MATA KULIAH ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA KULIAH ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh"

Transkripsi

1 MATA KULIAH ETIK UMB ETIKET PERGAULAN Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Abstract Manajemen Panti Rahayu, SH, MH Etiket Pergaulan adalah cara seseorang berhubungan dengan orang lainnya dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial. Etiket Pergaulan memberikan kemudahan bagi seseorang untuk memasuki lingkungan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Memiliki kemampuan untuk bergaul ditengah-tengah komunitasnya sesuai dengan keadaan dan kemampuannya sehingga dapat diterima dengan baik di lungkungan sosialnya.

2 Etiket Pergaulan 1 A. PENGERTIAN PERGAULAN Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat <49>:13) Kalau kita bicara tentang pergaulan, maka yang umumnya kita pikirkan adalah hubungan persahabatan yang ada antara seseorang dengan orang lain. Kita jarang mengasosiasikan pergaulan dengan hubungan kerja. Dengan kata lain, kita umumnya memberikan pengertian yang berbeda kepada lingkungan-kerja dan lingkungan-pergaulan. Bagi mereka yang masih sekolah, kita pun seakan-akan membedakan antara lingkungan sekolah dengan lingkungan pergaulan. Semua ini menunjukkan bahwa orang lebih mengartikan "pergaulan" sebagai sesuatu yang lebih dekat dengan "bermain" daripada dengan sesuatu yang serius seperti "bekerja" atau "bersekolah". Sesungguhnya, pergaulan tidak dapat begitu saja dipisahkan dari pekerjaan maupun sekolah. Tidak jarang seseorang memilih teman bergaul yang juga sekaligus merupakan teman sekolah atau teman kerja. Tetapi, walaupun demikian, umumnya dapat dipahami bahwa bergaul tidaklah sama dengan bekerja atau bersekolah. Nyatalah bahwa orang membutuhkan pergaulan sebagai kegiatan ekstra di luar kegiatan-kegiatan yang bersifat serius. Kebutuhan manusia akan pergaulan, sebenarnya telah muncul sejak manusia masih sangat muda. Pada masa kecil, seorang anak bergaul dengan orang tuanya, dengan saudarasaudarnya, dan dengan teman-teman permainannya. Kadang-kadang ia juga bergaul dengan pembantu rumah tangganya, atau dengan siapa saja yang "dekat" dengannya. Dalam pergaulan ini, ia belajar tentang banyak hal. Ia belajar tentang hal-hal yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan. Ia juga belajar tentang hal-hal yang diharapkan orang lain dari padanya. Semua ini menunjukkan bahwa salah satu hal yang diberikan oleh pergaulan adalah: pelajaran tentang hidup bersama orang lain. Pelajaran tentang cara hidup bersama orang lain ini terus berlangsung ketika anak 2

3 mengganti lingkungan pergaulan. Dari lingkungan rumah ke lingkungan di luar rumah. Ketika ia mulai bersekolah, ia bergaul dengan lebih banyak orang. Pada jam-jam istirahat di sekolah, ia bergaul dengan teman-teman sekolahnya. Dan ada kemungkinan bahwa ia akan memilih satu atau beberapa teman sekolahnya sebagai teman-khusus, teman dekat, atau sahabat karib. Pada mulanya, teman-khusus ini adalah teman yang sejenis. Dengan temankhusus ini yang tidak selalu harus merupakan teman sekolah ia belajar lebih banyak hal lagi. Sejalan dengan perkembangan usianya, ia mungkin memiliki beberapa hal yang hanya bisa ia bicarakan dengan teman-khusus ini. Ia mungkin punya rahasia-rahasia yang hanya bisa ia ungkapkan kepada teman-khusus-nya, karena merasa kurang layak untuk ia ceritakan kepad orang tua atau saudara-saudaranya. Dengan makin bertambahnya usia seorang anak, makin banyak kebutuhan-kebutuhannya. Ia mulai memiliki kebutuhan untuk menyayangi orang lain dan merasakan kasih sayang orang lain. Ia pun tergerak untuk mencari teman khusus yang lebih istimewa lagi. Ia mulai mencari pacar. Ia mulai mengembangkan pergaulan khusus dengan pacarnya ini. Seperti pada tiap bentuk pergaulan, pergaulan dengan pacar ini pun mengajarkan sesuatu kepada dirinya. Ia belajar hal-hal yang diharapkan oleh seorang kekasih, ia belajar tentang rasa cemburu, belajar tentang konflik antara kepentingan pacar dengan kepentingan pribadi dan belajar tentang macam-macam hal yang lain. Kalau kemudian suatu waktu seseorang memutuskan untuk menikah, ia pun memasuki suatu lingkungan pergaulan yang lebih khusus lagi, yaitu lingkungan pergaulan suami-istri, dengan sejumlah pelajaran-pelajaran barunya. Sebagian besar dari pelajaran ini, akan sangat sulit dipahami apabila seseorang belum pernah mengikuti pelajaran dalam masa pacaran. Dan pelajaran semasa pacaran pun banyak yang sulit dipahami jika sebelumnya seseorang tidak lebih dahulu "menamatkan" pelajarannya dalam lingkungan pergaulan yang lebih dini. Hal-hal ini sebetulnya menjelaskan mengapa orang-orang yang kurang pergaulan, sering kali juga mengalami kesulitan dalam pacaran dan dalam hubungan perkawinannya. Jadi, jika seorang ingin sukses dalam pergaulan pada tingkat tertentu, haruslah ia lebih dahulu sukses dalam pergaulan di tingkat yang lebih awal. Dalam hal ini, lingkungan pergaulan suami-istri, dapatlah disamakan dengan pendidikan di tingkat Fakultas, sementara pergaulan semasa kanak-kanak dapat dianggap sebagai Sekolah Dasarnya. Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang 3

4 aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan- Nya. Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13) Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya. B. ETIKET DALAM PERGAULAN Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan 4

5 sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata karma dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan. Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umumnya sebagai berikut: 1.Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan. 2.Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan. 3.Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. 4.Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku. 5

