siswa Pembelajaran menulis merupakan tindak lanjut dari kegiatan membaca. Dengan membaca siswa dapat menemukan berbagai pengalaman. Siswa dapat memperoleh pengalaman batin dari ide-ide yang dituangkan oleh pengarang atau penyair. Melalui tulisannya itu pengarang atau penyair ingin mengungkapkan pengalaman dan memberikan pandangan hidup kepada para pembaca. Bahasa puisi merupakan bahasa yang padat yang memuat bermacam makna. Dengan membaca puisi, siswa akan memetik dan memperkaya perbendaharaan kosakatanya. Sehubungan dengan itu, kegiatan menulis puisi akan menjadi wahana mengapresiasi tentang berbagai hal, baik kritik sosial ataupun pencurahan perasaannya. Selain itu, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan intelektual siswa. Pembelajaran menulis puisi mempunyai banyak manfaat bagi para siswa. Diantaranya untuk membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengasah imajinasi, mengembangkan cipta dan rasa, mencetak siswa menjadi manusia kreatif, menunjang pembentukan watak, meningkatkan kepekaan emosi siswa terhadap masalah di sekitarnya, dan sejumlah manfaat lainnya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat

41 27 disimpulkan bahwa kegiatan menulis puisi memberikan beberapa manfaat bagi siswa. Dengan menulis puisi siswa dapat menumbuhkan kesadaran sosial dan imajinasi. 5. Media Pembelajaran Sudjana (2010: 2) berpendapat bahwa media pengajaran adalah suatu alat yang dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti menggunakan media pembelajaran surat kabar yaitu majalah. Majalah yang digunakan adalah majalah Rindang. Penggunaan media majalah sebagai media pembelajaran tentunya akan menyulitkan siswa ketika siswa diwajibkan untuk membeli atau punya majalah tersebut. Namun, majalah atau media adalah tanggung jawab peneliti, sehingga peneliti yang menyiapkan medianya. Majalah yang digunakan sebagai media pembelajaran menulis puisi ini, peneliti lebih memfokuskan pada rubrik Pengetahuan. Dengan membaca rubrik Pengetahuan dalam majalah tersebut siswa akan lebih terangsang berpikir menentukan ide atau gagasan yang akan dibuat menjadi sebuah puisi. Siswa bisa mengambil inti dari bacaan rubrik Pengetahuan ataupun bisa juga dengan melihat tema bacaan. Inti dari hasil membaca siswa dijadikan sebagai tema menulis puisi yang nantinya dikembangkan dengan imajinasi siswa untuk dirangkai menjadi sebuah puisi.

42 28 Ada beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh dari kegiatan membaca rubrik Pengetahuan dalam majalah Rindang. a. Siswa akan lebih mudah menentukan tema dalam menulis puisi dan menentukan ide. b. Dengan membaca rubrik Pengetahuan, siswa juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka. c. Sumber belajar menjadi kaya sebab banyak hal yang dapat kita temukan atau gagasan yang kita temukan dengan membaca. Dalam kesempatan ini, majalah bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang bisa merangsang siswa untuk menemukan ide melalui membaca. Semakin banyak kita membaca maka pengalaman dan pengetahuan semakin banyak akan kita dapatkan. Semakin banyak pengetahuan yang kita dapat makan akan mempermudah kita dalam menentukan kata-kata dan menemukan ide. Namun, perlu disadari bahwa kegiatan membaca juga memerlukan waktu yang tepat dan pas. Tidak semua siswa setelah membaca langsung menyerap dan memahami isi bacaan. Adakala sebagian siswa bisa memahami suatu bacaan setelah membaca ulang atau lebih dari satu kali. Kelemahan tersebut ternyata banyak yang dialami oleh siswa, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sebelum menulis puisi siswa diwajibkan untuk membaca rubrik Pengetahuan terlebih dahulu, ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak semua siswa dapat langsung memahami isi bacaan. Agar siswa tidak kesulitan, siswa tidak harus membaca semua bacaan yang ada

43 29 di rubrik Pengetahuan. Siswa bisa melihat tema atau judul artikel saja yang nantinya akan dijadikan tema puisi dan dirangkai menjadi sebuah puisi. Hal ini dapat memudahkan siswa dan tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga seorang guru bisa menggunakan waktu secara efisien. b. pembelajaran mungkin akan menjadi bosan karena siswa dituntut untuk membaca terlebih dahulu. Namun demikian, kegiatan membaca adalah salah satu kegiatan yang sangat positif untuk menambah wawasan dan pengetahuan. 6. Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Rubrik adalah karangan atau ruangan tetap dalam surat kabar, majalah dan sebagainya. Rubrik yang digunakan peneliti yaitu rubrik Pengetahuan. Rubrik Pengetahuan berisi mengenai informasi seputar ilmu pengetahuan. Sedangkan majalah Rindang adalah majalah yang diterbitkan oleh Kanwil Depag Jateng, tetapi rubrik Pengetahuan yang ada di dalamnya bersifat umum. Artinya artikel bacaan dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang, terutama untuk siswa. Salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis puisi di sekolah adalah pemanfaatan majalah cetak. Majalah cetak merupakan salah satu jenis majalah yang dapat dimanfaatkan dalam rangka menunjang proses pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di sekolah. Dengan memanfaatkan majalah sebagai media pembelajaran pada siswa, diharapkan dapat menumbuhkan minat baca, meningkatkan keterampialan menulis,

44 30 menumbuhkan daya apresiasi siswa, dan merangsang kreativitas siswa untuk berkarya. Widodo (dalam Soelasnoko, 2000: 35) menyatakan bahwa majalah cetak memiliki peranan sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual. Peranan ini mengacu pada sejumlah fungsi, yaitu fungsi informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif. Selain itu, media cetak mempunyai manfaat yaitu diantaranya meningkatkan minat baca, pengembangan cakrawala, sumber acuan informasi keilmuan, dan sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan majalah sebagai media pembelajaran menulis puisi dan pemilihan rubrik, bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis puisi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sebagai berikut. a. Guru memberikan materi mengenai puisi dan cara menulis puisi Sebelum Pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, guru memberikan uraian materi bagaimana cara menulis puisi yang baik, menentukan tema, membuat judul yang sesuai dengan isi puisi, dan penggunaan majas atau gaya bahasa yang indah. Siswa dibimbing untuk mengikuti pembelajaran secara baik agar hasil yang didapatkan nanti sesuai dengan apa yang diinginkan. b. Siswa diminta untuk membaca rubrik Pengetahuan yang ada di majalah Rindang Rubrik Pengetahuan yaitu rubrik dalam majalah yang berisi seputar ilmu pengetahuan. Majalah dibagikan satu anak satu majalah. Edisi majalah

45 31 yang digunakan tidak ditentukan, tetapi edisi bebas. Rubrik Pengetahuan yang dibaca siswa satu dengan siswa lainnya berbeda, sehingga untuk menentukan tema dalam menulis puisi juga akan berbeda. c. Siswa diminta untuk menentukan tema dan judul puisi sesuai dengan hasil dari membaca artikel pengetahuan Siswa akan menemukan gagasan masing-masing pada setiap artikel pengetahuan. Siswa diminta untuk menentukan tema dan judul sesuai dengan artikel yang mereka baca. Dengan fokus pada artikel yang mereka baca diharapkan siswa akan langsung tanggap tema dan judul apa yang akan ditentukan dalam menulis puisi tanpa berfikir terlalu lama. d. Siswa diminta menentukan kata kunci dan mengembangkan kata kunci tersebut Setelah siswa menentukan tema dan judul siswa pastinya akan menemukan kata kunci masing-masing dari setiap tema dan judul yang mereka tentukan. Kata kunci tersebut akan dikembangkan menjadi beberapa larik puisi. Misalnya, satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait. e. Siswa menggunakan gaya bahasa atau majas untuk memperindah puisi Gaya bahasa biasanya disebut dengan majas. Majas digunakan untuk memperindah kata. Siswa dapat menggunakan gaya bahasa misalnya gaya bahasa perbandingan atau pertentangan untuk memperindah puisi.

46 32 f. Langkah terakhir yaitu membiarkan siswa berimajinasi dengan sendirinya Setelah siswa menyusun langkah-langkah di atas, langkah terakhir yaitu membiarkan siswa berimajinasi mengembangkan langkah-langkah yang sudah ditentukan menjadi sebuah puisi yang indah. C. KERANGKA PIKIR Cara guru dalam mengajar dan media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran berpengaruh pada keterampilan siswa dalam hal menulis, khususnya menulis puisi. Oleh karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang tepat dan sesuai agar proses belajar mengajar berjalan baik dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Supaya dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa, guru harus dapat menentukan media pembelajaran yang baik dan sesuai untuk siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media majalah cetak yaitu majalah Rindang. Penggunaan media majalah diduga bisa meningkatkan kemampuan menulis puisi. Dengan membaca rubrik Pengetahuan yang ada di dalam majalah Rindang, akan lebih memudahkan siswa dalam menentukan judul juga menentukan tema dalam menulis puisi. Pada pembelajaran siklus pertama siswa diperkenalkan teori tentang puisi, langkah-langkah menulis puisi, unsur-unsur pembentuk puisi, dan jenisjenis puisi. Kemudian siswa diberi tugas menulis puisi dengan tema puisi bebas.

