DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA"

Transkripsi

1 DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

2 Pengertian Etika,Etiket dan Moral Etika berasal dari kata ethicus(latin) dan dalam bhs Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan, norma-norma,nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Etiket berasal dari kata etiquette (Perancis) Yang berarti kartu undangan. Moral :Ajaran baik dan buruk atau pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab dan berakhlak.

3 Kata moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berarti aturan kesusilaan. Moral di golongkan menjadi dua macam: 1. Moral murni: Moral ini terdapat pada setiap manusia sbg manifestasi atau pengejawantahan dari pancaran ilahi. Moral ini biasa disebut hati nurani. 2. Moral terapan: Moral yg diperoleh dari berbagai ajaran seperti agama, filosofis, dan adat.

4 Jenis-jenis Norma 1. Norma sopan santun: Nilai-nilai atau ukuran budi pekerti, tingkah laku yg halus dan baik. 2. Norma hukum merupakan peraturan yg dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yg dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak. 3. Norma Moral: Nilai-nilai mengenai moral.norma moral mengandung norma-norma sbb: Norma agama dan Norma susila

5 Selain beberapa contoh etika kepegawaian tersebut di atas, terdapat norma dan etika pegawai lain yang harus di lakukan, yaitu : 1. Bertugas dengan penuh tanggung jawab dan semangat tinggi. 2. Berprilaku dengan berbahasa sesuai dengan jabatan yang di miliki. 3. Taat, setia (loyal), penuh ke percayaan, menjaga nama baik perusahaan, kantor/tempat dinas. 4. Mendukung dan membela idiologi negara Pancasila, UUD 1945, kebijaksanaan pemerintah. 5. Karyawan harus melakukan permberitahuan yang tidak bekerja. 6. Pegawai harus menjaga, mempertahankan, dan membela keamanan dan rahasia perusahaan dan rahasia jabatan. 7. Pegawai tidak menerima bingkisan yang berkaitan dengan jasa kepegawaian sacara berlebih-lebihan. 8. Pegawai harus berlaku rajin, sopan, berkelakuan baik, dan menghindari pemogokan.

6 Pelaksanaan norma dalam kehidupan sehari-hari Seseorang akan sukses bergaul bila melaksanakan pergaulan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dari perilaku seseorang dapat disimpulkan kepribadiannya. Salah satu syarat yang terpenting dalam pergaulan adalah kesopanan, kejujuran dan tidak bersifat kurangajar

7 Hal-hal yang harus diperhatikan agar tampil menarik dan berkepribadian,yaitu 1. Make up yang sederhana,tata rias yang serasi. 2. Gunakan parfum yang lembut 3. Kuku tangan harus terawat baik 4. Sepatu dengan model yang sopan 5. Mengenakan pakaian dengan model dan warna yang serasi dan sesuai dengan situasi 6. Mengenakan perhiasan yang sederhana

8 Hal lain yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut: 1. Mengingat nama 2. Memberikan keterangan 3. Tamu-tamu pribadi 4. Melaksanakan kerjasama antara orang-orang dikantor

9 Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat bekerjasama dengan baik 1. Menghormati kepentingan orang lain 2. Menghormati pendapat orang lain 3. Mengusahakan segala kemampuan untuk kepentingan bersama 4. Menghormati ambisi orang lain 5. Berusaha Untuk Dapat Berkompromi Dengan Orang Lain

10 Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang tercermin dari tindakan dan ucapannya Menurut Carl Gustaf Jung (Swiss) menggolongkan tipe kepribadian sebagai berikut : a) Kepribadian rasional b) Kepribadian intuitif c) Kepribadian emosional d) Kepribadian sensitif Berdasarkan respon terhadap lingkungan a) Kepribadian ekstrovert b) Kepribadian introvert c) Kepribadian ambivert

11 Ciri lahiriah kepribadian dapat dikenali dari hal-hal sbb: 1. Sikap badan ketika ia duduk, berjalan dan berbicara. 2. Sikap bersih dan rapih dalam berpenampilan 3. Sikap luwes dalam berkomunikasi 4. Penampilan berbusana yg rapih dan serasi 5. Hasil pekerjaan sangat memuaskan 6. Sikap mental religius, bermoral,dan patuh kepada peraturan,dll

12 Etika Kepegawaian Etika kepegawaian atau etika jabatan merupakan norma2, nilai2, kaidah2, ukuran yg diterima dan di taati oleh pegawai berupa peraturan2 atau hal2 yg sudah merupakan kebiasaan baik dan dianggap setiap pegawai sudah mengetahui dan melaksanakannya.