6 Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangperlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. C. MANFAAT PERGAULAN Pergaulan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian,akhlak dan tingkah laku manusia. Seseorang akan terikut-ikut sifat sahabat-sahabatnya melalui pengaruh spiritual yang membuatnya mengikuti tingkah laku sahabatnya. Manusia merupakan makhluk sosial yang harus bergaul dengan orang lain dan menjadikan sebahagian diantara mereka sebagai sahabat. Apabila ia memilih bergaul dengan orang yang perilakunya jahat atau rusak akhlaknya maka sifat-sifatnya akan terpengaruh kepada sifat tersebut tanpa disadarinya dan memungkinkan ia terjerumus ke dalam jalan hidup mereka. Akan tetapi,jika dia memilih untuk bergaul dengan ahli iman,takwa, istiqamah dan makrifat kepada Allah,niscaya pada secara kebiasaannya dia akan melakukan jalan hidup yang sama.dia akan dapat belajar dari mereka akhlak yang lurus,iman yang kukuh,sifat sifat luhur dan makrifat kepada Allah. Dan ia akan terbebas dari perkara-perkara yang membawa dirinya kepada kemungkaran. Oleh sebab itu akhlak seseorang dapat diketahui dengan mengetahui siapa sahabat yang paling rapat dengannya.seorang penyair sufi mengatakan, Jika engkau berada dalam satu kaum,maka bergaulah dengan orang-orang yang terbaik.janganlah bergaul dengan orang-orang yang tercela.sehingga engkau terjerumus kedalam kehinaan.janganlah bertanya tentang sahabatnya sebab,setiap orang akan mengikuti sahabatnya. Di atas, telah disebutkan bahwa fungsi utama pergaulan adalah sarana belajar tentang kehidupan bersama. Melalui pergaulan orang belajar bagaimana cara hidup bersama orang lain. Kalau pergaulan dianggap sebagai tempat belajar, tentulah harus ada yang menjadi 6

7 gurunya. Ketika masih sangat kecil, dengan sendirinya orang dewasalah yang menjadi gurunya. Tetapi ketika seseorang menanjak remaja, dan pergaulan itu terjadi antara orangorang yang seusia, siapakah gurunya? Guru dalam suatu pergaulan adalah semua pengalaman yang terjadi di dalam pergaulan itu. Dan pengalaman yang akan terjadi, sangat tergantung pada semua pihak yang terlibat dalam pergaulan itu. Bila seorang anak kecil tidak pernah nakal, ia tidak akan belajar mengenai akibat dari kenakalannya. Kalau ia tidak pernah merengek, ia pun tidak akan merasakan dari rengekannya. Untuk mempelajari sesuatu melalui pengalaman, seseorang harus aktif mencoba melakukan sesuatu dan kemudian mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya. Karena guru adalah pengalaman, dan pengalaman akan tergantung pada inisiatif pelajaran, maka pelajaranlah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Ini berarti bahwa untuk bisa memetik sebanyak mungkin pelajaran, seseorang harus berani berinisiatif, atau dengan kata lain berani mengambil resiko. Dalam pacaran, seseorang harus berani mengambil resiko untuk mengatakan, "Aku CINTA kamu". Tanpa pernah berani mengatakan hal ini, ia tidak akan pernah tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kata-kata bertuah ini. Seseorang yang sudah berulang kali mengucapkan kata-kata ini biasanya menjadi sangat ahli. Ia akan tahu kapan saat yang tepat untuk mengatakannya, ia tahu bagaimana cara mengatakannya, dan ia juga tahu apa yang harus ia lakukan terhadap macam-macam kemungkinan jawabannya. Ia juga belajar untuk menafsirkan berbagai reaksi yang tidak langsung dari inisiatifnya ini, misalnya: Apa artinya kalau si calon pacar diam saja, apa artinya kalau si kekasih mengatakan, "Beri saya waktu untuk berpikir," dan apa pula artinya kalau jawaban yang diterima adalah, "Kita sebaiknya berteman aja deh," dan lain-lain. Singkatnya, untuk memetik pelajaran, seseorang harus berani mengambil resiko. Ada kalanya akibat yang ditimbulkan menyakitkan hati, tapi bagaimanapun juga resiko itu harus dijalani. Bayangkanlah saat-saat pertama seorang anak akan melangkahkah kaki. Ia takut, karena ia belum pernah. Kemudian ketika ia mencoba, ia jatuh. Sakit. Rasa sakit ini membuat ia ragu untuk mencoba kedua kalinya, tapi ia tahu bahwa kalau ia tidak mencoba, ia tidak pernah akan berhasil. Kita pun harus berbuat begitu. Mungkin pengalaman pacaran pertama sangat menyakitkan sehingga kita tidak berani mencoba untuk kedua kalinya. Tapi kalau kita mau mengambil resiko, barang kali kita kemudian seperti anak yang lalu jadi pandai berjalan akan menjadi ahli. D. HAMBATAN DALAM BERGAUL Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal yang perlu diingat: 7

8 Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan. Kemampuan di sini artinya bukan hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian anda, pada dasarnya anda punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang punya model kepribadian lain. Sah-sah saja kita menyimpulkan, misalanya saja: saya orangnya termasuk Melankolis yang introvert, pemikir dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Sanguinis yang ekstrovert, suka ngomong dan optimis. Saya orangnya termasuk Phlegmatis yang introvert, pengamat dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Koleris yang ekstrovert pelaku dan optimis. Dan lainnya. Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami kesusahan bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik. Ini adalah sebuah dalil mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung perbaikan kemampuan kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian kita. Sejumlah istilah ilmiah yang bisa kita temukan dalam buku-buku kepribadian itu mestinya kita gunakan untuk melihat sisi plus-minus agar kita bisa mengembangkan diri sejati kita (bukan jadi seperti orang lain). Sebab, apapun model kepribadian kita pasti ada sisi plus yang perlu kita kembangkan untuk memperbaiki hidup dan pasti pula ada sisi minus yang perlu kita kontrol agar tidak sampai merugikan atau membahayakan. Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku dalam pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan bagaimana kita menjaga hubungan itu (to maintain). Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang yang banyak ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada orang yang sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas. Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB (Unesco), akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki ketrampilan hidup (terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model kepribadian anda). Keempat pilar utama itu adalah: Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya. Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri, dan seterusnya 8