47 33 Pada siklus kedua siswa diajak untuk membaca rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Siswa menentukan judul puisi sesuai dengan hasil membaca kemudian mulai menulis puisi sesuai dengan judul yang sudah ditentukan. Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Prasiklus Pembelajaran menulis puisi Siklus I Pembelajaran menulis puisi menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Siklus II Memperbaiki pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siklus I dan hasil D. HIPOTESIS Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media majalah dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo tahun pelajaran 2012/2013.

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Action Research, yaitu suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Arikunto dkk, 2008: 105). Untuk mewujudkan hal tersebut, PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur. Proses pengkajian ini terdiri atas empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap atau siklus dalam sebuah penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Gambar 1. Siklus Pembelajaran Tindakan Kelas menurut Arikunto 34

49 35 B. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Bener Purworejo yang beralamat di Jalan Magelang Km. 12 Purworejo, kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. Penentuan subjek penelitian didasarkan secara sederhana dengan memilih salah satu kelas yang memiliki kendala dalam pembelajaran praktik menulis puisi. Dari hasil belajar didapatkan bahwa kelas VIII memiliki kemampuan menulis puisi masih rendah. Selain itu, motivasi belajar yang ada pada kelas tersebut juga masih rendah. C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut akan dilakukan dalam dua siklus. Sebelum dilakukan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran. Alur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

50 36 IDE AWAL Studi Pendahuluan 1. Wawancara dengan guru 2. Pengamatan Pembelajaran 3. Tes diagnosis Penetapan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sebagai model pembelajaran menulis puisi Simpulan Berhasil Belum Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan Pembelajaran 3. Pengamatan Pembelajaran 4. Refleksi siklus I Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan Pembelajaran 3. Pengamatan Pembelajaran 4. Refleksi Siklus II Berhasil Persiapan Penelitian 1. Penyamaan konsep rubrik Pengetahuan Majalah Rindang antara guru dan peneliti 2. Penyusunan format pengamatan untuk siswa Pengumpulan Data 1. Penetapan instrument pengumpulan data 2. Penetapan jenis data 3. Penetapan sumber data 4. Penetapan teknik pengumpulan data Analisis Data 1. Klasifikasi Data 2. Penyajian Data 3. Penyimpulan Pengecekan Keabsahan Data 1. Triangulasi Gambara 2. Alur penelitian menurut Suhartono (2000: 58)

51 37 1. Studi Pendahuluan Studi Pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Pada tahap ini berisi renungan dalam mengajar, yaitu mengidentifikasi kinerja siswa di dalam pembelajaran menulis puisi sehingga dapat menemukan kelemahan-kelemahan, kekurangan dalam pembelajaran menulis puisi. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini ada dua yaitu: a. Wawancara Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dengan melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis siswa. Wawancara yang dilakukan memperoleh keterangan bahwa menulis puisi pada siswa kelas VIII E termasuk rendah. Siswa masih sulit menentukan tema, judul, diksi dan penggunaan majas yang tepat. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa belum adanya media yang digunakan oleh guru yang membuat siswa kurang tertarik terhadap materi menulis puisi. Akhirnya disepakati untuk menyelenggarakan tindakan perbaikan. Tindakan yang dimaksud adalah penggunaan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sebagai media pembelajaran. Majalah merupakan media yang digunakan untuk membantu siswa mencari ide-ide yang luas dan sebagai sumber acuan belajar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi.

52 38 b. Pengamatan Pembelajaran Pengamatan pembelajaran sebagai upaya mengetahui lebih lanjut keadaan pembelajaran sebenarnya yang dilakukan oleh guru. Dari hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa siswa belum memahami tentang cara menulis puisi dengan baik. c. Melaksanakan Tes Diagnosis Pada kegiatan pembelajaran, siswa diberi tugas untuk membuat puisi bertemakan bebas. Dari sini dapat diketahui kesulitan yang dialami pleh para siswa, kemudian didiskusikan dengan guru pelajaran bahasa Indonesia untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. 2. Penetapan Media Pembelajaran Sebelum masuk pada siklus I dan siklus II, peneliti melakukan tindakan awal terlebih dahulu. Tindakan awal dilakukan dengan pengamatan kelas. Pengamatan kelas dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya di dalam kelas, serta mengetahui bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo dalam pembelajaran menulis puisi. 3. Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian berisi aktivitas penyamaan konsep antara guru dengan peneliti mengenai media majalah yang akan digunakan.

53 39 a. Penyamaan konsep media majalah Penyamaan konsep antara guru dan peneliti mengenai proses pembelajaran dengan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dimaksudkan agar guru juga dapat memahami pengertian, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. b. Penyusunan format penelitian Sebelum pengamatan dilakukan, peneliti menyusun rancangan pengamatan. Rancangan tersebut berupa format catatan lapangan dan lembar pengamatan. Catatan lapangan dirancang sebagai format untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini, dapat digunakan untuk membantu dan memberikan penilaian. Lembar pengamatan juga digunakan untuk memberikan penilaian pada aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 4. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dalam siklus I terdapat tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. a. Perencanaan Pembelajaran Dalam tahap ini, peneliti bersama kolaborator akan berdiskusi perihal permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi serta metode apa yang selama ini

54 40 dilaksanakan dalam pembelajaran menulis puisi. Setelah itu, peneliti akan merancang pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang kemudian menyusun skenario pelaksanaan tindakan untuk siklus I. Selain itu, dalam tahap perencanaan juga dipersiapkan angket, pretes dan tes akhir untuk siklus I. b. Pelaksanaan tindakan Di setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti akan memulai apa yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap-tahap pada pelaksanaan tindakan ini antara lain sebagai berikut. 1) Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus I ada tiga kegiatan. a) Guru mengucap salam. b) Guru mengondisikan kelas dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. c) Guru menjabarkan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti yang dilakukan pada siklus I ada enam kegiatan. a) Guru menjelaskan tentang rubrik Pengetahuan majalah Rindang dan materi tentang puisi. b) Siswa diberi tugas untuk membaca rubrik Pengetahuan yang ada di majalah Rindang.

55 41 c) Siswa menentukan tema yang akan dijadikan puisi sesuai dari hasil membaca. d) Siswa menentukan judul puisi sesuai dengan tema yang sudah dibuat. e) Siswa menulis puisi sesuai dengan judul puisi. 3) Penutup Kegiatan akhir dalam pembelajaran siklus I ada dua kegiatan. a) Guru bersama kolaborator mengamati perilaku siswa, reaksi yang ditimbulkan terhadap pembelajaran menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. b) Guru membahas hasil puisi yang ditulis siswa dan memberikan motivasi untuk langkah selanjutnya terhadap siswa. c. Pengamatan Pembelajaran Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan pada siswa akan difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi, baik yang datang dari guru atau teman lain, dan keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas. Rekaman berupa foto dan hasil tulisan siswa yang berupa puisi merupakan data yang nantinya akan dianalisis sebagai hasil observasi.

56 42 d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa dan suasana kelas. Refleksi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. 5. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Dalam siklus II juga terdapat tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Gambaran akan tahap-tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, rencana pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah merancang skenario pembelajaran pada siklus II dan juga memberikan motivasi proses pembelajaran dan juga menyiapkan alat untuk mendokumentasikan data. b. Pelaksanaan Pembelajaran Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang akan dilakukan pada siklus II ada tiga kegiatan. a) Guru mengucapkan salam.

57 43 b) Guru mengondisikan kelas supaya siswa dapat mengikuti pelajaran. c) Guru menanyakan perkembangan dalam penulisan puisi yang pernah ditulis siswa. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti yang akan dilakukan pada siklus II ada enam kegiatan. a) Siswa diminta untuk memperbaiki tugas menulis puisi pada pertemuan sebelumnya. b) Siswa diberi penjelasan lebih mengenai pilihan kata atau diksi dan penggunaan majas yang tepat. c) Siswa mengerjakan kembali tugas menulis puisi dengan menggunakan diksi dan majas yang tepat. d) Siswa mengumpulkan hasil tugas menulis puisi yang telah diperbaiki. e) Guru bersama kolaborator mengamati kinerja siswa dalam memperbaiki puisi yang dibuat. f) Beberapa siswa membacakan puisi di depan kelas. 3) Penutup Kegiatan akhir yang dilakukan pada siklus II ada dua kegiatan. a) Guru memberikan ulasan terhadap beberapa puisi yang telah dibacakan. b) Guru menyampaikan evaluasi keseluruhan.