13 Contoh etika kepegawaian di kantor: 1. Perkenalan 2. Ucapan salam 3. Urusan-urusan pribadi 4. Loyalitas 5. Ikut memikirkan orang lain

14 Selain beberapa contoh etika kepegawaian tersebut di atas, terdapat norma dan etika pegawai lain yang harus dilakukan, yaitu : 1. bertugas dengan penuh tanggung jawab dan semangat tinggi. 2. Berprilaku dan berbahasa sesuai dengan jabatan yang di miliki. 3. Taan. Setia (loyal), penuh kepercayaan, menjaga nama baik perusahaan, kantor/tempat dinas. 4. Mendukung dan membela idiologi negara Pancasila, UUD 1945, kebijakan pemerintah. 5. Karyawan harus melakukan pemberitahuan jika tidak bekerja. 6. Pegawai harus menjaga, mempertahankan dan membela keamanan dan rahasia perusahaan dan rahasia jabatan. 7. Pegewai tidak menerima bingkisan yang berkaitan dengan jasa ke pegawaian secara berlebih-lebihan. 8. Pegawai harus berlaku rajin, sopan, berkelakuan baik, dan menghindari pemogokan.

15 Garis besar etiket kantor a. Etiket berbicara b. Etiket merokok c. Etiket minum d. Etiket makan e. Etiket kamar kecil f. Etiket kantin g. Etiket di ruang kerja

16 Perlunya memelihara lingtkungan kantor a. Etiket di tempat parkir b. Etiket taman kantor

17 Etiket penerimaan tamu di kantor a. Bersikap lah ramah terhadap tamu. Bila anda sedang berkerja, berdiri sejenak untuk menyambut nya. Hormatilah tamu tanpa membedakan (tanpa pandang bulu). b. Tanyakan lah maksud kedatangan nya, hendak menemui siapa, jika orang yang di maksud tamu berada di tempat lain, berikanlah keterangan dengan sejelas-jelas nya, tempat yang harus di tuju oleh tamu. c. Bila orang yang di tuju sedang ada keperluan dan tamu bermaksud menunggu, usahakan tamu menunggu dengan tenang, berilah surat kabar atau majalah. d. Biasanya di kantor-kantor ada petugas khusus untuk menerima tamu atau menerima telepon yang biasa di sebut resepsionis. Tamu yang datang terlebih dahulu mengisi formulir, sehingga mempermudah tugas resepsionis untuk menghubung kan tamu dengan orang yang di tuju oleh tamu.

18 Etiket dalam surat menyurat Agar komunikasi melalui surat lebih efektif dan dapat memperlancar proses komunikasi, sebaiknya kedua belah pihak memperhatikan tata cara penulisa atau pembuatan surat, yaitu : a. Isi surat harus jelas maksudnya. b. Gunakan bahasa yang baik, sopan dan benar. c. Tulis atau ketiklah surat dengan rapi, agar si penerima surat tertarik dan berkesan pada waktu membaca nya. d. Sedapat mungkin hindari kesalahan. e. Usahakan menggunakan alat tulis menulis yang baik.

19 5. Etiket pelayanan surat menyurat dan kearsipan 6. Etiket tata cara bertelepon

POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT. Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014

POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT. Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014 POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp.

Lebih terperinci

RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015

RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015 RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam MENIMBANG diubah dan disesuaikan dengan adanya

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini. MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

rutinitas dan enggan berpikir tentang hal-hal yang baru. Semua itu dibentuk oleh mindset kita.

rutinitas dan enggan berpikir tentang hal-hal yang baru. Semua itu dibentuk oleh mindset kita. Banyak Entrepreneur yg tidak menyadari bahwa dunia ini penuh dgn perubahan dan mereka tdk boleh duduk-duduk enak melewati hidup dari keuntungan tanpa kewaspadaan. Manusia merasakan perubahan, tetapi manusia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daftar Isi Daftar Lampiran Halaman i v xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Maksud dan Tujuan 2 1. Maksud 2 2. Tujuan 2 C.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang. yang sangat penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang. yang sangat penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Guru dan Orang Tua 1. Pengertian Guru dan Orang Tua a. Pengertian Guru Guru atau disebut juga dengan tenaga kependidikan adalah; anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

Lebih terperinci

Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja

Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja Organisasi Kerjasama Pelatihan Internasional Jepang Kata Pengantar Program Praktek Kerja di Jepang merupakan program penerimaan pekerja-pekerja muda