9 Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian kerja teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari ketrampilan hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini pasti tidak ada buku atau perpustakaan yang bisa mengungkap manfaat pergaulan karena saking banyaknya manfaat itu. Hambatan yang menyulitkan Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul, antara lain: 1. Arogansi tersembunyi Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada bentuk-bentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang lain lebih dulu dengan alasan untuk apa, menolak berjabat tangan lebih dulu, dan seterusnya. Meski ini adalah hak kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan yang lebih friendly. Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah terlalu pasif. Kita memang tidak memiliki alasan untuk apa yang bernada mengangkat diri kita di atas orang lain, tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak berjabat tangan lebih dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih dulu, dan seterusnya. Dua hal ini bisa mengganggu pergaulan. 2. Terlalu memikirkan diri sendiri Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain. Ketika sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda, bagaimana rambut anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan seterusnya. Atau juga jangan mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang lain menilai kostum saya, dan sejumlah bagaimana yang lain. Ini kerap bisa membuat konsentrasi anda bukan pada pembicaraan, tetapi kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikitsedikit melihat ke diri sendiri, mungkin anda akan kehilangan momen untuk menghangatkan suasana. Jadi, fokuskan pada bagaimana menciptakan suasana supaya bisa menjadi hidup, bukan memikirkan diri sendiri. 3. Terlalu banyak menilai orang lain (jugdmental) Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomor duakan itu. Atau juga, simpan dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu kelancaran usaha dalam membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah 9

10 kemampuan memunculkan asumsi bahwa semua orang itu punya sisi positif dan juga punya sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: Kalau Anda menginginkan orang yang sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup seorang diri dengan mengunci kamar 4. Terpenjara oleh pemahaman sempit dan mempersempit Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita sendiri. Ini biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial, status pendidikan, dan lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap kita jalankan. Kita merasa agak kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain almamater, lain status, dan seterusnya. Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan, ya hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya pemahaman yang sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak mempersempit kita. Tetapi karena kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia, akhirnya dunia kita menjadi sempit. 5. Masalah kejiwaan yang umum Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan, seperti misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat ngambek, sering terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang bisa kita baca dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu, ada satu kata kunci yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan cara mempraktikkan (learning by doing), belajar memperbaiki diri dari praktik yang kita lakukan. Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktikkan pergaulan. Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu tentang tip pergaulan tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi atau pengetahuan itu dibutuhkan pada saat Anda sedang mempraktikkan, bukan sedang memikirkan. Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampuradukkan antara pergaulan dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk orang tertentu pada keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban tertentu, terkadang bisa menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin memasarkan produk. Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan level keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa terganggu dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi sudah bicara menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus 10

11 melakukannya juga, tempuhlah cara yang paling asertif (sopan, tidak bernada memaksa, didukung dengan alasan yang kuat). E. SOLUSI HAMBATAN DALAM BERGAUL Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini, antara lain: 1. Melatih kepedulian Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan) pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain, memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau yang berbeda dengan mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda. Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain. 2. Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan menggunakan kaidah 5W+1H (what, where, who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan mengungkapkan, c) memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan. 3. Menghormati privacy orang lain Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui, tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalahmasalah yang sangat pribadi. Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik (diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan 11

12 ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suamiistrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi) 4. Lihat orang lain yang lebih berhasil Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar, yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana anda mengimbangi emosi orang lain. Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain. Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahuntahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak meng-ekstrim-kan sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing). 5. Tingkatkan prestasi Anda Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, keadaan atau Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif dan konstruktif. F. MENGGUNAKAN ETIKET DALAM KEHIDUPAN Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. 12

13 Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu memperhatikan etiket dalam melakukan suatu tindakan. Misalkan dalam berkomunikasi dengan seseorang, kita harus memperhatikan etika komunikasi yang baik. Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari : 1. Jujur tidak berbohong 2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan 3. Lapang dada dalam berkomunikasi 4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik 5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien 6. Tidak mudah emosi / emosional 7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog 8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan 9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan 10. Bertingkah laku yang baik Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik 1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan 2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara 3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut 4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum 5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar 6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara 7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon 8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara 9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi 10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara. 11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik. 12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri) 13. Dan lain sebagainya. 13

14 ETIKET PERGAULAN 2 1. Pergaulan Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan manusia yang terbesar adalah berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, untuk memahami dan dipahami. Jika kita tidak dimengerti, keinginan kita tidak diperhatikan, biasanya kita akan merasa sedih. Diperhatikan dan dipenuhinya keinginan kita merupakan suatu kesenangan (rasa senang). Kesenangan itu adalah perasaan yang kita rasakan atas olah pikiran kita, dan sering munculnya karena kita bergaul dengan banyak orang. Apa sih pergaulan itu? Pergaulan berasal dari kata dasar gaul. Dari kata dasar tersebut muncullah istilah anak gaul, warung gaul, bahasa gaul, dan seterusnya. Istilah ini begitu populer dan umum diketahui setiap orang. Apa arti kata gaul itu? Kebanyakan orang mengartikan kata gaul dengan kegiatan berteman dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama (Srijanti, dkk, 2006). Tempat melakukan kegiatan gaul tersebut biasanya adalah tempat-tempat yang santai, yang memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya. Jatuhlah pilihan tempat-tempat café dan mall, sebagai lokasi gaul. Itulah juga salah satu alasan mengapa semakin banyak saja jumlah café dan mall belakangan ini. Siapa yang perlu bergaul? Tua muda, pria wanita, dengan berbagai latar belakang perlu dan ingin bergaul. Namun, remaja dan orang muda adalah kelompok yang paling banyak melakukan (awal) pergaulan. Bergaul dengan orang lain, apakah itu kawan, kerabat, sahabat, ataupun orangorang yang baru kita kenal, bisa berarti banyak hal. Pergaulan diperlukan agar jejaring (networking) kita luas. Semakin luas jejaring yang kita ciptakan, semakin terbuka kesempatan masa depan terbentang di hadapan kita. Jika kesempatan masa depan terbentang, jalan kesuksesanpun terbuka. Hal terpenting dalam bergaulan adalah mencoba untuk memahami orang lain dan bersimpati dengan masalah-masalah mereka. Menurut Lakukanubtfire (2010), bergaul dengan orang lain yang bahagia dan seimbang biasanya lebih mudah; bergaul dengan orang yang sulit, yang mungkin tampak menarik dan dinamis, merupakan suatu tantangan. Kita perlu menerima tantangan jika ingin merasa berhasil. Hubungan yang harmonis memerlukan kemauan yang baik dan ketekunan. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan 14