58 44 c. Pengamatan Pembelajaran Seperti halnya pengamatan yang dilakukan pada siklus I, pengamatan yang dilakukan pada siklus II ini juga dilakukan selama tindakan berlangsug. Pengamatan pada siswa akan difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi, baik yang datang dari guru atau teman lain, dan keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas. Rekaman berupa foto dan hasil tulisan siswa yang berupa puisi merupakan data yang nantinya akan dianalisis sebagai hasil observasi. d. Refleksi Setelah dilakukan implementasi tindakan dalam dua siklus, Guru bersama kolaborator berdiskusi untuk menganalisis hasil proses dan tindakan yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan berdasarkan pada data-data yang masuk selama kegiatan berlangsung. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi teknik tes dan nontes yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut. 1. Tes Menurut Widoyoko (2010: 45), tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik

59 45 berupa objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Hasil tes pada prasiklus dianalisis, dinilai kemudian peneliti mencari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan-kelemahan siswa dalam hal menulis puisi. Pada pertemuan berikutnya siswa diberi tekni-teknik atau cara menulis puisi dengan mudah. Sampai siswa dapat menulis puisi dengan tepat, dan diberi tes lagi pada siklus berikutnya. 2. Nontes Data dari teknik nontes ini, peneliti lakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran menulis puisi. Dalam teknik ini, peneliti menggunakan teknik pengamatan, angket, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. a. Pengamatan Pengamatan akan dilakukan oleh guru dan kolaborator kepada siswa saat terlaksananya pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. b. Angket Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran menulis puisi. Angket ini akan diberikan

60 46 sebelum ataupun sesudah tindakan penelitian dilakukan. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas persentase kegiatan menulis puisi siswa. c. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan responden melalui tanya jawab dan diskusi kepada siswa. Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti dan ditujukan kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil tentang menulis puisi. d. Jurnal Jurnal yang dibuat pada siklus I dan siklus II ini hanya satu macam, yaitu lembar jurnal siswa dan lembar jurnal guru. Lembar jurnal siswa dibuat untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses pembelajaran dan untuk mengungkap kesulitan siswa dalam menulis puisi. Jurnal siswa diisi oleh siswa dengan mengemukakan semua pendapatnya tentang pembelajaran yang dilaksakan oleh guru atau peneliti. e. Dokumentasi Dokumentasi foto dipilih oleh peneliti sebagai alat pemerkuat hasil penelitian. Bukti ini tidak diragukan lagi kebenarannya karena diambil gambarnya

61 47 secara langsung oleh peneliti. Bukti ini menyimpan gambar aktivitas selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian meliputi pengamatan, angket, wawancara, dan jurnal. Selain itu, dokumentasi foto-foto penelitian juga ikut disertakan agar data yang dihasilkan lebih akurat. 1) Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap materi pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran, interaksi dan komunikasi antarsiswa, interaksi dan komunikasi siswa dengan guru, perhatian siswa terhadap materi pembelajaran, keaktifan siswa selama proses pembelajaran, dan gairah belajar siswa.

62 48 TABEL 1 Lembar pengamatan siswa Aspek Indikator Prasiklus (100 %) Siklus I (100 %) Siklus II (100 %) Aktivitas Belajar Keaktifan Perhatian/ fokus Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Jumlah siswa 34 2) Angket Metode angket yang digunakan adalah lembar angket yang dikembangkan peneliti. Angket yang diperkembangkan mencakup sikap siswa terhadap jalannya proses pembelajaran dan penguasaan aspek psikomotorik siswa. TABEL 2 Lembar angket siswa No Pernyataan 1 Menurut saya pelajaran menulis puisi sangat menyenangkan 2 Saya senang dan tertarik dengan pelajaran menulis puisi 3 Saya selalu menemukan ide dalam menulis puisi 4 Menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang mudah dipahami 5 Penjelasan guru tentang menulis puisi sulit dipahami Ya Opsi Tidak

63 49 3) Wawancara Contoh pedoman wawancara terdiri dari 3 pertanyaan sebagai berikut. 1. Apakah anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? 2. Apakah ada kemudahan ketika anda menuangkan idea tau gagasan,dan diksi dalam membuat puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 3. Apakah anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? KESULITAN. 4) Jurnal Terdiri dari 4 pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana kesan anda terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 2. Bagaimana kesan anda terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 3. Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? 4. Apa pesan anda terhadap pembelajaran yang akan datang? Peneliti juga menggunakan pedoman penilaian menulis puisi untuk menentukan tingkat keberhasilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri

64 50 Bener Purworejo. Adapun rincian skor penilaian menurut Nurgiantoro (2010: 487) dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL 3 Tabel penskoran tiap aspek pada menulis puisi No Aspek yang dinilai Kategori Rentang Skor 1. Kesesuaian isi dengan judul Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 2. Pilihan kata atau diksi Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 3. Versifikasi Indah dan lengkap Indah, tetapi kurang lengkap Tidak indah, tetapi lengkap Tidak indah dan tidak lengkap 4. Penggunaan majas Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan untuk menganalisis data-data yang terkumpul adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis (Arukunto dkk, 2008: 131). Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan rerata antarsiklus, pretes, atau pun akhir tindakan.

65 51 Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah sebagai berikut: NR= NK/JS Keterangan: NR = Nilai rata-rata NK = Nilai Komulatif JS = jumlah siswa Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan mengenai metode belajar yang baru, dan aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias, dan sejenisnya (Arikunto Suharsimi dkk, 2008: 131). G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data Pemeriksaan validitas data dilakukan agar data yang diperoleh nanti dapat dipertanggungjawabkan. Teknik yang akan digunakan untuk memeriksa validitas data adalah triangulasi. Menurut Lather (dalam Arikunto dkk, 2008: 128) triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian.

66 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah (1) penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, (2) pengaruh menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap motivasi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo, (3) peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. 1. Penerapan Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo selama dua siklus. Sebelum menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan prasiklus untuk mengetahui permasalahan dan kemampuan awal siswa yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Kemudian, dilanjutkan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siklus I dan siklus II. Adapun penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang adalah sebagai berikut. 52

67 53 Tabel 3 Rincian Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Kegiatan Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Perencanaan 1) Peneliti menyiapkan RPP dan materi 2) Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan dan dokumentasi 2 Pelaksanaan tindakan 1) Pendahuluan a. Salam dan doa b. Perkenalan 2) Kegiatan inti a. Guru menjelaskan materi menulis puisi menggunakan metode ceramah b. Melakukan tes diagnostik menulis puisi 3) Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Salam dan doa 1) Peneliti dan kolabolator mengidentifikasi masalah pada siswa 2) Menyusun RPP (penerapan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang) Mempersiapkan lembar observasi 3) Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan, tes menulis, dan dokumentasi foto 1) Pendahuluan a. Salam dan doa 2) Kegiatan inti b. Guru membagikan majalah pada siswa satu meja satu majalah c. Guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan puisi d. Guru menjelaskan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, yaitu menjelaskan pengertian rubrik Pengetahuan, menentukan langkah-langkah untuk membaca rubrik Pengetahuan, menentukan tema hasil membaca, dan menentukan judul puisi yang akan dibuat sesuai dengan hasil membaca e. Memberikan tugas untuk 1) Memperbaiki RPP ( penerapan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang ) 2) Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan, angket, tes menulis puisi, dan dokumentasi foto 1) Pendahuluan a. Salam dan doa 2) Kegitan Inti a. Mengulas kembali materi tentang puisi b. Peneliti menjelaskan kekurangan menulis puisi pada siklus I c. Peneliti menjelaskan kembali materi menulis puisi menggunakan rima, diksi, tema, dan majas yang tepat. d. Peneliti membagikan kembali hasil menulis puisi pada siklus I untuk diperbaiki e. Siswa memperbaiki hasil menulis puisi pada siklus I menggunakan rima, diksi, tema, dan majas yang tepat f. Siswa mengumpulkan hasil menulis

68 54 3. Observasi Peneliti dan kolabolator melakukan pemantauan terhadap proses dan situasi siswa dengan mengisi lembar observasi 4. Refleksi a. Peneliti dan kolaborator menganalisis hasil menulis puisi siswa dan mengidentifikasi permasalahan pada siswa b. Merumuskan solusi pada tindakan selanjutnya untuk perbaikan hasil prasiklus menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang 3) Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran c. Salam dan doa Mengamati aktivitas siswa dengan mengisi lembar observasi yang meliputi sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran Peneliti dan kolaborator mendiskusikan kembali kegiatan yang baru dilaksanakan pada siklus I, hasil diskusi digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II g. puisi yang sudah diperbaiki h. Salah satu siswa membacakan hasil menulis puisi di depan kelas 3) Penutup Doa dan salam Mengamati aktivitas siswa dengan mengisi lembar observasi yang meliputii sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran a. Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan kembali seputar kegiatan yang baru dilaksanakan pada sikluss II b. Peneliti dan kolaborator juga membahas dan mendiskusikan seputar pembelajaran yang dilakukan siswa dalam pembelajaran pada sikluss II c. Mengolah dan menganalisis data yang sudah diperoleh dari hasil menulis puisi, observasi, dan wawancara untuk hasil akhir.