Lebih terperinci

VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK. A. Pengertian. B. Rekrutmen Peserta Didik. 1. Pendaftaran. 2. Syarat-syarat Pendaftaran

VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK. A. Pengertian. B. Rekrutmen Peserta Didik. 1. Pendaftaran. 2. Syarat-syarat Pendaftaran VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK A. Pengertian Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang

Lebih terperinci

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku April 1, 2013 Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Sulzer 1/12 Sulzer berkomitmen dan mewajibkan para karyawannya untuk menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam suatu organisasi hal yang paling penting yang perlu diperhatikan adalah sumber daya manuisa yang menjadi pendukung utama tercapai tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT 2011 0 Daftar Isi Bab I. 2 PENDAHULUAN 2 Latar Belakang 2 Landasan Penyusunan Code of Conduct... 3 Visi dan Misi Perusahaan... 3 Tata Nilai Perusahaan... 3 Maksud,

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU. Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang

PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU. Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT Sarana

Lebih terperinci

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Tinjauan umum kebijakan dan pengarahan etika, memandu hubungan kerja di antara kita, dan hubungan bisnis dengan Pemangku Kepentingan. Edisi 2 10 Februari 2011 Daftar Isi 2 Sambutan Komisaris Utama 4 Sambutan

Lebih terperinci

CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI

CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI BANDUNG TAHUN 2012 CONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Tingkat Pendidikan Orang Tua. terlebih dahulu akan dijelaskan tentang apa pengertian dari pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Tingkat Pendidikan Orang Tua. terlebih dahulu akan dijelaskan tentang apa pengertian dari pendidikan. BAB II KAJIAN TEORI A. TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA 1. Pengertian Tingkat Pendidikan Orang Tua Sebelum menjelaskan tentang pengertian tingkat pendidikan orang tua, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi 1. Prinsip- prinsip Kerangka Kerja Hukum dan Gambaran Umum Hak akan informasi dikenal sebagai hak asasi manusia yang mendasar, baik di dalam hukum internasional

Lebih terperinci

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Pernyataan Prinsip: Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan hormat di tempat kerja 3M. Dihormati berarti diperlakukan secara jujur dan profesional dengan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2 KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK. Strategic Governance Policy. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Bab 2 KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK. Strategic Governance Policy. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bab 2 KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Kebijakan Strategik Tata Kelola Perusahaan Perum LKBN ANTARA Hal. 7 Bagian Kedua KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK II.1. Kebijakan GCG ANTARA ANTARA

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA Pedoman Perilaku Mahasiswa UAJY merupakan pedoman sikap dan tingkah laku yang wajib diikuti oleh mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang

Lebih terperinci

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Konvensi Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) SEKTOR JASA PENDIDIKAN LAINNYA BIDANG JASA PENDIDIKAN BAHASA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNTUK KEPARIWISATAAN (SUB BIDANG TATA GRAHA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM). Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang ada di tempat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

Buku Ajar Public Speaking

Buku Ajar Public Speaking 1 2 3 4 BAB I RUANG LINGKUP KEGIATAN PUBLIC SPEAKING Deskripsi singkat :kuliah ini memberi gambaran tentang bagaimana menyusun konsep-konsep pembicaraan publik dengan memadukan seni, teknik, dan keterampilan

Lebih terperinci

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan I. Kesetiaan 1 Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku dan perbuatan. 2 Selalu menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa mengutamakan

Lebih terperinci

BENTUK PELAYANAN PRIMA YANG MUNGKIN MENJADI HARAPAN MASYARAKAT DI SEBUAH RUMAH SAKIT UMUM. Oleh Drs. Helmy Ali, MM (Widyaiswara Madya BKPP Aceh)

BENTUK PELAYANAN PRIMA YANG MUNGKIN MENJADI HARAPAN MASYARAKAT DI SEBUAH RUMAH SAKIT UMUM. Oleh Drs. Helmy Ali, MM (Widyaiswara Madya BKPP Aceh) BENTUK PELAYANAN PRIMA YANG MUNGKIN MENJADI HARAPAN MASYARAKAT DI SEBUAH RUMAH SAKIT UMUM Oleh Drs. Helmy Ali, MM (Widyaiswara Madya BKPP Aceh) A. Pendahuluan Didalam kehidupan sehari-hari, kita selalu

Lebih terperinci

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 1 STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 SKRIPSI OLEH: PUTRI ARUMINGTYAS NIM : K 2402529 Skripsi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

Lebih terperinci