15 jika sungguh-sungguh mencara keselarasan dan siap bergaul untuk menjalin hubungan baik. Memperhatikan pendapat Lakukanubtfire di atas, maka dalam pergaulan dibutuhkan keterampilan dalam menghadapi berbagai karakter orang dengan berbagai latar belakang. Semakin luas pergaulan kita, semakin luas jejaring kita hamparkan. Semakin luas jejaring yang kita miliki, semakin banyuak kesempatan terbukan di hadapan. Dan pada akhirnya, semakin besar kesuksesan dapat kita raih. Oleh karena itu, bagi mereka yang belum banyak bergaul mulailah lakukan kontak dengan orang lain. Bagi yang telah biasa bergaul, terus kembangkan pergaulan yang telah ada. Terus ciptakan kontak-kontak baru. 2. Manfaat Bergaul Dengan luasnya jejaring karena pergaulan yang luas, kita akan banyak mendapat keuntungan, selain manfaat profesional. Sebagai mahasiswa, jika kita mempunyai banyak teman, kita akan memiliki banyak narasumber untuk berdiskusi, atau sumber jika perlu meminjam catatan, buku, atau keperluan perkuliahan lainnya. Dengan banyak teman, kita mudah membentuk panitia kegiatan kampus. Kita akan mudah mendapatkan nomor kontak pembicara, sponsor, perusahaan catering, dan berbagai keperluan kepanitiaan lainnya. Semakin banyak teman bergaul, semakin mudah kita menjalani hidup. Tidak terkecuali mungkin dalam menemukan teman hidup! 3. Memulai Pergaulan Untuk memulai pergaulan, ada banyak cara. Saat ini banyak sekali media sosialita yang bisa kita manfaatkan. Facebook, twitter, dan berbagai piranti teknologi informasi lainnya dapat menghubungkan kita dengan banyak orang. Membuka pergaulan kita. Berkat media-media tersebut, semakin mudah kita terhubung dengan teman atau orang-orang baru maupun orang lama yang sudah lama tak bertemu. Melalui media tersebut kegiatan pertemuan, reuni, dapat lebih mudah diselenggarakan. Kita pun bisa membuat daftar nama teman-teman lama, misalnya teman ketika kita di tingkat Taman Kanak-Kanak, atau Sekolah Dasar? Tandai berapa banyak yang masih bisa dihubungi hingga saat ini. 4. Pengertian Etiket Intisari bergaul adalah kegiatan berteman dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama sehingga tercipta hubungan yang baik. Bagaimana bisa senang bersama-sama dan tercipta hubungan yang baik, jika masing-masing pihak menggunakan tatacara bergaul yang berbeda? Ada tata cara bergaul standar, yang dijadikan referensi umum, yaitu etiket. Etiket bergaul dari bahasa Perancis yang artinya aturan sopan santun dan tata cara pergaulan 15

16 yang baik antar manusia (Uno, 2005). Biasanya orang yang mengerti, menghayati, dan menerapkan etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaannya. Apa beda etiket dan etika? Etika diambil dari bahasa Latin ectic, yang berarti falsafah moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Sedangkan etiket adalah perangkat operasional, yang didasari etika. Sementara dalam bahasa Yunan, etika adalah ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat denga konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan (anonymous, 2008). Selanjutnya etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antar kelompok manusia yang berada dalam pergaulan. Etika dan etiket adalah hal penting dalam meningkatkan dan mengembangkan diri agar menjadi manusia yang andal. Etika dan etiket menjadi dasar utama yang bisa membuat orang memiliki kualitas diri yang prima, yang mengantarkan kesuksesan di berbagai segi kehidupan: kuliah, bekerja, bahkan berbangsa dan bernegara. Telah diketahui secara luas bahwa peran kecerdasan intelektual (Intellegent Quotient) pada kesuksesan seseorang maksimum sebanyak 20 persen. Bagian ini biasa dikenal sebagai hardskill. Porsi terbesar kesuksesan, yaitu minimal 80 persen, ditentukan oleh softskill-nya atau etikanya. Etika bersifat universal, sedangkat etiket dipengaruhi budaya dan adat-istiadat. 5. Etiket dalam Berkomunikasi Agar dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari dicapai komunikasi yang efektif, beberapa hal berikut merupakan etiket yang perlu menjadi perhatian. Berikut ini etiket dalam berkomunikasi mengikuti uraian Uno (2005). 1. Basa-basi Ketika bertemu orang baru atau teman lama namun telah cukup lama tidak saling bertemu, ada baiknya lakukan basa-basi sebagai pembuka. Basa basi diperlukan untuk mengantarkan kedua pihak yang berkomunikasi agar tune in di situasi yang sama. Resep berbasa-basi: bicarakan apa yang diminati lawan bicara cukup dimulai dengan sapaan hai, halo, selamat pagi.. plus senyum lihat situasi dan kondisinya, jika lawan bicara terganggu dengan kehadiran kita, sudahi basa basi. 2. Berkenalan Dalam rangka memperluas jejaring, kita perlu memperbanyak teman. Hubungan pertemanan atau persahabatan dimulai dengan perkenalan. Pertemuan pertama akan melahirkan kesan tertentu dan menjadi patokan utama penilaian orang terhadap kita. Kesan 16