69 55 2. Pengaruh Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Terhadap Motivasi Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo dalam Menulis Puisi Motivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 meliputi tiga pertemuan yaitu, prasiklus, siklus I, dan siklus II. Diketahui bahwa dari tahapan siklus terjadi perubahan motivasi belajar siswa dalam menulis puisi. a. Deskripsi Prasiklus Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, peneliti melakukan observasi awal pada siswa. Deskripsi data motivasi siswa pada prasiklus dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi pada prasiklus, disajikan pada tabel berikut. Tabel 5: Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Prasiklus Aspek Indikator Prasiklus Aktivitas Belajar Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar % Keaktifan Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar % Perhatian/ fokus Perhatian siswa terhadap penjelasan guru % Jumlah siswa 34 Keterangan: BS: Baik Sekali (76% -100%) B : Baik (51% -75%) C : Cukup (26% -50%) K : Kurang (0% -25%)

70 56 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Tidak semua siswa mengikuti pelajaran dengan tertib. Hanya 60 % siswa yang antusias dalam belajar. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru hanya 50 % dari jumlah seluruh siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran belum baik. b. Deskripsi Siklus I Motivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada siklus I diketahui dari hasil observasi, wawancara, dan jurnal. Deskripsi data motivasi siswa pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi pada siklus I disajikan pada tabel berikut. Tabel 6: Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Siklus I Aspek Indikator Siklus I Aktivitas Belajar Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar 23 67,64% Keaktifan Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar 22 64,70% Perhatian/ fokus Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 23 67,64% Jumlah siswa 34 Keterangan: BS: Baik Sekali (76% -100%) B : Baik (51% -75%) C : Cukup (26% -50%) K : Kurang (0% -25%)

71 57 Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya proses peningkatan pembelajaran dari prasiklus sampai ke siklus I. Pada siklus I, proses pembelajaran menjadi lebih baik. Bisa dilihat pada tabel, keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar meningkat walaupun peningkatannya kurang signifikan tetapi sudah bisa dikatakan ke dalam kategori baik. Dari segi keaktifan siswa, mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa mulai berani untuk membuka diri dan tidak malu-malu untuk menanyakan sesuatu hal kepada peneliti mengenai sesuatu hal yang kurang dipahaminya. Selain itu, perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru juga mengalami peningkatan. Itu artinya dari segi proses, pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo mengalami peningkatan. 2) Hasil Wawancara Pada siklus I, sasaran wawancara ditujukan kepada 6 siswa wawancara ini mengungkap 3 butir pertanyaan, sebagai berikut: (1) apakah siswa mengalami kemudahan ketika menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? (2) Apakah ada kemudahan ketika anda menuangkan idea tau gagasan, dan diksi dalam membuat puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? (3) Apakah anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan Majalah Rindang? Mengapa? Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 6 siswa dapat diketahui bahwa 2 siswa yang mendapat nilai sedang menyatakan

72 58 bahwa mereka sangat senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang dengan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Hasil wawancara terhadap dua siswa yang mendapat nilai tinggi dari hasil tes menulis puisi menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis puisi dan tidak mengalami kesulitan. Dua siswa yang mendapat nilai rendah menyatakan bahwa mereka kurang begitu senang dengan pembelajaran menulis puisi dan mereka masih kesulitan dalam memilih diksi, mencari inspirasi, dan majas dalam penulisan puisi. 3) Hasil Jurnal Jurnal siswa pada siklus I mengungkap 4 butir pertanyaan, sebagai berikut: (1) bagaimana kesan anda terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? (2) Bagaimana kesan anda terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahaun majalah Rindang? (3) Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? (4) Apa pesan anda terhadap pembelajaran yang akan datang?. Dari hasil jurnal yang memuat ungkapan perasaan siswa yang ada kaitannya dengan : 1. materi yang disampaikan 2. respon siswa dalam mengikuti pelajaran 3. kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi 4. gaya guru mengajar.

73 59 Materi yang disampaikan mengenai puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang tidak terlalu sulit dan mudah dipahami. Ketertarikan siswa dalam menerima penjelasan guru lebih besar meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya. Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi yaitu pemilihan kata, mencari inspirasi, dan penggunaan majas dalam puisi yang dikarangnya. Adapun gaya guru dalam mengajar, secara umum siswa mengatakan gurunya lebih semangat dibandingkan dengan pembelajaran biasanya. Namun, terkadang guru dalam menerangkan terlalu cepat, kadang siswa sampai meminta untuk mengulangi lagi penjelasannya. c. Deskripsi Siklus II Data mengenai motivasi siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, jurnal, dan angket. Deskripsi data motivasi siswa pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi pada siklus II disajikan pada tabel berikut.

74 60 Tabel 7: Lembar Pengamatan Situasi Pembelajaran Siklus II Aspek Indikator Siklus II Aktivitas Belajar Keaktifan Perhatian/ fokus Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar 31 91,17% Peran siswa dalam kegiatan 26 belajar mengajar 76,47% Perhatian siswa terhadap 30 penjelasan guru 88,23% Jumlah siswa 34 Keterangan: BS: Baik Sekali (76% -100%) B : Baik (51% -75%) C : Cukup (26% -50%) K : Kurang (0% -25%) Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya proses peningkatan pembelajaran dari siklus I sampai ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran menjadi lebih baik. Bisa dilihat pada tabel, keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar meningkat. Dari segi keaktifan siswa, mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa mulai berani untuk membuka diri dan tidak malu-malu untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Selain itu, perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru juga mengalami peningkatan. Itu artinya dari segi proses, pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo mengalami peningkatan. 2) Hasil Wawancara Pada siklus II, sasaran wawancara ditujukan kepada 6 siswa wawancara ini mengungkap 3 butir pertanyaan, sebagai berikut: (1) apakah anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi menggunakan

75 61 rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? (2) Apakah ada kemudahan ketika anda menuangkan idea tau gagasan, dan diksi dalam membuat puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? (3) Apakah anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa?. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap keenam siswa dapat diketahui bahwa empat siswa senang dengan pembelajaran menulis dan dua siswa kurang senang dengan pembelajaran menulis puisi. Siswa dalam menjawab pertanyaan mulai akrab dan tidak grogi lagi karena siswa sudah terbiasa aktif ketika mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan megenai materi ketika proses belajar mengajar. Pendapat siswa mengenai pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang lebih mudah karena siswa merasa leluasa dan mudah dalam mencari inspirasi dan mencari kata-kata, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi. Pilihan kata atau diksi, siswa merasa lebih mudah karena mereka membiasakan dengan membaca, maka kosa kata yang mereka peroleh lebih banyak. 3) Hasil Jurnal Jurnal siswa pada siklus II mengungkap 4 butir pertanyaan, sebagai berikut: (1) bagaimana kesan anda terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? (2) Bagaimana kesan anda terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahaun majalah Rindang? (3) Bagaimana kesan

76 62 materi yang telah disampaikan oleh guru? (4) Apa pesan anda terhadap pembelajaran yang akan datang?. Hasil jurnal siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah mulai memahami aspek-aspek yang ada di dalam puisi. Bukti dari peningkatan tersebut dapat dilihat pada data tes dari prasiklus hingga siklus II. 4) Hasil angket Berdasarkan hasil angket diketahui motivasi siswa dalam kegiatan menulis. Hasil angket selengkapnya disajikan pada tabel berikut. Tabel 8: Hasil Angket Refleksi dalam Kegiatan Menulis Puisi Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Siklus II No Pernyataan 1 Menurut saya pelajaran menulis puisi sangat menyenangkan 2 Saya senang dan tertarik dengan pelajaran menulis puisi 3 Saya selalu menemukan ide dalam menulis puisi 4 Menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang mudah dipahami 5 Penjelasan guru tentang menulis puisi sulit dipahami Opsi Ya Tidak % 0% ,47% 20,58% ,70% 35,29% ,58% 29,41% ,70% 85,29% Berdasarkan hasil angket siklus II yang dibagikan pasca tindakan tersebut, diketahui bahwa menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang mampu memudahkan siswa dalam membuat puisi. Dilihat dari hasil kerja siswa dalam praktik menulis puisi, dapat disimpulkan bahwa menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dapat meningkatkan

77 63 kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hal ini berdasarkan peningkatan skor setelah pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil yang menunjukkan peningkatan baik secara proses maupun produk serta hasil kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan kolaborator, diharapkan bahwa penggunaan media majalah yaitu menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi. 3. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang Data ini diperoleh dari kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang, yaitu dari aspek rima, diksi, tema dan majas. Adapun hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II tampak pada tabel berikut ini.

78 50 Tabel 9 Nilai Prasiklus sampai Siklus II Keterampilan Menulis Puisi Siswa No Nama Siswa Prasiklus SI SII R D I M Jumlah Nilai R D I M Jumlah Nilai R D I M Jumlah Nilai 1 Abdul Aristiyanto Ahmad Muqtafin Akhmad Wahyu Saifusin Amat Fauzi Eko Winarto Fajariyanto Fajria Chishani Fani Ilyas Fauzal Faulana Fauzi Fiki Fauzan Yusuf Fina Lastari Fina Unaisatul Hilma Fitrotulizah Halimatuzzahro Harir Rahmandhani Hendri Fahrudin Irmarustanti Lutfiana Farida Malichatul Chasanah Markamah Masrur Zakiatul Fikri Maulia Riski Ibnu Ibrahim Miftahul Hasanah Minhatul Lamiah Muhammad Alfian Muhammad Choirudin Muhammad Fahron Nurin Taufiq Nurul Baroroh Nurul Rohmah Wahyu Rizky Handayani Wida Lana Zaenal Mukholis Keterangan: R : Rima D : Pilihan Kata atau Diksi I : Kesesuaian Isi dengan Judul M : Penggunaan Majas 64

79 65 B. Pembahasan Data Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh dalam penilitian ini ada tiga hal, yaitu 1) penerapan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa 2) pengaruh menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap motivasi siswa dalam menulis puisi 3) peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Berikut diuraikan mengenai ketiga hal tersebut. 1. Penerapan Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo Penerapan Pelaksanaan tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini, mahasiswa peneliti bekerjasama dengan guru bahasa dan sastra Indonesia yakni Chamidatus Syukaro, S.Pd. Kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus II dilakukan oleh mahasiswa peneliti sesuai dengan kesepakatan awal dan jadwal kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan bersama, juga menyesuaikan jadwal aktif sekolah yakni tanggal 20, 21 dan tanggal 28 mei 2013.

80 66 1. Pelaksanaan Pratindakan a. Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti berkoordinasi dengan guru bahasa Indonesia untuk melakukan penelitian. Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas siswa. b. Pelaksanaan Pada tahap prasiklus, pembelajaran dilaksanakan dengan metode konvensional. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, kemudian memberikan tugas pada siswa. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa, peneliti melakukan tes diagnosis. Peneliti meminta siswa untuk menulis puisi dengan tema bebas. c. Observasi Peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII E. Aspek yang diobservasi antara lain tentang sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru. d. Refleksi Setelah melakukan tes diagnosis, peneliti dan kolaborator menganalisis hasil menulis puisi siswa dan mengidentifikasi permasalahan pada siswa. Peneliti berusaha mendapatkan informasi tentang kesulitan yang dialami siswa sehingga banyak yang mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti bersama guru bahasa Indonesia mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Peneliti mengusulkan untuk

81 67 menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam pembelajaran menulis puisi, menjelaskan tahapannya dan merumuskan solusi pada tindakan selanjutnya untuk perbaikan hasil prasiklus. 1) Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus 1 a. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas ini disusun peneliti yang sudah disepakati oleh guru bahasa dan sastra Indonesia, Chamidatus Syukaro,S. Pd. Rancangan yang dibuat pada tahap ini adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan waktu pelaksanaan, yaitu satu kali pertemuan dalam satu siklus, mempersiapkan majalah yang nantinya akan digunakan dalam proses pembelajaran, menerapkan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, dan juga menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan dan dokumentasi foto. Terakhir adalah mengadakan tes akhir menulis puisi untuk siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, pertama peneliti menuliskan dan menjelaskan terlebih dahulu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Standar kommpetensi yang harus dicapai yaitu mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas, sedangkan kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.

82 68 Setelah menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar kepada siswa, peneliti membagikan majalah pada siswa, satu meja satu majalah. Peneliti membiarkan siswa terlebih dahulu untuk membaca majalah. Pada tahap ini, terlihat beberapa siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo tertarik dengan membaca. Buktinya mereka sangat antusias membaca majalah tanpa mengeluh bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan. Pada saat membaca siswa justru sibuk membuka lembar demi lembar majalah Rindang tersebut yang isinya banyak pengetahuan dan informasi dapat diperoleh. Setelah siswa membaca, peneliti menjelaskan materi puisi dari pengertian puisi, jenis-jenis puisi dan langkah-langkah menulis puisi yang baik. Selanjutnya peneliti menjelaskan materi tentang menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dan juga menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Setelah peneliti menjelaskan materi tentang menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dan juga langkah-langkah yang harus ditempuh oleh siswa dengan menggunakan rubrik pengetahuan majalah Rindang tersebut, peneliti terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai penjelasan tadi. Beberapa siswa ada yang serius mengenai penjelasan tadi, tetapi juga ada yang ramai sendiri dan berbicara dengan teman sebangku.

83 69 Setelah penjelasan selesai dan tidak ada pertanyaan dari siswa, peneliti menyuruh siswa untuk membaca rubrik Pengetahuan yang ada dimajalah. Siswa diberi tugas untuk membaca dan memahami isi atau tema dari bacaan rubrik Pengetahuan. Tema dari setiap rubrik Pengetahuan yang siswa baca berbeda-beda. Tema tersebut yang nantinya siswa gunakan untuk menentukan judul puisi sesuai dari hasil membaca. Peneliti mencontohkan satu rubrik Pengetahuan yang berjudul menuju kemandirian desa yang nantinya siswa bisa menulis puisi dengan tema alam, desa atau lainnya yang berhubungan dengan alam. Setelah itu, peneliti menjelaskan kembali bagaimana langkah yang harus ditempuh untuk pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, yaitu siswa menentukan tema dan judul puisi yang akan dibuat sesuai dengan isi bacaan yang sudah siswa baca. Proses membaca siswa tampak pada gambar berikut. Gambar 3: Siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo sedang Membaca rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Selanjutnya, siswa diberi tugas untuk menulis puisi sesuai dengan ideide yang mereka dapatkan dari hasil membaca. Pada tahap ini masih ada

84 70 beberapa siswa yang masih tampak bingung untuk menentukan judul puisi yang akan mereka buat, sehingga peneliti harus membimbing satu persatu anak untuk memberi pengarahan dari tema bacaan majalah menjadi sebuah judul yang akan dijadikan sebuah puisi. Selanjutnya siswa menulis puisi dari judul yang sudah mereka tentukan. Setelah selesai, siswa mengumpulkan pekerjaan menulis puisi. c. Observasi Saat dilakukan kegiatan menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa. Pemantauan dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Kegiatan tersebut tercermin pada lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan ini meliputi dampak tindakan terhadap proses pembelajaran dan juga dampak tindakan terhadap hasil pembelajaran. d. Refleksi Setelah diadakan perlakukan tindakan kelas menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, peneliti bersama guru mata pelajaran yang berperan sebagai kolaborator kembali mendiskusikan kembali kagiatan yang baru dilaksanakan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 tersebut. Hasil diskusi yang baru disepakati akan digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II. Pada implementasi tindakan siklus II, Peneliti bersama guru kolaborator akan memfokuskan pada aspek pembangun puisi agar aspek yang

85 71 diamati dalam unsur pembangun puisi bisa meningkat dengan optimal. Permasalahan yang perlu ditindaklanjuti akan dilanjutkan pada siklus II. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II. a. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan aspek-aspek yang belum terpenuhi pada pembelajaran siklus I, juga untuk mencari solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi siswa selama proses menulis puisi siklus I. Siklus II ini dilaksanakan sama seperti pada siklus I yakni 1 pertemuan. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus II, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II, penekanan terhadap penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi, penerapan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan, dokumentasi foto, dan mengadakan tes akhir menulis puisi untuk siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti akan mengulas kembali materi mengenai puisi, khususnya aspek-aspek pembangun puisi agar siswa lebih paham dan jelas. Setelah siswa paham dan jelas, diharapkan kemampuan menulis puisi siswa akan meningkat. Setelah peneliti mengulas materi mengenai puisi, kemudian peneliti menjelaskan skor rata-rata tiap aspek yang mengalami penurunan dan harus ditingkatkan yaitu pada aspek majas. Peneliti membagikan hasil menulis

86 72 puisi pada siklus I, dan kemudian siswa diberi tugas untuk memperbaiki dan menulis kembali puisi menggunakan tema, diksi, rima, dan penggunaan majas yang lebih baik lagi. Perbaikan penulisan puisi pada siklus II dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4: Siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo saat akan memperbaiki hasil menulis puisi pada siklus II Peneliti memberikan penjelasan kepada siswa untuk lebih kreatif dalam menulis puisi dan memasukkan kata-kata yang lebih indah atau menggunakan majas yang lebih banyak lagi sehingga puisi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan pada siklus I. Peneliti mempersilakan kepada siswa untuk bertanya jika akan yang belum paham dengan pembelajaran siklus II ini. Siswa dalam pembelajaran siklus II ini terlihat lebih aktif dan baik dibandingkan pada saat siklus I. Siswa lebih banyak bertanya tentang penggunaan majas yang kurang dan apa saja yang harus diperbaiki dari hasil menulis puisi pada siklus I. Setelah semua siswa selesai memperbaiki puisi,

87 73 peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan hasil penulisan puisi dan salah satu siswa membacakan hasil puisinya di depan kelas. c. Observasi Hasil dari pengamatan ini meliputi dampak terhadap proses pembelajaran dan juga dampak tindakan dari hasil pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan proses dan keberhasilan produk. d. Refleksi Tahap yang dilakukan setelah tahap pengamatan adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama kolaborator mendiskusikan kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II. Selain itu, peneliti dan kolaborator membahas dan mendiskusikan seputar pembelajaran yang dilakukan siswa kelas VIII E dalam pembelajaran menulis puisi siklus II. Setelah dilakukan implementasi tindakan-tindakan mulai dari siklus I sampai siklus II, penggunaan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam menulis puisi menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. 2. Pengaruh Menggunakan Rubrik Pengetahuan Majalah Rindang terhadap Motivasi Siswa Kelas VIII MtS Negeri Bener Purworejo dalam Menulis Puisi Motivasi siswa dalam menulis puisi diketahui dari hasil observasi, angket dan wawancara. Berikut dibahas motivasi siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II.