17 pertama sukar untuk diulangi dan bisa melekat selama-lamanya, oleh karena itu berhatihatilah. Berikut tip-tip berkenalan: Ucapkan nama dengan jelas Lakukan kontak mata Jabat tangan dengan erat Kenalkan pria kepada wanita Wanita diperkenalkan kepada pria bila pria tersebut orangtua, guru, atau atasan Perkenalkan orang yang lebih tua/memiliki jabatan lebih tinggi kepada yang lebih muda 3. Membuat Janji Kegiatan yang begitu banyak, terutama pada orang-orang di kota besar, membuat kita perlu membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu orang lain agar pertemuan bisa terjadi dan berlangsung dalam suasana yang nyaman. Berikut tip-tip membuat janji: Jika janji dengan teman, sahabat, atau orang yang sudah dekat, janji bisa dibuat via telepon, sms, atau Janji via fax atau bentuk tertulis jika melalui sekretari Pastikan permintaan bertemu, diterima Sampaikan permintaan bertemu di jam kerja Jelas waktu dan tempat pertemuannya. 4. Menerima/menyampaikan Pesan Pesan dalam berkomunikasi di era digital ini dapat disampaikan melalui berbagai media, misalnya melalui komunikasi lisan (telepon), tulisan (sms, bbm, ). Berikut tip-tip menerima/menyampaikan pesan: Segera jawab pesan yang diterima (terutama pesan dari orang yang kita kenal) Gunakan bahasa yang singkat, namun jelas Pesan melalui telepon dari nomor yang tidak dikenal, boleh tidak dijawab (mungkin dari salesman yang menjual produk/jasa yang tidak kita minati). Jika penelepon memang ingin berbicara dengan kita, biarkan penelepon memperkenalkan diri terlebih dahulu (misalnya melalui sms). 6. Etiket sebagai Mahasiswa Mahasiswa dalam menjalani karir nya sebagai mahasiswa, perlu memahami etiket sebagai mahasiswa. Etiket ini menjadi aturan yang mengatur hubungan mahasiswa dalam kelompok manusia yang berada dalam pergaulan yang beradab. 1. Etiket di Kampus a. Dengan sesama teman - hargai mereka, seperti anda menghargai diri sendiri (agar mereka juga menhargai anda) 17

18 - saling sapa ketika bertemu - saling membantu ketika diperlukan b. Dengan Karyawan/Dosen Lakukan: - panggil mereka dengan sebutan Bapak, Ibu - sapa ketika bertemu (cukup dengan kata sapaan) Hindari: - menyebut diri aku - mengirim pesan tertulis dengan bahasa alay c. Lingkungan Kampus - Jaga kebersihan, kerapihan, dan keindahan kampus - gunakan pakaian (termasuk alas kaki) rapi ala mahasiswa 2. Etiket di Tempat Umum Berikut ini adalah beberapa tips bagaimana sebaiknya kita berlaku ketika berada di tempat umum: a. Sikap duduk Sikap duduk mempengaruhi penilaian orang lain terhadap kita, juga berpengaruh terhadap kesehatan diri sendiri. Lakukan: Duduk tegak, miring atau segaris dengan kedua kaki merapat Letakkan tas di samping kiri kursi atau di belakang sandaran kursi b. Menggunakan ponsel Ponsel sudah merupakan benda wajib yang selalu bersama kita. Berikut hal-hal yang perlu diketahui agar berponsel mengasyikkan dan tidak mengundang masalah. Lakukan: Terapkan sopan santun sepertin menggunakan telapon biasa Gunakan seperlunya, untuk hal-hal penting saja Gunakan sms bila pembicaraan tidak indin didengar orang lain, atau untuk memperkenalkan siapa anda sebelum menelepon Menyingkir dari ruangan bila ada panggilan ketika berada pada acara formal Hindari: Mengobrol atau bergosip, apalagi dengan suara keras Menghidupkan ponsel pada acara formal Pinjam ponsel orang lain c. Berdiri dan berjalan Cara berdiri dan berjalan kita berpengaruh pada kesehatan dan menunjang keberhasilan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. 18

19 Lakukan: Berdiri dengan posisi tegak Tarik bahu agar tidak menutup Kembangkan dada dan bagian perut tertari ke dalam Atur posisi kaki yang nyaman untuk menopang tubuh (untuk wanita: kaki merapat, tumit rapat, kedua telapak kaki sebelah depat terbuka, membentuk segitiga, pria: usahakan lebar kedua kaki tidak melebihi bahu) Ayunkan kaki dengan wajar, tidak terlalu lebar atau terlalu sempit Arahkan pandangan mata ke depan Hindari: Berjalan cepat ketika bersama orang lain Menyeret langkah atau berjingkat-jingkat Bolak-balik menunduk d. Berpeluk cium saat berjabat tangan Peluk cium saat berjabat tangan pertanda kedekatan hubungan. Namun tidak semua orang terbiasa dengan hal itu. Lakukan: Sebelum melakukan, perhatikan bahasa tubuhnya, jika canggung jangan lakukan peluk cium Inisiatif peluk cium lebih baik dari yang lebih tua/senior Hindari: Langsung menghapus noda lipstik yang ditinggalkan (seandainya ada) Menunjukkan air muka bingung, panika ketika dipelukcium e. Bersikap di depan umum Berjalan di trotoar - berjalan di sisi kiri - kalau mau mendahului orang di depan, bergerak dari sisi kanannya - pria berjalan di sisi yang melindungi wanita Saat menyeberang, pria membuka jalan/melindungi wanita Saat naik turun tangga - pria naik lebih dulu atau sejajar dengan wanita - pria turun di belakang atau sejajar dengan wanita Menggunakan lift - tunggu di samping, beri jalan bagi yang akan keluar - saat masuk maupun keluar lift, wanita terlebih dulu - bergerak merapat ke dinding atau ke belakang saat memasuki 19