88 74 a. Deskripsi Prasiklus Hasil observasi pada prasiklus menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Tidak semua siswa mengikuti pelajaran dengan tertib. Siswa yang mengikuti pelajaran 20 siswa atau 58,82%. Antusias siswa dalam belajar juga masih kurang, hanya 20 siswa atau 58,82% yang antusias dalam belajar. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru hanya 50 % dari jumlah seluruh siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran belum baik. b. Deskripsi Siklus I Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah lebih baik. Menurut hasil observasi, sebanyak 23 siswa atau 67,64% mulai antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga lebih baik yang ditunjukkan oleh 22 siswa atau 64,70% siswa mulai aktif. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru bertambah menjadi 23 siswa atau 67,64%. Hasil jurnal siswa pada siklus I menunjukkan bahwa sebanyak 25 atau 73,52% menyukai cara guru mengajar dan 7 atau 20,58% siswa tidak menyukai cara mengajar guru dikelas. Kesan terhadap media yang pembelajaran yang digunakan sebanyak 20 siswa atau 58,82% menyukai dan 14 siswa atau 41.17% tidak menyukai. Sebanyak 21 siswa atau 61,76% menganggap materi yang disampaikan menarik dan 13 siswa menganggap materi yang disampaikan kurang menarik.

89 75 Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I terhadap enam siswa yang mendapat nilai sedang, nilai tinggi, dan nilai rendah menyatakan bahwa, siswa yang mendapat nilai sedang mereka sangat senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi.siswa merasa senang dengan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Siswa yang mendapat nilai tinggi merasa senang dan tidak ada kesulitan dengan pembelajaran menulis puisi. Siswa yang mendapat nilai rendah menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka menemukan kesulitan dalam memilih diksi, mencari inspirasi, dan majas dalam penulisan puisi. c. Deskripsi Siklus II Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah baik. Hampir semua siswa atau 100% sudah mengikuti pembelajaran dengan tertib. Hanya ada 3 siswa yang tidak antusias dalam belajar atau 91,17% antusias dalam belajar. Peran siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar meningkat menjadi 26 siswa atau 76,47% berani bertanya dan merespon pertanyaan. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru juga meningkat sebanyak 30 siswa atau 88,23%. Hasil jurnal siswa pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 31 atau 91,17% menyukai cara guru mengajar dan 3 atau 8,82% siswa tidak menyukai cara mengajar guru dikelas. Kesan terhadap media yang pembelajaran yang digunakan sebanyak 25 siswa atau 73,52% menyukai dan 7 siswa atau 20,58% tidak menyukai. Sebanyak 26 siswa atau 76,47%

90 76 menganggap materi yang disampaikan menarik dan 8 siswa atau 8,23% menganggap materi yang disampaikan kurang menarik. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II terhadap enam siswa yang mendapat nilai sedang, nilai tinggi, dan nilai rendah menyatakan bahwa, siswa yang mendapat nilai sedang mereka sangat senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang dengan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Siswa yang mendapat nilai tinggi menyatakan bahwa senang dan tidak merasa kesulitan dalam menulis puisi. Siswa yang mendapat nilai rendah menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka menemukan kesulitan dalam memilih diksi, mencari inspirasi, dan majas dalam penulisan puisi. Pada siklus II siswa dalam menjawab pertanyaan mulai akrab dan tidak grogi lagi karena siswa sudah terbiasa aktif ketika mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan mengenai materi ketika proses belajar mengajar. Hasil angket yang dibagikan pasca tindakan kelas menunjukkan bahwa 34 siswa atau 100% sangat menyukai pembelajaran menulis puisi, 0 siswa yang tidak menyukai pembelajaran menulis puisi. 26 siswa atau 76,47% siswa tertarik dengan pelajaran menulis puisi, 7 anak atau 20,58% kurang tertarik. Siswa yang selalu menemukan ide dalam menulis puisi sebanyak 22 siswa atau 64,70%, 12 siswa atau 35,29% agak sulit menemukan ide. 24 siswa atau 70,58 mudah memahami pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, 10

91 77 siswa atau 29,41% agak sulit memahami. 29 siswa atau 85,29 siswa memahami penjelasan guru tentang menulis puisi, 5 siswa atau 14,70% siswa agak sulit memahami. Dari deskripsi siswa dalam pembelajaran mulai prasiklus, siklus I, hingga siklus II dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam menulis puisi serta menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dapat dinilai berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa maupun situasi KBM. 3. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa adalah tes menulis puisi yang dilakukan pada fase pratindakan, siklus I dan siklus II. Hal yang dinilai dalam menulis puisi yaitu diksi, majas, kesesuaian isi dengan judul, dan struktur rima. Kriteria keberhasilan atau peningkatan tindakan praktik menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dibuktikan dengan adanya peningkatan skor dari fase pratindakan sampai siklus II. Berikut adalah tabel yang menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi siswa menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dari fase prasiklus siklus I, dan siklus II.

92 78 Tabel 10: Perbandingan Hasil Penskoran Aspek-aspek Menulis Puisi pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II No Aspek Prasiklus Siklus 1 Siklus II Peningkatan Pra-SI SI-SII Pra-SII 1 Rima Diksi Kesesuaian isi dengan judul 4 Majas Jumlah a. Peningkatan Kualitas Proses Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, dari siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan. Peran guru dalam praktik menulis puisi sangat membantu siswa dalam mengerjakan tugas untuk menulis puisi. Pembelajaran yang dilaksanakan membuat siswa semakin antusias dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi. Dengan membaca rubrik Pengetahuan, akan banyak informasi dan kosa kata yang diperoleh. Selain itu, siswa lebih mudah menentukan judul puisi yang nantinya akan dijadikan larik-larik puisi dan membuat siswa semakin leluasa untuk berimajinasi dengan puisi yang nanti dihasilkannya. Pembacaan hasil puisi yang dilakukan setelah tugas dikumpulkan menambah ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran.

93 79 Dari hasil wawancara, siswa merasa lebih mudah untuk menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Selain itu, dari hasil jurnal juga mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah mulai memahami aspek-aspek yang ada dalam puisi. Bukti dari peningkatan tersebut dapat dilihat pada data tes dari pratindakan hingga siklus dua Siklus II Siklus I pratindakan Prasiklus Rima prap atindakan prasiklus Siklus I Siklus II b. Peningkatan Kualitas Produk Peningkatan kualitas produk pada aktivitas belajar siswa berdampak positif pada peningkatan hasil belajar. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran tersebut dapat dilihat selama dua siklus dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Penerapan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang yang dilakukan selama dua siklus tersebut ternyata mampu meningkatkan hasil praktik menulis siswa. Berikut disajikan kemampuan menulis puisi siswa dilihat dari masing- masing aspek. a) Rima Grafik 1: Grafik Peningkatan Aspek Rima dari Prasiklus hingga Siklus II pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo

94 80 Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa pada aspek rima mengalami peningkatan yang cukup baik dari prasiklus hingga siklus 2. Pada saat prasiklus, jumlah rata-rata skor adalah 18,97, kemudian pada siklus I setelah diterapkan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, jumlah rata-rata skornya menjadi 19,47 dan menjadi 21,558 padaa siklus 2. Artinya, total peningkatan dari prasiklus sampai siklus 2 adalah 2,588. b) Diksi Siklus II Siklus I Prasiklus Pratindakan Diksi Pratin asiklus ndakan Siklus I Siklus II Grafik 2: Grafik Peningkatan Aspek Diksi dari Prasiklus hingga siklus II pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo Berdasarkan grafik di atas, disimpulkan bahwa pada aspek diksi mengalami peningkatan mulai dari prasiklus hingga siklus 2. Pada fase prasiklus, jumlah rata-rata skor adalah 17,08. Kemudian pada siklus I setelah menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang, meningkat menjadi 19,441, dan pada siklus 2 menjadi 20,676. Berarti total peningkatann pada rata- rata skor aspek diksii adalah 3,596.

95 81 c) Kesesuaian isi dengan judul Grafik 3: Grafik Peningkatan Aspek Kesesuaian Isi dengan Judul dari Prasiklus hingga Siklus II pada Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo Berdasarkan grafik di atas, disimpulkan bahwa rata-rata skor pada aspek kesesuaian isi dengan judul mengalami peningkatan pada prasiklus hingga siklus I. Pada saat prasiklus, jumlah rata-rata skor adalah 15,647,, kemudian pada siklus I setelah diterapkan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang jumlah rata-rata skornya meningkat menjadi 16,558, dan menjadi 19,352 pada siklus II. Artinya, total peningkatan dari prasiklus sampai siklus II adalah 3,705. d) Majas Siklus II 10 Siklus I prasiklus Pratindakan 0 Kesesuaian Diksi Is dengan Judul Pratin prasiklus ndakan Siklus I Siklus II Siklus II Siklus I 16 Prasiklus pratindakan Kesesuaian Majas Isi dengan Judul Pr prasiklus ratindakan Siklus I Siklus II Grafik 4: Grafik Peningkatan Aspek Majas dari Prasiklus hingga Siklus II pada siswa Kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo

96 82 Berdasarkan grafik di atas disimpulkan bahwa rata-rata skor pada aspek majas mengalami penurunan pada prasiklus hingga siklus I. Penurunan yang terjadi pada siklus prasiklus, rata-rata I sebesar 0,088 dari pratindakan hingga siklus II. Pada skor yang diperoleh adalah 10,8. Kemudian dilanjutkan pada siklus II dan mengalami peningkatan yang cukup berarti yaitu 2 atau menjadi 15,176. Berikut grafik peningkatan seluruh aspek dari prasiklus hingga siklus II Siklus II Siklus I Prasiklus Pratindakan Prasiklus Pratindakan Siklus I Siklus II Grafik 5: Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo Berdasarkan grafik di atas disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I hingga siklus II. Peningkatan ini bisa dilihat dari total skor sebelum menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sebesar 64,9. Kemudian, setelah menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang pada siklus I, skor rata-rata kemampuan menulis puisi siswa meningkat menjadi 70,616 atau terjadi peningkatan sebesar 5,716. Kemudian, dilanjutkan pada siklus II dan terjadi peningkatan yang sangat baik, besarnya

97 83 peningkatan yang terjadi pada siklus I ke siklus II adalah 6,146 atau rata-rata skor meningkat menjadi 76,762. Dilihat dari peningkatan skor pada kemampuan menulis puisi siswa dari siklus I hingga siklus II, dikatakan bahwa kemampuan menulis puisi siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rinndang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII E MTs Negeri Bener Purworejo.

98 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahauan majalah Rindang pada siklus I dan siklus II yang terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) tahap pertama, siswa diberi tugas untuk membaca rubrik Pengetahuan, (2) pada tahap kedua, siswa menentukan tema hasil membaca, menentukan kata kunci sebagai bahan penulisan puisi dan menentukan judul sesuai tema bacaan, dan (3) pada tahap ketiga,siswa mengembangkan judul puisi menjadi sebuah puisi dengan menggunakan pilihan kata, rima, dan majas yang tepat. 2. Pengaruh menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang terhadap motivasi siswa kelas VIII MTs Negeri Bener Purworejo dalam menulis puisi dapat diketahui dari hasil pengamatan, angket, wawancara, dan jurnal. Dari hasil keseluruhan menunjukkan adanya perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang. Pada pratindakan motivasi siswa dalam menulis puisi masih rendah. Siswa kurang menunjukkan motivasi yang positif dalam pembelajaran. Pada siklus I motivasi siswa meningkat 67,64% siswa yang antusias dalam 84

99 85 pembelajaran, 64,70% aktif dalam pembelajaran serta 67,64% siswa fokus terhadap penjelasan guru. Pada siklus II, siswa lebih termotivasi dalam menulis puisi serta menunjukkan sikap dan respon yang positif. Terdapat 91,17% antusias dalam pembelajaran, 76,47% siswa aktif dalam pembelajaran dan 88,23% siswa fokus terhadap penjelasan guru. Hasil wawancara dan hasil jurnal memberikan gambaran bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dan menjadi termotivasi untuk bisa menulis puisi lebih baik lagi. 3. Peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Negeri Bener dapat diketahui dari nilai rata-rata pada pratindakan, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada pratindakan hanya 64,9, pada tindakan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh menjadi 70,61. Artinya mengalami peningkatan sebesar 5,716. Selanjutnya pada siklus II, nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 76,76 dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 6,146. Jadi, total peningkatan dari pratindakan sampai siklus II adalah 11,862. B. Saran Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan tersebut, saran yang dikemukakan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam membelajarkan apresiasi sastra agar siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran.

100 86 2. Guru hendaknya memposisikan dirinya sebagai pendamping dalam proses pembelajaran menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sehingga keaktifan dan kreativitas siswa bisa meningkat. 3. Siswa hendaknya mampu mempertahankan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran menulis puisi dan bisa meningkatkannya menjadi lebih baik lagi. 4. Siswa hendaknya mempelajari unsur-unsur pembangun puisi lebih banyak lagi supaya pengetahuannya bertambah dan hasil praktik dalam menulis puisi lebih memuaskan. 5. Bagi peneliti berikutnya, penggunaan rubrik Pengetahuan majalah Rindang dalam menulis puisi dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya.

101 DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, dkk Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Danim, Sudarwan Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Guru. Bandung: Rosdakarya. Jabrohim, Dkk Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, Gorys Diksi dan Bahasa Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: GajahMada University Press. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Pradopo, Rachmad Djoko, Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Situmorang. Hakikat Puisi. puisi. Diunduh pada tanggal 19 Mei Soehartono, Irawan Metode Penelitian Sosial. Jakarta. PT. Remaja Rosdakarya. Soelasnoko. Majalah Cetak Sebagai Media Pembelajaran. http: berbahasa-bersastra.com. Diunduh pada tanggal 20 Mei //www. Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai Media Pengajaran. Yogyakarta: Sinar Baru Algesindo. Sukirno Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Handasari Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Majalah dengan Teknik Pelatihan Terbimbing pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 02 Bojong. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

102 Tarigan, H.G Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Wellek, Rene & Austin Werren Teori Kasusasteraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widowati Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Pengamatan Objek Langsung Pada Siswa Kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Widoyoko, S. Eko Putro Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

103 Lampiran 1 Daftar Nama Siswa No No. Induk Nama Peserta Didik L/P Abdul Aristriyanto L Ahmad Muqtafin L Akhmad Wahyu Saifusin L Amat Fauzi L Eko Winarto L Fajariyanto L Fajria Chisani P Fani Ilyas L Fauzal Faulana L Fauzi L Fiki Fauzan Yusuf L Fina Lastari P Fina Unaisatul Hilma P Fitrotulizah P Halimatuzzahro P Harir Rahmandhani L Hendri Fahrudin L Irmarustanti P Lutfiana Farida P Malichatul Chasanah P Markamah P Masrur Zakiatul Fikri L Maulia Rizki Ibnu Ibrahim L Miftahul Hasanah P Minhatul Lamiah P Muhammad Alfian L Muhammmad Choirudin L Muhammad Fahron L Nurin Taufiq L Nurul Baroroh P Nurul Rohma P Wahyu Rizky Handayani L Wida Lana P Zaenal Mukholis L Mengetahui, Guru Mata Pelajaran, Peneliti, Chamidatus Syukaro, S. Pd. Muttoharoh

104 Lampiran 2 Hasil Menulis Puisi Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II LEMBAR PENILAIAN MENULIS PUISI PRASIKLUS KELAS VIII E MTs NEGERI BENER PURWOREJO No Aspek yang dinilai Rima Diksi Tema Majas Nilai Skor Maksimal Nama 1 Abdul Aristriyanto Ahmad Muqtafin Akhmad Wahyu Saifusin Amat Fauzi Eko Winarto Fajariyanto Fajria Chishani Fani Ilyas Fauzal Faulana Fauzi Fiki Fauzan Yusuf Fina Lastari Fina Unaisatul Hilma Fitrotulizah Halimatuzzahro Harir Rahmandhani Hendri Fahrudin Irmarustanti Lutfiana Farida Malichatul Chasanah Markamah Masrur Zakiatul Fikri Maulia Rizki Ibnu Ibrahim Miftahul Hasanah Minhatul Lamiah Muhammad Alfian Muhammmad Choirudin Muhammad Fahron Nurin Taufiq Nurul Baroroh Nurul Rohma Wahyu Rizky Handayani Wida Lana Zaenal Mukholis JUMLAH RATA-RATA RATA-RATA KELAS 63.11

105 LEMBAR PENILAIAN MENULIS PUISI SIKLUS I KELAS VIII E MTs NEGERI BENER PURWOREJO No Aspek yang dinilai Rima Diksi Tema Majas Nilai Skor Maksimal Nama 1 Abdul Aristriyanto Ahmad Muqtafin Akhmad Wahyu Saifusin Amat Fauzi Eko Winarto Fajariyanto Fajria Chishani Fani Ilyas Fauzal Faulana Fauzi Fiki Fauzan Yusuf Fina Lastari Fina Unaisatul Hilma Fitrotulizah Halimatuzzahro Harir Rahmandhani Hendri Fahrudin Irmarustanti Lutfiana Farida Malichatul Chasanah Markamah Masrur Zakiatul Fikri Maulia Rizki Ibnu Ibrahim Miftahul Hasanah Minhatul Lamiah Muhammad Alfian Muhammmad Choirudin Muhammad Fahron Nurin Taufiq Nurul Baroroh Nurul Rohma Wahyu Rizky Handayani Wida Lana Zaenal Mukholis JUMLAH RATA-RATA RATA-RATA KELAS

106 LEMBAR PENILAIAN MENULIS PUISI SIKLUS II KELAS VIII E MTs NEGERI BENER PURWOREJO No Aspek yang dinilai Rima Diksi Tema Majas Nilai Skor Maksimal Nama 1 Abdul Aristriyanto Ahmad Muqtafin Akhmad Wahyu Saifusin Amat Fauzi Eko Winarto Fajariyanto Fajria Chishani Fani Ilyas Fauzal Faulana Fauzi Fiki Fauzan Yusuf Fina Lastari Fina Unaisatul Hilma Fitrotulizah Halimatuzzahro Harir Rahmandhani Hendri Fahrudin Irmarustanti Lutfiana Farida Malichatul Chasanah Markamah Masrur Zakiatul Fikri Maulia Rizki Ibnu Ibrahim Miftahul Hasanah Minhatul Lamiah Muhammad Alfian Muhammmad Choirudin Muhammad Fahron Nurin Taufiq Nurul Baroroh Nurul Rohma Wahyu Rizky Handayani Wida Lana Zaenal Mukholis JUMLAH RATA-RATA RATA-RATA KELAS