20 lift - bila anda berdiri dekat tombol, tanya tujuan penumpang lain dan bantu tekan tombol lantai yang mereka tuju - mendekat ke pintu jika hampir sampai lantai yang dituju Berkendaraan di jalan raya - jangan buang sampah sembarangan - patuhi rambu lalu lintas - berhenti di belakang lampu lalu lintas saat menyala merah 7. Etiket seorang Sarjana Setelah kita menyelesaikan studi, tentunya kita akan menjadi seorang profesional. Entah menjadi pengusaha atau pegawai. Mengikuti uraian Uno (2005), berikut ini adalah etiket di dunia kerja, lebih khusus ketika kita menjadi pengawa. 1. Melamar Pekerjaan Lakukan: Promosikan diri dengan jujur Paparkan kemampuan dan prestasi anda Cantumkan dalam CV: data pribadi, pendidikan formal dan non-formal, pengalaman berorganisasi dan hobi Bentuk surat lamaran dan CV yang menarik perhatian Hindari: Salah ketik/eja, nama orang/alamat Berbohong atas data/informasi yang disampaikan 2. Menghadapi Wawancara Datang sebelum waktu yang ditentukan, agar bisa menenangkan diri, merapikan penampilan, dan melakukan persiapan lainnya Pastikan anda rapi, bersih, dan segar Berpakaian dan memakai asesori yang simpel Masuk ruangan dengan tenang dan wajar. Sikap wajar adalah kunci sukses memenangkan hati pewawancara Tersenyum dengan ramah dan sopan Ucapkan salam dan jangan duduk sebelum dipersilakan Tunjukkan rasa percaya diri melalui bahasa tubuh (kontak mata, ekspresi, gerakan tangan, posisi duduk tegak, cara berjalan) Bertanya, jika ada pertanyaan yang anda tidak mengerti agar jawaban yang anda berikan tepat 20

21 Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan katakan bahwa anda menunggu jawaban mereka 3. Menjadi Karyawan Baru Ikuti peraturan dan kebiasaan yang berlaku Bekerja dengan sungguh-sungguh Sesuaikan penampilan dengan keadaan sekitar Jalin pertemanan 4. Membina Hubungan dengan Rekan Kerja Junjung tatakrama Berteman dengan banyak orang, pria maupun wanita Sampaikan pandangan atau kritik terhadap pekerjaan rekan anda secara obyektif Boleh memberi nasehat atas curahan teman, tapi anda tidak harus memecahkan masalahnya Hormati beda pendapat Daftar Pustaka 1. Artiningrum, Primi, Ir, M.Arch dkk, 2013, Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Jakarta. 2. Jesisca, blogger. 21

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI ETIKA DALAM BERKOMONIKASI PENGERTIAN ETIKA Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu

Lebih terperinci

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN ETIK UMB Modul ke: PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Fakultas FEB Syahlan A. Sume, SE. MM Program Studi MANAJEMEN PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Hal-hal yang perlu diketahui dalam pengembangan wawasan

Lebih terperinci

ETIKA DAN ETIKET DALAM KOMUNIKASI

ETIKA DAN ETIKET DALAM KOMUNIKASI ETIKA DAN ETIKET DALAM KOMUNIKASI 2014 PENGENALAN ETIKA Etika (falsafah moral) daya intelek manusia yang membolehkan mereka menggunakan taakulan bagi perkara yang berkaitan dengan kehidupan mereka seharian

Lebih terperinci

Modul ke: Etik UMB. Etiket Pergaulan - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

Modul ke: Etik UMB. Etiket Pergaulan - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU. Modul ke: Etik UMB Etiket Pergaulan - 1 Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU www.mercubuana.ac.id Etiket Pergaulan-1 Etik UMB Abstract:Dalam berinteraksi dengan orang lain, diperlukan

Lebih terperinci

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. ETIK UMB Modul ke: ETIKET PERGAULAN Fakultas Psikologi NANDANG SOLIHIN, M.Pd Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN ETIKA Pengertian Etika (Etimologi), berasaldaribahasa Yunani adalah

Lebih terperinci

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI. ETIK UMB Modul ke: ETIKA PERGAULAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AA PENGERTIAN ETIKA Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah

Lebih terperinci

BAB 10 ETIKET PERGAULAN

BAB 10 ETIKET PERGAULAN BAB 10 ETIKET PERGAULAN Modul ke: 10 Fakultas Program Studi Mengapa dipelajari? Sebagai makhluk sosial manusia perlu berinteraksi, bergaul dengan orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, diperlukan

Lebih terperinci

1. Manfaat Pergaulan 2. Memulai Pergaulan 3. Pengertian etiket 4. Etiket dalam Berkomunikasi 5. Etiket sebagai mahasiswa 6. Etiket Seorang Sarjana

1. Manfaat Pergaulan 2. Memulai Pergaulan 3. Pengertian etiket 4. Etiket dalam Berkomunikasi 5. Etiket sebagai mahasiswa 6. Etiket Seorang Sarjana ETIKET PERGAULAN Modul ke: 10 Udjiani Fakultas PSIKOLOGI 1. Manfaat Pergaulan 2. Memulai Pergaulan 3. Pengertian etiket 4. Etiket dalam Berkomunikasi 5. Etiket sebagai mahasiswa 6. Etiket Seorang Sarjana

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint Etik UMB

Template Standar Powerpoint Etik UMB Modul ke: Template Standar Powerpoint Etik UMB Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Cecep Winata Program Studi

Lebih terperinci

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket ETIKA PERGAULAN REMAJA Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) A. Pendahuluan Dalam pergaulan antar manusia, baik di kampung lebih-lebih pada forum internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Etika kerja pada perusahaan sangat berperan penting dalam menjalankan arus kerja karyawan di dalam kantor. Etika kerja ini bermaksud agar para karyawan menjalankan pekerjaannya secara

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS I. PENGERTIAN A. ETIKA YUNANI ETHOS KEBIASAAN/KESUSILAAN INGGRIS ETHIS ETIKA Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban

Lebih terperinci

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011 PERSIAPAN KKN PPM Persiapan Fisik - Perlengkapan - Kesehatan Persiapan Mental - Kesiapan dgn kondisi & lingkungan baru Langkah Awal Mencari Posko Bersama DPL menemui kepala desa Posko sebaiknya Nyaman

Lebih terperinci

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara Tips Menghadapi Wawancara Di bawah ini diberikan 5 artikel/tulisan yang terkait dengan tips & trick menghadapi wawancara kerja (artikel ini kami edit agar relatif mudah difahami). Semoga 5 artikel ini

Lebih terperinci

INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA. Disampaikan dalam : PEMBEKALAN PKPM 2016 Bandar Lampung, Juli 2016

INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA. Disampaikan dalam : PEMBEKALAN PKPM 2016 Bandar Lampung, Juli 2016 INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA ETIKA BERMASYARAKAT Disampaikan dalam : PEMBEKALAN PKPM 2016 Bandar Lampung, 18 20 Juli 2016 Muprihan Thaib, S.Sos., M.M. Dosen Tetap Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Modul ke: 11 ETIK UMB Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER AFIYATI SSi., MT. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Materi 11 Etiket Pribadi ETIKA & ETIKET Pengertian ETIKA Dari segi etimologis, etika berasal dari

Lebih terperinci

4 Temperamen Manusia

4 Temperamen Manusia 4 Temperamen Manusia Seseorang tidak mungkin seorang koleris murni, terkadang dipengaruhi juga oleh sifat melankolis sehingga temperamennya menjadi koleris-melankolis Di sisi lain seorang phlegmatis seringkali

Lebih terperinci

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ETIKA DAN ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM FORUM ILMIAH 2012

BAB I PENDAHULUAN ETIKA DAN ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM FORUM ILMIAH 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Forum ilmiah merupakan suatu kegiatan yang lazim dilakukan oleh mahasiswa dalam dunia ilmiahnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan mengenai informasi ilmiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B & 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia ini kaya akan keberagaman (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan sebagainya yang menjadikan kita

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. Mata Kuliah ETIK UMB. Panti Rahayu, SH, MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

KOMUNIKASI EFEKTIF. Mata Kuliah ETIK UMB. Panti Rahayu, SH, MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Mata Kuliah ETIK UMB KOMUNIKASI EFEKTIF Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN http://www.mercubuana.ac.id Jika Saya kembali ke kuliah, saya akan berkonsentrasi

Lebih terperinci

Standar Penampilan Pribadi.

Standar Penampilan Pribadi. Standar Penampilan Pribadi Standar dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang disepakati Sedangkan penampilan pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri seseorang maupun organisasi

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU Trisnawati, Ilmi muyasaroh Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004 Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004 Pengantar Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh

Lebih terperinci

Kuliah Umum TE-UAD. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T.

Kuliah Umum TE-UAD. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T. Kuliah Umum Semester Gasal 2010/2011 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan Kamis, Pernyataan 1. Jumlah angkatan kerja banyak tetapi jumlah kebutuhan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA DENGAN LEBIH BAIK ERIK HADI SAPUTRA 1 BELAJAR MENGENALI DIRI ANDA MEMERLUKAN SATU SIFAT YANG SANGAT PENTING : KEJUJURAN 2 CITRA DIRI 1. CITRA TUBUH SOSOK YANG NYATA. KONKRET

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,

Lebih terperinci

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik PERSONAL GROOMING 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik Apa yang ditangkap oleh customer,adalah sebuah persepsi yang ia anggap adalah benar dan akan melekat di benaknya kemudian mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial

Lebih terperinci

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* Etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan perkataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 06Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Kesalahan Etiket Profesional Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Pengertian Etiket Hubungan Etika, Etiket, dan Norma

Lebih terperinci

Workbook. Menggali Rahasia Sukses. copyright, Menjadi Pengusaha.com

Workbook. Menggali Rahasia Sukses. copyright,  Menjadi Pengusaha.com Workbook Menggali Rahasia Sukses copyright, www.sukses Menjadi Pengusaha.com 1 Reprint and Redistribution Rights Workbook ini beserta seluruh isinya adalah Kekayaan Intelektual milik www.suksesmenjadipengusaha.com.

Lebih terperinci

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA Pengertian Etika,Etiket dan Moral Etika berasal dari kata ethicus(latin) dan dalam bhs Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan, norma-norma,nilai-nilai, kaidah-kaidah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 dan ke-2

Pertemuan ke-1 dan ke-2 Pertemuan ke-1 dan ke-2 ETIKET dan ETIKA Etiket berasa dari bahasa Perancis (Sopan santun). Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan pada cara-cara yang sopan, misalnya ; cara berpakaian, cara

Lebih terperinci

Mengenal Etika dan Etiket di Tempat Kerja Lestari Wuryanti, S.E., M.M.

Mengenal Etika dan Etiket di Tempat Kerja Lestari Wuryanti, S.E., M.M. Mengenal Etika dan Etiket di Tempat Kerja Lestari Wuryanti, S.E., M.M. Pra-Magang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malahayati 2016 Hakekat manusia selalu ingin dihargai, baik secara kodrat, harkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Etiket Pergaulan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Pengertian Macam-macam Etika Norma dan Kaidah Etiket

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM Disusun oleh : NURMA YUSNITA,AMK NIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARATU PRODI S1 KEPERAWATAN 2017 Jalan Kaswari Nomor 10 A-D Sukajadi Pekanbaru Telp/Fax (0761)24586

Lebih terperinci

Peluang. Penawaran. Menjelaskan lebih detil Siapa dan Kemampuan Anda serta kesesuaiannya dg kebutuhan Perusahaan

Peluang. Penawaran. Menjelaskan lebih detil Siapa dan Kemampuan Anda serta kesesuaiannya dg kebutuhan Perusahaan Wawancara Kerja Peluang Penawaran Menjelaskan lebih detil Siapa dan Kemampuan Anda serta kesesuaiannya dg kebutuhan Perusahaan Tujuan Wawancara Kerja Untuk mengetahui kepribadian pelamar Mencari informasi

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Asertif menurut Corey (2007) adalah ekspresi langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa

Lebih terperinci

Identifikasi Masalah Siswa

Identifikasi Masalah Siswa Identifikasi Masalah Siswa SERI : SMA / MA Disusun oleh : Andori, S.Pd.,Kons. JALAN JEND. GATOT SUBROTO PEMALANG 52319 2009 PETUNJUK PENGISIAN. Instrumen IMS ini bukanlah sebuah tes ataupun ujian, melainkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau bermasyarakat,sebagai nilai aturan yang

etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau bermasyarakat,sebagai nilai aturan yang ETIKA PROFESI etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau bermasyarakat,sebagai nilai aturan yang telah disepakati bersama, dihormati, wajib dipatuhidan ditaati.norma moral tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN A. Upaya Guru dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Siswa di SMA N 1 Kajen Dalam pembentukan kecerdasan emosional

Lebih terperinci

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI. Modul ke: ETIKA PROFESI Etika dan Etiket dalam Humas Fakultas 01ILMU KOMUNIKASI Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT Frenia T.A.D.S.Nababan frenia.nababan@gmail.com @thefr3y 08158320406 Bagian Isi Penjelasan

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Komunikasi Efektif Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Menjadi Pendengar Yang Baik Kekuatan Kata-kata

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 1 Hasil Validitas dan Reliabilitas VALIDITAS KONSEP DIRI NO Item VALIDITAS KETERANGAN 1. 0.410 Diterima 2. 0.416 Diterima 3. 0.680 Diterima 4. 0.421 Diterima 5. 0.174 Ditolak 6. 0.474 Diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB II PENGALAMAN KOMUNIKASI PADA HUBUNGAN PERNIKAHAN DENGAN PRIA YANG BERUSIA LEBIH MUDA DALAM BUDAYA PATRIARKI

BAB II PENGALAMAN KOMUNIKASI PADA HUBUNGAN PERNIKAHAN DENGAN PRIA YANG BERUSIA LEBIH MUDA DALAM BUDAYA PATRIARKI BAB II PENGALAMAN KOMUNIKASI PADA HUBUNGAN PERNIKAHAN DENGAN PRIA YANG BERUSIA LEBIH MUDA DALAM BUDAYA PATRIARKI Pada bab ini, peneliti menjelaskan pola komunikasi pada hubungan pernikahan dengan pria

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, pola interaksi sosial antar individu dalam hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Perilaku asertif adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati Tulisan Joshua Harris ini sangat menarik karena menyingkirkan semua pemikiran yang keliru dalam benak para jomblo pada umumnya. Prinsip-prinsip yang dituliskan ini akan membuat para jomblo pria maupun

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

PROFESI. A. Pengertian Profesi

PROFESI. A. Pengertian Profesi PROFESI A. Pengertian Profesi Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan. Fenomena tersebut,

Lebih terperinci

LANGKAH AWAL KKN DI DESA ETIKA DAN MORAL PERGAULAN DI MASYARAKAT. LANGKAH AWAL KKN DI DESA (lanjt) 12/11/2015

LANGKAH AWAL KKN DI DESA ETIKA DAN MORAL PERGAULAN DI MASYARAKAT. LANGKAH AWAL KKN DI DESA (lanjt) 12/11/2015 ETIKA DAN MORAL PERGAULAN DI MASYARAKAT BP-KKN Unila 2015 LANGKAH AWAL KKN DI DESA LANGKAH AWAL KKN DI DESA (lanjt) Mencari Posko Bersama DPL menemui kepala desa Posko sebaiknya Nyaman Aman Di tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB 8 PENGEMBANGAN WAWASAN

BAB 8 PENGEMBANGAN WAWASAN BAB 8 PENGEMBANGAN WAWASAN Modul ke: 08 Mengapa dipelajari? Agar kita tidak melakukan perilaku korup dalam hidup, beretiket dan mempunyai semangat karakter sukses. Fakultas Program Studi RINA KURNIAWATI,

Lebih terperinci

BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169

BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169 BAB IX PERGAULAN SEHAT Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169 Tahapan Belajar 1. Cari dan bacalah berbagai informasi tentang konsep dan prinsip pergaulan yang sehat antarremaja dan perlunya waspada

Lebih terperinci

Pengertian Etika. Memahami, mengerti, dan menjelaskan profesi, tata laku, dan etika berprofesi di bidang teknologi informasi

Pengertian Etika. Memahami, mengerti, dan menjelaskan profesi, tata laku, dan etika berprofesi di bidang teknologi informasi Pengertian Etika Memahami, mengerti, dan menjelaskan profesi, tata laku, dan etika berprofesi di bidang teknologi informasi Refrensi : http://asyilla.wordpress.com/2007/06/30/pengertian-etika/ http://y0un13.blogspot.com/2006/03/etika-profesi-dan-tanggung-jawab.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b. LAMPIRAN 80 Lampiran 2 : Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Tabel 4.13 Penjelasan Item-Item Alat Ukur Personal Style Inventory Tipe Kepribadian No item Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Dimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tren hidup masyarakat modern. Di Indonesia, budaya samen leven dianggap

BAB I PENDAHULUAN. tren hidup masyarakat modern. Di Indonesia, budaya samen leven dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang wanita dan pria hidup bersama tanpa ikatan pernikahan (samen leven) menjadi fenomena yang sudah biasa yang sulit diberantas. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada

Lebih terperinci

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan PENERAPAN ETIKET A. ETIKET BERTELEPON PERSIAPAN... 1. Tekan nomor telepon yang tepat 2. Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan 4. Siapkan alat alat pendukung 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Lebih terperinci