107 Lampiran 3 Lembar Observasi dari prasiklus sampai Siklus II dan Hasilnya LEMBAR OBSERVASI PRASIKLUS Hari/ tanggal : Jumat/ 17 mei 2013 Kelas Sekolah : VIII E : MTs Negeri Bener Purworejo No Aspek Observasi Keterangan Aktivitas belajar (Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar) Keaktifan (Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar) Perhatian/fokus (Perhatian siswa terhadapa penjelasan 6... guru)

108 LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I Hari/ tanggal : Selasa, 21 Mei 2013 Kelas : VIII E Sekolah : MTs Negeri Bener Purworejo No Aspek Observasi Keterangan Aktivitas belajar (Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar) 2. Keaktifan (Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar) 3. Perhatian/fokus (Perhatian siswa terhadapa penjelasan guru)

109 LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II Hari/ tanggal : Jumat, 28 Mei 2013 Kelas Sekolah No Aspek Observasi : VIII E : MTs Negeri Bener Purworejo Keterangan Aktivitas belajar (Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar) Keaktifan (Peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar) Perhatian/fokus (Perhatian siswa terhadapa penjelasan 6... guru)

110 Lampiran 4 Wawancara PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I Sekolah Kelas / Semester : MTs Negeri Bener Purworejo : VIII E / Genap Tanggal : 21 Mei 2013 KEMUDAHAN 1. Apakah Anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? 2. Apakah ada kemudahan ketika Anda menuangkan ide atau gagasan, dan diksi dalam membuat puisi yang menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? mengapa? 3. Apakah Anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? mengapa? KESULITAN

111 PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS II Sekolah Kelas / Semester : MTs Negeri Bener Purworejo : VIII E / Genap Tanggal : 28 Mei 2013 KEMUDAHAN 1. Apakah Anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? Mengapa? 2. Apakah ada kemudahan ketika Anda menuangkan ide atau gagasan, dan diksi dalam membuat puisi yang menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? mengapa? 3. Apakah Anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? mengapa? KESULITAN

112 HASIL WAWANCARA 1. Responden 7, siswa yang mendapatkan nilai baik. Ya, karena dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sangat menyenangkan. Ya, karena pembelajaran dengan media ini lebih mudah untuk menuangkan ide sehingga langsung dapat dituangkan. Ya, tetapi untuk pemilihan katanya yang sulit untuk memilihnya. 2. Responden 12, siswa yang mendapatkan nilai baik Ya, karena sangat menyenangkan. Ya, karena mudah menemukan ide. Ya, tetapi kadang sulit untuk menemukan ide. 3. Responden 5, siswa yang mendapatkan nilai sedang Ya, karena dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang cukup menarik. Ya, karena dengan pembelajaran ini sedikit membantu dalam menulis puisi. Ya, tetapi sulit untuk menemukan kata-kata yang cocok. 4. Responden 11, siswa yang mendapatkan nilai sedang. Ya, karena cukup menarik. Ya, karena membantu dalam menulis puisi.

113 Ya, tetapi terkadang sulit menemukan kata-kata. 5. Responden 22, siswa yang mendapatkan nilai rendah Ya, karena dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang sangat menarik Ya, karena dengan pembelajaran ini membantu menulis puisi. Ya, tetapi sulit menemukan kata yang cocok. 6. Responden 26, siswa yang mendapatkan nilai rendah Ya, karena agak menarik. Ya, karena membantu dalam menulis puisi. Ya, tetapi sangat sulit dalam memilih kata-kata.

114 DESKRIPSI HASIL WAWANCARA Wawancara dilakukan terhadap dua siswa yang mendapatkan nilai tinggi, dua siswa yang mendapatkan nilai rendah, dan dua siswa yang mendapatkan nilai sedang. Hasil wawancara terhadap dua siswa yang mendapatkan nilai tinggi dalam hasil tes menulis puisi menyatakan bahwa mereka sangat senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak mengalami kesulitan di dalam menulis puisi. Siswa merasa sangat senang dengan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Hasil wawancara dengan dua siswa yang mendapatkan nilai sedang menyatakan bahwa mereka sangat senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang dengan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Hasil wawancara terhadap dua siswa yang mendapatkan nilai rendah dari hasil tes menulis puisi menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang dengan media mengajar yang diterapkan oleh guru karena guru dalam menyampaikan materi mudah dimengerti.

115 Lampiran 5 Jurnal Siswa JURNAL SISWA SIKLUS I Pertanyaan 1. Bagaimana kesan Anda terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 2. Bagaimana kesan anda terhadap pembelajaran menulis puisi puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 3. Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? Jawab:

116 JURNAL SISWA SIKLUS II Pertanyaan 1. Bagaimana kesan Anda terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis puisi menggunakan rubrik Pengetahan majalah Rindang? 2. Bagaimana kesan anda terhadap pembelajaran menulis puisi puisi dengan menggunakan rubrik Pengetahuan majalah Rindang? 3. Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? Jawab:

117 REKAP JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II N O Aspek Jurnal Jurnal Siswa Persentase Peningkatan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II % 1. Kesan terhadap cara Guru mengajar di kelas Senang Tidak Senang % % % 8. 82% % % 2. Kesan terhadap media pembelajaran yang digunakan guru Senang Tidak Senang 3. Kesan terhadap materi yang disampaikan oleh guru % % 73.52% % 14.7% % Menarik Tidak menarik % 38.23% % % % %

118 DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS I Sebanyak 25 siswa atau % siswa senang terhadap cara guru mengajar di kelas, sedangkan yang tidak senang dengan cara guru mengajar sebanyak 7 siswa. Sebanyak 20 siswa dari total keseluruhan 34 siswa menyatakan sangat senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru, sedangkan yang tidak senang sebanyak % atau sebanyaak 14 siswa. Separuh lebih siswa menganggap materi yang disampaikan oleh guru menarik yaitu sebanyak 21 siswa, sedangkan yang menganggap kurang menarik sebanyak 13 siswa.

119 DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS II Sebanyak 31 siswa atau % siswa senang terhadap cara guru mengajar di kelas, sedangkan yang tidak senang dengan cara guru mengajar sebanyak 3 siswa. Sebanyak 25 siswa dari total keseluruhan 34 siswa menyatakan sangat senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru, sedangkan yang tidak senang sebanyak 20.58% atau sebanyaak 7 siswa. Separuh lebih siswa menganggap materi yang disampaikan oleh guru menarik yaitu sebanyak 26 siswa, sedangkan yang menganggap kurang menarik sebanyak 8 siswa.

120 Lampiran 6 lembar angket siswa Nama Lengkap : Nomor Urut : PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR ANGKET MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI 1. Siswa mengisi angket sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Siswa memberi tanda check ( ) pada pilihan jawaban. Pilihan jawaban : Ya Tidak No. Aspek Pilihan Jawaban Ya Tidak 1. Menurut saya pelajaran menulis sangat menyenangkan 2. Saya senang dan tertarik dengan pelajaran menulis puisi 3. Saya selalu menemukan ide dalam menulis puisi 4. Menggunakan rubrik pengetahuan majalah Rindang mudah dipahami 5. Penjelasan guru tentang menulis puisi sulit dipahami

121

122

123

124

125

126 Lampiran 7 Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian Dokumentasi Foto Prasiklus

127 Dokumentasi Foto Siklus I

128 Dokumentasi Foto Siklus II

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO Oleh: Sri Hartati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammasdiyah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Purwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsesia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK KATA KUNCI DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori di bawah ini diuraikan beberapa hal sebagai landasan penelitian, yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 40 Bandung, khususnya guru Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan peserta didik melalui proses pelatihan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR MELALUI TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 13 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Tri Winanci Nugraheni NIM : : Bahasa dan Sastra Indonesia

SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Tri Winanci Nugraheni NIM : : Bahasa dan Sastra Indonesia ii PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK KATA KUNCI MELALUI MEDIA FOTO SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL MUNAWAROH BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI THE REAL THINGS MEDIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TIPE TANDUR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 TALANG KABUPATEN TEGAL SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA Oleh: Imam Oktavianto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo imamoctav@gmail.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN 123 Lampiran 1 Lembar Pengamatan Si swa dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi No Perilaku Amatan Keterangan Skor 1. Keaktifan Siswa sangat aktif bertanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VII B MTS MA ARIF NU 02 BRUNO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Imron Kharis Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan penelusuran terhadap beberapa penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian

Lebih terperinci

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU Tauhidah Guru SMP Negeri 5 Sanggau tauhidahmasri@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Mujianto Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas II SD Negeri Tembok 02, yang merupakan SD yang terdapat di wilayah Kecamatan Limpung yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Agustina Sulis C.R Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Produktif

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs Oleh: Harisun Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo harisunnove@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting karena tidak hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Ahmad Taoziri Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Yani Kusmayani 1021.0473 DAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci